dinas kinerja kesehatan - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · reviu atas laporan kinerja instansi...

144
TAHUN 2019 DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

TAHUN 2019

DINAS

KESEHATAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

Page 2: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page i

KATA PENGANTAR

Bidang Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu unit pelaksana Program di

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki kewajiban untuk melaksanakan

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Salah satu komponen SAKIP

adalah membuat Laporan Kinerja yang menggambarkan kinerja yang dicapai atas

pelaksanaan program dan kegiatan yang menggunakan APBN.

Penyusunan laporan kinerja berpedoman pada Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi (Permenpan) Nomor 53 tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan

informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan

seharusnya dicapai. Dalam laporan kinerja ini juga menyertakan berbagai upaya

perbaikan berkesinambungan yang telah dilakukan dalam lingkup Bidang Kesehatan

Masyarakat, untuk meningkatkan kinerjanya pada masa mendatang.

Secara garis besar laporan berisi informasi tentang tugas dan fungsi organisasi;

rencana kinerja dan capaian kinerja sesuai Indikator Prioritas Nasional dan Rencana

Stategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019, disertai dengan faktor

pendukung dan penghambat capaian, serta upaya tindak lanjut yang dilakukan.

Peningkatan kualitas laporan kinerja ini menjadi perhatian kami, masukan dan

saran membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan

penyusunan laporan di tahun yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi

kita semua dan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan dan pengembangan

program di masa mendatang.

Kendari, Februari 2020

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat

Hj. Usnia, SKM

NIP. 19730107 199203 2 005

Page 3: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam

Peraturan Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokasi dan dalam PermenPAN Nomor 53 tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, maka Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

menyusun laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja yang telah

dilakukan pada tahun 2019.

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia

Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat

melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan

perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan program dan

kegiatan di lingkup Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi tahun

2019 mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yang

ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015

yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Dinkes Prov Sultra. Untuk

mencapai tujuan tersebut, dilakukan berbagai kegiatan yang dilaksanakan

masing¬masing unit eselon IV di lingkup Bidang Bina Kesehatan Masyarakat. Upaya

tersebut dilaksanakan di tiap jenjang pemerintahan mulai dari pemerintah pusat,

pemerintah daerah (melalui dana dekonsentrasi) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Laporan kinerja disusun berdasarkan capaian kinerja tahun 2019 sebagaimana

yang sudah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja yang terdiri dari Indikator

Kerja Utama (IKU) yang telah ditentutkan Oleh Direktorat Jendaral Kesehatan

Masyarakat pusat. Sumber data dalam laporan ini diperoleh dari unit pelayanan di

lingkup Bidang Kesehatan Masyarakat baik di tingkat Provinsi maupun Kab/Kota tahun

2018.

Berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2019 antara Menteri Kesehatan dengan

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

memiliki 6 sasaran program/kegiatan dan 28 item Indikator Kinerja, yang akan di

paparkan secara jelas dan terperinci dalam laporan ini.

Realisasi anggaran dilingkup Bidang Bina Kesehatan Masyarakat meliputi

anggaran dekonsentrasi, sebesar 98 %, bersumber dari dana Dekonsentrasi

Page 4: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page iii

Keseluruhan indikator kinerja utama program kesehatan masyarakat

dilaksanakan di tingkat Puskesmas. Oleh karena itu alokasi anggaran tersebut

bertujuan untuk memastikan indikator tersebut berjalan sebagaimana mestinya mulai

dari level kebijakan, standar, pedoman dan evaluasi.

Perbaikan ke depan perlu koordinasi lebih baik antar unit pelaksana program

dalam penyusunan rencana operasional kegiatan terutama dengan melibatkan lintas

sektoral sehingga rencana kegiatan yang dibuat dapat terlaksana dengan baik.

Page 5: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik yang mendapat

makanan tambahan pada tahun 2018 berdasarkan Kab/Kota : ............. 13

Tabel 2 : Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD pada tahun

2019 berdasarkan Kab/Kota : ............................................................. 16

Tabel 3 : Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada tahun

2019 berdasarkan Kab/Kota : ............................................................ 20

Tabel 4 : Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada tahun

2019 berdasarkan Kab/Kota : ............................................................ 25

Tabel 5 : Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan pada tahun

2019 berdasarkan Kab/Kota : ............................................................ 29

Tabel 6 : Persentase remaja puteri yang mendapat tablet tambah darah (TTD) pada

tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota: ................................................... 33

Tabel 7 : Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) pada tahun 2019

berdasarkan Kab/Kota : .................................................................... 38

Tabel 8 : Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4)

pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : ........................................... 42

Tabel 9 : Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk

peserta didik kelas 1 pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : ........... 45

Tabel10 :Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk

peserta didik kelas 7 dan 10 pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : 50

Tabel11 :Persentase Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kegiatan Kesehatan Remaja

pada Tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : .......................................... 53

Tabel12 :Persentase puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil pada tahun 2018

pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : .......................................... 57

Tabel13 :Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi program perencanaan

persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) pada tahun 2019 berdasarkan

Kab/Kota : ....................................................................................... 61

Tabel14 :Persentase Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar pada

tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : .................................................. 66

Tabel15 :Jumlah Pos Ukk Yang Terbentuk Di Daerah PPI / TPI pada tahun 2019

berdasarkan Kab/Kota : .................................................................... 69

Page 6: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page v

Tabel16 :Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada

kelompok masyarakat di wilayah kerjanya pada tahun 2019 berdasarkan

Kab/Kota : ....................................................................................... 74

Tabel17 :Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat) pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : ...................... 79

Tabel18 :Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan pada tahun 2019

berdasarkan Kab/Kota : .................................................................... 82

Tabel19 :Persentase tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan

pada tahun 2018 berdasarkan Kab/Kota : ........................................... 86

Tabel20 :Persentase rumah sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai

standar pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : .............................. 90

Tabel21 :Persentase tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi syarat

kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : ......................... 94

Tabel22 :Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat pada

tahun 2018 berdasarkan Kab/Kota : ................................................. 98

Tabel23 :Persentase kab/kota yang memiliki kebijakan PHBS pada tahun 2019

berdasarkan Kab/Kota : .................................................................. 102

Tabel24 :Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM pada pada

tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : ............................................... 107

Tabel25 :Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan

pada pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : ............................... 109

Tabel26 :Jumlah Organisasi Kemasyarakatan Yang Memanfaatkan Sumber Dayanya

Untuk Mendukung Kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : 113

Tabel27 :Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya : .................................................................... 117

Tabel28 :Realisasi Anggaran Pelaksanaan Program berdasarkan Seksi Penanggung

Jawab Program : ............................................................................. 120

Page 7: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Persentase Cakupan Ibu Hamil KEK yang Mendapat PMT Tahun 2019

berdasarkan Kab/Kota. .................................................................. 14

Grafik 2 : Tren Capaian Persentase Ibu Hamil Kek Yang Mendapat PMT Tahun 2018-

2019. ........................................................................................... 15

Grafik 3 : Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat TTD Minimla 90 Tablet tahun 2019

.................................................................................................. 17

Grafik 4 : Tren Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah 90

Tablet Selama Kehamilan Dari Tahun 2018-2019 ........................... 18

Grafik 5 : Persentase Cakupan Bayi Usia Kurang 6 Bulan Mendapat ASI Ekslusif Tahun

2019 berdasarkan Kab/Kota. ......................................................... 22

Grafik 6 : Tren Persentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat Asi Eksklusif

Tahun 2018-2019 .......................................................................... 23

Grafik 7 : tren Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada

tahun 2019 .................................................................................. 27

Grafik 8 : Tren Persentase Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi Menyusu Dini (Imd) Dari

Tahun 2018-2019 ......................................................................... 28

Grafik 9 : tren Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan pada tahun

2019 berdasarkan Kab/Kota ........................................................... 31

Grafik 10 : Tren Persentase Balita Kurus Yang Mendapat Makanan Tambahan Tahun

2018-2019 ................................................................................... 32

Grafik 11 : tren Persentase remaja puteri yang mendapat tablet tambah darah (TTD)

pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota ......................................... 34

Grafik 12 : Persentase Remaja Puteri Yang Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)

Tahun 2018-2019 .......................................................................... 35

Grafik 13 : tren Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) pada tahun 2019 Grafik

14 : Tren Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Pada Tahun

Tahun 2018-2019 ......................................................................... 41

Grafik 15 : Tren Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke

empat (k4) pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota ....................... 43

Page 8: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page vii

Grafik 16 : Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4)

Pada Tahun Tahun 2018-2019 ...................................................... 44

Grafik 17 : tren Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan

untuk peserta didik kelas 1 pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota . 47

Grafik 18 : Tren Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Penjaringan Kesehatan

Untuk Peserta Didik Kelas 1 Pada Tahun Tahun 2018-2019 .............. 48

Grafik 19 : Tren Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan

untuk peserta didik kelas 7&10 pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

.................................................................................................... 51

Grafik 20 : Tren Capaian capaian puskesmas yang melaksanakan penjaringan

kesehatan untuk peserta didik kelas 7 & 10 dari tahun 2018-2019 ... 52

Grafik 21 : Tren capaian puskesmas yang Melaksanakan Program PKPR pada Tahun

2019 berdasarkan Kab/Kota ........................................................... 55

Grafik 22: Tren puskesmas yang Melaksanakan Program PKPR dari tahun 2018-2019

.................................................................................................... 56

Grafik 23: tren Persentase puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil pada tahun

2019 berdasarkan Kab/Kota ........................................................... 59

Grafik 24 : Tren Cakupan Puskesmas Yang Melaksanakan Kelas Ibu Hamil Dari Tahun

2018-2019 .................................................................................... 60

Grafik 25 : tren Persentase puskesmas yang melaksanakan P4K pada tahun 2019

berdasarkan Kab/Kota ................................................................... 63

Grafik 26 : Tren Capaian Puskesmas yang melakukan Orientasi Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dari tahun 2018-2019 63

Grafik 27: tren Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar pada tahun

2019 berdasarkan Kab/Kota ........................................................... 67

Grafik 28 : Tren Cakupan Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar

Dari Tahun 2018-2019 ................................................................... 68

Grafik 29 : tren Jumlah Pos Ukk Yang Terbentuk Di wilayah kerja Puskesmas pada

tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota ................................................. 71

Page 9: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page viii

Grafik 30: Tren Jumlah Pos Ukk Yang Terbentuk Di wilayah kerja Puskesmas l Dari

Tahun 2018-2019 .......................................................................... 72

Grafik 31: tren Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada

kelompok masyarakat di wilayah kerjanya pada tahun 2019 ........... 75

Grafik 33 : Tren Cakupan Puskesmas Puskesmas yang melaksanakan kegiatan

kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya Dari

Tahun 2018-2019 .......................................................................... 76

Grafik 34 : tren Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (sanitasi total

berbasis masyarakat) pada tahun 2019 .......................................... 80

Grafik 35 : Tren Jumlah Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan STBM Dari Tahun 2018-

2019............................................................................................. 81

Grafik 36 : tren Persentase Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan

pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota ......................................... 84

Grafik 37 : Tren Cakupan Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan

Dari Tahun 2018-2019 ................................................................... 85

Grafik 38 : tren Persentase tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat

kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota ......................... 88

Grafik 39 : Tren Cakupan Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) Yang Memenuhi

Syarat Kesehatan Dari Tahun 2018-2019 ........................................ 89

Grafik 40 : Tren Persentase Rumah Sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis

sesuai standar pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota ................... 92

Grafik 41 : Tren Cakupan Puskesmas Rumah Sakit yang melakukan pengelolaan limbah

medis sesuai standar Dari Tahun 2018-2019 ................................... 93

Grafik 42 : Tren Persentase tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi

syarat kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota ............... 96

Grafik 43 : Tren Tempat Pengelolaan Makanan (Tpm) Yang Memenuhi Syarat

Kesehatan Dari Tahun 2018-2019 ................................................ 97

Grafik 44 : Tren Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan

sehat pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota ................................ 99

Page 10: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page ix

Grafik 45 : Tren Jumlah Kabupaten/Kota Yang Menyelenggarakan Tatanan Kawasan

Sehat Dari Tahun 2018-2019 ...................................................... 100

Grafik 46: tren Persentase kab/kota yang memiliki kebijakan PHBS pada tahun 2019

berdasarkan Kab/Kota ................................................................. 103

Grafik 47 : Tren Persentase Kab/Kota Yang Memiliki Kebijakan PHBS Dari Tahun 2018-

2019........................................................................................... 104

Grafik 48 : tren Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM

pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota ....................................... 107

Grafik 49 : Tren Cakupan Persentase Desa Yang Memanfaatkan Dana Desa 10% Untuk

UKBM Dari Tahun 2018-2019 ....................................................... 108

Grafik 50 : tren Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program

kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota ....................... 110

Grafik 51 : Tren Jumlah Dunia Usaha Yang Memanfaatkan CSR Nya Untuk Program

Kesehatan Dari Tahun 2018-2019 ................................................ 111

Grafik 52 : tren Jumlah Organisasi Kemasyarakatan Yang Memanfaatkan Sumber

Dayanya Untuk Mendukung Kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan

Kab/Kota .................................................................................... 114

Grafik 53 : Tren Jumlah Organisasi Kemasyarakatan Yang Memanfaatkan Sumber

Dayanya Untuk Mendukung Kesehatan Dari Tahun 2018-2019 ....... 115

Page 11: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page x

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ vi

BAB I ............................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................................ 2

C. VISI, MISI DAN STRATEGI ORGANISASI ...................................................... 3

BAB III PERENCANAAN KINERJA ...................................................................... 6

A. PERJANJIAN KINERJA ................................................................................. 6

B. INDIKATOR KINERJA PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT .......................... 6

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................. 10

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ................................................................ 10

1.1 PROGRAM PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT ............................................... 10

1.2 INDIKATOR PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGA ..................... 36

1.3 INDIKATOR PROGRAM PEMBINAAN PEMBINAAN UPAYA

KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA ........................................................ 64

1.4 PENYEHATAN LINGKUNGAN .................................................................... 77

1.5 PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT .................... 101

1.6 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS

LAINNYA PADA PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKAT .......... 116

BAB IV KESIMPULAN ................................................................................... 121

LAMPIRAN

Page 12: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bidang Bina Kesehatan Masyarakat dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya, senantiasa membangun akuntabilitas yang dilakukan melalui

pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas

dan terukur. Diharapkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

kesehatan dapat berlangsung dengan bijaksana, transparan, akuntabel, efektif,

dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance sebagaimana

dimaksud dalam Undang¬Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status

kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3)

meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya

cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan

kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga

kesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem

kesehatan. Berakhirnya pelaksanaan tugas tahun 2016 yang merupakan awal

tahun implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun

2015-2019 yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor HK 02.02/ Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan, yang mempunyai visi “Masyarakat Sehat yang Mandiri

dan Berkeadilan”. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah

Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan

status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

Page 13: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 2

masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan

pelayanan kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu

paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan

nasional: 1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan

kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan

pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan

dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem

rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan

pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko. Direktorat

Jenderal Kesehatan Masyarakat merupakan unit yang sangat berperan dalam

mewujudkan pilar pertama dalam “Program Indonesia Sehat”.

Pertanggung jawaban pelaksanaan kebijakan dan kewenangan dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus dapat dipertanggung

jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan

tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk

penyusunan laporan kinerja.

Laporan kinerja ini akan memberikan gambaran pencapaian kinerja Bidang Bina

Kesehatan Masyarakat dalam satu tahun anggaran beserta dengan hasil

capaian indikator kinerja dari masing-masing unit satuan kerja yang ada di

lingkungan Bidang Bina Kesehatan Masyarakat di tahun 2018.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan laporan kinerja Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

Dinas Kesehatan Prov.Sultra merupakan bentuk pertanggung jawaban

kinerja pada tahun 2019 dalam mencapai target dan sasaran program seperti

yang tertuang dalam rencana strategis, dan Indikator Prioritas Nasional

Page 14: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 3

2018.

C. VISI , MISI DAN STRATEGI ORGANIASI

maka visi pembangunan Sulawesi Tenggara yang hendak dicapai periode 2018-

2023, yaitu:

“TERWUJUDNYA SULAWESI TENGGARA YANG AMAN, MAJU,

SEJAHTERA DAN BERMARTABAT”

Penjelasan visi di atas adalah sebagai berikut:

SulawesiTenggara : merupakan salah satu provinsi yang terdiri atas jazirah

dan kepulauan dengan potensi sumberdaya alam yang melimpah baik

sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewableresources) di sektor

kelautan, kehutanan, pertanian dalam arti luas serta sumberdaya yang tidak

dapat diperbaharui (unrenewableresources), seperti pertambangan.

Aman : menunjuk pada kondisi dinamis keamanan teritorial dan tertib sosial

dimana masyarakat terbebas dari kejahatan, kekerasan dan situasi-situasi

kritis yang berasal dari sumber eksternal maupun internal, serta dapat

menggunakan pilihan-pilihannya dengan bebas dan bertanggung jawab.

Kondisi aman mempunyai tujuh pilar: (1) aman-ekonomi, yakni aman dari

kemiskinan dan pengangguran yang berkepanjangan; (2) aman-pangan,

yakni aman dari kelaparan; (3) aman-kesehatan, yakni terbebas dari

penyakit menular yang mematikan, makanan yang tidak aman, kekurangan

gizi, dan kekurangan akses terhadap perawatan kesehatan dasar; (4) aman-

lingkungan, yakni amanberkurangnya sumber daya alam, bencana alam,

dan polusi; (5) aman-pribadi, yakni aman dari kekerasan fisik, kejahatan,

terorisme, kekerasan dalam rumah tangga, dan pekerja anak; (6) aman-

komunitas, yakni aman dari ketegangan berbasis antar etnis, agama dan

identitas lainnya; dan (7) aman-politik, yakni aman dari penindasan politik

Page 15: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 4

dan pelanggaran hak asasi manusia.

Maju : menunjuk pada pola pengelolaan pemerintahan di dalam melaksanakan

pembangunan, memberikan pelayanan masyarakat dan mendorong

pemberdayaan masyarakat tidak lagi bersifat komplementer akan tetapi

mengedepankan pola manajemen inovasi sektor publik sesuai prinsip-prinsip

good governance. Beberapa indikator pengelolaan pemerintahan yang lebih

maju adalah adanya inovasi dalam tata kelola pemerintahan (lebih efisien,

efektif, transparan, akuntabel disertai perbaikan hubungan kelembagaan

dengan kabupaten/kota), dan adanya perubahan mindset atau perubahan

budaya lama yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat, serta

mengembangkan pola-pola kemitraan diantara sumber daya pembangunan.

Sejahtera : menunjuk pada ketersediaan sumber-sumberdaya dan kondisi-

kondisi untuk kehidupan rakyat yang berkecukupan. Sejahtera bertumpu

pada pilar fisik-material seperti lapangan kerja dan pendapatan; ekonomi

lokal yang kuat; transport publik; akses terhadap sumber daya alam terbuka;

terpenuhi kebutuhan dasar; terkendalinya kemiskinan dan ketimpangan; dan

bebas dari kemelaratan, kebodohan, dan kemalasan; dan bebas dari

penyakit yang mematikan. Sejahtera juga bertumpu pada pilar sosial berupa

integrasi dan koherensi sosial, kontribusi sosial, penyembuhan sosial,

perlindungan sosial dan pemberdayaan

Bermartabat : selalu menempatkan kepentingan masyarakat sebagai tolak

ukur utama. Selain itu, dalam pembangunan tidak hanya menitikberatkan

pada infrastruktur fisik sebagai penyediaan sarana dan prasarana, namun

juga pengembangan pratata sosial untuk menempatkan manusia sebagai

aktor utama dalam pembangunan.

Adapun misi yang dilakukan yaitu :

Page 16: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 5

Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat agar dapat berdaulat dan aman

dalam bidang ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan politik

serta iman dan takwa

Adapun agenda Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara

adalah :

• Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat

di Provinsi Sulawesi Tenggara”. Melalui Program SULTRA SEHAT

Sultra Sehat bukan sebuah program tapi Strategi untuk meningkatkan

akses layanan kesehatan kepada masyarakat secara terintegrasi :

❑ Meningkatkan kesehatan masyarakat melalaui upaya promotif dan

preventif

❑ Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan;

❑ Meningkatkan ketersediaan sumber daya kesehatan termasuk perluasan

jaminan kesehatan nasional melalui jaminan kesehatan Kartu Sultra Sehat

terintegrasi

Strategi pembangunan kesehatan masyarakat tahun 2015-2019 meliputi:

a. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan

Lanjut Usia yang Berkualitas.

b. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.

c. Meningkatkan Penyehatan Lingkungan.

d. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Sasaran Ditjen Kesehatan Masyarakat

Sasaran Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, adalah meningkatnya

ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi

seluruh masyarakat.

Page 17: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 6

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. PERJANJIAN KINERJA

Standar acuan capaian program Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas

Kesehatan Pro.Sultra tahun 2019 diselaraskan dengan Perjanjian kinerja

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat telah ditetapkan dalam dokumen

penetapan kinerja yang merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target

kinerja tertentu dengan didukung sumber daya yang tersedia.

Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan menjadi

kesepakatan yang mengikat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan

sebagai upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada

masyarakat Indonesia. Perjanjian penetapan kinerja tahun 2019 yang telah

ditandatangani bersama oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dan

Menteri Kesehatan berisi Indikator.

B.INDIKATOR KINERJA PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT

Adapun perjanjian kinerja Bidang Kesmas tahun 2019 adalah sebagai

berikut :

No

.

Sasaran

Program/Kegiat

an

Indikator Kinerja Target Target

provinsi

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pembinaan Gizi

Masyarakat

1.

2.

Persentase ibu hamil Kurang

Energi Kronik yang mendapat

makanan tambahan

Persentase ibu hamil yang

95%

98%

85%

80%

Page 18: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 7

3.

4.

5.

6.

mendapat Tablet Tambah

Darah (TTD)

Persentase bayi usia kurang

dari 6 bulan yang mendapat

ASI eksklusif

Persentase bayi baru lahir

mendapat Inisiasi Menyusu

Dini (IMD)

Persentase balita kurus yang

mendapat makanan tambahan

Persentase remaja puteri yang

mendapat Tablet Tambah

Darah (TTD)

50%

47%

50%

30%

50%

75%

90%

50%

2. Pembinaan

Kesehatan

Keluarga

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Persentase kunjungan

neonatal pertama (KN1)

Persentase ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan

antenatal ke empat (K4)

Persentase Puskesmas yang

melaksanakan penjaringan

kesehatan untuk peserta didik

kelas 1

Persentase Puskesmas yang

melaksanakan penjaringan

kesehatan untuk peserta didik

kelas 7 dan 10

Persentase Puskesmas yang

menyelenggarakan kegiatan

kesehatan remaja

Persentase Puskesmas yang

90%

80%

70%

60%

45%

90%

85%

74%

95%

89%

25%

85%

Page 19: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 8

7.

melaksanakan kelas ibu hamil

Persentase Puskesmas yang

melakukan Orientasi Program

Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K)

100%

95%

3. Pembinaan Upaya

Kesehatan Kerja

dan Olahraga

1.

2.

3.

4.

Persentase Puskesmas yang

menyelenggarakan kesehatan

kerja dasar

Jumlah pos UKK yang

terbentuk di daerah PPI/TPI

Persentase fasiltas

pemeriksaan kesehatan TKI

yang memenuhi standar

Persentase Puskesmas yang

melaksanakan kegiatan

kesehatan olahraga pada

kelompok masyarakat di

wilayah kerjanya

80%

730

100%

60%

75%

-

-

65%

4. Penyehatan

Lingkungan

1.

2.

3.

4.

5.

Jumlah desa/kelurahan yang

melaksanakan STBM (Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat)

Persentase Sarana air minum

yang dilakukan pengawasan

Persentase Tempat-tempat

umum (TTU) yang memenuhi

syarat kesehatan

Persentase RS yang

melakukan pengelolaan limbah

medis sesuai standar

Persentase Tempat

45.000

50%

58%

36%

32%

2.247

50%

58%

36%

32%

Page 20: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 9

6.

Pengelolaan Makanan (TPM)

yang memenuhi syarat

kesehatan

Jumlah Kabupaten/Kota yang

menyelenggarakan tatanan

kawasan sehat

386

4

5. Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan

Masyarakat

1.

2.

3.

4.

Persentase Kab/Kota yang

memiliki Kebijakan PHBS

Persentase desa yang

memanfaatkan dana desa

10% untuk UKBM

Jumlah dunia usaha yang

memanfaatkan CSRnya untuk

program kesehatan

Jumlah organisasi

kemasyarakatan yang

memanfaatkan sumber

dayanya untuk mendukung

kesehatan

80%

50%

20

15

70%

40%

20

15

6. Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya

pada Program

Pembinaan

Kesehatan

Masyarakat

1. Persentase realisasi kegiatan

administrasi dukungan

manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya Program

Kesehatan Masyarakat

94% 95%

Page 21: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 10

BAB III

AKUNTABILITAS KINEJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Perkembangan terbaru membuktikan bahwa manajemen tidak

cukup hanya memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan

dengan efisien. Diperlukan instrumen baru, pemerintahan yang baik (good

governance) untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik.

Selain itu, budaya organisasi turut mempengaruhi penerapan pemerintahan

yang baik di Indonesia. Pengukuran kinerja dalam penyusunan laporan

akuntabilitas kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target kinerja

sebagaimana telah ditetapkan dalam penetapan kinerja pada awal tahun

anggaran dengan realisasi kinerja yang telah dicapai pada akhir tahun

anggaran.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan

tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan

laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan

(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja

INDIKATOR KINERJA PROGRAM

1.1 PROGRAM PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT

Capaian Program Pembinaan Gizi masyarakat adalah sebagai berikut :

No

.

Sasaran

Program/Ke

giatan

Indikator Kinerja Target Target

provin

si

capaian

Progra

m

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pembinaan 1. Persentase ibu hamil 95% 85% 87,1%

Page 22: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 11

Gizi

Masyarakat

2.

3.

4.

5.

6.

Kurang Energi Kronik

yang mendapat makanan

tambahan

Persentase ibu hamil yang

mendapat Tablet Tambah

Darah (TTD)

Persentase bayi usia

kurang dari 6 bulan yang

mendapat ASI eksklusif

Persentase bayi baru lahir

mendapat Inisiasi

Menyusu Dini (IMD)

Persentase balita kurus

yang mendapat makanan

tambahan

Persentase remaja puteri

yang mendapat Tablet

Tambah Darah (TTD)

98%

50%

47%

50%

30%

80%

50%

75%

90%

50%

73,1%

67%

95%

82%

71%

1.1.2 HASIL CAPAIAN PROGRAM GIZI

A. PERSENTASE IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIK YANG

MENDAPAT MAKANAN TAMBAHAN

Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro

menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu

penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang

mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi

pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Pada ibu hamil

lingkar lengan atas digunakan untuk memprediksi kemungkinan bayi yang

dilahirkan memiliki berat badan lahir rendah. Ibu hamil diketahui menderita KEK

Page 23: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 12

dilihat dari pengukuran LILA, adapun ambang batas LILA WUS (ibu hamil)

dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang

dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut

mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lebih

rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan

pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.

Lingkar lengan atas merupakan indicator status gizi yang digunakan

terutama untuk mendeteksi kurang energi protein pada anak-anak dan

merupakan alat yang baik untuk mendeteksi wanita usia subur dan ibu hamil

dengan resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini sesuai

dengan Depkes RI (1994) yang dikutip oleh Supariasa, bahwa pengukuran LILA

pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu cara deteksi dini

yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk

mengetahui kelompok beresiko kekurangan energi kronis (KEK). Pengukuran

LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam

jangka pendek. Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya sangat

mudah dan cepat. Hasil Pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang

dari 23,5 cm dan diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran

<> 23,5 cm berarti tidak berisiko KEK.

Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan merupakan

sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan

tubuhnya sendiri. Namun makanan yang dimakan oleh seorang ibu bukan satu-

satinya factor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Adapun faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil diantaranya adalah faktor

sosial ekonomi, faktor Biologis, faktor pola Konsumsi dan Faktor perilaku ibu.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik yang mendapat makanan

tambahan pada tahun 2019 adalah 87,1 % dengan distribusi berdasarkan

Page 24: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 13

Kab/Kota :

tabel 1 : Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik yang mendapat makanan

tambahan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

KAB/KOTA

Persentase Ibu Hamil KEK yang mendapat

PMT

Sasaran Absolut capaian

Buton 589 440 74,7

Muna 287 285 99,3

Konawe 1.131 941 83,2

Kolaka 556 504 90,6

Konsel 1.375 1.357 98,7

Bombana 996 951 95,5

Wakatobi 592 555 93,8

Kolaka Utara 304 302 99,3

Buton Utara 482 443 91,9

Konawe Utara 552 437 79,2

Kolaka Timur 409 373 91,2

Konawe

Kepulauan 394 259 65,7

Muna Barat 564 441 78,2

Buton Tengah 458 381 83,2

Buton selatan 714 505 70,7

Kota Kendari 1.410 1.266 89,8

Kota Bau - Bau 495 412 83,2

Provinsi 11.308 9.852 87,1

Page 25: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 14

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.

Grafik 1 : Persentase Cakupan Ibu Hamil KEK yang Mendapat PMT Tahun 2019

berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.

Berdasarkan grafi diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

adalah di Kab.Muna yaitu 99,3% dan yang terendah adalah Kab.Konawe

Kepulauan dengan cakupan 65,7%. Dari target Pusat sebesar 95% dan target

Provinsi sebesar 85% , cakupan yang di dapatkan adalah 87,1 %, dimana hal

ini sudah mencapai target yang di janjikan pada tahun 2019. Kabupaten/Kota

yang pencapaiannya sudah diatas target provinsi (85%) yaitu Kabupaten Muna,

Wakatobi, Konawe Selatan,Kolaka Utara, Bombana, Buton Utara, Kota Kendari,

Kolaka dan Kolaka Timur, sedangkan yang mencapai target nasional (95%)

adalah Kab.Muna, Kab.Konawe Selatan, Bombana, dan Kolaka Utara

Page 26: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 15

Tren perbandingan cakupan tahun 2018-2019 dapat dilihat pada grafik berikut

:

Grafik 2 : Tren Capaian Persentase Ibu Hamil Kek Yang Mendapat PMT Tahun

2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan capaian program

Persentase Ibu Hamil KEK yang mendapat PMT dari tahun 2018 sebesar 74,4%

menjadi 87,1% persen pada tahun 2019. Keberhasilan program ini tidak lepas

dari beberapa faktor pendukung, antara lain koordinasi yang baik antara

petugas TPG dan Bidan di Lapangan, serta partisipasi aktif dari masyarakat

untuk mengkonsumsi PMT yang diberikan.

B. PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPAT TABLET TAMBAH

DARAH (TTD)

Untuk mencegah anemia saat hamil, Anda dapat mengonsumsi tablet

besi atau tablet tambah darah. Walaupun ada banyak cara untuk mendapatkan

zat besi dari makanan, tetapi ada baiknya Anda juga mengonsumsi tambahan

zat besi yang bisa Anda dapatkan dari tablet tambah darah.

74

74.4

2018 2019

TREN PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH 90 TABLET SELAMA KEHAMILAN

DARI TAHUN 2018-2019

Page 27: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 16

Di Indonesia, pemerintah merekomendasikan konsumsi tablet tambah

darah (TTD)/ tablet besi untuk ibu hamil sebanyak 90 tablet atau lebih selama

kehamilan guna mencegah anemia defisiensi besi saat hamil. Anda bisa

mendapatkan TTD secara gratis di puskesmas atau Anda bisa membeli TTD

komersial di apotek terdekat.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD pada

tahun 2019 adalah 73,1 % dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai

berikut :

Tabel 2 : Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD

pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

KAB/KOTA

Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan

Tablet Tambah Darah 90 tablet selama

kehamilan

Sasaran Absolut capaian

Buton 2.094 1.923 91,8

Muna 5.112 1.999 39,1

Konawe 6.481 4.567 70,5

Kolaka 4.760 3.622 76,1

Konsel 6.650 4.163 62,6

Bombana 4.798 3.254 67,8

Wakatobi 2.198 1.978 90,0

Kolaka Utara 3.650 2.713 74,3

Buton Utara 1.493 1.425 95,4

Konawe Utara 1.734 1.407 81,1

Page 28: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 17

Kolaka Timur 4.190 1.704 40,7

Konawe kepulauan 821 558 68,0

Muna Barat 1.747 1.089 62,3

Buton Tengah 2.241 1.843 82,2

Buton selatan 1.898 1.567 82,6

Kota Kendari 9.655 9.655 100,0

Kota Bau - Bau 4.178 3.066 73,4

Provinsi 63.700 46.533 73,1

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.

Tren cakupan dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 3 : Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat TTD Minimla 90 Tablet tahun

2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.

Page 29: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 18

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

adalah di Kota Kendari yaitu 100% dan yang terendah adalah Kab.Konawe

Selatan dan Kab. Muna Barat dengan cakupan 62%. Dari target Pusat sebesar

98% dan target Provinsi sebesar 80% , cakupan yang di dapatkan adalah 73,1

%, dimana hal ini belum mencapai target yang di janjikan pada tahun 2019 di

tingkat Pusat namun sudah mencapai target di Provinsi.

Tren cakupan dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 4 : Tren Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah

90 Tablet Selama Kehamilan Dari Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi penurunan terkait program

tersebut dimana pada tahun 2018 capaiannya sebesar 74,0% dan capaian

tahun 2019 sebesar 73,1%.

Faktor yang menghambat capaian program ini antara lain

• kurangnya koordinasi antara petugas dilapangan terkait definisi

operasional dari pemeberian tablet tambah darah pada ibu hamil

74

73.1

2018 2019

TREN PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH 90 TABLET SELAMA KEHAMILAN

DARI TAHUN 2018-2019

Page 30: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 19

• Penggunaan sasaran proyeksi yang terlalu besar sehingga menjadikan

cakupan tidak maksimal

• Tidak ada kerjasama lintas sektor terkait ibu hamil yang mendapatkan

pemberian TTD di Klinik Swasta

• Feedback pencatatan dan pelaporan belum maksimal hingga level

puskesmas

solusi dari permasalahan tersebut antara lain :

✓ Peningkatan Koordinasi antara petugas yang ada dilapangan baik TPG

maupu Bidan di desa

✓ Penentuan sasaran yang lebih mendekati kondisi teraktual dilapangan

sehingga tidak akan terjadi kesenjagan pada saat perhitungan capaian

✓ Kerjasama lintas sektor

✓ Melakukan penguatan indikator melalui pertemuan diprovinsi terutama

saat pertemuan evaluasi program

✓ Melakukan pendampingan dan monev berjenjang kekab/kota dan

puskesmas.

✓ Melakukan sosialisasi pencatatan pelaporan program

✓ Melakukan advokasi ke kab/kota untuk melakukan penguatan sistem

pencatatan pelaporan ke petugas di fasyankes.

C. PERSENTASE BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN YANG MENDAPAT

ASI EKSKLUSIF

ASI eksklusif memiliki manfaat yang sangat besar, maka sangat

disayangkan bahwa pada kenyataan penggunaan ASI eksklusif belum seperti

yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena ibu sibuk bekerja dan hanya diberi

cuti melahirkan selama 3 bulan, serta masih banyak ibu yang masih

beranggapan salah sehingga ibu tidak menyusui bayinya secara eksklusif. Selain

itu ibu takut menyusui karena akan merubah bentuk payudara ibu menjadi jelek

Page 31: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 20

dan ibu takut ditinggal suami, takut badan tetap gemuk. Serta masih adanya

mitos atau anggapan bahwa bayi yang tidak diberi ASI tetap berhasil menjadi

orang, sedangkan bayi yang diberi ASI bayinya akan tumbuh menjadi anak

yang tidak mandiri dan manja. Dan alasan lain ibu memberikan makanan

pendamping ASI karena ibu merasa ASI nya tidak mencukupi kebutuhan nutrisi

bayinya sehingga ibu memilih susu formula karena lebih praktis.

Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini dalam waktu

jangka panjang akan mengakibatkan anak kurang gizi sehingga dapat

mempengaruhi perkembangan otak (Balita Anda Indoglobal Online, 2007).

Selain mengalami gangguan di atas, dapat timbul efek samping lain, yaitu

berupa kenaikan berat badan yang terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas

dan dapat mengalami alergi dari salah satu zat gizi yang terdapat dalam

makanan pendamping tersebut sehingga dapat menimbulkan diare.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif

pada tahun 2019 adalah 67 % dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai

berikut :

Tabel 3 : Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif

pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

KAB/KOTA

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan

mendapat ASI Eksklusif

Sasaran Absolut capaian

Buton 375 235 63

Muna 1.662 734 44

Konawe 2.071 1.383 67

Kolaka 2.441 1.493 61

Page 32: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 21

Konsel 7.448 7.448 100

Bombana 1.089 731 67

Wakatobi 279 110 39

Kolaka Utara 2.031 1.220 60

Buton Utara 118 101 86

Konawe Utara 763 477 63

Kolaka Timur 1.126 781 69

Konawe kepualauan 295 230 78

Muna Barat 2.769 1.487 54

Buton Tengah 847 461 54

Buton selatan 1.108 393 35

Kota Kendari 5.865 3.665 62

Kota Bau - Bau 1.743 450 26

Provinsi 32.030 21.399 67

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.

Tren capaian program dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Page 33: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 22

Grafik 5 : Persentase Cakupan Bayi Usia Kurang 6 Bulan Mendapat ASI Ekslusif

Tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.

Dari grafik diatas dapat dilihat capaian tertinggi terdapat di Kab.Konawe

Selatan dengan capaian 100% dan yang terendah adalah Kota Baubau dengan

capaian 26%.

Dari target Pusat sebesar 50% dan target Provinsi sebesar 50%,

cakupan yang di dapatkan adalah 67,7 %, dimana hal sudah mencapai target

yang di janjikan pada tahun 2019 di tingkat Pusat dan Provinsi.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 34: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 23

Grafik 6 : Tren Persentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat Asi

Eksklusif Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan yang cukup

signifikan capaian program , dimana pada tahun 2018 sebesar 53,5% menjadi

67,0% pada tahun 2019. Keberhasilan Program ini tidak lepas dari peran serta

dari petugas yang secara aktif melaksanakan program tersebut. cakupan ASI

esklusif disebabkan 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi ketercapaian Asi

eksklusif yaitu: usia ibu, tingkat pendidikan ibu dan umur ibu. Usia ibu yang

ideal dapat mengakibatkan kandungan ASI baik, tingkat pendidikan dan

pengetahuan ibu terkait pentingnya ASI Esklusif serta kepercayaan Masyarakat

untuk memberikan makanan selain ASI pada bayi baru lahir juga menjadi

faktor yang cukup signifikan.

D. PERSENTASE BAYI BARU LAHIR MENDAPAT INISIASI MENYUSU

DINI (IMD)

Inisiasi menyusu dini adalah program yang sedang dianjurkan

pemerintah pada bayi baru lahir, untuk segera menyusu sendiri pada ibunya

dengan cara meletakkan bayi pada dada ibu, dan biarkan merayap untuk

mencari puting susunya sendiri. Untuk melakukan program ini, harus dilakukan

langsung setelah lahir, tidak boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau

53.567.0

2018 2019

TREN PERSENTASE BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN MENDAPAT ASI EKSKLUSIF TAHUN

2018-2019

Page 35: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 24

mengukur bayi.

Prinsip menyusu/pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan

secara eksklusif. Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan

bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu, biarkan

kontak kulit ke kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih, sampai

bayi dapat menyusui sendiri. Apabila ruang bersalin dingin, bayi diberi topi dan

Protokol evidence based baru yang telah diperbaharui oleh WHO dan UNICEF

mengenai asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan sebagai

berikut :

1. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit dengan ibunya segera

setelah lahir selama paling sedikit satu jam.

2. Bayi harus dibiarkan untuk melakukan inisiasi menyusu dan ibu dapat

mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu, serta memberi bantuan jika

diperlukan.

3. Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru

lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti:

memandikan, menimbang, pemberian vitamin K, obat tetes mata, dan lain-lain.

Faktor-Faktor Yang Menghambat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Pada

Persalinan Normal

Beberapa hal yang dapat menghambat keberhasilan program IMD pada

pasien dengan persalinan normal tersebut, antara lain :

a. Kondisi ibu yang masih lemah (bagi ibu post partum normal, dalam kondisi

kelemahan ini, ibu tidak mampu untuk melakukan program IMD).

b. Ibu lebih cenderung suka untuk beristirahat saja dari pada harus kesulitan

membantu membimbing anaknya untuk berhasil melakukan program IMD.

Akibat Kegagalan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

1. Kegagalan inisiasi menyusu dini tersebut akan berpengaruh pada produksi

ASI ibu.

Page 36: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 25

2. Hal ini disebabkan karena hormon oksitosin yang berpengaruh pada produksi

ASI ibu akan dilepaskan jika dipacu dengan isapan bayi pada puting ibu saat

menyusui.

3.Sementara itu, bayi tetap membutuhkan ASI sebagai nutrisi dan juga

menigkatkan imunitas tubuhnya.

4. Jika tida tejadi keseimbangan antara produksi ASI ibu denag kebutuhan ASI

yang diperlukan oleh bayi, maka akan berakibat kegagalan program ASI

eksklusif 6 bulan pada bayi.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)pada

tahun 2019 adalah 95 % dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut

:

Tabel 4 : Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

KAB/KOTA

Persentase Bayi Baru Lahir mendapat Inisiasi

Menyusui Dini (IMD)

Sasaran Absolut capaian

Buton 2.139 1.920 90

Muna 2.490 2.391 96

Konawe 4.382 4.182 95

Kolaka 4.263 4.100 96

Konsel 4.343 4.181 96

Bombana 3.413 2.943 86

Page 37: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 26

Wakatobi 1.945 1.850 95

Kolaka Utara 2.723 2.690 99

Buton Utara 1.430 1.376 96

Konawe Utara 1.401 1.359 97

Kolaka Timur 1.721 1.566 91

Konawe Kepulauan 515 485 94

Muna Barat 1.234 1.095 89

Buton Tengah 2.084 2.045 98

Buton selatan 1.907 1.865 98

Kota Kendari 8.811 8.485 96

Kota Bau - Bau 3.066 2.900 95

Provinsi 47.867 45.433 95

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.

Tren cakupan dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 38: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 27

Grafik 7 : tren Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

pada tahun 2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.

Dari grafik diatas dapat dilihat persentase tertinggi terdapat di Kab.

Kolaka Utara dengan capaian sebesar 99% dan yang terendah adalah Kab.

Bombana dengan capaian 86%. Dari target pusat sebesar 47% dan target

provinsi sebesar 75%, maka capaian Provinsi Sulawesi Tenggara sudah

mencapai target yaitu 95%.

Tren Capaian Program dari tahun 2018-2019 dapat dilihat sebagai berikut :

Page 39: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 28

Grafik 8 : Tren Persentase Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi Menyusu Dini

(Imd) Dari Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan yang cukup

signifikan dari capaian program , dimana pada tahun 2018 sebesar 86,1%

menjadi 95,0% pada tahun 2019.

Keberhasilan dari Program bayi baru lahir mendapat IMD tidak lepas dari

peran serta program gizi kab/kota maupun lintas sektor, baik tenaga bidan,

perawat, mapun tokoh masyarakat untuk mensukseskan program yang

mendukung kegiatan IMD tersebut. Salah satu contohnya adalah persalinan

oleh tenaga kesehatan, atau persalinan harus di fasilitas pelayanan kesehatan

yang sesuai standar.

E. PERSENTASE BALITA KURUS YANG MENDAPAT MAKANAN

TAMBAHAN

Balita membutuhkan menu berimbang yang kaya lemak dengan

kandungan serat cenderung rendah. Ibu dapat memenuhi kebutuhan seratnya

86.1

95.0

2018 2019

TREN PERSENTASE BAYI BARU LAHIR MENDAPAT INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

DARI TAHUN 2018-2019

Page 40: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 29

dari sayuran dan buah. Konsumsi cukup serat dapat membantu memperlancar

sistem pencernaan.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan pada tahun

2019 adalah 82 % dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :

Tabel 5 : Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan pada

tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

KAB/KOTA

Persentase Balita Kurus yang

mendapat PMT

Sasaran Absolut capaian

Buton

258

258

100

Muna

1.378

1.226

89

Konawe

1.124

1.001

89

Kolaka

620

611

99

Konsel

3.010

2.958

98

Bombana

1.674

1.241

74

Wakatobi

936

832

89

Kolaka Utara

230

228

99

Page 41: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 30

Buton Utara

710

687

97

Konawe Utara

728

578

79

Kolaka Timur

720

650

90

Konawe kepulauan

680

431

63

Muna Barat

833

768

92

Buton Tengah

1.002

682

68

Buton selatan

1.946

964

50

Kota Kendari

1.667

1.286

77

Kota Bau - Bau

565

485

86

Provinsi 18.081 14.886 82

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Tren cakupan dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 42: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 31

Grafik 9 : tren Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan

pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

adalah di Kab.Buton yaitu 100% dan yang terendah adalah Kab.Buton Selatan

dengan cakupan 50%. Dari target Pusat sebesar 50% dan target Provinsi

sebesar 90% , cakupan yang di dapatkan adalah 82 %, dimana hal ini sudah

mencapai target pusat yang di janjikan pada tahun 2019, namun belum

mencapai target Provinsi.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Page 43: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 32

Grafik 10 : Tren Persentase Balita Kurus Yang Mendapat Makanan Tambahan

Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan yang cukup

signifikan terkait pencapaian program balita kurus mendapatkan makanan

tambahan tahun 2018 sebesar 92 % menjadi 82% pada tahun 2019.

F. PERSENTASE REMAJA PUTERI YANG MENDAPAT TABLET TAMBAH

DARAH (TTD)

Remaja putri memiliki risiko tinggi untuk anemia dan kekurangan gizi

Kebutuhan zat besi pada remaja putri meningkat karena mengalami

pertumbuhan yang pesat pada masa pubertas. Anemia pada remaja putri dapat

menurunkan daya tahan tubuh, kebugaran, dan prestasi belajar. Selain itu,

tidak hanya memengaruhi kehidupannya dalam jangka pendek, namun

berpengaruh pada jangka panjang yaitu kehamilan nantinya. Remaja putri

merupakan calon ibu yang dapat meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin

Terhambat (PJT), prematur, BBLR, stunting dan gangguan neurokognitif .

Program pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri

oleh Kementerian Kesehatan dimasukkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra)

2015-2019 dengan target pemberian TTD pada remaja putri sebesar 30%. Pada

92

82

2018 2019

TREN PERSENTASE BALITA KURUS YANG MENDAPAT MAKANAN TAMBAHAN TAHUN 2018-2019

Page 44: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 33

pedoman program pencegahan dan penanggulangan anemia diharapkan

nantinya pada remaja putri dapat tumbuh dan berkembang menjadi calon ibu

yang sehat serta melahirkan bayi sehat. Pemberian TTD pada remaja putri

mengandung minimal 60 mg zat besi dan 400 mcg asam folat. Untuk remaja

putri TTD diminum dalam waktu seminggu satu kali dan saat menstruasi

sepuluh hari beturut-turut.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase remaja puteri yang mendapat tablet tambah darah (TTD)

pada tahun 2019 adalah 81 % dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai

berikut :

Tabel 6 : Persentase remaja puteri yang mendapat tablet tambah darah (TTD)

pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

KAB/KOTA

Persentase Remaja Putri yang

mendapatkan Tablet Tambah Darah

(TTD)

Sasaran Absolut capaian

Buton 6.434 4.217 66

Muna 1.004 1.000 100

Konawe 12.527 9.448 75

Kolaka 11.070 9.326 84

Konsel 14.710 12.487 85

Bombana 2.004 1.987 99

Wakatobi 5.865 4.903 84

Kolaka Utara 7.112 4.135 58

Buton Utara 2.119 719 34

Konawe Utara 3.153 2.661 84

Page 45: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 34

Kolaka Timur 4.909 4.659 95

Konawe Kepulauan 1.655 335 20

Muna Barat 2.409 1.025 43

Buton Tengah 4.090 4.089 100

Buton selatan 4.966 3.733 75

Kota Kendari 15.772 15.597 99

Kota Bau - Bau 6.975 5.871 84

Provinsi 106.774 86.192 81

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Tren cakupan dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 11 : tren Persentase remaja puteri yang mendapat tablet tambah darah

(TTD) pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

66

100

75 84 85

99 84

58

34

84 95

20

43

100

75

99 84 81

PERSENTASE CAKUPAN REMAJA PUTRI YANG MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH 2019

Page 46: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 35

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

adalah di Kab. Muna dan Kab.Buton Tengah yaitu 100% dan yang terendah

adalah Kab.Konawe Kepulauan dengan cakupan 20%. Dari target Pusat sebesar

30% dan target Provinsi sebesar 50% , cakupan yang di dapatkan adalah 81

%, dimana hal ini sudah mencapai target yang di janjikan pada tahun 2019 baik

dari target pusat maupun target provinsi.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 12 : Persentase Remaja Puteri Yang Mendapat Tablet Tambah Darah

(TTD) Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Dari grafik ini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan yang cukup

signifikan terkait program ini, dimana terjadi peningkatan capaian program dari

tahun 2018 sebesar 60,4 % menjadi 81% pada tahun 2019.

Hal ini dikarenakan telah dilakukan peningkatan KIE (Komunikasi,

Informasi , dan Edukasi ) khusunya di sekolah-sekolah terkait pentingna

pemberian tablet TTD bagi Rematri. Kepatuhan konsumsi TTD pada remaja

putri dapat ditingkatkan melalui sosialisasi kepada remaja putri di sekolah,

60.4

81

2018 2019

TREN PERSENTASE REMAJA PUTERI YANG MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH (TTD)

TAHUN 2018-2019

Page 47: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 36

orang tua, dan guru. Setelah dilakukan sosialisasi, untuk melihat tingkat

kepatuhan konsumsi TTD dilakukan pemantauan yang dilakukan orang tua dan

guru di sekolah dengan melakukan pencatatan. Sehingga, dapat tercapai tujuan

program pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri untuk

menurunkan prevalensi anemia di Indonesia.

1.2 INDIKATOR PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGA

Capaian Program Pembinaan Kesehatan Keluarga adalah sebagai berikut :

No

.

Sasaran

Program/

Kegiatan

Indikator Kinerja Target Target

provin

si

Capaian

Progra

m

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pembinaan

Kesehatan

Keluarga

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Persentase kunjungan neonatal

pertama (KN1)

Persentase ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan

antenatal ke empat (K4)

Persentase Puskesmas yang

melaksanakan penjaringan

kesehatan untuk peserta didik

kelas 1

Persentase Puskesmas yang

melaksanakan penjaringan

kesehatan untuk peserta didik

kelas 7 dan 10

Persentase Puskesmas yang

menyelenggarakan kegiatan

kesehatan remaja

Persentase Puskesmas yang

90%

80%

70%

60%

45%

90%

85%

74%

95%

89%

25%

85%

90,8%

77,7%

88,5%

86,1%

37,3%

90%

Page 48: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 37

7.

melaksanakan kelas ibu hamil

Persentase Puskesmas yang

melakukan Orientasi Program

Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K)

100%

95%

100

1.2.1 HASIL CAPAIAN PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN

KELUARGA

A. PERSENTASE KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1)

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai

standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada

neonatus sedikitnya 3 kali,selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir,baik di

fasilitas maupun melalui kunjungan rumah.

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart

yang di berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali,selama

periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah bayi lahir.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah sebagai berikut:

▪ Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam

setelah bayi lahir.

▪ Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3

sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir.

▪ Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8

sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi:

▪ Kunjungan bayi 1 kali pada umur 29 hari – 2 bulan

▪ Kunjungan bayi 1 kali pada umur 3-5 bulan

▪ Kunjungan bayi 1 kali pada umur 6-8 bulan

Page 49: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 38

▪ Kunjungan bayi 1 kali pada umur 9-11 bulan

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) tahun 2019 adalah 90,87

% dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :

Tabel 7 : Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) pada tahun 2019

berdasarkan Kab/Kota :

NO KAB

PERSENTASE KUNJUNGAN NEONATAL

PERTAMA (KN1)

SASARAN ABSOLUT CAPAIAN

1 Buton 2082 2.187 105

2 Muna 4645 4.054 87,28

3 Konawe 5913 4.382 74,11

4 Kolaka 4345 4.290 98,73

5 Konsel 6516 5.918 90,82

6 Bombana 4363 3.564 81,69

7 Wakatobi 1906 1.699 89,14

8 Kolaka Utara 3359 2.709 80,65

9 Buton Utara 1284 1.477 115

10 Konawe Utara 1582 1.228 77,62

11 Kolaka Timur 2175 2.035 93,56

Page 50: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 39

12

Konawe

Kepulauan 828 705 85,14

13 Muna Barat 1607 1425 88,67

14 Buton Tengah 2017 2093 103,8

15 Buton selatan 1709 2003 117,2

16 Kota Kendari 8777 8876 101,1

17 Kota Bau - Bau 3798 3066 80,73

Provinsi 56.906 51.711 90,87

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Tren cakupan dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 13 : tren Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) pada tahun

2019 berdasarkan Kab/Kota :

90.9117 115 105 104 101 99 94 91 90 89 89 87 85 82 81 81 78

CAKUPAN PELAYANAN NEONATAL PERTAMA (KN 1 ) TH 2019

Page 51: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 40

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

adalah di Kab. Buton Selatan,Buton Utara,Buton,Buton Tengah,dan Kota

Kendari yaitu >100% dan yang terendah adalah Kab.Konawe utara dengan

cakupan 78%. Dari target Pusat sebesar 90% dan target Provinsi sebesar 85%

, cakupan yang di dapatkan adalah 90,87 %, dimana hal ini sudah mencapai

target yang di janjikan pada tahun 2019.

Pada grafik dapat dilihat bahwa terdapat beberap Kab/Kota yang

mendapatkan capaian diatas 100%, hal ini di dasari karena penentuan target

kelahiran hidup menggunakan sasaran proyeksi sehingga dapat terjadi hal

tersebut. Penentuan sasaran proyeksi pada awal tahun yang terlalu kecil dapat

menjadi alasana mengapa capaian dapat dapt lebih dari 100% pada akhir

tahun.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 14 : Tren Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Pada Tahun

Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

88

91

2018 2019

TREN PERSENTASE KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) PADA TAHUN TAHUN 2018-

2019

Page 52: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 41

2019

Dari grafik ini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan yang cukup

signifikan terkait program ini, dimana terjadi peningkatan capaian program dari

tahun 2018 sebesar 88 % menjadi 90,8% pada tahun 2019. Keberhasilan

pogram ini di dasarkan kerena semakin baiknya peran tenaga kesehatan di

daerah untuk lebih memperhatikan pertolongan pada bayi baru lahir. Persalinan

di tenaga kesehatan sekalipun masih banyak yang ditolong bukan di fasilias

pelayanan kesehatan juga cukup menunjang tercapainya program ini. Terakhir

adalah partispasi aktif khususnya dari ibu hamil dan keluarga untuk

mempercayakan pelayanan kesehatan diri dan bayinya ke fasilitas pelayanan

kesehatan.

B. PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN

ANTENATAL KE EMPAT (K4)

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional

untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai standart yang ditetapkan. Istilah

kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang

berkunjung kefasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan

baik di posyandu, pondok bersalin di desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil

tidak memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standart dapat dianggap

sebagai kunjungan ibu hamil.

K4 Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat

atau lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar,

dengan syarat :

1. Minimal satu kali kontak pada trimester I

2. Minimal satu kali kontak pada trimester II

3. Minimal dua kali kontak pada trimester III

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Page 53: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 42

Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat

(k4) Pada tahun 2019 adalah 77,7 % dengan distibusi capaian per Kab/Kota

sebagai berikut :

Tabel 8 : Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke

empat (K4) pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

NO KAB PERSENTASE IBU HAMIL YANG

MENDAPATKAN PELAYANAN

ANTENATAL KE EMPAT (K4)

SASARAN ABSOLUT CAPAIAN

1 Buton 2.094 1.700 81,18

2 Muna 5.114 3.574 69,89

3 Konawe 6.482 3.984 61,46

4 Kolaka 4.947 4.032 81,50

5 Konawe Selatan 6.650 5.029 75,62

6 Bombana 4.756 3.506 73,72

7 Wakatobi 2.234 1.825 81,69

8 Kolaka Utara 3.678 2.833 77,03

9 Buton Utara 1.425 1.072 75,23

10 Konawe Utara 1.728 1.167 67,53

11 Kolaka Timur 3.042 1.976 64,95

12 Konawe

Kepulauan

911 588 64,54

13 Muna Barat 9.020 8.747 96,97

14 Buton Tengah 3.528 2.889 81,89

15 Buton Selatan 2.273 1.871 82,31

16 Kota Kendari 1.899 1.660 87,43

17 Kota Bau-Bau 1.760 1.162 66,02

Page 54: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 43

Provinsi 61.541 47.615 77,37

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Tren cakupan dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 15 : Tren Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal

ke empat (k4) pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

adalah di Kota Kendari yaitu 96.4% dan yang terendah adalah Kab.Konawe

dengan cakupan 60,3%. Dari target Pusat sebesar 80% dan target Provinsi

sebesar 74% , cakupan yang di dapatkan adalah 77,7 %, dimana hal ini belum

mencapai target pusat namun sudah mencapai target provinsi yang di janjikan

pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 16 : Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke

empat (K4) Pada Tahun Tahun 2018-2019

77.796.4 92.8 90.5 87.5 87.2 85.2 80.0 79.0 75.5 75.0 73.5 72.4 71.8 70.2 67.8 65.0 60.3

CAKUPAN PELAYANAN K4 TAHUN 2019

Page 55: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 44

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Dari grafik ini dapat dilihat bahwa tidak terjadi peningkatan yang cukup

signifikan terkait program ini, dimana capaian program dari tahun 2018 sebesar

77,37 % menjadi 77,7% pada tahun 2019.

Hal ini di dasarkan pada terjadinya peningkatan peran aktif tenaga

kesehatan di Puskesmas dan di desa untuk memberikan Informasi dan edukasi

kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan rutin kesehatan di tenaga

kesehatan khususnya bagi ibu hamil. Sweeping ibu hamil oleh tenaga

kesehatan puskesmas juga cukup banyak membantu dalam program ini.

Pelaksanaan kelas ibu hamil juga memudahkan petugas untuk berinteraksi dan

memberikan penyuluhan kepada ibu hamil.

C. PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PENJARINGAN

KESEHATAN UNTUK PESERTA DIDIK KELAS 1

Puskesmas dikatakan melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta

didik kelas 1 jika puskesmas melakukan penjaringan kesehatan kepada peserta

didik kelas 1 di wilayah kerja puskesmas dengan minimal melakukan lima

kegiatan yaitu pengukuran tinggi badan, pengukuran berat badan, gigi, tajam

77.37

77.7

2018 2019

TREN PERSENTASE KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) PADA TAHUN TAHUN 2018-2019

Page 56: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 45

penglihatan, dan tajam pendengaran dengan semua SD/ MI telah di lakukan

penjaringan anak usia sekolah. Artinya 100% sekolah telah dilakukan

penjaringan anak usia sekolah si wilayah kerjanya.

Kegiatan yang dilakukan dalam penjaringan peserta didik kelas 1 adalah

pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, tajam pendengaran,

pemeriksaan gigi dan mulut, tajam penglihatan, riwayat kesehatan anak,

riwayat kesehatan keluarga, kesehatan mental emosional, kesehatan

intelegensia, pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan kebersihan diri, pemakaian

alat bantu dan pemeriksaan kebugaran jasmani. Dalam konteks ini, yang

dimaksud alat bantu disini misalnya tongkat, alat bantu dengar, tidak termasuk

kacamata.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk

peserta didik kelas 1 Pada tahun 2019 adalah 88,5 % dengan distibusi capaian

per Kab/Kota sebagai berikut :

Tabel 9 : Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan

untuk peserta didik kelas 1 pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

NO KAB PERSENTASE PUSKESMAS YANGG

MELAKSANAKAN PENJARINGAN

KESEHATAN UNTUK PESERTA

DIDIK KELAS 1

SASARAN ABSOLUT CAPAIAN

1 Buton 14 14 100

2 Muna 28 18 64,3

3 Konawe 27 27 100

4 Kolaka 14 14 100

Page 57: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 46

5 Konawe Selatan 24 24 100

6 Bombana 22 22 100

7 Wakatobi 20 13 65

8 Kolaka Utara 16 16 100

9 Buton Utara 10 10 100

10 Konawe Utara 22 22 100

11 Kolaka Timur 12 10 83,3

12 Konawe Kepulauan 8 7 87,5

13 Muna Barat 15 3 20

14 Buton Tengah 14 14 100

15 Buton Selatan 9 9 100

16 Kota Kendari 15 15 100

17 Kota Bau-Bau 17 16 94,1

PROVINSI 287 254 88,5

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Tren cakupan dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 17 : tren Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan

kesehatan untuk peserta didik kelas 1 pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Page 58: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 47

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

adalah di 11 Kab/Kota yaitu Kab.Buton, Kab.Konawe ,Kab.Kolaka, Kab,Konawe

Selatan, Kab.Bombana, Kab. Kolaka Utara, Kab.Buton Tengah, Kab.Buton

Utara, Kab.Konawe Utara, Kab.Buton Selatan dan Kota Kendari yaitu 100 %

dan yang terendah adalah Kab.Muna Barat dengan cakupan 20%. Dari target

Pusat sebesar 70% dan target Provinsi sebesar 95% , cakupan yang di

dapatkan adalah 88,5 %, dimana hal ini sudah sangat mencapai target pusat

yang di janjikan pada tahun 2019, namun belum mencapai target provinsi.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

88.50100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 94 88 83

65 64

20

PERSENTASE PUSKESMAS YANGG MELAKSANAKAN PENJARINGAN KESEHATAN UNTUK PESERTA DIDIK KELAS 1 TAHUN 2019

Page 59: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 48

Grafik 18 : Tren Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Penjaringan

Kesehatan Untuk Peserta Didik Kelas 1 Pada Tahun Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Dari grafik ini dapat dilihat bahwa terjadi penurunan yang cukup

signifikan terkait program ini, dimana capaian program dari tahun 2018 sebesar

95,3 % menjadi 88,5% pada tahun 2019. Hal ini disebabkan karena terdapat

keterlambatan pihak puskesmas untuk menginput lapora hasil penjaringan di

daerahnya hingga batas deadline waktu yang ditentukan yaitu tanggal 27

Januari 2020.

Keberhasilan programan ini didasarkan pada peran serta pemerintah

daerah serta kerja sama lintas sektoral dengan dinas pendidikan daerah yang

membantu dalam proses perizinan kegiatan di dalam gedung sekolah. Alokasi

anggaran juga diberikan untuk pelaksanaan kegiatan penjaringan sehingga

lebih menunjang mobilitas petugas di lapangan dalam meberikan pemeriksaan.

D. PERSENTASE PUSEKESMAS YANG MELAKSANAKAN PENJARINGAN

KESEHATAN UNTUK PESERTA DIDIK KELAS 7 & 10

Sama halnya dengan kegiatan penjaringan di kelas 1, penjaringan di

lakukan untuk peserta didik kelas 7 ( SMP/MTs) dan kelas 10 ( SMA/MA) di

95.3

88.5

2018 2019

TREN PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PENJARINGAN KESEHATAN UNTUK PESERTA DIDIK KELAS 1 PADA TAHUN TAHUN 2018-

2019

Page 60: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 49

kab/kota harus mencakup 100% jumlah sekolah yang ada di wilayah kerja

puskesmas tersebut. Sasaran kegiatan penjaringan kesehatan adalah seluruh

peserta didik baru pada tahun ajaran baru kelas 1, 7 dan 10 di

sekolah/madrasah, baik negeri atau swasta termasuk Sekolah Luar Biasa

(SLB).Sasaran kegiatan pemeriksaan Berkala adalah peserta didik selain kelas

1, 7 dan 10 (kelas 2-6 di SD/MI, kelas 8 dan 9 di SMP/MTs serta kelas 11 dan

12 di SMA/SMK/MA) termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB)

Tempat penjaringan kesehatan/ permeriksaan berkala dilaksanakan di

sekolah. Pelaksanaan di luar sekolah adalah di Puskesmas, yang mungkin

dilakukan bila disepakati dengan sekolah untuk peserta didik yang tidak hadir

pada waktu pelaksanaan penjaringan kesehatan/ pemeriksaan berkala di

sekolah. Waktu pelaksanaan penjaringan kesehatan yang terbaik adalah pada

tahun ajaran baru yaitu antara bulan Juli sampai Desember, tetapi dalam

menghadapi keterbatasan tenaga kesehatan di puskesmas maka diberikan

kesempatan sepanjang satu tahun ajaran untuk menjangkau seluruh SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Tahun ajaran dalam pelaksanaan penjaringan

kesehatan yang dimaksud yaitu dapat dilakukan sepanjang satu tahun ajaran

(Juli sampai dengan Juni) : Bulan Juli sampai dengan Desember untuk peserta

didik baru kelas 1, 7, dan 10 Bulan Januari sampai dengan Juni untuk peserta

didik baru kelas 1, 7, dan 10 yang belum dilakukan penjaringan pada tahun

sebelumnya Pemeriksaan berkala dilakukan 1 kali dalam setahun bagi peserta

didik, yang waktu pelaksanaannya dapat dilakukan sepanjang satu tahun ajaran

( Juli sampai dengan Juni).

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk

peserta didik kelas 7 dan 10 Pada tahun 2018 adalah 86,06 % dengan distibusi

capaian per Kab/Kota sebagai berikut :

Page 61: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 50

Tabel 10 : Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan

untuk peserta didik kelas 7 dan 10 pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

NO KAB PERSENTASE PUSKESMAS YANGG

MELAKSANAKAN PENJARINGAN

KESEHATAN UNTUK PESERTA DIDIK

KELAS 7 DAN 10

SASARAN ABSOLUT CAPAIAN

1 Buton 14 14 100

2 Muna 28 17 60,7

3 Konawe 27 26 96,3

4 Kolaka 14 14 100

5 Konawe Selatan 24 24 100

6 Bombana 22 22 100

7 Wakatobi 20 18 90

8 Kolaka Utara 16 16 100

9 Buton Utara 10 10 100

10 Konawe Utara 22 22 100

11 Kolaka Timur 12 10 83,3

12 Konawe

Kepulauan 8 6 75

13 Kota Muna Barat 15 3 20

14 Kota Buton

Tengah 14 12 86

15 Kota Buton

Selatan 9 9 100

16 Kota Kendari 15 14 93,3

17 Kota Bau-Bau 17 10 58,8

Page 62: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 51

PROVINSI 287 247 86,06

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 19 : Tren Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan

kesehatan untuk peserta didik kelas 7&10 pada tahun 2019 berdasarkan

Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa beberapa Kab/Kota telah mencapai

target Pusat sebesar 60% dan target Provinsi sebesar 89 % antara lain, Kab.

Buton, Kab.Konawe, Kab. Kolaka, Kab.Konawe Selatan, Kab. Bombana,

Kab.Kolaka Utara, Kab.Buton Utara, Kab. Konawe Utara, Kab.Buton Tengah,

Kab.Buton Selatan, Kota Kendari, dengan capain tertinggi ditempati oleh 8

Kab/kota dan yang terendah adalah Kab.Muna Barat dengan capaian 20%.

Khsusu untuk target pusat hanya dua kab/kota yang tidak mencapai terget

yaitu Kab.Muna Barat dan Kota Baubau.

88.50100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 94 88 83

65 64

20

PERSENTASE PUSKESMAS YANGG MELAKSANAKAN PENJARINGAN KESEHATAN UNTUK PESERTA DIDIK KELAS 1 TAHUN 2019

Page 63: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 52

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 20 : Tren Capaian capaian puskesmas yang melaksanakan penjaringan

kesehatan untuk peserta didik kelas 7 & 10 dari tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Dari grafk diatas dapat dilihat terjadi penurunuan capaian puskesmas

yang melaksanakan Penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7&10 dari

tahun 2018 sebesar 88,97% menjadi 86,06% pada tahun 2019, dengan

penurunan sebesar 2,91%. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain

kurangnya kepatuhan dari puskesmas untuk melaporkan data hasil penjaringan

kesehatannya tepat waktu sehingga pada saat dilakukan perekapan oleh

provinsi masih banyak puskesmas yang belum merampungkan data

penjaringannya.

Penjaringan kesehatan peserta didik kelas 7 adalah salah satu

penyumbang capaian SPM kab/kota bidang kesehatan kab/kota untuk usia

sekolah (kelas 1-9 untuk dalam sekolah) atau usia 7 thn-15 thn untuk anak

diluar sekolah.

88.97 86.06

2017-2018 2018-2019

TREN PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PENJARINGAN KESEHATAN UNTUK PESERTA DIDIK KELAS 7 & 10

Page 64: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 53

E. Persentase Pusekesmas Yang Menyelenggarakan Kegiatan

Kesehatan Remaja

Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja adalah Pelayanan

kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh remaja, menyenangkan,

menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga

kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif

dan efisien dalam memenuhi kebutuhan tersebut.Singkatnya, PKPR adalah

pelayanan kesehatan kepada remaja yang mengakses semua golongan remaja,

dapat diterima, sesuai, komprehensif, efektif dan efisien

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan

remaja pada tahun 2019 adalah 37,28% dengan distibusi capaian per Kab/Kota

sebagai berikut :

Tabel 11 : Persentase Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kegiatan Kesehatan

Remaja pada Tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

NO KAB

PERSENTASE PUSKESMAS YANG

MENYELENGGARAKAN KEGIATAN

KESEHATAN REMAJA

SASARAN ABSOLUT CAPAIAN

1 Buton 14 7 50

2 Muna 28 7 25,0

3 Konawe 27 7 25,9

4 Kolaka 14 7 50

Page 65: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 54

5 Konawe Selatan 24 12 50

6 Bombana 22 7 31,82

7 Wakatobi 20 4 20

8 Kolaka Utara 16 6 37,5

9 Buton Utara 10 4 40

10 Konawe Utara 22 5 22,73

11 Kolaka Timur 12 6 50,0

12 Konawe Kepulauan 8 4 50

13 Kota Muna Barat 15 4 27

14 Kota Buton Tengah 14 7 50

15 Kota Buton Selatan 9 4 44,44

16 Kota Kendari 15 9 60,0

17 Kota Bau-Bau 17 7 41,2

PROVINSI 287 107 37,28

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 66: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 55

Grafik 21 : Tren capaian puskesmas yang Melaksanakan Program PKPR pada

Tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa capaian tertinggi ditempati Kota

Kendari dengan cakupa sebesar 60% dan yang terendah Kab.Wakatobi sebesar

20%. Dari target pusat sebesar 45% dan target provinsi sebesar 25% maka

capaian yang diperoleh adalah 37% dimana belum mencapai target pusat

namun telah mencapai target provinsi yang dijanjikan pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

37

60

50 50 50 50 50 5044 41 40 38

3227 26 25 23 20

CAKUPAN PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PKPR TH 2019

Page 67: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 56

Grafik 22: Tren puskesmas yang Melaksanakan Program PKPR dari tahun

2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan capaian

Puskesmas yang melaksanakan Kegiatan Kesehatan Remaja dari tahun 2018

sebesar 21,48% menjadi 37,28% dengan kenaikan sebesar 15, 80%.

Peningkatan capaian PKPR terjadi karena telah dilaksanakan pelatihan PKPR

pada tahun 2019. Namun, capaian ini masih belum mencapai target nasional

yaitu 45%, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan capaian yaitu

dengan mengusulkan pelatihan PKPR di tahun 2020 dan melakukan advokasi ke

kab/kota untuk melaksanakan pelatihan dari dana APBD II, selain itu dilakukan

on the job training, pendampingan dan monev berjenjang. Penekanan lain

adalah perluasan cakupan sasaran remaja dengan pembentukan posyandu

remaja.

21.48

37.28

2018 2019

TREN PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KESEHATAN REMAJA TAHUN 2019

Page 68: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 57

F. PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KELAS IBU

HAMIL

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur

kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal

10 orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar

pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis

serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil.

Pada setiap pertemuan materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan

disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir

pertemuan dilakukan senam hamil. Senam hamil ini merupakan kegiatan/materi

ekstra di kelas ibu hamil, diharapkan dapat dipraktekan setelah sampai di

rumah. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan

pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk

senam hamil 15-20 menit.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil pada tahun

2019 adalah 90% dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :

Tabel 12 : Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Kelas Ibu Hamil pada

tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

NO KAB PERSENTASE PUSKESMAS YANG

MELAKSANAKAN KELAS IBU HAMIL

PADA TAHUN 2018

SASARAN ABSOLUT CAPAIAN

1 Buton 14 12 86

Page 69: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 58

2 Muna 28 28 100

3 Konawe 27 20 74

4 Kolaka 14 13 93

5 Konawe Selatan 24 23 96

6 Bombana 22 20 91

7 Wakatobi 20 18 90

8 Kolaka Utara 16 15 94

9 Buton Utara 10 10 100

10 Konawe Utara 22 15 68

11 Kolaka Timur 12 12 100

12 Konawe Kepulauan 8 8 100

13 Muna Barat 15 15 100

14 Buton Tengah 14 9 64

15 Buton Selatan 9 8 89

16 Kota Kendari 15 15 100

17 Kota Bau-Bau 17 17 100

PROVINSI 287 258 90

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 70: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 59

Grafik 23: tren Persentase puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil pada

tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

ditempati oleh 7 Kab/Kota yaitu Kab.Muna, Kab. Buton Utara, Kab. Kolaka

Timur, Kab. Konawe Kepulalaun, Kab.Muna Barat, Kota Kendari, dan Kota

Baubau yaitu 100% dan yang terendah adalah Kab.Buton Tengah dengan

cakupan 64%. Dari target Pusat sebesar 90% dan target Provinsi sebesar 85%

, cakupan yang di dapatkan adalah 90 %, dimana hal ini sudah mencapai target

pusat dan target provinsi yang di janjikan pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

90100 100 100 100 100 100 100 96 94 93 91 90 89 85.7

74 68 64

CAKUPAN PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KELAS IBU HAMIL TH 2019

Page 71: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 60

Grafik 24 : Tren Cakupan Puskesmas Yang Melaksanakan Kelas Ibu Hamil Dari

Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan capaian puskesmas yang

melaksankan kelas ibu hamil tahun 2018 sebesar 82, 17% menjadi 90 % pada

tahun 2019.

Peningkatan ini dapat terlaksana antara lain Pencapaian Program

Pelaksanaan Kelas ibu Hamil ditunjang dengan peran aktif dari bidan didesa

dan masyarakat khususnya bagi ibu hamil dan keluarganya untuk berperan aktif

mengikuti kelas ibu hamil yang di buat oleh pihak puskesmas dan dilaskanakan

oleh bidan yang ada di desa. Hal yang mempengaruhi cakupan pelaksanaan

program adalah berubahnya indikator pelaksanaan dimana puskesmas akan

tercatat sebagai puskesmas yang melakasanakan Kelas Ibu Hamil jika sudah

50% telah melaksanakan kelas ibu hamil di wilayahnya sehingga membuat

presentase cakupan program pada saat proses penginputan data menjadi

berkurang. Perubahan Definisi operasional ini belum tersosialisasi sampai ke

tingkat Puskesmas.

82.17

90.0

2018 2019

TREN CAKUPAN PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KELAS IBU HAMIL DARI TAHUN 2018-2019

Page 72: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 61

G. Persentase Puskesmas Yang Melakukan Orientasi Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

merupakan upaya pemerintah dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia.

Kegiatan pendataan ibu hamil dilakukan oleh bidan dan kader kesehatan.

Bidan desa melakukan konseling tentang P4K pada ibu hamil . sebagai legalitas

jika ibu hamil telah terdata dan diberi konseling P4K rumah ibu hamil ditempel

dengan stiker P4K. Kegiatan pendataan ibu hamil dapat terlaksana dengan baik

(100%), notifikasi stiker P4K terlaksana dengan baik, penempelan stiker

dilakukan oleh kader, ibu hamil, dan bidan desa.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi program perencanaan

persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) pada tahun 2019 adalah 100%

dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :

Tabel 13 :Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi program

perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) pada tahun 2019

berdasarkan Kab/Kota :

NO KAB PUSKESMAS YANG MELAKUKAN

ORIENTASI PROGRAM

PERENCANAAN PERSALINAN DAN

PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

SASARAN ABSOLUT CAPAIAN

1 Buton 14 14 100

2 Muna 28 28 100

3 Konawe 27 27 100

Page 73: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 62

4 Kolaka 14 14 100

5 Konawe Selatan 24 24 100

6 Bombana 22 22 100

7 Wakatobi 20 20 100

8 Kolaka Utara 16 16 100

9 Buton Utara 10 10 100

10 Konawe Utara 22 22 100

11 Kolaka Timur 12 12 100

12 Konawe Kepulauan 8 8 100

13 Muna Barat 15 15 100

14 Buton Tengah 14 14 100

15 Buton Selatan 9 9 100

16 Kota Kendari 15 15 100

17 Kota Bau-Bau 17 17 100

PROVINSI 287 287 100

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 74: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 63

Grafik 25 : tren Persentase puskesmas yang melaksanakan P4K pada tahun

2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa Capaian Persentase Puskesmas

yang melakukan orientasi program perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi (P4K) pada tahun 2019 adalah 100% untuk di semua Kab/Kota.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 26 : Tren Capaian Puskesmas yang melakukan Orientasi Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dari tahun 2018-

2019

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

CAKUPAN PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN P4 K TH 2019

100 100

2018 2019

PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKUKAN ORIENTASI P4K TAHUN 2019

Page 75: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 64

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Dari grafik diatas capat dilihat bahwa tren capaian Persentase

Puskesmas yang melakukan orientasi P4K dari tahun 2018-2019 tetap 100%

atau telah dilaksanakan di setiap puskesmas yang ada di 17 Kab/Kota di

Provinsi Sulawesi Tenggara. Dimana proses pelaksanaan mulai dari orientasi,

penempelan stiker hingga proses pemantauan dan konseling kepada ibu hamil

dan keluarga mulai dari masa kehmilan, bersalin, hingga nifas. Orientasi kepada

masyarakat khususnya pemerintah setempat dilakukan untuk menunjang

keberhasilan program P4K untuk menekan angka kasus kematian ibu baik pada

saat hamil, bersalin, hingga nifas. Namun demikian , terdapat beberapa

hambatan Dalam pelaksanaan P4K, sehingga belum bisa dikatakan terlaksanan

secara optimal. Sumber pendanaan pelaksanaan P4K yaitu dari dana APBD dan

dana BOK serta pemberdayaan masyarakat, namun kondisi dilapangan

dihadapkan pada kurang proaktifnya masyarakat.

Berdasarkan hasl monev rutin, pemahaman kab/kota dan Puskesmas

tentang indikator Puskesmas yang melaksanakan Orientasi P4K, sehingga

kualitas pelaksanaan belum sesuai standar, hal ini menjadi masukan bagi

pengelola program kesga propinsi untuk tetap melakukan sosialisasi indikator

P4K, melakukan advokasi untuk pemenuhan fasilitas yang mendukung P4K

1.3 INDIKATOR PROGRAM PEMBINAAN PEMBINAAN UPAYA

KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

Capaian Program Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah

sebagai berikut :

Page 76: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 65

No

.

Sasaran

Program

/Kegiata

n

Indikator Kinerja Targe

t

Targe

t

provin

si

Capai

an

Progr

am

(1

)

(2) (3) (4) (5) (6)

1. Pembinaan

Upaya

Kesehatan

Kerja dan

Olahraga

1.

2.

3.

4.

Persentase Puskesmas yang

menyelenggarakan kesehatan

kerja dasar

Jumlah pos UKK yang

terbentuk di daerah PPI/TPI

Persentase fasiltas

pemeriksaan kesehatan TKI

yang memenuhi standar

Persentase Puskesmas yang

melaksanakan kegiatan

kesehatan olahraga pada

kelompok masyarakat di

wilayah kerjanya

80%

730

100%

60%

75%

-

-

65%

89%

36

-

91%

1.3.1 HASIL CAPAIAN PROGRAM PEMBINAAN PEMBINAAN UPAYA

KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

A. PERSENTASE PUSKESMAS YANG MENYELENGGARAKAN KESEHATAN

KERJA DASAR

Pelayanan kesehatan kerja dasar adalah upaya pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat pekerja secara minimal dan paripurna meliputi upaya

Page 77: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 66

peningkatan kesehatan kerja, pencegahan, penyembuhan serta pemulihan PAK

dan PAHK oleh institusi pelayanan kesehatan kerja dasar.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar

pada tahun 2019 adalah 89% dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai

berikut :

tabel 14 : Persentase Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja

Dasar pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

No Kab./Kota Persentase Puskesmas yg

melaksanakan Kesehatan Kerja

Dasar

Sasaran Absolut capaian

1 Buton 14 14 100

2 Muna 28 25 89

3 Konawe 27 21 78

4 Kolaka 14 14 100

5 Konawe Selatan 24 20 83

6 Bombana 22 15 68

7 Wakatobi 20 20 100

8 Kolaka Utara 16 16 100

9 Buton Utara 10 10 100

10 Konawe Utara 22 20 91

11 Kolaka Timur 12 12 100

12 Konawe Kepulauan 8 6 75

Page 78: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 67

13 Muna Barat 15 10 67

14 Buton Tengah 14 10 71

15 Buton Selatan 9 9 100

16 Kota Kendari 15 15 100

17 Kota Bau-Bau 17 17 100

provinsi 287 254 89

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 27: tren Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar

pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

ditempati oleh 9 Kab/Kota yaitu Kab.Buton, Kab. Kolaka, Kab.wakatobi, Kab,

Kolaka Utara, Kab.Buton Utara,Kab.Kolaka Timur, Kab.Buton Selatan, Kota

Kendari, Kota Baubau yaitu 100% dan yang terendah adalah Kab.Muna Barat

dengan cakupan 67%. Dari target Pusat sebesar 80% dan target Provinsi

89100

8978

10083

68

100 100 10091

100

7567 71

100 100 100

Persentase Puskesmas yg melaksanakan Kesehatan Kerja Dasar TH 2019

Page 79: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 68

sebesar 75% , cakupan yang di dapatkan adalah 89%, dimana hal ini sudah

mencapai target pusat dan target provinsi yang di janjikan pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 28 : Tren Cakupan Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja

Dasar Dari Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan capaian puskesmas yang

menyelenggarakan kesehatan kerja dasar tahun 2018 sebesar 74, 5% menjadi

89 % pada tahun 2019.

Keberhasilan pencapaian program ini didukung karena sudah meratanya

informasi serta sosialisasi terkait program kesehatan kerja dasar pada setiap

instansi maupun perusahaan yang tersebar di semua wilayah kab/kota. Hal ini

dapat dilihat bahwa dengan adanya kampanye GERMAS (Gerakan Masyarakat

Hidup Sehat ) maka hampir disemua instansi dan perusahaan menggalakan

aktivitas fisiki seperti perengan di sela-sela waktu kerjanya. Hal ini sanga

berpengaruh pada kesehatan para pekerja terutama yang bekerja dengan

tingkat stress yang tinggi.

74.5

89

2018 2019

Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Kesehatan Kerja Dasar

Page 80: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 69

B.JUMLAH POS UKK YANG TERBENTUK DI DAERAH PPI / TPI

Sesuai dengan definisi operasional, jumlah Pos UKK yang terbentuk di

daerah PPI / TPI adalah jumlah pos UKK yang dibentuk dan dibina masyarakat

yang difasilitasi oleh Puskesmas. Untuk wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara

belum ada fasilitas yang di tunjuk sehingga kegiatan ini belum

dilaksanakan.Namun untuk pelaksanaan Pos UKK diwilayah Kerja Puskesmas

telah dilaksanakan

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Jumlah Pos Ukk Yang Terbentuk di wilayah kerja puskesmas pada tahun

2019 adalah 36 pos UKK dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut

:

Tabel 15 : Jumlah Pos Ukk Yang Terbentuk Di wilayah kerja Puskesmas pada

tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

No Kab./Kota

Jumlah Pos Ukk Yang Terbentuk

Di wilayah kerja Puskesmas

Sasaran Absolut

1 Buton 6 2

2 Muna 9 1

3 Konawe 7

4 Kolaka 9 6

5 Konawe Selatan 7

6 Bombana 6

Page 81: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 70

7 Wakatobi 6 13

8 Kolaka Utara 9 7

9 Buton Utara 6

10 Konawe Utara 6

11 Kolaka Timur 6

12 Konawe Kepulauan 6

13 Muna Barat 6

14 Buton Tengah 6

15 Buton Selatan 6

16 Kota Kendari 9 3

17 Kota Bau-Bau 9 4

Provinsi 119 36

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 82: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 71

Grafik 29 : tren Jumlah Pos Ukk Yang Terbentuk Di wilayah kerja Puskesmas

pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

adalah di Kota Kab. Wakatobi yaitu 13 Pos UKK dan yang terendah sebanyak 10

Kabupaten yaitu Kab.Konawe, Kab.Konawe Selatan, Kab.Bombana, Kab.Buton

Utara, Kab.Konawe Utara, Kab.Kolaka Timur, Kab.Konawe Kepulauan,

Kab.Muna Barat, Kab. Buton tengah, Kab.Buton Selatan dengan dengan tidak

adanya pos UKK yang terbentuk. Dari target Pusat sebesar 730 Pos UKK dan

target Provinsi sebesar - Pos UKK , cakupan yang di dapatkan adalah 36 Pos

UKK, dimana hal ini belum mencapai target pusat dan target Provinsi pada

tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

36

2 1 0

6

0 0

13

7

0 0 0 0 0 0 03 4

Persentase Terbentuknya Pos UKK di Wilayah Kerja Puskesmas TH 2019

Page 83: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 72

Grafik 30: Tren Jumlah Pos Ukk Yang Terbentuk Di wilayah kerja Puskesmas l

Dari Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi penurunan capaian jumlah pos

UKK yang terbentuk diwilayah kerja puskesmas tahun 2018 sebesar 48

menjadi 36 pada tahun 2019.

Masalah yang di hadapi dalam pelaksanaan Pembentukan Pos UKK

antara lain Para kader Pos UKK kurang mendapatkan pelatihan dan bimbingan

tentang peran dan fungsi kader Pos UKK. Masalah keuangan dimana Pos UKK

tersebut tidak mempunyai uang kas untuk melakukan suatu kegiatan

.Partisipasi anggota pekerja dalam pelaksanaan kegiatan di Pos UKK. Dalam

penelitian ini informan tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik

dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang baik tentang

peran dan fungsi kader.

C. PERSENTASE FASILTAS PEMERIKSAAN KESEHATAN TKI YANG

MEMENUHI STANDAR

Sesuai dengan definisi operasional, persentase fasilitas pemeriksaan

kesehatan TKI yang memenuhi standar adalah Rumah Sakit atau klinik utama

48

36

2018 2019

Jumlah Pos UKK Yang Tebentuk Di Wilayah Kerja Puskesmas

Page 84: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 73

yang ditetapkan Menteri Kesehatan RI dan telah dibina oleh Kementerian

Kesehatan RI yang dapat menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan calon TKI

sesuai standar pemeriksaan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan

RI. Untuk wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara belum ada fasilitas yang di tunjuk

sehingga kegiatan ini belum dilaksanakan.

D. PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN

KESEHATAN OLAHRAGA PADA KELOMPOK MASYARAKAT DI WILAYAH

KERJANYA

Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga

pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya menurut definisi operasionalnya

adalah Puskemas yang menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga melalui

pembinaan kelompok olahraga dan atau pelayanan kesehatan olahraga di

wilayah kerjanya.

Kegiatan pembinaan Puskesmas diawali dengan pelatihan tenaga

kesehatan, bimbingan teknis dan manajemen kesehatan olahraga berjenjang

yang melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait. Peran dinas Kesehatan

di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dalam membina Puskesmas yang

menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga

pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya pada tahun 2019 adalah 91%

dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :

Page 85: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 74

Tabel 16 : Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan

olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya pada tahun 2019

berdasarkan Kab/Kota :

No Kab./Kota

Persentase Puskesmas yang

melaksanakan kegiatan kesehatan

olahraga pada kelompok masyarakat di

wilayah kerjanya

Sasaran Absolut %

1 Buton 14 14 100

2 Muna 28 28 100

3 Konawe 27 21 77,8

4 Kolaka 14 14 100

5 Konawe Selatan 24 22 91,7

6 Bombana 22 20 90,9

7 Wakatobi 20 20 100

8 Kolaka Utara 16 16 100

9 Buton Utara 10 10 100

10 Konawe Utara 22 15 68,2

11 Kolaka Timur 12 12 100

12 Konawe Kepulauan 8 7 86

13 Muna Barat 15 10 66,7

Page 86: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 75

14 Buton Tengah 14 10 71,4

15 Buton Selatan 9 9 100

16 Kota Kendari 15 15 100

17 Kota Bau-Bau 17 17 100

Provinsi 287 259 91

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 31: tren Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga

pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya pada tahun 2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

adalah di 10 Kabupaten/ Kota yaitu Kab.Buton, Kab.Muna, Kab. Kolaka,

91100 100

78

10092 91

100 100 100

68

10086

67 71

100 100 100

Persentase Puskesmas yg melaksanakan Kegiatan Kesehatan Olahraga pd masyarakat di Wilayah kerjanya TH 2019

Page 87: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 76

Kab.Wakatobi, Kab.Kolaka UtaraKab.Buton Utara, Kab.Kolaka Timur, Kab.Buton

Selatan, Kota Kendari, Kota Baubau yaitu 100% dan yang terendah adalah Kab.

Muna Barat dengan cakupan 67%. Dari target Pusat sebesar 60% dan target

Provinsi sebesar 65% , cakupan yang di dapatkan adalah 91 %, dimana hal ini

sudah mencapai target pusat dan target Provinsi yang di janjikan pada tahun

2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 33 : Tren Cakupan Puskesmas Puskesmas yang melaksanakan kegiatan

kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya Dari Tahun

2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan yang cukup signifikan

terkait capaian puskesmas Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan

olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya tahun 2018 sebesar

75% menjadi 91 % pada tahun 2019.

75

91

2018 2019

Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Kesehatan Olahraga

Page 88: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 77

Penunjang keberhasilan program ini dapat terlaksana berkat kerjasama

dan peran aktif dari masyarakat dan pihak puskesmas untuk membentuk dan

mengadvokasi terbentuknya kelompok-kelompok olahraga yang aktif

melaksanakan kegiatan di masyarakat. Senam pagi setiap akhir minggu sudah

hampir menjadi kebiasaan rutin bagi masyarakat di wilayah sulawesi tenggara,

khusunya di daerah akses dan mobilatasi penduduk yang padat seperti Kota

Kendari dan Kota Baubau serta Kab.Koalaka dan beberapa Kab.Lainnya.

Progrma GERMAS sangat berperan penting untuk peningkatan capaian program

ini di tahun 2019.

1.4 PENYEHATAN LINGKUNGAN

Capaian program Penyehatan Lingkungan tahun 2019 adalah sebagai berikut :

No

.

Sasaran

Program/K

egiatan

Indikator Kinerja Target Target

provin

si

Capaian

Program

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Penyehatan

Lingkungan

1.

2.

3.

4.

5.

Jumlah desa/kelurahan yang

melaksanakan STBM

(Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat)

Persentase Sarana air minum

yang dilakukan pengawasan

Persentase Tempat-tempat

umum (TTU) yang

memenuhi syarat kesehatan

Persentase RS yang

melakukan pengelolaan

limbah medis sesuai standar

Persentase Tempat

45.000

50%

58%

36%

32%

2247

50%

58%

36%

32%

1199

desa/Kel.

26,47 %

57,99 %

19,35 %

38,56 %

Page 89: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 78

6.

Pengelolaan Makanan (TPM)

yang memenuhi syarat

kesehatan

Jumlah Kabupaten/Kota yang

menyelenggarakan tatanan

kawasan sehat

386

4

4 kab/kota

1.4.1 HASIL CAPAIAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN

A. JUMLAH DESA/KELURAHAN YANG MELAKSANAKAN STBM

(SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT)

Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM) dilakukan dengan

upaya pendekatan Sanitasi Total yang dikenal dengan Community Led Total

Sanitation ( CLTS ) . Pada gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (

STBM) ini terdapat 5 (lima ) pilar yaitu :

1. Perilaku buang air besar di jamban atau stop buang air besar sembarangan

2. Cuci tangan pakai sabun

3. Pengelolaan air minum skala rumah tangga

4. Pengamanan air limbah skala rumah tangga

5. Pengamanan sampah skala rumah tangga

Pendekatan STBM ini secara sederhana mengabstraksi prinsip-prinsip

antara lain menghandalkan partisipasi masyarakat secara aktif tanpa subsidi

dari luar , solidaritas sosial dan kebanggaan masyarakat sebagai elemen

motivasi.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (sanitasi total berbasis

masyarakat) pada tahun 2019 adalah 1199 desa/Kelurahan dengan distibusi

capaian per Kab/Kota sebagai berikut :

Page 90: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 79

Tabel 17 : Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (sanitasi total

berbasis masyarakat) pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

No Kab./Kota

Jumlah Kab/Kota

yang

menyelenggarakan

tatanan Kawasan

Sehat

Absolut

1 BUTON 79

2 MUNA 94

3 KONAWE 59

4 KOLAKA 135

5 KONAWE SELATAN 165

6 BOMBANA 120

7 WAKATOBI 62

8 KOLAKA UTARA 118

9 BUTON UTARA 67

10 KONAWE UTARA 19

11 KOLAKA TIMUR 86

12 KONAWE KEPULAUAN 12

13 MUNA BARAT 23

Page 91: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 80

14 BUTON TENGAH 15

15 BUTON SELATAN 41

16 KOTA KENDARI 64

17 KOTA BAUBAU 40

PROVINSI 1199

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 34 : tren Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (sanitasi total

berbasis masyarakat) pada tahun 2019

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

ditempati oleh Kab. Konawe Selatan yaitu 165 desa yang terendah adalah

Kab.Konawe Kepulauan dengan cakupan 12 desa. Dari target Pusat sebesar

1199

79 94 59 135 165 120 62 118 67 19 86 12 23 15 41 64 40

CAPAIAN JUMLAH DESA YANG MELAKSANAKAN STBM TW2 TH 2019

Page 92: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 81

45000 desa dikonversi ke target Provinsi sebesar 2247 desa/Kelurahan,

cakupan yang di dapatkan adalah 1199 atau 53% dari total sasaran yang di

targetkan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini belum mencapai target pusat

dan target provinsi yang di janjikan pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 35 : Tren Jumlah Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan STBM Dari Tahun

2018-2019

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan yang cukup signifikan

capaian desa /kelurahan yang melaksanakan STBM tahun 2018 sebesar 1045

menjadi 1199 pada tahun 2019.

Permasalahan umum yang di dapatkan adalah masih sulitnya merubah

pola prilaku masyarakat serta masih kurangya parsipasi aktif dari pemerintah

setempat yang terkadang kurang memberikan perhatian pada permasalahan-

permasalahan lingkungan. Solusi alternative adalah advokasi kepada

masyarakat melalui promosi kesehatan menggunakan media-media yang

mudah untuk di akses masyarakat seperti media online, media cetak, leaflet,

poster , dll.

1045

1199

2018 2019

TREN JUMLAH DESA/KELURAHAN YANG MELAKSANAKAN STBM DARI TAHUN 2018-2019

Page 93: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 82

B. PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN

PENGAWASAN

Pengawasan kualitas air merupakan kegiatan pengamatan terhadap air

yang dikonsumsi oleh masyarakat baik yang berasal dari jaringan perpipaan

maupun yang bukan dari jaringan perpipaan dengan tujuan agar apabila

terjadi penyimpangan terhadap kualitas airnya baik dari segi bakteriologis, fisik

maupun kimia akan dilakukan perbaikan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 736

tahun 2010 tentang Tatalaksana Pengawasan kualitas air bahwa kegiatan

pengawasan kualitas air minum meliputi 1) Inspeksi kesehatan lingkungan

dengan cara pengamatan dan penilaian kualitas fisik air minum dan faktor

risikonya, 2) pengambilan sampel air minum dilakukan berdasarkan hasil

inspeksi kesehatan lingkungan, 3) pengujian kualitas air minum dilakukan

dilaboratorium yang terakreditasi, 4) analisis hasil pengujian laboratorium, 5)

rekomendasi untuk pelaksanaan tindaklanjut.

ANALISIS CAPAIAN PROGRAM

Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan pada tahun 2019

adalah 26,47% dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :

Tabel 18 : Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan pada

tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

No Kab./Kota

Persentase Sarana Air Minum

Yang Dilakukan Pengawasan

Sasaran Absolut %

1 BUTON 1 0 0,00

Page 94: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 83

2 MUNA 12 0 0,00

3 KONAWE 2 1 50,00

4 KOLAKA 77 0 0

5 KONAWE SELATAN 32 0 0

6 BOMBANA 14 0 0

7 WAKATOBI 1 0 0

8 KOLAKA UTARA 1 1 100,00

9 BUTON UTARA 36 0 0

10 KONAWE UTARA 1 0 0

11 KOLAKA TIMUR 19 1 5,26

12 KONAWE KEPULAUAN 9 0 -

13 MUNA BARAT 2 0 0,00

14 BUTON TENGAH 31 0 0

15 BUTON SELATAN 48 0 0,00

16 KOTA KENDARI 163 142 87,1166

17 KOTA BAUBAU 129 8 0

provinsi 578 153 26,47

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 95: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 84

Grafik 36 : tren Persentase Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan

Pengawasan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

ditempati oleh Kabupaten yaitu Kab.Kolaka Utara yaitu 100% dan yang

terendah adalah di 13 Kabupaten yaitu Kab.Buton, Kab.Muna, Kab.Kolaka,

Kab.Konawe Selatan, Kab.Bombana, Kab.Wakatobi, Kab.Buton Utara,

Kab.Konawe Utara, Kab.Konawe Kepulauan, Kab.Muna Barat, Kab.Buton

Tengah, Kab.Buton Selatan, Kota Baubau dengan cakupan 0%. Dari target

Pusat sebesar 50% dan target Provinsi sebesar 50% , cakupan yang di

dapatkan adalah 26,47 %, dimana hal ini belum mencapai target pusat dan

target provinsi yang di janjikan pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

26.47

0 0

50

0 0 0 0

100

0 0 5 0 0 0 0

87

0

CAPAIAN PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM TH 2019

Page 96: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 85

Grafik 37 : Tren Cakupan Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan

Pengawasan Dari Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan capaian sarana air minum

yang dilakukan pengawasan tahun 2018 sebesar 25,69% menjadi 26,47 %

pada tahun 2019.

Hal ini didasarkan masih kurangya partispasi dari tempat-tempat

penyedia pelayanan air bersih untuk berperan aktif memeriksakan kualitas air

minumnya. Pada daerah perkotaan sudah menjamur banyak jasa penyedia air

minum isi ulang dalam bentuk galon, sehingga sangat perlu dilakukan

pengawasan karena hampir semua masyarakat menggunakan air bersih untuk

minum dengan melakukan pengisian pada penyedia air bersih isi ulang.

C. PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) YANG MEMENUHI

SYARAT KESEHATAN

Tempat-Tempat Umum juga dapat menimbulkan dampak yang buruk

bagi kesehatan apabila tidak dikelola dengan baik, oleh sebab itu menjadi tugas

dari petugas kesehatan lingkungan (sanitarian) untuk melakukan pemantauan

dan pengawasan secara berkala.

25.69

26.47

2018 2019

TREN CAKUPAN PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN DARI TAHUN 2018-2019

Page 97: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 86

Melakukan pengawasan dan memeriksa item-item yang berkaitan

dengan kesehatan lingkungan dan kesehatan pada umumnya. fasilitas sanitasi

yang diawasi seperti (airbersih/minum, pembuangan kotoran, limbah, sarana

pengumpulan dan pembuangan sampah). titik berat kegiatan pada pengadaan

fasilitas sanitas, penggunaan fasilitas serta pemeliharan fasilitas sanitasi yang

ada.

ANALISIS CAPAIAN PROGRAM

Persentase tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan pada

tahun 2019 adalah 457,99% dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai

berikut :

Tabel 19 : Persentase tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat

kesehatan pada tahun 2019

No Kab./Kota

Persentase tempat-tempat

umum (TTU) yang memenuhi

syarat kesehatan

Sasaran Absolut %

1 BUTON 244 140 57,38

2 MUNA 715 367 51,33

3 KONAWE 936 504 53,85

4 KOLAKA 660 408 61,82

5 KONAWE SELATAN 460 229 49,78

6 BOMBANA 556 286 51,44

7 WAKATOBI 208 105 50,481

Page 98: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 87

8 KOLAKA UTARA 427 265 62,06

9 BUTON UTARA 222 127 57,21

10 KONAWE UTARA 173 93 53,76

11 KOLAKA TIMUR 527 297 56,36

12 KONAWE KEPULAUAN 157 95 60,51

13 MUNA BARAT 136 75 55,15

14 BUTON TENGAH 344 216 62,79

15 BUTON SELATAN 238 119 50,00

16 KOTA KENDARI 631 506 80,19

17 KOTA BAUBAU 297 187 62,96

provinsi 6931 4019 57,99

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 99: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 88

Grafik 38 : tren Persentase tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat

kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

ditempati oleh Kota Kendari yaitu 80% dan yang terendah adalah Kab.Buton

Selatan dan Kab. Konawe Selatan serta Wakatobi dengan capaian 50%Dari

target Pusat sebesar 58% dan target Provinsi sebesar 58% , cakupan yang di

dapatkan adalah 58 %, dimana hal ini sudah mencapai target pusat dan target

provinsi yang di janjikan pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

58 57 51 5462

50 51 5062 57 54 56 61 55

6350

80

63

CAPAIAN TTU YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN TH 2019

Page 100: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 89

Grafik 39 : Tren Cakupan Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) Yang

Memenuhi Syarat Kesehatan Dari Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun

2019

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan yang cukup signifikan

tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan tahun 2018

sebesar 51% menjadi 58% pada tahun 2019.

Beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan program antara lain :

Dari sisi Pelaku Usaha :

1. Belum adanya pengertian dari para pengusaha mengenai peraturab per

undang-undangn yang menyangkut usha STTU dan kaitannya dengan usaha

kesehtan masyarakat

2. Belum mengetahui / kesadaran mengenai pentingnya usaha STTU untuk

menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit

3. Adanya sikap keberata dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan-

persyaratan karena memerlukan biaya ekstra

4. Adanya sikap apatis dari masyarakat tenang adanya peraturan/persyaratan

dari STTU

Dari sisi Pemerintah :

51

58

2018 2019

TREN CAKUPAN PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DARI TAHUN

2018-2019

Page 101: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 90

1. Belum semua peralatan dimiliki oleh tenaga pengawas pada tingkat II dan

kecamatan

2. Masih terbatasnya pengetahan petugas dalam melaksanakan pengawasan

3. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk pengawasan STTU

4. Belum semua kecamatan /tingkat II memiliki sarana transportasi untuk

melakukan kegiatan pengawasan.

D. PERSENTASE R UMAH SAKIT YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN

LIMBAH MEDIS SESUAI STANDAR

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan

rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah medis masuk kedalam

kategori limbah bahan berbaahaya dan beracun sehingga penanganan dan

pengelolaannya harus dilakukan secara spesifik mulai dari sumber hingga

pemusnahan akhir.

ANALISIS CAPAIAN PROGRAM

Persentase rumah sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis

sesuai standar pada tahun 2019 adalah 17,14% dengan distibusi capaian per

Kab/Kota sebagai berikut :

tabel 20 : Persentase rumah sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis

sesuai standar pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

No Kab./Kota Persentase RS yang

melakukan Pengelolaan

Limbah Medis sesuai standar

Sasaran Absolut %

Page 102: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 91

1 BUTON 1 0 0

2 MUNA 1 0 0

3 KONAWE 1 0 0

4 KOLAKA 2 0 0

5 KONAWE SELATAN 1 1 100

6 BOMBANA 1 0 0

7 WAKATOBI 1 0 0

8 KOLAKA UTARA 1 0 0

9 BUTON UTARA 1 0 0

10 KONAWE UTARA 1 0 0

11 KOLAKA TIMUR 1 0 0

12 KONAWE KEPULAUAN 1 0 0

13 MUNA BARAT 1 0 0

14 BUTON TENGAH 1 0 0

15 BUTON SELATAN 1 0 0

16 KOTA KENDARI 13 4 30,77

17 KOTA BAUBAU 2 1 50

Provinsi 31 6 19,35

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 103: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 92

Grafik 40 : Tren Persentase Rumah Sakit yang melakukan pengelolaan limbah

medis sesuai standar pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

ditempati oleh Kab.Konawe Selatan yaitu 100% dan yang terendah adalah

ditempati oleh 14 Kab/Kota yang terdapat RS yang mengelola Limbah sesuai

Standar Dari target Pusat sebesar 36% dan target Provinsi sebesar 36% ,

cakupan yang di dapatkan adalah 19,35%, dimana hal ini belum mencapai

target pusat dan target provinsi yang di janjikan pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

19.35

0 0 0 0

100

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30.77

50

CAPAIAN RS MELAKUKAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS TH 2019

Page 104: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 93

Grafik 41 : Tren Cakupan Puskesmas Rumah Sakit yang melakukan

pengelolaan limbah medis sesuai standar Dari Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan yang cukup signifikan

capaian tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan dari

tahun 2018 sebesar 17,14 17% menjadi 19,35 % pada tahun 2019.

Hal ini secara umum didasarkan karena permasalahan sarana dan

prasarana yang kurang memadai yang dimiliki oleh Rumah Sakit Untuk

mengatasi masalah pengelolan limbahnya. Alat inserator merupakan alat yang

cukup memerlukan biaya besar dan tak jarang hanya bisa disediakan oleh

rumah sakit besar dengan jumlah dana yang banyak. Kegiatan rumah sakit

yang sangat kompleks tidak saja memberikan dampak positif bagi masyarakat

sekitarnya tetapi juga mungkin dampak negatif itu berupa cemaran akibat

proses kegiatan maupun limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang benar.

Pengelolaan limbah rumah sakit yang tidak baik akan memicu resiko

terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke pasien yang

lain maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung rumah sakit. Oleh kerna

itu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang

lain yang berada dilingkungan rumah sakit dan sekitarnya perlu kebijakan

sesuai manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan

17.14

19.35

2018 2019

TREN CAKUPAN PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DARI TAHUN

2018-2019

Page 105: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 94

kegiatan pengelolaan dan monitoring limbah rumah sakit sebagai salah satu

indikator penting yang perlu diperhatikan.

E. PERSENTASE TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) YANG

MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

PPeennggaawwaassaann tteemmppaatt ppeennggoollaahhaann mmaakkaannaann,, ssaannggaatt ppeennttiinngg ddiillaakkssaannaakkaann

aaggaarr mmaassyyaarraakkaatt tteerrhhiinnddaarr ddaarrii ppeennuullaarraann ppeennyyaakkiitt mmeellaalluuii mmaakkaannaann ddaann

mmiinnuummaann.. PPeennggaawwaassaann yyaanngg ddiimmaakkssuuddkkaann aaddaallaahh ppeennggaawwaassaann ssaanniittaassii ddaassaarr

ddaann tteemmppaatt ppeennggoollaahhaann mmaauuppuunn tteemmppaatt ppeennyyiimmppaannaann mmaakkaannaann.. PPeennggaawwaassaann

tteerrhhaaddaapp tteemmppaatt ppeennggoollaahhaann mmaakkaannaann tteerruuttaammaa ddiiaarraahhkkaann ppaaddaa

hhootteell//rreessttoorraann,, jjaassaa bbooggaa,, ppeennggrraajjiinn mmaakkaannaann ppeeddaaggaanngg mmaakkaannaann jjaajjaannaann,,

llookkaassii mmaakkaannaann jjaajjaannaann,, iinndduussttrrii mmaakkaannaann,, TTPPMM iinndduussttrrii kkhhuussuuss,, ttookkoo mmaakkaannaann,,

ddeessaa ppeennggrraajjiinn ddaann TTPPMM llaaiinnnnyyaa..

ANALISIS CAPAIAN PROGRAM

Persentase tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi syarat

kesehatan pada tahun 2019 adalah 38,56% dengan distibusi capaian per

Kab/Kota sebagai berikut :

Tabel 21 : Persentase tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi

syarat kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

No Kab./Kota Persentase Tempat

Pengelolaan Makanan

(TPM) yg memenuhi

syarat kesehatan

Sasaran Absolut %

1 BUTON 20 1 5,00

Page 106: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 95

2 MUNA 60 0 0,00

3 KONAWE 92 17 18,48

4 KOLAKA 570 183 32,11

5 KONAWE SELATAN 189 12 6,35

6 BOMBANA 50 2 4,00

7 WAKATOBI 68 13 19,12

8 KOLAKA UTARA 119 31 26,05

9 BUTON UTARA 142 42 29,58

10 KONAWE UTARA 17 1 5,88

11 KOLAKA TIMUR 85 15 17,65

12 KONAWE KEPULAUAN 20 0 0,00

13 MUNA BARAT 21 0 0,00

14 BUTON TENGAH 52 0 0,00

15 BUTON SELATAN 33 12 36,36

16 KOTA KENDARI 654 398 60,86

17 KOTA BAUBAU 754 409 54,24

Provinsi

2946 1136

38,56

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 107: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 96

Grafik 42 : Tren Persentase tempat pengelolaan makanan (TPM) yang

memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

ditempati oleh Kota Kendari yaitu 60,86% dan yang terendah adalah 5

Kabupaten yaitu Kab. Muna, Kab.Bombana, Kab. Konawe Kepulauan, Kab.Muna

Barat, Kab.Buton Tengah dengan cakupan 0%. Dari target Pusat sebesar 32%

dan target Provinsi sebesar 32% , cakupan yang di dapatkan adalah 38,56 %,

dimana hal ini sudah mencapai target pusat dan target provinsi yang di

janjikan pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

38.56

5.000.00

18.48

32.11

6.35 4.00

19.1226.0529.58

5.8817.65

0.00 0.00 0.00

36.36

60.8654.24

CAPAIAN TPM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN TH 2019

Page 108: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 97

Grafik 43 : Tren Tempat Pengelolaan Makanan (Tpm) Yang Memenuhi Syarat

Kesehatan Dari Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan yang cukup signifikan

capaian tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

dari tahun 2018 sebesar 31,2% menjadi 38,56 % pada tahun 2019.

Pencapaian ini didukung dengan kerjasama antara pihak pemerintah

dan pihak tempat pengolahan makanan. Pengawasan dilakukan di setiap

tempat pengolahan makanan makanan terutama diarahkan pada

hotel/restoran, jasa boga, pengrajin makanan pedagang makanan jajanan,

lokasi makanan jajanan, industri makanan, TPM industri khusus, toko

makanan, desa pengrajin dan TPM lainnya.

F. JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN TATANAN

KAWASAN SEHAT

KKeeggiiaattaann KKaabbuuppaatteenn//KKoottaa sseehhaatt mmeerruuppaakkaann ssttrraatteeggii ddii eerraa ddeesseennttrraalliissaassii

uunnttuukk mmeennddoorroonngg ppootteennssii mmaassyyaarraakkaatt ddaann dduunniiaa uussaahhaa ddii ppeerrkkoottaaaann ddaann

wwiillaayyaahh kkaabbuuppaatteenn ddaallaamm mmeenniinnggkkaattkkaann kkuuaalliittaass lliinnggkkuunnggaann wwiillaayyaahhnnyyaa,,

sseehhiinnggggaa mmaammppuu mmeennggaattaassii bbeerrbbaaggaaii mmaassaallaahh lliinnggkkuunnggaann ssppeessiiffiikk yyaanngg aaddaa ddii

kkoottaa ddaann kkaabbuuppaatteenn..

31.2

38.56

2018 2019

TREN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DARI TAHUN 2018-2019

Page 109: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 98

TTuujjuuaann ddaarrii pprrooggrraamm kkaabbuuppaatteenn//kkoottaa sseehhaatt aaddaallaahh tteerrccaappaaiinnyyaa ssuuaattuu

kkoonnddiissii KKaabbuuppaatteenn//KKoottaa yyaanngg bbeerrssiihh,, nnyyaammaann,, aammaann ddaann sseehhaatt uunnttuukk ddii hhuunnii

ddaann bbeekkeerrjjaa bbaaggii wwaarrggaannyyaa ddeennggaann tteerrllaakkssaannaannyyaa ppeemmbbaanngguunnaann ddii bbeerrbbaaggaaii

bbiiddaanngg..

ANALISIS CAPAIAN PROGRAM

Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat pada

tahun 2019 adalah 4 Kab/Kota dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai

berikut :

Tabel 22 : Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan

sehat pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

No Kab./Kota Jumlah Kab/Kota yang

menyelenggarakan

tatanan Kawasan Sehat

Absolut

1 BUTON 0

2 MUNA 1

3 KONAWE 0

4 KOLAKA 0

5 KONAWE SELATAN 0

6 BOMBANA 0

7 WAKATOBI 1

8 KOLAKA UTARA 0

9 BUTON UTARA 0

10 KONAWE UTARA 0

11 KOLAKA TIMUR 1

12 KONAWE KEPULAUAN 1

Page 110: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 99

13 MUNA BARAT 0

14 BUTON TENGAH 0

15 BUTON SELATAN 0

16 KOTA KENDARI 0

17 KOTA BAUBAU 0

Provinsi 4

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 44 : Tren Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan

kawasan sehat pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Berdasarkan data diatas bahwa hanya 4 Kabupaten/Kota yang

menyelenggarakan tatanan kawasan sehat tahun 2019 yaitu Kab.Muna, Kab.

Wakatobi, Kab. Kolaka Timur, Kab. Konawe Kepulalaun sedangkan 13

Kabupaten lainnya masih belum menyelenggarakan kegiatan tersebut. Hal ini

4

0

1

0 0 0 0

1

0 0 0

1 1

0 0 0 0 0

CAPAIAN JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN TATANAN KAWASAN SEHAT TH

2019

Page 111: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 100

masih jauh dari harapan jika di lihat target provinsi yang dijanjikan yaitu 17

Kab/Kota se Sulawesi Tenggara.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 45 : Tren Jumlah Kabupaten/Kota Yang Menyelenggarakan Tatanan

Kawasan Sehat Dari Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat tidak terjadi kenaikan Jumlah

Kabupaten/Kota Yang Menyelenggarakan Tatanan Kawasan Sehat tahun 2018 -

2019 sebesar 4 Kabupaten.

Susahnya proses penerapan terkait aturan kawasan sehat pada masing-

masing kab/kota menjadi kendala dimana outputnya adalah adanya peraturan

daerah terkait tatanan kawasan sehat. Solusi alternatif yang dapat dilakukan

adalah advokasi ke pemerintah daerah agar mau membuat regulasi terkait

kawasan sehat sehingga dapat meningkatkan capaian program.

4

4

2018 2019

TREN JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN TATANAN KAWASAN SEHAT DARI

TAHUN 2018-2019

Page 112: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 101

1.5 PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Capaian Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat

tahun 2019 adalah sebagai berikut :

No

.

Sasaran

Program/K

egiatan

Indikator Kinerja Target Targe

t

provi

nsi

Capaia

n

Progra

m

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Promosi

Kesehatan

dan

Pemberdayaa

n Masyarakat

1.

2.

3.

4.

Persentase Kab/Kota yang memiliki

Kebijakan PHBS

Persentase desa yang

memanfaatkan dana desa 10%

untuk UKBM

Jumlah dunia usaha yang

memanfaatkan CSRnya untuk

program kesehatan

Jumlah organisasi kemasyarakatan

yang memanfaatkan sumber

dayanya untuk mendukung

kesehatan

80%

50%

20

15

70%

40%

20

15

71%

70,4%

5

17

1.5.1 HASIL CAPAIAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

AA.. PPEERRSSEENNTTAASSEE KKAABB//KKOOTTAA YYAANNGG MMEEMMIILLIIKKII KKEEBBIIJJAAKKAANN PPHHBBSS

PPeemmbbiinnaaaann PPHHBBSS ddii rruummaahh ttaannggggaa jjuuggaa ddiittuujjuukkaann uunnttuukk mmeemmppeerrcceeppaatt

tteerrwwuujjuuddnnyyaa RRuummaahh TTaannggggaa bbeerr –– PPHHBBSS sseebbaaggaaii ssaallaahh ssaattuu iinnddiikkaattoorr DDeessaa

SSeehhaatt,, KKeeccaammaattaann SSeehhaatt,, KKaabbuuppaatteenn//KKoottaa SSeehhaatt,, PPrroovviinnssii SSeehhaatt ddaann IInnddoonneessiiaa

Page 113: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 102

SSeehhaatt.. OOlleehh kkaarreennaa iittuu bbeerrbbaaggaaii uuppaayyaa ppeemmbbeerrddaayyaaaann,, bbiinnaa ssuuaassaannaa,, aaddvvookkaassii

ddaann ppeennggggaallaannggaann kkeemmiittrraaaann ddiillaakkuukkaann uunnttuukk mmeemmppeerrcceeppaatt tteerrccaappaaiinnyyaa RRuummaahh

TTaannggggaa BBeerr--PPHHBBSS TTaahhuunn 22001188 PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggggaarraa ddiittaarrggeettkkaann 5500 %%..

PPHHBBSS ddii RRuummaahh TTaannggggaa tteellaahh mmeennjjaaddii ssaallaahh ssaattuu kkeewweennaannggaann wwaajjiibb

ssttaannddaarr PPeellaayyaannaann MMiinniimmaall bbiiddaanngg KKeesseehhaattaann bbaaggii PPeemmeerriinnttaahh KKaabbuuppaatteenn//KKoottaa

sseessuuaaii PPeerraattuurraann PPeemmeerriinnttaahh NNoommoorr 6655 TTaahhuunn 22000055.. PPeemmbbiinnaaaann PPHHBBSS ddii

RRuummaahh TTaannggggaa jjuuggaa tteellaahh mmeennjjaaddii bbaaggiiaann ddaarrii KKeessaattuuaann GGeerraakk PPKKKK -- KKBB --

KKeesseehhaattaann sseejjaakk TTaahhuunn 22000055..

ANALISIS CAPAIAN PROGRAM

Persentase kab/kota yang memiliki kebijakan PHBS pada tahun 2019

adalah 70,6% Kab/Kota dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut

:

Tabel 23 : Persentase kab/kota yang memiliki kebijakan PHBS pada tahun 2019

berdasarkan Kab/Kota :

No Kab./Kota Persentase KAB/KOTA

Yang Memiliki Kebijakan

PHBS

Jumlah

Kebijakan

%

1 BUTON 4 100

2 MUNA 1 100

3 KONAWE 1 100

4 KOLAKA 1 100

5 KONAWE SELATAN 2 100

6 BOMBANA 1 100

Page 114: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 103

7 WAKATOBI 0 0,00

8 KOLAKA UTARA 1 100

9 BUTON UTARA 3 100

10 KONAWE UTARA 0 0,00

11 KOLAKA TIMUR 2 100

12 KONAWE

KEPULAUAN

1 100

13 MUNA BARAT 0 0,00

14 BUTON TENGAH 0 0,00

15 BUTON SELATAN 0 0,00

16 KOTA KENDARI 1 100

17 KOTA BAUBAU 11 100

Provinsi 29 70,6

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 46: tren Persentase kab/kota yang memiliki kebijakan PHBS pada tahun

2019 berdasarkan Kab/Kota

Page 115: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 104

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Adapun Kabupaten yang memiliki kebijakan PHBS terbanyak yaitu dari

Kota Bau-Bau yaitu sebanyak 11 Kebijakan yang diterbitkan selama tahun 2019.

Tapi adapula Kabupaten yang sama sekali tidak menerbitkan kebijakan pada

tahun 2019 yaitu Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten

Muna Barat, Kabupaten Buton Tengah dan Kabupaten Buton Selatan. Dari

target Pusat sebesar 80% dan target Provinsi sebesar 70% , cakupan yang di

dapatkan adalah 70,6 %, dimana hal ini sudah mencapai target pusat dan

target provinsi yang di janjikan pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 47 : Tren Persentase Kab/Kota Yang Memiliki Kebijakan PHBS Dari

Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat tidak terjadi kenaikan capaian Persentase

Kab/Kota Yang Memiliki Kebijakan PHBS tahun 2018 sampai tahun 2019

sebesar 71%.

Kendala yang diamalami pada program ini dikarenakan masih kurangnya

koordinasi antara para programmer dengan para pejabat yang membuat

kebijakan. Komitmen dari pemerintah daerah untuk mengeluarkan kebijakan

71

71

2018 2019

TREN PERSENTASE KAB/KOTA YANG MEMILIKI KEBIJAKAN PHBS DARI TAHUN 2018-2019

Page 116: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 105

perlu mendapat apresiasi karena dengan adanya kebijakan terkait Program

PHBS maka dengan demikian secara langsung pemerintah turut mensukseskan

Program PHBS di wilayahnya. Diharapkan dengan adanya kebijakan tersebut

maka masyarakat secara sadar akan menerapkan PHBS dilingkuangannya

sendiri.

B. PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA 10%

UNTUK UKBM

Dana Desa yang berasal dari Alokasi Dana Desa (ADD) dari pemerintah

dalam upaya peningkatan pelayanan dasar kepada masyarakat, dan

pemberdayaan masyarakat desa. ADD dialokasikan sebesar 30% untuk

pemerintah desa sedangkan 70% digunakan untuk program pemberdayaan

masyarakat dan publik. ADD nantinya diharapkan dapat membantu desa untuk

memiliki peluang dalam meningkatkan pembangunan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes), pemberdayaan masyarakat dan dapat membiayai segala urusan

pemerintahan.

Pemanfaatan dana desa untuk UKBM diharapkan agar dana desa yang

dikeluarkan oleh pemerintah tidak hanya digunakan untuk pembangunan fisik

saja tapi juga untuk bidang kesehatan. Baik itu berupa fisik berupa

pembangunan fasilitas kesehatan ataupun non fisik berupa honor untuk para

kader kesehatan dan yang lainnya diluar sarana fisik.

ANALISIS CAPAIAN PROGRAM

Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM pada tahun

2019 adalah 70,4% dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :

tabel 24 : Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM

pada pada tahun 2018 berdasarkan Kab/Kota :

Page 117: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 106

No Kab./Kota Persentase Desa Yang

Memanfaatkan Dana Desa

10% Untuk UKBM

Sasaran Absolut %

1 BUTON 94 83 88,3

2 MUNA 152 86 56,6

3 KONAWE 358 67 18,7

4 KOLAKA 100 100 100,0

5 KONAWE SELATAN 361 361 100,0

6 BOMBANA 121 67 55,4

7 WAKATOBI 75 73 97,3

8 KOLAKA UTARA 127 124 97,6

9 BUTON UTARA 80 79 98,8

10 KONAWE UTARA 133 69 51,9

11 KOLAKA TIMUR 131 126 96,2

12 KONAWE KEPULAUAN 89 38 42,7

13 MUNA BARAT 81 38 46,9

14 BUTON TENGAH 67 62 92,5

15 BUTON SELATAN 70 62 88,6

16 KOTA KENDARI 0 0 0

17 KOTA BAUBAU 0 0 0

provinsi 2039 1435 70,4%

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 118: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 107

Grafik 48 : tren Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk

UKBM pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi

ditempati oleh 2 Kab/Kota yaitu Kab.Kolaka dan Kab. Konawe Selatan yaitu

100% dan yang terendah adalah Kab.Konawe dengan cakupan 18,7%. Untuk

Kota Kendari dan Kota Baubau memang daerah perkotaan sehingga tidak

memiliki dana desa. Dari target Pusat sebesar 50% dan target Provinsi sebesar

40% , cakupan yang di dapatkan adalah 70,4 %, dimana hal ini sudah

mencapai target pusat dan target provinsi yang di janjikan pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

17

1 1

Persentase Desa Yang Memanfaatkan Dana Desa 10% Untuk UKBM tahun 2019

Page 119: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 108

Grafik 49 : Tren Cakupan Persentase Desa Yang Memanfaatkan Dana Desa

10% Untuk UKBM Dari Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan yang sangat signifikan

capaian Desa Yang Memanfaatkan Dana Desa 10% Untuk UKBM tahun 2018

sebesar 12,6% menjadi 70,4 % pada tahun 2019.

Hal ini didasarkan bahwa masih sudah baiknya proses advokasi kepada

kepala desa maupun pemerintah setempat terkait penggunaan dan desa untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Karena jika menilik aturan, maka

wajib 10% dari dana desa dialokasikan untuk peningkatan derajat kesehatan

masyarakat diwilayahnya, dalam bentuk UKBM, POSBINDU, POSYANDU, dll

yang pada hakekatnya menggalakkan pemberdayaan bagi masyarakat di

wiliyahnya untuk mampu dan paham dalam meningkatka derajat kesehatannya.

Keberhasilan program ini tidak lepas dari peran aktif para petugas di

Kabupaten untuk advokasi secara intensif ke pemerintah desa dan memberikan

pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya penggalakkan program

pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah pedesaan.

12.6

70.4

2018 2019

TREN CAKUPAN PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA 10% UNTUK UKBM DARI

TAHUN 2018-2019

Page 120: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 109

C. JUMLAH DUNIA USAHA YANG MEMANFAATKAN CSRNYA UNTUK

PROGRAM KESEHATAN

Kegiatan Penggalangan Ormas dan Dunia Usaha untuk mendukung

Kesehatan di Provinsi merupakan kegiatan untuk menggalang Ormas dan Dunia

Usaha untuk Menggunakan Sumber Daya dan Sumber Dananya untuk Program

Kesehatan sangat penting, dimana perlu peranan dunia usaha untuk ikut serta

berperan aktif dalam peningkatan kualitas derajat kesehatan masyarakat.

ANALISIS CAPAIAN PROGRAM

Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan

pada tahun 2019 adalah 20 Dunia usaha dengan distibusi capaian per Kab/Kota

sebagai berikut :

tabel 25 : Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program

kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :

No Kab./Kota Jumlah dunia usaha yang

memanfaatkan CSR nya untuk

program kesehatan

Absolut

1 BUTON 0

2 MUNA 0

3 KONAWE 0

4 KOLAKA 0

5 KONAWE SELATAN 0

6 BOMBANA 0

7 WAKATOBI 0

8 KOLAKA UTARA 0

Page 121: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 110

9 BUTON UTARA 0

10 KONAWE UTARA 0

11 KOLAKA TIMUR 0

12 KONAWE

KEPULAUAN

0

13 MUNA BARAT 0

14 BUTON TENGAH 0

15 BUTON SELATAN 0

16 KOTA KENDARI 0

17 KOTA BAUBAU 0

Provinsi 5

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 50 : tren Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk

program kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Page 122: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 111

Dari data yang ada bahwa dari 17 Kabupaten/Kota tidak ada yang

membuat kerjasama/MOU dengan Dunia Usaha yang memanfaatkan CSRnya

untuk program kesehatan. Yang ada hanya MOU yang dibuat oleh Pemerintah

Provinsi yaitu sebanyak 5 (lima) yang dilakukan pada tahun 2015 yang masa

berlakunya sampai tahun 2020. Dari target Pusat sebesar 20 dan target Provinsi

sebesar 20, cakupan yang di dapatkan adalah 5 dimana hal ini masih jauh dari

target pusat dan target provinsi yang di janjikan pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 51 : Tren Jumlah Dunia Usaha Yang Memanfaatkan CSR Nya Untuk

Program Kesehatan Dari Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi penurunan capaian Jumlah Dunia

Usaha Yang Memanfaatkan CSR Nya Untuk Program Kesehatan tahun 2018

sebesar 20 Dunia usaha menjadi 5 pada tahun 2019.

Hal ini dikarenakan sudah kebanyakan MOU yang telah dibuat telah

mencapai akhir tahun perjanjian pada desember 2018 dan tidak dilakukan

perpanjangan untuk tahun 2019. Sulitnya advokasi ke dunia usaha yang

merupakan perusahaan mandiri membuat terjadinya penurunan capaian pada

program ini. Langkah strategis yang dapat diambil antaral lain kembali

20

5.0

2018 2019

TREN JUMLAH DUNIA USAHA YANG MEMANFAATKAN CSR NYA UNTUK PROGRAM KESEHATAN DARI TAHUN

2018-2019

Page 123: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 112

menggalakkan advokasi kepada para pelaku dunia usaha agar mengerti tentang

pentinggnya peningkatan partisipasi dari dunia usha untuk meningkatkan

derajat kesehatan di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Secara tidak disadari, dengan perusahaan melakukan aktivitas CSR,

perusahaan tersebut sudah memperkuat brand dengan sendirinya. Meskipun

CSR yang dilakukan berupa dana sosial dan sebagainya, biasanya perusahaan

pun ikut memberikan merchandise ataupun produknya secara gratis. Dengan

begitu, pangsa pasar yang dituju menjadi lebih terbuka dan menyasar orang

baru. Masyarakat yang disasar pun merasa senang dan dengan sukarela

menggunakan produk tersebut dan bahkan menceritakan kepada rekan-

rekannya tentang manfaat yang telah diperolehnya.

D. JUMLAH ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG MEMANFAATKAN

SUMBER DAYANYA UNTUK MENDUKUNG KESEHATAN

Ormas atau Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang didirikan

dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi,

kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi

dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Beberapa kegiatan telah dilakukan guna

menggalang komitmen dengan Ormas untuk ikut serta berpartisipasi dalam

peningkatan derajat kesehatan Masyarakat.

Kemitraan merupakan upaya melibatkan berbagai komponen baik

kelompok, masyarakat, lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk

bekerja sama mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip

dan peran masing-masing

ANALISIS CAPAIAN PROGRAM

Page 124: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 113

Jumlah Organisasi Kemasyarakatan Yang Memanfaatkan Sumber Dayanya

Untuk Mendukung Kesehatan pada tahun 2019 adalah 17 Ormas dengan

distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :

Tabel 26 : Jumlah Organisasi Kemasyarakatan Yang Memanfaatkan Sumber

Dayanya Untuk Mendukung Kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota

:

No Kab./Kota Jumlah Organisasi

Kemasyarakatan Yang

Memanfaatkan Sumber

Dayanya Untuk Mendukung

Kesehatan

Absolut

1 BUTON 1

2 MUNA 0

3 KONAWE 0

4 KOLAKA 0

5 KONAWE SELATAN 0

6 BOMBANA 0

7 WAKATOBI 0

8 KOLAKA UTARA 1

9 BUTON UTARA 0

10 KONAWE UTARA 0

11 KOLAKA TIMUR 0

12 KONAWE KEPULAUAN 0

13 MUNA BARAT 0

14 BUTON TENGAH 0

Page 125: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 114

15 BUTON SELATAN 0

16 KOTA KENDARI 1

17 KOTA BAUBAU 0

18 Provinsi Sulawesi

Tenggara

14

Total Provinsi 17

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 52 : tren Jumlah Organisasi Kemasyarakatan Yang Memanfaatkan

Sumber Dayanya Untuk Mendukung Kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan

Kab/Kota

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat bahawa capaian jumlah Ormas yang

memanfaatka sumber dayanya untu mendukung kesehatan pada tahun 2019

adalah 17 Organisasi Masyarakat (Ormas) dengan distribusi 1 Ormas di

17

1 1 1

14

Jumlah Organisasi Kemasyarakatan Yang Memanfaatkan Sumber Dayanya Untuk Mendukung Kesehatan pada tahun 2019

Page 126: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 115

Kab.Buton, Kab.Kolaka Utara, dan Kota Kendari, serta 14 Ormas berada di

Provinsi Sulawesi Tenggara. Dari target pusat dan Provinsi sebanyak 15 Ormas,

cakupan yang di dapatkan adalah 17 Ormas dimana sudah mencapai target

yang dijanjikan pada tahun 2019.

Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 53 : Tren Jumlah Organisasi Kemasyarakatan Yang Memanfaatkan

Sumber Dayanya Untuk Mendukung Kesehatan Dari Tahun 2018-2019

Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan yang cukup signifikan

capaian Jumlah Organisasi Kemasyarakatan Yang Memanfaatkan Sumber

Dayanya Untuk Mendukung Kesehatan tahun 2018 sebesar 12 Ormas menjadi

17 ormas pada tahun 2019.

Penggalangan Program ini memerlukan advokasi yang baik antara

pemerintah dan pihak Organisasi Masyarakat untuk berperan aktif dalam

mendukung Kesehatan. Bentuk Programnya antara lain ikut serta memeriahkan

kegiatan kesehatan yang diadakan, baik dalam bentuk promosi maupun

sumbangan dana pada setiap kegiatan.

12

17

2018 2019

TREN JUMLAH ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG MEMANFAATKAN SUMBER DAYANYA UNTUK

MENDUKUNG KESEHATAN DARI TAHUN 2018-2019

Page 127: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 116

1.6 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS

LAINNYA PADA PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKAT

Sumber daya anggaran merupakan unsur utama selain SDM dalam

menunjang pencapaian indikator kinerja. Peranan pembiayaan sangat

berpengaruh terhadap penentuan arah kebijakan dan pelaksanaan kegiatan

yang berhubungan dengan upaya pembangunan Program Kesehatan

Masyarakat.

1.6.1 Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan

manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Program Kesehatan

Masyarakat

No

.

Sasaran

Program/K

egiatan

Indikator Kinerja Target Targ

et

provi

nsi

capai

an

Progr

am

(1

)

(2) (3) (4) (5) (6)

6. Dukungan

Manajemen

dan

Pelaksanaan

Tugas Teknis

Lainnya pada

Program

Pembinaan

Kesehatan

Masyarakat

1. Persentase realisasi

kegiatan administrasi

dukungan manajemen

dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya Program

Kesehatan Masyarakat

94% 95% 99,2%

Page 128: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 117

ANALISIS CAPAIAN PROGRAM

Anggaran yang diberikan pada Program Kesehatan Masyarakat Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam hal ini Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan

Masyarakat adalah Rp. 918.002.000 dengan realisasi pengelolaan keuangan

sebesar Rp. 910.624.400 atau dengan capaian 99,20% .

Tabel 27 : Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya tahun 2019

KODE KEGIATAN ANGGARAN

REALISASI

KEUANGAN FISI

K

Rp. % %

2085

Dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan

Tugas Tekhnis Lainnya

Pada Program

Pembinaan Kesehatan

Masyarakat

918.002.000 910.624.400 99,20 100

2085.

950

Layanan Dukungan

Manajemen Eselon I 918.002.000

061 Mengelola Keuangan

dan BMN 249.254.000

249.014.000 99,90 100

071 Menyusun Rencana

Program

78.300.000 78.300.000 100 100

072 Menyusun Rencana

Anggaran

44.128.000 44.128.000 100,00 100

073 Mengelola Data, 106.572.800 99,41 100

Page 129: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 118

Informasi dan

Menyusun Evaluasi

Program

110.540.000

091

Melakukan Pembinaan

Kepada Provinsi dan

Kabupaten Dalam

Bidang Kesehatan

Masyarakat

75.180.000

75.180.000 100,00 100

092

Menggerakkan

Propinsi dan

Kabupaten dalam

Pelaksanaan Program

kesehatan Masyarakat

360.600.000 357.429.600 99,12 100

Sumber : Laporan Keuangan Satker 03 Dinas Kesehatan Prov. Sultra

B. REALISASI ANGGARAN

Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tenggara membawahi dari 3 Sub. Seksi Pelaksana Program dengan distribusi

realiasi anggaran Dekonsetrasi sebagai berikut :

Page 130: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 119

Tabel 28 : Realisasi Anggaran Pelaksanaan Program berdasarkan Seksi

Penanggung Jawab Program tahun 2019

KOD

E

SEKSI

PENANGG

UNG

JAWAB

PROGRAM

KEGIATAN ANGGARAN

(Rp.)

REALISASI

KEUANGAN FISI

K

Rp. % %

1 2 3 4 5 6 7

2080 Seksi

Bimdal Gizi

Kesehatan

Kerja Dan

Olahraga

Pembinaan Gizi

Masyarakat

2.200.178.000 2.180.543.930 99,11

100

2089

Pembinaan

Upaya

Kesehatan Kerja

dan Olahraga

629.701.000 623.724.000 98,98

100

5832

Seksi

Bimdal

Yankes

Keluarga

Pembinaan

Kesehatan

Keluarga

1.633.500.000 1.599.707.500 95,48

100

5833

Seksi

Bimdal

Promosi

Kesehatan

dan

Kesehatan

Lingkungan

Promosi

Kesehatan dan

Pemberdayaan

Masyarakat

2.901.417.000 2.893.222.001 99,72

100

5834 Penyehatan

Lingkungan 752.616.000 744.271.200 98,89

100

2085

Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan

Tugas Tekhnis

918.002.000 910.624.400 99,20

100

Page 131: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 120

Lainnya Pada

Program

Pembinaan

Kesehatan

Masyarakat

JUMLAH 9.035.414.000 8.911.643.031

98,6

3 100

Sumber : Laporan Keuangan Satker 03 Dinas Kesehatan Prov. Sultra

Distribusi pelaksanaan kegiatan berdasarkan anggaran yang diberikan

dapat dilihat pada lampiran laporan keuangan satker 03 Dinas Kesehatan

Prov.Sultra.

Page 132: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 121

BAB IV

KESIMPULAN

A. HASIL CAPAIAN INDIKATOR PERJANJIAN KINERJA

Indikator Perjanjian Kinerja Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas beberapa indikator, yaitu:

No

.

Sasaran

Program/Ke

giatan

Indikator Kinerja Target Tar

get

pro

vins

i

capaian

Progra

m

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pembinaan

Gizi

Masyarakat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Persentase ibu hamil Kurang

Energi Kronik yang mendapat

makanan tambahan

Persentase ibu hamil yang

mendapat Tablet Tambah Darah

(TTD)

Persentase bayi usia kurang dari

6 bulan yang mendapat ASI

eksklusif

Persentase bayi baru lahir

mendapat Inisiasi Menyusu Dini

(IMD)

Persentase balita kurus yang

mendapat makanan tambahan

Persentase remaja puteri yang

mendapat Tablet Tambah Darah

(TTD)

95%

98%

50%

47%

50%

30%

85%

80%

50%

75%

90%

50%

87,1%

73,1%

67%

95%

82%

71%

Page 133: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 122

2. Pembinaan

Kesehatan

Keluarga

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Persentase kunjungan neonatal

pertama (KN1)

Persentase ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan

antenatal ke empat (K4)

Persentase Puskesmas yang

melaksanakan penjaringan

kesehatan untuk peserta didik

kelas 1

Persentase Puskesmas yang

melaksanakan penjaringan

kesehatan untuk peserta didik

kelas 7 dan 10

Persentase Puskesmas yang

menyelenggarakan kegiatan

kesehatan remaja

Persentase Puskesmas yang

melaksanakan kelas ibu hamil

Persentase Puskesmas yang

melakukan Orientasi Program

Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K)

90%

80%

70%

60%

45%

90%

100%

85%

74%

95%

89%

25%

85%

95%

90,8%

77,7%

88,5%

86,1%

37,3%

90%

100

3. Pembinaan

Upaya

Kesehatan

Kerja dan

Olahraga

1.

2.

3.

Persentase Puskesmas yang

menyelenggarakan kesehatan

kerja dasar

Jumlah pos UKK yang terbentuk

di daerah PPI/TPI

Persentase fasiltas pemeriksaan

kesehatan TKI yang memenuhi

standar

80%

730

100%

75%

-

-

89%

36

-

Page 134: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 123

4.

Persentase Puskesmas yang

melaksanakan kegiatan

kesehatan olahraga pada

kelompok masyarakat di wilayah

kerjanya

60% 65% 91%

4. Penyehatan

Lingkungan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Jumlah desa/kelurahan yang

melaksanakan STBM (Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat)

Persentase Sarana air minum

yang dilakukan pengawasan

Persentase Tempat-tempat

umum (TTU) yang memenuhi

syarat kesehatan

Persentase RS yang melakukan

pengelolaan limbah medis sesuai

standar

Persentase Tempat Pengelolaan

Makanan (TPM) yang memenuhi

syarat kesehatan

Jumlah Kabupaten/Kota yang

menyelenggarakan tatanan

kawasan sehat

45.000

50%

58%

36%

32%

386

2247

50%

58%

36%

32%

4

1199

desa/Kel.

26,47 %

57,99 %

19,35 %

38,56 %

4

kab/kota

5. Promosi

Kesehatan dan

Pemberdayaan

Masyarakat

1.

2.

3.

Persentase Kab/Kota yang

memiliki Kebijakan PHBS

Persentase desa yang

memanfaatkan dana desa 10%

untuk UKBM

Jumlah dunia usaha yang

80%

50%

20

70%

40%

20

71%

70,4%

5

Page 135: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 124

4.

memanfaatkan CSRnya untuk

program kesehatan

Jumlah organisasi

kemasyarakatan yang

memanfaatkan sumber dayanya

untuk mendukung kesehatan

15

15

17

6. Dukungan

Manajemen

dan

Pelaksanaan

Tugas Teknis

Lainnya pada

Program

Pembinaan

Kesehatan

Masyarakat

1. Persentase realisasi kegiatan

administrasi dukungan

manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya Program

Kesehatan Masyarakat

94% 95% 99,2%

B. HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PROGAM

1. Pembinaan Kesehatan Keluarga

1. Jumlah/penyebaran dan Kualitas SDM

Disparitas kualitas SDM terjadi terutama dikab/kota. Hal ini membuat

pelaksanaan program-program kesga tidak optimal dibeberapa kab/kota.

Selain itu ada masalah mutasi penanggungjawab kesga dikab/kota yang

cukup cepat sehingga eksekusi program mengalami hambatan.

Jumlah programer dikab/kota bervariasi dan sebagian besar kab/kota

memiliki staf dengan jumlah yang tidak mencukupi, demikina juga petigas

puskesmas. Beberapa kab/kota memiliki tenaga yang cukup untuk

dipuskesmas, namun penyebaran tidak merata, ada puskesmas dengan

Page 136: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 125

jumlah SDM berlebih namun ada juga Puskesmas dengan SDM sangat

terbatas

2. Dukungan Penganggaran

Dukungan penganggaran di propinsi bersumber dari dana dekosentrasi

APBN dan DAK dengan jumlah yang terbatas untuk mengintervensi semua

puskesmas, sehingga diharapkan kab/kota memiliki anggaran untuk

menindaklanjuti kegiatan-kegiatan program yang telah diinisiasi oleh

propinsi dan kemenkes serta menyediakan sapras pendukung untuk

pelaksanaan program kesga. Dukungan dana di kab/kota diharapkan juga

untuk pendampingan dan monev rutin.

3. Sosialisasi Definisi Operasional program tidak sampai ke layanan

Ada gap penyebaran informasi terkait DO dan eksekusi program

sehingga pada saat petugas propinsi melakukan monev ke puskesmas

seringkali puskesmas belum mendapatkan infomrasi yang tepat.

4. Pencatatan pelaporan belum baik

Kepatuhan puskesmas melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan belum

baik. Sasaran yang mendapatkan pelayanan diluar puskesmas dan

jaringannya belum tercatat dan terlapor dengan baik. Programer kab/kota

belum memiliki strategi untuk meningkatkan kualitas penacatatan dan

pelaporan.

2. Pembinaan Program Promosi Kesehatan dan Penyehatan

Lingkungan

1) Kurangnya komitment dan dukungan lintas program dan lintas sektor

dalam mendukung pencapaian rumah tangga ber-PHBS

2) Kurangnya kapasitas tenaga promkes di Kab/Kota dan Puskesmas untuk

melakukan pembinaan Rumah Tangga Ber-PHBS

3) Minimnya anggaran di Kab/Kota dan Puskesmas untuk melakukan

survey/pencatatan dan pelaporan Rumah Tangga Ber-PHBS

Page 137: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 126

4) Kurangnya kemampuan Kader dalam mengembangkan Psosyandu yang

menjadi UKBM untuk meningkatkan PHBS di masyarakat

5) Banyak desa siaga aktif masih berada pada tahap pratama dan madya

6) Belum semua desa memiliki Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

7) Kurangnya tenaga bidan sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar di

Poskesdes dan koordinator pemberdayaan masyarakat diwilayahnya.

8) Kurangnya anggaran daerah untuk membangun Poskesdes sebagai

UKBM yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dan melakukan

pemberdayaan masyarakat.

Adapun permasalahan dalam Program Kesehatan Lingkungan yaitu :

1. Keterbatasan sumber daya manusia dalam pengelolaan progran

kesehatan lingkungan, pengawasan kualitas air minum dan sanitasi

dasar di Kab/Kota dan Puskesmas serta adanya mutasi tenaga-tenaga

yang telah dilatih.

2. Keterbatasan sumber daya manusian atau tenaga terlatih dalam

pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit

3. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kegiatan kesehatan

lingkungan dan pengawasan kualitas air minum dilapangan

4. Kurangnya dukungan peraturan daerah dalam pelaksanaan

kegiatan kesehatan lingkungan, pengawasan kualitas air dan sanitasi

dasar serta pelaksanaan kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM)

5. Belum semua Puskesmas melaksanakan kegiatan Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat ( STBM)

6. Keterbatasan dana pendukung operasional pelaksanaan kegiatan

kesling pengawasan dan perbaikan kualitas air, sanitasi dasar dan

kegiata STBM di desa/kelurahan

Page 138: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 127

3. Pembinaan Program gizi Kesehatan Kerja dan Olahraga

4. Jumlah/penyebaran dan Kualitas SDM

Disparitas kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan kerja

dan olahraga baik di Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas masih

sangat terbatas sehingga menghambat pelaksanaan program baik di

Provinsi, Kabupaten/Kota maupun puskesmas

5. Penganggaran Program

Dukungan penganggaran di propinsi bersumber dari dana dekosentrasi

APBN dan DAK masih sangat terbatas sehingga pelaksanaan program baik di

Provinsi, Kabupaten/Kota maupun Puskesmas belum maksimal.

6. Definisi Operasional Program

Definis Operasinal Program Kesehatan Kerjadan Olahraga masih perlu

disosialisakan dengan baik di Kabupaten/Kota maupun tingkat puskesmas

7. Pencatatan danPelaporan

Belum optimalnya pelaksanaan sistim pencatatan dan pelaporan program

kesehatan kerja dan olahraga baik di Kabupaten/Kota maupun Puskesmas

sehingga masih sering terjadinya keterlambatan pengiriman laporan dari

Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Provinsi maupun ke Pusat

C. UPAYA PEMECAHAN MASALAH

• Program Kesehatan Keluarga

1. Untuk programer kesga propinsi dilakukan pembagian tugas memegang

program tertentu. Apabila programer belum pernah pelatihan maka akan

dikirim untuk mengikuti pelatihan di kemenkes atau mengikuti pelatihan

dipropinsi. Selain itu dilakukan penyebaran informasi mengenai program

dan indikator secara rutin kepada programer kesga propinsi oleh kepala

seksi kesga propinsi dan programer terlatih.

Page 139: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 128

2. Melakukan advokasi ke kab/kota mengenai penambahan jumlah dan

penyebaran petugas kesehatan secara proporsional.

3. Mengadakan pelatihan dan orientasi program dimana pesertanya adalah

programer kab/kota dan pusesmas terpilih.

4. Mengadakan on the job training atau penyebaran infomasi tentang program

kesga pada saat melakukan supervisi atau monitoring evaluasi.

5. Untuk propinsi, program kesga mengusulkan kegiatan berdasarkan prioritas

dan sesuai dengan menu kegiatan yang telah ditetapkan baik dalam

Dekosentrasi APBN maupun DAK.

6. Melakukan advokasi ke kab/kota untuk menganggarkan kegiatan dan

logistik program kesga dari dana APBD II atau DAK

7. Melakukan penguatan indikator melalui pertemuan diprovinsi terutama saat

pertemuan evaluasi program kesmas dan kesga

8. Melakukan pendampingan dan monev berjenjang kekab/kota dan

puskesmas.

9. Melakukan sosialisasi pencatatan pelaporan program kesga melalui drop

box

10. Melakukan update pencatatan pelaporan kesga melalui drop box

11. Melakukan advokasi ke kab/kota untuk melakukan penguatan sistem

pencatatan pelaporan ke petugas di fasyankes.

Berkoordinasi dengan seksi data untuk sinkronisasi

• Pembinaan Program Promosi Kesehatan dan Penyehatan

Lingkungan

1. Perlu dilakukan Advokasi dan koordinasi dengan pemerintah Kab/Kota

untuk dapat mendukung peningkatan kapasitas promosi kesehatan

Page 140: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 129

2. Perlu adanya dukungan pembiayaan dalam melaksanakan tindak lanjut

Program Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat di Kab/Kota, Puskesmas

dan Desa.

3. Perlu adanya pelatihan bagi petugas Promosi Kesehatan di Puskesmas.

4. Perlu adanya pembiayaan dalam melakukan survey PHBS di Rumah Tangga

melalui dana BOK.

5. Perlu adanya singkronisasi,baik struktur organisasi maupun pembiayaan

program antara Provinsi dan Kabupaten/Kota.

6. Penguatan Sumber daya manusia dalam kegiatan kesehatan lingkungan,

pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar di Kabupaten/Kota maupun

tenaga sanitarian di Puskesmas

7. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan kesehatan

lingkungan,pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar dilapangan

8. Sosialisai dan advokasi peraturan yang mendukung dalam pelaksanaan

kegiatan kesehatan lingkungan, pengawasan kualitas air, sanitasi dasar dan

kegiatan STBM

9. Peningkatan kerja sama lintas sektor terkait dan mitra kerja dalam

mempercepat program kesehatanlingkungan, akses air minum berkualitas,

sanitasi dasar dan STBM

10. Meningkatkan pertemuan koordinasi lintas program dan lintas sektor

terkait dlm pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan pengawasan

kualitas air, sanitasi dasar dan STBM baik tingkat Provinsi maupun di

Kab/Kota

• Pembinaan Program gizi Kesehatan Kerja dan Olahraga

1. Jumlah/penyebaran dan Kualitas SDM

Disparitas kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan kerja

dan olahraga baik di Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas masih

Page 141: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019 Page 130

sangat terbatas sehingga menghambat pelaksanaan program baik di

Provinsi, Kabupaten/Kota maupun puskesmas

2. Penganggaran Program

Dukungan penganggaran di propinsi bersumber dari dana dekosentrasi

APBN dan DAK masih sangat terbatas sehingga pelaksanaan program baik

di Provinsi, Kabupaten/Kota maupun Puskesmas belum maksimal.

3. Definisi Operasional Program

Definis Operasinal Program Kesehatan Kerjadan Olahraga masih perlu

disosialisakan dengan baik di Kabupaten/Kota maupun tingkat puskesmas

4. Pencatatan dan Pelaporan

Belum optimalnya pelaksanaan sistim pencatatan dan pelaporan program

kesehatan kerja dan olahraga baik di Kabupaten/Kota maupun Puskesmas

sehingga masih sering terjadinya keterlambatan pengiriman laporan dari

Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Provinsi maupun ke Pusat

Page 142: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi
Page 143: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi
Page 144: DINAS KINERJA KESEHATAN - kemkes.go.id · 2020. 3. 18. · Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi