dinamika syariah

7
Sepeninggal wafat Nabi Muhammad SAW, dasar-dasar syariah yang fundamental serta umum sifatnya telah diletakkan secara lengkap dan memadai. Para sahabat lebih banyak melakukan upaya “Penerapan” (tathbiq) terhadap hukm-hukum syariah tersebut. Para sahabat juga melakukan pengembangan rantingnya (tafri’) dari ketentuan tersebut. Apabila dirasakan ada sesuatu yang belum diketahui ketetapan hukumnya, atau diperselisihkan diantara mereka, maka Dinamika Syariah

Upload: fitri-miftakhul-hikmah

Post on 07-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dinamik

TRANSCRIPT

Sepeninggal wafat Nabi Muhammad SAW, dasar-dasar syariahyang fundamental serta umum sifatnya telah diletakkan secara lengkap dan memadai.

Para sahabat lebih banyak melakukan upaya Penerapan (tathbiq)terhadap hukm-hukum syariah tersebut.

Para sahabat juga melakukan pengembanganrantingnya (tafri) dari ketentuan tersebut.

Apabila dirasakan ada sesuatu yang belum diketahui ketetapan hukumnya, atau diperselisihkan diantara mereka, maka dilakukan musyawarah atau semacam dialog tersebut untuk menemukan kesepakatan diantara mereka.

Apabila menghadapi masalah hukum maka dipelajarinya Kitabullah (Al Quran), dan apabila disana ditemukan nash/dalil yang dapat dijadikan dasar, maka diputuskan hukum ini dengan dalil tersebut.

Tetapi jika tidak ditemukan baik dari Kitabullah maupun sunnah Rasulullah SAW, maka ia bertanya kepada sahabat-sahabat lain.a. Apabila diantara mereka ada yang memberikan keterangan bahwa Rasulullah SAW pernah menetapkan hukum tentang masalah tersebut, maka ia mengikuti keputusan tersebut.

b. Apabila tidak ada yang memberikan kesaksian, maka ia mengumpulkan tokoh-tokoh sahabat dan bermusyawarah guna menetapkan masalah tersebut atau disebut dengan Ijmaas-sahabah.

Setiap akan menetapkan hukum seperti itu, selalu bertanya:Apakah Abu Bakar As Shiddiq pernah memutuskan hal tersebut?

Kalau sahabat ada yang pernah! Dan juga pernah dengan memutuskan yang begini.

Maka Umar bin Khattab r.a. mengikuti ketetapan Abu Bakar tersebut.

1. Banyak masalah-masalah baru yang dihadapi umat Islam dan pemerintahan Islam.

2. Banyak ditemui realitas lingkungan yang baru, yang tidak cukup diatasi dengan fatwa-fatwa hukum yang sebelumnya digunakan, tapi dibutuhkan penalaran baru untuk memecahkannya.3. Akhirnya dengan kondisi tersebut, dibutuhkan ijtihad-ijtihad baru yang harus dilakukan oleh para muhjtahid baik dari kalangan sahabat maupun taibin guna mencari solusi hukum.

1. Muncul dari para Mujtahid baru atas dasar didikan mujtahid sebelumnya (sahabat dan taibin).

2. Adapun dasar-dasar yang digunakan ijtihad dari para Mujtahid ialah:

a. Al Quran

b. As Sunnah

c. Al Ijma

d. Al Qiyas

e. Dan juga didasarkan atas tradisi masyarakat (Al Urf).f. Didasarkan atas dasar pilihan kemaslahatan umum (Al Mursalah).g. Atas dasar pilihan terbaik diantara kemungkinan yang ada (Al Istihsan).

h. Berdasar atas syariat umat terdahulu (Syaru man qablana).

1. Imam Said bin Al Musayyab di Madinah.2. Imam Ato bin ABi Rabah di Makkah.

3. Imam Ibrahim an Nakhoi di Kufah.

4. Imam Hasan Al Bashri di Bashrah.

5. Imam Makhul di Syam.

6. Imam Towus di Yaman.

1. Aliran pakar Hadits (Ahlu Al Hadits), yakni sangat terkait dengan teks-dalil naqli.2. Aliran Rasionalis (Ahlu Al Rayi), yang lebih mengedepankan hal-hal yang lebih rasional, substansialis (orientasi pada hakekat masalahnya) dan Ahlu Al Rayi ini lebih banyak mempertimbangkan realitas yang ada di tengah-tengah kehidupan umat manusia.

1. At Tasyri Al Am atau disebut At Tasyri Al Abady, yaitu ketetapan hukum yang berlaku sepanjang zaman dan mengikat semua orang Islam.

2. At Tasyri Az Zamany atau At Tasyri Al Wakty, yaitu yang berlaku pada suatu saat tertentu karena ada alasan tertentu.

Dinamika Syariah

Abu Bakar as Shiddiq r.a.

Umar Bin Khattab r.a.

Pada Saat Kekuasaan Islam Meluas

Penggalian Hukum Atas Dasar Kondisi Obyektif Lingkungan

Tokoh-Tokoh Ijtihad Pada Periode Taibin

Yang Mempunyai Kewenangan Membahas Hukum Islam (Syariah)

Pembagian Fatwa Hukum

Sumber Syariah

1. Al Quran

2. As Sunnah

3. Al Ijma

4. Al Qiyas

Sumber pokok/asli

a. Sumber penjelas

b. Sumber tambahan dari sumber pokok

a. Sumber penjelas

b. Sumber tambahan dari Al Quran dan As Sunnah

c. Sumber hasil Ijtihad

Menghubungkan atau mengkorelasikan dengan sumber pokok