rapat 19 okt 2001 · web viewprogram studi desain interior universitas tarumanagara 1....

37
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kolokium Program Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir yang dilaksanakan dalam batasan waktu, tempat dan standar akademik yang ketat. Kolokium Desain Interior merupakan bagian persiapan memasuki tahap akhir dari proses belajar mahasiswa dalam perancangan proyek desain interior. Kolokium Desain Interior merupakan tahap perencanaan Konsep Programatik yang meliputi pengumpulan data dan analisa data sebagai penelusuran masalah (problem seeking) desain fasilitas publik yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan proyek di mata kuliah Tugas Akhir. 2. Tujuan MK Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu melakukan penelusuran masalah dengan metode programming, sehingga mampu 1

Upload: hoangnhi

Post on 06-Mar-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kolokium Program Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara

1. PengertianKolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)

tingkat akhir yang dilaksanakan dalam batasan waktu, tempat dan standar

akademik yang ketat. Kolokium Desain Interior merupakan bagian

persiapan memasuki tahap akhir dari proses belajar mahasiswa dalam

perancangan proyek desain interior. Kolokium Desain Interior merupakan

tahap perencanaan Konsep Programatik yang meliputi pengumpulan data

dan analisa data sebagai penelusuran masalah (problem seeking) desain

fasilitas publik yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan

proyek di mata kuliah Tugas Akhir.

2. Tujuan MKSetelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu melakukan

penelusuran masalah dengan metode programming, sehingga mampu

berfikir analitis, logis, obyektif dan mampu mempertanggung-jawabkan

secara ilmiah melalui latihan (drill) secara mandiri dan komprehensif.

3. Metode Kajian Kolokium / Pra-TAMata Kuliah Kolokium merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tugas

Akhir. Materi Mata Kuliah Kolokium merupakan penyusunan Konsep

Programatik yang meliputi pengumpulan data dan analisa data sebagai

penelusuran masalah (problem seeking) desain fasilitas publik yang

digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah (problem solving)

perancangan proyek di mata kuliah Tugas Akhir.

Agar tujuan proses belajar mengajar dapat mencapai sasaran yang

diharapkan, maka dibutuhkan metode baku yang telah didefinisikan secara

jelas dan sistematis untuk diterapkan dalam pelaksanaan MK kolokium dan

tugas akhir.

1

Page 2: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

Tahap proses desain menggunakan metode perancangan yang terdiri dari:

tahap programming, tahap space planning (sintesa masalah) dan tahap

pengambilan keputusan (design). Agar pelaksanaan setiap tahap proses

dapat dikaji secara obyektif, rasional dan ilmiah maka tahap programming

dilaksanakan di MK Kolokium, sedangkan tahap space planning (sintesa

masalah) dan tahap pengambilan keputusan (design) dilaksanakan di MK

Tugas Akhir. Tahapan proses desain diatas juga digunakan sebagai acuan

untuk evaluasi dan memonitor bimbingan asistensi kemajuan pelaksanaan

pekerjaan materi MK klokium dan tugas akhir mahasiswa.

Diagram I: Kerangka Berfikir

Pengertian Konsep Programatik dan Konsep Desain Konsep Programatik (programmatic concept)

2

Page 3: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

adalah suatu bentuk persyaratan mengenai bagaimana suatu

masalah dapat dipecahkan, atau suatu kebutuhan dapat terpenuhi.

Konsep Desain (design concept)

adalah tanggapan fisik tertentu tentang bagaimana suatu konsep

programatik dapat dikembangkan ( Ballast, 1992:33).

4. Persyaratan akademik mengikuti mata kuliah Kolokium:- Peserta kuliah telah lulus mata kuliah Seminar

- Peserta kuliah telah lulus mata kuliah Metodologi Penelitian

- Peserta kuliah telah lulus mata kuliah Metodologi Desain Interior

- Peserta kuliah telah lulus mata kuliah Desain Interior I s/d Desain

Interior V

- Peserta kuliah telah lulus mínimum 120 SKS

5. Judul / Topik Kajian KolokiumJudul / topik kajian kolokium adalah desain interior bangunan fasilitas publik

(Public Facilities) yang memiliki kompleksitas tinggi baik organisasi ruang,

pemakainya, maupun bobot kajian filosofinya.

Secara umum, fasilitas publik (Public Facilities) tersebut memiliki bobot

kajian filosofi yang dikaitkan dengan budaya, gaya hidup atau realitas

kebudayaan yang berkembang di masyarakat.

Secara khusus, fasilitas publik (Public Facilities) tersebut dapat dikaji salah

satu bagiannya secara khusus dan dikembangkan dalam konsep desain yang

sistemik.

Lingkup topik kajian Kolokium:Adapun ruang lingkup topik yang bisa diambil sebagai proyek Tugas Akhir,

mengacu pada Pengelompokan Tipologi Fungsi Bangunan sbb:

a. Sarana Perumahan dan Pemukiman (Residential)* Rumah Dinas Gubernur, Walikota, Wisma Indonesia di negara

Sahabat.

3

Page 4: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

b. Sarana Pendidikan (Educational)Sekolah dengan jenjang pendidikan yang terintegrasi (Taman Kanak

kanak s / d SLTA), Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta (Iptek, Seni

dsb.) , Pusat Pengembangan Potensi Anak, SPLB., Planetarium

c. Sarana Kesenian dan Kebudayaan (Cultural)Museum, Perpustakaan, Teater, Community Theaters, Auditorium,

Amphitheaters, Music Facilities. Cultural Center

d. Sarana Kesehatan dan Kesejahteraan (Health)Rumah sakit Umum, Rumah Sakit Khusus, Pusat Rehabilitasi, Pusat

Kesehatan Mental, panti werda

e. Sarana Keagamaan dan Peribadatan (Religious) Islamic Center, Catholic Center, Budhist Center, Masjid, Gereja Vihara,

Synagog.

f. Sarana Perkantoran (Govermental and Public Buildings) City and town halls, Courthouses, Fire Stations, Kantor Pemerintah,

Kantor Swasta, Police Stations, Jails and Prisons, Incinerator Plants,

Kedutaan Besar, Bank, Stasiun Televisi Nasional / Swasta dsb.

g. Sarana Bisnis dan Komersial (Commercial)Shopping Centers, Mall, Super Blocks, Supermakets, Hotel, Motel,

Restoran

h. Sarana Transportasi (Transportation)Airport dan Terminal, Terminal ferry, Stasiun MRT, Stasiun terpadu

dsb.

i. Sarana Hiburan dan Rekreasi (Recreation and Entertainment) Gedung Bioskop, Club House, Golf Courses, Pusat Informasi,

4

Page 5: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

6. Prosedur Pelaksanaan MK Kolokiuma. Mengajukan 3 (tiga) alternatif judul /topik kepada Koordinator Kolokium

b. Mengajukan 2 (dua) alternatif denah arsitektur yang memiliki relevansi

dengan judul / topik

c. Proses Evaluasi progres pelaksanaan Kolokium Program Studi Desain

Interior dilakukan melalui 2 (dua) tahap, yaitu:

Evaluasi IEvaluasi pertama dilaksanakan oleh pembimbing masing-masing

Prasyarat Evaluasi I:

Materi telah melalui konsultasi (asistensi) dengan pembimbing minimal 2

kali.

Materi Evaluasi I:

- Mengevaluasi tahap pengajuan proposal kajian kolokium dan

pengumpulan data literature dan survey lapangan yang tertuang dalam

kerangka berfikir, terdiri dari:

a. Mengevaluasi hasil studi literature dan studi lapangan (studi banding)

foto-foto pengamatan lapangan / studi banding (3 lokasi berbeda).

b. Penelusuran Masalah (pengertian, definisi, pengertian tambahan,

lingkup kajian)

c. Pengenalan Masalah (latar belakang permasalahan; tujuan

perencanaan; tuntutan waktu, tempat, ekonomi; klasifikasi proyek)

d. Kriteria / data proyek yang paling relevan (profil perusahaan/lembaga;

organisasi; pelayanan; kebutuhan aktifitas dan fasilitas; persyaratan

spatsial dan fungsional; persyaratan kondisional; peraturan pemerintah

dan ketentuan hukum lainnya)

e. Kendala / data fisik (tapak/site; arsitektur; interior; potensi daerah;

dampak terhadap lingkungan fisik; dampak terhadap lingkungan non-

fisik)

5

Page 6: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

Evaluasi IIEvaluasi kedua dilaksanakan oleh pembimbing:

Prasyarat Evaluasi II:

Materi telah melalui konsultasi (asistensi) dengan pembimbing minimal 3 kali.

Materi Evaluasi II:

a. Mengevaluasi hasil perbaikan dan kelengkapan materi evaluasi I

b. Analisa masalah dalam bentuk image chart, skema/diagram (studi citra

/ image; studi potensi lingkungan / tapak; studi arsitektur; studi

fungsi, jumlah, besaran ruang; studi organisasi ruang; studi pola

sirkulasi; studi persyaratan ruang; studi kebutuhan fasilitas; studi

material dan warna)

c. Merumuskan pedoman desain (kriteria umum perencanaan; kriteria

organisasi ruang; kriteria lay-out furniture; kriteria pola sirkulasi; kriteria

Ergonomi; kriteria keamanan; kriteria material dan warna).

d. Menyusun draft final Laporan Kolokium

Ujian Akhir Kolokiummerupakan forum ujian secara komprehensif yang dilaksanakan oleh tim

penguji yang terdiri dari 2 orang evaluator yang merupakan dosen

pembimbing mahasiswa MK Kolokium yang lain dan 2 orang

pembimbing mahasiswa peserta MK Kolokium ybs. agar menambah

masukan dan menjamin obyektifitas dalam penilaian.

7. Ketentuan Laporan KolokiumBerbentuk laporan tertulis yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah penulisan

ilmiah dan mengikuti sistematika pembahasan berdasarkan metode

programming (penelitian by design)

Programming adalah melakukan analisa masalah (problem analysis), sedangkan design adalah sintesa masalah (problem synthesis) ( Ballast, 1992:33).

Programming adalah proses perencanaan yang meliputi pengumpulan data dan informasi mengenai suatu masalah untuk dianalisa, dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas untuk menghasilkan

6

Page 7: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

landasan desain. Menetapkan suatu masalah terlebih dahulu sebelum sebuah solusi dilakukan ( Ballast, 1992:33).

Programming adalah penelusuran masalah (problem seeking), sedangkan desain adalah pemecahan masalah (problem solving) (Peña,1978:18).

Penyusunan laporan kolokium harus memenuhi ketentuan sbb.:

- Draft Laporan Kolokium sudah melalui proses asistensi / konsultasi

pembimbing.

- Draft Laporan Kolokium dikerjakan sesuai dengan kaidah penulisan

ilmiah.

- Draft final Laporan Kolokium diserahkan sebelum UAS berlangsung

sebagai salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi.

- Format dan warna cover laporan harus sesuai dengan ketentuan

pedoman pengantar MK Kolokium.

Mengacu pada metode programming yang digagas oleh William Pena dalam

buku yang berjudul Problem Seeking (Ballast, 1992:33), yaitu proses lima

tahap programming:

1. Menentukan sasaran / tujuan

2. Mengumpulkan fakta – fakta

3. Menjabarkan dan menguji konsep

4. Menentukan kebutuhan dan

5. Merumuskan masalah

Namun untuk sistematika penulisan Laporan Kolokium / Pra TA dilakukan

penyesuaian dengan struktuktur penulisan karya ilmiah sebagai berikut:

COVER (Lihat aturan yang berlaku)

JUDUL TOPIK KOLOKIUM / Pra-TA Nomor, nama matakuliah, semester-tahun. Nama & NIM Peserta Nama Lengkap (dan gelar) Pembimbing Logo Universitas Nama Program Studi, Fakultas, Universitas, Tahun.

7

Page 8: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

LEMBAR PENGESAHAN (Lihat aturan berlaku)Berisi : JUDUL TOPIK KOLOKIUM / Pra-TA Nomor, nama matakuliah, semester, tahun Nama & NIM peserta Nama, Tandatangan, Tanggal : Pembimbing 1(& 2), Ketua program

Studi / Koordinator Kolokium.

Halaman & Daftar Halaman judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Pengantar (untuk apa laporan ini dibuat dan ucapan terimakasih

hanya kepada yang berhubungan akademis) Abstrak (Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan, Metode, Manfaat,

Kata kunci) Daftar Isi (Angka Judul.......... halaman ) Daftar Tabel (Tabel III.1; Judul, Sumber,halaman ) Daftar Gambar (Gambar III.1; Judul, Sumber, halaman ) Daftar Istilah Daftar Lampiran

KATA PENGANTAR (Satu halaman saja)Berisi :

Maksud penulisan laporan ini. Rasa syukur kepada Tuhan YME. Ucapan terimakasih kepada secukupnya, Academically Related

terutama pembimbing 1 & pembimbing 2, Ketua Program Studi Sebutkan nama dan gelarnya dengan benar.

Permohonan maaf secukupnya. Kota dan tanggal, Penulis

Abstrak (Tidak lebih dari 300 kata) Latarbelakang, permasalahan yang masih ada, cara pengumpulan

data, konsep dan strategi perancangan, manfaat hasil rancangan terutama untuk mengatasi permasalahan.

Kata kunci

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan

(Kejadian, fenomena dan mengapa masalah tersebut diambil sebagai

topik perancangan)

8

Page 9: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

1.2 Rumusan Masalah Perencanaan Seperti halnya penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan

masalah, maka pertanyaannya standar yaitu berkenaan dengan what,

who, why, where, when, dan how-nya obyek penelitian.

Dalam rumusan masalah perencanaan berangkat dari pertanyaan-

pertanyaan yang dijawab pada penentuan sasaran/tujuan

perencanaan, di tahap awal programming yang berisi uraian masalah-

masalah dalam perencanaan dan akan dipecahkan dalam desain

interiornya, sebagai contoh:

a. Bagaimana tema desain dapat diimplementasikan kedalam desain

interior.

b. Bagaimana citra lembaga/perusahaan dapat diterjemahkan ke

dalam desain interior.

c. Bagaimana organisasi dan atau pelayanan lembaga / perusahaan

dapat diterjemahkan ke dalam desain interiornya.

d. Bagaimana program aktifitas pemakai dapat terpenuhi dalam

desain program ruang.

Setiap proyek dapat memiliki fokus masalah yang berbeda untuk

diuraikan sebagai identifikasi masalah perancangan.

Sebagai contoh Rumusan Masalah Perencanaan untuk kajian kolokium proyek museum:

Rumusan masalah perencanaan diuraikan berdasarkan masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan interior museum dapat menampilkan citra

benda koleksinya dan juga sesuai dengan citra lembaga

pengelolanya.

2. Bagaimana menguraikan program aktivitas yang dilakukan

pengunjung dan staff di dalam museum.

3. Bagaimana menentukan program ruang yang sesuai dengan

persyaratan dan kebutuhan Museum Kretek.

9

Page 10: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

4. Bagaimana menyusun tata letak benda koleksi yang sesuai dengan

alur cerita/scenario yang direncanakan.

5. Bagaimana merencanakan pola alur sirkulasi yang memenuhi kriteria

antropometri dan sesuai dengan alur cerita/scenario yang

direncanakan.

6. Bagaimana merencanakan display fixture yang sesuai dengan

program penempatan benda koleksi museum.

7. Bagaimana merencanakan system tata cahaya buatan yang sesuai

fungsi dan tidak merusak benda koleksi museum.

8. Bagaimana merencanakan tata udara dan akustik yang sesuai

persyaratan dan kebutuhan museum.

1.3 Ruang Lingkup Proyek Perencanaan Uraian demarkasi permasalahan perancangan dan intensitas

hubungan yang ingin diselesaikan sebagai karya desain interior.

1.4 Tujuan Perencanaan Sesuai dengan tahap awal dari proses lima tahap programming yaitu

Menentukan sasaran / tujuan yang juga Menjawab Permasalahan

perencanaan:

a. Untuk dapat diimplementasikan tema desain ke dalam desain

interior.

b. Untuk menterjemahkan citra lembaga/perusahaan ke dalam desain

interiornya.

c. Untuk menterjemahkan organisasi dan atau pelayanan lembaga /

perusahaannya ke dalam desain interiornya.

d. Untuk dapat memenuhi program aktifitas pemakai ke dalam

program ruang desain interiornya.

Contoh Tujuan Perencanaan untuk kajian kolokium proyek museum:1. Untuk merencanakan interior museum yang dapat menampilkan citra

benda koleksinya dan juga sesuai dengan citra lembaga

pengelolanya.

10

Page 11: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

2. Untuk mengetahui program aktivitas yang dilakukan pengunjung dan

staff di dalam museum.

3. Untuk menentukan program ruang yang sesuai dengan persyaratan

dan kebutuhan Museum Kretek.

4. Untuk menyusun tata letak benda koleksi yang sesuai dengan alur

cerita/scenario yang direncanakan.

5. Untuk merencanakan pola alur sirkulasi yang memenuhi kriteria

antropometri dan sesuai dengan alur cerita/scenario yang

direncanakan.

6. Untuk merencanakan display fixture yang sesuai dengan program

penempatan benda koleksi museum.

7. Untuk merencanakan system tata cahaya buatan yang sesuai fungsi

dan tidak merusak benda koleksi museum.

8. Untuk merencanakan tata udara dan akustik yang sesuai

persyaratan dan kebutuhan museum.

1.5 Metode Programming Meliputi pengumpulan data dan informasi mengenai suatu masalah

untuk dianalisa, dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas untuk

menghasilkan landasan desain.

1.6 Sistematika Penulisan

(Gambaran singkat tiap bab penulisan laporan Kolokium)

BAB II DASAR PEMIKIRAN (Berisi Tinjauan Teori & Data Proyek)

Menjelaskan teori atau dasar pemikiran apa yang dipakai sebagai pijakan

untuk menganalisis / menguraikan masalah yang diteliti. Biasanya uraian dari

studi pustaka, berkaitan dengan definisi-definisi dan definisi tambahan yang

dikemukakan para ahli. Misalnya topik kajian proyek “ Perencanaan Interior

Hotel Bintang Lima di Jakarta”: Maka dicari landasan teori yang berkaitan

dengan unsur definisi hotel, klasifikasi hotel secara umum, khusus,

persyaratan-persyaratan teknis dan non teknis dsb.

11

Page 12: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

2.1 Tinjauan umum:

Pengertian

Teori (kompilasi teori-teori yang disebut pada sub-bab kerangka teori)

Sejarah singkat (bila diperlukan)

Aspek Yuridis formal (bila ada)

2.2 Tinjauan khususData spesifik yang berkaitan dengan topik proyek yang akan dibahas:

Profil Lembaga / Perusahaan

- Visi, Misi, Filosofi Perusahaan

- Jenis Usaha /Pelayanan

- Sejarah (bila perlu)

Organisasi

- Struktur Organisasi / Hierarki

- Jumlah Personil dan deskripsi kerja

- Tata alur kerja dan hubungan kerja

Pelayanan

- Prosedur

- Persyaratan-persyaratan

Kebutuhan aktifitas dan fasilitas yang paling signifikan (berupa data,

bukan hasil analisis)

Persyaratan spatsial / standar arsitektur-interior

Persyaratan Fungsional

- Ergonomi

- Fire Safety, Security, Humadity

Persyaratan Kondisional

- Sosial, Adat Budaya, Politik, Ekonomi

Peraturan Pemerintah dan Peraturan Hukum lainnya. Sebagai

contoh: untuk mendirikan sebuah rumah swasta di Indonesia,

pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementrian Kesehatan

mengeluarkan Peraturan Pemerintah tentang Rumah Sakit. Apabila

data yang spesifik tidak ditemukan di literatur, maka data tersebut

12

Page 13: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

dapat mengadopsi dari data empiris yang diperoleh dari hasil survey

lapangan (hasil survey tipologi). Contoh: topik kajian proyek

”Perancangan Interior Rumah Sakit Taruma di Jakarta”, karena dalam

literatur tidak dijumpai struktur organisasi lembaga yang relevan

dengan topik diatas, maka dapat menggunakan data hasil survey

tipologi yang relevan dengan kelas rumah sakit yang akan dirancang.

BAB III ANALISA MASALAHBerisi Analisa masalah perancangan yang meliputi:

Analisa citra / image (visual / non visual)

Analisa potensi lingkungan / tapak

Analisa program aktifitas

Analisa kebutuhan fasilitas

Analisa fungsi dan besaran ruang

Analisa organisasi ruang

Analisa persyaratan ruang

Analisa pola sirkulasi

Analisa material dan warna

BAB IV PEDOMAN DESAINBerisi uraian konsep perancangan yang Meliputi:

Konsep umum perencanaan

Konsep organisasi ruang (zoning, blocking)

Konsep lay-out (perletakan furniture)

Konsep pola sirkulasi (horizontal-vertikal)

Konsep dinding (wall treathment, balustrade, dsb)

Konsep langit-langit

Konsep furniture

Konsep material dan warna

Konsep fisika bangunan / pengkondisian ruang (lighting, thermal,

akustik)

Konsep keamanan (terhadap pencurian, kebakaran, dsb)

13

Page 14: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

Contoh Pedoman Desain:

BAB IVPEDOMAN DESAIN

A. Konsep Umum Perencanaan1. Konsep Citra

Berdasarkan analisis pada tabel 3.1, maka citra yang ingin

ditampilkan pada perancangan desain interior Museum Kretek

adalah Museum Kretek sebagai sebuah museum yang smart,

dengan menggunakan banyak elemen interaktif dan penyajian

suasana menggunakan stimulasi pada panca indera manusia.

Museum Kretek selain menjadi sebuah museum yang smart

juga menampilkan berbagai hasil karya seni lokal sehingga bukan

hanya menjadi kebanggaan masyarakat Kudus, namun juga menjadi

sebuah cerminan budaya bagi wisatawan domestik maupun

mancanegara.

2. Konsep Tema

Dalam perancangan Museum Kretek, pemilihan tema dalam

perancangan dilakukan dengan beberapa pertimbangan mengenai

kretek dan budayanya, antara lain :

a. Kretek merupakan sebuah karya seni yang sangat kompleks. Terdiri

dari paduan puluhan jenis tembakau dengan berbagai resep rahasia

perusahaan rokok. Varietas tembakau Indonesia yang sangat

beraneka ragam dan kompleks menjadi salah satu penyebab

fenomena ini.

b. Budaya kretek yang telah lama ada dalam jiwa rakyat Indonesia,

bahwa kretek telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang

tidak dapat terlepas, dan hingga masa mendatang pun kretek akan

tetap menjadi sesuatu yang lumrah.

14

Page 15: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

c. Kretek sebagai warisan budaya yang eksklusif, tidak terlepas dari

sejarah penemuannya di kota Kudus dan pengadaan pabrik rokok

komersil pertama di Kudus.

Dengan pertimbangan yang telah disebutkan di atas, maka pemilihan

tema yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah

” Art and Local Heritage”

Art – Berarti seni, tema ini diambil berdasarkan kenyataan bahwa kretek

itu sendiri merupakan sebuah karya seni. Kata kunci ini diwujudkan

dengan pengadaan sentuhan karya-karya seni yang berpadu dengan

interior museum, seperti karya seni untuk mengisi void, atau

pengaplikasian desain-desain grafis dalam interior.

Gambar 4.1 Contoh Aplikasi Desain Grafis dalam Interior

Local Heritage – Heritage memiliki arti warisan budaya. Kata kunci ini

diwujudkan dengan pengaplikasian elemen-elemen tradisional khas kota

Kudus dan sekitarnya.

15

Page 16: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

Gambar 4.2 Contoh Aplikasi Budaya Kudus dalam Interior

3. Konsep Suasana

Suasana yang ingin ditampilkan dalam desain interior Museum

Kretek adalah :

1) Fokus

Fokus berarti perhatian pengunjung selalu terfokus pada cerita

dan benda-benda koleksi museum. Pengunjung akan lebih

merasa tertarik untuk menikmati koleksi museum dan menikmati

alur ceritanya.

Gambar 4.3 Suasana yang Terfokus pada Benda Koleksi

2) Atraktif

Atraktif berarti pengunjung selalu tertarik untuk menelusuri

Museum Kretek lebih dalam lagi, dan tidak bosan menikmati

koleksi museum. Untuk menciptakan suasana yang terus menarik

pengunjung, maka area-area sub pada ruang pameran tetap

dibuatn tematik sesuai dengan topik masing-masing bagian.

16

Page 17: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

Dengan adanya perbedaan daya tarik pada setiap ruang,

pengunjung akan selalu ingin mengunjungi area berikutnya.

3) Interaktif

Museum Kretek banyak menggunakan media interaktif. Media

interaktif melibatkan interaksi pengunjung sehingga informasi

yang diberikan tidak membosankan dan sangat menarik.

Gambar 4.4 Suasana yang Interaktif

B. Konsep Organisasi RuangPengorganisasian ruang secara umum dalam Museum Kretek

dibagi menurut fungsinya, dengan pembagian sebagai berikut :

17

Page 18: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

1. Area Penerima

4) Lobby

5) Resepsionis

6) Area tunggu

2. Area Leisure

a. Cafe

b. Restoran

3. Area Edukasi

a. Perpustakaan

b. Amphitheatre

c. Auditorium kecil

d. Auditorium besar

4. Area Pameran

a. Area pameran tetap

b. Area pameran temporer

5. Area Penunjang

a. Area workshop

b. Toko buku

c. Toko souvenir

6. Area Pengelola

a. Kantor pengelola museum

b. Kantor pengelola perpustakaan

7. Area Service

a. Laboratorium konservasi

b. Ruang petugas kebersihan

c. Ruang security

d. Janitor

150

Page 19: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

151

Page 20: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

C. Konsep Layout Pendekatan directed approach diaplikasikan pada museum agar

pengunjung dapat menikmati setiap koleksi museum sesuai alur

cerita tanpa ada yang terlewat dan tidak memungkinkan pengunjung

untuk melalui tempat yang sama dua kali sehingga tidak

membosankan dan membingungkan bagi pengunjung.

Gambar 4.5 Directed Approach (Sumber : David Dean, 1994:24)

Peletakkan furniture pada setiap area pameran adalah linear

dengan pengaturan benda pameran secara acak namun terarah.

Peletakkan furniture linear dipilih agar pengunjung dapat langsung

terarah menuju area berikutnya, namun peletakkan benda koleksi

dibuat acak agar tidak membosankan, sehingga pengunjung dapat

memilih koleksi yang ingin dilihat lebih dahulu pada setiap sub area.

D. Konsep Pola Sirkulasi1. Konsep Pola Sirkulasi Horizontal

Pola sirkulasi horizontal bangunan secara umum adalah

radial, karena bentuknya yang melingkat. Namun pola sirkulasi

area koleksi yang digunakan adalah linear mengikuti alur

melingkat bangunan, dengan tujuan agar pengunjung lebih

terarah, dapat melalui seluruh rangkaian koleksi dengan

sistematis, dan pengunjung lebih konsentrasi terhadap koleksi-

koleksi yang dihadirkan, bukan konsentrasi untuk memilih jalur

sirkulasi.

Page 21: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

Diagram 4.1 Pola Sirkulasi Horizontal Museum Kretek

2. Konsep Pola Sirkulasi Vertikal

Pola sirkulasi vertikal dalam museum menggunakan ramp.

Ramp membuat pengunjung dapat terus berjalan mengikuti alur

koleksi yang dipamerkan tanpa terputus, namun pertimbangan

lainnya adalah harus terdapat cukup area untuk duduk, karena

jenis sirkulasi ini dapat menyebabkan kelelahan bagi pengunjung.

Selain ramp, sirkulasi vertikal dalam museum juga didukung

dengan elevator untuk mendukung sirkulasi barang dan orang

cacat, dan didukung pula oleh tangga untuk sirkulasi yang lebih

cepat dan mudah antar lantai.

Page 22: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

Diagram 4.2 Jalur Sirkulasi Vertikal pada Museum Kretek

E. Konsep FurniturePada perancangan Museum Kretek, furniture yang akan

digunakan disesuaikan dengan fungsi dan tema setiap area. Fasilitas

dalam museum harus dapat memenuhi setiap kebutuhan aktivitas,

Page 23: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

baik pengunjung maupun pengelola museum. Hal ini dilakukan untuk

mencapai kenyamanan dalam melakukan aktivitas.

Mengingat tema ruang yang berbeda-beda, maka konsep

furniture dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Area Lobby / Resepsionis

Untuk mencerminkan citra yang kontemporer dengan

sentuhan ukiran lokal, maka furniture yang digunakan pada area

lobby dan resepsionis adalah furniture yang bergaya

konsemporer dengan ukir-ukiran.

Gambar 4.6 Meja Resepsionis Kontemporer

Gambar 4.7 Ukiran Lokal Kudus

2. Area Pameran Tetap (Sub Area Bahan Baku)

Area ini mencerminkan citra tradisional dan sederhana.

Oleh karena itu material yang menonjol pada area ini adalah

material-material yang juga sederhana dan akrab di mata

masyarakat Kudus, yaitu kayu dan anyaman bambu dan pelepah

pisang. Material ini tentunya juga mempengaruhi material yang

digunakan pada furniture.

Page 24: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

Gambar 4.8 Vitrine

Gambar 4.9 Vitrine Island

Page 25: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

Gambar 4.10 Vitrine dalam Dinding

Gambar 4.11 Papan Informasi

Gambar 4.12 Keranjang-Keranjang Untuk Memajang Bahan

Baku

Page 26: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

F. Konsep Material dan Warnaa. Area Lobby dan Resepsionis

Untuk mencapai citra dan suasana yang diinginkan, maka

material-material yang digunakan bernuansa abu-abu dengan

sentuhan ukiran kayu lokal berwarna coklat tua.

Material lantai menggunakan material yang kuat dan mampu

menahan beban sirkulasi yang tinggi. Sedangkan material dinding

dipilih yang menverminkan citra Museum Kretek yang membawa

hasil karya lokal (ukiran), dan diterapkan pada interior yang lebih

modern. Warna abu-abu dipilih sebagai warna yang mendominasi

dinding, namun diberi aksen-aksen ukiran kayu lokal. Material

plafon menggunakan gypsum dengan finishing cat tembok.

b. Area Pameran Tetap

Material pada area pameran tetap berbeda-beda tergantung

pada sub area, karena masing-masing sub area menampilkan

temanya sendiri.

Area introduction menggunakan warna gelap dari lantai

hingga plafon, hanya terfokus pada karya-karya seni yang

menggambarkan budaya kretek, dan memberi kesan misterius.

Sedangkan material lantai pada area bahan baku

menggunakan hardwood flooring untuk menampilkan suasana

yang sederhana, dan dindingnya menggunakan kombinasi cat

tembok warna krem dengan anyaman pelepah pisang. Plafonnya

menggunakan gypsum dengan finishing cat tembok dan border

yang terbuat dari kayu.

Lampiran Lampiran A: Ucapan terimakasih kepada berbagai pihak yang

membantu penyusunan Laporan Kolokium ini, Yang tidak

tersebutkan dalam pengantar

Lampiran B : Wawancara dengan Pakar Perhotelan ...........

Page 27: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

Lampiran C: Tabel Analisis Program Aktifitas, Fasilitas dan

Kebutuhan Ruang ............

Lampiran D: ............

Daftar PustakaI. Pustaka Utama

.Akiyama, Jiro, Small & Luxury Hotels as a Home, Process Architecture Co. Ltd., Japan, 1993

Lawson, Fred, Hotels & Resorts, Planning, Design and Refurbishment, Architectural Press, Oxford,1999.

Rutes, Walter A, Hotel Planning and Design, A guide for Architects, Interior Designer, and Hotel executives, The Architectural Press, London, 1988.

II. Pustaka Sekuder Ching, Francis DK, Interior Design Illustrated, , Van Nostrand

Reinhold, 1985. Reznikoff, S. C.,Interior Graphic and Design Standards, Whitney

Library of Design, New York, 1986. Mc. Guinnes, Stein, Reynolds, Mechanical and Electical Equipment

for Buildings, 6th ed., John Wiley & Sons, Inc., Singapore, 1981.

III. Pustaka Metodologi Pena, William, Problem Seeking, Washington D.C., AIA Press.

1989. Ballast, David K., A.I.A, Interior Design Reference Manual,

Professional Publications, Inc. Belmont, CA, 1992.

IV. Jurnal,majalah: Marga, Nama, (Tahun), Judul tulisan, nama jurnal/majalah, volume,

halaman

V. Website: Marga, Nama, Judul tulisan,www.............., tanggal dan jam diunduh

8. Deviasi PenilaianPenilaian berlandaskan pada pertimbangan yang rasional, obyektif dan

proporsional.

- Bobot nilai evaluasi I adalah 30 %;

- bobot nilai evaluasi II adalah 20 %;

- bobot nilai evaluasi III adalah 20 %;

Page 28: RAPAT 19 Okt 2001 · Web viewProgram Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir

- bobot nilai Pengantar Karya Tugas Akhir adalah 10 % (sebelum

sidang)

- bobot nilai Sidang Tugas Akhir adalah 20 %.

Nilai Akhir............. : A Sangat Baik

............. : B Baik

............. : C Cukup

............. : D Kurang

............. : E Tidak Lulus

PENYAJIAN TULISAN LAPORAN

Kertas A4, 80 gr (21,5 x 29,5 Cm)

Huruf : Times New Roman atau Palatino Linotype, ukuran 12 point.

Margin kiri dan atas: 4 Cm, margin kanan dan bawah: 3 Cm.

Kata-kata asing dicetak miring

Dibelakang kutipan ditulis sumbernya,

contoh : (Ballast, 1992 : Hal.18)

Daftar pustaka disusun menurut abjad, contoh: kalau nama orang

asing yang ditulis nama keduanya dahulu, sedangkan nama orang

indonesia ditulis utuh. Judul buku, nama penerbit,kota penerbit dan

tahun penerbit. Contoh:Ballast, David K., A.I.A, Interior Design

Reference Manual, Professional Publications Inc., Belmont, CA,

1992.

Hafidh indrawan Page 15 5/6/2023