dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT. telah mewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci harta mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai nishab (batas terendah wajibnya zakat) dan telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa haul (satu tahun bagi harta simpanan dan niaga, atau telah tiba saat memanen hasil pertanian). Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah yang menjelaskan tentang keutamaan zakat, infaq dan shadaqah. Sebagaimana firman Allah taala yang berbunyi: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 277 ). Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 274 ) . 1

Upload: aldi-setiawan

Post on 11-Jan-2017

374 views

Category:

Data & Analytics


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT.

telah mewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci

harta mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai nishab (batas

terendah wajibnya zakat) dan telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa

haul (satu tahun bagi harta simpanan dan niaga, atau telah tiba saat memanen hasil

pertanian).

Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah

yang menjelaskan tentang keutamaan zakat, infaq dan shadaqah. Sebagaimana

firman Allah taala yang berbunyi:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,

mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi

Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka

bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 277 ).

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari

secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi

Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka

bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 274 ) .

Adapun hadist-hadits Nabi yang menjelaskan akan keutamaannya antara

lain : Rasulullah SAW bersabda:.

Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu , ia berka a “Rasulullah shallallahu

`alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang

berasal dari usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari

yang halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut

dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharnya untuk

pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yang menjaga dan memelihara anak

kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” Mu afaq ’alaih.

1

Page 2: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian Zakat Infaq Shadaqah dan wakaf ?

2. Apakah Perbedaan zakat, infaq shadaqah dan wakaf ?

3. Apakah Manfaat Zakat Infaq Shadaqah dan wakaf ?

4. Apakah Hikmah Zakat Infaq Shadaqah dan wakaf ?

5. Bagaimana Ketentuan wajib zakat Shadaqah dan wakaf ?

2

Page 3: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat

Perkataan zakat berasal dari kata zaka, artinya tumbuh dengan subur.

Makna lain kata zaka, sebagaimana digunakan dalam al-Qur’an adalah suci

dari dosa (M. Moh. Ali, 1977 : 311) Dalam kitab-kitab hokum islam,

perkataan zakat itu diartikan dengan suci, tumbuh dan berkembang serta

berkah. Dan jika pengertian itu dihubungkan dengan harta, maka menurut

ajaran Islam, harta yang dizakati itu akan tumbuh berkembang, bertambah

karena suci dan berkah (membawa kebaikan bagi hidup dan kehidupan yang

punya). Jika dirumuskan, maka zakat adalah bagian dari harta yang wajib

diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang

tertentu, dengan syarat-syarat tertentu pula.1 Syarat-syarat tertentu itu adalah

nisab, haul dan kadar-nya. Menurut hadits, yang berasal dari Ibnu Abbas,

ketika Nabi Muhammad mengutus Mu’az bin Jabal ke Yaman untuk

mewakili beliau menjadi gubernur di sana, antara lain Nabi menegaskan

bahwa zakat adalah harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk

disampaikan kepada yang berhak menerimanya, antara lain fakir dan miskin.

1. Prinsip-prinsip Zakat

Menurut M. A. Mannan dalam bukunya Islamic Economics:

Theory and Practice (Lahore, 1970 : 285), zakat mempunyai enamprinsip,

yaitu prinsip keyakinan keagamaan (faith), prinsip pemerataan (equity) dan

keadilan, prinsip produktivitas (productivity) dan kematangan, prinsip nalar

(reason), prinsip kebebasan (freedom), prinsip etik (ethic) dan kewajaran.

Prinsip keyakinan keagamaan menyatakan bahwa orang yang

membayar zakat yakin bahwa pembayaran tersebut merupakan salah

satumenifestasi keyakinan agama-nya, sehingga kalau orang yang

1 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas.2009. fiqh ibadah. jakarta: Amzah.

3

Page 4: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

bersangkutan belum menunaikan zakatnya, belum merasa sempurna

ibadahnya. Prinsip pemerataan dan keadilan cukup jelas menggambarkan

tujuan zakat yaitu membagi lebih adil kekayaan yang telah diberikan Tuhan

kepada umat manusia. Prinsip produktivitas dan kematangan menekankan

bahwa zakat memang wajar harus harus dibayar karena milik tertentu telah

menghasilkan produk tertentu. Dan hasil (produksi) tersebut hanya dapat

dipungut stelah lewat jangka waktu satu tahun yang merupakan ukuran

normal memperoleh hasil tertentu. Prinsip nalar dan kebebasan menjelaskan

bahwa zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas dan sehat jassmani dan

rohaninya, yang merasa mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat

untuk kepentingan bersama. Zakat tidak di pungut dari orang yang sedang

dihukum atau orang yang menderita sakit jiwa.2

Akhirnya prinsip etik dan kewajaran menyatakan bahwa zakat tidak akan

diminta secara semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang

ditimbulkannya. Zakat tidak mungkin dipungut, kalau karena pemungutan itu

orang yang membayarnya justru akan menderita (Mubyarto, 1986 :33).

2. Tujuan Zakat

Yang dimaksud dengan tujuan zakat, dalam hubungan ini adalah

sasaran praktisnya. Tujuan tersebut, selain yang telah disinggung diatas,

antara lain adalah sebagai berikut :

1. Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya ke luar dari

kesulitan hidup serta penderitaan.

2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh paragharimin,

ibnussabil dan mustahiq lainnya.

3. Membentangkan dan membina talipersaudaraan sesama umat Islam dan

manusia pada umumnya.

4. Menghilangkan sifat kikir.

5. Membersihakan sifat dengki dan iri (kecemburuan social) dari hati

orang-orang miskin.

2 Rasyid, Sulaiman. 2009. fiqh islam. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

4

Page 5: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

6. Menjebatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin

dalam suatu masyarakat.

7. Mengembangkan rasa tanggung jawab social pada diri seseorang,

terutama pada mereka yang mempunyai harta.

8. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan

menyerahkan hak orang lain yang ada padanya (Pedoman zakat (4),

1982 : 27 – 28).

9. Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial.

3. Hikmahnya

Zakat sebagai lembaga Islam mengandung hikmah yang bersifat

rohaniah dan filosofis, hikmah itu digambarkan dalam berbagai ayat al –

Qur’an (2 : 261, 2 : 267, 9 : 103, 30 : 39) dan al-Hadist. Diantara hikmah-

hikmah itu adalah :

1. Mensyukuri karunia Ilahi, menumbuhsuburkan harta dan pahala serta

membersihkan diri dari sifat-sifat kikir, dengki, iri serta dosa.

2. Melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan akibat kemelaratan.

3. Mewujudkan rasa solidaritas dan kasih saying antara sesame manusia.

4. Manifestasi kegotongroyongan dan tolong-menolong dalam kebaikan dan

takwa.

5. Mengurangi kefakimiskinan yang merupakan masalah sosial.

6. Membina dan mengembangkan stabilitas sosial salah satu jalan

mewujudkan keadilan sosial.

4. Syarat-syarat Zakat

Menurut para ahli hokum Islam, ada bebrapa syarat yang harus dipenuhi

agar kewajiban zakat dapat dibebankan pada harta yang dipunyai oleh

seorang muslim.3 Syarat-syarat itu adalah :

3 Syarifuddin, Amir. 2010.Garis-garis Besar fiqh .Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

5

Page 6: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

1. Pemilikan yang pasti, artinya sepenuhnya berada dalam kekuasaan yang

punya, baik kekuasaan pemanfaatan maupun kekuasaan menikmati

hasilnya.

2. Berkembang, artinya harta itu berkembnag baik secara alami berdasarkan

sunnatullah maupun bertambah karena ikhtiar atau usaha manusia.

3. Melebihi kebutuhan pokok, artinya harta yang dipunyai oleh seseorang

itu melebihi kebutuhan pokok yang diperlukan oleh diri dan keluarganya

untuk hidup wajar sebagai manusia.

4. Bersih dari hutang, artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu bersih

dari hutang, baik hutang kepada Allah (nazar, wasiat) maupun hutang

kepada sesame manusia.

5. Mencapai nisab, artinya mencapai jumlah minimal yang wajib

dikeluarkan zakatnya.

6. Mencapai haul, artinya harus mencapai waktu tertentu pengeluaran zakat,

biasanya dua belas bulan atau setiap kali setelah menuai atau panen

(Abdullah Nasih Ulwan, 1985 : 9-15).

5. Macam-macam Zakat

Zakat terdiri atas :

1. Zakat mal atau zakat harta adalah bagian dari harta kekayaan seseorang

(juga dalam hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang

tertentu setelah dipunyai selama jangka waktu tertentu dalam jumlah

minimal tertentu.

Pada umumnya didalam kitab-kitab hukum fikih Islam harta kekayaan

yang wajib dizakati atau dikeluarkan zakatnya digolongkan ke dalam

kategori emas, perak, dan uang (simpanan), barang yang diperdagangkan,

hasil peternakan, hasil bumi, hasil tambang dan barang temuan. Masing-

masing kelompok itu berbeda nisab dan kadarnya.

2. Zakat fitrah adalah pengeluaran wajib dilakukan oleh setiap muslim yang

mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang wajar pada malam

dan hari raya Idulfitri, sebagai tanda syukur kepada Allah karena telah

6

Page 7: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

selesai menunaikan ibadah puasa. Zakat fitrah ini, selain dari untuk

menggembirakan hati fakir-miskin pada hari raya Idulfitri itu, juga

dimaksudkan untuk menyucibersihkan dosa-dosa kecil yang mungkin ada

ketika melaksanakan puasa Ramadhan (al-Hadist), agar orang itu benar-

benar kembali kepada keadaan ftrah, suci seperti ketika dilahirkan

ibunya. Orang Islam yang mempunyai bahan makanan pokok lebih dari

dua setengah kg pada waktu itu, wajib membayar zakat fitrah sebagai

upaya pendidikan agar orang gemar membelanjakan hartanya untuk

kepentingan orang lain, kedatipun setelah mengeluarkan zakat fitrah itu

ia berhak menerima bagian yang mungkin lebih besar dari yang

dikeluarkannya (Yusuf al-Qardhawi, A.A. Basyir, 1975 : 51 -52).

6. Penerima Zakat

Mengenai penerima zakat dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu yang

berhak dan yang tidak berhak menerima zakat sebagaimana yang akan

diuraikan berikut ini :

1. Yang berhak menerima zakat

Yang berhak menerima zakat menurut ketentuan al-Qur’an surah 9 (at-

Taubah ayat 60, adalah fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim,

sabilillah, dan ibnussabil (seperti berulang-ulang telah disebut di atas).

2. Yang tidak berhak menerima zakat

Yang tidak boleh menerima zakat adalah kelompok orang-orang berikut

adalah keturunan Nabi Muhammad berdasarkan hadist Nabi sendiri,

kelompok orang kaya, keluarga Muzzaki yakni keluarga orang-orang

yang wajib mengeluarkan zakat, orang yang sibuk beribadah sunnat

untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi meluoakan kewajibannya

mencari nafkah untuk diri dan keluarga dan orang-orang yang menjadi

tanggungannya, dan orang yang tidak mengakui adanya Tuhan dan

menolak ajarang agama. Mereka disebut mulhid atau atheis (Abdullah

Nasih Ulwan, 1986 : 70-74, pedoman zakat (3), 1982 : 35-38).

7

Page 8: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

B. Infaq.

        Infaq (bahasa Arabnya: infâq), maknanya lebih umum. Infak berarti

membelanjakan harta, uang, ataupun bentuk kekayaan yang lain, yang

bersifat wajib maupun yang bukan wajib.

Infak dari akar kata : Nafaqa (Nun, Fa’, dan Qaf), yang mempunyai arti

keluar. Dari akar kata inilah muncul istilah Nifaq-Munafiq, yang mempunyai

arti orang yang keluar dari ajaran Islam.

Kata (infaq), yang huruf akhirnya mes inya “Qaf”, oleh orang Indonesia

dirubah menjadi huruf “ Kaf ”, sehingga menjadi (infak).

Maka, Infaq juga bisa diartikan mengeluarkan sesuatu (harta) untuk suatu

kepentingan yang baik, maupun kepentingan yang buruk. Ini sesuai dengan

firman Allah yang menyebutkan bahwa orang-orang kafirpun meng "infak"

kan harta mereka untuk menghalangi jalan Allah :

 “Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka

untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta

itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan.

dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan” (Qs. Al

Anfal : 36)

Sedangkan Infak secara istilah adalah : Mengeluarkan sebagian harta

untuk sesua tu kepentingan yang diperintahkan oleh Allah subhanahu

wata’ala, seperti menginfakkan harta untuk memenuhi kebutuhan keluarga.4

                                                                              

C. Shadaqah.

        Shadaqah, dari segi bahasa berasal dari akar kata kerja shadaqa atau

bentuk nomina verbanyaash-shidq yang berarti ‘kesungguhan’ dan

‘kebenaran’. Al-Qur’an menggunakan kata ini sebanyak lima kali dalam ben

uk unggal dan ujuh kali dalam bentuk jamak—kesemuanya dalam konteks

pengeluaran harta benda secara ikhlas.5 Sedekah sifatnya tidak wajib,

melainkan sunnah, sangat dianjurkan. Tetapi, meski demikian,

4 Urgensi Infaq(http://immawatiraincity.blogspot.com/2008/12/urgensi-infaq.html)5 Hafsa Mutazz , Definisi Zakat, Infaq dan Shadaqah (http://donasiaih. blogspot.

com/2008/07/zakat-infaq-shadaqah-dalam-islam.html)

8

Page 9: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

kata sedekah juga terkadang digunakan oleh al-Qur’an untuk makna

pengeluaran harta yang wajib. Surah at-Taubah ayat 103 memerintahkan Nabi

saw. mengambil zakat harta dari mereka yang memenuhi syarat-syarat.

Demikian juga surah at-Taubah ayat 60 yang berbicara tentang mereka yang

berhak menerima zakat dengan menggunakan kata (shadaqah) sedekahdalam

arti zakat wajib.

D. Wakaf

Perkataan waqf, yang menjadi wakaf dalam bahasa Indonesia, berasal

dari kata kerja bahasa Arab waqafa yang berarti menghentikan, berdiam di

tempat atau menahan sesuatu. Pengertian menghentikan ini (kalau)

dihubungkan dengan ilmu baca al-Qur’an (ilmu tajwid) adalah tata cara

menyebut huruf-hurufnya, dari mana dimulai dan dimana harus berhenti.

Wakaf dalam pengertian ilmu tajwid ini mengandung makna menghentikan

bacaan, baik seterusnya maupun untuk mengambil nafas sementara. Menurut

aturannya seorang pembaca tidak boleh berhenti di pertengahan suku kata,

harus pada akhir kata di penghujung ayat agar bacaannya sempurna.6

Pengertian wakaf dalam makna berdiam di tempat, dikaitkan dengan wuquf

yakni berdiam di Arafah pada tanggal9 Zulhijjah ketika menunaikan ibadah

haji. Tanpa wuquf di Arafah tidak ada haji bagi seseorang.

Pengertian menahan (sesuatu) dihubungkan dengan harta kekayaan,

itulah yang dimaksud dengan wakaf dalam uraian ini. Wakaf adalah menahan

sesuatu benda untuk diambil manfaatnya sesuai dengan ajaran Islam.

Di dalam kepustakaan, sinonim waqf adalah habs. Kedua-duanya kata

benda yang berasal dari kata kerja waqafa dan habasa, artinya menghentikan,

menahan seperti yang dikemukakan di atas. Bentuk jamaknya adalah awqaf

untuk waqf dan ahbas untuk habs. Perkataan habs atau ahbas biasanya

dipergunakan di Afrika Utara di kalangan pengikut mazhab Maliki.

Di dalam al-Qur’an surah al-Haj (22) ayat 77 Tuhan memerintahkan agar

manusia berbuat kebaikan supaya hidup manusia itu bahagia.di surah lain

6 Tihami dan Sohari Sahrani, Masail Al-Fiqhyah (Jakarta, Triarga Utama, 2007 ), hal. 77-81

9

Page 10: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

Allah memrintahkan manusia untuk membelanjakan (menyedekahkan)

hartanya yang baik (2 :267). Dalam surah al-Imran (3) ayat 92 Tuhan

menyatakan bahwa manusia tidak akan memperoleh kebaikan, kecuali jika ia

menyedekahkan sebagian dari harta yang disenanginya (pada orang lain).

Menurut hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim berasal dari Abu

Hurairah, seorang manusia yang meninggal dunia akan berhenti semua pahala

amal perbuatannya,kecuali pahala tiga amalan yaitu pahala amalan shadaqah

jariyah (sedekah yang pahalanya tetap mengalir) yang diberikannya selama ia

hidup, pahala ilmu yang bermanfaat (bagi orang lain) yang diajarkannya

selama hayatnya, dan doa anak (amal) saleh yakni anak yang membalas guna

orang tuanya dan mendoakan ayah-ibunya kendatipun orangtuanya itu telah

tiada bersama dia di dunia ini. Para ahli sependapat bahwa yang dimaksud

dengan (pahala) shadaqah jariyah dalam hadist itu adalah (pahala) wakaf

yang diberikannya di kala seseorang masih hidup (A. A. Basyir, 1977 : 7).

Harta yang diwakafkan haruslah benda yang kekal zatnya (tahan lama

wujudnya), tidak lekas musnah stelah dimanfaatkan,lepas dari kekuasaan

orang-orang yang berwakaf, tidak dapat diasingkan kepada pihak lain, baik

dengan jalan jual-beli hibah maupun dengan warisan, serta untuk keperluan

amal kebajikan sesuai dengan ajaran Islam.

1. Unsur-Unsur Wakaf

1. Orang yang Mewakafkan Hartanya (Wakif)

Orang yang mewakafkan hartanya, dalam istilah hukum Islam

disebut wakif. Seorang wakif haruslah memenuhi syarat untuk

mewakafkan hartanya, di antaranya adalah kecakapan bertindak, telah

dapat mempertimbangkan baik buruknya perbuatan yang dilakukannya

dan benar-benar pemilik harta yang diwakafkan itu. Mengenai harta yang

diwakafkan perlu dicatat bahwa harta itu harus bebas dari beban hutang

pada orang lain. Kalau ada, beban itu harus diangkat lebih dahulu supaya

dengan tindakannya itu wakif tidak merugikan orang lain. Seorang wakif

tidak boleh mencabut kembali wakafnya dan dilarang pula menuntut agar

10

Page 11: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

harta yang sudah diwakafkan dikembalikan ke dalam (bagian) hak

miliknya.

2. Harta yang Diwakafkan (Mauquf)

Barang atau benda yang diwakafkan (mauquf) haruslah memenuhi

syarat-syarat berikut. Pertama, harus tetap zatnya dan dapat dimanfaatkan

untuk jangka waktu yang lama, tidak habis sekali pakai. Pemanfaatan itu

haruslah untuk hal-hal yang berguna,halal dan sah menurut hukum. Kedua,

harta yang diwakafkan itu haruslah jelas wujudnya dan pasti batas-

batasnya (jika berbentuk tanah). Ketiga, benda itu sebagaimana disebutkan

diatas, harus benar-benar kepunyaan wakif dan bebas dari segala beban.

Keempat, harta yang diwakafkan itu dapat berupa benda dapat juga berupa

benda bergerak seperti buku-buku, saham, surat-surat berharga dan

sebagianya. Kalau ia berupa saham atau modal, haruslah diusahakan agar

penggunaan modal itu tidak untuk usaha-usaha yang bertentangan dengan

ketentuan-ketentuan hukum Islam, misalnya untuk mendirikan atau

membiayai tempat perjudian atau usaha-usaha maksiat lainnya (A.A.

Basyir, 1977:10:A. Wasit Aulawi, 1975:3).

3. Tujuan Wakaf (Mauquf ’alaih)

Tujuan wakaf adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah, dalam

rangka beribadah kepada-Nya. Sebagimana halnya dengan zakat, wakaf

merupakan ibadah malliyah berbentuk shadaqah jariyah yakni sedekah

yang terus mengalir pahalanya untuk orang yang menyedekahkannya

selama barang atau benda yang disedekahkan itu masih ada dan

dimanfaatkan.oleh karena sifatnya yang demikian itu, maka tujuan wakaf

wakaf tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai ibadah. Tujuan wakaf itu

harus dapat dimasukkan ke dalam kategori ibadah pada umumnya,

sekurang-kurangnya tujuannya harus merupakan hal yang mubah menurut

ukuran (kaidah) hukum Islam. Adalah mubah atau jaiz atau boleh saja

kalau misalnya orangmewakafkan tanahnya untuk kuburan, pasar,lapangan

olahraga, dan sebaginya dalam rangka pelaksanaan ibadah umum atau

11

Page 12: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

ibadah amah. Kalau tujuan wakaf itu untuk kepentingan umum, maka

harus ada badan yang mengurusnya.

4. Pernyataan (Sighat) Wakif

Pernyataan wakif yang merupakan tanda oenyerahan barang atau

benda yang diwakafkan itu, dapat dilakukan dengan lisan atau tulisan.

Dengan penyataan itu, tanggallah hak wakif atas benda yang

diwakafkannya.

2. Syarat-syarat Wakaf

Di samping rukun-rukun wakaf tersebut di atas, ada pula syarat-

syarat sahnya suatu pewakafan benda atau harta seseorang.7 Syarat-syarat

itu adalah sebagai berikut :

1. Perwakafan benda itu tidak dibatasi untuk jangka waktu tertentu saja,

tetapi untuk untuk selama-lamanya. Wakaf yang dibatasi waktunya

untuk lima tahun saja misalnya, adalah tidak sah.

2. Tujuannya haruis jelas, tanpa menyebutkan tujuan secara

jelas,pewakafan tidak sah.namun apabila seorang wakif menyerahkan

tanahnya kepada suatu badan hukum tertentu yang sudah jelas tujuan

dan usahanya, wewenang untuk penentuan tujuan wakaf itu berada

pada badan hukum yang bersangkutan sesuai dengan tujuan badan

hukum itu

3. Wakaf harus segera dilaksanakan setelah ikrar wakaf dinyatakan oleh

wakif tanpa menggantungkan pelaksanaannya pada suatu peristiwa

yang akan terjadi di masa yang akan datang.

3. Macam Wakaf

7 Direktorat pemberdayaan wakaf, Fiqih Wakaf (Jakarta, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen Agama RI, 2007) hal. 1-3

12

Page 13: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

1. Wakaf Keluarga atau Wakaf Ahli

Yang dimaksud dengan wakaf keluarga atau wakaf ahli (disebut

juga wakaf khusus) adalah wakaf yang khusus diperuntukkan bagi

orang-orang tertentu, seorang atau lebih, baik ia keluarga wakif

maupun orang lain. Dalam hubungan dengan wakaf keluarga ini perlu

dicatat bahwa harta pusaka tinggi di Minangkabau misalnya,

mempunyai cirri-ciri yang sama dengan wakaf keluarga. Ia merupakan

harta keluarga yang dipertahankan tidak dibag-bagi atau diwariskan

kepada keturunan secara individual, karena ia telah diperuntukkan bagi

kepentingan keluarga, memenuhi kebutuhan baik dalam keadaan biasa

apalagi dalam keadaan yang tidak disangka-sangka (darurat).

2. Wakaf Umum

Yang dimaksud dengan wakaf khairi atau wakaf umum adalah

wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan atau kemaslahatan umum.

Wakaf jenis ini jelas sifatnya sebagai lembaga keagamaan dan

lembaga sosial dalam bentuk mesjid, madrasah,pesantren, asrama,

rumah sakit, rumah yatim-piatu, tanah pekuburan dan sebagainya.

Wakaf khairi atau wakaf umum inilah yang paling sesuai dengan

ajaran Islam dan yang dianjurkan pada orang yang mempunyai harta

untuk melakukannya guna memperoleh pahala yang terus mengalir

bagi orang yang bersangkutan kendatipun ia telah meninggal dunia,

selama wakaf itu masih dapat diambil manfaatnya. Dari bentuk-

bentuknya tersebut diatas, wakaf khairi ini jelas merupakan wakaf

yang benar-benar dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat dan

merupakan salah satu sarana penyelenggaraan kesejahteraan

masyarakat baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang

ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan (A.A. Basyir, 1977:15).

4. Pemilikan Harta Wakaf

13

Page 14: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

Para ahli hukum (fikih) Islam sependapat bahwa sebelum harta

yang diwakafkan, pemiliknya adalah orang yang mewakafkannya. Dan

setelah harta wakaf itu diwakafkan oleh wakif, pemilikannya beralih

kepada Allah dan manfaatnya menjadi hak mauqul ‘alaih ( : orang atau

orang yang berhak memperoleh hasil harta wakaf itu). Sebab, menurut

pendapat umum, begitu wakif selesai mengucap ikrar wakaf seketika itu

juga pemilikan harta yang di wakafkannya tanggal (lepas) dari tangannya

dan berpindah (kembali) menjadi milik Allah, tidak pada orang atau badan

yang disebut dalam tujuan wakaf itu. Dengan kalimat lain, pemilikan atas

harta wakaf, setelah ikrar wakaf diucapkan oleh wakif, berpindah

(kembali) kepada Allah, tidak tetap di tangan wakif dan tidak pula

berpindah menjadi milik mauquf ‘alaih.

Dengan demikian, harta wakaf itu menjadi amanat Allah yang

memerlukan orang atau badan hukum mengurus atau mengelolanya.

Orang atau badan yang mengurus wakaf disebut nadzir atau mutawalli.

5. Pengurus Wakaf : Nadzir atau Mutawalli

Nadzir wakaf adalah orang atau badan yang memegang amanat

untuk memelihara dan mengurus harta wakaf sebaik-baiknya sesuai

dengan wujud dan tujuannya. Pada dasarnya, siapa saja dapat menjadi

nadzir asal saja ia berhak melakukan tindakan hukum. Namun demikian,

kalau nadzir itu adalah perorangan, para ahli menentukan beberapa syarat

yang harus dipenuhinya. Syarat tersebut adalah telah dewasa, berakal

sehat, dapat dipercaya dan mampu menyelenggarakan segala urusan yang

berkenaan dengan harta wakaf.

Nadzir berhak mendapatkan upah untuk jerih payahnya mengurus

harta wakaf, selama ia melaksanakan tugasnya dengan baik. Besarnya

sesuai ketentuan wakif, biss sepersepuluh, seperdelapan dari hasil tanah

yang diwakafkannya atau berapa saja yang pantas menurut pertimbangan

wakif. Nadzir wakaf adalah orang yang memegang amanat pemeliharaan

dan pengurusan wakaf sesuai dengan wujud dan tujuannya. Yang berhak

14

Page 15: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

menentukan nadzir wakaf adalah wakif. Mungkin ia sendiri yang menjadi

nadzir, mungkin pula diserahkannya kepada orang lain, baik perorangan

maupun organisasi. Agar pewakafan dapat terselenggara dengan sebaik-

baiknya,pemerintah berhak campur tangan mengeluarkan berbagai

peraturan mengenai perwakafan, termasuk menentukan nadzirnya

(A.A.Basyir, 1977:19, Abdoerraoef, 1970:131).

6. Penerapan Fikih Wakaf di Indonesia

Penerapan fikih wakaf di Indonesia, terdapat perkembangan.

Kalau sebelum tahun tujuh puluhan, untuk memahami fikih wakaf di

Indonesia hanya dipergunakan pendapat ahli mazhab Syafi’I, namun,

setelah tahun tujuh puluhan ketika para hakim pengadilan agama telah

banyak dijabat oleh alumni IAIN, tampak perubahan orientasi, tidak

terbatas lagi hanya pada fikih Islam mazhab Syafi’i, tetapi sudah meluas,

berkembang meliputi juga paham yang tumbuh dalam mazhab hukum

(fikih) Islam lainnya. Dengan demikian, pemahaman dan penerapan fikih

wakaf di tanah air kita telah berkembang pula baik dalam teori maupun

dalam putusan Badan Pengadilan Agama.

7. Bentuk Wakaf di Indonesia

Di Indonesia,wakaf pada umunya berupa benda-benda konsumtif,

bukan barang-barang yang produktif, ini dapat dilihat pada mesjid,

sekolah-sekolah, panti asuhan, rumash sakit, dan sebagainya. Ini

disebabkan karena beberapahal, di antaranya adalah (di jawa misalnya)

tanah telah sempit dan di daerah-daerahlain, menurut hukum adat

(dahulu), hak milik perorangan atas tanah dibatasi oleh hak masyarakat

hukum adat,seperti hak uluyat misalnya. Dan oleh karena harta yang

diwakafkan itu pada umumnya adalah barang-barang konsumtif, maka

terjadilah masalah mengenai biaya pemeliharaannya. Untuk mengatasi

kesulitan itu,perlu dicari sumber dana tetap melelui wakaf produktif.

BAB III

15

Page 16: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pengertian bahasa, kata zakat (dalam bahasa Arab zakâh, dari kata

kerja zakâ) berarti ‘penyucian’ atau ‘pengembangan’. Infaq (bahasa Arabnya:

infâq), maknanya lebih umum. Infak berarti ‘membelanjakan harta, uang, ataupun

ben uk kekayaan yang lain, yang bersifat wajib maupun yang bukan wajib’.

Shadaqah, dari segi bahasa berasal dari akar kata kerja shadaqa atau bentuk

nomina verbanyaash-shidq yang berarti ‘kesungguhan’ dan ‘kebenaran’. Manfaat

Zakat Infaq dan Shadaqah ialah sebagai Sarana Pembersih Jiwa, Realisasi

Kepedulian Sosial, Sarana Untuk Meraih Pertolongan Sosial, Ungkapan Rasa

Syukur Kepada Allah. Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah yaitu Menghindari

kesenjangan sosial antara orang kaya dan kaum dhu'afa, Membersihkan dan

mengingkis akhlak yang buruk, Alat membersih harta dan menjagah dari

ketamakan orang jahat, ungkapan rasa syukur atas nikmat yang allah berikan,

untuk pengembangan potensi ummat, dukungan moral kepada prang yang baru

masuk islam, dan menolong, membantu,dan membina kaum dhu'afa yang lemah.

B. Saran

Dalam makalah kami ini, masih banyak hal yang harus diperbaiki dan

dikoreksi, materi-materi yang disajikan pun masih belum lengkap. Untuk itu kami

sangat mengharapkan kontribusi positif untuk kemajuan kita bersama, karena

kami tidak menunggu sempurna untuk melakukan sesuatu, tapi kami melakukan

sesuatu untuk menuju kesempurnaan.

16

Page 17: Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas.2009. fiqh

ibadah. jakarta: Amzah.

Rasyid, Sulaiman. 2009. fiqh islam. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Syarifuddin, Amir. 2010.Garis-garis Besar fiqh .Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Tihami dan Sohari Sahrani, Masail Al-Fiqhyah (Jakarta, Triarga Utama, 2007 ),

hal. 77-81

Didin Hafihuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah (Jakarta,

Gema Insani, 2002) hal. 14-15

Direktorat pemberdayaan wakaf, Fiqih Wakaf (Jakarta, Direktorat Pemberdayaan

Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen

Agama RI, 2007) hal. 1-3

Urgensi Infaq(http://immawatiraincity.blogspot.com/2008/12/urgensi-infaq.html)

Ali Masduki, (http://alimasduki.blogdetik.com/2009/04/24/antara-shadaqah-dan-

nafaqah/)

Lazis Yuhada..( http://lazissyuhada.wordpress.com/category/fiqih-zakat-infaq-

shadaqah-wakaf-fidyah/)

Hafsa Mutazz , Definisi Zakat, Infaq dan Shadaqah (http://donasiaih. blogspot.

com/2008/07/zakat-infaq-shadaqah-dalam-islam.html)

Nur Kholis. Wakaf dan Upaya Memberdayakan Potensinya (Jakarta, Citra

Persada, 1997) hal. 16

17