dinas kesehatan provinsi lampung

7
A. Kondisi Geografis Berdasarkan pada profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (2011) terdapat 14 kabupaten/kota di Lampung dengan total jumlah penduduk 7.608.405 jiwa dan dengan jumlah layanan kesehatan untuk puskesmas sejumlah 270 puskesmas dan rumah sakit pemerintah dan swasta sejumlah 34 rumah sakit. Kasus AIDS dilaporkan pertama kali pada tahun 2002 dari Kabupaten Lampung Utara dengan faktor risiko penasun (pengguna napza suntik). Sampai dengan Juli 2012 seluruh kabupaten/kota di Provinsi Lampung telah melaporkan kasus HIV dan AIDS dengan jumlah kasus HIV dan AIDS kumulatif 979 kasus, dengan kasus AIDS kumulatif sejumlah 252 kasus dan HIV sejumlah 727 kasus. Dilihat per 5 tahun, yaitu: antara tahun 2002-2006 dan 2007-2011, terjadi perubahan Proporsi kasus HIV dan AIDS berdasarkan kelompok umur tahun 2002 sampai dengan 2006 tertinggi pada kelompok umur 25-49 tahun (59,8%) dan 20-24 tahun (33,5%), sedangkan pada tahun 2007 sampai dengan Juli 2011 pada kelompok umur 25-49 tahun (71,79%) dan 20-24 tahun (18,81%). Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui usia terendah kasus HIV pada kelompok umur di atas adalah 20 dan 25 tahun. Hal ini berarti jika sejak terinfeksi sampai masuk ke

Upload: kezziaauroraamanda

Post on 02-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hiv

TRANSCRIPT

A. Kondisi GeografisBerdasarkan pada profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (2011) terdapat 14 kabupaten/kota di Lampung dengan total jumlah penduduk 7.608.405 jiwa dan dengan jumlah layanan kesehatan untuk puskesmas sejumlah 270 puskesmas dan rumah sakit pemerintah dan swasta sejumlah 34 rumah sakit. Kasus AIDS dilaporkan pertama kali pada tahun 2002 dari Kabupaten Lampung Utara dengan faktor risiko penasun (pengguna napza suntik). Sampai dengan Juli 2012 seluruh kabupaten/kota di Provinsi Lampung telah melaporkan kasus HIV dan AIDS dengan jumlah kasus HIV dan AIDS kumulatif 979 kasus, dengan kasus AIDS kumulatif sejumlah 252 kasus dan HIV sejumlah 727 kasus.

Dilihat per 5 tahun, yaitu: antara tahun 2002-2006 dan 2007-2011, terjadi perubahan Proporsi kasus HIV dan AIDS berdasarkan kelompok umur tahun 2002 sampai dengan 2006 tertinggi pada kelompok umur 25-49 tahun (59,8%) dan 20-24 tahun (33,5%), sedangkan pada tahun 2007 sampai dengan Juli 2011 pada kelompok umur 25-49 tahun (71,79%) dan 20-24 tahun (18,81%). Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui usia terendah kasus HIV pada kelompok umur di atas adalah 20 dan 25 tahun. Hal ini berarti jika sejak terinfeksi sampai masuk ke kondisi AIDS lamanya 5 tahun, maka usia terendah saat terinfeksi sekitar 15-19 tahun (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2011).B. Kondisi Sosial Budaya

Perubahan sosial dapat diartikan perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.

Westernisasi adalah sebuah arus besar yang mempunyai jangkauan politik, sosial, budaya, dan teknologi. Arus ini bertujuan mewarnai kehidupan sehari-hari bangsa-bangsa dengan gaya Barat. Dengan banyak cara, westernisasi menggusur kepribadian suatu bangsa yang merdeka dan memiliki karakteristik yang unik. Kemudian bangsa tersebut dijadikan boneka yang meniru secara total peradaban Barat. Beberapa akibat yang sudah mulai dirasakan antara lain:

1. Gaya Hidup

Banyak sekali aspek yang sudah mulai digerogoti dengan berkembangnya Westernisasi. Gaya hidup orang sekarang yang lebih mementingkan gengsi dan kepraktisan tanpa mengetahui dampak buruk yang akan dirasakan selanjutnya. Di Lampung juga terdapat lokalisasi, salah satunya lokalisasi panjang di Lampung timur. Bahkan, para pekerja seksnya ada yang masih di bawah umur.

2. Cara Berpakaian

Gaya berpakaian negara Barat dianggap sesuai dengan budaya Timur yang dianut oleh bangsa Indonesia. Begitu pula yang terjadi pada sebagian besar masyarakat Lampung.3. Pergaulan Remaja

Perilaku negatif yang dilakukan remaja antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, seks bebas yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.

C. Kondisi EkonomiPembangunan yang kurang merata menyebabkan masyarakat Lampung memiliki tingkat pendapatan yang bervariasi, pada daerah yang mayoritas berpendapatan rendah cenderung memiliki pengetahuan yang kurang sehingga memiliki kesadaran yang rendah terhadap kesehatan. Misalnya seseorang dengan pengetahuan kurang yang mengalami batuk dalam waktu lama, cenderung menganggap kondisi tersebut sebagai hal biasa. Terlambatnya deteksi dini menyebabkan penanganan yang terlambat pula. D. Misi Promosi Kesehatan Menurut Ottawa Chartered (1986)

1. Enable

Menyadari masalah yang dihadapi dalam upaya pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS di Indonesia, khususnya kepada kaum muda usia 15-19 tahun, serta laporan yang menunjukkan bahwa tidak satupun kabupaten/kota yang luput dari kasus HIV dan AIDS, maka sangat tepat Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Lampung melaksanakan berbagai kegiatan pencegahan penularan HIV yang ditujukan kepada kaum muda/remaja. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah dance4life, atau yang lebih populer dituliskan menjadi dance4life.

Dance4life adalah gerakan global remaja (usia 13-19 tahun) yang dilakukan di 30 negara di dunia, termasuk Indonesia. Dance4life Indonesia mulai implementasi pada tahun 2004, namun program ini terhenti hingga mulai dihidupkan kembali pada tahun 2010. Dance4life internasional di Amsterdam Belanda memberikan kepercayaan kepada Rugers WPF indonesia menjadi national concept owner (NCO) yang bertanggung jawab penuh terhadap implementasi dance4life di Indonesia. Kegiatan dance4life ini melibatkan para remaja berperan aktif mencegah penularan HIV serta mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV. Kegiatan dance4life cukup unik dan menarik, karena mengkombinasi aspek edukasi HIV dan AIDS dengan seni musik terutama tarian kolosal. Kegiatan dance4life ditujukan kepada remaja yang berusia 13-19 tahun melalui empat tahap: inspire, educate, activate, celebrate.

Dance4life dilaksanakan di Provinsi Lampung, tepatnya di Kota Bandar Lampung dimulai tahun 2011 dengan jumlah sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah (SMA/SMK/MA) yang terlibat sebanyak 24 sekolah yang memasukkan kegiatan dance4life dalam kegiatan tambahan, sedangkan pada tahun 2012 jumlah SMP, SMA/SMK/MA yang terlibat juga sebanyak 24 sekolah. Adapun siswa dan siswi yang telag tergabung dalam program ini sejak tahun 2011-2012 berjumlah + 2.400 orang. Semakin banyak siswa dan siswi yang tergabung dalam program ini semakin banyak pula agen perubahan yang dihasilkan.2. Mediate

Dalam implementasinya, dibentuk steering committe yang terdiri dari lembaga swadaya masyarakat yang telah bekerja untuk isu remaja dan HIV dan AIDS yaitu PKBI Pusat, Yayasan Pelita Ilmu (YPI) dan Yayasan Aids Indonesia (YAI). Hingga tahun 2011 dance4life Indonesia telah berkembang dan bekerjasama dengan mitra lokal dilima provinsi, yaitu SIKOK Jambi, PKBI Lampung, YPI, PKBI DKI Jakarta, PKBI DI Yogyakarta dan YAPEDA Timika Papua (Rugers WPF Indonesia, 2012).

3. Advocate

Di Indonesia, berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) serta pemerintah tingkat propinsi melalui pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD). Menurut laporanberita dari Departemen Kesehatan RI (2012), hingga tahun 2012 pemerintah sudah menyediakan layanan HIV/AIDS di Indonesia, seperti 460 layanan Konseling dan Tes HIV Sukarela (KTS), 322 layanan perawatan serta pengobatan ARV, dan pelaksanaan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) mengenai pengendalian HIV/AIDS. Selain pemerintah, upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS juga dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap permasalahan HIV/AIDS. Beberapa LSM di Jawa Timur yang pernah terlibat dalam kegiatan pencegahan dalam rangka penanggulangan penyebaran HIV/AIDS misalnya Abdi asih, Hotline, PKBI, dan Sebaya (Hargono dan Umbul, 2004)