download file industri semen

32
PROPOSAL BANJARMASIN 20 PEMBUAT AN PORTFOLIO INVESTASI INDUSTRI SEMEN Oleh : LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Kerjasama dengan BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Upload: denny-rino-aszari

Post on 23-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

mxxvmxxnv

TRANSCRIPT

PEMBUAT AN PORTFOLIOINVESTASI INDUSTRI SEMEN

Oleh:

LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Kerjasama dengan

PROPOSALBADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BANJARMASIN2011

PEMBUA TAN PORTFOLIOINVESTASI INDUSTRI SEMEN

Oleh:

LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Kerjasama dengan

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROPOSAL.: .'

BANJARMASIN2011

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara struktural ekonomi Kalimantan Selatan diprediksi akan makin mengalami peningkatan di sektor pengolahan melalui bertumbuhnya agro industri dan pengolahan mineral.Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah provinsi

Kalimantan Salatan pada sektor industri diprediksikan pada periode 20 tahun ke depan, terus mengalami peningkatan. Industri di Kalimantan salatan diproyeksikan akan tumbuh dengan kisaran 9,00% - 11.00% dengan rata-rata10,00% pertahun dan perdagangan tumbuh rata-rata 8,00%. Pada periode terakhir

ini industri di Kalimantan Selatan akan semakin berkembang seiring dengan kesiapan industri nasional untuk memasuki pasar internasional secara mandiri dan berkelanjutan. Industri yang dikembangkan adalah industri yang berbasis sumberdaya alam yang tersedia, yaitu berupa industri berbasis pertanian dan pertambangan, yang diharapkan dapat berkembang secara bertahap dimulai dari industri yang mengolah bahan setengah jadi menjadi industri hilir yang merupakan produk akhir. Untuk komoditas pertambangan, diarahkan pada pengelolaan seoptimal mungkin seluruh sumber kekayaan tambang. Mengingat akan keterdapatannya tersebut, maka pengelolaannya oleh pemerintah mutlak dilakukan.Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi penghasil bahan galian

beraneka ragam jenisnya, baik itu bahan galian energi, bahan galian logam, bahan galian non logam maupun bahan galian industri. 8eberapa bahan galian tersebut sangat potensial untuk dijadikan bahan baku industri semen.

Semen merupakan komoditi strategis yang memanfaatkan potensi sumber daya alam bahan galian non logam berupa batu kapur. tanah liat, pasir besi dan gipsum (diimpor) melalui proses pembakaran temperatur tinggi. Industri semen memiliki karakter padat modal (capital intensive), padat energi berupa batubara dalam proses pembakaran dan energi listerik, bersifat padat dalam volume besar

sehingga biaya transport tinggi. Industri semen nasional mempunyai daya saing yang tinggi dan tennasuk kelompok komoditi yang diperdagangkan tanpa hambatan tarif (BM = 0%) sesuai dengan kesepakatan perdagangan bebas hambatan (FTA).Strategi Kebijakan pengembangan industri semen di Indonesia adalah memenuhi kebutuhan semen nasional, melakukan persebaran pembangunan pabrik semen ke arah luar Pulau Jawa, meningkatkan daya saing industri semen melalui efisiensi penggunaan energi, meningkatkan kemampuan kompetensi sumber daya manusia dalam desain dan perekayasaan pengembangan industri semen.

Dengan semakin maraknya perkembangan sektor poperti (pemukiman) dan sektor konstruksi (pembangunan sarana dan prasarana) maka kebutuhan akan semen akan semakin meningkat. Menurut Akbar (2008), jika industri semen Indonesia tidak melakukan penambahan kapasitas industri dengan mendirikan pabrik-pabrik semen baru maka dikhawatirkan tidak sampai 10 tahun kedepan Indonesia akan mengalami shortage (kelangkaan) semen. Hingga saat ini pasokan semen di kalimantan Selatan berasal dari pabrik semen di pulau jawa dan sulawesi sedangkan di daerah ini baru satu buah pabrik semen yang beroperasi yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Terbuka, produsen semen merk 'Tiga Roda'," yang berlokasi di Kabupaten kotabaru. Pabrik ini baru sebagian kecil memanfaatkan bahan baku semen yang ada di daerah ini. Sementara deposit bahan baku utama untuk industri semen yang meliputi batu gamping dan batu lempung masih banyak tersedia dan tersebar dibeberapa kabupaten dan berpeluang untuk didirikan pabrik semen baru. Selain bahan baku tersebut, di Kalimantan Selatan yang sangat banyak tersedia batubara untuk pembangkit tenaga listerik yang dibutuhkan oleh industri semen. Untuk memberikan kemudahan bagi investor dalam pembangunan pabrik semen baru di Kalimantan Selatan, maka dipandang perlu dilakukan suatu kajian sekaligus penyusunan profil investasi industri semen di Kalimantan Selatan.

B. Tujuan

- Mengetahui potensi daerah dalam rangka pengembangan industri semen di

Kalimantan Selatan

- Mengetahui peluang investasi industri semen di Kalimantan Selatan

c. Manfaat

8agi investor, memberikan informasi peluang investasi sehingga dapat melakukan investasi di Kalimantan Selatan khususnya industri semen- 8agi masyarakat dapat meningkatkan pendapatan masyarakat

- 8agi Pemerintah Daerah, dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD)

D. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan ini secara garis besar adalah sebagai berikut;

1. Survey lapangan ke beberapa kabupaten dalam rangka pengumpulan data primer dan skunder serta melakukan wawancara (focus group discusion) dengan pihak pemerintah daerah (pejabatlinstansi terkait) dan dengan manajemen pabrik semen PT. Indocement. Data dan informasi yang akan dihimpun antara lain data potensi bahan baku utama dan bahan pendukung industri semen, identifikasi lokasi, ketersediaan sarana dan prasaranan serta melakukan tinjauanl kunjungan ke pabrik semen PT. Indocement di Tarjun kabupaten kotabaru dalam rangka pengumpulan data produksi, pemasaran, investasi pembangunan pabrik.

2Penyusunan portfolio yang secara garis besar menyajikan peta potensi, analisaproduksi, analisa finasial, analisa kebutuhan pasar, sarana prasarana pendukung, kesimpulan dan rekomendasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Semen (cement) adalah hasil industri dari paduan bahan baku kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung/tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk. BHasemen dicampurkan dengan air, maka terbentuklah beton.Batu kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung

senyawa kalsium oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam yang mengandung senyawa silika oksida (Si02), aluminium oksida (AI203), besi oksida (Fe203) dan magnesium oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebaqtan untuk membentuk clinkemya, yang kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai. Hasil akhir dari proses produksi dikemas dalam kantong/zak dengan berat rata-rata 40 kg atau 50 kg.

B. Komposisi Bahan Baku

Sesuai dengan fungsinya, bahan mentah dalam industri semen di bagi atas tiga kelompok yaitu1. Bahan mentah utama (Raw Materials)

Bahan mentah ini merupakan bahan yang tidak bisa diganti kedudukannya dengan bahan lain, karena semen sebagian besar tersusun dari bahan ini, yaitu batugamping dan batulempung. Kedua bahan ini memegang peranan yang sangat penting karena pada bahan ini mineral calcareous (CaC03 > 75%) dan mineral argillaceaus (CaC03 < 75%)terdapatnyaatau berupa CaO. Pada adonan semen batugamping mempunyai komposisi 70% - 75% dan batulempung 15% - 20%.

2. Bahan korektif (Corrective Materials)

Bahan korektif untuk pembuatan semen yaitu pasirbesi (Fe203) dan pasirkuarsa (Si02). Komposisi untuk adonan semen dari kedua bahan ini termasuk unsur minor karena beriurnlah paling kecil. Pasir kuarsamempunyai komposisi 0,5% - 1,0% sedangkan pasirbesi 0,0% - 0,5% dari

keseluruhan adonan semen. Bahan ini dipakai apabila terjadi kekurangan salah satu komponen pada pencampuran bahan-bahan mentah utama, misalnya kekurangan unsur CaO, Si02 atau AI203 dalam adonan.Sedangkan pasirbesi kadang-kadang dapat diganti atau bahkan tidak dipergunakan sarna sekali, apabila unsur yang terkandung di dalamnya sudah tersedia.3. Bahan tambahan (Additive Materials)

Bahan tambahan yaitu gipsum, yang ditambahkan pada saat pembuatan semen sedang berlangsung, dicampurkan pada klinker atau ditambahkan pada raw-mix. Komposisi gipsum dalam semen yaitu sekitar4%-6% dari keseluruhan bahan semen dan bahan ini dapat mengandung sulfat (SO/Pada umumnya komposisi bahan pembentuk semen (Edy, 2008) adalah terdiri atas :1. Batu gamping = 70% - 75%

2. Batu lempung = 15% - 20%

3. Gipsum = 4% - 6%

4. Pasir kuarsa = 0,5% - 1%

5. Pasir Besi = 0,0% - 0,5%

Batugamping dengan kadar CaC03 antara 80%-85% sangat baik sebagai bahan baku semen karena lebih mudah digiling untuk menjadihomogen. Batugamping sebagai bahan baku utama semen harus

memenuhi syarat kimiawi tertentu yaitu CaO = 49% - 55% .. AI203 + Fe203

5% - 12% . SiO 1% - 15% MgO < 5%

= = ='2 '

Faktor kejenuhan batu gamping yang baik yaitu lebih dari 1,02 dan tidak boleh kurang dari 0,66. Faktor kejenuhan (Fk) dihitung dengan memakai persamaan sebagai berikut :

Faktor kejenuhan (Fk) = (% CaO) + 0,7 (% Si02)

2,8(%Si02)+1,2(%AI203)+O,65(%Fe203)

Batulempung yang akan dipakai sebagai bahan baku semen sebaiknya mempunyai kadar Si021ebih besar dari 70% dan AI2031ebihkecildari 10%. Kedua unsur pembentuk batu lempung ini berfungsi sebagai bahan pengoreksi. Jika kadar Fe203 dalam batulempung lebih kecil dari10% maka perlu memakai bahan pengoreksi yaitu berupa pasir besi.

Gipsum (CaS04 2H20) dipergunakan sebagai bahan tambahan

(additve material) pada pembuatan semen portland dengan jumlah antara

4%-6%. Fungsi gipsum disini sebagai redater, yaitu bahan yang dapat mengendalikan waktu pengerasan semen dan juga untuk menentukan kualitas semen. Komposisi kirnia gipsum untuk bahan baku semen portland disyaratkan CaO = 30% - 35% (sekitar 213dari berat minimum S03) ; S03= 40% - 45% ;. H20 = 15% - 25% ; Garam Mg dan Na = 0,1 % ; Hilang pijar

= 9% ; Ukuran partikel = 95% (-14 mesh)

Dalam industri semen pasir kuarsa dipakai sebagai bahan koreksi

bersama pasir besi, pyrite, bauxite, laterit atau kaolin. Komposisi kimia yang disyaratkan adalah Kadar Si02 = 95 % - 99 % ; Kadar AI203 = 3 % - 4 % ;Kadar Fe23= 0 % - 1 %

Pasir besi termasuk pada bahan korektif bersama pasirkuarsa. Untuk bahan baku semen portland komposisi pasir besi harus memenuhi kriteriaSi02 = 30% - 45% ; Fe203 = 20% - 35%; Ti02 = 1% - 3% ; CaO = 7% -10%

; H20 = 0% - 1% .

c. Kebutuhan Bahan Baku dan Tenaga Kerja

Untuk mendapatkan 1 ton semen, diperlukan bahan baku (perkiraan)

sebagai berikut (Ishlah. 2008) :

1. Batu gamping = 1,30 - 1,35 ton,

2. Lempung = 0,30 - 0,35 ton

3. Pasir kuarsa = 0,02 - 0,06 ton

4. Pasir besi = 0,01 - 0,02 ton

5. Gipsum = 0,04 ton

Untuk produksi dengan kapasitas 2,5 juta ton semen per tahun atau 8.000 ton semen per hari membutuhkan bahan baku (Anonim, 2008) sebagai berikut:1. Batu kapur = + 11. 700 ton I hari

2. Tanah liat=+2. 600 ton I hari

3.PB+ PS=+120 ton I hari

4. Gipsum =+ 320 ton I hari

5. Batubara = 1. 200 ton I hari

6. Listrik =

-+ 105 Kwh I ton semen7. Kebutuhan Tenaga kerja Pembangunan Pabrik semena. Tenaga Kontruksi = 2000 Orangb. Tenaga Operasiional = 1000 Orang

D. Jenis,,",enis Semen

Semen terdiri dari dua jenis, yaitu semen portland dan semen pusolan. Semen portland (natural cement) adalah campuran antara batugamping, lempung dan silika, setelah digerus dan dicampur dengan air menghasilkan semen bersifat keras. Sedangkan Semen pusolan (Pozzolan Cement), yaitu campuran gamping halus dan batuan gunung api (tufa silika, abu gunung api) atau bahan lain yang kemudian dicampur dengan air menjadi bahan yang keras. Sedangkan berdasarkan kegunaannya jenis-jenis semen dibedakan sebagai berikut :1. Semen Abu atau semen Portland adalah bubuklbulk berwarna abu kebiru- biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadarkalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggJ Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester

2. Semen Putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.3. Oil Well Cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun di lepas pantai.

4. Mixed & Fly Ash Cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous silica, aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih keras.

Berdasarkan prosentase kandungan penyusunnya, semen Portland terdiri dari 5 tipe yaitu :1. Semen Portland tipe I

Adalah perekat hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling klinker yang kandungan utamanya kalsium silikat dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 55% (C3S); 19% (C2S); 10% (C3A); 7% (C4AF); 2,8% MgO;2,9% (S03); 1,0% hilang dalam pembakaran, dan 1,0% bebas CaO.

2. Semen Portland tipe II

Dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal, dan dapat digunakan untuk bangunan rumah pemukiman, gedung gedung bertingkat dan lain-lain. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 51% (C3S); 24% (C2S); 6% (C3A); 11% (C4AF); 2,9% MgO; 2,5% (S03); 0,8% hilang dalam pembakaran, dan 1,0% bebasCaO.

3. Semen Portland tipe "I

Dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa (tebal) yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, misal bangunan dipinggir laut, bangunan bekas tanah rawa, saluran irigasi , dam-dam.Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 57%

(C3S); 19% (C2S); 10% (C3A); 7% (C4AF); 3,0% MgO; 3,1% (S03);

0,9% hilang dalam pembakaran, dan 1,3% bebas CaO.

4. Semen Portland tipe IV

Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan tinggl pada fase permulaan setelah pengikatan te~adi, misal untuk pembuatan jalan beton, bangunan-bangunan bertingkat, bangunan-bangunan dalam air. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 28% (C3S); 49% (C2S); 4% (C3A); 12% (C4AF); 1,8% MgO; 1,9% (S03); 0,9% hilang dalam pembakaran, dan0,8% bebas CaO.

5. Semen Portland tipe V

Dipakai untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit tenaga nuklir. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 38% (C3S); 43% (C2S); 4% (C3A); 9% (C4AF); 1,9% MgO; 1,8% (S03); 0,9% hilang dalam pembakaran, dan 0,8% bebas CaO. Semakin baik mutu semen,makasemakin lama mengeras atau membatunya jika dicampur

dengan air, dengan angka-angka hidrolitas yang dapat dihitung dengan rumus: (% Si02 + % AI203 + Fe203) : (% CaO + % MgO). Angka hodrolitas ini berkisar antara 1/2 (keras sekali). Namun demikian dalam industri semen angka hidrolitas ini harus dijaga secara teliti untuk mendapatkan mutu yang baik dan tetap, yaitu antara1/1,9 dan 1/2,15

E. Proses Produksi

Proses pembuatan semen dapat dilakukan melalui proses basah dan proses kering. Pada proses basah semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker crude oi!). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi SSM. Sedangkan pada proses kering digunakan teknik penggilingan dan blending kemudian dibakar dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap

pengelolaan yaitu :

1. Proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryerdan roller meal.2. Proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk mendapatkan campuran yang homogen.3. Proses pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker:bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen).4. Proses pendinginan terak.5. Proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling dengan cement mill.

Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi penguapan karena pembakaran dengan suhu mencapai 900 derajat celcius sehingga menghasilkan : residu (sisa) yang tak larut, sulfur trioksida, silika yang larut, besi dan alumunium oksida, oksida besi, kalsium, magnesium, alkali, fosfor, dan kapur bebas.Secara garis besar proses produksi semen melalui 5 tahap, yaitu :

1. Penambangan

Bahan baku utama yang digunakan berupa batu kapur, tanah liat dan pasir silika di tambang dengan cara pengeboran dan peledakan dan kemudian dibawa ke mesin penggiling yang berlokasi tidak jauh dan tambang. Bahan yang telah digiling kemudian dikirim melalui ban berjalan atau dengan menggunakan truk.2. Pengeringan dan Penggilingan

Semua bahan yang sudah dihancurkan dikeringkan di dalam pengering yang berputar untuk mencegah pemborosan panas. Kadar air dari material tersebut menjadi turun sesuai dengan kontrol kualitas yang telah ditentukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Setelah disimpan di Raw Mill Feed Bins, campuran material yang telah mengikuti standar dimasukkan ke dalam penggilingan. Dalam proses penggilingan ini, pengambilan contoh dilakukan setiap satu jam untuk diperiksa agar komposisi masing-masing material tetap konstan dan sesuai dengan standar. Setelah itu tepung yang telah bercampur itu dikirimkan ke tempat penyimpanan

3. Pembakaran dan Pendinginan.

Dari tempat penyimpanan hasil campuran yang telah digiling, material yang telah halus itu dikirim ke tempat pembakaran yang berputar dan bertemperatur sangat tinggi sampai menjadi klinker. Setelah klinker ini didinginkan. dikirim ke tempat penyimpanan. Selama proses ini berlangsung, peralatan yang canggih digunakan untuk memantau proses pembakaran yang diawasi secara terus menerus dari Pusat Pengendalian. Bahan bakar yang dipergunakan adalah batu bara, kecuali untuk semen putih dan oil well cement digunakan gas alam.4. Penggilingan Akhir

Klinker yang sudah didinginkan kemudian dicampur dengan gipsum masih, kemudian digiling untuk menjadi semen. Penggilingan ini dilaksanakan dengan sistem close circuit untuk menjaga efisiensi serta mutu yang tinggi. Semen yang telah siap untuk dipasarkan ini kemudian dipompa ke dalam tangki penyimpanan.5. Pengantongan

Dari silo tempat penampungan, semen dipindahkan ke tempat pengantongan untuk kantong maupun curah. Pengepakan menjadi efisien dengan menggunakan mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Kantong-kantong yang telah terisi dengan otomatis ditimbang dan dijahit untuk kemudian dimuat ke truk melalui ban berjalan. Sedangkan semen curah dimuat ke lori khusus untuk diangkut ke tempat penampungan di pabrik, atau langsung langsung dikapalkan.

F. Analisis Finansial

Pada umumnya, langkah-Iangkah yang pertu dilakukan dalam pengambilan keputusan investasi adalah sebagai berikut:1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).

2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dan usulan investasi tersebut.

3. Mengevaluasi profrtabilitas investasi dengan menggunakan beberapa metode penilaian kelayakan investasi

4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut.

Untuk menilai profitabilitas rencana investasi dikenal dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode non-konvensional (discounted cash flow). Dalam metode konvensional dipergunakan dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi, yaitu payback period dan accounting rate of return, sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (lRR).Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capitalsebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya mvestasi, biaya operasi,dan pemeliharaan serta perkiraan manfaatlbenefrt dari proyek yang direncanakan.

Internal Rate of Return disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyeklinvestasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain). Internal Rate of Return (IRR) digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.

G. Kebutuhan Pasar

Pasar semen dl Indonesia sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan nasional dan sebagian lagi untuk dieksport. Dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan proyek infrastruktur dari Pemerintah serta pertrumbuhan sektor konstruksi bangunan komersial maka kebutuhan pasar semen juga akan semakin meningkat. Diprediksi konsumsi semen nasional akan naik 6% menjadi 43 juta ton tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 sebanyak 40,7 juta ton atau meningkat 6% dari tahun 2009 sebesar 38.4 juta ton (Trimuryono, 2011).

Tabell. Peri