Download - adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.id
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Usia Remaja
1. Pengertian
Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak
dan masa dewasa, merupakan waktu kematangan fisik, kognitif, sosial, dan
emosional yang cepat pada anak laki-laki untuk mempersiapkan diri
menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,
masa remaja terduru daru tiga subfase, yaitu: masa remaja awal usia 11-14
tahun, masa remaja pertengahan usia 15-17 tahun, dan mas remaja akhir
usia 18-20 tahun (Wong, D.L., 2008)
Potter (2005), remaja atau adolesens adalah periode perkembangan
selama individu mengalami perubahan dari masa kanak- kanak menuju
masa dewasa, Istilah adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis
individu, ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin
terjadi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah remaja merupakan masa
peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang mengalami banyak
perubahan baik fisik maupun psikologis.
2. Perkembangan pada Masa Remaja
a. Perkembangan Biologis
Perubahan fisik pada pubertas tertama merupakan hasil aktivitas
hormonal dibawah pengaruh sistem saraf pusat,walaupun semua aspek
fungsi fisiologis berinteraksi secara bersama-sama, dari mulai perubahan
hormonal saat pubertas yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis
anteriorsebagai respon terhadap stimulus dari hipotalamus, kematangan
seksual, pertumbuhan fisik, dan yang terakhir perubahan fisiologis
(fungsi tubuh) sebagai respon terhadap perubahan selama pubertas
6
7
b. Perkembangan Psikososial
Teori psikososial tradisional mengangap bahwa krisis
perkembangan pada remaja menghasilkan terbentuknya identitas, tetapi
pada masa remaja, mereka mulai melihat diriya sebagai individu yang
lain, dimana pada awal pubertas mereka dihadapkan pada krisis identitas
kelompok versus pengasingan diri, fase selanjutnya individu berharap
untuk memperoleh otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas
diri, dan identitas kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan
pembentukan identitas pribadi.
c. Perkembangan Kognitif
Pada tahap ini remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan
aktual, yang merupakan ciri berpikir konkret, mereka juga
memperhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi pada masa
depan. Remaja sekarang mampu berpikir tentang pikiran mereka sendiri
dan pikiran orang lain, mereka ingin tahu pendapat orang lain tentang
mereka sehingga remaja mulai mampu membedakan antara pikiran
orang lain dengan pikiran mereka dan dengan kemampuan tersebut
remaja lebih mudah menerima orang lain dari budaya yang berbeda.
d. Perkembangan Moral
Prinsip yang diberikan oleh orang lain terhadap remaja tidak akan
dilaksanakan sesuai dengan kehendak orang lain, tetapi mereka akan
mengganti seperangkat moral dan nilai sesuai dengan keinginan mereka,
dan ketika prinsip yang lama ditentang dan nilai baru dan mandiri
mereka belum muncul, maka remaja akan mencari peraturan moral yang
memelihara integritas pribadi mereka dan membimbing tingkah laku
mereka, terutama dalam menghadapi tekanan yang kuat untuk
melanggar keyakinan yang lama.
8
e. Perkembangan Spiritual
Remaja mungkin menolak aktivitas ibadah yang formal tetapi
mereka melakukan ibadah secara individual dengan privasi dalam kamar
mereka sendiri. Mereka mungkin memerlukan eksplorasi terhadap
konsep keberadaan tuhan, membandingkan agama mereka dengan
agama orang lain, sehingga dapat menyebabkan mereka
mempertanyakan kepercayaan mereka sendiri, tetapi pada akhirnya akan
menimbulkan penguatan terhadap spiritual mereka sendiri
f. Perkembangan Sosial
Remaja menginginkan kematangan penuh pada diri mereka,
sehingga mereka ingin membebaskan diri dari dominasi keluarga dan
menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang orangtua,
dimana mereka ingin bebas tapi takut untuk mencoba memahami
tanggung jawab yang terkait kemandirian mereka. Penerimaan oleh
teman sebaya, beberapa teman dekat, dan jaminan rasa cinta dari
keluarga yang mendukung, merupakan syarat-syarat untuk proses
kematangan interpersonal (Wong, D.L., 2008).
3. Tugas Perkembangan Remaja
a. Memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara
lebih dewasa dengan teman sebaya dengan berbeda jenis kelamin
b. Memperoleh peranan social
c. Menerima keadaan tubuhnya dan menggunakan secara efektif
d. Memperoleh kebebasan emosionalnya dari orang tua
e. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri
sendiri
9
f. Memiliki dan mempersiapkan diri untuk perkawinan dan
kehidupan berkeluarga
g. Mengembangkan dan membentuk konsep-konsep moral
Salah satu tugas perkembangan remaja adalah memperoleh
peranan social sehingga remaja harus mampu berpikir secara lebih
dewasa dan rasional, serta memiliki pertimbangan yang lebih matang
tetapi pada umumnya remaja belum mencapai kematangan, jadi para
remaja awal dalam menilai benar atau salah terhadap sekitarnya masih
dipengaruhi oleh egosentris, sehingga perlu mendapatkan perhatian
khusus dalam kehidupannya terutama pendidikan dan salah satunya
cara menilai tingkat keberhasilan remaja dalam memenuhi tugas
perkembangannya adalah dengan prestasi belajar disekolah (Rumini,
S. dan Siti, S., 2004).
B. Prestasi Belajar
1. Belajar
a. Pengertian
Belajar adalah bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dengan perubahan perilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar
adalah kegiatan yang diharapkan akan membawa perubahan pada diri seseorang
yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, dan
tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan (Sunaryo, 2004).
Belajar adalah usaha memperoleh hal baru dalam tingkah laku
(pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, dan nilai-nilai) dengan aktivitas
kejiwaan sendiri. Pernyataan tersebut tampak jelas bahwa sifat khas dari proses
belajar adalah memperoleh sesuatu yang baru yang dahulu belum ada, sekarang
ada diketahui, yang semula belum diketahui, sekarang diketahui, yang dahulu
belum mengerti, sekarang dimengerti (Notoatmojo,2003). Dijelaskan bahwa
10
belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada
organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia
dengan dunia luar dan hidup bermasyarakat (Notoatmojo, 2007).
Beberapa definisi belajar diatas dapat dirumuskan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku akibat dari adanya interaksi dari stimulus dan respon
akibat interaksi antara manusia (individu) dengan lingkungannya, sehingga
memperoleh sesuatu yang baru, baik sesuatu itu yamg bersifat baik maupun
sesuatu yang jelek.
b. Ciri-ciri kegiatan belajar
Kegiatan belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
Seseorang dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan dari yang
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat
mengerjakan sesuatu. Belajar mempunyai ciri-ciri,yaitu (Notoatmojo, 2007):
1) Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri
individu tersebut, baik aktual maupaun potensial.
2) Perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku
untuk waktu yang relatif lama.
3) Perubahan itu terjadi karena usaha, bukan karena proses kematangan.
c. Konsep Proses Belajar
Pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku yang berasal dari
pengalaman. Hargenhahn dalam Reilly (2002), memandang pembelajaran
sebagai suatu proses yang menjembatani perilaku dan tindakan sebagai variabel
intervensi antara pengalaman tertentu dan perubahan perilaku, yang
digambarkan sebagai berikut:
11
Skema 2.1 proses perubahan perilaku
Hargenhahn dalam reilly (2002:21)
Skema tersebut menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu
perubahan perilaku yang dihasilkan dari pengalaman. Ide mengenai pengalaman
pada semua konsep belajar sangat penting karena dapat membedakan perubahan
dalam perilaku yang mungkin merupakan hasil dari pendewasaan atau
pegubahan struktur dan fungsi pada setiap komponen individu (Reilly, 2002).
Teori proses belajar dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok besar,
yakni teori stimulus-respon yang kurang memperhatikan faktor internal dan
teori transformasi yang memperhitungkan faktor internal. Teori stimulus-respon
ini apa yang terjadi pada diri subjek belajar merupakan rahasia atau biasa
disebut ‘black box’. Belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan
mengabungkan tanggapan dengan jalan mengulang-ulang.
Tanggapan tersebut diperoleh melalui pemberian stimulus atau rangsangan.
Teori transformasi yang berlandaskan pada psikologi kognitif seperti yang
dirumuskan oleh Neisser, bahwa proses belajar adalah transformasi dari
masukan (input). Kemudian input tersebut direduksi, diuraikan, disimpan,
ditemukan kembali, dan dimanfaatkan.
Para ahli psikologi kognitif menggunakan faktor eksternal dan internal
dalam mengembangkan teorinya. Mereka berpendapat bahwa kegiatan belajar
merupakan proses yang bersifat internal yang dipengaruhi oleh faktor eksternal,
seperti metode pembelajaran atau pengajaran.
Pengalaman Pembelajaran Perubahan tingkah
laku
12
Proses belajar tersebut dapat digambarkan
Faktor eksternal
Faktor internal
Skema 2.2 faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi peristiwa belajar
(Sumber Notoatmojo, 2007:41)
d. Proses kegiatan belajar
Belajar adalah suatu proses yang terdiri dari masukan (input) dan hasil
(output). Input berupa subjek belajar, sasaran belajar, atau individu itu
sendiri yang memiliki latar belakang bermacam-macam, sedangkan output
berupa hasil belajar yang terdiri kemampuan baru yang dapat mengubah
pada diri subjek belajar (Sunaryo,2004). Belajar merupakan suatu system
yang terdapat yang terdiri dari input, output dan proses. Proses belajar
dikelompokan menjadi beberapa factor, factor pertama materi atau hal yang
dipelajari, factor kedua lingkungan yang dibagi menjadi dua yaitu
lingkungan fisik dan lingkungan social, pertama lingkungan fisik yaitu yang
antara lain terdiri dari suhu, kelembaban udara, dan kondisi tempat belajar.
Lingkungan social yaitu manusia dengan segala interaksinya serta
representasinya seperti keramaian atau kegaduhan, lalu lintas, pasar, dan
sebagainya. Faktor ketiga instrumental yang terdiri dari perangkat keras
(hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat- alat peraga, dan perangkat
Persentuhan
(contigultg)
Repetisi
(Repetition)
Penguat
(reinforcement)
Peristiwa belajar
Fakta informasi
(Factual
information)
Ketrampilan
intelektual
(Intellectual
skill)
Strategi-
strategi
(Strategies)
13
lunak (software) seperti kurikulum (dalam pendidikan formal), pengajar
atau fasilitator belajar serta metode belajar mengajar. Factor keempat,
kondisi individual subjek belajar yang dibedakan kedalam kondisi fisiologis
seperti kekurangan gizi, dan kondisi panca indera (terutama pendengaran
dan penglihatan). Kondisi psikologis seperti intelegensi, pengamatan, daya
tangkap, ingatan, motivasi, dan lain sebagainya.
Proses kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut:
Skema 2.3 Proses belajar dan factor- factor yang mempengaruhinya.
(Notoatmojo, 2007:50)
e. Factor-Factor yang Mempengaruhi Belajar
Berhasil atau tidaknya belajar tergantung pada berbagai macam factor.
Adapun factor- factor itu dapat dibedakan menjadi 2 golongan (Purwanto
Ngalim, 2007):
1) Factor individual
Factor individual adalah factor yang nada pada diri organisme atau
seseorang itu sendiri, seperti:
Fasilias
belajar
Bahan
ajar
Input (subyek
belajar)
metode Alat bantu
Proses belajar Output (hasil
belajar)
14
a) Factor kematangan atau pertumbuhan
Proses belajar harus memperhatikan kematangan atau tingkat
pertumbuhan dari pembelajar atau subjek, sebagai contoh kita tidak
dapat mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk
dibangku sekolah menengah pertama, dikarenakan pertumbuhan
mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran itu.
b) Factor kecerdasan atau intelejensi
Taraf kecerdasan juga turut memegang peranan penting dalam
kebehasilan belajar, faktanya menunjukan bahwa, meskipun anak yang
berumur 14 tahun keatas pada umumnya telah matang untuk belajar
ilmu pasti, tetapi tidak semua anak pandai dalam ilmu tersebut.
c) Factor latihan
Semakin sering latihan atau mengulangi sesuatu, maka
kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki individu tersebut akan
semakin dikuasai, sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman
yang telah dimilikinya dapat menjadi berkurang atau hilang.
d) Factor motivasi
Motivasi merupakan pendprong bagi suatu organisme (individu)
untuk melakukan sesuatu, sehingga seseorang tidak mungkin berusaha
mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia mengetahui
seberapa penting dan manfaat yang akan dicapai dari belajarnya.
e) Factor pribadi
Setiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadian masing-masing
yang berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Sifat-sifat kepribadian yang ada sedikit banyaknya berperan dalam
hasil belajarnya, seperti factor fisik kesehatan, sifat keras hati,
berkemauan keras, tekun dalam usahanya, dan sebagainya.
15
2) Factor social
Factor social adalah factor yang ada diluar individu meliputi:
a) Factor keluarga
Suasana dan keadaan keluarga yang beraneka macam turut
menentukan keberhasilan belajar remaja, termasuk ada tidaknya
fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar
b) Guru dan mengajar
Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengtahuan yang
dimiliki guru, dan cara guru itu mengajar anak didiknya turut
menentukan hasil belajar yang dapat dicapai anak.
c) Factor alat atau fasilitas pelajaran
Alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar,
dapat membantu dan mempermudah guru (pendidik) dalam proses
belajar mengajar disekolah.
d) Factor motivasi social
Motivasi social dapat timbul pada orang lain di sekitarnya,
seperti teman-teman sekolahnya, tetangga, dan saudara dekat.
Motivasi social ini dapat membangkitkan hasrat dan dorongan
untuk belajar lebih baik. Anak dapat menyadari apa gunanya
belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu.
e) Faktor lingkungan dan kesempatan
Factor lingkungan disini seperti jarak antara rumah dan
sekolah, jika jarak antara rumah dan sekolah jauh yang
memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan
kelelahan pada anak. Untuk factor kesempatan seperti anak tidak
dapat belajar dengan baik dan tidak dapat meningkatkan
16
belajarnya, akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh
pekerjaan dan pengaruh lingkungan yang buruk.
2. Prestasi belajar
a. Pengertian
Prestasi dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam bahasa Indonesia
menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi dalam literature selalu
dihubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh (Robert
M. Gagne dalam Djiwandono, 2002), bahwa dalam setiap proses akan selalu
terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar
(achievement) seseorang.
Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan
dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi
pelajaran tertentu. Prestasi Belajar adalah proses verbal dari fakta ataupun
proses tingkah laku secara phisik yang berupa memori atau ingatan yang
bersifat mentalistik, ia juga menambahkan, hasil belajar adalah proses
hubungan antara guru-siswa di dalam kelas yang membawa implikasi
terhadap pengembangan diri siswa secara bebas, pembentukan memori
(ingatan) pada siswa, dan pembentukan pemahaman pada siswa. Prestasi
belajar adalah: kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa
dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga
aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi
kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam
ketiga kriteria tersebut (Supadi, 2007).
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat
memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes
17
tertentu. Proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses
belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan
tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan, maka
perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor
yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri
anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan
sebagainya.
1) Faktor Intern
Faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang
dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi,
bakat, minat dan motivasi
a) Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan atau intelegensi adalah factor yang sangat
mempengaruhi belajar dan juga hasil belajar, apabila intelegensi rendah,
prestasi belajarnya juga rendah.
b) Bakat
Seseorang yang tidak berbakat akan mempengaruhi hasil belajar
yang akan dicapai. Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki
seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan
apa yang dikemukakan oleh Purwanto ngalim bahwa “bakat dalam hal
ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti
kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu. Bakat
18
adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk
dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang
nyata.Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan
tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.
Pendapat yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa tumbuhnya
keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang
dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses
belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting
dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang
guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang
tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak
tersebut.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Minat
adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik
pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang
itu. minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. Minat adalah suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah
bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan
pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan
disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah
19
minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa
diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.
Minat membaca yang merupakan salah satu minat belajar yang
mempengaruhi prestasi belajar. Salah satu tempat disekolah yang
menyediakan bahan bacaan adalah perpustakaan. Apabila seseorang
mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus
berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat
tercapai
d) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal
tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk
melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah
bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian
pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil
jika mempunyai motivasi untuk belajar. Motivasi adalah segala daya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah
menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan
sesuatu. Perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi
instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri
seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan
sesuatu pekerjaan belajar., sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan
dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang
menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang
diberikan oleh seorang guru harus dengan segala kemampuan yang ada
untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Adanya
dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan
mengapa ia menekuni pelajaran. Membangkitkan motivasi kepada
20
mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak
sendiri dan belajar secara aktif.
2). Faktor Ekstern
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang
sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman,
keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh
lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan
paksaan kepada individu.
a) Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga adalah lembaga
pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya
untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar
yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam
keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara
aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari
luar yang menambah motivasi untuk belajar. Keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah
anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan,
sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah
sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup
keagamaan. Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan
dimulai dari keluarga. Sekolah merupakan pendidikan lanjutan.
Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal
memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai
pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan
21
kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh
perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian
orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak
dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat
dan keadaan yang baik untuk belajar.
b) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena
itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang
lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi: kurikulum, guru/ pengajar,
sarana dan fasilitas, administrasi/ manajemen. Apabila hubungan siswa
dengan keadaan sekolah kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil
belajarnya.
c) Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar anak ada
dua yaitu: lingkungan social dan lingkungan alam. Lingkungan social
adalah dari orang tua, lingkungan masyarakat seperti teman sebaya
dan tetangga juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan
pendidikan. Karena lingkungan masyarakat dapat menimbulkan
kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Jika
anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka
anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila
anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang
berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
Lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak
22
akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada
( Purwanto, Ngalim., 2007).
c. Ranah Hasil Belajar
Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni
untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid,
misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang
dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir catur wulan dan
sebagainya.
Hasil belajar yang dimaksudkan adalah dalam pengertian yang terakhir,
yaitu tes terakhir catur wulan. Oleh karena itu proposisi yang dipakai adalah
sebagai berikut:
1) Hasil belajar murid merupakan ukuran keberhasilan guru dengan
anggapan bahwa fungsi penting guru dalam mengajar adalah untuk
meningkatkan prestasi belajar murid
2) Hasil belajar murid mengukur apa yang telah dicapai murid
3) Hasil belajar (achievement) itu sendiri dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di
pondok pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi
pelajaran tertentu.
Pada umumnya, untuk menilai hasil belajar murid, guru dapat
menggunakan bermacam-macam “achievement test,” seperti “oral test,”
“essay test” dan “objective test” atau “short-answer test”. Sedangkan
untuk nilai proses belajar dan hasil belajar murid yang bersifat keterampilan
(skill), tidak dapat dipergunakan hanya dengan tes tertulis atau lisan, tapi
harus dengan ‘performance test’ yang bersifat praktek.
23
Gagne dalam Djiwandono (2002), hasil belajar dimasukkan dalam lima
kategori yaitu: informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan
kognitif, sikap, keterampilan motorik.
Bloom dalam Djiwandono (2002), mengklasifikasi hasil belajar dalam
tiga ranah yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective
domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain).
1) Ranah kognitif Hasil belajar terdiri dari enam kategori yaitu:
pengetahuan meliputi ingatan akan hal- hal yang pernah dipelajari
dan disimpan dalam ingatan, yang dapat digali bila dibutuhkan,
pemahaman meliputi kemampuan menangkap maksud dari mata
pelajaran, penerapan meliputi kemampuan untuk menggunakan
suatu metode, analisis meliputi kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana, sintesis meliputi
kemampuan untuk membuat suatu yang baru dengan
menggabungkan bagian yang saling terhubung secara bersama-
sama dan evaluasi meliputi kemampuan untuk mempertimbangkan
nilai berdasarkan criteria tertentu yang disertai
pertanggungjawaban.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan meliputi kesediaan siswa untuk memperhatikan
rangsangan atau stimulasi yang ada, partisipasi bukan hanya dilihat
dari kehadiran tetapi juga dari keaktifan dalam kegiatan dan yang
menekankan persetujuan tanpa protes, penilaian meliputi
kemampuan dalam menilai yang dinyatakan dengan suatu tindakan
atau perkataan, organisasi meliputi kemampuan dalam
menyelesaikan konflik dengan perbedaan nilai dan membentuk
suatu system nilai yang konsisten dan pembentukan pola hidup
meliputi kemampuan individu dalam menghayati nilai kehidupan
24
dan menjadi penggangan hidup.
3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan tujuh aspek, yakni persepsi
meliputi kemampuan untuk melihat perbedaan pada masing-
masing stimulus berdasarkan pada cirinya, kesiapan meliputi
kemampuan untuk menyiapkan dirinya jika ingin melakukan suatu
kegiatan, gerakan terbimbing meliputi kemampuan untuk
melakukan gerakan sesuai contoh yang diberikan, gerakan yang
terbiasa meliputi kemampuan melakukan gerakan secara lancar
tanpa memperhatikan contoh, gerakan yang kompleks meliputi
kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan secara tepat
dan efisien, penyesuaian pola gerakan meliputi kemampuan untuk
menyesuaikan gerakan sesuai dengan persyaratan, kreativitas
meliputi kemampuan untuk membuat gerakan baru berdasarkan
inisiatif sendiri.
d. Pengukuran prestasi belajar
Pengukuran yang dilakukan dengan memberikan skor yang
dilanjutkan dengan penilaian, penskoran adalah langkah awal dalam
mengolah hasil pekerjaan siswa dan merupakan pengubahan jawaban-
jawaban tes menjadi angka-angka, atau dengan istilah kita mengadakan
kuantifikasi. Penilaian adalah ubahan dari skor, dan sudah dijadikan satu
dengan skor-skor lain serta telah disesuaikan pengaturannya dengan
standar tertentu (Djiwandono, 2002).
Standar yang dipakai oleh sekolah adalah standar yang sudah
ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan
menggunakan kurikulum berbasis kompetensi, dimana unsur pentingnya
adalah partisipasi masyarakat, tranparansi dan akuntabilitas public. Atas
dasar itu, laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dibuat sebagai
pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada orang tua, komite sekolah,
25
masyarakat dan instansi terkait lainnya. Laporan tersebut merupakan
sarana komunikasi dan kerjasama antara sekolah, orang tua, dan
masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik
maupun pengembangan sekolah.
Pelaporan hasil belajar hendaknya merinci hasil belajar peserta
didik berdasarkan criteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan
penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik,
memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat, menjamin
orang tua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya
bermasalah.
Pelaporan prestasi belajar mempunyai perhitungan sebagai berikut:
Nilai Ulangan Harian 1, 2, dan 3 dijumlah dan rata-rata
Nilai Ulangan Tengah Semester
Nilai Ulangan Akhir Semester
Rumus perhitungan untuk nilai rapor adalah:
Skema 2.4 rumus pengukuran prestasi belajar
Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
A (Sangat baik) 86-100
B (Baik) 71-85
C (Cukup) 56-70
D (Kurang) 41-55
E (Sangat kurang) 40.
(60% × nilai ulangan harian rata-rata) + ( 20% × nilai ulangan tengah
semester) + ( 20% × nilai ulangan akhir sekolah)
26
C. Minat Membaca di Perpustakaan
1. Minat
a. Pengertian
Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat
merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik.
Fungsinya minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Perbuatan
minat memilih dan mengambil keputusan disebut keputusan hati. Keputusan
hati merupakan perbuatan kemampuan untuk memilih dan mengambil
keputusan dengan ciri-ciri mempertahankan seluruh kepribadiannya, sifatnya
irasional, berlaku perseorangan pada suatu situasi dan timbul dari lubuk hati.
Proses minat terdiri dari: motif (alasan, dasar, pendorong), perjuangan motif
(sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa motif yang
bersifat luhur dan rendah yang harus dipilih), keputusan untuk bersikap,
bertindak sesuai dengan keputusan (Purwanto,H., 1998).
Kesimpulan dari pengertian minat diatas adalah suatu kecenderungan yang
dimiliki seseorang untuk orang melakukan hal tertentu karena memiliki
ketertarikan dan mempunyai kepentingan pada suatu obyek tertentu yang
dilakukan tanpa paksaan, dan kekuatannya hanya dapat dideteksi apabila sudah
terwujud dalam bentuk perasaan atau sikap.
b. Macam-macam minat
Minat seorang remaja tentu tidak sama, tergantung dari banyak faktor, baik
internal maupun eksternal. Minat yang paling penting dan paling universal bagi
remaja masa kini dapat digolongkan dalam tujuh kategori, yaitu minat rekreasi,
minat sosial, minat pribadi, minat pada pendidikan, minat pada pekerjaan, minat
pada agama dan minat pada simbol status. Beberapa minat rekreasi yang terdapat
dalam diri remaja adalah: bermain dan berolah-raga, bersantai dan mengobrol
dengan teman-teman, bepergian, melakukan suatu hobi, berdansa, membaca,
27
menonton film dan televisi, mendengarkan radio, kaset dan CD, serta melamun
dikala mereka bosan atau kesepian.Tentang minat sosial remaja, hal ini
dipengaruhi oleh kesempatan yang dimiliki remaja dan kepopulerannya dalam
kelompok. Kritik dan usulan pembaruan, walaupun seringkali kurang bersifat
konstruktif dan tidak praktis, adalah merupakan salah satu contoh dari
perwujudan minat tersebut.
Tentang minat remaja pada simbol status, hal ini dilakukan untuk
menunjukkan bahwa seorang remaja lebih tinggi atau mempunyai status yang
lebih tinggi dalam kelompok. Remaja melakukannya dengan bermacam-macam
cara, antara lain dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan 'obat-
obatan' tertentu dan sebagainya.
Minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka
pada pekerjaan yang diharapkan kelak. Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap
remaja terhadap pendidikan adalah: sikap teman sebaya: berorientasi pada sekolah
atau kerja, sikap orang tua terhadap pendidikan anaknya, nilai-nilai yang
menunjukkan keberhasilan atau kegagalan akademis, relevansi dari berbagai mata
pelajaran, sikap terhadap guru, karyawan, kebijakan akademis dan disiplin,
keberhasilan dalam berbagai kegiatan ektra-kurikuler, dan derajat dukungan sosial
diantara teman-teman sekelas. Salah satu minat yang lazim terjadi pada usia
remaja salah satunya adalah minat membaca dimana minta tersebut dapat
memuaskan rasa ingin tahunya (Hurlock,1980).
2. Membaca
a. Pengertian
Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk membuat suatu
penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Kepandaian membaca artinya tidak hanya
menginterpretasikan huruf-huruf, gambar-gambar, dan angka-angka saja, akan
tetapi yang lebih luas daripada itu ialah kemampuan seseorang untuk dapat
28
memahami makna dari sesuatu yang dibacanya. Membaca merupakan kegiatan
intelektual yang dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang
positif. Fungsi dari membaca itu sendiri adalah dapat membuka cakrawala
pengetahuan menjadi lebih luas, pengetahuan kita menjadi bertambah banyak
sehingga menjadi manusia yang tidak picik.
Membaca adalah keterampilan pertama yang diajarkan guru kepada peserta
didik di bangku sekolah. Pengertian membaca dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1991:72), adalah sebagai berikut: arti kata kerja (verb) baca atau
membaca adalah (1) melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau hanya dalam hati); (2) mengeja atau melafalkan apa yang tertulis;
(3) mengucapkan; (4) mengetahui, meramalkan; (5) menduga; memperhitungkan;
memahami. Berdasarkan pengertian membaca tersebut ada 4 hal yang menjadi
syarat agar kita dapat membaca dengan baik yaitu: pemahaman tentang huruf,
pemahaman angka, pemahaman tentang gambar/kode, pemahaman bahasa.
Semua bahan pustaka dalam bentuk apapun pada umumnya berisi keempat
hal tersebut. Huruf, angka dan gambar disusun dalam suatu bahasa tertentu dan
agar lebih menarik perhatian pembacanya biasanya huruf, angka dan gambar
disusun dengan lay out yang menarik, dibuat berwarna-warni, dibuat tebal dan
tipis dan lain sebagainya agar memudahkan pembaca memahami isi/maksud dari
yang tertulis.
Membaca dapat digambarkan sebagai sebuah jendela untuk melihat,
mengetahui, memahami dan menduga masa lalu, masa kini dan masa depan
dunia. Berbagai referensi menyebutkan beberapa manfaat yang dapat diperoleh
dari membaca adalah : meningkatkan kinerja otak IQ, EQ ,SQ, mengembangkan
daya imajinasi dan kreativitas yang kuat, membuka wawasan dunia yang luas dan
kaya, menimba pengetahuan, berbagi pengalaman hidup dengan tokoh cerita yang
dibaca, mengembangkan keterampilan-keterampilan yang praktis, menumbuhkan
nilai etika dan moral sesama manusia, mengekspresikan emosi dan perasaan yang
29
dimiliki, menajamkan daya ingat, mengasah intelektual, mempelajari estetika
tulisan dan bahasa, menambah keterampilan berbahasa Indonesia yang baik minat
baca (Laily, 2008).
Kesimpulan yang didapat dari pengertian diatas adalah minat membaca
adalah keinginan yang kuat disertai usaha- usaha seseorang untuk membaca.
Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam
kesediaanya untuk mendapat bahan bacaan dan membaca dengan kesadaran
sendiri.
b. Minat Membaca
1) Pengertian
Minat membaca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha
seseorang untuk membaca (Rahim, 2008). Minat adalah kekuatan yang
tampak dari luar sebagai gerak-gerik yang berkaitan dengan pikiran dan
perasaan yang seseorang untuk melakukan kegiatan membaca atas dasar
mencari suatu untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
2) Aspek minat membaca
Aspek minat membaca adalah suatu hal yang dapat menilai bahwa
seseoarng bermina akan membaca yang meliputi kesenangan membaca,
kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca, dan jumlah buku
bacaan yang pernah dibaca. Membedakan minat baca menjadi dua yaitu:
a) Minat baca spontan: Kegiatan membaca yang dilakukan atas
kemauan, inisiatif pribadi sendiri tanpa terpengaruh dari pihak luar
atau pihak lain.
b) Minat baca terpola ialah kegiatan membaca yang dilakukan sebagai
hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melalui serangkaian
tindakan dan program yang terpola, terutama kegiatan belajar
mengajar di sekolah.
30
Pintrich & Schunk dalam Wawan (2009), menyebutkan bahwa aspek
minat adalah sebagai berikut:
a) Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity)
Perasaan suka atau tidak suka pada aktivitas membaca yang
menyebabkan seseorang akan tertarik secara keseluruhan dalam
sebuah aktivitas membaca.
b) Pilihan spesifik untuk menyukai aktivitas ( spesifik preference for
or liking the activity)
Seseorang akan memutuskan secara pasti, hal apa yang
disukainya yang menyebabkannya tertarik secara keseluruhan dalam
sebuah aktivitas membaca.
c) Merasa senang dengan aktivitas (enjoymentofactivity)
Seseorang akan memiliki perasaan senang terhadap aktivitas
membaca dan yang berhubungan dengan aktivitas membaca.
d) Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu
(personal importance or significance of the activity to the
individual).
Seseorang akan menganggap bahwa aktivitas membaca yang
diminatinya memiliki nilai lebih dan memiliki arti penting bagi
dirinya.
e) Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choice of or participant in
the activity).
Seseorang yang memiliki minat membaca, tentu saja akan turut
berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
Berdasarkan beberapa penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa aspek
minat membaca adalah: sikap umum terhadap aktivitas membaca, pilihan
31
spesifik untuk menyukai aktivitas membaca, merasa senang dengan aktivitas
membaca, mendatangkan kepuasan pribadi ketika melakukan aktifitas
membaca, membaca mempunyai memiliki nilai lebih dan memiliki arti
penting bagi seseorang, memperoleh manfaat ketika melakukan aktifitas
membaca, bersifat menetap dengan kata lain tidak bersifat sementara saja,
melakukan aktifitas membaca secara berulang-ulang.
c. Faktor yang mempengaruhi perkembangan minat membaca anak
1) Factor yang mempengaruhi minat membaca menurut Frymeir dalam
Rahim (2008):
a) Pengalaman sebelumnya
Siswa tidak akan mengembangkan minat terhadap sesuatu jika
mereka belum pernah mengalaminya.
b) Konsepsinya tentang diri
Siswa akan menolak informasi yang dirasa mengancamnya,
sebaliknya siswa akan menerima jika informasi dianggap berguna.
c) Nilai-nilai
Minat siswa timbul jika sebuah mata pelajaran diajarkan oleh
orang yang berwibawa.
d) Mata pelajaran yang bermakna
Informasi yang mudah dipahami oleh anak akan menarik minat
baca mereka.
e) Tingkat keterlibatan tekanan
Jika siswa merasa dirinya mempunyai beberapa tingkat pilihan
dan kurang tekanan, minat membaca siswa mungkin lebih tinggi
32
f) Kekompleksitasan materi pelajaran
Siswa yang lebih mampu secara intelektual dan fleksibel secara
psikologis lebih tertarik kepada hal yang lebih kompleks.
2) Kegiatan siswa dalam meningkatkan minat baca:
a) Membentuk kelompok baca siswa disetiap tahun ajaran.
b) Tukar-menukar bahan bacaan milik pribadi antarsiswa sesuai
kebutuhan.
c) Membuat kliping dari media cetak setiap bulan sekali berkelompok
secara periodic.
d) Melakukan kegiatan membaca pada kegiatan ekstrakurikuler dengan
bimbingan pembina pada setiap kegiatan ekstrakurikuler.
Selain dari kegiatan siswa sendiri untuk meningkatkan minat baca,
perpustakaan sebagai fasilitas yang disediakan oleh sekolah juga berperan
untuk meningkatkan minat baca.
3. Perpustakaan
a. Pengertian
Istilah “perpustakaan”( berasal dari kata Sansekerta pustaka ) artinya kitab,
buku. bahasa Inggris, pembaca tentu mengenal istilah library (berasal dari kata
Latin liber atau libri ) artinya buku. Kata Latin tersebut terbentuklah istilah
librarus yang artinya tentang buku. Bahasa Belanda bibliotheek , Jerman
bibliothek , Perancis bibliothrquo, Spanyol bibliotheca, dan Portugal bibliotheca.
Semua istilah itu (berasal dari bahasa Yunani biblia ) artinya tentang buku, kitab.
Istilah-istilah diatas diperoleh batasan perpustakaan merupakan kumpulan
buku, manuskripsi dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan
studi atau bacaan, kenyamanan atau kesenangan Batasan pengertian perpustakaan
tersebut juga merupakan pandangan dari masyarakat tentang perpustakaan.
Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat saat ini maka akan berpengaruh
33
besar terhadap perkembangan perpustakaan, tentunya ini juga akan mengubah
pengertian perpustakaan. Sehingga International Federation of Library
Association and Institutions mambatasi perpustakaan adalah kumpulan materi
tercetak dan media noncetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang
disusun secara sistematis untuk digunakan pemakai. Batasan tersebut sesuai
dengan fakta saat ini. Perpustakaan tidak hanya berisi buku-buku namun juga
terdapat majalah, jurnal luar negeri dan dalam negeri, koran, peta, floppy disc
program dan CD-ROM (Tarto,2009).
Perpustakaan diartikan dengan kumpulan buku yang tersimpan disuatu
tempat tertentu milik suatu instansi tertentu. Perpustakaan modern masa kini juga
menyediakan video, film, kaset, piringan hitam, dan sebagainya. Pengertian ini
perpustakaan hanya terbatas pada sejumlah bahan pustaka (bahan buku dan non
buku) yang dimiliki oleh suatu lembaga swasta atau pemerintahan (Ensiklopedia
Indonesia dalam H S. Lasa, 2005:49).
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian perpustakaan adalah suatu
ruangan yang didalamnya terdapat kumpulan buku dan non buku yang dipakai
untuk keperluan studi, bacaan, kenyamanan, atau kesenangan dan yang dipunyai
oleh suatu instansi tertentu baik swasta atau pemerintahan.
b. Perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan pusat masyarakat sekolah dalam mencari
sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Selain kinerja pustakawan sekolah serta
koleksi yang baik, aktifitas layanan perlu diberdayakan guna mendukung peran
perpustakaan sekolah. Aktifitas layanan perpustakaan sekolah akan banyak
dipengaruhi oleh aktifitas siswa dalam memanfaatkannya. Sebagai mitra siswa
dalam belajar, perpustakaan sekolah dapat merencanakan user education agar
siswa memahami maksud dan tujuan layanan yang diberikan.
c. Syarat pepustakaan sekolah yang baik
1) Tersedianya ruangan yang cukup luas dengan perlengkapan ruang
baca yang menarik.
34
2) Tersedia koleksi bahan bacaan yang lengkap khusus untuk
perpustakaan sekolah.
3) Tersedianya pengelola perpustakaan yang terlatih.
d. Kegiatan perpustakawan dalam meningkatkan minat baca siswa:
1) Membeli/ mengadakan buku setiap setahun sekali dan bahan pustaka
lain yang sesuai dengan kebutuhan siswa, guru, dan kepala sekolah.
2) Mengusahakan sumbangan buku dari siswa dan instansi pemerintah
atau swasta diakhir tahun ajaran.
3) Tukar-menukar buku atau bahan pustaka lain.
4) Mengusahakan peminjaman buku antar perpustakaan.
5) Menyelenggarakan pameran buku secara regular disekolah.
6) Memperpanjang jam buka perpustakaan menjelang ujian sekolah
(Rahim, 2008).
e. Manfaat Perpustakaan Sekolah
1) Siswa dapat menguasai sekaligus mengembangkan mata pelajaran yang
diterima dikelas
2) Siswa dapat memperdalam ilmunya secara detail
3) Siswa dapat menghasilkan karya yang bermutu
4) Siswa dapat melengkapi informasi dan pengetahuan
5) Membantu perkembangan kecakapan berbahasa
6) Dapat mengajarkan rasa tanggung jawab dalam meminjam dan menjaga
koleksi dari kerusakan dan kehilangan
7) Membiasakan aktifitas membaca dalam mengisi jam istirahat
8) Membantu siswa mengembangkan sikap-sikap sosial dalam pengalaman
mereka
9) Membantu guru menemukan sumber-sumber pembelajaran (Yudi,1990).
35
D. KERANGKA TEORI
Skema kerangka teori 2.5
( Purwanto, N., 2007 dan Badan Standar Nasional Pendidikan, 2008)
� Factor yang
mempengaruhi prestasi
belajar :
1. Faktor intern
• Kecerdasan
• Bakat
• Minat membaca
diperpustakaan
• Motivasi
2. Factor extern
• Keadaan keluarga
• Keadaan sekolah
• Keadaan
lingkungan
� Skor dalam prestasi
belajar
A. Sangat baik 86- 100
B. Baik 71- 85
C. Cukup 56-70
D. Kurang 41-55
E. Sangat kurang 40
36
E. KERANGKA KONSEP
Skema 2.6 kerangka konsep
F. Varibel penelitian.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, variabel
indenpenden dan variabel dependen. Variabel independent penelitian ini yaitu
minat membaca siswa diperpustakaan sedangkan prestasi belajarnya adalah
variabel dependen.
G. Hipotesis penelitian
Ada hubungan antara minat membaca diperpustakaan dengan prestasi
belajar.
H. Jadwal penelitian
Terlampir
Variabel independen
Minat membaca
diperpustakaan
Variable dependen
Prestasi belajar