dihibrit.docx

14
III. TEORI DASAR Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalahkemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapatmelestarikan jenisnya. Pada organisme yang berbiak secara seksual,individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetis yangdisumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Mendel adalah seorang yang genius dan telah berhasil dalam percobaan-percobaannya pada bidang hibridasi. Mendel telah berhasil menyusun beberapa postulatnya, sebagai berikut: a. Sifat materai herediter berupa benda atau partikel dan bukan berupa cairan atau homurai. b. Sifat tersebut berpasangan. c. Sifat yang tertutup dapat muncul kembali, artinya sifat yang resesif akan terlihat ekspresinya dalam keadaan yang tertentu. Mendel mempunyai suatu hukum yaitu hukum segregasi: sifat materai herediter (genetisnya) alel yang bersegregasi satu & yang lainnya akan nampak dalam bentuk gamet. Dan hukum Independerae Assortment segregasi dari sepasang alel tersebut bebas dalam hal penggabungannya kemudian kembali. Syarat-syarat hukum mendel yaitu Survival gamet sama, Survival zygote sama & Survival embrio sama. I. Persilangan monohybrid Dalam hukum mendel I yang dikenal dengan The Law of Segretation of Allelic Genes atau Hukum Pemisahan Gen yang Sealel dinyatakan bahwa dalam pembentukan gamet, pasangan alel akan memisah secara bebas. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembetukan gamet individu yang memiliki genotif heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel tersebut. Dalam ini disebut juga hukum segregasi yang berdasarkan percobaan persilangan dua individu yang mempunyai satu karakter yang berbeda. Berdasarkan hal ini, persilangan dengan satu sifat beda akan menghasilkan perbandingan fenotif 12, yaitu ekspresi gen dominan : resesif = 3 : 1. Namun kadang-kadang individu hasil perkawinan tidak didominasi oleh salah satu induknya. Dengan kata lain, sifat dominasi tidak muncul secara penuh. Peristiwa ini menunjukkan adanya sifat intermedier.

Upload: maulana-makhmud

Post on 06-Nov-2015

226 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

III. TEORI DASARSalah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalahkemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapatmelestarikan jenisnya. Pada organisme yang berbiak secara seksual,individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetis yangdisumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya.Mendel adalah seorang yang genius dan telah berhasil dalam percobaan-percobaannya pada bidang hibridasi. Mendel telah berhasil menyusun beberapa postulatnya, sebagai berikut:a. Sifat materai herediter berupa benda atau partikel dan bukan berupa cairan atau homurai.b. Sifat tersebut berpasangan.c. Sifat yang tertutup dapat muncul kembali, artinya sifat yang resesif akan terlihat ekspresinya dalam keadaan yang tertentu.Mendel mempunyai suatu hukum yaitu hukum segregasi: sifat materai herediter (genetisnya) alel yang bersegregasi satu & yang lainnya akan nampak dalam bentuk gamet. Dan hukum Independerae Assortment segregasi dari sepasang alel tersebut bebas dalam hal penggabungannya kemudian kembali. Syarat-syarat hukum mendel yaitu Survival gamet sama, Survival zygote sama & Survival embrio sama.I.Persilangan monohybridDalam hukum mendel I yang dikenal denganThe Law of Segretation of Allelic Genesatau Hukum Pemisahan Gen yang Sealel dinyatakan bahwa dalam pembentukan gamet, pasangan alel akan memisah secara bebas. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembetukan gamet individu yang memiliki genotif heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel tersebut. Dalam ini disebut juga hukum segregasi yang berdasarkan percobaan persilangan dua individu yang mempunyai satu karakter yang berbeda. Berdasarkan hal ini, persilangan dengan satu sifat beda akan menghasilkan perbandingan fenotif 12, yaitu ekspresi gen dominan : resesif = 3 : 1. Namun kadang-kadang individu hasil perkawinan tidak didominasi oleh salah satu induknya. Dengan kata lain, sifat dominasi tidak muncul secara penuh. Peristiwa ini menunjukkan adanya sifat intermedier.Dalam membicarakan satu sifat tertentu, kita hanya menggambarkan pasangan kromosom dengan yang bersangkutan saja, tetapi bukan berarti bahwa kromosom-kromosom dan gen-gen yang lain tidak ada dalam sel itu. Ada sifat yang disebut dominan, yaitu apabila kehadiran gen yang mengawasi sifat ini menutupi ekspresi gen yang lainnya yaitu resesif, sehingga sifat yang terakhir ini tidak tampak.Dalam percobaannya Mendel menggunakan tanaman ercis untuk melihat adanya perbedaan dalam ukuran pohon, misalnya adanya variasi tinggi yang 0,45 meter sampai 1 meter. Sifat-sifat tersebut memperlihatkan perbedaan yang kontras sehingga memudahkan untuk mengamati.Pada waktu mendel mengadakan persilangan antara kedua varietas tersebut dimana yang satu tinggi dan yang lain pendek, maka Mendel mendapat hasil berikut:Persilangan antara jantan dan betina pada ercis bersegresi sehingga ratio fenotifnya adalah tinggi, sedangkan keturunan F2 akan memisah dengan perbandingan fenotif yaitu tinggi : pendek = 3 : 1. Sedangakn ratio genotifnya adalah TT : Tt : t = 1 : 2 : 1., yaitu satu tumbuhan ercis homozigot, dan dua tumbuhan ercis heterozigot dan satu tumbuhan ercis pendek.

TINJAUAN PUSTAKAMonohibridPersilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohIbrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan.Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I.Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet (Yatim,1986).Monohibrid Pada TumbuhanKarakter batang tinggi yang dominant terhadap batang rendah berlaku pada umumnya tumbuhan, termasuk jagung. Pada jagung juga dikenal adanya karakter pertumbuhan batang seperti tebu. Pada jamur roti neurospora dikenal pula karakter warna mycelium yang merah dominant terhadap yang putih.Monohibrid Pada HewanPada marmot, seperti juga pada hewan lainnya, gen dominant menyebabkan pigmentasi normal dan alelnya menyebabkan albino. Marmot yang berpigmentasi normal adalah yang berbulu hitam. Dikawinkan marmot hitam dengan marmot albino. Anak-anaknya semua hitam. Jika anaknya itu dikawini sesamanya maka akan menghasilkan hitam : putih 3 : 1.Monohibrid Pada ManusiaSemacam bahan kimia sintesis bernama PTC, ada segolongan orang yang bisa mengecapnya akan merasakan pahit dan segolongan orang yang tidak bisa mengecapnya akan merasakan ambar. Rasa pahit disebabkan karena adanya gen dominant.Selain pengecapan banyak sifat lainnya yang mengikuti sifat persilangan monohybrid, yaitu: polydactyly, phenylketonuria, gigi coklat huntingtons chorea, crstic fibrosis.Beberapa hal penting tentang perkawinan monoibrid: Semua indifidu F1 adalah seragam. Jika dominansi tampak sepenuhnya, maka indifidu F1 memiliki fenotip seperti induknya yang dominant. Pada waktu F1 yang heterozygote membentuk gamet-gamet, terjadilah pemisahan alel, sehingga gamet hanya mempunyai salah satu alel saja. Jika dominasi nampak sepenuhnya, maka perkawinan monohybrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 3:1Mutan ebony pada Drosophyla melanogasterPerubahan perubahan dalam materi hereditas disebut dengan mutasi (Tjan,1995). Mutasi adalah sumber utama dari semua variasi genetic, karena menyediakan bahan baku bagi evolusi. Bila tak ada mutasi maka semua gen akan satu bentuk, tak ada alelnya, sehingga tak mungkin mengadakan analisis genetic. Dan yang penting lagi organisme tak mampu berevolusi dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.Ebony body colour pada Drosophyla melanogaster di sebabkan oleh mutasi somatic pada kromosom ketiga. Sifat morpologi yang tampak pada Drosophyla tersebut adalah tubuh tampak berwarna hitam.ALAT DAN BAHAN Botol kultur. Sumbat busa. Botol eter. Eter. Kuas kecil. Loop. Kertas tissue. Medium. Alat tulis dan label.PROSEDUR Ambil masing masing 5 pasang betina virgin dari ebony dan jantan normal. Masukkan lima pasang Drosophyla tersebut kedalam botol yang telah diberi kertas tissue dan medium. Setelah tujuh hari, terbentuk pupa, matikan parental. Hewan yang keluar diamati fenotipnya. Pada medium baru silangkan antara F1 sebanyak 5 ekor. Setelah tujuh hari matikan F1. Amati hewan yang menetas, hitung F2 selama 8 hari berturut-turut. Lakukan uji statistic untuk mengetahui apakah persilangan ini benar.

VI.PERHITUNGANPerhitungan dilakukan dengan mengunakan metode chi square untuk persilangan monohybrid.Data dari hasil percobaan:Normal: 279Ebony: 74Dengan perbandingan 3:1Jumlah seluruh data : 279 + 74 = 353

PEMBAHASANPada praktikum monohybrid disilangkan jantan ebony dan betina normal yang menghasilkan F2 dengan perbandingan normal : ebony sebesar 4:1. perbandingan fenotip yang diharapkan seharusnya normal : ebony sebesar 3:1 berdasarkan hukum Mendel 1.Wildan yatim, dalam bukunya yang berjudul genetika berpendapat bahwa sesungguhnya ratio fenotip F2 3 : 1 hanya merupakan perhitungan secara teoritis ratio ini diperoleh dari ratio genotipnya. Sebetulnya dalam kenyataan sehari-hari, ratio fenotip yang didapat tidaklah persis demikian. Kalau umpamanya spesies F2 yang dihitung adalah 1000 ekor, maka tidak akan selalu persis bahwa yang normal 750 ekor dan yang ebony 250 ekor.Makin dekat nilai ratio kenyataan, yang disebut o ( observation) terhadap ratio teoritis, yang disebut e (expected), makin sempurna data yang dipakai, berarti makin bagus pernyataan fenotipnya.Kalau perbandingan o/e mendekati angka satu berarti data yang didapat makin bagus, dan pernyataan fenotip tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna. Akan tetapi, jika o/e menjauhi 1, data itu buruk dan pernyataan fenotip tentang karakter yang diselidiki berarti dipengaruhi oleh suatu factor lain. Entah karena factor lingkungan atau jumlah objek yang diamati terlalu sedikit.Dari hasil perhitungan kami sebesar 3,17 berada di bawah data yang tercantum pada tabel sebesar 3,84 berarti nilai ini masih dapat diterima. Kami berpendapat bahwa jumlah objek sebanyak kurang lebih 300 ekor tidak cukup untuk membuktikan perbandingan persilangan monohybrid. Telah diamati oleh george Mendel bahwa makin banyak jumlah generasi yang dihitung, makin mendekati ratio kenyataan terhadap ratio teoritis,.dengan catatan bahwa suasana lingkungan dan genotip tidak berbeda.KESIMPULAN1. Dari hasil percobaan kita dapat menyimpulkan bahwa sifat normal yang ada pada lalat buah dibawa oleh gen dominant dan sifat ebony dibawa oleh gen resesif.2. Perbandingan fenotip dari hasil percobaan 4 : 1 dengan jumlah Drosophyla ebony sebanyak 74 dan normal 279,3. Nilai yang diperoleh mengunakan metode statistic sebesar 3,17 tidak memenuhi ratio fenotip walaupun masih dapat diterima hukum Mendel 1.4. Hal ini disebabkan karena jumlah objek yang diamati terlalu sedikit, sehingga tidak bisa memenuhi perbandingan mendel 3 : 1DAFTAR PUSTAKABrown, T.A.. 1993.Genetics A Molecular Approach. Department of Biochemistry And Applicd Molecular, Umist, Manchester: United Kingdom.Suryo. 1996.Genetika.Yogyakarta: UGM Press.Tjan, Kiauw Nio. 1995.Genetika Dasar (Diktat).Bandung: penerbit ITB.Yatim, wildan. 1986. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito.

II.Persilangan dihibridDalam hukum mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen of genes atau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu atau lebih karakter yang berbeda. Monohibrid adalah hibrid dengan 1 sifat beda, dan Dihibrid adalah hibrid dengan 2 sifat beda. Fenotif adalah penampakan atau perbedaan sifat dari suatu individu tergantung dari susunan genetiknya yang dinyatakan dengan kata-kata (misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dsb). Genotif adalah susunan atau konstitusi genetik dari suatu individu yang ada hubungannya dengan fenotif; biasanya dinyatakan dengan simbol/tanda pertama dari fenotif. Oleh karena individu itu bersifat diploid, maka genotif dinyatakan dengan huruf dobel, misalnya AA, Aa, aa, AABB,dsb.Semua keterangan di atas hanya membicarakan persilangan satu sifat. Sekarang akan dipelajari dua individu dengan dua sifat beda dimana hasil persilangan ini dinamakan dihibrid.Sebelum melakukan percobaan, harus diketahui cara pewarisan sifat. Dua pasang yang diawasi oleh pasangan gen yang terletak pada kromosom yang berlainan. Sebagai contoh Mendel melakukan percobaan dengan menanam kacang ercis yang memiliki dua sifat beda. Mula-mula tanaman galur murni yang memiliki biji bulat berwarna kuning disilangkan dengan tanaman galur murni yang memiliki biji keriput berwarna hijau, maka F1 seluruhnya berupa tanaman yang berbiji bulat berwarna kuning. Biji-biji dari tanaman F1 ini kemudian ditanam lagi dan tanaman yang tumbuh dibiarkan mengadakan penyerbukan sesamanya untuk memperoleh keturunan F2 dengan 16 kombinasi yang memperlihatkan perbandingan 9/16 tanaman berbiji bulat warna kuning : 3/16 berbiji bulat warna hijau : 3/16 berbiji keriput berwarna kuning : 1/16 berbiji keriput berwarna hijau atau dikatakan perbandingannya adalah (9 :3 : 3 : 1 ).

Perkawinan DihibridHasil perkawinan antara 2 individu yang memiliki sifat beda disebut hibrid. Monohibrid adalah suatu hibrid dengan satu sifat beda (Aa). Dihibrid ialah suatu hibrid dengan dua sifat beda (AaBb) (Suryo, 2008).Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan ini sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang disebut The Law of Independent Assortment of Genes. Hukum ini mengatakan bahwa gen-gen dari sepasang alel memisah secara bebas ketika berlangsung pembelahan reduksi (meiosis) pada waktu pembentukan gamet(Suryo, 2008).Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis (Change, 2008).Pada biji tanaman ercis hasil percobaan Mendel terdapat 2 sifat beda, yaitu bentuk dan warna biji. Kedua sifat beda ini ditentukan oleh gen-gen yang berbeda, yaitu:B = gen untuk biji bulatb = gen untuk biji keriputK = gen untuk biji kuningk = gen untuk biji hijauJadi, bentuk bulat biji dan warna kuning biji adalah dominan (Suryo,2008).Jika tanaman ercis berbiji bulat-kuning homozigotik (BBKK) disilangkan dengan tanaman ercis berbiji keripur hijau (bbkk), hasilnya diperoleh semua tanamn F1 berbiji bulat-kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk sendiri akan membentuk 4 macam game baik jantan maupun betina, masing-masing dengan kombinasi BK, Bk, bK dan bk. Akibatnya pada F2 diharapkan terjadi 44= 16 kombinasi, yang terdiri dari 4 macam fenotip, yaitu tanamn berbiji bulat-kuning (9/16 bagian), berbiji bulat-hijau (3/16 bagian), berbiji keriput kuning (3/16 bagian) dan berbiji keriput-hijau (1/16 bagian). Dua diantaranya serupa dengan induknya semula, yaitu yang berbiji bulat-kuning dan yang berbiji keripur hijau. Sedang 2 lainnya merupakan hasil baru, yaitu yang berbiji bulat-hijau dan yang berbiji keriput kuning(Suryo, 2008).Hasil persilangan dihibrid = hasil persilangan monohibrid I x hasil persilangan monohibrid II. Semidomonansi, artinya dominansi tidak nampak penuh, sehingga ada sifat intermedier. Misalnya pada perkawinan monohibrid dihasilkan keturunan dengan perbandinagn 1:2:1 (Suryo, 2008).Uji Chi SquareSering kali kita menemukan hasil dari sebuah percobaan persilangan/perkawinan yang hasilnya tidak sesuai dengan hukum Mendel dan mnyebabkan kita menjadi ragu akan hasil tersebut, apakah penyimpangan yang terjadi karena kebetukan atau karena ada faktor lain.Dalam perhitungan juga harus diperhatikan derajat kebebasan (Degree of Freedom), yang nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip dikurangi satu. Jadi, jika pada persilangan monohibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 3:1 (ada dominansi penuh), berarti ada 2 kelas fenotip, sehingga derajat kebebasan = 2-1=1. Jika terdapat sifat intermedier, keturuna menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1:2:1, berarti ada 3 kelas fenotip, sehingga derajat kebebasan = 3-1=2.Menurut para ahli statistik, khusus untuk kelas 2 fenotip perlu diterapkan Koreksi Yates pada nilai deviasi, yaitu mengurangi nilai deviasi dengan 0,5. Apabila nilai yang diperoleh dari perhitungan terletak di bawah kolom kemungkinan 0,05 atau kurang (0,01 atau 0,001), berartifaktor kebetulan hanya berpengaruh sebesar 5% atau kurang. Dan berarti pula ada faktor lain yang berperan dan lebih berpengaruh pada kejadian tersebut, sehingga data percobaan tersebut dinyatakan buruk. Nilai dikatakan signifikan atau berarti, maksudnya deviasi (penyimpangan) sangat berarti dan ada faktor lain di luar faktor kemungkinan yang mengambil peranan. Apabila yang diperoleh dari perhitungan terletak di dalam kolom nilai kemungkinan 0,01 atau bahkan 0,001 itu berarti bahwa data percobaan yang diperoleh sangat buruk. Nilai dikatakan sangat berarti dan faktor kemungkinan sangat besar peranannya (Suryo, 2008).Dalam tes Chi Square akan dibandingkan antara kemungkinan yang kita inginkan dengan hasil observasi yang kita lakukan. Menrut BRFriden.2001We wnt to know whethe rthe observed are consist with the presumed. If they are not, we call experiment interisting or significant . Untuk itulah dengan tes Chi Square kita dapat memastikan kebenaran Hukum Mendel dengan perkawinan yang telah kita lakukan, selama hasil yang kita peroleh masih signifikan (Aziz, 2009).Metode Pengamatan DrosophilaPenangkapanDrosophila melanogasterLalat buah dipancing untuk datang dengan memasukkan pisang atau buah-buahan lain yang sudah mulai membusuk ke dalam kantung plastik kosong. Setelah beberapa pasang lalat buah masuk ke dalam plastik, lalat buah dipindahkan ke botol media. Makin banyak lalat yang tertangkap, makin baik, karena meningkatkan kemungkinan terdapatnya lalat betina dan memperkecil kemungkinan adanya kontaminasi oleh jamur. Kemudian botol disimpan di tempat teduh.Memelihara Lalat BuahLalat buah dipelahara dalam botol berisi media. Media yang digunakan dibuat dari pisang yang sudah dihancurkan dan ragi. Botol media berisi lalat buah ini sebaiknya disimpan di tempat yang teduh. Bila kultur terkontaminasi oleh jamur, bersihkan media dengan membuang bagian yang terkontaminasi dan sedikit daerah disekitarnya menggunakan sendok, Kultur dapat juga dipindahkan ke media baru, dengan mensterilkan botol dan sumbat busa sebelum dipakai. Bila media menjadi sangat basah, masukkan kertas saring kedalam botol media tersebut.Pengamatan Siklus Hidup Lalat BuahTempat, tanggal, jam penangkapan dan jumlah lalat buah yang tertangkap dicatat dalam lembar pengamatan. Botol media berisi lalat buah kemudian diamati paling sedikit dua kali sehari. Pada saat pertama muncul tahapan pertumbuhan tertentu, tanggal pengamatan dicatat. Bila pupa pertama telah muncul, lalat buah parental harus dikeluarkan dari botol media. Pengamatan dilanjutkan sampai lalat buah dewasa pertama muncul.Perkawinan Parental Menghasilkan Keturunan F1 dan F2berikut tabelnya silahkan unduh di sini:tabel pengamatan Perkawinan ParentalPembahasan :Fungsi Bahan medium dan Fungsi Perlakuan PercobaanPercobaan ini berjudul Drosophila melanogaster sebagai organisme percobaan genetika, yang bertujuan mampu membuat medium kultur Drosophila melanogaster, dapat melakukan pengamatan morfologi dan siklus hidup Drosophila melanogaster, mampu membedakan seks lalat jantan dan lalat betina serta melihat variasi fenotip dan genotip mata lalat yang terangkai kromosom-X dan juga dapat melakukan perkawinan dihibrid pada Drosophila melanogaster serta mengamati rasio fenotip pada keturunan F1 dan F2..Alasan praktikum ini menggunakan lalat buah Drosophila melanogaster adalah: Mudah diperoleh (hidup kosmopolitan) Murah dan mudah dipelihara di laboratorium Siklus hidupnya pendek Berkembang biak cepat dan keturunannya banyak Memiliki banyak mutan Mutan mudah diamati dan dibedakan Jumlah kromosomnya sedikit (4 pasang) Larva memiliki kromosom raksasa/politen (Suryo 1994).Untuk pemeliharaan stock Drosophila melanogaster dapat digunakan berbagai macam-macam medium. Medium yang mula-mula dipergunakan adalah campuran antara pisang ambon dan tape ketela pohon dengan perbandingan 6 : 1. Medium tersebut dipakai selama lebih dari 15 tahun. Pada tahun 1984 mulai digunakan beberapa medium yang dicobakan untuk dapat pula ppemeliharaan jenis-jenis Drosiphila lainnya dan beberapa tahun terakhir ini telah digunakan resep yang baru. Hal ini disebabkan oleh karena kualitas tape dan pisang ambon yang tidak seragam, sehingga dirasakan perluuntuk memperoleh medium yang lebih padat dan dapat diandalkan. Resep baru yang akan dipakai merupakan modifikasi dari resep yang telah ada dan yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia (Hartati, 2009).Biasanya Lalat buah (Drosophila melanogaster) dikembangbiakan dalam botol medium, mediumnya dapat terdiri dari: Molase, agar Molase, agar Pisang atau campuran antara Pisang dengan tape singkong dengan perbandingan 6:1. Jenis medium yang paling banyak digunakan adalah medium yang terdiri dari campuran antara pisang dengan tape singkong. Jenis medium ini juga biasanya digunakan untuk pemeliharaan.Bahan yang digunakan untuk membuat medium kultur Drosophila melanogaster dalam percobaan ini adalah pisang raja masak sebagai bahan makanan yang disukai olehDrosophila melanogaster, antifungal untuk mengontrol pertumbuhan jamur, fermipan untuk mengubah gula kompleks menjadi gula sederhana dan untuk menumbuhkan jamur sebagai makanan Drosophila melanogaster, gula aren sebagai sumber gula atau karbohidrat, agar untuk memadatkan medium, asam sorbat/benzoate untuk mencegah kontaminan dari luar dan aquadest sebagai pelarut.Perkawinan Parental Menghasilkan Keturunan F1Dari tabel pengamatan yang bisa diunduh diatas tadi diperoleh keturunan F1 sebanyak 42 ekor jantan mata merah dan 23 ekor betina mata merah dengan jumlah keseluruhan adalah 65 ekordari induk yang semuanya juga bermata merah. Hal ini berarti semua lalat keturunan F1 bermata normal.Kemungkinan persilangan yang tejadi adalah sebagai berikut:F0: X+X X+Y( mata merah) ( mata merah)Menghasilkan keturunan F1: X+ YX+ X+ X+ X+YX X+ X XY X+ adalah gen pengkode warna merah yang dominan terhadap Xw yang mengkode warna putih. Xadalah genotip yang belum diketahuiDari hasil pengamatan didapatkan keturunan F1 yang keseluruhan bermata merah. Dapat disimpulkan bahwa genotip Xmerupakan X+ atau gen yang dominan. Karena jika genotip Xmerupakan gen resesif maka salah satu jantan akan bermata putih. Sehingga dapat dimungkinkan parental betina memiliki genotip X+X+ dan jantan memiliki genotip X+Y. Namun hipotesa ini masih akan dibuktikan pada pengulangan menuju keturunan F2.Dapat disimpulkan bahwa genotip yang ada pada keturunan F2 adalah X+ YX+ X+ X+ X+ YX+ X+ X+ X+Y100 % jantan mata merah100 % betina mata merahDilakukan penghitungan chi-square dari hasil tersebut. Jantan dan betina sama-sama memiliki rasio mata merah 100% sehingga data yang diamati adalah data jumlah keseluruhan baik jantan maupun betina disamakan. Rasio mendel adalah 4 mata merah : 0 mata putihNilai kemungkinannnya mendekati 0%. Faktor kemungkinan masih banyak berpengaruh dari pada faktor lain yang menyebabkan penyimpangan. Sehingga dapat dikatakan data percobaan itu sangat buruk dan tidak sesuai dengan hukum Mendel.Perkawinan F1 Menghasilkan Keturunan F2Dari tabel pengamatan yang bisa diunduh di atas diperoleh keturunan F2sejumlah jantan mata merah : 38 ekor dan betina mata merah : 137 ekor dengan jumlah keseluruhan 175 ekor dari induk yang semuanya juga bermata merah. Hal ini berarti semua lalat keturunan F2 bermata normal.Kemungkinan persilangan yang tejadi adalah sebagai berikut:F2: X+X X+Y( mata merah) ( mata merah)Menghasilkan keturunan F1: X+ YX+ X+ X+ X+YX X+ X XY X+ adalah gen pengkode warna merah yang dominan terhadap Xw yang mengkode warna putih. Xadalah genotip yang belum diketahuiDari hasil pengamatan didapatkan keturunan F1 yang keseluruhan bermata merah. Dapat disimpulkan bahwa genotip Xmerupakan X+ atau gen yang dominan. Karena jika genotip Xmerupakan gen resesif maka salah satu jantan akan bermata putih. Sehingga dapat dimungkinkan parental betina memiliki genotip X+X+ dan jantan memiliki genotip X+Y. Namun hipotesa ini masih akan dibuktikan pada pengulangan menuju keturunan F2.Karena seluruh F2 bermata merah, dapat disimpulkan bahwa genotip yang ada pada keturunan F2 adalah X+ YX+ X+ X+ X+ YX+ X+ X+ X+Y100 % jantan mata merah100 % betina mata merahDilakukan penghitungan chi-square dari hasil tersebut. Jantan dan betina sama-sama memiliki rasio mata merah 100% sehingga data yang diamati adalah data jumlah keseluruhan baik jantan maupun betina disamakan. Rasio mendel adalah 4 mata merah : 0 mata putihNilai kemungkinannnya mendekati 100%. Faktor kemungkinan masih banyak berpengaruh dari pada faktor lain yang menyebabkan penyimpangan. Sehingga dapat dikatakan data percobaan itu sangat baik dan sesuai dengan hukum Mendel.Perbedaan Lalat Jantan dan Lalat BetinaPada praktikum ini juga dilakukan pengamatan bagaimana membedakan antara lalat jantan dan betina untuk memudahkan pengamatan terhadap jenis kelamin parental maupun keturunan F1 dan F2 yang sifat fenotip warna mata yang berada pada kromosom seks atau gonosom.Berikut ini adalah perbedaan antara lalat jantan dan betina dalam tabel:Jantan BetinaUjung abdomen membulat Abdomen memanjang dan ujung meruncingAbdomen terdiri atas 5 segmen Abdomen terdiri atas 7 segmenTubuh kebih kecil Tubuh lebih besarMemiliki sex comb atau sisir kelamin yaitu rambut kaku pada permukaan distal tarsus terakhir kaki depan Tidak memiliki sex combAkhirnya.Kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan ini adalah pengamatan Drosophila dapat dilakukan dengan cara mengkulturkan pada medium dan botol kultur yang steril. Selanjutnya, karena seluruh keturunan pada F1 dan F2 baik jantan maupun betina bermata merah maka dapat disimpulkan bahwa parental Drosophila jantan bergenotip X+Y dan betina X+X+ sehingga tidak menghasilkan keturunan yang bermata putih.Oke.. Semoga bermanfaat:)Ditulis Oleh : Mutiara Maghfira Chairunnissa _ Fapet E Unpad 2010Literatur yang digunakan :Anonymous.2006.www.duniasatwa.com/forums/archive/index.php/t-102.html 49k Anonymous.2006.www.iptek.net.id/ind/pd_invertebrata/index.php?id=80&ch=pd_ind_invertebrata2 14k Anonymous.2006.www.deptan.go.id/ditlinhorti/buku_peta/bagian_07.html 12kAnonim. 2010. Praktikum Genetika. (2008). Fakultas Biologi: UnsuoedAziz, Fuad Nur. 2009. Penejelasan mengenai penyimpangan Hukum Mendel.http://blog.beswandjarum.com. Diakses pada tanggal 25 April 2011 pukul 20.00 WIB.Change. 2008. Persilangan Monohibrid.http://erikarianto.wordpress.com. Diakses pada tanggal 24 April 2011 pukul 20.00 WIB.Campbell,Reece,Mitchell.BIOLOGI JILID IEdisikelima.2004. Penerbit Erlangga: JakartaSilvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan BiologiUniversitas Padjdjaran.Strickberger, Monroe, W. 1962. Experiments in Genetics with Drosophila.London: John Wiley and Sons, inc.Suryo, 2008. Genetika strata 1. UGM Press. Yogyakarta.Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Tarsito. Bandung.