direktori istilah populer (jamiat akadol & fathan)

Upload: munadi-fazil-munadi-fazil

Post on 06-Jul-2018

256 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    1/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    2/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populeri

    DirektoriIstilahPopulerFiqih Mu’âmalah Mâliyah,

    Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    3/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    ii

    Sanksi Pelanggaran Pasal 72Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

    1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau

    memperbanyak suatu ciptaan atau memberikan izin untuk itudipidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan/atau denda palingsedikit 1.000.000,- (satu juta), atau penjara paling lama 7 (tujuh)tahun/atau denda paling banyak 500.000.000,- (lima ratus juta).

    2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamer-kan, mengandakan hak cipta atau Hak Terkait sebagaimana di-maksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama5 (lima) tahun dan/atau dengan paling banyak Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah).

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    4/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populeriii

    Direktori

    IstilahPopulerFiqih Mu’âmalah Mâliyah,

    Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    5/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    6/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    7/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    vi

    lah syari’ah itu sendiri, ini dikarenakan pengembangan institusikeuangan berbasis syari’ah ini masih relatif baru, sehingga perlu

    sosialisasi gencar dari kalangan akademisi khususnya yang kon-sentrasi di bidang ilmu mu’âmalah mâliyyah maupun ekonomiIslam.

    Buku ini hadir di tengah minimnya informasi terhadap istilah-istilah terkait dengan kih mu’âmalah mâliyyah dan istilah-istilahproduk perbankan yang bercirikan syari’ah tersebut. Oleh sebabitu saya selaku Kepala Daerah Kabupaten Sambas, menyambut

    baik atas inisiatif saudara Jamiat Akadol, M.Si, MH dan saudaraFathan Mun’im, MA untuk penerbitan buku “Direktori Isti-lah Populer (Fiqih Mu’âmalah Mâliyyah, Ekonomi & LembagaKeuangan Syarî’ah)”. Semoga buku ini dapat menjadi peta petun-juk bagi para mahasiswa, akademisi, praktisi maupun konsumenperbankan Syarî’ah yang selama ini masih belum awware denganistilah-istilah terkait.

    Mudah-mudahan buku ini dapat menjadi pencerahan wa- wasan bagi para konsumen maupun stakeholders perbankanSyarî’ah khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Sambasdan Indonesia secara umum, sehingga nantinya diharapkan lem-baga keuangan, fakultas, jurusan maupun prodi ekonomi Islamdan lembaga keuangan syari’ah tidak hanya sekedar lembaga al-ternatif un sich, akan tetapi dapat menjadi the one solution, dan

    menjadi leader dalam memimpin sistem ekonomi di dunia global. AminSudah saatnya Kabupaten Sambas yang memiliki history-

    cal background Kerajaan Islam yang pernah mengukir sejarahagung di belahan Nusantara, turut mengambil posisi untuk basispengembangan pendidikan Islam yang konsen terhadap hukumbisnis, perbankan maupun lembaga nance berbasis syari’ah.

    Semoga karya ini dapat menjadi awal yang baik dalam memacu

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    8/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populervii

    semangat para mahasiswa, entrepreneur, dan para cendekiawanmuslim dalam menggali serta mengembangkan khazanah in-

    telektual Islam khususnya di bidang ekonomi yang syarat dengannilai keadilan yang saat ini menjadi harapan kita bersama.

    Sambas, Maret 2010Ir. H. Burhanuddin A Rasyid

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    9/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    viii

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    10/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populerix

    Prakata PenulisDrs. H. Jamiat Akadol, M.Si., MH

    Ucapan Tashbîh, tahmîd, takbîr dan Syukur kehadiratIlâhî Rabbî Allah SWT., atas izin dan rahmat-Nya jualah se-gala ihktiar dengan keterbatasan waktu dan tenaga ini da-pat hadir di tangan para pembaca yang budiman. Shalawâtserta salam mudah-mudahan senantiasa dicurahkan kehad-irat Nabi Muhammad SAW., beserta ahli keluarganya, parasahabat serta pengikut jejak risalahnya Dîn al-Islam hingga

    akhir zaman. Amin.Buku ini merupakan kumpulan dari berbagai tulisan dan

    referensi, baik dari para fuqahâ, ahli ekonomi Islam dan per-bankan syarî’ah tingkat nasional maupun internasional ditambah dengan penyederhanaan maupun penjelasan sing-kat dari penulis. Diakui maupun tidak, tulisan terkait denganistilah-istilah produk serta serba-serbi lembaga keuangan

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    11/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    x

    syarî’ah baik bank maupun non bank khususnya di Kabu-paten Sambas bisa dikatakan masih langka, mungkin hanya

    terakses pada kalangan tertentu saja. Maka wajar saja jikabanyak kalangan mahasiswa maupun masyarakat umumbelum banyak mengerti dengan istilah-istilah produk per-bankan syarî’ah maupun lembaga sejenis yang didominasidengan bahasa Arab. Buku sederhana ini berusaha untukmenjawab ketidak awwarness-an tersebut, dengan harapan

    semakin banyak umat yang mengerti dengan istilah-istilahqh mu’âmalah, perbankan, maupun ekonomi syarî’ahakan berkorelasi signikan dengan pertumbuhan lembaga

    pendidikan dan lembaga keuangan yang berbasis syarî’ahkhususnya di Kabupaten Sambas.

    Saya bersama saudara Fathan Mun’im, MA bersinergimelakukan inisiatif sederhana ini, semoga apa yang kami

    lakukan ini bermanfaat buat semua pihak khususnya bagimahasiswa yang terkait langsung dengan bidang keilmu-

     wan ini, maupun masyarakat umum yang tertarik dan in-gin mengetahui secara lebih komprehensif terkait denganistilah-istilah Arab yang menjadi ciri khas bagi produk per-bankan, asuransi, pasar modal serta lembaga keuangan nonbank yang berbasis Syarî’ah. Semoga ikhtiar kecil ini dapatmenjadi modal dasar bagi para stakeholders untuk dapatmengakselerasikan pemahaman serta mewujudkan sistemkeuangan alternative berbasis syarî’ah di Kabupaten Sam-bas.

    Drs. H. Jamiat Akadol, M.Si., MH

    Penulis 

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    12/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populerxi

    Segala puja dan puji hanya bagi Allah SWT., yang begitutinggi dalam ke-Esaan-Nya, dan yang begitu dekat dalamkesendirian-Nya. Maha Agung dalam kekuasaan-Nya danMaha besar dalam kekokohan-Nya. Shalawat dan salammudah-mudahan senantiasa dicurahkan kehadirat Nabi Mu-hammad SAW, beserta ahli keluarganya, para sahabat sertapengikut jejak risalahnya Dîn al-Islam hingga ahkir zaman.

     Amin. Alhamdulillâh, berkat rahmat dan karunia Allah SWT.,

    penulis dapat menyelesaikan buku kecil dan sederhana ini,penulis beri tema “Direktori Istilah Populer.

    Direktori Istilah ini merupakan ijtihad penulis gunamembumikan istilah-istilah populer Ekonomi Islam terkaitdengan institusi keuangan syarî’ah, akad dan produk-

    Prakata PenulisFathan Mun’im bin H. Walid, MA

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    13/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    14/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populerxiii

    telah banyak membimbing penulis secara spiritual. Jazâku-mullah khairan kasîran. Terima kasih kepada Semua rekan-

    rekan dosen, mahasiswa seluruh civitas akademika STAINPontianak, STIT Sultan Muhammad Syauddin Sambas,Bupati Sambas, Mul’am Husairi ketua Yayasan Pesisir danpihak-pihak yang membantu secara moril maupun materildalam penerbitan buku sederhana ini, semoga bermanfaatbagi ummat. Amin

    Semoga buku ini dapat mengeleminir kurang awwarnes-nya masyarakat muslim, khususnya mahasiswa Perguruan Tinggi Islam dalam memahami istilah-istilah mu’âmalahmâliyyah semoga dapat menjadi pemicu andrenalin umatuntuk lebih peduli dan bermujâhadah dalam memberikankontribusi pembangunan ekonomi khususnya yang berbasissyarî’ah. Amin.

     Jazâkumullah khairan katsira.

    Fathan Mun’im bin H. Walid, MA Penulis 

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    15/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    xiv

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    16/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    17/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    xvi

    Direktori Istilah Populer

    Daftar Pustaka ___ 191

    N  ___ 127 O  ___ 131P  ___ 135 Q  ___ 145 R  ___ 147 S  ___ 155 

    T  ___ 169 U  ___ 173 V  ___ 175 W  ___ 177  Y  ___ 187 Z  ___ 189 

     A  ___ 1B  ___ 13C  ___ 29 D  ___ 33E  ___ 37 F  ___ 61G  ___ 65 

    H  ___ 67 I  ___ 71

     J  ___ 85 K  ___ 89 L  ___ 109 M  ___ 113

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    18/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populerxvii

    Panduan Transliterasi Arab

    Konsonan•A  خ KH  ش SY  غ GH  ن N

     

    ب

     

    د

     

     

    SHف

     

     

    W ت  T  ذ DZ  ض DH  ق Q H

     ث  S  ر R  ط TH  ك K ’

     

    ج

      J  ز Z  ظ ZH  ل L  ي Y

       ح H  س S  ع ‘  م M

    CatatanHamzah  ( 

     

     )  yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda

    apapun, sedangkan jika terletak di tengah atau akhir kata ditulis dengan tanda:(‘). Adapun alif  (   ) selalu ditulis menurut vokalnya, kecuali alif dengan maddah(panjang) dan alif maqshûrah ditulis (â). Ta marbûthah ( 

    ة

     ) ditulis dengan (h).

    Kata Sandang•1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah

    ditransliterasikan tetap menggunakan huruf yang

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    19/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    xviii

    mengikuti kata sandang itu. Misalnya: ditulisar-Rajulu; ditulis as-Sayyidatu, dan sebagainya.

    2. Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah ditranslit-erasikan sesuai dengan bunyinya. Misal: ditulisal-qalamu; ditulis al-jalâlu, dan sebagainya.

     Vokal dan Diftong• Vokal atau bunyi (a), (i) dan (u) ditulis dengan ke-

    tentuan sebagai berikut:  Pendek Panjang Fathah = a âKasrah = i îDammah = u û

    Diftong yang sering dijumpai dalam transliterasi ialah :

      = au = ai

    Syaddah•Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab di-

    lambangkan dengan sebuah tanda syaddah atau tasydid( ), dalam transliterasinya dilambangkan dengan huruf,

    yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tandasyaddah itu atau mendobelkan konsonan yang bersang-kutan. Misalnya: ditulis rabbanâ; ditulis naz-zala; dan sebagainya.

    Catatan:Khusus lafal  , artikel tidak ditulis al, tetapi tetap ditulis Allah dan jikadikaitkan dengan nama seseorang maka penulisannya disambungkan, misalnya:

    ditulis ‘Abdullâh, ditulis sabîlillâh, dan sebagainya.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    20/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populerxix

    1. Teknis Penulisan Kamus:Kamus ini disusun berdasarkan abjad latin dari huruf A –Z.

    2. Metode Penyusunan Kamus Dalam penyusunan kamusini digunakan metode, sebagai berikut:• Kontens kamus ini berkaitan dengan istilah-istilah

    qih Mu’âmalah mâliyyah, perbankan, asuransi dan

    ekonomi Islam secara umum.• Dalam penyusunan kamus ini juga memper tim-

    bangkan kata-kata yang dianggap populer, sepertimudhârabah, musyârakah, murâbahah , dll, tetapimemberikan pengertian yang lebih utuh diband-ingkan dengan pengertian yang umum.

    • Penulisan kamus ini didasarkan pada kaedah bahasa

    Panduan Penggunaan Kamus

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    21/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    xx

    Indonesia dan Arab yang ditransliterasikan agar se-suai dengan makhârij dan kaidah pengucapan bahasa

     Arab agar tidak terjadi kesalahan bagi orang awam• Rujukan utama dalam penulisan kamus ini bersum-

    ber dari buku Himpunan Fatwa DSN-MUI danHimpunan Ketentuan Perbankan Syarî’ah Indone-sia BI, dalam menjelaskan masalah yang berkiatandengan perbankan Syarî’ah. Sedang dari aspek

    ekonomi Syarî’ah secara umum diambilkan dari bu-ku-buku qih muamalah dan kamus ekonomi terbi-tan PKES

    • Pada kata-kata yang mempunyai sinonim, akan

    dimunculkan kembali pada penjelasan artinya, sep-erti kata; mudhârabah, muqâradhah, qirâdh , agarjangan timbul kerancuan dalam memahami kata

    tersebut.3. Petunjuk Penggunaan Kamus

    Kamus disusun berdasarkan abjad latin, pencarianistilah dapat dilakukan dengan mengikuti urutan abjadlatin.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    22/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer1

    ’AMALIYAH ’ÂJILAH Transaksi berjangka (forward); kontrak jual beli valuta asing yang diikuti pergerakan dana yang di-lakukan pada tempat, jangka waktu, dan jumlah ter-tentu dengan kurs pada akhir kontrak.

    ’AMALIYAH TIJÂRIYYAH Transaksi : perjanjian antara dua pihak atau lebihyang menimbulkan hak dan kewajiban misalnya jual-beli, dan sewa-menyewa.

    DirektoriIstilahPopulerFIQIH MU’ÂMALAH MÂLIYAH, EKONOMI& LEMBAGA KEUANGAN SYARÎ’AH  A

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    23/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    24/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer3

    lain ialah promes dan surat aksep; alat kredit yangmerupakan perintah bayar, antara lain cek, wesel,

    dan L/C. 

     ADÂT AL-MÂLIYAH AL-ISLÂMIYAHInstrumen moneter syarî’ah (Islamic Monetary In-struments). Instrument syarî’ah yang digunakan un-tuk mempengaruhi perilaku investasi para pemilik

    modal atau lembaga keuangan. Misalnya; sukuk atauSurat Utang Negara (SUN) Syarî’ah. 

     ADÂT AS-SAHMInstrumen saham; salah satu dari produk keuanganyang merupakan bukti kepemilikan suatu entitas. 

     ADÂT AT-TAMWÎLInstrumen keuangan; produk keuangan yang beradapada sisi pasiva sebuah entitas seperti surat hutang(promes, obligasi, saham).

     AGUNAN Adalah jaminan tambahan, baik berupa benda berg-erak maupun benda tidak bergerak yang diserahkanoleh pemilik Agunan kepada Bank Syarî’ah dan/atauUUS, guna menjamin pelunasan kewajiban NasabahPenerima Fasilitas. 

    ‘AIDUN

    Pendapatan: penerimaan dana sebagai hasil dari

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    25/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    4

    suatu investasi. 

     AJAZ AL-MUWÂZANAHDesit anggaran (Budget Decit); Pengeluaran pe-merintah yang lebih besar dibandingkan denganpenerimaan dalam satu tahun skal.

     ÂJIR

    Employee/buruh, orang yang bekerja untuk menda-patkan upah. 

     AKADPertalian ijab dan qabul dalam suatu perjanjian yangsesuai dengan prinsipsyarî’ah. Akad jika dilihat dari segi hukum dan sifatnya

    secara syar’i berdasar pada dipenuhinya rukun dansyaratnya. Dalam defenisi perbankan syarî’ah Akadadalah kesepakatan tertulis antara Bank Syarî’ah atauUUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dankewajiban bagi masing-masing pihak sesuai denganPrinsip Syarî’ah.

     AKAD TABARRU’Semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuankebajikan dan tolong menolong, bukan untuk tujuankomersial dan kemaksiatan. Termasuk dalam akad

     Tabarru’ adalah Qard al-Hasan, hibah, infâq dan waqf.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    26/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer5

     AKAD TIJÂRAH Akad perdagangan; mempertukarkan barang da-

    gangan dengan mata uang menurut cara yang di-tentukan, yaitu mempertukarkan harta dengan hartamenurut cara yang telah ditentukan dan bermanfaatserta dibolehkan oleh syarak. Semua bentuk akadyang dilakukan untuk tujuan komersial, yaitu akadyang ditujukan untuk memperoleh keuntungan.

     Termasuk dalam akad tijârah. adalah (i) akad yangmengacu pada konsep bagi hasil, diantaranya mud-hârabah dan musyârakah; (ii) akad yang mengacupada konsep jual-beli, diantaranya ba’i bi saman’âjil, murâbahah, salam dan istishnâ’; (iii) akad yangmengacu pada konsep sewa, diantaranya ijârahDan ijârah muntahiya bi at-tamlik ; (iv) akad yang

    mengacu pada konsep titipan, diantaranya wadî’ahyad al-amânah dan wadi’ah yad dhamânah.

     AKHLÂQNorma dalam berperilaku dan berbudi pekerti ses-uai dengan syarî’ah

     AKTA KESEPAKATANDokumen tertulis yang memuat kesepakatan yangbersifat nal dan mengikat bagi nasabah dan bank

    syarî’ah.

     AKTIVA 

    Suatu item atau milik yang dipunyai oleh peroran-

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    27/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    6

    gan atau perusahaan yang mempunyai nilai uang (al-Mâl).

     AKTIVA PRODUKTIFPenanaman dana Bank syarî’ah baik dalam rupiahmaupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piu-tang, qardh, surat berharga syarî’ah, penempatan,penyertaan modal, penyertaan modal sementara,

    komitmen dan kontijensi pada transaksi rekeningadministratif serta sertikat wadî’ah Bank Indone-sia.

     AKTIVA SANGAT LANCAR  Aktiva dalam bentuk tunai (cash); (very liquid as-set).

     AKTUARISSeseorang yang mempunyai keahlian dalam menghi-tung risiko dan preminium asuransi (actuary).

     AKUNTAN PUBLIK  Akuntan yang memiliki izin usaha untuk melakukankegiatan pemberian jasa audit yang dikeluarkan olehmenteri keuangan.

     AL’ADL WA AL-IHSÂNKeseimbangan atau ekuilibrium, yaitu mencakup ke-seimbangan dan keharmonisan dalam semua ciptaan

     Allah, keseimbangan dalam tata sosial.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    28/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer7

     AL’URF Adat kebiasaan yang telah berlaku merata pada suatu

    masyarakat,karenanya umum berlaku di masyarakat.

     AL-HÂJÂT ADH-DHARÛRIYYÂTKeadaan dimana suatu kebutuhan wajib dipenuhidengan segera, jika diabaikan maka akan menimbul-kan risiko yang membahayakan eksistensi manusia.

    Dharûriyyât menunjukkan kebutuhan tingkat dasar(essential needs) atau kebutuhan primer.

     AL-HÂJÂT AL- HÂJIYYÂTKeadaan dimana suatu kebutuhan jika dipenuhi akanmeningkatkan efesiensi, efektivitas dan nilai tambah(added value) bagi aktivitas manusia.jika kebutuhan

    ini tidak dipenuhi maka tidak akan membahayakaneksistensi manusia, namun hanya mengurangi kuali-tas eksistensi tersebut. Hâjiyyât menunjukkan ting-kat kebutuhan pelengkap/penunjang (complemen-taries need) atau kebutuhan sekunder.

     AL-HÂJÂT AT-TAHSÎNIYYÂHKeadaan dimana suatu kebutuhan jika dipenuhi akanmeningkatkan kepuasan atau kenikmatan, meskipunmungkin menambah efesiensi, efektivitas dan nilaitambah bagi aktitas manusia. Tahsîniyyâh menun-jukkan tingkat kebutuhan kemewahan (ameliorato-ries need) atau tersier.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    29/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    8

     AL-IKTINÂZ Yaitu prinsip menahan uang atau dana membiar-

    kannya menganggur (idle) dan tidak berputar dalamtransaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum.

     AL-MILKIYYAHKonsep kepemilikan dalam Islam. Pemilik mutlaksegala sesuatu adalah Allah SWT, sementara manusia

    menjalankan perintah-Nya. Secara umum kepemili-kan ini dapat diklasikasikan menjadi (1) hak milikindividu, (2) hak milik publik dan, (3) hak milik neg-ara.

     Al-WAJH AL-MA’RÛFMenjual barang dengan cara yang normal tanpa

    menggunakan cara-cara yang tidak adil. Istilah iniberasal dari Ibnu Taimiyah untuk menggambarkanpraktek bisnis yang Islamiy.

     AMALUsaha; pekerjaan yang diharapkan mendapatkan ke-untungan ekonomi yang dilakukan oleh ’âmil ataumudhârib.

     AMAL USAHA (BUSINESS)Pekerjaan dan investasi; setiap usaha yang dilaku-kan oleh pihak mudhârib atau ‘âmil (pekerja) dalamtransaksi yang menggunakan akad mudhârabah dan

    transaksi bagi hasil lainnya.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    30/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer9

     ANTA RÂDHIN MINKUM / MUTUALGOODWILL

    Penghargaan ajaran Islam terhadap mekanisme pasarberangkat dari ketentuan Allah bahwa perniagaanharus dilakukan secara baik dengan rasa suka samasuka atau sukarela.

     ARKÂNUL IMAN

    Rukun iman, yaitu kepercayaan utama dalam Is-lam yang meliputi (1). kepercayaan kepada Allahyang maha esa, (2) Malaikat, (3) Nabi dan Rasul, (4)

     Wahyu Allah dan Kita-Kitab-Nya (5) hari kiamatdan kehidupan akhirat, dan (6) Qadla dan Qadar Al-lah SWT.

     ARKÂNUL ISLAMRukun Islam, amalan wajib utama dalam Islam yangmeliputi (1) Syahâdatain, (2) shalat, (3) zakat, (4)puasa, dan (5) haji. 

     ASET TETAP Aset yang dipakai jangka panjang, seperti bangunandan mesin (xxed asset).

     ÂSHILSatu pihak dalam akad kafâlah yang pada dasarnyamempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan ke-

    pada seseorang atau pihak, namun kemudian kewa-

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    31/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    10

    jibannya itu ditanggung oleh pihak lain; ia disebutjuga dengan makfûl ’anhu.

     ASURANSI SYARÎ’AH Adalah asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsipsyarî’ah. Menurut fatwa Dewan Syarî’ah Nasional(DSN) No.21/DSN-MUI/III/2002 tentang asur-ansi syarî’ah. Yaitu usaha untuk saling melindungi

    dan tolong yang menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atautabarru’ yang memberikan pola pengembalian untukmenghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan)yang sesuai dengan syarî’ah.

     AS-SUNNAH

    Cara, adat istiadat, dan kebiasaan hidup (custom,habit of life) yang mengacu kepada perilaku Rasû-lullâh saw., yang dijadikan teladan kehidupan seorangMuslim. As Sunnah ini merujuk kepada perkataan(qaul), perbuatan (’il) dan pengakuan atau persetu-juan Rasûlullâh saw., terhadap perkataan atau per-buatan orang lain (taqrîr). Sementara Hadis adalahberita (al-khabar) atau perkataan suatu As-Sunnah,sehingga ia merupakan bagian dari As-Sunnah. Da-lam prakteknya kata As-Sunnah dan Hadîs seringkalidigunakan secara bergantian dan tidak dibedakan,karena memang keduanya bermuara pada perilakuRasûlullâh saw.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    32/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer11

     AT-TA’MÎNMerupakan salah satu kata sinonim asuransi dalambahasa Arab. Secara harah, at-ta’mîn berasal darikata amana yang berarti thuma’ninatun nafsi wazawâlul khauf, ketenangan jiwa dan tanpa ada rasacemas. asuransi (Ar: at-Ta’min) adalah transaksiperjanjian antara dua pihak; pihak yang satu berke-

     wajiban membayar iuran dan pihak yang lain berke-

     wajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepadapembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpapihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat.Sedangkan pengertian Asuransi syarî’ah atau yanglebih dikenal dengan ta’mîn, takâful, atau tadhâmunadalah usaha saling melindungi dan tolong meno-long di antara sejumlah orang/pihak melalui inven-

    tasi dalam bentuk aset dan atau tabarru memberikanpola pengembalian untuk menghadapi resiko ter-tentu melalui akad yang sesuai dengan syarî’ah. Daridenisi asuransi syarî’ah di atas jelas bahwa pertama,

    asuransi syarî’ah berbeda dengan asuransi konven-sional. Pada asuransi syarî’ah setiap peserta sejakawal bermaksud saling menolong dan melindungisatu dengan yang lain dengan menyisihkan dananyasebagai iuran kebajikan yang disebut tabarru. Jadisistem ini tidak menggunakan pengalihan resiko (risktransfer) di mana tertanggung harus membayar pre-mi, tetapi lebih merupakan pembagian resiko (risksharing) di mana para peserta saling menanggung.

    Kedua, akad yang digunakan dalam asuransi syarî’ah

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    33/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    12

    harus selaras dengan hukum Islam (syarî’ah), artinyaakad yang dilakukan harus terhindar dari riba, gha-

    rar (ketidak jelasan dana), dan maisîr (gambling), disamping itu investasi dana harus pada obyek yanghalâlan thoyyiban.

     AT-TA’ÂWUNyaitu prinsip saling membantu dan bekerja sama di

    antara anggota masyarakat untuk kebaikan. Prinsipini dinukil dari Al-Qur’ân surat al-Maidah ayat : 2“…Dan tolong menologlah kamu dalam mengerjakan keba- 

     jikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuatdosa dan pelanggaran…“.

     AYAT KAUNIYYAH Tanda-tanda kebenaran Allah yang disampaikanmelalui alam semesta ciptaan-Nya. Metode ilmiahpada dasarnya adalah upaya untuk menyingkap ra-hasia ayat kauniyyah ini.

     AYAT QAULIYYAH Tanda-tanda kebenaran Allah yang disampaikanmelalui rman-Nya, yaitu melalui Al-Qur’ân dan

    kemudian diperjelas dalam Hadîs. Ilmu Ushûl padadasarnya adalah upaya untuk menyingkap rahasiaayat Qauliyyah. 

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    34/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer13

    BAI’ Jual beli; transaksi yang mengharuskan adanya pen-jual (Al-Bâi’), pembeli (al-musytarî), barang (al-ma-

    bi’) dan harga (saman).BA I’ AL WAF 

     Jual beli yang dilangsungkan dua pihak yang diba-rengi dengan syarat bahwa barang yang dijual itudapat dibeli kembali oleh penjual, apabila tenggang

     waktu yang ditentukan telah tiba.

    DirektoriIstilahPopulerFIQIH MU’ÂMALAH MÂLIYAH, EKONOMI& LEMBAGA KEUANGAN SYARÎ’AH B

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    35/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    14

    BA I’ AL-‘URBUN Jual beli yang bentuknya dilakukan melalui perjan-

    jian, pembeli membeli sebuah barang dan uangnyaseharga barang diserahkan kepada penjual, dengansyarat apabila pembeli tertarik dan setuju, maka jualbeli sah. Tetapi jika pembeli tidak setuju dan barangdikembalikan, maka uang yang telah diberikan padapenjual, menjadi hibah bagi penjual, dan ini ter-

    masuk jual beli yang dilarang.BA I’ AL-SHARF

     Jual beli mata uang denga mata uang lainnya, ter-masuk emas dengan emas (money changer).

    BA I’ BI SAMAN ’ÂJIL

     Jual beli dengan pembayaran tangguh.

    BA’I AL-MA’DÛMMelakukan penjualan atas barang yang belumdimiliki (short selling).

    BAI’ AD-DAYN Akad penyediaan pembiayaan untuk jual-beli barangdengan menerbitkan surat utang dagang atau suratberharga lain berdasarkan harga yang telah disepak-ati terlebih dahulu. Pembiayaan ini bersifat jangkapendek (kurang dari satu tahun) dan hanya mencak-up surat-surat berharga yang memiliki nilai rating

    investasi yang baik. Rukun Bai’ ad-Dayn: * Penjual

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    36/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer15

    (Bâi’) * Pembeli (Musytarî) * Obyek/barang (Mabi`)* Harga (Saman) * Ijâb qâbûl (Sighat) Landasan

    syarî’ah Bai ‘ad-Dayn: “Dan Allah telah menghalal-kan jual beli dan mengharamkan riba”  (QS. 02; 275).

    BAI’ AL-BÂTHIL Jual beli yang batal; yaitu apabila salah satu atau selu-ruh rukunnya tidak terpenuhi, atau jual beli itu pada

    dasar dan sifatnya tidak disyariatkan, seperti jual beliyang dilakukan anak-anak, orang gila atau barang-barang yang diharamkan syara’, seperti bangkai,darah, babi dan khamr.

    BAI’ AL-FUDHUL Jual beli yang memberikan mandat kekuasaan kepa-

    da orang lain untuk melakukan transaksinya.

    BAI’ AL-GHARAR  Jual beli yang mengandung tipuan; seperti jual belibenda yang tidak mungkin bisa diserahkan, jual ikanyang masih di kolam, jual buah yang masih dipohondan belum matang, jual beli dengan melempar batu(Bai’ Al-Hashâh), dan sebagainya.

    BAI’ AN-NAJASYjual beli dimana penjual bersikap curang, misalnyamengurangi takaran berat atau mutu. an-Najasy inijuga mencakup pengertian kolusi, jadi antar penjual

    satu dan yang lainnya melakukan kerjasama atau

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    37/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    16

    kartel untuk menipu konsumen atau kartel untukmenipu konsumen. Selain itu, dalam transaksi ini

    si penjual akan menyuruh orang lain untuk memujibarangnya (agar orang lain tertarik untuk membeli)atau menawar dengan harga tinggi (agar orang lainjuga membeli dengan harga tinggi).

    BAI’ ASH-SHAHÎH

     Jual beli yang memenuhi rukun dan syarat.

    BAI’ ISTISHNÂ’Kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat ba-rang, menurut spesikasi yang telah disepakati dan

    menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihakbersepakat atas harga serta sistem pembayarannya,

    apakah pembayaran dilakukan dimuka, melalui cici-lan, atau ditangguhkan sampai suatu waktu padamasa yang akan datang.

    BAI’ MU’ATHTHAH Jual beli tanpa ijâb qâbûl yang diucapkan.

    BAI’ MURÂBAHAH Jual-beli yang pada harga asal dengan tambahan ke-untungan yang disepakati. Dalam Bai’ Murâbahah,penjual harus memberitahu harga produk yang iabeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan se-bagai tambahannya.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    38/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer17

    BAI’ SALÂM Jual beli barang yang diserahkan dikemudian hari se-

    mentara pembayarannya dilakukan di muka.

    BAIT AL- MÂLPada zaman Nabi Muhammad SAW., Bait al-Mâl ber-fungsi sebagai perbendaharaan negara. Yaitu Lem-baga negara yang mengelola penerimaan dan penge-

    luaran negara yang bersumber dari zakat, kharaj,jizyah, fa’i, ghanîmah, kaffarât, wakaf dan lain-laindan disalurkan Untuk kepentingan umat.

    BAIT AL-ISHDÂR Lembaga yang menerbitkan efek di pasar saham.

    BANK MARKAZÎY Bank Central (central bank).

    BANK AT-TAMWÎL ASY-SYA’BI AL-ISLÂMÎY Bank Perkreditan Rakyat Syarî’ah (BPRS). Bankyang melakukan kegiatan usaha secara konvensionalatau berdasarkan Prinsip Syarî’ah yang dalam kegia-tannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pem-bayaran.

    BANK KONVENSIONALBadan usaha yang menghimpun dana dari masyarakatdalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepa-

    da masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    39/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    18

    bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarafhidup rakyat banyak. Bank konvensional lebih dike-

    nal dengan bank umum sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992tentang Perbankan sebagaimana telah diubah de-ngan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yangmelakukan kegiatan usaha secara konvensional.

    BANK KUSTODIANPihak yang kegiatan usahanya adalah memberi-kan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitandengan efek serta jasa lain, termasuk menerimadeviden, dan hak-hak lain, menyelesaikan tran-saksi efek, dan mewakili pemegang rekening yangmenjadi nasabahnya.

    BANK MUAMALAT INDONESIA  Adalah bank umum pertama di Indonesia yang men-erapkan prinsip Syarî’ah Islam dalam menjalankanoperasionalnya. Didirikan pada tahun 1991, yangdiprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) danPemerintah Indonesia. Mulai beroperasi pada tahun1992, yang didukung oleh cendekiawan Muslim danpengusaha, serta masyarakat luas. Pada tahun 1994,telah menjadi bank devisa. Produk pendanaan yangada menggunakan prinsip Wadî’ah (titipan) danMudharabah (bagi-hasil). Sedangkan penanamandananya menggunakan prinsip jual beli, bagi-hasil

    dan sewa. Pembentukan Ide mendirikan Bank Mua-

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    40/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer19

    malat Indonesia (BMI) tercetus dalam sebuah loka-karya MUI bertema “Masalah Bunga Bank dan Per-

    bankan” yang diadakan pada pertengahan Agustus1990 di Cisarua, Bogor. Peserta lokakarya sepakatmenugaskan Komite Pengembangan Ekonomi umatmembentuk sebuah bank yang kegiatannya berpedo-man pada Syarî’ah Islam. keputusan ini dikukuhkandalam Munas MUI akhir Agustus 1990 di Jakarta.

     Tim yang terbentuk, yang kemudian dikenal sebagai Tim Perbankan MUI, diketuai Dr. H.M. Amin AzizBank Islam yang terbentuk disepakati bernama BankMuamalat Indonesia (BMI). “Mu’âmalah” dalam is-tilah kih berarti hukum yang mengatur hubungan

    antar manusia. Nama alternatif lain yang munculpada masa pembentukan itu adalah Bank Syariat Is-

    lam. Namun mengingat pengalaman pemakaian kata‘syariat islam’ pada Piagam Jakarta, akhirnya namaitu tidak dipilih. Nama lain yang diusulkan adalahBank Muamalat Islam Indonesia. Presiden Soehartokemudian menyetujui nama terkahir dengan meng-hilangkan kata “Islam”.

    BANK PELAPOR Kantor Bank yang meliputi kantor pusat Bankyang melakukan kegiatan operasional, Kantor Ca-bang Bank yang berbadan hukum Indonesia baikyang beroperasi di Indonesia maupun di luar In-donesia, Unit Syarî’ah, serta Kantor Cabang Bank

     Asing dan Kantor Cabang Pembantu.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    41/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    20

    BANK SENTRALMenurut UU No. 11 Tahun 1953 tentang Undang-

    undang Pokok Bank Indonesia, yang kemudiandigantikan oleh Undang-undang No. 13 Tahun1968 tentang Bank Sentral. Dalam Undang-undangtersebut, Bank Sentral adalah Bank Indonesia,dimiliki oleh Negara, dan merupakan badan hu-kum.

    BANK SYARÎ’AH/ BANK ISLAM / ISLAMICBANK (iB)

    Bank umum sebagaimana dimaksud dalam Un-dang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Per-bankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang melakukan

    kegiatan usaha berdasarkan syarî’ah. Usaha pem-bentukan sistem ini didasari oleh larangan dalamagama islam untuk memungut maupun meminjamdengan bunga atau yang disebut dengan riba sertalarangan investasi untuk usaha-usaha yang dikatego-rikan haram (contoh: usaha yang berkaitan denganproduksi makanan/minuman haram, usaha mediayang tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dija-min oleh sistem perbankan konvensional.

    BANK TIJÂRÎY Bank Komersial (Commercial Bank).

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    42/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer21

    BANK TIJÂRIY ‘ÂM ISLAMIY Bank umum syarî’ah. Bank Umum yang secara penuh

    beroperasi berdasarkan prinsip syarî’ah (Syarî’ahComplience).

    BANKING BOOK Semua elemen/posisi lainnya yang dinilai dariharga perolehan dan ditujukan untuk investasi

    atau dicairkan pada saat jatuh tempo (held to ma-turity).

    BARÂKAHManfaat yang terus bertambah. Dalam Hadis Nabiriwayat Ibnu Majah dari Shâlih bin Shuhaib, “ada tiga

     perkara yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli

    dengan harga tangguh (Bâi’ Bi Saman ’Âjil, Muqâradhah,mudhârabah), dan mencampur gandum dengan tepung un- tuk keperluan rumah, bukan untuk dijual” .

    BÂTHILBatal, tidak sesuai dengan syarî’ah Islam (illegal);transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangansyarî’ah akan menjadi bâthil (batal) jika syarat danrukunnya tidak terpenuhi serta bertentangan dengansyarî’ah Islam.

    BIAYA OPERASIONALBiaya yang berkaitan langsung dengan fasilitas penge-

    lolaan rekening nasabah misalnya biaya kartu ATM,

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    43/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    22

    cetak buku/cek/bilyet giro, cetak laporan transaksidan saldo rekening, pembukaan dan penutupan re-

    kening.

    BIDHÂ’AHSetiap produk ekonomi yang nyata baik secara lang-sung atau tidak langsung memberikan kontribusidalam pemenuhan kepuasan dari kebutuhan-kebu-

    tuhan manusia.

    BITHÂQAH AL-I’TIMANKartu kredit (credit card).

    BITHÂQAH AL-MADINKartu debit (debit card).

    BMT (BAIT AL-MÂL WA AT-TAMWÎL)Lembaga keuangan non pemerintah yang berfungsimenerima dan menyalurkan dana umat

    BPR (BANK PERKREDITAN RAKYAT) Adalah Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana di-maksud dalam pasal 1 angka 4 undang-undang No-mor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimanatelah diubah dengan undang-undang Nomor 10 ta-hun 1998, yang melaksanakan kegiatan usaha secarakonvensional.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    44/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer23

    BPRS (BANK PERKREDITAN RAKYATSYARÎ’AH)

     Adalah Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana di-maksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang-UndangNomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaima-na telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10

     Tahun 1998 yang melaksanakan usaha berdasarkanprinsip syarî’ah.

    BUNGA BANK DALAM PANDANGAN KRISTENKitab Perjanjian Baru tidak menyebutkan per-masalahan ini secara jelas. Namun, sebagian kalan-gan Kristiani menganggap bahwa ayat yang terdapatdalam Lukas 6:34-5 sebagai ayat yang mengecampraktek pengambilan bunga. Ayat tersebut menya-

    takan: “Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepa- da orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatudaripadanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa punmeminjamkan kepada orang berdosa, supaya mereka men- erima kembali sama banyak. Tetapi, kasihilah musuhmudan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengantidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besardan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahuberterimakasih dan terhadap orang-orang jahat”. Ketidak-tegasan ayat tersebut mengakibatkan munculnyaberbagai tanggapan dan tafsiran dari para pemukaagama Kristen tentang boleh atau tidaknya orang

    Kristen mempraktekkan pengambilan bunga. Berb-

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    45/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    24

    agai pandangan di kalangan pemuka agama Kristendapat dikelompokkan menjadi tiga periode utama,

    yaitu pandangan para pendeta awal Kristen (abad Ihingga XII) yang mengharamkan bunga, pandanganpara sarjana Kristen (abad XII - XVI) yang berke-inginan agar bunga diperbolehkan, dan pandanganpara reformis Kristen (abad XVI - tahun 1836) yangmenyebabkan agama Kristen menghalalkan bunga.

    Pandangan Para Pendeta Awal Kristen (Abad I - XII)Pada masa ini, umumnya pengambilan bunga dila-rang. Mereka merujuk masalah pengambilan bungakepada Kitab Perjanjian Lama yang juga diimanioleh orang Kristen. St. Basil (329 - 379) mengang-gap mereka yang memakan bunga sebagai orangyang tidak berperi-kemanusiaan. Baginya, mengam-

    bil bunga adalah mengambil keuntungan dari orangyang memerlukan. Demikian juga mengumpulkanemas dan kekayaan dari air mata dan kesusahanorang miskin. St. Gregory dari Nyssa (335 - 395)mengutuk praktek bunga karena menurutnya per-tolongan melalui pinjaman adalah palsu. Pada awalkontrak seperti membantu tetapi pada saat menagihdan meminta imbalan bunga bertindak sangat kejam.St. John Chrysostom (344 - 407) berpendapat bahwalarangan yang terdapat dalam Perjanjian Lama yangditujukan bagi orang-orang Yahudi juga berlaku bagipenganut Perjanjian Baru. St. Ambrose mengecampemakan bunga sebagai penipu dan pembelit (rente-

    nir). St. Augustine berpendapat pemberlakuan bunga

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    46/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer25

    pada orang miskin lebih kejam dibandingkan denganperampok yang merampok orang kaya. Karena dua-

    duanya sama-sama merampok, satu terhadap orangkaya dan lainnya terhadap orang miskin. St. Anselmdari Centerbury (1033 - 1109) menganggap bungasama dengan perampokan. Larangan praktek bun-ga juga dikeluarkan oleh gereja dalam bentuk un-dang-undang (Canon): Council of Elvira (Spanyol

    tahun 306) mengeluarkan Canon 20 yang melarangpara pekerja gereja mem-praktekkan pengambilanbunga. Barangsiapa yang melanggar, maka pangkat-nya akan diturunkan. Council of Arles (tahun 314)mengeluarkan Canon 44 yang juga melarang parapekerja gereja mempraktekkan pengambilan bunga.First Council of Nicaea (tahun 325) mengeluarkan

    Canon 17 yang mengancam akan memecat parapekerja gereja yang mempraktekkan bunga. Lara-ngan pemberlakuan bunga untuk umum baru dike-luarkan pada Council of Vienne (tahun 1311) yangmenyatakan barangsiapa menganggap bahwa bungaitu adalah sesuatu yang tidak berdosa maka ia telahkeluar dari Kristen (murtad). Pandangan para pen-deta awal Kristen dapat disimpulkan sebagai berikutBunga adalah semua bentuk yang diminta sebagaiimbalan yang melebihi jumlah barang yang dipin-jamkan. Mengambil bunga adalah suatu dosa yangdilarang, baik dalam Perjanjian Lama maupun Per-janjian Baru. Keinginan atau niat untuk mendapat

    imbalan melebihi apa yang dipinjamkan adalah suatu

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    47/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    26

    dosa. Bunga harus dikembalikan kepada pemiliknya.Harga barang yang ditinggikan untuk penjualan se-

    cara kredit juga merupakan bunga yang terselubung.Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII - XVI)Pada masa ini terjadi perkembangan yang sangat pe-sat di bidang perekonomian dan perdagangan. Padamasa tersebut, uang dan kredit menjadi unsur yangpenting dalam masyarakat. Pinjaman untuk mem-

    beri modal kerja kepada para pedagang mulai digu-lirkan pada awal Abad XII. Pasar uang perlahan-lahan mulai terbentuk. Proses tersebut mendorongterwujudnya suku bunga pasar secara meluas. Parasarjana Kristen pada masa ini tidak saja membahaspermasalahan bunga dari segi moral semata yangmerujuk kepada ayat-ayat Perjanjian Lama maupun

    Perjanjian Baru, mereka juga mengaitkannya denganaspek-aspek lain. Di antaranya, menyangkut jenisdan bentuk undang-undang, hak seseorang terhadapharta, ciri-ciri dan makna keadilan, bentuk-bentukkeuntungan, niat dan perbuatan manusia, serta per-bedaan antara dosa individu dan kelompok. Merekadianggap telah melakukan terobosan baru sehu-bungan dengan pendenisian bunga. Dari hasil ba-hasan mereka untuk tujuan memperhalus dan me-legitimasi hukum, bunga dibedakan menjadi interestdan usury. Menurut mereka, interest adalah bungayang diperbolehkan, sedangkan usury adalah bungayang berlebihan. Para tokoh sarjana Kristen yang

    memberikan kontribusi pendapat yang sangat be-

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    48/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    49/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    28

    Menurutnya, menjual uang dengan uang adalah sep-erti perdagangan biasa, maka tidak ada alasan un-

    tuk melarang orang yang akan menggunakan uang-nya untuk membuat uang. Menurutnya pula, agamatidak perlu repot-repot mencampuri urusan yangberhubungan dengan bunga.

    BUNÛK RIBÂWIYYAH

    Bunûk bentuk plural dari bank, sedang ribâwiyyahmerupakan sifat dari bank itu. Bunûk ribâwiyyahadalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha se-cara konvensional dan aturan-aturan umum.

    BURSA  Tempat untuk memperjualbelikan sekuritas, valuta

    asing, atau barang yang dilakukan secara teratur.

    BURSHAHBursa; Tempat untuk memperjualbelikan sekuritas,

     valuta asing, atau barang yang dilakukan secara tera-tur.

    BURSHAH AURÂQIY MÂLIYYAHBursa efek (stock exchange); Pihak yang menyeleng -garakan dan menyediakan sistem dan/ atau saranauntuk mempertemukan penawar jual dan beli efekpihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkanefek diantara mereka.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    50/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer29

    CADANGAN DEVISA Cadangan uang negara dalam bentuk valuta asing( International Reserve  ).

    CADANGAN WAJIBCadangan minimum akad liquid yang harus dimilikioleh bank sesuai ketentuan bank sentral ( Statory Re- serve  ).

    CAPITAL GAIN

    Keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di

    DirektoriIstilahPopulerFIQIH MU’ÂMALAH MÂLIYAH, EKONOMI& LEMBAGA KEUANGAN SYARÎ’AH C 

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    51/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    30

    pasar modal.

    CASH BASIS Asas tunai; catatan pendapatan pengeluaran yang di-lakukan saat penerimaan dan pengeluaran tunai.

    CASH IN HANDKas di tangan. Uang tunai atau bentuk lain yang

    dipersamakan yang dimiliki.CHARGE CARD

    Fasilitas kartu talangan yang dipergunakan oleh pe-megang kartu (hâmil al-bithâqah) sebagai alat bayaratau pengambilan uang tunai pada tempat-tempattertentu yang harus dibayar lunas kepada pihak yang

    memberikan talangan (Mushdir al-Bithâqah) pada waktu yang telah ditetapkan.

    CIRI KHAS EKONOMI ISLAM Tidak banyak yang dikemukakan dalam al-Qur’ân,dan hanya prinsip-prinsip yang mendasar saja. Kare-na alasan-alasan yang sangat tepat, al-Qur’ân danSunnah banyak sekali membahas tentang bagaimanaseharusnya kaum Muslim berperilaku sebagai pro-dusen, konsumen dan pemilik modal, tetapi hanyasedikit tentang sistem ekonomi. Sebagaimana diung-kapkan dalam pembahasan di atas, ekonomi dalamIslam harus mampu memberikan kesempatan sel-

    uas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu,

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    52/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer31

    ekonomi Islam menekankan empat sifat, antara lain:1. Kesatuan ( unity  ) 2. Keseimbangan ( equilibrium  ) 3.

    Kebebasan (  free will  ) 4. Tanggung jawab ( responsibility  )5. Manusia sebagai wakil (khalîfah) Tuhan di duniatidak mungkin bersifat individualistik, karena semua(kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah se-mata, dan manusia adalah kepercayaannya di bumi.Di dalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam

    sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari segibahasa berarti “kelebihan”. Dalam al-Qur’ân surat AlBaqarah ayat 275 “Orang-orang yang makan (mengambil)riba tidak dapat berdiri melainkan se-perti berdirinya orang

     yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila(orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya sepertiorang kemasukan syaitan) Keadaan mereka yang demikian

    itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), se- sungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allahtelah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    53/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    32

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    54/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer33

    DANA PIHAK KETIGA BANK  Adalah kewajiban Bank kepada penduduk dan bu-kan penduduk dalam rupiah dan Valuta asing.

    DAYNPinjaman atau hutang; Etika Islam dalam utang piu-tang adalah harus ditulis dan disaksikan oleh duaorang laki-laki, atau seorang laki-laki dan dua orangperempuan yang adil sesuai dengan Al-Qur’ân suratal-Baqarah ayat 282.

    DirektoriIstilahPopulerFIQIH MU’ÂMALAH MÂLIYAH, EKONOMI& LEMBAGA KEUANGAN SYARÎ’AH D

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    55/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    56/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer35

    DEWAN SYARÎ’AH NASIONALDewan yang dibentuk oleh MUI (Majelis Ulama In-

    donesia) yang bertugas dan memiliki kewenanganuntuk menetapkan fatwa tentang produk, jasa dankegiatan bank yang melakukan kegiatan usaha ber-dasarkan prinsip Syarî’ah.

    DHAMAN

     Jaminan hutang, atau dalam hal lain menghadirkanseseorang atau barang ke tempat tertentu untuk di-minta pertanggungjawabannya, atau sebagai barangjaminan

    DIREKSI(i) bagi Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas

    adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 1angka 4 undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 ten-tang Perseroan Terbatas; (ii) bagi Bank berbentuk hu-kum Perusahaan Daerah adalah direksi sebagaimanadimaksud dalam pasal 11 Undang-Undang Nomor5 Tahun 1962 tentang perusahaan Daerah; (iii) bagiBank berbentuk hukum koperasi adalah pengurussebagaimana dimaksud dalam pasal 29 Undang-Un-dang nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian.

    DISKONPotongan harga (Discount); pengurangan dari hargayang dikenakan pada suatu barang atau jasa yang

    diberikan oleh penjual kepada pembeli karena alasan

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    57/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    36

    tertentu, seperti pembayaran yang cepat atau karenapembelian dalam partai besar.

    DIVIDENBagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari labayang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam ben-tuk tunai maupun dalam bentuk saham.

    DZULMPenganiayaan; aniaya; lawan dari ‘adl (keadilan).

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    58/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer37

    EKONOMI SYARÎ’AH / ISLAMMerupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempela-jari masalah-masalah ekonomi rakyat yang dilhami olehnilai-nilai Islam. Ekonomi Syarî’ah berbeda dari kapita-lisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (WelfareState). Berbeda dari kapitalisme karena Islam menen-tang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yangmiskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu,ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan ke-hidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah.

     Ada banyak pendapat pakar ekonomi Islam tentang de-fenisi Ekonomi Syari’ah/Islam diantaranya: 1. Metwally

    DirektoriIstilahPopulerFIQIH MU’ÂMALAH MÂLIYAH, EKONOMI& LEMBAGA KEUANGAN SYARÎ’AH  E

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    59/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    38

    mendenisikan ekonomi Islam sebagai Ilmu yang mem-pelajari perilaku muslim dalam suatu masyarakat Islam

    yang mengikuti Al-Qur’ân, as-Sunnah, Ijmâ’ dan Qiy âs.2. Muhammad Abdul Mannan, berpendapat bahwa ilmuekonomi Islam dapat dikatakan sebagai ilmu pengeta-huan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomimasyarakat yang diilhami nilai-nilai Islam. SelanjutnyaIa berpendapat bahwa ilmu ekonomi Islam merupakanbagian dari suatu tata kehidupan lengkap, berdasarkan

    empat bagian nyata dari pengetahuan, yaitu: Al-Qur’ân,al-Sunnah, Ijmâ’ dan Qiyâs. 3. Murasa Sarkaniputramendefenisikan ilmu ekonomi Islam sebagai ilmu yangmempelajari tata kehidupan kemasyarakatan dalam me-menuhi kebutuhannya untuk mencapai ridho Allah.Denisi ini mencakup tiga domain (bidang/ruang ling -kup), yaitu a. domain tata kehidupan, b. domain pemenu-

    han kebutuhan, dan c. domain ridho Allah. Semuanyaini diilhami oleh nilai-nilai Islam yang bersumberkan Al-Qur’ân, al-Sunnah, Ijmâ’ dan Qiyâs. 4. Hasanuzzamanberpendapat bahwa ekonomi Islam adalah ilmu dan ap-likasi petunjuk aturan syari’ah yang mencegah ketidaka-dilan dalam memperoleh dan menggunakan sumberdaya material agar memenuhi kebutuhan manusia dan

    agar dapat menjalankan kewajibannya kepada Allah danmasyarakat. Naqvi menyatakan ekonomi Islam merupak-an studi mengenai representasi perilaku ekonomi ummatIslam dalam suatu masyarakat modern. 5. Umar Chapraberpendapat bahwa, ekonomi Islam dapat didefenisikansebagai cabang ilmu yang membantu merealisasikan kes-ejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sum-

    ber daya yang langka, yang sejalan dengan ajaran Islam,

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    60/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer39

    tanpa membatasi kebebasan individu ataupun mencip-takan ketidakseimbangan makro dan ekologis. 6. Fathan

    Mun’im berpendapat bahwa Ekonomi Islam adalah ilmupengetahuan yang dapat memberikan solusi konstruktifterhadap permasalahan substansial pada pembangunanekonomi, dengan metode ijtihad yang memaduserasikanantara nilai-nilai Syarî’ah berdasarkan Al-Qur’ân, al-Sun-nah, Ijmâ’ dan Qiyâs yang bertujuan untuk mengembali-kan trah ekonomi yang bernilai universal. 7. Musthofa

    Edwin Nasution berpendapat bahwa Perbedaan men-dasar dari sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomikonvensional dapat dilihat dari tiga aspek yaitu, pertama,sumber (Epistimology), kedua, tujuan kehidupan, ketiga,konsep harta sebagai washilah (perantara).Konsep Ekonomi Islam: Setiap sistem ekonomi pasti di-dasarkan atas ideologi yang memberikan landasan dan

    tujuannya, di satu pihak, dan aksioma-aksioma sertaprinsip-prinsipnya, di lain pihak. Proses yang diikuti de-ngan seperangkat aksioma dan prinsip yang dimaksud-kan untuk lebih mendekatkan tujuan sistem tersebutmerupakan landasan sistem tersebut yang bisa diuji. Set-iap sistem ekonomi membuat kerangka di mana suatukomunitas sosio-ekonomik dapat memanfaatkan sum-

    ber-sumber alam dan manusiawi untuk kepentinganproduksi dan mendistribusikan hasil-hasil produksi iniuntuk kepentingan konsumsi. Validitas sistem ekonomidapat diuji dengan konsistensi internalnya, kesesuaian-nya dengan berbagai sistem yang mengatur aspek-aspekkehidupan lainnya, dan kemungkinannya untuk berkem-bang dan tumbuh. Karena itu suatu sistem ekonomi

    tidak dapat diharapkan untuk menyiapkan, misalnya,

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    61/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    62/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer41

    harus ditarik antara bagian dari Hukum (Fiqh) Islamyang membahas hukum dagang (Fiqih Mu’mâlah) dan

    ekonomi Islam. Bagian yang disebut pertama menetap-kan kerangka di bidang hukum untuk kepentingan bagianyang disebut belakangan, sedangkan yang disebut bela-kangan mengkaji proses dan penanggulangan kegiatanmanusia yang berkaitan dengan produksi, distribusi dankonsumsi dalam masyarakat Muslim Ekonomi Islam di-batasi oleh Hukum Dagang Islam, tetapi ini bukan satu-

    satunya pembatasan mengenai kajian ekonomi itu. Sistemsosial Islam dan aturan-aturan keagamaan mempunyaibanyak pengaruh, atau bahkan lebih banyak, terhadapcakupan ekonomi dibandingkan dengan sistem hukum-nya. Tidak adanya pembedaan antara Fiqih Mu’mâlahdan ekonomi Islam seperti itu merupakan sumber laindari kesalahan konsep dalam literatur mengenai ekonomi

    Islam. Beberapa buah buku menggunakan alat-alat anali-sis qh dalam ekonomi, sedangkan buku-buku lainmengkaji ekonomi Islam dari sudut pandang qh. Seba-gai contoh, teori konsumsi kadang-kadang berubah men-jadi pernyataan kembali hukum Islam mengenai bebera-pa jenis makanan dan minuman, bukan kajian mengenaiperilaku konsumen terhadap sejum1ah barang konsumsi

    yang tersedia, dan teori produksi diperkecil maknanyasebagai kajian tentang hak pemilikan dalam Islam yangtidak difokuskan pada perilaku perusahaan sebagai unitproduktif. Hal lain yang tidak menguntungkan dalammembahas ekonomi Islam dalam peristilahan FiqihMu’mâlah adalah bahwa ancangan seperti itu, padadasarnya, terpecah-pecah dan kehilangan keterkaitan

    menyeluruhnya dengan teori ekonomi. Barangkali hal

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    63/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    42

    inilah yang menjadi sebab tidak adanya teori monetermakroekonomik dalam semua literatur mengenai ekono-

    mi Islam. Kajian tentang sejarah sangat penting bagiekonomi karena sejarah adalah laboratorium umat ma-nusia. Ekonomi, sebagai salah satu ilmu sosial, perlukembali kepada sejarah agar dapat melaksanakan ekspe-rimen-eksperimennya dan menurunkan kecenderungan-kecenderungan jangka-jauh dalam berbagai ubahanekonomiknya. Sejarah memberikan dua aspek utama ke-

    pada ekonomi, yaitu sejarah pemikiran ekonomi dan se-jarah unit-unit ekonomi seperti individu-individu, badan-badan usaha dan ilmu ekonomi (itu sendiri). Baru sedikityang dilakukan untuk menampilkan sejarah pemikiranekonomi Islam. Hal ini tidak menguntungkan karenasepanjang sejarah Islam para pemikir dan pemimpinpolitik muslim sudah mengembangkan gagasan-gagasan

    ekonomik mereka sedemikian rupa sehingga mengha-ruskan kita untuk menganggap mereka sebagai parapencetus ekonomi Islam yang sebenarnya. Penelitiandiperlukan untuk menampilkan pemikiran ekonomi daripara pemikir besar Islam seperti Abu Yusuf (meninggalth. 182 H), Yahya bin Adam (meninggal th. 303 H), al-Gazali (meninggal tahun 505 H), Ibnu Rusyd (meninggal

    th. 595 H), al-’Izz bin ‘Abd al-Salam (meninggal th. 660H), al-Farabi (meninggal th. 339 H), Ibnu Taimiyyah(meninggal th. 728 H), al-Maqrizi (meninggal th. 845 H),Ibnu Khaldun (meninggal th. 808 H), dan banyak lain-nya lagi. Kajian tentang sejarah pemikiran ekonomi da-lam Islam seperti itu akan membantu menemukan sum-ber-sumber pemikiran ekonomi Islam kontemporer, di

    satu pihak dan di pihak lain, akan memberi kemungkinan

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    64/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    65/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    44

    rang. Hal ini tercermin dalam ketidakmampuan untukmengancang Al-Qur’ân dan Sunnah itu secara langsung,

    yang pada gilirannya menimbulkan teori ekonomi Islamyang hanya bersifat historik dan tidak bersifat ideologik.Rancangan historik dalam kajian terhadap ekonomi Is-lam itu kadang-kadang diterapkan dalam kaitannya de-ngan masyarakat-masyarakat Muslim masa sekarang. Halini tercermin dalam ekonomi Islam yang hanya berbicaratentang harta dan penghasilan, konsumsi yang tidak se-

    mestinya dan sebagainya, bukan mengenai penanggula-ngan mekanisme makroekonomik dari sistem ekonomiIslam itu. Tidak diragukan bahwa beberapa persoalan dinegara-negara Islam sekarang ternyata serius dan pen-ting, dan bahwa persoalan-persoalan tersebut seharusnyadibahas dalam kerangka ekonomi Islam itu, namun bilasistem ekonomi Islam itu merupakan sistem yang pokok

    bahasannya, misalnya, nasionalisasi industri dan pena-taan pemilikan tanah (land reform), lantas apa yang akanterjadi setelah semuanya ini berhasil diraih? Apa yangbisa dilakukan oleh sistem seperti, katakanlah, untuk in-dustri yang telah dirasionalisasi atau tanah yang (pemili-kannya) telah ditata kembali itu? Batas-batas antarasistem ekonomi Islam yang bisa diaplikasikan terhadap

    perekonomian yang sehat dengan pertumbuhan yangnormal, di satu pihak, dan tindakan-tindakan daruratyang dapat diambil oleh para pejabat penanggungjawabbidang perekonomian untuk membahas masalah semen-tara seperti peran ketidakadilan dalam distribusi barang-barang, atau kemiskinan, di pihak lain, seharusnya diberidemarkasi (juga). Tanpa demarkasi seperti itu, ekonomi

    Islam akan menjadi kajian parsial terhadap gejala-gejala

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    66/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer45

    peralihan yang akan menimbulkan pemborosan setelahpembangunan negara-negara Islam itu, ini tidak berarti

    bahwa persoalan-persoalan seperti persoalan-persoalanpembangunan itu tidak boleh mendapatkan perhatianlangsung dari para ahli ekonomi Islam itu, melainkanharus diartikan bahwa persoalan-persoalan ini harus di-tanggulangi dalam kerangka teori umum ekonomi Islamyang mempertahankan relevansinya dengan semua tahappembangunan ekonomi dan suasana politik.

    Diversikasi literatur Islam modern mengenai ekonomitimbul dari kesulitan inheren dalam jenis kajian ini. Samasekali tidak ada “Teori Ekonomi Islam” yang tertulis da-lam pengertiannya yang ketat. Selain itu, bahkan mung-kin banyak orang berkeberatan dengan digunakannya is-tilah “Teori Ekonomi” itu dengan alasan bahwa bilasuatu teori adalah penafsiran terhadap beberapa aspek

    realitas, berarti bisa terdapat banyak teori yang bernafas-kan nilai-nilai losok Islam dalam penafsiran terhadaprealitas ekonomi. Ketidakjelasan diantara kedua pandan-gan ini telah mendorong sejumlah penulis untuk me-nampilkan pandangan yang sangat sempit mengenai l-safat ekonomi Islam dan membingkainya dengan carasangat terbatas yang tidak sesuai dengan implikasi-imp-

    likasi teoretik nilai-nilai lsafat ini. (Upaya pertama un-tuk menetapkan demarkasi batas-batas antara lsafatekonomi dalam Islam dan teori-teori ekonomi dari parapenulis bidang ekonomi dilakukan oleh as-Sadr pada ta-hun 1964. Dia diikuti oleh M.N. Siddiqi pada tahun 1971.Kesulitan tipe kedua dihadapi tidak hanya oleh peneli-tian di bidang ekonomi Islam tetapi oleh semua kajian

    yang membahas berbagai aspek sosial Islam, ia muncul

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    67/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    46

    dari hakikat sumber-sumber hukum Islam itu sendiri. Al-Qur’ân dan Sunnah, Al-Qur’ân merupakan rman (ka-

    lam) Allah yang diwahyukan kepada Nabi MuhammadSAW, sebagai petunjuk bagi kehidupan perilaku manusia,Kitab Suci itu tidak tersusun dalam bagian dan bab, yangmasing-masing membahas, kehidupan manusia sepertiHukum, Politik, Ekonomi dan sebagainya, dan juga tidakdiberi judul-judul di dapat menemukan berbagai aplikasidan aturan yang bersumber daripadanya. Kadang-kadang

    ia merupakan rincian yang tepat, misalnya, dalam kaitan-nya hukum waris. Dalam hal-hal lain ia hanya menying-gung pemecahan secara garis besar, yang menunjukkanbahwa seharusnya para ‘ulama’ dan pemikir Muslim da-pat mengembangkan dan melengkapi rincian-rincianyang tidak berdasarkan prinsip-prinsip ini dan denganmemperhatikan situasi yang ada. Merancang dan

    mengembangkan teori-teori semacam itu adalah tugaspara sarjana Muslim, dan hasil-hasil yang diperoleh dariupaya-upaya ini tidak dapat dikaitkan baik dengan Allahmaupun dengan Al-Qur’ân. Yang dapat dikemukakanmengenai hal ini bahwa ia adalah pandangan (sarjana-sarjana) Muslim tetapi bukan pandangan Islam, karenaberbagai akibat dari situasi mereka terhadap teoretisasi

    tersebut tidak dapat diingkari. Selain itu mereka tidakmemiliki otoritas untuk menafsirkannya. Memang tidakada seorang pun memiliki hak istimewa seperti itu. Sum-ber kedua, yaitu Sunnah, adalah pemahaman dan aplikasiNabi terhadap Al-Qur’ân. Kesulitan yang ditampilkanoleh sumber ini timbul dari kenyataan bahwa Nabi ketikaitu, pada saat yang sama, adalah juga kepala negara. Ka-

    rena itu sangat sulit untuk dibedakan antara sikap-sikap-

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    68/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer47

    nya terhadap ajaran-ajaran Al-Qur’ân yang bersifat per-manen dan mengikat untuk selama-lamanya, dan terhadap

    aturan-aturan yang terkait dengan berbagai situasi dimasa hayatnya, disamping kesulitan tersebut di atas. Upa-ya pertama yang dilakukan secara sungguh-sungguh un-tuk mengangkat rincian-rincian yang rumit mengenaibidang ekonomi dari dalam Al-Qur’ân dan Sunnah itu kedalam teori dilakukan pada tahun 1964, lagi-lagi, oleh as-Sadr. Pernyataan terakhir dalam bagian metodologi ini

    akan membahas alat-alat analisis. Literatur Islam yangada sekarang nengenai ekonomi mempergunakan duamacam metode. Pertama adalah metode deduksi dankedua metode pemikiran etrospektif. Metode pertamadikembangkan oleh para ahli hukum Islam, Fl-lqalta’,dan sangat dikenal di kalangan mereka, diaplikasikan ter-hadap ekonomi Islam modern untuk menampilkan prin-

    sip-prinsip sistem Islam dan kerangka hukumnya denganberkonsultasi dengan sumber-sumber Islam, yaitu Al-Qur’ân dan Sunnah. Metode kedua dipergunakan olehbanyak penulis Muslim kontemporer yang merasakan te-kanan: kemiskinan dan keterbelakangan di dunia Islamdan berusaha mencari berbagai pemecahan terhadappersoalan-persoalan ekonomi umat Muslim dengan kem-

    bali kepada Al-Qur’ân dan Sunnah untuk mencari du-kungan atas pemecahan-pemecahan tersebut dan men-gujinya dengan memperhatikan Petunjuk Tuhan. Kajiandalam pembahasan ini mempergunakan kedua metodetersebut. Namun perlu disadari bahwa kedua metode inipada dasarnya diaplikasikan dalam kajian terhadapaturan-aturan dan prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam

    tetapi hanya sedikit bisa diaplikasikan dalam kajian terh-

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    69/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    48

    adap makroekonomi dan keseimbangan umum dalamsistem ekonomi semacam itu, atau bahkan dalam kajian

    terhadap teori-teori konsumsi dan matematik tertentu.Karena itu kajian ini akan mengaplikasikan alat-alat ana-lisis matematik yang dikenal dalam teori ekonomi mo-dern kapan saja dirasa perlu atau dianggap bermanfaat.Memang sebenarnya metode yang digunakan paraFuqahâ pun sebenarnya bersifat matematik dalam se-mangat dan kecenderungannya. Metodologi Ekonomi

    Islam: Untuk menjadikan ekonomi Islam sebagai ilmu,ekonomi Islam harus memenuhi syarat-syarat yang di-terima sebagai suatu ilmu. Syarat sebagai ilmu bisa diper-oleh melalui cara tertentu, yang disebut metodologi pe-nelitian. Metodologi penelitian terdiri dari usahamengumpulkan, mengklasikasikan, mengolah dan men-ganalisa data dari suatu masalah untuk mendapatkan

    hakikat suatu masalah, serta cara-cara penyelesaiannyayang tepat. Ali Abdul Halim Mahmud mengatakan bah- wa metodologi penelitian Islam adalah, Suatu metodolo-gi yang Islami untuk meneliti gejala-gejala dan masalahserta mengetahui faktor-faktor penyebab menganalisissecara teliti dan membuat satu atau lebih pemecahnya.

     Tujuan dari metodologi penelitian itu sendiri adalah un-

    tuk mengetahui gambaran mengenai keadaan (descrip-tion of existing reality) Hubungan antara satu hal den-gan yang lain, khususnya hubungan sebab akibat(causality). Penilaian mengenai hubungan antara bebera-pa hal (relations of variabel) akan menghasilkan kesim-pulan umum (generalization) atau kecenderungan umum(general tendency). Apabila mendekati kepastian akan

    menimbulkan menetapkan suatu hukum. Metodologi

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    70/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer49

    penelitian diperlukan untuk menemukan bukti dari suatukejadian. Metodologi penelitian berlaku secara umum

    untuk mendapatkan pengakuan sebagai sebuah ilmu.Oleh karena itu metodologi penelitian ekonomi Islammempunyai peran penting dalam membuktikan kebe-naran teori ekonomi Islam. Islam menganjurkan manu-sia untuk menghindari prasangka yang belum pasti kebe-narannya, sebagaimana rman Allah dalam surahan- Najm (53) ayat 28, “Dan mereka tidak mempunyai suatu

     pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengi- kuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiadaberfaedah sedikit pun terhadap kebenaran”.  Sejak awalperkembangan pengetahuan Islam, keberadaan metod-ologi penelitian membantu ilmuwan untuk menyelesai-kan masalah-masalah yang dihadapi sehingga metodologipenelitian dalam ekonomi mempunyai sejarah panjang

    dalam perkembangan pengetahuan Islam. Tokoh-tokohmetodologi penelitian semacam Ibnu Hayyam (721-776H), Al-Farabi (w.950 H), Ibnu Zuhr (1091-1162 H), IbnuKhaldun (732-807 H/1332-1406 M), Ibnu Sina (980-1037 H), Ibnu Rusyd (520-595 H/1126-1198 M), Ar-Razi (544-606 H/1150-1210 M) dan Al-Khuwarizmi(w.775 H/1373 M). Perkembangan metodologi peneli-

    tian Islam telah tumbuh sejak lama. Awal mulanya met-odologi penelitian merupakan derivasi dari fenomenakemasyarakatan yang disimpulkan dalam suatu narasiyang mudah dipahami. Ekonomi bagian dari narasi sosialyang berkembang pada saat itu, oleh karena itu ekonomimenjadi bagian dari ilmu sosial. Perkemba-ngan selanjut-nya manusia berusaha mencari alat yang le-bih efektif

    dalam menyelesaikan masalahnya. Akhirnya masuklah

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    71/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    50

    unsur-unsur matematika, statistik, dan ekonometrika da-lam ilmu ekonomi sehingga menghasilkan tingkat anali-

    sis yang dianggap lebih akurat. Sampai akhirnya alat-alattersebut menjadikan ilmu ekonomi berkembang pesat ditengah-tengah masyarakat. Perkembangan metodologiekonomi saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh ilmuekonomi konvensional. Ilmu pengetahuan konvensionalyang bertumpu pada pembahasan bagaimana realistasitu ada sehingga menjadikan ilmu konvensional lebih

    menghargai unsur-unsur yang bersifat materialistis. Pe-mahaman ilmu konvensional ini disebut positivis. Pema-haman ini menyebabkan penelitian kualitatif, yang mem-bahas masalah nilai kurang mendapat peran. Penelitiankualitatif merupakan suatu keniscayaan, karena manusiasecara sadar atau tidak sadar dipengaruhi oleh tata nilaiyang ada dilingkungannya. Oleh karenanya nilai tidak

    bisa dipisahkan dari pengetahuan manusia. Ilmu penge-tahuan positivis seringkali dilihat sebagai puncak penca-paian peradaban Barat, dan ironisnnya dalam sudut pan-dang mereka diasumsikan bahwa kebenaran bisamentransendenkan opini dan bias pribadi. Penelitiankualitatif berusaha membuat serangan terhadap tradisitersebut. Peneliti positivis jarang sekali bersikap implisit

    atau mengadakan kritik dalam bentuk komitmen moraldan politik dalam karyanya. Sikap oposan terhadap ilmupengetahuan positif oleh postpositif dan poststruk-turalis lalu dilihat sebagai serangan terhadap akal dankebenaran. Pada saat yang sama, penelitian positivis me-lihat serangan peneliti kua-litatif dianggap sebagai suatuusaha untuk membenarkan versi kebenaran di atas kebe-

    naran yang lain. Konsep pengertian penelitian kualitatif

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    72/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer51

    sebenarnya menunjukkan dan menekankan pada proses,dan berarti tidak diteliti secara ketat atau terukur, dilihat

    dari kualitas, jumlah intensitas atau frekuensi. Penelitiankuantitatif menekankan sifat realitas yang belum diban-gun secara sosial, hubungan yang intim antara penelitidengan yang dipelajari dan kendala situsional yang mem-bentuk penye-lidikan. Penelitian kualitatif menekankanbahwa sifat penelitian itu penuh dengan nilai. Merekamencoba menjawab pertanyaan yang menekankan ba-

    gaimana pengalaman sosial diciptakan dan diberi arti.Sebaliknya penelitian kuantitatif menekankan penguku-ran dan analisis hubungan kausalitas antara variabel, bu-kan menekankan untuk melihat proses. Penelitian Kuali-tatif Sebagai Pro-ses.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    73/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    52

    Sumber: Denzin dan Lincoln (1994), “Introduction:Entering theField of Qualitative Research” in Handbook of Qualitative Re-search, p. 12

    Hal ini yang membedakan metodologi penelitian ekono-mi Islam dan konvensional, di mana aspek kualitatif dankuantitatif dalam ekonomi Islam dipertimbangkan seba-gai bagian yang tidak terpisahkan dari proses mencarikebenaran. Oleh karena itu, metodologi ekonomi Islamlebih merupakan representasi dari kehidupan manusia dimana melibatkan berbagai unsur yang ada di sekitarnya,

    di mana aspek ekonomi, politik, sosial budaya dan ke-

    NO FACE URAIAN

    1 Penelitian sebagaisubyek Penelitianyang multikultural

    Penelitian bersifat historis dan penelitiantradisi, konsep dari diri dan semuanya ter-gantung pada etika dan politik penelitian

    2 Peradigma teoritis& interpretatif

    Positivisme, postpositivisme, konsitivisme,feminism(e), model etnik, model marxis,model studi budaya

    3 Strategi penelitian Desain studi, studi kasus, etnograf, ob-servasi partisipasi, fenomenologi, ground

    theory, metode biograf, metode historis,penelitian aksi, penelitian klinis.

    4 Metode pengum-pulan data & anali-sis data empiris

    Interview, observasi, artefak, dokumendan rekaman, metode visual, metodepengalaman pribadi, metode manajemendata, analisis data komputer dan analisistekstual

    5 Pengembanganinterpretasi &pemaparan

    Kriteria dan kesepakatan, seni dan politikpenafsiran, penafsiran tulisan, strategianalisis, tradisi evaluasi dan penelitianterapan

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    74/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer53

    masyarakatan tidak terpisahkan dari fenomena ekonomi.Paradigma Sistem Ekonomi Islam: Kata paradigma ber-

    makna kerangka dasar bagi berbagai konsep, hukum dantindakan. Kata paradigma semakna dengan weltanschau-ung atau world-view yaitu pandangan menyeluruh ten-tang dunia dari sudut pandang tertentu. Taqiyyuddin anNabhani menggunakan frasa al-qâ’idah al-kriyyah yangberarti pemikiran dasar yang melandasi berbagai pe-mikiran yang lain. Paradigma umum bagi sistem ekonomi

    Islam tentu saja akidah Islam. Akidah inilah yang menjadidasar bagi sistem ekonomi Islam, sistem pemerintahanIslam, sistem pendidikan Islam dan pemikiran-pemikiranIslam lainnya. Karenanya, berbagai konsep dalam sistemekonomi Islam tidak lepas dari akidah Islamiyyah, di-mana berbagai konsep sistem ekonomi Islam digali darisumber-sumber hukum Islam. Paradigma khusus bagi

    sistem ekonomi Islam mencakup: kepemilikan (al-mil-kiyyah), pengelolaan kepemilikan (tashorruf al-mil-kiyyah) dan distribusi kekayaan (tawzî’ as-Sarwah baynan-nâs). Berbeda dengan Islam yang mengakui eksistensi

     Allah dan peran Allah dalam menentukan aturan hidupbagi setiap aspek hidup manusia, kapitalisme menggu-nakan paradigma sekulerisme, dimana agama terbatasi

    perannya dalam kehidupan manusia. Sekulerisme mun-cul sebagai jalan tengah bagi pandangan Gereja dan pararaja Eropa bahwa semua aspek kehidupan harus ditun-dukkan di bawah dominasi Gereja yang berseberangandengan pandangan para losof dan pemikir (seperti

     Voltaire, Montesquieu) yang menolak eksistensi Gereja. Agama berperan hanya dalam gereja. Di luar itu, manu-

    sialah yang menentukan aturan hidupnya. Karena manu-

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    75/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    54

    sia yang menentukan aturan hidupnya, maka kebebasanberagama (hurriyah al-’aqîdah), kebebasan berpendapat

    (hurriyah al-ra`yi), kebebasan berperilaku (al-hurriyahasy-syakhshiyyah), dan kebebasan kepemilikan (hurriyahat-tamalluk) menjadi prinsip dasar. Paradigma umumkapitalisme inilah yang mendasari sistem ekonomi kapi-talisme, dimana agama tidak mengambil peran dalamaktivitas ekonomi. Kepemilikan atas kekayaan, peman-faatan kekayaan dan distribusi tidak ada sangkut-pautnya

    dengan agama. Menurut kapitalisme, dasar kepemilikanadalah kegunaan yang melekat pada barang atau jasa.Selama ada kegunaan dalam barang/jasa, yaitu kemam-puan untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka ma-nusia bebas memilikinya. Sehingga tidak mengherankanbabi dan khamr yang dalam Islam diharamkan menjadibebas dimiliki menurut kapitalisme. Kepemilikan dalam

    Islam berdasarkan kebolehan syarî’ah. Jika Allah me-ngizinkan, boleh manusia memiliki dan memanfaatkankekayaan tersebut dan jika Allah melarang, maka harambagi manusia untuk menguasainya. Dalam hal pengelo-laan kekayaan, Islam memberi batasan dalam hal tatacara(kayyyah). Selama tatacara pengelolaan baik dalam halpembelanjaan kekayaan (infaq al-mâl, seperti: shodaqoh,

    hibah, zakat dan lainnya) dan pengembangan kekayaan(tanmiyat al-mâl, seperti: jual-beli, ijârah, industri danlainnya) mengikuti aturan Islam, maka Islam tidak mem-batasi jumlah kekayaan manusia. Sedangkan kapitalismemembolehkan aktivitas pelacuran karena dipandang se-bagai jasa, dimana tenaga merupakan salah satu kekayaandan dipandang melekat padanya kegunaan (manfaat atas

    jasa) Begitupun pengembangan harta melalui perjudian.

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    76/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer55

    Kapitalisme menjadikan mekanisme pasar (supply de-mand) sebagai satu-satunya mekanisme distribusi keka-

    yaan, dimana harga memainkan peran vital dalam ekono-mi. Semua barang dan jasa dinilai dalam ukuran harga.Harga menjadi penentu bagi konsumen yaitu siapa sajayang berhak memiliki atau memanfaatkan barang/jasa[samu05]. Sedangkan negara hanya berperan membuatberbagai aturan yang menjamin berjalannya mekanismepasar tersebut (corporate state). Dampaknya, kapitalisme

    terbentuk jurang pemisah yang lebar antara kaum kayadan miskin. Dalam Islam, distribusi kekayaan terjadimelalui berjalannya hukum-hukum Islam dalam aktivitasekonomi. Mekanisme Syarî’ah dalam sistem ekonomi Is-lam adalah sebagai berikut :1. Islam mengizinkan manusia untuk: bekerja, melakukaninvestasi dan memanfaatkan kepemilikan umum (al-mil-

    kiyyah al-’âmmah) yang dikelola negara. Islam memban-gun keseimbangan dalam masyarakat dengan: kebolehanpemberian harta negara bagi mereka yang membutuhkan,dorongan melakukan shodaqoh bagi orang yang mampudan mekanisme warisan. 2. Islam membangun keseim-bangan dalam masyarakat dengan: kebolehan pemberianharta negara bagi mereka yang membutuhkan, dorongan

    melakukan shodaqoh bagi orang yang mampu dan me-kanisme warisan. 3. Melengkapi itu semua, Islam jugamencegah: penimbunan harta kekayaan, beredarnya ke-kayaan di antara orang-orang kaya saja, monopoli danpenipuan dalam aktivitas ekonomi dan beberapa aktivi-tas pengelolaan kekayaan (judi, riba dan korupsi). Kon-sep Kepemilikan dalam Islam: Dalam Islam, kepemilikan

    (al milkyyah) merupakan izin asy-Syâri’ untuk peman-

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    77/214

    direktoriistilah populer

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    56

    faatan zat tertentu (idznu-sy- syâri’ bil-intifâ’ bil-’ayn).Ini berarti, kepemilikan adalah hukum syara’ dalam hal

    perolehan dan pemanfaatan kekayaan. Jelas bahwa asaskepemilikan adalah adanya izin Allah bagi manusia untukmemiliki benda dan karenanya dia berhak memanfaatkanbenda tersebut. Jadi, kepemilikan dalam sudut pandangIslam didasari oleh adanya izin Allah, bukan manfaat yangbisa diberikan oleh benda. Ketika izin Allah ada, barulahmanusia bisa memanfaatkan benda tersebut. Allah mem-

    berikan izin untuk memiliki beberapa zat dan melarangmanusia untuk memiliki beberapa zat yang lain. Selainitu, Allah mengizinkan sebagian transaksi dan melarangsebagian transaksi lainnya. Allah membolehkan manu-sia memiliki roti dan melarang kepemilikan minumankeras. Allah mengizinkan manusia melakukan jual-belidan melarang aktivitas riba. Kepemilikan diklasikasikan

    menjadi tiga jenis :1. Kepemilikan individu  (al-milkiyyah al-fardhiyyah),yaitu hukum syara’ yang berlaku bagi zat atau peman-faatan tertentu, yang memungkinkan siapa saja untukmendapatkannya dan memanfaatkannya, bahkan mem-peroleh kompensasi ketika zat tersebut ditransaksikan.Islam memberikan batasan-batasan bagi kepemilikan in-

    dividu sebagai berikut:1.1. Menentukan cara-cara memperoleh kepemilikan dancara-cara mengembangkan kepemilikan, bukan dengan-membatasi kuantitas kepemilikan.1.2. Membatasi mekanisme pemanfaatannya.1.3. Menetapkan tanah kharajiyyah sebagai milik negara,bukan sebagai milik individu.

    1.4. Mengubah kepemilikan individu menjadi kepemili-

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    78/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer57

    kan umum ketika terjadi kondisi-kondisi tertentu.1.5. Memberikan harta kepada orang yang memiliki ke-

    terbatasan, sehingga bisa memenuhikebutuhannya.2. Kepemilikan umum (al-milkiyyah al-’âmmah), adalahizin as-Syâri’ bagi suatu komunitas untuk memanfaatkansuatu zat secara bersama-sama (idznu as-Syâri’ lil jamâ’ahbi al-isytirâk bil-intifâ’ bil-’ayn). Sedangkan benda-bendayang berstatus kepemilikan umum adalah benda-bendayang dinyatakan Syar’i untuk komunitas, dimana mereka

    masing-masing membutuhkan benda tersebut dan dalamkontek syarî’ah melarang benda tersebut dikuasai hanyaseseorang saja.Tiga kategori kepemilikan umum adalah:2.1. Fasilitas umum, yang ketiadaan distribusi fasilitastersebut di suatu komunitas menyebabkan sengketa dalammencarinya. Illat berserikatnya manusia (manusia bersa-ma-sama membutuhkan) terhadap suatu benda menjadi-

    kan benda tersebut berstatus kepemilikan umum.2.2. Bahan tambang yang tak terbatas. Illat ketak-ter-batasan (berlimpahnya) kuantitas suatu benda menjadi-kan status benda tersebut sebagai kepemilikan umum.2.3. Benda-benda yang karakteristik pembentukannyamenghalangi penguasaan oleh seseorang saja, seperti:jalan, sungai, laut dan sebagainya.

    2.4. Kepemilikan negara (milkiyyah ad-dawlah), setiapbenda yang ditetapkan as-Syar’î bukan sebagai kepemili-kan individu dan bukan sebagai kepemilikan umum. Yaitusetiap benda yang pengelolaannya mengikuti pandangandan ijtihad khalifah (kullu mulk musharrafuhu mawqû-fun ’alâ ra’yil-khalîfah wa ijtihâduhu yu’tabaru mulkanli ad-dawlah), seperti: fa’i, kharaj, jizyah dan lainnya.

    Menurut kapitalisme, klasikasi kepemilikan tidak ber-

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    79/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    80/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    81/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    82/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer61

    FAI’Harta rampasan yang didapat dengan tidak melaluiperang. Dalam Fiqh kontemporer, fai diartikan se-

    bagai pendapatan negara selain zakat.

    FARDHÛ KIFÂYAHMerupakan suatu kewajiban yang ditujukan kepadamasyarakat, di mana jika dilanggar maka seluruhmasyarakat akan menanggung dosa, sementara jikatelah dilaksanakan (bahkan hanya oleh satu orang)

    maka seluruh masyarakat akan terbebas dari kewa-

    DirektoriIstilahPopulerFIQIH MU’ÂMALAH MÂLIYAH, EKONOMI& LEMBAGA KEUANGAN SYARÎ’AH F 

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    83/214

  • 8/17/2019 Direktori Istilah Populer (Jamiat Akadol & Fathan)

    84/214

    Fiqih Mu’âmalah Mâliyah, Ekonomi & Lembaga Keuangan Syarî’ah 

    direktoriistilah populer63

    FIQH MU’ÂMALAH MÂLIYYAHFigh mu’âmalah yang membahas tentang harta atau

    benda serta cara mendistribusikannya se