diksi ialah pilihan kata

Upload: robiah-al-adawiyah

Post on 14-Jul-2015

1.276 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepattepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kekpada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan. Kata yang tepat akan membantu seseorang menggungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.

Syarat ketepatan kata:1.Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat. 2.Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda. 3.Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterefrensi (saling mempengaruhi). 4.Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri. 5.Menggunakan imbuhan asing. (jika diperlukan) 6.Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar. 7.Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat. 8.Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat. 9.Menggunkan dengan cermat kata bersinonim. 10.Menggunakan kata abstrak dan konkrit secara cermat.

Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi1.Denotatif dan Konotatif Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna denotatif disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional (keraf,2002:2080). Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena makna itu mengacu pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi. Disebut makna kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan dan menyangkut rasio manusia. Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul. Makna

konotatif atau sering disebut juga makna kiasan, makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Kata-kta yang bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada pembicaraaan atau karangan nonilmiah, seperti: berbalas pantun, peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi, dan lain-lain. Karangan nonilmiah sangat mementingan nilai-nilai estetika. Nilai estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata konotatif agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah. Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu adalah makna denotatif atau konotaif. Kata rumah monyet mengandung makna konotatif. Akan tetapi, makna konotatif itu tidak dapat diganti dengan kata lain, sebab nama lain untuk kata itu tidak ada yang yang tepat. Begitu juga dengan istilah rumah asap. Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan pemakaian bahasa. Makan denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada satu makna yang menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang mempunyai tautan pikiran, perasaan, dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedankan makna konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus. Contoh: Dia adalah wanita cantik (denotatif) Dia adalah wanita manis (konotatif) Kata cantik lebih umum dari pada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran umum tentang seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu maksud yang lebih bersifat memukau perasaan kita. Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula besifat jelek. Kata-kata yang berkonotasi jelek dapat kita sebutkan seperti kata tolol (lebih jelek dari pada bodoh), mampus (lebih jelek dari pada mati), dan gubuk (lebih jelek dari pada rumah). Di pihak lain, kata-kata itu dapat pula mengandung arti kiasan yang terjadi dari makna denotatif referen lain. Makna yang dikenakan kepada kata itu dengan sendirinya akan ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan dalam hal ini. Contoh lain: Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan masyarakat. Kata membanting tulang (makna denotatif adalah pekerjaan membanting sebuah tulang) mengandung makna berkerja keras yang merupakan sebuah kata kiasan. Kata membanting tulang dapat kita masukan ke dalam golongan kata yang bermakna konotatif.

Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada suatu kesempatan penyampaian seperti ini disebut idiom atau ungkapan. Semua bentuk idiom atau ungkapan tergolong dalam kata yang bermakna konotatif. Kata-kata idiom atau ungkapan adalah sebagai berikut: Keras kepala Panjang tangan, Sakit hati, dan sebagainya.

Kata Konkrit dan Kata AbstrakKata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra disebut kata konkrit. Contoh:meja, rumah, mobil, air, cantik. Jika acuannya sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak. Contoh: ide, gagasan, kesibukan, keinginan, angan-angan, kehendak dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk menggungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan, karangan itu dapat menjadi samar dan tidak cermat. Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkrit mempunyai referensi objek yang dapat diamati. Pemakaian dalam penulisan bergantung pada jenis dan tujuan penulisan. Karangan berupa deskripsi fakta menggunakan kata-kata konkrit, seperti: hama tanaman penggerak, penyakit radang paru-paru, Virus HIV. Tetapi karangan berupa klasifikasi atau generalisasi sebuah konsep menggunakan kata abstrak, seperti: pendidikan usia dini, bahasa pemograman, High Text Markup Language (HTML). Uraian sebuah konsep biasanya diawali dengan detil yang menggunakan kata abstrak dilanjutkan dengan detil yang menggunakan kata konkrit. Contoh: 1.APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen (kata konkrit) 2.Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orang lain bersifat abstrak. (tidak berwujud atau tidak berbentuk) 3.kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak. 3.Sinonim Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Sinonim ini dipergunakan untuk mengalihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaianya bentuk-bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan mengonkritkan bahasa seseorang

sehingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa itu) akan terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk dipergunakannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapinya. Contoh: agung, besar, raya. mati, mangkat, wafat, meninggal. cahaya, sinar. ilmu, pengetahuan. penelitian, penyelidikan. 4.Antonim Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata. Contoh: keras, lembek naik, turun kaya, miskin surga, neraka laki-laki, perempuan atas, bawah 5.Homonim Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya sama. Contoh: Bu Andi bisa membuat program perangkat lunak komputer dengan berbagai bahasa pemrograman (bisa = mampu). Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun). 6.Homofon Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya berbeda. Contoh: Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu) Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum) 7.Homograf Homograf adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang beda, dan ejaannya sama.

Contoh: Bapak dia seorang pejabat teras pemerintahan yang menjadi tersangka korupsi (teras= pejabat tinggi). Kami tidur di teras karena kunci rumah dibawa oleh Andi (teras = bagian rumah). 8.Polisemi Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak pengertian. Contoh: Kepala desa Kepala surat 9.Hipernim Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Contoh hipernim: Hantu, ikan, kue 10.Hiponim Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Contoh hiponim: Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, dan lain-lain. Lumba-lumba, tenggiri, hiu, nila, mujair, sepat, dan lain-lain. Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, dan lain-lain. http://www.ojimori.com/2011/06/03/klasifikasi-kata-berdasarkan-diksi/

MaknaA. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat). Contoh: rumah : bangunan untuk tempat tinggal manusia makan : mengunyah dan menelan sesuatu makanan : segala sesuatu yang boleh dimakan Makna leksikal kata-kata tersebut dimuat dalam kamus. Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan). Contoh: berumah : mempunyai rumah

rumah-rumah rumah makan rumah ayah B.

: banyak rumah : rumah tempat makan : rumah milik ayah

Makna Denotasi dan Konotasi Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna dasarnya. Contoh: merah : warna seperti warna darah. ular : binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik. Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambar tertentu. Contoh: Makna dasar Makna tambahan (denotasi) (konotasi) merah : warna . berani; dilarang ular : binatang ..menakutkan/ berbahaya Makna dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang sama, yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan pekerja bernilai rasa rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai rasa tinggi. Konotasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif. Contoh: Konotasi positif Konotasi negatif suami istri laki bini tunanetra buta pria laki-laki Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra. Hubungan Makna Sinonim Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama. Contoh: a. yang sama maknanya sudah - telah sebab - karena amat - sangat b. yang hampir sama maknanya untuk bagi buat guna cinta kasih sayang melihat mengerling menatap menengok 2. Antonim Antonim ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi. Contoh: besar >< kecil ibu >< bapak bertanya >< menjawab 3. Homonim Homonim ialah dua kata atau lebih yang ejaannya sama, lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda. Contoh: 1.

C.

bisa I bisa II kopi I kopi II 4.

: racun : dapat : minuman : salinan

Homograf Homograf adalah dua kata atau lebih yang tulisannya sama, ucapannya berbeda, dan maknanya berbeda. Contoh: tahu : makanan tahu : paham teras : inti kayu teras : bagian rumah 5. Homofon Homofon ialah dua kata atau lebih yang tulisannya berbeda, ucapannya sama, dan maknanya berbeda. Contoh: bang dengan bank masa dengan massa 6. Polisemi Polisemi ialah suatu kata yang memilki makna banyak. Contoh: a. Didik jatuh dari sepeda. b. Harga tembakau jatuh. c. Peringatan HUT RI ke-55 jatuh hari Minggu. d. Setiba di rumah dia jatuh sakit. e. Dia jatuh dalam ujiannya. 7. Hiponim Hiponim ialah kata-kata yang tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinatnya/ hipernim (kelas atas). Contoh: Kata bunga merupakan superordinat, sedangkan mawar, melati, anggrek, flamboyan, dan sebagainya merupakan hiponimnya. Hubungan mawar, melati, anggrek, dan flamboyan disebut kohiponim. D. Makna Idiomatis Idiom ialah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan unsur makna yang membentuknya. Contoh: (1) selaras dengan (2) membanting tulang insaf akan bertekuk lutut berbicara tentang mengadu domba Pada contoh (1) terlihat bahwa kata tugas dengan, akan, tentang, dengan kata-kata yang digabungkannya merupakan ungkapan tetap. Jadi, tidak tepat jika diubah atau digantikan, misalnya menjadi: selaras tentang insaf dengan berbicara akan Demikian pula contoh (2), idiom-idiom tersebut tidak dapat diubah misalnya menjadi: membanting kulit bertekuk paha mengadu kambing

E. 1.

Perubahan Makna Perluasan Makna (generalisasi) Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama. Contoh: makna lama makna baru bapak: orang tua laki-laki semua orang laki-laki yang lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi. saudara: anak yang sekandung semua orang yang sama umur/ derajat. Penyempitan Makna (Spesialisasi) Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula). Contoh: makna lama: makna baru: sarjana : cendikiawan . lulusan perguruan tinggi pendeta : orang yang berilmu guru Kristen madrasah : sekolah sekolah agama Islam Peninggian Makna (ameliorasi) Peninggian makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tingg/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna lama. Contoh: makna lama: makna baru: bung : panggilan kepada orang laki-laki panggilan kepada pemimpin putra : anak laki-laki lebih tinggi daripada anak Penurunan Makna (Peyorasi) Penurunan makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya daripada makna lama. Contoh: makna lama: makna baru: bini: perempuan yang sudah dinikahi lebih rendah daripada istri/ nyonya bunting: mengandung lebih rendah dari kata hamil Persamaan (asosiasi) Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru. Contoh: makna lama: makna baru: amplop : sampul surat uang sogok bunga : kembang gadis cantik Mencatut: mencabut dengan catut menarik keuntungan Pertukaran (sinestesia) Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke indera pendengar, dan sebagainya. Contoh: suaranya terang sekali (pendengaran penglihatan) rupanya manis (penglihat perasa)

2.

3.

4.

5.

6.

namanya harum F.

(pendengar pencium)

Kata Umum dan Kata Khusus Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata khusus ialah kata yang sempit/ terbatas ruang lingkupnya. Contoh: Umum : Darta menggendong adiknya sambil membawa buku dan sepatu. Khusus : Darta menggendong adiknya sambil mengapit buku dan sepatu. Umum : Bel berbunyi panjang tanda pelajaran habis. Khusus : Bel berdering panjang tanda pelajaran habis.

http://endonesa.wordpress.com/bahasan-bahasa/makna/

Pelajaran Bahasa Indonesia tentang Kata Umum dan Kata KhususDiposkan oleh blognya naufal Jumat, 11 Maret 2011 di 03:18 Kali ini saya menuliskan ringkasan materi belajar Bahasa Indonesia Kata Umum dan Kata Khusus.semoga dapat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran bagi teman-teman sekolah,walaupun hanya sedikit ringkasan mata pelajaran ini. Kata umum adalah kata yang cakupan maknanya lebih luas atau disebut hipernim. Kata khusus adalah yang cakupan maknanya lebih sempit atau terbatas atau disebut hiponim. Contoh kata umum : melihat kata khusus : menyaksikan,meneliti,memeriksa,menonton,melirik,melotot,memandang,mengamat i. kata umum : bunga kata khusus : mawar,melati,anggrek kata umum : memotong kata khusus : mengiris,menggunting,memenggal,memangkas,menggergaji,menyembelih,membela h,mengerat,mencincang. kata umum : membawa kata khusus : membopong,menjinjing,memikul,menggendong,memanggul. kata umum : alat tulis kata khusus : pena,pensil,spidol,buku,penggaris,jangka,busur,kapur,papan tulis,crayon,penghapus. kata umum : sayuran kata khusus : wortel,bayam,kangkung,kubis,toge,sawi,selada,tomat,terong,kacang panjang,brokoli. Semoga rangkuman materi ini dapat bermanfaat bagi siswa teman sekolah. http://bahanpelajaransekolah.blogspot.com/2011/03/kata-umum-dan-kata-khusus.html

Pengertian Kata Umum dan Kata Khusus Perbedaan kata umum dan kata khusus 1. Kata umum adalah kata yang makna dan pemakaiannya mencakup hal-hal yang bersifat umum dan luas. Jenis kata umum tidak memiliki pertalian yang erat dengan obyeknyaSedangkan kata khusus adalah kata yang makna dan pemakaiannya terbatas pada suatu bidang tertentu. Misalnya: Kata bunga lebih mengacu kepada hal-hal yang bersifat umum, sedangkan kata mawar lebih mengacu kepada hal-hal yang bersifat khusus. Perlu diperhatikan di sini bahwa pengertian mum dan khusus itu tergantung dari acuannya lam konteks pembicaraan tersebut. Artinya, umum dan khusus merupakan sesuatu yang bersifat relatif. Misalnya: Jika kita membicarakan tentang kata buah dan jambu, maka kata jambu jelas merupakan bentuk khusus dari kata buah. Tetapi jika kita membicarakan tentang kata jambu dan kata jambu air, maka kata jambu jelas merupakan bentuk umum dari kata jambu air, karena masih ada jenis jambu lainnya. 2. Penggunaan Kata Umum dan Kata Khusus dalam Kalimat. Beberapa contoh penggunaan kata umum dan kata khusus, dapat kita temui dalam kalimat-kalimat berikut ini. (1) Binatang peliharaan Paman sangat banyak. (umum) Paman memelihara sapi, ayam, dan domba. (umum) Paman memelihara sapi perah, ayam bangkok, dan domba garut. (khusus) (2) Dia kuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung) . (umum) Dia kuliah di Fakullas Teknik Industri ITB. * (umum) Dia kuliah di Jurusan Fisika Teknik I (khusus) Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2212753-perbedaan-kata-umumdan-kata/#ixzz1lJs0mW8A http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2212753-perbedaan-kata-umum-dan-kata/

Kata Umum & Kata KhususMay 1, 2011 in amazing, general categories, general knowledge, penemuan umat manusia, perpustakaan (library), study high school | Tags: drasetiawan17, indrasetiawan11.wordpress.com, indrasetiawan17.wordpress.com, indrashare,

indrastiawan17, motorbandung.com, OTO7INDONESIA, wknow.wordpress.com | by motorbandung (engineer)

2 Votes Pembedaan suatu kata ke dalam kategori kata umum atau kata khusus terkadang sangat menentukan pemahaman kita terhadap teks. Kekeliruan dalam kategorisasi dapat berakibat salah paham. Dalam artikel yang berjudul Elohim: Kata Umum atau Nama Diri, kita dapat melihat bagaimana kesalahan kategorisasi kata Elohim ini mengakibatkan konsep Allah dalam Alkitab jadi sulit dipahami dengan logika pembaca umum, sehingga menyebabkan kesalahpahaman. Salah satu penyebab kesalahpahaman adalah salah kategorisasi kata. Dalam artikel ini kita akan belajar mengenai kategorisasi kata menjadi kata umum (generic) dan kata khusus (spesific). Kata Umum Kata umum adalah kata-kata yang pemakaiannya dan maknanya bersifat umum dan luas. Bidang dan obyek yang dicakup oleh kata umum itu luas dan tidak secara spesifik merujuk atau merepresentasikan bidang atau obyek tertentu. Jenis kata umum tidak memiliki pertalian yang erat dengan obyeknya. Sebagai akibatnya, kata umum kurang memberi daya imajinasi kepada audiens atau pembaca. Citra dalam pikiran audiens/ pembaca masih samar. Contoh: Ibu menanam pohon di halaman. Andri memberikan bunga kepada Isti. Pak Budi membeli 10 ekor ikan di pasar. Kata pohon dan bunga dalam kalimat itu tidak serta merta membangkitkan citra pohon yang dimaksudkan oleh penutur. Bayangan dan pemahaman setiap pembaca mengenai kata pohon itu jadi samar dan beranekaragam tergantung dari pengalaman pihak pembaca terhadap jenis pohon yang pernah dijumpainya di halaman. Dampak ikutannya, kata umum pohon itu jadi kurang memiliki daya sugesti dan daya impresi. Pesan yang disampaikan penutur jadi kurang kuat dan impresi (kesan) yang ditinggalkan dalam hati dan pikiran rekan bicaranya juga jadi dangkal.

Dalam relasi makna, kata umum tergolong hipernim. Dari aspek ini, kata umum juga disebut superordinat. Sifat keumuman kata umum ini berguna dalam abstraksi, generalisasi, dan kategorisasi, sehingga kata ini sering digunakan dalam karya tulis eksposisi. Penggunaan kata umum dalam karya tulis deskripsi atau narasi lebih dibatasi, mengingat kata umum kurang memberi daya imajinasi,sugesti, dan impresi kepada pembaca. Kata Khusus Kata Khusus adalah kata-kata yang pemakaiannya dan maknanya bersifat spesifik dan sempit dan yang merujuk kepada pengertian kongkret dan tertentu. Bidang, ruang lingkup, dan obyek yang dicakup oleh kata khusus itu sempit dan dia secara spesifik merujuk atau merepresentasikan bidang, ruang lingkup, atau obyek yang sempit, di samping juga hanya meliputi aspek tertentu saja. Jenis kata khusus memiliki pertalian yang erat dengan obyeknya. Sebagai akibatnya, kata khusus memberi daya imajinasi kepada audiens atau pembaca. Citra dalam pikiran audiens/ pembaca tidak samar. Komunikator lebih tepat menggunakan kata khusus bila ingin memperoleh pengertian yang lebih pas dengan apa yang dia maksudkan. Contoh: No Kata Umum Kata Khusus 1 Ibu menanam pohon di halaman. Ibu menanam pohon Mangga di halaman. 2 Andri memberikan bunga kepada Isti. Andri memberikan Melati kepada Isti. 3 Pak Budi membeli 10 ikan di pasar. Pak Budi membeli 5 ekor Gurame, 3 ekor Mujaher, dan 2 ekor Nila di pasar. Sebagaimana nampak dalam contoh tersebut, kata khusus memiliki daya sugesti dan daya impresi yang lebih kuat dan lebih dalam daripada kata umum. Selain itu, informasi yang disampaikan kepada pembaca juga jelas dan merujuk pada obyek/ subyek tertentu. Begitu mendengar atau membaca pohon Mangga atau Melati, maka seketika muncul citra obyek yang direpresentasikan oleh kedua kata itu. Dalam relasi makna, kata khusus tergolong hiponim.Dari aspek ini, kata umum juga disebut subordinat. Sifat kekhususan kata khusus ini sangat bermanfaat dalam karya tulis narasi, deskripsi, dan argumentasi yang memang membutuhkan deskripsi obyek. Karya-karya Sastra dan kitab-kitab suci juga mengeksploitasi kata khusus, misalkan saja untuk simbolisasi dan untuk memperkuat impresi dan pesan yang disampaikan dan memperdalam penghayatan. Hubungan antara kata umum kata khusus itu bersifat relatif. Maksudnya, suatu kata tertentu bisa merupakan kata khusus dari kata lain yang lebih umum; dan kata yang lebih

umum itu bisa menjadi kata khusus untuk kata lainnya lagi. Relativitas kata umum dan kata khusus ini menciptakan gradasi kata. Contoh, Honda adalah kata khusus relatif terhadap kata umum sepeda motor. Sepeda motor adalah kata khusus relatif terhadap kata umum kendaraan. Demikian seterusnya. Untuk contoh lebih lengkap mengenai relativitas kata umum dan kata khusus, lihat pada tabel di bawah ini. Contoh: Lebih umum Lebih khusus Kendaraan Kendaraan bermotor Kendaraan bermotor roda dua Sepeda motor Honda http://indrasetiawan17.wordpress.com/2011/05/01/kata-umum-kata-khusus/

Pengertian Makna Denotatif, Konotatif, Lugas, Kias, Leksikal, Gramatikal, Umum dan KhususWed, 17/12/2008 - 1:11am godam64 1. Arti Definisi / Pengertian Makna Denotasi / Denotatif Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna. Contoh : - Mas parto membeli susu sapi - Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal 2. Arti Definisi / Pengertian Makna Konotasi / Konotatif Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan. Contoh : - Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam = wts) - Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir) 3. Arti Definisi / Pengertian Makna Lugas Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.

Contoh : - Olahragawan itu senang memelihara codot hitam - Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah 4. Arti Definisi / Pengertian Makna Kias Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan makna konotatif. Contoh : - Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima) - Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok) 5. Arti Definisi / Pengertian Makna Leksikal Makna leksikal adalah makna yang tetap tidak berubah-ubah sesuai dengan makna yang ada di kamus. Contoh : - toko - obat - mandi 6. Arti Definisi / Pengertian Makna Gramatikal Makna gramatikal adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks pemakaian. Kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan, imbuhan dan pengulangan. Contoh : - Bersentuhan = saling bersentuhan - Berduka = dama keadaan duka - Berenam = sekumpulan enam orang - Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan 7. Arti Definisi / Pengertian Makna Umum Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain. Contoh : - Masykur senang makan buah-buahan segar - Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat - Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta 8. Arti Definisi / Pengertian Makna Khusus

Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain. Contoh : - Masykur senang makan jamblang segar - Tukang palak itu sering memalak bis kopaja yang lewat - Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya rumah http://organisasi.org/pengertian-makna-denotatif-konotatif-lugas-kias-leksikalgramatikal-umum-dan-khusus