Download - ADE ABDUL HAK-FAH.pdf
Disusun Oleh:
Ade Abdul Hak, S.Ag., S.S., M.Hum. Nip: 19710103 200003 1 002
LAPORAN HASIL PENELITIAN JENIS PENELITIAN DASAR
TAHUN ANGGARAN 2015
KAJIAN PENERIMAAN TEKNOLOGI DIGITALISASI OLEH MAHASISWA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN (PUSLITPEN) LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian yang berjudul “KAJIAN PENERIMAAN TEKNOLOGI DIGITALISASI OLEH MAHASISWA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”, merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh “ADE ABDUL HAK”, dan telah memenuhi ketentuan dan kriteria penulisan laporan akhir penelitian sebagaimana yang ditetapkan oleh Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN), LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 November 2015
Peneliti,
Ade Abdul Hak, S.Ag., S.S., M.Hum. NIP.19710103 200003 1 002
Mengetahui;
Kepala Pusat, Ketua Lembaga, Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) LP2M UIN Syarif Hidayatullah JakartaUIN Syarif Hidayatullah Jakarta WAHDI SAYUTI, MA.M. ARSKAL SALIM, GP., MA., PhD NIP. 19760422 200701 1 012 NIP. 19700901 199603 1 003
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ade Abdul Hak, S.Ag., S.S., M.Hum Jabatan : Dosen Tetap Jurusan Ilmu Perpustakaan Unit Kerja : Fakultas Adab dan Humaniora Alamat : Jl. H. Mawi Rt. 008 / 02 Bojong Indah, Parung, Bogor dengan ini menyatakan bahwa: 1. Judul penelitian “KAJIAN PENERIMAAN TEKNOLOGI DIGITALISASI OLEH
MAHASISWA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA” merupakan karya orisinal saya.
2. Jika di kemudian hari ditemukan fakta bahwa judul, hasil atau bagian dari laporan penelitian saya merupakan karya orang lain dan/atau plagiasi, maka saya akan bertanggung jawab untuk mengembalikan 100% dana hibah penelitian yang telah saya terima, dan siap mendapatkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku serta bersedia untuk tidak mengajukan proposal penelitian kepada Puslitpen LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama 2 tahun berturut-turut.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 16 November 2015 Yang Menyatakan,
Ade Abdul Hak, S.Ag., S.S., M.Hum. NIP.19710103 200003 1 002
Abstraks
The study investigated the implementation of "Snapsnap SV600 + Rack2-Filer" – as a digitalization technology- in The Faculty of Adab Library, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. It is important to know the effectiveness of the system as one of materials in the lecture of Information Technology (ATI 1). The lecture was held by students of Library Department, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, in the second semester. It was involved 123 students from three classes in 2015. The approach used in this research was TAM model that was based on the variables of perceived ease of use (PEOU), perceived usefulness (PU), attitude toward behavior (ATU), and behavioral intention (BI). Questionnaires of 89 samples collected with the saturated approach were analysed using SPSS version 22. The result showed that the mean score for all of the variables was very high out of maximum score obtainable of 4. T-Test analysis indicated that there was positive and significant effect for some variables, except the perceived usefulness (PU) to the behavioral intention (BI) with effect value of 0,051; and the attitude toward behavior (ATU) to behavioral intention (BI) with effect value of 0,193 . Meanwhile, the most occurred in the perceived ease of use (PEOU) to the perceived usefulness (PU) with effect value of 0,332%. Thus, the easiness becomes higher than usefulness in using the system for students. So, there is a something more important to teach how the students take the technology in the perceived usefulness than the perceived ease of use. Key Word: Digitalization, Digital Library, Information Technology, Technology
Acceptance Model (TAM).
i
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT. akhirnya
penelitian individu yang berjudul “KAJIAN PENERIMAAN TEKNOLOGI DIGITALISASI OLEH MAHASISWA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ” ini telah selesai dilaksanakan.
Dalam penelitian ini penulis mencoba menggambarkan secara rinci bagaimana penerimaan mahasiswa Jurusan Ilmu Perputakaan terhadap teknologi digitalisai khususnya program aplikasi Scansnap SV600 + Rack2-Filer dalam melaksanakan mata kuliah aplikasi teknologi informasi (ATI) 1. Harapan yang ingin dicapai di antaranya dapat mengetahui gambaran penerimaan kemudahan. Selain itu dapat juga diketahui bagaimana kemampuan dan kebutuhan kompetensi TI bagi para mahasiswanya.
Dalam menyusun penelitian ini penulis banyak sekali mendapat dorongan baik secara materi maupun moral dari berbagai pihak dan untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapak terimakasih kepada:
1. Semua unsur jajaran Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua unsur yang terlibat secara langsung maupun tidak, terutama para mahasiswa Jurusan Ilmu Perpusakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kontribusinya dalam pengisian kuesioner dalam penelitian ini. Akhirnya, dengan harapan semoga penelitian ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Penulis juga berharap adanya saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
Jakarta, 15 Nopember 2015.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
ABSTRAKS
PENGANTAR__ i
DAFTAR ISI__ ii
DAFTAR TABEL__iv
DAFTAR GAMBAR__v
BAB I PENDAHULUAN__ 1
1.1 Latar Belakang Masalah__ 1
1.2 Permasalahan Penelitian__ 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian__ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA__6
2.1 Perpustakaan Digital__ 6
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Digital__6
2.1.2 Karaktersitik dan Elemen Perpustakaan Digital__ 8
2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Perpustakaan Digital__9
2.1.4 Digitalisasi Bahan Pustaka__10
2.2 Teori Technology Acceptance Model (TAM)__13
2.3 Penerapan TAM dalam Bidang Perpustakaan__ 16
2.4 Model dan Hipotesis Penelitian__17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN__19
3.1 Ruang Lingkup Penelitian__ 19
3.2 Metode Penentuan Sampel__ 19
3.3 Metode Pengumpulan Data__ 19
3.4 Metode Pengujian Instrumen__ 21
3.5 Metode Analisis Data__ 24
iii
3.6 Jadwal Penelitian__27
3.7 Anggaran Penelitian__ 27
BAB IV HASIL PENELITIAN__ 29
4.1 Gambaran Umum Teknologi Scansnap SV600 dan Rack2-Filer__ 29
4.1.1 Fitur Scansnap SV600__ 30
4.1.2 Penggunaan Scansnap dengan Rack2-Filer__ 31
4.2 Gambaran Penerimaan Mahasiswa Terhadap Aplikasi Scansnap SV600
dan Rack2-Filer __ 25
4.2.1 Kemudahan Penggunaan Perpsepsian__ 33
4.2.2 Kegunaan Persepsian__34
4.2.3 Sikap Terhadap Perilaku__35
4.2.4 Niat untuk Menggunakan__36
4.3 Uji Asusmsi Klasik__ 37
4.3.1 Uji Normalitas__38
4.3.2 Uji Multikolinearitas__39
4.4 Uji Hipotesis__40
4.4.1 Persamaan Substruktural 1__ 40
4.4.2 Persamaan Substruktural 2__ 44
4.4.3 Persamaan Substruktural 3__ 49
4.4.4 Perhitungan Pengaruh__55
4.5 Pembahasan Penelitian__57
4.5.1 Kemudahan Penggunaan Persepsian__58
4.5.2 Kegunaan Persepsian__60
4.5.3 Sikap Terhadap Perilaku__61
4.5.4 Niat Untu Menggunakan__63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN__ 65
5.1 Kesimpulan__ 65
5.2 Saran__ 66
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Case Processing Summary__ 21 Tabel 3.2 Reliability Statistics__ 22 Tabel 3.3 Item-Total Statistics__22 Tabel 3.4 Item-Total Statistics__ 23 Tabel 3.5 Jadwal Penelitian__ 35 Tabel 3.6 Anggaran Penelitian__ 36 Tabel 4.1 Descriptive Statistics: Kemudahan Penggunaan Persepsian__ 34 Tabel 4.2 Descriptive Statistics: Kegunaan Persepsian__ 35 Tabel 4.3 Descriptive Statistics: Sikap Terhadap Perilaku__ 36 Tabel 4.4 Descriptive Statistics: Niat untuk Menggunakan__37 Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas__39 Tabel 4.6 Hasil Uji korelasi: PEOU dan PU__ 41 Tabel 4.7 Model Summary : PEOU dan PU__ 42 Tabel 4.8 Anova: PEOU dan PU__ 42 Tabel 4.9 Coefficients: PEOU dan PU__ 43 Tabel 4.10 Hasil Uji korelasi: PEOU, PU dan AU__ 45 Tabel 4.11 Model Summary : PEOU, PU dan AU __ 46 Tabel 4.12 Anova: PEOU, PU dan AU __ 46 Tabel 4.13 Coefficients: PEOU, PU dan AU __ 47 Tabel 4.14 Hasil Uji korelasi: PEOU, PU, AU dan BI__ 49 Tabel 4.15 Model Summary : PEOU, PU, AU dan BI __ 51 Tabel 4.16 Anova: PEOU, PU, AU dan BI __ 51 Tabel 4.17 Coefficients: PEOU, PU, AU dan BI __ 52 Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis __ 54
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alih media Koleksi menuju Perpustakaan Digital__ 12 Gambar 2.2 Technology Acceptance Model__ 14 Gambar 2.3 Model Penelitian yang Disederhanakan__ 18 Gambar 4.1 ScanSnap SV600__ 29 Gambar 4.2 Ilustrasi Penyimpanan dan Akses Koleksi Digital Pada Hasil
Penerapan ScanSnap SV600 dan Rack2-Filer__ 31 Gambar 4.3 Grafik P-Plot Hasil Analisis Normalitas__ 38 Gambar 4.4 Histogram __ 39 Gambar 4.5 Model Penelitian__57
1
BBAABB 11
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberadaan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradaban dan budaya
umat manusia. Tinggi rendahnya peradaban dan budaya suatu bangsa dapat dilihat
dari kondisi perpustakaan yang dimiliki. Perpustakaan sebagai sistem pengelolaan
rekaman gagasan, pemikiran, pengalaman, dan pengetahuan umat manusia,
mempunyai fungsi utama melestarikan hasil budaya umat manusia tersebut,
khususnya yang berbentuk dokumen karya cetak dan karya rekam lainnya, serta
menyampaikan gagasan, pemikiran, pengalaman, dan pengetahuan umat manusia
itu kepada generasi-generasi selanjutnya. Untuk pengelolaan tersebut perlu adanya
penerapan teknologi informasi. Penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi,
media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun
peradaban manusia secara global. Perkembangan mutakhir adalah dengan
munculnya perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam
kecepatan pengaksesan karena berorientasi pada data digital dan media jaringan
komputer (internet).
Berkaitan dengan pengelolaan perpustakaan digital ini, terdapat beberapa
pasal dalam UU No. 43 Tahun 2007 yang perlu dicermati dan dijadikan dasar bagi
sebuah perpustakaan dalam menentukan perannya. Dalam Pasal 7 ayat (1) buir d.
UU No. 43 Tahun 2007 dinyatakan bahwa Pemerintah berkewajiban menjamin
ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan (translasi), alih
aksara (transliterasi), alih suara ke tulisan (transkripsi), dan alih media
(transmedia).
Era digital telah membawa perubahan pada setiap bidang layanan di
perpustakaan, baik itu bidang pembinaan koleksi termasuk preservasi koleksi,
2
maupun bidang layanan pengguna. Era digital ini memungkinkan bahkan telah
terbukti bahwa pemustaka tidak selalu harus ke perpustakaan, namun
perpustakaanlah yang mendatangi pemustaka. Era digital juga telah membawa
pergeseran “citra “ terhadap perpustakaan dari yang manual, terbatasi oleh
gedung, dan untuk akses masuk harus melalui berbagai prosedur, kesulitan akses
dan pemanfaatan koleksi, dan lain-lain. Kini di era digital citra tentang
perpustakaan naik level. Pemustaka bisa mengakses dan memanfaatkan koleksi
perpustakaan di manapun dan kapanpun tanpa harus bersentuhan dengan debu-
debu yang menempel di buku atau berhadapan dengan petugas yang kadang
kurang berkenan di hatinya. Harapan-harapan pemustaka tersebut bisa terwujud
dengan dibangunnya perpustakaan yang bisa diakses di manapun dan kapanpun,
yaitu dengan model “Perpustakaan Digital” (Rohana dan Wahyani, 2012).
Dari berbagai jenis perpustakaan yang ada, perpustakaan perguruan
tinggilah yang paling merasakan kebutuhan akan pembangunan perpustakaan
digital. Dalam sejarahnya juga, bahwa pembangunan perpustakaan digital seperti
E-Lib dan D-Lib muncul bermula di lingkungan perguruan tinggi (Pendit, 2008:
&). Hal ini menurut Rohana dan Wahyani (2012) dikarenakan salah tujuan
perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung terlaksananya kegiatan
penelitian, --di samping kegiatan akademis lainnya di bidang pendidikan,
pengajaran dan pengabdian pada masyarakat--, dan perpustakaan digital sangat
potensial mendukung kegiatan penelitian, dan di perguruan tinggilah banyak lahir
rekaman-rekaman pengetahuan baik dalam jurnal, penelitian-penelitian, skripsi,
tesis, disertasi, makalah-makalah, dan sebagainya.
Perpustakaan perguruan tinggi juga salah satu perpustakaan yang paling
cepat beradaptasi dan mengikuti perkembangan teknologi informasi. Dari aspek
infrastruktur TI, perpustakaan perguruan tinggi lebih siap untuk mengembangkan
konsep perpustakaan digital dibandingkan jenis perpustakaan lainnya (Pendit,
2007: 24-26).
Terlepas dari unsur kebutuhan dan pencitraan perpustakaan seperti di atas,
mungkin perlu ada permenungan, apakah mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan
sebagai calon tenaga perpustakaan telah siap menerapkan teknologi digitalisasi
3
ini? Di sisi lain, pembahasan tentang perpustakaan digital mungkin belum
mendalam jika tidak dibarengi contoh penerapan aplikasi alih media digital itu
sendiri. Penerapan teknologi alih media digital yang dilakukan oleh para
mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan di perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora (FAH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan aplikasi Scan
Snap SV600 + Rack2-Filer sebagai bahan praktikum dalam mata kuliah Aplikasi
Teknologi Informasi merupakan suatu permasalahan tersendiri untuk menghadapi
tuntutan kompetensi tenaga perpustakaan di era globalisasi ini. Beraneka
ragamnya perangkat aplikasi alih media digital yang tersedia dapat menjadikan
salah satu penyebab diterima dan tidaknya aplikasi tersebut bagi sebagian dari
mahasiswa yang melakukan praktikum digitalisasi koleksi buku di perpustkaan
Fakultas Adab dan Humaniora ini.
Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengetahui faktor-faktor apa
yang berpengaruh atas penerimaan para mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan
FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap program aplikasi Scan Snap
SV600 + Rack2-Filer ini. Salah satu model penerimaan terhadap teknologi yang
paling sesuai sampai sekarang adalah model Technology Acceptance Model
(TAM). TAM adalah teori sistem informasi yang membuat model tentang
bagaimana seseorang menerima dan menggunakan teknologi komputer. Model
penerimaan teknologi ini memperkenalkan dua variabel kunci yaitu, kegunaan
persepsian (perceived usefullnes) dan kemudahan penggunaan persepsian
(perceived ease of use) yang memiliki relevancy pusat untuk memprediksi
penerimaan tenaga perpustakaan madrasah (Acceptance of IT) terhadap teknologi
komputer (Davis, 1989).
Selanjutnya dalam penelitian ini akan memfokuskan pada pemanfaatan
TAM sebagai kerangka teoritis untuk menyelidiki pengaruh faktor eksternal atas
penerimaan para mahasiswa jurusan perpustakaan FAH UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta terhadap aplikasi Scan Snap SV600 + Rack2-Filer.
TAM menganggap bahwa tingkat penggunaan nyata atau penerimaan para
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas
suatu teknologi dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu kegunaan persepsian,
4
kemudahan penggunaan persepsian, sikap maupun niat untuk menggunakannya.
Faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Dalam hal ini kegunaan persepsian (perceived usefulness) didefinisikan
sebagai tingkat kepercayaan mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta bahwa dengan menggunakan program aplikasi Scan
Snap SV600 + Rack2-Filer, maka akan dapat meningkatkan kinerja digitalisasi
bahan pustaka. Sedangkan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of
use) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan mereka bahwa program tersebut
dapat digunakan dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri.
1.2 Permasalahan Penelitian
Sebagaimana digambarkan di atas, permasalahan utama dalam penelitan ini
adalah “Apakah penerapan teknologi digitalisasi berbasis program aplikasi Scan
Snap SV600 + Rack2-Filer sudah menjadikan kebutuhan bagi para mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?” Untuk itu
dalam kesempatan penelitian ini penulis mencoba membatasi pada faktor
kemudahan penggunaan persepsian, kegunaan persepsian, sikap, dan niat para
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk menggunakan program aplikasi Scan Snap SV600 + Rack2-Filer sebagai
salah satu teknologi dalam membangun perpustakaan digital.
Beberapa pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini, antara lain:
1. Bagaimana gambaran kemudahan penggunaan persepsian, kegunaan
persepsian, sikap, dan niat para mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menggunakan aplikasi Scan Snap
SV600 + Rack2-Filer sebagai salah teknologi digitalisasi bahan koleksi
perpustakaan?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kemudahan penggunaan
persepsian, kegunaan persepsian, dan sikap terhadap niat para mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
5
menggunakan aplikasi Scan Snap SV600 + Rack2-Filer sebagai salah teknologi
digitalisasi bahan koleksi perpustakaan?
3. Seberapa besar pengaruh antara kemudahan penggunaan persepsian, kegunaan
persepsian, dan sikap terhadap niat para mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menggunakan aplikasi Scan Snap
SV600 + Rack2-Filer sebagai teknologi digitalisasi bahan koleksi
perpustakaan baik secara sendiri (parsial) ataupun secara gabungan (simultan)?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui gambaran kemudahan penggunaan persepsian, kegunaan
persepsian, sikap, dan niat para mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menggunakan aplikasi Scan
Snap SV600 + Rack2-Filer sebagai salah teknologi digitalisasi bahan
koleksi perpustakaan.
2. Mengatahui faktor hubungan dan pengaruh antara kemudahan penggunaan
persepsian, kegunaan persepsian, dan sikap terhadap niat para mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
menggunakan aplikasi Scan Snap SV600 + Rack2-Filer sebagai teknologi
digitalisasi bahan koleksi perpustakaan baik secara sendiri (parsial)
ataupun secara gabungan (simultan).
3. Manfaat yang diharapkan adalah adanya masukan bagi pengembangan
Jurusan Ilmu Perpustakaan terutama dalam meningkatkan kompetensi
teknologi informasi bagi para mahasiswanya.
6
BBAABB 22
TTIINNAAJJAAUUAANN PPUUSSTTAAKKAA
2.1 Perpustakaan Digital
Dalam perkembangan layanan perpustakaan sekarang ini, membangun
perpustakaan digital bukanlah merupakan suatu yang sulit dengan tersedianya
berbagai fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi. Namun, tentu saja kita
harus tetap mempertimbangkan beberapa elemen dasar yang perlu dipersiapkan
dengan baik. Beberapa di antaranya adalah persiapan dalam hal perangkat keras,
perangkat lunak, dan tentu saja perangkat manusia dan jaringan internetnya.
Semua elemen dasar ini akan menentukan proses pengembangan perpustakaan
digital baik itu dalam proses alih media (digitalisasi) bahan pustaka,
pengorganisasian, penyimpanan, dan penyebaran atau akses terhadap koleksi
digital yang telah dimiliki. Dan, tentu saja pengembangan perpustakaan digital ini
akan memberikan manfaat yang lebih ataupun kekurangannya yang semua itu
akan dirasakan oleh pengguna dan pengelola perpustakaan baik ditinjau dari segi
efesiensi maupun efektivitasnya.
Pada bagian ini diperkenalkan tentang pengertian perpustakaan digital,
beberapa elemen dalam pelaksanaan perpustakaan digital, manfaat dan
kekurangan penerapan perpustakaan digital dan tahapan yang dilakukan dalam
kegiatan alih media (digitalisasi) bahan pustaka.
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Digital
Perpustakaan digital (Inggris: digital library atau electronic
library atau virtual library) adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku
sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses
7
dengan komputer. Jenis perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan
konvensional yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan
microfiche), ataupun kumpulan kaset audio, video, dll.Isi dari perpustakaan digital
berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun
di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan
komputer (Wikipedia, 2014).
Para praktisi dalam Digital Library Federation (DLF) mendefiniskan
istilah perpustakaan digital sebagai berikut: “Perpustakaan digital adalah berbagai
organisasi yang menyediakan sumberdaya , termasuk pegawai yang terlatih khusus,
untuk memilih, mengatur, menawarkan akses, memahami, menyebarkan, menjaga
integritas, dan memastikan keutuhan karya digital, sedemikian rupa sehingga koleksi
tersedia dan terjangkau secara ekonomis oleh sebuah atau sekumpulan komunitas
yang membutuhkannya” (Putu, 2008:3).
Lebih jauh lagi Putu (2007: 33) menjelaskan bahwa ada beberapa konsep
pemikiran dan diskusi dari para ahli tentang perkembangan konsep perpustakaaan
digital yang lebih evolutip yang memperhatikan perpustakaan biasa dengan
munculnya konsep perpustakaan hibrida, yaitu sebagai suatu kesatuan antara
lingkungan fisik dan lingkungan elektronik yang dikelola oleh institusi
perpustakaan biasa.
Adapun perbedaan dari portal perpustakaan hibrida dengan portal
perpustakaan yang sepenuhnya digital adalah dalam dua hal,yaitu:
1. Perpustakaan hibrida memiliki koleksi tercetak yang permanen dan setara
dengan koleksi elektronik atau digitalnya. Portal perpustakaan yang
sepenuhnya digital, tidak memiliki koleksi tercetak sama sekali. Perpsutakaan
hibrida juga bermaksud mempertahankan koleksi tercetak, bukan
menggantikan semuanya dengan koleksi elektronik atau digital.
2. Perpustakaan hibrida memperluas konsep dan cakupan jasa informasi,
sehingga penambahan koleksi elektronik dan digital serta penggunaan
teknologi komputer tidak dipisahkan dari jasa berbasis tercetak. Jasa koleksi
tercetak diperluas dan dikelola secara lebih beragam lewat bantuan komputer.
Dengan kata lain, perpustakaan hibrida bukan hanya perpustakaan tercetak
8
dan elektronik, melainkan gabungan keduanya secara menyeluruh sehingga
koleksi tercetak kini dimanfaatkan dengan cara berbeda dibandingkan
sebelum ada komputer.
2.1.2 Karakteristik dan Elemen Perpustakaan Digital
National Science Foundation mendaftar 3 karakteristik yang membedakan
perpustakaan digital dengan perpustakaan biasa sebagaimana yang dikutip oleh
Putu (2007:30), yaitu:
1. Memakai teknologi yang mengintegrasikan kemampuan menciptakan,
mencari, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk di dalam sebuah
jaringan digital yang tersebar luas.
2. Memiliki koleksi yang mencakup data dan metadata yang saling mengaitkan
berbagai data, baik lingkungan internal maupun eksternal.
3. Merupakan kegiatan mengoleksi dan mengatur sumber daya digital yang
dikembangkan bersama-sama komunitas pemakai jasa untuk memenuhi
kebutuhan informasi komunitas tersebut. Oleh sebab itu perpustakaan digital
merupakan integrasi berbagai institusi, seperti perpustakaan, museum, arsip,
dan sekolah yang memilih, mengoleksi, mengelola, merawat, dan
menyediakan informasi secara meluas ke berbagai komunitas.
Dalam sistem perpustakaan digital terdapat empat elemen yaitu :
1. Sumber-sumber digital (digital resources)
Perpustakaan digital berisi sumber informasi yang dapat dicoding secara
sekuens. Tetapi koleksi dalam perpustakaan digital dalam bentuk digital atau
form elektronik. Oleh karena itu perpustakaan digital berisi obyek digital
yang sangat bervariasi meliputi teks, grafik, gambar, audio-video, program-
program komputer dll.
2. Teknologi infrastruktur (technological infrastructure)
Perpustakaan digital mengintegrasikan kegiatan komputasi, penyimpanan
dan teknologi komunikasi secara bersama-sama dengan alat lain dan
teknik-teknik untuk mengoperasikan dan memelihara jaringan sistem
9
informasi digital. Beberapa infrastruktur yang merupakan kebutuhan dalam
pengembangan perpustakaan digital adalah perangkat keras, perangkat lunak,
dan jaringan komputer sebagai elemen-elemen penting sebuah perpustakaan
digital.
3. Pengalaman (experience) dan petugas yang ahli (expertise)
Faktor manusia juga memberikan prioritas dalam mendesain, membangun,
mengorganisir, mengelola dan mengoperasikan sistem perpustakaan digital.
Pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan dalam perpustakaan digital
meliputi pengetahuan, ketrampilan, kompetensi dan kapabilitas petugas
perpustakaan dan sumberdaya manusia lain yang berhubungan dengan
sumber-sumber digital, teknologi digital dan desain sistem serta promosi
pelayanan.
4. Pelayanan perpustakaan digital (Digital Library services)
Sistem perpustakaan digital, manusia, proses dan teknologi bekerja bersama-
sama memberikan kepuasan kepada kebutuhan pengguna dimana saja dan
setiap saat. Perpustakaan digital berinteraksi dengan sumber-sumber digital,
sistem organisasi pengetahuan dan pengguna. Pelayanan perpustakaan digital
meliputi : akses yang terintegrasi kepada sumber-sumber informasi online;
pengambilan informasi secara online meliputi: akses, browsing, dan
fasilitas-fasilitas pencarian; akses secara elektronik ke database bibliometrik
(di dalam dan di luar perpustakaan); akses elektronik pada jurnal dan buku
secara full-text; pelayanan referens secara elektronik; pelayanan inter-
library loanmeliputi: permintaan secara online terhadap dokumen-dokumen;
sharing jaringan dan sumber pustaka; publikasi elektronik; pelatihan
pengguna menggunakan perpustakaan digital, dll.
2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Perpsutakaan Digital
Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya:
1. Long distance service, artinya dengan perpustakaan digital, pengguna bisa
menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun.
10
2. Akses yang mudah. Akses pepustakaan digital lebih mudah dibanding dengan
perpustakaan konvensional, karena pengguna tidak perlu dipusingkan dengan
mencari di katalog dengan waktu yang lama.
3. Murah (cost efective). Perpustakan digital tidak memerlukan banyak biaya,
mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan dengan
membeli buku.
4. Mencegah duplikasi dan plagiat. Perpustakaan digital lebih “aman”, sehingga
tidak akan mudah untuh diplagiat. Bila penyimpanan koleksi perpustakaan
menggunakan format PDF, koleksi perpustakaan hanya bisa dibaca oleh
pengguna, tanpa bisa mengeditnya.
5. Publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-
karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan
internet.
Selain keunggulan, perpustakaan digital juga memiliki kelemahan, di
antaranya:
1. Tidak semua pengarang mengizinkan karyanya didigitalkan. Pastinya,
pengarang akan berpikir-pikir tentang royalti yang akan diterima bila karyanya
didigitalkan.
2. Masih banyak masyarakat Indonesia yang buta akan teknologi. Apalagi, bila
perpustakaan digital ini dikembangkan dalam perpustakaan di pedesaan.
3. Masih sedikit pustakawan yang belum mengerti tentang tata cara
mendigitalkan koleksi perpustakaan. Itu artinya butuh sosialisasi dan
penyuluhan tentang perpustakaan digital.
2.1.4 Digitalisasi Bahan Pustaka
Sebagian besar perpustakaan yang ada di Indonesia saat ini koleksinya
berupa bahan tercetak dengan bahan baku kertas. Apabila tidak dilakukan
pemeliharaan/pelestarian dengan baik, akan mengakibatkan kerusakan fisik
maupun nilai informasinya dari koleksi tersebut.
11
Pada era globalisasi dan kemajuan IPTEK khususnya teknologi informasi
dan komunikasi, perpustakaan harus berbenah diri memberikan layanan
penyediaan informasi yang cepat, tepat dan real time kepada pengguna. Hal ini
dapat dicapai dengan memanfaatkan fasilitas komputer, jaringan internet dan
koleksi perpustakaan sudah dialih bentuk kedalam bentuk digital.
Alih media atau alih bentuk koleksi perpustakaan adalah merubah
bentuk dari bahan tercetak ke dalam bentuk digital (mikrofice, pita magnetik, CD,
DVD, dll). Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan nilai informasi termasuk
koleksi informasi langka, efisiensi ruang simpan, memperbanyak jumlah dan
keragaman koleksi informasi, kecepatan temu kembali informasi, tukar menukar
informasi antar perpustakaan, penggunaan koleksi bersama, dan memudahkan
diseminasi informasi kepada pengguna.
Tahapan kegiatan menuju alih media koleksi perpustakaan seperti yang
seperti yang dinyatakan oleh Syamsuddin (dalam Sri Hartinah, 2009) sebagai
berikut:
a. Menyusun perencanaan perpustakaan digital (Grand desain)
b. Persiapan SDM perpustakaan
1) Memiliki kompetensi teknologi informasi dan komputer
2) Melaksanakan Pendidikan dan pelatihan SDM yang berkesinambungan
3) Penyediaan fasilitas bagi pengguna jasa layanan informasi digita
c. Penyiapan infrastruktur perpustakaan digital:
1) Penyiapan ruangan : ruang server, ruang koleksi, ruang baca, ruang
reproduksi, ruang foto copy, ruang administrasi, dll.
2) Penggelaran jaringan komunikasi, LAN, WAN, Wireless, Internet
3) Pemasanganserver, komputer terminal, komputer untuk database koleksi,
scanner, printer, foto copy, dll
4) Instalasi software komputer dan menyiapkan buku-buku petunjuk teknis
yang dibutuhkan untuk kelengkapan perpustakaan digital
d. Kegiatan alih media koleksi perpustakaan
1) Pembuatan daftar dan pengelompokan koleksi yang akan dilakukan alih
media
12
2) Pengambilan koleksi dari ruang koleksi
3) Melakukan scan menggunakan scanner terhadap koleksi sesuai urutan dalam
daftar dan kelompok koleksi
4) Pengecekan dan pencocokan kelengkapan hasil scan dan koleksi yang di
scan
5) Pengembalian koleksi ke ruang koleksi
6) Hasil scan koleksi disimpan ke dalam database dan server termasuk
membuat backup data, pemberian nama khusus terhadap file-file untuk
memudahkan proses temu kembali
7) Hasil scan koleksi disiapkan dalam bentuk CD atau DVD untuk disimpan
dalam ruang koleksi atau untuk kebutuhan diseminasi informasi
8) File-file hasil scan koleksi dihubungkan ke dalam website perpustakaan
digital agar bisa diakses oleh pengguna melalui jaringan LAN / WAN /
Internet
9) Membuat buku petunjuk bagi pengguna tentang cara melakukan temu
kembali / akses informasi dan peraturan-peraturan terhadap hak kekayaan
intelektual (HaKI) terhadap koleksi bentuk digital
Gambar 2.1
Alih media Koleksi menuju Perpustakaan Digital
(Sumber: Sri Hartinah, 2009)
e. Pengawasan, kontrol, dan pengembangan perpustakaan digital ke depan.
13
2.2 Teori Technology Acceptance Model (TAM)
Konsep TAM pertama kali dikembangkan oleh Davis pada tahun 1986
dengan menawarkan sebuah teori sebagai landasan untuk mempelajari dan
memahami perilaku pemakai dalam menerima dan menggunakan sistem informasi
(Davis, 1986:7; Davis, Bagozzi dan Washaw, 1989). Konsep ini merupakan salah
satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat
berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual
terhadap penggunaan sistem teknologi informasi sebagai model penerimaan
teknologi (Lambertus, 2012:763).
Davis dkk.(1989:320) menjelaskan bahwa alasan pertama seseorang
berkeinginan untuk mengunakan sebuah teknologi informasi karena dia percaya
bahwa perangkat tersebut dapat meningkatkan kinerjanya, yang selanjutnya
disebut variabel kegunaan persepsian (perceived usefulness).Alasan yang kedua
bahwa selain berguna perangkat tersebut juga harus mudah digunakan. Karena
belum tentu orang tersebut mau menggunakan perangkat tersebut dengan alasan
tidak mudah menggunakannya.Dengan demikian varibel kedua yang
mempengaruhi penerimaan seseorang terhadap penggunaan sebuah teknologi
dipengaruhi juga oleh penerimaan kemudahan penggunaannya (perceived ease of
use).
Model TAM sebenarnya diadopsi dari Theory of Reasonable Actions (TRA)
yaitu teori tindakan yang beralasan dengan premis bahwa reaksi dan persepsi
seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang
tersebut. Reaksi dan persepsi pengguna teknologi informasi (TI) akan
mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah
satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi pengguna terhadap
kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang
beralasan dalam konteks pengguna teknologi.Sehingga alasan seseorang dalam
melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan/perilaku
manusia tersebut sebagai tolak ukur dalam penerimaan sebuah teknologi (Imam,
2009).
14
Dalam hal ini Davis dkk. (1989:985) menjelaskan bahwa TAM merupakan
sebuah model yang diadaptasi dari TRA yang dikhususkan untuk model
penerimaan pengguna terhadap sistem informasi. Tujuan utamanya adalah untuk
menyediakan sebuah pijakan untuk menyelidiki pengaruh faktor-faktor
kepercayaan internal, sikap dan minat. TAM diformulasikan untuk tujuan tersebut
dengan cara mengidentifikasi sejumlah variabel penting yang berhubungan
dengan pengetahuan dan sikap terhadap penerimaan komputer, dan dengan
menggunakan TRA sebagai teori dasarnya untuk menggambarkan hubungan antar
variabel tersebut.
Model TRA dapat diterapkan karena keputusan yang dilakukan individu
untuk menerima suatu teknologi sistem informasi merupakan tindakan sadar yang
dapat dijelaskan dan diprediksi oleh minat perilakunya.TAM menambahkan dua
konstruk utama ke dalam model TRA seperti digambarkan di bawah ini.Dua
konstruk utama ini adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan
kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use).TAM berargumen
bahwa penerimaan individual terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh
dua konstruk tersebut (Jogiyanto, 2007:111).
Gambar 2.2
Technology Acceptance Model
(Sumber: Davis, Bagozzi dan Warshaw,1989:985)
15
Selanjutnya penjelasan kelima konstruk yang sudah terbentuk tersebut dapat
digambarkan dalam penjelasan berikut ini (Davis dkk., 1989; Jogianto,2007:114-
117):
1) Kegunaan Persepsian (Perceived Usefulness)
Konstruk yang pertama ini didefinisikan sebagai sejauhmana seseorang
percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
pekerjaannya (“as the extent to which a person believes that using a
technology will enhance her or his performance.”) Artinya, jika seseorang
merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan
menggunakannya. Sebaliknya, jika merasa percaya bahwa sistem informasi
kurang berguna dia tidak akan menggunakannya. Dengan kata lain konstruk
ini merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan
keputusan.
2) Kemudahan Penggunaan Persepsian(Perceived Ease of Use)
Konstruk yang kedua dari TAM adalah kemudahan penggunaan persepsian
(perceived ease of use) yang didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
percaya bahwa menggunakan teknologi akan bebas dari usaha (“is the extent
to which a person beleives that using a technology will be free efort”).
Artinya, jika seseorang merasa percaya bahwa bahwa sistem informasi
mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya, jika
seseorang merasa percaya bahwa sistem tidak mudah digunakan maka dia
tidak akan menggunakannya.
3) Sikap terhadap Perilaku
Sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) didefinisikan sebagai
perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku
yang ditentukan (“an individual’s positive or negative feelings about
performing the target behavior.”)
4) Minat Perilaku(Behavioral Intention)
Minat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan (minat)
seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan
16
melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau minat
untuk melakukannya.
5) Perilaku(Behavior)
Perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang.Dalam
konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku adalah
penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi.
2.3 Penerapan TAM dalam Bidang Perpustakaan
Penelitian tentang penerapan kompetensi teknologi informasi pada beberapa
perpustakaan tempat praktek lapangan kerja Mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukan bahwa sebagian
besar perpustakaan 78,8% telah menerapkan kompetensi TI dalam kegiatan
digitalisasi bahan tercetak. Dan, hampir seluruh mahasiswa sebanyak 73,4% atau
sekitar 47 responden yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
digitalisasi dan melakukan scanning bahan tercetak. Namun jika melihat
kemampuan kompetensi TI mereka tentang pengetahuan komputer secara umum
masih termasuk cukup/sedang dengan perolehan data sekitar 60%, terlebih lagi
untuk kompetensi keterampilan yang berhubungan dengan internet masih dalam
kategori rendah yaitu sekitar 40%.Dalam hal kompetensi penggunaan perangkat
keras komputer termasuk dalam kategori sangat tinggi, hal ini ditunjukan dengan
100% mahasiswa telah menguasai kompetensi tersebut di atas rata-rata. Dan,
untuk kompetensi penggunaan produk-produk yang berhubungan dengan otomasi
perpustakaan berada dalam kategori tinggi yaitu 66,7% telah berada di atas rata-
rata (Ade, 2013).
Selanjutnya beberapa analisis TAM dalam penggunaan teknologi di
lingkungan perpustakaan telah dilakukan untuk melihat aspek-aspek yang
berhubungan dengan penerapan sistem informasi perpustakaan (Farhansyah,
2012); sistem otomasi perpustakaan (Vita, 2013); dan perpustakaan digital
(Imam, 2009).Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Dian (2010)
menggunakan model Technology Acceptance Model (TAM) pada perpustakaan
17
digital.Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif
dengan teknik pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling.Populasi
yang ada dalam penelitian ini adalah mahasiswa IAIN Sunan Ampel yang juga
merupakan anggota aktif perpustakaan, selain itu besaran sampel yang ditetapkan
adalah 100 sampel. Dari hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa faktor yang
mempengaruhi adanya penerimaan perpustakaan digital antara lain: 1). persepsi
mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan dikarenakan adanya manfaat yang
didapatkan dari penggunaan sistem tersebut, 2). dengan adanya penerimaan yang
ditunjukkan kepada perpustakaan digital mempengaruhi implementasi
penggunaan perpustakaan digital secara langsung.
Dalam kesempatan lain Ade (2014) menggambarkan bahwa penggunaan
TAM dalam menganalisa penggunaan teknologi informasi (penerapan otomasi) di
lingkungan perpustakaan telah membuktikan bahwa model tersebut dapat
menjelaskan bukti-bukti ada pengaruh antara variable kemudahan penggunaan
persepsian dan kemudahan persepsian terhadap penerimaan nyata para tenaga
perpustakaan madrasah terhadap penerapan otomasi perpustakaan berbasis
“SLiMs”.
2.4 Model dan Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian sesuai dengan model penelitian dalam gambar 2
sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Artinya, suatu pernyataan yang
bersifat hipotesis belum tentu benar. Oleh sebab itu, pernyataan tersebut harus
dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian sampai benar-benar terbukti
secara sah dan meyakinkan (Sugiyono, 2007: 64).
18
Gambar 2.3 Model Penelitian yang Disederhanakan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka hipotesis
dalam model penelitian penerimaan mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap aplikasi Scan Snap SV600 + Rack2-
Filer sebagai salah teknologi digitalisasi bahan koleksi perpustakaan ini adalah:
H1: kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) berpengaruh terhadap
kegunaan persepsian (PU)
H2: kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) berpengaruh terhadap sikap
terhadap perilaku (AU)
H3: kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) berpengaruh terhadap niat
untuk menggunakan (BI).
H4: kegunaan persepsian (PU) berpengaruh terhadap sikap terhadap perilaku
(AU)
H5: kegunaan persepsian (PU) berpengaruh terhadap sikap terhadap niat untuk
menggunakan (BI).
H6: sikap terhadap perilaku (AU) berpengaruh terhadap niat untuk
menggunakan (BI).
19
BBAABB 33
MMEETTOODDOOLLOOGGII PPEENNEELLIITTIIAANN .
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel pengaruh atau variabel
dependen kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) dan kegunaan persepsian
(PU) terhadap variabel independen sikap () dan niat untuk penggunaan (BI)
aplikasi Scan Snap SV600 + Rack2-Filer dalam pelaksanaan digitalisasi bahan
pustaka.
Objek analisis untuk penelitian adalah penerimaan mahasiswa jurusan Ilmu
Perpustakaan terhadap aplikasi Scan Snap SV600 + Rack2-Filerpada praktek
digitalisasi bahan pustaka di perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.
Berdasarkan definisi tersebut, maka ditetapkan populasi dari penelitian ini adalah
mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan semester 2 pada mata kuliah Aplikasi
Teknologi Infomasi 1 sebanyak 102 orang.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Sampling Jenuh yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara mengambil semua
populasi sebagai sample (Sugiyono, 2011:63).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer, yaitu data
yang diperoleh secara langsung dari sumber asli dengan menggunakan instrumen
kuesioner dengan pola penilaian skala likert. Kuesioner ini terbagi menjadi 4
20
bagian yang berisi sejumlah pernyataan mengenai faktor (1) kemudahan
penggunaan persepsian; (2) kegunaan persepsian; (3) sikap; (4) niat untuk
menggunakan aplikasi Scan Snap SV600+ Rack2-Filer dalam pelaksanaan
digitalisasi bahan pustaka.
Selanjuatnya untuk kategori pengukuran ke enam faktor di atas, peneliti
menggunakan skala likert dari 1= sangat tidak setuju, hingga 4=sangat setuju,
dengan rincian sebagai berikut:
SS = Sangat Setuju, diberi skor 4;
S = Setuju, diberi skor 3;
TS = Tidak Setuju, diberi skor 2; dan
STS = Sangat Tidak Setuju, diberi skor 1.
Dajan sebagaimana dikutip Tony (2012:228) menjelaskan penggunaan skala
likert ini kemudian menilai individu yang bersangkutan dengan menambahkan
bobot dari jawaban yang dipilih. Nilai rata masing-masing responden dapat
dikelompokkan ke dalam kelas interval, karena data ini merupakan data ordinal
sehingga skala data harus interval. Interval merupakan kisaran jawaban responden
yang diperoleh melalui selisih nilai maksimal dengan minimum dibandingkan
jumlah kelas yaitu:
Interval : Nilai maksimal – nilai minimum
Jumlah kelas
Interval : 4 – 1 = 0,75
4
Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat ditentukan skala distribusi
pendapat responden sebagai berikut:
a. Nilai sebesar 1,00 - 1,74 = sangat rendah
b. Nilai sebesar 1,75 - 2,49 = rendah
c. Nilai sebesar 2,50 - 3,24 = tinggi
d. Nilai sebesar 3,25 - 4,00 = sangat tinggi
Selanjutnya teknik yang digunakan dalam penyebaran kuesioner ini
dilakukan dengan cara membagikan langsung langsung kepada seluruh mahasiswa
21
jurusan ilmu perpustakaan semester 2 pada mata kuliah ATI 2 di kelas A, B dan C
pada tanggal 3 Agustus 2015. Dari 102 kuesioner yang disebar, data yang
berhasil dikumpulkan adalah sejumlah 97 orang.
3.4 Metode Pengujian Instrumen
a. Uji Validitas
Untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari
penggunaan instrumen dilakukan uji validitas dengan menggunakan korelasi
Product Moment Pearson. Suatu skala disebut valid bila ia melakukan apa yang
seharusnya diukur (Tony, 2012: 229).
Pada penelitian ini, validitas yang diuji adalah validitas variabel dengan
mengkorelasikan skor masing-masing butir dengan skor total dengan bantuan
program SPSS versi 22. Masing-masing item dikatakan valid bila nilai Output
Corrected Item Total Correlation (r-hitung) > r-tabel.
Besarnya nilai r-tabel dengan uji sampel N=97 dan tingkat signifikansi 5%,
maka ditemukan besarnya r-tabel yaitu 0,202. Hasil uji validitas disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 3.1 Case Processing Summary
N %
Cases Valid 97 100.0
Excludeda 0 .0
Total 97 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
(Sumber: Data Primer, 2015)
Pada tabel 3.1 di atas menerangkan bahwa 97 kasus telah diproses atau
100% sudah valid. Selanjutnya pada tabel 3.2 menerangkan besarnya nilai
Cronbach Alpha, yaitu 0,730. Sedangkan pada tabel 3.3 menunjukan hasil
22
penghitungan validitas dan reliabilitas yang akan dianalisis untuk kesembilanbelas
(19) butir pertanyaan.
Tabel 3.2 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.730 19
(Sumber: Data Primer, 2015)
Tabel 3.3 Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
A1 60.37 17.215 .232 .725
A2 60.42 16.767 .366 .717
A3 60.21 16.582 .307 .719
A4 60.01 16.531 .236 .726
A5 59.74 15.714 .560 .699
B1 59.77 16.323 .381 .713
B2 59.92 16.014 .403 .711
B3 60.14 16.354 .335 .717
B4 60.30 16.316 .282 .722
B5 60.01 17.010 .121 .738
C1 59.92 16.493 .288 .721
C2 60.04 16.144 .337 .716
C3 60.00 16.167 .415 .711
C4 60.31 16.570 .244 .725
C5 60.29 16.499 .158 .739
D1 59.77 16.677 .288 .721
D2 60.00 16.437 .344 .716
D3 59.85 16.590 .299 .720
D4 60.16 16.098 .339 .716
(Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan korelasi Product Moment
Pearson, diketahui bahwa hampir semua butir pertanyaan (lihat pada kolom
23
Corrected Item-Total Correlation) mempunyai nilai lebih besar dari 0,202,
terkecuali pertanyaan B5 dan C5.
Untuk langkah selanjutnya maka dilakukan lagi uji coba terhadap 17
pertanyaan (selain B5 dan C5). Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah.
Pada table tersebut semua nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation
mempunyai nilai lebih besar dari 0,202. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa semua variabel pertanyaan yang terdapat dalam instrumen penelitian ini
sudah valid.
Tabel 3.4 Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
A1 53.87 14.638 .218 .743
A2 53.92 14.285 .331 .736
A3 53.70 13.920 .333 .735
A4 53.51 13.940 .239 .745
A5 53.24 13.266 .545 .717
B1 53.27 13.927 .337 .735
B2 53.41 13.224 .473 .722
B3 53.64 13.650 .375 .731
B4 53.79 13.874 .255 .743
C1 53.41 13.828 .313 .737
C2 53.54 13.522 .357 .733
C3 53.49 13.732 .386 .730
C4 53.80 13.742 .305 .738
D1 53.27 14.136 .278 .739
D2 53.49 13.961 .321 .736
D3 53.34 14.060 .287 .739
D4 53.66 13.643 .319 .737
(Sumber: Data Primer, 2015)
b. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan
terhadap instrumen. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan
pendekatan internal consistency reliability yang menggunakan Cronbach Alpha
untuk mengidentifikasikan seberapa baik item-item dalam kuesioner berhubungan
24
antara satu dengan yang lainnya. Segaimana dijelaskan oleh Tony (2012: 232)
bahwa sebuah faktor dinyatakan reliabel/andal jika koefisien Alpha lebih besar
dari 0,6.
Hasil uji reliabilitas untuk penelitian ini disajikan dalam tabel 3.4 pada
kolom Cronbach's Alpha if Item Deleted menunjukan angka lebih besar dari0,7.
Artinya, instrumen penelitian adalah reliabel/andal karena nilai Cronbach
Alphalebih besar dari 0,6.
3.5 Metode Analisis Data
Hasil temuan data diuji dan dianalisa dengan menggunakan Statistical
Package for Social Sceince (SPSS) versi 22. Adapun analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi dari masing –
masing variabel penelitian berdasarkan model TAM.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu uji
normalitas dan multikolinieritas. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi
yang berdistribusi normal. Sedangkan uji multikolinieritas merupakan uji yang
ditinjukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas. Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi
multikolenieritas (Tony, 2012: 125 & 132).
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis), yaitu
suatu teknik analisis statistika yang dikembangkan dari analisis regresi berganda.
Metode ini digunakan untuk menguji kuat tidaknya korelasi dua atau lebih
variabel terikat terhadap variabel bebas dengan nilai signifikannya sebesar 0,05.
Dalam penelitian ini dibuat 3 persamaan substruktural berikut ini:
25
Persamaan Substruktural 1:
X2 = px2x1 + ε1
Keterangan:
X2 = Kegunaan Persepsian
X1 = Kemudahan Penggunaan Persepsian
P = Koefisien Jalur (Path Coefficient)
ε = Error
Persamaan Substruktural 2:
X3 = px2x1 + px3x2 + ε2
Keterangan:
X3 = Sikap terhadap Perilaku
X2 = Kegunaan Persepsian
X1 = Kemudahan Penggunaan Persepsian
P = Koefisien Jalur (Path Coefficient)
ε = Error
Persamaan Substruktural 3:
Y = px2x1 + px3x2 + pyx3 + ε3
Keterangan:
Y = Niat untuk Penggunaan
X3 = Sikap terhadap Perilaku
X2 = Kegunaan Persepsian
X1 = Kemudahan Penggunaan Persepsian
P = Koefisien Jalur (Path Coefficient)
ε = Error
26
a. Analsisi Koefisien Determinan
Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam
regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang
terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa
dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien
determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat
dapat diterangkan oleh variabel bebas. Bila nilai koefisien determinasi sama
dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama
sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat
diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan
berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu
persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan
satu.
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi sebegai berikut:
0,00 – 0,199 = sangat rendah
0,20 – 0,399 = rendah
0,40 – 0,599 = sedang
0,60 – 0,799 = kuat
0,80 – 1,00 = sangat kuat
b. Uji F
Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk
melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel eksternalnya secara bersama-
sama terhadap variabel internal. Atau untuk menguji apakah model regresi yang
kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Jika model signifikan
maka model bisa digunakan untuk prediksi/ peramalan, sebaliknya jika non/tidak
signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk peramalan.
Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel, jika
Fhitung> dari Ftabel, (Ho di tolak Ha diterima) maka model signifikan atau bisa
dilihat dalam kolom signifikansi pada Anova. Model signifikan selama kolom
27
signifikansi (%) < Alpha (kesiapan berbuat salah tipe 1, pada penelitian ini tingkat
signifikanny 5%). Dan sebaliknya jika Fhitung< Ftabel, maka model tidak
signifikan, hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi (%) akan lebih besar dari
alpha.
c. Uji T
Uji T dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
masing-masing variabel eksogennya secara sendiri-sendiri terhadap variabel
endogennya. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan thitung atau tpenelitian
dengan ttabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing thitung,
proses uji T identik dengan Uji F.
3.6 Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dari tanggal 1 Mei s/d 31Nopember 2015 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN BULAN Mei Juni Juli Agus. Sept. Okt. Nop.
1. Perbaikan proposal X 2. Pendalaman dan penulisan
tinjauan literature dan teori X X
3. Pembuatan kuesioner X 4. Penyebaran kuesioner X 5. Pengolahan data kuesioner X 6. Analisis dan pembahasan
hasil pengolahan data X
7. Pembuatan laporan dan artikel penelitian
X X
8. Penyerahan laporan X
3.7 Anggaran Penelitian
Anggaran penelitian ini bersumber dari anggaran BOPTN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dikelola oleh Pusat Penelitian, dengan rincian sebagai berikut:
28
Tabel 3.6 Anggaran Penelitian
Belanja Gaji dan Tunjangan BLU
Jml Satuan Total Waktu Jml Total
Ket. Harga Total Harga
Honor Peneliti 1 Org 6 Bulan 5 OB 500.000 3.000.000 Penyebaran Kuesioner 1 Paket 1.500.000 1.500.000 Fotokopi dan ATK 1 Paket 2.000.000 2.000.000 Pengadaan Sumber Kepustakaan
1 Paket 2.000.000 2.000.000
Publikasi dan Dokumentasi
1 Paket 1.000.000 1.000.000
Pembuatan Laporan 1 Paket 500.000 500.000 Total 10.000.000
29
BBAABB 44
HHAASSIILL PPEENNEELLIITTIIAANN
4.1 Gambaran Umum Teknologi ScanSnap SV600 dan Rack2 Filer
ScanSnap SV600 merupakan salah satu produk teknologi digitalisasi berupa
scanner dari Fujitsu. Banyak sekali kemudahan dan keunggulan yang ditawarkan
oleh scanner ini. Scanner SV600, ini merupakan scanner dokumen berteknologi
terbaru “Versatile Imaging Technology” – (VI Technology) – yang menghadirkan
kemudahan bagi pengguna dalam memindai dokumen serta mampu
menghasilkan image digital berkualitas tinggi. Selain itu, SV600 juga memiliki
keunggulan spesial, seperti kemampuan memindai dokumen berukuran lebar
hingga ukuran A3 dan memindai buku atau dokumen terjilid lainnya secara
langsung, serta mampu menghasilkan data image digital yang sangat tajam.
Seri terbaru ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur termutakhir, seperti
“One Touch” dari ScanSnap Series dan dilengkapi dengan “Book Image
Correction” (kemampuan mengoreksi distorsi image saat pemindaian akibat
bentuk buku yang melengkung), serta “Page Turning Detection” untuk
memudahkan proses digitalisasi berbagai jenis media.
Gambar 4.1 ScanSnap SV600
Sumber: http://www.fujitsu.com
30
4.1.1 Fitur ScanSnap SV600
Berbagai fitur yang ditawarkan Fujitsu ScanSnap SV600 memungkinkan
anda untuk men-scan dokumen dari sumber yang tanpa batas, antara lain:
• Dapat men-scan kartu nama bisnis hingga dokumen berukuran A3. Tidak
akan ada lagi crash atau tabrakan dalam memotong atau melipat dokumen
ketika melebihi ukuran A4. Seperti majalah atau Koran yang memiliki
ukuran lebih dari A4, maka anda akan tetap dapat men-scan dengan baik.
• Kenerja ScanSnap SV600. Kinerja yang disuguhkan oleh scanner ini
sangat menakjubkan. Bagaimana tidak, dalam waktu 3 detik anda sudah
dapat mendapatkan hasil scanning yang memuaskan. Begitu pula
dengan dokumen berukuran A3, seluruh dimensi akan ter-scan dengan
baik apalagi scanner ini dilengkapi oleh image correction untuk
menghilangkan bagian-bagian yang tidak seharusnya ada dalam hasil
scanning.
• Menggunakan teknologi VI (Versatile Imaging). Tekhnologi ini
merupakan tekhnologi pada scanner yang menggabungkan sensor pada
lampu LED, lensa dan CCD. Inilah yang membuat sebuah scanner
mampu untuk mendeteksi ketidaksetaraan hasil scan dan tetap
mendapatkan gambar yang jernih. Ini dimaksudkan jika anda ingin
men-scan dokumen yang tipis dan juga menscan gambar memakai
pewarna crayon atau cat air, pensil warna dan foto. Dengan tidak
menyentuhnya, kualitas gambar akan sama dengan kualitas aslinya.
• Mampu mendeteksi lebih dari 1 dokumen (Multiplee document
Detection). Dengan adanya tekhnologi built in, ScanSnap SV600 dapat
memindai atau men-scan beberapa kartu nama , foto, kliping Koran dan
dokumen lainnya hanya pada satu waktu bersamaan (bisa mencapai 10
dokumen).
31
• Membuat buku digital dengan mudah. Fujitsu ScanSnap SV600 adalah
pilihan yang pas untuk memindai atau men-scan buku dan majalah
dengan cepat dan efisien. Dengan menggunakan software “Rack2-Filer
Smart with Magic Desktop”, anda dapat men-scan, mengatur dan
membuat buku digital sendiri.
4.1.2 Penggunaan ScanSnap dengan Rack2-Filer
Rack2-Filer merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk mengelola
dokumen dan data digital dalam satu tempat yang sama. Dukungan dari beberapa
perangkat keras seperti mobile phone dan komputasi awan memungkinkan koleksi
yang telah di simpan dalam aplikasi ini dapat diakses dan/atau ditempatkan di
mana saja, seperti diilustrasikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.2 Ilustrasi Penyimpanan dan Akses Koleksi Digital
Pada Hasil Penerapan ScanSnap SV600 dan Rack2-Filer
Sumber: https://www.pfu.fujitsu.com/en/products/rack2_smart/
Kelebihan dari aplikasi ini selain mudah digunakan, juga dapat
mengorganisakan koleksi digital dalam bentuk blinder pada rak buku virtual.
Setiap blinder dapat menampung dokumen sebanyak 10.080.000 halaman, dan
32
satu rak buku dapat menampung 84 blinder (buku). Untuk setiap perpustakaan
dapat menampung 20 rak buku virtual, dan pada satu aplikasi Rack2-Filer ini
dapat menampung sampai 6 perpustakaan digital.
Tentu saja di samping beberapa kelebihan yang bisa ditemukan pada aplikasi
ini, ada beberapa kekurangan yang dimiliki oleh aplikasi ini. Salah satunya bahwa
untuk aplikasi pada pemasangan di komputer pribadi (PC) hanya dapat diperoleh
satu paket dengan pembelian perangkat Scansnap SV600.
Berikut ini langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam penggunaan
ScanSnap SV 600 bersamaan dengan Rack2-Filer dalam membuat buku digital
atau digitalisasi.
Step 1: Scan hanya dengan satu tombol
• Men-scan hanya dengan menggunakan satu tombol saja
• Letakkan buku pada alas kemudian tekan tombol scan
• Letakkan buku pada alas kemudian tekan tombol scan
Ini digunakan ketika halaman akan dibalik, maka secara otomatis scanning akan
dimulai. Anda dapat memulai scanning setelah menekan tombol “Scan”,
kemudian ketika akan meneruskan scanning, anda dapat menentukan waktu jeda
sebelum scanning berikutnya dilakukan.
Step 2: Auto Image Correction
Auto Image Correction
Secara otomatis akan memotong gambar yang tidak penting seperti jari yang ter-
scan ketika akan men-scan.
Book Image Correction
Anda juga bisa mengaktifkan fitur ini untuk mendeteksi jika ada lengkungan dari
buku yang membuat hasil tidak baik. Fitur ini memungkinkan untuk membuat
hasil sesuai dengan buku aslinya.
Step 3: Pengaturan dan Penglihatan (Organizing and viewing)
33
Dengan adanya software ScanSnap Organizer, CardMinder dan Rack-2Filer
Smart, hasil scanning anda akan tetap terorganisir dan mdah diakses. Selain itu,
anda juga dapat membagi halaman dan membuat thumbnail menggunakan
halaman awal dan belakang dari buku setelah melakukan scanning.
4.2 Gambaran Penerimaan Mahasiswa Terhadap Aplikasi Scan Snap
SV600 + Rack2-Filer
Gambaran penerimaan yang menunjukan kemudahan penggunaan
persepsian, kegunaan persepsian, sikap terhadap perilaku, dan niat para
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk menggunakan aplikasi Scan Snap SV600SV600 + Rack2-Filer sebagai salah
satu teknologi digitalisasi bahan koleksi perpustakaan dapat dilihat dalam
penjelasan pada masing-masing poin berikut ini.
4.2.1 Kemudahan Penggunaan Persepsian
Analisis karakteristik kemudahan penggunaan persepsian ini berdasarkan
beberapa pernyataan yang diajukan kepada responden, berikut ini:
Program Scan Snap SV600SV600 + Rack2-Filer mudah dipasang (install)
pada komputer probadi PC
Program Scan Snap SV600SV600 + Rack2-Filer mudah dipasang dalam
sistem operasi apa saja (seperti Windows, linux, dll.)
Program Scan Snap SV600SV600 + Rack2-Filer mudah disesuaikan
dengan kebutuhan
Program Scan Snap SV600SV600 + Rack2-Filer mudah dipelajari dalam
penggunaan perintah-perintahnya (menu)
Program Scan Snap SV600SV600 + Rack2-Filer mudah digunakan untuk
menangani digitalisasi koleksi perpustakaan.
Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan rata-rata (means)
digambarkan pada table 4.1 di bawah ini.
34
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
Kemudahan Penggunaan Persepsian N Sum Mean Std. Deviation
A1 97 294 3.03 .367 A2 97 289 2.98 .381 A3 97 310 3.20 .492 A4 97 329 3.39 .605 A5 97 355 3.66 .476
Valid N (listwise) 97 (Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan nilai rata-rata (means) diketahui nilai rata-rata dari semua
variabel pernyataan di atas paling kecil adalah sebesar 2,98. Sedangkan nilai rata-
rata yang paling besar adalah 3,66. Nilai-nilai tersebut berada di atas skala 2,50
yang berarti pernyataan A1, A2, dan A3 pada kemudahan penggunaan persepsian
dipersepsikan responden termasuk tinggi. Dan, untuk poin A4 dan dan A5 adalah
sangat tinggi. Dari rata-rata yang didapat 3.25 menunjukan bahwa persepsi
kemudahan penggunaan aplikasi Scan Snap SV600+ Rack2-Filer sebagai salah
satu teknologi digitalisasi bahan koleksi perpustakaan adalah sangat tinggi.
4.2.2 Kegunaan Persepsian
Analisis karakteristik kegunaan persepsian ini berdasarkan beberapa
pernyataan yang diajukan kepada responden, berikut ini:
Dengan program Scan Snap SV600+ Rack2-Filer dapat meningkatkan
kualitas kerja digitalisasi koleksi perpustakaan
Dengan program Scan Snap SV600+ Rack2-Filer dapat meningkatkan
efesiensi kerja
Dengan program Scan Snap SV600+ Rack2-Filer dapat meningkatakan
produktivitas kerja
Dengan program Scan Snap SV600+ Rack2-Filer dapat menyimpan data
dengan jumlah besar
Dengan program Scan Snap SV600+ Rack2-Filer dapat melakukan temu
kembali hasil digitalisasi koleksi perpustakaan secara cepat dan tepat
35
Analisis deskriptif karakteristik kegunaan persepsian dilakukan dengan
menggunakan rata-rata (means) digambarkan pada table 4.2 di bawah ini
Tabel 4.2 Descriptive Statistics Kegunaan Persepsian
N Sum Mean Std. Deviation
B1 97 352 3.63 .486
B2 97 338 3.48 .542
B3 97 316 3.26 .526
B4 97 301 3.10 .604
B5 97 329 3.39 .638
Valid N (listwise) 97
(Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan nilai rata-rata (means) diketahui nilai rata-rata dari semua
variabel pernyataan di atas paling kecil adalah sebesar 3,10. Sedangkan nilai rata-
rata yang paling besar adalah 3,63. Dari nilai rata-rata untuk semua nilai di atas
adalah 3.37 yang berarti kegunaan persepsian dipersepsikan responden termasuk
sangat tinggi. Nilai rata-rata ini menunjukan bahwa persepsi kegunaan
penggunaan aplikasi Scan Snap SV600+ Rack2-Filer sebagai salah satu teknologi
digitalisasi bahan koleksi perpustakaan adalah sangat tinggi.
4.2.3 Sikap Terhadap Perilaku
Analisis karakteristik sikap terhadap perilaku ini berdasarkan beberapa
pernyataan yang diajukan kepada responden, berikut ini:
Menurut saya program Scan Snap SV600+ Rack2-Filer mempercepat
kegiatan digitalisasi koleksi perpustakaan.
Menurut saya program Scan Snap SV600+ Rack2-Filer meringankan
beban tugas pustakawan/ staf perpustakaan terhadap pekerjaan alih media
digital bahan pustaka
36
Menurut saya program Scan Snap SV600+ Rack2-Filer dapat
meningkatkan pelaksanaan digitalisasi koleksi perpustakaan
Menurut saya program Scan Snap SV600+ Rack2-Filer membantu
perpustakaan memperluas jasa layanan perpustakaan
Menurut saya program Scan Snap SV600+ Rack2-Filer merupakan sebuah
software yang mudah digunakan untuk digitaliasi koleksi perpustakaan
dibandingkan software lainnya.
Analisis deskriptif karakteristik sikap ke arah penggunaan dilakukan
dengan menggunakan rata-rata (means) digambarkan pada table 4.3 di bawah ini
Tabel 4.3 Descriptive Statistics
Sikap Terhadap Perilaku N Sum Mean Std. Deviation
C1 97 338 3.48 .542 C2 97 326 3.36 .581 C3 97 330 3.40 .493 C4 97 300 3.09 .579 C5 97 302 3.11 .762
Valid N (listwise) 97 (Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan nilai rata-rata (means) diketahui nilai rata-rata dari semua
variabel pernyataan di atas paling kecil adalah sebesar 3,09. Sedangkan nilai rata-
rata yang paling besar adalah 3,48. Untuk pernyataan C4 dan C5 pada Sikap
Terhadap Perilaku dipersepsikan responden termasuk tinggi. Dan, untuk poin C1,
C2 dan C3 adalah sangat tinggi. Dari rata-rata yang didapat 3.39 menunjukan
Sikap Terhadap Perilaku aplikasi Scan Snap SV600 + Rack2-Filer sebagai salah
satu teknologi digitalisasi bahan koleksi perpustakaan adalah sangat tinggi.
4.2.4 Niat Untuk Menggunakan
Analisis karakteristik niat untuk menggunakan ini berdasarkan beberapa
pernyataan yang diajukan kepada responden, berikut ini:
37
Saya telah belajar untuk menggunakan aplikasi Scan Snap SV600+ Rack2-
Filer dalam pelaksanaan digitalisasi koleksi perpustakaan
Saya berencana untuk menerapkan aplikasi Scan Snap SV600+ Rack2-
Filer ini dalam pelaksanaan digitalisasi koleksi perpustakaan
Walaupun saya belum memiliki perangkat Scan Snap SV600+ Rack2-Filer
saya berusaha untuk dapat menggunakan program tersebut
Saya akan/pernah menyarankan kepada teman lain untuk menggunakan
aplikasi Scan Snap SV600+ Rack2-Filer dalam tugas digitalisasi koleksi
perpustakaan
Analisi deskriptif dilakukan dengan menggunakan rata-rata (means)
digambarkan dalam uraian berikut ini.
Tabel 4.4 Descriptive Statistics
Niat untuk Menggunakan N Sum Mean Std. Deviation
D1 97 352 3.63 .486 D2 97 330 3.40 .493 D3 97 345 3.56 .499 D4 97 314 3.24 .591
Valid N (listwise) 97 (Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan nilai rata-rata (means) diketahui nilai rata-rata dari semua
variabel pernyataan di atas paling kecil adalah sebesar 3,24. Sedangkan nilai rata-
rata yang paling besar adalah 3,63. Untuk pernyataan D1, D2 dan D3 pada niat
untuk menggunakan dipersepsikan responden termasuk sangat tinggi. Dan, untuk
poin D4 adalah tinggi. Dari rata-rata yang didapat 3.46 menunjukan niat untuk
menggunakan aplikasi Scan Snap SV600+ Rack2-Filer sebagai salah satu
teknologi digitalisasi bahan koleksi perpustakaan adalah sangat tinggi.
4.3 Uji Asumsi Klasik
Hasil uji asumsi klasik berikut berupa uji Normalitas yang bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya
38
menggambarkan distribusi normal. Demikian juga denan hasil uji
multikolinieritas yang merupakan uji yang ditujukan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
4.3.1 Uji Normalitas
Hasil analisis normalitas pada penelitian ini diuraikan pada gambar grafik P-
Plot dan histogram berikut ini.
Gambar 4.3 Grafik P-Plot
Hasil Analisis Normalitas
(Sumber: Data Primer, 2015)
Output grafik di atas menunjukan adanya penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal yang mendekati garis diagonal. Begitu juga dengan hasil
histogram paga gambar 4.4 di bawah. Berdasarkan pedoman uji normalitas
menyatakan bahwa jika penyebaran data mengikuti atau mendekati garis normal
maka suatu penelitian dapat dikatakan normal. Melihat hal tersebut maka dapat
disimpulkan model regresi dalam penelitian ini memenuhi uji normalitas.
39
Gambar 4.4
(Sumber: Data Primer, 2015)
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Berikut ini hasil uji
multikolinearitas.
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
(Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan table 4.5 di atas dapat di ketahui bahwa VIF untuk PEOU,PU,
dan AU di sekitar angka 1 yaitu 1.191, 1.226, 1.224 dengan tingkat tolerance
40
mendekati angka 1 yaitu sebesar 0.839, 0.816, 0.817. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko atau
dapat dikatakan bebas dari problem multikolinearitas, dan dapat digunakan dalam
penelitian ini.
4.4 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis jalur (Path
Analysis) sebagai pengembangan dari analisis regresi berganda dengan tingkat
signifikansi α = 0,05 yang terdiri dari: pengujian korelasi, koefisien determinasi,
uji F, dan uji t.
4.4.1 Persamaan Substruktural 1
Uji persamaan substruktural 1 ini dilakukan untuk menguji hubungan dan
pengaruh Kemudahan Penggunaan Persepsian (PEOU) terhadap Kegunaan
Persepsian (PU) dengan model persamaan berikut:
X2 = px2x1 + ε1
Keterangan:
X2 = Kegunaan Persepsian
X1 = Kemudahan Penggunaan Persepsian
P = Koefisien Jalur (Path Coefficient)
ε = Error
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antar kemudahan
penggunaan persepsian (PEOU) dan kegunaan persepsian (PU) sebesar 0.332
seperti tertera dalam tabel 4.6 di bawah ini.
41
Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi
Kemudahan Penggunaan Persepsian terhadap Kegunaan Persepsian Correlations
PEOU PU PEOU Pearson Correlation 1 .332**
Sig. (2-tailed) .001 N 97 97
PU Pearson Correlation .332** 1 Sig. (2-tailed) .001 N 97 97
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Untuk menafsir angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut:
- 0,00 – 0,199 = sangat rendah
- 0,20 – 0,399 = rendah
- 0,40 – 0,599 = sedang
- 0,60 – 0,799 = kuat
- 0,80 – 1,00 = sangat kuat
Selanjutnya untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:
Ho; p= 0 : tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel.
Ha; p≠ 0 : ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel.
Pengujian berdasarkan signifikan:
Jika angka signifikannya > 0,05 maka Ho diterima
Jika angka signifikannya < 0,05 maka Ho ditolak
Korelasi sebesar 0,332 mempunyai maksud hubungan antara variabel
kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) dan kegunaan persepsian (PU) adalah
rendah dan searah, artinya apabila terjadi kenaikan PEOU, maka PU juga akan
mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut
mempunyai angka signifikan sebesar 0,001 < 0,05 maka cukup bukti untuk
menolak Ho; p = 0 dan menerima Ha; p ≠ 0 sehingga korelasi signifikan.
Pada tabel berikut ini dijelaskan pengaruh variabel kemudahan penggunaan
persepsian (PEOU) terhadap kegunaan persepsian (PU). Pada tabel 4.7
digambarkan pengaruh secara simultan antara kedua variabel tersebut.
42
Tabel 4.7 Model Summary
PEOU dan PU
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .332a .110 .101 1.552
a. Predictors: (Constant), PEOU
Besarnya pengaruh secara simultan kemudahan penggunaan persepsian
(PEOU) terhadap kegunaan persepsian (PU) dapat dilihat dari nilai R square (r2),
yaitu sebesar 0,101 atau 10,1%. Angka ini mempunyai maksud bahwa pengaruh
PEOU dengan PU secara simultan adalah 10,1%, sedangkan sebagian besar 89,9%
(100% - 10,1%) dipengaruhi faktor lain. Dengan kata lain variabilitas kegunaan
persepsian yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel kemudahan
penggunaan persepsian adalah sebesar 10,1%, sementara pengaruh yang
disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini adalah sebesar 89,9%.
Tabel 4.8 ANOVAa
PEOU dan PU
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 28.413 1 28.413 11.795 .001b
Residual 228.844 95 2.409
Total 257.258 96
a. Dependent Variable: PU b. Predictors: (Constant), PEOU
Selanjutnya untuk pengujian hipotesis hubungan liner antara variabel PEOU
dengan PU secara simultan dapat dilihat pada nilai Fpenelitian pada tabel 4.8 di atas,
yaitu sebesar 11,795. Besar nilai Fpenelitian ini dibandingkan dengan Ftabel penelitian
yang dapat diperoleh dari derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan numerator:
jumlah variabel – 1 atau 2-1=1; dan denumerator: jumlah kasus – 1 atau 97-1 =
98. Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka Ftabel sebesar 3.938.
43
Dengan kriteria:
Jika F penelitian > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika F peneltian < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Dari hasil perhitungan didapatkan angka F penelitian sebesar 11,795 > F tabel
3.398. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan
linier antara kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) terhadap kegunaan
persepsian (PU). Dengan demikian, model regresi di atas sudah layak dan benar.
Kesimpulannya kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) secara simultan
mempengaruhi kegunaan persepsian (PU). Besarnya pengaruh ialah 10,1%. Besar
pengaruh variabel lain di luar model regresi tersebut dihitung dengan rumus: 1 –
r2 atau 1 – 0,101 = 0,899 atau sebesar 89,9%.
Pada tabel berikutnya dijelaskan pengaruh kemudahan penggunaan
persepsian (PEOU) terhadap kegunaan persepsian (PU) secara parsial. Uji statistik
t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0,05. Sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh dapat dilihat dari
nilai Beta atau Standardized Coefficients di bawah ini.
Tabel 4.9 Coefficientsa PEOU dan PU
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.653 1.816 5.867 .000
PEOU .382 .111 .332 3.434 .001
a. Dependent Variable: PU
Hipotesis:
H0: tidak ada hubungan linear antara kemudahan penggunaan persepsian
dengan kegunaan persepsian
44
H1: ada hubungan linear antara kemudahan penggunaan persepsian dengan
kegunaan persepsian
Kriteria uji hipotesis:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t peneltian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Didasarkan hail penghitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 3,434 > t
tabel 1.985, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear antara
kemudahan penggunaan persepsian dengan kegunaan persepsian. Besar pengaruh
kemudahan penggunaan persepsian terhadap kegunaan persepsian sebesar 0,332
atau 33,2%.
4.4.2 Persamaan Substruktural 2
Uji persamaan substruktural 2 dilakukan untuk menguji hubungan dan
pengaruh Kemudahan Penggunaan Persepsian (PEOU) dan Kegunaan Persepsian
(PU) terhadap Sikap terhadap Perilaku (AU) dengan model persamaan berikut:
Persamaan Substruktural 2:
X3 = px2x1 + px3x2 + ε2
Keterangan:
X3 = Sikap terhadap Perilaku
X2 = Kegunaan Persepsian
X1 = Kemudahan Penggunaan Persepsian
P = Koefisien Jalur (Path Coefficient)
ε = Error
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara kemudahan
penggunaan persepsian (PEOU) dan Sikap terhadap perilaku (AU) sebesar 0.330;
45
kegunaan persepsian (PU) dan Sikap terhadap perilaku (AU) sebesar 0.366 (lihat
tabel 4.10).
Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi PEOU, PU dan AU
Correlations PEOU PU AU PEOU Pearson Correlation 1 .332** .330**
Sig. (2-tailed) .001 .001 N 97 97 97
PU Pearson Correlation .332** 1 .366** Sig. (2-tailed) .001 .000 N 97 97 97
AU Pearson Correlation .330** .366** 1 Sig. (2-tailed) .001 .000 N 97 97 97
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Korelasi sebesar 0,330 mempunyai maksud hubungan antara variabel
kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) dan sikap terhadap perilaku (AU)
adalah rendah dan searah, artinya apabila terjadi kenaikan PEOU, maka AU juga
akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut
mempunyai angka signifikan sebesar 0,001 < 0,05 maka cukup bukti untuk
menolak Ho; p = 0 dan menerima Ha; p ≠ 0 sehingga korelasi signifikan.
Selanjutnya, korelasi sebesar 0,366 mempunyai maksud hubungan antara
variabel kegunaan persepsian (PU) dan sikap terhadap perilaku (AU) adalah
rendah dan searah, artinya apabila terjadi kenaikan PU, maka AU juga akan
mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut
mempunyai angka signifikan sebesar 0,000 < 0,05 maka cukup bukti untuk
menolak Ho; p = 0 dan menerima Ha; p ≠ 0 sehingga korelasi signifikan.
Pada tabel berikut ini dijelaskan pengaruh variabel kemudahan penggunaan
persepsian (PEOU) dan kegunaan persepsian (PU) terhadap sikap terhadap
perilaku (AU). Pada tabel 4.11 digambarkan pengaruh PEOU dan PU terhadap
AU secara simultan.
46
Tabel 4.11 Model Summary
PEOU , PU dan AU
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .427a .183 .165 1.492
a. Predictors: (Constant), PU, PEOU
Besarnya pengaruh secara simultan kemudahan penggunaan persepsian
(PEOU) dan kegunaan persepsian (PU) terhadap Sikap terhadap perilaku (AU)
dapat dilihat dari nilai R square (r2), yaitu sebesar 0,165 atau 16,5%. Angka ini
mempunyai maksud bahwa pengaruh PEOU dengan PU secara simultan adalah
16,5%, sedangkan sebagian besar 83,5% (100% - 16,5%) dipengaruhi faktor lain.
Dengan kata lain variabilitas Sikap terhadap perilaku (AU) yang dapat
diterangkan dengan menggunakan variabel kemudahan penggunaan persepsian
(PEOU) dan kegunaan persepsian (PU) adalah sebesar 16,5%, sementara
pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini adalah
sebesar 83,5%.
Tabel 4.12 ANOVAa
PEOU, PU dan AU Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 46.777 2 23.389 10.506 .000b
Residual 209.264 94 2.226
Total 256.041 96 a. Dependent Variable: AU b. Predictors: (Constant), PU, PEOU
Selanjutnya untuk pengujian hipotesis hubungan liner antara variabel
PEOU, PU dengan AU secara simultan dapat dilihat pada nilai Fpenelitian pada tabel
4.12 di atas, yaitu sebesar 10,506. Besar nilai Fpenelitian ini dibandingkan dengan
Ftabel penelitian yang dapat diperoleh dari derajat kebebasan (DK) dengan
ketentuan numerator: jumlah variabel – 1 atau 3-1=2; dan denumerator: jumlah
47
kasus – 2 atau 97-2 = 95. Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka Ftabel
sebesar 3.09.
Dengan kriteria:
Jika F penelitian > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika F peneltian < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Dari hasil perhitungan didapatkan angka F penelitian sebesar 10,506 > F tabel
3,09. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linier
antara kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) dan kegunaan persepsian (PU)
terhadap sikap terhadap perilaku (AU). Dengan demikian, model regresi di atas
sudah layak dan benar. Kesimpulannya kemudahan penggunaan persepsian
(PEOU) dan kegunaan persepsian (PU) secara simultan mempengaruhi sikap
terhadap perilaku (AU). Besarnya pengaruh ialah 16,5%. Besar pengaruh variabel
lain di luar model regresi tersebut dihitung dengan rumus: 1 – r2 atau 1 – 0,165 =
0,835 atau sebesar 83,5%.
Pada tabel berikutnya dijelaskan pengaruh kemudahan penggunaan
persepsian (PEOU) dan kegunaan persepsian (PU) terhadap sikap terhadap
perilaku (AU) secara parsial. Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Sedangkan untuk
melihat besarnya pengaruh dapat dilihat dari nilai Beta atau Standardized
Coefficients di bawah ini.
Tabel 4.13 Coefficientsa
PEOU, PU dan AU
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.238 2.037 3.552 .001
PEOU .269 .113 .234 2.370 .020
PU .287 .099 .288 2.913 .004
48
a. Dependent Variable: AU
Hipotesis 1:
H0: tidak ada hubungan linear antara kemudahan penggunaan persepsian
dengan sikap terhadap perilaku
H1: ada hubungan linear antara kemudahan penggunaan persepsian dengan
sikap terhadap perilaku
Kriteria uji hipotesis:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t peneltian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Didasarkan hail penghitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 2,370 > t
tabel 1.985, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear antara
kemudahan penggunaan persepsian dengan sikap terhadap perilaku . Besar
pengaruh kemudahan penggunaan persepsian terhadap sikap terhadap perilaku
sebesar 0,234 atau 23,4%.
Hipotesis 2:
H0: tidak ada hubungan linear antara kegunaan persepsian dengan sikap
terhadap perilaku
H1: ada hubungan linear antara kegunaan persepsian dengan sikap terhadap
perilaku
Kriteria uji hipotesis:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t peneltian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Didasarkan hail penghitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 2,913 > t
tabel 1.985, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear antara
49
kegunaan persepsian dengan sikap terhadap perilaku. Besar pengaruh kegunaan
persepsian terhadap sikap terhadap perilaku sebesar 0,288 atau 28,8%.
4.4.3 Persamaan Substruktural 3
Uji persamaan substruktural 3 dilakukan untuk menguji hubungan dan
pengaruh Kemudahan Penggunaan Persepsian (PEOU), Kegunaan Persepsian
(PU), dan Sikap terhadap Perilaku (AU) terhadap Niat untuk Menggunakan (BI)
dengan model persamaan berikut:
Y = px2x1 + px3x2 + pyx3 + ε3
Keterangan:
Y = Niat untuk Penggunaan
X3 = Sikap terhadap Perilaku
X2 = Kegunaan Persepsian
X1 = Kemudahan Penggunaan Persepsian
P = Koefisien Jalur (Path Coefficient)
ε = Error
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara Kemudahan
Penggunaan Persepsian (PEOU), Kegunaan Persepsian (PU), dan Sikap terhadap
Perilaku (AU) dan Niat untuk Menggunakan (BI) sebesar 0.366 (lihat tabel 4.14).
Tabel 4.14
Hasil Uji Korelasi PEOU, PU, AU dan BI
Correlations
PEOU PU AU BI PEOU Pearson Correlation 1 .332** .330** .373**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 N 97 97 97 97
PU Pearson Correlation .332** 1 .366** .218* Sig. (2-tailed) .001 .000 .032 N 97 97 97 97
AU Pearson Correlation .330** .366** 1 .308**
50
Sig. (2-tailed) .001 .000 .002 N 97 97 97 97
BI Pearson Correlation .373** .218* .308** 1 Sig. (2-tailed) .000 .032 .002 N 97 97 97 97
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Korelasi sebesar 0,373 mempunyai maksud hubungan antara variabel
kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) dan niat untuk menggunakan (BI)
adalah rendah dan searah, artinya apabila terjadi kenaikan PEOU, maka BI juga
akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut
mempunyai angka signifikan sebesar 0,000 < 0,05 maka cukup bukti untuk
menolak Ho; p = 0 dan menerima Ha; p ≠ 0 sehingga korelasi signifikan.
Selanjutnya, korelasi sebesar 0,218 mempunyai maksud hubungan antara
variabel kegunaan persepsian (PU) dan niat untuk menggunakan (BI) adalah
rendah dan searah, artinya apabila terjadi kenaikan PU, maka BI juga akan
mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut
mempunyai angka signifikan sebesar 0,032 < 0,05 maka cukup bukti untuk
menolak Ho; p = 0 dan menerima Ha; p ≠ 0 sehingga korelasi signifikan.
Terakhir, korelasi sebesar 0,308 mempunyai maksud hubungan antara
variabel sikap terhadap perilaku (AU) dan niat untuk menggunakan (BI) adalah
rendah dan searah, artinya apabila terjadi kenaikan AU, maka BI juga akan
mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut
mempunyai angka signifikan sebesar 0,002 < 0,05 maka cukup bukti untuk
menolak Ho; p = 0 dan menerima Ha; p ≠ 0 sehingga korelasi signifikan.
Pada tabel berikut ini dijelaskan pengaruh variabel Kemudahan Penggunaan
Persepsian (PEOU), Kegunaan Persepsian (PU), dan Sikap terhadap Perilaku
(AU) terhadap Niat untuk Menggunakan (BI) secara simultan.
51
Tabel 4.15 Model Summary
PEOU , PU, AU dan BI
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 .424a .179 .153 1.253 a. Predictors: (Constant), AU, PEOU, PU
Besarnya pengaruh secara simultan Kemudahan Penggunaan Persepsian
(PEOU), Kegunaan Persepsian (PU), dan Sikap terhadap Perilaku (AU) terhadap
Niat untuk Menggunakan (BI) dapat dilihat dari nilai R square (r2), yaitu sebesar
0,153 atau 15,3%. Angka ini mempunyai maksud bahwa pengaruh PEOU, PU,
dan AU secara simultan adalah 15,3%, sedangkan sebagian besar 84,7% (100% -
15,3%) dipengaruhi faktor lain. Dengan kata lain variabilitas Niat untuk
Menggunakan (BI) yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel
Kemudahan Penggunaan Persepsian (PEOU), Kegunaan Persepsian (PU), dan
Sikap terhadap Perilaku (AU) adalah sebesar 15,3%, sementara pengaruh yang
disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini adalah sebesar 84,7%.
Tabel 4.16
ANOVAa PEOU, PU, AU dan BI
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 31.934 3 10.645 6.776 .000b
Residual 146.087 93 1.571 Total 178.021 96
a. Dependent Variable: BI b. Predictors: (Constant), AU, PEOU, PU
Selanjutnya untuk pengujian hipotesis hubungan liner antara variabel
PEOU, PU, AU dan BI secara simultan dapat dilihat pada nilai Fpenelitian pada tabel
4.16 di atas, yaitu sebesar 6,776. Besar nilai Fpenelitian ini dibandingkan dengan
Ftabel penelitian yang dapat diperoleh dari derajat kebebasan (DK) dengan
ketentuan numerator: jumlah variabel – 1 atau 4-1=3; dan denumerator: jumlah
kasus – 3 atau 97-3 = 94. Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka Ftabel
sebesar 2,7.
52
Dengan kriteria:
Jika F penelitian > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika F peneltian < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Dari hasil perhitungan didapatkan angka F penelitian sebesar 6,776 > F tabel 2,7.
Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linier
antara kemudahan penggunaan persepsian (PEOU), kegunaan persepsian (PU)
sikap terhadap perilaku (AU) terhadap niat untuk menggunakan (BI). Dengan
demikian, model regresi di atas sudah layak dan benar. Kesimpulannya
kemudahan penggunaan persepsian (PEOU), kegunaan persepsian (PU) sikap
terhadap perilaku (AU) secara simultan berpengaruh terhadap niat untuk
menggunakan (BI). Besarnya pengaruh ialah 15,3%. Besar pengaruh variabel lain
di luar model regresi tersebut dihitung dengan rumus: 1 – r2 atau 1 – 0,165 =
0,847 atau sebesar 84,7%.
Pada tabel berikutnya dijelaskan pengaruh kemudahan penggunaan
persepsian (PEOU), kegunaan persepsian (PU) sikap terhadap perilaku (AU)
terhadap niat untuk menggunakan (BI) secara parsial. Uji statistik t digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi
0,05. Sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh dapat dilihat dari nilai Beta
atau Standardized Coefficients di bawah ini.
Tabel 4.17 Coefficientsa
PEOU, PU, AU dan BI
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.923 1.823 3.249 .002
PEOU .280 .098 .292 2.851 .005 PU .042 .087 .051 .487 .627 AU .161 .087 .193 1.855 .067
a. Dependent Variable: BI
53
Hipotesis 1:
H0: tidak ada hubungan linear antara kemudahan penggunaan persepsian
dengan niat untuk menggunakan
H1: ada hubungan linear antara kemudahan penggunaan persepsian dengan
niat untuk menggunakan
Kriteria uji hipotesis:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t peneltian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Didasarkan hail penghitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 2,851 >
ttabel 1.985, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear antara
kemudahan penggunaan persepsian dengan niat untuk menggunakan. Besar
pengaruh kemudahan penggunaan persepsian terhadap niat untuk menggunakan
sebesar 0,292 atau 29,2%.
Hipotesis 2:
H0: tidak ada hubungan linear antara kegunaan persepsian dengan niat untuk
menggunakan
H1: ada hubungan linear antara kegunaan persepsian dengan niat untuk
menggunakan
Kriteria uji hipotesis:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t peneltian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Didasarkan hail penghitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 0,487 < t
tabel 1.985, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tidak ada hubungan linear
antara kegunaan persepsian dengan niat untuk menggunakan. Besar pengaruh
kegunaan persepsian terhadap niat untuk menggunakan sebesar 0,051 atau 5,1% ,
artinya sangat rendah dan dianggap tidak ada.
54
Hipotesis 3:
H0: tidak ada hubungan linear antara sikap terhadap perilaku dengan niat
untuk menggunakan
H1: ada hubungan linear antara sikap terhadap perilaku dengan niat untuk
menggunakan
Kriteria uji hipotesis:
Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima;
Jika t peneltian < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Didasarkan hail penghitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 1,855 > t
tabel 1.985, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tidak ada hubungan linear
antara sikap terhadap perilaku dengan niat untuk menggunakan. Besar pengaruh
sikap terhadap perilaku terhadap niat untuk menggunakan sebesar 0,193 atau
19,3%, artinya sangat rendah dan dianggap tidak ada.
Dari hasil pengujian terhadap beberapa variabel dalam model penelitian ini,
dapat digambarkan beberapa jawaban hipotesis yang telah dirumuskan berikut ini:
Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis Hubungan Hasil UjiT
Nilai Pengaruh
Keterangan
H1 PEOU PU 3,434 > 1,985 0,332 Diterima H2 PEOU AU 2,370 > 1,985 0,234 Diterima H3 PEOU BI 2,851 > 1,985 0,292 Diterima H4 PU AU 2,913 > 1,985 0,288 Diterima H5 PU BI 0,487 < 1,985 0,051 Ditolak H6 AU BI 1,855 < 1,985 0,193 Ditolak
Sumber: Hasil Olah Data, 2015.
Didasarkan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 6 hipotesi yang
diajukan dalam penelitian ini yang diterima adalah hipotesis 1, 2, 3, dan 4.
Sedangakan hipotesis 4 dan 6 ditolak.
55
4.4.4 Perhitungan Pengaruh
Dari hasil pengujian terhadap beberapa variabel dalam model penelitian ini,
dapat dijelaskan secara rinci pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh
total dari beberapa jawaban hipotesis yang ada.
a. Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE)
Untuk mengetahui pengaruh langsung atau DE, digunakan formula sebagai
berikut:
- Pengaruh variabel kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) terhadap
kegunaan persepsian (PU)
X1 X2 = 0,332
- Pengaruh variabel kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) terhadap
sikap terhadap perilaku (AU)
X1 X3 = 0,234
- Pengaruh variabel kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) terhadap
niat untuk menggunakan (BI)
X1 Y = 0,292
- Pengaruh variabel kegunaan persepsian (PU) terhadap sikap terhadap
perilaku (AU)
X2 X3 = 0,288
- Pengaruh variabel kegunaan persepsian (PU) terhadap niat untuk
menggunakan (BI)
X2 Y = 0,051
- Pengaruh variabel sikap terhadap perilaku (AU) terhadap niat untuk
menggunakan (BI)
X3 Y = 0,193
b. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau IE)
Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung atau IE, digunakan formula sebagai berikut:
56
- Pengaruh variabel kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) terhadap
sikap terhadap perilaku (AU) melalui kegunaan persepsian (PU)
X1 X2 X3 = ( 0,332 X 0,288 ) = 0,096
- Pengaruh variabel kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) terhadap
niat untuk menggunakan (BI) melalui sikap terhadap perilaku (AU)
X1 X3 Y = ( 0,332 X 0,193 ) = 0,064
- Pengaruh variabel kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) terhadap
niat untuk menggunakan (BI) melalui kegunaan persepsian (PU) dan
sikap terhadap perilaku (AU)
X1 X2 X3 Y = ( 0,332 X 0,288 X 0,193 ) = 0,019
- Pengaruh variabel kegunaan persepsian (PU) terhadap niat untuk
menggunakan (BI) melalui sikap terhadap perilaku (AU)
X2 X3 Y = ( 0,288 X 0,193 ) = 0,028
c. Pengaruh Total (Total Effect atau TE)
- Pengaruh variabel kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) terhadap
sikap terhadap perilaku (AU) melalui kegunaan persepsian (PU)
X1 X2 X3 = ( 0,332 + 0,288 ) = 0,62
- Pengaruh variabel kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) terhadap
niat untuk menggunakan (BI) melalui sikap terhadap perilaku (AU)
X1 X3 Y = ( 0,332 + 0,193 ) = 0,525
- Pengaruh variabel kemudahan penggunaan persepsian (PEOU) terhadap
niat untuk menggunakan (BI) melalui kegunaan persepsian (PU) dan
sikap terhadap perilaku (AU)
X1 X2 X3 Y = ( 0,332 + 0,288 + 0,193 ) = 0,813
- Pengaruh variabel kegunaan persepsian (PU) terhadap niat untuk
menggunakan (BI) melalui sikap terhadap perilaku (AU)
X2 X3 Y = ( 0,288 + 0,193 ) = 0,481
57
Selanjutnya secara keseluruhan pengaruh langsung masing – masing
variabel dapat dilihat dari diagram jalur sebagai berikut:
Gambar 4.5
Model Penelitian
Persamaan struktural untuk model tersebut ialah:
Persamaan Substruktural 1: X2 = 0,332x1 + ε1
Persamaan Substruktural 2: X3 = 0,332x1 + 0,288x2 + ε2
Persamaan Substruktural 3: Y = 0,332x1 + 0,288x2 + 0,193x3 + ε3
4.5 Pembahasan Penelitian
Pada pembahasan penelitian ini menggambarkan bagaimana penerimaan
teknologi digitalisasi, yaitu penggunaan aplikasi Scansnap SV600 + Rack2-Filer
oleh mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Aplikasi ini merupakan salah satu teknologi yang digunakan dalam praktikum
digitalisasi bahan koleksi perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dalam
rangka mengaplikasikan teori – teori yang didapatkan dalam mata kuliah
pengantar teknologi informasi pada semester 2.
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada bagian ini digambarkan analisis
terhadap variabel – variabel sesuai dengan model dalam penelitian. Salah satu
58
analisanya adalah mengenai pengaruh variabel indevendent terhadap variabel
dependent. Untuk lebih jelasnya pembahasan akan dikategorikan berdasarkan
analisa variabel yang muncul dalam kerangka model penelitian yang diajukan.
4.5.1 Kemudahan Penggunaan Persepsian
Sesuai dengan hasil temuan data sebelumnya, digambarkan bahwa persepsi
kemudahan penggunaan mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan terhadap aplikasi
Scansnap SV600 + Rack2-Filer adalah sangat tinggi. Angka rata-rata yang dicapai
yaitu 3,25 dalam rentang skala 1 – 4. Hal ini menunjukan bahwa penerimaan
mahasiswa terhadap aplikasi ini termasuk sangat tinggi.
Dari 5 pernyataan yang diajukan, persepsi yang paling tertiggi adalah
tentang kemudahan penggunaan aplikasi tersebut dalam menangani digitalisasi
koleksi perpustakaan dengan angka rata-rata 3,66. Sementara itu angka rata-rata
terendah, yaitu 2,98 ada pada pernyataan kemudahan pemasangan aplikasi
tersebut dalam sistem operasi apa saja (seperti Windows, Linux, dll.).
Angka rata-rata tertinggi 3,66 pada pernyataan di atas menunjukan bahwa
pengalaman mahasiswa dalam menggunakan aplikasi dalam praktikum di
perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora ini menjadi salah satu penerimaan
terhadap kemudahan penggunaan persepsian. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
komentar mahasiswa bahwa penggunaan program Scansnap SV600 + Rack2-Filer
ini sangat menyenangkan. Selain itu menurut mereka program tersebut mudah
dipelajari dan menghasilkan scan yang lebih cepat dengan hasil gambar yang
bagus.
Di sisi lain, penerimaan mahasiswa terhadap kemudahan pemasangan sistem
dalam operasi apa saja (seperti Windows, Linux, ddl.) termasuk kategori pada
rata-rata terendah, walaupun pada skla 1-4 masih termasuk dalam kategori tinggi.
Rendahnya rata-rata pada pernyataan ini, salah satunya disebabkan belum adanya
pratikum langsung dalam installasi aplikasi tersebut dengan menggunakan
berbagai macam operating sistem yang berbeda. Namun, pada sisi teori atau
pengetahuan tentang kemampuan aplikasi ini dapat diterapkan di berbagai
platform atau sistem operasi yang berbeda dapat dipelajari pada buku atau manual
penggunaan aplikasinya.
59
Sebagaimana dijelaskan oleh Jogiyanto (2007: 115) bahwa jika seseorang
merasa percaya bahwa ketika sebuah teknologi mudah digunakan maka dia akan
menggunakannya. Dijelaskan juga bahwa penelitian-penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa konstruk kemudahan penggunaan persepsian mempengaruhi
kegunaan persepsian, sikap terhadap perilaku, minat dan penggunaan
sesungguhnya.
Dari hasil uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menunjukan
bahwa: (1) kemudahan penggunaan persepsian mempengaruhi kegunaan
persepsian dengan nilai pengaruh sebesar 0,332 ; (2) kemudahan penggunaan
persepsian mempengaruhi sikap terhadap perilaku sebesar 0,234; dan (3)
kemudahan penggunaan persepsian mempengaruhi niat untuk menggunakan
sebesar 0,292.
Pada penelitian sebelumnya Ade (2013) menunjukan bahwa pengetahuan
dan keterampilan para staf perpustakaan madrasah yang didapatkan dari hasil
pelatihan, ternyata telah membangun persepsi mereka tentang adanya kemudahan
dan kegunaan program “Senayan” dalam pelaksanaan pengelolaan perpustakaan
berbasis komputer. Berdasarkan teori kognitif sosial dijelaskan bahwa variabel
pengetahuan dan keterampilan sebagai perkembangan diri atas komputer
(computer self-efficacy) dapat mempengaruhi penggunaan sistem (Bandura,
1977). Beberapa penelitian (Agarwal dan Parsad, 1999; Gefen dan Straub, 1997;
Karahanna dkk., 1999; Igbaria, 1995) telah membuktikan bahwa pelatihan
(training) berhubungan positip dengan konstruk PU dan PEU.
Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa
tentang teknologi aplikasi Scansnap SV600 + Rack2-Filer yang didapatkan
secara teori dan praktik dapat memberikan persepsi kemudahan penggunaan
terhadap teknologi yang digunakan tersebut. Hal ini akan sangat penting
dilakukan dalam kerangka peningkatan kompetensi calon professional alam
bidang ilmu perpustakaan.
60
4.5.2 Keggunaan Persepsian
Gambaran tentang penerimaan mahasiswa pada kegunaan persepsian
menunjukan angka rata-rata 3,37. Angka ini menunjukan bahwa persepsi
kegunaan terhadap aplikasi Scansnap SV600 + Rack2-Filer sebagai satu teknologi
digitalisasi bahan koleksi perpustakaan oleh mahasiswa jurusan Ilmu
Perpustakaan ini termasuk sangat tinggi. Dan, dari beberapa pernyataan yang
diajukan kegunaan aplikasi ini dalam meningkatkan kualitas kerja digitalisasi
koleksi perpustakaan menjadi variabel paling tertinggi (3,63).
Untuk nilai rata-rata yang paling terendah ada pada pernyataan bahwa
dengan aplikasi Scansnap SV600 + Rack2-Filer dapat menyimpan data dalam
jumlah besar (3,10). Penerimaan para mahasiswa terhadap kegunaan aplikasi
dalam penyimpanan data ini dilandasi dengan keterangan dalam manual
penggunaan Scansnap SV600 + Rack2-Filer dijelaskan bahwa aplikasi ini dapat
menampung sekitar 20 rak buku virtual. Artinya masih ada batasan untuk daya
tampung koleksi pada perpustakaan digital yang akan dibangun dengan aplikasi
Rack2-Filer-nya.
Beberapa kesan yang dituangkan pada pernyataan kegunaan persepsian ini,
menggambarkan bahwa aplikasi Scansnap SV600 + Rack2-Filer merupakan
aplikasi yang memberikan tingkat efektivitas dan efisiensi dalam melakukan
proses digitalisasi bahan koleksi perpustakaan. Hal ini sebagaimana tergambarkan
dalam beberapa pernyataan mahasiswa tentang aplikasi ini. “Dengan praktek menggunakan program Scansnap SV600 + Rack2-Filer saya dapat mengetahui dan mengerti dalam mengoperasikanmprogram tersebut. Sehingga saya tau bahwa dengan program tersebut dapat memudahkan dan mengefesiensikan serta mengefektifkan dalam mendigital buku-buku yang memang sudah lama, ditambah lagi dalam mengoperasikannya sangat mudah. Namun, walaupun mengoperasikannya mudah, dibutuhkan ketelitian dan kerpaihan agar hasilnya bagus.” (Responden no.14) “Lebih memudahkan dalam mendigitalisasi buku, lebih efektif dan efisien. Juga mempermudah pekerjaan pustakawan.” (Reponden 16) “Dalam penggunaan Scansnap SV600 + Rack2-Filer sangat mudah dan efisien. Sehingga tidak membuat rumit dan program pengeditannya pun mudah dimengerti sehingga dapat dipelajari dengan cepat.” (Responden 29)
Diketahui bahwa kegunaan persepsian terhadap aplikasi Scansnap SV600 +
Rack2-Filer merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan
61
keputusan, dimana jika seseorang merasa percaya bahwa teknologi yang
digunakannya akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Dalam hal ini Davis
(1989) menyatakan bahwa “as the extent to which a person believes that using a
technology will enhance her or his performance”.
Dari beberapa pernyataan maka dapat disimpulkan bahwa penerimaan
mahasiswa terhadap teknologi Scansnap SV600 + Rack2-Filler telah
mendapatkan kepercayaan sebagai sebuah teknologi yang mempunyai nilai guna
dalam melaksanakan proses digitalisasi bahan pustaka. Dengan demikian aplikasi
Scansnap SV600 + Rack2-Filler dapat dijadikan sebagai salah satu teknologi
dalam meningkatkan kompetensi sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan.
Berbeda dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya, Jogiyanto (2007)
menjelaskan bahwa konstruk kegunaan perpsepsian mempengaruhi secara positif
dan signifikan terhadap penggunaan sistem informasi. Pada kasus penelitian ini,
hasil hipotesis Kegunaan Persepsian (PU) terhadap Niat Untuk Menggunakan (BI)
tidak berpengaruh secara signifikan, hal ini ditunjukan dengan nilai pengaruh
yang sangat rendah (0,051).
Jika dibandingkan dengan gambaran pengaruh Kemudahan Penggunaan
Persepsian (PEOU), maka rendahnya nilai pengaruh Kegunaan Persepsian (PU)
terhadap Niat Untuk Menggunakan (BI) dapat menjadi salah satu gambaran
bahwa niat untuk menggunakan teknologi aplikasi Scansnap SV600 + Rack2-
Filler lebih besar dipengaruhi oleh karena faktor kemudahan dari pada nilai
kegunaannya.
Namun di sisi lain, jika dibanding pengaruhnya terhadap Sikap Terhadap
Perilaku (AU) nilai pengaruh PU 0,288 lebih besar dari nilai pengaruh PEOU
0,234. Artinya, dari gambaran tentang sikap terhadap perilaku lebih besar
dipengaruhi oleh nilai persepsi kegunaan dari pada faktor persepsi kemudahannya.
4.5.3 Sikap Terhadap Perilaku
Konstruk sikap terhadap perilaku ini merupakan perasaan positif atau
negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang ditentukan. Dalam hal
ini sikap tersebut adalah perasaan positif terhadap penggunaan aplikasi Scansnap
62
SV600 + Rack2-Filler sebagai salah satu alat teknologi informasi yang digunakan
dalam proses digitalisasi koleksi perpustakaan.
Perasaan positif ini diharapkan muncul sebagai aspek penerimaan
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan dalam rangka peningkatan kompetensi TI.
Sebagaimana dijelaskan pada penelitian sebelumnya (Ade, 2013) menggambarkan
bahwa penggunaan beberapa perangkat keras dan perangkat lunak dalam
pelaksanaan pengembangan perpustakaan digital telah menjadikan salah satu
kebutuhan dalam kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Gambaran dalam kasus sikap terhadap perilaku penggunaan aplikasi
Scansnap SV600 + Rack2-Filler menjelaskan bahwa penerimaan mahasiswa
terhadap aplikasi tersebut sangat tinggi, yaitu 3,39. Angka rata-rata tertinggi pada
aspek sikap ini ada pada pernyataan bahwa program Scan Snap SV600+ Rack2-
Filer mempercepat kegiatan digitalisasi koleksi perpustakaan, yaitu3.48.
Sedangkan angka rata-rata terendah pada pernyataan bahwa program Scan Snap
SV600+ Rack2-Filer membantu perpustakaan memperluas jasa layanan
perpustakaan, yaitu sebesar 3,09.
Walaupun, terlihat pada angka rata-rata memiliki nilai terendah, pernyataan
tentang program Scan Snap SV600+ Rack2-Filer membantu perpustakaan
memperluas jasa layanan perpustakaan masih dalam kategori tinggi. Para
mahasiswa sebagian besar sudah mengetahui bahwa aplikasi tersebut dapat
memperluas jasa layanan perpustakaan dengan menyediakan akses buku digital
yang dapat diakses melalui layanan internet secara online. Hal ini sebagaimana
dijelaskan dalam manual penggunaan aplikasi tersebut bahwa penggunaan
aplikasi Scan Snap SV600+ Rack2-Filer mendapat dukungan perangkat keras
seperti mobile phone dan komputasi awan memungkinkan koleksi yang telah di
simpan dalam aplikasi ini dapat diakses dan/atau ditempatkan di mana saja. Dan,
dukungan dari berbagai perangkat ini, dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan
dalam meningkatkan jasa layanannya secara online.
Selanjutnya, hubungan antara Sikap Terhadap Perilaku (AU) dengan Minat
Untuk Menggunakan (BI) tidak menunjukan pengaruh yang signifikan. Hal ini
terlihat dari nilai pengaruh yang sangat rendah, yaitu 0,193. Artinya, Minat untuk
63
menggunakan teknologi aplikasi Scan Snap SV600+ Rack2-Filer ini tidak
dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku.
Hasil temuan pada kasus ini, tentu saja cukup berbeda dengan beberapa
hasil temuan sebelumnya. Di antaranya Ade (2014) menggambarkan bahwa sikap
terhadap perilaku secara signifikan mempengaruhi minat untuk menggunakan
aplikasi otomasi “Senayan” oleh para pengelola perpustakaan di beberapa
madrasah yang ada di Indonesia.
4.5.4 Niat Untuk Menggunakan
Gambaran niat untuk menggunakan teknologi aplikasi Scan Snap SV600+
Rack2-Filer menunjukan angka rata-rata yang sangat tinggi, yaitu 3,46. Artinya
penerimaan niat untuk menggunakan teknologi ini sangat tinggi. Gambaran sangat
tingginya penerimaan niat untuk menggunkan teknologi tersebut dapat dilihat dari
beberapa pernyataan dari aspek konstruk ini. Salah satunya adalah pernyataan niat
untuk menggunakan aplikasi Scan Snap SV600+ Rack2-Filer dalam pelaksanaan
digitalisasi koleksi perpustakaan yang menunjukan angka tertinggi, yaitu 3,63.
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada persamaan substruktural 1, 2, dan 3
dapat diketahui bahwa pengaruh langsung yang signifikan terhadap niat untuk
menggunakan teknologi ini hanya pada variabel kemudahan penggunaan
persepsian. Tentu saja hal ini, menjadi sebuah pertanyaan besar untuk penelitian
lebih lanjut bagaimana seandainya teknologi yang digunakan dalam kegiatan
praktikum digitalisasi koleksi perpustakaan ini, termasuk dalam kategori yang
cukup rumit dalam penggunaan. Apakah para mahasiswa masih tetap akan
menggunakan teknologi tersebut atau tidak. Tentu saja hal ini harus menjadi
pertimbangan ke depan karena tuntutan terhadap kompetensi TI bagi para lulusan
Jurusan Ilmu Perpustakaan ini harus lebih menonjolkan faktor
kebermaanfaatannya dari pada kemudahan dari sebuah teknologi yang
ditawarkannya.
65
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi dan mengalisis
hubungan dan pengaruh variabel kemudahan penggunaan persepsian, kegunaan
persepsian, sikap tehadap perilaku, dan niat untuk menggunakan aplikasi
Scansnap SV600 + Rack2-Filer sebagai salah teknologi digitalisasi koleksi
perpustakaan bagai para mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan analisis data diperoleh
kesimpulan dan saran sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
1. Gambaran dari masing-masing variabel penerimaan terhadap penggunaan
aplikasi Scansnap SV600 + Rack2-Filer menunjukan rata-rata di atas 3,00
(sangat tinggi), yaitu Kemudahan Penggunaan Perpsepsian (PEOU)
sebesar 3,25; Kegunaan Persepsian (PU) sebesar 3,63; SikapTerhadap
Perilaku (AU) sebesar 3,39; dan Niat Untuk Menggunakan (BI) sebesar
3,46.
2. Hubungan antar variabel sesuai dengan model TAM yang telah dibangun
dalam penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan rendah dan positif
antara satu variabel dengan variabel lainnya, yaitu pada kisaran 0,20 –
0,399. Namun, angka sig. (2-tailed) masing-masing variabel yang ada
memiliki nilai kurang dari 0,05 , sehingga cukup bukti untuk menolak Ho;
p = 0 dan menerima Ha; p ≠ 0.
3. Pengaruh antara satu variabel dengan varabel lainnya 2/3 secara parsial
menunjukan angka yang signifikan, di mana nilai t penelitian masing-masing
variabel terhadap variabel lainnya menunjukan lebih besar dari t tabel.
Namun, pada variabel penggunuaan persepsian (PU) terhadap niat untuk
66
menggunakan (BI) tidak menunjukan pengaruh yang signifikan dengan
nilai t penelitian (1,304) lebih kecil dari t tabel (1,663). Begitu juga dengan
variabel sikap terhadap perilkau. Pengaruh yang paling besar terjadi
antara variabel kemudahan penggunaan persepsian (PEU) dengan
Kegunaan Persepsian (PU) dengan nilai t penelitian sebesar 3,434 dan nilai
pengaruh sebesar 33,2%.
4. Pengaruh secara simultan pada persamaan substruktural 1 sebesar 10,1%;
persamaan substruktural 2 sebesar 16,5%; dan persamaan substruktural 3
sebesar 15,3%.
5.2 Saran
1. Pelaksanaan praktek penggunaan teknologi aplikasi digitalisasi bagi para
mahasis Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta perlu
lebih ditingkatkan pada aspek-aspek pemanfaatan atau nilai guna dari
teknologi itu sendiri. Sehingga ketercapaian kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang calon professional dalam bidang perpustakaan ini
akan lebih banyak kepada penggunaan teknolgi informasi dengan
memperhatikan aspek kebermanfaatan fungsi-fungsi yang terdapat pada
perangkat lunak tersebut. Persepsi kemudahan sendiri dapat dibangun
dengan memberikan materi dan metode perkulilahan yang dapat
menggambarkan kesederhanaan kegunaan atau kebermanfaatan dari
penggunaan setiap aplikasi atau teknologi yang diberikan. Sehingga secara
tidak langsung penerapan materi dan metode tersebut akan membangun
persepsi kemudahan dan kegunaannya. Dengan demikian, sikap terhadap
perilaku dan niat untuk menggunakan secara otomatis akan terbangun dan
mempengaruhi penggunaan nyata penerapan aplikasi yang diberikan.
2. Praktikum penggunaan nyata setiap aplikasi ataupun teknologi informasi
bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan perlu memperhatikan kesiapan
sarana komputer dan perangkat teknologi informasi pendukung lainnya
baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Dalam hal ini penyediaan
67
perpustakaan sebagai bengkel bagi para mahasiswa untuk mempraktekkan
teori yang didapat di kelas dapat menjadi salah satu alternatif sebagai
tempat untuk pelaksanaan praktikum setiap adanya perkembangan dalam
teknologi informasi ini. Diharapkan dengan semakin tinggi penerimaan
terhadap penggunaan nyata penerapan aplikasi atau teknologi yang
ditawarkan para mahasiswa akan semakin banyak pengalaman dan lebih
berkompetensi dalam bidangnya.
68
Daftar Pustaka
Ade Abdul Hak. 2013. Penerapan kompetensi TI pada perpustakaan praktek kerja
lapangan mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan. Al-Maktabah. Vol 12, No 1
(2013), hal. 1-12.
Ade Abdul Hak, "An Analysis of the Acceptance's Staffs of Madrassa Library on
"Senayan"-based Library Automation System Using Technology Acceptance
Model (TAM)" (2015). Library Philosophy and Practice (e-journal). Paper
1260. http://digitalcommons.unl.edu/libphilprac/1260
Cecep Supriyadi. 2013. Fujitsu luncurkan Scansnap SV600. Diakses di
http://www.marketing.co.id/fujitsu-luncurkan-scansnap-sv600/ 9/11/2015.
Farhansyah, Widya Cholil dan Hutrianto. 2012. Analisis Sistem Informasi
Perpustakaan pada Badan Perpustakaan Daerah Palembang dengan
Menggunakan Metode Technology Acceptance Models (TAM). (Palembang:
Universitas Bina Dharma, 2012) Diakses
di http://digilib.binadarma.ac.id/gdl.php?mod =browse&op=read&id=123-123-
farhansyah-4723
Fred D. Davis. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology”.MIS Quarterly, Vol. 13, No. 3 (Sep.,
1989), hal.319-340. Diakses di http://www.jstor.org/stable/249008 tanggal
13/2/2014.
Imam Yuadi. 2009. Analisis Technology Acceptance Model terhadap
Perpustakaan Digital dengan Structural Equation Modeling. Departemen Ilmu
Informasi dan Perpustakaan. Diakses
dihttp://palimpsest.fisip.unair.ac.id/images/pdf/imam.pdf tanggal 27/02/2014.
Hal. 3
Indonesia. Presiden RI. 2007. Undang-undang No. 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan. Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia.
Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi Keperilakuan, Yogyakarta: Andi Offset.
69
Jonathan Sarwono. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan
SPSS.Yogyakarta : Andi Offset.
Lambertus P. Wairisal dan Nur Khusniyah I. 2012. “Analisis Perilaku
Penggunaan Teknologi Informasi (Studi pada Dosen Universitas Pattimura
Ambon)”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 10, No. 4 Hal. 763.
Pendit, Putu Laxman, dkk. (2007). Seri Perpustakaan dan Informasi 1:
Perpustakaan Digital Perspektif Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta:
Perpustakaan Universitas Indonesia dan Sagung Seto.
Pendit, Putu Laxman, (2008). Perpustakaan Digital dari A – Z. Jakarta: Cita
Karyakarsa Mandiri.
Rohana dan Wahyani. 2012. Pengembangan model perpustakaan digital di
perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diakses
di http://hanalibrary.blogspot.com/2012/11/pengembangan-model-
perpustakaan-digital.html tanggal 7-4-2015
Davis, F.D. 1986. "A Technology Acceptance Model for Empirically Testing
New End-User Information Systems: Theory and Results," doctoral
dissertation, MIT Sloan School of Management, Cambridge, MA
. http://dspace.mit.edu/handle/1721.1/15192
Tony Wijaya. 2012. Praktis dan Simpel Cepat Menguasai SPSS 20 untuk Olah dan
Interpretasi Data. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.
Vivi Rahmawati. 2015. Fujitsu ScanSnap SV600: Scanning Mudah dan Cepat.
Diakses di http://www.anugrahpratama.com/a/fujitsu-scansnap-sv600-
scanning-mudah-dan-cepat-2/ tgl. 9/11/2015.