dok: humas pemkab barito utara kerap ditabrak filedak aman bagi transportasi sungai. ... ditjen...

1
10 JUMAT, 16 DESEMBER 2011 N N USANTARA USANTARA DOK: HUMAS PEMKAB BARITO UTARA Jembatan Hasan Basri Rawan Ambruk Setelah runtuhnya Jembatan Mahakam II di Kabupaten Kutai Kertanegara, sejumlah jembatan di Kalimantan rawan ambruk. Salah satunya ialah Jembatan Hasan Basri. DENNY SUSANTO J EMBATAN Hasan Basri yang menjadi ikon dan jalur utama transportasi memasuki Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Te- ngah, terancam ambruk. Jem- batan sepanjang 280 meter yang diresmikan penggunaannya pada 1995 lalu itu sudah ber- ulang kali ditabrak rakit kayu gelondong dan tongkang batu bara. Sepintas tak ada yang janggal dengan jembatan rangka baja ini. Namun, bila diperhatikan dengan saksama, akan terli- hat tiang-tiang kerangka besi penahan jembatan (fender) da- lam kondisi rusak dan miring. Penyebabnya sering ditabrak kapal-kapal tongkang yang melintas. ‘’Kami khawatir nasib jem- batan ini akan sama dengan Jembatan Kutai Kartanegara yang ambruk beberapa waktu lalu,’’ ungkap Bupati Barito Utara, Yuliansyah, saat menin- jau jembatan yang membelah Sungai Barito tersebut, ke- marin. Jembatan Hasan Basri ini tercatat telah 10 kali tertabrak kapal tongkang pengangkut batu bara ataupun rakit-rakit yang menghilirkan kayu gelon- dongan dari hulu sungai. Insiden berulang ini menye- babkan fender pengaman jem- batan miring dan rusak. Pernah pula kapal tongkang pengang- kut batu bara menabrak persis badan jembatan. Hal itu bisa terjadi lantaran pasang surut Sungai Barito dan pendang- kalan sungai, menyebabkan ruang bebas lantai jembatan (freeboard) dengan permukaan air mengalami penurunan. Bila air surut, kapal tidak bisa berlayar. Adapun pada masa air pasang, kapal-kapal tidak bisa melintas di bawah Jembatan Hasan Basri. Pasalnya, tinggi freeboard kurang dari 5 meter, sedangkan tinggi kapal lebih dari 8 meter. Tidak aman Berdasarkan hasil studi Dinas Pekerjaan Umum Barito Utara terhadap kelayakan jembatan, kondisi Jembatan Hasan Basri ini sudah tidak layak dan ti- dak aman bagi transportasi sungai. Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan pernah melakukan survei jem- batan tersebut pada 2009. Audit Keselamatan Direktorat Ke- selamatan Transportasi Darat, Ditjen Perhubungan Darat, Rasman Ginting, mengungkap- kan bahwa kondisi jembatan sudah tidak sesuai atau tidak mampu lagi dilewati secara normal. Apalagi, jembatan itu sering dijadikan tempat rekrea- si bagi warga. Mereka sering menumpuk di jembatan untuk berfoto-foto. Sebetulnya sejak 2006, Pem- kab Barito Utara telah meng- ajukan usul pembangunan jembatan baru. Sayangnya, usul ini belum mendapat res- pons positif dari pusat dan provinsi. Demikian juga rencana pem- bangunan jalan poros yang menghubungkan Kabupaten Barito Utara dan Lok Adang, Kalimantan Timur, sepanjang 180 kilometer belum mendapat persetujuan. ‘’Kami berharap dengan ada- nya bencana Jembatan Kutai Kartanegara, usulan pemba- ngunan jembatan baru di Barito Utara dapat disetujui. Meng- ingat kondisi di lapangan su- dah sangat mendesak,’’ kata Yuliansyah. Dalam kesempatan itu Ketua DPRD Barito Utara, Aprian Noor, mengungkapkan saat ini warga sangat khawatir dengan kondisi jembatan. Mereka yakin Jembatan Hasan Basri sewaktu- waktu ambruk. (N-3) [email protected] Eksekusi Lahan untuk Jalan Arteri Porong KERAP DITABRAK: Kapal tongkang batu bara menabrak badan Jembatan Hasan Basri, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, kemarin. Jembatan yang sudah berumur 21 tahun tersebut terancam ambruk karena kerap ditabrak tongkang batu bara dan kapal pengangkut kayu. BADAN Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) hari ini dan besok akan mengek- sekusi bangunan dan lahan yang akan dijadikan jalan arteri Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Relokasi jalan ar- teri Kabupaten Sidoarjo di enam desa dilakukan karena proses konsinyasi sudah selesai dilakukan. ‘’Eksekusi ini akan dilaku- kan berdasarkan perintah Bu- pati Sidoarjo melalui surat keputusan bupati untuk pe- laksanaan pembangunan sik jalan arteri,’’ kata Humas BPLS Akhmad Kusairi, kemarin. BPLS menyiapkan alat-alat berat untuk membongkar ba- ngunan warga di lahan relokasi arteri. Selain itu, alat trans- portasi dan evakuasi disedia- kan untuk warga. ‘’Kami juga sudah menyediakan empat unit rumah bagi warga yang rumahnya digusur. Rumah itu bisa dijadikan tempat penam- pungan sementara untuk tujuh kepala keluarga.’’ Kusairi menambahkan, ek- sekusi pertama akan dilakukan terhadap 23 berkas kepemilik- an bangunan dan tanah milik warga. Itu terdiri dari tujuh bidang bangunan, delapan bi- dang sawah, lima bidang tanah pekarangan, dan satu paket bidang tanah dan bangunan. Sebanyak 23 berkas yang akan dieksekusi itu sudah selesai proses konsinyasinya. Uang ganti rugi juga sudah dititipkan di Pengadilan Negeri Sidoarjo. Bangunan dan tanah yang akan dieksekusi itu terletak di Desa Wunut (1 berkas), Desa Ketapang (4 berkas), Desa Ko- sambi (5 berkas), Desa Kalisam- purno (10 berkas), Desa Duwet Kenongo (1 berkas), dan Desa Kebonagung (2 berkas). Pembangunan jalan arteri sebagai pengganti Jalan Raya Porong yang tidak aman aki- bat semburan lumpur Lapin- do. Pembangunan jalan itu membutuhkan lahan sekitar 123 hektare. Jalan arteri terse- but akan melintasi Kabupaten Sidoarjo dan Pasuruan. Di Sidoarjo pembebasan lahan sudah mencapai 98%, sedangkan di Pasuruan sudah 75%. Adapun pembangunan sik jalan arteri sudah menca- pai 80%. (HS/N-1) Pembakar Rumah Dance belum Tertangkap APP Bantah Tuduhan Perusak Suaka Harimau Sumatra POLRES Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, sampai ke- marin siang belum berhasil menangkap pelaku pemba- karan rumah Dance Henukh, wartawan tabloid Rote Ndao News. Kapolres Rote Ndao Ajun Komisaris Besar (AKB) Widi Atmono menjelaskan ang- gotanya masih melakukan penyelidikan untuk mengung- kapkan pelaku pembakaran ru- mah yang menewaskan putra Dance, Gino Novitro Henukh, yang baru berusia 1 bulan. ‘’Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Kita baru memeriksa tiga saksi termasuk Dance. Namun Dance trauma dan sakit sehingga pemerik- saan terhadap Dance dihen- tikan sementara,’’ kata Widi Atmono, kemarin. Dua saksi lainnya yaitu is- tri Dance bernama Antonia Henukh-Malelak dan seorang tetangga. Penyerangan perta- ma terhadap Dance terjadi di Desa Kuli, Kecamatan Loba- lain, Kabupaten Rote Ndao, Minggu (11/12) dini hari. Penyerangan kedua disertai pembakaran rumah terjadi Senin (12/12) dini hari. Dance Henukh mengatakan pembakaran rumahnya terkait dengan pemberitaan sejumlah kasus dugaan korupsi, yakni pengelolaan alokasi dana desa (ADD), pembangunan rumah untuk transmigrasi lokal, ban- tuan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta gizi buruk di Desa Kuli, Kecamatan Lobalain. ‘’Pembakaran rumah saya ini murni karena berita yang saya tulis,’’ kata Dance dengan yakin. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kupang mengutuk tindakan kekerasan terhadap wartawan Rote Ndao News. AJI mendesak aparat kepolisian segera mengusut tuntas pela- ku pembakaran rumah Dance Henukh yang menyebabkan anaknya tewas. ‘’Ini bentuk tindakan yang sangat biadab terhadap pekerja pers. Dan kami meminta aparat kepolisian setempat mengusut arsitek di balik perlakuan bi- adab tersebut dan dihukum setimpal sesuai perbuatannya,’’ kata Ketua AJI Kota Kupang Jemris Fointuna. (PO/Ant/N-3) PERUSAHAAN multinasional Asia Pulp and Paper (APP) yang berkedudukan di Provinsi Riau membantah telah melakukan perusakan Suaka Margasatwa (SM) Harimau Senepis. Laporan Eyes on the Fo- rest melansir hasil investigasi lapangan pada Juni dan Ok- tober 2011, serta kronologi analisis citra satelit hingga Juni 2011. Hasilnya menyebutkan bahwa APP mulai melakukan penebangan hutan tropis yang dideklarasikan perusahaan itu sebagai Suaka Harimau Senepis. ‘’Tudingan tersebut tidak benar dan perlu dibuktikan validitasnya untuk sama-sama ke lapangan,’’ tegas juru bi- cara APP, Nurul Huda kepada Media Indonesia di Pekanbaru, kemarin. Menurut Nurul, selama ini perusahaan yang tergabung dalam holding company Sinar Mas Group (SMG) mempunyai komitmen cukup jelas terhadap pelestarian harimau sumatra di Senepis. ‘’Perusahaan bekerja sesuai dengan izin dan peruntukan HPHTI (hak pengelolaan hutan tanaman industri) dari peme- rintah RI,’’ jelas Nurul. Ia menambahkan selama ini perusahaan juga mempunyai komitmen untuk mengaloka- sikan arealnya seluas 16 ribu hektare sebagai kawasan kon- servasi harimau sumatra di Senepis. ‘’Dan itu sudah terbukti bu- kan janji,’’ tegasnya. Nurul mengungkapkan ba- nyaknya pihak-pihak yang mengaku lebih peduli terhadap pelestarian harimau sumatra justru menjadi pertanyaan tersendiri terhadap ketulusan mereka. ‘’Kami menduga adanya hidden agenda dalam per- saingan ekonomi dunia usa- ha antarnegara. Benar atau salahnya biarkan pihak yang berkompeten dalam hal ini pe- merintah termasuk pihak in- dependen yang menilainya,’’ tukas Nurul. Sebelumnya, sebuah investi- gasi yang dilakukan oleh Eyes on the Forest menemukan bahwa APP tengah menebangi hutan tropis di dalam Suaka Margasatwa Harimau Senepis di Riau. Padahal, kawasan konservasi itu diiklankan secara global oleh APP sebagai bagian dari komitmen yang digembar- gemborkan untuk konservasi harimau Sumatra yang mulai langka. (RK/N-1) Tudingan tersebut tidak benar dan perlu dibuktikan validitasnya untuk sama- sama ke lapangan.” Nurul Huda Juru bicara APP

Upload: vuongdung

Post on 02-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

10 JUMAT, 16 DESEMBER 2011NNUSANTARAUSANTARA

DOK: HUMAS PEMKAB BARITO UTARA

Jembatan Hasan Basri

Rawan AmbrukSetelah runtuhnya Jembatan Mahakam II di Kabupaten Kutai Kertanegara, sejumlah jembatan di Kalimantan rawan ambruk. Salah satunya ialah Jembatan Hasan Basri.

DENNY SUSANTO

JEMBATAN Hasan Basri yang menjadi ikon dan jalur utama transportasi memasuki Kabupaten

Barito Utara, Kalimantan Te-ngah, terancam ambruk. Jem-batan sepanjang 280 meter yang diresmikan penggunaannya pada 1995 lalu itu sudah ber-ulang kali ditabrak rakit kayu gelondong dan tongkang batu bara.

Sepintas tak ada yang janggal dengan jembatan rangka baja ini. Namun, bila diperhatikan dengan saksama, akan terli-hat tiang-tiang kerangka besi penahan jembatan (fender) da-lam kondisi rusak dan miring. Penyebabnya sering ditabrak kapal-kapal tongkang yang melintas.

‘’Kami khawatir nasib jem-batan ini akan sama dengan Jembatan Kutai Kartanegara yang ambruk beberapa waktu lalu,’’ ungkap Bupati Barito Utara, Yuliansyah, saat menin-jau jembatan yang membelah Sungai Barito tersebut, ke-marin.

Jembatan Hasan Basri ini tercatat telah 10 kali tertabrak kapal tongkang pengangkut

batu bara ataupun rakit-rakit yang menghilirkan kayu gelon-dongan dari hulu sungai.

Insiden berulang ini menye-babkan fender pengaman jem-batan miring dan rusak. Pernah pula kapal tongkang pengang-kut batu bara menabrak persis badan jembatan. Hal itu bisa terjadi lantaran pasang surut Sungai Barito dan pendang-kalan sungai, menyebabkan ruang bebas lantai jembatan (freeboard) dengan permukaan air mengalami penurunan. Bila air surut, kapal tidak bisa berlayar. Adapun pada masa air pasang, kapal-kapal tidak bisa melintas di bawah Jembatan Hasan Basri. Pasalnya, tinggi freeboard kurang dari 5 meter, sedangkan tinggi kapal lebih dari 8 meter.

Tidak amanBerdasarkan hasil studi Dinas

Pekerjaan Umum Barito Utara terhadap kelayakan jembatan, kondisi Jembatan Hasan Basri ini sudah tidak layak dan ti-dak aman bagi transportasi sungai.

Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan pernah melakukan survei jem-batan tersebut pada 2009. Audit

Keselamatan Direktorat Ke-selamatan Transportasi Darat, Ditjen Perhubungan Darat, Rasman Ginting, mengungkap-kan bahwa kondisi jembatan sudah tidak sesuai atau tidak mampu lagi dilewati secara normal. Apalagi, jembatan itu sering dijadikan tempat rekrea-si bagi warga. Mereka sering menumpuk di jembatan untuk berfoto-foto.

Sebetulnya sejak 2006, Pem-kab Barito Utara telah meng-ajukan usul pembangunan jembatan baru. Sayangnya, usul ini belum mendapat res-pons positif dari pusat dan provinsi.

Demikian juga rencana pem-bangunan jalan poros yang menghubungkan Kabupaten Barito Utara dan Lok Adang, Kalimantan Timur, sepanjang 180 kilometer belum mendapat persetujuan.

‘’Kami berharap dengan ada-nya bencana Jembatan Kutai Kartanegara, usulan pemba-ngunan jembatan baru di Barito Utara dapat disetujui. Meng-ingat kondisi di lapangan su-dah sangat mendesak,’’ kata Yuliansyah.

Dalam kesempatan itu Ketua DPRD Barito Utara, Aprian Noor, mengungkapkan saat ini warga sangat khawatir dengan kondisi jembatan. Mereka yakin Jembatan Hasan Basri sewaktu-waktu ambruk. (N-3)

[email protected]

Eksekusi Lahan untuk Jalan Arteri Porong

KERAP DITABRAK: Kapal tongkang batu bara menabrak badan Jembatan Hasan Basri, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, kemarin. Jembatan yang sudah berumur 21 tahun tersebut terancam ambruk karena kerap ditabrak tongkang batu bara dan kapal pengangkut kayu.

BADAN Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) hari ini dan besok akan mengek-sekusi bangunan dan lahan yang akan dijadikan jalan arteri Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Relokasi jalan ar-teri Kabupaten Sidoarjo di enam desa dilakukan karena proses konsinyasi sudah selesai dilakukan.

‘’Eksekusi ini akan dilaku-kan berdasarkan perintah Bu-pati Sidoarjo melalui surat keputusan bupati untuk pe-laksanaan pembangunan fi sik jalan arteri,’’ kata Humas BPLS

Akhmad Kusairi, kemarin.BPLS menyiapkan alat-alat

berat untuk membongkar ba-ngunan warga di lahan relokasi arteri. Selain itu, alat trans-portasi dan evakuasi disedia-kan untuk warga. ‘’Kami juga sudah menyediakan empat unit rumah bagi warga yang rumahnya digusur. Rumah itu bisa dijadikan tempat penam-pungan sementara untuk tujuh kepala keluarga.’’

Kusairi menambahkan, ek-sekusi pertama akan dilakukan terhadap 23 berkas kepemilik-an bangunan dan tanah milik

warga. Itu terdiri dari tujuh bidang bangunan, delapan bi-dang sawah, lima bidang tanah pekarangan, dan satu paket bidang tanah dan bangunan.

Sebanyak 23 berkas yang akan dieksekusi itu sudah selesai proses konsinyasinya. Uang ganti rugi juga sudah dititipkan di Pengadilan Negeri Sidoarjo.

Bangunan dan tanah yang akan dieksekusi itu terletak di Desa Wunut (1 berkas), Desa Ketapang (4 berkas), Desa Ko-sambi (5 berkas), Desa Kalisam-purno (10 berkas), Desa Duwet

Kenongo (1 berkas), dan Desa Kebonagung (2 berkas).

Pembangunan jalan arteri sebagai pengganti Jalan Raya Porong yang tidak aman aki-bat semburan lumpur Lapin-do. Pembangunan jalan itu membutuhkan lahan sekitar 123 hektare. Jalan arteri terse-but akan melintasi Kabupaten Sidoarjo dan Pasuruan.

Di Sidoarjo pembebasan lahan sudah mencapai 98%, sedangkan di Pasuruan sudah 75%. Adapun pembangunan fi sik jalan arteri sudah menca-pai 80%. (HS/N-1)

Pembakar Rumah Dance belum Tertangkap

APP Bantah Tuduhan Perusak Suaka Harimau Sumatra

POLRES Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, sampai ke-marin siang belum berhasil menangkap pelaku pemba-karan rumah Dance Henukh, wartawan tabloid Rote Ndao News.

Kapolres Rote Ndao Ajun Komisaris Besar (AKB) Widi Atmono menjelaskan ang-gotanya masih melakukan penyelidikan untuk mengung-kapkan pelaku pembakaran ru-mah yang menewaskan putra Dance, Gino Novitro Henukh, yang baru berusia 1 bulan.

‘’Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Kita baru memeriksa tiga saksi termasuk Dance. Namun Dance trauma dan sakit sehingga pemerik-saan terhadap Dance dihen-tikan sementara,’’ kata Widi

Atmono, kemarin. Dua saksi lainnya yaitu is-

tri Dance bernama Antonia Henukh-Malelak dan seorang tetangga. Penyerangan perta-ma terhadap Dance terjadi di Desa Kuli, Kecamatan Loba-lain, Kabupaten Rote Ndao, Minggu (11/12) dini hari.

Penyerangan kedua disertai pembakaran rumah terjadi Senin (12/12) dini hari.

Dance Henukh mengatakan pembakaran rumahnya terkait dengan pemberitaan sejumlah kasus dugaan korupsi, yakni pengelolaan alokasi dana desa (ADD), pembangunan rumah untuk transmigrasi lokal, ban-tuan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta gizi buruk di Desa Kuli, Kecamatan Lobalain.

‘’Pembakaran rumah saya ini murni karena berita yang saya tulis,’’ kata Dance dengan yakin.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kupang mengutuk tindakan kekerasan terhadap wartawan Rote Ndao News. AJI mendesak aparat kepolisian segera mengusut tuntas pela-ku pembakaran rumah Dance Henukh yang menyebabkan anaknya tewas.

‘’Ini bentuk tindakan yang sangat biadab terhadap pekerja pers. Dan kami meminta aparat kepolisian setempat mengusut arsitek di balik perlakuan bi-adab tersebut dan dihukum setimpal sesuai perbuatannya,’’ kata Ketua AJI Kota Kupang Jemris Fointuna. (PO/Ant/N-3)

PERUSAHAAN multinasional Asia Pulp and Paper (APP) yang berkedudukan di Provinsi Riau membantah telah melakukan perusakan Suaka Margasatwa (SM) Harimau Senepis.

Laporan Eyes on the Fo-rest melansir hasil investigasi lapangan pada Juni dan Ok-tober 2011, serta kronologi analisis citra satelit hingga Juni 2011. Hasilnya menyebutkan bahwa APP mulai melakukan penebangan hutan tropis yang dideklarasikan perusahaan itu sebagai Suaka Harimau Senepis.

‘’Tudingan tersebut tidak benar dan perlu dibuktikan validitasnya untuk sama-sama ke lapangan,’’ tegas juru bi-cara APP, Nurul Huda kepada Media Indonesia di Pekanbaru, kemarin.

Menurut Nurul, selama ini perusahaan yang tergabung dalam holding company Sinar Mas Group (SMG) mempunyai komitmen cukup jelas terhadap

pelestarian harimau sumatra di Senepis.

‘’Perusahaan bekerja sesuai dengan izin dan peruntukan HPHTI (hak pengelolaan hutan tanaman industri) dari peme-rintah RI,’’ jelas Nurul.

Ia menambahkan selama ini perusahaan juga mempunyai komitmen untuk mengaloka-sikan arealnya seluas 16 ribu hektare sebagai kawasan kon-servasi harimau sumatra di Senepis.

‘’Dan itu sudah terbukti bu-kan janji,’’ tegasnya.

Nurul mengungkapkan ba-

nyaknya pihak-pihak yang mengaku lebih peduli terhadap pelestarian harimau sumatra justru menjadi pertanyaan tersendiri terhadap ketulusan mereka.

‘’Kami menduga adanya hidden agenda dalam per-saingan ekonomi dunia usa-ha antarnegara. Benar atau salahnya biarkan pihak yang berkompeten dalam hal ini pe-merintah termasuk pihak in-dependen yang menilainya,’’ tukas Nurul.

Sebelumnya, sebuah investi-gasi yang dilakukan oleh Eyes on the Forest menemukan bahwa APP tengah menebangi hutan tropis di dalam Suaka Margasatwa Harimau Senepis di Riau.

Padahal, kawasan konservasi itu diiklankan secara global oleh APP sebagai bagian dari komitmen yang digembar-gemborkan untuk konservasi harimau Sumatra yang mulai langka. (RK/N-1)

Tudingan tersebut tidak benar

dan perlu dibuktikan validitasnya untuk sama-sama ke lapangan.”

Nurul HudaJuru bicara APP