dispertapa kab blitar - bab i pendahuluan 1.1. latar...

33
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan Undang – Undang Nomor 25 Tahun 24 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang diperkuat dalam Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah adalah merupakan integral dari pembangunan nasional, sehingga perlu diselenggarakan secara seimbang dan serasi untuk menjamin keselarasan pembangunan. Untuk itu perlu disusun sebuah pedoman dan acuan dalam menetapkan kebijakan keuangan, strategi pembangunan, kebijakan umum program satuan kerja perangkat daerah yang disertai dengan rencana kerja dalam rangka regulasi dan pendanaan bersifat indikatif. Oleh karenanya, diperlukan dokumen perencanaan yang meliputi Dokumen perencanaan jangka panjang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, jangka menengah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, perencanaan pembangunan tahunan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan perencanaan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tahunan dituangkan dalam Rencana Kerja (RENJA) OPD. Rencana Kerja Perubahan Tahun 2017 Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar merupakan dokumen yang berisi informasi tentang tingkat atau target kinerja berupa output atau outcome yang ingin diwujudkan pada tahun 2017. Rencana Kerja tersebut mengacu kepada Rencana Strategis (RENSTRA) OPD dan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) Kabupaten Blitar Tahun 2017. Rencana Kerja Tahun 2017 Dinas Pertanian dan Pangan nantinya lebih diarahkan

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Dalam rangka pelaksanaan Undang – Undang Nomor 25 Tahun 24 tentang

    sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Daerah wajib menyusun

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang diperkuat dalam Undang –

    Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang – Undang

    Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

    Penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah adalah

    merupakan integral dari pembangunan nasional, sehingga perlu diselenggarakan

    secara seimbang dan serasi untuk menjamin keselarasan pembangunan. Untuk itu

    perlu disusun sebuah pedoman dan acuan dalam menetapkan kebijakan keuangan,

    strategi pembangunan, kebijakan umum program satuan kerja perangkat daerah

    yang disertai dengan rencana kerja dalam rangka regulasi dan pendanaan bersifat

    indikatif. Oleh karenanya, diperlukan dokumen perencanaan yang meliputi

    Dokumen perencanaan jangka panjang dituangkan dalam Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang (RPJP) Daerah, jangka menengah dituangkan dalam Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, perencanaan pembangunan

    tahunan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan

    perencanaan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tahunan dituangkan dalam

    Rencana Kerja (RENJA) OPD.

    Rencana Kerja Perubahan Tahun 2017 Dinas Pertanian dan Pangan

    Kabupaten Blitar merupakan dokumen yang berisi informasi tentang tingkat atau

    target kinerja berupa output atau outcome yang ingin diwujudkan pada tahun 2017.

    Rencana Kerja tersebut mengacu kepada Rencana Strategis (RENSTRA) OPD

    dan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) Kabupaten Blitar Tahun 2017.

    Rencana Kerja Tahun 2017 Dinas Pertanian dan Pangan nantinya lebih diarahkan

  • 2

    pada optimalisasi dan sinergisitas segala potensi yang dimiliki untuk menjawab

    segala tuntutan kebutuhan pertanian

    Berangkat dari pemikiran di atas, maka secara substansial kebijakan

    pembangunan yang akan ditetapkan dalam Rencana Kerja Perubahan Dinas

    Pertanian dan Pangan Tahun 2017 tidak boleh lepas dari beberapa hal

    sebagaimana berikut :

    1. Apa yang sudah dicapai pada tahun sebelumnya baik kelebihan maupun

    kekurangannya dalam pencapaian target - target yang telah ditetapkan.

    Artinya, apa yang sudah dicapai pada tahun sebelumnya jangan sampai

    mengalami penurunan pada tahun ini. Dengan demikian semua pihak yang

    terkait dalam pencapaian target dimaksud harus mampu mensinergikan

    seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki agar dalam pelaksanaan

    pembangunan di bidang pertanian dan pangan dapat lebih optimal.

    2. Memperhatikan keberlanjutan (sustainable development) untuk menjaga

    stabilitas dan konsistensi pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan

    pembangunan, masalah – masalah yang dihadapi dan sumber daya yang akan

    digunakan serta pengalokasiannya. Pernyataan tersebut dapat diartikan,

    bahwa pembangunan pertanian dan pangan dilaksanakan untuk

    meningkatkan produksi pertanian dan pangan untuk memenuhi ketersediaan

    pangan. Pelaksanaan pembangunan pertanian dan pangan pada tahun

    sebelumnya yang masih perlu ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing

    dan ketersediaan pangan pada tahun 2017 harus menjadi prioritas

    penanganan pada tahun 2017.

    3. Memprediksi kebutuhan-kebutuhan pembangunan pada kurun waktu satu

    tahun berikutnya sekaligus mengatasi ancaman, gangguan, hambatan dan

    tantangan yang diperkirakan muncul dan berkembang sehingga dapat dijamin

  • 3

    konsistensi penerapan prinsip-prinsip pembangunan partisipatif dan

    berkelanjutan yang telah dikembangkan dengan baik.

    4. Mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan antar wilayah, serta

    mempertimbangkan azas koordinasi dengan seluruh Satuan Kerja Perangkat

    Daerah serta berbagai pihak, baik politisi, teknokrat, tokoh masyarakat

    maupun pemangku kepentingan lainnya

    Tahun 2017 merupakan pelaksanaan tahun kedua dari periode

    kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Blitar tahun 2016 – 2021, oleh karena itu

    dalam penyusunan Rencana Kerja tahun 2017 merupakan penjabaran dari skema

    RPJM Daerah 2016 – 2021 dan sebagai tindak lanjut dari RKPD tahun 2017 serta

    Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2016 – 2021.

    Kedudukan Rencana Kerja Dinas Pertanian dan Pangan adalah sebagai dokumen

    perencanaan untuk periode satu tahun anggaran dan mempunyai fungsi :

    1. Sebagai acuan bagi para pengambil kebijakan, karena memuat seluruh

    kebijakan publik.

    2. Sebagai pedoman dalam penyusunan APBD, karena memuat arah kebijakan

    pemerintahan selama satu tahun.

    3. menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah

    bersama DPRD.

    Penyusunan Renja OPD ini nantinya akan menjadi pedoman penyusunan Rencana

    Kerja & Anggaran (RKA) Dinas Pertanian dan Pangan yang kemudian akan

    dituangkan dalam Rancangan APBD (RAPBD) Kabupaten Blitar Tahun 2017.

    1.2. Landasan Hukum

    Landasan penyusunan Renja – SKPD Dinas Tenaga kerja Kabupaten

    Blitar Tahun 2017 :

    a. Undang – Undang Nomor 15 Tahun 1997, tentang Ketransmigrasian

    sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009

  • 4

    Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang

    Ketransmigrasian;

    b. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan

    Negara Yang Bersih Dan Bebas Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme ;

    c. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara;

    d. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan;

    e. Undang – Undang Nomor 58 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah;

    f. Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara

    g. Undang – Undang Nomor15 tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan

    Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

    h. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional;

    i. Undang – Undang Nomor 39 Tahun 2004, tentang Penempatan Dan

    Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri;

    j. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

    k. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang PertanggungJawaban

    Pengelolaan Keuangan Daerah;

    l. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

    m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, tentang perubahan

    atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 , tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    n. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

    Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara

    Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah;

    o. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021;

    p. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang

    Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Blitar;

    q. Peraturan Bupati Blitar Nomor 56 Tahun 2016 tentan Kedudukan, Susunan

    Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pertanian dan

    Pangan Kabupaten Blitar;

    1.3. Maksud & Tujuan

  • 5

    Maksud penyusunan RENJA Perubahan SKPD Tahun 2017 ini

    adalah :

    1. Mengkaji RKPD Kabupaten Blitar berdasarkan evaluasi kinerja SKPD

    tahun sebelumnya, evaluasi pencapaian target RENSTRA SKPD,

    usulan masyarakat/pemangku kepentingan serta kebutuhan

    penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.

    2. Merumuskan Daftar Program, Kegiatan dan Kebutuhan Anggaran

    Indikatif yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian, dan Pangan

    Kabupaten Blitar pada Tahun Anggaran 2017.

    Tujuan penyusunan RENJA Perubahan SKPD Tahun 2017 ini adalah

    1. Menetapkan Daftar Program dan Kegiatan Dinas Pertanian, dan Pangan

    Kabupaten Blitar sebagai pedoman penyusunan RKA-Perubahan SKPD

    Tahun Anggaran 2017.

    1.4. Sistematika Penulisan

    Rencana Kerja Perubahan Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2017

    mengimplementasikan perencanaan kegiatan pemerintahan dan pelayanan

    masyarakat serta penganggaran tahunan, disusun dalam sistematika sebagai

    berikut :

    BBAABB II.. PPEENNDDAAHHUULLUUAANN1.1 Latar Belakang

    Mengemukakan pegertian ringkas tentang Renja Perubahan

    SKPD, proses penyusunan Renja Perubahan SKPD, keterkaitan antara

    Renja Perubahan SKPD dengan dokumen RKPD Perubahan,, Renstra

    SKPD, dengan Renja K/L dan Renja provinsi/Kabupaten/kota, serta tindak

    lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBDP.

    1.2 Landasan Hukum

    Memuat penjelasan tentang undang – undang, peraturan

    pemerintah, peraturan daerah, dan ketentaun peraturan lainnya yang

    mengatur tentang SOTK, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan

    acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.

  • 6

    1.3 Maksud dan Tujuan

    Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan

    Renja SKPD.

    1.4 Sistematika Penulisan

    Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja Perubahan

    SKPD serta susunan garis besar isi dokumen.

    BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEELLAAKKSSAANNAAAANN RREENNJJAA PPeerruubbaahhaann SSKKPPDD TTAAHHUUNN LLAALLUU2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD

    Memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja

    SKPD tahun 2012 dan perkiraan capaian tahun 2013, mengacu pada APBD

    tahun 2013 yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah

    disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD

    berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun

    – tahun sebelumnya.

    2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

    Berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD

    berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM. Jenis

    indikator yang dikaji, disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing – masing

    SKPD, serta ketentuan perundang – undangan yang terkait dengan kinerja

    pelayanan.

    2.3 Isu – Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

    Berisikan gambaran sejauh mana tingkat kinerja pelayanan SKPD

    dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan SKPD, permasalahan dan

    hambatan yang dihadapi, tantangan dan peluang yang dimiliki serta

    dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi.

    2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD

    Berisikan uraian tentang proses pembandingan antara rancangan

    awal RKPD dengan hasil analisis kebutuhan dan penjelasan temuan –

    temuan setelah proses pembandingan tersebut dilakukan serta catatan

    penting terhadap perbedaan dengan rancangan awal RKPD.

    2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

    Menguraikan hasil kajian terhadap program / kegiatan yang

    diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat

    terkait langsung dengan pelayanan dan instansi lain maupun berdasarkan

  • 7

    hasil pengumpulan informasi SKPD dari penelitian lapangan dan pengamatan

    pelaksanaan Musrenbang.

    BBAABB IIIIII TTUUJJUUAANN,, SSAASSAARRAANN,, PPRROOGGRRAAMM DDAANN KKEEGGIIAATTAANN3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

    Berisikan telaahan terhadap kebijakan nasional yang menyangkut

    arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan yang terkait dengan

    tugas pokok dan fungsi SKPD.

    3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD

    Berisikan rumusan tujuan dan sasaran yang didasarkan atas isu –

    isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan

    sasaran target kinerja Renstra SKPD.

    3.3 Program dan Kegiatan

    Berisikan uraian program, kegiatan dan faktor – faktor yang

    menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan

    tersebut.

    BBAABB IIVV PPEENNUUTTUUPP

  • 8

    BAB IIEVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA TAHUN 2016

    2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra OPD

    Kabupaten Blitar merupakan daerah agraris, dimana kekuatan ekonomi

    didukung sebagian besar dari sektor pertanian. Beberapa komoditas pertanian

    tanaman pangan pada tahun 2015 ada yang mengalami kenaikan dan ada yang

    mengalami penurunan dibanding tahun 2014 baik yang disebabkan

    pertambahan luas panen maupun produktivitasnya. Angka produktivitas padi

    sawah mengalami penurunan dari tahun 2015, yaitu 63,41 ku/ha menjadi 60,01

    ku/ha pada 2016. Untuk padi ladang mengalami kenaikan yaitu dari 52,54 ku/ha

    menjadi 53,9 ku/ha. Jagung mengalami penurunan dari tahun 2015 yaitu dari

    60,45 ku/ha menjadi 50,46 ku/ha pada 2016. Kedelai mengalami penurunan dari

    tahun 2015, yaitu dari 15,51 ku/ha menjadi 8,3 ku/ha pada 2016. Kacang tanah

    juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015, yaitu dari 11,14 ku/ha

    menjadi 9,3 ku/ha pada 2016. Sedangkan untuk ubi kayu mengalami penurunan

    dibandingkan tahun 2015, Penurunan produksi dapat disebabkan oleh

    penurunan produktivitas lahan yang diperkirakan disebabkan penurunan tingkat

    kesuburan tanah akibat kekurangan bahan organik, terjadi ketidak-seimbangan

    biokimia tanah dan cuaca yang tidak menentu.

    Pada tahun 2016 ketersedian beras berdasarkan data distribusi pangan

    terdapat pemasukan beras yang lebih kecil daripada distribusi beras yang keluar

    daerah kabupaten blitar. Ketersediaan jagung pun demikian pada tahun 2016

    distribusi keluar daerah untuk jagung lebih besar daripada yang masuk daerah.

    Sedangkan untuk kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, buah dan

    sayuran dengan perimbangan negatif. sedangkan untuk komoditas kedelei

    terdapat perimbangan yang positif. Meskipun untuk ketersediaan padi, jagung

    dan umbi-umbian terdapat perimbangan yang positif, namun disaat tertentu

  • 9

    terjadi gejolak harga yang sulit untuk dipenuhi bagi masyarakat dengan tingkat

    ekonomi yang masih rendah. Masih adanya masyarakat yang sulit mengakses

    pangan karena tingkat pendapatannya yang rendah dan fluktuatifnya nilai harga

    pangan. Dengan adanya kecenderungan alih fungsi lahan yang semakin

    meningkat, sementara permintaan akan pangan terus meningkat, dikhawatirkan

    terjadinya penurunan cadangan pangan masyarakat.

    Keanekaragaman pangan didaerah menjamin keragaman pola konsumsi

    pangan, jika masyarakat mengerti pentingnya keragaman konsumsi untuk

    kesehatan. Keragaman pola konsumsi merupakan hal yang penting, karena

    konsumsi pangan yang cukup dari beragam jenis pangan, memberi peluang

    terpenuhinya energi dan protein yang diperlukan tubuh. Ketergantungan

    konsumsi pada satu jenis pangan pokok, merupakan salah satu titik rawan

    ketahanan pangan nasional. Sampai saat ini sebagian besar masyarakat masih

    menganggap bahwa beras adalah makanan pokok. Keanekaragaman produk

    pangan berbasis sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal dengan

    terbatasnya teknologi pengolahan pangan lokal serta perlunya keamanan

    pangan lokal yang akan diolah agar tidak timbul masalah setelah dikonsumsi.

    Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman perkebunan dapat

    dilihat dari prosentase peningkatan produksi tanaman perkebunan yang

    mencpai 151% dengan peningkatan luas areal tanaman perkebunan hingga

    67% dan jumlah sarana prasarana produksi perkebunan mencapai 259,19% di

    tahun 2016. Peningkatan tersebut ditunjang oleh beberapa program dan

    kegiatan bidang perkebunan yaitu kegiatan peremajaan tanaman kelapa,

    pengembangan tanaman kelapa, pengendalian hama kwangwung pada

    tanaman kelapa, pengendalian OPT pada tanaman kakao dan beberapa

    kegiatan penunjang lainnya.

  • 10

    2.2 Analisis Kinerja Pelayanan OPD

    Permasalahan - permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan

    kegiatan- kegiatan Pembangunan Pertanian dan Pangan di Kabupaten Blitar yang

    terdiri dari permasalahan bidang tanaman pangan dan hortikultura yaitu :

    a. Kepemilikan lahan budidaya petani sempit.

    b. Kebanyakan pelaku usaha di bidang pertanian adalah buruh tani, penyewa,

    penyakap.

    c. Generasi Muda tidak berminat mengelola usaha di bidang pertanian.

    d. Sarana dan Prasarana yang ada ditingkat petani, baik jumlah maupun

    jenisnya sangat kurang.

    e. Perilaku pelaku usaha di bidang pertanian masih tidak mengikuti anjuran yang

    telah diberikan, walaupun hal tersebut diketahui dan dimengerti bahwa hal

    tersebut dapat menekan biaya produksi.

    f. Tidak tersedianya dana pada waktu diperlukan sebagaimana yang telah

    dijadwalkan sehingga pelaksanaan kegiatan tidak dapat tepat waktu sesuai

    dengan yang telah direncanakan.

    g. Kurang mantapnya pelaksanaan proses Analisis Kebutuhan Pembangunan

    Dinas Pertanian, sehingga masih banyak jenis-jenis pembangunan pertanian

    yang diprogramkan belum mengacu pada hasil Analisis lapangan. Hal ini akan

    terkait erat dengan kebutuhan riil pembangunan pertanian Kabupaten Blitar.

    h. Iklim yang tidak menentu

    Juga terdapat permasalahan pokok yang dihadapi dalam bidang

    ketahanan pangan adalah :

    1. Ketersediaan pangan yang kurang stabil/ kelangkaan jenis pangan tertentu

    pada waktu tertentu, utamanya kedelai

    2. Keseimbangan antara eksport dan impor terhadap komoditi tertentu yang

    menyebabkan rawannya masalah harga dan ketersediaan bahan pangan.

  • 11

    3. Tidak stabilnya harga pangan tertentu, misalnya beras, gula, minyak goreng

    , terigu, terutama kedelai.

    4. Keterbatasan sistem informasi harga yang dapat diakses petani dan

    kelayakan harga ditingkat petani masih rendah.

    5. Keterbatasan akses terhadap sumber data, sehingga keakuratan data

    ketahanan pangan masih harus disempurnakan.

    6. Kurangnya pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat.

    7. Belum kuatnya kelembagaan pangan.

    8. Penanggulangan kemiskinan dan penanggulangan bencana alam yang

    belum optimal.

    9. Instabilitas politik dan sosial.

    10. Kurangnya informasi terhadap pemanfaatan pekarangan rumah secara

    optimal sebagai sumber pangan dan sumber gizi keluarga.

    11. Mayoritas penduduk indonesia makanan pokoknya beras sehingga

    ketergantungan kepada beras sangat tinggi. Hal ini mengakibatkan beras

    menjadi komponen utama ketahanan pangan nasional.

    12. Penganekaragaman pangan yang belum optimal.

    13. Terbatasnya teknologi pengolahan pangan.

    14. Masih adanya kasus gizi buruk dan kasus keracunan pangan.

    15. Kesadaran individu / pelaku usaha pangan terhadap keamanan pangan

    masih kurang.

    16. Penanganan daerah rawan pangan belum maksimal.

    17. Kurang tersedianya data dan informasi yang akurat tentang rawan pangan

    dan gizi buruk antar daerah dan waktu.

    18. Kurangnya sosialisasi tentang mutu produk yang baik dan aman untuk

    dikonsumsi.

    19. Masih rendahnya kesadaran IKM/UKM tentang pengawasan mutu yang baik

    dan aman sehingga daya saing produk pangan kurang diminati.

  • 12

    Sedangkan dibidang perkebunan permasalahan pokoknya adalah petani dalam

    pemilihan tanaman yang akan ditanami lebih mengutamakan tanaman yang sedang

    menjadi trend pada saat itu, dan enggan menanam jenis tanaman lainnya karena

    dianggap lebih menguntungkan dari segi ekonomis. Belum optimalnya penggunaan

    dan ketersediaan benih unggul bermutu serta sarana produksi lainnya.

    Kelembagaan pekebunan masih perlu ditingkatkan ke arah kelembagaan yang

    profesional, produktif dan mandiri, kurangnya sosialisasi informasi dalam antisipasi

    Perubahan iklim global (anomali iklim) terkait dengan usaha tani perkebunan. Selain

    itu belum tersedianya lembaga keuangan dan perbankan yang khusus bergerak di

    bidang kehutanan dan perkebuna, dan pertanaman khususnya komoditi kelapa,

    cengkeh, dan kopi didominasi oleh tanaman tua/ rusak.

    Untuk bidang Peningkatan Sumberdaya Manusia, permasalahan yang utama selain

    anggaran yaitu SDM Penyuluh sendiri, karena saat ini jumlah penyuluh pertanian

    lapangan sangat kurang dibanding jumlah kelompok tani yang harus mereka bina

    setiap harinya, seharusnya setiap Desa ada minimal satu orang PPL, tetapi

    kenyataannya dengan jumlah PPL yang aktif di lapangan sekitar 120 orang PNS dan

    THL TBPP sejumlah kurang lebih 60 orang masih dirasa cukup kurang untuk

    membina dan memberikan pelayanan penyuluhan kepada kelompok tani yang ada,

    dan juga dengan berkurangnya jumlah PPL yang memasuki masa purna atau

    pensiun. Dengan adanya kekurangan Penyuluh pertanian ini maka BP4K

    memberikan solusi dengan cara membina beberapa Penyuluh Swadaya untuk

    meningkatkan penyuluhan kepada kelompok tani, Penyuluhan melalui Media

    elektronik juga dilakukan oleh BP4K pada tahun 2018 ini dengan membuat Website

    khusus BP4K dimana semua orang dapat mengaksesnya dimana website tersebut

    berisi mengenai Profil BP4K sendiri serta informasi seputar pertanian teknologi

    terkini dan juga terdapat ruang Tanya jawab mengenai kendala didalam budidaya

    pertanian, hal ini tentu sangat bermanfaat sekali bagi setiap orang yang ingin

    mendapatkan informasi mengenai pertanian.

  • 13

    Pembangunan Gedung melalui dana DAK pada dasarnya tidak dibatasi

    jumlahnya setiap tahunnya, tetapi hal ini BP4K terkendala mengenai pengadaan

    tanah atau lahan lokasi pembangunan yang mana lahan tersebut harus melalui

    pembelian lahan yang menggunakan dana APBD, sehingga dengan keterbatasan

    anggaran maka pembangunan Gedung BP3K Kecamatan akan sulit untuk

    diwujudkan, BP4K melalui Koordinator BP3K yang ada di Kecamatan menyarankan

    untuk mencari lahan sebagai calon lokasi Pembangunan gedung BP3K yang

    nantinya dana diusulkan melalui APBD.

    Salah satu isu strategis di Kabupaten Blitar adalah rendahnya

    pendapatan petani yang berakibat pada lambatnya pertumbuhan ekonomi di

    pedesaan yang disebabkan kurangnya informasi dan penyuluhan tentang

    peningkatan produk olahan pangan di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut

    perlu mendapatkan perhatian mulai dari kegiatan on farm sampai off farm. Dalam

    rangka mewujudkan program prioritas tersebut, strategi yang ditempuh adalah :

    a. Penguatan cadangan pangan masyarakat (terutama di tingkat individu dan

    rumah tangga)

    b. Penjaminan stabilitas harga pangan melalui peningkatan peranan lembaga

    ekonomi pedesaan, Lembaga Pembelian Gabah (LPG) dan Penguatan

    Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) yang mengarah pada

    pengembangan toko tani indonesia.

    c. Pengembangan dan penguatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis

    bahan pangan lokal non beras.

    d. Pengembangan bisnis pengolahan bahan pangan yang aman untuk

    dikonsumsi dan berdaya saing untuk peningkatan nilai tambah ekonomi.

    e. Peningkatan fasilitasi sertifikasi mutu produk dari BPOM dan MUI.

  • 14

    Beberapa faktor yang dapat mendukung kinerja Dinas Pertanian dan

    Pangan dalam mewujudkan program prioritas adalah :

    - Tersedianya sumberdaya manusia/aparatur Dinas Pertanian dan Pangan

    yang cukup dengan fasilitas yang memadai.

    - Tersedianya dana APBD kabupaten yang mencukupi.

    - Adanya kerja sama yang baik antar SKPD pemerintah Kabupaten Blitar

    yang terkait dengan Ketahanan pangan dan lembaga-lembaga non

    pemerintah.

    2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tupoksi SKPD

    2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas & Fungsi SKPD

    Isu-isu penting dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas

    Pertanian dan Pangan tahun 2017 antara lain :

    1. Kondisi pertanian dan pangan daerah masih belum mantap, terutama

    karena produksi komoditas pertanian, pangan dan perkebunan

    terkendala penurunan luas lahan pertanian secara terus menerus.

    2. Produk hasil pertanian, pangan dan perkebunan kurang berdaya saing

    dalam perdagangan bebas.

    3. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia pertanian baik petugas maupun

    petani.

    4. Masih rendahnya aksesibilitas petani terhadap permodalan dan masih

    tingginya suku bunga usaha pertanian.

    Untuk itu ditempuh Program yang mendukung yaitu :

    1. Pengembangan budi daya padi hibrida

    2. Pengembangan budidaya tanaman ubi ubian, tanaman sayur dan buah-

    buahan

    3. Pemberdayaan penangkar benih tanaman pangan

  • 15

    4. Perbaikan teknologi melalui pengembangan sarana dan prasarana pertanian.

    5. Pengembangan kelembagaan dan peningkatan SDM pelaku utama.

    6. Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.

    7. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura yang berdaya

    saing dan berkelanjutan melalui perluasan areal dan penerapan Good

    Agricultural Practices (GAP), Standar Operational Product (SOP) dan Good

    Handling Practices (GHP).

    8. Promosi atas hasil produksi pertanian, perkebunan dan ketahanan pangan

    9. Penilaian penyuluh dan petani teladan tingkat Kabupaten

    10. Intensifikasi Tanaman perkebunan

    11. Pengendalian hama kwangwung pada tanaman kelapa

    12. Pembinaan petani perkebunan di Kebun rakyat dan perkebunan besar swasta

    2.3.1 Belum stabilnya tingkat peningkatan produksi, produktivitas dan

    kualitas produksi tanaman pangan dan hortikultura

    Beberapa penyebab kestabilan peningkatan produksi, produktifitas, dan

    kualitas produksi tanaman pangan dan hortikultura adalah :

    - Sumber Daya Manusia (SDM) petani yang belum sepenuhnya dapat

    mengadopsi teknologi pertanian

    - Anomali iklim yang tidak dapat diprediksi

    - Belum optimalnya penerapan teknologi budidaya yang ramah

    lingkungan

    2.3.2 Tingginya penggunaan pestisida dan pupuk kimia dalam usaha tani

    Hal ini dapat diatasi dengan :

    - Pengembangan penggunaan pupuk organik dalam budidaya

    - Pengembangan penggunaan pestisida organic

    - Rintisan budidaya pertanian organic

  • 16

    Kesadaran petani akan pentingnya penggunaan pestisida organic perlu

    ditingkatkan, karena residu pestisida organic akan berdampak pada

    kesehatan manuasia dan juga lingkungan disekitarnya. Selain itu

    budidaya pertanian organic ini juga ditunjang oleh populasi hama dan

    penyakit tanaman yang juga dipengaruhi oleh iklim dan musim sebagai

    contoh musim penghujan dengan curah hujan intensitas yang tinggi akan

    berdampak pada munculnya hama dan penyakit tanaman.

    2.3.3 Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

    Masih terdapat masyarakat miskin yang sulit mengakses pangan

    karena tingkat pendapatan yang rendah dan fluktuatifnya harga pangan.

    Dengan adanya kecenderungan alih fungsi lahan yang semakin

    meningkat, sementara permintaan akan bahan pangan terus meningkat

    rata-rata 1,5 % per tahun, dikhawatirkan terjadi penurunan cadangan

    pangan masyarakat. Maka perlu adanya rumusan kebijakan teknis

    bidang ketahanan pangan dan menyelenggarakan pembinaan dan

    pelatihan melalui program-program yang telah direncanakan seperti

    Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

    melalui Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

    dengan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep kawasan

    rumah pangan lestari, pengembangan desa mandiri pangan,

    pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan,

    pengembangan tanaman buah di lahan kering serta peningkatan

    produksi, produktifitas dan mutu produk perkebunan dan produk

    pertanian.

    2.3.4 Konsumsi dan Keamanan Pangan

    Ketergantungan konsumsi pada satu jenis pangan pokok terutama

    beras, merupakan salah satu titik rawan ketahanan pangan nasional,

  • 17

    yang sampai saat ini mindset masyarakat adalah beras sebagai

    makanan pokok.

    Keanekaragaman produk pangan berbasis sumberdaya lokal belum

    dimanfaatkan secara optimal dan teknologi pengelolaan pangan lokal

    masih sangat terbatas. Keragaman produk pangan dengan cita rasa

    yang menarik sangat terbatas serta kurangnya jaminan keamanan

    produk pangan.

    Untuk mengisi peluang tersebut, pelaku usaha pangan menawarkan

    kepada konsumen produk-produk tertentu dengan harga yang

    terjangkau, namun dari sisi keamanan panganya masih diragukan. Maka

    perlu adanya rumusan kebijakan teknis dengan menyelenggarakan

    pembinaan dan pelatihan mengenai pengolahan pangan berbasis lokal

    yang aman untuk dikonsumsi dan mempunyai nilai jual yang tinggi.

    Sehingga konsumen tertarik akan penampilan produk pangan hasil

    olahan dan merasa aman untuk mengonsumsinya, adapun kegiatan

    yang akan dilaksanakan yakni pengembangan teknologi pangan non

    beras, peningkatan mutu dan keamanan pangan, penanganan pasca

    panen dan pengolahan hasil pertanian serta analisa pola konsumsi

    pangan wilayah.

    2.3.5 Distribusi Pangan

    Masalah pangan yang merupakan tanggungjawab pemerintah

    bersama masyarakat harus dapat tercukupinya sampai di tingkat

    keluarga dan individu. Melalui pemberdayaan masyarakat agar mereka

    dapat lebih mandiri, kelembagaan masyarakat ditumbuh kembangkan

    dengan sistem tunda jual atau pengembangan lembaga distribusi

    pangan masyarakat (P-LDPM) melalui pengembangan toko tani

    indonesia serta pengembangan lembaga pembelian gabah (LPG),

    sehingga cadangan pangan desa dapat meningkat dan berjalan.

  • 18

    Permasalahan dasar yang ada di kelembagaan masyarakat adalah

    lemahnya permodalan, dan untuk mengatasinya perlu adanya

    penguatan modal lembaga masyarakat. Penguatan modal kelembagaan

    masyarakat dapat bersifat hibah dan bergulir (LPG), namun harus diikuti

    dengan pendampingan, pembinaan, monitoring serta pelaporan yang

    kontinyu dan akurat.

    2.3.6 Peningkatan Kualitas Bahan Baku

    Sasaran ini dicapai melalui kegiatan : Penguatan Kelembagaan

    Kelompok Petani Tembakau melalui Pelatihan-pelatihan untuk Petani

    Tembakau (DBHCHT), Penanganan Panen dan Pasca panen Bahan

    Baku Tembakau melalui bantuan sarana dan Prasarana pada Kegiatan

    SLPTT Tembakau, Demplot Penerapan Teknologi Budidaya Tembakau

    dan Pelatihan Penanganan Panen dan Pasca Panen Tembakau

    (DBHCHT)

    2.3.7. Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian/Perkebunan Lapangan

    Sasaran ini dicapai melalui kegiatan : Penyusunan Program dan

    Programa Penyuluhan, Pemanfaatan Lahan BP3K sebagai BP3K Model,

    Pelatihan Pembuatan Media Penyuluhan Pertanian, Pelatihan

    Manajemen BP3K menuju BP3K Model, Pelatihan Peningkatan

    Kompetensi Kinerja Penyuluh, Pelatihan Metode Identifikasi Potensi

    Wilayah, Pelatihan Teknik Komunikasi Penyuluhan

    2.3.8. Program peningkatan produksi perkebunan

    Terdiri dari Pengembangan Tanaman Kakao, pengembangan Tanaman

    Kelapa, pengembangan Tanaman Kopi, pengembangan Tanaman

    Cengkeh, pengembangan Tanaman Kenanga

    2.3.9. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dengan cara

    Pengendalian Hama Kwangwung pada Tanaman Kelapa secara

    Terpadu, Pengendalian Penggerek Batang Kakao.

  • 19

    2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD

    Dokumen Rencana Kerja pembangunan Daerah (RKPD) merupakan

    dokumen perencanaan daerah dengan periode 1 tahun, yang memuat daftar

    program dan Kegiatan seluruh OPD dengan prediksi Pagu Anggaran Indikatif yang

    bersumber dari APBD maupun APBN. RKPD disusun untuk menjabarkan RPJMD,

    menjadi pedoman penyusunan RENJA OPD serta menjadi acuan proses

    Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA). Sebelum ditetapkan menjadi

    dokumen RKPD, perlu dilakukan review terhadap rancangan awal tersebut untuk

    mengakomodir kebutuhan OPD yang belum tercantum dalam rancangan RKPD.

    Dalam Rancangan Awal RKPD terdapat 17 program yang tercantum

    dalam RENJA Dinas Pertanian dan Pangan yaitu :

    a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

    c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

    d. Program Perencanaan, Penganggaran, Pengendalian dan Pelaporan Capaian

    Kinerja dan Keuangan

    e. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan

    f. Program Peningkatan Mutu Produksi Tanaman Pangan

    g. Program Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura

    h. Program Peningkatan Mutu Produksi Tanaman Hortikultura

    i. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian

    j. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian

    k. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

    l. Program Peningkatan Mutu Produk Pangan

    m. Program Pengembangan SDM Pertanian

    n. Program pengembangan penyuluhan dan sarana prasarana penyuluhan

    pertanian

    o. Program pengembangan operasional Intensifikasi dan Sarana Produksi

  • 20

    p. Program pengembangan kewirausahaan dan agribisnis

    q. Program peningkatan SDM non aparatur kehutanan dan perkebunan

    r. Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku Pertanian

    s. Program Pembinaan Lingkungan Sosial Pertanian

    t. Program peningkatan produksi tanaman perkebunan

    Dengan tetap mengacu pada Visi dan Misi Kabupaten Blitar serta tugas pokok dan

    fungsi Dinas Pertanian dan Pangan maka pada tahun 2017 program dan kegiatan

    yang direncanakan berbeda dengan program dan kegiatan pada tahun 2016 dan

    2015. Hanya terdapat beberapa program / kegiatan yang namanya berbeda dan

    terdapat beberapa diantaranya yang mengalami penyederhanaan kegiatan. Serta

    karena adanya penggabungan OPD ke dalam Dinas Pertanian dan Pangan. Akan

    tetapi tujuan “Terwujudnya ketersediaan pangan melalui peningkatan produksi

    dan pemberdayaan petani yang mandiri, berdaya saing secara berkelanjutan”

    tetap menjadi prioritas utama dalam rencana pencapaian tujuan. Pada tahun 2017

    telah direncanakan program dengan 67 kegiatan dengan total alokasi anggaran

    belanja kegiatan sebesar Rp. 26.615.074.500,-. Dana tersebut kesemuanya

    berasal dari APBD II Pemerintah Kabupaten Blitar, APBN dan DAK.

    2.4. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

    Sesuai hasil musyawarah rencana pembangunan pertanian Kabupaten

    Blitar yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2017, secara keseluruhan

    masyarakat pertanian Kabupaten Blitar mengusulkan adanya ketersediaan

    sarana dan prasarana pertanian baik pokok maupun penunjang dalam

    pembangunan pertanian yang meliputi :

    1) Pengadaan/penyediaan handtracktor;

    2) Pengadaan/penyediaan mesin tanam padi

  • 21

    3) Pengadaan mesin pembuat pupuk organic (Uppo)

    4) Pengadaan/penyediaan mesin perontok;

    5) Pengadaan/penyediaan Cultivator

    6) Pembangunan jalan usaha tani;

    7) Bantuan benih padi;

    8) Bantuan benih jagung;

    9) Bantuan benih kedelai;

    10) Bantuan bibit cabe

    11) Bantuan bibit buah-buahan serta pelatihannya

    12) Pelatihan pasca panen

    13) Pelatihan budidaya jamur.

    14) Bantuan bibit kelapa, kakao, cengkeh

    15) Bantuan alat perkebunan

    Adapun kegiatan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar yaitu :

    Program Peningkatan Ketahanan PanganPeningkatan Ketersediaan Pangan Berbasis Umbi- umbianOptimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui Konsep Kawasan Rumah PanganLestari (KRPL)

    Pemantapan Kelembagaan Pangan Tingkat KabupatenPengembangan Desa Mandiri PanganPengembanan OlahanPangan di Lahan KeringMonitoring, Evaluasi dan PelaporanPengembangan UsahaPangan MasyarakatAnalisis Pola Konsumsi Pangan WilayahPeningkatan Pola Konsumsi Pangan B2SA

    Pengembangan Sistem Informasi Ketahanan PanganPeningkatan Pemantauan dan Pengawasan Mutu dan Keamanan PanganProgram Peningkatan Mutu produk PanganPenanganan Pasca Panen dan Pengolahan Bahan Pangan Lokal non BerasLomba Cipta Menu dan Olahan Pangan LokalPeningkatan Mutu dan Keamanan pangan

  • 22

    Publikasi dan Pameran Pembangunan Ketahanan Pangan

    Program Pelayanan Administrasi PerkantoranPenyediaan dan peningkatan administrasi perkantoranProgram Peningkatan Sarana Dan Prasarana AparaturPembangunan gedung kantorProgram peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

    Pendidikan dan pelatihan formalProgram Perencanaan, Penganggaran, Pengendalian, dan PelaporanCapaian Kinerja dan Keuangan

    Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPDPenyusunan perencanaan dan pelaporan kinerja dan keuanganPenyusunan data base pertanian

    Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan

    Pengembangan Budidaya Padi HibridaPendampingan Upaya Khusus Peningkatan Produktivitas Tananam PanganProgram Peningkatan Mutu Produksi Tanaman PanganPengembangan Bididaya Padi OrganikPengembangan Intensifikasi Jagung HibridaProgram Peningkatan Mutu Produksi Tanaman HortikulturaPengembangan Kualitas Tanaman Sayuran Melalui Sistem GAPObservasi Tanaman HortikulturaProgram Peningkatan Sarana dan Prasarana PertanianPengembangan Sumber Daya Air Pertanian

    Monitoring Evaluasi Kebijakan Subsisi PertanianPengembangan Sistem Informasi PasarMonitoring Evaluasi Hama dan Penyakit TanamanPendampingan Pembangunan Sarana Prasarana Pertanian (Pendamping DanaTugasPembantuan)Pendamping Kegiatan APPPeningkatan Produksi Pertanian (DAK SILPA)Program Peningkatan Penerapan Teknologi PertanianPengembangan Alat dan Mesin Pertanian(Hasil Musrenbang)Pengelolaan Laboratorium PertanianSistem Informasi Teknologi PertanianProgram Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi PertanianPromosi Atas Hasil Produksi PertanianBlitar Agro Festival

    Program PeningkatanProduksi PerkebunanPengembangan Tanaman KelapaPengendalian Hama Tanaman Perkebunan

    Intensifikasi Tanaman PerkebunanOperasional Pengelolaan Kebun DinasProgram Pengembangan Penyuluhan dan Sarana Prasarana PenyuluhanPertanianPenyebaran Informasi penyuluhan melalui media cetak dan elektronik

  • 23

    Dem inovasi Padi Sistem Jajar Legowo Super dan Bawang MerahProgram Pengembangan Operasional Intensifikasi dan sarana produksi

    SLPTT komoditas unggulan

    Program Pengembangan Kewirausahaan dan AgribisnisTemu Usaha PertanianProgram Peningkatan Kualitas Bahan Baku Sektor PenyuluhanPembinaan dan Fasilitasi Pembentukan dan/ Pengesahan Badan HukumKelompok PetaniTembakau Melalui Pelatihan-pelatihan Untuk Petani Tembakau (DBHCHT)Pembudidayaan Bahan Baku Berkadar Nikotin Rendah Melalui EksplorasiTembakau Lokal Rendah Nikotin

    Program Pengembangan SDM PertanianPenyusunan Program dan Programa PenyuluhPenilaian Penyuluh dan Petani Teladan Tingkat Kabupaten

    Pelatihan Pengolahan Pasca Panen Komoditas Unggulan

    Pelatihan Strategi Pemasaran Komoditas UnggulanPenas TaniPelatihan Penguatan Kelembagaan bagi Kelompok Waniata Tani (KWT)Pelatihan Pengolahan Hasil Pemanfaatan Pekarangan Bagi Kelompok WanitaTani (KWT)Pelatihan Tenaga Tanam Padi Dengan Sistem Jajar Legowo SuperPelatihan Intensifikasi Lahan Dengan Tanaman AlpukatPelatihan Analisa UsahaTaniProgram Peningkatan kapasitas SDM non aparatur kehutanan danperkebunan

    Pelatihan Petani Kehutanan dan Perkebunan (APP Kehutanan dan Perkebunan)

    Pembinaan Petani Hutan, Kebun Rakyat, dan Perkebunan Besar SwastaBimbingan Teknis Pengendalian OPT PerkebunanBimbingan Teknis Pengembangan Tanaman Perkebunan

    Program Peningkatan Pemasaran Hasil PerkebunanFasilitasi Promosi Produk Unggulan Kehutanan dan PerkebunanProgram Peningkatan Produksi Tanaman HortikulturaPengembangan BudidayaTanaman Buah-buahanPemberdayaan Penangkar Benih Tanaman Hortikultura

  • 24

    BAB IIITUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

    3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Propinsi3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional

    Penyusunan perencanaan SKPD di Kabupaten/Kota harus mengacu pada kebijakan

    Nasional maupun Propinsi, agar tidak menyimpang dari koridor pembangunan yang telah

    ditetapkan di tingkat Nasional maupun Propinsi. Berikut adalah hasil identifikasi kebijakan

    Nasional dan Propinsi yang berkaitan dengan pembangunan pertanian :

    No. Kebijakan Nasional / Propinsi Sumber Keterangan

    A. Nasional

    1 Kebijakan peningkatan ketahananpangan (padi, jagung, kedelai) yangberdampak bagi perekonomian.

    KebijakanPembangunanPertanianTahun 2017BiroPerencanaanKementrianPertanian RI

    2 Kebijakan pengembangan komoditaskedelai serta komoditas penyediabahan baku bio‐energi.

    3 Kebijakan peningkatan produksi tanamanpertanian melalui bantuan alsintan danpembangunan saluran irigasi tersierserta embung.

    4 Kebijakan pengembanganinfrastruktur (lahan, air, sarana danprasarana) dan agro‐industri di perdesaan,sebagai dasar /landasan pengembanganbio‐industri berkelanjutan.

    B. Propinsi1 Kebijakan peningkatan daya saing

    produk pertanian untukmenghadapi Masyarakat EkonomiAsean (MEA) 2018.

    BiroPerencanaanBAPPEDAPropinsi JawaTimur

    2 Kebijakan peningkatan produksitanaman pangan untukmewujudkan Jawa Timur sebagailumbung pangan Nasional dalam rangkaswasembada pangan

  • 25

    3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD

    Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar Tahun 2018 memiliki tujuan dan sasaran

    rencana kerja sebagai berikut:

    NO TujuanSasaran

    Uraian Indikator

    1

    2

    Peningkatan kualitaspelayanan administrasiperkantoran

    Meningkatkan produksi,produktivitas dan mutuproduk tanaman pangandan hortikultura yangmendukungketersediaandanketahanan pangan

    Meningkatnya kualitaspelayanan aparatur

    Meningkatnya produksidan produktivitastanaman pertanian

    Meningkatkanketersediaanakses pangan

    Meningkatnyapengetahuan danketerampilan petani danpenyuluh untukmeningkatkan produksitanaman pertanian

    Meningkatka nproduksi,produktivitasdan nilai tambahproduksi perkebunan

    Cakupan pelayananadministrasi perkantoran,Cakupan pelayanan saranaprasarana aparatur,prosentase peningkatankapasitas aparaturProsentase penyelesaiandokumen perencanaan,laporan kinerja dankeuangan tepat waktu,Prosentase penyelesaiandokumen perencanaan,laporan kinerja dankeuangan, Prosentasepenyelesaian dokumenperencanaan, laporankinerja dan keuangan tepatwaktu

    Prosentase peningkatanproduksi tanaman panganutama, Prosentasepeningkatan produksitanaman pangan utama,Prosentase budidayatanaman panganramahlingkungan,Prosentasepeningkatan luas panentanaman pertanian,Prosentase PeningkatanProduksi Tanaman,Prosentase pemakaianpupuk organik bersubsidi

    Nilai score pola panganharapan

    Prosentase kenaikan kelaskelompok tani, Prosentasepeningkatan angka kredityang dicapai penyuluh

  • 26

    Meningkatnya produksitanaman perkebunan

    Jumlah peningkatan nilaitambah komoditiperkebunan

    Prosentase peningkatanproduktivitas tanamanperkebunan (Tahunan danMusiman), Prosentasepeningkatan pertumbuhanareal tanaman perkebunan

    3.3 Program dan Kegiatan

    no Program Kegiatan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    Program PelayananAdministrasi Perkantoran

    Program PeningkatanSarana dan Prasarana

    Program PeningkatanKapasitas Sumber DayaAparatur

    Program Perencanaan,Pengangggaran danPengendalian Kinerja danKeuangan

    Program PeningkatanProduksi Tanaman Pangan

    Program Peningkatan MutuProduksi Tanaman Pangan

    Penyediaan dan Peningkatan AdministrasiPerkantoran

    Peningkatan Sarana dan PrasaranaAparaturPembangunan gedung kantorPengadaan tanah untuk bangunan gedung

    Pendidikan dan pelatihan formal

    Penyusunan Dokumen Perencanaan,Pengangggaran dan Pengendalian Kinerjadan KeuanganPenyusunan Pelaporan Kinerja danKeuanganPenyusunan Data Base Pertanian

    Pengembangan budidaya kacang-kacanganPengembangan budidaya ubi-ubianPendampingan upaya khususpeningkatan produktivitas tanamanpanganPengembangan budidaya tanamanserealia

    Pengembangan budidaya padi organik

  • 27

    7.

    8.

    9.

    10

    11.

    Program PeningkatanProduksi TanamanHortikultura

    Program Peningkatan MutuProduksi TanamanHortikultura

    Program PeningkatanSarana dan PrasaranaPertanian

    Program PeningkatanPenerapan TeknologiPertanian

    Program PeningkatanKetahanan Pangan

    Pengembangan intensifikasi jagunghibridaSertivikasi Mutu produksi tanamanpangan

    Pengembangan budidaya tanamansayuranPengembangan budidaya tanaman hiasPengembangan budidaya tanamanbuah-buahanPengembangan budidaya tanamansayuranPemberdayaan penangkar benihtanaman hortikulturaPendampingan upaya khususpeningkatan produktivitas tanamanhortikultura

    Pengembangan kualitas tanamanhortikulturamelalui sistem GAP

    Sertivikasi tanaman hortikultura

    Pengembangan prasarana irigasi pertanianPengembangan sumber daya air pertanianPengembangan Jalan Usaha TaniMonitoring Evaluasi Kebijakan SubsidiPertanianPengendalian dan Monitoring OPTPendampingan pembangunan saranaprasarana pertanian (Pendamping danatugas pembantuan)Pendampingan Kegiatan APPPromosi atas hasil produksipertanian,perkebunan dan ketahananpanganPengelolaan sub terminal agribisnis produkpertanian

    Pengembangan alat dan mesin pertanianPengelolaan Laboratorium Pertanian

    Kegiatan Peningkatan KetersediaanPangan Berbasis Umbi-umbianKegiaan Optimalisasi PemanfaatanPekaranganKegiatan Pemantapan Kelembagaan

  • 28

    12.

    13.

    14

    Program Peningkatan Mutuproduk Pangan

    Program PengembanganSDM Pertanian

    Program PeningkatanKualitas Bahan BakuPertanian

    Pangan Tingkat KabupatenPengembangan Desa Mandiri Pangan danpengembangan olahan pangan di LahanKeringKegiatan Pengembangan Usaha PanganMasyarakat

    Kegiatan Peningkatan Pola KonsumsiPangan B2SAKegiatan Pengembangan Sistem InformasiKetahanan Pangan

    Kegiatan Penanganan Pasca Panendan lomba cipta menu olahan panganlokalKegiatan Penigkatan Mutu danKeamanan Pangan

    Penilaian Penyuluh dan Petani TeladanTingkat KabupatenPenyusunan Program dan ProgramaPenyuluhanPeningkatan Kapasitas Tenaga PenyuluhPertanianPeningkatan Kapasitas Petani

    Monitoring dan Evaluasi Kinerja PenyuluhSLPTT Komoditas Pertanian

    Temu Usaha PertanianPemanfaatan Lahan BP3K sebagai BP3KModelForum KTNA, Munas P4S,Sarasehan danPenas TaniPenyebaran Informasi Penyuluhanmelalui Media Cetak dan ElektronikIdentifikasi Teknologi Spesifik LokalitaPelatihan Penguatan Kelembagaan danpengolahan hasil pemanfaatanpekarangan bagi Kelompok Wanita Tani(KWT)Blitar Agro Festival

    Pembinaan dan fasilitasi Pembentukandan/ Pengesahan Badan HukumKelompok Petani Tembakau melaluiPelatihan Pelatihan untuk PetaniTembakau (DBHCHT)Pembudidayaan Bahan Baku BerkadarNikotin Rendah melalui EksplorasiTembakau Lokal Rendah NikotinSLPTT tembakaudenfarm tembakau

  • 29

    15.

    16.

    17.

    Program PembinaanLingkungan SosialPertanian

    Program peningkatan mututanaman perkebunan

    Program PeningkatanProduksi TanamanPerkebunan

    Pelatihan Penerapan PHT padaPengendalian OPT TembakauPelatihan Pengolahan Pasca PanenTembakauPelatiahn Managemen PenguatanKelompok Petani TembakauPelatihan pembuatan pupuk organik danpestisida nabati

    Pembinaan dan pelatihan ketrampilankerja bagi tenaga kerja dan masyarakatmelalui pelatihan budidaya tanamanperkebunan tahunan

    Penyediaan teknologi dan mutu tanamanperkebunan

    Pengembangan Tanaman Perkebunantahunan

    Pengembangan Tanaman PerkebunanSemusimPengembangan Tanaman PerkebunanSemusimDiversifikasi Tanaman PerkebunanTahunanPeremajaan Tanaman PerkebunanRehabilitasi Tanaman PerkebunanTahunan

    Intensifikasi Tanaman perkebunantahunan

    Bimbingan teknis pengembangantanaman perkebunan

    Pengelolaan Kebun Dinas

    Pengembangan tanaman penyegar danbiofarmakaAPP PerkebunanPelatihan budidaya tanaman perkebunan

    Pembinaan petani kebun rakyat danperkebunan besar swasta

  • 30

  • 31

    BAB IVPENUTUP

    4.1 Catatan Penting yang perlu mendapat perhatianRencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2018 merupakan

    rangkuman kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai visi dan misi

    pembangunan pertanian dan pangan. Mengingat masalah pertanian dan pangan bersifat lintas

    sektor, maka semangat koordinasi, integrasi dan sinergitas akan tetap terjaga dan ditingkatkan

    baik antara instansi terkait dan lembaga non pemerintah. Apabila dalam perjalanan organisasi

    terjadi perubahan kebijaksanaan ataupun perubahan lingkungan strategis, maka akan dilakukan

    penyesuaian – penyesuaian dengan tetap memperhatikan visi, misi serta tugas pokok dan

    fungsi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar. Dari hasil evaluasi di tahun 2016, perlu

    diperhatikan tentang kegiatan yang pendanaannya berasal dari dana bagi hasil cukai dan hasil

    tembakau (DBHCHT). Sering adanya perubahan regulasi yang tertuang di dalam Peraturan

    Menteri Keuangan RI (PMK) yang membuat realisasi anggaran sering terhambat atau pada

    akhirnya kegiatan masuk menjadi kegiatan yang akan di PAK. Selain itu, ketersediaan kapasitas

    sumber daya aparatur perlu sekali ditingkatkan baik mutu dan jumlahnya. Kurangnya kapasitas

    sumber daya aparatur (keahlian dan keterampilan) sangat berpengaruh terhadap kelancaran

    pelaksanaan program/kegiatan yang akan dijalankan. Namun demikian apabila terjadi

    ketersediaan anggaran yang tidak sesuai dengan rencana kerja, maka program/kegiatan

    prioritas yang harus dilaksanakan harus ditentukan dan ditetapkan terlebih dahulu.

    4.2 Kaidah-kaidah Pelaksanaan

    Membangun terus kemitraan dengan semua stakeholder merupakan kunci keberhasilan

    pembangunan Petanaian, Pangan dan Perkebunan. Pembangunan pertanian dan pangan tidak

    dapat dilaksanakan oleh satu SKPD saja melainkan pembangunan yang dilaksanakan secara

    bersama-sama dan berkesinambungan/berkelanjutan. Pertanian dan pangan merupakan

    pembangunan bidang hilir dari proses produksi yang dilaksanakan oleh pertanian, perkebunan.

    Pertanian dan pangan merupakan bidang pembangunan yang dilaksanakan pasca produksi

    sampai dengan hasil produksi siap dikonsumsi.

    4.3 Rencana Tindak Lanjut

    Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2018 merupakan ringkasan

    program/kegiatan yang akan dilaksanakan dalam upaya mencapai visi dan misi pembangunan

    ketahanan pangan kabupaten blitar. Mengingat masalah pangan dan gizi bersifat lintas sektor,

    maka semangat koordinasi, integrasi dan sinergitas akan tetap terjaga dan ditingkatkan baik

    antara instansi terkait dan lembaga non pemerintah. Namun apa yang telah dilaksanakan masih

    terdapat beberapa kekurangan, sehingga masih diperlukan kerja dan usaha yang lebih keras

  • 32

    dalam mewujudkan kinerja yang lebih baik di masa mendatang, untuk itu tidak menutup

    kemungkinan adanya masukan dan saran dalam penyempurnaan kegiatan yang akan datang.

  • 33

    BAB – 5P E N U T U P

    Dengan tersusunnya Rencana Kerja SKPD ini diharapkan dapat menjadi

    pertimbangan bagi penentu kebijakan khususnya dalam pengalokasian

    anggaran yang ada untuk terlaksananya Program dan Kegiatan Pembangunan

    Pertanian dengan memperhatikan aspek kontribusi kegiatan sub bidang

    pertanian bagi perekonomian Kabupaten Blitar.

    Namun apa yang telah direncanakan dalam program dan kegiatan tahun

    2015 merupakan sebagian dari kegiatan yang dibutuhkan dalam rangka

    mewujudkan Visi dan Misi Dinas Pertanian khususnya dan Pembangunan

    Pertanian Kabupaten Blitar pada umumnya masih jauh dari apa yang diinginkan

    maka untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik dimasa yang akan datang tidak

    menutup kemungkinan masukan sumbang saran dalam penyempurnaan

    kegiatan – kegiatan yang akan datang.