file · web viewbab i. pendahuluan. latar belakang. pasal 4 ayat (1) undang-undang nomor...

24
Panduan PPDB SMA – Draf2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”. Pada pasal 5 ayat (1) ditegaskan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Lebih jauh lagi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal pasal 7 ayat (1), (5), dan (6) mengamanatkan: a) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya menetapkan sistem penerimaan peserta didik baru yang adil dan transparan dan menjamin setiap lulusan SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah, b) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin agar setiap warganegara yang berusia 16 (enam belas) tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun dapat mengikuti pendidikan menengah, dan c) Setiap warga negara Indonesia yang memiliki anak yang telah lulus SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat bertanggung jawab dan memfasilitasi anaknya melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah. Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 82 ayat (1) menyatakan bahwa “Penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan 1 © 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Upload: donga

Post on 05-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan

berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai

keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”. Pada pasal 5 ayat (1) ditegaskan

bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan

yang bermutu”. Lebih jauh lagi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal pasal 7 ayat (1), (5), dan (6)

mengamanatkan: a) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya

menetapkan sistem penerimaan peserta didik baru yang adil dan transparan dan

menjamin setiap lulusan SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dapat melanjutkan ke

jenjang pendidikan menengah, b) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin agar

setiap warganegara yang berusia 16 (enam belas) tahun sampai dengan 18 (delapan

belas) tahun dapat mengikuti pendidikan menengah, dan c) Setiap warga negara

Indonesia yang memiliki anak yang telah lulus SMP/MTs atau bentuk lain yang

sederajat bertanggung jawab dan memfasilitasi anaknya melanjutkan pendidikan ke

jenjang pendidikan menengah. Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 82 ayat (1) menyatakan

bahwa “Penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan menengah dilakukan secara

objektif, transparan, dan akuntabel”.

Berkaitan dengan amanat berbagai peraturan perundang-undangan tersebut, maka setiap

sekolah menengah atas yang merupakan salah satu bagian dari pendidikan menengah

harus melaksanakan penerimaan peserta didik baru secara objektif, transparan,

akuntabel, dan tidak diskriminatif. Untuk membantu sekolah melaksanakan penerimaan

peserta didik baru dengan baik sesuai dengan amanat berbagai peraturan tersebut, perlu

dibuat panduan penerimaan peserta didik baru sekolah menengah atas.

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik.

1© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 2: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan.

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia dan Menteri

Agama Republik Indonesia Nomor 04/VI/PB/2011 & Nomor MA/111/2011 tentang

Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal/

Bustanul Athfal dan Sekolah/ Madrasah.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 80

Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal.

C. Tujuan

Panduan Penerimaan Peserta Didik Baru Sekolah Menengah Atas ini disusun untuk:

1. memberi acuan bagi kabupaten/kota dan sekolah menengah atas dalam

melaksanakan penerimaan pesera didik baru.

2. mengupayakan agar penerimaan peserta didik baru sekolah menengah atas dapat

terlaksana sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu objektif, transparan,

akuntabel, dan tidak diskriminatif.

2© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 3: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

BAB II

KETENTUAN UMUM

Beberapa istilah yang digunakan dalam panduan ini sebagai berikut:

1. Sekolah Menengah Pertama, yang selanjutnya disingkat SMP, adalah salah satu bentuk

satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang

pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, atau bentuk

lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

2. Madrasah Tsanawiyah, yang selanjutnya disingkat MTs, adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan

umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari

hasil belajar yang diakui sama atau setara Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

3. Program Paket B adalah program pendidikan pada jalur pendidikan non formal yang

diselenggarakan dalam kelompok belajar atau kursus yang memberikan pendidikan setara

dengan SMP.

4. Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disingkat SMA, adalah salah satu bentuk

satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang

pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat

atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

5. Pendaftaran peserta didik baru adalah proses seleksi administrasi untuk mendaftar

menjadi calon peserta didik pada SMA.

6. Penerimaan peserta didik baru yang selanjutnya disingkat PPDB adalah penerimaan

peserta didik pada SMA yang dilaksanakan menjelang awal tahun pelajaran.

7. Tim PPDB SMA adalah tim yang ditugaskan oleh Kepala SMA untuk melaksanakan

PPDB di SMA.

8. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian

hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

9. Nilai Ujian Nasional yang selanjutnya disebut Nilai UN adalah nilai yang diperoleh

peserta didik pada UN SMP/MTs/Program Paket B.

10. Nilai Akhir yang selanjutnya disebut NA adalah nilai gabungan antara nilai Sekolah/

Madrasah dan nilai UN untuk mata pelajaran yang diujinasionalkan.

11. Nilai Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disebut Nilai S/M adalah nilai gabungan antara

nilai ujian sekolah/madrasah dan nilai rata-rata rapor untuk SMP/MTs.

12. Nilai Pendidikan Kesetaraan yang selanjutnya disebut Nilai PK adalah nilai gabungan

antara nilai ujian pendidikan kesetaraan paket B dan nilai rata-rata rapor untuk paket B.

3© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 4: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

13. Ijazah adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh Kepala SMP/MTs yang

menyatakan bahwa peserta didik telah lulus dari SMP/MTs.

14. Surat Keterangan Yang Berpenghargaan Sama yang selanjutnya disingkat SKYBS adalah

surat pernyataan resmi dan sah yang berpenghargaan sama dengan ljazah SMP/MTs.

15. Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional yang selanjutnya disebut SKHUN adalah surat

keterangan yang berisi Nilai S/M yang diujinasionalkan, nilai UN, dan NA untuk

SMP/MTs.

16. Daftar Nilai Ujian Nasional Paket B yang selanjutnya disebut DNUN Paket B adalah

daftar nilai ujian nasional Paket B yang diberikan kepada warga belajar setelah mengikuti

ujian seluruh mata pelajaran yang diujikan sebagai sertifikasi kelulusan setara SMP.

17. Dinas provinsi adalah dinas yang menangani bidang pendidikan di provinsi.

18. Dinas kabupaten/kota adalah dinas yang menangani bidang pendidikan di kabupaten/kota.

4© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 5: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

BAB III

TUJUAN, PRINSIP, ASAS, DAN PENYELENGGARA PPDB

A. Tujuan Penerimaan Peserta Didik Baru

PPDB SMA bertujuan untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi warga negara

yang telah menyelesaikan pendidikan dasar atau yang telah lulus SMP/MTs/Paket B dan

berusia paling tinggi 18 tahun agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya.

B. Prinsip Penerimaan Peserta Didik Baru

Prinsip PPDB:

1. semua anak usia sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh

pendidikan pada satuan pendidikan yang lebih tinggi.

2. tidak ada penolakan PPDB bagi yang memenuhi syarat, kecuali jika daya tampung di

sekolah yang bersangkutan tidak mencukupi dan ketentuan waktu proses PPDB telah

berakhir.

C. Asas Penerimaan Peserta Didik Baru

PPDB SMA mengikuti asas:

1. objektif, artinya PPDB harus memenuhi ketentuan umum yang telah ditetapkan;

2. transparan, artinya pelaksanaan PPDB bersifat terbuka dan dapat diketahui oleh

masyarakat termasuk orang tua peserta didik baru, untuk menghindari segala

penyimpangan yang mungkin terjadi;

3. akuntabel, artinya PPDB dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, baik

prosedur maupun hasilnya;

4. tidak diskriminatif, artinya setiap warga negara yang telah menyelesaikan pendidikan

dasar dan berusia paling tinggi 18 tahun dapat mengikuti program pendidikan tingkat

SMA di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa membedakan suku,

daerah asal, agama, golongan, dan status sosial (kemampuan finansial).

D. Penyelenggara Penerimaan Peserta Didik Baru

Penyelenggara PPDB SMA terdiri atas penyelenggara tingkat kabupaten/kota dan

penyelenggara tingkat sekolah.

5© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 6: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

1. Tugas dan tanggungjawab penyelenggara PPDB SMA tingkat kabupaten/kota:

a. membentuk Posko Pelayanan untuk melayani sekolah dan masyarakat setelah

pengumuman hasil seleksi;

b. mengendalikan dan memonitor pelaksanaan PPDB;

c. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan PPDB;

d. melakukan evaluasi;

e. membuat laporan.

2. Tugas dan tanggungjawab penyelenggara PPDB SMA tingkat sekolah:

a. Membentuk panitia PPDB di tingkat sekolah;

b. Melaporkan daya tampung peserta didik baru ke Dinas Pendidikan Kabupaten/

Kota. Contoh format daya tampung terdapat pada Lampiran 1;

c. Menyiapkan format pendaftaran dan format-format lain, serta semua perlengkapan

yang diperlukan;

d. Menyediakan loket/ruang pendaftaran bagi calon peserta didik yang mendaftar

langsung ke sekolah;

e. Membantu calon peserta didik mengisi format pendaftaran;

f. Menyediakan loket/ruang verifikasi berkas;

g. Menerima berkas pendaftaran;

h. Memastikan bahwa calon peserta didik baru (CPDB) yang mendaftar telah

memenuhi persyaratan pendaftaran;

i. Mencatat dan memberikan tanda bukti verifikasi pendaftaran;

j. Memberikan pelayanan informasi dan pengaduan;

k. Mengumumkan CPDB yang diterima;

l. Menyediakan loket/ruang untuk lapor diri;

m. Mencatat dan memberikan tanda bukti lapor diri;

n. Membuat laporan dan menyampaikan laporan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/

Kota.

6© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 7: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

BAB III

MEKANISME PENERIMAAM PESERTA DIDIK BARU SMA

Proses PPDB SMA mengikuti mekanisme sebagai berikut:

Penjelasan mekanisme PPDB SMA

A. Informasi kepada masyarakat

Sebelum pelaksanaan PPDB, sekolah membuat pemberitahuan kepada masyarakat

melalui berbagai media seperti leaflet, spanduk, radio, televisi, internet, dan sebagainya,

dan pengumuman/pemberitahuan ditempel di sekolah (tanpa merusak lingkungan) pada

beberapa tempat yang mudah dilihat masyarakat.

Persyaratan calon peserta didik baru kelas X SMA adalah:

1. telah lulus dan memiliki ijazah SMP/MTs atau Program Paket B/SKYBS SMP;

2. memiliki SKHUN SMP/MTs atau DNUN Program Paket B; dan

3. berusia paling tinggi 18 (delapan belas) tahun pada awal tahun pelajaran.

B. Pendaftaran

Pendaftaran peserta didik baru SMA dapat dilakukan secara manual atau online. Bagi

SMA yang belum terhubung dengan jaringan, pendaftaran peserta didik baru dilakukan

secara manual. Sedangkan SMA yang sudah terhubung dengan jaringan, sangat

disarankan melakukan pendaftaran peserta didik baru secara online. Sekolah yang akan

melaksanakan PPDB online dapat menghubungi Pustekkom Kemdikbud yang

menyediakan laman (web) pengumuman, pangkalan data (database) dan aplikasi sistem

seleksi (sorting engine). PPDB online terbukti mampu memenuhi harapan masyarakat

tentang implementasi sebuah sistem PPDB yang objektif, transparan, akuntabel, cepat,

dan akurat.

7© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

INFORMASI KEPADA

MASYARAKAT

LAPOR DIRIPENGUMUMANPENERIMAANSELEKSIPENDAFTARAN

Page 8: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

Dinas pendidikan kabupaten/kota yang telah memiliki 1) Sumber Daya Komputasi

(komputer dan server), 2) Sumber Daya Informasi (internet), 3) Sumber Daya Manusia

(Administrator Web dan Teknisi Jaringan), dan 4) Anggaran Operasional (untuk

Kustomisasi Sistem Seleksi, Narasumber Sosialisasi, Narasumber Pelatihan dan Uji Coba

serta Pelaksanaan) dapat mengajukan permohonan fasilitasi PPDB Online 2014/2015

kepada Pustekkom Kemdikbud melalui e-mail: [email protected], atau PIC

PPDB Online melalui e-mail: ppdb2014@ kemdikbud.go.id.  Kemudahan proses PPDB

online Pustekkom Kemdikbud dilengkapi dengan pendaftaran dan pengunduhan berbagai

dokumen legalitas pelaksanaan yang akan dijadikan dasar dalam penyelenggaraan PPDB

di daerah sehingga lebih mempersingkat waktu persiapan sistem PPDB yang dapat

disesuaikan dengan kondisi tiap daerah.

Cara pendaftaran peserta didik baru:

1. Pendaftaran dapat dilaksanakan secara kolektif melalui sekolah asal (SMP/MTs/satuan

pendidikan non formal) atau perorangan.

2. Untuk pendaftaran kolektif, SMP/MTs/satuan pendidikan non formal menghimpun

data calon peserta didik baru yang mendaftar ke sekolah pilihan/tujuan yang sama dan

menyampaikan kelengkapan berkasnya ke SMA tujuan. Sedangkan untuk pendaftar

perorangan, CPDB menyerahkan berkas pendaftaran yang telah dilengkapi kepada

petugas pendaftaran di sekolah yang dituju.

3. Petugas pendaftaran memverifikasi dan memasukkan data sekolah pilihan CPDB ke

sistem.

4. Petugas pendaftaran mencetak dan menyerahkan Bukti Pendaftaran kepada CPDB.

C. Seleksi

Sesuai Kurikulum 2013, di kelas X SMA sudah diadakan pemilihan kelompok mata

pelajaran peminatan, sehingga satuan pendidikan harus secara proaktif melakukan

sosialisasi dan penelusuran potensi akademik dan non akademik pada tingkatan

kelas/sekolah sebelumnya (kelas IX SMP/MTs). Pemilihan kelompok mata pelajaran

peminatan perlu mempertimbangkan kemampuan peserta didik dan kapasitas sekolah

(sarana, SDM, dan lain-lain). Oleh karena itu seleksi calon peserta didik baru kelas X

SMA dilakukan berdasarkan SKHUN SMP/MTs atau DNUN Program Paket B, nilai

rapor sekolah/madrasah, dan/atau hasil tes akademik seleksi PPDB, dengan tetap

mempertimbangkan aspek jarak tempat tinggal ke sekolah, usia calon peserta didik baru,

prestasi di bidang akademik, prestasi non akademik seperti bakat olah raga, bakat seni, ,

dan prestasi lain yang diakui sekolah. Untuk memenuhi asas PPDB yang tidak

diskriminatif antara lain tidak membedakan status sosial (kemampuan finansial), seleksi

8© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 9: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

PPDB SMA harus ramah sosial dengan memberikan prioritas paling sedikit 20% (dua

puluh persen) bagi peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi kurang mampu.

Dalam upaya peningkatan akses pelayanan pendidikan, jumlah peserta didik baru yang

dapat diterima di SMA dalam satu rombongan belajar/kelas paling banyak 40 ( empat

puluh) orang, dan mempertimbangkan jumlah ruang kelas yang tersedia.

D. Pengumuman Penerimaan

Berdasarkan daya tampung sekolah dan peringkat hasil seleksi dibuat pengumuman

penerimaan CPDB. Pada sistem PPDB manual diumumkan sejumlah CPDB yang

diterima dan beberapa orang cadangan. Sedangkan pada PPDB online, karena bersifat

dinamis, maka sistem ini tidak mengenal penerimaan CPDB cadangan. Pada saat proses

PPDB online dinyatakan berakhir, maka pengumuman dapat dinyatakan final setelah

daftar CPDB yang diterima ditandatangani oleh kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

setempat.

Pengumuman hasil seleksi PPDB dilaksanakan secara terbuka melalui berbagai media

seperti media elektronik, media cetak, internet, dan sebagainya, dan di sekolah dipasang

di beberapa tempat yang mudah dilihat masyarakat. Selanjutnya CPDB yang diterima

harus melapor ke SMA pada waktu yang telah ditentukan.

Pengaduan masyarakat terhadap pelaksanaan PPDB dapat disampaikan ke sekolah yang

dituju dan/atau kepada Posko Pengaduan PPDB pada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

setempat.

E. Lapor Diri

Calon peserta didik baru yang diterima melakukan lapor diri ke SMA yang dituju. Pada

waktu lapor diri peserta didik baru menyerahkan tanda bukti pendaftaran dan mengisi

format serta melampirkan SKHUN SMP/MTs, DNUN Paket B atau SKYBS. Selanjutnya

peserta didik baru yang telah melakukan lapor diri diberi tanda bukti lapor diri oleh

panitia PPDB sekolah. Contoh format lapor diri pada Lampiran 2.

CPDB yang dinyatakan diterima dan tidak lapor diri sesuai jadwal yang ditentukan,

dinyatakan mengundurkan diri.

BAB IV

9© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 10: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

PENGENDALIAN, PEMANTAUAN, DAN PELAPORAN

A. Pengendalian

1. Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan PPDB dilakukan oleh Tim

Pengendali yang dibentuk oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

2. Pengendalian dan pengawasan dimaksudkan untuk menjamin agar kegiatan PPDB

dapat terlaksana sesuai dengan prinsip-prinsip PPDB dan ditujukan untuk

meningkatkan mutu pelayanan PPDB.

3. Pengendalian dan pengawasan dilakukan terhadap keseluruhan proses pelaksanaan

PPDB mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, sampai dengan

pelaporan.

4. Tim Pengendali menyampaikan laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugasnya

kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

B. Pemantauan

1. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan PPDB dilakukan oleh Tim Pemantau

dan Evaluasi yang dibentuk oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

2. Tim pemantau dan evaluasi bertugas melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap

keseluruhan proses pelaksanaan PPDB meliputi keterlaksanaan program,

ketercapaian hasil pelaksanaan program, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan

kegiatan dan pembiayaan, ketersediaan dan kelengkapan fasilitas dan perlengkapan

yang dibutuhkan, dan kesiapan SDM pelaksana PPDB.

4. Tim Pemantau dan Evaluasi menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugasnya

kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

C. Pelaporan

1. Selama Pelaksanaan PPDB, Panitia Sekolah wajib menyampaikan laporan daya

tampung dan laporan kasus yang terjadi setiap hari ke Posko PPDB Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota. Contoh format laporan kasus pada Lampiran 3;

2. Panitia sekolah melaporkan hasil seleksi dan hasil CPDB yang lapor diri, ke Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota. Contoh format laporan pada Lampiran 4 dan Lampiran

5;

3. Tim Pengendali menyampaikan laporan tentang hasil pelaksanaan tugasnya kepada

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

4. Tim Pemantauan dan Evaluasi menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugasnya

kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;.

10© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 11: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

5. Laporan lengkap dibuat secara deskriptif mengenai penyelenggaraan program, mulai

dari tahap persiapan, proses pelaksanaan, analisis dan evaluasi terhadap pelaksanaan

program, termasuk di dalamnya pengungkapan masalah-masalah yang ditemui dalam

proses pelaksanaan, dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan

tersebut, serta pada bagian akhir ditutup dengan kesimpulan dan rekomendasi.

6. Untuk memberikan jaminan akuntabilitas, laporan disampaikan juga kepada pejabat

terkait yang memerlukan, dan dapat juga disampaikan kepada publik.

BAB V

PENUTUP

11© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 12: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

Keberhasilan Penerimaan Peserta Didik Baru Sekolah Menengah Atas sangat dipengaruhi

oleh kualitas keseluruhan proses mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi

dan pelaporan kegiatan. Oleh karena itu, agar Penerimaan Peserta Didik Baru Sekolah

Menengah Atas dapat terlaksana secara objektif, transparan, akuntabel, dan tidak

diskriminatif, serta mencapai hasil yang optimal (tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat guna),

diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak yang terkait (baik unsur dinas pendidikan

kabupaten/kota, sekolah, maupun calon peserta didik baru) untuk bersama-sama

mengupayakan keberhasilan keseluruhan proses PPDB SMA, sesuai dengan tugas, fungsi

dan kewenangan masing-masing.

Hal-hal yang bersifat teknis diatur lebih lanjut dalam peraturan gubernur/bupati/walikota.

LAMPIRAN 1: CONTOH FORMAT LAPOR DIRI

12© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 13: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

1. Nama : ……………………………………………………

2. Tempat dan tanggal lahir : ……………………………………………………

3. Jenis kelamin : ……………………………………………………

4. Agama : ……………………………………………………

5. Nomor pendaftaran : ……………………………………………………

6. Nama orang tua : ……………………………………………………

7. Pekerjaan orang tua : ……………………………………………………

8. Agama orang tua : ……………………………………………………

9. Nama Wali : ……………………………………………………

10. Pekerjaan Wali : ……………………………………………………

11. Hubungan keluarga dengan wali : …………………………………………………....

12. Alamat orang tua/wali : ………………………………………………...….

Dengan sungguh-sungguh dan penuh kesadaran bersedia menjadi menjadi peserta didik

di SMA ……………………………. Selanjutnya saya :

1. Sanggup belajar dengan tekun dan penuh semangat.

2. Sanggup menjaga nama baik sendiri, keluarga, dan sekolah.

3. Sanggup menaati dan mematuhi pelaksanaan Wiyatamandala termasuk pakaian seragam

sekolah, OSIS, dan kegiatan hari-hari pertama sekolah.

4. Bersedia menerima sanksi yang ditentukan sekolah, apabila saya tidak menaati ketentuan

yang ditetapkan oleh sekolah.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh tanggung jawab serta diketahui

orang tua/wali*) saya.

..............................., ..............

Mengetahui orang tua/wali *) Yang membuat pernyataan

Nama jelas Nama jelas

*) Coret yang tidak perlu

LAMPIRAN 2: CONTOH FORMAT DAYA TAMPUNG SEKOLAH

13© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 14: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

Nama Sekolah : SMA Negeri ...................

Alamat : Jl. ...................................................................................

Kecamatan …………………………...

No Telpon/Fax : ...……………………… / ………………………………

JUMLAHDaya tampung Peserta didik kelas X yang

tidak naikTempat tersedia

..... orang .... orang .... orang

................., ……………

Kepala SMA Negeri ..............

……………………….

NIP ……………………..

LAMPIRAN 3: CONTOH FORMAT LAPORAN KASUS

14© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 15: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

Nama Sekolah : SMA Negeri …………………………….….....

Alamat : ……………………………………………………...………………

Kecamatan …………………….............................

No Telpon/Fax : …………………………… / ………………………………..

NO KASUS MASALAH PEMECAHAN MASALAH

SARAN/USUL TINDAK LANJUT

................., …………… Kepala

SMA Negeri ..............

……………………….

NIP ……………………..

15© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 16: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

LAMPIRAN 4: CONTOH FORMAT HASIL SELEKSI PPDB

Nama Sekolah : SMA Negeri …………………………….….....

Alamat : ……………………………………………………...………………

Kecamatan …………………….............................

No Telpon/Fax : …………………………… / ………………………………..

NoNomor

Pendaftaran Nama L/P Asal sekolah Jumlah Nilai UN Ket

................., ……………………

Kepala SMA Negeri …….

……………………......….

NIP ……………………..

16© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah

Page 17: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan

Panduan PPDB SMA – Draf2

LAMPIRAN 5: CONTOH FORMAT HASIL LAPOR DIRI

Nama Sekolah : SMA Negeri …………………………….….....

Alamat : ……………………………………………………...………………

Kecamatan …………………….............................

No Telpon/Fax : …………………………… / ………………………………..

Daya Tampung

Jumlah Nilai UN yg lapor diri JUMLAHPen-daftar

Di-terima

Lapor diri

Ter-tinggi

Terendah Rt-Rt Tidak lapor

Tempat yg masih tersedia

Kepala SMA Negeri …….

……………………......….

NIP ……………………..

17© 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah