dila jurnal

20
Sebuah penelitian prospektif dari pengelolaan talipes equino varus dengan metode ponseti. RH chevadaki, shrinvas kalligudi, praven kumar reddy dan ranesh UP Abstrak Teknik Ponseti merupakan cara yang terbukti ampuh dalam penanganan deformitas clubfoot pada pediatric. Peneliti menjelaskan tentang persiapan manajemen yang sekarang tersebar di pusat kesehatan sekunder maupun tersier. Data diambil dari pasien dengan clubfoot idiopatik, yang datang ke Rumah Sakit Pendidikan dan Pusat Penelitian Novodaya, Raichur, sebuah institusi pengajaran antara Agustus 2010 hingga Agustus 2012. Deformitas unilateral maupun bilateral dimasukkan ke dalam penelitian ini. Total 30 pasien dengan total 44 kaki yang mengalami deformitas. Total 20 pasien sudah mendapatkan penanganan di tempat pengobatan sebelumnya. Kedua puluh pasien tersebut sudah mendapatkan serial manipulasi dan pemasangan cast dan above knee cast. Semua pasien datang dengan komponen deformitas yang tidak terkoreksi. Pengobatan pembedahan korektif disarankan pada 5 pasien (7 kaki) oleh dokter yang menanganinya. 16 pasien mengalami deformitas unilateral dan deformitas uniateral ini berkembang menjadi deformitas bilateral. Dari pasien dengan deformitas unilateral, 9 pasien mengalami deformitas di kaki kanan dan 7 pada kaki kiri. Hasil yang baik dan jarangnya dibutuhkan intervensi bedah selain tenotomy Archiles, dapat ditemukan dalam bagian pengobatan metode Ponseti. Jumlah keberhasilan dari metode ini mencapai 1

Upload: effenciosa-putri-yanra

Post on 24-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Dila Jurnal

Sebuah penelitian prospektif dari pengelolaan talipes equino varus dengan metode

ponseti.

RH chevadaki, shrinvas kalligudi, praven kumar reddy dan ranesh UP

Abstrak

Teknik Ponseti merupakan cara yang terbukti ampuh dalam penanganan deformitas

clubfoot pada pediatric. Peneliti menjelaskan tentang persiapan manajemen yang sekarang

tersebar di pusat kesehatan sekunder maupun tersier. Data diambil dari pasien dengan

clubfoot idiopatik, yang datang ke Rumah Sakit Pendidikan dan Pusat Penelitian Novodaya,

Raichur, sebuah institusi pengajaran antara Agustus 2010 hingga Agustus 2012. Deformitas

unilateral maupun bilateral dimasukkan ke dalam penelitian ini. Total 30 pasien dengan total

44 kaki yang mengalami deformitas. Total 20 pasien sudah mendapatkan penanganan di

tempat pengobatan sebelumnya. Kedua puluh pasien tersebut sudah mendapatkan serial

manipulasi dan pemasangan cast dan above knee cast. Semua pasien datang dengan

komponen deformitas yang tidak terkoreksi. Pengobatan pembedahan korektif disarankan

pada 5 pasien (7 kaki) oleh dokter yang menanganinya. 16 pasien mengalami deformitas

unilateral dan deformitas uniateral ini berkembang menjadi deformitas bilateral. Dari pasien

dengan deformitas unilateral, 9 pasien mengalami deformitas di kaki kanan dan 7 pada kaki

kiri. Hasil yang baik dan jarangnya dibutuhkan intervensi bedah selain tenotomy Archiles,

dapat ditemukan dalam bagian pengobatan metode Ponseti. Jumlah keberhasilan dari metode

ini mencapai 87% dan jumlah dari keberhasilan mengoreksi kaki mencapai 91%. Penelitian

ini mendemonstrasikan tentang pengobatan dari congenital talipes equine varus dengan

penanganan konservatif yaitu metode Ponseti

Pendahuluan

Club Foot, atau talipes equinovarus merupakan deformitas kongenital yang terdiri dari

hindfoot equinus, hindfoot varus, dan forefoot adduksi dan cavus. Deformitas ini sudah

pernah dijelaskan sejak zaman Hippocrates. Istilah talipes berasal dari bahasa Latin yang

berarti kontraksi dari ankle, talus, dan kaki. Istilah ini menggambarkan adanya beban dan

tingkat keparahan dari pasien yang terkena, dan terpaksa berjalan dengan anklenya.

1

Page 2: Dila Jurnal

Tujuan dari pengobatan penyakit ini adalah memperbaiki semua komponen deformitas

sehingga pasien tidak lagi merasakan nyeri saat berjalan dengan mobilitas baik, tanpa adanya

calus, dan tanpa menggunakan sepatu khusus. Di tahun 1889, L.H. Bradford menyatakan

“Literatur dari pengobatan clubfoot adalah memperbaiki fungsinya dengan keberhasilan yang

beragam. Lebih baik memperbaiki secara penuh daripada setengah sembuh dan menyebabkan

kasus relaps, bukti yang cukup terhadap metode penyembuhan masih belum dipahami.“

Lebih dari 100 tahun, kata-katanya masih digunakan hingga sekarang.

Tujuan Penelitian

Untuk mengevaluasi hasil setelah dilakukan pengobatan terhadap clubfoot idiopatik

dengan teknik Ponseti pada anak dibawah usia dua tahun yang datang ke Orthopaedics OPD

di Rumah Sakit Pendidikan dan pusat penelitian Navodaya antara Agustus 2010 hingga

Agustus 2012

Bahan dan Metode

Penelitian ini dilakukan pada Unit Rawat Jalan di Rumah Sakit Navodaya tanpa

adanya biaya tambahan. Penelitian ini sudah diterima dan disah kan sebagai deklarasi

Helsinki di tahun 1964 dan direvisi di tahun 1975

Kriteria Inklusi

Semua anak dibawah 1 tahun yang mengalami congenital talipes equinovarus

idiopatik baik unilateral maupun bilateral dimasukkan ke dalam penelitian

Kriteria Ekslusi

1. Anak yang mengalami clubfeet diatas usia 1 tahun dan anak yang mengalami anomali

kongenital lainnya diekslusikan dari penelitian

2. Anak yang mengalami clubfeet rekuren dan relaps akibat kegagalan pengobatan

pembedahan/konservatif juga diekslusikan

Detail dari Teknik Ponseti

Pengobatan terhadap penyakit ini idealnya dilakukan sesegera mungkin setelah lahir

dengan manipulasi pasif yang diajarkan kepada orangtuanya dan dimulai setelah 7-10 hari

kelahiran.

2

Page 3: Dila Jurnal

1. Cast Pertama (Mengurangi Cavus)

Pengelolaan pertama terhadap penyakit ini adalah memperbaiki deformitas

pada cavus dengan memposisikan forefoot sejajar dengan hindfoot. Cavus yang

merupakan bagian medial terpaksa melakukan pronasi akibat hubungan forefoot

dengan hindfoot. Cavus selalu fleksibel pada bayi yang baru lahir dan hanya

membutuhkan pengangkatan pada penyinaran pertama pada forefoot untuk mencapai

sudut longitudinal normal kaki. Menyejajarkan forefoot dengan hindfoot untuk

menghasilkan sebuah sudut yang dibutuhkan untuk abduksi yang efektif terhadap

kaki dalam upaya memperbaiki adductus dan varus. Cara ini dilakukan dalam posisi

ini. Orangtua diberitahu terkait cara ini walaupun cara ini dapat menahan deformitas

yang lebih parah.

2. Manipulasi

Manipulasi ini termasuk abduksi dari kaki dibawah, distabilkan caput talus.

Dengan menentukan bagian kpela dari talus. Semua komponen dari deformitas

clubfoot, kecuali ankle equinus, dapat diperbaiki secara simultan. Untuk

meningkatkan perbaikan ini, kita harus mengetahui lokasi dari caput talus yang sangat

penting untuk dikoreksi.

Setelah mengetahui lokasi dari talus. Tahap ini sagat penting. Pertama, palpasi

maleulos dengan menggunakan jempol dan jari telunjuk pada satu tangan ketika jari

dan metatarsel ditahan dengan tangan lainnya. Kemudian, pindahkan ibu jari dan jari

telunjuk ke bagian lengan yang mempalpasi caput talus ke depan bagian ankle

mortise. Karena letak navicular tidak sesuai dengan posisinya dan tuberositas juga

berhubungan langsung dengan medial maleolus kita dapat merasakan bagian lateral

dari caput talus yang ditutupi oleh kulit di depan bagian maleolus lateralis. Bagian

anterior dari calcaneus juga terdapat dibawah caput talus

Stabilisasi dari Talus. Dengan cara meletakkan jempol pada bagian caput

talus. Menstabilisasi bagian talus dapat menjadikan poin sehingga kaki dapat

melakukan abduksi. Stabilisasi dari persendian ankle sementara kaki diabduksi dan

mencegah terjadinya kekakuan dari ligamen posterior calcaneal fibular untuk menarik

fibula ke bagian posterior saat manipulasi

3

Page 4: Dila Jurnal

Manipulasi kaki berikutnya, setelah mengabduksi kaki dalam posisi supinasi

dengan posisi kaki yang distabilkan dengan jempol di sekitar kaput talus, dimana hal

ini dapat dilakukan tanpa menyebabkan rasa tidak nyaman pada bayi. Pertahankan

posisi ini dengan tekanan yang cukup selama 60 detik, lalu lepaskan.

Ketahui bagian lateral dari navicular dan bagian anterior dari calcaneus yang dapat

meningkat setelah koreksi deformitas clubfoot dilakukan. Koreksi penuh sangat

mungkin setelah dilakukan tahap keempat atau kelima. Untuk kaki yang lebih kaku,

beberapa tahap lagi mungkin dibutuhkan.

3. Cast kedua, ketiga, dan keempat: Dalam fase pengobatan, adductus dan varus sudah

dikoreksi. Jarak antara maleolus medialis dan tuberositas dari navicular saat dipalpasi

dengan jari dapat menggambarkan tingkat koreksi dari bagian navicular. Ketika

clubfoot dikoreksi, jarak perkiraan sekitar 1.5-2 cm dan navicular menutupi

permukaan anterior dari bagian caput talus. Serupa, jarak antara displacement lateral

dari tuberositas anterior di calcaneus pada bagian caput talus menunjukkan adanya

peningkatan dari sudut talocalcaneal, dan menunjukkan adanya perbaikan pada bagian

varus.

Equinus

Deformitas equinus dapat diperbaiki dengan koreksi dari adductus dan varus. Bagian

ini dikoreksi karena calcaneus melakukan dorsifleksi dan abduksi dibawah talus. Tidak ada

upaya langsung pada saat dilakukan koreksi equinus hingga bagian tumit varus dikoreksi.

Pada kaki yang sangat fleksibel, equinus dapat diperbaiki dengan tambahan beberapa tahap

tanpa dilakukan tenotomy, namun jika meragukan, lebih baik dilakukan tenotomy.

Aplikasi, Moulding dan Pelepasan

Keberhasilan dari penanganan ponseti membutuhkan teknik yang sangat baik. Dokter

yang sudah pernah melakukan tahapan koreksi clubfoot dapat melakukannya dengan lebih

mudah dibandingkan dokter yang baru belajar mengoreksi clubfoot.

Hasil

Hasil yang diharapkan adalah skor dibawah 1.5 pada kaki dan dapat melakukan rotasi

eksternal hingga 70º dan 15º dorsofleksi. Orangtua juga disarankan untuk melakukan tahapan

plaster sebagai replica untuk penilaian dari koreksi terapi ini.

4

Page 5: Dila Jurnal

Protokol Bracing (Pembidaian)

Bracing dilakukan sesegera mungkin setelah cast terakhir dilepaskan, 3 minggu

setelah dilakukan tenotomy. Brace terdiri dari bagian sepatu lurus yang dihubungkan dengan

bar (batangan) dengan bagian jempol terbuka. Untuk kasus unilateral, brace diatur dengan

sudut rotasi eksteral 60-70º pada bagian clubfoot dan 30-40º untuk ukuran normal. Pada

kasus bilateral, brace ini diatur dengan sudut 70º rotasi eksternal pada setiap sisi. Bar harus

mempunyai panjang yang mencukupi sehingga bagian tumit dari sepatu sejajar dengan lebar

bahu.

Brace yang terlalu rendah merupakan salah satu alasan dari kurangnya kepatuhan pasien. Bar

harus disambung 5-15º dengan koneksitas dari anak untuk menahan kaki anak dalam posisi

dorsifleksi

Brace harus digunakan sepanjang hari (siang dan malam) untuk 3 bulan pertama

setelah cast pertama dilepaskan. Setelah itu, anak harus menggunakan brace selama 12 jam

saat malam hari dan 2-4 jam pada tengah hari dengan total pemakaian mencapai 14-16 jam

selama periode 24 jam. Protokol ini diteruskan hingga anak berusia 3-4 tahun.

Follow-Up

Setelah pemasangan brace untuk pertama kali ketika cast terakhir dilepaskan, anak

harus dievaluasi mengikuti jadwal berikut

- 2 minggu untuk mengotrol apakah terdapat komplikasi

- 3 Bulan kemudian untuk memriksa ketaatan pemakaian brace pada malam hari dan

tidur siang

- Setiap 4 bulan hingga berusia 3 tahun untuk memantau tingkat kepatuhan dan

mengecek terjadinya relaps

- Setiap 6 bulan hingga berusia 4 tahun

- Setiap 1-2 tahun hingga terjadi maturitas skeletal.

Setelah anak berusia 1 tahun lebih, anak mulai menggunakan sepatu khusus clubfoot.

Sepatu ini ditandai dengan adanya ankle foot orthoses, dengan batas medial yang lurus,

adanya lengkungan lateral, tidak ada tumit, dan adanya pengikat ankle diantara jarak dari

bagian tumit untuk memonitor posisi dorsifleksi yang dikoreksi pada ankle melalui

penggunana sepatu tersebut. Dennis Brown Splint juga tetap digunakan pada malam hari

selama 4 jam, Ketika memungkinkan, manipulasi ringan dapat dilakukan oleh orangtua anak.

5

Page 6: Dila Jurnal

PIRANI SEVERITY SCORING

Kita menggunakan pirani severity scoring yang dikembangkan oleh Catterall dan

Shafique pirani untuk mengevaluasi koreksi dari clubfoot kongenital yang tidak dioperasi

pada saat berusia 1 tahun lebih. Penilaian ini terbukti efisiensi dan mempunyai sedikit

variabilitas inter-ontra. Mencatat jumlah deformitas agar dokter yang mengobati mengetahui

perjalanan dari pengobatan tersebut, dan mengetahui kapan tenectomy harus dilakukan, serta

meyakinkan orangtua terhadap proses dari pengobatan ini.

Score Tanda Klinis

0 Normal

0.5 Normal-Sedang

1. Abnormal Berat

Midfoot Score. Tiga penanda untuk menilai midfoot score (MS), dengan menilai jumlah

deformitas midfoot antara 0-3

1. Curved Lateral Border [A]

2. Medial Crease [B]

3. Talar Head Coverage [C]

Hindfoot Score. Tiga tanda untuk menilai Hindfoot Score (HS), menilai jumlah dari

deformitas Hindfoot antara 0-3

1. Posterior Crease (D)

2. Rigid Equine (E)

3. Empty Heel (F)

Hasil

Terdapat 30 pasien dengan 44 kaki yang mengalami gangguan dan dimasukkan dalam

penelitian. Peneliti memantau variabel berikut

- Usia pasien dari kunjungan pertama di institusi peneliti

- Pengobatan sebelumnya dan tipe pengobatan yang dilakukan’

- Jumlah cast yang dilakukan

- Jumlah cast yang dibutuhkan di institusi eneliti

- Kebutuhan untuk dilakukannya tenotomy percutaneus tendoarchiles, dan

- Tingkat kepatuhan dari penggunaan brace-foot abduction

6

Page 7: Dila Jurnal

Variabel ini dihubungkan dengan kebutuhan untuk dilakukan operasi perbaikan dan

insidensi terjadinya relaps. Fisher exact test, t test, dan odds ratio digunakan dengan sesuai.

Biostatistik

Data biostatistik dalam penelitian ini adalah

1. Total 26 (83%) pasien merupakan pria

2. 20 (66%) pasien merupakan anak pertama

3. 4 (17 %) pasien mempunyai riwayat keluarga dengan deformitas clubfoot

4. Kebanyakan anak (90%) cukup bulan, tanpa adanya komplikasi saat kehamilan dan

persalinan

5. Pada saat cast ponseti awal, semua pasien berusia kurang dari 12 bulan. Ponseti skor

berkisar dari 5-6

6. Total 20 pasien mempunyai beberapa bentuk pengobatan sebelum mengunjungi

institusi peneliti. 20 anak sudah mendapatkan serial manipulasi dan penggunaan cast

di tempat pengobatan sebelumnya. Jumlah dari casting yang digunakan berkisar dari

2-10. 50% dari pasien ini menggunakan below-knee cast dan sisanya above-knee cast.

Semua pasien datang ke klinik peneliti dengan komponen deformitas yang masih

belum terkoreksi. Pembedahan korektif dianjurkan pada 5 pasien (7 kaki) oleh dokter

yang mengobatinya.

7. 16 pasien mengalami deformitas unilateral, dan jumlah deformitas unilateral melebihi

jumlah deformitas bilateral dalam penelitian ini. Dari deformitas unilateral, 9 kaki

merupakan kaki kanan, dan 7 merupakan kaki kiri

Melalui pengobatan plaster, penaganan khusus dilakukan untuk memberitahu orang-

tua terkait peran mereka dalam mengalami komplikasi vaskular atau komplikasi lainnya.

Konseling ini efektif dan dapat dilakukan beberapa kali dengan cara menghubungi

orangtua melalui telepon dan saran yang adekuat dapat diberikan

Hasil dari Pengobatan Plaster

Koreksi Clubfoot didapatkan pada semua pasien. Untungnya tidak ada pasien yang

mengalami deformitas terlalu berat yang tidak dapat dikoreksi. Hasil dari koreksi ini

dijelaskan dengan kaki yang mempunyai skor dibawah 1.5 dengan koreksi penuh dari

equinus.

7

Page 8: Dila Jurnal

Jumlah Cast

Koreksi didapatkan setelah penggunaan 6-8 cast. 56% kaki membutuhkan 6 cast untuk

koreksi. Ast terakhir biasanya ditinggalkan selama 2 minggu dan 3 minggu jika tenotomy dari

tendoachilles dilakukan.

18% kaki membutuhkan 8 cast untuk koreksi dan hal ini diindikasikan karena terdapat

komplikasi minor dan tingkat keparahan deofrmitas. Hal ini berdasrkan literatur yang ada

dimana metode ponseti biasanya membutuhkan koreksi dengan menggunakan 5-6 cast.

Durasi

Waktu rata-rata setelah cast pertama dari tendoachilles tenotomy/ koreksi penuh dari

deformitas didapatkan dalam 36 hari. Peneliti menyadari bahwa pasien baru membutuhkan

waktu yang lebih lama untuk koreksi penuh dibandingkan pasien yang sudah mendapatkan

koreksi sebagian. Peneliti juga menyarankan untuk mempelajari kurva dengan cara

mempelajari dan menguasai teknik ini. Literatur menyebutkan bahwa koreksi biasanya

didapatkan dalam waktu sekitar 20 hari

Tenotomy Percutaneus

Percutaneus tendoachilles tenotomy (Gambar 4) dilakukan pada 87% (38 kaki) kasus. Hal ini

sesuai dengan literatur yang ada yang menyatakan bahwa tenotomy dibutuhkan pada lebih

dari 80% kasus. Hal yang harus diingat bahwa semua serial kasus yang tersedia pada literatur

merupakan pasien yang berusia 0-24 bulan. Peneliti mempunyai populasi pasien berusia 18

bulan kurang dengan umur rata-rata 5 bulan dan semua kaki menunjukkan respon yang bagus

terhadap prtokol teknik ini. Dorsifleksi post tenotomy rata-rata dapat mencapai 15º

Bracing

Hanya 27 pasien yang dapat mempertahankan penggunaan brace abduction. 3 pasien

(4 kaki) tidak dapat meneruskan bracing setelah koreksi plaster. Dari 27 pasien, semua pasien

dipasangkan Dennis-Brown Splint untuk setiap protokol. 25 pasien dipasangkan brace. Salah

satu dari pasien mengalami kerusakan brace sehingga harus diganti. Sau pasien mempunyai

brace yang menyebabkan komplikasi awal. Namun masalah ini langsung teratasi dengan cara

mengganti brace dan mengobati kompliksi. Akhirnya semua pasien dapat mengikuti protokol

ini.

8

Page 9: Dila Jurnal

Tingkat kepatuhan orangtua dalam brace protokol dinyatakan cukup. Orangtua

menyadari peran mereka dalam mempertahan koreksi menggunakan sepatu yang sesuai dan

mengubah ukuran sepatu seiring anaknya tumbuh

Follow Up

Periode minimal dari follow-up sekitar 10 bulan jika memungkinkan pada semua

pasien. Kebanyakan pasien mulai berjalan pada usia 14 bulan. 8 pasien dipantau hingga 12

bulan dan 10 pasien hingga 16 bulan penelitian. Ketatnya protokol untuk follow-up dalam

penggunaan ponseti dilakukan selama penelitian. Di setiap follow-up kaki diamati terkait

tanda awal terjadinya relaps. Keculi pada 4 kaki yang mengalami relaps, semua kaki

mempunyai skor deformitas 0.5 yang menunjukkan follow up yang baik.

Hasil

Skor awal dan akhir diamati secara statsitik dengan menggunakan uji T bepasangan

disertai nilai T 46.38 dengan nilai P kurang dari 0.001. Terdapat pengurangan bermakna

dalam skor untuk pre-level sebelum dilakukannya intervensi (Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3)

Kegagalan

Ketiga pasien yang tidak terpantau mempunyai skor akhir 2.5. Satu pasien dengan bilateral

clubfoot mengalami clubfoot idiopathic kompleks atau atipikal setelah pemasangan cast

keempat pada kaki kiri. Jadi, casting dipertahankan pada kaki kiri hingga 3 minggu.

Manipulasi dan casting dimulai kembali dari awal. Skor akhir utuk kaki kiri adalah 2. Kasus

ini juga dipertimbangkan sebagai kasus gagal (Gambar 5). Alasan dari kegagalan pada 3

pasien pertama adalah karena ketidakpatuhan dalam protokol bracing. Kegagalan dalam

kasus akhir dapat disebabkan oleh teknik casting yang salah

9

Page 10: Dila Jurnal

Pembahasan

Metode konservatif untuk penanganan CTEV idiopatik disarankan pada kebanyakan

Ahli Tulang Anak sedini mungkin setelah bayi lahir. Terdapat banyak protokol konservatif

untuk penanganan deformitas CTEV idiopathic. Secara tradisional, Metode Kite dan Ponseti

merupakan protokol metode yang paling sering digunakan. Pada beberapa tahun terakhir,

Metode Ponseti merupakan metode yang digunakan dalam manajemen konservatif terhadap

deformitas CTEV idiopathic. Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk membuktikan

efisiensinya. Setelah manipulasi serial dan pengobatan cast untuk menetapkan koreksi

menjadi masalah yang penting. Beberapa foot abduction ortshoes seperti Dennis Brown

Splint, Steenbeek Foot Abduction orthshoes dan Dobb brace disarankan untuk manajemen

orthotic penting terhadap pencegahan rekurensi dari CTEV

Peneliti, dalam penelitian ini mengevaluasi efektifitas dari casting Ponseti sebagai

mode koreksi dan penanganan terhadap Deformitas CTEV idiopathic. Terdapat 30 pasien

dengan 44 kaki yang dimasukkan ke penelitian. Peneliti mengevaluasi variabel tertentu

seperti usia pasien saat kunjungan pertama di insitusi (Gambar 2), Pengobatan sebelumnya

dan tipe pengobatannya, jumlah cast yang dipakai, jumlah cast yang dibutuhkan di institusi,

kebutuhan untuk dilakukan tenotomy percutaneus tendoarchiles dan tingkat kepatuhan dari

penggunaan foot-abduction brace. Variabel ini menunjukkan adanya hubungan dan

kebutuhan antara pembedahan korektif dan tingkat kejadian dari relaps. Fisher exact test,

t test, dan odds ratio digunakan sesuai kebutuhan. Data biostatistik yang ada dijelaskan ke

dalam peneltiian. Total 26 (83%) pasien pria, Kite melaporkan dalam serial kasusnya bahwa

1509 kasus dimana 70%nya pria dan 30% wanita. Dalam serial kasus Turco dari 468 pasien,

334 (71.36%) merupakan pria dan 134 (28.63%) merupakan wanita dengan rasio seks 2.5:1.

Pria : Wanita

16 pasien mengalami deformitas unilateral dan kemuadian berkembang mejadi

bilateral dalam penelitian ini. Dari kaki unilateral, 9 merupakan kaki kanan dan 7 merupakan

kaki kiri, Chung mengamati dari 50% kasus bilateral, dari serial turkos, 468 pasien

mempunyai 56% deformitas bilateral, 22% kaki kanan dan 21% kaki kiri. Pada awal

pemasangan cast ponseti, semua pasien yang lebih muda dari 12 bulan.

10

Page 11: Dila Jurnal

Skor ponsteti awal berkisar dari 5-6. Total 20 pasien mendapatkan beberapa

pengobatan sebelum kunjungan awal di institusi ini. Semua 20 pasien yang mengalami serial

manipulasi dan casting yang dilakukan di tempat lain. Jumlah cast yang digunakan berkisar

2-10. Stephen MD melaporkan bahwa 2.5 bulan pengobatan dari serialnya menggunakan pts.

50% dari pasien ini mendapatkan below-knee cast dan sisanya above-knee cast. Semua

pasien datang ke klinik dengan komponen deformitas yang belum dikoreksi. Pembedahan

disarankan pada 5 pasien (7 kaki). Melalui jalur pengobatan khusus plaster yang meminta

orangtuanya untuk menyadari peran mereka dalam mengamati komplikasi vaskular dan

lainnya. Konseling ini efektif dan dalam beberapa kesempatan orangtua terkadang

menghubungi melalui telefon dan mendapatkan saraf yang adekuat.

Fig. 1: Cavus – Yellow Arc. The cavus is corrected by supinating the forefoot and aligning it with

hindfoot

11

Page 12: Dila Jurnal

Table 2: Initial Score

Frequency PercentValid 5 9 30

6 6 206 15 50Total 30 100

Table 3: Final Score

Frequency PercentValid .0 24 80

.5 1 3.31.0 3 10.01.5 1 3.32.5 1 3.3

Total 30 100.0

Table 4: Complications

Downward slippage of the cast 8(feet)Erythema 12

Pressure sore 4Cast intolerance 2Cast saw injury 2

12

Table 1: Paired t-Test

Paired Differences t df pvalueMean Std deviation

Pair initialscore- Final

score

5.350 0.632 46.382 29 <0.001

Page 13: Dila Jurnal

Kesimpulan

Dapat disimpulkan dalam penelitian ini bahwa metode Ponseti sangat bersahabat

terhadap pasien dan tergolong sebagai metode yang murah dan mudah untuk mengoreksi

deformitas clubfoot. Hal ini berdasarkan pemahaman pengetahuan dimana deformitas masih

dapat dibentuk. Hasil dari penelitian ini hampir serupa dengan literatur yang ada dimana

koreksi dari deformitas ini bergantung dari variasi individu. Semua hal in membutuhkan

prinsip dasar dari metode awal Peran dari orangtua terhadap protokol pengobatan terutama

dalam fase kedua terkait jadwal follow up.

3 dari 4 kegagalan dan semua kasus relaps dalam penelitian ini dikarenakan

kurangnya dukungan orangtua dalam menjaga kaki anaknya tetap dalam brace atau sepatu

secara benar. Ada keterbatasan dalam penelitian ini namun pemahaman kurva untuk

menyempurnakan metode ini sangat penting untuk menghindari eror terkait metode Ponseti.

Eror ini dapat menyebabkan kegagalan.

13