dimensi pembinaan professionalisme dokter dan...

85
DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN DOKTER GIGI Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Upload: lamdieu

Post on 06-Mar-2019

261 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN DOKTER GIGI

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 2: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

Herkutanto

• Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia

• Konsil Kedokteran Indonesia, 2014-2019

• Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, 2011-2014

Page 3: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

INTRODUKSI

• Salah satu tugas KKI adalah mempertahankan professionalisme dokter setelah memperoleh STR melalui Divisi Pembinaan

• Model praktik profesi dokter dapat berbentuk (1) hanya melayani pasien saja; (2) melayani pasien dan mendidik; (3) melayani pasien dan meneliti

• Pada pelayanan medis yang disertai pendidikan dokter dan penelitian medis berpotensi terjadi penyimpangan yang mengancam keselamatan pasien

Page 4: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

ISSUE UTAMA (1)

• Pembinaan oleh KKI untuk Pelayanan medis masih memiliki beberapa tantangan; khususnya dalam pehamaman professionalisme.

– Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai hak yang timbul karena pendidikan dan pengalaman, dan bukannya sebagai pemberian (hak khusus) oleh otoritas yurisdiksi (negara, RS)

– Menganggap putusan MKDKI sebagai hukuman yang perlu dilawan dengan upaya hukum

Page 5: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

ISSUE UTAMA (2)

• Pembinaan yang dilakukan KKI masih terfokus pada

dokter yang melakukan pelayanan semata, belum

menyentuh pada pelayanan yang disertai

pendidikan dokter dan penelitian medis.

– Belum ada Pedoman pelayanan medis yang disertai

pendidikan dokter pada rumah sakit pendidikan

– Belum ada Pedoman pelayanan medis yang disertai

penelitian medis pada rumah sakit pendidikan

Page 6: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

URUTAN PAPARAN

1. .

Page 7: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

URUTAN PAPARAN

1. Penyamaan persepsi tentang professionalisme

2. Mekanisme penegakan profesionalisme pada tataran negara dan fasilitas pelayanan kesehatan

3. Makna penegakan disiplin profesi

4. Professionalisme dalam pendidikan kedokteran

5. Professionalisme dalam penelitian kedokteran

Page 8: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG PROFESSIONALISME

1

Page 9: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

(Schellekens, W : Patient Safety Conference, European Union Presidency Luxembourg, 4 – 5 April 2005)

ALASAN UTAMA MELAKUKAN REGULASI KUALITAS TENAGA KESEHATAN

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 10: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PROFESSIONALISME ……..?

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 11: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

MISPERSEPSI PROFESSIONALISME

Profesionalisme BUKAN:

• Telah menjalani pendidikan tertentu yang dibuktikan dengan suatu sertifikat

• Kompeten karena telah berpengalaman

• Memperoleh privilege dari masyarakat karena secara historis “pekerjaan” ini dikenal keluhurannya sehingga timbul “trust” dari masyarakat

Page 12: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

MELURUSKAN MISPERSEPSI PROFESSIONALISME

Profesionalisme :

• Bukan hanya telah menjalani pendidikan tertentu yang dibuktikan dengan suatu sertifikat

• Kompetensi saja tidak cukup, diperlukan komponen perilaku

• Memperoleh privilege dari masyarakat bukan karena alasan historis, tetapi telah lolos proses penapisan konsil, dan privilege tersebut dapat dicabut kembali

Page 13: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

COMMON MISUNDERSTANDING

A competent practitioner automatically possesses privilege to

provide particular services in hospitals

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 14: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

SOCIAL CONTRACT PROFESSIONALS - COMMUNITY

Self credentialing Self licensing

Moral responsibility High standard of competence

Market control Working condition

PROFESSIONALISM

William M Sullivan, Medicine under threat: Professionalism and professional identity, CMAJ 2000:162(5): 673

Clinical privilege

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 15: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

HAKEKAT PROFESSIONALISME

PROSES MEMBAYAR HUTANG

Kelompok profesi membayar kembali “clinical privilege” yang diterima melalui suatu sistem

Dengan cara

Menjaga moralita ................. aspek afektif

Menjaga kompetensi ........... aspek kognitif

FOKUS PADA KLIEN, BUKAN PADA KEPENTINGAN DIRI SENDIRI

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 16: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

MELURUSKAN MISPERSEPSI PRIVILEGE

Privilege:

• Pengecualian atas larangan untuk memasuki wilayah / untuk beraktifitas pada yurisdiksi (wilayah) tertentu

• Pengecualian atas larangan (=privilege=) diberikan oleh Otoritas yurisdiksi tersebut

• Dengan memperoleh privilege, seseorang memperoleh (hak khusus, yang dapat dicabut kembali) untuk melakukan aktifitas dalam yurisdiksi tertentu

Page 17: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

MELURUSKAN MISPERSEPSI CLINICAL PRIVILEGE

Clinical Privilege:

• Pengecualian atas larangan untuk melakukan aktifitas klinis pada yurisdiksi tertentu (yang dapat dicabut lagi)

• Pengecualian atas larangan (=clinical privilege=) diberikan oleh Otoritas yurisdiksi tersebut (Negara / KKI, Rumah Sakit, Fasyankes)

• Dengan Kompetensi saja tidak serta merta memperoleh seorang praktisi dapat memperoleh privilege melakukan aktifitas klinis pada yurisdiksi tertentu

Page 18: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

COMPETENCE vs PRIVILEGE

COMPETENCE

• Kemampuan yang dimiliki seorang dokter untuk melakukan tindakan medis

• Karakteristik yang melekat pada pribadi seseorang

• Diperoleh secara pribadi melalui pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja

PRIVILEGE (AUTHORITY )

• Kewenangan yang diberikan oleh “penguasa” kepada dokter untuk melakukan tindakan medis ditempat (RS) tertentu

• Dapat dicabut (dilarang melakukan pelayanan tersebut dalam jurisdiksi tertentu) oleh pemberi kewenangan (“penguasa”)

Page 19: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

Status Professional Dokter / Gigi

PRAKTIK KEDOKTERAN / GIGI

BUKAN HAK, TETAPI PRIVILEGE

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Ditentukan oleh ada / tidaknya clinical privilege (yang diberikan KKI / FASYANKES)

Bagaimana Caranya Memperoleh Clinical Privilege ?

Page 20: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

“Turf Battles”

• Mengapa clinical privilege menjadi isue ..?

• Siapa yang berhak untuk menetapkan clinical privilege suatu profesi ..?

• Bagaimana bila clinical privilege di claim profesi lain ..?

Page 21: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

MEKANISME PENEGAKAN PROFESIONALISME PADA TATARAN NEGARA DAN FASILITAS PELAYANAN

KESEHATAN

2

Page 22: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

Pasal 36

Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki Surat Izin Praktik (SIP)

Pasal 38

Persyaratan untuk mendapatkan SIP :

1. STR

2. Tempat praktik

3. Rekomendasi dari organisasi profesi

Undang-undang RI No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

entering The profession

Page 23: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

Registered Practitioners

Medical Council

Masyarakat / Pasien

Clinical privilege

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 24: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

Fit

Credentialing

Registered

Practitioners

Clinical Privilege

Re-Credentialing Medical Practice

Disciplinary

Tribunal

IMMIGRATION

STATE STATE

STATE

MEDICAL COUNCIL

MEDICAL COUNCIL

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 25: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

TUJUAN REGULASI DOKTER/ GIGI MELALUI MEKANISME KREDENSIAL

Proteksi Masyarakat (protecting the people) • Akuisisi yurisdiksi oleh otoritas

– UU Praktik Kedokteran, Medical Bylaws

• Entering to the Profession – Registration: who is safe to provide services

• Expelling from the Profession – Disciplinary Measures: unsafe practitioners

The profession …..?

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 26: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

DASAR HUKUM MELAKUKAN KREDENSIAL

1. UUNo. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran • Pasal 51 a: Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai kewajiban memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

2. UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

• Pasal 29 r: Dalam peraturan staf medis Rumah Sakit (medical staff bylaw) antara lain diatur kewenangan klinis (Clinical Privilege).

3. PERMENKES 755 Tahun 2011 tentang Komite Medis

• Pasal 3(1) dan (2): setiap pelayanan medis yang dilakukan staf medis di rumah sakit dilakukan berdasarkan clinical privilege yang direkomendasikan komite medik

Page 27: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

UNDANG-UNDANG RUMAH SAKIT Pasal 29

(1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban :

a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat;

b. Dwt, dst

r. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws);

• Penjelasan Pasal 29 huruf r

Yang dimaksud dengan peraturan internal Rumah Sakit (Hospital bylaws) adalah peraturan organisasi Rumah Sakit (corporate bylaws) dan peraturan staf medis Rumah Sakit (medical staff bylaw) yang disusun dalam rangka menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan tata kelola

klinis yang baik (good clinical governance). Dalam peraturan staf medis Rumah Sakit (medical staff bylaw) antara lain diatur kewenangan klinis (Clinical Privilege).

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 28: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

UNDANG-UNDANG NO. 44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT

Pasal 46

Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit.

Penjelasan:

Cukup jelas

Justifikasi Clinical Governance di Rumah Sakit Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 29: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

CREDENTIALING GLOSSARY

Terminologi Terjemahan Penjelasan

Clinical Appointment (CA)

Penugasan Klinis

hak khusus seorang staf perawat untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment).

Clinical Privilege List (CP)

Daftar Kewenangan Klinis

penugasan kepala/direktur rumah sakit kepada seorang staf perawat untuk melakukan sekelompok asuhan keperawatan dirumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya

White Paper (WP)

Buku Putih dokumen yang memuat kriteria untuk menyatakan bahwa seorang perawat kompeten untuk melakukan tugas dalam suatu CP tertentu yang telah terdelinasi

Peer Group (PG)

Mitra Bestari sekelompok staf perawat dengan reputasi dan kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi keperawatan

29

Page 30: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PROSES KREDENSIAL

Praktisi Medis

Buku Putih Clinical Privilege

~ Mitra Bestari

Aplikasi Clinical Privilege

Rekomendasi Clinical Appointment

30

Page 31: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

SEGITIGA KREDENSIAL (Herkutanto, 2009)

Buku Putih

Clinical Privilege

DAFTAR Mitra Bestari

Formulir

Clinical Privilege

05/11/2018 31

Page 32: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

CLINICAL PRIVILEGE

Cricothyrotomy

Endotracheal (Nasal/Oral)

Neuromuscular blockade

Mechanical ventilation

Percutaneous

transtracheal ventilation

Therapeutic decompression

risk

risk

risk

risk

risk

risk

CREDENTIALING

05/11/2018 32

Page 33: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

COMPETENCE

evidence that “you have done it”

Competence = +

evidence that “you did it well”

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 34: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

BUKU PUTIH (white paper) • Dokumen yang memuat syarat2 / kriteria kapan seorang dokter dianggap

kompeten untuk melakukan pelayanan medis tertentu dengan aman

• Suatu pelayanan medis tertentu dapat saja dilakukan oleh beberapa

dokter dengan spesialisasi berbeda asalkan telah memenuhi Memuat

syarat2 / kriteria dalam white paper

• Suatu white paper memuat syarat2 / kriteria

– kualifikasi pendidikan / pelatihan,

– jumlah kasus yang telah ditangani,

– keikutsertaan dalam organisasi profesi / seminat, dll

05/11/2018 34

Page 35: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PERAN BUKU PUTIH TERKAIT CLINICAL PRIVILEGE

• Merupakan tolok ukur bagi komite medis untuk

merekomendasikan clinical privilege bagi seorang

dokter melalui proses credential

• Instrumen untuk mendukung pembuktian legalitas

dokter berwenang melakukan pelayanan medis

tertentu di rumah sakit

05/11/2018 35

Page 36: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

TAHAP INISIASI

• Setiap rumah sakit membutuhkan white paper untuk memberikan clinical privilege bagi dokter

– SMF / Departemen berkepentingan untuk berkontribusi menyusun white paper untuk menjamin mutu dan keamanan pelayanan medis dibidangnya

– SMF / Departemen mengidentifikasi kebutuhan untuk menyusun white paper pelayanan medis dibidangnya

• SMF / Departemen mengajukan permohonan kepada Direktur Rumah Sakit untuk menyusun white paper untuk pelayanan medis tertentu

• Direktur Rumah Sakit meminta komite medis untuk menyusun white paper untuk pelayanan medis tertentu tersebut

Page 37: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

TAHAP PERSIAPAN

• Komite medis membentuk Tim Penyusun White Paper (TPWP) yang anggotanya adalah – unsur dari Komite Medis

– representasi dari disiplin ilmu yang kompetensinya terkait dengan white paper yang akan disusun.

• Komite medis mempersiapkan akses untuk memperoleh acuan / rujukan untuk menyusun white paper tersebut dari kolegium terkait dan regulasi yang terkait pelayanan medis tersebut

• Komite medis membuat template dokumen white paper

Page 38: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

TAHAP PELAKSANAAN

1. unsur dari Komite Medis memimpin rapat TPWP dan menjelaskan bahwa yang akan disusun adalah satu white paper yang berlaku bagi setiap kelompok spesialisasi yang terkait dengan pelayanan medis tersebut

2. Setiap disiplin profesi kedokteran menyusun elemen white paper yaitu syarat2 / kriteria kapan seorang dokter dinyatakan kompeten untuk melakukan pelayanan medis tertentu dengan aman yang meliputi:

kualifikasi pendidikan / pelatihan,

jumlah kasus yang telah ditangani,

keikutsertaan dalam organisasi profesi / seminat, dll

Page 39: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

TAHAP PELAKSANAAN

3. Seluruh anggota TPWP membahas masukan elemen white paper dari SMF terkait

4. Seluruh anggota TPWP menyepakati elemen white paper dan menyusun satu white paper dengan template yang disediakan komite medik

5. Ketua TPWP menyerahkan draft white paper kepada ketua komite medik secara resmi dengan surat tertulis

6. Komite medik menelaah white paper dan menyempurnakannya dengan tetap mengindahkan hal2 prinsip yang telah disepakati anggota TPWP

7. Komite medik menyerahkan draft final white paper kepada Direktur RS

8. Direktur Rumah Sakit mengesahkan White Paper dalam bentuk Keputusan Direktur dan memberlakukannya di rumah sakit

Page 40: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

TAHAP PENGESAHAN DAN IMPLEMENTASI

9. Direktur Rumah Sakit mengesahkan White Paper dalam bentuk Keputusan Direktur dan memberlakukannya di rumah sakit

10. Direktur Rumah Sakit mendiseminasikan informasi terkait white paper tentang pelayanan medis tersebut kepada seluruh jajaran rumah sakit

Page 41: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

RUJUKAN REGULASI PENYUSUNAN WHITE PAPER UNTUK KOMPETENSI YANG SAMA DARI BEBERAPA DOKTER SPESIALIS AYNTG BERBEDA

• Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 42 Tahun 2016 Tentang Pengesahan Kompetensi yang sama dalam standar Kompetensi Bidang Spesialisasi Yang berbeda untuk Dr/Drg

• Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia No. 20 / KKI/KEP/VII/2016 Tentang Pengesahan Buku Putih Kompetensi Stenting pada Arteri Karotis Dalam Bidang Spesialisasi Kedokteran Yang Berbeda

• Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia No. 2 / KKI/KEP/XI/2016 Tentang Pengesahan Buku Putih Kompetensi Kemoterapi Dalam Bidang Spesialisasi Kedokteran Yang Berbeda

Page 42: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai
Page 43: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

TUJUAN PENGATURAN Pemberian Kewenangan Klinis

Pasal 2

1. menjamin mutu pelayanan kedokteran demi melindungi keselamatan pasien

2. memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi Dokter dan Rumah Sakit dalam melakukan pelayanan spesialistik tertentu

3. panduan pada kolegium dalam membuat Buku Putih.

4. memberikan kejelasan dalam pemberian kewenangan klinis Dokter dalam kompetensi klinis yang sama dari beberapa disiplin ilmu kedokteran

Panduan bagi Rumah Sakit dalam menyusun buku putih

Page 44: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

Substansi Dalam Buku Putih

Pasal 3

(1) Buku Putih memuat kriteria kompetensi klinis yang harus dimiliki oleh setiap Dokter yang akan melakukan pelayanan di Rumah Sakit

(2) Kriteria kompetensi klinis dalam Buku Putih meliputi

1. pendidikan formal

2. pelatihan formal

3. pengalaman menangani kasus secara baik dalam periode tertentu

Page 45: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

Persiapan Penyusunan Buku Putih

Pasal 4

Spesialis terkait menyusun dan menetapkan bersama kriteria kompetensi klinis dengan mempertimbangkan aspek

a. disiplin ilmu kedokteran terkait;

b. Pendekatan sistemik;

c. pendekatan organ;

d. pendekatan mekanisme tindakan.

Page 46: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PERUBAHAN BUKU PUTIH

Pasal 9

(1) Buku Putih dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteranserta peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam hal terdapat perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran serta peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka wajib dilakukan penyesuaian Buku Putih

Page 47: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

Permohonan Memperoleh Kewenangan Klinis

Pasal 10

(1) Dokter agar berwenang melakukan pelayanan kedokteran / tindakan pada kompetensi klinis yang sama dari beberapa disiplin ilmu kedokteran di Rumah Sakit wajib membuktikan pemenuhan kriteria kompetensi klinis sesuai dengan Buku Putih.

(2) Komite medik wajib melakukan verifikasi permohonan dan bukti pemenuhan kriteria kompetensi klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Page 48: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

Penilaian Komite Medis dan Pengakuan Rumah Sakit

Pasal 11

(1) Dokter yang telah memiliki kewenangan klinis berwenang melakukan pelayanan di Rumah Sakit.

(2) Masing-masing Dokter yang memiliki kewenangan klinis dalam memberikan pelayanan kedokteran di Rumah Sakit harus sesuai dengan ketentuan dalam Buku Putih

(3) Fasilitas atau instalasi untuk pelayanan kedokteran ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit dan dapat dimanfaatkan oleh dokter dari beberapa disiplin ilmu

Page 49: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

KEWAJIBAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

BERDASARKAN BUKU PUTIH

Pasal 12

(1) Setiap Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan Kedokteran pada kompetensi klinis yang sama dari beberapa disiplin ilmu harus berdasarkan Buku Putih

(2) Komite medik di Rumah Sakit atau tim yang dibentuk oleh Kepala Rumah Sakit menerbitkan rekomendasi kewenangan klinis bagi Dokter untuk dapat melakukan pelayanan kedokteran melalui proses kredensial dan rekredensial dengan berdasarkan Buku Putih

(3) Berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Rumah Sakit menerbitkan surat penugasan klinis (clinical appointment) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 50: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 13

(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan sesuai kompetensi klinis dalam Buku Putih dilakukan oleh KKI, MKKI, dan Kolegium terkait

(2) Komite medik melakukan pengawasan terhadap pelayanan kedokteran

(3) KKI, MKKI, dan Kolegium terkait melakukan pembinaan dan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan Peraturan KKI ini

(4) Dokter yang melakukan pelanggaran ketentuan dalam Peraturan KKI ini dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(5) Ketua Komite Medik melalui Kepala Rumah Sakit melaporkan secara tertulis pelanggaran yang dilakukan oleh Dokter ke Kolegium terkait dan KKI

Monev KKI

Akreditasi KARS

Page 51: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PERLINDUNGAN HUKUM Pasal 15

Kolegium terkait yang menaati

ketentuan dalam Peraturan KKI ini,

Dokter yang disiplin ilmunya diampu

oleh Kolegium tersebut dilindungi

oleh hukum dalam melakukan

pelayanan kedokteran di Rumah

Sakit.

Rumah sakit mentaati Peraturan Menteri Kesehatan nomor 755 Tahun 2011 Tentang Komite Medis

Komite Medis mentaati Peraturan Konsil nomor 42 Tahun 2016 (white paper)

Page 52: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

1. Pengesahan buku putih kompetensi stenting pada arteri karotis dalam bidang spesialisasi kedokteran yang berbeda (Kepkonsil no 20 th 2016)

2. Pengesahan buku putih kompetensi kemoterapi dalam bidang spesialisasi kedokteran yang berbeda (Kepkonsil no 28 th 2016)

Buku putih yang telah disahkan KKI

Page 53: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

MAKNA PENEGAKAN DISIPLIN PROFESI

3

Page 54: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

SPIRIT TINDAKAN DISIPLIN

BUKAN MENGHUKUM DOKTER

MENGEDEPANKAN PROTEKSI PASIEN

How to expell from the profession

Page 55: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

Theory of the Bad Apple

Mekanisme pendisipilinan

Membuang apel busuk

Expelling form the professions

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 56: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PERBEDAAN ETIKA PROFESI vs DISIPLIN PROFESI vs. HUKUM

ETIKA Masalah Moral

Baik - Buruk

Dilemma Norma Internal (etika profesi)

Kehormatan Profesi – Kualitas Moral

MKEK – Org.Profesi

Anggota Profesi

Lingkup - sasaran:

Diri sendiri

DISIPLIN Standar Profesi / Perilaku-

Pelayanan

Pelanggaran Standar profesi (Benar – Salah)

Kualitas Profesi (Pelayanan-Perilaku)

KONSIL – Joint Commission Anggota Profesi Masyarakat Pemerintah

Lingkup - sasaran: Pasien / Klien

Underskilled Communication

Problems Sexual harrashment

HUKUM

• Norma Hukum

• Pelanggaran Norma Hukum ( Benar – Salah)

• Kedamaian (mencegah – mengatasi konflik)

– Perdata - Pidana

• PENGADILAN

– Hakim

– Penggugat/Jaksa

– Tergugat / terdakwa

• Lingkup - sasaran:

– Dokter

– Rumah Sakit

• Kelalaian

Page 57: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PARADIGMA DALAM MENANGANI SUATU KASUS DISIPLIN PROFESI

Tujuan pembuktian suatu kasus :

• Mencari apakah memang ada perilaku profesi yang dilanggar (dengan berbagai gradasi pelanggaran)

– Unprofessional Conduct - Professional Misconduct • Mencari bentuk “remedial” agar masyarakat diproteksi

terhadap pelanggaran perilaku tersebut

Tindakan disiplin TETAP dilakukan walaupun

TIDAK ADA pelanggaran hukum

Page 58: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

SUBSTANSI NORMA DISIPLIN • Tidak dirumuskan secara restriktif seperti hukum pidana (norm &

sanctum)

– Menggunakan nilai2 luhur profesi

– Memerlukan interpretasi majelis

• Pembedaan berdasar derajat keparahan pelanggaran

– UNPROFESSIONAL CONDUCT (ringan)

• Tidak perlu di “remove” dari profesi, karena tidak begitu membahayakan pasien

– PROFESSIONAL MISCONDUCT (berat)

• Perlu di “remove” dari profesi, karena tidak begitu membahayakan pasien

Page 59: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

BENTUK TINDAKAN DISIPLIN

• Peringatan Tertulis

• Suspensi Clinical Privilege untuk waktu tertentu atau selamanya

• Modifikasi Clinical Appointment: limitasi (reduksi) kewenangan klinis (clinical privilege);

• bekerja dibawah supervisi dalam waktu tertentu oleh orang yang mempunyai kewenangan untuk pelayanan medis tersebut (proctoring);

Page 60: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

TUGAS UTAMA SUB-KOMITE DISIPLIN

RUMAH SAKIT

BIDANG ETIKA PROFESI MEDIS Solusi dilemma etika profesi medis dan bio-etika Membuat pernyataan (fatwa) tentang suatu kasus Pembinaan dan diseminasi etika profesi dan bio-etika

BIDANG DISIPLIN PROFESI MEDIS Penegakan professional conduct Membuat putusan tindakan disiplin profesi Pembinaan dan diseminasi disiplin profesi

Page 61: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PENGADUAN

SIDANG MAJELIS DISIPLIN

INVESTIGASI

Laporan

Kasus

MEDIASI NEGOSIASI

BEBAS

TINDAKAN

DISIPLIN

DAMAI

PENGADILAN

NEGERI

PROSES PENYELESAIAN KONFLIK PELAYANAN KESEHATAN

Page 62: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

KEDEPAN PANDUAN TENTANG KEWENANGAN KLINIS

1. Pada Kepkonsil No. 20 Thn 2016 dan Pada Kepkonsil No. 28 Thn 2016 Diktum Kesatu kata-kata “memiliki kompetensi yang sama dalam pelaksanaan prosedur Kemoterapi” dijelaskan lebih lanjut dalam pedoman bahwa dalam kompetensi yang sama tersebut harus diartikan kompetensi sesuai dengan kemampuan yang telah diajarkan selama pendidikan oleh masing-masing spesialis

2. Pedoman ini akan memberikan panduan tentang tata cara pemberian kewenangan klinik oleh komite medis di RS sesuai dengan butir ke 2, 3, dan 4 Kepkonsil No. 20 tahun 2016;

Page 63: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

KEDEPAN PANDUAN TENTANG KEWENANGAN KLINIS

3. Pedoman ini akan memberikan panduan tentang tata cara pemberian kewenangan klinik oleh komite medis di RS sesuai dengan butir ke 2, 3, dan 4 Kepkonsil No. 20 tahun 2016;

4. Panduan juga akan menyatakan bahwa setiap spesialis tidak serta merta dapat diberikan kewenangan klinis oleh komite medis bila tidak memenuhi kriteria kompetensi di dalam buku putih;

Page 64: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

KEDEPAN PANDUAN TENTANG KEWENANGAN KLINIS

5. Spesialis yang dalam kurikulum intinya telah mengajarkan dan mengujikan kompetensi sebagaimana diatur dalam Kepkonsil No. 20 thn 2016 dapat diberikan kewenangan klinisnya oleh komite medik RS;

6. Para spesialis yang mendapatkan kewenangan klinis berdasarkan kepkonsil No 20 Thn 2016 harus mampu menangani komplikasi akibat pelaksanaan kewenangan klinis tersebut;

7. Panduan ini akan menguraikan tata cara pemberian kewenangan klinis di RS sesuai Permenkes 755 Thn 2011 ttg Komite Medik.

Page 65: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

KESIMPULAN

1. Tugas Utama KKI adalah menjamin perlindungan bagi pasien / masyarakat melalui Mekanisme registrasi untuk menapis kompentesi dr / drg

Mekanisme Disiplin Profesi dr / drg

2. Direksi RS bertanggungjawab menyelenggarakan Good Clinical Governance melalui Komite Medis

3. Praktik kedokteran bukanlah Hak tetapi Privilege Kompetensi harus dibedakan dengan Privilege

Beberapa spesialis kedokteran dapat memiliki Privilege yang sama disuatu tempat

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 66: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 67: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PROFESSIONALISME DALAM PENDIDIKAN KEDOKTERAN

4

Page 68: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

LATAR BELAKANG

• Dokter / Gigi adalah hasil dari suatu proses

pendidikan kedokteran

• Proses pendidikan kedokteran tersebut

dilakukan kerangka (framework) pelayanan

terhadap pasien

• Terdapat lebih dari satu pemeran dalam

pelayanan yang ditujukan untuk pendidikan

Page 69: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

UNDANG-UNDANG RUMAH SAKIT Pasal 23

(1) Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 merupakan Rumah Sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya.

(2) Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan dapat dibentuk Jejaring Rumah Sakit Pendidikan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Rumah Sakit pendidikan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Page 70: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

DOKTER

KARYAWAN SERVICES

SUPPLIERS

Pasien

PEMERINTAH

PENYANDANG DANA

UNIVERSITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

Konsulen PPDS MHS Kedokteran

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

Page 71: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PROBLEMATIK

1. Apa risiko pendidikan profesi kedokteran / gigi bagi pasien …?

– Bagaimana dengan kredensialingnya?

2. Bagaimana tanggungjawab profesi dalam pendidikan profesi kedokteran / gigi ...?

– Sejauh mana peserta didik dan konsulen bertanggungjawab?

3. Bagaimana memaknai suatu residensi bagi anggota profesi kedokteran …?

– Bagaimana clinical privilege peserta didik?

Page 72: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

5/11/2018 72

TUJUAN DISKUSI

• Memahami berbagai konsekuensi pendidikan profesi di RS:

– Pasien ....... Masyarakat ... menjaga martabat dan keselamatan pasien - Professionalisme dan proteksi masyarakat

– Konsulen .... Profesi ... akuisisi kompetensi afektif dan kognitif

Page 73: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

DOKTER DI RS.PENDIDIKAN

• Status hubungan hukum dokter – Staf RS: Hubungan hukum dengan RS

• Tugas utama: pelayanan medis • Tugas tambahan: mendidik

– Staf Universitas: Hubungan hukum dengan universitas • Tugas utama: pendidikan • Tugas tambahan: pelayanan medis

• Beban Tanggungjawab Hukum – Rumah Sakit: non-delegable duties atas semua jenis tindakan

medis di rumah sakit – Universitas: vicarious liability atas tindakan medis peserta

didik dan pengajar/konsultan

Page 74: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PIHAK PERSONIL YANG TERLIBAT

• DOKTER – KONSULEN / PENDIDIK - Principal

• Tanggungjawab mandiri – DOKTER CALON SPESIALIS - Assistence

• Tanggungjawab mandiri untuk kompetensi yang telah dimilikinya

• Tanggungjawab konsulen untuk kompetensi yang telah dimilikinya

• MAHASISWA KEDOKTERAN- Co-Assistence

– Bukan tenaga kesehatan – Tanggungjawab penuh konsulen / asisten – Vicarious Liability (1367 KUHPerdata)

Page 75: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

5/11/2018 75

MAGANG (Apprenticeship)

• is a system of training a new generation of practitioners of a skill.

• The system of apprenticeship first developed in the later Middle Ages

• It came to be supervised by craft guilds and governments.

• Most of their training is done on the job while working for an employer

– who helps the apprentices learn their trade

– for an agreed period after they become skilled.

• AFFECTIVE + COGNITIVE education

Page 76: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

5/11/2018 76

MEDICAL APPRENTICESHIP

• is a system of training a new generation of practitioners of AFFECTIVE and COGNITIVE SKILLS

• AFFECTIVE (CONDUCT) SKILL – Beneficence

– Non-maleficence

– Autonomy

– Justice

• COGNITIVE SKILL – Critical Thinking skill

– Clinical Skills

Page 77: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

TRADISI PENDIDIKAN DOKTER DI RS

Model Pendidikan Magang / Apprenticeship (konsulen – PPDS) Tahap awal : I am doing, you are watching

Tahap Intermediate : We are doing together

Tahap Lanjut : I am watching, You are doing

Setiap Pasien ada DPJP nya, dan yang menjadi DPJP adalah Konsulen (bukan PPDS / Mahasiswa FK)

Mekanisme kredensial bagi setiap dokter yang melakukan tindakan

Ijin dari pasien untuk dilakukan pemeriksaan atas indikasi pendidikan

77

MEKANISME PROTEKSI PASIEN

Page 78: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

DPJP - Dokter Penanggung Jawab Pelayanan

Setiap pasien harus memiliki DPJP yang kompetensinya sesuaidengan “keadaan medis pasien”

DPJP = Spesialis, bukan PPDS / Co-Asisten

DPJP adalah pembuat keputusan “medis” (clinical judgment) dan penanggungjawab medis pasien

Tiap pasien 1 DPJP Perawatan Tim

Page 79: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PELAYANAN PPDS DI RUMAH SAKIT JEJARING PENDIDIKAN

• di RS jejaring atau RS lain yang menerima penempatan residen, residen dapat memiliki tanggung jawab penuh dalam pengelolaan pasien sesuai dengan penugasan yang diterimanya (clinical appointment) dari RS...!?

Page 80: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

SITUASI KRUSIAL

• Sejauh mana supervisi oleh konsulen harus

dilakukan?

• Failure to supervise ...?

• Non-performing resident ...?

Page 81: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

KESIMPULAN

• Akuntabilitas konsulen dan residen tetap

mengacu pada kaedah professionalisme

• Belum ada Pedoman akuntabilitas konsulen

dan residen dalam proses Pendidikan

Kedokteran / Gigi yang spesifik

Page 82: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

Konsil Kedokteran Indonesia 2018

Page 83: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PROFESSIONALISME DALAM PENELITIAN KEDOKTERAN

5

Page 84: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

.

• .

Page 85: DIMENSI PEMBINAAN PROFESSIONALISME DOKTER DAN …kki.go.id/assets/data/menu/3._Prof_Herkutanto_DIMENSI_PEMBINAAN_DR...–Isue kewenangan klinis (clinical privilege) dianggap sebagai

PENERAPAN PRODUK HUKUM KKI DIRUMAH SAKIT

1