analisis · 2019. 2. 6. · analisis wacana lirik-lirik lagu homicide kampanye sebagai sebuah...

9
Analisis Wacana Lirik-Lirik Lagu Homicide Kampanye sebagai Sebuah Bentuk Menentang Arus Neoliberalisme Rasman Sonjaya dan Lingga Agung Analisis Variabel-Variabel pendorong penggunaan Produk Kecantikan pemutitr Wajah di Katangan Mahasiswa FlSlp UNPAS Jurusan Administrasi Bisnis lda Hindarsyah Public Relations dan Sociat Marketing Yulia Segarwati Relationship Marketing dalam Customer Relationship Management untuk Memenangkan persaingan Bisnis yanti Susita T Realitas Media Massa : Komunikasi Politik dan Opini publik Achdiat Berkomunikasi Santun Ditinjau dari Berbagai Aspek Latifah Adnani Komunikasi di Perusahaan Yuyun Yuniarti dan Keadaban Berdemokrasi pada Kasus Bank Centuri Deden Ramdan Etika Komunikasi Politik

Upload: others

Post on 21-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis · 2019. 2. 6. · Analisis Wacana Lirik-Lirik Lagu Homicide Kampanye sebagai Sebuah Bentuk Menentang Arus Neoliberalisme Rasman Sonjaya dan Lingga Agung Analisis Variabel-Variabel

Analisis Wacana Lirik-Lirik Lagu Homicide

Kampanyesebagai Sebuah Bentuk

Menentang Arus NeoliberalismeRasman Sonjaya dan Lingga Agung

Analisis Variabel-Variabel pendorong penggunaanProduk Kecantikan pemutitr Wajah

di Katangan Mahasiswa FlSlp UNPASJurusan Administrasi Bisnis

lda Hindarsyah

Public Relations dan Sociat MarketingYulia Segarwati

Relationship Marketing dalamCustomer Relationship Management

untuk Memenangkan persaingan Bisnisyanti Susita T

Realitas Media Massa :

Komunikasi Politik dan Opini publikAchdiat

Berkomunikasi Santun Ditinjau dari Berbagai AspekLatifah Adnani

Komunikasi di PerusahaanYuyun Yuniarti

dan Keadaban Berdemokrasipada Kasus Bank Centuri

Deden Ramdan

Etika Komunikasi Politik

Page 2: Analisis · 2019. 2. 6. · Analisis Wacana Lirik-Lirik Lagu Homicide Kampanye sebagai Sebuah Bentuk Menentang Arus Neoliberalisme Rasman Sonjaya dan Lingga Agung Analisis Variabel-Variabel

REALITAS MEDIA MASSA :

KOMUNIKASI POLITIK DAN OPINI PUBLIK

Achdiat

AbstractWe haae seen political adoertisement on W. This proaes that electronic media may be anideal and ffictiue tool for political communication, to build public opinion and do politicalpropaganda. Because of broader coaerage of audience compared with other mass. media,alluring W has been made use of by many fincluding goaernment) to conaey political to thepublic.

Keyutorils : Mass media, political communication, public opinion.

PendahuluanTelevisi, merupakan salah satu mass

media elektronik yang dapat dipandangmemiliki kapabilitas sebagai piranti yangefektif, untuk membangun opini publik danmembuat propaganda dalam konteksaktivitas dan proses politik, terutama dinegeri ini. Pertimbangannya boleh jadi amatsederhana tetapi juga sangat logis, bahwadiyakini kebanyakan orang Indonesia lebihsering menonton televisi daripada membacakoran dan media cetak lainnya, ataupunmendengarkan siaran radio.

Pemilihan media televisi sebagaisarana komunikasi politik, baik untuk menatacitra baru, mengelola citra yang telahterbangun, ataupun dalam rangkamenguatkan dan mempertahankan citraketika berada dipuncak, khususnya, bagipara figur elit politik dan partai politik yangakan terjun ke kancah pertarungan politikpada pemilu 2009, bukan tanpapertimbangan dan kalkulasi politik.

Gagasannya, lebih didasarkan padaasumsi bahwa keberadaan televisi sebagaisalah satu media massa yang memilikikeunggulan tersendiri dibanding mediamassa lainnya. Di samping, sebagai fasilitashiburan yang murah, dimiliki hampir olehseluruh lapisan masyarakat, berada hampirdisetiap tempat umum/ruang publik

596

(Apotek, Terminal, PangkalanOjek, dll), jugamampu memberikan informasi kepadakhalayak secara audio-visual, sehinggadianggap pesan-pesan yang disampaikandapat mempengaruhi publik dari berbagaisisi, baik dari sisi psikologis, sosiologis,maupun sisi budaya, untuk menggiringkeberpihakan dan mendorong partisipasidalam proses politik.

Maraknya praktek iklan politik ditelevisi saat ini, sebagai fakta yangmembuktikan bahwa media elektronik inicukup ideal dan efektif sebagai perangkatkomunikasi politik, dalam membangun opinipublik dan melakukan propaganda politik.Indikasinya, sebut saja iklan pencitraan yangdilakukan oleh Jenderal Purn. Wirantodengan Partai Hanura. Letnan JenderalPurn. Prabowo Subijanto bersama PartaiGerindra. Sutrisno Bachir dengan PartaiAmanat Nasional, termasuk Susilo BambangYudoyono sebagai incumbent yang diusungPartai Demokraf serta beberapa figur kahotdari Partai Politik lainnya.

Gebyar opini publik dan propagandapolitik di tahun 2008, yang dilansir mediaelektronik I TV, dapat dikatakan cukupbervariasi, tidak saja hanya disemarakan olehiklan pencitraan yang mengedepankan figur-figur partai politik (baik tua maupun muda)

Page 3: Analisis · 2019. 2. 6. · Analisis Wacana Lirik-Lirik Lagu Homicide Kampanye sebagai Sebuah Bentuk Menentang Arus Neoliberalisme Rasman Sonjaya dan Lingga Agung Analisis Variabel-Variabel

8al-Jd,

gaan

ialis,18tsi

dibursa calon legislatif dan presiden 2009-201.4, tetapi juga, secara proporsional danprofesional, telah mampu memberikannuansa baru dalam perkembangan konstelasiperpolitikan di Indonesia

Program-program (dialog, debat,talkshow, sampai parodi politik) yangmengangkat berbagai rencana dan kebijakanpartai politik peserta pemilu, termasuk jugamengangkat isue pemimpin alternatif darikalangan indEendenf, seperti halnya mantanaktivis mahasiswa "anti orde baru" FajrulRachman, walaupun masih sebatas wacana,namun sentuhannya telah turut mewarnaisemaraknya prosesi menuju gerbang pemilulegislatif dan presiden / wakil presiden.

Wacana politik, bermacam skenariopolitik, bahkan persuasi "rayuan gombal"politik, semuanya dipoles sedemikian rupa,sehingga kelihatannya begitu dramatik,melalui fragmentasi dalam segmenperiklanan atau dalam program-programtelevisi lainnya. Tentu saja, hal itu dilakukansebagai bagian dari proses membangunkomunikasi politik yang efektif, dalammembentuk opini publik dan sekaliguspropaganda politik.

Eksistensi Media MassaPakar ilmu komunikasi seperti

Effendy (2003 : 90) mengatakan bahwa Persmempunyai dua pengertian, yakni persdalam arti sempit dan pers dalam arti luas.Pers dalam arti sempit adalah media massacetak seperti suratkabar, majalah, mingguantabloid, dan sebagainya. Sedangkan persdalam arti luas meliputi media massa cetak,elektronik, antara lain radio siarary televisisiaran, sebagai media yang menyiarkan karyajurnalistik

Jadi menurut Effendy, secarategasnya, pers adalah lembaga atau badanatau organisasi yang menyebarkan beritasebagai karya jurnalistik kepada khalayak.Pers dan jumalistik dapat diibaratkan sebagairaga dan jiwa. Pers adalah aspek raga, karenaia berwujud, konkref nyata; oleh karena itu,ia dapat diberi nama. Sedangkan jurnalistik

adalah aspek jiwa, karena ia abstrak,merupakan kegiatan, daya hidup,menghidupi aspek pers.

Para ahli politik meyakini bahwasumber informasi yang paling utamaberpengaruh tertradap pola pikir masyarakatAmerika adalah media massa televisi, disusulkemudian oleh surat kabar, dan baru radio.Mereka percaya bahwa isu-isu yang dilansirmedia massa mempunyai implikasi tertenludalam kehidupan sosial. Persoalan-persoalanyang dilansir media massa membentuk petapemikiran (politik) dalam masyarakat. Hasilpenelitian yang dilakukan oleh beberapa ahlikomunikasi politik di tahun 1960-an sepertiRanney, Campbell, Miller, dan para ahlilainnya, yang menunjukkan bahwa televisisangat berpengaruh terhadap kalangan yangpartisipasi politiknya tergolong pasif.Kalangan seperti ini mengganggap bahwainformasi poiitik melalui televisi sangatpenting.

Pengaruh vang sangat luarbiasa darimedia massa ini disebabkan televisimempunyai kemampuan : Pertama,menciptakan kesan (image) dan persepsibahwa suatu muatan dalam layar kaca (visualmaupun audio visual) menjadi lebih nyatadari realitasnl,a. Kedua, televisi mampumembuat liputan"apa yang terjadi" menjadilebih nyata. Ketiga, televisi sebagai saranakomunikasi massa membantu orangmemvisualisasikan masyarakatnya,perasaan-perasaannya, dan melakukanpembagian (sharing) terhadap seperangkatpemaknaan. Merepresentasikan pandangan-pandangan yang dipakai masyarakatnya.Pada akhirnya, televisi menjadi .imajinasisimbolik tentang kesatuan dan identitasnasional. Ke-empat, media televisi diyakinisejak lama menjadi semacanr kanal yangberfungsi menge{lirkan emosi dankecenderungan distruktif psikologis lainnyamenjadi gejala intemal (individu) yang wajar(normal). (Panuju, 2003 :40).

Eksistensi televisi sebagai salah satumedia massa yang memiliki daya tariktersendiri dinyatakan pula oleh Effendi(2003 :777): Televisi rnempunyai daya tarik

or.

18

niatn:k.

'6toa^

aiait8rtct

laia

Phr-r)

Page 4: Analisis · 2019. 2. 6. · Analisis Wacana Lirik-Lirik Lagu Homicide Kampanye sebagai Sebuah Bentuk Menentang Arus Neoliberalisme Rasman Sonjaya dan Lingga Agung Analisis Variabel-Variabel

yang kuat melebihi radio dan film bioskop.Daya tarik ini, disebabkan oleh unsur-unsurseperti kata-kata musik dan sound-ffict, danjuga unsur visual berupa gambar bergerak /hidup, yang mampu menimbulkan kesanmendalam pada penonton. SedangkanMcLuhan (Nimmo, 2004 :171) mengatakan :

Televisi berkaitan dengan demokrasi kolektif .

Televisi sebagai media yang dingin, bukanyang panas, orang tidak hanya menontontelevisi, tetapi ia terlibat didalamnya. Televisiadalah media yang informasinya rendah :

hanya menayangkan impuls elektronikkepada penontonya; penonton harusmenafsirkan, menemukan pola, danmembuat impuls-impuls itu bermakna.Dikatakan pula, bahwa media yang panasmemaksakan makna kepada pembaca ataupendengar (media cetak dan radio); mediayang dingin membebaskan pemirsa dari polayang dipaksakan.

Fungsi pers / media massa termasukmedia televisi adalah sebagai piranti yangmenyiarkan secara massal produk jurnalistik.Perkembangan pers saat ini, sebagai saluranyang menyiarkan produk jurnalistik tidaksaja hanya tertuju pada bagaimana mengelolaberita sedemikian rupa, namun demikianjuga, telah memiliki komitmen dankepedulian secara etis terhadap aspek-aspeklain baik untuk content maupun substansimedia massa. OIeh karena itu, fungsinya,tidak lagi hanya sekedar saluran untukmenyiarkan informasi, tetapi juga bersifatmendidik, menghibur, dan mempengaruhiagar publik termotivasi untuk melakukansesuatu. Seperti hahrya yang dipaparkan olehEffendy (2003 : 93) bahwa pers / media massamemiliki fungsi-fungsi, yang diantaranyameliputi : fungsi menyiarkan informasi,fungsi mendidik, fungsi menghibur, danfungsi mempengaruhi.

Berdasarkan acuan di atas, fungsi-fungsi pers / media massa khususnya mediaelektronik televisi yang merupakan saranakomunikasi politik dapat dianalisis sebagaiberikut : Pertama, fungsi televisi sebagaibagian dari pers / media massa untuk

598

menyiarkan informasi adalah sebagai fungsiutama dan terutama. Publik bersentuhandengan media massa elektronik, hakekatnyakarena membufuhkan informasi mengenaiberbagai hal disekeliling atmosferkehidupannya, berita / informasi yangdisajikan melalui tayangan televisi relatiflebih mudah untuk disimak dan dicernakarena bersifat audio-visual. Sesuai dengankajian dalam tulisan ini, tentunya informasi iberita yang dimaksud berkaitan denganproses politik; sosialisasi, kampanye,rekruitmen, persuasif, dan upayapemenangan pemilu 2009.

Kedua, dalam fungsi mendidik mediamerupakan sarana pendidikan (Masseducation), karena memuat berbagai informasiyang mengandung aspek pendidikan sepertipengetahuan yang bersifat praktis-pragmatis,populer, aktual dan faktual, serta up to date.

Sehingga khalayak merasamembutuhkannya dalam rangka menambahwawasan, memahami wacana, sertameningkatkan dan memutakhiranpengetahuannya kognitifl. Oleh karena itu,siaran televisi sebagai saluran komunikasipolitik harus mampu menjadi salah satumedia massa yang dapatmentransformasikan pendidikan politikkearah situasi dan kondisi yang kondusif.Ketiga, fungsi hiburan dimaksudkan untukmengimbangi berita-berita berat (hard nears)

ataupun tayangan-tayangan lain yangberbobot, sehingga dapat melemaskanpembuluh syaraf otak dan keteganganpikiran setelah dihidangkan program-program yang berat-berat. Isi media televisiyang bersifat hiburan bisa berupa film,drama, sinetron, ataupun kemasan beritayang mengandung minat insani (humaninterest), dan kadang-kadang iuga lawakanpolitik atau parodi politik.

Ke-empat, fungsi mempengaruhi,apapun bentuknya, kemasannya,programnya, tayangan televisi memilikibobot mempengaruhi publik, terlebih stasiuntelevisi yang independent, yang bebasmenyatakan pendapat, bebas melakukan

Page 5: Analisis · 2019. 2. 6. · Analisis Wacana Lirik-Lirik Lagu Homicide Kampanye sebagai Sebuah Bentuk Menentang Arus Neoliberalisme Rasman Sonjaya dan Lingga Agung Analisis Variabel-Variabel

sr

nalitrgifanIn!

a

ais

ritis,

?.

ah:a

n,"si

urtkf.k,)

8nn1-

siI,ann

i,t,dn1S

n

sosial kontrol, bukan stasiun sub-ordinasi darisalah satu kekuatan politik tertentu. Fungsimempengaruhi pada media ini, secaraimplisit terdapat dalam berita-berita,sedangkan secara eksplisit terdapat dalamtopikkhusus, dialog, debat, program spesial,dantalk show. Fungsi mempengaruhi untukbidang bisnis / perniagaan dikemas dalambentuk periklanan yang dipesan olehperusahaan-perusahaan dengan maksuduntuk meningkatkan citra dan volumepenjualan dari produk perusahaan tersebut.Sedangkan fungsi mempengaruhi dalamkonteks politik, dapat berupa informasiperkembangan situasi dan kondisiperpolitikan, program-program khususseperti debat dan dialog politik. Ataupunjuga dalambentuk kemasan iklan-iklan yangbernuansa politi( dalam rangka sosialisasi,rekruitmen, persuasif, membangun danmeningkatkan citra figur dan kekuatanpolitik tertentu.

Tayangan berbagai iklan pencitraanpara elit dan partai politik melalui mediatelevisi seperti telah dipaparkan di atas,barangkali dapat diasumsikan sebagai salahsatu bentuk pilihan yang dianggap palingideal, dalam merancangbangunmodelkomunikasi politik yang dilakukan olehbeberapa elite dan partai politik dalam upayamenata, mengelola, menguatkan danmempertahankan citra politik opini publik).Targetnya, tentu saja unfuk meningkatkankeberpihakan dan dukungan dalam Pemilunanti.

Televisi dan Komunikasi PolitikKonsep komunikasi politik telah

banyak dikontruksi oleh para resi ilmupolitik, walaupun banyak yangmempersepsikan terminologi komunikasipolitik sebagai suatu kajianyang masih relatifbaru, karena konsep komunikasi politik inimulai dipelajari sejak munculnya tulisanGabriel A. Almond dalam buku "The Politicsof the Deaelopment Arels", pada tahun 1960.

Selanjutnya, Almond mengatakanbahwa komunikasi politik adalah salah satufungsi yang selalu ada dalam setiap sistempolitik sehingga terbuka kemungkinan bagipara akademiawan politik untukmemperbandingkan berbagai sistem politikdengan latar belakang budaya yang berbeda.]adi dengan demikian, jelaslah bahwakomunikasi poiitik dan sistem politik,merupakan dua terminologi yanf salingberhubungan. Oleh karena itu, para jawarailmu politik lainnya beranggapan bahwakomunikasi politik termasuk dalam bidangkajian ilmu politik. (Rauf dan Nasrun,1993 :21).

Senada dengan hal itu, Rush danAlthoff (1.993 : 255), menyatakan bahwakomunikasi politik itu memainkan perananyang penting sekali di dalam sistem politik;komunikasi politik ini menentukan elemendinamis, dan menjadi bagian menentukandari sosialisasi politik, perekrutan politik, danpartisipasi politik. Sedangkan Dan Nimmo(2004), menyebutkan tentang cakupankomunikasi politik meliputi : komunikatorpolitik (politisi, professional, dan aktivis),pesan politik, persuasi politik, mediakomunikasi politik, dan akibat-akibat darikomunikasi politik.

Selanjutnya, Rauf (1993: 22) dalamtulisannya tentang "Indonesia danKomunikasi Politik" memberikan pengertiankomunikasi politik, sebagai proseskomunikasi yang melibatkan pesan-pesanpolitik dan aktor-aktor politik dalam setiapkegiatan kemasyarakatan, melalui saluranmedia massa dan saluran tatap muka, dimana kedua saluran media massa dansaluran tatap muka memainkan perananyang sama pentingnya.

Boleh jadi demikian, sebab pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikatorkepada komunikan baik secara langsungmaupun melalui saluran media/saranateitentu, dalam konteks proses komunikasipersuasi tersebut mengandung ciri-ciripolitik, yakni berkaitan dengan institusikekuasaan politik, negara, dan pemerintahan.

599

Page 6: Analisis · 2019. 2. 6. · Analisis Wacana Lirik-Lirik Lagu Homicide Kampanye sebagai Sebuah Bentuk Menentang Arus Neoliberalisme Rasman Sonjaya dan Lingga Agung Analisis Variabel-Variabel

Di mana kedua belah pihak atau beberapapihak yang terlibat dalam proses komumftasipolitik tersebut, ialah orang-orang sebagaipelaku yang terlibat dalam aktivitas politik,baik di tingkat infrastruktur politik maupunpada suprastruktur politik, di mana keduatingkatan ini bersifat saling mendukung dankorelatlJ.

tlatmoko (Raut d.anNastun, 1993:10-13) mengatakan : Hakekat komunikasipolitik adalah upaya sekelompok manusiayang mempunyai orientasi, pemikiran politikatau idiologi tertentu dalam rangkamenguasai dan atau memperoleh kekuasaandemi mewujudkan tujuan pemikiran politikdan idiologi seperti yang mereka harapkan.

]alur komunikasi politik ini antara lain dapatdikembangkan melalui media massa/kekuatan sosial-politik, lembaga-lembagaperwakilan rakyat, dan lembaga masyarakatlainnya. Peranan Sarana komunikasi sosial-politik tersebut, terutama media massa/sangat dominan karena dapat menunjangsuasana kehidupan politik yang dinamis, dimana berbagai nilai, rencana, pesan,kebijakan, aspirasi, dan informasi dapatdikomunikasikan secara luas dan terbuka.

Pendapat Kraus d.anDaaid(Rauf danNasrun, 1993 :25) : Media massa memainkanperanan yang penting dalam kampanyepemilu. Peranan televisi yang berkembangpesat di Amerika serikat semenjak tahun1950-an telah berhasil menggeser kontaktatap muka sebagai saluran terpenting dalampenyampaian informasi politik. Daya tarikkuatyang dimiliki oleh televisi sebagai saranahiburan membuat banyak pihak (termasukpemerintah) memanfaatkannya untukmenyampaikan pesan-pesan politik kepadamasyarakat karena jangkauan audience-nyayang jauh lebih luas dibandingkan denganmedia massa lainnya.

Oleh karena itu, secara kalkulatifanalitis di atas kertas, siapapun orangnyabaik caleg maupun capres / cawapres yangmampu menciptakan opini publik secaraefektil dalam proses komunikasi politiknya,terlebih mampu mengoptimalkan jaringan

600

televisi, maka bisa saja dialah yang akanmulus me(a1u menfadi pemenangnya untukmenduduki kursi legislatif atau presiden danwakil presiden pada pemilu 2009.

Konsep Opini PublikPernahaman akan konsep oPini

publik, untuk mengisi ruanB komunikasipo\\trk rnen)ail\ sesua\r )a\B atrra\ penbguntuk tidak dipandang sebelah mata. C.dnkarena pentingnya itu, sebagai salah sa::n

rujukan dalam memahami opini publr,dapat disimak dari tulisan Panuju (2002:'; :Opini publik (public opinion) merirpakansuatu akumulasi citra yang tercipta ata;diciptakan oleh proses komunikasi.

Proses terbentuknya opini publrbermula dari suatu realitas faktual terten[yang kemudian menjadi wacana dala-proses komunikasi. Ketika realitas faktua-tersebut ditransformasikan dalam pesar--pesan komunikasi, sesungguhnya realitas ir:bersifat statis. Fakta empiriknya sama. Aka:tetapi, pelaksanaanya mengalami pergesera:disebabkan oleh pengaruh berbagai fakto:yang terlibat dalam komunikasi, bisaberupafaktor psikologis, faktor sosiologis, fakto:budaya dan faktor peran media massa.

- Selanjutnya Panuju (2002 : 2A

membedakan antara opini publik (publi:opinion) dengan pendapat atau pandangan.umum (general opinion). Opini publik tidakbersifat permanen, karena maknanya bersifaidinamis, bergeser dan berubah sesuaikonteksnya. Perbedaan tafsir terhadapmasalah tertentu disebabkan oleh perbedaar.stratifikasi sosial, golongan, etnis, agama,juga adanya banyak kepentingan yangmendorong, dan memaksa individumemposisikan diri secara berbeda dalammemaknai suatu obyek. Sedangkan pendapatumum merupakan persepsi sosial terhadapsegala sesuatu yang relatif permanen, kadangmerupakan mitos yang hidup secara turuntemurun. Anggota komunitas sosial tidakmengenal skeptisme, karena orientasinyajustru menjaga nilai-nilai atau maknanyatetap utuh dan terpelihara.

Page 7: Analisis · 2019. 2. 6. · Analisis Wacana Lirik-Lirik Lagu Homicide Kampanye sebagai Sebuah Bentuk Menentang Arus Neoliberalisme Rasman Sonjaya dan Lingga Agung Analisis Variabel-Variabel

a.n

rkan

Obyek yang semula merupakanpendapat umum bisa menjadi opini publikmanakala nilai-nilai atau makna obyek

tersebut mulai bergeser dan mengundangpro-kontra. Opini publik terbentuk olehadanya aktivitas komunikasi yang bertujuanmempengaruhi orang atau pihak lain(persuasifl. Dalam prosesnya terjadihubungan transaksional antara pihak-pihakyang berkomunikasi. Proses tawar menawar,agar pihak lain terpengaruh, tidak jarangmenggunakan cara-cara penek anan ( coersia e ),

agitasi (proaokasi)/ maupun ancaman-ancaman(intimidasi\.

Komunikasi persuasif dengan cara-cara seperti di atas, telahbanyak diperankandalam proses komunikasi politik di banyaknegara, terutama di negara-negara yangmenganut faham totaliter dan militeristik,atau juga pernah diperankan seperti padazaman "tezimorde baru" di Indonesia yangpernah berkuasa selama hampirtigapuluhdua tahury dengan pilar-pilarnyayang dikenal dengan akronim "ABG" ABRI,Birokrasi dan Golongan Karya (Golkar).

Namun demikian, dalam erareformasi saat ini, cara-cara seperti ini harussecepatnya ditinggalkan dan dihapuskan,karena akan kontra produktif terhadappertumbuhan demokratisasi, pemberdayaanciail society, dan HAM. Terlebih lagi jikadihadapkan kepada nilai-nilai luhur yangtersurat dan tersirat dalam idiologi Pancasila,sebagai dasar moral dan etika di dalamberbangsa dan bernegara, maka di dalamproses komunikasi politik dalam perspektifmembangun opini publik, untuk sekedarmemenangkan pemilu, gaya penekanan,agitasi, dan intimidasi sangat bertolakbelakang.

Tujuan opini publik adalahmempengaruhi khalayak dengan carapersuasi untuk berpihak dan memberidukungan, dengan menawarkan berbagaiprogram, rencana kerja kebijakan-kebijakanyang dapat memberikan solusi terhadappermasalahan kehidupan berbangsa danbernegara, yang kesemestiannya harus

dilakukan secara transparan/terbuka, dantidak cenderung manipulatif. Sehingga dapatmemberikan implikasi positif, terhadapproses pembelajaran kepada seluruhkomponen bangsa dalam setiap aspek perikehidupan, termasuk pendewasaan dalamberpolitik untuk menuju kesejahteraanbersama.

Panuju (2002 : 24) mengatakan bahwaopini publik berperan untuk membentukcitra baru, mempertahankan citra yang sudahterbangun, memperbaiki citra yang terpuruk,menguatkan citra karena faktor pesaing, danmenguatkan atau mempertahankan citraketika berada di puncak. Peran tersebut akanbermakna ketika diupayakan melalui salurankomunikasi politik dengan menggunakansarana media massa teievisi.

Kapabilitas opini publik dalamkonteks poiitik secara analitis akandipaparkan sebagai berikut : Pertama, opinipublik diarahkan untuk membentuk citrabaru, sudah selayaknya suatu organisasipartai politik baru yang ingin menggalangpengikut untuk memperkenalkan paertainyakepada khalayak, vpaya ini merupakanstrategi komunikasi yang mutlak harusdilakukan, seperti halnya dilakukan olehPartai Gerindra dan juga Partaibaru lairurya.Tugas penting partai politik ini adalah,bagaimana merumuskan nilai-nilai pentingke dalam rencana, program kerja, dankebijakan-kebijakan partai, yang bisamendekatkan kepada konstituen.

Upaya lain bagi para figur / elit partaidan partai politiknya dalam membanguncitra baru dalam pergulatan politik adalah :

1). Menjalin kerja sama dengan tokoh'tokohmasyarakat yang menjadi panutan sosial.2) Mengadakan aktivitas bersama denganinstitusi lain yan.g mempunyai reputasi baik,sehingga menciptakan kesan seolah-olah adakesej aj aran dengan institusi tersebut, S lrate giini memungkinkan transfer pengaruh daripihak lain. Seperti aPa yang pernahdilakukan oleh figur Sutiyoso, dengan caramenggandeng Sang juara tinju dunia Chris

John untuk sowanan kepada juru kunciGunung Merapi Mbah Marijan. Ataupun

niIS]

10'o3h

fuk.):ln

IU

iklt

rIaln-fuln

lr.ior)aor

0r

;*ataiIP

IN

a,

r8lrt

matrP

t8mrk,'a

,ra

601,

Page 8: Analisis · 2019. 2. 6. · Analisis Wacana Lirik-Lirik Lagu Homicide Kampanye sebagai Sebuah Bentuk Menentang Arus Neoliberalisme Rasman Sonjaya dan Lingga Agung Analisis Variabel-Variabel

I

seperti beberapa Elit politik lainnya yangdatang ke Gus Dur. Tujuannya adalahmemindahkan karakter popularitas dankewibawaan tokoh panutan tersebut kepadaelit/figur tersebut (mis; Sutiyoso).

Kedua, opini publik untuk upayamempertahankan citra yang sudahterbangun; yffig perlu diperhatikan dalammempertahankan citra adalah bagaimanamenyusun pesan yang datar, tidak terkesanambisius, tidak terkesan mengundangkonflik (mencari musuh), dan menekankanpada aspek fungsional. Barangkali, pelajaranuntuk hal ini, dapat dipetik dari personalityPresiden Indonesia Bapak SBY dalam setiapkemunculannya di layar kaca, baik dalamacara yang sifatnya kenegaraan, maupundalam iklan politiknya yang terkesan begitutenang, datar, dan tidak impulsif.

Ketiga, bagaimana memperbaiki citrapolitik yang sudah terpuruk. Tidak banyakyang bisa dilakukan ketika opini publik (citrapolitik) sedang terpuruk. Setiap tindakanyang dilakukan tidak akan mengundangsimpati, bahkan sebaliknya akanmengundang antipati. Meskipun niatnyasungguh-sungguh baih tidak bisa membuatpublik percaya begitu saja, bahkan hanyaakan menuai berbagai macam kecaman.Strateginya dalam situasi seperti ini tindakanyang paling tepat diam adalah emas fthe silentis gold). Minimal membiarkan opini publikmenurunkan tensinya, karena khalayak jugamempunyai titik kejenuhan dalammengkonsumsi opini publik tertentu. Ketikaopini masyarakat sudah mulai beralih"mengkonsumsi" opini publik yang lain,mulailah strategi komunikasi dengan publikdimulai disusun, dengan menggunakanorang lain yang dianggap strategis untukbicara. Strategi lainnya, memilih fokuskegiatan yang bersifat sosial, dankemanusi aan (humanities ). Misalnya kegiatanamal/bhakti sosial, menyantuni anak yatim,khitanan masal penghijauan masal, pedulilingkungan hidup, menangani bencana alam,dan lain-lain.

602

Ke-empat, menguatkan citra karenaadanya pesaing; citra bisa juga menurunpopularitasnya, bisa saja karena figur / elitsalah bertindak atau bukan karena apa yangdiperbuatnya, tetapi karena makin kuatnyacitra pesaing yang menggerogoti dukunganpublik. Bahkan situasi seperti ini dapat saja

diikuti dengan kerugian partai, sepertipenurunan simpatisan akibat kekecewaan.Strategiyang perlu dilakukan pada situasi ini,adalah dengan memposisikan pesaing secara

bijak. Pesaing justru harus dihormati, agarpublik tahu bahwa sebagai tersaing tidakakan "keder" dengan adanya pesaing. Citraini akan mengesankan "nilai lebih" tersaingdibandingkan dengan yang lain. SBY sebagaiincumbent yang akan ikut perhelatan Pilpres2009 tidak pemah memperlihatkan membuatjarak bahkan konflik dengan beberapa bakalcalon presiden lainnya.

Kelima, menguatkan ataumempertahankan citra ketika berada dipuncak; dengan membuat brand image yangkuat merupakan modal jangka panjangyffigdapat diandalkan. Oleh karena itu, seluruhinformasi keluar sebaiknya diorientasikanagar simpatisan atau konstituen dapatmengetahui denga baik rencana, programkerja, dan kebijakan partai ke depan,sehingga simpatisan memutuskan untuktetap mendukung partai atas kesadaran yangmendalam. Ketika citra baik itu betul-betu1bisa permanen, yang perlu dilakukan adalahmengingatkan konstituen, bahwa dirinyaatau partainya masih tetap eksis.

PenutupRealitas media massa televisi, dalam

proses politik di Indonesia menuju Pemilu2009, kini menjadipiranti komunikasi politikyang dianggap paling ideal. Media televisimemiliki keunggulan dan daya tariktersendiri, karena dapat menjangkau publiksecara lebih luas dan mendalam. Opinipublik, kornunikasi, propaganda, persuasidalam konteks politik, dapat dibangunmelalui media ini.

:as€

.t

rxr

Dt

k

irA'J

rft

Page 9: Analisis · 2019. 2. 6. · Analisis Wacana Lirik-Lirik Lagu Homicide Kampanye sebagai Sebuah Bentuk Menentang Arus Neoliberalisme Rasman Sonjaya dan Lingga Agung Analisis Variabel-Variabel

I

niari1.

iatrk

la

nitIa

a

8ril<

rtil

Televisi, bagian dari pers / mediamassa, kini fungsinya bukan saja hanyasekedar mengelola informasi I beiita, akantetapi juga memiliki fungsi mendidik,menghibur, dan mempengaruhi khalayak,

,me]al.ui tayangan-tayangin yang sangatberbobot dan bernilai

-etis.-

Komunikasi politik, merupakankajian dan bagian dari ilmu politik karer,apesan-pesan yang disampaikan olehJfoyunl\ator, profeisionat, potitiri ) kepadakhalayak baik melalui media massa (televisi)*1yqy" tatap muka langsung bercirikanpolitik, tujuannya untuk mJndapatkanrespon berupa keberpihakan dan dukungan.

Opini pubtik, merupakan suatuakumulasi citra yang tercipta atau diciptakanoleh proses komunikasi. Melaluikapabilitasnya yang berperan untukmembentuk citra baru, mempertahankancitra yang sudah terbangury memperbaiki9i!ra yang terpuruk, menguatkan citra karenafaktor pesaing, dan irenguatkan ataumempertahankan citra ketika berada dipuncak dalam konteks politik.

Daftar Pustaka.Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu, Teori

Dan Filsafat Komunikasi. Bandung :

Citra Adirya Bakti.Heru, CN. Pemilihan Llmum 2009. Majalah

Tempo.2007.Mas'oed, Mochtar d.an MacAndreuts, Cotin.

1978. perbandingan Sistem politik.

l_ogyukarta : Gadjah MadaUniversity press.

Nimmo, Dan. 2004. Komunikasi politik :Komunikator, pesan, dan Media.Bandung : Remaja Rosdakarya.

Panui u, Redi. ZOO2, Rel asi Ku as a.yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Rauf, Maswadi dan Nasrun, Mappa. 1.ggg.Indonesia dan Komunikaii politik.Jakarta : Aipi dan Gramedia pustakaUtama.

Rush, Michael dan Althoff, phillip. 1,992.Pengantar Sosiologi politik. ]lkarta :

Raja Grafindo persada.

uti

8Ihnrtnl,k8Iha

n

u

kiikkri

;in

603