file · web viewbagaimana struktur organisasi museum ... dan berbagi pengalamannya pada...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Proses perkuliahan yang dicanangkan oleh DIKTI dan tertuang dalam akademik
tentunya tidak diartikan secara tekstual belaka, yaitu hanya dalam bentuk penyampaian
dari narasumber dalam hal ini dosen sebagai pengajar kepada mahasiswa sebagai subjek
yang diajar secara kontinyu atau berkala melalui perkuliahan dengan menggunakan
berbagai sumber belajar. Namun, proses pembelajaran juga harus meliputi proses
pengamatan langsung kepada objek-objek yang berkaitan dengan bahan pangajaran
yang dapat dilihat atau ditemui, yang bersumber dari lingkungan sekitar yang
diformulasikan menjadi teori dan bidang-bidang ilmu. Sementara, tujuan pembelajaran
sendiri selain memberikan pemahaman dan keterampilan juga menanamkan
pengalaman-pengalaman yang berarti dan dapat dijadikan dasar pemikiran dalam
berperilaku baik di masa sekarang maupun masa akan datang bagi mahasiswanya.
Untuk mencapai pengalaman belajar yang mengesankan, tentunya mahasiswa juga
diajak untuk melihat dan berinteraksi langsung dengan objek-objek yang menjadi salah
satu bagian bahan ajar yang mereka pelajari di universitas dan akan di jadikan bahan
ajar saat bekerja, tidak melulu hanya melihat di buku pelajaran. Dalam hal ini, sesekali
mahasiswa diajak berpergian untuk meneliti dan mengamati sesuatu sesuai dengan
pelajaran yang dipelajari sambil berwisata.
Salah satu program Universitas Mahasaraswati khususnya Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika memberika wadah terkait
dengan proses pengamatan langsung kepada objek-objek yang berkaitan dengan bahan
pangajaran yang dapat dilihat atau ditemui, yang bersumber dari lingkungan sekitar
yang diformulasikan menjadi teori dan bidang-bidang ilmu, yang terangkum dalam
kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang sekarang menjadi kegiatan wajib bagi
setiap mahasiswa sebagai salah satu prasyarat untuk mengikuti ujian skripsi. KKL ini
diprogramkan pada Semester V. Pada tahun akademik 2011/2012 direncanakan
mengunjungi beberapa Kampus/Lembaga Pendidikan dimana objek yang dituju sesuai
dengan bidang ilmu, serta beberapa objek wisata di kota Jakarta, Bandung, dan
Jogyakarta.
1
Dari beberapa objek wisata dikota Jakarta, Bandung dan Jogyakarta, kami anggap
perlu pemberikan informasi – informasi terkait dengan objek wisata yang kami
kunjungi khususnya di kota Bandung. Di kota Bandung terdapat Museum Geologi yang
sangat erat kaitannya dengan sejarah penyelidikan geologi Indonesia yang telah dimulai
sejak tahun 1850-an oleh “Dienst van het mijnwezen”, yang berkedudukan di Bogor
(1852 – 1866). Lembaga ini kemudian pindah ke Jakarta (1866 – 1924) dan akhirnya
pindah ke Bandung, menempati Gedung Gouvernement Bedrijven (sekarang Gedung
Sate).
Bertolak dari penjelasan diatas, kami berusaha memberikan informasi – informasi
yang menarik tentang objek wisata Museum Geologi Bandung. Disamping itu pula,
kami juga mengaitkan kunjungan kami dengan program studi yang kami tempuh yaitu
aplikasi matematika terkait dengan pengelolaan dan aktivitas Museum Geologi
Bandung tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari penjabaran diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai
berikut :
2.1 Bagaimana Struktur Organisasi Museum Geologi Bandung?
2.2 Apa saja aktivitas yang terdapat di Museum Geologi Bandung?
2.3 Apa saja hasil observasi di Museum Geologi Bandung?
2.4 Apakah Ada kaitannya Museum Geologi Bandung dengan Matematika?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai bentuk apresiasi
mahasiswa untuk menuangkan hasil pengamatannya dan berbagi pengalamannya pada
kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang nantinya pengetahuan yang kita tungkan dalam
bentuk laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen maupun pengguna makalah
ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Organisasi Museum Geologi
Dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (KepMen ESDM)
No. 1725 tahun 2002 disebutkan bahwa Museum Geologi terdiri dari Sub Bagian Tata
Usaha, Seksi Peragaan, dan Seksi Dokumentasi serta Kelompok Fungsional dengan
struktur organisasi seperti di bawah ini :
Kelompok Kerja Subbagian Tata Usaha
Kelompok Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan, penyiapan
bahan penyusunan program dan laporan, urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan
serta rumah tangga. Sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral No. 1725 tahun 2002 telah dibentuk 4 (empat) Kelompok Kerja (Pokja) yang
terdiri dari :
Pokja Penyusunan Program dan Kepegawaian
Pokja Keuangan dan Rumah Tangga
Untuk kegiatan ketatausahaan dilaksanakan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Museum Geologi.
Kelompok Kerja Seksi Peragaan
Peragaan Museum Geologi merupakan bagian yang secara langsung dapat diakses
oleh masyarakat luas. Oleh Karena itu, Seksi Peragaanm selain harus mampu
memelihara peragaan yang telah ada juga sebaiknya dpat melakukan pengembangan
3
peragaan serta harus mampu menyampaikan informasi geologi kepada pengunjung
sesuai dengan tingkat pendidikannya. Susunan Kelompok Kerja pada Seksi Peragaan
adalah seperti berikut :
Pokja Pelayanan Pengunjung
Pokja Program Pengembangan Peragaan dan Edukasi
Kelompok Kerja Seksi Dokumentasi
Museum Geologi mempunyai peran yang sangat penting untuk
mendokumentasikan koleksi geologi yang terdiri dari batuan, mineral dan fosil,
termasuk dokumen lainnya yang sangat berharga bagi sejarah dan perkembangan ilmu
geologi di masa yang akan datang. Koleksi batuan, mineral dan fosil ini juga
merupakan data yang sangat berharga dan sangat penting, bukan saja sebagai koleksi
yang harus selalu dikonversikan sehingga menjadi koleksi yang “abadi” untuk generasi
yang akan datang, tetapi juga dapat menunjang kegiatan eksplorasi, baik itu eksplorasi
sumber daya mineral, maupun eksplorasi sumber daya energi di Indonesia karena
koleksi tersebut merupakan data geologi dari seluruh wilayah Indonesia.
Pendokumentasian koleksi batuan, mineral dan fosil tersebut menjadi tugas Seksi
Dokumentasi. Sebelum koleksi tersebut disimpan di ruang dokumentasi koleksi, maka
diperlukan pembersihan secara khusus disamping pembuatan preparat untuk penelitian
koleksi tersebut. Setelah informasi tentang koleksi tersebut diperoleh dari hasil
penelitian, maka informasi tersebut disimpan di ruang dokumentasi di mana segala
informasi mengenai koleksi tersebut disimpan sebagai “database”. Oleh karena itu
Seksi Dokumentasi memerlukan Kelompok Kerja yang terdiri dari:
Pokja Koleksi Batuan dan Mineral
Pokja Koleksi Fosil
2.2 Aktivitas Museum Geologi Bandung
1. Survei, yaitu kegiatan lapangan dalam rangka mencari koleksi batuan dan fosil
untuk keperluan peragaan dan dokumentasi koleksi.
2. Seminar diselenggarakan dengan tujuan menyebarluaskan informasi ilmu kebumian
kepada masyarakat.
3. Ekskavasi : kegiatan penggalian paleontologist untuk mendokumentasikan dan
menyelamatkan fosil dari situs aslinya. Fosil yang berhasil diekskavasiakan
dipreparasi dan direkonstruksi untuk keperluan penelitian danperagaan.
4
4. Workshop ( bengkel kerja ): bengkel kerja Museum Geologi mengerjakan preparasi
dan rekonstruksi koleksi sebelum dapat disimpan di dokumentasi koleksi, atau
diperagakan kepada umum. Pembuatan replica koleksi (terutamafosil) untuk
keperluan peragaan dan pameran keliling juga dilakukan di bengkel kerja ini.
5. Ekskursi : kegiatan luar ruangan yang dilakukan dengan mengajak peran serta
masyarakat demi menyebarluaskan informasi ilmu kebumian serta isu tentang
lingkungan, sejarah, dan budaya.
6.Inventarisasi warisan geologi ( geoheritage ) : kegiatan mendata dan
mendokumentasikan situs-situs geologi yang penting bagi ilmu pengetahuan. Hasil
pendataan dan pendokumentasian akan menjadi bahan rekomendasi bagi
pemerintah setempat untuk melakukan kegiatan penyelamatan dan pelestarian situs
dimaksud.
7. Olimpiade kebumian: ajang adu kemampuan siswa dalam pengetahuan ilmu
kebumian secara tertulis dan praktik. Diselenggarakan dalam lingkup nasional
secara berkala setiap tahun.
8. Cerdas cermat : ajang adu kemampuan siswa dalam pengetahuan ilmu kebumian
secara lisan dan praktik. Diselenggarakan dalam lingkup nasional secara berkala
setiap tahun.
2.3 Sekilas tentang Museum Geologi Bandung
Museum ini didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini direnovasi dengan
dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency) dan dibuka kembali
secara resmi oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus
2000.
Sebagai sebuah monumen bersejarah, museum ini dianggap sebagai peninggalan
nasional dan berada di bawah perlindungan pemerintah. Museum ini menyimpan dan
mengelola materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral, yang
dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.
Museum geologi awalnya berfungsi sebagai laboratorium dan tempat
penyimpanan hasil penyelidikan geologi dan pertambangan dari berbagai wilayah
Indonesia lalu berkembang lagi bukan saja sebagai sarana penelitian namun berfungsi
pula sebagai sarana pendidikan, penyedia berbagai informasi tentang ilmu kebumian
dan objek pariwisata.
5
Pergeseran fungsi museum seirama dengan kemajuan teknologi adalah menjadikan
museum geologi sebagai:
Tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan bumi dan usaha
pelestariannya.
Tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan. Dimana
Museum Geologi sebagai pusat informasi ilmu kebumian yang menggambarkan
keadaan geologi bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan peraga.
Objek geowisata yang menarik.
Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati lantai I dan
II.
Lantai I
Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang Orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat
dan Ruang Sayap Timur.
Ruang Orientasi
Berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan
kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi
museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian.
Ruang Sayap Barat
Dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang
menyajikan informasi tentang :
Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya
Tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk
maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif
6
Keadaan geologi Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Papua
Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini
juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan) dan sumber daya
mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan dan mineral menempati bilik di
sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan susunan
kristalografinya dalam bentuk panel dan peraga asli.
Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi
Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan dan
penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geologi, geofisika, gunung api,
7
geomorfologi, seismotektonik dan lain sebagainya) dan publikasi-publikasi sebagai
sarana pemasyarakatan data dan informasi geologi Indonesia.
Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunungapian, yang mempertunjukkan
keadaan beberapa gunung api aktif di Indonesia seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau,
Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel informasi, ruangan ini dilengkapi
dengan maket kompleks Gunungapi Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan
hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca.
Ruang Sayap Timur
Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup, dari primitif hingga modern, yang mendiami planet bumi ini dikenal
sebagai ruang sejarah kehidupan.
Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi
tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun lalu, dimana makhluk
8
hidup yang paling primitifpun belum ditemukan. Beberapa milyar tahun sesudahnya,
disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung perkembangan beberapa
jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaannya terekam dalam bentuk fosil.
Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup menguasai Masa
Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu) diperagakan dalam bentuk
replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal buas pemakan daging) yang
panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8 ton. Kehidupan awal di bumi yang
dimulai sekitar 3 milyar tahun lalu selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga
sekarang. Jejak evolusi mamalia yang hidup pada Jaman Tersier (6,5-1,7 juta tahun
lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik
melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan hominid
yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa.
Kumpulan fosil tengkorak manusia purba yang ditemukan di Indonesia (Homo erectus
P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya.
Begitu pula dengan artefak yang dipergunakan, yang mencirikan perkembangan
kebudayaan purba dari waktu ke waktu. Penampang stratigrafi sedimen Kuarter daerah
Sangiran, Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang sangat berarti dalam pengungkapan
sejarah dan evolusi manusia purba diperagakan dalam bentuk panel dan maket.
9
Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda ditampilkan dalam bentuk
panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas
Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang
terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa
sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah.
Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada
bilik tersendiri di Ruang Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya
adalah proses pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan
lingkungan-purba
Lantai II
Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur
Ruang barat dipakai oleh staf museum.
Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan
dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Ruang Tengah
Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan
Tengah Papua. Tambang terbuka Grasberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186
milyar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3
10
gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawah tanah aktif di
sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 milyar ton.
Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup
pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta
dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal
Papua tertata dan dipamerkan dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara
pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di sini.
Ruang Timur
Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang
aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di
Indonesia.
Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi
manusia, serta panel gambar sebaran sumber daya mineral di Indonesia.
Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya
mineral.
Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari,
baik secara tradisional maupun moderen.
Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energi.
11
Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif)
seperti tanah longsor, letusan gunungapi dan sebagainya.
Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan
dengan gejala kegunungapian.
Ruang 7 menjelaskan tentang sumber daya air dan pemanfaatannya, juga pengaruh
lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.
2.1 Aplikasi Museum Geologi Bandung terhadap Matematika
1. Pada gambar peta di samping proses pembuatannya tidak lepas dari konsep
matematika, khususnya terkait dengan konsep perbandingan yaitu
perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya yang dikenal
12
2. Pada gambar di atas, terdapat bentuk-bentuk kristal yang menyerupai bangun-bangun
ruang dimana pengukuran sudut dari masing-masing bentuk kristal tersebut
menggunakan konsep matematika. Selain itu, terdapat juga istilah-istilah matematika
yang digunakan dalam penamaan sistem kristal.
3. Dalam perhitungan jumlah pengunjung Museum Geologi Bandung, menggunakan konsep
Matematika mengenai pengolahan dan penyajian data. Pada gambar di samping dapat
dilihat daftar pengunjung Museum Geologi Bandung dalam bentuk
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Banyak tempat rekreasi yang kita dapat kunjung dan pernak kita kunjungi. Tapi,
pernahkan anda memperhatikan sekitar tempat itu, bahwa semua tempat dimanapun kita
berada memiliki suatu ilmu pengetahuan?
Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ada dimana saja dan
kapan saja jika kita dapat mengaplikasikannya dengan ilmu pengetahuan yang nantinya
menjadi pengetahuan baru untuk kita dan orang lain
Seperti pada laporan ini, tempat wisata museum geologi ini selain memberikan
pengetahuan tentang peradapan dan evolusi yang terjadi selama ini, juga menyimpan
pengetahuan dapam aplikasinya dengan ilmu matematika seperti pembahasan pada bab
II.
3.2 SARAN
Mulailah dari sekarang memperhatikan sekitar kita, dimanapun kita berada. Karena
itusemua merupakan pengetahuan yang dapat diaplikasikan kedalam pengetahuan yang
ada sehingga menjadi pengetahuan baru untuk kita dan orang lain.
Semoga dari adanya laporan ini, pembaca tau pengguna laporan ini menemukan
motifasi dan informasi baru tentang museum geologi khususnya dan pengetahuan baru
pada umumnya.
14