distosia.doc

6
Distosia His His normal mulai dari satu sudut di fundus uteri menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri Dominasi fundus Relaksasi merata di semua bagian uterus Kelainan His Yaitu kontraksi uterus yang abnormal (tidak efisien) sehingga mengakibatkan tidak terjadinya persalinan yang normal (distosia uterus) Penilaian his : Sifat : frekuensi, kekuatan, lama, relaksasi Kemajuan persalinan : pendataran, pembukaan, turunnya bagian terbawah, putar paksi dalam, Bagian terbawah : besarnya kaput suksedanium, derajat molase Macam Kelainan His His yang kurang efisien Inersia uteri hipotonik (kontraksi uterus lemah) Inersia uteri hipertonik (kontraksi uterus ieguler/inkordinasi) His yang terlalu efisien Partus presipitatus Tetania uteri

Upload: normanprabowo

Post on 12-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

oo

TRANSCRIPT

Distosia His

His normal mulai dari satu sudut di fundus uteri menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri Dominasi fundus Relaksasi merata di semua bagian uterusKelainan His Yaitu kontraksi uterus yang abnormal (tidak efisien) sehingga mengakibatkan tidak terjadinya persalinan yang normal (distosia uterus) Penilaian his : Sifat : frekuensi, kekuatan, lama, relaksasi Kemajuan persalinan : pendataran, pembukaan, turunnya bagian terbawah, putar paksi dalam, Bagian terbawah : besarnya kaput suksedanium, derajat molase Macam Kelainan His

His yang kurang efisien Inersia uteri hipotonik (kontraksi uterus lemah) Inersia uteri hipertonik (kontraksi uterus ieguler/inkordinasi) His yang terlalu efisien Partus presipitatus Tetania uteriPerbedaan His Hipotonik dan His Hipertonik

1) Inertia Uteri Hipotonik

His : frekuensi jarang, kekuatan lemah, lamanya sebentar dan relaksasi sempurna Dibedakan menjadi : Inertia uteri hipotonik primer : his yang lemah mulai dari awal persalinan Inertia uteri hipotonik sekunder : his pada mulai persalinan baik, kemudian menjadi lemah

a) Inertia uteri hipotonik primer Gangguan pertumbuhan uterus : bikornis unikolis/hipoplasia uteri Uterus yang terlalu tegang Kehamilan yg sering dgn jarak pendek Tumor ddg uterus : mioma uteri Keadaan umum jelek : anemia, penyakit kronis, febris Faktor psikologis : takut & emosional Bagian bawah janin tak berhubungan erat dg SBU Telalu lama istirahat Perut gantung Kelainan letak DKP

b) Inertia uteri hipotonik sekunder Pemberian sedativa berlebihan Persalinan lama/tidak maju: distosia faktor janin/jalan lahir Komplikasi : Ibu : infeksi, partus lama, partus kasep Janin : infeksi intra uterine, gawat janin, janin mati dalam rahim 2) Inertia Uteri Hipertonik Kontraksi uterus tidak ada koordinasi antara bagian atas, tengah dan bawah, tidak ada dominasi fundal, tidak ada sinkronisasi antara kontraksi dan bagian-bagiannya Tonus uterus meningkat ( rasa nyeri terus menerus dan hipoksia janin Dibedakan menjadi : Polaritas terbalik (hipertonik SBU) terdapat dominasi servikal, tidak ada dominasi fundal Uterus kolik : tidak ada koordinasi bagian yang satu dengan bagian yang lain. Bagian yang satu kontraksi, bagian yang lain relaksasi Lingkaran konstriksi (spasmus uterus lokal) : kontraksi uterus hanya terdapat pada satu bgn saja Distosia servikalis : Serviks tidak membuka walaupun his baik Macam distosia servikalis : Primer : faktor psikis, koordinasi uterus inkoordinasi Sekunder : kelainan organ serviks, bekas parut, konglutinasio serviks uteri, tumor serviks Terapi : SBU hipertonik, Uterus kolik, lingkaran konstriksi Kala I : lakukan SC Kala II : Narkosa dalam, coba pervaginam ( gagal ( SC Distosia servikalis :Primer : terapi sama dengan segmen bawah rahim yang hipertonik Sekunder : SC, sebab dapat terjadi : Ruptur uteri Robekan serviks meluas ke SBU Serviks lepas melingkar (anular cervix detachment)His Terlalu Kuat Partus presipitatus : persalinan < 3 jam, his terlalu kuat dan sering Etilogi belum diketahui Terapi : sedativa Bahaya : Pada ibu (emboli ketuban, trauma jalan lahir). Pada anak ( hipoksia, tali pusat putus, trauma lahir) Tetani uteri : His kuat tidak ada relaksasi Kelainan Mengejan

Etiologi : Otot dinding perut lemah Distosia rekti, abdomen, pendulans, jarak kedua m. rektus lebar Penderita tidak mau/takut mengejan Kelelahan Terapi : Penderita baru boleh mengejan bersamaan dengan his kala II Rasa sakit ( analgetika Adanya kerja sama antara penderita penolong