METODE PENDIDIKAN DALAM HADIS
(Telaalt Kitab Riyad al-Saliltfn)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islarri (S.Pd.l)
11111 111111 1111 -
Ulll Unlversllas Islam Negerl
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Disusun oleh:
ABDUL KAMAL
NIM. 1 0 5 0 I I 0 0 9,~,.f;,1, dari • ' 'il\T'. ..... , .. Tg!. : ~ 0')":"~ .............. .
. . No. fm!uk : (QC ( .Fj"=~:Qf::::IJ.'. ....... .. Dosen Pemb1mb1!ttgrn;kasi : .. .f.!1.f.}.!
...................................... 0 •••••••••
Dr. H. Abdul Majid Khou, M.Ag
NIP. 19580707 198703 1 005
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
METODE PENDIDIKAN DALAM HAD IS
(Telaalt Kitab Riyutl al-Sulif11n)
"Skripsi"
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Abdul Kamal
NIM. 105011000127
DR. H. Abd 1 Ma"id Khon M.A
NIP. 1958 707 198703 1 005
JURUSAN PENDIDlKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI (UIN)
SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen
UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit -I I FITK No. Revisi: JI fr_ H. Juanda No 95 C1putat 15412 Indonesia Hal
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ·----- -- --- --~- ---···
a yang bertanda tangan di bawah ini,
na
ipat I Tgl. Lahir
1san I Prodi
Abdul Kamal
Jakarta, 15 Oktober 1986
105011000127
Pendidikan Agama Islam
-
FITK-FR-AKD-098 5 Januari 2009
00
1 /1
--------
JI Skripsi
en Pernbimbing
Metocle Penclidikan dalarn Hadis (Telaah Kitab Riyadh al-Shalihin)
Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag
gan ini rnenyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar basil karya sendiri clan saya
anggung jawab secara _akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta, 2 9 F elm:tari-7ttt+Jc.__
Abdul Karn NIM. 1050 1000127
Abdul Kamal Nll\1.105011000127
ABSTRAK
l\1etode Pendidikan dalam Hadis (Telaalt Kitab Riyad al-Siililtin)
Metode sebagai salah satu komponen yang menentukan keberhasilan dalam kegiatan belajar-mengajar, maka metode merupakan komponen terpenting yang harus dipelajari, dipahami dan dipraktekkan dengan benar sehingga metode tetap berada pada posisinya yang urgen dalam mep.entukan keberhasilan kegiatan pembelajaran. Bahkan, keharusan mengajar atau mendidik dengan menggunakan metode itu bisa disebut wajib hukumnya, mengingat ada kaidah fiqhiyyah yang menyatakan bahwa segala alat yang dipergunakan untuk mencapai sesuatu yang wajib, maka hukumnya wajib pula. Mendidik adalah suatu kewajiban orang dewasa agar anak-anak tumbuh dengan sempurna, maka penggunaan suatu metode yang sesuai adalah wajib pula hukumnya guna menciptakan hasil pembelajaran yang sempurna.
Sebagai umat Islam, Nabi Muhammad saw adalah teladan dalam segala aspek kehidupan. Karenanya, mengikuti jejak langkahnya -termasuk dalam ha! pendidikan- adalah suatu kewajiban bagi Umat Islam. Mengikuti Nabi Muhammad saw meniscayakan adanya kajian terhadap kitab-kitab Hadis yang 'merekam' perilaku hidup berikut kisi-kisi kehidupan Nabi saw. Kitab Riyad al$dlihfn, adalah kitab kumpulan Hadis yang mencakup seluruh pedoman Umat Islam dalam berakhlak kepada Allah swt dan kepada sesama manusia. Kitab yang disusun oleh Imam Nawawi ra ini cukup komprehensif dalam ha! pendidikan alchlak dari Nabi saw dalam berbagai aspek, sehingga dapat diasumsikan bahwa kitab ini mengandung metode pendidikan Nabi saw. Dengan demikian, kitab ini menjadi layak untuk dikaji.
Dalam mengkaji Hadis-hadis yang berkaitan dengan metode pendidikan dalam kitab ini, penulis menggunakan salah satu metode takhrij Hadis, yakni dengan menggunakan keyword (kata kunci) yang terdapat dalam Hadis dengan menggunakan CD Program Maktabah Syilmilah. Keyword yang dijadikan pedoman adalah kata-kata yang menunjuldcan makna pendidikan dan metode pendidikan baik secara eksplisit maupun implisit. Setelal1 terkumpul, Hadis-hadis tersebut dikaji dengan menguraikan ilmu pendidikan yang terkandung dalam Hadis-hadis itu. Hadis-hadis yang penulis peroleh, mengandung ilmu tentang metode pendidikan Nabi saw. Ada enam metode pendidikan yang berhasil didapatkan dari Hadis-hadis yang ada, yaitu metode ceramah, metode sosiodrama, metode tanya-j awab, metode drill, metode graduasi, metode asistensi, dan metode demonstrasi. Selain variasi metode pendidikan, s~ripsi ini juga membahas prinsipprinsip dan efektivitas metode pendidikan yang digunakan oleh Nabi saw. Prinsipprinsip metode pendidikan Nabi adalah prinsip aktivitas, prinsip motivasi, prinsip peragaan dan prinsip apersepsi. Penulis menyimpulkan semua metode pendidikan .. . -
~ (] r ~ ri ~ '=:. '=:.' C.· er· -r. r. i ;r· C.· '=:. ·~ l f ~ 1= 't: { 1, ~ ~ -'· - t n[ .t-'
L \ :. ~· -~· ~. ~ 5 ~. f' \ 1 1 ~ ._:_ .;:_ l ' ';, ',: r f f -• •{;, ' ' l' - \;;' -~ .f f · t E ·- ~ t;· '"' ·& c. f. (;-: ~ ~· .., r- -· - ,f: - r .,y., 't:.. f. c.. ' " 11 ·~ .r q \,__ · . .L f. r - . ~. l-; ' ~ C.· [
l - 1.....' t::-~K... ~c .. i...L'
~·, f. . '1 f. ,r:· ·~ B t:: ·t:: -~ ·f "· -· ~- ~ ·~ -i° ~-r[r't'\,_-T- ;...""L;c:. '¥1 ;:-"t-· t =~ : .. .. 'h- -: C.· r· \,_ ~ ~- ~ .... ·~ .c ~ - r.: c.. r ..'.. (' 1 ~ r. ·- - .r- ·\;, ~ 1- .t (;," ·C {; 1 t· ,l..o.~\.L r C.·~f::: c... "'.. ~2-~ "='" •t. r. c.· l- { L ~,, - l- i_ " - :..... ~·
e.,\>,[" Y-, l"{ l' C..-r
1: ._ ~ ,~' r' L..' - 5 C., 1-- f< '" C., ~ tr' 'Es t {>; '1..-, , r- c- c,. • t; C· _ '."\ ,r r- i::,., . ¥ f',.., ·~ t;= c ·s. ' t" r- \;'' ·~ c. t ·~ - ·~ - "' <.;"'
~ (;, !:= ,r:· r.. ti\ V\ C.· ~,, '1 ~ : ~, 1- - c;- "-r ·C.· 1--,/: 1 (] \,__ ,L •r.: r · ,., ' C- .( 1- c; ,,.. · (] f',_ '< l - " ')> .. 'l c;_ "- ·- l- L.. ~ .l ' 'j'.... -rt~ ;., . q y r \,_ 1:. ,-:- .... 't' c,. o• 1= ·- ..:.. n - >- r ~· 'L l- - >. ~,, ~ c.. C.·' c.· r. L.. "' ·t. . - . 1. '(] L.. c. (;__ 0' L.. ""= f;. . c· .c· ..,. , ·'"
~ !: ~ ·~ ~ B .... 1 ~ '{: ·z. \ ~ 0 - 1- :'\ ~ ·~' ·~ · fl fl \ r T- T- c.;, - ~· 'f. ·r: r .r. ' 1:· £: ~ ~. -c· 1 .1 1 : t q if ~- -~ 1- ~- f .r· i- ;· ·f · ~
.. -.c ~ B -~ ~ .~· ~ .- -c. ~ c.;, ~ r ,r:· ~,, 1= ~· r ·t r '- T- 0 r.. (] Fi: b. r.. };,· ~· \,__ 1- t ·~ r ~.. ..c ~' ~ .r I{ 1 I>: r" ·\:, 1. Q ; ·\:, 't-- - - ' ' ·- er- 'i'' -r l, S; .C <. ,/" \;'' (;.. '- [ F C.· ' ·~ ' ' \. ~· q ~ .r::. C.· 1:- , v , ·t.. r, 1 .... ..
,1... L' "L- i..L" ~ ..L." - C- l L . - - c. ;.._, - - "" C: 'f - <i,. Gt:.. • ...:. 1 .r ~ ..:. 1. r:t_ _ .. .. o "-· c:, r,: .c c;;, ·C c- - '-- ~ - ..... 1; . . 1:· r; h ·~ ';, ~ Q '- \ '--, · (. C" i=.. ""= c;- "1 '-- -" '- · 'f tr." 'r~ 'v. b. C:. f <(~ c.· 'l- ~ c.· r · ·~ 1-- '1..-, c.· b ~ ~ ~· c.. <;,,' r;,_ c.· b. r,: f' ,c' c;;, t c-'· c;;, .r_ c- ~ r.. c;;,
i [ ;.. ,c .... {
~ :~. t'
.:;.-., ~
,[" ~ ~ - Ul c.. 0 •t' ..... ...... 'l;,. 0 L - 0 f" ~ e ~ {; N l
-:i ·~
<:t t { '!::- ~· 5
.t t
~)1~)1~1~
KATA PENGANTAR
Alb_amdulilldh. Segala puji yang tidak terbatas penulis panjatkan ke hadirat
Allah swt yang telah memberikan nikmat yang tiada tara sehingga sampai dengan
saat ini, saat penulisan skripsi yang dalam proses penulisannya tidak sedikit
hambatan yang datang, dengan izin-Nya-lah usaha untuk merampungkan skripsi
ini telah membuahkan hasilnya. Selawat dan salam Allah swt semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad saw, yang membawa ajaran
Islam cahaya bagi s~luruh alam, dan semoga tercurah pula kepada keluarganya,
sahabatnya, dan seluruh pengikutnya sampai akhir zaman.
Pembahasan dalam skripsi ini adalah pembahasan yang paling penulis
suka, karena membahas keberhasilan Nabi Muhammad saw dalam mendidik
umatnya. Keberhasilannya ini mengindikasikan bahwa beliau adalah seorang guru
yang profesional. Guru yang telah berhasil mendidik umatnya. Betapa tidak!
Umat Islam yang tersebar di seluruh dunia menunjukkan bahwa beliau benar
benar berhasil dalam mendidik. Tidak hanya berhasil dalam men-transfer ilmu,
tetapi juga merubah akhlak umat yang rusak menjadi akhlak yang mulia.
Ilmu pendidikan dari Nabi saw amat banyak jika dikaji. Salah satu ilmu
Pendidikan yang dapat digali adalah metode pendidikan. Metode pendidikan
inilah yang merupakan kajian skripsi ini. Sedangkan kitab Hadis yang dipilih
adala11 Riyad al-$dlib_in min Kaldm Sayyid al-Mursalfn karya Imam Nawawi.
Kitab Hadis populer yang sudal1 diterima oleh umat Islam sejak diterbitkannya
sampai sekarang.
Nial penulis untuk merampungkan hal-hal di atas tidak akan terwujud jika
tidak ada 'tangan-tangan' yang ikut membantu, baik secara langsung atau pun
tidak langsung. Karenanya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Dosen Pembimbing, al-Mukarram Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon,
M.Ag, yang dengan senang hati mencurahkan ilmunya kepada penulis.
Jaziihulliih a!1sanal Jazii ... Amfn ...
4. Dosen Penasehat Akademik, al-Mukarram Bapak Dr. H. Zaimuddin,
M.Ag. Semoga tetap selalu semangat dalam membimbing mahasiswanya.
5. Murabbf sejati penulis, al-Mukarram Bapak Prof. Dr. KH. Ali Mustafa
Yaqub, MA. Hafizhahulliih, Amfn ...
6. Seluruh dosen yang telah mencurahkan ilmunya dengan ikhlas selama ini.
7. Kedua orang tua penulis yang tercinta; Bpk. Ustadz H.Ujang Abdul
Mutthalib dan Ibu Susnaningsih yang dengan jerih payah usahanya,
keduanya berhasil memberikan kepuasan materi dan batin kepada penulis.
Harapan terbesar semoga penulis menjadi anak yang saleh seperti yang
mereka harapkan.
8. Kepada Abang-abangku tercinta: Ipul, Didin, dan Dadan, juga untuk adik
ku Nina Setianingsih .. Alliihumma Biirik Lahum Ff Hayiitihim ... Ami in..
9. Untuk orangtua kedua penulis; Bibi Fatimah dan Om Hasan, kaka angkat;
Amelia Hidayat, saudara sekaligus sahabat; Irwan Hakim, mereka-lah para
pioneer pembentukan semangat juang penulis dalam mendalami ilmu-ilmu
khususnya ilmu agama sewaktu MTS. Fajaziihumulliihu A!1sanal Jazii ...
10. Teman-teman Darus-Sunnah yang hebat! Fazlurrahman, Adithia, Amirul,
Nasrulloh, Ubaid, 'Ali, Kholis, Mau'izhoh dan lain-lain.
11. Teman-teman satu jurusan, yang secara tidak langsung mengajarkan
persahabatan, solidaritas dan banyak pengalaman, terkhusus kepada
Fadlalah, Asep, Bambang dan semua teman-teman kelas D PAI, Bravo!
dan dari hati yang bening penulis ucapkan terima kasih kepada my best
friend Mir'atulhayati yang banyak membantu terutama support-nya
selama ini. Innalliiha Lii Yutlf'u Ajr al-Mu!1sinfn.
Semoga Allah swt senantiasa menambahkan ilmu dan amal kepada kita
semua. Amfn ...
ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISi ............................................................................................................ v
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................. viii
BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 6
1. Identifikasi Masalah ............................................................ 6
2. Pembatasan Masalah ............................................................ 7
3. Perumusan Masalah ............................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian .................................................................. 8
E. Metodologi Penelitian dan Penulisan .............................................. 8
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Metode Pendidikan ................................................................... 11
1. Pengertian Metode ............................................................... 11
2. Pengertian Pendidikan ........................................................... 13
3. Pengertian Metode Pendidikan ................................................ 17.
B. Macam-macam Metode Pendidikan ....... : ... ..................................... 20
1. Metode Ceramah ................................................................ 21
2. Metode Diskusi. ................................................................. 23
3. Metode Demonstrasi ............................................................ 24
4. Metode Eksperimen ............................................................. 25
5. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran (Role Playing) ............ ....... 26
6. Metode Ke1ja Kelompok ....................................................... 27
7. Metode Tanya-Jawab ..................................................................... 28
8. Metode Latihan Siap (Drill) ..................................................... 32
9. Metode Pemberian Tu gas (Resitasi) ............................................ 3 3
10. Metode Sistem Regn (Team Teaching) ....................................... 33.
11. Metode Insersi (sisipan) ......................................................... 34
13. Metode Audio-Visual.. ........................................................ 36
14. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) ............................. 36
15. Metode Jnqury ............ ....................................................... 3 7
16. Metode Karya Wisata .......................................................... 3 7
17. Metode Proyek (Project Method) ........ ..................................... 3 8
18. Metode Socrates ................................................................. 39
19. Metode Keteladanan (al-Uswah wa al-Qudwah) ............ .............. .40
20. Metode Pembiasaan ............................................................ .40
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pendidikan ........... .41
D. Prinsip-prinsip Penerapan Metode Pendidikan .................................. 45.
E. Pendapat Para Tokoh tentang Metode Pendidikan .............................. 50
1. Imam Gazali. .................................................................... 51
2. IbnuKhaldfin ..................................................................... 52
3. Ibnu Sina ......................................................................... 53
4. Muhammad 'Abduh ............................................................ 54
BAB III HADIS-HADIS RIYAD AL-SALIHiN
A. Pengertian Hadis ...................................................................... 56
B. Otoritas Hadis Sebagai Dalil ........................................................ 57
C. Kitab Riyad al-$dlifJ.fn ............................................................... 60
1. Biografi Penyusun Kitab ....................................................... 61
2. Isi/Kandungan ................................................................... 65
3. Komentar Ulama ................................................................ 66
BAB IV V ARIASI METODE PENDIDIKAN DALAM HAD IS
A. Metode Ceramah ..................................................................... 69
B. Metode Sosiodrama .................................................................. 77
C. Metode Tanya-Jawab ................................................................ 82
D. Metode Drill ........................................................................... 87
E. Metode Graduasi ..................................................................... 90
F. Metode Asistensi ..................................................................... 92
G. Metode Demonstrasi .................................................................. 95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 100
B. Rekomendasi .................................. ,. ...................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 102
Pedoman Transliterasi
A. Konsonan
Huruf Arab HurufLatin Keterangan I - Tidak dilambangkan
y b be
"' t te ..,_, s es dengan koma di atas
c J JC
c h ha dengan garis bawah
t kh kadan ha
' d de
; z zet dengan titik di atas
) r er
) z zet
cf s es
J- sy es dan ye
<.f' ~ es dengan koma di bawah
cf> d de dengan garis coret di bagian atas
.b l te dengan koma di bawah
.b f; zet dengan garis bawah
' koma terbalik di atas hadap kanan t t g ge dengan titik di atas
J f ef
J q ki
.!l k ka
J I el
I m em
" 11 en
) w we
... h ha ' apostrof '
cf y ye
B. Vokal
Untuk vokal tunggal, ketentuan aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
, a Fath.ah -
I Kasrah ,
' u aammah -
Adapun untuk vokal rangkap, keterangan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
i.f ai a dan i
-)
au a dan u -
Ketentuan ahh aksara vokal panjang (madd), yang dalarn bahasa Arab dilarnbangkan dengan !J.arakdt dan huruf, yaitu sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
\. a a dengan topi di atas
<.,? i i dengan topi di atas
fl u dengan topi di atas j
C. Ta' Marbu(alz
1. Ta' marbufah hidup transliterasinya adalah /t/.
2. Ta' marbufah mati transliterasinya adalah /h/.
3. Kalau pada suatu kata yang akhir katanya adalah ta' marbufah diikuti
oleh kata yang menggunakan kata sandang al-, serta bacaan kedua kata
itu terpisah maka ta' marbiifah itu ditransliterasikan dengan /ti.
Contoh:
wLll~I ~_,_,_ = Hadfqat al-!J.ayawiiniit atau
:\.;.il~)'I ;\.,..,j.WI = al-Madrasat al-lbtidaiyyah atau
al-Madrasatul Jbtidiiiyyah
D. Syiddah (Tasydfd)
Syiddah atau tasydfd ditransliterasikan dengan huruf yang sama dengan ,
huruf yang diberi tanda syiddah (digandakan). Contoh: kata ~ ditransliterasikan
dengan 'allama.
E. Huruf Ka pita!
Huruf kapital dimulai pada awal nama diri, nama tempat, bukan kata ' ,
sandangnya. Contoh: L>(,.O.ll, ditransliterasikan dengan al-Qur 'an, begitu juga kata
} 0 } o.-
0~~1 ;c;;,w1, ditransliterasikan dengan al-Madfnatul Munawwarah.
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengetahui metode pendidikan itu amat penting sekali bagi para guru.
Jika pengetahuannya tentang metode baik, maka ia akan mampu menggunakan
metode dalam mengajar dengan baik puky'Sukses atau tidaknya seorang guru itu
dalam mendidik terletak pada keterampilannya dalam menggunakan metode.
Apabila penggunaan metodenya baik dan serasi, maka hasil pembelajaran juga
akan memuaskan. Begitu juga sebaliknya, apabila penggunaan guru terhadap
metode buruk, maka hasil pembelajaran yang buruk akan diperolehny17
Untuk dapat menggunakan metode dengan baik, sang guru hams mampu
memahami karateristik metode dengan berbagai. macamnya. "Dalam pandangan
yang sudah diakui kebenarannya mengatakan, bahwa setiap metode mempunyai
sifat masing-masing, baik mengenai kebaikan-kebaikannya maupun mengenai
kelemahan-kelemahannya. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang
paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami
sifat-sifat masing-masing metode tersebut".'
Hal ini penting karena penggunaan metode yang tidak sesuai dengan
tujuan pengajaran misalnya, akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang
telah dirumuskan.
2
Sebagai contoh, misalnya mengajarkan salat yang idealnya lebih
berorientasi pada praktek, diajarkan dengan menggunakan metode ceramah.
Padahal jika dipahami dengan baik bahwa karakteristik dari metode ceramah itu
sama sekali tidak berorientasi pada praktek, tentu metode yang dipilih adalah
metode latihan.
Selain itu, urgensi metode pendidikan juga tercermin pada kedudukannya.
Metode pendidikan memiliki kedudukan sebagai berikut:
I. Sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar
2. Sebagai upaya untuk menyiasati perbedaan individual peserta didik
3. Sebagai usaha untuk mencapai tujuan pengajaran.'
, Peserta didik sebagai penikmat apa yang disajikan gurunya akan merasa
bangkit untuk mendengar, memberikan perhatian penuh, mengingat pelajaran dan
membiarkan jiwanya terpengaruh dengan pelajaran itu jika sang guru mampu
menggunakan metode dengan baik. Dalam ha!- ini, penggunaan metode yang
bervariasi amat berguna.
Perbedaan individual peserta didik menjadi persoalan tersendiri bagi sang
guru. Terkhusus lagi perbedaan intelektualitas yang hams mendapatkan perhatian
lebih khusus. Sebab, diantara peserta didik, disamping ada yang cepat dalam
memahami sesuatu, ada yang sedang dan ada juga yang lambat. Keterampilan
menggunakan metode dengan baik akan sangat membantu bagi sang guru guna
mengakomodir perbedaan individual masing-masing peserta didik.
Selain itu, sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh
metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik.
Sebuah metode akan mempengaruhi sampai atau tidaknya suatu informasi secara
lengkap. Bahkan sering disebutkan cara atau metode kadang lebih penting
daripada materi itu sendiri. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan hams
dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga
hasil pendidikan dapat memuaskan.:
3
Bahkan, keharusan mengajar atau mendidik dengan menggunakan metode
itu bisa disebutkan wajib secara jelas, mengingat ada kaidah fiqhiyyah yang
menerangkan bahwa segala alat yang dipergunakan untuk mencapai sesuatu yang
wajib, hukumya wajib pula.4 Mendidik adalah suatu kewajiban orang dewasa agar
anak-anak tumbuh dengan sempurna, maka penggunaan suatu metode yang sesuai
adalah wajib pula hukumnya.
Apabila sedemikian pentingnya kedudukan metode dalam proses belajar
mengajar, maka profesionalisme seorang guru amat dituntut. Idealnya seorang
guru adalah orang yang empati terhadap peserta didik. Bersedia memahami
perbedaan anak didilmya dan memikirkan apa yang harus dilakukan untuk
memberikan pengajaran yang terbaik. Sehingga, metode tetap berada pada
kedudukannya yang tinggi.
1 Terkait dengan ha! ini, Hadis bisa dijadikan rujukan. Sebagaimana yang
telah dikatakan oleh Yusuf al-Qardawi, bahwa sejak <lulu umat Islam telah
mengakui Sunah Nabi saw sebagai sumber kedua syariat Islam setelah al-Qur'an.
Se lain itu, visi keilmuan dan pendidikan merupakan bagian dari fungsi kenabian. 5
Hal ini diperkuat oleh kandungan Qs.al-Baqarah ayat 129 yang terjemahnya
sebagai berikut: ,. _, oJ1 -'OP o "/I ; ,,_ J " o ,,
cif 2J.;1 '. , <'-'' ~i- ;:_,1301 '. ~: 1::- ~a '. :1;:; 1~: · ': u ' - · · ~i- G" '.~.I-) , ) , , ~) ,. ~ y-;.~ YJ~ .) .J
~1~;l1 Wahai Tuhan kami, utuslah diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka yang membacakan ayat-ayat Engkau dan mengajarkan kepada mereka al-Kittib (al-Qur 'an) dan al-Hikmah (al-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
Mu'awiyah bin al-Hakam al-Sullami pernah menuturkan:
4Muhammad bin 'Ali bin Muhammad al-Syawkiini, Irsydd al-Fuflzil ild Taflqiq al-Haq min 'Ilm al-U~fil,j.2, (Beirut: Dar al-Kitab al-' Arabi, 1999M/1419H), Cet.l, h.194
5Yusuf al-Qardawi, Sunah Rasul; Sumber I/mu Pengetahuan dan Peradaban, Terj. dari al-Szmnah Ma~daran Ii al-Ma'rifah Wa al-H_addrah, oleh 'Abdul Hayy al-Kattani, dkk., (Jakarta:
4
Demi bapak dan ibuku! Aku belum pernah melihat seorang guru yang pengajarannya lebih baik daripada beliau. Demi Allah! Beliau tidak pernah membentakku, memuku/ku dan juga tidak pernah mencaciku.
Yang lebih menakjubkan, Nabi Muhammad saw mampu mengarahkan
umatnya kepada kebajikan sebagaimana tertera dalam Qs. Ali'Imran ayat 110
yang terjemahnya sebagai berikut:
j.:.f ;;t :,J:, Ji~ 0 _By) p1 <)- 0~:, ~ J;.:J~ 0 J/t Y'~:.:..;,. ;-f ~f:;;,:. ~ ,, J ..-o Al ... ,, 0 ... ... ... ... 0
0hLl.li ~}s'i) ~_Bj'.J1;. €~: ~ \~ 0\5J '.""'"'G?Ji Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orangorang yang Jasik.
Beliau juga mampu menceritakan dengan baik kisah- kisah umat terdahulu
yang tidak pernah dikenal dan didengarkan oleh bangsa Arab sebelumnya,
sehingga mereka sangat terkejut dengan ha! itu dan mengakui bahwa cerita itu
mereka peroleh setelah Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul.7
Karenanya, dapat dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw sejak awal
sudah mencontohkan dalam mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat
kepada para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat
dalam menyampaikan ajaran Islam. Nabi Muhammad saw sangat memperhatikan
situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer
dengan baik. Beliau juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang,
sehingga beliau mampu menjadikan mereka suka cita, baik material maupun
spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah swt dan
syariat-Nya.
Dengan keberhasilannya mendidik umat, Nabi Muhammad saw pasti
mempunyai metode pendidikan dan ini menarik untuk dikaji. Pembahasan
mengenai metode pendidikan ini perlu, karena pada umumnya orang berpendapat
bahwa Hadis atau Sunah itu hanya sebagai dasar hukum untuk beribadah
5
(ma[J/lah), padahal lebih dari itu, Hadis memberikan gambaran bagaimana cara
Nabi saw bersikap dalam kehidupan sehari-hari termasuk bagaimana metode
beliau dalam mendidik umatnya.
Hadis tidak dipakai sebagai landasan dalam Ilmu Pendidikan khususnya
metode pendidikan oleh sementara orang bukan hanya karena mereka tidak
tertarik mengkajinya, tetapi keengganan mereka adalah karena penolakan mereka
terhadap otoritas Hadis sebagai argumen. Pad aha!, N abi saw berpesan bahwa
sepeninggal beliau, umat Islam harus berpegang teguh kepada 2 hal yang
menyebabkan mereka tidak akan sesat selama mereka berpegang teguh kepada
keduanya, yakni al-Qur'an dan Hadis.
Riwayat dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Aku tinggalkan untuk kalian dua pedoman, kalian tidak akan tersesat selama berpegang dengan keduanya, yaitu Kitabullah (al-Qur 'an) dan Sunahku. Keduanya tidak akan berpisah hingga sampai telaga (hari Kiamat).
Kelompok yang menolak otoritas Hadis sebagai argumen ini dikenal
sebagai aliran lnkar al-Sunnah. Kelompok yang pemikirannya berbahaya yang
pernah ada dalan1 sejarah Islam. Kelompok lnkar al-Sunnah ini lebih tertarik
mencari referensi selain Hadis untuk dijadikan pedoman, termasuk dalam ha!
metode pendidikan yang mereka gunakan.
, Imam Nawawi (w.643 H) telah menyusun kitab yang berisi Hadis-hadis
Nabi saw tentang berbagai macam akhlak, baik akhlak kepada Tuhan maupun
akhlak kepada sesama manusia. Akhlak kepada Tuhan ditunjukkan dengan adanya
beberapa bah yang terkait dengan tata cara ibadah ma!J.dah yang benar dan yang
terkait dengan keyakinan kepada Allah swt. Akhlak kepada mam1sia ditunjukkan
dengan adanya bab yang menerangkan tentang cara berakhlak kepada tetangga
dan lain sebagainya. Kitab ini diberi nama Riyad al-$dlihfn min Kalam Sayyid al
Mursalfn.
6
Ada satu ha! yang menarik perhatian penulis dari kitab Riyad al-$alihfn,
penulisnya yakni Imam Nawawi menjelaskan dalam kata pengantar kitabnya itu
bahwa Hadis-hadis tentang pedoman hidup manusia dalam berbagai aspek itu
mayoritas berkualitas sahih atau yang dapat dipertanggung jawabkan validitasnya.
Karnnanya Imam Nawawi berkeinginan untuk menyusun satu kitab yang
membicarakan Hadis-hadis tersebut dan berkomitmen untuk tidak mencantumkan
Hadis yang tidak bisa dipertanggungjawabkan validitasnya atau tidak sahih.
Beliau berkata:
9ul )g 0
': i1 , )
Saya berkomitmen, untuk tidak menyebutkan Hadis di dalamnya (kitab Riyad al-$alihfn) kecuali Hadis itu berkualitas sahih dengan berpedoman pada kitab-kitab referensi Hadis sahih yang populer.
Ucapan seorang ahli Hadis sekaliber ·Imam Nawawi di atas tidak
diragukan lagi kredibilitasnya, apalagi komentar para Ulama mengenai kitab
Riyad al-$alihfn ini memperkukuh kedudukan dan nilainya.
Atas dasar itulah, maka dalam penulisan skripsi yang membahas metode
pendidikan ini, penulis hanya membahas satu kitab yaitu Riyad al-$alihfn,
sebagaimana telah dijelaskan. Dan skripsi ini penulis beri judul Metode
Pe11didika11 dalam Hadis, (Telaalt Kitab Riyail al-$ali!J_f11).
B. ldentifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Penulis menemukan beberapa persoalan yang dapat diidentifikasi
terkait dengan metode pendidikan ini. Persoalan-persoalan itu adalah
sebagai berikut:
a. Urgensi penguasaan guru terhadap metode pendidikan
b. Pentingnya menjadikan Nabi saw sebagai panutan dalam segala
aspek kehidupan termasuk dalam hal mendidik
7
c. Pentingnya mengkaji kitab-kitab Hadis guna mencontoh Nabi saw
dengan benar
d. Urgensi mengadakan kajian terhadap kitab Riydtl al-$dlibJn karena
kandungan kitab ini begitu bagus dan lengkap
e. Hadis-hadis Nabi saw yang menerangkan ketepatan penggunaan
metode pendidikan
f. Hadis-hadis Nabi saw yang mengandung variasi metode
pendidikan
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan banyaknya masalah yang tercakup tentang metode
pendidikan ini, penulis membatasi permasalahan hanya seputar variasi
metode pendidikan Nabi saw dan ketepatan pemilihan metode pendidikan
Nabi saw.
3. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang penulis angk;at dalam penulisan skripsi 1111,
dapat difonnulasikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa saja metode pendidikan yang terdapat dalam Hadis-hadis di
dalam kitab Riydtl al-$dlib.fn?
b. Apa sajakah prinsip Nabi saw dalam menggunakan metode
pendidikan menurut Hadis-hadis dalam kitab Riydtl al-$filib.fn?
c. Apakah efektivitas metode pendidikan yang digunakan oleh Nabi
saw tercennin dalam Hadis-hadis kitab Riyad al-$dlib.fn?
C. Tujuan Penelitian
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk:
I. Mengetahui metode-metode Nabi saw dalam mendidik.
2. Mengetahui prinsip Nabi saw dalam penerapan metode pendidikan.
3. Memretahui efektivitas metocle nencliclikm1 vona rliannolrnn Nohi oom
8
D. Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penyusunan skripsi yang mengangkat tema metode
pendidikan dalam Hadis ini diharapkan diperoleh beberapa manfaat berikut:
I. Mengetahui Hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Riyail al-$dlib_fn
yang membicarakan tentang pendidikan khususnya mengenai metode
pendidikan Nabi saw.
2. Hadis-hadis Nabi saw yang berkaitan dengan metode pendidikan
dijadikan sebagai pedoman di dalam mendidik.
3. Menjadi bahan pengembangan pema~aman penulis tentang berbagai
Hadis Nabi saw yang berkaitan dengan pendidikan.
4. Secara teoritis, karya tulis ini diharapkan dapat memperlengkap
khazanah kajian Ilmu Pendidikan khususnya mengenai metode
pendidikan Nabi saw.
E. Metodologi Penelitian dan Penulisan
Dalam penulisan skripsi, penulis menempuh langkah-langkah berikut:
I. Teknik Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan Hadis-hadis yang di dalamnya terdapat kata
kata yang menunjukkan makna pendidikan dan metode pendidikan baik
secara eksplisit maupw1 implisit. Hal ini "dilakukan dengan menggunakan
CD Program al-Maktabah al-Syamilah.
' Diantara keyword yang digunakan adalah i:,,,; ~,, J ,..,,.
\/Ji. '<,jJ atau
'10 i... J .,, ,, J 0 ...... t ,, ;;; " \.,!~\; 'Y~J! \,s'!>l,y>I. Kata-kata itulah yang penulis gunakan yang secara
eksplisit atau tegas menunjukkan makna pendidikan.
Adapun kata yang menunjukkan makna pendidikan secara implisit
, '~ dan sebagainya yang - ,
9
tersebut mengandung arti pengajaran, penulis menilai kegiatan pengajaran
Nabi saw adalah dalam konteks mendidik. Penulis juga menggunakan kata
tJpf, yang mempunyai arti beritahukanlah ia a tau berarti berikan
informasi kepadanya.
Dalam sejarah, Nabi saw berperan dalam banyak fungsi, antara lain
sebagai Rasul, kepala negara, pemimpin masyarakat, panglima perang,
hakim dan guru. Dengan berpedoman pada Hadis-hadis yang memenuhi
kriteria di atas, adanya penjelasan terkait dengan Ilmu Pendidikan di dalam
Hadis-hadis tersebut menjadi suatu keniscayaan. Dengan begitu, peran
beliau dalam Hadis itu lebih memungkinkan berperan sebagai seorang
guru bagi umatnya.
2. Teknik Pengolahan Data
Setelah Hadis-hadis yang memenuhi kriteria di atas terkumpul, Hadis
hadis tersebut ditelaah untuk kemudian diklasifikasikan menjadi beberapa
tema pokok yang sesuai dengan teorisasi dalam Ilmu Pendidikan. Hal ini
dilakukan berangkat dari asumsi bahwa Hadis-hadis tersebut
membicarakan beragam tema yang berkaitan dengan pendidikan, ada yang
mengandung penjelasan mengenai media pendidikan, materi pendidikan,
sarana dan prasarana pendidikan, karakter anak didik, dan sifat pendidik.
Hadis yang akan ditindaklanjuti ke dalam proses berikutnya hanyalah
Hadis yang membicarakan metode pendidikan.
Penelaahan ini dilakukan dengan menggunakan kitab-kitab syarab. al
Hadf§/ulasan Hadis dan buku-buku pendidikan modern. Kitab syarab. al
Hadf§ utama yang penulis gunakan dalam penelaahan ini adalah kitab
Nuzhat al-Muttaqfn Syarab. Riyad al-$dlib.fn.
3. Analisis Data
Hadis-hadis yang terpilih akan dijadikan data utama yang selanjutnya
10
dan buku-buku pendidikan modem terkait dengan mainstream kajian
metode pendidikan.
Selain itu, Hadis yang terpilih ini juga dianalisis dengan menggunakan
metode al-Jam 'u bayn al-Riwdydt, yakni dengan menelusuri Hadis lain
yang semakna namun dengan sedikit perbedaan redaksi. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar dapat memahami Hadis secara lebih menyeluruh dan
kesalahan dalam memahami Hadis dapat diminimalisir.
Kesimpulan penjelasan dari Hadis terkait dengan metode pendidikan
dan kesimpulan penjelasan yang bersumber dari buku-buku pendidikan
akan dianalisis dari segi persamaannya, dan jika ada perbedaan antara
keduanya, maka akan dikompromikan. Jika tidak dapat dikompromikan,
maka riwayat yang kualitasnya lebih tinggi dari lainnya itulah yang
digunakan.
Hadis yang mengandung nilai metode pendidikan namun tidak ada
teorinya dalam buku-buku pendidikan modern tetap akan dibahas untuk
menunjukkan bahwa ada sumbangan pemikiran khusus dari Hadis bagi
dunia pendidikan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang
menggambarkan dan menguraikan data-data yang ada kaitannya dengan metode
pendidikan untuk kemudian disimpulkan.
Metode penulisan skripsi ini, penulis mengacu kepada buku Pedoman
Penulisan Skripsi, yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Jakarta, tahun 2007.
BABU
KAJIAN TEORITIS
A. Metode Pendidikan
I. Penge1iian Metode
Secara bahasa, istilah metode berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata metodos. Kata ini terdiri dari 2 suku kata yaitu meta, yang berarti melalui atau melewati, sedangkan hodos, berarti jalan atau cara. Dengan demikian, metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.'
Abudin Nata mengutip pendapat yang menyatakan bahwa dalam
bahasa Arab, kata metode terkadang digunakan kata al-Tarfqah (jalan), al
Manhaj (sistem), dan al-Wasflah (perantara).2
Dalam kamus Lisdn al- 'Arab, kata al-.Tarfqah diantaranya mempunyai
makna al-Sfrah, al-b.dl, dan al-Khatf fl al-Syai.3 Dalam kamus al
Munawwir, kata al-Sfrah berarti perjalanan, jalan, cara, mazhab, tingkah
laku, 4 al-b.dl berarti keadaan, dan al-Khatf fl al-Syai berarti garis pada
sesuatu.
lbnu Manzhur menjelaskan bahwa kata al-Manhaj sama dengan kata
al-Minhdj, yakni sama-sama mengandung arti "jalan yangjelas".
1 Armai Arief, Pengantar I/mu dan Metodo/ogi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h.40
2Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet.Vll, h.92-93
13
2. Pengertian Pendidikan
Skripsi ini membahas metode pendidikan dalam Hadis, maka
disamping dijelaskan makna pendidikan pada umumnya, penulis merasa
perlu menjelaskan makna pendidikan Islam.
Dalam bahasa Arab, kata tarbiyah, (a 'dfb, ta 'lfm dan tah:ifb adalah
kata-kata yang berdekatan maknanya yakni berkutat kepada arti
pendidikan, meskipun ada pula perbedaannya.
Tarbiyah mempunyai makna memelihara, mengasuh dan mendidik."
Al-Jauhar! -sebagaimana dikutip oleh Ibnu Manzhur- menambahkan, jika
kata tarbiyah dikaitkan dengan segala sesuatu yang berkembang seperti
anak, tanaman dan yang seumpamanya, maka ia berarti bermakna
memberikan gizi. 12
Tah:ifb secara harfiah berarti tanqfh dan ikhld§, yang bermakna
membersihkan. Jika dikatakan al-Muha:i:iab min al-Rijdl, berarti
maknanya adalah yang bersih daripada kekurangan. Ia juga bermakna
i;;ldb. yang berarti memperbaiki. 13
Ta 'lfm mempunyai arti mengajar, memberi tanda dan mendidik. 14
Selain itu, kata ta 'lfm juga berarti memudahkan dan juga berarti merubah
sesuatu agar berbeda dengan yang lainnya. Dalam kamus Lisdn al- 'Arab, ; Jo OI
penafsiran kata 'allama dalam ayat 0i:,AJ1 ~ adalah menyampaikan al-
Qur'an dengan tujuan memberikan kemudahan. Kalimat 0g1 ;:.IP
dimaknai menjadikan manusia mumayyiz, yakni mempunyai kemampuan
untuk membedakan sesuatu, sehingga manusia dapat dibedakan dengan
semua hewan. 15
Ta'dfb mempunyai arti (tah:ifb), y~ng dalam kamus al-Munawwir
mempunyai arti "mendidik, memperbaiki, melatih disiplin, menghukum,
11Ahmad Warson Munawir, al-Munmvwir; Kamus .. , h.462 12Ibnu Manzur, Lisdn al- 'Arab, j.4, h.56
14
dan mengambil tindakan." 16 Sedangkan dalam kamus Lisiin al- 'Arab
disebutkan bahwa makna ta 'dfb adalah ta 'lfm, yakni mengaj arkan ilmu. 17
Jika diperhatikan keempat kata di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa hanya kata ta 'dfb saja yang representatif bagi tiga kata lainnya.
Ta'dfb mengandung arti mengasuh dan mendidik (tarbiyah), memperbaiki
(tahzfb), dan mengajarkan suatu ilmu (ta'lfm). Jika demikian, maka
idealnya kata yang digunakan untuk makna pendidikan adalah kata ta 'dfb.
Karena kata ta 'dfb ini lebih komprehensif:
Kesimpulan di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Syed
M. al-Naquib al-'AWis bahwa kata yang paling tepat dan cermat untuk
menunjukkan arti pendidikan adalah kata ta 'dfb bukan tarbiyah.
Menurutnya, kata tarbiyah lebih menonjolkan arti memberikan kasih
sayang dan bukan pengetahuan. Sedangkan kata ta 'dfb sudah mencakup
unsur-unsur pengetahuan, pengajaran dan pengasuhan yang baik. 18
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Th.2003
disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana be/ajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara."
Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat
dan kebudayaan. John S. Brubacher -sebagaimana yang dikutip oleh
Zuhairini- menyatakan bahwa "pendidikan diartikan sebagai sebuah proses
16Ahmad Warson Munawir, al-Munawwir; Kamus ... , h.12 17Ibnu Manzur, Lisan al- 'Arab, j. l, h.100 . 18Syed M. al-Naquib al-' A!(iis, Konsep Pendidikan Islam, Terj. dari The Concept of
Education in Islam; a Frame Work for an Islamic Philosophy of Education oleh Haidar Baqir,
15
timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaiaan dirinya dengan
alam, teman dan alam semesta."20
John Dewey (seorang filosof Amerika), sebagaimana yang dikutip
oleh Zuhairini, menjelaskan bahwa "pendidikan sebagai salah satu
kebutuhan hidup manusia dan juga fungsi sosial yang berfungsi sebagai
bimbingan, sarana pertumbuhan, yang mempersiapkan dan membukakan
serta membentuk disiplin hidup dan transmisi, baik dalam bentuk
informal, formal, maupun non-formal."21
M.Arifin menulis arti pendidikan yang benar adalah "pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada keterbukaan terhadap pengaruh dari
dunia luar dan perkembangan dari dalam diri anak didik. Karenanya,
hakikatnya pendidikan itu mempunyai 2 aspek, yaitu aspek menjaga atau
memperbaiki dan aspek menumbuhkan atau membina."22
J adi, pendidikan adalah suatu bimbingan yang dilakukan seseorang
yang dewasa kepada dirinya sendiri atau orang lain agar potensinya dapat
berkembang dan mampu berinteraksi dengan alam sekitar tanpa adanya
unsur paksaan terhadap batas potensi yang dimilikinya, namun tetap
memberikan kontrol yang baik kepadanya agar tetap berkembang secara
baik dan normal sampai bisa mandiri dan bermanfaat kepada siapa pun dan
apa pun yang ada di sekelilingnya.
Dengan ujaran lain, pendidikan dapat berarti suatu bimbingan agar
anak didik mencapai tujuan pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a. Pembinaan kepribadian, yang mencakup pembinaan atas sikap, daya pikir praktis, obyektivitas, loyalitas kepada bangsa, dan kesadaran nilai-nilai moral dan nilai agama
b. Pembinaan aspek pengetahuan (nilai materi), yaitu materi ilmu itu sendiri
c. Pembinaan aspek kecakapan, keterampilan nilai-nilai praktis d. Pembinaanjasmani yang sehat.23
:'.Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet Ill, h.150
16
Adapun pendidikan Islam, maka kata "Islam" dalam ha! ini
mempakan norma/nilai atau ajaran yang menjadi dasar atau sifat
pendidikan yang dilaksanakan. 24
Zuhairini, dkk., menuturkan bahwa "pendidikan Islam adalah usaha
yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan
ajaran Islam atau suatu upaya yang mempunyai nilai ajaran Islam, yang
berpikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam."25
M.Arifin mengutip untaian kalimat Omar Muhammad al-Toumi al
Syaibani yang mengartikan pendidikan Islam sebagai "usaha mengubah
tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan
kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses
kependidikan dengan dilandasi dengan nilai-nilai Islami."26
M.Alisuf sobri mengutip pendapat Zakiah Daradjat, dkk, yang
menyatakan bahwa "pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian;
pendidikan Islam ini lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap
mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan sesuai dengan petunjuk
ajaran Islam; karena itu pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis
tetapi praktis, yakni pendidikan iman dan amal."27
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
Islam sama artinya dengan arti pendidikan pada umumnya, yang
membedakannya adalah pada norma atau sifat pendidikan yang
berdasarkan ajaran Islam. Jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan Islam,
maka idealnya pendidikan Islam adalal1 suatu bimbingan agar tujuan
pendidikan Islam tercapai. Prof. Mohammad 'Atiyyah al-Abrasyi -
sebagaimana yang dikutip oleh Zuhairini- menyimpulkan lima tujuan yang
asasi bagi pendidikan Islam, sebagai berikut:
24M. Alisuf Sabri, Pengantar I/mu Pendidikan Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet.1, h. 149 .,,._ ...
17
a. Untuk membantu pembentukan akhlak mulia b. Persiapan untuk menjalani kehidupan baik di dunia maupun di
akhirat c. Menumbuhkan semangat belajar terhadap ilmu umum d. Menyiapkan peserta didik agar mempunyai satu profesionalitas
yang dengannya ia mampu mencari rezeki e. Persiapan untuk fokus kepada memberikan kemampuan agar
peserta didik mampu mencukupi Kebutuhan minimal untuk dirinya sendiri."
3. Pengertian Metode Pendidikan
Secara terminologi, para ahli memberikan definisi yang beragam
tentang metode. Diantaranya adalah pengertian yang dikemukakan oleh
Herman H. Horne -sebagaimana yang dikutip oleh M.Arifin- yang
memberikan pembatasan arti metode dalam pendidikan sebagai suatu
prosedur dalam mengajar.29 Ini terlalu sederhana karena memandang
metode sebagai kegiatan guru saja.
Berbeda dengan pendapat Herman di atas, jika metode diberi
penge1iian yang lebih luas, ia diaiiikan sebagai "cara" bukan "langkah"
atau "prosedur''. Poerwakatja yang mengemukakan bahwa "metode
pembelajaran berarti jalan ke arah suatu tujuan yang mengatur secara
praktis bahan pelajaran, cara mengajarkannya dan cara mengelolanya."30
Dengan pengertian "cara" ini, metode mengandung pengertian yang
fleksibel sesuai kondisi dan situasi, dan terkandung di dalamnya makna
"mempengaruhi" serta saling ketergantungan antara pendidik dan pese1ia
didik.31
Dengan uj aran lain, dengan pengertian yang lebih Iuas ini, metode
dipandang tidak hanya sebagai kegiatan guru tetapi juga kegiatan murid
yang oleh karenanya harus berorientasi pula pada cara untuk menciptakan
kegiatan belaj ar peserta didik yang aktif.
28Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan ... , h.165-166 '.Hhk, ,,... ~·• n - •·•·• • ---
18 .
Jalaludin dan Usman mengutip pendapat Edgar Bruce Wesley yang
mendefinisikan "metode pendidikan sebagai kegiatan yang terarab bagi
guru yang menyebabkan terjadinya proses pembelajaran, sehingga
pelajaran jadi berkesan."32 Tentu yang berkesan adalah peserta didik. Dari
definisi ini juga menghendaki adanya kegiatan peserta didik yang aktif.
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat itu mempunyai 2
macam, polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis, bila metode itu
mengandung kegunaan ganda, satu sisi ia bermanfaat dan di sisi lain ia
bersifat merusak. Contohnya adalah Video CD. Sedangkan monopragmatis
adalah yang hanya mempunyai satu kegunaan saja. Misalnya, laboratorium
Ilmu Alam yang hanya dapat digunakan untuk Ilmn Alam saja, tidak untuk
Ilmu Kedokteran, dan lain-lain.33
Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli mengenai
pengertian metode pendidikan, beberapa ha! yang mesti ada dalam metode
pendidikan, yaitu:
a. Melaksanakan aktivitas pembelajaran dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab
b. Aktivitas tersebut berdasarkan cara yang sistematis dan terencana
c. Aktivitas tersebut memiliki tujuan tertentu
d. Tujuan harus dicapai secara efektif.
Mengenai perbedaan antara metode dengan strategi dan teknik
pembelajaran, maka terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian strategi
dan teknik pembelajaran.
Strategi Pembelajaran adalab suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Selanjutnya, Winarno mengutip pemikiran J. R David,
ia menyebutkan "babwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi ·pada dasarnya masih bersifat
19
' konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran."34
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran
tertentu, sedangkan rnetode adalah "a way in achieving something",'' yang
bera1ii bahwa metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
rnengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai suatu tujuan.
Selanjutnya, metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan
gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan
sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas
dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri,
yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode
ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula,
dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda
pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam ha! ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik
meskipun dalam koridor metode yang sama.36
Adapun metode pendidikan Islam, maka dapat diartikan sebagai
kegiatan yang terencana, terarah dan teratur dalam mengendalikan
kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam berbagai aspeknya
agar tujuan pendidikan yang Islami dan berdasarkan ajaran Islam dapat
diwujudkan.
Sebagai salah satu komponen operasional Ilmu Pendidikan Islam,
metode harus mengandung potensi mengarahkan materi pelajaran pada
tujuan pendidikan. Maka metode pendidikan Islam yang baik adalah
metode yang mampu mendapatkan hasil pembelajaran berupa peserta didik
34Winarno Surakhmad, Pengantar Jnteraksi Be/ajar Mengajar, (Bandung: Tarsito, 1998),
20
yang mempunyai ilmu pengetahuan yang luas baik umum maupun ajaran
Islam dan berakhlak mulia kepada Allah swt dan kepada manusia.
Selain itu, Hasan Galunggung -sebagaimana dikutip oleh Abudin-
menuturkan bahwa
Pelajaran agama Islam ini bermacam-macam, ada yang melibatkan aspek kognitif seperti fakta-fakta sejarah dan syarat sah sembahyang, yang melibatkan aspek afektifnya seperti penghayatan nilai-nilai keimanan dan akhlak, dan ada juga yang melibatkan aspek psikomotorilmya seperti praktek salat, haji dan sebagainya. Karenanya, metode pendidikan Islam itu dapat diartikan sebagai metode pengajaran yang disesuaikan dengan materi atau bahan pelajaran yang terdapat dalam Islam itu sendiri.37
Dalam pengertian lain, metode pendidikan Islam dapat diartikan
sebagai cara-cara mendidik yang digali dari al-Qur'an dan Hadis.
Metode pendidikan di sini diartikan secara luas, sehingga metode
mengajar pun termasuk di dalamnya karena sejatinya mengajar adalah
salah satu bentuk mendidik. Kendati keduanya berbeda, yakni berbeda
karena pengajaran itu lebih mengintelektualisasikan manusia dengan ilmu
pengetahuan, sedangkan sasaran psikologis proses kependidikan
menekankan pada usaha mengintemalisasikan nilai-nilai atau
mempribadikan nilai-nilai.38
B. Macam-Macam Metode Pendidikan
Alunad Tafsir menyebutkan bahwa pengajaran agama Islam mencakup
pembinan keterampilan, kognitif, dan afektif. Menurutnya, bagian afektif inilah
yang paling rumit, karenanya membutuhkan metode yang khusus. Dan masih
menurutnya,'Abdurra.hman al-Nab)awi telah menyajikan metode-metode
menanamkan rasa keberagamaan yang bersifat afektif itu yang terdapat dalam al
Qur'an dan Hadis itu dalam bukunya U§ul al-Tarbiyat al-lslamiyyah. 39
Metode-metode pendidikan yang disampaikan berikut adalah metode
pendidikan instruksional yang biasa diterapkan di sekolah-sekolah dewasa ini,
37Abudin Nata. Fi/safat Pendidikan .... h.93
F'°JI ~JI ~\ i-'. KATA PENGANTAR
Al!J.amdulillah. Segala puji yang tidak terbatas penulis panjatkan ke hadirat
Allah swt yang telah memberikan nikmat yang tiada tara sehingga sampai dengan
saat ini, saat penulisan skripsi yang dalam proses penulisannya tidak sedikit
hambatan yang datang, dengan izin-Nya-lah usaha untuk merampungkan skripsi
ini telah membuahkan hasilnya. Selawat dan salam Allah swt semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad saw, yang membawa ajaran
Islam cahaya bagi seluruh alam, dan semoga tercurah pula kepada keluarganya,
sahabatnya, dan seluruh pengikutnya sampai akhir zaman.
Pembahasan dalam skripsi ini adalah pembahasan yang paling penulis
suka, karena membahas keberhasilan Nabi Muhammad saw dalam mendidik
umatnya. Keberhasilannya ini mengindikasikan bahwa beliau adalah seorang guru
yang profesional. Guru yang telah berhasil mendidik umatnya. Betapa tidak!
Umat Islam yang tersebar di seluruh dunia menunjukkan bahwa beliau benar
benar berhasil dalam mendidik. Tidak hanya berhasil dalam men-transfer ilmu,
tetapi juga merubah akhlak umat yang rusak menjadi akhlak yang mulia.
Ilmu pendidikan dari Nabi saw amat banyak jika dikaji. Salah satu ilmu
Pendidikan yang dapat digali adalah metode pendidikan. Metode pendidikan
inilah yang merupakan kajian skripsi ini. Sedangkan kitab Hadis yang dipilih
adalah Riyad al-$alih_in min Kaltim Sayyid al-Mursalfn karya Imam Nawawi.
Kitab Hadis populer yang sudah diterima oleh umat Islam sejak diterbitkannya
sampai sekarang.
Niat penulis untuk merampungkan hal-hal di atas tidak akan terwujud jika
tidalc ada 'tangan-tangan' yang ikut membantu, baik secara langsung atau pun
tidak langsung. Karenanya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
,.... TT ,
21
yang bersumber dari Ilmu Pendidikan modem. Diantara metode-metode
pendidikan tersebut ada yang sengaja dikombinasikan dengan metode yang
terkandung dalam al-Qur'an dan Hadis hasil kajian an-Na,hlawl.
Ada 20 metode yang disajikan, metode-metode itu adalah:
I. Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu
pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai. 40
"Metode ini Iazim pula disebut metode kuliah atau pun pidato."41
Untuk penggunaan metode ceramah secara baik perlu diperhatikan hal
hal berikut:
a. Dalam menjelaskan, hendaknya menggunakan kata-kata yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh anak didik
b. Gunakan alat visualisasi seperti penggunaan papan tulis atau media lainnya yang tersedia tmtuk menjelaskan pokok bahasan yang disampaikan. Misalnya dengan menggambarkan sesuatu atau memberikan ilustrasi dan menghubungkan materi-materi dengan contoh yang konkrit
c. Mengulang kata atau istilah yang digunakan secara jelas karena berfaidah membantu anak didik yang kurang atau lambat kemampuan dan daya tangkapnya
d. Mencari umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung
e. Adakan rekapitulasi dan ulang kembali rumusan-rumusan yang dianggap penting. Yang dimaksud rekapitulasi di sini adalah mengingat kembali dengan contoh-contoh, keterangan-keterangan, fakta-fakta dan lain sebagainya.42
Keuntungan metode ceramah adalah sebagai berikut:
a. Bahan dapat disampaikan sebanyak mungkin dalam jangka waktu
yang singkat
b. Guru dapat menguasai situasi kelas
c. Organisasi kelas lebih sederhana dan mudah dilaksanakan
d. Tidak terlalu banyak memakan biaya dan tenaga.
'.'.Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi pengajaran. ... , h.41
22 .
Adapun kelemahan metode ceramah adalah sebagai berikut:
a. Ceramah hanya cenderung mempertimbangkan segi banyaknya bahan pelajaran yang akan dijadikan, dan kurang memperhatikan/mementingkan segi kualitas (mutu) penguasaan bahan pelajaran
b. Bila situasi kelas tidak dapat dikuasai oleh guru secara baik, maka proses pengajaran akan dapat menjadi tidak efektif. Bahkan dapat berkaitan lebih jauh (misalnya kacaunya situasi proses pengajaran)
c. Pada metode ceranmh proses komunikasi banyak terpusat kepada guru. Dan siswa banyak berperan sebagai pendengar setia. Sehingga proses pengajaran sering dikritik sebagai sekolah dengar, murid terlalu pasif
d. Sulit mengukur sejauh mana penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan itu oleh anak didik
e. Apabila ceramah tidak mempertimbangkan segi psikologis dan diktatis, maka ceramah dapat bersifat melantur tanpa arah dan tujuan yangjelas.43
Jika dilihat dari metode ceramah yang digunakan Nabi, maka akan
terlihat bahwa Nabi saw mengkombinasikan metode ceramahnya itu
dengan metode kisah (al-Qi;p;ah). metode kisah adalah menyajikan materi
pelajaran dengan membawakan cerita yang sejalan dengan materi.44
Terkadang Nabi saw juga mengkombinasikan metode ceramah ini
dengan metode amsi'tl, yaitu mendidik dengan memberikan perumpamaan
dari yang abstrak kepada yang lain yang lebih konkrit untuk mencapai
tujuan dan atau mengambil manfaat dari perumpamaan tersebut.45
Pengungkapannya tentu sama saja dengan metode kisah, yaitu dengan
berceramah atau membaca teks.46 Contohnya adalah Hadis berikut:
,, 0 "' ;;>J ) } _, "' ~ ,, ,, . _., y, 1" ' • ' • 'JS',, ~··ts' ''1 ,. 1"' ·'1 )J. "''1·'1 • . ..A-" ( V . .....;>- e <\.;.. " ..\;.- <.-)W ..dJ U " ))' ,:fe>·· ,/v 11' , • , ... _,,,- t"'J. ,,, ,, ,, ,..
43Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi pengajaran. ... , h.42-43 44Al-Nahlaw1, Prinsip-prinsip ... , Terj. dari U~u/' al-Tarbiyah. ... oleh Herry Noer Ali,
h.284-285 A<--
23
Riwayat dari Abu Hurairah ra ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Bagaimana pendapat kalian, seandainya ada sebentang sungai di depan pintu salah seorang diantara kalian, ia mandi dari sungai itu setiap hari Zima kali, apakah masih tersisa kotoran?. Para sahabat menjawab: Tidak. Rasu/ullah saw bersabda: "Maka demikianlah perumpamaan salat Zima waktu. Dengannya Allah swt menghapus semua kesalahan (dosa kecil yang berhubungan dengan Allah swt). (HR. Bukharf dan Muslim). Kerapkali Nabi saw juga mewarnai metode ceramahnya dengan
memberikan motivasi kepada para sahabat. Pemberian motivasi oleh Nabi
saw ini adalah dalam bentuk metode targfb dan tarhfb.
Yang dimaksud dengan targfb adalah janji terhadap kesenangan dan
kenikmatan akhirat yang disertai bujukan. tarhfb adalah ancaman karena
dosa yang dilakukan. Targfb bertujuan agar orang mematuhi peraturan
Allah swt, demikian juga Tarhfb. Akan tetapi, tekanannya berbeda, targfb
agar melakukan kebaikan sedangkan tarhfb agar menjauhi kejahatan.48
Metode targfb dan tarhfb berbeda dengan metode ganjaran dan
hukuman dalam pendidikan barat. "Perbedaan utamanya ialah targfb dan
tarhfb bersandarkan ajaran Allah swt, sedangkan ganjaran dan hukuman
bersandarkan hukuman dan ganjaran duniawi."49
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau menyampaikan materi dengan jalan mendiskusikannya dengan tujuan dapat memberikan pengertian serta perubahan tingkah laku siswa. 50
Tujuan dari metode diskusi ini adalah untuk memotivasi dan memberi
stimulasi kepada anak didik agar serius memikirkan pelajaran.51
• 47Muslim bin al-.!::[ajjiij al-Qusyair1, $ab_ib_ Muslim, (Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah,
2008), Cet.V, h.242 "Ahmad Tafsir, I/mu Pendidikan ... , h. 146 49At..~nA'T'~Cn!•• Tl ..••. n ___ J:J:L_._ t- 1,1..,
24
Ada beberapa syarat dalam mengaplikasikan metode diskusi m1,
syarat-syarat itu adalah:
a. Permasalahan yang didiskusikan hendaknya menarik perhatian ·
anak didik dan memancing anak didik untuk bertanya
b. Peran moderator yang aspiratif dan proporsional
c. Permasalahan yang memerlukan banyak pertimbangan dari banyak
pihak.'2
Adapun masalah-masalah yang baik didiskusikan adalah:
a. Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf perkembangannya
b. Mempunyai kemungkinan jawaban lebih dari satu, yang masing
masing dapat dipertahankan kebenarannya
c. Bila pertanyaan dimaksudkan untuk mencari pertimbangan dan
perbandingan daripadanya.53
Ada 3 peranan guru dalam diskusi. "Pertama, sebagai pemicu agar
diskusi berjalan lancar. Kedua, sebagai mediator pertanyaan agar seluruh
peserta diskusilah yang secara bersama-sama memecahkan masalah.
Ketiga, sebagai pengatur arah pembicaraan. "54
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan alat peraga untuk memperjelas suatu pengertian, atau untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses pembuatan te1ientu kepada siswa.55
"Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi ini adalah untuk
memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan
sesuatu atau proses terjadinya sesuatu."56
Metode demonstrasi ini disamping mempunyai kelebihan juga
kekurangan. Kelebihan dari metode ini adalah dapat merangsang siswa
agar siswa aktif dalam mengikuti pelaj aran, dapat membantu siswa untuk
52Armai Arief, Pengantar I/mu .. ., h.147 53Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi pengajaran ... ., h. 45 54 "1"'-- _ ,, £' 1 n 'f' I • • r • • • •
25
lebih mengingat pelajaran, dapat memfokuskan siswa terhadap materi
pelajaran dalam waktu yang relatif singkat, dapat menambah pengalaman
siswa, dan dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran menjadi
lebih jelas dan konkrit.
Adapun kelemahan metode demonstrasi ini adalah memerlukan waktu
yang cukup lama, be1jalan kurang efektif jika kekurangan media,
memerlukan biaya yang tidak sedikit karena metode ini membutuhkan
banyak alat-alat dan media, guru dan siswa harus mempersiapkan tenaga
yang tidak sedikit karena metode ini cukup melelahkan, dan metode ini
menjadi tidak efektif apabila ada siswa yang tidak aktif. 57
4. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah melakukan percobaan/praktek langsung atau dengan cara meneliti dan mengamati secara seksama. 58 Metode eksperimen ini melibatkan anak didik dalam pekerjaan akademis, latihan dan pemecahan masalah atau topik seperti salat, puasa, haji, pembangunan masyarakat dan lain-lain.59
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
metode eksperimen adalah membuat siswa percaya diri atas hasil dari
percobaan yang dilakukannya, merupakan pembinaan sekaligus motivasi
bagi siswa untuk melakukan terobosan-terobosan barn yang bennanfaat
bagi kehidupan manusia, dan hasil-hasil percobaan yang berhasil akan
dapat dimanfaatkan.
Adapun kekurangan metode ini adalah bahwa tidak semua pelajaran bisa diterapkan metode ini karena lebih cocok dengan bidang studi sains dan teknologi, memerlukan fasilitas yang biayanya cukup mahal, menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan, dan terakhir adalah bahwa setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan. 60
Metode demonstrasi dan eksperimen dalam pelaksanaan dapat dipakai
bersama-sama atau bergantian. Kedua metode ini tepat digunakan apabila:
57 Armai Arief, Pengantar I/mu ... , h.191-192 '.'.Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodo!ogi pengajaran .... , h.49
26
a. Dimaksudkan untuk memberikan keterangan dan keterampilan
tertentu kepada anak didik
b. Untuk memudahkan penjelasan, sebab penggunaan bahasa dalam
pengajaran memiliki keterbatasan
c. Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran
d. Untuk meneliti sejumlah fakta dan obyek tertentu secara seksama.61
5. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan (Role Playing)
Metode sosiodrama adalah suatu · cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Sedangkan metode bermain peran titik tekannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi.62
Keuntungan atau kelebihan metode sosiodrama adalah melatih siswa
untuk mendramatisasikan sesuatu dengan keberanian, lebih menarik
perhatian siswa, para siswa dapat menemukan pelajaran dari pengalaman
belajar mereka sendiri, dan para siswa dapat mengekspresikan gejolak
keinginan-keinginannya.
Adapun kelemahan metode ini adalah bahwa kondisi belajar yang tercipta dengan metode ini bukanlah sebenarnya, sukar untuk memilih siswa yang benar-benar cemerlang dalam memecahkan masalah, perbedaan individualitas siswa menyebabkan sulitnya pengaplikasian metode ini, kadang-kadang ada siswa yang malu untuk berperan, memerlukan waktu yang cukup panjang, dan terakhir anak-anak yang tidak mendapatkan giliran akan pasif, tidak mau ikut serta dalam belajar.63
Tujuan penggunaan metode sosiodrama adalah sebagai berikut:
a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain
b. Siswa dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
c. Siswa dapat belajar bagaimana mengambil keputusan
d. Merangsang siswa agar mau berpikir dan memecahkan masalah.64
'.'.Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi pengajaran ... , h.50
28 ~-------·--
/ PERPUSTJ1l<~N ~-~/,\MA .. ,
'·· UfN SYAHID JAKARTA --·-·--- ___ _,
g. Masing-masing siswa dalam kelompok hams mau bekerja sama dan bertanggungjawab.68
Kelebihan metode kelompok ini adalah sebagai bahwa metode ini
dapat menumbuhkan rasa toleransi dan kebersamaan dalam sikap dan
perbuatan, menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota
kelompok untuk tampil sebagai yang terbaik, adanya saling transfer
pengetahuan dan pengalaman antar anggota kelompok, timbulnya rasa
kesetiakawanan sosial antar kelompok, dan terakhir dapat meringankan
tugas guru.
Adapun kekurangan yang terkandung dalam metode ini adalah bahwa metode ini memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang, persaingan yang tidak sehat akan te1jadi manakala guru tidak dapat memberikan pengertian kepada siswa, tidak semua siswa dapat aktif dalam pembelajaran, terkadang sifat dan kemampuan individualitas terabaikan, jika tidak diberikan batas-batas waktu tertentu maka cenderung terabaikan, tugas juga dapat terbengkalai manakala tidak mempertimbangkan segi psikologis dan didaktis anak didik. 69
7. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara menyajikan materi pelajaran
dengan jalan guru mengajukan suatu pertanyaan-pertanyaan kepada anak
didik untuk dij awab, a tau bis a pula pe1ianyaan bersumber dari anak didik
untuk kemudian dijawab oleh anak lainnya.70
Tujuan digunakan metode ini adalah untuk merangsang s1swa agar
berpikir danjuga untuk membimbing siswa dalam mencapai kebenaran.71
Metode tanya jawab tepat digunakan apabila:
a. Untuk merangsang anak didik agar perhatian mereka terpusat kepada materi yang sedang dibicarakan
b. Sebagai pre-test atas pelajaran yang telah diberikan sebelumnya c. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama dari anak
didik d. Memimpin pengamatan dan pikiran anak didik agar terarah e. Untuk menguatkan pengamatan dan pengetahuan anak didik yang
telal1 dimiliki.72
68Armai Arief, Pengantar !lmu dan Metodologi..., h.199-200 69'T'_, •-M ''··-··C ,.! __ t'.'. ,_!C;.1 A -···-·· l F _, _ _ /_I _ _ , __ - '
29
Ada beberapa saran bagi pelaksanaan metode tanya jawab ini, yakni
sebagai berikut:
a. Merumuskan pertanyaan secara matang dan terencana b. Pertanyaan yang diajukan harus singkat dan padat c. Pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan
s1swa d. Pertanyaan memiliki jawaban yang pasti e. Jawaban dari anak didik bisa disempurnakan jika kurang tepat dan
mengenai sasaran. 73
Abdurrahman Al-Nal1lawl yang sudah menggali metode pendidikan
dalam al-Qur'an dan Hadis menyajikan metode tanya jawab ini dengan
nama metode dialog (Hiwiir). Penjelasan rincinya adalah sebagai berikut:
Hiwiir (Dialog) adalah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topik dan mengarah kepada suatu tujuan. 74
Metode Hiwiir dalam al-Qur'an dan Hadis ada beberapa macam, yaitu:
a. Hiwiir khifiibf atau ta 'abbudf (Percakapan Pengabdian). Metode ini merupakan dialog yang diambil dari dialog antara Tuhan dan hamba-Nya.75
Bentuk bJwiir khi{iibf atau ta 'abbudf adalah sebagai berikut:
I) Khi{iib yang diarahkan kepada orang-orang yang beriman.
S eperti ayat-ayat yang terdapat ungkapan sapaan "Wahai
orang-orang yang beriman .. "
2) Khi{iib yang bersifat mengingatkan. Contoh dalam al-Qur'an: ,, 0 ,, J o.., ,, .-4 J. ,. ,, ;; J 0 ,. ,.
'. ti;J\ I~.' C1,:.; '\' '<"'1~ :- ',;;\ -1\' -"· \ '<~\ I<(' I ·' \., <..!':¢' LS"' r--~ cs' J I'"""""'" Ls;' ~ J .r cl".- r, <fi -- - - ,. ,, - ,.
Wahai Bani lsrail, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Ku anugerahkan kepada kalian dan Aku telah melebihkan kalian alas segala umat (Qs.al-Baqarah: 122)
3) Khi{iib tanbfhf a tau filiif1f, yakni memperingatkan atau
menjelaskan. Gambarannya adalah pertanyaan Allah swt dan
jawabannya yang bertujuan mengarahkan perhatian kepada
suatu perkara penting. Sepe1ii surat al-Naba ayat I, "Tentang
72Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodo/ogi pengajaran .... , h. 62 73Syaiful dan Aswan, Strategi Be/ajar .. ., h. 83 74Abdurrahmil.n Al-Nahlaw1, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Terj. dari
Tf_~J ,,,.,., ,, 1 1T1~ • • ,., .. f~ ''"" •
h ')Q(..;
30
apakah orang-orang kafir Quraisy itu sating bertanya? ". Dan
juga sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
"Tahukah kamu apakah arti ghibah itu?. "76
4) Khithdbi 'afifi (Emosional), yaitu khifdb atau pertanyaan yang
berorientasi kepada pembangkitan berbagai emosi insanf,
seperti rasa cemas, harap, senang dan takut. Seperti surat al
Mulk, ayat 3-4 yang berisi perintah Allah swt agar melihat dan
memperhatikan ciptaan-Nya dengan bemlang kali, dan
mendesak kepada pembaca agar menyimpulkan sendiri bahwa
tidak ada ciptaan Allah swt yang tidak seimbang.
5) Hiwdr 'afifi tardidf (Pengulangan), yaitu f1fwdr dimana
pertanyaan tertentu selalu temlang dan mengundang lahimya
perasaan-perasaan serupa. Seperti diulang-ulangnya ayat
berikut dalam surat al-Rahman: "maka nikmat Tuhan-mu yang
manakah yang dapat kamu dustakan?"
6) Hiwdr khithdbf ta 'rfiJf, yaitu khifdb dari Allah swt kepada
Rasul-Nya yang mengandung suatu sindiran berkenaan dengan
orang-orang musyrik. Seperti menerangkan keburukan mereka,
mencemooh kebatilan mereka, atau mengancam mereka
dengan azab Allah swt.77 Contoh, dalam surat al-Tur ayat 29:
Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Rabb-mu bukanlah seorang tukang tenung dan bukan pula seorang gila. "
b. Hiwdr Wa,fi (Percalrnpan Deskriptif)
Hiwdr wa,fi adalah dialog antara Tuhan dengan malaikat atau
dengan makhluk gaib lainnya semisal penghuni neraka atau penghuni
surga. Dengan adanya dialog antara Tuhan dengan penghuni neraka
sepetii ini, seakan pembaca menyaksikan secara langsung keadaan
76Al-Nahlaw1, Prinsip-prinsip ... , Terj. dari u,n1. a/-Tarbiyah. .. , oleh Herry Noer Ali,
31
penghuni neraka itu sehingga berusaha agar tidak menjadi seperti ahli
neraka tersebut. 78
Seperti dialog Tuhan dengan penghuni neraka dalam Qs. Al-
Shaffat ayat 20-23 yang terjemahnya sebagai berikut:
Dan mereka berkata:"Aduhai celakalah kita!" lnilah hari pemba/asan. lnilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya. (kepada ma/aikat diperintahkan): Kumpulkan/ah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang se/alu mereka sembah, se/ain Allah; maka tunjukkan/ah kepada mereka ja/an ke neraka.
Ada dua implikasi edukatif dalam Hiwiir Wa§fi. Pertama,
menyajikan gambaran yang hidup tentang kondisi psikis ahli neraka
dan ahli surga. Kedua, bersandar kepada pengisyaratan akan instruksi
Tuhan.
c. Hiwiir Qi§a§f (Percakapan Berkisah)
"Hiwiir qi§a§f terdapat dalam al-Qur'an, yang baik bentuk maupun
rangkaian ceritanya sangat jelas, merupakan bagian dari us/Ub kisah
dalam al-Qur'an. Jika ada dialog langsungnya, maka itu yang
sekarang disebut sandiwara."79 Seperti kisah Nabi Syu'aib dan
kaumnya yang panjang yang terdapat dalam Qs. Hud ayat 84-95.
d. Hiwdr Jada/f (Percakapan Dialektis)
"Hiwiir jadalf ini adalah suatu metode diskusi atau perdebatan
yang bertujuan untuk memantapkan argumen kepada para peserta
diskusi tersebut."'0 Seperti dalam Qs. Al-Najm ayat 24-25:
c25) JJG1::, ~~ti1 ~ <24) J:.i ~ ~l.'..]~ (f Atau apakah manusia akan mendapat sega/a yang dicitacitakannya? (f'idak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia.
"Ahmad Tafsir, I/mu Pendidikan ... , h.307 79 A 1 _ I....., I'• U
32
e. Hiwdr Nabawf (Percakapan yang Bersumber dari Hadis)
Hiwdr inilah yang merupakan metode Nabi saw dalam mendidik
umatnya dengan metode tanya ja"".ab. Metode fJJwdr nabawf ini
memiliki 2 jenis: Pertama, !JJwdr nabawf 'dfifi (Afektif), yakni yang
berorientasi pada kesadaran jiwa sahabat sebagai peserta didik bahkan
sampai menangis. Seperti kisah pembagian gonfmah, dimana para
sahabat menuduh Nabi saw tidak adil dalam membagi harta rampasan,
lalu Nabi saw memberikan pernyataan yang menggugah hati mereka.
Kedua, fJ.iwdr nabawf iqnd'f (Memuaskan), yakni teknik Nabi saw
dalam memuaskan pikiran dan menegakkan argumen kebenaran.81
Seperti kisah orang yang datang kepada Nabi saw meminta izin untuk
berzina, namun diberikan penyadaran oleh Nabi saw, sehingga orang
itu mengurungkan niatnya untuk berzina.
8. Metode Latihan Siap (drill)
"Metode latihan siap (drill) adalah suatu cara menyajikan bahan
pelajaran dengan jalan/cara melatih siswa agar menguasai pelajaran dan
terampil dalam melaksanakan tugas latihan yang diberikan. ""
Metode drill ini biasanya digunakan untuk tujuan agar anak didik
memperoleh pengetahuan praktis dan siap pakai.
Prinsip-prinsip metode drill adalah sebagai berikut:
a. Waktu yang digunakan cukup tersedia b. Penerapan metode Drill ini hendaknya menyesuaikan dengan
taraf kemampuan dan perkembangan anak didik c. Hams mampu menarik anak didi~ untuk berlatih dengan sungguh
sungguh d. Orientasi pertama dari latihan ini adalah ketepatan selanjutnya
kecepatan dan akhirnya kedua-duanya e. Latihan dapat mengakomodir seluruh perbedaan kecakapan
masing-masing individual anak didik f. Hendaknya latihan diiringi dengan selingan agar tidak
membosankan
81 • 1 .,. ~ 1 1 A ,... < •
33
g. Diperlukan kesabaran dan ketelatenan dari seorang guru, terutama guru agama. 83
9. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode resitasi dimaksudkan sebagai metode dimana guru
menyajikan bahan pelajaran dengan cara memberikan tugas kepada siswa,
untuk dikerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan kesadaran.
Dalam pendidikan agama, metode ini tepat digunakan terutama pada
materi pelajaran yang bersifat praktis. 84 Seperti tugas terjemah, kliping,
tugas wawancara, dan menyusun laporan.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menerapkan metode ini adalah sebagai berkut: a. Merumuskan tujuan yang operasional dan spesifik mengenai
target yang akan dicapai b. Memperkirakan efektivitas waktu, tenaga dan juga sarana yang
tersedia dalam mencapai tujuan c. Dapat mendorong anak didik secara aktif dan kreatif untuk
mempelajari dan mempraktekan materi yang diberikan d. Agar anak didik mempunyai pengetahuan yang terpadu.85
10. Metode Sistem Regu (Team Teaching)
"Sistem regu adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran di mana
dua orang guru atau lebih bekerja sama untuk mengajar suatu kelompok
(group) siswa/kelas tertentu.""
Sistem regu tepat digunakan apabila:
a. Jumlah siswa terlalu besar, sehingga pembagian tugas belajar
kurang merata dan penangkapan siswa kurang sempurna
b. Pelajaran yang diberikan dimaksudkan agar pengertian dan
pemahaman siswa lebih mendalam.
c. Fasilitas dan sarana untuk itu cukup tersedia. 87
83 Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi pengajaran ... , h. 67 84Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi pengajaran .... , h. 67-68 85Tavar Yu~ufc1)1n Svllifnl An'lvnr Mot11A11lriai nottnnirr••rr"' h hQ
34 .
Kelebihan metode ini adalah: a. Karena adanya interaksi mengajar yang lancar sehingga menjadi
menguntungkan b. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang
diberikan dapat mendalam c. Tugas guru menjadi lebih ringan, sehingga rencana pengajaran
selanjutnya dapat menjadi lebih baik d. Pelajaran yang diberikan dapat lebih bisa dipertanggungjawabkan
karena ditangani oleh beberapa orang guru Adapun kekurangan metode ini adalah bahwa apabila masing-masing guru berjalan sendiri-sendiri, maka pelajaran akan tidak sistematis. Bagi guru yang kurang disiplin, waktu bebas tugas dijadikan untuk istirahat bukan untuk mempersiapkan perencanaan pelajaran yang lebih matang. Dan terakhir, jika keharmonisan ke1jasama antar guru tidak baik, maka akan berakibat fatal bagi tujuan pembelaj aran."
11. Metode Insersi (Sisipan)
"Metode lampiran (insersi) yaitu cara menyajikan bahan/materi
pelajaran dengan cara; inti sari ajaran-ajaran Islam atau jiwa agama/emosi
religius disisipkan di dalam mata pelajaran umum. Ini dilakukan secara
halus sehingga siswa tidak merasa bahwa mereka telah diberikan pelajaran
agama."89
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode ini adalah setelah
berakhirnya pelajaran umum lalu dihubungkan sebentar (sekitar 2/3 menit)
dengan ha! yang mengandung nilai agama. Tujuan pokok adalah pelajaran
umum sedangkan agama hanya bersifat selipan saja.90
Ada beberapa saran yang perlu diperhatikan untuk menerapkan metode insersi, yaitu sebagai berikut: a. Sebaiknya guru agama Islam meningkatkan pengetahuannya di
bidang pengetahuan umum b. Guru agama Islam hendaknya menguasai metodologi pengajaran
dengan baik c. Setiap ingin menyampaikan materi, sebaiknya guru merencanakan
materi secara matang. Karena penggabungan materi umum dan agama ini agak sulit
35
d. Seorang guru hendaknya menjaga kepribadian dan akhlak yang baik, karena tingkah laku sang guru akan menjadi contoh anak didiknya.91
12. Metode Menyelubung (Wrapping)
Metode menyelubung adalah cara menyajikan bahan/materi pelajaran agama atau hikmah keimanan dan sebagainya diselubungi atau dibungkus dengan ilmu-ilmu umum. Semisal mengajarkan sejarah Pangeran Diponegoro, sengaja dihadirkan jiwa keimanan, keutanrnankeutamaan agama serta fungsi ke-Mahakuasaan Tuhan.92
Perbedaan metode ini dengan metode insersi adalah pada tugas pokok
guru. Tugas pokok guru dalam metode insersi adalah materi umum,
sedangkan metode wrapping yang pokok adalah materi agama dan ilmu
umum hanya sebagai pembungkusnya saja.
Kebaikan metode wrapping :
a. Melalui metode membungkus/wrapping, ini berarti guru dituntut
disamping menguasai vak agama, sebaga tugas pokoknya, juga
harus menguasai vak umum. Hal ini memungkinkan wawasan guru
menjadi luas dan integral.
b. Pengetahuan siswa menjadi luas, sebagai konsekuensi dari poin
pertama diatas
c. Bila guru trampil dan simpatik dalam menyajikan materi pelajaran,
dengan sendirinya citra agama dan guru agama yang tadinya
dianggap remeh/rendal1 akan menjadi disenangi/dicintai, bahkan
ada keinginan untuk memperdalam ajaran-ajaran agama tersebut.
Sebagaimana halnya metode lampiran/insersi, maka metode wrapping
memiliki unsur kelemahan yang cukup mendasar, yaitu :
a. Penyajian materi agama biasanya tidak jelas, bahkan tersamar
dengan vak umum yang merupakan sandaran I pembungkusnya
b. Kebanyakan guru agama Islam/dosen agama, lemah dalam
menguasai pelajaran vak umum. Akibatnya kesulitan dalam
meramu I menyajikan pelajaran agama itu kedalam vak umum
36
c. Memerlukan perencanaan yang matang. Disini setiap saat akan
mengajar guru/dosen agama, bukan saja hams menyiapkan dan
menguasai pelajaran agama. Akan tetapi juga harus menyiapkan
dan menguasai pelajaran vak umum. Dan untuk berarti tugas guru I
dosen agama menjadi tidak ringan
d. Tidak semua pelajaran agama sesuai dengan pelajaran vak umum.
13. Metode Audio-Visual
Metode audio-visual adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menggunakan alat-alat/media pengajaran agar dapat memperdengarkan, memperagakan bahan-bahan tersebut sehingga siswa dapat menyaksikan secara langsung, mengamati dengan cermat, dan merasakan bahan pelajaran yang disajikan.93
"Pada pengajaran agama, dengan melalui metode audio-visual ini
diharapkan pengajaran menjadi lebih bern;iakna dan mudah dipahami serta
dihayati. "94
Langkah-langkah yang hams dijalankan adalah sebagai berikut: a. Jika memungkinkan, bendanya yang asli perlu diperagakan di
depan kelas b. Benda yang menjadi contoh, hendaknya kecil. Seperti perahu
perahuan, kapal-kapalan dan lain sebagainya c. Foto-foto, bentuk-bentuk gambar lain atau gambar yang guru buat
sendiri di papan tulis d. Jika ketiga ha! di atas tidak bisa diusahakan, hendaknya guru
menjelaskan sifat dan ciri-ciri bendanya.95
14. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode ini bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga
merupakan metode berpikir, sebab dalain metode problem solving ini
dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari
data sampai kepada penarikan kesimpulan. 96
Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan bahan
pelajaran denganjalan dimana siswa dihadapkan dengan kondisi masalah.
93Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi pengqjaran ... , h. 78 94Tl'IVJ'll' V11<.::11frll'ln (;:\/11ifi1l Anu111r liAntrvloln.nT .. ,.,...,,..,.,.,;,... .. ,.,.., I-. OA
37
Metode ini tepat digunakan apabila:
a. Pelajaran dimaksudkan agar siswa berpikir ilmiah dan kritis
b. Pelajaran dimaksudkan untuk melatih keberanian siswa dan rasa
tanggung jawab.
c. Pelajaran dimaksudkan untuk berpikir mandiri dan berdikari.
d. Pelajaran bertujuan untuk menumbuhkan wawasan yang luas.97
15. Metode Inquiry
"Metode Inquiry adalah metode pengaJaran dimana guru
menyuguhkan suatu peristiwa kepada siswa yang menimbulkan teka-teki
dan memotivasi siswa untuk mencari pemecahan masalah. Metode ini
sedildt lebih maju daripada problem solving karena permasalahannya
bersifat penelitian. "98
Hal-ha! yang dapat mempertinggi teknik inquily adalah sebagai
berikut:
a. Menciptakan situasi dan kondisi ·yang fleksibel dalam interaksi
pembelajaran dan siswa bebas dari perasaan takut dan tekanan
b. Kondisi lingkungan yang dapat memancing gairah intelektual dan
semangat belajar yang tinggi
c. Guru marnpu menciptakan situasi belajar yang kondusif dan
responsif.99
16. Metode Karya Wisata
"Metode karya Wisata yaitu cara mengajar denganjalan guru mengajar
atau membawa siswa ke tempat/objek tertentu yang ada hubungannnya
dengan pendidikan atau memiliki nilai sejarah dan sebagainya. ,,ioo
Langkah-langkah pelaksanaan karyawisata sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai secara matang
97Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi pengajaran ... , h.80 98TavarY11<:::nfch111 ·"vriifnl Anu1~r /t.AotnArilnn; ..,,.,.,,,..,.,...;,..,,.,....,, \, o.-,
38 .
b. Dapat mempertimbangkan segi untung dan rugi serta manfaat karya
wisata yang dilaksanakan
c. Ter!ebih dabulu menghubungi pihak penanggung jawab tempat
yang akan dikunjungi
d. Mempersiapkan segala perangkat yang diperlukan dalam
perjalanan
e. Hendaknya membentuk panitiajika dipandang perlu. 101
Kelebihan metode karya wisata ini adalah: a. Karya wisata memiliki prms1p pengajaran modern yang
memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajarn b. Membuat pelajaran di sekolab lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan masyarakat c. Dapat lebih merangsang kreativitas para siswa d. Informasi sebagai bahan pelajar lebih luas dan aktual Kekurangan metode karya wisata adalah: a. Membutuhkan lebih banyak fasilitas dan biaya sehingga agak
merepotkan siswa dan juga guru b. Sangat membutuhkan persiapan dan perencanaan yang matang c. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan
mengarahkan mereka untuk fokus di alam terbuka atau langsung d. Seringkali rekreasi menjadi prioritas utama sehingga tujuan utama
tidak tercapai. 102
17. Metode Proyek (Project Method)
Metode proyek adalab cara mengajar dengan jalan memberikan
kegiatan belajar kepada siswa dengan memberikan kesempatan untuk
memilih, merancang dan memimpin pikiran serta pekerjaannya. Dengan
metode ini, anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugasnya. 103
Metode ini digunakan karena bertolak dari anggapan bahwa
pemecahan masalab tidak akan tuntas jika hanya ditinjau dari satu segi,
padahal untuk memecahkan masalah perlu meninjau dari ban yak segi. Segi
yang dimaksud adalah mata pelajaran. Jadi, masalah itu bisa dipecahkan
39
jika melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitan dan
sumbangannya terhadap pemecahan masalab tersebut104•
Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern yang dalam pengajarannya perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Kemampuan individual anak didik dan kerja sama dalam kelompok
b. Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan nyata sehari-hari yang penuh dengan masalah
c. Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman anak didik banyak dilalrnkan
d. Agar teori yang dipelajari di sekolab dan prakteknya di lingkungan masyarakat menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. 10
'
18. Metode Socrates
Metode Socrates adalah suatu cara menyajikan bahan/materi
pelajaran, dimana anak didik dihadapkan dengan suatu deretan pertanyaan
pertanyaan, yang dari pertanyaan-pertanyaan itu diharapkan anak didik
mampu menemukan jawabannya sendiri dengan kecerdasan mereka
sendiri. 10'
Ada beberapa saran dalam penerapan metode Socrates sebagai
berikut:
a. Metode Socrates sangat baik diterapkan pada pelajar tingkat atas
dan perguruan tinggi
b. Perlu perencanaan yang amat matang agar pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan teratur
c. Perlu diselingi dengan metode-metode lain
d. Pada setiap akhir dari pertanyaan selesai dijawab oleh anak didik,
sebaiknya guru memberikan ulasan dan kesimpulan dari
pertanyaan-pertanyaan itu. 107
104Syaiful dan Aswan, Strategi Be/ajar ... , h. 83 105Svaiful dan Aswan . .';trnfPCTi Ralninr h R~
40
Nabi saw juga mempunyai metode pendidikan sendiri yang Iain dari
metode yang telah disebutkan, yaitu metode kete.Jadanan dan metode pembiasaan
dan berikut penjelasannya.
19. Metode Keteladanan (al-Uswah wa al-Qudwah)
Metode keteladanan adalah mengajar dengan cara memberikan contoh
yang baik kepada para peserta didik, baik berupa ucapan maupun dalam
perbuatan. '°' Metode keteladanan ada yang secara sengaja dan tidak disengaja.
Teladan yang sengaja diberikan seperti perintah Rasul saw agar para
sahabat mengikutinya dalam tata cara salat, perintah jenis pertama ini
disertai dengan penjelasan dan arahan. Sedangkan teladan yang tidak
disengaj a adalab seperti keilmuan, kepeinimpinan, sifat keikhlasan dan
lain sebagainya. '00
"Secara psikologis, ternyata manusrn memang memerlukan tokoh
teladan dalam hidupnya. Hal ini adalah sifat bawaan manusia.""0
20. Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan adalah mengajarkan anak didik agar
mempraktekkan teori ilmu pengetahuan yang telab diajarkan untuk
kemudian dijadikan kebiasaan.
Nabi saw mempraktekkan metode ini dengan dua bentuk, dalam
membiasakan pengamalan ibadah yang .berupa gerak tubuh dan dalam
bentuk pembiasaan hafalan. 111
Implikasi pedagogis dari pengajaran dengan metode ini adalah: a. Kerapihan kerja, baik dalam hal menghafal maupun dalam
melaksanakan ibadah b. Rasa tanggungjawab akan ketepatan melaksanakan pekerjaan
'°'Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, h.224 '°9 Al-Nahlaw1, Prinsip-prinsip ... , Terj. dari U§itl al-Tarbiyah ... , oleh Herry Noer Ali,
h.372-373 110 A hn·v:1rl T.:if<-'; .. TT .. ,., p,..,..-J;,..J;I,,...,, l. 1 A".1
41
c. Merendahkan diri, suka bekerja, menjauhkan diri dari tipu daya setan dan lain sebagainya
d. Rasa berhasil yang mendalam. 112
Sebagai penutup bab, penulis mengatakan bahwa masih banyak lagi
metode pendidikan selain yang disebutkan di atas. Metode pendidikan yang
disaj ikan di atas adalah metode pendidikan modem dan metode pendidikan yang
digali dari al-Qur'an dan Hadis. Penulis merasa cukup dengan hanya menyajikan
kedua jenis metode tersebut di atas.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pendidikan
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar menyebutkan beberapa ha! yang harus
diperhatikan dalam pemilihan metode adalah I) tujuan yang hendak dicapai, 2)
kemampuan guru, 3) anak didik, 4) situasi dan kondisi ketika pengajaran
berlangsung, 5) fasilitas yang tersedia, 6) waktu yang tersedia dan 7) kebaikan dan
kekurangan suatu metode. 113
I. Tujuan Yang Hendak Dicapai
Pada setiap mata pelajaran tertentu biasanya memiliki tujuan yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Pembelajaran bahasa lebih
berorientasi kepada praktek, sedangkan Ilmu Tauhid cenderung
orientasinya itu lebih kepada pemahaman. Jika kita mempertimbangkan
tujuan atau orientasi dari kedua pelajaran ini, maka pembelajaran bahasa
lebih banyak menggunakan metode drill dan pembelajaran Ilmu Tauhid
cenderung menggunakan metode diskusi dan atau tanya jawab untuk lebih
memantapkan pemahaman anak didik.
2. Kemampuan Guru
Guru harus memahami dirinya sendiri tentang kapabilitas yang
dimilikinya agar ia mampu menerapkan secara tepat antara
kemampuannya mengelola metode tertentu dengan metode itu sendiri.
42
Selain itu, guru juga harus jujur mengenai metode apa saja yang sudah
ia kuasai dengan benar. Sebabnya jelas, karena mengerjakan suatu
pekerjaan yang tidak dikuasai itu akan sia-sia.
Sebagai contoh, guru yang pintar berbicara, menguasai Ilmu Retorika
yang baik, akan lebih mudah dan lebih tepat jika menggunakan metode
cerarnah.
3. Anak Didik
Anak didik harus dipahami secara mendalarn dari berbagai aspeknya;
kecenderungannya, motivasinya, minatnya, bakatnya, kebutuhannya, latar
belakang ekonominya, perbedaan kemampuannya dan lain-lain.
Dari segi umur, ada perlakuan-perlakuan khusus sebagai berikut:
a. U sia 0 - 7 tahun, metode pendidikan yang terbaik adalah dengan
memperlakukan anak didik secara lemah lembut dan kasih sayang
b. Usia 7 - 14 tahun, caranya diubah dan ditekankan ke arah
pembentukan disiplin
c. Usia 14 - 21 tahun, cara yang tepat adalah dengan berdiskusi,
bertukar pikiran dengan anak didlk, mengajak berpikir kritis dan
lain sebagainya. 114
"Dari aspek psikologis misalnya sifat pendiam, periang, tertutup,
terbuka, pemurung bahkan ada yang menunjukkan perilaku yang sulit
dikenal."' 15
Prinsip yang harus dipegang adalah -sebagaimana disebutkan di atas
tentang hakikat pendidikan- bahwa pendidikan itu mempunyai 2 aspek,
yaitu aspek menjaga atau memperbaiki dan aspek menumbuhkan atau
membina. Dengan prinsip ini, menjaga dan membina serta
mengembangkan kecenderungan, motivasi, minat, bakat, kebutuhan anak
didik menuju kesempurnaannya.
43
Sebagai implementasinya, misal anak didik yang masih kecil yang
kecenderungannya bermain, maka metode yang dipilih adalah games,
yakni proses pembelajaran yang dibungkus dengan permainan. Juga
menghindari metode diskusi pada anak-anak SD, dan seterusnya.
4. Situasi dan Kondisi Ketika Berlangsung Pengajaran
Guru harus teliti dalam melihat situasi dan kondisi dimana
pembelajaran berlangsung, karena sifat situasi dan kondisi ini dinamis.
Sebagai contoh, tidak tepatnya penerapan metode ceramah ketika hari
sudah siang karena anak didik dalam keadaan lelah bahkan merasakan
kantuk. Gedung sekolah yang berada di pinggir jalan menyebabkan
kebisingan juga harus dipertimbangkan.
5. Fasilitas Yang Tersedia
Fasilitas yang ada juga ikut berperan dalam mendukung penerapan
metode pendidikan. Jika kekurangan fasilitas maka akan kesulitan dalam
menggunakan metode tertentu.
Sebagai contoh, penerapan metode eksperimen atau demonstrasi
memerlukan ruangan laboratorium praktek. Jika laboratorium tidak ada,
maka jelas tidak mendukung penerapan metode eksperimen dan
demonstrasi.
6. Waktu Yang Tersedia
Guru harus memahami metode apa saja yang penerapannya
membutuhkan waktu cukup lama. Guru harus jeli terhadap durasi waktu
mengajarnya. Jika terbatas sebaiknya tidak menggunakan metode
eksperimen dan demonstrasi, karena kedua metode itu memerlukan waktu
cukup lama untuk menerapkannya. 116
44
7. Kelebihan dan Kekurangan Suatu Me~ode
Pemahaman guru terhadap kelebihan dan kekurangan suatu metode
akan membantu guru dalam menggunakan metode. Diantaranya adalah
agar guru berinisiatif dalam mengkombinasikan beberapa metode. Misal
dalam sekali pengajaran, gum menggunakan empat metode. Dengan begitu
kekurangan yang ada akan tertutupi dengan kelebihan metode yang Ian
atau saling melengkapi.
Menurut Mohammad al-Toumi al-Syaibanl, sebagaimana yang dikutip
oleh Jalaludin dan Usman, ada empat yang menjadi dasar pertimbangan
penggunaan metode pendidikan Islam, yaitu dasar agama, biologis, psikologis dan
sosial. "7
I. Dasar Agama
Meliputi pertimbangan bahwa metode harus bersumber dari ajaran
Islam, yakni bersumber dari al-Qur'an, Hadis dan pengamalan para ulama
yang memiliki otoritas keilmuan yang mumpuni.
2. Dasar Biologis
Meliputi pertimbangan kebutuhan jasmani dan tingkat perkembangan
usia anak didik. Contoh, dalam mengajarkan anak didik yang masih kecil
perlu dipertimbangan penggunaan metode pendidikan yang sifatnya
menguras tenaga.
3. Dasar Psikologis
Meliputi pertimbangan terhadap mo\ivasi, kebutuhan, emosi, minat,
sikap, keinginan, kesediaan, bakat dan intelektual anak didik. Pendidik
harus peka terhadap kemampuan dan kecenderungan anak didiknya.
Pendidik tidak menganggap kemampuan dan kecenderungan anak-anak
didiknya yang bermacam-macam itu sama.
45
4. Dasar Sosial
Meliputi pertimbangan kebutuhan sosial anak didik. Metode yang
dapat mensinergikan komunitas peserta didik menjadi komunitas yang
saling bekerja sama perlu digunakan. "'
Dalam suatu referensi, disebutkan faktor materi sebagai faktor pemilihan
metode. Sebenarnya faktor materi ini sudah tercakup ke dalam faktor tujuan
sebagaimana jelas dari keterangan di atas, karenanya penulis tidak menyebutkan
lagi faktor materi ini.
D. Prinsip-Prinsip Penerapan Metode Pendidikan
Prinsip-Prinsip yang dimaksudkan di sini adalah beberapa prinsip yang
hams diperhatikan ketika menerapkan metode pendidikan. Dalam buku Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam yang disusun oleh Zakiah Daradjat, dkk.,
disebutkan prinsip-prinsip metode mengajar. Prinsip-prinsip tersebut tidak berdiri
sendiri melainkan saling berhubungan erat satu sama Iain. Prinsip-prinsip tersebut
adalah individualitas, kebebasan, peranan Iingkungan, globalisasi, pusat minat,
aktivitas, motivasi, peragaan, pengajaran berkorelasi dan konsentrasi. 119
1. Prinsip Individualitas
Prinsip individualitas dalam pengajaran menghendaki bahwa guru
dalam mengajar harus memperhatikan sifat pembawaan dan kemampuan
masing-masing individu anak didik karena masing-masing anak didik
disamping memiliki kesamaan, namun memiliki banyak perbedaan berupa
pembawaan dan kemampuan. 120
Secara terperinci perbedaan itu dapat dilihat pada perbedaan umur,
perbedaan intelegensi (kecerdasaan) dan perbedaan kesanggupan dan juga
kecepatan. 121
118Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan. .. , h.52-53 119Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Penzaiaran AP-a1na l.<o:lnm ffrilcrirt~· Anrni
46
Prinsip individualitas ini menegaskan bahwa masing-masing anak
didik memiliki karakter yang berbeda-beda. Sedangkan faktor anak didik
dalam pemilihan metode penekanannya lebih luas, mencakup perbedaan
dan persamaan karakter masing-masing anak didik.
2. Prinsip Kebebasan
Kebebasan yang dimaksud di sini bukan kebebasan yang tak terbatas,
tetapi yang dimaksud di sini adalah kebebasan yang memiliki tiga aspek,
yaitu: self-direction, self discipline dan self-control.
Self-direction mengindikasikan adanya gerak langkah yang bersumber
dari kesadaran diri sendiri. Self-disipline mengindikasikan adanya
keputusan-keputusan tentang tindakan-tindakan seseorang didasarkan pada
ukuran kebajikan dan datang dari diri sendiri. Self-control hampir sama
pengertiannya dengan self-disipline yakni sama-sama harus datang dari diri
sendiri, tetapi beberapa pengarahan dan disipilin harus datang dari luar diri
sehingga sistem !control diri berkembang. 122
Dengan kata lain, kebebasan yang· dimaksud dalam pembelajaran
adalah memberikan segala kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik sesuai yang diinginkannya selama tidak keluar dari norma
kebaikan dan tetap mendapatkan pengawasan dari luar. Karenanya,
pendidik tetap mendapatkan peran dalam ha! ini.
3. Prinsip Peranan Lingkungan
Pada intinya, prinsip peranan lingkungan ini adalah prinsip yang
mempersilahkan lingkungan -dimana kegiatan pembelajaran berlangsung
untnk turut berperan dalam mempengaruhi anak didik agar mau belajar dan
mengembangkan potensi mereka.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk melaksanakan prinsip peranan lingkungan dalam pengajaran adalah: a. Memberikan pengetahuan tentang lingkungan kepada anak didik
47
b. Mengusahakan agar ada diantara alat pendidikan yang digunakan berasal dari lingkungan anak didik
c. Mengadakan karyawisata ke tempat-tempat yang mengandung nilai pelajarannya
d. Memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan observasi lingkungan untuk kemudian dilaporkan. 123
4. Prinsip Globalisasi
Prinsip globalisasi dalam pengajaran menekankan bahwa keseluruhan
itulah yang harus menjadi titik permulaan pengajaran. Anak didik selalu
mengamati keseluruhan terlebih dahulu baru kemudian bagian-bagiannya.
Misalnya, untuk mendidik hafalan surat al-Quran pada anak, harus terlebih
dahulu membacanya secara tuntas dari awal sampai akhir baru kemudian
anak disuruh menghafal satu per satu. 124
Dalam implementasinya, sang guru harus memberikan gambaran awal
yang representatif dari keseluruhan materi pelajaran yang akan
disampaikan. Mengajarkan Ilmu Tajwid bagian mad misalnya, sebaiknya
diberikan terlebih <lulu gambaran pembagian mad secara garis besar ada
dua, mad a~lf dan mad far'f yang berjumlah 13 macam itu. Setelah itu,
barulah materi mad di berikan satu per satu.
5. Prinsip Pusat Minat
Prinsip pusat-pusat minat berarti bahan belajar anak didik diambil dari
pusat-pusat minat mereka. Menurut Decroly, kebutuhan yang paling
penting dan umum adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan akan makanan
b. Kebutuhan akan perlindungan terhadap pengaruh iklim atau
kebutuhan terhadap pakaian dan rumah
c. Kebutuhan mempertahankan diri terhadap bermacam-macam
bencana dan musuh
d. Kebutuhan akan kerjasama.
48
Empat kebutuhan di atas itulah yang menjadi pusat minat anak, dan
dari situ pula bahan pelajaran dikumpulkan. 125
6. Prinsip Aktivitas
Prinsip aktivitas dalam penggunaan metode adalah mengaktifkan anak
didik baik dari aspek rohaninya atau pun jasmaninya. Prinsip ini timbul
dari pandangan bahwa keberhasilan belajar anak didik akan diperoleh jika
telah melalui bermacam-macam kegiatan. 126
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah hanyalah mengatur,
mengarahkan dan membimbing anak didilmya agar dapat mengembangkan
kemampuannya atau kegiatannya secara kreatif, sedangkan yang aktif
melaksanakan aktivitas pembelajarannya adalah anak didik. 127
7. Prinsip Motivasi
Prinsip motivasi ini berangkat dari pandangan bahwa analc akan mau
belajar jika dalam kegiatan pembelajaran ada yang membangkitkan
motivasinya. Berikut beberapa prinsip dan prosedur yang perlu
mendapatkan perhatian agar tercapai perbaikan-perbaikan dalam motivasi:
a. Murid ingin bekerja dan akan bekerja keras bila ia berminat terhadap sesuatu
b. Menetapkan tujuan-tujuan yang terbatas dan pantas serta tugastugas yang terbatas, jelas dan wajar
c. Mengusahakan agar anak didik senantiasa mendapat informasi tentang kemajuan dan hasil-hasil yang telah dicapainya
d. Hadiah biasanya menghasilkan hasil yang lebih baik dari hukuman e. Memanfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu anak didik f. Suasana yang menggembirakan dan yang menyenangkan akan
mendorong partisipasi anak. "' Ada beberapa cara yang dapat memancing motivasi dari siswa
sehingga tertanam dalam diri mereka, yaitu sebagai berikut:
a. Pengajaran dihubungkan dengan minat anak didik b. Menyajikan pelajaran secara sistematis dan terencana
125Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus ... , h.134 126Zakiah Daradiat. dkk .. MetodikKhusus .... h.137
49
c. Menggunakan alat peraga d. Rangsangan berupa hadiah dan pujian e. Senantiasa peka terhadap perkembangan psikologis anak didiknya
dan mampu menyesuaikan diri dengan mereka sehingga tercipta hubungan yang harmonis ·
f. Memberikan selingan-selingan yang menarik ketika pembelajaran berlangsung
g. Memberikan nasihat-nasihat dan kisah-kisah berupa pengalaman yang baik dan menyenangkan. 129
8. Prinsip Visualisasi
Prinsip ini menghendaki agar anak didik mendapatkan pengajaran
berupa praktek atau memperagakan sesuatu. Peragaan dalam pembelajaran
ada dua macam, langsung dan tidak langsung. 1'0 Memperagakan sesuatu
berarti berusaha untuk memvisualisasikan sesuatu. Karenanya, penulis
menyebutnya sebagai prinsip visualisasi.
Pengajaran visualisasi langsung terjadi bila anak didik mengamati
benda, cara bekerja, dan gerakan-gerakan tertentu secara langsung. Seperti
memperhatikan orang yang sedang sembahyang, wudu dan sebagainya.
Sedangkan pengajaran visualisasi tak langsung terjadi jika anak didik
tidak dapat mengamati kenyataan secara langsung. Misalnya kejadian di
masa lampau atau benda-benda sesungguhnya. Jadi, yang diamati bukan
benda atau peristiwa yang aslinya, tapi tiruannya. Sepe1ii latihan manasik
Haji, sosiodrama masuknya Abu Bakar menjadi pengikut Nabi saw, peta,
dan lain sebagainya.
9. Prinsip Korelasi dan Konsentrasi
Prinsip korelasi dan konsentrasi menghendaki pengajaran disajikan
secara berhubungan antara satu bidang studi dengan bidang studi yang
lainnya secara terkait dan integral. 1"
Prinsip ini didasarkan pada pandangan bahwa pengetahuan
pengetahuan tentang dunia luar yang tersimpan di dalam jiwa seseorang
129Tavar Yusuf dan Svaifu I A nwAr MPtndnlnai nPnaninrntt h 1 on
50
berhubung-hubungan satu sama lain, bahkan luluh menjadi satu. Demikian
pula pengetahuan agama yang dimiliki oleh anak tidaklah terpisah-pisah.
Hakikatnya pelajaran Fiqih, Tauhid, Sejarah Islam dan lainnya tidak
terpisah-pisah. 132
Pada umumnya ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
menghubungkan pelajaran yang satu dengan pelajaran lainnya. Dua cara
itu adalah:
a. Cara Okasional
Cara Okasional maksudnya adalah bahwa sewaktu-waktu guru
menghubungkan antara satu bidang studi dengan bidang studi lainnya.
Misal, dalam mengajarkan Tafsir al-Qur'an, dijalankan dengan
menggunakan kitab tafsir klasik. Tentu perlu pemahaman bahasa Arab
dalam menjelaskannya. Karenanya, sesekali dijelaskan pula pelajaran
nahwu/bahasa Arabnya dari teks Arab yang sedang dipelajari. Dengan
demikian, ada dua pelajaran yang berhasil disampaikan; tafsir dan
bahasa Arab.
b. Cara Sistematis/Terencana
Cara sistematis disebut juga cara konsentrasi sistematis yaitu:
menggabungkan berbagai bidang studi menjadi satu bidang tertentu
secara terpadu dan terencana. Seperti penggabungan mata pelajaran
Tafsir, Hadis, Fikih, Akhlak dan Tauhid ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. 133
Prinsip-prinsip tadi perlu dikuasai oleh seorang guru dan diterapkan dalam
pengajaran agar metode yang digunakan berjalan efektif.
E. Pendapat Para Tokoh Tentang Metode Pendidikan
Dalam pembahasan pendapat para pakar Ilmu Pendidikan Islam ini,
penulis menyajikan 4 orang tokoh dan sedikit membandingkan persamaan dan
perbedaan pendapat diantara mereka. Berikut keempat tokoh itu:
51 .
I. Imam Gazfili
Pendapat Imam Gazali tentang metode pendidikan adalah sebagai
berikut:
a. "Menurut Imam Gazali, seorang pendidik agar memperoleh sukses
dalam tugasnya harus menggunakan pengaruhnya se1ia cara yang
tepat arah." 134 Dari kata "cara yang tepat arah" mengindikasikan
pandangan Imam Gazall terhadap urgensi metode pendidikan dan
penguasaan guru terhadap metode pendidikan
b. Imam Gazall ini cenderung berpaham Empirisme,135 karenanya
menurut beliau metode melatih anak adalah ha! yang penting.
Metode latihan ini disebut mujahadah dan riyaaah. Jika
didefinisikan mujahadah dan riyaaah ini yaitu "mendidik anak
dengan cara mengulang-ulangi pelajaran. " 136 Secara implisit,
ternyata beliau mempunyai prinsip aktivitas dalam penerapan
metode pendidikan.
Pendapat Imam Gazali ini sejalan dengan Ibnu Miskawaih yang
berpendapat bahwa untuk mencapai akhlak yang baik perlu adanya
proses berlatih yang sungguh-sungguh 137
c. Berprinsip pada "child centered", dimana guru lebih mementingkan
anak didik daripada pendidik sendiri. Yang terpenting adalah anak
didik mendapatkan pelayanan pengajaran yang memadai. Di sini
secara implisit, Imam Gazall berprinsip kebebasan dalam
penerapan metode
d. Orientasi penggunaan metode berpusat kepada potensi rasio dan
aspek mental atau sikap138
e. Mendidik anak hendaknya menggunakan metode yang bervariasi,
agar tidak membosankan
134M.Arifin, Filsafat Pendidikan .. ., h. l 0 I 135M.Arifin, Fi/safat Pendidikan .. ., h.102 136Armai Arief, Pengantar I/mu .. ., h.44 137 Ahuclin Ni1t~ PPtniki'rnn Pnrn TriJ..rih Po11r/;,./;/;,.,.,, f,,/,.,,,,, ff,..1,.,..,..+.... n ... :... r"--&:- ..J-
52
f. Pendidik hendaknya memberikan dorongan dan hukuman. 139 Yang
terakhir ini sesuai dengan teori motivasi.
2. Ibnu Khaldiin
Pendapat Ibnu Khaldiin tentang metode pendidikan dapat dilihat dari
uraian Armai Arief sebagai berikut:
a. Metode ilmiah yang modern, yaitu menumbuhkan kemampuan
memahami ilmu dengan kelancaran berbicara dalam berdiskusi
untuk menghindari verbalisme dalam pelajaran. Ternyata, Ibnu
Khaldiin memegang prinsip aktivitas dalam penerapan metode
sebagaimana teori modern
b. Metode graduasi perlu diterapkan, karena menurutnya kapasitas
daya berpikir murid itu berbeda-beda, karenanya harus memberikan
pelajaran yang sesuai dengan kemampuan mereka di masing
masing perkembangarmya. Sehingga bisa dikatakan bal1wa lbnu
Khaldiin memegang prinsip individualitas
c. Perlunya menggunakan alat peraga untuk membantu siswa dalam
memahami pelajaran. Sehingga bisa dikatakan bahwa Ibnu
Khaldiin berprinsip peragaan/visualisasi dalam penerapan metode
pendidikan
d. Perlunya melakukan karya wisata agar s1swa mendapatkan
pengalaman secara langsung. Ternyata, Ibnu Khaldiin berprinsip
adanya peran lingkungan dalam penerapan metode pendidikan
e. Menghindari sistem pengajaran dengan materi yang berbentuk
ringkasan
f. Perlu adanya motivasi untuk anak didik misalnya berupa hadial1
atau pujian. 140 Dalam ha! ini, Ibnu Khaldiin sejalan dengan Imam
Gazil.li
53
g. Tidak menyetujui pemberian hukuman kepada anak didik. 141 Dalam
ha! ini Ibnu Khaldiin berbeda dengan Imam Gaziili karena Imam
Gaziili menyetujui adanya hukuman
h. Akal pikiran murid menjadi potensi psikologis yang utama
1. Murid harus dididik dengan kasih sayang. 142
Dengan pendapat-pendapat tersebut di atas, telah nyata bahwa
sebenarnya baik Imam Gaziili dan Ibnu Khaldiin berpegang kepada prinsip
penerapan metode yang nyaris sama dengan sebagian prinsip yang ada di
teori modern.
3. Ibnu Sina
Dari beberapa referensi yang penulis dapatkan, uraian yang dapat
disajikan tentang prinsip Ibnu Sinii dalam. penggunaan metode pendidikan
adalah:
a. Metode yang diperlukan dalam pendidikan akhlak antara lain
adalah metode pembiasaan, perintah dan larangan, metode
pemberian suasana (metode situasional), metode contoh teladan,
metode pemberian motivasi, metode pemberian hadiah dan
hukuman, metode targfb dan tarhfb, dan metode persuasif, 143 yakni
berusaha untuk mempengaruhi peserta didik agar mau mengikuti
ajaran akhlak yang benar
b. Terkait dengan metode pembiasaan, lbnu Sina berpendapat bahwa
pendidikan anak-anak dan membiasakan tingkah laku yang terpuji
haruslah dimulai sebelum tertanaril padanya sifat-sifat yang buruk
karena ketika itu akan sulit bagi anak untuk melepas diri dari
kebiasaan yang buruk tersebut144
~PUSTAKAANUTAMA I 'li'1N SYAHiD JAKARTA '
141 Hamdani Ihsan dan A.Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 200 I), Cet.11, h.198
142M.Arifin_ Filsn(nt PPnrHdilrnn h lflh
54
c. Memegang prinsip motivasi, karena Ibnu Sina menerapkan metode
targfb dan tarhfb dan metode ganjaran dan hukuman
d. Memegang prinsip aktivitas, karena Ibnu Sina menggunakan
metode pembiasaan dalam mendidik. 145
Menurut Ibnu Sina, materi pelajaran tertentu tidak akan dapat
dijelaskan dengan satu macam cara saja, tetapi harus bermacam-macam
sesuai dengan perkembangan psikologisnya. 146
Selain yang telah disebutkan di atas, macam-macam metode
pendidikan yang juga ditawarkan oleh Ibnu Sina adalah pertama, metode
talqfn (sang guru memperdengarkan bacaan al-Qur'an kepada anak didik
sebagian demi sebagian). Kedua, metode demonstrasi. Ketiga, metode
diskusi. Keempat, metode magang (menggabungkan antara teori dan
praktek). Kelima, metode penugasan. 147
4. Muhammad 'Abduh
M. Arifin menuturkan, sebagai seorang yang idealis yang rasionalistis,
Muhammad Abduh dalam kegiatan mengajar menekankan pada metode
yang berprinsip atas kemampuan rasio dalam memahami ajaran Islam dari
sumbernya yaitu al-Qur'an dan Hadis, sebagai ganti dari metode
verbalisme (menghafal). 148
Selanjutnya, untuk me!akukan modernisasi di bidang pendidikan,
beliau mengusulkan adanya tiga jenis sekolah:
a. Sekolah Dasar Negeri yang kurikulumnya mencakup belajar
membaca, menulis, berhitung, sejarah Islam, pendidikan agama dan
pendidikan moral
b. Sekolah-sekolah Khusus Negeri yang mendidik calon pegawai dan
perwira militer. Di sekolah ini juga hendaknya diajarkan agama dan
moral
145 Abudin Nata, Pemikiran Para .. ., h.74 146Ahudin N~t~- PP.mikirnn Pnrn h 7t:..
55
c. Sekolah-sekolah untuk mendidik ulama. Ilmu yang diajarkan di
sekolah ini lebih luas, tidak hanya mencakup ilmu agama, tetapi
juga sejarah umum, mata pelajaran bahasa asing, Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. 149
Dari ide modernisasinya di bidang pendidikan tersebut, ada beberapa
ha! yang dapat disimpulkan terkait dengan pemikiran Muhammad 'Abduh
ini tentang metode pendidikan:
a. Metode yang dimaksud tidak hanya metode
instruksional/pengajaran semata, tetapi juga ruang lingkup yang
lebih luas lagi. Metode pendidikan beliau berbentuk sistem
pendidikan formal yang terencana dan visioner
b. Muhammad Abduh berpegang pada prinsip korelasional, karena
beliau tidak membeda-bedakan mata pelajaran umum dan agama,
kedua-duanya sama pentingnya
c. Sama seperti Ibnu Klrnldun, Muhammad Abduh pun memakai
metode graduasi dimana beliau mengklasifikasikan sekolah kepada
tiga macam. Dengan ini pula, Muhammad Abduh berprinsip
individualitas.
Sesungguhnya pandangan-pandangan para pakar di atas ada yang secara
eksplisit diungkapkan oleh mereka dan juga ada yang implisit. Yang disebutkan
kedua inilah menjadi kajian penulis untuk kemudian disimpulkan.
BAB III
HADIS-HADIS RIYAD AL-~ALIHIN
A. Pengertian Hadis
Secara bahasa kata Hadis mempunyai tiga arti. Pertama, Hadis berarti baru (jadfd) lawan dari lama (qadfm). Bentuk jamaknya adalah !Jjda§, f1udaS(i dan h.udfis. Kedua, kata Hadis berarti yang dekat (qarib) lawan dari jauh (ba 'fd) dan yang belum lama terjadi. Ketiga, kata Hadis berarti
) ,, ) "
berita (khabar), yaitujika diuraikan berarti ~:, ~ oW G (sesuatu yang
dibicarakan atau dipindahkan dari seseorang). Dari makna inilah terambil perkataan Hadis Rasulullah saw. Hadis yang bermakna berita ini dihubungkan dengan kata tab.dis yang berarti periwayatan atau ikhbar yang berarti mengabarkan. 1
Sedangkan menurut istilah, Hadis menurut muh.addisin adalab:
2~· f ' :" f 1:; 'f J': '. '. l ,' ~ 2ll1 l' - ' ~Ii J,1 ' ·' · ( G '' ~_c;j\ , , J J?.r J u; J J' ~ r J ,. 1.5""" cs:- • ~ r -, ,: ... 1' .. ~ ,, ...
Hadis adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw, baik berupa berupa perkataan, perbuatan, persetuju_an, ataupun sifat.
Dapat dipahami dari definisi di atas bahwa Hadis mempunyai 4 komponen
berikut:
I. Hadis qaulf (ucapan), contohnya adalah sabda Nabi saw sebagai
berikut:
57
Bersumber dari sahabat 'Abdullah bin 'Amr ra, Dari Nabi saw, beliau bersabda: Tulislah (Hadisku), demi tat yang diriku di bawah kekuasaan-Nya, tidaklah keluar dari mulutku kecuali kebenaran. (HR. Abu Dawud). 3
Semua ucapan beliau, baik yang berkaitan dengan hukum atau
tidak, termasuk dalam kategori Hadis qaulf.
2. Hadis fl 'li (perbuatan), contohnya ada,lah semua riwayat perihal
perbuatan Nabi saw tentang berbagai aktivitasnya, baik yang
berhubungan dengan ibadah atau tidak. Seperti shalat, puasa, haji,
tata cara Nabi saw mengajar danjuga tata cara makan Nabi saw.
3. Hadis taqrfrf (persetujuan), contohnya adalah semua riwayat
tentang perbuatan atau perkataan sahabat yang disetujui oleh Nabi
saw. Seperti diamnya Nabi saw melihat sahabatnya memakan
binatang al-Dabb (sejenis biawak).
4. Hadis wa~fi (sifat). Sifat-sifat 1111 baik berupa sifat-sifat fisik,
moral, maupun perilaku.
Dari sudut terminologis, para ahli Hadis tidak membedakan antara
Hadis dan Sunah.4 "Ulama Syd.ft 'iyyah memasukkan pula apa yang dicita
citakan oleh Nabi saw untuk melakukannya ke dalam Sunah, sekalipun
beliau belum sempat melakukannya karena sudah wafat. Seperti cita-cita
beliau untuk melakukan puasa tanggal 9 Zulhijjah, mengambil sepertiga dari
hasil kebun Madinah untuk kemaslahatan perang al-Ahziib, dan lain-lain. "5
B. Otoritas Hadis Sebagai Dalil
Banyak ayat al-Qur' an yang memberikan legitimasi bagi kekuatan
Hadis sebagai argumen. Diantaranya adalah ayat-ayat berikut:
Pertama, al-Qur'iin surat al-Ahziib ayat 36 sebagai berikut:
3Sulaiman bin al-Asy'as al-Sijistan!, Sunan Abu Dawud, j.3, (Beirut: Dar al-Kutub al-'Arab!, tt.,), h.356
4Ali Mustafa Yaoub, KritikHadis. (Jakarta· Pu.<t•b FirAono ?Ma\ rot"' h n
58
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
Kedua, al-Qur'ii.n surat al-Hujurii.t ayat I sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dalam al-Qur' ii.n, dapat diketahui tugas dan wewenang Hadis adalah
menjelaskan al-Qur'an, memberikan teladan, wajib untuk ditaati dan
menetapkan hukum.6 Berikut penjelasan mengenai keempat pain tersebut:
Pertama, menjelaskan al-Qur'an. Hadis diterima sebagai salah satu
sumber ajaran Islam merupakan suatu keniscayaan dilihat dari ruang lingkup
dan jangkauan al-Qur'ii.n serta keterbatasan manusia dalam memahami
petunjuk al-Qur'ii.n. Dalam ha! ini, Nabi saw bertugas menjelaskan kitab
suci al-Qur' ii.n. Tugas ini berdasarkan Qs.al-Nahl ayat 44 sebagai berikut:
Dan Kami turunkan kepadamu al-Zi!a· (al-Qur 'dn) agar kamu menerangkan kepada manusia tentang apa yang diturunkan kepada mereka, dan agar mereka berpikir.
Kedua, memberikan teladan. Tugas ini berdasarkan Qs.al-Ahzii.b ayat
21 sebagai berikut:
:;-;) ~li1 (:;li) ;11 ;.:; 0t5-~ l:.;.. i;J Jl1 ~;.~ J r.5:.i ;)tS- ~
59
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah saw itu suri teladan yang baik bagimu, bagi siapa saja yang mengharapkan (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Umat Islam wajib mencontoh dan suri teladan Nabi saw. Suri teladan
itu yang diberikan Nabi saw itu berupa perkataan, perbuatan bahkan juga
berupa sifat-sifat atau karakter beliau. Dan semua unsur ini merupakan
bagian dari yang disebut Hadis. Jadi, Hadis merupakan pedoman wajib
keteladanan dari banyak segi karena telah diberikan legitimasi oleh al
Qur'an.
Ketiga, Nabi saw wajib ditaati. Tuntutan loyalitas ini berdasarkan
Qs. Ali 'Imran ayat 32 sebagai berikut:
Katakanlah: Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah swt tidak menyukai orang-orang kajir.
Seluruh Umat Islam kapanpun dan dimanapun wajib mentaati Nabi
saw. Ketaatan kepada Nabi saw sama nilainya dengan ketaatan kepada Allah
swt.
Keempat, menetapkan hukum. Dalam hal-hal tertentu, Nabi saw
mempunyai wewenang untuk menetapkan huku~ yang tidak disampaikan
oleh al-Qur'an. Wewenang ini berdasarkan Qs. al-A'raf ayat 157 sebagai
berikut: ,.. D _, _, .,.f1' _, ~
GJG..l\ '. /\;,_ '" ,, o.::A.'.JJI '~I 1-~' , . r:-- i f"-1.J , ·- r- ,_r;.)
Rasul saw menghalalkan bagi mereka segala ha! yang baik, dan mengharamkan bagi mereka yang buruk. 7•
Rasulullah saw juga menegaskan bahwa hanya umatnya yang taat
kepadanya saj alah yang pasti masuk surga, yang tidak taat tidak akan masuk
surga. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Hadis berikut:
60
' . .;f ~ J,~ Riwayat dari Sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: Seluruh umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan. Sahabat bertanya: Wahai Rasul, siapa yang enggan? Nabi menjawab: Orang yang taat kepadaku akan masuk surga, dan siapa yang membangkang perintahku, sungguh ia telah enggan. (HR.Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya.).
Para Ulama memprioritaskan menggunakan Sunah dalam berdalil.
Contohnya adalah Imam Syafi'i ra., beliau mengedepankan Sunah dalam
berpendapat. Sebagaimana yang dinukil oleh Imam al-Qiisimi dalam
kitabnya Qawii'id al-Ta!J.dfs min Funun 'Ulum al-Hadfs, dari Imam al
Bayhaqi, Imam Syafi 'i berkata: ,. ,, oJ ' " J J,, ' " " ,..
1-4-' 8; ~ lf~J ~I ~:,:..~ ~~ : 1:,i:,... ~I ~:;.~ ~ ;J~ ~L:f J ;,J..b.) 1:,~
'.¢-11 t_ WI if 9'J; Apabila kalian mendapati sesuatu yang bertolak belakang dengan Sunah Rasul saw pada kitabku (pendapaku), maka hendaklah kalian berdalil dengan Sunah Rasulullah saw itu dan tinggalkanlah apa yang aku katakan" Jnilah komitmen madzhabnya dalam berpedoman pada Sunah/Hadis.
Dengan demikian, sebagai umat Islam, kita wajib berpedoman pada
Sunah/Hadis dari Nabi saw, baik dalam masalah ibadah (ma!J.tlah dan gairu
ma!J.tlah 10) maupun masalah muamalah.
C. Kitab Riyiitl al-$iilif1.ln
Nama lengkapnya adalah Riyad al-$dlif1in min Kaldm Sayyid al
Mursalfn. Kitab Riyiitl al-$iili!J.fn merupakan kitab yang cukup populer
'Muhammad bin Ismii.'il al-Bukhii.rl, $ahifl al-Bukhari, j.4, (Kairo: Dii.r al-!:l_adls, 2004M/1425H), h.398.
9M. Jamaluddin al-Qasiml, Qawd'id al-Tafldits min Funim MuJ/alafl al-fi.adis, (Kairo: Dii.r al-'Aqldah, 1425 H/2004 M), Cet I, h.274
10lbadah ada yang tergolong mafltlah, yakni ibadah murni, yang harus dilakukan sesuai dengan aturannva. 8enerti shHIHt 711h11r hllr11~ Li r-::1lr-::i"'t 7,,.1,..,,.,. J..,, .. .,,. ,..,.. ..... ~: .J-----
61
untuk semua kalangan kaum muslimin, baik kalangan Nahtliyyfn,
Muhammadiyah, kelompok Sufi/Tariqab, salaf, maupun yang lainnya.
Hampir seluruh kaum muslimin di seluruh dw1ia mengkaji dan membaca
kitab Imam Nawiiwi yang satu ini. Kitab ini cukup ringkas (hanya satu jilid),
tetapi isi kandungannya banyak memberikan J?elajaran dan nasihat dari
Rasulullal1 SAW.
Berikut ini adalah penjelasan rinci mengenai biografi penyusun,
isi/kandungan dan komentar ulama mengenai kitab Riyatl al-Salib_fn ini:
I. Biografi Imam Nawiiwi (Penyusun Kitab Riyatl al-Salib_in)
Penyusun kitab ini adalah seorang ulama besar bermazhab
Syafi'i yang dilabirkan di bulan Muharram pada tahun 631 H di desa
Nawii. 11 "Beliau adalah al-Imam al-Hafizh Syaikh al-Islam Abu
Zakariyya Y ahya bin Syaraf bin Murri bin Hasan bin Husain bin
Muhammad bin Jum'ah bin Hizam al-Nawiiwi al-Dimasyqi al-Faqih
al-Syiifi'i"al-Hiziimi al-Hawriini". Yang populer dengan nama Imam
Nawiiw1. Banyak ulama yang memberi julukan Muhyiddin, karena
dinilai senantiasa menghidupkan agama dengan ilmu dan ama!nya. 13
Ketika berusia 10 tahun, beliau mulai menghafal al-Qur'an dan
belajar Ilmu Fiqih kepada salah seorang guru di desa kelabirannya.
Syekh Yasin bin Yusuf al-Mariikisyi bercerita:
Aku melihat Imam Nawiiwi ketika masih berumur IO tahun di daeral1 Nawii. Ketika itu anak-anak memaksa Imam Nawiiwi agar bermain bersama mereka. Imam Nawiiwi kecil yang ketika itu berada di tengab kerumunan mereka, menangis karena tidak suka dengan pal(Saan mereka dan senantiasa membaca al-Qur'iin. Aku lantas langsung jatuh cinta kepada Nawiiwi kecil itu dan segera
"Muhammad bin Ahmad bin Usman bin Qaymaz al-Zahab1, Tatkirat a/-Hujfiizh, (Beirut: Dar al-Fikr, tth.), j.4, h. I 74
12 Abdurrahman bin Abil Bakar al-Suy0(1, Tadrib al-Rawi fl Syarfl Taqrib alNawdwi, (Kairo: Dar al-Jiad1s, 1425 H/2004 M), h. 15
13lmam Nawawi tidak menginginkan julukan Mubyiddin ini. Karena menurutnya agama itu akan Selalu hidUD dan fichlk hntnh k-Pn:lfl:l f'lr:lnO' '1-::inrr 1Y>Anr.h1A.,....,l,..-.~~ .. .-. l!t..-,..
62
menemui orangtuanya, seraya memberinya nasehat bahwa Imam Nawiiwi akan menjadi ulama besar dan banyak manfaatnya bagi umat. Orang tua Nawiiwi pun menerima anjuran itu dan memberinya motivasi sampai ia khatam menghafal al-Qur'iin. 14
Dia masuk kola Damaskus bersama ayahnya ketika masih kecil,
pada tahun 649 H dan tinggal di Madrasah Rawl'ihiyah, 15 di sinilah ia
menghafal kitab al-Tanbfh dan seperempat bagian dari kitab al
Muhattab kemudian tinggal di Darul-Hadi~. 16 "Ketika itu, ia berumur
19 tahun. Pada tahun 651 H, Imam Nawiiwi melakukan ibadah haji
bersama ayahnya, kemudian kembali pulang lee Damaskus."17
Pada tahun 665 H, beliau diberi mandat untuk menjadi guru di
Darul- Hadis dan mengelola bidang pendidikan. Ketika itu usianya
menginjak 34 tahun. 18 Setelah beliau berada di Damaskus, kehidupan
intelektualnya dapat dibedakan menjadi tiga periode. Pertama,
berjuang keras menuntut ilmu pada masa awal pertumbuhan dan masa
mudanya. Beliau juga mencoba mengambil semua bidang ilmu
pengetahuan. Beliau sangat serius dalam masalah bacaan dan hafalan.
"Beliau hafal kitab al-Tanbfh dalam waktu empat setengah bulan.
Menghafal seperempat bagian ibadah dari kitab al-Muhattab di
penghujung tahun yang sama."19
Kedua, keluasan ilmu dan wawasannya. Hampir bisa dikatakan
bahwa beliau mengnasai hampir semua bidang ilmu pengetahuan dan
14Abdurrahmiin bin Abu Bakar al-Suyuthl, Tadrib al-Rawi.., h.15 15Dibangun oleh Zaki al-Din Abu al-Qiisim Hibatullah bin Muhammad al-An§arl
yang terkenal dengan sebutan Ibnu Rawahah (w. 622 H) yang kemudian dia wakafkan untuk orang-orang Syafi'iyyah. Madrasah ini terletak dekat dengan al-Jami' al-Umawi, kini berubah menjadi perumahan karena tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Lihat Munadamah a/-Afal tulisan Syekh 'Abdul Qadir Badran hal 100 cetakan al-Maktab al-Islami. Lihat juga: al-Imam Muhammad bin 'Ali bin Wahb al-Qusyairl, Syarafl alArba 'in al-Nmvawiyyah, .. h. l 0
16Yang dikenal dengan Dar al-fi.adis as-A:fnlniyah (al-Sydfi'iyyah) yang diwakafkan oleh Abdullah bin Muhammad bin Abu A§rGn Al-Tamimi al-Mu§ill (w. 585 H) lihat Munadamah al-Atha/, hal 131
17 al-Qusyairl, Syarafl al-Arba 'in ... , h. l 0 18Mu§tafli Sa'ld al-Khin,dkk, Nuzhat al-Muttaqin Syarafl RiydiJ al-$dliflin, (Beirut:
Muassasat al-Risalah. 141 IH/1991 M\ h 1?
63
budaya. Muridnya Ala'uddln bin Agar menceritakan tentang masa
belajar Imam Nawawi.
Diriwayatkan bahwa dalam satu hari beliau setiap harinya membaca 12 pelajaran kepada guru-gurunya sampai betul-betul paham terhadap apa yang dibacanya; dua pelajaran dalam al-Wasf{ karangan al-Gazall, satu pelajaran dalam al-Muhaiiab karangan al-Syairiizl, satu pelajaran dalam al-Jam 'u Baina al-$ab.fflain karya al-Humaidl, satu pelajaran dalam $aflff1 Muslim, satu pelajaran dalam Luma' oleh Ibnu Jinn!, satu pelajaran dalam I$laf1 al-Man{iq oleh Ibnu Sakit, satu pelajaran dalam Ilmu Ta$rif, satu pelajaran dalam U$f;l Fiqh, satu pelajaran dalam Asma' al-Rijal, dan satu pelajaran dalam U$uluddfn. 20
Ibnu 'Attar -sebagaimana yang dituturkan oleh al-Zahabi- juga
menceritakan kebiasaan gurunya yang tidak pernah menyia-nyiakan
waktunya baik siang maupun malam hari sampai ketika di jalan pun ia
selalu menyibukkan dirinya dengan segala sesuatu yang bermanfaat
seperti membaca dan menghafal dan kebiasaan ini dilakukannya
selama kurang lebih enam tahun dan setelah itu ia sibuk dengan
mengarang kitab dan memerangi kemungkaran.21
Ketiga, menyusun karya-karya ilmiah dengan sangat produktif.
Beliau sudah mulai aktif menulis pada tahun 660 H, ketika beliau
berusia 30 tahun. Beliau benar-benar mendapat berkah dalam
memanfaatkan waktunya dan mendapat pertolongan Allah swt. Beliau
mencoba menguraikan pikiran-pikirannya dalam berbagai buku dan
karya ilmiah yang sangat mengagumkan, yang ditulis dalam bahasa
yang mudah, argumentasi yang kuat, pemikiran yang jelas, dan
objektif dalam memaparkan berbagai pendapat para ahli Fiqih. Hingga
kini, karya-karya tulisnya memperoleh perhatian yang sangat besar
dari setiap muslim dan bisa dimanfaatkan di seluruh negeri Islam. 22
"Setelah tinggal di Damaskus selama kurang lebih 28 tahun, pada
tahun 676 H, Nawawi kembali ke desa Nawa setelah mengembalikan
20a!-Zahab1, Tazkirat al-Huffdzh. J.2. h.174
64
semua kitab yang dipinjamnya dari perpustakaan. Selain berziarah ke
makam gurunya, berdoa dan menangis, "beliau juga mengunjungi
temannya yang masih hidup dan berpamitan kepada mereka."23
Setelah menguajungi orang tuanya, beliau meneruskan
perjalanan ke Bait al-Maqdis dan al-Kha/fl. Kemudian pulang ke
Nawil, lalu jatuh sakit, dan pada malam rabu tanggal 24 Rajah tahun
676 H beliau wafat dengan tenang dan dimakamkan di sana. Ketika
p,enduduk Damaskus mendengar berita duka ini, mereka pun
menangis.24
Guru-guru beliau cukup banyak, diantaranya Abu al-Faraj Abdurrahmiln bin Abu 'Umar Muhammad bin Ahmad bin Muhammad al-Quddilmah al-Maqdisi25 Ridil bin al-Burhiln, Abdul 'Aziz bin Muhammad al-An~ilri, Zainµdd1n bin 'Abdu al-Dii'im, Qiitlf al-Quaiit 'Imild al-Din 'Abdul Karim bin al-Haristilni, Zainuddin Khalid bin Yusuf, al-Imam al-Mufladdits Taqiyuddln bin Abu al-Yasar, al-Mufti Jamill al-Din bin Abdurraljlllan alDimasyqi, dan Syamsuddin bin Abu 'Umar.26
Sedangkan murid-muridnya antara lain: Sulaiman bin Hila! alJa'fari, Ahmad bin Farrah al-lsybili, Muhammad bin Ibrahim bin Jama'ah, 'Ali bin Ibrahim Ibnu al-Attar, Syamsuddin bin Naqib, Syamsuddin bin Ja'wan,27 Ibnu Abu al-Fath, al-Mizzi dan lbnu al- · Attiir. 28
Beberapa karya beliau yaitu: Riyad al-$alihin min Kaliim Sayyid al-Mursalin, Syarh $ahih Muslim, al-AZkilr al-Muntakhabah min Kaliim Sayyid al-Abrar, al-Arba'in al-Nawawiyyah, al-Khulil~ah fi Ahadis al-Ahkam, al-Irsyad fi 'Ulftm al-Hadis (al-Taqrib wa alTaysir fi Ma'rifah Sunan al-Basyir wa.al-NaZ!r), Tah:i:ib al-Asma wa al-Lugat, Tabaqat al-Fuqaha, Tahrir al-Alfiizh Ii al-Tanbih, Rauda! al-Talibin, al-Majmft' Syarh al-Muhazzab,29 al-'Umdah fi Ta~hih al-Tanbih, al-Idill1 fi al-Masalik, al-Tibyan fi Adah Hamalat al-Qur'an, al-Fatawa, al-Raudah Arba'ah Asfar Syarh
23al-Qusyair1, Syaraf1 al-Arba'in ... , h.18 24Mu~\afii Sa'id al-Khin.dkk, Nuzhat a/-Muttaqin ... , h 14 25 Abdurrahmiin bin Abu Bakar al-Suyfith1, Tadrib al-Rdwi .. , h.16 26al-Zahabi, Tatkirat al-!J.ujfdzh, j.2, h. 176 27Abdurrahmfin hin Ah11 R::ikt1rril~<:::1nd'ithf r,.,r1 .. :J... ,..1_p;;,.,: i.. 1'7
65
Qit'ah Min al-Bukhari, Qit'ah min al-Wasi(, 'Amal Qit'ah min alAhk:arn dan lain-lain.30
2. Kandungan Kitab Riydtl al-$dlifJ.fn
Dalam pengantar kitabnya, Imam Nawawi berkomitmen untuk
tidak menuturkan hadis kecuali yang jelas kesahihannya dan bersandar
kepada kitab Hadis sahih yang populer.
Di dalam kitab ini terhimpun sebuah ringkasan dari Hadis-hadis sahih yang mencakup semua yang seharnsnya menjadi jalan titian menuju akhirat bagi pemiliknya, memenuhi adab-adabnya yang batin maupun yang zhdhir, merangkum targfb, tarhfb dan berbagai macam adab orang yang menempuh jalan Islam. Seperti Hadis-hadis zuhud, latihan-latihan jiwa, pembersihan akhlak, kesucian-kesucian hati dan obat-obatnya, peme!iharaan anggota badan dan menghilangkan penyimpangannya.31
Kitab Riydtl al-$dlihfn memiliki 371 bah pada beragam
bahasan.32 Jika melihatnya dengan 'kacamata' pendidikan,
sesungguhnya kitab ini memuat seluruh materi pendidikan Islam.
Sebagaimana yang dikutip oleh Heri Jauhari dalam bukunya Fikih
Pendidikan, 'Abdullah Nasih 'Ulwiln menyebutkan materi pendidikan
Islam sebagai berikut: pendidikan keimanan, moral, fisik/jasmani,
rasio/akal, kejiwaan dan seksual.33
Misalnya, pendidikan keimanan terdapat pada bah "lkhlas dan
Niat dalam Segala Perilaku Kehidupan", bah "Larangan Mendatangi
Dukun dan Tukang Ramal" dan sebagainya.
Pendidikan moral atau akhlak terdapat pada bah "Kasih Sayang
dan Berbuat Baik terhadap Anak Yatim ", bah "Larangan Untuk
Menyakiti atau Mengganggu Orang-Orang Yang Saleh, Lemah dan
Miskin", bah "Haram Menghina Orang Islam" dan sebagainya
30 al-Zahab1, Tatkirat a/-!fujfdzh, j.2, h.176, 31Yahya bin Syarafal-Nawiiw1, Riyiitl al-$dlihin, Beirut: Dami Fikr, 1414 H/1994 M,
h.11 32Jumlah bab ini berdasarkan penghitungan penulis pada kitab Riyda al-$dlihin min
Kaldm F:avvid al-Mur.~nlln VP.rt:i tPriPm!!lh-::in ~,,....,,.,.A: .............. ,.,.1,.,.t .. A i.~~..1 C" •• __ __._
66
Pendidikan fisik/jasmani tercermin pada bab "Anjuran Jihad'',
pendidikan rasio/akal tercermin pada bab "Memperhatikan Kekuasaan
Allah dan Berusaha Mengendalikan Diri", pendidikan kejiwaan/bati
nurani tercermin pada bab "Santun dan Sabar ", pendidikan sosial
kemasyarakatan tercermin pada bab "Mempergauli Manusia dengan
Cara yang Baik'', dan terakhir, pendidikan seksual tercermin pada bab
"Kewqjiban Memerintahkan/Mengatur Keluarganya dan Anaknya ".
Bahkan kitab ini membahas masalah praktis yang memiliki
signifikansi dengan permasalahan kemasyarakan dan politik yang ada
di negara Indonesia. Salah satu contohnya adalah pada bab 7834yaitu
"Perintah Kepada Para Pemimpin Agar Sayang dan Lunak kepada
Rakyat serta Larangan Menipu atau Mengabaikan Kepentingan
Mereka".
Metodologi penulisan kitab Riyad al-$dlibJn adalah sebagai
berikut: Sebagian besar Hadisnya berkualitas sahib, penulisan Hadis
hadisnya berdasarkan tema, meringkas sanad dengan menyebutkan
nama sahabatnya saja dan ada sebagian. yang menyebutkan nama
tdbi'in saja (sesuai dengan kitab aslinya), mencantumkan matan Hadis
disertai dengan nama mukharrij-nya, mengutip ayat al-Qur'iin di awal
pada setiap bab, menerangkan beberapa kosakata yang membutuhkan
penjelasan, terkadang menyebutkan komentar ulama tentang kualitas
Hadis tersebut, terkadang menyebutkan kualitas sanad Hadis,
terkadang menyebutkan riwayat lain yang semakna dengan Hadis yang
tercantum, dan menyebutkan nama mukharrij yang menggunakan
redaksi Hadis yang tercantum.
3. Komentar Ulama Tentang Riydtl al-$dlif1in
Ada ulama yang meneliti kitab ini dan berkesimpulan bahwa di
dalamnya terdapat Hadis daif, bahkan dari jenis yang rendah seperti
67
Hadis munkar. Misalnya, Ustadz Abu Zuhdi Munir menyusun sebuah
buku kumpulan Hadis-hadis daif yang tedapat dalam kitab Riytitl al
$tiliflin yang diberi nama "Da 'if Riytitl al-$tilifJ_fn "35 yang penelitian
Hadisnya merujuk kepada buku-buku susunan Syekh Muhanunad
Nii~iruddin al-Albani yang dikenal sebagai ahli Hadis besar abad ini.
Dengan demikian, secara tidak langsung, sesungguhnya Syekh al
Albiini berpendapat bahwa ada Hadis yang berkualitas daif dalam
kitab Riytitl al-$tilifJ_fn.
Meskipun begitu, bukan berarti secara apriori konklusi di atas
dapat diterima, mengingat Imam Nawiiwl sudah menyampaikan
komitmennya untuk hanya mencantumkan Hadis-hadis sahih saja dan
bersumber dari kitab yang mu 'tabar (memiliki standar ilmiah) ke
dalam kitab Riytitl al-$tilifJ_fn, dan juga tidak diragukan lagi bahwa
beliau dikenal sebagai mufladdis ( ahli Hadis) agung sehingga
ucapannya itu dapat dijadikan pedoman dalam masalah Hadis.
">' , , .. , 11 ~ ··.< C; :.::AJ)i:: 11 61 I~:. , .c:.; '. 0\ 'GUI J, ~
ft:;' J '.'~ er ft:;' ~ )) cc ~ --)) c1- ., - 01, r : ' , " LS ..:..;.G.i1 1'...f J, I ii;. ~ .,, ii;. ~,, j
0 ·,~II , ' , • - i1' ..._,iSJ1 ~ c: fl , ., '!"' ; Lr-!) Lr-! , ·: cl- c: r-) , , , Cf J ,, ,. ,, " J ... ,. ... J ,,
.~ :!..UJS"' a.ill\ ', ,, G , a.ill\ .~ JI ' , • ,, :_ ~11 , ;t,;..J1 JI , ) , ~ y cl- , ' E' fl.) ~ ts'. , ' ,. ,, ,. ... ~ ... ;5,.. a J ,.-o ,, J .i o "'',.. ,, ... "',,. ,,.
l'....i C:...:..GJL .L'...Wi' ..., (j°, " JG,_ . le t<1' :!..LJ:, '·, ._j,j( ~-,I\ er· , -, . J ,. Yfi Jr; J-"7' , .r.?J . , Jr---,, ,.. ,. ,.. "' ,, ,. ,. ... "' .-a ,. ff-,. ,. ,. rJ ,. ,. rJ ,. ,, ,, ,..
".((L:!~ ~)s'ij iJf ~UPij t;'..L,o ~ij IJ~ ~ij :llJA Imam Ibnu Taymiah berkata: Berita-berita yang dinukil bisa mengandung banyak kebenaran dan banyak kebohongan. Untuk membedakan keduanya adalah dengan kembali kepada ahli Hadits (dalam masalah Hadis), sebagaimana persoalan Jlmu Nahwu dikembalikan kepada ahli Nahwu, persoalan bahasa dikembalikan pada ahli bahasa, begitu juga dengan ahli sya 'ir, kedokteran dan lain-lain. Jadi setiap i!mu ada para pakar yang mendalaminya. Ulama Hadis itu adalah kaum yang paling agung kredibilitasnya juga agamanya dan paling tinggi derajatnya.
68
Karenanya, Hadis-hadis yang belia1,1 cantumkan dalam kitab
Riyad al-$ali!JJn pantas dijadikan dalil bagi umat. Lagipula, bisa saja
sanad Hadis yang di-takhrij oleh Syekh al-Albani bukan sanad Hadis
yang dimaksud oleh Imam Nawawi dalam kitabnya.
Para penyusun kitab Nuzhat al-Muttaqfn yakni kitab syarab_
(ulasan) dari kitab Riyad al-Salib_fn memberikan komentar bahwa
Kitab Riyad al-$alib_fn memuat sekitar 1000 Hadis yang bersumber dari kitab-kitab Hadis sahih dan kitab-kitab yang mu'tamad lainnya. Imam Nawawi telah berhasil menciptakan karya yang penuh berkah dan dapat diterima oleh umat. Kitab ini mempunyai pengaruh yang amat kuat kepada umat dalam mengarahkan, membimbing, mengajarkan akhlak yang karenanya kitab ini layak untuk diterima dan banyak dipelajari oleh umat. Sangat sedikit seorang muslim yang di rumahnya tidak memiliki kitab ini. Dapat terlihat dari banyalmya ma'had yang memasukkannya dalam kurikulum. 37
Syekh Muhammad 'Ali bin Muhammad bin 'Allan al-Bakri al
$iddiqi al-Syafi'i (w.1057H) mengomentari bahwa kitab Riyad al
Salihfn mengandung Hadis-hadis tentang segala ha! yang diperlukan
oleh sang peniti jalan menuju Allah swt (salik), dan Hadis-hadis
tentang akhlak yang terpuji baik ucapan maupun perbuatan, yang
semuanya ini diambil dari al-Qur'i\n dan Hadis.38 Sehingga dapat
dikatakan bahwa dari segi isi, jelas kitab Riyad al-$alihfn tidak
diragukan lagi manfaatnya, sebagaimana komentar Syekh Ibnu 'Allan
ini.
37Mustaffi Sa'id al-Khin. dkk. Nuzhnt nl-Muttnnin h R
BABIV
V ARIASI METODE PENDIDIKAN DALAM HAD IS
A. Mctode Ceramah
Dari Abu Rifd 'ah Tamim bin Usaid ra, ia berkata: Saya mendatangi Nabi saw, sedangkan beliau masih berpidato, kemudian saya menyelanya: Wahai Rasul, ada orang asing datang hendak menanyakan tentang agama, karena ia be/um mengerti tentang seluk beluk agamanya. Maka beliau menyambutku dan menghentikan pidatonya serta mengambil kursi dan duduk di kursi itu. Kemudian beliau mengajariku sebagaimana Allah swt mengqjarkannya, kemudian kembali berpidato dan menyelesaikan pidatonya. (HR.Bukhari).
Ada beberapa pelajaran dalam Hadis ini. P ertama, contoh sifat tawadu Nabi saw. Kedua, larangan menunda jawaban jika ada orang yang bertanya tentang agama. Ketiga, turunnya Nabi saw dari mimbar dan memberikan pelajaran secara individual kepada seorang yang be1ianya kepada beliau tidak membatalkan khutbah, bahkan pembicaraannya itu dianggap sebagai khutbah.2
1Ya!Jya bin Syaraf al-Nawawl, Riyad al-$dlilJ,in min Kaldm Sayyid al-Mursalin, (Beirut Muassasah al-Risalah, 1994M/ l414H), Cet.22, h.295
70
• Kata ~ dalam teks Hadis yang berarti mengajarkanku, secara eksplisit - ,
mengindikasikan bahwa Hadis ini adalah Hadis yang berkaitan dengan
pengajaran. Nabi saw mengajarkan secara individu kepada orang yang bertanya
perihal aganm Islam kepada beliau. Metode yang digunakan adalah metode
cerarnah, karena Nabi saw menuturkan penjelasan secara lisan kepada muridnya
itu. "Dalam sejarah, Nabi saw dan para sahabat memang banyak menyebarkan
ajaran Islam dengan menggunakan metode ceramah."3
Dalam Ilmu Pendidikan disebutkan "metode cerarnah adalah cara
menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara lisan
kepada anak didik atau khalayak rarnai."' Jadi, yang menjadi audiens dalam
penggunaan metode ceramah bisa satu orang saja dan bisa juga lebih dari satu
orang.
"Untuk penggunaan metode cerarnah secara baik, metode ini seharusnya
hanya sebagai pendukung dari metode-metode lain."' Disamping itu, perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
a. Dalam menjelaskan, hendaknya menggunakan kata-kata yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh anak didik
b. Gunakan alat visualisasi seperti penggunaan papan tulis atau media lainnya yang tersedia untuk menjelaskan pokok bahasan yang disampaikan. Misalnya dengan menggarnbarkan sesuatu atau memberikan ilustrasi dan menghubungkan materi-materi dengan contoh yang konkrit
c. Mengulang kata atau istilah yang digunakan secara jelas karena berfaidah membantu anak didik yang kurang atau larnbat kemampuan dan daya tangkapnya
d. Mencari umpan batik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung e. Adakan rekapitulasi dan ulang kembali rumusan-rumusan yang
dianggap penting. Yang dimaksud rekapitulasi di sini adalah mengingat kembali dengan contoh-contoh, keterangan-keterangan, fakta-fakta dan lain sebagainya.6
3Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodo/ogi Pengajaran ... , h.41 4Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengqjaran Agama dan Bahasa Arab,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet I, h.41 5Tavar Yusuf dan Svaiful Anwar. Metodoln<7i Pen<7ainrnn h 44
71
Jika mengkaji Hadis-hadis yang menerangkan tentang metode ceramah
yang digunakan Nabi saw, niscaya akan terlihat penerapan beliau akan teori-teori
pendidikan di atas. Dari Hadis kita dapat mengetahui bahwa Nabi saw adalah
seorang pembicara yang baik. Dalilnya adalah Hadis berikut: .. ,. .p "'" ;;> _,. .... Ill ' ,,. ,. ... ... ... ,. ... ...
)~ L. US' tL) ~ .11 I J.:o .11 I J:;.) r -y.5" 0 ts' : CJl.i , ~ .11 I ;_,,;.,) (:,j_\S- :J'-, , .
,. .:/l J 0
1 .>)1>:; ~1)) . :~-: ; :; JS'::-!;; Riwayat dari Siti 'Aisyah ra, ia berkata: Ucapan Rasulullah saw itu adalah ucapan yang sangat jelas. Ucapannya dapat dipahami oleh setiap orang yang mendengarnya. (HR. Abu Daud).
Beliau juga kerapkali mengulangi ucapannya sampai tiga kali agar benar
benar dipahami oleh setiap orang yang mendengamya . ..< .. ,, ,, (_ .. ,. ;;>,. ... ... ... Ill ... ... Ill "' ,; "' { ... (
J>. Ll'~ ~:;IS-1 ~ ~ 1:,1 0\5' tL) ~ .&I J_'.p ~I 01 : ~ ..:iii ~) v-51 :J'-, , '
"" """'"'"" ,-;;>,,.,.,,. ("' " '. ZfJ~I :1)). Ll'lt ~ tL ~ tw rJ. cfa JI 1:,1)' ~ ~
,,. ,,. ... .. ...
Riwayat dari Anas ra, bahwasanya Nabi saw apabila mengatakan sesuatu, beliau mengulanginya tiga kali, sehingga benar-benar dipahami. Dan apabi/a beliau mendatangi suatu kaum maka beliau mengucapkan salam kepada mereka sampai tiga kali. (HR.Bukhari)'
Selain itu, metode ceramah yang digunakan oleh Nabi saw tidak monoton,
namun bervariasi. Beliau kerapkali mengkombinasikan metode ceramahnya itu
dengan tanya jawab, dengan memberikan rangsangan pahala dan ancaman (targfb
dan tarhfb), dan dengan memberikan ilustrasi gambar. Berikut ini adalah Hadis
hadis yang menerangkan itu semua. "' ,. ... ;;> ' ,,. ...... ,. ,. ... .... ... o..- (
, tL) ~ .111 J.:o ..:iii J:;.) J! o\;1 poG,. : Jli ·,~ .111 ;_,,;.,) ~J:bJI ;':~- .. :.,;1 :J'-... ,. ... ~ ... . ....
.p ~ .. 0 ,. 0 ... J ... ,, ' ,,. ... ,,. ...
1~~ 1:: ..:. ::J:;\S t.." ~ •. tJ c ... t,; , ~..G..... JG,.)1 ~:, , ..:iii J'', G : ::Jw ,-, ., Y- ~ <.)""''- ~, • • Y"' J • , , ,
,. .... Q ,, " ,,,,. ... ,,. ,, ,,. ,. ,.. ... J,, ;I) ,.
~ .111 J.o ~I :;lit. , ~LO (( l..iS'j l..i.5" (J; ~~ )) : Jli , .111 ~ ~ ,. ,.. ;;> ... 0 ........ ,. ... ,. { ,. J ... ,,. ,. J .... ;? ,; " If> ,,. ;;>
~ 1jl5' :!~ :;tJJll ~ ,,;'.>Ll° r'.l.i ~1;1 <7' ~ ~ )) : Jli ~ , ..:iii ~ ~ ~ tL) " ;;> ,, J,, ;;> ' J ,,. ... ... 0 ... ,, ,,. ,,. ..
(( ~I) )) :tL) ~ .&I J.o .iii\ J:;.) JL4> ~ ~\) : ;\;1 pW (( }~\ ~ ~~ 9 . oj-:_ " • . """' JA::A
72
Riwayat dari Abu Sa 'fd al-Khudrf ra ia berkata: Ada seorang perempuan datang kepada Rasulullah saw dan berkata: Wahai Rasulullah, banyak orang yang telah memperoleh Hadis dari engkau, maka berilah kami kesempatan suatu hari yang mana kami akan datang dan di situ sudilah kiranya engkau mengajarkan kepada kami tentang apa yang telah Allah swt ajarkan kepadamu. Beliau bersabda: Kumpullah kamu sekalian pada hari ini dan ini. Maka berkumpullah mereka pada hari yang telah ditentukan, dan Nabi saw mendatangi mereka serta mengajarkan apa yang telah Allah swt ajarkan, dimana beliau bersabda: Tiada seorang perempuan pun yang kematian tiga anaknya melainkan mereka menjadi hijab (tirai) bagi perempuan itu. Kemudian ada seorang perempuan bertanya: Juga dua orang anak? !ya, dua orang anak. Jmvab Rasul. (HR.Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menjelaskan tentang kegiatan pengajaran Nabi saw kepada kaum
wanita dengan menggunakan metode ceramah. Disebut metode ceramah karena
mekanisme pengajarannya adalah dengan cara penuturan pelajaran secara lisan
kepada khalayak ramai, yakni para wanita yang menjadi audiens/anak didik.
Di akhir penjelasannya diberikan kesempatan kepada para audiens untuk
bertanya. Berarti Nabi saw mengkombinasikan metode ceramah ini dengan
metode tanya jawab. Hal ini tepat karena dengan adanya dialog, akan terbuka
kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya tentang sesuatu yang tidak mereka
pahami. Dalam konteks Hadis ini, ada wanita yang masih penasaran apakah
balasan terhindar dari siksa itu hanya untuk seseorang yang ditinggal mati oleh 3
orang anaknya, "Bagaimana jika 2 orang anak yang meninggal, apakah
balasannya sama?" begitu kata salah seorang wanita peserta pengajian Nabi saw.
Jawaban yang diberikan Nabi saw memberikan penjelasan bahwa ha! itu sama
saja.
Selain Hadis di atas, Hadis yang menerangkan kombinasi metode ceramah
dengan metode tanyajawab adalah Hadis berikut:
,. "' /. J /. 0 , ,.0 J .. ,.,_
cil'.: '·) c£:;k ~ tf0JI ~ :.,_;_):, , ~:,;..i.1:, , ~1 J;:, , ~'.Wl1 J; : :'.::,,Q1p 01.t ,. _. "' " r. ,. " ,.. ,. ,, J J.. OJ. ,, J
: JI.!' ~I~:.:·~-.~ t:t i.?-~' ~i :\Jy'..)) Aili: 8' (( ~ 1..\.1, ~ Z;i' -" J ..I, cJ ; _. J ,.. ,.. .- _,, OJ ,. ,. ,,
, ~i :\J ;.::u Aili : 8' cc ~ 1..\.1, ..u; z.,t )) : Ji.; . ~ : 8' cc ~ ~1 1; :_;Ji ))
73
)) : J~. ~1 ~ ~-:- ~-. ~ 6 J;.- :.:.D, ;i<-i ~;,)J ~1: di cc~ 1'.lA rY..
' rl? ~ r.L1~f::, r-<J1:;.f:, r-s-~c~ 0µ )) : J~ . Ji : di (( ~ ;.Ji rY.. ~i ' ' ' > ,.. J. ,. }o ,.. > ,.. .I- ,,. ,.. > ,..
' • (°\~\ '. ... <"1t..:; • <~- 0 :1:- .- ' 1.,;,;;, '. < ", ' 1.,;,;;, '. < ..lli . 1.,;,;;, • (" ." ;;,;;·: < r".. er>- r- - r"J r-J r ~ <.t r , · ~ r"'Y. - r--- -:;J ,..,.. ,.. "' "t ,.. J. ' ' "' .. J. ,.. ,.,,
.. · " Li• , :__.iw1 J....L';J\ &'' \Ji , · " :_,t.; '("'._:: '--' " , I US"' _;;.:; 1" ,'' '.>\; \Ji er"-! if""' . - - ·-- er"-! · J r...,.._,._, . .rl"-!. J l.f.. . y= .r .. ,, ,.. ,, ;P 0 ,.. ,,. :;J 0 ,.. ,. ,.. ,, ,.. J. ,.. ,. ,.. ,. 0 t J.
~ J'> }Ii'~ J'> }Ii)): Jt;?' (( ;;J-.. :; ~ ~ ~ ~:,i i.l~ 01 ~:;
'°. ~ ~ (( ¥1 ~I)): J~. r: di (( ~ Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya masa itu berputar, sebagaimana ketika Allah swt menjadikan langit dan bumi. Setahun berjumlah 12 bulan, 4 bulan diantaranya adalah bulan mulia, yang 3 berturut-turut yaitu Zulqa 'dah, ZulfJ_ijjah dan MufJ.arram, sedangkan bulan Raj ab adalah bulan diantara Jumadil Akhfr dan Sya'ban. Kemudian Nabi saw bertanya: Bulan apakah ini? Kami menjawab: Allah swt dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau diam, sehingga kami menyangka akan diganti dengan nama yang lain. Beliau bersabda: Bukankah ini bulan ZulfJ.ijjah? Kami menjawab: Benar. Beliau bertanya lagi: Negeri apakah ini? Kami menjawab: Allah swt dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau diam, sehingga kami menyangka akan diganti dengan nama yang lain. Beliau bersabda: Bukankah ini al-Baldatul Haram (I'anah Haram!Mekkah)? Kami menjawab: Benar. Beliau bertanya lagi: Hari apakah ini? Kami menjawab: Allah swt dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau diam, sehingga kami menyangka, kalau-kalau akan diganti dengan nama yang lain. Kemudian beliau bersabda: Bukankah hari ini hari NafJ.r? Kami menjawab: Benar. Beliau lantas bersabda: Sesungguhnya darah, harta dan kehormatanmu adalah mulia, sebagaimana mulianya hari ini, negeri ini dan bulanmu ini. Kamu semua akan bertemu dengan Tuhan-mu dan Dia akan mempertanyakan tentang segala amal perbuatanmu. Ingatlah, jangan sampai kamu berbalik menjadi kafir sepeninggalku, dimana salah seorang diantara kalian membunuh yang lain. Ingatlah, hendaklah yang hadir ini menyampaikan kepada yang tidak hadir, mungkin saja orang yang diberitahu itu lebih taat dari orang yang langsung mendengarnya. Kemudian beliau bersabda: Ingatlah, bukankah aku telah menyampaikannya? Kami menjawab: Ya. Beliau bersabda: Ya Allah, saksikanlah. (HR.Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas adalah pidato Nabi saw ketika peristiwa Haji Wada'.
Walaupun secara eksplisit tidak terdapat kata yang menunjukan makna
pengajaran, namun jika dipahami dengan seksama sesungguhnya Hadis ini
merekam kegiatan pendidikan Nabi saw, karena mengandung arahan dari Nabi
saw kepada para sahabat.
74
Pendapat ini sejalan dengan yang telah dijelaskan oleh Mu~tafa Sa'id al
Khin, dkk. dalam Nuzhat al-Muttaqfn: "Hadis ini terkandung arahan,
perbandingan, dan metode pendidikan dari Nabi saw. Hal ini bertujuan agar
ajaran beliau lebih dapat dipahami, lebih berpengaruh dan lebih jelas bagi jiwa
para pendengarnya." 11 "Tujuan beliau mengawali pidatonya dengan pertanyaan
adalah agar mengundang rasa penasaran dan perhatian para sahabat."12
Yang ingin Nabi saw tegaskan dalam pidatonya ini adalah haramnya
menumpahkan darah, merampas harta dan menyia-nyiakan kehormatan manusia
dan kewajiban menjaga ketiga ha! itu dengan tidak berperang di dalam 4 bulan
b_ariim, yaitu Zulqa'dah, Zulb_ijjah dan Mub_arram dan Rajah.
Di akhir pidatonya, beliau bertanya "Sudahkah aku sampaikan ha! ini?. "
Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari metode ceramah yang beliau lakukan
agar beliau yakin para sahabat telah paham akan apa yang telah disampaikannya.
Demikianlah kombinasi metode ceramah dengan metode tanya jawab yang
dilakukan oleh Nabi saw.
Nabi saw juga mewarnai metode ceramahnya dengan rangsangan pahala
dan ancaman, atau yang dikenal dengan metode targfb dan metode tarhfb. Contoh
Hadis targfb adalah sebagai berikut: .... ,, ,, .,, "' ,.. ... "' "' ~ J ,. ,.. ... ,,
)) : Jw, t..j; ri:-:, ~Aili~ :;,i1 ;:_;i;:. 8: Jti, 1:6:c Aili~~ J'~ J.1 J:-- .,, - .,, ,.. ,, 0 ... '\ ,.. 0,.. '\ I' ... o!J,.."' ,,,.
Gj\.'..., 1:,1 , 2-IJ,i.;J ;'.l,J Aili ~I , ~ Aili ~I : oLJs' 2..l.'.J.<.\ 'I , ''.)\$- G ' , , - , , ' , LS'· i -,.. ,.. - ,,
'.i ''· w''·"0
·' i~. 0 "'°1 i>1u0
1~'1 °i:01' >, 0 ,.,;, °''°11:1, ">1Jf•,'. r ·~ .:., y-1Y 01 LS"" ~ Y "-' 0 : r J ' .>).I~ ~'"' ~ >,J ' .>J.1 '""''"' .,, - ,, ,,. ,, ,.. "' ,,.
"' J ,,. /. 0 ( .... .... ~ .... ... "' ....
·~ 'ij !l)~ ti ·~ !l);.a.; 01 cft ly'.:"'....I ~l) ' 2.JJ Aili ~ Jj ·~ '!} !lj;;:; If' - ... ,.. .,, •• .... .... .,, - ... ...
J "' J "' .... 0 ,..0 .... ... ... ....
".Zf~'.fJI ;1)~ .~I ,:k) ()l;tJI ~~ , ~Aili ~ Jj
Dari lbnu 'Abbas ra, ia berkata: "Kali tertentu saya berada di belakang Nabi saw, kemudian beliau bersabda: "Hai anak kecil, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat, yaitu: "Jagalah Allah swt, niscaya Dia akan menjaga dirimu, jagalah larangan Allah swt niscaya kamu dapati Allah selalu ada di hadapanmu. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah swt, dan jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah
11 Mu~(afa Sa'id al-Khinn, dkk., Nuzhat al-Muttaqin ... , j. l, h.193 12Vfl<.:11f :il-():irtftiwl' /(Finf.'onr.<i Tlw.u rlrrlnwi p,.. .. ,..,,,..,,..,· f),,.,.~"',1~.TIAI~ ~~· .. V~··-··-'·- ,...., ___ _
75
pertolongan kepada Allah swt. Dan ketahuilah, jika umat manusia bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu niscaya mereka tidak akan dapat melakukan ha! itu kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tentukan padamu. Dan jika mereka bersatu hendak mencelakakan dirimu niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu. Telah diangkat qalam dan telah keringlah -tinta--lembaran-lembaran itu. (HR. Tirmizi).
Nabi saw menjanjikan kepada siapa saja yang istiqamah dalam ketaatan
kepada Allah swt, dalam melestarikan agama Allah swt, niscaya Allah swt akan
memberikan pertolongan -baik di dunia maupun di akhirat- kepadanya tanpa ada
seorang pun yang mampu menghalanginya.
Sedangkan contoh Hadis tarhfb adalah sebagai berikut: ;:I _. .... ;P ~ J ,,. .- ,.. ..- ,.. J, "' o..- _. D
:; )) : ~j ~ .\iii J.:. .\iii J:?) Jt> : Jt> ;,:\ ~ .\iii ~) ~i ~LP J. ~ if , ' ,
,, ... ,.. " ... ,.. ,, ".J " "'
".;. ~· ~ ~ljj (( ~ :w )i' ~ ~' ~]?' ~) ~ Riwayat dari Abu Hammad, 'Uqbah bin 'Amir al-Juhanf ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Orang yang sudah diajarkan memanah, kemu dian meninggalkannya, maka ia tidak termasuk golongan kami, atau ia benar-benar durhaka. " (HR.Muslim).
Hadis ini mengandung ancaman keras bagi orang yang telah diajarkan ilmu
memanah namun ia melupakannya. Alasan rasionalnya adalah karena ilmu
memanah adalah ilmu yang sangat berguna dalam mempertahankan agama dari
serangan musuh. Mel upakan ilmu ini berarti tidak peduli dengan pertahanan
agama. Karenanya pula, melupakan ilmu ini dianggap maksiat yang balasannya
adalah siksa. 15
Selain itu, Nabi saw menggunakan alat bantu dalam metode ceramalmya.
Yusuf al-Qardhawi menjelaskan "Diantara cara-cara mengajar Nabi saw adalah
dengan menggunakan alat bantu yang dapat dilihat atau didengar untuk membantu
penjelasan materi yang dimaksud."16 Beliau mengilustrasikan sesuatu yang abstrak
agar menjadi konkrit, seperti Hadis berikut:
76
0u~1 1:1;,, )) : JLli ' lb~ r l' .:, ~ 1"1 Jo ~\ '.b;:. : Jli ' t<--1"1 ~) u-5f:;, )I 0 00" 0,, 0 ,,.,,. ,,. J ~--
. (jJ~I ~1)) (( y)UI .b:JI .t_;.. ;l ~.JS':,_;. 1:~'.) , 4J.;,i Iii) , "'"' "' "' ,,. I'"' "' ,,. ~ "' • "' "' ,, ,,. .A,
u.;:. .i,,;,.:, ' I...!/ u.;:. ;;x.:, ~ .Ji\ ~ ~\ J,.;,. : Jll ' t<-- .Ji\ ~) ;:,;:_;. i-1 ~:, "' 0 "' .... ,, tJ sJ ... ::> 11 0
' jJ I ,_; G,. '· .k'...,, I I ' jJ I Iii JI I il.,,, u;,.0 J,.;,., , t,, G,. i;,_ .k'...,, I I . ~ {,?, ,. ~ , .Y t,/, {,?, ' J , ) , J , .Y t,/, - ,. ,.. ,,. "' ; ,,. ,.. t ., )I ... ... )I ,, ,,. ......
:,;. ~,.\JI \..\,,) - ~ .bb-i ~ )1 - ~ ~ 4J.;,( \..\,,) , 0Lljl Iii )) : JW , ,6-'..)1 ,.. ,,... ... 0 ... ... ,,.,, ,. 0 ... ...o "' J ,, 0 J ,..
, Iii ;1,6.;.i 01) , Iii ;-, +; , Iii ;1,6.;.i 0~ , Jol):.IJI ~~\ ~\ ~~) , :.i.:.i C~i;,_ J fO" I 0 _,
17 .~UI: :!):;,.. ~~) . ~J~\ ;1)) ((Iii;-,~ Riwayat dari Anas ra ia berkata: Nabi saw menggaris beberapa garis, kemudian bersabda: Jni adalah cita-cita manusia, dan ini adalah ajalnya. Ketika ia sedang berusaha untuk mencapai cita-citanya, tiba-tiba datanglah garis yang lebih pendek, yaitu ajalnya. (HR.Bukhdrf). Riwayat lain yang bersumber dari Jbnu Mas 'ud ra, ia berkata: Nabi saw membuat gambar empat persegi parifang. Di tengah-tengah ditarik satu garis sampai keluar. Kemudian membuat garis pendek-pendek di sebelah garis yang di tengah-tengah seraya bersabda: Ini adalah manusia, dan empat persegi panjang yang mengelilinginya adalah ajal. Garis yang di /uar ini adalah cita-citanya, serta garis yang pehdek-pendek adalah hambatanhambatannya. Apabila ia dapat menghadapi hambatan yang satu, maka ia akan menghadapi hambatan yang lain. Dan apabila ia dapat mengatasi hambatan yang lain, maka ia akan menghadapi hambatan yang lain lagi. (HR.Bukhtirf).
"Dari Hadis ini telah nyata bahwa Nabi saw adalah pendidik yang sukses
karena dalam menjelaskan pelajaran beliau mampu menggambarkan sesuatu yang
abstrak menjadi sesuatu yang dapat dilihat sehingga para sahabat dapat
memahaminya.""
Hadis ini menerangkan bahwa Nabi saw menggunakan tulisan ketika
menjelaskan materi tentang kematian manusia. Tulisan itu dibuat agar tergambar
materi yang disampaikan dalam pikiran anak d\dik. Garis-garis yang Nabi saw
buat itu menggambarkan betapa dekatnya kematian dan bahwa kematian itu bisa
datang kapan saja. Penjelasan Nabi saw yang dibarengi dengan tulisan atau
gambar-gambar itu merupakan gabungan antara penglihatan dan pendengaran,
yakni aktivitas anak didik berkutat pada mendengarkan penjelasan Nabi saw dan
77
melihat apa yang digambarkan oleh Nabi saw. "Dalam satu keterangan, metode
pengajaran dengan menggunakan tulisan, gambar atau simbol seperti ini disebut
metode tulisan."1' Inilah gambar yang dibuat oleh Nabi saw2°:
I I I I I I I I I I I I Kombinasi metode yang digunakan Nabi saw ini mencerminkan
efektivitas metode ceramah yang digunakan beliau.
B. Metode Sosiodrama ,, 0 "' .. ... "' \ J. ... .,, ,, ,, ),, ,. ,.
~ts') ~ ~) ~ .ill\ J.'.,, .ill\ J'.?-) ;_,:is-:, : Jt.; ' t<. .ill\ :S,0) ;::.;; :Si ~ ... - ,,. - - ...
),, o> ' ,, _, ,, ,,,, oJ,, a "'" "' J ,, ,.. "" ,.
.illl J_'.,, ~I ~'.?-) J~ ::y;;~t.J :Cl.a.; ;.f,l;:.l; '\l.¢.JI ~ h ~ pT :;lft. «)~j ,,,, "' ,, ... .. .. ...: "' ... ... "' ..
'~t' t<. ~ ,;~~ ;;;,G. ;,.;) 'J~ ;fa)'(~ J~: Jt.;' ~) ~ t>J ,, 0 ... ... ,,. ... .. "' .. " "' ' J ,, .. ,,
( : Gl; (( ~ a;.. /;JI :!.l~i JJ G , ;:,;; t:;i ( )) :~) ~ .illi J.'.,, ~I J'.?-) Jw ... ,, .. " .. ... ,, ... ,, "' .. ... ,, ,, ... ' ...
((;y'.',,) ~l5" :U ~! Gi)) : Jw . :i:.-. ~ ~) , '1~) ;;;,G. LS:.:;. , .illl J'.?-) , , ,
;:> J. ,.. ,, ,.. o> ,. ),, ;:> , ,. A o ,,
, rWd1 ~ :,:;..; .~ , ;_f°~) ~:, ~ .ill1 J.'.,, .~1 ~'.?-) ~~ , ;~;:-. :ri c..:;. " ,, ,, ,, ,. :I ,, J... "' ' ,, " ,, ,,,. a).,.
J~ ~) ' ( ~ Jµ :fa> : Jt.; ' ~) ~ .ill\ J.'.,, .illl J'.?-) Jl 2£.;~t.J : Cl.a.; - - ... - ,, ,, ,, ,, ,, "' .. ),, "' ' J ,, ... ,, ,,,.. ... "' ,, ,. ,, ,,
t:;i ( )) :~)~.ill\ J_'.,, ~\ J'.?-) J. JW ~l;, :1:;. ~ ~), ;:;.1 '1 "' ..- ,, :J 1' ,.. , ,.. oJ ,. o ,, ,. ,. ,,
~ ~) , '1~) ;;;,G. LS:.:;. , ~I J'.?-) ( : Gl; (( ~ a;_ ~l;JI :!..\~\ j.:J G , ;::,;; 0 ,,,. "' J. ,, ,. ..... "' ... ... ,. ,.. .. ... ,, ,.. ...
' ;.f,1;:.l; \Q,J\ ~ h .~ , ~GI ;J°~) (( ;y:: .. ) ~l5" '.\; ~~ )) : JW . :1:;,.
78
2J.i~ ~J, , ~G- ~I ~ ~ JIY.' ~ : :.J J~) { r fa-1 ~I }> ~~ :J1 ~ 2"1 } : <;UI
(.i~;' yj'.iS-)>j W:.Go :i.i <f~ d )) :(.i'.j ~ 2"1 ~ ~I Jlli. c;'ai;;. 016:\ J o "' .- _. ,, _. _. oJ ,, ,. ,, ,, J
21 .:j!~I ~I)~ ((016'.\ lib)) : Jli . ':/ : ~ (( ~ o:I.)> (i \.! p')'W ~ ~G:J:;
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: "Nabi saw mempercayakan saya untuk merifaga zakat pada bulan Ramadhan, kemudian ada seorang datang dan mengambil segenggam makanan, maka orang itu saya pegang dan saya katakan: "Sungguh, kamu akan saya laporkan kepada Rasulullah saw. " la berkata: "Sesungguhnya saya adalah orang miskin yang mempunyai banyak tanggungan keluarga yang membutuhkan makanan, "maka saya melepaskan orang itu. Pagi harinya Nabi saw bertanya: "Wahai Abu Hurairah, apa yang diperbuat tawananmu tadi malam?" Saya menjawab: "Wahai Rasulullah, ia mengeluh sangat membutuhkan makanan sedangkan ia mempunyai banyak keluarga, maka saya merasa kasihan kepadanya lantas saya lepaskan." Beliau bersabda: "Sesungguhnya ia dusta kepadamu dan ia akan datang lagi. " Saya percaya ia akan datang lagi karena Nabi saw mengatakan ha! itu. Maka saya jaga benar-benar. Kemudian orang itu datang lagi dan mengambil segenggam makanan, maka saya berkata: "Sungguh kamu akan saya laporkan kepada Rasulullah saw. " la berkata: "Maajkanlah saya, karena sesungguhnya saya adalah orang miskin dan mempunyai tanggungan banyak keluarga, saya tidak akan mengulangi lagi. " Saya merasa kasihan kepadanya maka saya lepaskan. Pagi harinya Nabi saw bertanya: "Wahai Abu Hurairah apa yang sudah diperbuat oleh tawananmu?" Saya menjawab: "Wahai Rasulullah saw, ia mengeluh sangat membutuhkan makanan sedangkan ia mempunyai banyak keluarga, maka saya merasa kasihan kepadanya lantas saya lepaskan. " Beliau bersabda: "Sesungguhnya ia berdusta kepadamu dan ia akan kembali lagi. " Kemudian saya jaga benarbenar untuk ketiga kalinya. Tiba-tiba ia datang lagi dengan mengambil segenggam makanan, maka orang itu saya· pegang dan berkata: "Sungguh kamu akan saya laporkan kepada Rasulullah saw. lni adalah perbuatanmu yang ketiga kalinya dimana kamu berjanji untuk tidak akan mengulangi, tapi ternyata kamu mengulanginya lagi." la berkata: "Maajkan saya, sesungguhnya saya ingin memberitahukan kepadamu beberapa kalimat yang mana Allah swt akan memberi manfaat kepadamu dengan kalimat itu. " Saya bertanya: "Kalimat apa itu?" la berkata: "Apabila kamu hendak tidur maka bacalah ayat kursi yang berbunyi: ALLAHU LA ILAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUM sampai akhir ayat. Seandainya kamu membacanya, niscaya Allah swt akan selalu memberi perlindungan dan setan tidak akan datang kepadamu sampai waktu pagi. " Kemudian ia saya lepaskan. Pagi harinya Rasulullah saw bertanya kepada saya: "Apa yang diperbuat oleh tawananmu pada waktu ma/am?" Saya menjawab: "Wahai Rasulullah, ia memberitahu kepada saya beberapa kalimat yang mana Allah swt akan memberi manfaat kepada saya dengan beberapa kalimat itu, maka ia saya
79
lepaskan. " Beliau bertanya: "Kalimat-kalimat apakah itu?" Saya berkata: "Apabila kamu hendak tidur maka bacalah ayat kursi dari awal sampai selesai, yaitu ayat: ALLA.HU LA ILAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYVM Niscaya Allah swt selalu memberi perlindungan kepadamu dan setan tidak akan datang kepadamu sampai waktu pagi. " Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya ia berkata benar kepadamu walaupun ia adalah pendusta. Tahukah kamu siapakah yang datang kepadamu selama tiga malam itu wahai Abu Hurairah?" Saya menjawab: "Tidak." Beliau bersabda: "!tu adalah setan." (HR.Bukhari).
Kisah menarik di atas mengandung beberapa pelajaran penting. Imam Ibnu
Hajar dalam Fath. al-Barf-nya menjelaskan sebagai berikut:
a. Terkadang setan mengetahui sesuatu yang biasa dimanfaatkan oleh orang mukmin. Dalam konteks ini adalah pemanfaatan bacaan ayat kursi
b. Sesuatu yang bermanfaat bagi orang mukmin belum tentu bermanfaat bagi seorang yang pendosa
c. Terkadang ada orang yang berilmu namun ia tidak mengamalkannya d. Boleh jadi orang kafir itu meyakini kebenaran yang juga diyakini oleh
orang mukmin, namun ha! itu tidak berguna baginya e. Seorang yang pembohong terkadangjuga bisa berkatajujur f. Setan juga memakan makanan manusia, jika manusia tidak mengingat
Allah swt g. Nabi saw mengetahui perkara yang gaib.22
Gaib yang dimaksud dalam poin terakhir ini adalah peristiwa pencurian
setan terhadap gandum yang dijaga oleh Abu Hurairah ra. Dikatakan gaib, karena
Nabi saw tidak bersama Abu Hurairah ra ketika pencurian itu. Walaupun gaib,
Nabi saw mengetahui peristiwa pencurian ini dan mengetahui pula kejadian ini
akan terns ternlang beberapa kali. Bahkan beliau sudah mengetahui bahwa setan,
jika sudah terdesak akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan dirinya
termasuk dengan mengajarkan ayat knrsi kepada "Abu Hurairah ra. Berangkat dari
sinilah, penulis berpendapat bahwa kisah ini bukan mernpakan ketidaksengajaan,
namun sengaja dibiarkan terns terjadi agar sampai akhirnya setan terdesak dan
mengajarkan khasiat ayat kursi kepada Abu Hurairah ra.
Memang, khasiat ayat kursi itu luar biasa, sebagaimana dijelaskan oleh
Hadis-hadis Nabi saw dalam banyak riwayat. Diantaranya riwayat-riwayat Hadis
berikut:
80
~ ' t~l1 t ::_11 " ~1 '11 ~ lli1 » : i'. .. " ~ 2ii1 I-- t :11 -J~ '\;,·~f 01' ~11 · ;;,;i ~ f i Y-'"' er-' _,,. '. '. ) r-) - - ls"'" cs; r- - r' ~ ,- r.S - • ' i.
23. (( er JS~) ~ ;,.b:.ti
--Nabi saw pernah ditanya-- dalam al-Qur 'an, surat apa yang paling agung? Nabi saw menjawab: Allahu La !!aha Ilia Huwal Hayyul Qayyum, La Ta 'khuzhuhu Sinah Wala Naum --maksudnya ayat kursi--. (HR.Abu Daud).
Dari lbnu Mas 'ud ra, Nabi saw menjelaskan, bahwa lsmullah al-A 'zham terdapat dalam kedua ayat ini, yakni Alif Lam Mim, Allahu La llt'iha Illa Huwal Hayyul Qayyum --awal surat Ali 'lmran--, dan Allahu La llaha Illa Huwal Hayyul Qayyum--ayat kursilal-Baqarah--. (HR.Ahmad bin Hanbal).
lsmullah al-A 'zham, jika diterjemahkan berarti nama Allah swt yang
agung. Sangat pantas dinamakan demikian mengingat khasiatnya yang hebat.
Dengan menyebut nama Allah swt ini dalam ~oa, membuat doa ini terkabul.
Sebagaimana dijelaskan dalam suatu Hadis yang diriwayatkan oleh Qasim ra
sebagai berikut: .... ... o... ,,.,. t: ,, ., ... ..-o '
25 , <l," 01"' JT" ;· :"11 <.':..>~ "' . ;:__,t_;,.1 ..., " ; 1;,1 ' ..U\ 'i.:-:0.U\ .ill\ " I ) ~ - ) _ _,.,..,, , ~r <.t . -: <ft : <.?. r- - r-lsmullah al-A 'zham apabila diucapkan dalam doa, niscaya doa itu akan dikabulkan. la terdapat dalam surat al-Baqarah, Ali 'lmran dan Taha. (HR.lbnu Maj ah).
Demikianlah keutamaan dari ayat kursi, ia merupakan ayat yang paling
agung diantara surat yang lain. Ia juga mengandung lsmullah al-A 'zham, yang jika
berdoa dengannya pasti akan dikabulkan.
Asumsi penulis, Abu Hurairah sebagai sahabat yang paling banyak
meriwayatkan Hadis, sudah mengetahui khasiat-khasiat dari ayat kursi ini. Nabi
saw pun sudah mengetahui ha! ini. Namun, Nabi saw menginginkan agar khasiat
ayat kursi ini lebih melekat diingat oleh Abu Hurairah. Karenanya, metode yang
23Su!aiman bin a!-Asy'as, Sunan Abii Ddwud, j.4, (Beirut: Dar al-Kutub al-'Arabi, 11.,), h.66
24Ahmad bin Hanbal, Musnad Af1mad bin !J.anbal, j.6, (Kairo: Muassasah Qur(ubah, tt.,), h.461
81
diterapkan Nabi saw ini adalah metode yang melibatkan totalitas pikiran, jiwa dan
raga anak didik, yakni metode sosiodrama. Sehingga pengetahuan yang selama ini
diketahui oleh Abu Hurairah lebih mantap lagi melekat padanya.
Diantara manfaat ayat kursi adalah si pembaca akan terlindungi dari sang
pengganggu sejati, yakni setan. Ketika yang memberitahukan khasiat ayat kursi
adalah si pengganggunya sendiri, maka ini akan jauh lebih efektif dari penuturan
langsung oleh Nabi saw. Setan memang pembohong, namun dalam ha! ini dia
tidak sedang berbohong. Karena kalau berbohong ia pasti ditangkap dan dibawa
ke hadapan Nabi saw untuk dihukum. Setan tidak sedang berbohong, karena Nabi
saw membenarkan apa yang dikatakan oleh setan.
Bahkan, bukan hanya pengajaran Ayat Kursi itu saja yang menjadi tujuan
Nabi saw, tapi semua pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman Abu Hurairah
ra itu merupakan tujuan Nabi saw. Kesengajaan Nabi saw membiarkan kisah ini
te1jadi dan berbuah pelajaran -khususnya bagi Abu Hurairah ra- dapat dijadikan
pedoman metode pendidikan. Dan metode ini dinamakan dengan metode
sosiodrama, karena sesuai dengan pengertian metode sosiodrama.
Armai Arif menulis, "metode sosiodrama adalah suatu metode mengajar
dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan
memainkan peran tertentu dalam hubungan sosial. "26
Terdapat keterangan "Metode sosiodrama dapat dilakukan diantaranya
apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan
perasaan seseorang, untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan bertujuan
untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki anak didik."27
Sebenarnya, mungkin saja Nabi saw mengajarkan khasiat dari ayat kursi
itu secara langsung dengan penyampaian secara lisan atau dengan metode
ceramah, namnn ha! itu tidak dilakukan. Nabi saw ingin melatih Abu Hurairah ra
agar mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab atas gandum zakat. Ia juga
dilatih untuk mengembangkan jiwa kepemimpinannya terutama dalam ha!
pengambilan keputusan, yakni memutuskan perkara pencurian si setan. Lebih jauh
26Armai Arief. Penf!antar Ibnu dan Metodnln<Ti Pendidiknn l.<.:lnn1 (l~k~rt~· r-innt~t PrPt't'
82
lagi dapat dipahami bahwa ia dilatih oleh Nabi saw agar benar-benar memahami
tipu daya setan dan mempunyai kemampuan untuk menghindarinya. Dengan
ujaran Iain, metode pendidikan yang diterapkan Nabi saw ini mempertimbangkan
situasi, kondisi dan psikologis anak didik. Karenanya, penggunaan metode
sosiodrama ini oleh Nabi saw sangatlah tepat.
C. Metode Tanya-Jawab ,.. J,, "' ' .. J,, "' 0
~ .Ji\ J.:.. ~\ ~).'..) ~ :_,.:,~ :?J 1: ~; : Jt:; , ~ .\iii ~J '.""lb:JI 0 ~ :;. ,..,.. ,.. ,.. ,.. 'II ,I ... _,,.. 0 ,.. "'
"i~ ''U, :·,11,1'' ~.G,ul'..:ll ·C~.G 1~-ap:11,.,;,1, ''Q\;,'.I'. .. ' J' ,. <.S.r. r-' , Y' ., . " d'"' ., <.)" J " C"" ' \Y- ("""'") ,.. ... ,.. "'
,, 0 ,,,. "' ,.. J,, ;II ,,, ,.. ... ,, ,.. ,, " .. ,.. ,.. ,,
J 1 c::s-' ::i.::..,t.; , : 1'. .. ' ~ ..Ji1 1-- - ~11 Ji - 1:. ~- , J;.i t.::.. ;.; -- tr , , .. 11 • , •. J ("""'") ,. ~ t.S""' • <.f'""" ~ , fi ) r-' ,.. - .... ... ... ... ' .. ... ,, ... ,. 0 ,, ,.. ... ,.. ,.. ,.. "'... "
.\iii J'' , Jw , U:.Ui · .. ' ·• '· i , ~ G' ·• Jt:;" , ~..G..; I~ . ..'.ls' .. "· .... , ...::..S-' Y' J \ ' If <.S' r.- " ) ... .. c...s- ... (::" )) ... . J ,.. ... ,. ... - ,, ... ' .. "' ,.. "' ... J,, "' ... ... 0 t 0 ,.. ,.. ..... "' ,.. ... "'
;. '.3ij , ~I Jj.'..j I~ 0ij .\iii ;}~ :i.J~ U 01 '.1~ 0
'; 0i rU:.~1 )) :r-r.j ~ .\iii J.:.. J .. li . C .Ji Z:. :i,::o .\ 01 ;. "'\\ ' ' '' , 0~- "'' , .. , ;1.5-'.11 '·',!" ,;1f' a\\ (( .. ,.. ,. .. FJ J \.r'2'J .r CS:-YJ
,, ,. .... -' 0 ,, ,.. ,, 0 ,,,.. ,.. ,. J,,, J., ,. ,.. 0
.Ji~ :X'Y 0i )) : Ju . 0~µ1 J :_.;:;,..t : Jc; 1 4'~j rn:..;- 4l ~ . Z:.JJ..'..o ,, ,. ,,. ,, -,, ,..
" ... ,. "' "'" 0 J. ,, ,..
Z:.JJ..'..o : Jc; . << ~>1 ~-? !:w~ ;;r,y:, , !' '11 r:;i1:, , ?~:, , ~:, , ~u:;:, ,, ... J. ,,. 0 ... ,.. ,. " 0 ,, ... ... 0 ,,,,. ,.. ...
. (( !.11:; ;,;~ ;1) 00 ~ 0~ ;1) 2-Llts' .\iii ~ 0i )) : Jt:; . 0t.:..._;_~1 .; ;,,;_:+t : Jt:;
:;:+G: ;Jli. << 0u1 :x ~~ ~ j:,3· :ii G )) : ;Jli. ~u1.; :;:+G: ;Jli ,,J.,,,,,.. ,..,.. .. ,.. ""'"'" o.- ,..J_.o .,,.. ,..,, ,..
0)Jjtk;; .G.J1 .L<--.J ;;Jk.11 ;1;_J1 ;t..;;.J1 <.S) 0ij , ~~ :G\J1 ~ 0i )) : Jc; . ~i)Gi :;. .. .. J,, _. OJ J '( ; .- ,.. } "' O ,.,.. """ .- J
.\iii : ~ (( ~ ~UI ,f ;,;!JJ\ ' ';,l. 4 )) : Jt:; ~ ' ~ :. ';\; J.lWI ~ . (( 0t;;l1 J "·~ ;1:,1 . << ~~ ;.f ~id J2-- i~)): :Jli. ~r ;;;,):,
Dari Umar bin Kha!fdb r.a., ia berkata: "Pada suatu ketika kami semua duduk di sisi Nabi saw, tiba-tiba muncullah di hadapan kami seorang lelaki yang sangat putih pakaiannya dan sangat hitam warna rambutnya, tidak tampak padanya bekas perjalanannya dan tidak seorang pun dari kita semua yang mengenalnya, sehingga duduklah orang tadi di hadapan Nabi saw lalu menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya sendiri dan berkata: "Ya Muhammad, beritahukanlah aku tentang Islam. " Rasulullah saw lalu bersabda: "Islam itu adalah engkau menyaksikan bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, hendaklah pula engkau mendirikan shalat,
83
jikalau engkau mampu melaksanakannya." Orang itu berkata: ''Anda benar. " "Kita semua heran padanya, karena ia bertanya dan juga membenarkannya. Ia berkata lagi: "Kemudian beritahukanlah aku tentang Iman." Rasulullah s.a.w. bersabda: "Yaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitabNya, Rasul-rasul-Nya, hari kiamat dan hendaklah engkau beriman pula kepada takdir, yang baik ataupun yang buruk -semuanya dari Allah swt." Orang itu berkata: ''Anda benar." Kemudian katanya lagi: "Kemudian beritahukanlah padaku tentang Ihsan." Nabi saw menjawab: "Yaitu hendaklah engkau menyembah kepada Allah seolah-olah engkau dapat melihat-Nya, tetapi jikalau tidak dapat seolah-olah melihatNya, maka sesungguhnya Allah itu dapat melihatmu." Ia berkata: ''Anda benar. " Katanya lagi: "Kemudian beritahukanlah padaku tentang hari kiamat." Nabi saw menjawab: "Orang yang ditanya - yakni beliau s.a. w. sendiri -tentulah tidak lebih tahu dari orang yang bertanya. Orang itu berkata pula: "Selanjutnya beritahukanlah padaku tentang tanda-tanda hari kiamat itu." Nabi saw menjawab: "Yaitu apabila seorang hamba sahaya wanita melahirkan tuan puterinya - maksudnya hamba sahaya itu dikawin oleh pemiliknya sendiri yang merdeka, lalu melahirkan seorang anak perempuan. Anaknya ini dianggap merdeka juga dan dengan begitu dapat dikatakan hamba sahaya perempuan melahirkan tuan puterinya - dan apabila engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjangtelanjang, miskin-miskin dan sebagai penggembala kambing, mereka bersama-sama bermegah-megahan dalam gedung-gedung yang besar -karena sudah menjadi kaya-raya dan bahkan merifabat sebagai pembesarpembesar negara. "Selanjutnya orang itu berangkat pergi. Saya -yakni Umar r.a.- berdiam diri beberapa saat lamanya, kemudian Nabi saw bersabda: "Hai Umar, apakah engkau mengetahui siapakah orang yang bertanya tadi?" Saya menjawab: "Allah dan Rasul-Nya-lah yang lebih mengetahuinya. "Nabi saw lalu bersabda: "Sesungguhnya orang tadi adalah malaikat Jibril, ia datang untuk memberikan pelajaran tentang agama kepada kalian semua." (HR. Muslim).
Hadis ini tergolong Hadis tarbawi, yakni. Hadis yang berbicara mengenai
, ' pendidikan. Kata ~ yang berarti mengajarkan kalian, secara eksplisit
mengindikasikan ha! itu. Hadis ini merekam kegiatan pendidikan Nabi saw
kepada para sahabatnya. Nabi saw sebagai guru sedangkan para sahabat sebagai
, ' muridnya. Meskipun subjek dari kata ~ adalah malaikat Jibril, namun yang
menjadi guru sebenarnya adalah Nabi saw. Apalagi terlihat jelas bahwa beliau
menjadi sumber informasinya. Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh
84
Disandarkannya kata "mengqjarkan" kepada malaikat Jibril hanyalah sebagai majaz, karena guru yang sebenarnya adalah Nabi saw.
Malaikat Jibril menginginkan agar Nabi ·saw mengajarkan perihal iman,
Islam, ihsan dan hari kiamat kepada para sahabat. Karenanya, ia bertanya kepada
Nabi saw tentang keempat ha! tersebut agar jawabaimya didengar oleh para
sahabat. Pendapat ini senada dengan Hadis dengan riwayat lain, yakni Hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan tambahan kalimat sebagai berikut: ,,, ,. 0 "' 0 .... .... } ,.
, •. (( 1_,JL' ti~~\~ 0i >I) J;~ i..i.A »
Jni adalah Jibril yang menginginkan kalian agar be/ajar, karena kalian tidak bertanya
Keinginaimya itulah -menurut penulis- yang membuat ia dikatakan
sebagai guru dalain arti majaz (kiasan).
Metode pendidikan yang terkandung dalam Hadis ini adalah metode tanya
jawab, karena ada dialog antara Nabi saw dan malaikat Jibril,31 dan telah terjadi
transfer ilmu pengetahuan kepada para sahabat dalam interaksi ini.
Para sahabat mengikuti dialog antara Nabi saw dan malaikat Jibril m1
dengan penuh perhatian sehingga kandungan materi pelajaran dalam dialog
tersebut dapat masuk dan melekat dalain ingatan mereka. Sayidina 'Umar ra yang
meriwayatkan Hadis ini dapat dijadikan bukti akan ha! ini. Beliau mengingat
dengan baik kronologis dialog tersebut berikut materi pelajaran yang terkandung
di dalamnya dai1 mampu menceritakaimya kembali. Inilah karakteristik dialog
atau tanyajawab yang sangat menguntungkan bagi kegiatan pembelajaran.
Al-Nahlawi mengatakan bahwa "pendengar dialog akan mendapat
keuntungan berdasarkan karakteristik dialog, yaitu pendengar akan tertuntun
29Mu;\afil Sa'ld al-Khin, dkk., Nuzhat al-Muttaqin, j.1, h.76 30Muslim bin al-!::!ajjaj al-Qusvairi, Sahih Muslim. rBeirut: Dar al-K11t11h ol-'llm;vvoh
85
untuk mengikuti dialog hingga selesai karena rasa penasaran. Melalui dialog,
perasaan dan emosi akan terbangkitkan. "32
Babkan, pendidikan dengan metode tanyajawab atau dialog dari Nabi saw
di atas bukan hanya ditujukan untuk para sahabat saja, tetapi juga untuk semua
orang. Hal ini dapat dilihat dari riwayat lain bahwa yang dikatakan Nabi saw di
akhir kisah di atas adalah sebagai berikut:
Jni adalah malaikat Jibril, ia datang untuk mengajarkan semua orang tentang urusan agama mereka.
Tujuan pendidikan dari penggunaan metode tanya jawab dalam Hadis ini
adalah agar para sahabat benar-benar memahami definisi iman, Islam, ihsan dan
sekilas info tentang hari kiamat. Tujuan ini bisa tercapai mengingat karakteristik
metode tanya jawab ini bisa menarik perhatian dan mengundang penasaran
perasaan emosi sebagaimana dijelaskan di atas.
Selain itu, metode tanya jawab Nabi saw memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya tentang sesuatu yang kurang memuaskan mereka.
Sebagaimana yang tercermin dalam Hadis berikut ;l> .... J.. ;l> \ .... .,t '! ,. ,, ... J.. ;l> .... , rx-J ~ ..!JI ~ ..!JI JJ.'...~ J! ~1)1 0 G,. :Ji.; ~ ..!Ji ~~ ifi.;J ~j J. ~ J--
.... ,, ,, " .... ,.. ,; ,, " ,.. J.. .... .... .... J.. ;fl .... .... " J .... ,, J ,.,.. " ,, ,.. "' .... ,, ,.
, 1;,s- ',;s'i ..!JI , ;_i 2..\,;_? ':} ~::G..) ..!JI ':!! 4lj ':! J' )) : Ji.; . ;_iy.j V>IS" ? : Jw .... .... .... ..:;_;,_
,,,, 0 o, !fl.-J ........... ......... ,,.. ,;_, 0
J \j 0 <::_\j •0
.:\\ ..)J\.., "\ , •• "' J 0
, "' ''.
0
• l\.J\ ;:__,' ..Ji\ CJ~, '\ 0 •< <lJ :'.k.J( (( F~ !-!" , ; ,~ J' 'J y- JJ ~ . J, . J r-;' , , J
(( ~j)I) , ~~I) ;;,;_)1) , ~ :;.1 :. !iii : Ji )) : J~ ~ ~ ci , Jl :u~ : 34 ~1~-·~ JI,,
• {"7"""' ' ) )
Riwayat dari Sa'ad bin Abu Waqqhash ra ia berkata: Seorang Arab badui datang menghadap Nabi saw dan berkata: Ajarilah saya kalimat yang harus saya baca! Nabi saw bersabda: Baca/ah "La I/aha Illallahu Wall_dahu La Syarfka Lah, Allahu Akbar Kabfra, wal Hamdulillahi Kaijira, Wasub/J.anallahi Rabbi! 'alamfn, Wala Hair/a Wala Quwwata Illa Billahil
32Abdun-ahman al-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Seka/ah dan Masyarakat, Terj. dari U~ulut Tarbi)yah Jslami)yah Wa Asalibihd fil Bait wal Madrasah wa/ Miijtama' oleh Shihabuddin. (Jakarta: Gema Jnsani Press· 1996\ h ?O<;
86
'Azfzil Hakim. Orang badui itu berkata: semua itu adalah untuk Tuhan-ku, kemudian mana yang untuk kepentingan saya? Nabi saw menjawab: Ucapkanlah "Allahummagfirlf Warh.amnf Wahdinf Warzuqnf". HR.Muslim.
Orang Arab badui -sebagaimana diceritakan di dalam Hadis di atas- belum
merasa puas karena isi doa pertama yang diajarkan oleh Nabi saw tidak ada yang
mengandung kebaikan untuknya. Doa pertama yang diajarkan Nabi saw itu hanya
berupa pujian kepada Allah swt, karenanya orang badui itu bertanya "Lantas yang
berguna untuk saya mana?. "Rasa penasaran orang badui ini seakan dimanfaatkan
oleh Nabi saw agar doa yang diajarkarmya itu tidak mudah untuk dilupakan. Dan
pada akhirnya Nabi saw memberikan doa yang sesuai dengan keinginan orang
badui itu.
Selain itu, cara lain yang ditempuh Nabi saw agar metode tanya jawab-nya
bervariasi adalah dengan memberikan rangsangan pahala yang besar, atau yang
dikenal dengan metode targfb, seperti Hadis berikut ini: J. ,,,, ;;> ,.. ..... ;;l ' ,.. ,.. J ,.. _,. J. ;;l ,. ..... ,.. ,..
: 1:,iw , r-c:, ~ .ilil J.'.,, .ili1 Jj.'...~ 1yi Jr-411 .1_';.; LJi : tp .ilil ~~ ;::,;;, ~i ~
c.5- 's;~:, ' J;,;, c.5- '0)~a; ' c:3\1 ~-:~~11:, ' J;l1 ~t;..)J~ !~~\ j.f ~~ ,.. ,.. ,.. ,, ,, ,.. J. ,.. ,, ,.. J ,.. .. ,.. ,..
)Ii )) : Jw . 0:/i' a:;:, ' 0j~i.;..;:, ' 0)~/:;:, ' 0~ ' Jlyi ~ J.a! ~:, 'r~ ' J.J.o ,..JJ,.. J ,-). J,.. ,..J"' >'II/
~ ~i J;..i 0~ ':!), ts'J;i:; ~ 0Ja: .. ;:,, ~:; ~ 0)5'/.JJ ~ µ1 ,.. ,.. "' ,.. ,.. ' ,.. ,.. J ,, ,.. 0 ;;>
' 0)i:..;J) ' 0~ )) : Jt.; ' ~\ JJ.'...~ \,!" J<' : l'.,Jli (( ~ :. !;,'.'p c ~ ~:; )I~ ~ J? ci' ~:;;, l?'.f ~ ~i) ~~ :,;f J~ ((;:;ill:, ~ill~)!.¢ JS-~ ' 0)'};.Jj ,,,.._,JJJ ,..J,.. 0,.. ..... O" ,,.. JJ ,..,..,.. 0 ,..,..
t;'.>(;" ~ ~1< ~ '· 0 <' :- , ''<i .ill\ ,.JJ :'.l...:l-i' , ..:ill 0G....'..'.. : J' _, : Ju~ <~ i.:'..i.S' ~ ~ Y-J cs->- r.' ) ,, ) , . )A;. ~ :', ,.,.
35 ~ ·-~~' '. '>Ii' ·,. ~·cM)
Riwayat dari Abu Hurairah ra, bahwasanya orang-orang dari sahabat Muhajirin datang kepada Rasu/ullah saw dan berkata: "Orang-orang kaya telah memperoleh derajat yang tinggi dan kebahagiaan yang abadi. Mereka salat sebagaimana kami salat, mereka berpuasa sebagaimana kami be1puasa, <namun> mereka bersedekah, memerdekakan budak sedangkan kami tidak. " Rasulullah saw bersabda: "Maukah kalian aku ajari sesuatu yang dapat mengejar pahala orang-orang yang telah mendahului kalian dan orang-orang sesudah ka/ian serta tidak ada seorang pun yang lebih utama dari kalian kecuali mereka melakukan juga apa yang kalian lakukan?"
87
Mereka menjawab: "Mau, Ya Rasul!." Beliau bersabda: "Yaitu kalian membaca tasbih, tahmid dan takbir setiap selesai salat sebanyak 33 X" Para sahabat ada yang berkata: "Setelah menden(Jar ha! ini, mereka orang-orang kaya juga mengamalkan ini. " Rasulullah saw pun bersabda: "Itulah karunia Allah swt yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendakiNya "(HR.Bukhari dan Muslim).
Dengan digunakannya metode targfb ini, metode yang digunakan Nabi
saw ini dapat menempati perannya sebagai alat motivasi ekstrinsik. 36 Anak didik
akan tergerak hatinya untuk segera mengamalkan apa yang diajarkan karena
adanya imbalan yang menguntungkan baginya. Dalam konteks Hadis ini, imbalan
yang dimaksud adalah pahala yang besar dan dapat menyaingi pahala orang-orang
kaya yang dermawan.
Demikianlah metode tanya jawab yang diterapkan oleh Nabi saw kepada
para sahabat.
D. Metode Drill
Perhatian agama Islam terhadap pendidikan analc usia dini amat jelas. Hal
ini dapat dibuktikan dalam pendidikan anak. Mendidik anak sedini mungkin amat
ditekankan penerapannya. Pendidikan ini dimaksudkan sebagai upaya pembiasaan
atau latihan agar semakin dewasa anak itu, makin baik pula perkembangannya.
Seperti pendidikan ibadal1 salat kepada anak usia dini yang terkandung dalam
Hadis berikut: .... J.. :ii ~ } ,.. ,.. J.. .. o..- ,.. "' J ,,
~ "111 J_'.,, "111 Jj.'..) Jt> Jt> ~ "111 ~::, ~1 ,i::: .:.r. ;:;.:,, l;.) cs.I :;. .... - .... .... - ....
... .... ,.. ... ,., ,, ,, "' ;»
;;...;... c.;~ (( ~ ;:.:.. ;;1 16:1<- ::,;;;.1) , ~ ~ >lL.a.J1 ~1 1~ )rr-t-) .... ,.. .... .... .... --... .... ,, .. .. ,..
37.((;;...;... c.;~ )) : Jli) , i,_;*'.,31) :;:,1:; Y.l :1))
Dari Abu Surayyah Sabrah bin Ma 'bad al-Juhaniy ra, ia berkata: Rasulullah saw berabda: "Ajarilah anakmu mengerjakan salat apabila berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan apabila berumur sepuluh tahun!" (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
88
Hadis ini mengandung perintah kewajiban bagi para orang tua atau wali
untuk mendidik anak agar mau melaksanakan salat. Mendidik anak salat
mencakup mengajarkan hukum, syarat dan rukun salat, dan ketika anak tidak mau
salat harus dididik dengan hukuman, yakni pukulan yang tidak berlebihan. Nabi
saw dalam Hadis ini juga memberikan pelajaran bahwa seorang anak ketika sudah
berumur 7 tahun maka berarti ia memasuki usia ·yang pantas untuk dididik (sinn
al-tamyfz wa al-ta'lfm) sedangkan umur 10 tahun merupakan usia mendekati
kedewasaan (sinn al-murahaqah)."
Kohlberg berpendapat bahwa perkembangan moral anak usia 10-16 tahun
berorientasi pada hukuman dan gaqjaran se1ia pada kekuatan fisik dan material."
Karenanya, teori ini sesuai dengan teori pendidikan Nabi saw.
Perintah Nabi saw agar memukul di usia menjelang kedewasaan anak
merupakan tindakan hati-hati, karena anak akan sulit untuk diperintah ketika ia
sudah dewasa.
Dengan demikian, penekanan pendidikan ibadah salat terhadap anak yang
belum sampai masa dewasanya yang diajarkan oleh Nabi saw merupakan
pendidikan pembiasaan kepada anak, atau yang disebut metode drill. Tayar Yusuf
dan Syaiful Anwar pun sepakat mengatakan bahwa Hadis di atas adalah contoh
dari metode drill yang dilakukan oleh Nabi saw.40
Selain Hadis di atas, Hadis berikut juga menerangkan tentang metode drill
yang dilakukan Nabi saw.
Dari Abu Hurairah ra. ketika menceritakan orang yang salah salatnya, dimana ia datang dan salat, kemudian datang kepada RasUlullah saw dan mengucapkan salam, maka beliau merljawab salamnya, kemudian bersabda:
38Mu~\afii Sa'id a!-Khinn, dkk., Nuzhat al-Muttaqin .. ., j.I, h.249 39Pupuh Fathurrahman dan M. Sobrv Sutikno. Straterri RPlninr h '7
89
"Kembalilah kamu dan salatlah karena sesungguhnya kamu belum salat". Maka ia pun kembali dan salat lagi, kemudian datang dan mengucapkan salam kepada Rasulullah saw. Ia berbuat demikian sampai tiga kali. (HR.Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menjelaskan, bahwa Nabi saw mendidik salah seorang sahabat
yang melakukan kesalahan dalam salatnya. Agar salatnya benar, perlu adanya
pembiasaan. Nabi saw mempraktekkan pembiasaan ini kepada sahabat ini.
Praktek pembiasaan dalam mendidik seperti ini dikenal dengan metode drill.
Lanjutan Hadis di atas dapat kita lihat dal~m Hadis riwayat Imam Bukhari,
dimana setelah tiga kali mengulangi salatnya, seseorang itu al<l1irnya meminta
Nabi saw agar mengajarkan cara salat yang benar. Nabi saw pun meresponnya
dan kemudian menindak lanjuti pendidikannya dengan mengajarkan bagaimana
seharusnya salat yang benar itu sebagai berikut:
Nabi bersabda: Apabila kamu ingin melakukan salat, maka bertakbirlah. Lalu bacalah ayat Al-Qur 'an yang mudah. Kemudian ruku 'lah dan berhenti sebentar. Kemudian bangunlah dari ruku' sampai sempurna tenang berdirinya. Kemudian sujudlah sampai sempurna dengan tenang sujudmu. Kemudian bangunlah dari sujud dan duduklah sampai tenang dudukmu. Kemudian sujudlah sampai tenang sujudmu. Lakukanlah ha! demikian dalam setiap roka 'at shalatmu. (HR. Bukharf).
Ada 2 implikasi pedagogis yang dapat dipetik dari Hadis di atas. Al
Nahlawi menjelaskan: "Pertama, sebagai guru, Nabi saw berhasil menarik
perhatian anak didiknya untuk bertanya. Kedua, beliau memberikan kesempatan
kepada anak didilmya untuk berusaha membetu!kan kekeliruan sendiri. Dari sini
90
lahir metode belajar yang dalam istilah sekarang dikenal dengan trial and error
(mencoba dan salah)."43
Memanfaatkan metode trial and error pada anak didik, berarti melatih dan
membiasakan anak didik untuk mempraktekan materi pelajaran. Praktek
pembiasaan inilah yang disebut metode drill.
E. Metode Graduasi .... ,.. .... 0 .... "' ... A. "' ' J ,, ,, .... "
2..Ll1 )): Jw , ~1 Jl tL) ~ ..Ji1 ~ ..Ji1 J:;.~ ~ : Jli ~ .ill\ ~~ ~~ :; .- ... - .... -
;.-:. 0~ ' lu1 '.J;.~ JJ ' ~\ ~1 4.lj ~Ji §:i~ Ji~:,~ ' y~\ J>f :x ~:,; J,~ , - ,
0 .... ,,,, '/JJ .... ... 0 .... " "' ... ....,,.
' ' 0l.; , :u'.J' 0, I< . .:;_,(I - , 0 '. 0. /\c, · ''.•\ JW .\iJ\ 01 '. ':Ai:O,\.;, 2-LJ..i.J i" \11 r-" , , -J rJ!. J-' ~ , Y""' ~ ~ er'?. r--::- , , r ' , ,
_,,J,,J_. DJ.,.,..-' o ........... ; ; _,_..
~1:,,;. JP :;p ~~i :X ~ j ;j~ r ~:1c. j.fa~ JW .illl 0i (.+4t. , 2-Li,..i.l, 1j.lbi , ,, ,,,, ,.. Jo ,. .- ..- ,, ,, ,, ,, o ,..
~1 -;;) 15:_; ~ ~µ , rft11 ;_:,;:.:; ~1) , ~1;.1 ~1:,s-) !.Ii;µ , ~..u, 1;\11 ;.-:. 0µ ,
".~~cc:,,~ Riwayat dari Mu'dz ra., ia berkata: Rasulullah saw telah mengutus saya ke Yaman. Nabi bersabda: Sesungguhnnya kamu akan mendatangi suatu kamu dari Ahli Kitab (Yahudi dan Na~rani), karenanya qjaklah mereka agar mau mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah swt dan bahwa aku adalah utusan Allah swt. Jika mereka telah patuh dengan itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah swt mewajibkan untuk mereka menge1jakan salat Zima kali sehari semalam. Apabila mereka telah mematuhinya, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah swt mewajibkan untuk mereka sedekah (zakat) yang diambil dari orang-orang kaya dan diserahkan kepada orang-orang miskin di kalangan mereka. Apabila mereka telah mematuhinya, maka lindungilah kehormatan dan harta bendanya. Takutlah kamu terhadap doa orang yang teraniaya karena tidak ada tirai yang menghalangi antara doanya dengan Allah swt. (HR.Bukhari dan Muslim).
Sebenarnya metode graduasi ini merupakan metode al-Qur'an dalam
membina masyarakat. Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi saw secara
43 Abdurrahmiin Al-Na)llaw!, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Terj. dari Usfil al-Tarbivah al-lsltbniwah wa Asdlihuhli nJP:h HPrrv NnPr A Ji tR~nrfnnn• f"\T n: .... ,.,, .. ,.,,. ... _ ...
91
bertahap, juga disampaikan oleh Nabi saw kepada masyarakat dengan bertahap.
Jadi, wajar saja jika metode graduasi dikatakan sebagai metode Nabi saw.45
Ada beberapa pelajaran penting dari Nabi saw dalam Hadis di atas, yaitu
sebagai berikut:
a. Kewajiban dakwah kepada kaum non-muslim agar mereka masuk
agama Islam
b. Anjuran memberikan zakat kepada rakyat setempat
c. Larangan bagi para amil untuk memakan harta zakat secara zalim
d. Peringatan keras agar tidak berbuat zalim karena doa orang yang
terzalimi itu mustajdb. 46
Secara keseluruhan, metode pendidikan yang Nabi saw ajarkan adalah
metode be1iahap atau graduasi. Beliau mengajarkan kepada Mu'a:i: bin Jabal
tentang cara mengajak kaum non-muslim agar masuk Islam. Caranya adalah
mengajarkan agama satu per satu. Tidak berlanjut kepada ajaran selanjutnya
kecuali setelah dipatuhi atau diamalkan. Hal ini bertujuan agar orang yang
menerima pelajaran darinya merasa tidak keberatan. Sebagaimana juga tercermin
dalam Hadis berikut:
r l' 'J 0- 11 ):,, ~I ~ r£i I~~ j;,.)I 0\S' : Jli ~ 11 ~~ ~f ~ ~ !lk ::; 0 ,, ;tJ ... ,.. 0 ,.. 0 ... ,.. ,, > ... ,.. "
, ~l<.) , ;_,;~1) , ~~1) , ;} '.#-I ~I )) : ;:;~I •':!Ji; ).J;. ui ::;i ? o'.>\'.'.dl - ,.. - ... - ,, - ... ...
". ~ :1)~ . (( ~j~I) - '
Riwayat dari Tariq bin Asy-yam ra, ia berkata: "Biasanya apabila seseorang masuk Islam, ia diajari salat oleh Nabi saw, kemudian Nabi memerintahkannya untuk berdoa dengan kalimat-kalimat berikut: Alldhummagjirlf WarfJ.amnf Wahdinf Wa'djinf Warzuqnf --Ya Allah, berkenanlah Engkau mengampuniku, memberiku rahmat, menunjukiku, menyehatkanku dan memberiku rezeki--. " (HR.Muslim).
Menurut Hadis ini, orang itu diajarkan salat jika sudah menyatakan diri
untuk masuk Islam. Jika sudah menjadi muslim, barulah ia diajarkan salat. Setelah
salat ia pahami dan laksanakan, barulah ia diajarkan doa-doa. Kata ~ yang
45Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 20081. Cet.IV. h.138
92
menjadi pemisah tahapan-tahapan ini berarti "kemudian", dai1 m1
mengindikasikan adanya jarak waktu yang cukup laina untuk menyelesaikan
tahapan demi tahapan.
Kata "seorang Zaki-Zaki" yang terdapat dalam Hadis menandakan umum.
Artinya siapa saja orang yang masuk Islam pada zaman Nabi saw. Jadi, Nabi saw
menerapkan metode graduasi ini kepada siapa saj\I.
Menurut persepsi penulis; ada beberapa alasan Nabi saw menggunakan
metode graduasi ini dalam mengajarkfill ajaran Islain kepada orang yang baru
masuk Islain.
1. Pengetahuan Islam orang yfillg baru masuk Islain ini masih kosong,
sehingga perlu adanya kehati-hatian dalam menyainpaikan ajaran againa.
Sebab, dikhawatirkan akan ada kesalahpahaman jika diberikfill pelajaran
yang bfillyak sekaligus.
2. Pelajaran yang diberikfill dengan metode graduasi ini agar lebih melekat di
hati. Sebagaimana yfillg dijelaskan oleh al-Qur'an bahwa faidah dari
diturunkfillilya al-Qur'an secara bertahap adalah agar bacaan al-Qur'an itu
lebih mengena di hati dan melekat (Qs.al~Furqiin, ayat 32). Demikianlah
analisa penulis.
Jika membuka referensi buku-buku pendidikan modern maka -sependek
bacaan penulis- metode graduasi ini tidak akan ditemukan. Karenanya, bisa
dikatakfill bahwa metode graduasi ini merupakan sumbangai1 pemikiran Hadis
bagi khazanah Ilmu Pendidikfill.
F. Metode Asistensi :ii ,, J,. :ii .>! .,, ,. ,, "2 ,-I: .. .-,,, ,,. ,,. "'
'.I'. .. ' ..:.t.<- .ilil I' - , :11 I~. 0:,t.:.:.1 ~ \.<. .' 0
• I~' G:'.I;.. : Jt.; ' •( . 0
,
0 0
.,
r--) ,. ~ lS""' ~ / '--"' if r.r'") cf' ? Lr. ~) ~ - "' - ,. ;; ,, - ,,
1~ J,1 • ".f : ..... ,w rr-.- .:ii. iii1 1--1"1 J, ·, - J, w y :.1rr: J, w, ~ . ,,, , er- )) ,,, , ) ,. ~ rJ c::- , -· ~ rJ , , -.-,,, ,, ,. ,,,, ,. ..- ... J ,,,, J ,, ,, " ,, " ,, ... 0 ,.,, ,, ,, " 0 "' ,,
fLLll : Jw , ~~I ~ (( Y .f'.i\t , ~ f)LJI : J' : ~ ~ , 0L\!;'..·YI :·,1;;
"-~ ;C~ :i)1:i :/! ~C,) .j;:.~ rJ:.:, ~ ili1 ),. ~1 j 0~G Y :y:irr , ~ Riwayat dari Rib 'f bin Hirasy ra ia berkata: Seseorang dari Bani 'Amir bercerita kepada kami bahwa dia pernah minta izin (menemui) kepada Nabi
93
saw yang sedang berada di dalam rumah. Dia berkata: Bolehkah aku masuk? Rasulullah saw pun berkata kepada pembantunya: Keluarlah dan hampiri orang yang di luar itu dan ajarkanlah adab minta izin! Katakan kepadanya: Hai! Ucapkanlah : Assalaamu 'alaikum bolehkah aku masuk?. Orang itu pun mendengarnya lantas berucap: Assalaamu 'alaikum, Bolehkah aku masuk? Mendengar itu Rasulullah saw pun mengizinkannya untuk masuk, lalu orang itu pun masuk (menemui Nabi saw). (HR. Abu Daud).
Dalam Hadis ini, diterangkan kesalahan orang yang datang kerumah N abi
saw karena meminta izin untuk masuk tanpa diawali dengan salam. Yang benar
adalah mendahulukan salam sebelum meminta izin.49
Untuk mengoreksi kesalahan orang itu Nabi saw mengajarkan tata cara
yang benar dalam bertamu ini dengan metode asistensi, yakui dengan
memerintahkan pembantunya agar mengajarkan orang yang bertamu itu.
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, "asistensi berarti kegiatan
membantu seseorang dalam menjalankan tugas."50 Dalam pendidikan, ia berarti
membantu seorang guru dalam mendidik atau mengajar anal( didiknya. Perin
digarisbawahi bahwa guru diberikan bantuan bukan karena tidak mampu
melakukannya, tapi karena kesibukan dan sebagainya. Atau bisa juga karena
tujuan edukatif, misalnya agar orang yang menjadi asistennya menjadi terampil
dalam mengajar.
Dewasa ini, metode asistensi ini sudah · banyak diterapkan terutama di
perguruan tinggi kendati teorinya -sependek bacaan penulis- belum ada. Contoh
konkritnya adalah adanya asisten dosen yang kerapkali menggantikan dosennya
mengajar. Dosen yang sibuk akan terbantu dengan asistennya ini. Selain itu,
asisten juga akan memperoleh manfaat dari kegiatan pengajarannya membantu
gurunya, yakni ia menjadi terlatih dan lebih terampil dalam mengajar.
Alasan lain yang melandasi asistensi juga misalnya sang guru merasa
riskan mengajarkan sesuatu kepada anak didiknya. Hal ini sebagaimana yang
tergambar dalam Hadis berikut:
94
,. o Ol ,.. J., Ill " "'£ "'f IP £ .\ ,..
~ p1 ./ ~ ) ~ .1!1 J.:.o ~1 ;:JC o /1 01 : ~ .1!1 ~) ~~ ::;,_ ,. I:. ,.. ,. ,.. ,. ... ''"' ,, "' ' , , , J", IS 1:. (;,''\ J:s- ~u. 1:. -. ·:. -::· ~ ;;,::,,··: ·~lf Ju~ t.. 1 :~' r .J , ~ y , ( ~ ~ P A 0!, ) , ..r-, , ,
Jli ~ ~1 :.i:;.1 t; 4-: to:-,;r: .;s- ::Jli . < ~:-,;) r.L 1 ;,L<-11 ~ :.?1 Jli ~~1 "' \ ,,. "' 0 ,, J ,,... ,, "' ,.. " "' J,, I'~ .lJi J'' , J.: ' 0 ..\Ji G_;". ~~ ~u (. · '. ','· , ' ~I'. .. , ..:J9 .;ii\ I'~ ' ~I\
<$"'"' .r") ,Ji. c.f, .r , ( ~ ~ .)' ) ("'"'"" ) ,, <$"'"' LS'"' ,, ,.. ,. - ,..
"'"',,,, ,. ,. "' ,. " '' .1 1 ~·- 1:. J~ ~~ ~ :, ~ .1!1
Dari 'Aisyah ra ia berkata: ketika Nabi saw kedatangan wanita Anshar yang bertanya tentang cara membersihkan bekas-bekas haidh. Beliau mengatakan: "Ambillah kain yang empuk dan berilah wewangian, kemudian tekantekanlah kain itu. " Karena wanita Anshar itu be/um paham, beliau memerintahkan Aisyah untuk mengajarkan wanita anshar itu dengan mempraktekkan apa yang beliau katakan, dan itu pun tidak di hadapan Nabi melainkan di dalam kamar.
Hadis lain yang membicarakan metode asistensi adalah Hadis berikut.
"' ,.. "' "' \ ... ,. ,.. ,. " 0 ,. ... ,, ' r) ~ .l!I J.:.o .l!i JJ.'..j GI : Ju ,tp .l!i ~J <? ;.;.i1 J ~c 0t:.;L cs.I::;,_ ,, - ... ... - ,.
"' "' ,,. J,, "' \ , ,. ,.. ,.,.. ,.. ,.. ,. ,. ,, .i
l..£-) r) ~ .l!i ~ .l!i Jr) 0\S') '~ ',y~ :~ t.:,;t; ,0 ;/;;;. a_;:;.-;. ~) ,,. ,. ,.,. ,,.,. o ,, ,. ,. ,.. ,. o ,.. A,, ,.. ,. ,::
J~ 1~~~ )) : Jw , :u-:,;.t; , q:.i :X G'} ~ LJ\.:.J , l.'..l.:.i 1:;:\1 +' Llf 01', ~) ,. ,, J, ,. ,. ,. ... ,.,, J, ':If !"' J ,.
CJ 1.\5' 1_,t:,.j , 1.\5' ~ ~ 1.\5' •>(,, 1:_,i.:,,:, , ~)/) ~:,.:it-) , ;. 6) l~li , ~i , 0 ,
4<. ~ « i';S'f ~J):, rs-~r r.5J 0~ffi i~1 ~;;,;- 1~~ , 1JS- ~ 52.((j,,( :;:,;.,;;(J L'.S 1}Lj )) : j ~\J.J ~ c.f.J~.;k,1j
- - ,,. ,.. - ,.
Dari Abu Sulaiman yaitu Malik bin al-Huwairis r.a., katanya: "Kita semua mendatangi Rasululldh s.a.w. dan kita semua adalah para pemuda yang hampir berdekatan saja usianya. Kita semua bermukim di sisi beliau s.a.w. selama dua 20 malam untuk be/ajar ilmu pengetahuan agama. Rasululldh s. a. w. adalah seorang yang kasih sayang serta lemah-lembut. Beliau mengira bahwa kita semua telah rindu kepada keluarga kita, lalu bertanya kepada kita tentang siapa-siapa dari keluarga kita itu yang kita tinggalkan. Kita pun memberitahukannya tentang ha! itu. Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Kembali!ah kini kepada keluargamu masing-masing, berdiamlah di dalam lingkungan mereka, berilah mereka pelajaran, perintahlah mereka melakukan ketaatan, juga salatlah engkau semua akan salat ini pada waktu begini dan salat ini pada waktu begini, yakni salat Zima waktu. Jikalau waktu salat sudah tiba, maka hendaklah seseorang di antara engkau semua itu mengumandangkan azan dan hendaklah menjadi imammu semua itu orang
yang tertua dari engkau semua. 11 (HR.Bukhdrf dan Muslim).
95
Imam Bukhari menambahkan dalam riwayatnya: "Rasulullah juga bersabda lagi: "Dan bersembahyanglah engkau semua itu sebagaimana engkau semua melihat cara saya bersembahyang".
Hadis ini mencerminkan metode asistensi. Para pemuda yang sudah 20
hari belajar bersama Nabi saw itu diperintahkan untuk mengajarkan apa yang
sudah mereka pelajari bersama Nabi saw sepulangnya mereka ke kampung
halaman masing-masing.
Pelajaran yang harus diajarkan kepada keluarga masing-masing pemuda
itu adalah salat pada waktunya, mendidik keluarga agar mereka taat,
mengumandangkan azan ketika sudah masuk waktu salat dan salat berjama'ah
dilakukan dengan orang yang paling tua sebagai Imamnya. Pelajaran-pelajaran ini
pada intinya adalah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pendidikan yang
Islami di kampung mereka.
Melalui penggunaan metode asistensi ini, Nabi saw menghilangkan ruang
dan waktu antara beliau dan masyarakat para pemuda itu. Dengan kesibukan Nabi
saw, akan sulit jika beliau mendidik mereka dengan mendatangi langsung ke
tempat tinggal mereka. Hal ini juga banyak menghabiskan banyak waktu.
Ucapan beliau "Dan bersembahyanglah engkau semua itu sebagaimana
engkau semua melihat cara saya bersembahyang." mengindikasikan bahwa Nabi
saw sengaja memperlihatkan tata cara sembahyangnya kepada mereka, dan ini
disebut metode demonstrasi. Di bawah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai
metode demonstrasi dari Nabi saw.
G. Metode Demonstrasi
Dan bersembahyanglah engkau semua itu sebagaimana engkau semua melihat cara saya bersembahyang.
Kendati kalimat ini tidak ada kata yang menunjukkan makna pendidikan,
namun sebenarnya secara implisit makna pendidikan itu terkandung di dalamnya
96
karena kalimat ini merupakan riwayat lain dari Hadis yang di dalamnya terdapat
kata yang menunjukkan makna pendidikan sebagaimana tercantum dalam Hadis
metode asistensi yang sudab dibahas di atas.
Ungkapan Nabi saw ini menjadi indikator yang jelas bahwa metode yang
digunakan Nabi saw adalah metode demonstrasi. Di dalamnya dijelaskan perintab
Nabi saw agar para sahabat menjadikan pral(tek s.alat Nabi saw sebagai acuan tata
cara salat yang benar.
Metode demonstrasi dapat dipergunakan dalam organisasi pelaj aran yang
bertujuan memudabkan informasi dari model (model hidup, model simbolik,
deskripsi verbal) kepada anal( didik sebagai pengamat. Demikian itulab halnya
pelajaran salat. Ia memerlukan model atau yang memperagakan praktek salat agar
siswa dapat mengamati secara nyata cara melakukan salat.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, seorang guru perlu memberikan
kesempatan kepada anak didik untuk mempraktekkan kembali apa yang telab
dipelajari, dengan tujuan agar mereka benar-benar menguasainya. Dalam kasus
para pemuda ini, setiap orang diperintahkan agar mereka melaksanakan salat dan
ibadah-ibadah lainnya yang telab mereka pelajari selama beberapa hari belajar
bersama Nabi saw dan sekaligus mengajarkannya kepada keluarga mereka.
Dengan kata lain, setelab diajarkan dengan metode demonstrasi, N abi saw
menindaklanjutinya dengan menerapkan metode asistensi.
Selanjutnya, praktek penggunaan metode demonstrasi ini juga diterapkan
Nabi saw untuk mengajarkan pelajaran wudu. Sebagaimana tercermin pada Hadis
di bawah ini . .- " ;;> ,. J.., "' ' ,, .,. ,. ,, ,,. J.., ,. ;;> .; 0
\:,} tL) ~ ..:ill ~ ..:ill J:;.~ :.:_;i~ : JU , JU , ~ ..:ill ~~ i!Ll.<. J. i!~ J-. , - ,
,, ,. ,,. " ,, ... J ,, ... ,. "' ,. ... " J ,. ,. ~
~')(p :.:..SIS') <'.'.,h :X r1A5 G ~ ff 1.1.0, \:,} :; )) : JU ? , IJA .j-;,) c.P 11,. ,. ,.
54. ~I'. .. : ~(' :ilili ~I JI~",:-r;--· )J (( , , ' - ) , ,
Dari Utsman bin 'Affan ra., ia berkata:' saya melihat Rasulullah saw berwudhu seperti wudu saya ini, kemudian beliau bersabda: Barangsiapa berwudu demikian, niscaya diampuni dosanya yang telah dilakukan sebelumnya. Dan salatnya serta berjalannya menuju mesjid mendapat tambahan pahala. (HR. Muslim).
97
Hadis ini menjelaskan bahwa Usman ra telah selesai mempraktekkan cara
berwudu yang pernah ia ia lihat dari Nabi saw. Hadis ini tidak menjelaskan
tentang praktek wudu itu secara detail.
Dalam Hadis riwayat Imam Bukhari diceritakan secara detail tentang kisah
Usman ra mempraktekkan wudunya itu. ,, ,, ,..,, "',, ... ,, g,..,, ,, ~ ,, 0 ,.. ,,.,, J,, ,,
pl/ ..:,, lt ~ ~ t_ )\.; •IS~ Ii-'.> 0 lli- J. 0 ~ '-;i) ;j\ , t;o. Ali I ~) if t;'.<- J.1 :./-,, ,..... - ,, ,, ,, 0 ,. " ,,,, ,, ,. ,, .J. ... 0 ... ,, ,, J ,, ...
Jf;,.J1 J! ~'.\;) ~lt ~) µ? ~lj ::ia'.',;,:; .1S~1 ~ ::;; cY->i? 1:gl' "' ,,. ,, ... ... -
i' - ~\ J'', J\; jij '; . M("\\ J, \ .. :.J\'' ::.,u; .6;,., '1, ~- '; <\.,J , , , '; c::.J\'' ::.,u; <S""' , .r") r-' ~ : ' _,.. , - ~ ~ r-' ,, .r.. e---' r-' ' .r'
, , ,
"< ~~ ~ r1Z Riwayat dart Jbnu Syihab, bahwasanya 'Atha bin Yazid menceritakan kepadanya bahwa Hamron (bekas budak Usman ra) menceritakannya, bahwasanya ia pernah melihat Usman ra bin 'Ajfan membawa bejana yang berisi air, lantas ia mencuci kedua telapak tangannya sebanyak 3 kali, kemudian ia memegang bejana dengan tangan kanannya lalu berkumur, istinsyaq (memasukkan air ke hidung), membasuh muka sebanyak tiga kali, kedua tangannya sampai siku 3 kali, menyapu kepalanya, kemudian mencuci kedua kakinya sampai kedua mata kaki sebanyak 3 kali, kemudian ia berkata: Nabi saw bersabda: Siapa yang berwudhu seperti wudhuku int, kemudian ia salat 2 rakaat dengan salat yang khusyu ', niscaya akan diampuni dosanya (dosa kecil) yang telah lalu.(HR.Bukhari).
Hadis ini secara detail menjelaskan bahwa Usman mendemonstrasikan
wudu yang pernah ia lihat dari Nabi saw. Bahkan ia juga menjelaskan bahwa cara
berwudu yang ia demonstrasikan ini pernah didemonstrasikan pula oleh Nabi saw.
Hal ini tercermin dalam ucapannya "Nabi saw bersabda: Siapa yang berwudu
seperti wuduku ini..dst. "
Karenanya, dari sini dapat dikatakan bahwa praktek demonstrasi cara
berwudu Usman ra itu adalah metode pendidikan Nabi saw dalam mengajarkan
berwudu.
Menurut teori belajar sosial, ha! yang amat penting dalam pembelajaran
ialah kemampuan individu untuk mengambil int!sari informasi dari tingkah laku
98
orang lain, memutuskan tingkah laku man.a yang akan diambil untuk
dilaksanakan.
Metode demonstrasi dimaksudkan sebagai suatu kegiatan memperlihatkan
suatu gerakan atau proses kerja sesuatu. Orang yang mendemonstrasikannya dapat
saja dilakukan oleh pendidik atau orang lain. Metode demonstrasi dilakukan
bertujuan agar pesan yang disampaikan dapat dikerjakan dengan baik dan benar.
Dari beberapa metode pendidikan yang berhasil ditemukan dalam kitab
Riydtl al-$dlib_fn di atas, penulis menemukan beberapa prinsip metode pendidikan
Nabi saw sebagai berikut:
Pertama, prinsip aktivitas. Prinsip aktivitas dalam penggunaan metode
adalah mengaktifkan anak didik baik dari aspek rohaninya atau pun jasmaninya.
"Prinsip ini timbul dari pandangan bahwa keberhasilan belajar anak didik akan
diperolehjika telah melalui bermacam-macam kegiatan."56
Nabi saw menekankan pentingnya melibatkan anak didik dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini tercermin dalam Hadis yang menjelaskan metode tanya
j awab, metode drill dan metode sosiodrama.
Kedua, prinsip motivasi. Adanya metode targfb dan tarhfb yang Nabi saw
gunakan, membuktikan bahwa Nabi saw berprinsip motivasi dalam metode
pendidikan yang digunakannya.
Begitu juga dengan metode tanya jawab, Nabi saw terkadang memancing
rasa penasaran para sahabat dengan bertanya tidak lain agar para sahabat yang
mendengar pelajarannya benar-benar mempunyai.motivasi yang kuat.
Ketiga, prinsip peragaan. mengajar dengan menggunakan metode
demonstrasi bisa dijadikan dasar bahwa Nabi saw mempunyai prinsip peragaan
dalam mendidik para sahabatnya. Pelajaran yang disampaikan dengan metode
demonstrasi adalah pelaj aran salat dan wudu.
Pelajaran salat dan wudu adalah pelajaran yang membutuhkan
keterampilan dan gerakan khusus untuk melakukannya. Sehingga, untuk
menguasainya seseorang terutama harus belajar secara motoris (motor type of
99
learning), yakni menguasai keterampilan-keterampilan dan gerakan tertentu.
Metode yang relevan untuk bahan-bahan tersebut adalah metode demonstrasi dan
drill. 57 Penggunaan kedua metode ini oleh Nabi saw menunjukkan bahwa beliau
mempunyai prinsip peragaan dalam metode pendidikan yang digunakannya.
Keempat, prinsip apersepsi. Dalam menggunal'an metode ceramah, Nabi
saw memberikan rangsangan perhatian dengan melontarkan pertanyaan yang
terkait dengan materi yang akan disampaikan.
Substansi pertanyaan Nabi saw adalah upaya untuk menimbulkan
kesadaran dan perhatian mereka agar tertuju dengan apa yang Nabi saw
sampaikan.
Al-Qurtubi dalam Syarab_ Muslim-nya -sebagaimana yang dikutip oleh
Yusuf al-Qardawi- ketika mengomentari Hadis tentang kemulian 4 bulan yang
disebutkan di pembahasan metode ceramah di atas, mengatakan bahwa
Pertanyaan Nabi saw tentang tiga unsur dalam Hadis itu (hararnnya menodai hari, bulan dan Mekah dan Madinah) dan diarnnya para sahabat setiap kali mendengar pertanyaan beliau adalah untuk melahirkan pemahaman mereka dan mengambil perhatian mereka agar tertuju kepadanya dan merasakan pentingnya berita yang disampaikan beliau. 58
Usaha Nabi saw untuk menarik perhatian sebagaimana dijelaskan sesuai
dengan teori apersepsi. Maksud dari apersepsi adalah "seorang guru memberikan
rangsangan perhatian dan kesadaran kepada anak didik agar dapat memperhatikan
pelajaran yang akan diberikan itu secara sungguh-sungguh dan tidak main-
main."59
A. Kesimpulan
BABV
PENUTUP
Penulis menemukan beberapa kesimpulan penting terkait dengan metode
pendidikan Nabi saw, dan dapat dituangkan ke dalam poin-poin sebagai berikut:
1. Variasi metode pendidikan yang berhasil ditemukan dalam skripsi ini
adalah metode ceramah, sosiodrama, tanya-jawab, drill, graduasi, asistensi
dan demonstrasi.
2. Ada empat prinsip penggunaan metode pendidikan dalam Hadis yang
berhasil ditemukan dari kajian skripsi ini. Prinsip-prinsip itu adalah prinsip
aktivitas, prinsip motivasi, prinsip peragaan dan prinsip apersepsi.
3. Kesesuaian prinsip-prinsip penggunaan metode Nabi saw dengan teori
teori yang berkembang di dunia pendidikan modern menjadi pijakan
penulis untulc berpendapat bahwa metode pendidikan yang digunakan
Nabi saw ini sangat efektif. Efektivitas metode-metode yang digunakan
oleh Nabi saw juga tercermin dari adanya respon sahabat yang tercermin
dengan pengamalan mereka atas apa yang telah diajarkan Nabi saw,
kesesuaian karakteristik metode dengan keahlian Nabi saw, adanya
relevansi dengan lingkungan dan masyarakat dimana beliau melaksanakan
kegiatan pendidikannya.
101
B. Rekomendasi
Ada beberapa catatan dalam benak penulis selama kajian ini. Catatan
catatan itu adalah sebagai berikut:
1. Dalam sejarah, Nabi saw berperan dalan1 banyak fungsi, antara lain
sebagai Rasul, kepala Negara, pemimpin masyarakat, panglima perang,
hakim dan guru. Untuk menemukan Hadis-hadis yang didalamnya Nabi
saw berperan sebagai guru, penulis berpedoman dengan kata-kata yang
yang mengandung arti pendidikan atau pengajaran. Padahal Hadis-hadis
yang tidak ada kata-kata tersebut belum tentu bukan Hadis pendidikan.
Karenanya, perlu adanya kajian yang lebih mendalam dengan
menggunakan metodologi yang paling bagus dalam menggali Ilnm
Pendidikan dari Nabi saw, sehingga Hadis tentang metode pendidikan
yang dapat ditemukan bisa lebih dari 7 metode, sebagaimana yang telah
penulis temukan.
2. Jumlah prinsip penerapan metode pendidikan yang penulis temukan dalam
Hadis juga bukan merupakan batasan, karena setiap Hadis tentu kaya akan
interpretasi sehingga tetap memungkinkan untuk bertambah.
5. Yang menjadi pijakan penulis dalam menetapkan efektivitas metode yang
digunakan Nabi saw adalah pengamalan para sahabat atas apa yang telah
diajarkan Nabi saw, kesesuaian karakteristik metode dengan keahlian Nabi
saw, adanya relevansi dengan lingkungan dan masyarakat dimana beliau
melaksanakan kegiatan pendidikannya. Tentu, efektivitas tidak hanya bisa
dinilai dari pijakan atau dasar pendapat penulis ini.
Semoga pembahasan skripsi ini bermanfaat adanya. Walldhu A 'lam.
102
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, Syamsul Haq, 'Aun al-Ma'bud, Beirnt: Dar al-Kutub al-'Ilmiyah, 1415H
Al-Afriqi, Muhammad bin Mukram bin Manzur, Lisan al- 'Arab, Kairo: Dar al
Hadis, 2003M/1423H
Anwar, Qomari, Pendidikan Sebagai Karakter Budaya Bangsa, Jakarta:
UHAMKA Press, 2003
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Press, 2002
Arifin, Muhammad, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, Cet I, 1987
Al-'Agas, Syed M. al-Naquib, Konsep Pendidikan Islam, Terj.dari The Concept of
Education in Islam; a Frame Work for an Islamic Philosophy of Education
oleh Haidar Baqir, Bandung: Penerbit Mizan,. Cet.VII, 1996
Al-Bukhari, Muhammad bin Isma'il, $abJh. al-Bukhari, Beirut: Dar Ibnu Katsir,
1987
__ , $abJh. al-Bukharf, Kairo: Dar al-Hadis, 2004M/1425H
Daradjat, Zakiah, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi
Aksara, Cet.I, I 995
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, Edisi II, Cet.IV, 1995
Djamarah, Syaiful Balu·i dan Aswan Zain, Strategi Be/ajar Mengajar, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, Cet III, 2006
Fathurrahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belqjar-Mengajar,
103 .
Fajri, Em Zul dan Ratu Aprilia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, tt.p, Difa
Publisher, tt.
Ihsan, Hamdani dan A.Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka
Setia, Cet.II, 2001
Isma'il, M.Syuhudi, Hadis Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual; Telaah Ma'dnil
Hadis Tentang Ajaran Islam Yang Universal, Temporal dan Lokal, Jakarta:
Bulan Bintang, Cet.I, 1994
Al-Khinn, Mu~tafa Sa'id dkk., Nuzhat al-Muttaqin Syarab. Riyda al-$dlib.in,
Beirut: Muassasat al-Risa!ah, Cet.:XXIII, 1411H/1991M
Khon, Abdul Majid dkk., Ulumul Hadis, Jakarta: Pusat Studi Wanita, Cet.I, 2005
Muchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
Cet.I, 2005
Muhammad bin 'Abdullah al-Hakim al-Naisaburi, al-Mustadrak 'aid al-$ab.fhain,
Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyah, 1990M/1411H
Munawwir, Aluuad Warson, al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia, Surabaya:·
Pustaka Progresif, 1997
Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Ciputat: Logos Wacana Ilmu, Cet.VII
1997
__ , Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Cet.II, 200 I
Al-Nawawi, Yagya bin Syaraf, Riyda al-$dlib.in min Kaldm Sayyid al-Mursalin,
Mesir: Dar al-Kitab Al-'Arabi, 1995
104
__ , Riyad al-$dliflfn min Kaldm Sayyid al-Mursalfn, Beirut: Muassasat al
Risalah, Cet.22, 1994M/ 1414H
Al-Nahlawi, 'Abdurrahmiin, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Terj.
dari U§f'tl al-Tarbiyah al-Isldmiyyah wa Asdlibuhd, oleh Herry Noer Ali,
Bandung: CV. Diponegoro, Cet.II, 1412H/1992M
, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Terj. dari U,mlut
Tarbiyyah Islamiyyah Wa Asdlibihd fl! Bait wal Madrasah wal Mujtama',
oleh Shihabuddin, Jakarta: Gema Insani Press: 1996
Poerwakatja, Soegarda, Ensiklopedia Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1982
Al-Qardawl, Yusuf, Sunah Rasul; Sumber !!mu Pengetahuan dan Peradaban, terj.
dari al-Sunah Ma~daran Ii al-Ma'rifah wa al-Haddrah, oleh 'Abdul Hayy Al
Kattiini, dkk, Jakarta: Gema Insani Press, 1998
__ , Konsepsi I/mu dalam Persepsi Rasululldh saw; Kerangka Dasar Metode
Pengajaran, Terj. dari al-Rasul wa al- 'Jim, oleh Amir Hamzah, dkk., Jakarta:
CV.Firdaus, Cet.I, 1994
Al-Qasimi, M. Janmluddin, Qawd'id al-Tab.dis min Funun Mu~falab. al-Hadis,
Kairo: Dar al-' Aqidah, Cet.I, l 425H/2004M
Al-Qurasyi, 'Ismail bin Umar bin Katsir, al-Biddyah wa al-Nihdyah, Beirut:
Maktabah al-Ma'arif, tt.
Al-Qusyairi, Muhammad bin 'Ali bin Wahb, Syarab. al-Arba'fn al-Nawdwiyyah,
Kairo: Dar al-Salam, Cet.III, 1428H/2007M
al-Qusyairi, Muslim bin al-Hajjaj, $ab.ill Muslim, Beirut: Dar al-Kutub al
' Ilmiyyah, Cet. V, 2008
105
Said, Usman dan Jalaludin, Filsafat Pendidikan Islam; Konsep Perkembangan
Pemikirannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet.II, 1996
Surakhmad, Winarno, Pengantar Jnteraksi Be/ajar Mengajar, Bandung: Tarsito,
1998
Al-Suyu(i, 'Abdurra!lman bin Abu Bakar, Tadrib al-Rawi fiSyarfl, Taqrib al
Nawawf, Kairo: Dar al-Hadis, 1425H/2004M
Sya'roni, Usman, Otentisitas Hadis Menurut Ahli Hadis dan Kaum Sufi, Jakarta:
Pustaka Firdaus, Cet.I, 2002
Al-Tabari, Abu Ja'far Muhammad bin Jarir, Jami' al-Bayan 'an Ta'wfl Ayil al
Qur 'an, Beirut: Dar al-Fikr, 1998
Tafsir, Ahmad, !!mu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya, Cet.Vll, 2007
Tahhan, Mahmud, Taysir Mu~{alah_ al-Hadis, Beirut: Darn! Fikr, tt.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20. TH.2003, Jakaita: Redaksi
Sinar Grafika, Cet.IV, 2007
Usman, M.Bayirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, Cet.I, 2002
Yaqub, Ali Mustafa, Kritik Hadis, Jakaita: Pustaka Firdaus, Cet.IV, 2004
__ , Sejarah dan Metode Dakwah Nabi saw, Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet.IV,
2008
Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar, Metodologi pengajaran Agama dan Bahasa
Arab, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet.I, 1995
106
Al-Zahabl, Muhammad bin Ahmad bin Usman bin Qaymaz, Tatkirat al-Hujfazh,
Beirut: Dar al-Fikr, tt.
Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.III, 2004
r;;;.-US1 · j - Ulil svr ..