dinas pertanian kota surabaya - · pdf filedinas pertanian kota surabaya bidang perikanan dan...
TRANSCRIPT
DINAS PERTANIAN KOTA SURABAYA BIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN
Jl. Pagesangan II/56 Surabaya, Telp.031 - 8275405 Fax. 031-8282328, e-mail : [email protected]
I. PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
Kota Surabaya berada di wilayah Provinsi Jawa Timur Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Secara geografis Surabaya terletak pada garis Lintang Selatan
antara 70 9’ – 70 21’ dan 1120 36’ - 1120 57” Bujur Timur. Panjang garis pantai adalah
47,4 Km2 dengan luas daratan wilayah Kota Surabaya sebesar 33,048 Ha dan Luas
wilayah laut yang masuk dalam wilayah administrasi oleh Kota Surabaya sebesar
19.039 Ha. Wilayah Surabaya terdiri dari 31 kecamatan dan 163 kelurahan, ±26,32 km.
jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak 3.024.321 jiwa.
Secara umum keadaan Topografi Kota Surabaya memiliki ketinggian tanah
berkisar anatara 0-20 meter di permukaan laut, sedangkan pada daerah pantai
ketinggiannya bekisar antara 1 – 3 meter di atas permukaan air laut.
Batas wilayah Kota Surabaya meliputi:
Sebelah Utara : Selat Madura
Sebelah Timur : Selat Madura
Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo
Sebelah Barat : Kabupaten Gresik
Untuk wilayah yang mempunyai potensi perikanan terbesar adalah pesisir Kota
Surabaya yang terdiri dari 12 kecamatan (24 kelurahan) seluas 87,42 km2. Jumlah
nelayan laut di Kota Surabaya sebanyak 2.226 orang, nelayan perairan umum 50
orang, petani tambak 901 orang, petani ikan air tawar 547 orang.
B. Potensi Sumberhayati Perikanan.
PERIKANAN TANGKAP
Jumlah penangkapan ikan diwilayah Kota Surabaya sebagian besar berasal dari
tangkapan dilaut dan sebagian kecilnya berasal dari perairan umum dalam hal ini
waduk dan sungai. Produksi ikan laut pada tahun 2011 mencapai 7.119,89 ton per
tahun dengan nilai Rp. 134.734.841,-. Usaha perikanan tangkap tidak hanya meliputi
penangkapan ikan dan budidaya ikan saja, melainkan juga usaha pasca penangkapan,
yaitu pemasaran dan pengolahan. Para pedagang memasarkan ikan dalam kualitas
ikan yang segar dan olahan.
Pelaku usaha penangkapan ikan di Kota Surabaya didominasi oleh nelayan
tradisional yang tergabung ke dalam 26 Kelompok Usaha Bersama yang tersebar di
sembilan kecamatan, dengan jumlah anggota 2.226 orang. Armada penangkapan terdiri
dari perahu jukung sebanyak 331 buah, motor tempel ( < 5 GT) sebanyak 1.659 buah
dan papan pancalan sebanyak 14 buah. Alat tangkap yang dominan digunakan antara
lain jaring klitik, trammel net, pancing dan pengumpul kerang. Total Produksi yang
dicapai pada tahun 2011 sebesar 7.119,89 Ton. Dan jenis-jenis ikan yang ditangkap
antara lain Peperek (234,97 Ton), Manyung (412,96 Ton), Kakap (491,28 Ton),
Gulamah (2.007,81 Ton), Belanak (1.324,28 Ton), Teri (263,43 Ton), Layur (78,33 Ton),
ikan lainnya (227,85 Ton), Rajungan (348,87 Ton), Kepiting (192,23 Ton), Udang Putih
Jrebung (313,28 Ton), Simping (299,01 Ton), Kerang darah (185,12 Ton), Pari (249,20
Ton), Cumi-cumi (92,56 Ton), dan binatang air lainnya (398,71 Ton) :
Seperti dibanyak wilayah pesisir, sebagian besar Nelayan Kota Surabaya
merupakan kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang cukup
memprihatinkan. Hal ini bisa dilihat dari jenis perahu motor yang mereka pergunakan
yang berukuran kurang dari 5 GT sehingga wilayah tangkap hanya mampu menjangkau
sekitar pantai saja dimana jumlah tangkapan yang mereka hasilkan juga relatif kecil.
Pemukiman nelayan juga dapat mencerminkan kondisi kesejahteraan mereka
yang terkesan kumuh dan memprihatinkan.
Kondisi Pemukiman Nelayan Kota Surabaya
Jumlah Armada dan Alat Tangkap di Kota Surabaya Tahun 2011
No Kecamatan
Armada Alat
Tangkap
(buah)
Nelayan
P. Papan
M.Tempel
Lain-lain
Jumlah
Pm Pd
1. Gununganyar - 17 - 17 102 17 - 2. Rungkut - 45 - 45 162 45 - 3. Mulyorejo 124 18 - 142 228 142 - 4. Bulak - 624 - 624 1.025 624 - 5. Asemrowo 328 197 - 525 969 525 - 6. Benowo - 40 14 54 152 54 - 7. Krembangan - 157 - 157 450 157 - 8. Kenjeran - 228 - 228 1.094 228 - 9 Sukolilo - 50 - 50 125 50
Jumlah 452 1.376 14
1.842 4.307
1.842 -
PERIKANAN BUDIDAYA
Potensi usaha perikanan budidaya di kota Surabaya terdiri dari budidaya air
payau seluas 3.139,661 Ha dan budidaya air tawar seluas 487.536 Ha. Pada budidaya
air tawar, terdiri dari budidaya kolam tanah, kolam beton dan kolam terpal.
Dalam pola budidaya tambak dengan teknologi tradisional petani tambak
disamping menggunakan pola monokultur juga menggunakan pola polikultur yaitu
bandeng dan udang. Pola polikultur ini mempunyai kelebihan dimana kebutuhan
oksigen udang diperoleh dari pergerakan yang aktif dari ikan bandeng. Luas lahan
Tambak menurut jenis pemeliharaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
1. Usaha Budidaya Air Payau
Usaha budidaya air payau di kota Surabaya dilakukan oleh pelaku usaha
dengan teknologi tradisional. Pembudidaya air payau ada di kecamatan Gununganyar,
Rungkut, Sukolilo, Mulyorejo, Bulak, Kenjeran, Semampir, Asemrowo, dan Benowo.
Jenis komoditas yang dibudidayakan antara lain Ikan Bandeng, Udang Windu dan
Udang Vannamei dengan sistem polikultur. Pada tahun 2011, nilai produksi air payau
sebesar 7.932,84 Ton yang terdiri dari Bandeng (5.43,93 Ton), Udang Windu (398,20
Ton), Udang Vannamei (1.106,79 Ton), Udang Putih (574,30) dan ikan lainnya (421,62
Ton).
2. Usaha Budidaya Air Tawar
Usaha budidaya air tawar di kota Surabaya dilakukan pada kolam air
tenang yang dibudidayakan dalam kolam beton maupun di kolam terpal. Jenis
komoditas yang dibudidayakan antara lain Bandeng, Udang Vanammei, Lele, Nila,
Patin, Tawes, Mas, Gurami, dan Mujair. Pada tahun 2011, nilai produksi air tawar
sebesar 217,64 Ton yang terdiri dari Bandeng (57,90 Ton), Udang Vannamei (21,28
Ton), Lele (36, 72 Ton), Nila (40, 92), Patin (25,40 Ton), Tawes (14,92 Ton), Mas
(11,52 Ton), Mas (11,52 Ton), Gurami (4,02 Ton), Mujair (0,38 Ton) dan Ikan lainnya
(4,58 Ton).
Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pertanian memberikan bantuan
kepada warga miskin Surabaya melalui Program Urban Farming Budidaya Ikan Lele di
Kolam Terpal. Pemkot Surabaya memberikan bantuan berupa kolam terpal ukuran 3 x
2 , bibit ikan lele dan pakan ikan lele. Bantuan tersebut memberikan peningkatan
signifikan pada produksi ikan lele di Kota Surabaya. Pada tahun 2011, tercatat ada
3.926 pembudidaya dengan jumlah kolam terpal 4.751 buah yang tersebar di seluruh
kecamatan di surabaya yang berjumlah 31 kecamatan. Total produksi tahun 2011 yang
dihasilkan dari kolam terpal adalah 706,02 Ton ikan lele.
Luas Lahan Tambak menurut Klasifikasi Tingkat Teknologi
di Kota Surabaya Tahun 2011
No. Kecamatan Areal ( Ha )
Semi Intensif
Tradisional
1. Gununganyar 228,350 - 228,350
2. Rungkut 543,023 - 543,023
3. Sukolilo 1.278,375 - 1.278,375
4. Mulyorejo 238,000 - 238,000
5. Bulak 72,713 - 72,713
6. Kenjeran 88,900 - 88,900
7. Asemrowo 25,750 - 25,750
8. Pakal 88,650 - 88,650
9. Benowo 575,900 - 575,900
Jumlah 3.139,661 - 3.139,661
Luas Lahan Tambak menurut Jenis Pemeliharaan
di Kota Surabaya Tahun 2011
No. Kecamatan Areal ( Ha )
Mono Udang
Mono Bandeng
Campur
1. Gununganyar 228,350 - - 228,350
2. Rungkut 543,023 - - 543,023
3. Sukolilo 1.278,375 76,703 153,405 1.048,267
4. Mulyorejo 238,000 - - 238,000
5. Bulak 72,713 - - 72,713
6. Kenjeran 88,900 - 61,512 27,388
7. Semampir 25,750 - 25,750 -
8. Asemrowo 88,650 - 78,534 10,116
9. Benowo 575,900 - - 575,900
Jumlah 3.139,661 76,703 319,201 2.743,757
Jenis kegiatan usaha budidaya di lahan tambak di Kota Surabaya merupakan
usaha pembesaran udang dan ikan, sedangkan usaha pembenihan baik ikan maupun
udang tidak ditemukan. Status usaha petani tambak yang ada adalah perorangan.
Foto Tambak Tradisional Udang Bandeng
Di Pesisir Kota Surabaya
3. Usaha Garam Rakyat
Pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) di Kota Surabaya terdapat di
empat kecamatan yaitu : Benowo, Pakal, Asemrowo dan Tandes. Produksi Garam
tahun 2011 sebesar 77.680,49 ton, dengan luas 1.490,18 Ha.
KONDISI MANGROVE
Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh pada tanah aluvial didaerah
pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi oleh arus pasang surut air laut.
Luas hutan Mangrove pesisir kota Surabaya saat ini adalah 625 Ha. Luasan
hutan mangrove terbesar terletak diwilayah kelurahan Keputih kecamatan Sukolilo
dengan luasan sebesar 130 ha, sedangkan wilayah pesisir dengan luasan hutan
mangrove terkecil adalah kelurahan Bulak kecamatan Bulak dengan luas 5 ha. Dan
wilayah yang tidak memiliki hutan mangrove adalah kecamatan Pabean Cantikan dan
Kelurahan Tambak Dono kecamatan Pakal.
Tumbuhan yang ada di hutan mangrove pesisir kota Surabaya didominasi oleh
jenis Avicennia (Api-api) dan jenis Rhizophora (Bakau) disamping itu ada jenis
Bruguiera (Tinjang) dan Soneratia Sp. (Bogem/Pedada) dalam jumlah yang lebih sedikit
dibanding Api-api dan Bakau.
Luas Lahan dan Produksi Garam di Kota Surabaya Tahun 2011
No. Kecamatan Areal Produksi Nilai ( Ha ) ( Ton ) ( Rp 1000,- )
1. Pakal
369,61 14.712,27 5.884.908 2. Benowo 976,58 55.109,51 22.043.804 3. Asemrowo 92,34 3.649,78 1.459.912 4. Tandes 51,65 4.208,93 1.683.572
Jumlah 1.490,18 77.680,49 31.072.196
PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN Di Kota Surabaya pengolahan hasil perikanan dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan skala usahanya, yaitu skala usaha perorangan (rumah tangga) dan usaha
pengolahan hasil perikanan skala industri.
a. Skala Usaha Rumah Tangga.
Usaha Pengolahan Hasil Perikanan di Kota Surabaya pada umumnya masih
berskala rumah tangga. Sebagian pengolahan ikan merupakan usaha dari istri nelayan
untuk meningkatkan nilai jual lebih dari tangkapan suaminya sebagai nelayan. Usaha
pengolahan yang berkembang antara lain, Ikan asap, ikan kering, krupuk kulit ikan,
abon ikan dan berbagai jenis hasil olahan perikanan lainnya. Usaha pengasapan ikan
ada di kecamatan Bulak, Kenjeran dan Krembangan.
Pemasaran produksi hasil perikanan Kota Surabaya, tahun 2011 dalam bentuk
segar sebesar 2.366,93 Ton dan dalam bentuk olahan yang terdiri dari ikan kering
sebesar 308,84 Ton, Ikan Asap sebesar 1204,45 Ton, Terasi 275,75 Ton, Krupuk ikan
sebesar 1.985,40 Ton, Bandeng Presto sebesar 386,05 Ton dan lain-lain sebesar 8,36
Ton.
Selain produk hasil pengolahan perikanan konsumsi, Kota Surabaya juga
memiliki produk hasil perikanan non konsumsi, antara lain Ikan hias dan anaman air,
Kerajinan kekerangan, dan batik mangrove. Pada tahun 2011, nilai produk non
konsumsi kota Surabaya senilai 14.304.000.000 (empat belas milyard tiga ratus empat
juta rupiah) yang terdiri dari produk kekerangan yang senilai 2.694.000.000 (dua
milyard enam ratus sembilan puluh empat juta rupaih), produk ikan hias yang senilai,
9.726.000.000 (sembilan milyard tujuh ratus dua puluh enam juta rupiah), dan produk
Hamparan Hutan Mangrove yang didominasi jenis Api-Api
batik mangrove yang senilai 1.884.000.000 (satu milyard delapan ratus delapan puluh
empat juta rupiah).
b. Skala Industri
Sebagai kota besar, Surabaya mempunyai banyak perusahaan-perusahaan
Pengolah Hasil Perikanan yang sebagian besar berorientasi ekspor, baik ke Jepang,
Amerika, Eropa maupun regional Asia. Di bawah ini daftar perusahaan perikanan yang
terdapat di Kota Surabaya.
No Nama Perusahaan Jenis Usaha Tujuan Pemasaran
1 PT. Alam Jaya Ikan Beku Jepang, Cina, Perancis
2 CV. Sari Tirta Jaya Ikan Beku, Tepung
Ikan
Perancis, Cina, Islandia,
Spanyol, Jepang.
3 PT. Tunas Sejati Perkasa Ubur-ubur Jepang, Korea
4 CV. Tirta Surya Sri Rejeki Teripang, Ikan Beku Korea, Inggris
5 PT. Sumber Bahari Makmur Ikan Beku, Layur, Teri
nasi, Ubur2
Korea, China, Jepang.
6. PT. Sari Laut Ekatama Katak Beku, Ikan
Beku, Ikan Segar
Hongkong, Belanda,
Korea, Inggris, Perancis
7 PT. Mina Tama Sumber
Bahari
Ikan Beku, Steak Tuna
Beku
Australia, Cina, Eropa,
Singapore
8 PT. Eka Lipta Persada Ikan Segar
9 UD. Mina Raya Sirip Hiu, Teripang,
Paru Ikan
Regional
10 UD. Surya Indah Penampungan Hasil
Perikanan
11 CV. Mina Jaya Lestari Ikan Beku Singapura
12 PT. Matahari Sakti Pakan Ikan Nasional
13 CV. Surya Mas Teripang, Sirip Hiu Hongkong, Cina
14. CV. Albasia Prima Trade Rumput Laut
15 PT. Bahari Nusantara Udang, Keong, Ikan
Beku
Hongkong
16 UD. Surya Koi Centre Ikan Hias
17 PT. Sinar Kencana Pengolahan Rumput
Laut
Jepang
18 Surya Kencana Abadi Udang
19 UD.Tek Hin Teripang Hongkong
20 UD. Abadi Perut Ikan Lokal
21 UD. Ely Tjwan Filet Ikan/ Bakso Ikan
22 UD. Tunggal Jaya Sirip ikan hiu,
Gelembung ikan, Paru
Ikan, Teripang
23 CV. Sakura Abadi Ikan Beku Jepang
24 PT. Amarta Sari Lestari Rumput Laut Eropa, USA
25 CV. Mutiara Bahari Produk Olahan
Ikan/Udang
Domestik
26 CV. Anugrah Jaya Produk Olahan
Ikan/Udang
Domestik
27 UD. Mandiri Jaya Sirip Hiu, Teripang,
Gelembung IKan
Domestik
28 CV. Kalimas Sirip Hiu, Teripang,
Rumput Laut
Eksport
C. Kondisi Sosial Ekonomi
Berdasarkan kajian secara umum tiap wilayah kecamatan berpesisir di Kota
Surabaya merupakan daerah perikanan tangkap yang masih cukup potensial, namun
demikian jika ditinjau dari kondisi masyarakat nelayan masih banyak permasalahan
sehingga mengakibatkan kondisi mereka jauh dibawah standar kehidupan masyarakat
Kota Surabaya. Perahu motor temple masih banyak digunakan para nelayan dengan
kekuatan berkisar antara 5 – 7 PK, sehingga daya jangkaunya terbatas. Selanjutnya
selain usaha penangkapan ikan di laut masyarakat nelayan setempat juga melakukan
usaha pengolahan ikan dan kerajinan rumah tangga (hiasan) yang menggunakan
bahan dasar dari kulit kerang. Hasil Produksi kerajinan ini telah dipasarkan ke luar
propinsi.
Pada umumnya sistem pemasaran komoditi hasil tangkapan ikan di Kota
Surabaya hampir tidak ada permasalahan. Nelayan memiliki keterikatan dengan
pedagang atau agen, dimana mereka langsung berhubungan dengan pedagang atau
agen tersebut. Namun, sebagian kecil menyatakan keberatan dengan adanya
pedagang atau kelompok tertentu yang membeli ikan dengan harga di bawah standart,
karena terikat dengan jasa pinjaman untuk keperluan input produksi. Kejadian seperti
ini merupakan hal yang umum terjadi pada dunia usaha di bidang perikanan, khususnya
pada perikanan tangkap yang dikenal dengan pengambek. Pengambek adalah
pengolah atau pedagang hasil perikanan maupun untuk keperluan konsumsi rumah
tangga terutama pada saat tidak musim ikan. Prosedur peminjaman kepada
pengambek sangat mudah, kapan saja dan dimana saja, tetapi konsekuensinya adalah
hasil tangkapan nelayan harus dijual kepada pengambek tersebut. Ketentuan atau
kesepakatan harga pada umumnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga
umum dan pengambek mempunyai kewajiban untuk membeli hasil produksi tersebut
kapanpun dan berapapun jumlahnya. Persepsi positif dan negatif pasti ada. Sisi positif
bagi nelayan adalah adanya jaminan pasar yang cukup tinggi terhadap produksi
tanpa repot dan khawatir serta adanya jaminan keuangan yang cukup mudah
diakses terutama. Sisi negatifnya adalah adanya keterikatan penjualan dan
terbentuknya harga berbeda jauh dibawah keadaan harga umum.
BAB II
FASILITAS PENDUKUNG
Dalam memperkuat perekonomian pembangunan pada sektor perikanan
dan kelautan Kota Surabaya agar tetap stabil dan kondusif, Pemerintah Kota Surabaya
membangun berbagai infrastruktur sebagai fasilitas pendukung antara lain :
1. Pasar Ikan Hias
Dalam rangka mendukung pemasaran hasil perikanan, telah tersedia
Pasar Ikan Hias yang berlokasi di kelurahan Gunungsari Kecamatan Dukuh Pakis.
Pasar ikan hias Gunungsari yang terletak di tengah kota diharapkan dapat memperluas
pemasaran dan menjadi pusat perhatian bagi pecinta ikan hias di Surabaya. Fasilitas
yang dibangun antara lain stand/kios untuk berjualan, instalasi air, instalasi listrik,
tandon air tawar dan laut, jaringan jalan, jaringan air buangan, MCK dan Rumah
koperasi.
2. Tempat Pengolahan Hasil Perikanan
Dalam rangka mendukung kegiatan pengolahan hasil perikanan, telah
dibangun Tempat Pengolahan Hasil Perikanan yang berlokasi di kelurahan Kedung
Cowek Kecamatan Bulak. Keberadaan tempat pengolah hasil perikanan ini diharapkan
dapat menjadi tumpuan kelompok-kelompok pengolah di Surabaya untuk meningkatkan
nilai jual hasil produk olahan mereka. Sarana dan prasarana yang dibangun antara lain,
tempat penjemuran ikan, Peralatan pembuat bakso dan abon ikan, instalasi air, dan
instalasi listrik. Selain itu, Tempat Pengolahan Hasil Perikanan juga mendapatkan
bantuan dari Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian
Kelautan dan Perikanan berupa peralatan value added hasil perikanan dan peralatan
pengemasan hasil perikanan. Peralatan value added antara lain, mesin pembuat bakso,
mesin pembuat nugget, mesin pembuat sosis dan lain-lain. Peralatan pengemasan
hasil perikanan antara lain vacuum sealer, peralatan sablon kemasan, peralatan
pembuatan barcode dan lain-lain.
3. Sentra Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Sentra Bulak)
Sentra Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan merupakan pusat
Pengolahan dan Pemasaran hasil Perikanan sekaligus menjadi wisata produk
perikanan dan kelautan. Sentra Bulak saat ini sedang dalam tahap penyelesaian akhir,
dan rencananya pada akhir tahun 2012 ini akan diresmikan penggunaannya.
BAB III
PROGRAM KEGIATAN BIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN PADA DINAS PERTANIAN KOTA SURABAYA
Dalam rangka pencapaian sasaran Pembangunan Perikanan di Kota Surabaya
ditetapkan satu Program melalui bidang Perikanan dan Kelautan pada Dinas Pertanian
Kota Surabaya berupa Pembangunan Usaha Perikanan dan Kelautan yang
mengharapkan adanya pijakan hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) Usaha
Perikanan dan/atau Usaha Kelautan yang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Kota Surabaya pada tahun 2007, sehingga pelaksanaannya nanti dapat
menunjang kegiatan para pelaku usaha di bidang Perikanan dan Kelautan.
Adapun kegiatan Tahun Anggaran 2012 adalah sebagai berikut :
(1). Kegiatan Peningkatan Sumberdaya manusia Bidang Perikanan dan Kelautan.
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkesinambungan yang antara lain terdiri dari :
a. Pelatihan dan Pembinaan pada kegiatan:
- Pelatihan Budidaya Air Tawar
- Pelatihan Budiaya Air payau
- Pelatihan Mitigasi Bencana
- Pembinaan UKM Perikanan Non Konsumsi
- Pembinaan Diversifikasi Produk Olahan hasil Perikanan
- Pembinaan Nelayan
- Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan)
- Pameran
(2). Kegiatan Pengembangan Perikanan
Kegiatan Pengembangan Perikanan diarahkan pada pemberian paket bantuan
budidaya ikan dalam kolam terpal, yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009.
(3). Pembangunan Sarana dan Prasarana Perikanan dan Kelautan :
- Pembangunan Tahap Akhir Sentra Pengolahan dan Pemasaran Produk
Perikanan Bulak.
- Pembangunan IPAL di PIH Gunungsari.
- Pembangunan Tambat Labuh Perahu Nelayan.
(4). Pengadaan Sarana dan Prasarana Perikanan dan Kelautan, antara lain : Jaring,
Perahu dan Mesin Perahu, Benih Ikan dan Udang, Pakan, Peralatan pengolahan
ikan.
Demikian sekilas profil Perikanan Kota Surabaya yang merupakan gambaran
umum kegiatan Tahun 2012 bidang Perikanan dan Kelautan pada Dinas Pertanian
Kota Surabaya.
Surabaya, Januari 2012