dinas tenaga kerja kota bandung bab i pendahuluan 1.1...
TRANSCRIPT
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Strategis adalah Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah
untuk periode 5 (lima) Tahun yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program dan
Kegiatan Pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Rencana Strategis Dinas Tenaga
Kerja Kota Bandung disusun mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Bandung 2013-2018 serta memperhatikan kebijakan dan prioritas program
pemerintah Kota Bandung., serta dengan memperhatikan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Tenaga Kerja Kota Bandung sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung
Nomor 05 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor
13 Tahun 2007 tentang Nomor 13 Tahun 2007, tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi
Dinas Daerah Kota Bandung, dan perubahan pertama adalah Peraturan Daerah Nomor 13
Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah.
Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung merupakan pedoman dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian di Kota Bandung, yang disusun berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005-2025, Peraturan Daerah No. 25 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Jawa Barat Tahun 2005 – 2025 serta dengan
pertimbangan potensi sumberdaya, memperhatikan faktor-faktor keberhasilan, hambatan,
evaluasi kinerja, serta isu-isu strategis yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian yang sedang berkembang.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung berlandaskan
pada beberapa faktor pertimbangan, antara lain :
1. Penetapkan indikator kinerja yang disesuaikan dengan target kinerja RPJMD Tahun
2013-2018;
2. Penyelarasan lebih lanjut antara kebijakan horizontal dan vertikal yang terkait dengan
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 2
1.2 Keterkaitan Renstra – SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Rencana Strategi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung secara substantif tidak berdiri
sendiri, dokumen ini terkait dengan keberadaan dokumen perencanaan lainnya yang bersifat
perencanaan program pembangunan (a-spatial). Oleh karena itu dalam penyusunannya
memperhatikan dan mensinergikan dengan:
1. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005 – 2025.
2. Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 – 2018.
3. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2013 tentang tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Lampiran Permennakertrans Nomor PER.03/MEN/1/2010 Tentang
RENSTRA Kemennakertrans Tahun 2010-2014,
serta dokumen lainnya yang berkaitan dengan Urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.
Adapun pokok yang berkaitan, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1.
Keterkaitan RENSTRA Dinas Tenaga Kerja dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
RENSTRA Dinas Tenaga Kerja
Kota Bandung 2013-2018
RPJMD Kota
Bandung 2013-2018
RENSTRA Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi
Propinsi Jawa Barat 2013-2018
RPJMD Propinsi
Jawa Barat 2013-2018
RENSTRA Kementerian
Tenaga Kerja & Transmigrasi
2010-2014 Keterkaitan Misi : 1. Meningkatkan
kompetensi dan produktifitas tenaga kerja
2. Meningkatkan kesempatan kerja
3. Perlindungan dan Pengembangan lembaga ketenagakerjaan
4. Meningkatkan Penempatan Transmigrasi
5. Meningkatkan kualitas kinerja dengan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance)
Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan
Misi 1 : Membangun Pencitraan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Misi 2 : Mengembangkan Kebersamaan Pelaku Pembangunan Misi 4 : Mengoptimalkan Lembaga Pengembangan Sumberdaya manusia
Misi 1: Memantapkan Masyarakat Jawa Barat yang Berkualitas, Produktif, dan Berwawasan Luas. Misi 2 : Memantapkan Pembangunan Ekonomi Regional Secara Menyeluruh.
Misi 3 : Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 3
Keterkaitan Sasaran : Sasaran : 1. Peningkatan kualitas
sumberdaya manusia tenaga kerja;
2. Peningkatan penempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja
3. Peningkatan pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja
4. Peningkatan penempatan transmigrasi
5. Terciptanya tata kelola organisasi yang efektif, transparan, dan akuntabel
Sasaran : Meningkatkan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja
Sasaran Misi 1: Meningkatnya Kualitas Tenaga Kerja dan Transmigran Terlatih yang Siap Kerja Pada Berbagai Sektor Lapangan Kerja dan Transmigrasi Sasaran Misi 2 : Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja di berbagai lapangan usaha Sasaran Misi 4 : Meningkatnya Kerjasama Kemitraan dengan dunia Usaha dalam meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan transmigrasi
Sasaran Meningkatnya kualitas tenaga kerja dan perlindungan terhadap tenaga kerja
Agenda : Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan Sasaran : menurunkan Tingkat Pengangguran Menjadi 5,1 Persen Kebijakan : Menciptakan
Lapangan Kerja Formal Dan Modern
Memfasilitasi Perpindahan Pekerja Dari Produktivitas Rendah Ke Produktivitas Tinggi
Rencana Strategis merupakan acuan untuk penyusunan Rencana Kerja setiap tahun
dalam rangka pencapaian visi, misi, dan arah pembangunan jangka menengah daerah Kota
Bandung. Secara diagramatis keterkaitan Renstra Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dengan
dokumen perencanaan lainnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1.1.
Keterkaitan Renstra dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
RENSTRA DISNAKER KOTA
BANDUNG
RENSTRA DISNAKER&TRANS
PROP. JABAR
RPJMD PROPINSI JAWA BARAT
RPJM
KEMENAKERTRANS RI
RPJPD 2005-2025 & RPJM 2009-2013 KOTA
BANDUNG
RENCANA KERJA 2014
RENCANA KERJA 2015
RENCANA KERJA 2016
RENCANA KERJA 2017
RENCANA KERJA 2018
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 4
Lebih jelasnya hubungan kinerja pembangunan daerah kaitan antara RPJMD Kota
Bandung dengan RENSTRA SKPD diilustrasikan dalam gambar di bawah ini:
Kepala Daerah
Tujuan/Sasaran
Visi/Misi
Program Pembangunan Daerah
Program Prioritas
Tujuan/Sasaran
Visi/Misi
Kepala SKPD
Program/Kegiatan Prioritas
Visi/misi SKPD dibuat untuk secara langsung maupun tidak
langsung untuk mendukung atau mewujudkan visi misi
Kepala Daerah
Program Pembangunan Daerah berisi program-program
prioritas terpilih yang menjadi “top priority” untuk
mewujudkan visi/misi Kepala Daerah (RPJMD)
RPJMD RENSTRA SKPD
Program Penyelengaraan Urusan Pem.Daerah
Program Prioritas
Gambar 1.2. Hubungan Kinerja Pembangunan Daerah
1.3. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan Rencana Strategi Tahun 2013–2018 adalah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pemerintahan
Daerah menjadi Undang-Undang;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
4. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintah
Daerah Kota Bandung;
5. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2008, tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 5
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2009;
6. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Nomor 13 Tahun 2007,
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung;
7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014, tentang tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung Tahun 2013–2018;
8. Peraturan Walikota Bandung Nomor 265 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Unit Pelaksana Teknis pada Lembaga Teknis Daerah dan Dinas Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandung;
9. Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan
Fungsi Satuan Organisasi pada Dinas Daerah Kota Bandung.
1.4. Maksud dan Tujuan
Rencana Strategi Tahun 2013-2018 ini disusun dengan maksud sebagai berikut:
a. Memudahkan aparatur Pemerintah Kota Bandung, khususnya Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung, serta masyarakat pada umumnya untuk memahami visi, misi, strategi dan arah
kebijakan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian selama lima tahun ke depan dalam
rangka sinergitas pelaksanaan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian.
b. Merupakan dokumen perencanaan strategi dan prioritas program lima tahunan sebagai
dasar penyusunan rencana kerja tahunan.
Tujuan disusunnya Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 adalah :
a. Memperoleh dokumen rencana pembangunan bidang ketenagakerjaan lima tahunan yang
terintegrasi dengan dokumen RPJMD Kota Bandung serta dokumen lainya yang
berhubungan dengan urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
b. Memberikan arah dan acuan pembangunan yang ingin dicapai Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung dalam kurun waktu lima tahun ke depan, yang diwujudkan dengan indikator
capaian kinerja;
c. Memberikan pedoman operasional bagi aparat Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dalam
menjabarkan visi, misi, dan arah pembangunan dalam RPJMD Kota Bandung.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 6
1.5. Sistematika
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2013 – 2018
disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan
Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/ kabupaten/ kota, dan dengan Renja SKPD. Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra SKPD Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur
Organisasi SKPD
Memuat informasi tentang peran (tugas pokok dan fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra SKPD ini. Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan SKPD, struktur organisasi SKPD, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala SKPD. Uraian tentang struktur organisasi SKPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana SKPD (proses, prosedur, mekanisme).
2.2 Sumber Daya SKPD
Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 7
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD
2.4 Tantangan dan Peluang
Pengembangan Pelayanan SKPD
fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional. Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah. Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota (untuk provinsi) dan Renstra SKPD provinsi (untuk kabupaten/kota), yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun mendatang. Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan
Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih
3.3 Telaahan Renstra K/L dan
Renstra 3.4 Telaahan Rencana Tata
Ruang Wilayah dan Kajian
Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan SKPD, dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan SKPD Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota. Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 8
Lingkungan Hidup Strategis 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS. Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD, selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui Renstra SKPD tahun rencana.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi SKPD 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka
Menengah SKPD 4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi SKPD Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD beserta indikator kinerjanya Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 9
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG
2.1. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor 05 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah
Kota Bandung, telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2009
dan diubah kembali dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 adalah
Dinas Daerah yang melaksanakan sebagian kewenangan Daerah di bidang ketenagakerjaan,
sebagaimana dijabarkan di bawah ini:
Tugas Pokok, dan Fungsi
Tugas pokok Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung adalah melaksanakan sebagian
kewenangan Daerah di bidang tenaga kerja dan transmigrasi, untuk melaksanakan tugas
pokok tersebut Dinas Tenaga kerja mempunyai fungsi yaitu:
a. Perumusan kebijakan teknis lingkup pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja
dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan,
serta pengawasan ketenagakerjaan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pelatihan dan
produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial
dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan
kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial
ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya;
e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan kegiatan Dinas.
Untuk kelancaran dan optimalisasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga
Kerja berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 tentang rincian tugas
pokok dan fungsi Satuan Organisasi pada Dinas Daerah Kota Bandung, sebagai berikut:
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 10
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan
di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian berdasarkan asas otonomi dan
pembantuan.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja mempunyai fungsi:
(1) Perumusan kebijakan teknis lingkup pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan
kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial
ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan.
(2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pelatihan dan
produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan
industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan.
(3) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan
kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial
ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan.
(4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya,
dan
(5) Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan laporan penyelenggaraan kegiatan dinas.
2. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Tenaga
Kerja lingkup kesekretariatan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, sekretaris
mempunyai fungsi:
(1) Perencanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan;
(2) Pelaksanaan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi
administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, dan program;
(3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang;
(4) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Dinas;
(5) Pengkordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang; dan
(6) Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan.
2.1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi
umum dan kepegawaian.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 11
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub bagian Umum dan Kepegawaian
mempunyai fungsi:
(1) Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi umum
dan kepegawaian;
(2) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan
kearsipan Dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas, pengelolaan
perlengkapan dan administrasi perjalanan dinas;
(3) Pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan penyusunan rencana,
penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan pengelolaan data mutasi, cuti,
disiplin, pengembangan pegawai dan kesejahteraan pegawai; dan
(4) Evaluasi dan pelaporan lingkup administrasi umum dan kepegawaian.
2.2. Kepala Sub Bagian Keuangan Dan Program
Sub bagian keuangan dan program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup keuangan dan program.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub bagian keuangan dan program
mempunyai fungsi:
(1) Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi keuangan
dan program;
(2) Pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi kegiatan penyusunan rencana,
penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan dan pengelolaan data anggaran,
koordinasi penyusunan anggaran, koordinasi pengelola dan pengendalian keuangan
dan menyusun laporan keuangan Dinas;
(3) Pelaksanaan pengendalian program yang meliputi kegiatan penyusunan bahan dan
koordinasi penyusunan rencana dan program kegiatan dinas, koordinasi penyusunan
rencana dan program Dinas; dan
(4) Pelaporan pelaksanaan lingkup pengelolaan administrasi keuangan dan program
Dinas.
3. Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja
Bidang pelatihan dan produktivitas kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Dinas lingkup pelatihan dan produktivitas kerja.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang pelatihan dan produktivitas kerja
mempunyai fungsi:
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 12
(1) Penyusunan rencana dan program lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan
pelatihan kerja dan standarisasi kompetensi kerja;
(2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan
kerja dan standarisasi kompetensi kerja;
(3) Pelaksanaan lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja dan
standarisasi kompetensi kerja; dan
(4) Monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan
pelatihan kerja dan standarisasi kompetensi kerja.
3.1. Kepala Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Kerja Dan Pelatihan Kerja
Seksi pembinaan Lembaga Latihan Kerja dan Pelatihan Kerja mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja lingkup
pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pembinaan
Lembaga Latihan Kerja dan Pelatihan Kerja mempunyai fungsi:
(1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan
pelatihan kerja.
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan
pelatihan kerja.
(3) Pelaksanaan lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja yang
meliputi inventarisasi lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja, pembinaan
peningkatan kualitas lembaga latihan kerja & pelatihan kerja, pembinaan peningkatan
produktivitas kerja dan fasilitasi pemagangan kerja di dalam negeri dan luar negeri.
(4) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan lembaga pelatihan; dan
(5) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyelenggaraan kegiatan pembinaan
lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja.
3.2. Kepala Seksi Standarisasi Kompetensi Kerja
Seksi Standarisasi Kompetensi Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja lingkup Standarisasi Kompetensi Kerja.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Standarisasi
Kompetensi Kerja mempunyai fungsi:
(1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Standarisasi Kompetensi Kerja
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 13
(2) Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup Standarisasi
Kompetensi Kerja
(3) Pelaksanaan lingkup Standarisasi Kompetensi Kerja yang meliputi inventarisasi dan
klasifikasi pekerjaan, pembinaan dan fasilitasi Standarisasi Kompetensi Kerja
(4) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Standarisasi Kompetensi Kerja
4. Bidang Penempatan Kerja Dan Transmigrasi
Bidang Penempatan Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Dinas lingkup Penempatan Kerja dan Transmigrasi
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Penempatan Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi:
(1) Penyusunan rencana dan program lingkup penempatan tenaga kerja dan perluasan
kerja serta transmigrasi;
(2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja
serta transmigrasi;
(3) Pelaksanaan penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja serta transmigrasi;
(4) Pengkajian rekomendasi, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja serta transmigrasi;
(5) Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup penempatan tenaga kerja dan
perluasan kerja serta transmigrasi.
4.1. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan Kerja
Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang penempatan tenaga kerja dan transmigrasi lingkup
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai fungsi:
(1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kerja;
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kerja;
(3) Pelaksanaan lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja yang meliputi
pendaftaran pencari kerja, penyediaan informasi lowongan kerja/bursa kerja,
fasilitasi Penempatan Kerja bagi pencari kerja, pembinaan, penyuluhan, pengawasan
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 14
dan rekomendasi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) Kota Bandung, serta fasilitasi pendirian lembaga bursa kerja;
(4) Penyuluhan dan pengawasan penyelenggaraan pendirian kantor cabang Pelaksanaan
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) Kota Bandung dan penyuluhan
dan pengawasan penerbitan paspor TKI asal kota;
(5) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kerja.
4.2. Seksi Transmigrasi
Seksi Transmigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Transmigrasi
mempunyai fungsi:
(1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup transmigrasi;
(2) Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup transmigrasi;
(3) Pelaksanaan lingkup transmigrasi yang meliputi inventarisasi potensi transmigrasi,
penyuluhan dan motivasi transmigrasi, penjajagan lokasi dan kerjasama penempatan
transmigrasi serta monitoring kondisi transmigran; dan
(4) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup transmigrasi.
5. Bidang Pembinaan Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas lingkup Pembinaan
hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan. Untuk melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud ayat (1), bidang Pembinaan hubungan industrial dan
jaminan sosial ketenagakerjaan mempunyai fungsi:
(1) Penyusunan rencana dan program lingkup Pembinaan dan pengembangan hubungan
industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan serta penyelesaian perselisihan
hubungan industrial;
(2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup Pembinaan dan pengembangan hubungan
industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan serta penyelesaian perselisihan
hubungan industrial;
(3) Pelaksanaan lingkup Pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan
jaminan sosial ketenagakerjaan serta penyelesaian perselisihan hubungan industrial;
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 15
(4) Pengkajian rekomendasi, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan hubungan
industrial dan jaminan sosial tenaga kerja; dan
(5) Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pembinaan dan
pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan serta
penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
5.1. Seksi Pembinaan Dan Pengembangan Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
Seksi pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial
ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan. Untuk melaksanakan
tugas pokok sebagaimanan pada ayat (1), Seksi pembinaan dan pengembangan hubungan
industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan mempunyai fungsi:
(1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan dan pengembangan
hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan;
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan dan pengembangan hubungan
industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan;
(3) Pelaksanaan lingkup pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan
jaminan sosial ketenagakerjaan yang meliputi fasilitasi penyusunan dan pengesahan
peraturan perusahaan, pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan Perjanjian
Pekerjaan, Pencatatan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), pencatatan
organisasi pekerja dan pengusaha dan verifikasi keanggotaan Serikat Pekerja
pembinaan kepesertaan jaminan sosial serta penyusunan usulan penetapan upah
minimum kota;
(4) Penyuluhan dan pengawasan penyelenggaraan operasional perusahaan penyedia jasa
yang berdomisili di Kota;
(5) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pembinaan dan pengembangan
hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan.
5.2. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
(1) Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang pembinaan hubungan industrial dan jaminan
sosial ketenagakerjaan lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 16
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seksi
penyelesaian perselisihan hubungan industrial mempunyai fungsi:
(3) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup penyelesaian perselisihan hubungan
industrial;
(4) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penyelesaian perselisihan hubungan
industrial;
(5) Pelaksanaan lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang meliputi
pembinaan, pencegahan dan fasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan
industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan, pembinaan sumber daya
manusia dan lembaga penyelesaian perselisihan di luar pengadilan, penyusunan,
pengusulan formasi dan pembinaan mediator, konsiliator dan arbiter serta
penerimaan pendaftaran dan seleksi calon hakim ad-hoc pengadilan hubungan
industrial;
(6) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyelesaian perselisihan hubungan
industrial.
6. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan
kesehatan dan keselamatan kerja.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
pengawasan ketenagakerjaan mempunyai fungsi:
(1) Penyusunan rencana dan program lingkup pengawasan norma kerja serta
pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja;
(2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan
kesehatan dan keselamatan kerja;
(3) Pelaksanaan lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan kesehatan dan
keselamatan kerja;
(4) Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup pengawasan norma kerja
serta pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja.
6.1. Seksi Pengawasan Norma Kerja
Seksi Pengawasan norma kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas bidang pengawasan ketenagakerjaan lingkup pengawasan norma kerja.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 17
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seksi pengawasan
norma kerja mempunyai fungsi:
(1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengawasan norma kerja;
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan norma kerja;
(3) Pelaksanaan lingkup pengawasan norma kerja yang meliputi penyuluhan, pembinaan
dan pengawasan pelaksanaan norma ketenagakerjaan, menerima pengaduan,
melakukan pengecekan ke lapangan dan menugaskan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
dan melaksanakan koordinasi dengan instansi yang berwenang dalam rangka
penyelidikan, pemeriksaan, penindakan dan penyelesaian sebagai tindak lanjut atas
pelanggaran peraturan daerah dan peraturan Walikota di bidang ketenagakerjaan;
(4) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pengawasan norma kerja.
6.2. Seksi Pengawasan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Seksi Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas bidang pengawasan ketenagakerjaan lingkup Pengawasan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat (1), seksi pengawasan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja mempunyai fungsi:
(1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Pengawasan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja;
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja;
(3) Pelaksanaan lingkup Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang meliputi
pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kesehatan dan keselamatan kerja,
pemeriksaan penggunaan instalasi/pesawat/mesin produksi serta peralatan
keselamatan kerja, pemeriksaan dan pengujian kondisi lingkungan kerja di
perusahaan serta penanganan kasus kecelakaaan kerja; dan Evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan lingkup Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
7. UPT Balai Latihan Kerja (BLK)
Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang latihan
kerja, dengan fungsi sebagai berikut :
(1) Penyusunan rencana dan teknis operasional pelaksanaan latihan kerja;
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 18
(2) Pelaksanaan operasional Balai Latihan Kerja yang meliputi inventarisasi jenis-jenis
pekerjaan dan perusahaan, penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan tingkat
mahir dan profesional; serta pelaksanaan pelatihan tingkat mahir dan profesional.
(3) Pelaksanaan ketatausahaan UPT; dan
(4) Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan Balai
Latihan Kerja.
8. UPT Balai Hiegiene Perusahaan dan Kesehatan (Hiperkes)
Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Tenaga Kerja di
bidang Hiegiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dengan fungsi sebagai
berikut :
(1) Penyusunan rencana dan teknis operasional pelaksanaan hiegiene Perusahaan dan
Kesehatan yang meliputi inventarisasi tenaga kerja dan perusahaan, pemantauan
hiegiene, kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan, pemantauan kondisi dan
ketersediaan dokter di perusahaan, ahli hiegiene industri, teknisi hiegiene
perusahaan, ketersediaan fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja dan psikologi
industri;
(2) Pelaksanaan ketatausahaan UPT;
(3) Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan balai
hiperkes.
Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah diatur berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas
Daerah Kota Bandung, struktur Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung adalah sebagai berikut :
1) Kepala Dinas
2) Sekretariat, membawahkan :
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
(2) Sub Bagian Keuangan dan Program
3) Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja, membawahkan :
(5) Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Kerja dan Pelatihan Kerja
(6) Seksi Standarisasi Kompetensi Kerja
4) Bidang Penempatan Kerja dan Transmigrasi, membawahkan :
(1) Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 19
(2) Seksi Transmigrasi
5) Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
(1) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
(2) Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
6) Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
(1) Seksi Pengawasan Norma Kerja
(2) Seksi Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Selanjutnya dalam Peraturan Walikota Bandung Nomor 265/Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Pada Lembaga Teknis Daerah
dan Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung, terdapat Unit Pelaksana Teknis
(UPT) di lingkungan Dinas Tenaga Kerja, yaitu :
7) UPT Balai Latihan Kerja (BLK), dan
(1) Sub Bagian Tata Usaha UPT BLK
8) UPT Balai Hiegiene Perusahaan dan Kesehatan (Hiperkes), dan
(1) Sub Bagian Tata Usaha UPT Hiperkes
Struktur Organisasi terlampir.
2.2. Susunan Kepegawaian Dan Perlengkapan
Susunan Kepegawaian Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung posisi Januari 2014
berjumlah 95 orang, laki-laki 59 orang dan perempuan 36 orang. Dari jumlah pegawai di atas
terdiri dari satu orang pejabat struktural eselon II/a, Eselon III/a juga satu orang, jabatan
eselon III/b jumlahnya 4 orang, dan yang menduduki jabatan eselon IV/a berjumlah 11 orang,
serta IV/b ada 2 orang. Selain pejabat struktural terdapat pula beberapa jabatan fungsional
sebanyak 20 orang, kemudian pelaksana 57 orang, sebagaimana disusun dalam tabel di bawah
ini:
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 20
Tabel 2.1.
Daftar Pegawai Menurut Eselon
NO. JABATAN ESELON JUMLAH
1. Kepala Dinas II/a 1 orang
2. Sekretaris Dinas III/a 1 orang
3. Kepala Bidang III/b 4 orang
4. Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi/Ka.UPT
IV/a 11 orang
5. Kepala Tata Usaha UPT IV/b 1 orang
6. Fungsional : - Pengantar Kerja - Mediator - Pengawas
3 orang 3 orang
14 orang
7. Pelaksana 57 orang
Jumlah PNS 95 orang
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Disnaker 2013
Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung didominasi oleh golongan III, sebanyak 69
orang atau 72% dari jumlah seluruh pegawai, yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 2.2 Daftar Pegawai Menurut Golongan
NO. GOLONGAN JUMLAH
1. Golongan IV 9 Orang
2. Golongan III 69 Orang
3. Golongan II 16 Orang
4 Golongan I 1 Orang
Jumlah 95 Orang
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Disnaker Tahun 2013
Apabila jumlah pegawai disusun berdasarkan pendidikan, maka dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini:
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 21
Tabel 2.3. Daftar Pegawai Menurut Pendidikan
NO. PENDIDIKAN JUMLAH
1. S.2 8 Orang
2. S.1 41 Orang
3. D III 9 Orang
4. SLTA 34 Orang
5. SLTP 2 Orang
6. SD 1 Orang
Jumlah Pegawai (PNS) 95 Orang
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Disnaker 2013
Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa pegawai Dinas Tenaga Kerja sebagian besar
berpendidikan Sarjana dan SLTA.
Grafik 2.1. Data Pegawai Dinas Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan
Pegawai berdasarkan golongan kepangkatan apabila dibandingkan dengan tingkat
pendidikannya, seperti dalam tabel ini:
Pegawai Berdasarkan Pendidikan
S.2
S.1
D III
SLTA
SLTP
SD
43,2%
9,5%
1,9%1% 8,4%
35,8
%
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 22
Tabel 2.4. Perbandingan Golongan Kepangkatan dengan Tingkat Pendidikan
Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
GOLONGAN JUMLAH PERSEN PENDIDIKAN JUMLAH PERSEN
Gol. IV 9 Orang 9,5% S.2 8 Orang 8,4%
Gol. III 69 Orang 72,6% S.1/D.III 50 Orang 52,6%
Gol. II 16 Orang 16,8% SLTA 34 Orang 35,8%
Gol. I 1 Orang 1,1% SLTP 3 Orang 3,2%
Jumlah 95 Orang 100% Jumlah 95 Orang 100%
Komposisi tabel di atas, perbedaan yang paling menonjol adalah antara Pegawai
golongan II ke golongan III, dibandingkan dengan tingkat pendidikan antara SLTA ke S.1/D.III.
Golongan II sejumlah 16,8% dan yang berpendidikan SLTA adalah 35,8%, sedangkan golongan
III mencapai 72,6% dan yang berpendidikan S.1/D.III sebanyak 52,6%.
Dari data di atas, berarti 19% yang berpendidikan SLTA pangkatnya sudah mencapai
golongan III, atau 20% golongan III adalah berpendidikan SLTA. Memperhatikan kuantitas
kepangkatan yang didominasi oleh D.III ke atas (mencapai 70%) atau golongan III ke atas
(82,1%) sudah seharusnya kualitas kinerjanya meningkat pula, oleh karena itu pada Tahun
2013 penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan (AKIP) Dinas Tenaga Kerja mendapat
predikat “BAIK” dengan nilai 63,87, namun mengandung arti pula umur kerja para pegawai
Dinas Tenaga Kerja pun sudah banyak yang mendekati masa usia pensiun, sehingga jumlah
sumber daya manusia tidak memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, paling utama adalah di
posisi para pejabat fungsional pengawasan ketenagakerjaan, mediator/perantara perselisihan,
pengantar kerja, penyuluh swadaya masyarakat, serta instruktur kepelatihan.
2.3. Gedung dan Alat Perlengkapan Aparatur
Bangunan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung berdiri di atas lahan dengan luas tanah
9.167,99 m², terdiri dari 4 (empat) Gedung. Gedung utama digunakan untuk ruang Kepala
Dinas, Sekretariat dan ruang serbaguna/ruang pertemuan, gedung kedua diperuntukan untuk
3 (tiga) bidang : Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jamsostek, Bidang Pelatihan dan
Produktivitas Kerja, Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi seluas 7.787,99 m²,
dan Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan di Jalan Martanegara No. 6 dengan luas bangunan
700 m², dan gedung arisp seluas 560 m² berlantai dua seluas 1.120 m², serta dua bangunan
untuk shelter parkir seluas 120 m², sebagaimana dijelaskan pada table dibawah ini:
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 23
Tabel 2.5 Gedung/Bangunan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
NO. Gedung/bangunan Luas Keterangan
1. Gedung Induk 700.9 m² 2 lantai
- R. Kepala Dinas I ruang
- R. Sekretariat 1 ruang
- R. Aula 1 ruang
- R. Tamu/Tunggu 1 ruang
- R. Kasi/Kasubag 2 ruang
- R. Bendahara 1 ruang
- Kamar mandi/wc 4 ruang
2 Gedung Tengah/ Gedung
Penta/Lattas/HISK
7.787.99 m² 1 lantai
- R. Kabid 3 ruang
- R. Kasi 2 ruang
- R. Staf 5 ruang
- R. Pelayanan Kartu Kuning 1 ruang
- Kamar mandi/ WC 2 ruang
3 Gedung Pengawasan dan UPT 700 m² 1 lantai
- R. Kabid I ruang
- R. Kasi 4 ruang
- R. Staf 5 ruang
- Kamar mandi/ WC 3 ruang
- Dapur 1 ruang
4 Gedung Arsip 560 m² 2 lantai
5 Bangunan Shelter 120 m² 2 tempat
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Disnaker 2013
Kendaraan dinas operasional roda empat yang digunakan para pejabat Dinas
Tenaga kerja sebanyak 9 (sembilan) unit, kendaraan dinas operasional roda dua sebanyak 44
(empat puluh empat) unit. Perlengkapan inventaris lainnya sebagai penunjang kelancaran
pelaksanaan tugas organisasi Dinas, antara lain meja, kursi, lemari, brankas, komputer, printer,
mesin tik, pesawat telepon, dan perlengkapan lain berjumlah 882 unit.
Tahun 2012 Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung mendapat pinjaman kendaraan roda
dua dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 2 (dua) unit untuk operasional
Pejabat Pengantar Kerja, dan di awal Tahun 2013 mendapatkan pinjaman 1 (satu) unit
kendaraan operasional roda empat beserta peralatan Pemeriksaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 24
2.4. Kinerja Keuangan
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung didukung
dengan anggaran berbasis kinerja, maksudnya adalah setiap unit kerja mengelola anggaran
untuk mendanai program kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsinya, perkembangan APBD
dari Tahun 2007-2013 sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.6 Perkembangan APBD Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2007-2013
No Tahun Jumlah (Rp.) Naik/Turun
(%) Belanja Pegawai /BTL (Gaji/TPP)
Jumlah Belanja Langsung /BL
1. 2007 8.077.604.921 -- -- --
2. 2008 8.277.132.537 Naik 2,47% 4.961.850.287 3.315.282.250
3. 2009 13.507.017.954 Naik 63,18% 4.673.319.650 8.833.698.300
4. 2010 13.119.803.654 Turun 2,87% 4.673.319.654 8.446.483.986
5. 2011 15.192.046.791 Naik 12,83% 5.871.091.791 9.230.955.000
6. 2012 14.629.143.108,30 Naik 12,83% 5.203.501.484 9.873.000.000
7. 2013 17.476.135.470,53 Naik 19,46% 7.489.895.230,53 9.986.240.24019,46
Sumber Data : Sub Bagian Keuangan dan Program Disnaker 2013
Jumlah APBD Dinas Tenaga Kerja setiap tahunnya rata-rata meningkat terus, yang
paling signifikan adalah penambahan anggaran dari tahun 2008 ke tahun 2009 yaitu sebesar
63,18% yang merupakan penambahan anggaran untuk program dan kegiatan pelayanan
publik, prioritas adalah pada program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja,
dan program peningkatan kesempatan kerja, tahun selanjutnya peningkatannya antara 2%
sampai 13%. Apabila dirinci alokasi anggaran sesuai dengan urusan pemerintahan daerah,
sebagai berikut :
Tabel 2.7 APBD Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2007-2013
Berdasarkan Urusan Pemerintah Daerah
No Tahun Non Urusan
Urusan Wajib Urusan Pilihan
Peningk.Prod. & Penempatan
Perlindungan Ketenagakerjaan
Ketransmigrasian
1. 2007 -- -- -- --
2. 2008 814.121.055 1.890.494.685 451.986.510 158.680.000
3. 2009 1.939.838.300 5.381.522.700 1.192.262.300 320.075.000
4. 2010 1.610.755.996 5.151.299.723 1.330.298.277 354.130.000
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 25
5. 2011 1.778.920.000 4.770.105.000 2.264.675.000 417.255.000
6. 2012 2.085.500.000 4.766.325.000 2.264.675.000 483.500.000
7. 2013 2.446.355.465 4.660.604.555 2.376.599.720 4.960.000.00
Sumber Data : Sub Bagian Keuangan dan Program Disnaker 2013
2.5. Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Struktur umur merupakan informasi yang sangat penting berkaitan dengan
perkembangan persentase kelompok sasaran pembangunan, dan Proporsi penduduk usia kerja
(produktif) menentukan tingkat capaian pembangunan di Kota Bandung. Penduduk Usia Kerja
(PUK) di Kota Bandung pada Tahun 2013 berdasarkan data Badan Pusat Statistik adalah
sebanyak 1.879.373 Orang, dari jumlah tersebut angkatan kerja sebanyak 1.194.312 orang, dan
yang bekerja jumlahnya mencapai 1.087.425 orang, berarti tingkat kesempatan kerja di Kota
Bandung sebesar 91,05%. Berikut ini disajikan tabel data indikator makro ketenagakerjaan di
Kota Bandung :
Tabel 2. 8 Perkembangan Data Indikator Makro Ketenagakerjaan
Kota Bandung Tahun 2009 – 2013
Indikator Satuan 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah Penduduk Usia Kerja (PUK)
Jiwa 1.896.192 1.777.520 1.839.983 1.855.471 1.879.373
Jumlah Angkatan Kerja Jiwa 1.151.180 1.079.477 1.129.744 1.171.551 1.194.312
Jumlah Bekerja Jiwa 998.227 1.000.140 1.012.946 1.064.167 1.087.425
Jumlah Penganggur Jiwa 152.953 131.353 116.798 107.384 106.887
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
% 13,28 12,17 10,34 9,17
8,95
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
% 60,71 60,73 61,40 63,14
63,55
Sumber Data : Buku PTK Kota Bandung Tahun 2012-2017
Tabel rincian penduduk Kota Bandung berumur 15 tahun ke atas berdasarkan
tingkat pendidikan tertinggi :
Tabel. 2.9 Penduduk Usia Kerja (PUK) di Kota Bandung Menurut Tingkat Pendidikan
Tertinggi Tahun 2013
Tahun 2013
Tdk/Blm Tamat SD
Sekolah Dasar
SLTP SLTA Diploma I/II/III /Akademisi/ Universitas
Jumlah
1 2 3 4 5 6
65.458
426.280
480.367
630.803
276.465
1.879.373
Sumber Data : Buku PTK Kota Bandung Tahun 2012-2017
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 26
Lebih jelas lagi dibuat grafik di bawah ini yang memperlihatkan persentase masing-
masing kelompok pendidikan penduduk usia kerja :
Grafik 2.2 Penduduk Usia Kerja berdasarkan Tingkat Pendidikan
Penduduk Usia Kerja di Kota Bandung menurut tingkat pendidikan paling banyak
SLTA sejumlah 34%, dan yang kedua SLTA sebesar 25%.
Tabel 2.10
Perkembangan Penduduk Usia Kerja (PUK) di Kota Bandung Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009-2013
Jenis Kelamin 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4
Laki-Laki 927.007 897.222 931.708 948.393 958.526
Perempuan 969.185 880.298 908.275 907.078 920.847
L + P 1.896.192 1.777.520 1.839.983 1.855.471 1.879.373 Sumber Data : Buku PTK Kota Bandung Tahun 2012-2017
Agar lebih jelas, tabel di atas digambarkan dalam bentuk grafik dibawah ini :
3%
23%
25%
34%
15%
PUK berdasarkan Tingkat Pendidikantidak tamat SD
SD
SLTP
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 27
Grafik 2.3 Perkembangan Penduduk Usia Kerja berdasarkan jenis kelamin
Menurut golongan umur, penduduk usia kerja tahun 2013 paling banyak antara usia
25-29 tahun, 30-34 tahun, dan di atas usia kerja Pegawai Negeri Sipil yaitu usia 55 tahun ke
atas, seperti tabel di bawah :
Tabel 2.11
Penduduk Usia Kerja (PUK) di Kota Bandung menurut Golongan Umur pada Tahun 2013
Gol. Umur
Penduduk Usia Kerja
15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 45 46 – 54 55+ Total
244.264
198.302
227.720
216.000
177.576
197.722 210.006 229.786
1.879.373
Sumber Data : Buku PTK Kota Bandung Tahun 2012-2017
Digambarkan dalam bentuk grafik, menunjukkan struktur penduduk usia kerja di Kota
Bandung dinilai dinamikanya hampir merata, sebagaimana grafik di bawah ini:
820,000
840,000
860,000
880,000
900,000
920,000
940,000
960,000
980,000
2009 2010 2011 2012 2013
Laki - Laki
Perempuan
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 28
Grafik 2.4 Perkembangan Penduduk Usia Kerja berdasarkan Golongan Umur
Menyadur dari RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dinyatakan bahawa Kota Bandung
memiliki peran penting dalam perekonomian Jawa Barat. Pada tahun 2007-2011 kontribusi
ekonomi Kota Bandung di Jawa Barat mencapai rata-rata 11,6%. Dalam lingkup Kota Bandung
Raya, maka kontribusi aktivitas ekonominya menjadi sekitar 23% dari ekonomi Jawa Barat.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung juga tergolong tinggi, atau di atas rata-rata
pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dan bahkan nasional. Tingkat pertumbuhan ekonomi Kota
Bandung dari tahun 2008-2012 rata-rata sebesar 8,62%, sedangkan pertumbuhan ekonomi
nasional sebesar 5,8% dan Provinsi Jawa Barat sebesar 5,86% .
Sumber : BPS (olahan)
Grafik 2.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung Tahun 2008–2012 dan Perbandingannya dengan Tingkat Jawa Barat dan Nasional (%)
14%
12%
13%
13%10%
12%
12%
14%
15 – 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 45
46 – 54
6.21
4.29
6.09 6.48 6.21 6.00
4.60
6.10 6.50 6.23
8.17 8.34 8.45 8.58 9.40
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2008 2009 2010 2011 2012
Pe
rse
nta
se (
%)
Jawa Barat Nasional Kota Bandung
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 29
Tingkat pertumbuhan yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa Kota Bandung adalah
menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang penting di Jawa Barat maupun di
Indonesia. Secara terinci kontribusi kegiatan ekonomi Kota Bandung dan sekitarnya terhadap
Ekonomi Jawa Barat dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.12
Kontribusi Kegiatan Ekonomi Kota Bandungdan Sekitarnya terhadap Ekonomi Jawa Barat Tahun 2007-2011
No Kabupaten/Kota Persentase (%)
1 Kab. Bandung 7,0
3 Kab. Bandung Barat 2,7
4 Kota Bandung 11,6
5 Kota Cimahi 2,0
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat
Data tersebut mengindikasikan bahwa Kota Bandung merupakan kota penting bagi
aktivitas ekonomi di Jawa Barat maupun nasional. Artinya Kota Bandung menjadi salah satu
pusat pertumbuhan ekonomi dan memiliki banyak kaitan aktivitas ekonomi dengan daerah
sekitar maupun wilayah lain. Sebagai pusat pertumbuhan dengan tumpuan pada aktivitas
perdagangan dan industri pengolahan, maka Kota Bandung juga menjadi salah satu tujuan
migrasi tenaga kerja yang cukup besar. Peran lainnya adalah Kota Bandung sebagai salah satu
Kota Pendidikan terpenting di Indonesia, telah menyatu dengan kehidupan ekonomi, sehingga
tingkat pertumbuhan ekonominya tergolong sangat tinggi.
Tabel di bawah terlihat bahwa PDRB Kota Bandung dari tahun 2008 ke 2012
menunjukkan kenaikan yang tinggi atau menunjukkan peningkatan pertumbuhan kegiatan
ekonomi. Kecenderungan aktivitas ekonomi Kota Bandung pada beberapa tahun ke depan
cenderung positif mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan.
Tabel 2.13
Perkembangan Indikator PDRB dan LPE Kota Bandung Tahun 2008–2012
Indikator 2008 2009 2010 2011* 2012**
LPE Kota Bandung (%) 8,17 8,34 8,45 8,73 9,4
LPE Nasional (%) 5,5 4,6 6,1 6,59 6,23 PDRB (jt Rp) (hargaberlaku)
60.444.487 70.281.163 82.002.176 97.451.902 110.669.837
PDRB (jt Rp) (harga konstan 2000)
26.978.909 29.228.272 31.697.282 34.415.522 37.701.954
Sumber: BPS Kota Bandung (Diolah)
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 30
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung cenderung positif mengalami
pertumbuhan, tetapi kondisi ekonomi dan politik nasional akan sangat berpengaruh dan
berdampak pada fluktuasinya permasalahan ketenagakerjaan yang sudah kompleks. Isu
strategis potensial adalah pengangguran lulusan sekolah/perguruan tinggi serta keterbatasan
lapangan kerja. Dan dua tahun terakhir adalah isu demonstrasi pekerja/buruh berkaitan
dengan tidak adanya kesepakatan dalam penetapan upah minimum. Isu ketenagakerjaan yang
perlu penanganan yang sinergi di jajaran pemerintahan Kota Bandung, antara lain : tingginya
angka pengangguran, tingginya angka kecelakaan kerja terutama kecelakaan ketika, akan dan
sesudah bekerja sebagai dampak dari meningkatnya penggunaan sarana kerja kendaraan roda
dua, meningkatnya konflik hubungan industrial, rendahnya daya saing dan kualitas SDM, serta
rendahnya tingkat kesejahteraan pekerja. Hal ini cukup penting untuk menjadi perhatian
semua pihak, mengingat bahwa pembangunan di semua sektor pada akhirnya akan
berimplikasi terhadap ketenagakerjaan.
Tabel. 2.14 Perkembangan Data Penempatan, Pencari Kerja, Lowongan Kerja, Tenaga Kerja Asing, dan
Data Transmigrasi Kota Bandung Tahun 2008 – 2013
Indikator Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah Penempatan Tenaga Kerja
Orang 2.106 2.894 2.281 3.044 4.035 2.452
Jumlah Pencari Kerja Terdaftar
Orang 18.813 33.476 24.159 10.313 8.815 17.455
Jumlah Lowongan Kerja
Loker 6.542 1.840 2.281 7.757 11.882 6.989
Jumlah Bursa Kerja Khusus (BKK)
BKK 44 44 46 47 49
Jumlah Tenaga Kerja Asing
orang 420 91 90 80 117 135
Penempatan Trransmigran
KK Jiwa
10 28
25 81
18 72
10 36
20 82
3 10
Sumber: BPS , dan Disnaker Kota Bandung (Diolah)
Tenaga kerja merupakan sumber daya paling utama dalam siklus perputaran roda
perekonomian. Ketidakseimbangan antara lowongan kerja pada tahun 2013 sebanyak 6.989
lowongan kerja yang ditawarkan perusahaan melalui pendataan yang dilakukan petugas
fungsional Pengantar Kerja maupun Bursa Kerja (Job Fair dan On-Line) sedangkan jumlah
pencari kerja mencapai 17.455 orang, dibuktikan dengan penyerapan AKAN, AKL, dan AKAD
hanya sejumlah 2.452 pekerjaan, hal ini disebabkan adanya ketidaksesuaian antara tingkat
kualitas tenaga kerja dan kebutuhan dunia kerja, juga kurang diminatinya lowongan kerja yang
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 31
ditawarkan perusahaan kepada para pencari kerja. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan
keterampilan untuk peningkatan kualitas pencari kerja, dan pelatihan peningkatan
produktivitas bagi tenaga kerja, serta sikap pro aktif para fungsional pengantar kerja untuk
lebih meningkatkan jumlah informasi lowongan kerja. Tabel di bawah ini menginformasikan
data pencari kerja sesuai pendidikan, dan penempatan tenaga kerja yang lebih rinci :
Tabel 2.15 Data Perkembangan Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2013
NO URAIAN EXISTING
TAHUN 2013 SATUAN
1. Jumlah Pencari Kerja Terdaftar: - SD - SMP - SMA - D1 & D2 - D3 - S1 - S2 & S3
17.455 45
182 5.398
53 2.728 8.876
173
Orang
2. Jumlah Penempatan Kerja - AKL - AKAD - AKAN
2.452 2.405
5 42
Orang
3. Jumlah PPTKIS 13 Perusahaan
Sumber data : Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2013, diolah
Pada umumnya ketidakseimbangan antara penempatan tenaga kerja, lowongan
kerja yang tersedia, tingginya jumlah pencari kerja terjadi setiap tahun, digambarkan dalam
grafik di bawah :
Grafik 2.6. Perbandingan pendaftar pencari kerja, lowongan pekerjaan dan penempatan tenaga kerja Tahun 2008 – 2013
18,813
33,476
24,159
7,757 8,815
17,455
6,542
1,840
4,779
10,313 11,882
6,989
2,106 2,894
2,281 3,044 4,035 2,452
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pendaftar Pencari Kerja Lowongan Pekerjaan Penempatan Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 32
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerja setiap
tahun dilakukan berbagai jenis pelatihan kerja, baik yang berbasis kompetensi kerja, berbasis
masyarakat, maupun pelatihan kewirausahaan, diantaranya adalah pelatihan : Tata boga
(Catering Pastry), bengkel sepeda motor, daur ulang, border, hantaran, menjahit, service
komputer/handphone, achievment motivation training (AMT), manajemen usaha kecil
menengah (MUKM), tata rias wajah/rambut/pengantin /spa, sablon, sulam pita, jurnalistik,
pengelasan, design grafis, photography, broadcasting, pelatihan IT, pembuatan boneka, dan
ekonomi kreatif lainnya. Jumlahnya setiap tahun sebagaimana digambarkan grafik di bawah
ini:
Grafik 2.7 Pelatihan Keterampilan Kerja Tahun 2008-2014
Permasalahan ketenagakerjaan tidak lepas pula dari masalah hubungan industrial
antara pekerja dan pengusaha yang mempekerjakan mereka, diantaranya masalah perselisihan
upah, jam kerja, dan perselisihan kepentingan. Berikut adalah tabel yang menyajikan beberapa
indikator ketenagakerjaan terkait hubungan industrial dan kesejahteraan di Kota Bandung :
Tabel 2.16 Perkembangan Data Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Kota Bandung Tahun 2008 – 2013 Indikator Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama
Kasus 103 107 42 46 61 48
Jumlah Kasus tercatat Kasus 122 123 46 74 90 105
Jumlah Pemeriksaan Perusahaan 900 906 907 929 943 1.068
Jumlah Perusahaan Perusahaan 4.621 5.041 5.466 5.882 6.258 6.729
Jumlah Pekerja/Buruh yang masuk jamsostek
Orang 346.657 264.212 272.573 275.929 288.702 300.950
Sumber data : Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2013, diolah
300
360
710
660
610
780
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah Pelatihan Keterampilan Kerja
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 33
Grafik di bawah ini menggambarkan penanganan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung selama tahun 2008
sampai dengana tahun 2013 :
Grafik 2.8 Perkembangan Penyelesaian Kasus PHI Tahun 2008 - 2013
Selanjutnya sebagai upaya meningkatan kesejahteraan para pekerja dalam rangka
memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja, Dinas Tenaga Kerja mempunyai kewajiban
melakukan pembinaan, pemeriksaan dan pengawasan terhadap perusahaan agar semua
pekerja/buruh didaftarkan dalam penjaminan sosial ketenagakerjaan, grafik di bawah ini
menunjukkan masih rendahnya kepesertaan pekerja/buruh untuk menjadi anggota jamsostek.
Grafik 2.9 Kepesertaan Tenaga Kerja yang menjadi anggota Jamsostek Tahun 2008-2013
122 123
46
74
90
105103 107
42 46
61
48
Tahun2008
Tahun2009
Tahun2010
Tahun2011
Tahun2012
Tahun2013
Jumlah kasus yangmasuk
Jumlah kasus yangselesai melaluiPerjanjian Bersama (PB)
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
944626998227 1000140 1012946
1064167 1087425
346,657421,003 421,003 421,003
259,453 300,950
Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja yang masuk jamsostek
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 34
Penegakan supremasi hukum ketenagakerjaan merupakan tugas pokok dan fungsi
fungsional Pengawas Ketenagakerjaan, setiap tahun dilakukan pemeriksaan terhadap
perusahaan yang telah melakukan wajib lapor berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1981, dan hasilnya sebagaimana grafik di bawah ini :
Grafik 2.10 Perbandingan perusahaan yang diperiksa dengan jumlah perusahaan
(berdasarkan data wajib lapor)
Organisasi serikat pekerja/buruh merupakan mitra pemerintah dan perusahaan
dalam upaya memfasilitasi perlindungan tenaga kerja, namun kecelakaan kerja dan
pelanggaran norma ketenagakerjaan masih tetap tinggi, datanya dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini :
Tabel 2.17 Data Perlindungan Ketenagakerjaan Tahun 2008 - 2013
NO. URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013 SATUAN
1 Organisasi Serikat Pekerja (Federasi) Serikat Pekerja (SP)
519 106.696
352 112.473
370 116.584
390 113.944
285 102.442
307 121.236
Unit Anggota
2 Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
39 PKB
3 Verifikasi 200 SP
4 Peraturan perusahaan
612 PP
6 Jumlah orang bekerja (Wajib Lapor)
244.056 265.841 281.386 297.340 302.971 322.951 Orang
7 Jumlah Perusahaan yang masuk Jamsostek
3.809 3.207 3.207 3.207 3.456 Persh
9 Penanganan perselisihan dan
122 5.713
123 1.767
46 108
74 578
90 505
105 10.795
Kasus Orang
4,621 5,041
5,466 5,882
6,258 6,729
17981373 1238 1102 1102 1,068
2008 2009 2010 2011 2012 2013
JumlahPerusahaanWajib Lapor
JumlahPemeriksaan
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 35
hubungan industrial (Hak/kewajiban, upah, waktu kerja)
10 PHK Perorangan Tenaga Kerja terlibat
89 160
78 118
43 78
47 54
62 84
71 96
Kasus Orang
11 PHK Masal Tenaga Kerja terlibat
14 895
15 1.416
0 0
1 12
1 13
5 1.130
Kasus Orang
12 Mogok kerja/unjuk rasa Tenaga Kerja terlibat
12 4.658
4 233
1 30
1 512
7 408
3 650
Kasus Orang
13 Jumlah Kecelakaan Kerja
786 799 993 1.051 1.058 1.099 Kasus
14 Jumlah pelanggaran norma kerja
1.386 Kasus
Sumber data : Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, diolah
Peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, salah satu upaya pemerintah melalui
penetapan peningkatan upah minimum kerja sesuai atau di atas nilai kebutuhan hidup yang
layak. Namun demikian tentunya tingkat upah akan berbanding lurus dengan kualitas dan
kompetensi tenaga kerja, serta diperkirakan masih banyak perusahaan terutama industri
catering, dan jasa pertokoan/retail, para pekerjanya masih banyak yang menerima upah belum
sesuai dengan Upah Minimum Kota Bandung (UMK), Tahun 2013 sebesar Rp.1.538.703,00.
Upah Minimum Kota Bandung (UMK) Tahun 2013 dan 2014 melalui mekanisme
Dewan Pengupahan Kota (DPK) Bandung gagal dalam menentukan kesepakatan UMK, yang
semula nilai usulan UMK sebesar Rp. 1.971.803,00 sehubungan demonstrasi para
pekerja/buruh yang terus menerus selama beberapa hari, maka Walikota Bandung merevisi
penetapan UMK menjadi sebesar Rp. 2.000.000,00 dengan nilai Kebutuhan Hidup
Minimum/Layak (KHM/KHL) sebesar Rp.1.811.375,00.
Tabel 2.18
Perkembangan Upah Minimum Kota Bandung Tahun 2009 - 2014
Sumber data : Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, diolah
NO URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Rupiah
1. Upah Minimum Kota
(UMK) 939.000 1.044.630 1.118.000 1.188.435 1.271.625 1.538.703 2.000.000
2. Kebutuhan Hidup
Minimum (KHM / KHL) 1.002.059 1.118.687 1.197.063 1.271.625 1.465.431 1.509.775 1.811.375
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 36
Data tersebut di atas digunakan menjadi indikator untuk mengukur keberhasilan
kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
Pencapaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung diukur berdasarkan beberapa
indikator :
Pertama : Indikator Kinerja Sasaran RPJMD dan IKU Tahun 2009-2013
Kedua : Indikator target sasaran dan program Renstra
Ketiga : Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) urusan Ketenagakerjaan
Keempat : Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2009-2013 dapat dilihat
sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 2.19
Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Berdasarkan RPJMD 2009-2013
NO. INDIKATOR KINERJA 2009 2010 2011 2012 2013
1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
13,28% 12,17% 10,34% 9,17% 8,95%
2 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 86,17% 87,83% 86,97% 90,83% 91,05%
Tabel 2.20
Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2009-2013
No. Indikator Kinerja Utama 2009 2010 2011 2012 2013 Satuan
1 Tenaga Kerja Terampil dan Produktif
740 1010 905 910 860 Orang
2 Persentase pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
8,64% 9,44% 39,24% 45,77% 14,05% Persen
3 Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja*
60,71% 60,73% 61,40% 63,14% 63,55% Persen
4 Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama
31 10 46 61 48 Kasus
5 Pekerja/Buruh yang menjadi peserta program jamsostek
421.003 421.003 421.003 259.453 300.950 Orang
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 37
6 Persentase penurunan kejadian kecelakaan kerja
799 993 1051 1.058 1.099 Kasus
7 Persentase penurunan pelanggaran atas norma ketenagakerjaan
426 796 306 2243 1386 Kasus
8 Jumlah KK yang ditransmigrasikan
25 18K 10 20 3 KK
9 Jumlah KK yang menetap dibandingkan dengan jumlah KK yang diberangkatkan
25 18 10 20 3 KK
Tabel 2.21
Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Berdasarkan Indikator target sasaran dan program Renstra
NO. INDIKATOR KINERJA 2009 2010 2011 2012 2013
1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 60,71% 60,73% 61,40% 63,14% 63,55%
2 Tingkat penempatan pencari kerja 8,64% 9,44% 39,24% 45,77% 14,05%
3 Tingkat Keselamatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
84,15% 85,47% 87,00% 86,32% 100,00%
4 Tingkat penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
87,00% 91,30% 62,16% 67,78% 45,71%
5 Tingkat Kesepakatan dengan pemerintah daerah lokasi transmigrasi
40,00% 40,00% 25,00% 66,67% 33,33%
6 Tingkat partisipasi transmigran swakarsa 0% 0% 0% 0% 0%
Tabel 2.22
Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Berdasarkan Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2009-2013
NO. JENIS PELAYANAN
DASAR INDIKATOR KINERJA
Capaian Kinerja
2009 2010 2011 2012 2013
1 Pelayanan Pelatihan kerja
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
20% 65,00% 41,25% 55,00% 55,00%
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat
100% 100% 100,00% 100,00% 100,00%
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
16,25% 27,50% 35,00% 28,75% 35,00%
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 38
2 Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
8,64% 9,44% 39,24% 45,77% 14,05%
3 Pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)
87,00% 91,30% 62,16% 67,78% 45,71%
4 Pelayanan Kepesertaan Jamsostek
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek
26,47% 27,25% 27,24% 27,13% 27,68%
5 Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan
Besaran Pemeriksaan Perusahaan
- 11,34% 15,42% 17,42% 14,77%
Besaran pengujian peralatan di perusahaan
- - 55,31% 57,31% 51,71%
Tabel 2.23 Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Tahun 2009-2013
Tabel – tabel diatas menginterpretasikan bahwa pelayanan urusan wajib
ketenagakerjaan banyak yang mencapai target, bahkan ada yang melebihi target.
Interpretasi lebih lanjut dapat dijelaskan dalam grafik sebagai berikut :
1. Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal Ketenagakerjaan
Tingkat capaian target kinerja pada tahun 2013 berdasarkan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.15/MEN/X/2010
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) dapat digambarkan pada grafik dibawah ini :
NO. URUSAN IKK Capaian Kinerja
2009 2010 2011 2012 2013
Urusan Wajib
12 Ketenagakerjaan 46 Tingkat partisipasi angkatan kerja
60,71% 60,73% 61,40% 63,14% 63,55%
47 Pencari kerja yang ditempatkan
8,64% 9,44% 39,24% 45,77% 14,05%
Urusan Pilihan
6 Transmigrasi 15 Transmigran swakarsa
0% 0% 0% 0% 0%
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 39
Grafik 2.11 Capaian Kinerja SPM
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pengukuran kinerja urusan wajib
ketenagakerjaan mengacu kepada 8 indikator kinerja, 2 indikator melebihi target (25%),
yaitu : (1) Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat; dan
(2) Besaran pengujian peralatan di perusahaan.
Enam indikator tidak mencapai target (75%) yaitu (1) Besaran tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi (2) Besaran tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan kewirausahaan (3) Besaran pencari kerja yang terdaftar yang
ditempatkan (4) Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) (5)
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek (6) Besaran
Pemeriksaan Perusahaan.
2. Pencapaian Kinerja Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Tingkat capaian target kinerja berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) dapat
digambarkan pada grafik dibawah ini :
Grafik 2.12 Capaian Kinerja Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Tercapai Melebihi
Target25% Tercapai
Sesuai Target0%Target Tidak
Tercapai75%
Capaian Kinerja SPM
Tercapai Melebihi
Target67%
Tercapai Sesuai Target
0%
Target Tidak Tercapai
33%
Capaian Kinerja IKK
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 40
Capaian kinerja berdasarkan IKK urusan Ketenagakerjaan ditetapkan 3 indikator,
yaitu: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Pencari kerja yang ditempatkan,
sedangkan urusan Ketransmigrasian hanya satu indikator yaitu Transmigrasi Swakarsa.
Dua indikator urusan wajib tercapai, satu indikator tidak tercapai, sedangkan urusan
pilihan ketransmigrasian tidak dapat direalisasikan terkendala Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI tidak memberikan kuota karena lokasi transmigrasi swakarsa
ditutup.
3. Pencapaian Kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU)
Tingkat capaian target kinerja berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dapat
digambarkan pada grafik dibawah ini :
Grafik 2.13 Capaian Kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU)
Capaian Kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU) mengacu kepada 9 indikator
kinerja, 3 indikator melebihi target (33%), yaitu: (1) Persentase pencari kerja yang
terdaftar yang ditempatkan; (2 Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja; (3)
Persentase penurunan pelanggaran atas norma ketenagakerjaan. Indikator tercapai
sesuai target (22%), yaitu : (1) Tenaga Kerja Terampil dan Produktif; (2) Jumlah KK yang
menetap dibandingkan dengan jumlah KK yang diberangkatkan. Indikator tidak
mencapai target (44%), yaitu: Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama; (2)
Pekerja/Buruh yang menjadi peserta program jamsostek; (3) Persentase penurunan
kejadian kecelakaan kerja; (4) Jumlah KK yang ditransmigrasikan.
Tercapai Melebihi
Target33%
Tercapai Sesuai Target
22%
Target Tidak Tercapai
45%
Capaian IKU
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 41
4. Pencapaian Kinerja RPJMD/Renstra Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Tahun 2013 merupakan tahun ke-lima implementasi Rencana Strategis Dinas
Tenaga Kerja Kota Bandung periode 2009–2013. Berikut ini diuraikan hasil pengukuran
dan analisis pencapaian sasaran strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun
2013:
1) Sasaran Pembangunan Ketenagakerjaan (Misi 2 RPJMD 2009-2013)
Urusan Ketenagakerjaan dalam RPJMD Tahun 2009-2013 termasuk dalam Misi 2,
yaitu : “Mengembangkan Perekonomian Kota Yang Berdaya Saing Dalam Menunjang
Penciptaan Lapangan Kerja dan Pelayanan Publik serta Meningkatkan Peranan Swasta
dalam Pembangunan Ekonomi Kota”. Indikatornya adalah : menurunnya tingkat
pengangguran terbuka, target RPJMD murni tahun 2011 menurun 15,20%, dan target
RPJMD revisi sesuai hasil Sakernas Tahun 2010 menjadi sebesar 13,68%, dan
realisasinya mencapai sebesar 10,34%. Sedangkan target pada tahun 2012 sebesar
13,62% dengan realisasi sebesar 9,17%, dan pada tahun 2013 target tingkat
pengangguran terbuka sebesar 13,57 % dan diprediksi penurunan tingkat
pengangguran terbuka sebesar 8,95%.
Penurunan Tingkat Pengangguran dipengaruhi beberapa faktor diantaranya :
meningkatnya kegiatan pelatihan kerja, meningkatnya kegiatan bursa kerja,
terselenggaranya kegiatan informasi pasar kerja melalui bursa kerja online (BKOL),
meningkatnya kualitas SDM pengantar kerja, meningkatnya kompetensi pencari kerja,
dan bertambahnya jumlah LPK, serta adanya kondusifitas iklim ketenagakerjaan di
Kota Bandung. Capaian kinerja dijelaskan dalam grafik berikut ini :
Grafik 2.14 Capaian Kinerja RPJMD Kota Bandung
Tercapai Melebihi
Target100%
Tercapai Sesuai Target
0%
Target Tidak Tercapai
0%
Capaian kinerja sasaran Misi 2
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 42
2) Sasaran Program Pembangunan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
Program pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian capaian kinerja pada
tahun 2013, sebagai berikut :
(1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Indikator tingkat partisipasi angkatan kerja target pada tahun 2013 dalam RPJMD
revisi sebesar 60,77% realisasi 63,55%.
(2) Tingkat penempatan pencari kerja
Indikator meningkatnya tingkat penempatan pencari kerja target dalam RPJMD
revisi pada tahun 2013 sebesar 9,70% dan realisasinya sebesar 14,05%.
(3) Tingkat Keselamatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indikator meningkatnya tingkat keselamatan dan perlindungan tenaga kerja
target dalam RPJMD revisi pada tahun 2013 sebesar 86,54% dan realisasinya
sebesar 100%.
(4) Tingkat Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Indikator meningkatnya tingkat penyelesaian perselisihan hubungan industrial
target dalam RPJMD revisi pada tahun 2013 sebesar 66,67% dan realisasinya
sebesar 45,71%.
(5) Tingkat Kesepakatan (MoU) dengan Pemerintah Daerah Lokasi Transmigrasi
Indikator meningkatnya tingkat kesepakatan dengan pemerintah daerah lokasi
transmigrasi target dalam RPJMD (revisi) tahun 2013 sebesar 50% dan
realisasinya sebesar 33,33%.
(6) Tingkat Partisipasi Transmigran Swakarsa
Indikator meningkatnya tingkat partisipasi transmigran swakarsa target dalam
RPJMD (revisi) pada tahun 2013 sebesar 16% dan realisasinya sebesar 0% faktor
yang mempengaruhi tidak tercapainya indikator tersebut adalah tidak terbitnya
alokasi target transmigrasi swakarsa mandiri (TSM) dari Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI.
Capaian kinerja Sasaran Program Pembangunan Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian (target Renstra 2009-2013) dijelaskan dalam grafik berikut ini :
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 43
Grafik 2.15 Capaian Kinerja Sasaran Renstra
2.6 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung
Tantangan
Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kompetensi adalah rendahnya
kualifikasi angkatan kerja yang terindikasi pada komposisi angkatan kerja menurut
pendidikan. Sebagai gambaran kita lihat angkatan kerja di Kota Bandung menurut
pendidikan pada tahun 2013, jumlah angkatan kerja sebanyak 1.194.312 orang dengan
tingkat pendidikan secara berturut-turut: berpendidikan SD ke bawah sebanyak 262.575
orang (22%); SLTP sebanyak 270.008 orang (23%); SLTA sebanyak 442.569 orang (37);
Sarjana 219.160 orang (18%). Walaupun penduduk Kota Bandung berpendidikan lebih
tinggi namun kondisi tenaga kerja Kota Bandung masih tetap sulit untuk bersaing dengan
tenaga kerja asing, khususnya pada jenis pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan tinggi. Apabila dilihat dari trend pergerakan pendidikan, dunia
ketenagakerjaan sekarang ini dihadapkan pada kecenderungan baru yaitu adanya
pergeseran pengangguran terbuka dari angkatan kerja berpendidikan rendah menuju
kearah angkatan kerja berpendidikan yang lebih tinggi. Ditambah lagi Kota Bandung secara
geografis merupakan wilayah cekungan, oleh karena itu pemerintah daerah menetapkan
aturan apabila akan mendirikan perusahaan di Kota Bandung tidak boleh lagi mendirikan
perusahaan yang sifatnya industri polutan karena berdampak pada meningkatnya polusi air
dan udara.
Adanya fenomena tersebut, dunia usaha harus melaksanakan efisiensi dan
peningkatan produktivitas yang ditandai oleh adanya pengalihan tenaga kerja dengan
Tercapai Melebihi
Target50% Tercapai
Sesuai Target
0%
Target Tidak
Tercapai50%
Capaian Kinerja Sasaran Renstra
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 44
teknologi mesin, sehingga life circle hasil produksi menjadi sangat pendek. Untuk dapat
melakukan efisiensi, maka dunia usaha perlu melaksanakan perubahan [change] melalui
reengineering. Untuk mengantisipasi perubahan dunia usaha dunia pendidikan pun harus
melakukan reengineering dari yang bersifat umum menjadi kejuruan dan keterampilan,
khususnya untuk jangka pendek dan menengah. Pembaharuan bentuk pelatihan dari yang
umum menjadi aplikasi teknologi, merupakan terobosan untuk mengimbangi percepatan
laju perkembangan teknologi, elektronika dan manajemen. Tetapi perlu dipahami juga,
bahwa adanya perubahan teknologi, untuk jangka panjang tidak lagi diperlukan tenaga
kerja dengan persyaratan keterampilan [skill requirement] yang tinggi. Sistem mesin yang
dioperasikan tentunya semakin canggih, sehingga hanya memerlukan keterampilan ”tekan
tombol”. Integrated Manufacturing systems, merupakan suatu contoh dimana untuk
mengoperasikan mesin tidak diperlukan keterampilan yang tinggi, tetapi dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang semakin meningkat, terutama untuk menghadapi kompleksitas
sistem mesin-mesin yang semakin canggih.
Perubahan yang terjadi di dunia kerja, perlu diikuti dengan perubahan sikap,
perilaku dan peningkatan keterampilan tenaga kerja, yang secara tidak langsung berkaitan
dengan perubahan sistem pendidikan dan pelatihan kerja. Selanjutnya, lembaga pendidikan
sebagai salah satu institusi penghasil tenaga kerja terdidik yang masuk pasar kerja, harus
memperhatikan proses pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mempunyai daya
saing di pasar kerja global. Dunia pendidikan harus lebih banyak melihat perkembangan
yang terjadi di dalam dunia usaha. Dengan demikian, kurikulum yang digunakan paling
tidak harus dapat mencerminkan apa yang diinginkan oleh dunia kerja yang harus
mengandung unsur knowledge, skills dan attitudes.
Rendahnya penyerapan angkatan kerja antara lain juga dipengaruhi oleh
ketidakpastian kualitas pencari kerja itu sendiri dalam mengisi peluang atau kesempatan
kerja. Berdasarkan laporan penempatan ketenagakerjaan diketahui bahwa terdapat
lowongan-lowongan pada sektor-sektor industri pengolahan, yang tidak sepenuhnya dapat
terisi oleh para pencari kerja yang dikarenakan kriteria kualitas tenaga kerja yang
dibutuhkan tidak memenuhi persyaratan. Dalam upaya mempertemukan para pencari kerja
dan pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja secara cepat dan tepat sesuai
perkembangan teknologi, telah dibangun Bursa Kerja On Line yang merupakan
pengembangan model Bursa Kerja Konvensional. Melalui BKOL para pencari kerja dan
pengusaha dapat mendaftarkan secara langsung kebutuhan dengan menggunakan akses
internet.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 45
Pemerintah Kota Bandung perlu untuk mempersiapkan SDM yang kompetitif di
pasar global, dengan persiapan SDM yang baik, khususnya untuk Tenaga Kerja sektor formal
yang akan ditempatkan di luar negeri agar dapat memperkuat posisi tawar [bargaining
position] dengan negara pengguna. Di samping itu, kemajuan teknologi yang semakin cepat
terutama di bidang komunikasi, transportasi dan teknologi telah mempercepat proses
globalisasi itu sendiri. Sebagai akibatnya hubungan antar negara semakin dekat, terutama
terkait dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa, khususnya tenaga kerja. Dengan
demikian, pasar kerja antar negara menjadi semakin marak dan intensif di masa yang akan
datang. Sementara itu, globalisasi pasar kerja juga mengakibatkan banyaknya tenaga kerja
asing yang bekerja di Kota Bandung (Tahun 2012 terdaftar pada Disnaker sejumlah 117
TKA, dan Tahun 2013 sebanyak 135 TKA), tidak hanya pada jabatan manajerial dan tenaga
ahli, tetapi sampai tingkat teknisi dan operator yang jumlahnya tidak sedikit. Kehadiran
tenaga kerja asing dirasa sangat mengancam kesempatan kerja di pasar dalam negeri,
khususnya untuk tenaga kerja Indonesia pada tingkat menengah ke bawah yang jumlahnya
sangat banyak.
Mobilitas tenaga kerja, baik penempatan dalam daerah, antar daerah maupun
antar negara yang bertumpu pada kualitas SDM menjadi faktor penentu keberhasilan dalam
persaingan global. Menghadapi tantangan yang berat demikian, kita perlu melakukan
reposisi dengan meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif SDM. Reposisi ini
penting untuk mengetahui posisi yang tepat yang selanjutnya dapat digunakan pijakan
dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang ketenagakerjaan, khususnya
penempatan tenaga kerja baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Era globalisasi di satu
pihak membuka peluang bisnis dan kesempatan kerja di dalam dan di luar negeri. Tetapi di
pihak lain, globalisasi menuntut peningkatan SDM terutama kemampuan untuk
memanfaatkan teknologi maju untuk produksi; peningkatan kemampuan memanfaatkan
teknologi informasi serta peningkatan pemahaman mengenai hubungan internasional
termasuk kemampuan bernegosiasi bisnis dengan negara-negara maju. Sementara itu,
untuk meningkatkan kualitas SDM diperlukan strategi pengembangan ketenagakerjaan
paling tidak dilakukan melalui 4 [empat] jalur yaitu; jalur pendidikan, pelatihan kerja,
pengembangan karier dan perbaikan gizi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Akhirnya
dengan peningkatan kualitas SDM tenaga kerja yang kompetitif akan dapat merubah
tantangan menjadi peluang yang terbuka lebar.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 46
Peluang
Selain berbagai tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, juga terdapat berbagai potensi yang dapat
dimaksimalkan dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas, yaitu :
1. Peraturan Perundang-undangan
Penyusunan rencana pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
sebagai bagian dari sistem manajemen pembangunan tidak terlepas dari landasan
hukum yang berlaku baik berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, Peraturan/Keputusan Menteri terkait, dan Peraturan Daerah, Surat
Keputusan Walikota.
Dalam lingkup internal Dinas Tenaga Kerja regulasi yang menjadi kerangka
dasar pelaksanaan program dan kegiatan adalah Rencana Strategis yang berisi acuan
lima tahunan, dan Rencana Kerja yang disusun setiap tahun. Dengan sasaran umum
yang ingin dicapai adalah terciptanya mekanisme (sistem) perencanaan orientasi pada
keluaran (output), hasil (outcome) dan dampak (impact) yang diimplementasikan pada
proses penyusunan RPJMD dan Kerangka Logis Renstra 2009-2013.
2. Sumber Daya
Keberadaan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia (sdm),
anggaran, sarana, dan prasarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan, menjadi faktor
penentu keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas dan peran Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung dalam menghadapi dinamika perubahan lingkungan strategis.
Sebagaimana telah diuraikan di atas pada bab sebelumnya bahwa potensi
sumber daya manusia pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dilihat pendidikan
formal dari jumlah 95 orang pegawai, 50 orang berpendidikan DIII/ S1, berarti 53%
SDM sudah mumpuni. Dari sisi pengalaman lebih dari 82% adalah Golongan III dan
Golongan IV, dan sebanyak 20 orang adalah pejabat fungsional yang menjadi ujung
tombak pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
Pendukung kelancaran kinerja lainnya yang tidak kalah penting, yaitu aspek
sarana, prasarana, dan anggaran setiap tahun mengalami peningkatan sesuai dengan
dana yang tersedia.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 47
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas
Tenaga Kerja Kota Bandung
Isu strategis dalam Rencana Strategis Tahun 2013-2018 disusun berdasarkan
beberapa sumber, pertama berdasarkan analisis terhadap situasi dan kondisi urusan
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Kota Bandung, yang kedua bersumber dari
permasalahan dan isu dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Bandung
(RPJPD) dan RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018, dan ketiga didasarkan pada analisis
capaian kinerja pelaksanaan urusan ketenagakaerjaan dan ketransmigrasian, sehingga dapat
diidentifikasi berbagai permasalahan umum yang dapat diangkat menjadi agenda atau
prioritas pembangunan tahun 2014-2018, dari sejumlah isu dan permasalahan tersebut, yang
dapat diangkat menjadi isu strategis dengan kriteria sebagai berikut :
1. Cakupan masalah yang luas
2. Suatu isu atau masalah cenderung membesar di masa datang dan berdampak negatif
3. Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu
3.2. Identifikasi Permasalahan Untuk Pemenuhan Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Daerah (Urusan Wajib/Pilihan)
Beberapa permasalahan di Kota Bandung yang perlu ditangani pada periode tahun
2014-2018 berdasarkan pendekatan pelaksanaan Urusan Pemerintah Daerah yang menjadi
tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja diuraikan sebagai berikut:
3.2.1. Urusan Wajib Ketenagakerjaan
Tingkat pengangguran terbuka cukup tinggi dengan perkembangan lapangan kerja
yang terbatas, permasalahannya adalah diantaranya ketidaksesuaian antara kualifikasi jabatan
lowongan kerja dengan bakat, minat, dan kemampuan pencari kerja, kondisi politik dan
perkembangan ekonomi pun secara tidak langsung sangat mempengaruhi terhadap tingkat
pengangguran terbuka;
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 48
3.2.2 Urusan Pilihan Ketransmigrasian
Tingkat penempatan transmigrasi masih sangat rendah, diantaranya karena
keterbatasan lokasi transmigrasi dan kuota transmigrasi ditentukan oleh Pemerintah Pusat;
3.3. Isu Strategis
Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas
penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari
berbagai sumber, diantaranya adalah :
1. Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan regional yang mempengaruhi Kota
Bandung.
2. Isu strategis dari Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya yang mempengaruhi Kota
Bandung
3. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah yang terdiri dari :
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005-20025.
Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan kondisi kependudukan, ekonomi,
sosial budaya, sarana prasarana dan pemerintahan umum saat ini, serta kemungkinan
kondisinya di masa datang.
Sasaran-sasaran pembangunan yang belum dapat dipenuhi pada masa RPJMD
sebelumnya.
Adapun isu strategis yang patut diangkat dalam RPJMD ini ditetapkan berdasarkan
kriteria-kriteria berikut ini,
1. Kriteria- 1: Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran
pembangunan nasional;
2. Kriteria- 2: Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah;
3. Kriteria- 3: Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat;
4. Kriteria- 4: Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah;
5. Kriteria- 5: Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan
6. Kriteria- 6: Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 49
3.3.1. Kajian Kebijakan Pembangunan
Penentuan isu strategis didahului dengan review terhadap kebijakan pembangunan
nasional dan agenda pembangunan regional, dan daerah yang relevan dalam memberi arah
bagi pembangunan di Kota Bandung. Hasil review akan melengkapi draft isu strategis Urusan
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
1. RPJPD 2005-2025 dan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
Isu Strategis dalam RPJPD 2005-2025 Propinsi Jawa Barat adalah pengangguran
dan ketenagakerjaan, dan Isu Strategis dalam RPJMD Propinsi Jawa Barat Tahun 2013-
2018 tercantum Penanganan kemiskinan, pengangguran dan ketenagakerjaan. Prioritas
Pembangunan RPJPD 2005-2025 yang berkaitan dengan urusan ketenagakerjaan adalah
tercermin dalam “Bidang Pendidikan, Kesehatan, Kebudayaan, Ketenagakerjaan, Pemuda &
Olahraga, Sosial, Iptek, Industri & Perdagangan”
Kebijakan Umum dan Program Prioritas RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-
2018, adalah : Memantapkan Pembangunan Ekonomi Regional Secara Menyeluruh
dimaknai melalui kebijakan pengembangan kemampuan dan daya saing ekonomi Jawa
Barat berbasis potensi lokal.
2. RPJPD 2005-2025 dan RPJMD 2014-2018 Kota Bandung
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah adalah grand desain selama 25
tahun kedepan yang menjadi landasan penyusunan rencana pembangunan lima tahunan
dan rencana kerja pemerintah daerah. Isu Strategis RPJPD 2005-2025 yang menjadi salah
satu acuan penyusunan isu strategis Dinas Tenaga Kerja, adalah: “Daya Tarik dan Daya
Saing Kota”, sasaran pokok RPJPD 2005-2025 : Terwujudnya perekonomian kota yang
berdaya saing
Sedangkan isu strategis RPJMD 2013-2018 adalah: “Pengangguran,
penanggulangan Kemiskinan dan Permasalahan Sosial”.
3. Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Dalam pasal 11 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan
bahwa penyelenggaraan urusan yang bersifat wajib berpedoman pada Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam rangka pelaksanaan pasal 11 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 50
tersebut, pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam
Peraturan Pemerintah ini disebutkan bahwa SPM adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap
warga secara minimal.
Sesuai dengan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM), diamanatkan
bahwa SPM yang telah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu acuan bagi
Pemerintahan Daerah untuk menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah. Rencana pencapaian SPM dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD).
Standar pelayanan dasar yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia adalah Standar Pelayanan Ketenagakerjaan sesuai
Permennakertrans Nomor PER.15/MEN/X/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Ketenagakerjaan, yang isinya adalah:
1. Pelayanan Pelatihan;
2. Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja;
3. Pelayanan Penyelisihan Hubungan Industrial;
4. Pelayanan kepesertaan Jamsostek;
5. Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan.
3.3.2. Penetapan Isu Strategis
Berdasarkan hasil analisis terhadap hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya, serta
dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, maka dapat diidentifikasi 4
isu strategis urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Kota Bandung:
1. Ketidaksesuaian antara kualifikasi jabatan lowongan kerja dengan bakat, minat, dan
kemampuan pencari kerja;
2. Terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia;
3. Tingginya pelanggaran norma ketenagakerjaan, dan meningkatnya kasus perselisihan
hubungan industrial;
4. Terbatasnya lokasi transmigrasi, dan minimnya pemberangkatan transmigran.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 51
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
Rumusan Visi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung berlandaskan RPJPD Kota Bandung
Tahun 2005-2025 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun
2008, telah mengamanatkan Visi Daerah, yaitu “KOTA BANDUNG BERMARTABAT” (BANDUNG
DIGNIFIED CITY), selanjutnya dijabarkan kembali sesuai Peraturan Daerah Kota Bandung
Nomor 03 Tahun 2014, tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Bandung Tahun 2013–2018, yaitu: “MEWUJUDKAN KOTA BANDUNG YANG UNGGUL,
NYAMAN, DAN SEJAHTERA”. dengan target kinerja RPJPD Tahun 2005-2025 dan RPJMD 2013-
2018, Urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian adalah menurunnya Tingkat
Pengangguran Terbuka.
Penjabaran Visi RPJMD 2013-2018 di atas adalah sebagai berikut:
Bandung : adalah meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota Bandung dan semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1811 hingga sekarang.
Unggul : menjadi yang terbaik dan terdepan dengan mempertahankan pencapaian sebelumnya serta menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya terobosan perubahan bagi kenyamanan dan kesejahteraan warga Kota Bandung
Nyaman : adalah terciptanya suatu kondisi dimana kualitas lingkungan terpelihara dengan baik melalui sinergitas lintas sektor sehingga dapat memberikan kesegaran dan kesejukan bagi penghuninya. Kota yang nyaman adalah suatu kondisi dimana berbagai kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air, dan udara terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali serta ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya responsif terhadap berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya.
Sejahtera : yaitu mengarahkan semua pembangunan kota pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin melalui peningkatan partisipasi dan kerjasama seluruh lapisan warga Bandung, agar manusia dapat memfungsikan diri sebagai hamba dan wakil Tuhan di bumi. Kesejahteraan yang ingin diwujudkan di Kota Bandung merupakan kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga dan Iingkungan sebagai dasar pengokohan sosial. Masyarakat sejahtera tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 52
diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna. Kesejahteraan yang seperti inilah yang akan membentuk kepecayaan diri yang tinggi pada masyarakat Kota Bandung untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik, hingga menjadi teladan bagi kota lainnya.
Visi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2004-2018 masih dianggap relevan tetap
sama dengan Visi Tahun 2009-2013 yaitu “Terwujudnya Penyelenggara Ketenagakerjaan
Terbaik”. Untuk merealisasikan keinginan, harapan serta tujuan sebagaimana tertuang dalam
visi yang telah ditetapkan, maka harus memahami makna yang terkandung di dalam visi
tersebut.
Makna yang terkandung dalam visi Dinas Tenaga Kerja adalah:
Pertama, bahwa Terwujudnya Penyelenggara Ketenagakerjaan Terbaik ini
mengandung arti bahwa Dinas Tenaga Kerja adalah suatu lembaga yang harus dapat
menyiapkan tenaga kerja terampil dan produktif, peningkatan keterampilan dan produktivitas
kerja, membina lembaga-lembaga latihan swasta, melakukan akreditasi lembaga latihan
swasta serta sertifikasi kemampuan. Sehingga tenaga-tenaga tersebut diatas dapat berdaya
saing tinggi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan dunia kerja serta memenuhi standar
nasional/internasional.
Kedua, mengandung arti bahwa Dinas Tenaga Kerja sebagai lembaga pemerintahan
yang mempunyai kewajiban untuk dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan kerja
bagi masyarakat pencari kerja, mendorong dan memotivasi para pengusaha untuk
menciptakan perluasan kerja, serta mengerahkan warga masyarakat yang tidak memiliki
pekerjaan untuk mengikuti program transmigrasi.
Ketiga, bahwa Dinas Tenaga Kerja ini sebagai suatu lembaga yang dapat berperan
sebagai fasilitator dalam mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, adil dan
bermartabat, mencakup pembinaan terhadap pengusaha, para pekerja dan lembaga-lembaga
ketenagakerjaan, sosialisasi perundang-undang ketenagakerjaan, penanganan permasalahan/
perselisihan ketenagakerjaan, memfasilitasi penetapan upah minimum kota, serta memberikan
perlindungan kesehatan, keselamatan, terhadap pekerja dan pengusaha, serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja, melalui program dan kegiatan yang berorientasi terhadap peningkatan
keselamatan kerja, kesehatan kerja dan jaminan sosial bagi tenaga kerja, perumusan dan
penyusunan UMK, serta peningkatan penegakkan hukum ketenagakerjaan.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 53
Keempat, bahwa Dinas Tenaga Kerja mampu memfasilitasi dalam pemberdayaan,
dan memberikan alternatif peluang berusaha untuk menghidupi nafkah masyarakat melalui
program pengembangan wilayah transmigrasi regional, dengan peningkatan lokasi
transmigrasi, pengerahan penempatan transmigran, dan penyuluhan kepada calon
transmigran.
Untuk merealisasikan Visi yang telah ditetapkan dalam lima tahun ke depan serta
sasaran yang akan dicapai berdasarkan Perda Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang
RPJMD Tahun 2013–2018, urusan ketenagakerjaan tercakup dalam misi keempat, yaitu:
“Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan”, maka misi Dinas Tenaga
Kerja adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja
Misi ini memiliki makna bahwa Dinas Tenaga Kerja harus dapat menyiapkan
tenaga kerja terampil dan produktif yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
dan dunia kerja, baik secara langsung berupa pelatihan dan pemagangan serta
menciptakan wirausaha baru yang langsung dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja,
ataupun tidak langsung melalui pembinaan terhadap lembaga–lembaga latihan swasta,
akreditasi, dan sertifikasi keahlian, sehingga tenaga kerja tersebut di atas mempunyai daya
saing tinggi sesuai kebutuhan pasar kerja dan dunia kerja.
2. Meningkatkan kesempatan kerja
Misi ini bermakna bahwa Dinas Tenaga Kerja harus dapat memfasilitasi pencari
kerja dan calon pengguna tenaga kerja untuk memperoleh informasi kesempatan kerja
melalui bursa kerja terpadu/job fair, bursa kerja khusus, bursa kerja on-line maupun
melalui program atau kegiatan yang orientasinya untuk memberikan informasi kerja
kepada masyarakat dan informasi calon tenaga kerja kepada calon pengguna tenaga kerja.
Begitu pun perluasan kerja dapat dilakukan dengan berbagai macam program/kegiatan,
seperti penciptaan wira usaha baru, penerapan dan pemanduan teknologi padat karya (PP-
TPK), untuk penanganan tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan atau ter-PHK melalui
kegiatan padat karya produktif (PKP), dan pemberian kerja sementara (PKK).
3. Perlindungan dan Pengembangan lembaga ketenagakerjaan
Misi ini mengandung makna bahwa Dinas Tenaga Kerja harus dapat berperan
sebagai fasilitator di dalam perwujudan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, adil
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 54
dan bermartabat, melalui berbagai program dan kegiatan pembinaan terhadap pengusaha,
para pekerja dan lembaga-lembaga ketenagakerjaan, sosialisasi perundang-undangan
ketenagakerjaan, penanganan permasalahan/perselisihan hubungan industrial, serta
mengkoordinasikan dan membantu memfasilitasi Penetapan Upah Minimum Kota oleh
Dewan Pengupahan Kota Bandung. Misi ini juga mengandung makna untuk berperan
dalam fungsi perlindungan tenaga kerja baik terhadap hak-hak pekerja, kesehatan maupun
keselamatannya. Begitu pula harus dapat melindungi kepentingan pengusaha dari
intervensi/campur tangan pihak ketiga yang dapat merusak hubungan industrial yang
harmonis antara pengusaha dan pekerja.
4. Meningkatkan Penempatan Transmigrasi
Misi ini mengandung makna bahwa Dinas Tenaga Kerja harus dapat berperan
sebagai fasilitator di dalam pembinaan dan penyuluhan tentang ketransmigrasian,
penjajagan dan kerjasama ketransmigrasian, survey lokasi transmigrasi serta
pemberangkatan transmigran dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
transmigran dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan pemerataan pembangunan
daerah.
5. Meningkatkan kualitas kinerja dengan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good
governance)
Misi ini mengandung makna bahwa Dinas Tenaga Kerja harus dapat berperan
dalam perencanaan penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan pelayanan administrasi,
pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang, pelaksanaan
pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan dibidang
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Mengacu pada RPJMD 2013-2018, visi dan misi, dan tujuan Pemerintah Kota Bandung
yaitu: ” Membangun perekonomian kota yang berkeadilan”, dengan sasaran ”Meningkatkan
kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja”, dan “Menciptakan lapangan pekerjaan
baru”. Tujuan yang ingin dicapai di bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian tahun
2014–2018 adalah :
1. Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar
kerja, dan meningkatnya profesionalisme kepelatihan, serta menciptakan wirausaha baru;
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 55
2. Meningkatkan penempatan tenaga kerja, dan perluasan penciptaan lapangan kerja;
3. Mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan guna
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan pelayanan penyelesaian kasus PHI/PHK
dalam upaya melaksanakan perlindungan tenaga kerja
4. Meningkatkan penempatan transmigrasi.
5. Mewujudkan kualitas kinerja yang efektif, efisien, dan profesional dengan prinsip good
governance di lingkungan Dinas Tenaga Kerja.
Sasaran:
1. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia tenaga kerja;
2. Peningkatan penempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja;
3. Peningkatan pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja;
4. Peningkatan penempatan transmigrasi;
5. Terciptanya tata kelola organisasi yang efektif, transparan, dan akuntabel.
Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung beserta
indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 56
Tabel lengkap terlampir 4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
Strategi
Strategi adalah cara untuk mewujudkan tujuan, yang dirancang secara konseptual,
analistis, realistis, rasional, dan komprehensip. Strategi yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) Kota Bandung Tahun 2005–2025 yang berkaitan
dengan urusan ketenagakerjaan adalah : ”Perluasan kesempatan lapangan kerja formal di
sektor-sektor yang menjadi Core competency kota”. Indikator kinerjanya digunakan juga
sebagai indikator kinerja RPJMD 2013-2018, yaitu : ”Tingkat Pengangguran Terbuka 7,50%
Tahun 2018”, TPT adalah suatu nilai persentase perbandingan jumlah Penganggur dengan
jumlah Angkatan Kerja, penurunan persentase dapat diindikasikan penyerapan tenaga kerja
meningkat, tetapi apabila persentase menurun disebabkan dengan adanya peningkatan jumlah
Angkatan Kerja, kemungkinan terjadi peningkatan jumlah penduduk. Hal ini perlu adanya
strategi lain, misal melalui program Keluarga Berencana (KB) ataupun pengendalian laju
pertambahan penduduk (LPP).
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-
1 (Th.2014) 5 (Th.2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja, dan meningkatnya profesionalisme kepelatihan, serta menciptakan wirausaha baru;
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia tenaga kerja
Rasio Tenaga Kerja Terampil dan Produktif
50% 54%
2 Meningkatkan penempatan tenaga kerja, dan perluasan penciptaan lapangan kerja
Peningkatan penempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja
Rasio Penempatan Pencari Kerja Terdaftar
39% 39,8 %
3 Mewujudkan hubungan
industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan guna meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan pelayanan penyelesaian kasus PHI/PHK dalam upaya melaksanakan perlindungan tenaga kerja
Peningkatan pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja;
1. Rasio kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB)
2. Rasio Kepesertaan
Jamsostek
55%
27,45%
58%
28,13%
4. Meningkatkan penempatan transmigrasi
Peningkatan penempatan transmigrasi
Jumlah pemberangkatan Transmigran
15 KK 20 KK
5. Mewujudkan kualitas kinerja yang efektif, efisien, dan profesional dengan prinsip good governance di lingkungan Dinas Tenaga Kerja
Terciptanya tata kelola organisasi yang efektif, transparan, dan akuntabel
Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (AKIP)
Baik Baik
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 57
Urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian merupakan bagian dari
pembangunan nasional dalam upaya pengembangan sumberdaya manusia dan sumberdaya
alam yang memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Oleh karena itu, pembangunan bidang
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian diarahkan untuk memberikan kontribusi nyata dan
terukur dalam rangka peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, ketenangan berusaha dan
kesejahteraan transmigrasi yang dilaksanakan melalui berbagai strategi dan kebijakan.
Strategi yang disusun untuk mencapai misi 4 RPJMD 2013-2018 adalah :“ Perluasan
kesempatan kerja yang didukung peningkatan kompetensi, kemandirian dan optimalisasi
perlindungan tenaga kerja”.
Kebijakan
Kebijakan adalah arah yang diambil dalam menentukan bentuk konfigurasi program
dan kegiatan untuk mencapai tujuan. Menurut target kebijakan terdiri dari kebijakan internal,
yaitu kebijakan Dinas Tenaga Kerja dalam mengelola pelaksanaan program pembangunan, dan
kedua adalah kebijakan eksternal, yaitu kebijakan yang diterbitkan dalam rangka mengatur,
mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat. Kesesuaian arah Kebijakan RPJMD Kota
Bandung Tahun 2013–2018 yaitu meningkatkan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga
kerja, maka kebijakan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung disusun sebagai berikut :
a. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tenaga kerja;
b. Peningkatan penempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja;
c. Peningkatan perlindungan tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja.
Kebijakan umum Rencana Strategis sejalan dengan kebijakan umum RPJMD 2013-
2018, yang dijabarkan dalam arah kebijakan sebagai berikut:
1. Pemberian kesempatan memperoleh pelatihan, meningkatkan kompetensi dan
produktivitas kerja serta mengarahkan lembaga latihan kerja memenuhi standar
akreditasi;
2. Pemerataan kesempatan kerja dan fasilitasi terciptanya perluasan kerja;
3. Mengupayakan hubungan industrial harmonis, dinamis dan berkeadilan, kelangsungan
usaha serta peningkatan kesejahteraan pekerja;
4. Mewujudkan kesadaran dan kepatuhan pengusaha serta pekerja dalam melaksanakan
norma kerja ketenagakerjaan.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 58
Tabel 4.2 Strategi Dan Arah Kebijakan RPJMD 2013-2018
MISI 4 : Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan. Tujuan: Membangun perekonomian yang berkeadilan
No. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 Meningkatkan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja
Perluasan kesempatan kerja yang didukung peningkatan kompetensi, kemandirian dan optimalisasi perlindungan tenaga kerja
peningkatan kualitas sumber daya manusia tenaga kerja
Peningkatan penempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja
Peningkatan perlindungan tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 59
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN
PENDANAAN INDIKATIF
5.1. Rencana Program dan Kegiatan
Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah adalah menurunnya
Tingkat Pengangguran Terbuka, yang diimplementasikan dalam sasaran program, yaitu :
Meningkatnya kualitas dan produktifitas tenaga kerja dengan target kinerja adalah rasio
tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kerja; Meningkatnya kesempatan kerja dengan
target kinerja adalah persentasi penempatan terhadap pencari kerja terdaftar; Perlindungan
dan Pengembangan lembaga ketenagakerjaan dengan target kinerja adalah rasio penyelesaian
kasus perselisihan hubungan industrial, dan rasio pelayanan kepesertaan Jamsostek bagi
pekerja/buruh; serta Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi, dan Program
Transmigrasi Regional dengan target kinerja adalah jumlah penempatan transmigran.
merupakan dasar pertimbangan disusunnya kebijakan urusan ketenagakerjaan.
Keseimbangan antara dunia usaha dengan kesejahteraan pekerja yang dicirikan
dengan meningkatnya upah minimum. Meningkatnya upah riil akan menyebabkan daya beli
pekerja meningkat pula, dan pada tahap selanjutnya akan terjadi peningkatan permintaan
barang dan jasa yang akan mengembangkan dunia usaha. Kondisi ketenagakerjaan saat ini
perubahannya sangat dinamis, dengan tingginya penetapan Upah Minimum setiap tahun, di
sisi lain diharapkan meningkatkan kesejahteraan pekerja, tetapi sisi lainnya biaya operasional
perusahaan semakin berat, berdampak terhadap kelangsungan perusahaan, lebih utama
diindikasikan perusahaan akan melakukan rasionalisasi tenaga kerja, penghentian sementara
penyerapan tenaga kerja, dan dikhawatirkan apabila beban perusahaan makin tinggi akan
terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), yang kembali akan menjadi beban Pemerintah.
Urusan Ketenagakerjaan acuan kinerjanya tercantum dalam Misi 4 RPJMD Kota
Bandung Tahun 2013–2018, yaitu: “Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan
berkeadilan” melalui strategi Perluasan kesempatan kerja yang didukung peningkatan
kompetensi, kemandirian dan optimalisasi perlindungan tenaga kerja, dengan arah kebijakan
(a) peningkatan kualitas sumber daya manusia tenaga kerja; (b) Peningkatan penempatan
kerja dan perluasan kesempatan kerja; (c) Peningkatan perlindungan tenaga kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja. Program untuk mendukung misi ini adalah sebagai berikut:
Urusan Ketenagakerjaan
a. Peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 60
b. Peningkatan kesempatan kerja
c. Perlindungan dan Pengembangan lembaga ketenagakerjaan
Urusan Ketransmigrasian
a. Pengembangan Wilayah Transmigrasi
b. Pengembangan Transmigrasi Regional
Tugas dan tanggungjawab Dinas Tenaga Kerja tidaklah mudah karena berhubungan
langsung dengan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesejahteraan pekerja se-Kota
Bandung, maka perlu upaya yang serius dalam melaksanakan program dan kegiatan untuk
tercapainya visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terampil dan produktif
sesuai kebutuhan pasar kerja dan dunia kerja; meningkatkan peluang kesempatan kerja, dan
perluasan kerja; meningkatkan perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan,
serta pembinaan dan pengembangan hubungan industrial; dan meningkatkan ketersediaan
lokasi transmigrasi dan pengerahan serta penempatan transmigran, Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung menyusun rencana operasional teknis yang diimplementasikan dalam 10 (sepuluh)
program dan 42 (empatpuluh dua) kegiatan, terdiri dari : 3 (tiga) program dan 20 (duapuluh)
kegiatan urusan wajib Ketenagakerjaan; dan 2 (dua) program dengan 3 (tiga) kegiatan urusan
pilihan Ketransmigrasian, dan 5 (lima) program pendukung, dengan 19 (sembilan belas)
kegiatan, rinciannya sebagaimana tersebut di bawah ini :
1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Dalam program ini disusun 4 (empat) kegiatan sebagai berikut:
1) Penyusunan Data Base Tenaga Kerja Daerah
2) Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan bagi Pencari Kerja
3) Peningkatan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja serta Kompetensi Lembaga
Latihan Kerja;
4) Pemagangan Dalam Negeri.
2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah diantaranya:
1) Penyusunan Informasi Bursa Tenaga Kerja
2) Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja
3) Penyiapan Tenaga Kerja Siap Pakai
4) Pengembangan Kelembagaan Produktivitas dan Pelatihan Kewirausahaan
5) Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat
6) Perluasan Kesempatan Kerja
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 61
3. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Program ini adalah program penanganan ketenagakerjaan pada masa sedang
bekerja (during employment) kegiatannya disusun sebagai berikut:
1) Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
2) Fasilitasi Penyelesaian Prosedur, Pemberian Hukum dan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
3) Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan tentang Ketenagakerjaan
4) Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan Hukum terhadap Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
5) Penyusunan dan Perumusan UMK Bandung
6) Peningkatan higiene dan kesehatan lingkungan kerja.
4. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
Adalah program yang masih terus dibutuhkan masyarakat Kota Bandung dalam
upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, yang dapat dilaksanakan apabila kerjasama
antar wilayah tercapai dalam fasilitasi lokasi transmigrasi, kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah:
1) Peningkatan Kerjasama Antar Wilayah, Antar Pelaku dan Antar Sektor dalam rangka
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
2) Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan Transmigrasi untuk
Memenuhi Kebutuhan SDM
5. Program Transmigrasi Regional
Dalam pelaksanaan pengerahan dan pemberangkatan transmigran ke lokasi
transmigrasi perlu adanya pemahaman tentang lokasi, kondisi, situasi dan perbedaan
antara lokasi yang dituju dengan keadaan di Kota Bandung. Agar para calon transmigran
memahami secara menyeluruh apa yang dimaksud transmigrasi, maka akan dilaksanakan
kegiatan:
1). Penyuluhan Transmigrasi Regional.
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan, tentunya perlu dukungan dan kerjasama
antara SKPD terkait, khusus untuk program dan kegiatan transmigrasi kerjasama yang
harmonis antar daerah akan membantu mendukung menyelesaikan permasalahan tenaga
kerja Kota Bandung.
5.2. Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, Dan Pendanaan Indikatif
Rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan
pendanaan indikatif yang telah dirumuskan disajikan menggunakan Tabel 5.1 sebagai berikut :
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 62
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SASARAN PEMBANGUNAN
URUSAN KETENAGAKERJAAN DAN URUSAN KETRANSMIGRASIAN
6.1. Indikator dan Target Kinerja Sasaran RPJMD dan IKU
Penetapan indikator kinerja bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran
keberhasilan pencapaian visi dan misi RPJMD urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
pada akhir periode masa jabatan Kepala Daerah. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian
indikator outcome program pembangunan urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja
yang diinginkan pada akhir periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dapat
dicapai.
Skenario dan asumsi pembangunan daerah periode tahun 2014-2018 berpedoman
kepada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005-2025, hasil evaluasi capaian kinerja
pemerintah daerah sampai dengan saat ini, dan memperhatikan peluang dan tantangan selama
kurun waktu lima tahun mendatang sampai dengan tahun 2018.
Penetapan indikator kinerja sasaran RPJMD 2013-2018 dan Indikator Kinerja Utama
(IKU) Urusan Ketenagakerjaan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/11/2008, adalah sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 6.1.
Indikator Dan Target Kinerja Sasaran RPJMD 2013-2018 Urusan Ketenagakerjaan
Indkator Sasaran
Target Kinerja Sasaran RPJMD Target Akhir
RPJMD SKPD Terkait Existing
2014 2015 2016 2017 2018 2013
Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka
10,98% 8,54% 8,22% 7,89% 7,61% 7,50% 7,50%*) Disnaker
*) Angka target sangat sementara, menunggu hasil proyeksi ulang oleh BPS Kota
Bandung
Menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan target pada akhir tahun 2018
sebanyak 250.000 merupakan indikator “Janji Kampanye Walikota” yang perlu didukung oleh
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 63
stake holder Pemerintah Kota Bandung. SKPD terlibat adalah Dinas Koperasi Usaha Kecil,
Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Pendidikan,
Dinas Sosial, Dinas Pariwisata, Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Badan Pusat Pelayanan Perizinan
Terpadu, dan yang menjadi Leading Sector-nya adalah Dinas Tenaga Kerja. Pendukungan
terhadap Target Penciptaan 250.000 Lapangan Kerja tersebut, Disnaker mengakomodir
melalui Program Peningkatan Kesempatan Kerja dengan Kegiatan Penyusunan informasi bursa
tenaga kerja, sesuai tugas pokok dan fungsinya adalah “menyusun informasi lowongan kerja”
“bukan menciptakan lapangan pekerjaan baru”, dengan target sampai dengan tahun 2018
sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 6.2.
Pendukungan Terhadap Target Penciptaan 250.000 Lapangan Kerja
Program / Kegiatan
Target Kinerja Target Akhir
RPJMD Existing
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Kegiatan Penyusunan informasi bursa tenaga kerja
6.989 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 50.000
Jumlah (orang) 6.989 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 50.000
Penciptaan 100.000 Wira Usaha Baru juga merupakan “Janji Kampanye Walikota”
yang harus diakomodir dalam Sasaran RPJMD 2014-2018, dan diimplementasikan dalam
program dan kegiatan SPKD yang berkaitan dengan program kegiatan ini. Yang menjadi
coordinator dalam program ini adalah Dinas Koperasi Usaha Kecil, Perindustrian dan
Perdagangan, dan SKPD terkait adalah: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas
Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Pariwisata, Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan
Masyarakat, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Pendukungan
terhadap target tersebut Disnaker merencanakan akan melakukan pelatihan kewirausahaan
pada akhir tahun 2018 sebanyak 6.560 orang tenaga kerja, dengan rincian sebagaimana tabel
di bawah:
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 64
Tabel 6.3.
Pendukungan Terhadap Target Kinerja Penciptaan 100.000 Wirausaha Baru
Program / Kegiatan
Target Kinerja Target Akhir
RPJMD Existing 2013
2014 2015 2016 2017 2018
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja: 1. Kegiatan Pendidikan dan
Pelatihan bagi pencari kerja
220 240 320 380 440 500 1.880
Program Peningkatan Kesempatan Kerja : 1. Kegiatan Pengembangan
kelembagaan produktivitas dan pelatihan Kewirausahaan
2. Kegiatan Pemberian fasilitasi
dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat (penciptaan wirausaha baru)
560
80
760
120
840
180
900
240
960
280
1.020
320
4.480
1.140
Jumlah (orang) 860 1.120 1.340 1.520 1.680 1.840 7.500
Selanjutnya untuk mencapai impian “Bandung Juara”, Disnaker termasuk dalam
Kelompok Kerja Bandung Aman (Masalah Sosial), dan Kelompok Kerja Reformasi PKK, target
kinerja sampai akhir tahun 2018 seperti dalam tabel ini :
Tabel 6.4. Rencana Program Kegiatan Pokja “BANDUNG JUARA “
POKJA
Satuan
Target Kinerja Keterangan
2014 2015 2016 2017 2018 Kegiatan 2014
Bandung Aman (Masalah Sosial)
Orang 40 40 40 40 40 Pelatihan Ekonomi Kreatif
Pokja Reformasi PKK
Orang 60 60 60 60 60 Pelatihan Public Speaking
Seminar Kewirausahaan
Orang 400 400 400 400 400 Seminar Kewirausahaan
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 65
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/20M.PAN/11/2008 mengamanatkan setiap SPKD harus mempunyai target kinerja
utama yang disusun berdasarkan indikator utama atau indikator pokok yang dapat
mencerminkan target kinerja secara menyeluruh, Disnaker menetapkan Tingkat
Pengangguran Terbuka menjadi target IKU tahun 2014-2018, dengan target berikut :
Tabel 6.5.
Indikator Dan Target Kinerja Utama (IKU) 2014-2018 Urusan Ketenagakerjaan
Indkator Sasaran
Target Kinerja Sasaran RPJMD Target Akhir
RPJMD
Existing 2014 2015 2016 2017 2018
2013
Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka
10,98% 8,54% 8,22% 7,89% 7,61% 7,50% 7,50% *)
*) Angka target sangat sementara, menunggu hasil proyeksi ulang oleh BPS Kota
Bandung
Selain target kinerja sasaran RPJMD dan IKU disusun pula target kinerja sasaran
program RPJMD 2014-2018, sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 6.6
Indikator dan Target Kinerja Program Urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian sesuai Tujuan dan Sasaran RPJMD 2013–2018
NO Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada akhir
periode RPJMD
Tahun 2013 Tahun 1 (2014) Tahun 5 (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I.
1.
Urusan Ketenagakerjaan : Tenaga Kerja yang mendapatkan Pelatihan Kerja
39,00%
50,00%
54,00%
54,00%
2. Persentasi Penempatan Terhadap Pencari Kerja Terdaftar
14,05% 14,22% 15,29% 15,29%
3. Penyelesaian Kasus Perselisihan Hubungan Industrial
45,71% 55,00% 58,00%
58,00%
4. Pelayanan Kepersertaan Jamsostek bagi Pekerja / Buruh
27,68%
27,45% 28,01%
28,13%
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 66
II.
1.
Urusan Ketransmigrasian : Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi dan Pemberangkatan Transmigrasi
3 KK
8 KK
12 KK
51 KK
6.2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) Urusan Wajib dan Urusan Pilihan
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2008 menetapkan 3 (tiga) Indikator Kinerja Kunci Urusan Wajib Ketenagakerjaan, dan 1
(satu) Urusan Pilihan Ketransmigrasian, yaitu :
1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), dengan rumusan perbandingan jumlah
Penduduk Angkatan Kerja dengan jumlah Penduduk Usia Kerja (PUK) usia 15-64 tahun
dikali 100%
2) Pencari Kerja Yang Ditempatkan, dengan rumusan jumlah Pencari Kerja yang ditempatkan
dengan jumlah Pencari Kerja yang mendaftar dikali 100%
3) Pelayanan Kepesertaan Jaminan Sosial bagi pekerja/buruh
Indikator Kinerja Kunci, seperti tabel di bawah ini :
Tabel 6.7. Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Urusan Wajib Ketenagakerjaan dan Urusan Pilihan Ketransmigrasian
NO. Urusan NO. Standar Pelayanan Minimal
Rumusan Indikator Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
12.
Urusan Wajib Ketenagakerjaan
46
46
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Pelayanan Kepesertaan Jaminan Sosial bagi Pekerja / Buruh
∑ Penduduk Angkatan KerjaX100%. ∑ Penduduk Usia Kerja (15-64 thn) ∑Pekerja / Buruh Peserta Program Jamsostek Aktif x 100%.
47 Pencari Kerja yang Ditempatkan
∑pencari kerja yang ditempatkan X 100%. ∑pencari kerja terdaftar
6
Urusan Pilihan Ketransmigasian
15 Transmigran Swakarsa ∑transmigran Swakarsa X 100% ∑transmigran
Target indikator kinerja kunci (IKK) terlampir.
Indikator kinerja kunci urusan pilihan ketransmigrasian tidak dapat
diimplementasikan terkendala aturan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bahwa
lokasi transmigrasi swakarsa sudah ditutup.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 67
6.3. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Urusan Ketenagakerjaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
PER.15/MEN/X/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan,
menetapkan 5 (lima) Target Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Urusan
Ketenagakerjaan sampai dengan tahun 2016 sebagai berikut :
1) Pelayanan Pelatihan Kerja
Indikator: besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi, target
tahun 2016 adalah 75%; besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
masyarakat, target tahun 2016 adalah 60%; besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan kewirausahaan, target tahun 2016 adalah 60%.
2) Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
Indikator: besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan, target tahun 2016
adalah mencapai 70%.
3) Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Indikator: besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB), target
sampai tahun 2016 adalah 50%
4) Pelayanan Kepesertaan Jamsostek
Indikator: besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program jamsostek, target tahun
2016 adalah mencapai 50%.
5) Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan
Indikator: besaran pemeriksaan perusahaan, target tahun 2016 mencapai 45%; dan
besaran pengujian peralatan di perusahaan, target tahun 2016 mencapai 50%.
Rincian Indikator Kinerja SPM sebagaimana tabel berikut ini :
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 68
Tabel 6.8. Indikator Kinerja sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Urusan Ketenagakerjaan
NO. Pelayanan Dasar Target
Capaian
Standar Pelayanan Minimal Rumusan
Indikator Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1.
Pelayanan Pelatihan Kerja
Tahun 2016
1. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
2. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat
3. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
75% 60% 60%
∑ tenaga kerja terlatih X 100%. ∑ pendaftar pelatihan berbasis kompetensi ∑tenaga kerja yang dilatih X 100%. ∑pendaftar pelatihan berbasis masayarakat ∑ tenaga kerja yang dilatih X 100%. ∑ pendaftar pelatihan kewirausahaan
2. Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
Tahun 2016
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
70% ∑pencari kerja yang ditempatkan x 100%. ∑pencari kerja terdaftar
3. Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Tahun 2016
Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)
50% ∑kasus yang diselesaikan dengan PB x 100% ∑kasus yang dicatatkan
4. Pelayanan Kepesertaan Jamsostek
Tahun 2016
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program jamsostek
50% ∑pekerja/buruh peserta program jamsostek x 100% ∑pekerja/buruh
5. Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan
Tahun 2016
2. Besaran pemeriksaan perusahaan
3. Besaran pengujian
peralatan di perusahaan
45% 50%
∑perusahaan yang telah diperiksa X 100%. ∑perusahaan terdaftar ∑peralatan yang telah diuji x 100%. ∑peralatan yang terdaftar
Target Indikator SPM 2014-2018 terlampir.
Indikator pencapaian visi dan misi, tujuan, sasaran, dan program lima tahun ke
depan ditetapkan dengan 4 (empat) peraturan dasar, yaitu target kinerja berdasarkan RPJMD
2013-2018 dan IKU, target kinerja berdasarkan SPM, dan target IKK, keberhasilannya akan
sangat tergantung pada komitmen seluruh aparat Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dan
jajaran Pemerintah serta masyarakat dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 71
Tabel 6.9. Target Kinerja Sasaran Program RPJMD 2013-2018 Urusan Ketenagakerjaan Dan Ketransmigrasian
No. SASARAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN RUMUSAN OPERASIONAL
Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
TARGET KINERJA SASARAN
Target Kinerja
akhir periode RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Peningkatan kualitas sumberdaya manusia tenaga kerja;
Rasio Tenaga Kerja yang mendapatkan pelatihan kerja
Jumlah Peserta Pelatihan/Jumlah Pendaftaran
39,00% 50,00% 51,00% 52,00% 53,00% 54,00% 54,00%
2 Peningkatan penempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja
Jumlah penempatan tenaga kerja
Penempatan Tenaga Kerja/Pencari Kerja Terdaftar
14,05%
14,22%
14,60% 14,97%
15,09%
15,29%
15,29%
3
Peningkatan pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja
Rasio penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial, selesai melalui Perjanjian Bersama (PB)
Penyelesaian PHI melalui PB/PHI Tercatat
67,00% 55,00% 56,00% 57,00% 58,00% 58,00% 58,00%
Rasio pelayanan kepesertaan Jamsostek bagi pekerja/buruh
Jumlah Pekerja/Buruh Yang masuk Jamsostek/Jumlah Pekerja/Buruh di Kota Bandung
27,68% 27,45% 27,49% 27,53% 28,01% 28,13% 28,13%
4 Peningkatan lokasi dan penempatan transmigrasi
Jumlah pemberangkatan Transmigran
Jumlah Transmigran yang diberangkatkan
3 KK 8 KK 10 KK 10 KK 11 KK 12 KK 51 KK
5 Peningkatan kompetensi SDM dan Akuntabilitas Kinerja
Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (AKIP)
Penilaian AKIP oleh yang berwenang
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 72
Tabel 6.10
Target Capaian Kinerja Dalam Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Ketenagakerjaan Tahun 2014-2018
NO. PELAYANAN
DASAR
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BATAS WAKTU
PENCAPAIAN
(TAHUN)
RUMUSAN
Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
TARGET KINERJA SASARAN
Target Kinerja akhir
periode RPJMD INDIKATOR NILAI 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 7 5 6 7 8 9 10 11
1
Pelayanan Pelatihan kerja
1
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
75%
2016 67,78%
∑ tenaga kerja dilatih x 100% ∑ pendaftar pelatihan berbasis kompetensi
55% 60%
60%
60%
60%
60%
60%
2
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat
60%
2016
∑ tenaga kerja dilatih x 100% ∑ pendaftar pelatihan berbasis masyarakat
100%
100% 100%
100%
100%
100%
100%
3
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
60%
2016
∑ tenaga kerja dilatih x 100% ∑ pendaftar pelatihan kewirausahaan
35% 47,50% 48,75% 50,00% 51,25% 52,50% 52,50%
2
Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
70%
2016
∑ pencari kerja yang ditempatkanx 100%
∑ pencari kerja terdaftar
14,05%
14,22%
14,60% 14,97%
15,09%
15,29%
15,29%
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 73
3
Pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)
50%
2016
∑ kasus diselesaikan
dgn PB x 100% ∑ kasus yang
dicatatkan
45,71%
55,00%
56,00%
57,00%
58,00%
58,00%
58,00%
4
Pelayanan
Kepesertaan Jamsostek
50%
2016
∑ pekerja/buruh peserta program jamsostek x 100% ∑ pekerja/buruh
27,68%
27,45%
27,49%
27,53%
28,01%
28,13%
28,13%
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek
5
Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan
1
Besaran Pemeriksaan Perusahaan
45%
2016
∑ perusahaan telah diperiksa x 100% ∑ perusahaan yang terdaftar
16,05%
16,29%
16,05%
15,82%
15,59%
15,38%
15,38%
2
Besaran pengujian peralatan di perusahaan
50%
2016
∑ peralatan telah diuji x 100% ∑ peralatan yang terdaftar
57,14%
57,80%
58,00%
58,10%
58,30%
58,50%
58,50%
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 74
Tabel 6.11 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Di Kota Bandung
(Urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian berdasarkan RPJMD 2013-2018, IKU, IKK, DAN SPM)
NO. ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/
INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
KONDISI KINERJA
PADA AWAL PERIODE
RPJMD
TARGET CAPAIAN TAHUNAN
KONDISI KINERJA
PADA AKHIR PERIODE
RPJMD
KETERANGAN
TAHUN 2013 TAHUN
2014 TAHUN
2015 TAHUN
2016 TAHUN
2017 TAHUN
2018
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1. Tingkat partisipasi angkatan kerja 63,55% 64,44% 64,86% 65,43% 66,14% 66,54%
66,54%
IKK
2. Pencari Kerja yang Ditempatkan 14,05%
14,22%
14,60%
14,97%
15,09%
15,29%
15,29%
IKK - SPM(70% tahun 2016) –
Program RPJMD
3. Pelayanan kepesertaan jaminan sosial bagi pekerja/buruh
27.68% 27.45% 27.49% 27.53% 28.01% 28.13% 28.13% IKK - SPM(50% tahun 2016) -
Program RPJMD
4. Jumlah Penempatan Transmigran 3 KK 8 KK 10 KK 10 KK 11 KK 12 KK 51 KK IKK-Perubahan
5.
Pelayanan Pelatihan Kerja Program RPJMD
Besaran tenaga kerja yangmendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
55% 60%
60%
60%
60%
60%
60% SPM(75% tahun
2016)
Besaran tenaga kerja yangmendapatkan pelatihan berbasis masyarakat
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100% SPM(60% tahun
2016)
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 75
NO. ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/
INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
KONDISI KINERJA
PADA AWAL PERIODE
RPJMD
TARGET CAPAIAN TAHUNAN
KONDISI KINERJA
PADA AKHIR PERIODE
RPJMD
KETERANGAN
TAHUN 2013 TAHUN
2014 TAHUN
2015 TAHUN
2016 TAHUN
2017 TAHUN
2018
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
35% 47,50% 48,75% 50,00% 51,25% 52,50% 52,50% SPM(60% tahun
2016)
6.
Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)
45,71%
55,00%
56,00%
57,00%
58,00%
58,00%
58,00%
SPM(50% tahun 2016) -Program
RPJMD
7.
Pelayanan Pengawasan ketenagakerjaan
Besaran Pemeriksaan perusahaan
16,05%
16,29%
16,05%
15,82%
15,59%
15,38%
15,38%
SPM(45% tahun 2016)
Besaran Pengujian peralatan di perusahaan
57,14%
57,80%
58,00%
58,10%
58,30%
58,50%
58,50%
SPM(50% tahun 2016)
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 76
BAB VII
PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2013–2018 yang
berisi visi, misi, tujuan, strategi, dan arah kebijakan yang diimplementasikan ke dalam
program dan kegiatan adalah merupakan pedoman bagi aparat Dinas Tenaga Kerja dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian 5 (lima) tahun ke depan.
Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2013–2018, juga
menjadi arah dan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan. Keberhasilan
pembangunan urusan ketenagakerjaan dalam mewujudkan visi MEWUJUDKAN
PENYELENGGARA KETENAGAKERJAAN TERBAIK, mengandung arti bahwa kita harus
mampu memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat pencari kerja, mendorong dan
memotivasi para pengusaha untuk menciptakan perluasan kerja, serta mengerahkan
warga masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan untuk mengikuti program
transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja sebagai suatu lembaga yang harus dapat menyiapkan
tenaga kerja terampil dan produktif, membina lembaga-lembaga latihan swasta,
melakukan akreditasi lembaga latihan swasta serta sertifikasi berdasarkan
kompetensinya sehingga dapat berdaya saing tinggi sesuai dengan kebutuhan pasar
kerja dan dunia kerja serta memenuhi standar nasional/internasional, mampu
mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, adil dan bermartabat,
mencakup pembinaan terhadap pengusaha, para pekerja dan lembaga-lembaga
ketenagakerjaan, sosialisasi perundang-undang ketenagakerjaan, penanganan
permasalahan/perselisihan ketenagakerjaan, memfasilitasi penetapan Upah Minimum
Kota, serta memberikan perlindungan terhadap pekerja dan pengusaha, dengan
melalui program dan kegiatan yang berorientasi terhadap peningkatan keselamatan
kerja, kesehatan kerja dan jaminan sosial bagi tenaga kerja serta peningkatan
penegakkan hukum ketenagakerjaan, serta dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui program pengembangan wilayah transmigrasi regional, dengan
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 77
peningkatan lokasi transmigrasi, pengerahan penempatan transmigran, dan
penyuluhan kepada calon transmigran.
Keberhasilan pencapaian visi dan misi beserta tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dengan 4 (empat) dasar peraturan pencapaian target, yaitu target kinerja
berdasarkan tujuan dan sasaran RPJMD 2009-2013, Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20M.PAN/11/2008 tentang Indikator Kinerja
Utama (IKU), target IKK berdasarkan Permendagri Nomor 73 tahun 2010, dan target
kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI berdasarkan SPM tersebut,
akan sangat tergantung pada komitmen seluruh aparat Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung dan jajaran Pemerintah serta masyarakat dalam melaksanakan seluruh
program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 78