dinamika resiliensi mantan pecandu narkoba sebagai upaya menciptakan stereotipe positif masyarakat

6
PENGEMBANGAN RESILIENSI MANTAN PECANDU NARKOBA SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN STEREOTIPE POSITIF MASYARAKAT Oleh: Nadia PalupiAyuningtyas Meida Winaryatmawati Titi Dwi Putrini Seftri Dariani PENDAHULUAN Dalam dekadeter akhirini, penyalah gunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu diperhatikan secara seksama dan multidimensional (MabesPolri, dalam Badan Narkotika Nasional, 2009).Sasangka (2003) menyatakan penggunaan narkoba menimbulkan efek ketergantungan baik ketergantungan fisik maupun psikologis. Pengguna narkoba harus berjuang keras untuk bisa tetap bertahan tidak menggunakan narkoba di tengah-tengah banyaknya godaan yang memicu mereka relapse. Kemampuan seseorang untuk tetap berdiri teguh ditengah- tengah banyaknya kesulitan yang dihadapinya ini disebut dengan resiliensi. Menurut Reivich dan Shatte (2002) resiliensi terdiri dari tujuh faktor yakni, regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, empati, causal analysis, efikasi diri, dan reaching out. LANDASAN TEORI A. Definisi Narkoba Narkoba adalah suatu zat, yang jika dimasukkan ke dalam tubuh, akan mempengaruhi fungsi fisik dan/atau

Upload: puspha-lestari-mulyandini

Post on 25-Nov-2015

93 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Dasar Rancangan Intervensi Komunitas

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN RESILIENSI MANTAN PECANDU NARKOBA SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN STEREOTIPE POSITIF MASYARAKAT

Oleh:Nadia PalupiAyuningtyasMeida WinaryatmawatiTiti Dwi PutriniSeftri Dariani

PENDAHULUANDalam dekadeter akhirini, penyalah gunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu diperhatikan secara seksama dan multidimensional (MabesPolri, dalam Badan Narkotika Nasional, 2009).Sasangka (2003) menyatakan penggunaan narkoba menimbulkan efek ketergantungan baik ketergantungan fisik maupun psikologis. Pengguna narkoba harus berjuang keras untuk bisa tetap bertahan tidak menggunakan narkoba di tengah-tengah banyaknya godaan yang memicu mereka relapse. Kemampuan seseorang untuk tetap berdiri teguh ditengah-tengah banyaknya kesulitan yang dihadapinya ini disebut dengan resiliensi.Menurut Reivich dan Shatte (2002) resiliensi terdiri dari tujuh faktor yakni, regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, empati, causal analysis, efikasi diri, dan reaching out.

LANDASAN TEORIA. Definisi NarkobaNarkoba adalah suatu zat, yang jika dimasukkan ke dalam tubuh, akan mempengaruhi fungsi fisik dan/atau psikologis (kecuali makanan, air atau oksigen). (WHO, 1982) dan menurut BNN Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika, Bahan/zat adiktif yang merupakan obat-obat yang sangat berbahaya untuk di salah gunakan.(BNN, 2003).Narkobaadalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.B. Definisi ResiliensiMenurutReivich&Shatte (2002) resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan, bangkit, dan menyesuaikan dengan kondisi yang sulit. Resiliensi adalah kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif ketika berhadapan dengan kesengsaraan atau trauma, yang diperlukan untuk mengelola tekanan hidup sehari-hari.Grotberg (dalam Schoon, 2006) menyatakan bahwa resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk menilai, mengatasi, dan meningkatkan diri ataupun mengubah dirinya dari keterpurukan atau kesengsaraan dalam hidup. Karena setiap orang itu pasti mengalami kesulitan ataupun sebuah masalah dan tidak ada seseorang yang hidup di dunia tanpa suatu masalah ataupun kesulitan.Berdasarkandefinisi di atas, dapat disimpulkan bahwa resiliensi adalah kemampuan untuk bertahan dan bangkit dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup.

C. Faktor Pembentuk ResiliensiReivich dan Shatte (2002), memaparkan tujuh kemampuan yang membentuk resiliensi, yaitu regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, empati, analisis penyebab masalah, efikasidiri, dan reaching out.

METODE ASESMENDalam proses asesmen, kami berpedoman pada teori Health Belief Model (HBM). Konsepasli yang mendasari HBM adalah bahwa perilaku kesehatan ditentukan oleh keyakinan pribadi atau persepsi tentang penyakit dan strategi yang tersedia untuk mengurangi terjadinya penyakit (Hochbaum, 1958). Persepsi pribadi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan intrapersonal.Teori ini dituangkan dalam lima segi pemikiran dalam diri individu, yang mempengaruhi upaya yang ada dalam diri individu untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, yaitu perceived susceptibility (kerentanan yang dirasakan/ diketahui), perceived severity (bahaya/ kesakitan yang dirasakan), perceived benefit of action (manfaat yang dirasakan dari tindakan yang diambil), perceived barrier to action (hambatan yang dirasakan akan tindakan yang diambil), cues to action (isyarat untuk melakukan tindakan). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan self efficacy atau upaya diri sendiri untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya.Dalam HBM terdapat tiga faktor penting, yaitu :1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya mengubah perilaku.3. Perilaku itu sendiri.Ketiga faktor di atas dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku dapat memberikan keuntungan, penilaian individu terhadap perubahan yang ditawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomendasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba perilaku yang serupa.

SUBJEK Mantan pecandu narkoba Petugas panti rehabilitasi Masyarakat

ALAT PENGUMPUL DATAKuesioner Mantan Pecandu Narkoba1.Apa saja kerentanan dari mengonsumsi dalam pemahaman anda?

2.Dari kerentanan yang anda ketahui, mengapa anda memilih untuk mengonsumsi narkoba?

3.Bahaya apa yang anda rasakan karena mengonsumsi narkoba?

4.Menurut anda, bagaimana pandangan masyakat terhadap diri anda ketika mengonsumsi narkoba?

5.Menurut anda, bagaimana pandangan masyakat terhadap diri anda ketika anda memutuskan untuk berhenti mengonsumsi narkoba?

6.Faktor apa yang paling mempengaruhi Anda untuk berhenti mengonsumsi narkoba? Berikan alasannya.

7.Bagaimana sikap dan perilaku masyarakat kepada Anda setelah berhenti mengonsumsi narkoba?

Stakeholder (pengurus panti rehabilitasi & masyarakat)1.Bagaimana kondisi fisik dan psikis mantan pencandu ketika mereka memutuskan untuk berhenti mengonsumsi?

2.Apakah ada perbedaan pandangan masyarakat terhadap para pecandu narkoba ketika mengonsumsi dan saat menjadi mantan pecandu narkoba?

3.Bagaimana sikap dan perilaku Anda saat berada di lingkungan yang sama dengan mantan pecandu narkoba?

4.Bagaimana pendapat Anda mengenai seorang mantan pecandu narkoba?