Download - Alergi obat (GG)
Dr. Rahmatini M. KesBagian Farmakologi & Terapi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
ALERGI OBATDEFINISI :
Respon abnormal seseorang terhadap
bahan obat atau metabolitnya melalui
reaksi imunologi ( hipersensitivitas) yang terjadi selama atau setelah
pemakaian obat.
Adverse Drug Reaction (ADR) Alergi obat masuk kedalam penggolongan (adverse drug reaction), yang meliputi :
toksisitas efek samping idiosinkrasi intoleransi
DEFINISIToksisitas obat adalah efek obat
berhubungan dengan kelebihan dosis
Efek samping obat adalah efek obat selain khasiat utama yang timbul karena sifat farmakologi obat atau interaksi dengan obat lain dalam dosis terapi
DEFINISIIdiosinkrasi adalah reaksi obat yang tidak
lazim, yang tidak diharapkan dengan penyebab yang tidak diketahui dan relatif jarang terjadi.
Intoleransi adalah reaksi terhadap obat bukan karena sifat farmakologi, timbul karena proses non imunologi.
Alergi obat adalah respon abnormal terhadap obat atau metabolitnya melalui reaksi imunologi.
ADVERSE DRUG REACTIONDapat diperkirakan : Intoksikasi Efek samping Interaksi obat
Tidak Dapat diperkirakan : Alergi Intoleransi Idiosinkrasi
Alergi ObatReaksi sistem pertahanan tubuh yang berlebihan terhadap obat Terjadi karena Rx imunologik• Tidak dapat diperkirakan sebelumnya• Tidak tergantung dosis• Terjadi pada sebagian kecil penderita• Rx dari ringan (eritema) s/d paling berat (Anaphylactic Shock)
Sifat-sifat Rx alergi : • Terdapat tenggang waktu antara kontak pertama
dengan timbul efek• Dapat terjadi pada kontak ulangan walau dosis
kecil• Rx dapat hilang bila obat dihentikan• Gejala yang terjadi ditandai sebagai Rx
imunologik (Rash, serum sickness, anafilaksis, asma, utikaria, angioedema)
Mekanisme terjadinya alergiTipe I (immediate, IgE mediated)Tipe II (cytotoxic)Tipe III (immune complex, mediated)Tipe IV (delayed cell mediated-Tcell mediated
cytolysis)
Tipe I (immediate, IgE mediated) contoh :Rx anafilaktik : terjadi interaksi antara antigen dan antibodiES : berupa urtikaria, rinitis, asma bronkial, angioedema dan anafilaktik syok. Obat penyebab (Penisilin, streptomisin, )
ALLERGEN IgESYNTHESIS
MAST CELLDEGRANUL
Mediator LOCAL ANAPHYLAXIS
ALLERGIC RHINITS
ASTHMA
ATOPIC.ECZEMAURTICARIA
FOOD ALLERGY
Reaksi Hipersensitivitas Tipe 1Reaksi Hipersensitivitas Tipe 1
Tipe II (Citotoxic)Interaksi antara antibodi IgG, IgM atau IgA
dalam sirkulasi dengan obat, membentuk kompleks yang akan menyebabkan sel lisis, misalnya :
Trombositopenia karena kinidin, kina, digitoksin dan rifampisin
Anemia hemolitik karena pemberian penisilin, sefalosporin, rifampisin, kinin dan kinidin
Tipe III (immune complex, mediated)
Interaksi antara antibodi IgG dengan antigen dalam sirkulasi, komplek yang terbentuk melekat pada jaringan dan menyebabkan kerusakan endotel kapiler.
Manifestasi berupa : demam, artritis, urtikaria dan ruam
Rx ini dikenal dengan serum sickness, karena umumnya muncul setelah penyuntikan serum asing (ex :ATS)
Tipe IV (delayed cell mediated-Tcell mediated cytolysis)
Rx dengan media sel, yaitu sensitisasi limposit T oleh komplek antigen-hapten-protein yang baru menimbulkan Rx setelah kontak dengan suatu antigen yang menyebabkan inflamasi.
Misal : Dermatitis kontak yang disebabkan salep
anestesi lokal atau antibiotik .
Etiologi Alergi obat yang terbanyak melalui tipe I dan tipe IV. Penyebab alergi terbanyak adalah golongan penisilin, sulfa, salisilat, dan pirazolon. asam mefenamat, luminal, fenotiazin, fenergan, dilantin, tridion. dll
Alergi obat tergantung dari berat molekul. Obat dengan BM kecil tidak dapat langsung merangsang sistem imun bila tidak bergabung dengan bahan lain untuk menimbulkan alergi, yang disebut sebagai hapten.
Sebagian kecil obat mempunyai BM besar seperti insulin, antisera, bersifat sangat imunogenik dapat langsung merangsang sistem imun tubuh.
GEJALA KLINISGejala klinis alergi obat sangat bervariasi dan tidak spesifik . Satu macam obat dapat menimbulkan berbagai gejala pada seseorang, dan berbeda dengan orang lain, dari ringan sampai berat. Demam, Penyakit jaringan ikat Sistemik lupus eritematosus (SLE) Erupsi kulit merupakan gejala klinis yang paling sering,dapat berupa gatal, urtika, purpura, dermatitis kontak, reaksi fotosensifitas, dermatitis eksfoliatif, dan Sindroma Steven Johnson.
Urtikaria
Dermatitis medikamentosa
Sindroma Steven Johnson
Anafilaksis
merupakan reaksi alergi sistemik yang berat, dapat menyebabkan kematian, terjadi secara tiba-tiba sesudah terpapar oleh alergen atau pencetus lainnya
The causes of anaphylaxis
0
5
10
15
20
25
30
35
Perc
ent o
f Cas
es
Food Drug/Bio Sting Allergen Exercise IdiopathicGolden DBK, Patterns of anaphylaxis: Acute & late phase features of allergic reactions. In Anaphylaxis. Novartis foundation 2004: 103
Onset time of reaction in insect venom anaphylaxis. (from Lockey et al 1988, with permission)
0
10
20
30
40
50
60
Perc
ent o
f Pat
ient
s (N
=201
3)
0-10 11-20 21-40 41-60 61-120 >120Onset of Reaction (minutes)
Golden DBK, Patterns of anaphylaxis: Acute & late phase features of allergic reactions. In Anaphylaxis. Novartis foundation 2004: 105
Gejala & Tanda Anafilaksis Berdasarkan Organ Sasaran
SistemUmumProdromal
Pernapasan- Hidung- Larings
- Lidah- Bronkus
Kardiovaskular
Gastrointestinal
Kulit
Mata
Susunan saraf pusat
Gejala dan Tanda
Lesu, lemah, rasa tak enak yang sukar dilukiskan,rasa tak enak di dada & perut, rasa gatal di hidung& palatum
Hidung gatal, bersin, & tersumbatRasa tercekik, suara serak, sesak napas, stridor, edema, spasmeEdemaBatuk, sesak, mengi, spasme
Pingsan, sinkop, palpitasi, takikardia, hipotensisampai syok, aritmia. Kelainan EKG : gelombang T datar, terbalik, atau tanda infark miokard
Disfagia, mual, muntah, kolik, diare yang kadang disertai darah, peristaltik usus meninggi
Urtika, angioedema di bibir, muka atau ekstremitas
Gatal, lakrimasi
Gelisah, kejang
Sebelum Memberikan Obat
1. Apakah indikasi memberikan obat
2. Adakah riwayat alergi obat sebelumnya
3. Apakah pasien mempunyai risiko alergi
obat
4. Apakah obat perlu diuji kulit dulu
5. Adakah pengobatan pencegahan untuk
mengurangi reaksi alergi
Strategi
Bila mungkin obat diberikan secara oral
Sesudah memberikan suntikan pasien harus selalu diobservasi
Beritahu pasien kemungkinan reaksi yang terjadi
Sediakan obat/alat untuk mengatasi keadaan darurat
REFERENSI
1.Farmakologi dan terapi FKUI2.Goodman & Gilman’s : The pharmacological Basis of Therapeutics3.Farmakologi klinik dan Farmakoterapi FK UGM
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak Q S 108:1