disusun dalam rangka pertemuan persiapan penyusunan … · 2020. 7. 17. · disusun dalam rangka...
TRANSCRIPT
Perkebunan Jaya, Rakyat Sejahtera
Disusun dalam rangka Pertemuan Persiapan Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Program
Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling Up Initiative (READSI)
Serpong, 13-14 Juli 2020
Sumber : Statistik Perkebunan 2019
124,921 114,276 101,030
61,090 52,153
204,929
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
Sulteng Sulsel Sultra Sulbar Sumbar Lainnya
SENTRA PRODUKSI KAKAO (ton)
Perkebunan Jaya, Rakyat Sejahtera
Penurunan luas areal antara lain disebabkan perubahan iklim yang berimbas pada perubahan penggunaan lahan dan sebagian besar tanaman tua/rusak
289,198 257,582 249,159 157,856 148,730
618,248
-
200,000
400,000
600,000
800,000
Sulteng Sultra Sulsel Sumbar Sulbar Lainnya
SENTRA AREAL KAKAO (ha)
Area (ha) 1,425,216 1,587,136 1,650,356 1,732,641 1,774,464 1,740,612 1,727,437 1,709,284 1,720,773 1,658,421 1,678,268 Production (ton) 803,594 809,583 837,918 712,231 740,513 720,862 728,414 593,331 658,399 590,684 593,833
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019* -
200,000 400,000 600,000 800,000
1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 2,000,000
AREAL DAN PRODUKSI KAKAO NASIONAL
Volume ekspor (ton) 515,523 535,236 552,880 410,257 387,790 414,092 333,679 355,321 330,029 354,752 380,747 Volume impor (ton) 53,331 46,453 47,453 43,685 48,220 63,191 139,990 84,438 105,152 270,171 289,002
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 -
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
0
200
400
600
800
1000
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019*
PRODUKTIVITAS KAKAO (kg/ha)
• Perkebunan Rakyat > 97,5%• Tanaman tua/rusak/tidak produktif 16%• Pemeliharaan kurang intensif• Inkonsistensi penerapan GAP• Serangan OPT utama• Dampak perubahan iklim• Sarana produksi tidak tersedia (jumlah & waktu)
• Manajemen panen dan pasca panen belum optimal• Sarana kurang memadai• Belum fermentasi (<10%)• Produk tidak seragam kualitasnya• Belum ada insentif harga• Kurangnya inovasi teknologi
• Petani bekerja secara invidual• Lemah permodalan & akses pembiayaan• Posisi tawar rendah• Capacity building masih kurang• Belum terjalin kemitraan usaha• Lemahnya kapasitas & kapabilitas SDM• Lemahnya pendataan
PR98%
PBS1%
PBN1%
LUAS AREAL KAKAO TAHUN 2018 (HA)
PR PBS PBN
Sumber : BPS diolah Ditjen. Perkebunan
Perkebunan Jaya, Rakyat Sejahtera
305,266 , 19%
1,051,806 , 65%
253,942 , 16%
KONDISI PERTANAMAN KAKAO NASIONAL
TBM TM TT/TR
PERBEDAAN KONDISI PERTANAMAN PR, PBN, PBSA
P. Negara (ha) 296 13,462 1,185 TBM TM TT/TR
1,98%
90,08%
7,93%
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
Kondisi pertanaman Perkebunan Negara
P. Swasta & Asing (ha) 2,491 22,797 2,234 TBM TM TT/TR
9,05%
82,83%
8,11%
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
Kondisi pertanaman Perkebunan Swasta & Nasional
1.615.955 Ha558.813 ton730 kg/ha
27.522 Ha19.258 ton845 kg/ha
14.944 Ha12.612 ton937 kg/ha
Perkebunan Jaya, Rakyat Sejahtera
Upaya perbaikan: intensifikasi
Upaya perbaikan: - intensifikasi- umur < 20 th : rehabilitasi
Upaya perbaikan: umur > 20 th :peremajaan
P. Rakyat (ha) 304,877 1,028,795 250,460 TBM TM TT/TR
20,8%
47,3%
31,8%
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
Kondisi pertanaman Perkebunan Rakyat
NO. KONDISI SAAT INI KONDISI HARAPAN
1 Produsen biji kakao keenam dunia Produsen biji kakao no. 1 dunia
2 Pengolah kakao ketiga dunia Pengolah kakao no 1 dunia
3 Produktivitas < 900 kg/Ha Produktivitas rata-rata 2.500 Kg/Ha
4 Sistem perbenihan lemah Sistem perbenihan & dunia usaha benih berkembang, Desa Mandiri Benih, nursery modern, instalasi benih BBPPTP & daerah baik
5 Serangan OPT > 40 % Serangan OPT < 10 %
6 Kelembagaan poktan dan SDM lemah Kelembagaan poktan dan SDM kuat, kemitraan usaha menjangkau pasar dunia, berdaya saing dan penguatan koorporasi, pendampingan & penyuluhan kuat
7 Akses pekebun terhadap input produksi rendah Akses pekebun terhadap input produksi tinggi.
8 Biaya angkutan tinggi, karena infrastruktur jalan dan sarana angkutan terbatas
Biaya angkutan menurun karena tersedia cukup jalan perkebunan dan alat angkut
9. Insentif produksi rendah krn rantai pasar panjang Insentif produksi meningkat karena rantai pasar pendek dan ada industri pengolahan
10. APBN menjadi ujung tombak pembiayaan APBN sebagai stimulan, ada Perhimpunan Dana khusus, insvestasi swasta dan swadaya masyarakat berkembang & saling support
11. Pengembangan komoditas tersebar dan tidak focus kawasan
Clusterisasi/rayonisasi sentra produksi kakao berdasarkan industri pengolahan (jaminan pasokan) melalui kemitraan usaha (sesuai Kepmentan 472/2018 tentang Lokasi Kawasan Pertanian Nasional)
12 Sebagian biji belum fermentasi Fermentasi total dengan kualitas baik (GHP) dan terstandarisasi
Perkebunan Jaya, Rakyat Sejahtera
Peningkatan produksi dan produktivitas berbasis kawasan
Peningkatan nilai tambah & daya saing
Perbaikan panen dan pasca panen
Peningkatan kemampuan SDM
Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha
• Perluasan• Peremajaan• Rehabilitasi• Intensifikasi• Implementasi GAP • Penerapan inovasi teknologi perbenihan
• Tumpangsari• Integrasi ternak• Agrowisata
perkebunan• Inovasi & teknologi pasca panen • Diversifikasi produk• Peningkatan mutu biji (fermentasi)
• Pelatihan teknis & manajerial
• Pendampingan & penyuluhan
• Penguatan kelembagaan (korporasi petani)
• Manajemen kemitraan usaha hulu-hilir
• Sinergitas kelembagaan penelitian
KEBIJAKAN DAN TARGET PROGRAM DITJEN. PERKEBUNAN 2020-2024Produksi Naik
7%/thn
Ekspor Naik 60%/thn
Penyerapan TK 5%/thn
Peningkatan PDB Perkebunan 5%/thn
Keterangan :Sumber lainnya: (APBN Mitra, CSR dll)
Pekebun Milenial105.000/thn
Losses 3%
UMKM 12.500/thn
Pelaku Usaha, Eksportir, Assosiasi
Daya Saing Komoditi
Perkebunan
KetersediaanPangan
7
Kopi
Kakao
Kelapa
Jambu Mete
Pala
LadaVanili
STRATEGI PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI, NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING (GRASIDA)
• Lahan
• Perizinan
• Benih
• Pupuk
• Pestisida dan bahan pengendali
• Alsintan
• Hilirisasi
• Pasar
• SDM
• Pembiayaan
• Pemetaan lahan utama, andalan dan pengembangan (RTRW)
• Pelepasan Kawasan, HGU, Izin Usaha Perkebunan (IUP)
• Pembangunan kebun sumber benih, nursery• Produktivitas benih 2-3 kali lebih tinggi dari eksisting
• Peningkatan ketersediaan secara 6 tepat (jenis, jumlah/dosis, mutu, lokasi, harga, dan waktu)
• Bantuan pestisida di lokasi endemis Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan rawan kebakaran
• Pembiayaan kepemilikan alsintan melalui KUR
• Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil• Pengembangan unit pengolahan hasil/UPH
• Pengembangan digital marketing, digital branding
• Pelatihan, magang, sekolah lapang, kunjungan lapang
• Pemanfaatan KUR Rp. 20,37T
SUBYEK OBYEK METODE
8
NilamSawit
Kayu Mais
Karet
Teh
Cengkeh
Volume Ekspor (ribu ton)No Komoditas 2019 2020 2021 2022 2023 2024 %
Pertumbuhan
1 Kopi 291,2 309,5 456,9 587,9 766,7 1.243,4 427
2 Kakao 277.3 282,8 466 590,9 730,2 776,6 280
3 Kelapa 1.528 1.633,6 2.392 3.079,6 3.322,5 3.850,9 252
4 Jambu Mete 43,3 52,3 60,4 80,1 114,9 130,9 300
5 Lada 42,3 45,9 60,7 88,8 101,8 110,4 260
6 Pala 15,8 19 22,8 25,9 39,8 44,4 2807 Vanili 0,217 0,261 0,326 0,424 0,573 0,653 300
Jumlah 2.198 2.343 3.459 4.453 5.076 6.157
9
Produksi (ribu ton)
Penyerapan Tenaga Kerja (orang) PDB PERKEBUNAN
TARGET GRASIDA KOMODITAS UTAMA PERKEBUNAN 2020-2024
• Hilirisasi• Diversifikasi produk
700735
772810
851893
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
2019 2020 2021 2022 2023 2024
*2019 angka sementara
10
NO PROVINSI KOPI KAKAO KELAPA JAMBU METE
LADA PALA VANILI
KARET CENGKEH KELAPA SAWIT
TEH
1 ACEH Utama Utama Pengembangan Andalan Utama Pengembangan2 SUMATERA UTARA Utama Pengembangan Andalan Utama Pengembangan3 SUMATERA BARAT Pengembangan Andalan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Utama4 R I A U Andalan Andalan utama5 J A M B I Pengembangan Pengembangan Utama Pengembangan andalan6 SUMATERA SELATAN Utama Pengembangan Pengembangan Andalan Pengembangan Utama Pengembangan7 BENGKULU Andalan Pengembangan Pengembangan Utama Pengembangan andalan8 LAMPUNG Utama Utama Pengembangan Pengembangan Andalan Pengembangan9 KEP. BANGKA BELITUNG Pengembangan Pengembangan Andalan Utama Pengembangan10 KEPULAUAN RIAU Pengembangan Pengembangan Utama Andalan Pengembangan11 JAWA BARAT Utama Pengembangan Andalan Pengembangan Andalan Utama Utama Utama12 JAWA TENGAH Andalan Andalan Andalan Pengembangan Pengembangan Andalan Andalan13 D.I. YOGYAKARTA Pengembangan Andalan Pengembangan Pengembangan14 JAWA TIMUR Andalan Utama Utama Pengembangan Pengembangan Andalan15 BANTEN Pengembangan Utama Pengembangan Pengembangan Andalan16 B A L I Andalan Pengembangan Andalan Andalan Pengembangan Utama17 NUSA TENGGARA BARAT Pengembangan Andalan Andalan Utama18 NUSA TENGGARA TIMUR Andalan Utama Utama Andalan Utama19 KALIMANTAN BARAT Pengembangan Andalan Utama20 KALIMANTAN TENGAH Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Utama21 KALIMANTAN SELATAN Pengembangan Pengembangan Pengembangan Utama Pengembangan22 KALIMANTAN TIMUR Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Andalan Utama23 KALIMANTAN UTARA Pengembangan Andalan Utama24 SULAWESI UTARA Andalan Pengembangan Pengembangan Utama Utama Andalan25 SULAWESI TENGAH Pengembangan Andalan Utama Pengembangan Andalan26 SULAWESI SELATAN Andalan Utama Pengembangan Andalan Utama Pengembangan Utama27 SULAWESI TENGGARA Pengembangan Andalan Utama Utama Pengembangan Andalan Utama28 GORONTALO Pengembangan Andalan Pengembangan Utama29 SULAWESI BARAT Pengembangan Andalan Pengembangan Pengembangan Pengembangan30 M A L U K U Pengembangan Pengembangan Utama Pengembangan Andalan Andalan31 MALUKU UTARA Pengembangan Pengembangan Andalan Pengembangan Andalan Andalan32 PAPUA BARAT Pengembangan Utama Andalan Pengembangan Utama Pengembangan Pengembangan33 P A P U A Utama Utama Utama
LOKASI KEGIATAN GRASIDA BERDASARKAN KLASIFIKASI WILAYAH
1. Grasida merupakan serangkaian program pengembangan jangka menengah nasional yang dilaksanakan dalam durasi lima tahun dengan visi peningkatan kesejahteraan pekebun melalui peningkatan beberapa unsur yang menjadi indikator kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan. Unsur tersebut meliputi peningkatan produksi, nilai tambah, dan daya saing komoditas perkebunan.
2. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dimana upaya mengatasi ketimpangan melalui pemerataan menjadi pilar utama kebijakan ekonomi berkeadilan. Paradigma lama, cenderung bersifat top-down dan kurang mendidik pekebun untuk mandiri (hasil yang bersifat sementara yang disertai dengan berbagai dampak yang tidak diinginkan). Diperlukan paradigma baru dalam meningkatkan kinerja subsektor perkebunan di masa yang akan datang melalui 3 konsep yaitu: Maju, Mandiri, dan Modern.
3. Sasaran kegiatan dari Grasida adalah:o Perkebunan rakyat yang berada pada pengembangan Kawasan perkebunan;o Kelompok tani dengan anggota petani senior dan petani milenial yang memiliki potensi untuk berkembang. o Kelompok tani berkomitmen dengan pembiayaan kegiatan tidak tergantung pada APBN, APBD akan tetapi mengusahakan
permodalan melalui berbagai skema (mis. Secara mandiri (investasi petani), kerjasama dengan pihak lain dengan skema Kredit Usaha Rakyat, CSR, dll).
o Kelompok tani yang berkomitmen terlibat dalam komando strategis pembangunan pertanian (Kostratani, Kostrawil, Kostrada, Kostranas) di tingkat kecamatan, kabupaten dan propinsi.
o Kelompok tani yang berkomitmen ingin maju dalam sistem pertanian berbasis mutu, traceability, dan komitmen menjaga kelestarian lingkungan.
Perkebunan Jaya, Rakyat Sejahtera
TAHAPAN PELAKSANAAN GRASIDA
PRAKTEK BUDIDAY
A YANG BAIK (GAP)
KETERSEDIAAN BENIH
UNGGUL, ALSINTA
N DAN SARANA PRODUK
SI
KemenKO-Eko, Bappena, BPN, KemenLHK, Kemendag, Kemenperin, KemenBUMN, Kementan, Pemda/ SKPD
Kemenperin, KemenBUMN, KemenKO-Eko, Pemda/SKPD
Kementan, Pemda/SKPD
Kementan, KemenLHK, KemenATR/ BPN, Pemda/
SKPD
Kementan, Pemda/ SKPD
Kementan, KemenPUPR, Kemenhub, Pemda/ SKPD
Kemendag, KemenKO-EKO, Kementan
KemenKEU, KemenKO-EKO, Kementan, Swasta
Kementan, Pemda/ SKPD, Perguruan Tinggi/ Peneliti
ORANGE
BIRU
Kementan, KemenKOP, Kemendagri, Pemda/SKPD
Perkebunan Jaya, Rakyat Sejahtera
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN BERBASIS KORPORASI PETANI
Korporasi PetaniKelembagaan Ekonomi Petani berbadan
hukum berbentuk koperasi ataubadan hukum lain dengan sebagian besar
kepemilikan modal dimiliki oleh petani.(Permentan 18/2018 tentang
Pengembangan Kawasan PertanianBerbasis Korporasi Petani)
Perkebunan Jaya, Rakyat Sejahtera
ACEHPidie, Pidie Jaya, Aceh Tenggara, Aceh Timur (57.793 Ha; 20193 Ton)
Sesuai Kepmentan No. 830 Tahun 2016 tentang Lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional (18 provinsi 61 kabupaten) juncto Kepmentan No 472 Tahun 2018 tentang Lokasi Kawasan Pertanian Nasional (19 provinsi 62 kabupaten)
SUMATERA BARATPasaman, Pasaman Barat, Padang Pariaman(86.518 Ha; 29.373 Ton)
BENGKULUBengkulu Utara, Kepahiang(7.026 Ha; 1.825 Ton) LAMPUNG
Pesawaran, Lampung Timur(26.814 Ha; 10.195 Ton)
BANTENLebak, Pandeglang(5.840 Ha; 1.590 Ton)
DI. YOGYAKARTAGunung Kidul(1.422 Ha; 319 Ton)
BALIJembrana(6.259 Ha; 2.109 Ton)
NTTSikka, Ende, Flores Timur, Alor, Sumba Barat Daya(42.015 Ha; 12.040 Ton)
SULAWESI UTARABolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Utara(10.477 Ha; 3.015 Ton)
KALIMANTAN TIMURKutai Timur, Berau(6.242 Ha; 1.765 Ton)
SULAWESI TENGAHBanggai, Poso, Parigi Moutong, Sigi, Donggala, Toli-Toli(234.839 Ha; 103.442 Ton)
SULAWESI SELATANBone, Luwu Timur, Soppeng, Wajo, Luwu Utara, Luwu, Bulukumba(173.179 Ha; 85.959 Ton)
SULAWESI TENGGARAMuna, Muna Barat, Bombana, Buton, Buton Utara, Konawe Kepulauan, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan(252.558 Ha; 100.268 Ton)
GORONTALOBoalemo(4.047 Ha; 413 Ton)
SULAWESI BARATMamasa, Majene, Mamuju, Mamuju Tengah, Polewali Mandar(161.532 Ha; 56.487 Ton)
MALUKU UTARAHalmahera Selatan(4.120 Ha; 1.465 Ton)
PAPUA BARATSorong, Sorong Selatan, Manokwari, Manokwari Selatan(6.814 Ha; 2.291 Ton)
PAPUAJayapura, Keerom(23.041 Ha; 5,489 Ton)
KALIMANTAN TENGAHLebak, Pandeglang(5.840 Ha; 1.590 Ton)
Perkebunan Jaya, Rakyat Sejahtera
5%13%
9%
73%
Luas Areal Gernas dan Non Gernas
PeremajaanRehabilitasiIntensifikasi
Realisasi Gernas Kakao 26,8 % terhadap total areal kakao Nasional 1.709.284 Ha
CAPAIAN GERNAS KAKAO
Perkebunan Jaya, Rakyat Sejahtera
2015 2017
Intensifikasi
20,700
8,135
-
72,470 -
1,030 -
Rehabilitasi
4,257
3,103
28,772
- - -
Peremajaan
8,025
675
4,350
7,901
5,475
8,690 6,660 4,250
Perluasan
- - -
1,650
900
2,080 1,340 740
JUMLAH
32,982
11,913
33,122
82,021
6,375
11,800 8,000 4,990
Perkebunan Jaya, Rakyat Sejahtera