dispertapa kab blitar - bab i pendahuluan 1.1. latar...
TRANSCRIPT
-
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan Undang – Undang Nomor 25 Tahun 24 tentang
sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Daerah wajib menyusun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang diperkuat dalam Undang –
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang – Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah adalah
merupakan integral dari pembangunan nasional, sehingga perlu diselenggarakan
secara seimbang dan serasi untuk menjamin keselarasan pembangunan. Untuk itu
perlu disusun sebuah pedoman dan acuan dalam menetapkan kebijakan keuangan,
strategi pembangunan, kebijakan umum program satuan kerja perangkat daerah
yang disertai dengan rencana kerja dalam rangka regulasi dan pendanaan bersifat
indikatif. Oleh karenanya, diperlukan dokumen perencanaan yang meliputi
Dokumen perencanaan jangka panjang dituangkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Daerah, jangka menengah dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, perencanaan pembangunan
tahunan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan
perencanaan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tahunan dituangkan dalam
Rencana Kerja (RENJA) OPD.
Rencana Kerja Perubahan Tahun 2017 Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Blitar merupakan dokumen yang berisi informasi tentang tingkat atau
target kinerja berupa output atau outcome yang ingin diwujudkan pada tahun 2017.
Rencana Kerja tersebut mengacu kepada Rencana Strategis (RENSTRA) OPD
dan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) Kabupaten Blitar Tahun 2017.
Rencana Kerja Tahun 2017 Dinas Pertanian dan Pangan nantinya lebih diarahkan
-
2
pada optimalisasi dan sinergisitas segala potensi yang dimiliki untuk menjawab
segala tuntutan kebutuhan pertanian
Berangkat dari pemikiran di atas, maka secara substansial kebijakan
pembangunan yang akan ditetapkan dalam Rencana Kerja Perubahan Dinas
Pertanian dan Pangan Tahun 2017 tidak boleh lepas dari beberapa hal
sebagaimana berikut :
1. Apa yang sudah dicapai pada tahun sebelumnya baik kelebihan maupun
kekurangannya dalam pencapaian target - target yang telah ditetapkan.
Artinya, apa yang sudah dicapai pada tahun sebelumnya jangan sampai
mengalami penurunan pada tahun ini. Dengan demikian semua pihak yang
terkait dalam pencapaian target dimaksud harus mampu mensinergikan
seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki agar dalam pelaksanaan
pembangunan di bidang pertanian dan pangan dapat lebih optimal.
2. Memperhatikan keberlanjutan (sustainable development) untuk menjaga
stabilitas dan konsistensi pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan
pembangunan, masalah – masalah yang dihadapi dan sumber daya yang akan
digunakan serta pengalokasiannya. Pernyataan tersebut dapat diartikan,
bahwa pembangunan pertanian dan pangan dilaksanakan untuk
meningkatkan produksi pertanian dan pangan untuk memenuhi ketersediaan
pangan. Pelaksanaan pembangunan pertanian dan pangan pada tahun
sebelumnya yang masih perlu ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing
dan ketersediaan pangan pada tahun 2017 harus menjadi prioritas
penanganan pada tahun 2017.
3. Memprediksi kebutuhan-kebutuhan pembangunan pada kurun waktu satu
tahun berikutnya sekaligus mengatasi ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan yang diperkirakan muncul dan berkembang sehingga dapat dijamin
-
3
konsistensi penerapan prinsip-prinsip pembangunan partisipatif dan
berkelanjutan yang telah dikembangkan dengan baik.
4. Mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan antar wilayah, serta
mempertimbangkan azas koordinasi dengan seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah serta berbagai pihak, baik politisi, teknokrat, tokoh masyarakat
maupun pemangku kepentingan lainnya
Tahun 2017 merupakan pelaksanaan tahun kedua dari periode
kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Blitar tahun 2016 – 2021, oleh karena itu
dalam penyusunan Rencana Kerja tahun 2017 merupakan penjabaran dari skema
RPJM Daerah 2016 – 2021 dan sebagai tindak lanjut dari RKPD tahun 2017 serta
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2016 – 2021.
Kedudukan Rencana Kerja Dinas Pertanian dan Pangan adalah sebagai dokumen
perencanaan untuk periode satu tahun anggaran dan mempunyai fungsi :
1. Sebagai acuan bagi para pengambil kebijakan, karena memuat seluruh
kebijakan publik.
2. Sebagai pedoman dalam penyusunan APBD, karena memuat arah kebijakan
pemerintahan selama satu tahun.
3. menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah
bersama DPRD.
Penyusunan Renja OPD ini nantinya akan menjadi pedoman penyusunan Rencana
Kerja & Anggaran (RKA) Dinas Pertanian dan Pangan yang kemudian akan
dituangkan dalam Rancangan APBD (RAPBD) Kabupaten Blitar Tahun 2017.
1.2. Landasan Hukum
Landasan penyusunan Renja – SKPD Dinas Tenaga kerja Kabupaten
Blitar Tahun 2017 :
a. Undang – Undang Nomor 15 Tahun 1997, tentang Ketransmigrasian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009
-
4
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian;
b. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih Dan Bebas Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme ;
c. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara;
d. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan;
e. Undang – Undang Nomor 58 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
f. Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara
g. Undang – Undang Nomor15 tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan
Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
h. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
i. Undang – Undang Nomor 39 Tahun 2004, tentang Penempatan Dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri;
j. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang PertanggungJawaban
Pengelolaan Keuangan Daerah;
l. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, tentang perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 , tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
n. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
o. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021;
p. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Blitar;
q. Peraturan Bupati Blitar Nomor 56 Tahun 2016 tentan Kedudukan, Susunan
Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pertanian dan
Pangan Kabupaten Blitar;
1.3. Maksud & Tujuan
-
5
Maksud penyusunan RENJA Perubahan SKPD Tahun 2017 ini
adalah :
1. Mengkaji RKPD Kabupaten Blitar berdasarkan evaluasi kinerja SKPD
tahun sebelumnya, evaluasi pencapaian target RENSTRA SKPD,
usulan masyarakat/pemangku kepentingan serta kebutuhan
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.
2. Merumuskan Daftar Program, Kegiatan dan Kebutuhan Anggaran
Indikatif yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian, dan Pangan
Kabupaten Blitar pada Tahun Anggaran 2017.
Tujuan penyusunan RENJA Perubahan SKPD Tahun 2017 ini adalah
1. Menetapkan Daftar Program dan Kegiatan Dinas Pertanian, dan Pangan
Kabupaten Blitar sebagai pedoman penyusunan RKA-Perubahan SKPD
Tahun Anggaran 2017.
1.4. Sistematika Penulisan
Rencana Kerja Perubahan Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2017
mengimplementasikan perencanaan kegiatan pemerintahan dan pelayanan
masyarakat serta penganggaran tahunan, disusun dalam sistematika sebagai
berikut :
BBAABB II.. PPEENNDDAAHHUULLUUAANN1.1 Latar Belakang
Mengemukakan pegertian ringkas tentang Renja Perubahan
SKPD, proses penyusunan Renja Perubahan SKPD, keterkaitan antara
Renja Perubahan SKPD dengan dokumen RKPD Perubahan,, Renstra
SKPD, dengan Renja K/L dan Renja provinsi/Kabupaten/kota, serta tindak
lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBDP.
1.2 Landasan Hukum
Memuat penjelasan tentang undang – undang, peraturan
pemerintah, peraturan daerah, dan ketentaun peraturan lainnya yang
mengatur tentang SOTK, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan
acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.
-
6
1.3 Maksud dan Tujuan
Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan
Renja SKPD.
1.4 Sistematika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja Perubahan
SKPD serta susunan garis besar isi dokumen.
BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEELLAAKKSSAANNAAAANN RREENNJJAA PPeerruubbaahhaann SSKKPPDD TTAAHHUUNN LLAALLUU2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD
Memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja
SKPD tahun 2012 dan perkiraan capaian tahun 2013, mengacu pada APBD
tahun 2013 yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah
disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD
berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun
– tahun sebelumnya.
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD
berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM. Jenis
indikator yang dikaji, disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing – masing
SKPD, serta ketentuan perundang – undangan yang terkait dengan kinerja
pelayanan.
2.3 Isu – Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
Berisikan gambaran sejauh mana tingkat kinerja pelayanan SKPD
dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan SKPD, permasalahan dan
hambatan yang dihadapi, tantangan dan peluang yang dimiliki serta
dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi.
2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD
Berisikan uraian tentang proses pembandingan antara rancangan
awal RKPD dengan hasil analisis kebutuhan dan penjelasan temuan –
temuan setelah proses pembandingan tersebut dilakukan serta catatan
penting terhadap perbedaan dengan rancangan awal RKPD.
2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Menguraikan hasil kajian terhadap program / kegiatan yang
diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat
terkait langsung dengan pelayanan dan instansi lain maupun berdasarkan
-
7
hasil pengumpulan informasi SKPD dari penelitian lapangan dan pengamatan
pelaksanaan Musrenbang.
BBAABB IIIIII TTUUJJUUAANN,, SSAASSAARRAANN,, PPRROOGGRRAAMM DDAANN KKEEGGIIAATTAANN3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional
Berisikan telaahan terhadap kebijakan nasional yang menyangkut
arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan yang terkait dengan
tugas pokok dan fungsi SKPD.
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD
Berisikan rumusan tujuan dan sasaran yang didasarkan atas isu –
isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan
sasaran target kinerja Renstra SKPD.
3.3 Program dan Kegiatan
Berisikan uraian program, kegiatan dan faktor – faktor yang
menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan
tersebut.
BBAABB IIVV PPEENNUUTTUUPP
-
8
BAB IIEVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA TAHUN 2016
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra OPD
Kabupaten Blitar merupakan daerah agraris, dimana kekuatan ekonomi
didukung sebagian besar dari sektor pertanian. Beberapa komoditas pertanian
tanaman pangan pada tahun 2015 ada yang mengalami kenaikan dan ada yang
mengalami penurunan dibanding tahun 2014 baik yang disebabkan
pertambahan luas panen maupun produktivitasnya. Angka produktivitas padi
sawah mengalami penurunan dari tahun 2015, yaitu 63,41 ku/ha menjadi 60,01
ku/ha pada 2016. Untuk padi ladang mengalami kenaikan yaitu dari 52,54 ku/ha
menjadi 53,9 ku/ha. Jagung mengalami penurunan dari tahun 2015 yaitu dari
60,45 ku/ha menjadi 50,46 ku/ha pada 2016. Kedelai mengalami penurunan dari
tahun 2015, yaitu dari 15,51 ku/ha menjadi 8,3 ku/ha pada 2016. Kacang tanah
juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015, yaitu dari 11,14 ku/ha
menjadi 9,3 ku/ha pada 2016. Sedangkan untuk ubi kayu mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2015, Penurunan produksi dapat disebabkan oleh
penurunan produktivitas lahan yang diperkirakan disebabkan penurunan tingkat
kesuburan tanah akibat kekurangan bahan organik, terjadi ketidak-seimbangan
biokimia tanah dan cuaca yang tidak menentu.
Pada tahun 2016 ketersedian beras berdasarkan data distribusi pangan
terdapat pemasukan beras yang lebih kecil daripada distribusi beras yang keluar
daerah kabupaten blitar. Ketersediaan jagung pun demikian pada tahun 2016
distribusi keluar daerah untuk jagung lebih besar daripada yang masuk daerah.
Sedangkan untuk kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, buah dan
sayuran dengan perimbangan negatif. sedangkan untuk komoditas kedelei
terdapat perimbangan yang positif. Meskipun untuk ketersediaan padi, jagung
dan umbi-umbian terdapat perimbangan yang positif, namun disaat tertentu
-
9
terjadi gejolak harga yang sulit untuk dipenuhi bagi masyarakat dengan tingkat
ekonomi yang masih rendah. Masih adanya masyarakat yang sulit mengakses
pangan karena tingkat pendapatannya yang rendah dan fluktuatifnya nilai harga
pangan. Dengan adanya kecenderungan alih fungsi lahan yang semakin
meningkat, sementara permintaan akan pangan terus meningkat, dikhawatirkan
terjadinya penurunan cadangan pangan masyarakat.
Keanekaragaman pangan didaerah menjamin keragaman pola konsumsi
pangan, jika masyarakat mengerti pentingnya keragaman konsumsi untuk
kesehatan. Keragaman pola konsumsi merupakan hal yang penting, karena
konsumsi pangan yang cukup dari beragam jenis pangan, memberi peluang
terpenuhinya energi dan protein yang diperlukan tubuh. Ketergantungan
konsumsi pada satu jenis pangan pokok, merupakan salah satu titik rawan
ketahanan pangan nasional. Sampai saat ini sebagian besar masyarakat masih
menganggap bahwa beras adalah makanan pokok. Keanekaragaman produk
pangan berbasis sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal dengan
terbatasnya teknologi pengolahan pangan lokal serta perlunya keamanan
pangan lokal yang akan diolah agar tidak timbul masalah setelah dikonsumsi.
Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman perkebunan dapat
dilihat dari prosentase peningkatan produksi tanaman perkebunan yang
mencpai 151% dengan peningkatan luas areal tanaman perkebunan hingga
67% dan jumlah sarana prasarana produksi perkebunan mencapai 259,19% di
tahun 2016. Peningkatan tersebut ditunjang oleh beberapa program dan
kegiatan bidang perkebunan yaitu kegiatan peremajaan tanaman kelapa,
pengembangan tanaman kelapa, pengendalian hama kwangwung pada
tanaman kelapa, pengendalian OPT pada tanaman kakao dan beberapa
kegiatan penunjang lainnya.
-
10
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan OPD
Permasalahan - permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
kegiatan- kegiatan Pembangunan Pertanian dan Pangan di Kabupaten Blitar yang
terdiri dari permasalahan bidang tanaman pangan dan hortikultura yaitu :
a. Kepemilikan lahan budidaya petani sempit.
b. Kebanyakan pelaku usaha di bidang pertanian adalah buruh tani, penyewa,
penyakap.
c. Generasi Muda tidak berminat mengelola usaha di bidang pertanian.
d. Sarana dan Prasarana yang ada ditingkat petani, baik jumlah maupun
jenisnya sangat kurang.
e. Perilaku pelaku usaha di bidang pertanian masih tidak mengikuti anjuran yang
telah diberikan, walaupun hal tersebut diketahui dan dimengerti bahwa hal
tersebut dapat menekan biaya produksi.
f. Tidak tersedianya dana pada waktu diperlukan sebagaimana yang telah
dijadwalkan sehingga pelaksanaan kegiatan tidak dapat tepat waktu sesuai
dengan yang telah direncanakan.
g. Kurang mantapnya pelaksanaan proses Analisis Kebutuhan Pembangunan
Dinas Pertanian, sehingga masih banyak jenis-jenis pembangunan pertanian
yang diprogramkan belum mengacu pada hasil Analisis lapangan. Hal ini akan
terkait erat dengan kebutuhan riil pembangunan pertanian Kabupaten Blitar.
h. Iklim yang tidak menentu
Juga terdapat permasalahan pokok yang dihadapi dalam bidang
ketahanan pangan adalah :
1. Ketersediaan pangan yang kurang stabil/ kelangkaan jenis pangan tertentu
pada waktu tertentu, utamanya kedelai
2. Keseimbangan antara eksport dan impor terhadap komoditi tertentu yang
menyebabkan rawannya masalah harga dan ketersediaan bahan pangan.
-
11
3. Tidak stabilnya harga pangan tertentu, misalnya beras, gula, minyak goreng
, terigu, terutama kedelai.
4. Keterbatasan sistem informasi harga yang dapat diakses petani dan
kelayakan harga ditingkat petani masih rendah.
5. Keterbatasan akses terhadap sumber data, sehingga keakuratan data
ketahanan pangan masih harus disempurnakan.
6. Kurangnya pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat.
7. Belum kuatnya kelembagaan pangan.
8. Penanggulangan kemiskinan dan penanggulangan bencana alam yang
belum optimal.
9. Instabilitas politik dan sosial.
10. Kurangnya informasi terhadap pemanfaatan pekarangan rumah secara
optimal sebagai sumber pangan dan sumber gizi keluarga.
11. Mayoritas penduduk indonesia makanan pokoknya beras sehingga
ketergantungan kepada beras sangat tinggi. Hal ini mengakibatkan beras
menjadi komponen utama ketahanan pangan nasional.
12. Penganekaragaman pangan yang belum optimal.
13. Terbatasnya teknologi pengolahan pangan.
14. Masih adanya kasus gizi buruk dan kasus keracunan pangan.
15. Kesadaran individu / pelaku usaha pangan terhadap keamanan pangan
masih kurang.
16. Penanganan daerah rawan pangan belum maksimal.
17. Kurang tersedianya data dan informasi yang akurat tentang rawan pangan
dan gizi buruk antar daerah dan waktu.
18. Kurangnya sosialisasi tentang mutu produk yang baik dan aman untuk
dikonsumsi.
19. Masih rendahnya kesadaran IKM/UKM tentang pengawasan mutu yang baik
dan aman sehingga daya saing produk pangan kurang diminati.
-
12
Sedangkan dibidang perkebunan permasalahan pokoknya adalah petani dalam
pemilihan tanaman yang akan ditanami lebih mengutamakan tanaman yang sedang
menjadi trend pada saat itu, dan enggan menanam jenis tanaman lainnya karena
dianggap lebih menguntungkan dari segi ekonomis. Belum optimalnya penggunaan
dan ketersediaan benih unggul bermutu serta sarana produksi lainnya.
Kelembagaan pekebunan masih perlu ditingkatkan ke arah kelembagaan yang
profesional, produktif dan mandiri, kurangnya sosialisasi informasi dalam antisipasi
Perubahan iklim global (anomali iklim) terkait dengan usaha tani perkebunan. Selain
itu belum tersedianya lembaga keuangan dan perbankan yang khusus bergerak di
bidang kehutanan dan perkebuna, dan pertanaman khususnya komoditi kelapa,
cengkeh, dan kopi didominasi oleh tanaman tua/ rusak.
Untuk bidang Peningkatan Sumberdaya Manusia, permasalahan yang utama selain
anggaran yaitu SDM Penyuluh sendiri, karena saat ini jumlah penyuluh pertanian
lapangan sangat kurang dibanding jumlah kelompok tani yang harus mereka bina
setiap harinya, seharusnya setiap Desa ada minimal satu orang PPL, tetapi
kenyataannya dengan jumlah PPL yang aktif di lapangan sekitar 120 orang PNS dan
THL TBPP sejumlah kurang lebih 60 orang masih dirasa cukup kurang untuk
membina dan memberikan pelayanan penyuluhan kepada kelompok tani yang ada,
dan juga dengan berkurangnya jumlah PPL yang memasuki masa purna atau
pensiun. Dengan adanya kekurangan Penyuluh pertanian ini maka BP4K
memberikan solusi dengan cara membina beberapa Penyuluh Swadaya untuk
meningkatkan penyuluhan kepada kelompok tani, Penyuluhan melalui Media
elektronik juga dilakukan oleh BP4K pada tahun 2018 ini dengan membuat Website
khusus BP4K dimana semua orang dapat mengaksesnya dimana website tersebut
berisi mengenai Profil BP4K sendiri serta informasi seputar pertanian teknologi
terkini dan juga terdapat ruang Tanya jawab mengenai kendala didalam budidaya
pertanian, hal ini tentu sangat bermanfaat sekali bagi setiap orang yang ingin
mendapatkan informasi mengenai pertanian.
-
13
Pembangunan Gedung melalui dana DAK pada dasarnya tidak dibatasi
jumlahnya setiap tahunnya, tetapi hal ini BP4K terkendala mengenai pengadaan
tanah atau lahan lokasi pembangunan yang mana lahan tersebut harus melalui
pembelian lahan yang menggunakan dana APBD, sehingga dengan keterbatasan
anggaran maka pembangunan Gedung BP3K Kecamatan akan sulit untuk
diwujudkan, BP4K melalui Koordinator BP3K yang ada di Kecamatan menyarankan
untuk mencari lahan sebagai calon lokasi Pembangunan gedung BP3K yang
nantinya dana diusulkan melalui APBD.
Salah satu isu strategis di Kabupaten Blitar adalah rendahnya
pendapatan petani yang berakibat pada lambatnya pertumbuhan ekonomi di
pedesaan yang disebabkan kurangnya informasi dan penyuluhan tentang
peningkatan produk olahan pangan di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut
perlu mendapatkan perhatian mulai dari kegiatan on farm sampai off farm. Dalam
rangka mewujudkan program prioritas tersebut, strategi yang ditempuh adalah :
a. Penguatan cadangan pangan masyarakat (terutama di tingkat individu dan
rumah tangga)
b. Penjaminan stabilitas harga pangan melalui peningkatan peranan lembaga
ekonomi pedesaan, Lembaga Pembelian Gabah (LPG) dan Penguatan
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) yang mengarah pada
pengembangan toko tani indonesia.
c. Pengembangan dan penguatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis
bahan pangan lokal non beras.
d. Pengembangan bisnis pengolahan bahan pangan yang aman untuk
dikonsumsi dan berdaya saing untuk peningkatan nilai tambah ekonomi.
e. Peningkatan fasilitasi sertifikasi mutu produk dari BPOM dan MUI.
-
14
Beberapa faktor yang dapat mendukung kinerja Dinas Pertanian dan
Pangan dalam mewujudkan program prioritas adalah :
- Tersedianya sumberdaya manusia/aparatur Dinas Pertanian dan Pangan
yang cukup dengan fasilitas yang memadai.
- Tersedianya dana APBD kabupaten yang mencukupi.
- Adanya kerja sama yang baik antar SKPD pemerintah Kabupaten Blitar
yang terkait dengan Ketahanan pangan dan lembaga-lembaga non
pemerintah.
2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tupoksi SKPD
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas & Fungsi SKPD
Isu-isu penting dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas
Pertanian dan Pangan tahun 2017 antara lain :
1. Kondisi pertanian dan pangan daerah masih belum mantap, terutama
karena produksi komoditas pertanian, pangan dan perkebunan
terkendala penurunan luas lahan pertanian secara terus menerus.
2. Produk hasil pertanian, pangan dan perkebunan kurang berdaya saing
dalam perdagangan bebas.
3. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia pertanian baik petugas maupun
petani.
4. Masih rendahnya aksesibilitas petani terhadap permodalan dan masih
tingginya suku bunga usaha pertanian.
Untuk itu ditempuh Program yang mendukung yaitu :
1. Pengembangan budi daya padi hibrida
2. Pengembangan budidaya tanaman ubi ubian, tanaman sayur dan buah-
buahan
3. Pemberdayaan penangkar benih tanaman pangan
-
15
4. Perbaikan teknologi melalui pengembangan sarana dan prasarana pertanian.
5. Pengembangan kelembagaan dan peningkatan SDM pelaku utama.
6. Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
7. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura yang berdaya
saing dan berkelanjutan melalui perluasan areal dan penerapan Good
Agricultural Practices (GAP), Standar Operational Product (SOP) dan Good
Handling Practices (GHP).
8. Promosi atas hasil produksi pertanian, perkebunan dan ketahanan pangan
9. Penilaian penyuluh dan petani teladan tingkat Kabupaten
10. Intensifikasi Tanaman perkebunan
11. Pengendalian hama kwangwung pada tanaman kelapa
12. Pembinaan petani perkebunan di Kebun rakyat dan perkebunan besar swasta
2.3.1 Belum stabilnya tingkat peningkatan produksi, produktivitas dan
kualitas produksi tanaman pangan dan hortikultura
Beberapa penyebab kestabilan peningkatan produksi, produktifitas, dan
kualitas produksi tanaman pangan dan hortikultura adalah :
- Sumber Daya Manusia (SDM) petani yang belum sepenuhnya dapat
mengadopsi teknologi pertanian
- Anomali iklim yang tidak dapat diprediksi
- Belum optimalnya penerapan teknologi budidaya yang ramah
lingkungan
2.3.2 Tingginya penggunaan pestisida dan pupuk kimia dalam usaha tani
Hal ini dapat diatasi dengan :
- Pengembangan penggunaan pupuk organik dalam budidaya
- Pengembangan penggunaan pestisida organic
- Rintisan budidaya pertanian organic
-
16
Kesadaran petani akan pentingnya penggunaan pestisida organic perlu
ditingkatkan, karena residu pestisida organic akan berdampak pada
kesehatan manuasia dan juga lingkungan disekitarnya. Selain itu
budidaya pertanian organic ini juga ditunjang oleh populasi hama dan
penyakit tanaman yang juga dipengaruhi oleh iklim dan musim sebagai
contoh musim penghujan dengan curah hujan intensitas yang tinggi akan
berdampak pada munculnya hama dan penyakit tanaman.
2.3.3 Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Masih terdapat masyarakat miskin yang sulit mengakses pangan
karena tingkat pendapatan yang rendah dan fluktuatifnya harga pangan.
Dengan adanya kecenderungan alih fungsi lahan yang semakin
meningkat, sementara permintaan akan bahan pangan terus meningkat
rata-rata 1,5 % per tahun, dikhawatirkan terjadi penurunan cadangan
pangan masyarakat. Maka perlu adanya rumusan kebijakan teknis
bidang ketahanan pangan dan menyelenggarakan pembinaan dan
pelatihan melalui program-program yang telah direncanakan seperti
Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
melalui Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
dengan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep kawasan
rumah pangan lestari, pengembangan desa mandiri pangan,
pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan,
pengembangan tanaman buah di lahan kering serta peningkatan
produksi, produktifitas dan mutu produk perkebunan dan produk
pertanian.
2.3.4 Konsumsi dan Keamanan Pangan
Ketergantungan konsumsi pada satu jenis pangan pokok terutama
beras, merupakan salah satu titik rawan ketahanan pangan nasional,
-
17
yang sampai saat ini mindset masyarakat adalah beras sebagai
makanan pokok.
Keanekaragaman produk pangan berbasis sumberdaya lokal belum
dimanfaatkan secara optimal dan teknologi pengelolaan pangan lokal
masih sangat terbatas. Keragaman produk pangan dengan cita rasa
yang menarik sangat terbatas serta kurangnya jaminan keamanan
produk pangan.
Untuk mengisi peluang tersebut, pelaku usaha pangan menawarkan
kepada konsumen produk-produk tertentu dengan harga yang
terjangkau, namun dari sisi keamanan panganya masih diragukan. Maka
perlu adanya rumusan kebijakan teknis dengan menyelenggarakan
pembinaan dan pelatihan mengenai pengolahan pangan berbasis lokal
yang aman untuk dikonsumsi dan mempunyai nilai jual yang tinggi.
Sehingga konsumen tertarik akan penampilan produk pangan hasil
olahan dan merasa aman untuk mengonsumsinya, adapun kegiatan
yang akan dilaksanakan yakni pengembangan teknologi pangan non
beras, peningkatan mutu dan keamanan pangan, penanganan pasca
panen dan pengolahan hasil pertanian serta analisa pola konsumsi
pangan wilayah.
2.3.5 Distribusi Pangan
Masalah pangan yang merupakan tanggungjawab pemerintah
bersama masyarakat harus dapat tercukupinya sampai di tingkat
keluarga dan individu. Melalui pemberdayaan masyarakat agar mereka
dapat lebih mandiri, kelembagaan masyarakat ditumbuh kembangkan
dengan sistem tunda jual atau pengembangan lembaga distribusi
pangan masyarakat (P-LDPM) melalui pengembangan toko tani
indonesia serta pengembangan lembaga pembelian gabah (LPG),
sehingga cadangan pangan desa dapat meningkat dan berjalan.
-
18
Permasalahan dasar yang ada di kelembagaan masyarakat adalah
lemahnya permodalan, dan untuk mengatasinya perlu adanya
penguatan modal lembaga masyarakat. Penguatan modal kelembagaan
masyarakat dapat bersifat hibah dan bergulir (LPG), namun harus diikuti
dengan pendampingan, pembinaan, monitoring serta pelaporan yang
kontinyu dan akurat.
2.3.6 Peningkatan Kualitas Bahan Baku
Sasaran ini dicapai melalui kegiatan : Penguatan Kelembagaan
Kelompok Petani Tembakau melalui Pelatihan-pelatihan untuk Petani
Tembakau (DBHCHT), Penanganan Panen dan Pasca panen Bahan
Baku Tembakau melalui bantuan sarana dan Prasarana pada Kegiatan
SLPTT Tembakau, Demplot Penerapan Teknologi Budidaya Tembakau
dan Pelatihan Penanganan Panen dan Pasca Panen Tembakau
(DBHCHT)
2.3.7. Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian/Perkebunan Lapangan
Sasaran ini dicapai melalui kegiatan : Penyusunan Program dan
Programa Penyuluhan, Pemanfaatan Lahan BP3K sebagai BP3K Model,
Pelatihan Pembuatan Media Penyuluhan Pertanian, Pelatihan
Manajemen BP3K menuju BP3K Model, Pelatihan Peningkatan
Kompetensi Kinerja Penyuluh, Pelatihan Metode Identifikasi Potensi
Wilayah, Pelatihan Teknik Komunikasi Penyuluhan
2.3.8. Program peningkatan produksi perkebunan
Terdiri dari Pengembangan Tanaman Kakao, pengembangan Tanaman
Kelapa, pengembangan Tanaman Kopi, pengembangan Tanaman
Cengkeh, pengembangan Tanaman Kenanga
2.3.9. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dengan cara
Pengendalian Hama Kwangwung pada Tanaman Kelapa secara
Terpadu, Pengendalian Penggerek Batang Kakao.
-
19
2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD
Dokumen Rencana Kerja pembangunan Daerah (RKPD) merupakan
dokumen perencanaan daerah dengan periode 1 tahun, yang memuat daftar
program dan Kegiatan seluruh OPD dengan prediksi Pagu Anggaran Indikatif yang
bersumber dari APBD maupun APBN. RKPD disusun untuk menjabarkan RPJMD,
menjadi pedoman penyusunan RENJA OPD serta menjadi acuan proses
Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA). Sebelum ditetapkan menjadi
dokumen RKPD, perlu dilakukan review terhadap rancangan awal tersebut untuk
mengakomodir kebutuhan OPD yang belum tercantum dalam rancangan RKPD.
Dalam Rancangan Awal RKPD terdapat 17 program yang tercantum
dalam RENJA Dinas Pertanian dan Pangan yaitu :
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
d. Program Perencanaan, Penganggaran, Pengendalian dan Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
e. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
f. Program Peningkatan Mutu Produksi Tanaman Pangan
g. Program Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura
h. Program Peningkatan Mutu Produksi Tanaman Hortikultura
i. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian
j. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
k. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
l. Program Peningkatan Mutu Produk Pangan
m. Program Pengembangan SDM Pertanian
n. Program pengembangan penyuluhan dan sarana prasarana penyuluhan
pertanian
o. Program pengembangan operasional Intensifikasi dan Sarana Produksi
-
20
p. Program pengembangan kewirausahaan dan agribisnis
q. Program peningkatan SDM non aparatur kehutanan dan perkebunan
r. Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku Pertanian
s. Program Pembinaan Lingkungan Sosial Pertanian
t. Program peningkatan produksi tanaman perkebunan
Dengan tetap mengacu pada Visi dan Misi Kabupaten Blitar serta tugas pokok dan
fungsi Dinas Pertanian dan Pangan maka pada tahun 2017 program dan kegiatan
yang direncanakan berbeda dengan program dan kegiatan pada tahun 2016 dan
2015. Hanya terdapat beberapa program / kegiatan yang namanya berbeda dan
terdapat beberapa diantaranya yang mengalami penyederhanaan kegiatan. Serta
karena adanya penggabungan OPD ke dalam Dinas Pertanian dan Pangan. Akan
tetapi tujuan “Terwujudnya ketersediaan pangan melalui peningkatan produksi
dan pemberdayaan petani yang mandiri, berdaya saing secara berkelanjutan”
tetap menjadi prioritas utama dalam rencana pencapaian tujuan. Pada tahun 2017
telah direncanakan program dengan 67 kegiatan dengan total alokasi anggaran
belanja kegiatan sebesar Rp. 26.615.074.500,-. Dana tersebut kesemuanya
berasal dari APBD II Pemerintah Kabupaten Blitar, APBN dan DAK.
2.4. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Sesuai hasil musyawarah rencana pembangunan pertanian Kabupaten
Blitar yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2017, secara keseluruhan
masyarakat pertanian Kabupaten Blitar mengusulkan adanya ketersediaan
sarana dan prasarana pertanian baik pokok maupun penunjang dalam
pembangunan pertanian yang meliputi :
1) Pengadaan/penyediaan handtracktor;
2) Pengadaan/penyediaan mesin tanam padi
-
21
3) Pengadaan mesin pembuat pupuk organic (Uppo)
4) Pengadaan/penyediaan mesin perontok;
5) Pengadaan/penyediaan Cultivator
6) Pembangunan jalan usaha tani;
7) Bantuan benih padi;
8) Bantuan benih jagung;
9) Bantuan benih kedelai;
10) Bantuan bibit cabe
11) Bantuan bibit buah-buahan serta pelatihannya
12) Pelatihan pasca panen
13) Pelatihan budidaya jamur.
14) Bantuan bibit kelapa, kakao, cengkeh
15) Bantuan alat perkebunan
Adapun kegiatan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar yaitu :
Program Peningkatan Ketahanan PanganPeningkatan Ketersediaan Pangan Berbasis Umbi- umbianOptimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui Konsep Kawasan Rumah PanganLestari (KRPL)
Pemantapan Kelembagaan Pangan Tingkat KabupatenPengembangan Desa Mandiri PanganPengembanan OlahanPangan di Lahan KeringMonitoring, Evaluasi dan PelaporanPengembangan UsahaPangan MasyarakatAnalisis Pola Konsumsi Pangan WilayahPeningkatan Pola Konsumsi Pangan B2SA
Pengembangan Sistem Informasi Ketahanan PanganPeningkatan Pemantauan dan Pengawasan Mutu dan Keamanan PanganProgram Peningkatan Mutu produk PanganPenanganan Pasca Panen dan Pengolahan Bahan Pangan Lokal non BerasLomba Cipta Menu dan Olahan Pangan LokalPeningkatan Mutu dan Keamanan pangan
-
22
Publikasi dan Pameran Pembangunan Ketahanan Pangan
Program Pelayanan Administrasi PerkantoranPenyediaan dan peningkatan administrasi perkantoranProgram Peningkatan Sarana Dan Prasarana AparaturPembangunan gedung kantorProgram peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Pendidikan dan pelatihan formalProgram Perencanaan, Penganggaran, Pengendalian, dan PelaporanCapaian Kinerja dan Keuangan
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPDPenyusunan perencanaan dan pelaporan kinerja dan keuanganPenyusunan data base pertanian
Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
Pengembangan Budidaya Padi HibridaPendampingan Upaya Khusus Peningkatan Produktivitas Tananam PanganProgram Peningkatan Mutu Produksi Tanaman PanganPengembangan Bididaya Padi OrganikPengembangan Intensifikasi Jagung HibridaProgram Peningkatan Mutu Produksi Tanaman HortikulturaPengembangan Kualitas Tanaman Sayuran Melalui Sistem GAPObservasi Tanaman HortikulturaProgram Peningkatan Sarana dan Prasarana PertanianPengembangan Sumber Daya Air Pertanian
Monitoring Evaluasi Kebijakan Subsisi PertanianPengembangan Sistem Informasi PasarMonitoring Evaluasi Hama dan Penyakit TanamanPendampingan Pembangunan Sarana Prasarana Pertanian (Pendamping DanaTugasPembantuan)Pendamping Kegiatan APPPeningkatan Produksi Pertanian (DAK SILPA)Program Peningkatan Penerapan Teknologi PertanianPengembangan Alat dan Mesin Pertanian(Hasil Musrenbang)Pengelolaan Laboratorium PertanianSistem Informasi Teknologi PertanianProgram Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi PertanianPromosi Atas Hasil Produksi PertanianBlitar Agro Festival
Program PeningkatanProduksi PerkebunanPengembangan Tanaman KelapaPengendalian Hama Tanaman Perkebunan
Intensifikasi Tanaman PerkebunanOperasional Pengelolaan Kebun DinasProgram Pengembangan Penyuluhan dan Sarana Prasarana PenyuluhanPertanianPenyebaran Informasi penyuluhan melalui media cetak dan elektronik
-
23
Dem inovasi Padi Sistem Jajar Legowo Super dan Bawang MerahProgram Pengembangan Operasional Intensifikasi dan sarana produksi
SLPTT komoditas unggulan
Program Pengembangan Kewirausahaan dan AgribisnisTemu Usaha PertanianProgram Peningkatan Kualitas Bahan Baku Sektor PenyuluhanPembinaan dan Fasilitasi Pembentukan dan/ Pengesahan Badan HukumKelompok PetaniTembakau Melalui Pelatihan-pelatihan Untuk Petani Tembakau (DBHCHT)Pembudidayaan Bahan Baku Berkadar Nikotin Rendah Melalui EksplorasiTembakau Lokal Rendah Nikotin
Program Pengembangan SDM PertanianPenyusunan Program dan Programa PenyuluhPenilaian Penyuluh dan Petani Teladan Tingkat Kabupaten
Pelatihan Pengolahan Pasca Panen Komoditas Unggulan
Pelatihan Strategi Pemasaran Komoditas UnggulanPenas TaniPelatihan Penguatan Kelembagaan bagi Kelompok Waniata Tani (KWT)Pelatihan Pengolahan Hasil Pemanfaatan Pekarangan Bagi Kelompok WanitaTani (KWT)Pelatihan Tenaga Tanam Padi Dengan Sistem Jajar Legowo SuperPelatihan Intensifikasi Lahan Dengan Tanaman AlpukatPelatihan Analisa UsahaTaniProgram Peningkatan kapasitas SDM non aparatur kehutanan danperkebunan
Pelatihan Petani Kehutanan dan Perkebunan (APP Kehutanan dan Perkebunan)
Pembinaan Petani Hutan, Kebun Rakyat, dan Perkebunan Besar SwastaBimbingan Teknis Pengendalian OPT PerkebunanBimbingan Teknis Pengembangan Tanaman Perkebunan
Program Peningkatan Pemasaran Hasil PerkebunanFasilitasi Promosi Produk Unggulan Kehutanan dan PerkebunanProgram Peningkatan Produksi Tanaman HortikulturaPengembangan BudidayaTanaman Buah-buahanPemberdayaan Penangkar Benih Tanaman Hortikultura
-
24
BAB IIITUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Propinsi3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional
Penyusunan perencanaan SKPD di Kabupaten/Kota harus mengacu pada kebijakan
Nasional maupun Propinsi, agar tidak menyimpang dari koridor pembangunan yang telah
ditetapkan di tingkat Nasional maupun Propinsi. Berikut adalah hasil identifikasi kebijakan
Nasional dan Propinsi yang berkaitan dengan pembangunan pertanian :
No. Kebijakan Nasional / Propinsi Sumber Keterangan
A. Nasional
1 Kebijakan peningkatan ketahananpangan (padi, jagung, kedelai) yangberdampak bagi perekonomian.
KebijakanPembangunanPertanianTahun 2017BiroPerencanaanKementrianPertanian RI
2 Kebijakan pengembangan komoditaskedelai serta komoditas penyediabahan baku bio‐energi.
3 Kebijakan peningkatan produksi tanamanpertanian melalui bantuan alsintan danpembangunan saluran irigasi tersierserta embung.
4 Kebijakan pengembanganinfrastruktur (lahan, air, sarana danprasarana) dan agro‐industri di perdesaan,sebagai dasar /landasan pengembanganbio‐industri berkelanjutan.
B. Propinsi1 Kebijakan peningkatan daya saing
produk pertanian untukmenghadapi Masyarakat EkonomiAsean (MEA) 2018.
BiroPerencanaanBAPPEDAPropinsi JawaTimur
2 Kebijakan peningkatan produksitanaman pangan untukmewujudkan Jawa Timur sebagailumbung pangan Nasional dalam rangkaswasembada pangan
-
25
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar Tahun 2018 memiliki tujuan dan sasaran
rencana kerja sebagai berikut:
NO TujuanSasaran
Uraian Indikator
1
2
Peningkatan kualitaspelayanan administrasiperkantoran
Meningkatkan produksi,produktivitas dan mutuproduk tanaman pangandan hortikultura yangmendukungketersediaandanketahanan pangan
Meningkatnya kualitaspelayanan aparatur
Meningkatnya produksidan produktivitastanaman pertanian
Meningkatkanketersediaanakses pangan
Meningkatnyapengetahuan danketerampilan petani danpenyuluh untukmeningkatkan produksitanaman pertanian
Meningkatka nproduksi,produktivitasdan nilai tambahproduksi perkebunan
Cakupan pelayananadministrasi perkantoran,Cakupan pelayanan saranaprasarana aparatur,prosentase peningkatankapasitas aparaturProsentase penyelesaiandokumen perencanaan,laporan kinerja dankeuangan tepat waktu,Prosentase penyelesaiandokumen perencanaan,laporan kinerja dankeuangan, Prosentasepenyelesaian dokumenperencanaan, laporankinerja dan keuangan tepatwaktu
Prosentase peningkatanproduksi tanaman panganutama, Prosentasepeningkatan produksitanaman pangan utama,Prosentase budidayatanaman panganramahlingkungan,Prosentasepeningkatan luas panentanaman pertanian,Prosentase PeningkatanProduksi Tanaman,Prosentase pemakaianpupuk organik bersubsidi
Nilai score pola panganharapan
Prosentase kenaikan kelaskelompok tani, Prosentasepeningkatan angka kredityang dicapai penyuluh
-
26
Meningkatnya produksitanaman perkebunan
Jumlah peningkatan nilaitambah komoditiperkebunan
Prosentase peningkatanproduktivitas tanamanperkebunan (Tahunan danMusiman), Prosentasepeningkatan pertumbuhanareal tanaman perkebunan
3.3 Program dan Kegiatan
no Program Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Program PelayananAdministrasi Perkantoran
Program PeningkatanSarana dan Prasarana
Program PeningkatanKapasitas Sumber DayaAparatur
Program Perencanaan,Pengangggaran danPengendalian Kinerja danKeuangan
Program PeningkatanProduksi Tanaman Pangan
Program Peningkatan MutuProduksi Tanaman Pangan
Penyediaan dan Peningkatan AdministrasiPerkantoran
Peningkatan Sarana dan PrasaranaAparaturPembangunan gedung kantorPengadaan tanah untuk bangunan gedung
Pendidikan dan pelatihan formal
Penyusunan Dokumen Perencanaan,Pengangggaran dan Pengendalian Kinerjadan KeuanganPenyusunan Pelaporan Kinerja danKeuanganPenyusunan Data Base Pertanian
Pengembangan budidaya kacang-kacanganPengembangan budidaya ubi-ubianPendampingan upaya khususpeningkatan produktivitas tanamanpanganPengembangan budidaya tanamanserealia
Pengembangan budidaya padi organik
-
27
7.
8.
9.
10
11.
Program PeningkatanProduksi TanamanHortikultura
Program Peningkatan MutuProduksi TanamanHortikultura
Program PeningkatanSarana dan PrasaranaPertanian
Program PeningkatanPenerapan TeknologiPertanian
Program PeningkatanKetahanan Pangan
Pengembangan intensifikasi jagunghibridaSertivikasi Mutu produksi tanamanpangan
Pengembangan budidaya tanamansayuranPengembangan budidaya tanaman hiasPengembangan budidaya tanamanbuah-buahanPengembangan budidaya tanamansayuranPemberdayaan penangkar benihtanaman hortikulturaPendampingan upaya khususpeningkatan produktivitas tanamanhortikultura
Pengembangan kualitas tanamanhortikulturamelalui sistem GAP
Sertivikasi tanaman hortikultura
Pengembangan prasarana irigasi pertanianPengembangan sumber daya air pertanianPengembangan Jalan Usaha TaniMonitoring Evaluasi Kebijakan SubsidiPertanianPengendalian dan Monitoring OPTPendampingan pembangunan saranaprasarana pertanian (Pendamping danatugas pembantuan)Pendampingan Kegiatan APPPromosi atas hasil produksipertanian,perkebunan dan ketahananpanganPengelolaan sub terminal agribisnis produkpertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanianPengelolaan Laboratorium Pertanian
Kegiatan Peningkatan KetersediaanPangan Berbasis Umbi-umbianKegiaan Optimalisasi PemanfaatanPekaranganKegiatan Pemantapan Kelembagaan
-
28
12.
13.
14
Program Peningkatan Mutuproduk Pangan
Program PengembanganSDM Pertanian
Program PeningkatanKualitas Bahan BakuPertanian
Pangan Tingkat KabupatenPengembangan Desa Mandiri Pangan danpengembangan olahan pangan di LahanKeringKegiatan Pengembangan Usaha PanganMasyarakat
Kegiatan Peningkatan Pola KonsumsiPangan B2SAKegiatan Pengembangan Sistem InformasiKetahanan Pangan
Kegiatan Penanganan Pasca Panendan lomba cipta menu olahan panganlokalKegiatan Penigkatan Mutu danKeamanan Pangan
Penilaian Penyuluh dan Petani TeladanTingkat KabupatenPenyusunan Program dan ProgramaPenyuluhanPeningkatan Kapasitas Tenaga PenyuluhPertanianPeningkatan Kapasitas Petani
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PenyuluhSLPTT Komoditas Pertanian
Temu Usaha PertanianPemanfaatan Lahan BP3K sebagai BP3KModelForum KTNA, Munas P4S,Sarasehan danPenas TaniPenyebaran Informasi Penyuluhanmelalui Media Cetak dan ElektronikIdentifikasi Teknologi Spesifik LokalitaPelatihan Penguatan Kelembagaan danpengolahan hasil pemanfaatanpekarangan bagi Kelompok Wanita Tani(KWT)Blitar Agro Festival
Pembinaan dan fasilitasi Pembentukandan/ Pengesahan Badan HukumKelompok Petani Tembakau melaluiPelatihan Pelatihan untuk PetaniTembakau (DBHCHT)Pembudidayaan Bahan Baku BerkadarNikotin Rendah melalui EksplorasiTembakau Lokal Rendah NikotinSLPTT tembakaudenfarm tembakau
-
29
15.
16.
17.
Program PembinaanLingkungan SosialPertanian
Program peningkatan mututanaman perkebunan
Program PeningkatanProduksi TanamanPerkebunan
Pelatihan Penerapan PHT padaPengendalian OPT TembakauPelatihan Pengolahan Pasca PanenTembakauPelatiahn Managemen PenguatanKelompok Petani TembakauPelatihan pembuatan pupuk organik danpestisida nabati
Pembinaan dan pelatihan ketrampilankerja bagi tenaga kerja dan masyarakatmelalui pelatihan budidaya tanamanperkebunan tahunan
Penyediaan teknologi dan mutu tanamanperkebunan
Pengembangan Tanaman Perkebunantahunan
Pengembangan Tanaman PerkebunanSemusimPengembangan Tanaman PerkebunanSemusimDiversifikasi Tanaman PerkebunanTahunanPeremajaan Tanaman PerkebunanRehabilitasi Tanaman PerkebunanTahunan
Intensifikasi Tanaman perkebunantahunan
Bimbingan teknis pengembangantanaman perkebunan
Pengelolaan Kebun Dinas
Pengembangan tanaman penyegar danbiofarmakaAPP PerkebunanPelatihan budidaya tanaman perkebunan
Pembinaan petani kebun rakyat danperkebunan besar swasta
-
30
-
31
BAB IVPENUTUP
4.1 Catatan Penting yang perlu mendapat perhatianRencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2018 merupakan
rangkuman kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai visi dan misi
pembangunan pertanian dan pangan. Mengingat masalah pertanian dan pangan bersifat lintas
sektor, maka semangat koordinasi, integrasi dan sinergitas akan tetap terjaga dan ditingkatkan
baik antara instansi terkait dan lembaga non pemerintah. Apabila dalam perjalanan organisasi
terjadi perubahan kebijaksanaan ataupun perubahan lingkungan strategis, maka akan dilakukan
penyesuaian – penyesuaian dengan tetap memperhatikan visi, misi serta tugas pokok dan
fungsi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar. Dari hasil evaluasi di tahun 2016, perlu
diperhatikan tentang kegiatan yang pendanaannya berasal dari dana bagi hasil cukai dan hasil
tembakau (DBHCHT). Sering adanya perubahan regulasi yang tertuang di dalam Peraturan
Menteri Keuangan RI (PMK) yang membuat realisasi anggaran sering terhambat atau pada
akhirnya kegiatan masuk menjadi kegiatan yang akan di PAK. Selain itu, ketersediaan kapasitas
sumber daya aparatur perlu sekali ditingkatkan baik mutu dan jumlahnya. Kurangnya kapasitas
sumber daya aparatur (keahlian dan keterampilan) sangat berpengaruh terhadap kelancaran
pelaksanaan program/kegiatan yang akan dijalankan. Namun demikian apabila terjadi
ketersediaan anggaran yang tidak sesuai dengan rencana kerja, maka program/kegiatan
prioritas yang harus dilaksanakan harus ditentukan dan ditetapkan terlebih dahulu.
4.2 Kaidah-kaidah Pelaksanaan
Membangun terus kemitraan dengan semua stakeholder merupakan kunci keberhasilan
pembangunan Petanaian, Pangan dan Perkebunan. Pembangunan pertanian dan pangan tidak
dapat dilaksanakan oleh satu SKPD saja melainkan pembangunan yang dilaksanakan secara
bersama-sama dan berkesinambungan/berkelanjutan. Pertanian dan pangan merupakan
pembangunan bidang hilir dari proses produksi yang dilaksanakan oleh pertanian, perkebunan.
Pertanian dan pangan merupakan bidang pembangunan yang dilaksanakan pasca produksi
sampai dengan hasil produksi siap dikonsumsi.
4.3 Rencana Tindak Lanjut
Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2018 merupakan ringkasan
program/kegiatan yang akan dilaksanakan dalam upaya mencapai visi dan misi pembangunan
ketahanan pangan kabupaten blitar. Mengingat masalah pangan dan gizi bersifat lintas sektor,
maka semangat koordinasi, integrasi dan sinergitas akan tetap terjaga dan ditingkatkan baik
antara instansi terkait dan lembaga non pemerintah. Namun apa yang telah dilaksanakan masih
terdapat beberapa kekurangan, sehingga masih diperlukan kerja dan usaha yang lebih keras
-
32
dalam mewujudkan kinerja yang lebih baik di masa mendatang, untuk itu tidak menutup
kemungkinan adanya masukan dan saran dalam penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
-
33
BAB – 5P E N U T U P
Dengan tersusunnya Rencana Kerja SKPD ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan bagi penentu kebijakan khususnya dalam pengalokasian
anggaran yang ada untuk terlaksananya Program dan Kegiatan Pembangunan
Pertanian dengan memperhatikan aspek kontribusi kegiatan sub bidang
pertanian bagi perekonomian Kabupaten Blitar.
Namun apa yang telah direncanakan dalam program dan kegiatan tahun
2015 merupakan sebagian dari kegiatan yang dibutuhkan dalam rangka
mewujudkan Visi dan Misi Dinas Pertanian khususnya dan Pembangunan
Pertanian Kabupaten Blitar pada umumnya masih jauh dari apa yang diinginkan
maka untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik dimasa yang akan datang tidak
menutup kemungkinan masukan sumbang saran dalam penyempurnaan
kegiatan – kegiatan yang akan datang.