bab ii rencana strategis dan penetapan kinerja 2.1 ... fileberkedudukan dan berfungsi antara lain...

17
Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012 Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 18 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA 2.1. Perencanaan Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP) Rencana strategis (Renstra) instansi pemerintah merupakan langkah awal dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang disusun dengan mengintegrasikan antara kehlian Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumberdaya lain agar mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal. Selain itu penyusunan renstra yang meliputi penetapan visi, misi, sasaran dan program juga mempertimbangkan perspektif- perspektif Stakeholder, Internal Business Process, Learning dan Growth serta Financial sehingga dapat mengarahkan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan tentang masa depannya, membangun operasi dan prosedur untuk mencapainya, dan menentukan ukuran keberhasilan/kegagalannya. Renstra berkedudukan dan berfungsi antara lain sebagai alat bantu yang terukur bagi rujukan penilaian kinerja lembaga dengan menggunakan sedapat mungkin 5 (lima) tolok ukur, yaitu masukan (inputs), keluaran (Outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits) dan dampak (impacts) sebagaimana dijelaskan pada pasal 17 PERMEN PAN Nomor 29 Tahun 2010. Dengan demikian, penilaian kinerja ini didasarkan atas 5 (lima) indikator sebagai berikut : 1. Dampak (impact ) yaitu dampaknya terhadap kondisi mikro yang ingin dicapai berdasarkan manfaat yang dihasilkan. 2. Manfaat (benefit) yaitu tingkat kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai nilai tambah bagi masyarakat, maupun pemerintah. 3. Hasil (outcome) yaitu tingkat capaian kinerja yang diharapkan terwujud berdasarkan keluaran (output) kebijakan atau program yang sudah dilaksanakan.

Upload: truongmien

Post on 05-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 18

BAB II

RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan (BKPPP)

Rencana strategis (Renstra) instansi pemerintah merupakan langkah awal

dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) yang disusun dengan mengintegrasikan antara kehlian Sumber Daya

Manusia (SDM) dan sumberdaya lain agar mampu memenuhi keinginan

stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik

internal maupun eksternal. Selain itu penyusunan renstra yang meliputi

penetapan visi, misi, sasaran dan program juga mempertimbangkan perspektif-

perspektif Stakeholder, Internal Business Process, Learning dan Growth serta

Financial sehingga dapat mengarahkan anggota organisasi dalam pengambilan

keputusan tentang masa depannya, membangun operasi dan prosedur untuk

mencapainya, dan menentukan ukuran keberhasilan/kegagalannya. Renstra

berkedudukan dan berfungsi antara lain sebagai alat bantu yang terukur bagi

rujukan penilaian kinerja lembaga dengan menggunakan sedapat mungkin 5 (lima)

tolok ukur, yaitu masukan (inputs), keluaran (Outputs), hasil (outcomes), manfaat

(benefits) dan dampak (impacts) sebagaimana dijelaskan pada pasal 17 PERMEN

PAN Nomor 29 Tahun 2010. Dengan demikian, penilaian kinerja ini didasarkan atas

5 (lima) indikator sebagai berikut :

1. Dampak (impact) yaitu dampaknya terhadap kondisi mikro yang ingin dicapai

berdasarkan manfaat yang dihasilkan.

2. Manfaat (benefit) yaitu tingkat kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai

nilai tambah bagi masyarakat, maupun pemerintah.

3. Hasil (outcome) yaitu tingkat capaian kinerja yang diharapkan terwujud

berdasarkan keluaran (output) kebijakan atau program yang sudah

dilaksanakan.

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 19

4. Keluaran (output) yaitu bentuk produk yang dihasilkan langsung oleh

kebijakan atau program berdasarkan masukan (input) yang digunakan.

5. Masukan (input) yaitu tingkat atau besaran sumber-sumber yang digunakan,

sumberdaya manusia, dana, material, waktu, teknologi dan sebagainya.

Untuk merealisasikan dan mewujudkan visi, maka dijabarkan misi yang akan

dicapai dalam kurun waktu tertentu. Kemudian, misi dijabarkan dan dituangkan

dalam tujuan dan sasaran stratejik organisasi berdasarkan hasil analisis lingkungan

internal dan eksternal yang merupakan kondisi spesifik yang ingin dicapai oleh

organisasi dalam memenuhi visi dan misinya. Tujuan dan sasaran tersebut

dijabarkan kembali dalam konsepsi yang lebih operasional dalam bentuk strategi.

Sasaran dan program yang telah ditetapkan berdasarkan Renstra dijabarkan

dalam perencanaan kinerja yang merupakan rencana dan komitmen kinerja untuk

suatu tahun tertentu. Perencanaan kinerja merupakan rencana capaian kinerja

tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan

kegiatan. Penyusunan rencana kinerja dilakukan pada setiap awal tahun anggaran,

seiring dengan penyusunan dan kebijakan anggaran serta merupakan komitmen

bagi instansi pemerintah untuk mencapainya dalam tahun yang bersangkutan.

Dokumen rencana kinerja terdiri dari sasaran, indikator sasaran, program,

kegiatan dan indikator kinerja kegiatan. Selain hal tersebut, berisi pula informasi

mengenai keterkaitan kegiatan dengan sasaran, kebijakan, dan program beserta

indikator kinerjanya sangat menentukan pencapaian tujuan dan sasaran instansi

Visi

Visi berkaitan dengan pandangan jauh ke depan yang menyangkut arah dan

tujuan instansi pemerintah agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis,

antisipatif, inovatif serta produktif. Dengan demikian, visi adalah suatu gambaran

menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin

diwujudkan instansi pemerintah.

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 20

Dalam konteks ini, untuk tercapainya peningkatan mutu dan produktivitas

pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga, maka telah ditetapkan visi BKPPP, yaitu :

Visi :

”Terwujudnya peningkatan ketahanan pangan masyarakat dan kualitas SDM pertanian, perikanan dan kehutanan Kabupaten Bandung”.

Penjelasan Makna Visi :

Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun

2002 tentang Ketahanan Pangan dinyatakan bahwa sistem ketahanan pangan

mencakup 3 subsistem, yakni : ketersediaan pangan, distribusi pangan dan

konsumsi pangan; serta merupakan tanggungjawab pemerintah dan masyarakat

(Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan)

Dengan demikian keberhasilan pengembangan ketahanan pangan suatu

daerah akan sangat tergantung pada upaya-upaya sinergis dan terkoordinasi dari

berbagai lembaga / instansi terkait pemerintah, organisasi non-pemerintah,

masyarakat dan dunia usaha.

Selanjutnya, pangan dan petani dapat diibaratkan sebagai dua sisi yang tidak

dapat dipisahkan dari satu keping uang logam yang sama, karena pangan adalah

hasil dari suatu proses produksi biologis dan petani adalah produsen sekaligus

sebagai konsumen.

Oleh karenanya, kemampuan daerah dalam meningkatkan ketersediaan

bahan pangan bagi penduduknya dapat dipengaruhi oleh kemampuan para petani

dalam meningkatkan hasil produksinya. Pada sisi inilah pentingnya terus

diupayakan peningkatan kualitas sumberdaya petani yang salah satunya dapat

ditempuh melalui berbagai penyuluhan pertanian.

Untuk menempuh Visi tersebut di atas, BKPPP telah menetapkan Misi sebagai

berikut :

1) Meningkatkan koordinasi Sinegritas dalam upaya peningkatan ketahanan pangan

melalui 3 subsistemnya (ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan).

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 21

2) Mengembangkan programa penyuluhan

3) Meningkatkan kualitas SDM Petugas Pelaku Utama dan Pelaku Usaha serta

Kelembagaan

4) Mengembangkan Sarana dan Prasarana Pendukung

2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

1. Tujuan Strategis

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu 1

(satu) sampai dengan 5 (lima) tahun ke depan. Tujuan tersebut ditetapkan dengan

mengacu pada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis

strategis. Selain itu, tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan

tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang. Diharapkan, tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,

kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Dengan demikian, tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari

pernyataan misi instansi pemerintah yang ditetapkan dengan memperhatikan

faktor-faktor penentu keberhasilan dari hasil analisi yang memadai terhadap

lingkungan baik internal maupun global.

Berdasarkan uraian ditas, maka telah ditetapkan tujuan strategis Badan

Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP) Kabupaten Bandung yaitu

berkembangnya Sistem Ketahanan Pangan dan Sumberdaya Manusia Petugas

Penyuluh dan Petani.

2. Sasaran Strategis

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah

dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam kurun waktu yang lebih

pendek dari tujuan. Selain itu dalam sasaran, dirancang pula indikator sasaran.

Yang dimaksud Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian

sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan, dimana pada setiap

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 22

indikator sasaran selalu disertai dengan rencana tingkat capaiannya (target)

masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu

tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam

rencana strategis.

Dengan demikian, sasaran merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam jangka

waktu 1 (satu) tahun yang berfokus pada tindakan dan alokasi sumberdaya

organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi.

Berdasarkan pengertian tersebut, pada tahun 2012 BKPPP menetapkan 5 sasaran

sebagai berikut :

1. Meningkatnya sarana dan prasarana penunjang kinerja organisasi

2. Meningkatnya koordinasi dalam upaya peningkatan ketersediaan, distribusi

dan konsumsi pangan.

3. Meningkatnya pengelolaan cadangan pangan daerah.

4. Meningkatnya programa penyuluhan

5. Meningkatnya kualitas SDM aparat/petugas dan petani

2.3. STRATEGIS PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Persoalan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan pada dasarnya terkait

dengan adanya pertumbuhan permintaan pangan yang lebih cepat dari pertumbuhan

penyediaannya. Permintaan pangan meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan

penduduk, pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat, serta perkembangan

selera. Dinamika sisi permintaan ini menyebabkan kebutuhan pangan di Kabupaten

Bandung meningkat dengan cepat, baik dalam jumlah, mutu dan keragamannya.

Sementara itu, kapasitas produksi pangan di Kabupaten Bandung terkendala oleh

adanya kompetisi pemanfaatan dan penurunan kualitas sumberdaya alam. Apabila

persoalan ini tidak dapat diatasi, maka dapat dipastikan akan mempengaruhi

ketahanan pangan Kabupaten Bandung.

Pada tingkat rumah tangga, persoalan yang menonjol dalam pemantapan

ketahanan pangan adalah masih adanya kelompok masyarakat yang mempunyai daya

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 23

beli rendah (miskin secara ekonomi), ataupun yang tidak mempunyai akses atas

pangan karena berbagai sebab. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka bukan tidak

mungkin Kabupaten Bandung akan kehilangan potensi dari sebagian sumberdaya

manusianya karena kualitasnya menurun.

Bila tidak diantisipasi secara dini, rawan pangan bisa saja terjadi terutama di

pedesaan, yang menggantungkan sebagian besar hidupnya dari sektor pertanian.

Sesuai dengan keadaan tersebut, maka strategi perwujudan ketahanan pangan yang

perlu dilaksanakan adalah: (a) membangun ekonomi berbasis pertanian dan pedesaan;

dan (b) menggerakkan tanggung jawab seluruh komponen pemangku kepentingan

(pemerintah dan masyarakat/swasta) untuk melaksanakan kewajiban dalam

memenuhi pangan bagi kelompok masyarakat miskin dan kemiskinan rawan pangan.

Pada sisi lain, Kabupaten Bandung mempunyai keunggulan komparatif

(comparative advantage) sebagai daerah pertanian. Keunggulan komparatif tersebut

merupakan fundamental perekonomian yang perlu didayagunakan melalui

pembangunan ekonomi sehingga menjadi keunggulan bersaing (competitive

advantage). Dengan begitu perekonomian yang dikembangkan di Kabupaten Bandung

memiliki landasan yang kokoh pada sumberdaya domestik, memiliki kemampuan

bersaing dan berdayaguna bagi seluruh rakyat Kabupaten Bandung.

Memperhatikan cakupan permasalahan tersebut di atas, kebijakan pembangunan

ketahanan pangan di Kabupaten Bandung diarahkan guna memperkuat seluruh

subsistem dalam sistem ketahanan pangan, yang meliputi; subsistem ketersediaan,

subsistem distribusi dan subsistem konsumsi pangan.

Pada sisi ketersediaan, kebijakan ketahanan pangan di Kabupaten Bandung

diarahkan untuk: (a) menjamin ketersediaan pangan; (b) mengembangkan

kemampuan pengelolaan cadangan pangan masyarakat; dan (c) meningkatkan

kapasitas produksi melalui optimalisasi pemanfaatan lahan untuk produksi pangan.

Pada aspek distribusi, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk: (a)

meningkatkan sarana dan prasrana distribusi pangan, sehingga efisiensi perdagangan

dapat ditingkatkan, termasuk di dalamnya mengurangi kerusakan bahan pangan akibat

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 24

distribusi yang tidak efeisien; (b) mengembangkan kelembagaan pengolahan dan

pemasaran di pedesaan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas distribusi

pangan serta percepatan nilai tambah.

Dalam hal konsumsi, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk: (a) menjamin

pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan bagi setiap rumah tangga dalam jumlah dan

mutu yang memadai, aman dikonsumsi dan bergizi seimbang; (b) semakin

meningkatnya efisiensi dan efektivitas intervensi bantuan pangan/pangan bersubsidi

kepada golongan masyarakat tertentu (golongan miskin, ibu hamil, balita gizi buruk,

dsb).

Dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah

menetapkan bagaimana hal tersebut akan dicapai, yaitu melalui penetapan kebijakan,

program dan kegiatan.

Kebijakan merupakan ketentuan yang telah disepakati pihak terkait yang

ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk dijadikan pedoman dan petunjuk bagi

setiap kegiatan aparatur pemerintah dan masyarakat agar tercapai kelancaran dan

keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi. Program

merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan dalam

rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Sedangkan kegiatan

merupakan usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pengertian tersebut, BKPPP menetapkan 3 (tiga) kebijakan utama

sebagai berikut :

1. Peningkatan dan pengembangan kinerja organisasi

2. Pengembangan ketahanan pangan

3. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan

Pada tahap implementasi, kebijakan-kebijakan tersebut dioperasionalisasikan

dalam bentuk program BKPPP yang diselaraskan dengan Permendagri No.13

Tahun 2007, adapun program-program BKPPP pada Tahun 2012 adalah sebagai

berikut :

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 25

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi (Pertanian/Perkebunan)

4. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan.

5. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan.

6. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan.

7. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan.

Tabel 5. Sasaran, kebijakan dan program BKPPP Tahun 2012

Sasaran Kebijakan Program

1. Meningkatnya koordinasi

dalam upaya peningkatan

ketersediaan, distribusi

dan konsumsi pangan

2. Meningkatnya

pengelolaan cadangan

pangan daerah.

Pengembangan Ketahanan

Pangan

1. Peningkatan Ketahanan Pangan

Pertanian dan Perkebunan

2. Peningkatan Kesejahteraan

Petani

3. Peningkatan Penerapan

Teknologi

(Pertanian/Perkebunan)

1. Meningkatnya programa

penyuluhan

2. Meningkatnya kualitas SDM

Petugas dan Petani

Revitalisasi Penyuluhan

Pertanian, Peternakan,

Perikanan dan Kehutanan

1. Pemberdayaan Penyuluh

Pertanian/Perkebunan Lapangan

2. Perlindungan dan Konservasi

Sumber Daya Hutan

3. Perencanaan dan

Pengembangan Hutan

Meningkatnya sarana dan

prasarana penunjang kinerja

organisasi

Peningkatan dan

pengembangan kinerja

organisasi

1. Pelayanan Administrasi

Perkantoran

2. Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

3. Program Peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur

4. Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan

Kebijakan Peningkatan dan pengembangan kinerja organisasi bertujuan

memfasilitasi berbagai kebutuhan sarana dan prasarana penunjang kinerja organisasi

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan. Sasaran yang ingin dicapai

adalah meningkatnya kinerja organisasi dalam rangka mendukung terlaksananya

berbagai program dan kegiatan organisasi.

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 26

Kebijakan Peningkatan Ketahanan Pangan bertujuan untuk memfasilitasi upaya

peningkatan koordinasi manajemen pembangunan ketahanan pangan. Sasaran yang

ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas koordinasi manajemen ketahanan pangan.

Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan meliputi : (1) Pemantapan koordinasi

ketahanan pangan yang dilaksanakan oleh lintas sektor dan lintas wilayah; (2)

Penyelenggaraan manajemen program dan kegiatan ketahanan pangan; (3)

Penyediaan belanja pegawai, barang dan jasa penyelenggaraan koordinasi ketahanan

pangan; (4) Penyediaan anggaran untuk operasional satuan kerja dalam rangka

mendukung pencapaian rencana kerja; (5) Terjaminnya ketersediaan pangan bagi

seluruh masyarakat; (6) Mantapnya distribusi pangan antar wilayah dan antar waktu

(7) Berkembangnya diversifikasi produksi dan konsumsi pangan; (8) Meningkatnya

kemandirian pangan masyarakat; serta (9) Meningkatnya kesadaran aparat, petani,

dan swasta dalam peningkatan ketahanan pangan.

Kegiatan pokok tersebut difokuskan pada upaya: (1) Peningkatan kapasitas

Kelembagaan Ketahanan Pangan; (2) Peningkatan Peran Daerah dalam Pengendalian

dan Stabilisasi Harga; (3) Percepatan Diversifikasi/Penganekaragaan Konsumsi Pangan;

(4) Penanganan Daerah Rawan Pangan; serta (5) Pemantauan dan Analisis.

Sedangkan Kebijakan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan

dan Kehutanan merupakan sebuah upaya untuk mendudukkan, memerankan dan

memfungsikan serta menata kembali penyuluhan pertanian agar dapat

diselenggarakan lebih produktif, efektif dan efisien.

Ada 2 (dua) aktivitas utama dalam Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Peternakan,

Perikanan, dan Kehutanan, yaitu :

- Pengembangan Penyuluhan, dan

- Program Aksi Penyuluhan.

Aktivitas Pengembangan Penyuluhan diarahkan untuk :

a) Mengembangkan Sistem dan Kelembagaan Penyuluhan

b) Mengembangkan Ketenagaan Penyuluhan

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 27

c) Mengembangkan Program dan Penyelenggaraan Penyuluhan

d) Penataan Pembiayaan Penyuluhan

Sedangkan Program Aksi Penyuluhan, meliputi :

a) Penguatan Kelembagaan Tani

b) Pengembangan dan Pelayanan Informasi dan Teknologi Agribisnis

c) Pengembangan Kemitraan Usaha Agribisnis

d) Peningkatan Kompetensi Penyuluh

2.4. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012

Pada tahap implementasi, kedua aktivitas tersebut dioperasionalisasikan dalam

bentuk program BKPPP yang diselaraskan dengan Permendagri No. 13 Tahun 2007,

adapun program-program BKPPP pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi (Pertanian/Perkebunan)

4. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

5. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

6. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

7. Program Pengembangan Sistem Penyuluh Perikanan

Pada tahun pelaksanaan 2012, kesebelas program tersebut dijabarkan ke dalam

39 kegiatan sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani bertujuan untuk memfasilitasi

peningkatan kapasitas masyarakat pertanian (petani, pekebun, peternak,

pembudidaya ikan, masyarakat di sekitar desa hutan) dalam upaya peningkatan

ketahanan pangan. Sasaran yang ingin dicapai adalah: (1) Meningkatnya

kemampuan petani dalam mengakses pangan di wilayahnya dengan harga dan

lokasi terjangkau serta pangan yang bermutu dan pola konsumsi yang lebih baik di

wilayah marjinal atau daerah rawan pangan; (2) Meningkatnya kemampuan peran

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 28

aktif petani dalam peningkatan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan

wilayah; (3) Meningkatnya permodalan bagi petani dalam mewujudkan ketahanan

pangan.

Kegiatan pokok yang perlu dilaksanakan difokuskan pada upaya: (1)

Pemberdayaan Ketahanan Pangan Masyarakat secara partisipatif; (2)

Penanggulangan kerawanan pangan; (3) Pengembangan Desa Mandiri; (4)

Pelatihan, pendampingan ketahanan pangan; dan (4) Pemantauan dan Analisis.

Pada pelaksanaan tahun 2012, program ini dijabarkan kedalam 4 kegiatan

meliputi :

1) Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis.

2) Penyuluhan dan Pendampingan Pelaku Agribisnis.

3) Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani.

4) Penyuluhan dan Bimbingan Diversifikasi Usaha Pertanian.

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan),

Program Peningkatan Ketahanan Pangan bertujuan untuk memfasilitasi

upaya peningkatan koordinasi manajemen pembangunan ketahanan pangan.

Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas koordinasi manajemen

ketahanan pangan. Kegiatankegiatan pokok yang akan dilaksanakan meliputi: (1)

Pemantapan koordinasi ketahanan pangan yang dilaksanakan oleh lintas sektor

dan lintas wilayah; (2) Penyelenggaraan manajemen program dan kegiatan

ketahanan pangan; (3) Penyediaan belanja pegawai, barang dan jasa

penyelenggaraan koordinasi ketahanan pangan; (4) Penyediaan anggaran untuk

operasional satuan kerja dalam rangka mendukung pencapaian rencana kerja; (5)

Terjaminnya ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat; (6) Mantapnya

distribusi pangan antar wilayah dan antar waktu (7) Berkembangnya diversifikasi

produksi dan konsumsi pangan; (8) Meningkatnya kemandirian pangan

masyarakat; serta (9) Meningkatnya kesadaran aparat, petani, dan swasta dalam

peningkatan ketahanan pangan.

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 29

Kegiatan pokok tersebut difokuskan pada upaya: (1) Peningkatan kapasitas

Kelembagaan Ketahanan Pangan; (2) Peningkatan Peran Daerah dalam

Pengendalian dan Stabilisasi Harga; (3) Percepatan Diversifikasi/Penganekaragaan

Konsumsi Pangan; (4) Penanganan Daerah Rawan Pangan; serta (5) Pemantauan

dan Analisis. Lokasi pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan adalah

Propinsi dan Kabupaten/Kota yang merupakan Sentra Pangan dan sedang

menghadapi masalah pangan.

Pada pelaksanaan tahunan 2012, di Kabupaten Bandung program ini

dijabarkan ke dalam 6 kegiatan APBD Kabupaten Bandung pada BKPPP, meliputi :

1) Penanganan Daerah Rawan Pangan.

2) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kebijakan Perberasan,

3) Pengembangan Cadangan Pangan Daerah.

4) Pengembangan Desa Mandiri Pangan.

5) Pengembangan Diversifikasi Pangan

6) Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan.

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi (Pertanian/Perkebunan)

Program peningkatan penerapan teknologi pertama/perkebunan dilaksanakan

melalui kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan

tepat guna. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah menngkatkan kualitas SDM

penyuluh dan SDM petani dengan menggunakan metode penyuluhan kaji terap dan

demplot, serta Bimbingan Teknis (BINTEK), dalam rangka meningkatkan produksi dan

produktifitas usaha tani.

4. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian / Perkebunan Lapangan

Dilaksanakan melalui kegiatan :

1) Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

2) Peningkatan kapasitas kesejahteraan penyuluh

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 30

Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah

1. Meningkatkan kualitas SDM penyuluh baik penyuluh PNS maupun penyuluh

swadaya, agar SDM penyuluh maupun memberikan motivasi dan lembaga kepada

kelompok tani

2. Meningkatakan kesejahteraan penyuluh melalui peningkatan biaya operasional

penyuluh (BOP) agar pembinaan petani lebih optimal

5. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan,

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan dilaksanakan melalui kegiatan

pelatihan dan Bimbingan pengoperasian Teknologi Peternakan Tepat guna. Tujuan

dilaksanakan kegiatan ini adalah meningkatkan SDM penyuluh peternakan melalui

pelatihan yang dapat meningkatkan motivasi dan etos kerja penyuluh serta

meningkatkan tata hubungan kerja antara penyuluh dan peneliti dalam rangka

transfer teknologi kepada pengguna (petani)

6. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan,

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan dilaksanakan melalui

kegiatan penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak keruksakan hutan.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah meningkatkan SDM penyuluh Kehutanan

baik penyuluh khutanan PNS maupun swadaya melalui BINTEK dan DEMPLOT, dalam

rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian hutan.

7. Program Penyuluhan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan Tepat Guna

Program Penyuluhan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan Tepat Guna,

dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan penerapan teknologi

pertanian/perkebunan tepat guna, tujuan dilaksanakannya kegiatan ini untuk

meningkatkan penerapan teknologi pertanian tepat guna melalui adopsi inovasi,

sehingga para petani mampu melaksanakan usaha tani secara efisien dan

menghasilkan produk yang berdaya saing.

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 31

8. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan dilaksanakan melalui kegiatan

penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan. Tujuan kegiatan ini

menunjukan produksi pertanian melalui penyiapan bibit yang berkualitas dengan

menggunakan metode penyuluhan DEMPLOT Pembibitan.

Sebagai penjabaran dari perencanaan strategis, keterkaitan kegiatan yang akan

dilaksanakan Tahun 2012 di atas dengan sasaran strategis yang ingin dicapai BKPPP

adalah sebagai berikut :

Sasaran 1 : Meningkatnya koordinasi dalam upaya peningkatan ketersediaan,

distribusi dan konsumsi pangan serta dalam pelaksanaan penyuluhan

pertanian/perkebunan, peternakan/perikanan dan kehutanan.

Tabel 6. Indikator Kinerja dan kegiatan Tahun 2012 berdasarkan Sasaran 2

Uraian

Kegiatan Indikator Kinerja

Target Kinerja 2012

Peningkatan pengetahuan, sikap dan

keterampilan kelompok tani dalam

menerapkan teknologi pertanian secara

optimal

350 Orang Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

Peningkatan pembinaan dalam kelompok

usaha ekonomi pedesaan dan

tumbuhnya kelompok tani yang maju,

mampu dan mandiri menjadi lembaga

ekonomi pedesaan

150 Orang Penyuluhan dan pendampingan Petani

dan Pelaku Agribisnis

Peningkatan pengetahuan, keterampilan,

sikap dan motivasi penyuluh pertanian

dalam mendukung pelaksanaan

pembangunan pertanian melalui

identifikasi terhadap 4 Gapoktan LDPM,

3 kelompok penerima LDPM serta

identifikasi 20 pengelolaan lumbung dan

fasilitasi 9 pengelolaan lumbung

100 % Peningkatan kemampuan Lembaga

Tani

Peningkatan pengetahuan, sikap dan

keterampilan kelompok tani dan petugas

dalam menerapkan diversifikasi usaha

komoditas pertanian, perkebunan dan

peternakan

120 orang Penyuluhan dan Bimbingan

Diversifikasi Usaha Pertanian

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 32

Sasaran 2 : Meningkatnya Pengelolaan Cadangan Pangan Daerah

Tabel 7. Indikator Kinerja dan kegiatan Tahun 2012 berdasarkan Sasaran 2

Uraian

Kegiatan Indikator Kinerja

Target Kinerja 2012

Peningkatan sinergitas program SKPD di

bidang ketahanan pangan 100 %

100 % Penanganan Daerah Rawan Pangan

Peningkatan dan pengembangan Sistem

penyaluran Raskin ke setiap RTM di 275

Desa/Kel

275 Desa/Kel Monitoring, evaluasi dan pelaporan

dan kebijakan Perberasan

Peningkatan Pengetahuan dan

Keterampilan peserta Pelatihan System

integrasi Usaha Tani Padi, Palawija, belut

dan Sapi bagi pelaku utama

120 Orang Pengembangan Cadangan Pangan

Daerah

Peningkatan dan pengembangan Mandiri

Pangan melalui identifikasi Potensi desa

mandiri pangan dan kemampuan desa

dalam mengurangi kerawanan pangan dan

gizi

5 Desa Pengembangan Desa Mandiri Pangan

Peningkatan kesadaran dan peran

kelompok/KWT serta PKK dalam konsumsi

pangan B3 untuk tercapainya peningkatan

skor PPH

40 KWT Pengembangan Diversifikasi Pangan

Peningkatan Pengetahuan dan

Ketrampilan peserta dalam penanganan

standar mutu, ucolap danpemetaan

wilayah

164 orang Peningkatan Mutu dan Keamanan

Pangan

Sasaran 3 : Meningkatnya Programa Penyuluhan

Tabel 8. Indikator Kinerja dan kegiatan Tahun 2012 berdasarkan Sasaran 3

Uraian

Kegiatan Indikator Kinerja

Target Kinerja 2012

Peningkatan Pengetahuan, ketrampilan,

sikap dan motivasi penyuluh pertanian

dalam mendukung pelaksanaan

pembangunan pertanian 100 %

100 % Peningkatan Kapasitas Tenaga

penyuluh Pertanian/Perkebunan

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 33

Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas SDM Aparat/Petugas Penyuluh dan Petani

Tabel 9. Indikator Kinerja dan kegiatan Tahun 2012 berdasarkan Sasaran 4

Uraian

Kegiatan Indikator Kinerja

Target Kinerja 2012

Peningkatan Pengetahuan sikap dan

keterampilan kelompok tani dalam

menerapkan adopsi teknologi pertanian

secara optimal

700 orang Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

Peningkatan Pengetahuan dan

Ketrampilan Penyuluh di Bidang

Perkanan, Peternakan, Pertanian

Kehutanan dan Pembenihan Ikan

176 Orang Penelitian dan pengembangan

Teknologi (Pertanian/Perkebunan)

Tepat Guna

Peningkatan Pengetahuan, sikap dan

Ketrampilan dalam pengkajian

Partisipatif penghijauan desa dan

kesadaran masyarakat terhadap

pentingnya kelestarian hutan

125 Orang Penyuluhan Kesadaran Masyarakat

mengenai Dampak Perusakan Hutan

Peningkatan Pengetahuan, sikap dan

Ketrampilan serta Pendapatan Kelompok

usaha perhutanan rakyat

240 Orang Pendampingan Kelompok Usah

Perhutanan Rakyat

Perencanaan strategis atau dokumen sejenis yang telah ditetapkan lembaga

dijabarkan dalam rencana kinerja untuk tahun yang bersangkutan. Rencana kinerja

tersebut menjabarkan sasaran dan program yang telah ditetapkan berdasarkan renstra

yang akan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pada Tahun Anggaran 2012.

Rencana kinerja disusun bersamaan dengan agenda penyusunan dan

kebijakan anggaran yang disertai penetapan rencana capaian kinerja tahunan untuk

seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kebijakan, serta menjadi

komitmen lembaga untuk mencapainya dalam tahun yang bersangkutan. Rencana Kinerja

Tahun 2012 BKPPP memuat informasi mengenai sasaran yang ingin dicapai dalam tahun

yang bersangkutan, indikator kinerja sasaran dan rencana capaiannya, program, kegiatan

serta kelompok indikator kinerja dan rencana capaiannya. Indikator kinerja kegiatan

meliputi indikator input, output, outcomes, Benefit, dan impact. Penetapan indicator-

indikator ini didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan

Rencana Strategis Lakip BKPPP 2012

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 34

sasaran yang ditetapkan, serta data pendukung yang terorganisasi sehingga keberhasilan

pencapaiannya dapat mengindikasikan sejauhmana keberhasilan pencapaian sasaran

pada tahun yang bersangkutan. Selain itu, Rencana Kinerja Tahun 2012 memuat informasi

mengenai keterkaitan kegiatan dengan sasaran dan keterkaitan kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan oleh setiap Bidang dan Sekretariat di lingkungan BKPPP.

Upaya pengukuran kinerja diakui tidak selalu mudah karena hasil capaian satu

indikator tidak semata-mata merupakan output dari satu program atau sumber dana,

akan tetapi merupakan akumulasi, korelasi, dan sinergi antara berbagai program dan

berbagai pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian,

keberhasilan mengenai terlaksana atau terwujudnya satu kegiatan tidak dapat diklaim

sebagai hasil dari satu sumber dana atau oleh satu pihak saja.

Mengingat kinerja tugas umum pemerintahan dan pembangunan pada tahun

anggaran tertentu bukanlah kinerja yang berdiri sendiri tetapi terkait dengan kinerja

tahun-tahun sebelumnya, maka sangat sulit dan hampir mustahil untuk mengukur atau

memberikan penilaian terhadap kinerja lembaga pada satu tahun anggaran sampai pada

tingkat atau indikator dampak, karena dari satu program atau kegiatan ada yang baru

dapat dinilai dalam jangka waktu lebih dari satu tahun sesuai dengan tujuan jangka

pendek, jangka menengah dan jangka panjang dari program itu.