dosis pasien pada pemeriksaan sinar-x medik...

14
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010 PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 21 DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI Eri Hiswara, Heru Prasetio, dan Hasnel Sofyan Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN ABSTRAK DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI. Teknik diagnosis untuk melihat kondisi fisik seorang pasien dengan menggunakan pesawat sinar-X merupakan teknik yang paling banyak digunakan di dunia. Berdasar Badan PBB untuk Efek Radiasi Atom (UNSCEAR), aplikasi diagnostik dan mammografi dengan pesawat sinar-X memberikan kontribusi terbesar bagi penerimaan dosis radiasi oleh penduduk dunia. Untuk kepentingan keselamatan pasien, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), telah merekomendasikan penggunaan tingkat panduan agar dosis radiasi yang diterima pasien tersebut optimum sambil tetap mempertahankan kualitas citra film yang dihasilkan dari aplikasi ini. Dalam kaitan ini telah dilakukan studi kesesuaian kinerja pesawat sinar-X diagnostik yang digunakan dan penentuan tingkat dosis radiasi yang diterima oleh pasien. Hasil studi dibandingkan dengan standar yang ada untuk menentukan kelaikan kinerja pesawat sinar-X diagnostik, sementara data dosis pasien dibandingkan dengan tingkat panduan untuk pajanan medik yang diberikan IAEA. Studi dilakukan dengan melakukan pengukuran di berbagai jenis pesawat sinar-X yang ada di beberapa rumah sakit di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa hampir seluruh pesawat lolos semua uji, kecuali tiga pesawat sinar-X konvensional dan tiga pesawat gigi panoramik yang tidak lolos uji akurasi kVp. Untuk penerimaan dosis pasien, hasil pengukuran menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat panduan yang direkomendasikan IAEA, dan telah diadopsi oleh BAPETEN, tidak dilampaui. Perbandingan dosis pasien yang diperoleh pada studi ini dengan hasil yang diperoleh di beberapa negara maju memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya. Informasi ini dengan demikian membantah anggapan umum bahwa bahwa dosis pasien di negara berkembang selalu lebih besar dari dosis pasien di negara maju. Kata kunci: pesawat sinar-X diagnostik, dosis pasen, kinerja pesawat sinar-X ABSTRACT PATIENT DOSES IN X-RAYS MEDICAL RADIOGRAPHIC EXAMINATIONS. Diagnostic technique to study physical condition of a patient using X-rays is the most common technique used in the world. According to the United Nations Scientific Committee on Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR), applications of diagnostic and mammography using X-rays contribute to the biggest portion of radiation doses received by world’s population. For the purposes of safety to the patient, the International Atomic Energy Agency (IAEA) recommends to use guidance levels so that radiation doses received by patient be optimized while maintaining quality of film image produced by these procedures. In this regard study on compliance test of diagnostic X-ray machine and determination of the level of radiation doses received by patient, has been carried out. Results of study are compared to the existing standard to determine the performance of diagnostic X-rays , whereas data on doses received by patient are compared to the guidance levels for medical exposures recommended by the IAEA. The study was carried out in several hospitals in Indonesia. The results show that most of guidance levels recommended by the IAEA, and adopted by BAPETEN, are not exceeded. Comparison of patient doses obtained in this study with those obtained in several developed countries shows no significant difference between the two. This information, therefore, rebutts the general assumption that patient doses in developing countries are always higher than those in developed countries. Keywords : diagnostic X-ray machine, patient doses, performance of X-rays machine.

Upload: vanminh

Post on 03-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 21

DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI

Eri Hiswara, Heru Prasetio, dan Hasnel Sofyan

Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN

ABSTRAK

DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI. Teknik diagnosis untuk melihat kondisi fisik seorang pasien dengan menggunakan pesawat sinar-X merupakan teknik yang paling banyak digunakan di dunia. Berdasar Badan PBB untuk Efek Radiasi Atom (UNSCEAR), aplikasi diagnostik dan mammografi dengan pesawat sinar-X memberikan kontribusi terbesar bagi penerimaan dosis radiasi oleh penduduk dunia. Untuk kepentingan keselamatan pasien, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), telah merekomendasikan penggunaan tingkat panduan agar dosis radiasi yang diterima pasien tersebut optimum sambil tetap mempertahankan kualitas citra film yang dihasilkan dari aplikasi ini. Dalam kaitan ini telah dilakukan studi kesesuaian kinerja pesawat sinar-X diagnostik yang digunakan dan penentuan tingkat dosis radiasi yang diterima oleh pasien. Hasil studi dibandingkan dengan standar yang ada untuk menentukan kelaikan kinerja pesawat sinar-X diagnostik, sementara data dosis pasien dibandingkan dengan tingkat panduan untuk pajanan medik yang diberikan IAEA. Studi dilakukan dengan melakukan pengukuran di berbagai jenis pesawat sinar-X yang ada di beberapa rumah sakit di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa hampir seluruh pesawat lolos semua uji, kecuali tiga pesawat sinar-X konvensional dan tiga pesawat gigi panoramik yang tidak lolos uji akurasi kVp. Untuk penerimaan dosis pasien, hasil pengukuran menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat panduan yang direkomendasikan IAEA, dan telah diadopsi oleh BAPETEN, tidak dilampaui. Perbandingan dosis pasien yang diperoleh pada studi ini dengan hasil yang diperoleh di beberapa negara maju memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya. Informasi ini dengan demikian membantah anggapan umum bahwa bahwa dosis pasien di negara berkembang selalu lebih besar dari dosis pasien di negara maju. Kata kunci: pesawat sinar-X diagnostik, dosis pasen, kinerja pesawat sinar-X

ABSTRACT

PATIENT DOSES IN X-RAYS MEDICAL RADIOGRAPHIC EXAMINATIONS. Diagnostic technique to study physical condition of a patient using X-rays is the most common technique used in the world. According to the United Nations Scientific Committee on Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR), applications of diagnostic and mammography using X-rays contribute to the biggest portion of radiation doses received by world’s population. For the purposes of safety to the patient, the International Atomic Energy Agency (IAEA) recommends to use guidance levels so that radiation doses received by patient be optimized while maintaining quality of film image produced by these procedures. In this regard study on compliance test of diagnostic X-ray machine and determination of the level of radiation doses received by patient, has been carried out. Results of study are compared to the existing standard to determine the performance of diagnostic X-rays , whereas data on doses received by patient are compared to the guidance levels for medical exposures recommended by the IAEA. The study was carried out in several hospitals in Indonesia. The results show that most of guidance levels recommended by the IAEA, and adopted by BAPETEN, are not exceeded. Comparison of patient doses obtained in this study with those obtained in several developed countries shows no significant difference between the two. This information, therefore, rebutts the general assumption that patient doses in developing countries are always higher than those in developed countries.

Keywords : diagnostic X-ray machine, patient doses, performance of X-rays machine.

Page 2: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 22

1. PENDAHULUAN

Kontribusi terbesar dosis radiasi

yang diterima oleh penduduk dunia adalah

dari aplikasi radiasi di bidang medik, dan

lebih dari 90% kontribusi ini berasal dari

sinar-X diagnostik. Salah satu penyebab dari

kenyataan ini adalah banyaknya pemeriksaan

sinar-X yang dilakukan setiap tahunnya.

Laporan Komite Ilmiah PBB untuk Efek

Radiasi Atom (UNSCEAR) 1 memperkirakan

bahwa pada tahun 2000 pemeriksaan sinar-X

diagnostik mencapai 2100 juta pemeriksaan,

atau sekitar 360 pemeriksaan untuk setiap

1000 penduduk di seluruh dunia. Angka ini

sekitar 10% lebih tinggi dari 330 per 1000

penduduk untuk periode tahun 1991-1995 2,

yang berarti telah terjadi peningkatan jumlah

pemeriksaan setiap tahunnya.

Pemeriksaan sinar-X diagnostik pada

dasarnya dilakukan untuk memperoleh citra

obyek tubuh yang diperiksa. Citra diperoleh

dari proyeksi obyek pada layar oleh berkas

sinar-X yang diatur pada kondisi statis.

Variasi intensitas sinar-X akan diperoleh

akibat proses pelemahannya oleh obyek.

Variasi intensitas ini oleh layar diubah

menjadi variasi dalam bentuk berkas cahaya

tampak, dan selanjutnya cahaya dari layar

akan dideteksi oleh film dan dirubah menjadi

citra radiografi. Teknologi ini dikenal sebagai

citra dua dimensi.

Pada saat ini teknologi pencitraan

diagnostik dengan pesawat sinar-X telah

mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Teknologi citra dua dimensi dalam waktu

singkat disusul oleh teknologi citra yang

bergerak secara real time dengan teknik

fluoroskopi, dan kemudian disempurnakan

dengan citra tiga dimensi melalui Computed

Tomography Scan, atau CT-Scan. Saat ini

teknologi pencitraan bahkan telah mampu

menampilkan aktivitas kimia yang sedang

berlangsung di dalam organ.

Perkembangan teknologi pencitraan

yang semakin canggih menuntut proses kerja

dengan tingkat akurasi yang tinggi. Untuk

mencegah kesalahan yang mungkin terjadi,

Badan Kesehatan Sedunia (WHO) telah

memperkenalkan program jaminan mutu

(PJK) di bidang radiologi diagnostik sejak

tahun 1982 3. Salah satu unsur dari PJK

adalah penerapan uji kesesuaian untuk

memastikan bahwa pesawat sinar-X yang

digunakan masih berfungsi dengan baik,aman

bagi pasien dan dapat menghasilkan citra

yang baik.

Parameter penting uji kesesuaian

yang berhubungan dengan radiasi dalam

pengambilan citra adalah akurasi tegangan

kerja, waktu, dan kualitas berkas radiasi.

Tegangan kerja yang dikeluarkan oleh

pesawat sinar-X harus sesuai dengan yang

ditampilkan oleh panel generator sinar-X,

karena perbedaan antara pengaturan di panel

dengan yang dihasilkan oleh pesawat sinar-X

akan mengakibatkan terjadinya pemberian

dosis yang tidak perlu dan kualitas citra yang

dihasilkan tidak sesuai dengan yang

diharapkan oleh operator. Akurasi waktu

Page 3: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 23

panel dengan yang dikeluarkan dari generator

sinar-X juga sangat dibutuhkan agar dosis

radiasi dan citra yang diperoleh tidak

mengalami pajanan berlebih atau kurang,

sementara kualitas berkas radiasi akan

menunjukkan kemampuan radiasi menembus

obyek, yang dinyatakan dalam HVL.

Semakin besar HVL daya tembus sinar-X

semakin besar, dan dosis yang dihasilkan

lebih rendah karena radiasi yang memiliki

energy rendah lebih sedikit. Tegangan kerja,

waktu dan kualitas radiasi yang tidak sesuai

dengan standar minimal spesifikasi pesawat

sinar-X akan sangat mempengaruhi kualitas

citra dan dosis yang diberikan ke pasien.

Kecanggihan teknologi citra juga

membawa dampak meningkatnya potensi

penerimaan dosis radiasi oleh pasien. Untuk

mengendalikan penerimaan dosis pasien ini

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA)

telah memberikan rekomendasi mengenai

tingkat panduan dosis yang diberikan tidak

hanya untuk radiografi diagnostik, namun

juga untuk CT, mamografi dan fluoroskopi 4.

Di Indonesia, nilai tingkat panduan yang

direkomendasikan IAEA ini telah diadopsi

dan diberlakukan oleh Badan Pengawas

Tenaga Nuklir (BAPETEN) 5.

Namun demikian, nilai tingkat

panduan yang diberikan IAEA belum tentu

sesuai dengan kondisi negara tertentu

mengingat kondisi fisik setiap orang di setiap

negara tidak sama. Untuk itu diharapkan

setiap negara juga memiliki data mengenai

dosis yang diterima oleh pasien yang

menjalani pemeriksaan medik yang

kemudian dapat digunakan sebagai tingkat

panduan pada negara tersebut.

Dalam penelitian ini telah dilakukan

kajian keselamatan radiasi yang meliputi

pengujian kesesuaian kinerja pesawat sinar-X

diagnostik dan penentuan dosis radiasi yang

diterima oleh pasien diagnostik. Kajian

dilakukan pada beberapa rumah sakit yang

ada di Indonesia. Hasil kajian penerimaan

dosis radiasi oleh pasien diagnostik ini

selanjutnya akan digunakan untuk

mengembangkan suatu metode standar untuk

mengumpulkan data penerimaan dosis pasien

tersebut. Metode yang dikembangkan ini

diharapkan dapat diadopsi secara luas oleh

setiap lembaga yang memiliki kemampuan

dalam mengumpulkan data dosis tersebut,

sehingga data Indonesia tentang penerimaan

dosis pasien diagnostik secara lebih cepat

dapat terkumpul dan tingkat panduan medik

diagnostik untuk Indonesia dapat ditetapkan

berdasar data yang valid.

2. METODOLOGI

Uji kesesuaian pesawat sinar-X

diagnostik dilakukan sesuai dengan protokol

yang dikembangkan oleh Dewan Radiologik

Australia Barat 6. Dalam hal ini dilakukan

pengukuran untuk parameter akurasi

tegangan kerja, waktu pajanan radiasi,

kedapatulangan tegangan kerja, waktu dan

keluaran radiasi, linieritas arus dan keluaran,

dan kualitas berkas radiasi. Peralatan yang

digunakan adalah non-invasive beam

Page 4: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 24

analyzer untuk pengukuran tegangan kerja,

waktu dan keluaran, dan filter aluminium

untuk pengukuran kualitas berkas. Hasil

pengukuran kemudian dibandingkan dengan

standar atau batas toleransi yang

direkomendasikan oleh BC Centre for

Disease Control, Kanada 7. Gambar 1

memperlihatkan konfigurasi pengukuran

untuk uji kesesuaian pesawat sinar-X ini,

sementara Tabel 1 memperlihatkan batas

toleransi yang digunakan sesuai dengan

rekomendasi BC CDC Kanada.

Gambar 1. Konfigurasi pengukuran untuk uji kesesuaian pesawat sinar-X.

Lembaran filter Al digunakan hanya

untuk pengukuran kualitas berkas radiasi.

Penentuan tingkat penerimaan dosis pasien

dilakukan dengan protokol yang

dikembangkan IAEA 8. Untuk pesawat sinar-

X konvensional dilakukan dengan

menempelkan langsung alat ukur dosis TLD

(thermoluminescence dosimeter) di tubuh

pasien, sementara untuk pesawat sinar-X gigi

hasil pengukuran dengan TLD dikoreksi lagi

perangkat lunak yang sesuai, sementara

untuk pesawat sinar-X mamografi penentuan

dosis dilakukan dengan perkiraan berdasar

nilai dosis glandular rata-rata (MGD, mean

glandular dose) sebesar 50%. Penentuan

dosis pasien dilakukan pada jenis

pemeriksaan lumbo sakral (AP, LAT),

abdomen (AP), pelvis (AP), sendi panggul

(AP), paru (PA, lateral), thoraks (AP, LAT,

PA), BNO (AP), gigi (intraoral), ekstremitas,

servik (AP,LAT), dan kepala. Hasil

penentuan dosis pasien ini kemudian

dibandingkan dengan tingkat panduan untuk

pajanan medik yang direkomendasikan oleh

IAEA 4 atau BAPETEN 5.

Kajian dilakukan di beberapa rumah

sakit di Indonesia, yaitu di Jakarta (RS

Kanker Dharmais, RS Fatmawati dan RS

Islam), Bandung (RS Kebon Jati),

Yogyakarta (RSGM Prof. Sudomo, RSUD

Tidar, RS PKU Muhammadiyah, RS Dr.

Sardjito), Surabaya (RS Haji, RSAL

Ramelan), Padang (RS M. Jamil, RS Yos

Sudarso, RS Siti Rahmah, RS Bunda Medica

Center, Poliklinik FKG Baiturrahmah) dan

Banjarmasin (RS Ulin).

Page 5: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 25

Tabel 1. Batas toleransi uji kesesuaian pesawat sinar-X diagnostik.

No. Parameter Pengujian Batas toleransi 1. Akurasi tegangan (kVpanel –kVterukur)/kVpanel = ± 10% 2. Akurasi waktu (tpanel –tterukur)/tpanel = ± 10% 3. Linieritas keluaran Koefisien Linieritas

Dimana X1 dan X2 sensitivitas paparan (mGy/mAs) dari dua pengukuran yang berurutan

4. Kedapatulangan kV, waktu, dan keluaran

Koefisien variasi (C )

5. Kualitas berkas (HVL) Pesawat diagnostik konvensional 70 kV ≥ 2,1 mm Al, 80 kV ≥ 2,3 mm Al

Pesawat dental 50 kV ≥ 1,5 mm Al, 60 kV ≥ 1,8 mm Al

Pesawat mamografi (kVp/100) ≤ HVL ≤ (kVp/100 + C)

dengan c = 0,12 untuk kombinasi target/filter Mo/Mo

6. Kesesuaian dan kelurusan berkas Perbedaan ukuran berkas cahaya dan berkas sinar x ≤ 2% SID

Akurasi dimensi bidang sinar-X ≤ 2% SID

Perbedaan titik pusat bidang sinar-X dengan titik pusat berkas cahaya ≤ 2% SID

7. Kebocoran tabung ≤ 1 mGy/jam atau 115 R/jam pada jarak 1 meter dari titik focus, kecuali pesawat sinar-X dental ≤ 0,25 mGy/jam atau 28,5 mR/jam pada jarak 1 m dari titik focus.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebanyak 36 pesawat sinar-X

diagnostik dari 16 rumah sakit dan poliklinik

telah digunakan untuk kajian keselamatan

radiasi ini. Rincian jenis pesawat sinar-X

tersebut adalah 18 buah konvensional, 7 buah

mammografi, 4 gigi intraoral, dan 7 gigi

panoramik.

Tabel 2, 3, 4 dan 5 masing-masing

memperlihatkan hasil uji kesesuaian pesawat

sinar-X konvensional, mammografi, sinar-X

gigi intraoral dan sinar-X panoramik. Dengan

membandingkan data hasil uji kesesuaian

pada keempat tabel dengan batas toleransi

yang diberikan pada Tabel 1, terlihat hampir

seluruh pesawat lolos semua uji, kecuali

untuk uji akurasi tegangan kerja (kVp). Pada

pesawat sinar-X konvensional tiga pesawat

tidak lolos uji akurasi kVp ini, sementara

pada pesawat gigi panoramik tiga pesawat

juga tidak lolos uji yang sama. Pada uji

kualitas berkas untuk pesawat sinar-X

konvensional, seperti terlihat pada Gambar 2,

semua pesawat mampu memenuhi

persyaratan.

Page 6: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 26

Tabel 2. Hasil uji kesesuaian pesawat sinar-X konvensional.

No. Kode Pesawat

Kedapatulangan Akurasi Linieritas keluaran Tegangan

kerja (%) Waktu

pajanan (%) Keluaran

radiasi (%) Tegangan kerja (%)

Waktu pajanan (%)

1 A1a 0.570 0.180 0.540 4.340 0.350 0.021 2 A1b 0.410 0.160 0.120 1.180 - 0.000 3 A2a 0.270 0.510 3.580 3.410 9.570 0.035 4 A3a 1.360 2.350 0.900 2.550 - 0.001 5 A3b 0.540 0.650 0.180 0.560 - - 6 A4a 0.330 0.150 0.930 6.890 5.570 0.042 7 A4b 0.500 0.620 0.230 2.150 1.900 0.237 8 A5a 0.120 0.470 1.380 9.690 4.080 0.016 9 A5b 1.700 0.060 2.610 5.810 4.010 0.133 10 A6a 0.612 0.172 0.417 11.315 - 0.041 11 A7a 0.101 0.000 0.049 1.689 5.446 0.017 12 A8a 1.615 0.118 1.409 2.051 1.480 0.208 13 A7b 0.067 0.000 1.281 1.953 3.169 0.002 14 A9a 0.743 0.000 2.231 9.480 8.502 0.043 15 A10a 0.791 0.304 1.437 10.856 - -* 16 A10b 4.353 0.151 0.999 20.086 0.002 0.002 17 A10c 0.798 0.000 1.544 5.109 5.029 0.114 18 A10d 0.347 0.000 0.293 0.844 - 0.010

* Tidak dilakukan karena pesawat menggunakan metode capacitor discharge untuk menghasilkan tegangan dan arus.

Tabel 3. Hasil uji kesesuaian pesawat sinar-X mammografi.

No. Kode Pesawat

Kedapatulangan Akurasi Linieritas keluaran Tegangan

kerja (%) Waktu

pajanan (%) Keluaran

radiasi (%) Tegangan kerja (%)

Waktu pajanan (%)*

1 B1a 0.371 1.117 - 0.014 2 B2a 0.668 0.030 0.920 1.056 - 0.003 3 B3a 0.129 0.268 0.148 3.789 - 0.001 4 B4a 0.028 0.365 0.137 1.905 - 0.002 5 B5a 0.040 0.010 0.014 2.493 - 0.005 6 B4b 0.028 0.365 0.137 1.905 - 0.002 7 B4c 0.028 0.365 0.137 1.905 - 0.002

*Kontrol arus dan waktu menjadi satu parameter mAs.

Tabel 4. Hasil uji kesesuaian pesawat sinar-X gigi intraoral.

No. Kode Pesawat

Kedapatulangan Akurasi Linieritas keluaran Tegangan

kerja (%) Waktu

pajanan (%) Keluaran

radiasi (%) Tegangan kerja (%)

Waktu pajanan (%)*

1 C1a 0.226 0.044 0.397 2.167 0.019 2 C2a 0.100 1.428 2.620 0.155 3 C3a 0.410 0.240 0.080 6.728 0.090 4 C4a 0.140 0.000 1.460 0.970 0.046 0.002

*Beberapa pesawat tidak memiliki indikator waktu pada panel.

Page 7: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 27

Tabel 5. Hasil uji kesesuaian pesawat sinar-X gigi panoramik.

No. Kode Pesawat

Kedapatulangan Akurasi Linieritas keluaran Tegangan

kerja (%) Waktu

pajanan (%) Keluaran

radiasi (%) Tegangan kerja (%)

Waktu pajanan (%)

1 D1a 1.046 0.000 0.973 15.878 0.116 0.024 2 D2a 2.285 0.942 6.199 12.415 3 D3a 0.372 0.179 0.410 27.512 4 D4a 0.560 0.060 0.460 3.825 2.390 0.003 5 D4b 0.560 0.060 0.460 3.825 2.390 0.040 6 D5a 0.270 0.040 0.180 1.360 0.590 0.005 7 D5b 0.270 0.040 0.180 1.360 0.590 0.005

Meski pun ada pesawat sinar-X yang

akurasi tegangan kerjanya tidak lolos uji, dalam pengambilan data dosis pasien semua data yang diperoleh dari semua pesawat tetap digunakan. Hal ini karena dalam kegiatan rutin para operator pesawat sinar-X telah mengetahui kondisi penyimpangan tersebut dan mereka telah melakukan koreksi agar kondisi penyinaran yang digunakan sesuai dengan kebutuhan radiografi dan citra yang dihasilkan.

Gambar 3 memperlihatkan hasil uji kedapatulangan kV, waktu pajanan dan keluaran semua pesawat sinar-X yang diukur,

Gambar 4 memperlihatkan hasil uji akurasi kV dan waktu pajanan semua pesawat sinar-X yang diukur, dan Gambar 5 memperlihatkan hasil uji linieritas semua pesawat sinar-X yang diukur. Dengan membandingkan hasil yang diberikan pada ketiga gambar ini dengan batas toleransi, dapat diketahui bahwa semua pesawat sinar-X yang diukur memenuhi batas toleransi yang diberikan.

Gambar 2. Hasil uji kualitas berkas untuk pesawat sinar-X konvensional.

Page 8: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 28

Gambar 3. Hasil uji kedapatulangan kV, waktu pajanan dan keluaran semua pesawat sinar-X yang diukur.

Gambar 4. Hasil uji akurasi kV dan waktu pajanan semua pesawat sinar-X yang diukur.

Page 9: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 29

Gambar 5. Hasil uji linieritas semua pesawat sinar-X yang diukur.

Hasil pengukuran penerimaan dosis

pasien dalam dosis masuk permukaan (ESD,

entrance surface dose) pada pemeriksaan

dengan pesawat sinar-X konvensional terlihat

pada Tabel 6. Data terimaan dosis pasien

yang diperoleh cukup bervariasi tergantung

kondisi klinis dan parameter pajanan yang

digunakan. Jenis pemeriksaan yang dilakukan

meliputi foto thorak AP (15), thorak PA (86),

thorak lateral (5), pelvis AP (10), abdomen

AP(19), servik AP(10), servik lateral (5),

lumbo sakral AP (7), lumbo sakral lateral (7),

kepala AP/PA (3), kepala lateral (4),

eksterimitas (atas dan bawah) (48). Data

pasien terbanyak berasal dari jenis

pemeriksaaan foto thorak PA, sedangkan

jumlah data terendah yaitu untuk jenis

pemeriksaan foto kepala.

Seperti terlihat pada Tabel 6, data

yang diperoleh sangat bervariasi dan sangat

dipengaruhi oleh kondisi klinis dan parameter

pemeriksaan. Pada pemeriksaan gigi yang

meliputi intraoral, panoramik dan

chepalometri, parameter penyinaran berada

pada rentang 50-62kV dan 5.6-10mAs, 50-

82kV dan 5.6-11.2mAs, 90-95kV dan 4.5-

5.2mAs. Kondisi penyinaran dipengaruhi

oleh kebutuhan klinis yang dibutuhkan oleh

dokter, dosis rata-rata yang diperoleh untuk

pemeriksaan gigi intraoral, chepalometri dan

panoramik adalah 4.035mGy, 2.047mGy dan

0.04mGy.

Berdasar rekomendasi IAEA dan

BAPETEN, tingkat dosis untuk pemeriksaan

gigi intraoral dan chepalometri masing-

masing adalah 7 mGy dan 5mGy. Data

pengukuran memperlihatkan bahwa hasil

Page 10: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 30

yang diperoleh masih lebih rendah

dibandingkan dengan rekomendasi IAEA

atau BAPETEN tersebut. Pada pemeriksaan

panoramik, pada saat ini belum ada

rekomendasi tentang batasan dosis yang

boleh diterima oleh pasien. Pada pemeriksaan

gigi kondisi berat badan pasien kurang

berpengaruh karena area penyinaran yang

diamati adalah bagian kepala. Parameter

yang penting adalah ukuran kepala. Sebagian

besar pasien pada radiodiagnostik gigi berada

pada rentang umur 16-40 tahun dengan

jumlah 57%, sedangkan pada rentang umur

0-15 tahun sebanyak 30% dan sisanya 13%

pada rentang umur > 40 tahun.

Secara umum, dosis pasien rata-rata

yang diterima masih di bawah tingkat

panduan dosis yang direkomendasikan oleh

BAPETEN. Namun ada beberapa pasien

yang menerima dosis di atas nilai panduan

dosis seperti pada pemeriksaan gigi intraoral

(maksimum pada 13,516 mGy) dan

chefalometri (maksimum pada 7,132 mGy).

Walaupun masih dapat dibenarkan, tetapi

harus dipikirkan upaya untuk mengurangi

dosis yang diterima oleh pasien. Terutama

untuk foto gigi, karena daerah yang terpajan

radiasi terdapat banyak organ kritik seperti

mata, tiroid, dan calvaria. Organ-organ ini

sensitif terhadap radiasi, sehingga

dikhawatirkan bila terjadi pemberian dosis

yang berlebihan akan mengakibatkan

kerusakan pada organ-organ tersebut.

Tabel 6. Hasil pengukuran penerimaan dosis pasien pada pemeriksaan dengan sinar-X konvensional dan gigi.

Jenis pemeriksaan ESD (mGy) ESD rata-rata (mGy)

Tingkat panduan IAEA/BAPETEN Maksimum Minimum Deviasi

Intra oral 13,52 0,94 2,73 4,51 7 Panoramik 0,09 0,01 0,03 0,04 * Cefalometri 7,13 0,25 3,39 2,05 5 Thoraks AP 0,80 0,02 0,23 0,30 10 Thoraks PA 0,39 0,01 0,30 0,39 0.4

Thoraks LAT 16,97 0,08 7,34 3,86 20 Pelvis AP 3,26 0,30 0,86 1,59 10

Abdomen AP 2,19 0,28 0,70 1,67 10 Servik AP 0,72 0,31 0,16 0,52 *

Servik LAT 1,12 0,30 0,34 0,67 * Lumbo sakral AP 4,07 0,63 1,051 2,05 10

Lumbo Sakral LAT 6,23 0,24 2,34 4,23 30 Kepala AP/PA 1,74 0,77 0,48 1,25 5 Kepala LAT 1,35 0,16 0,56 0,85 3 Ekstrimitas 1,23 0,03 0,23 0,29 *

*) Tingkat panduan tidak diberikan.

Page 11: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 31

Studi penerimaan dosis pasien yang

melibatkan 12 negara Asia, Afrika dan Eropa

Timur telah dilakukan oleh IAEA [9]. Hasil

studi yang dibandingkan dengan hasil dari

beberapa negara lain diberikan pada Tabel 7.

Tabel 7 juga memberikan hasil yang

diperoleh pada studi ini. Seperti terlihat,

kecuali untuk dosis pada pemeriksaan thoraks

PA yang relatif sama, beberapa dosis pada

pemeriksaan yang lain umumnya lebih

rendah dari hasil yang diperoleh IAEA.

Perbandingan dengan hasil yang diperoleh

dari beberapa negara maju juga

memperlihatkan bahwa dosis pasien di

negara berkembang relatif tidak berbeda

dengan dosis pasien di negara-negara maju

tersebut.

Untuk pemeriksaan mammografi,

seperti terlihat pada Tabel 8, kondisi

pemeriksaan sangat bervariasi bergantung

pada kondisi pasien.

Terlihat setiap rumah sakit

menggunakan teknik pengambilan gambar

yang berbeda-beda. Beberapa rumah sakit

menggunakan kondisi penyinaran (kV dan

mAs) disesuaikan dengan kondisi ketebalan

payudara, dan beberapa rumah sakit

menggunakan kondisi penyinaran yang sama

untuk semua kondisi ketebalan payudara.

Kondisi tegangan kerja berada pada rentang

25-33 kV dengan rata-rata 27.25 kV, dan

kondisi mAs berada pada rentang 4-90 mAs

dengan rata-rata 26.72 mAs untuk semua

sumah sakit untuk semua sumah sakit.

Ketebalan payudara pasien juga bervariasi

dengan ketebalan terkecil 2.8-7.4 cm dengan

ketebalan rata-rata 4.9 cm untuk semua

rumah sakit. Ketebalan payudara sangat

mempengaruhi dosis yang akan diterima oleh

pasien.

Tabel 7. Perbandingan dosis pasien di beberapa negara untuk jenis pemeriksaan yang sama.

Negara ESD (mGy)

Thoraks PA

Lumbo AP

Lumbo LAT

Abdomen AP

Pelvis AP

Kepala AP dan PA

AS 0,25 5,0 - 4,5 - - Inggeris 0,15 5,0 11,7 4,7 3,6 2,3 Australia 0,12 6,1 15,1 4,2 3,9 1,9 Kanada 0,11 3,34 - 2,35 - - Finlandia 0,24 8,8 18,2 7,1 6,2 3,4 Yunani 0,18 - - 1,36 - - Korea 0,21 2,8 6,17 2,33 2,44 2,04 Taiwan 0,52 5,91 18,9 4,77 5,13 2,6 Selandia Baru 0,22 22,8 35,5 20,4 21,4 3,0 IAEA *) 0,33 4,07 8,53 3,64 3,68 2,41 Studi ini 0,39 2,05 4,23 1,67 1,59 - *) Rata-rata dari 12 negara.

Page 12: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 32

Dalam penelitian ini faktor koreksi

kelenjar payudara menggunakan nilai 50%,

dan dosis MGD yang didapat adalah MGD

pada kondisi 50% jumlah kelenjar payudara.

Nilai dosis untuk rumah sakit yang

menggunakan fasilitas Automatic Exposure

Control (AEC) pada umumnya lebih rendah

dibandingkan dengan rumah sakit yang tidak

menggunakan fasilitas AEC. Nilai MGD50%

rata-rata pada rumah sakit yang

menggunakan AEC adalah 0.15 mGy, 1.53

mGy dan 0.86 mGy, pada rumah sakit yang

tidak menggunakan fasilitas AEC nilai

MGD50% rata-rata adalah 4.05 mGy dan

nilai ini melebihi batas toleransi yang

direkomendasikan oleh badan pengawas

yaitu 3mGy. Ini menunjukkan bahwa

penggunaan AEC sebaiknya dioptimalkan

untuk mengurangi dosis pada kelenjar

payudara. Secara keseluruhan MGD50%

untuk semua rumah sakit adalah 0.84 mGy,

dengan dosis maksimal 4.376 mGy, minimal

0.076 mGy dan standar deviasi 1.37 mGy.

Tabel 8. Kondisi parameter pajanan pemeriksaan mammografi dan

perkiraan nilai MGD 50%.

RS B4 RS B3

kV mAs Ketebalan (cm)

MGD50% (mGy) kV mAs

Ketebalan (cm)

MGD50% (mGy)

rerata 26.41 10.89 5.23 0.15 28.26 61.89 5.12 1.53 Standar deviasi 1.06 4.57 1.02 0.04 1.19 2.62 0.40 0.20 Max 29 27 7.4 0.24 30 63 5.9 1.88 Min 25 4 2.8 0.08 27 56 4.5 1.21 RS B5 RS B1

kV

mAs

Ketebalan (cm)

MGD50% (mGy)

kV

mAs

Ketebalan (cm)

MGD50% (mGy)

rerata 30 90 3.29 4.05 31.3 29.7 4.97 0.86 Standar deviasi 0 0 0.18 0.19 1.89 2.58 0.82 0.12 max 30 90 3.6 4.38 33 32 6 1.05 min 30 90 3 3.75 28 25 3.5 0.66

Page 13: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 33

4. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari

hasil studi ini adalah:

1. Sebagian besar pesawat sinar-X yang

diukur menunjukkan kinerja yang

memuaskan, kecuali tiga pesawat sinar-X

konvensional dan tiga pesawat gigi

panoramik yang tidak lolos uji akurasi

kVp.

2. Sebagian besar data dosis pasien

menunjukkan relatif lebih rendah dari

rekomendasi IAEA, kecuali pada satu

pemeriksaan gigi intraoral dan satu pada

pemeriksaan chefalometri yang

melampauinya.

3. Perbandingan nilai dosis pasien yang

diperoleh pada studi ini dengan hasil

yang diperoleh dari beberapa negara

maju juga memperlihatkan bahwa dosis

pasien di negara berkembang relatif tidak

berbeda dengan dosis pasien di negara-

negara maju tersebut.

Untuk menyempurnakan hasil studi

ini dan untuk memperoleh tingkat panduan

dalam pemeriksaan medik diagnostik yang

representatif untuk Indonesia, disarankan

agar dilakukan studi dengan sampel pesawat

sinar-X yang lebih besar dari beberapa

provinsi lain.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih diucapkan kepada para

staf di rumah sakit tempat studi ini

dilaksanakan yang telah membantu

mengoperasikan pesawat sinar-X diagnostik,

dan kepada Sdr. Dyah D. Kusumawati, Helfi

Yuliati dan Suyati yang telah membantu

melakukan pengukuran. Studi ini juga tidak

akan terlaksana tanpa bantuan dana dari

Program Sinergi dan Sinkronisasi Penelitian

dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi Nuklir DIKTI-BATAN tahun

2009.

DAFTAR PUSTAKA

1. UNSCEAR, Sources and Effects of

Ionizing Radiation: Reports to the General Assembly with Scientific Annexes, Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation, UN, New York (2000).

2. UNSCEAR, Sources and Effects of Ionizing Radiation (Reports to the General Assembly with Scientific Annexes). Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation, UN, New York (1996).

3. WHO, Quality Assurance in Diagnostic Radiology, WHO, Geneva (1982).

4. IAEA, Basic Safety Standards for Protection against Ionizing Radiation and for Safety of Radiation Sources, Safety Seres No.115, IAEA, Vienna (1996).

5. Keputusan Kepala BAPETEN No. 01-P/Ka-BAPETEN/I-03 tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik.

6. Radiological Council of Western Australia. Diagnostic X-Ray Equipment Compliance Testing. Program Requirements 2006.

7. Diagnostic X-Ray Unit QC Standards in BC: Summary of Standards/Limits for QC of Diagnostic X-Ray Equipment. BC Centre for Disease Control (2004).

8. IAEA. Dosimetry in Diagnostic Radiology: An International Code of Practice. Technical Report Series No. 457. IAEA, Vienna (2007).

Page 14: DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Eri_Hiswara.pdf · DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI . ... bergerak secara

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 34

9. MUHOGORA, WILBROAD E., et.al., Patient Doses in Radiographic Examinations in 12 Countries in Asia, Africa and Eastern Europe: Initial Results from IAEA Projects, Am.Journal.Radiol. (2008) pp. 1453-1461.