perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id status kesegaran .../status...perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STATUS KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII SMP N 2 WERU
TAHUN PELAJARAN 2010/2011 DITINJAU DARI AKTIVITAS
BERANGKAT DAN PULANG SEKOLAH SISWA
SKRIPSI
Oleh :
DWI HARYANTO
X 4607019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
STATUS KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII SMP N 2 WERU
TAHUN PELAJARAN 2010/2011 DITINJAU DARI AKTIVITAS
BERANGKAT DAN PULANG SEKOLAH SISWA
Oleh :
DWI HARYANTO
NIM. X 4607019
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta,
Pembimbing I
Drs. H. Agus Margono, M. Kes NIP. 19580822 198403 1 002
Pembimbing II
Sri Santoso Sabarini, S.Pd, M.Or. NIP. 19760822 200501 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang TandaTangan
Ketua : Drs. H. Sunardi, M. Kes .......................
Sekretaris : Dr. Agus Kristiyanto, M. Pd ......................
Anggota I : Drs. H. Agus Margono, M. Kes ........................
Anggota II : Sri Santoso Sabarini, S. Pd., M. Or ......................
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Dwi Haryanto. Status kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP N 2
Weru tahun pelajaran 2010/2011 ditinjau dari aktivitas berangkat dan
pulang sekolah siswa. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : Untuk mengetahui status
kesegaran jasmani siswa yang pulang dan berangkat sekolah dengan jalan kaki,
menggunakan sepeda, menggunakan sepeda motor, naik kendaraan umum siswa
kelas VIII SMP N 2 Weru tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode ex post facto (penelitian yang
dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi). Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 237 siswa. Dibagi menjadi empat kategori untuk membedakan
aktivitas siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki,
menggunakan sepeda, menggunakan sepeda motor, dan naik kendaraan umum.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional
random sampling, sampel yang berjumlah 105 siswa, yang terdiri dari 20 siswa
dengan jalan kaki, 50 siswa menggunakan sepeda, 30 siswa menggunakan sepeda
motor, dan 15 siswa naik kendaraan umum. Teknik pengumpulan data adalah
dengan tes dan pengukuran tes kesegaran jasmani dengan lari multitahap/MFT
(untuk memprediksi ambilan oksigen maksimum) untuk usia 11-14 tahun dari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keolahragaan (PUSLITBANG-OR)
Universitas Sebelas Maret tahun 1999.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut : Untuk
aktivitas berangkat dan pulang sekolah siswa dengan jalan kaki, status kesegaran
jasmani kategori baik berjumlah 6 siswa (30%), kategori cukup berjumlah 3 siswa
(15%), kategori sedang berjumlah 7 siswa (35%), kategori kurang berjumlah 2
siswa (10%), kategori kurang sekali berjumlah 2 siswa (10%). Untuk aktivitas
berangkat dan pulang sekolah siswa menggunakan sepeda, status kesegaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
jasmani kategori baik berjumlah 21 siswa (42%), kategori cukup berjumlah 7
siswa (14%), kategori sedang berjumlah 15 siswa (30%), kategori kurang
berjumlah 3 siswa (6%), kategori kurang sekali berjumlah 4 siswa (8%). Untuk
aktivitas berangkat dan pulang sekolah siswa menggunakan sepeda motor, status
kesegaran jasmani kategori baik berjumlah 5 siswa (16,8%), kategori cukup
berjumlah 4 siswa (13,3%), kategori sedang berjumlah 8 siswa (26,6%), kategori
kurang berjumlah 6 siswa (20%), kategori kurang sekali berjumlah 7 siswa
(23,3%). Sedangkan Untuk aktivitas berangkat dan pulang sekolah siswa dengan
naik kendaraan umum, status kesegaran jasmani kategori baik berjumlah 1 siswa
(6,8%), kategori cukup berjumlah 2 siswa (13,3%), kategori sedang berjumlah 5
siswa (33,3%), kategori kurang berjumlah 2 siswa (13,3%), kategori kurang
sekali berjumlah 5 siswa (33,3%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga.
(HR. Muslim)
Keraguan adalah kegagalan yang mungkin akan membuat kehilangan kemenangan
karena takut menghadapinya.
(William Shakespeare)
Tidak cukup kita punya target untuk diraih, kita juga perlu tekad baja, mental
pantang menyerah, serta terus fokus, fokus, dan fokus alam memperjuangkannya.
( Andrie Wongso)
Jiwa ragaku untuk olahraga
(Penulis)
Janganlah kita mencari sosok yang sempurna, tapi buatlah seseorang yang biasa
menjadi sempurna karena kita.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk:
- Ayah dan ibuku yang selalu mengisi memori dan motivator sepanjang hidupku
- Dikra Jr. sebagai spiritku
- Rya, motivasi mu selalu menyertaiku dan keberadaanmu selalu memacuku
menyelesaikan skripsi ini
- Andri Nia kakakku, beserta keluarga tersayang
- Kontrakan Wangun : kris, habib, garlic, joely, kim, oka, wely, danang sebagai
sahabat - sahabat terbaikku
- Penjas ’07 horeeee
- Kakak-kakak dan adik-adik tingkatku di Penjaskesrek JPOK
FKIP UNS
- FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta
kampus tempat kutimba aneka ilmu untuk kiprah berolahraga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi
kenikmatan dan kaunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama
pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin
penulisan skripsi;
2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
telah memberikan persetujuan skripsi;
3. Waluyo, S. Pd., M. Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi yang telah memberikan izin penulisan skripsi;
4. Drs. H. Agus Margono, M. Kes., Selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
penulis selesaikan dengan lancar;
5. Sri Santoso Sabarini, S. Pd., M. Or., sebagai pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat penulis selesaikan dengan lancar;
6. Drs. Agus Mukholid, M. Pd., Pembimbing Akademik, yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNS;
7. Bapak - Ibu dosen Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang
secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;
8. Rekan-rekan Penkepor ‘07 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang
membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa dan dalam
menyelesaikan skripsi ini;
9. SMP N 2 Weru yang telah bersedia menjadi tempat penelitian;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................... i
PENGAJUAN ....................................................................................... ii
PERSETUJUAN ................................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................ v
MOTTO ................................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .......................................................... 5
D. Perumusan Masalah ........................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................. 6
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................. 7
A. Tinjauan Pustaka ................................................................. 7
1. Kesegaran Jasmani ....................................................... 7
a. Definisi Kesegaran Jasmani .................................. 7
b. Kesegaran Jasmani Siswa ...................................... 8
c. Peranan Kesegaran Jasmani Bagi Siswa ............... 9
d. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran
Jasmani ................................................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
e. Tujuan Kesegaran Jasmani ................................... 15
f. Komponen Kesegaran Jasmani ............................ 16
g. Fungsi Kesegaran Jasmani ................................... 24
2. Cara Membina Dan Meningkatkan Kesegaran
Jasmani ........................................................................ 20
a. Manfaat Olahraga ................................................. 26
b. Akibat Kurang Gerak ........................................... 26
c. Meningkatkan Kesegaran Jasmani .................... 26
3. Profil Karakteristik Siswa SMP ................................... 27
a. Karakteristik Siswa SMP ...................................... 27
b. Guru Pendidikan Jasmani ..................................... 28
c. Sarana Dan Prasarana Olahraga ............................ 29
d. Aktivitas Berangakat Dan Pulang Sekolah siswa. 29
B. Kerangka Berpikir.............................................................. 32
BAB III.METODE PENELITIAN ..................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 34
1. Tempat Penelitian ....................................................... 34
2. Waktu Penelitian ......................................................... 34
B. Metode Penelitian .............................................................. 34
C. Populasi dan Sampel .......................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 35
E. Teknik Analisis Data ......................................................... 35
BAB IV.HASIL PENELITIAN ........................................................... 38
A. Deskripsi Data ................................................................... 38
B. Analisis Data ...................................................................... 38
C. Pembahasan Hasil Analisis Data ....................................... 39
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................... 41
A. Simpulan ............................................................................. 41
B. Implikasi ............................................................................. 42
C. Saran ................................................................................... 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 43
LAMPIRAN .......................................................................................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Deskripsi Hasil Tes Kesegaran Jasmani Dari Setiap Aktivitas
Berangkat dan Pulang Sekolah Siswa Kelas VIII SMP N 2 Weru
Tahun Pelajaran 2010/2011 37
Tabel 2 Rangkuman Distribusi Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa
Kelas VIII SMP N 2 Weru Tahun Pelajaran 2010/2011 Ditinjau
Dari Aktivitas Berangkat dan Pulang Sekolah Siswa Yang
Meliputi Jalan Kaki, Menggunakan Sepeda, Menggunakan
Sepeda Motor Dan Naik Kendaraan Umum 38
Tabel 3 Penyesuaian Jarak Lari Bolak - Balik Berdasarkan Kecepatan
Pemutar Kaset 49
Tabel 4 Prediksi VO2 MAX Dengan MFT .................................................... 51
Tabel 5 Formulir Catatan Lari Multitahap .................................................. 54
Tabel 6 MFT/Multistage Fitness Test Siswa Putra .................................... 56
Tabel 7 Nilai T-skor Siswa Putra ................................................................ 58
Tabel 8 Norma Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra ........................ 59
Tabel 9 Kategori Status Kesegaran Jasmani Siswa Putra ......................... 61
Tabel 10 Hasil MFT/Multistage Fitness Test Siswa Putri .......................... 62
Tabel 11 Nilai T-skor Siswa Putri ................................................................ 64
Tabel 12 Norma Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra ....................... 65
Tabel 13 Kategori Status Kesegaran Jasmani Siswa Putri .......................... 67
Tabel 14 Rekapitulasi Status Kesegaran Jasmani Siswa Yang Aktivitas
Berangkat dan Pulang Sekolah Naik Kendaraan Umum .............. 68
Tabel 15 Rekapitulasi Status Kesegaran Jasmani Siswa Yang Aktivitas
Berangkat dan Pulang Sekolah Dengan Jalan Kaki ...................... 69
Tabel 16 Rekapitulasi Status Kesegaran Jasmani Siswa Yang Aktivitas
Berangkat dan Pulang Sekolah Menggunakan Sepeda Motor ....... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Tabel 17 Rekapitulasi Status Kesegaran Jasmani Siswa Yang Aktivitas
Berangkat dan Pulang Sekolah Menggunakan Sepeda ................. 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Lintasan Lari Tes Multitahap ........................................................ 75
Gambar 2. Pengarahan Pelaksanaan Tes ........................................................ 75
Gambar 3. Pelaksanaan Pemanasan ............................................................... 76
Gambar 4. Pelaksanaan Tes Lari Multitahap ..................................................... 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Prosedur Tes ........................................................................ 45
Lampiran 2 Formulir Catatan Lari Multitahap ....................................... 54
Lampiran 3 Angket Data Siswa ............................................................... 55
Lampiran 4 Kategori Status Kesegaran Jasmani Siswa Putra ............... 56
Lampiran 5 Kategori Status Kesegaran Jasmani Siswa Putri ................. 62
Lampiran 6 Surat Pengajuan Judul ......................................................... 79
Lampiran 7 Validasi Proposal Skripsi .................................................... 80
Lampiran 8 Surat Permohonan Ijin Research/Try Out ............................ 81
Lampiran 9 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ......................... 82
Lampiran 10 Surat Permohonan Menyusun Skripsi .................................. 83
Lampiran 11 Surat Keterangan Menyusun Skripsi .................................... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat, perkembangan
tersebut mempengaruhi aspek-aspek manusia, perkembangan teknologi pun
juga secara cepat tidak hanya dikota saja namun lambat laun merambat
sampai didesa. Sebagai contoh dalam bidang trasnsportasi, kehidupan
manusia kian hari seperti diburu oleh waktu sehingga membutuhkan alat
transportasi yang cepat, efisien dan hemat. Perusahaan-perusahaan jasa serta
perusahaan transportasi berlomba-lomba serta berinovasi untuk membuat
produknya yang diluncurkan kepasar sesuai dengan tuntutan zaman, guna
memenuhi kebutuhan manusia akan transportasi yang cepat dan efisien.
Dari perkembangan zaman tersebut lambat-laun pula manusia
mulai meninggalkan kebiasaannya yang terdahulu, yaitu kebiasan untuk
melakukan kegiatan yang behubungan dengan kesegaran jasmani.
Diantaranya banyak petani berangkat keladang berjalan kaki namun
sekarang menggunakan motor, dahulu petani membajak sawah hanya
menggunakan lembu dan cangkul sekarang banyak menggunakan traktor,
anak-anak pergi kesekolah yang dahulu berjalan kaki dari rumahnya sampai
kesekolahan namun sekarang menggunakan kendaraan umum dan sepeda
motor sebagai alat transportasinya, dengan tergantinya kebiasaan hidup
secara terus menerus dengan alat/mesin, serta tidak diimbangi dengan
aktivitas olahraga atau aktivitas fisik yang lain maka keadaan kesegaran
jasmaninya akan berangsur-angsur makin menurun.
Sudarno (1992: 10) menyatakan bahwa “Organ dan bagian tubuh
akan tumbuh dan berkembang bila digunakan dan sebaliknya akan aus,
menyusut bahkan mati bagi bila tidak dipergunakan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sudarno (1992: 10) juga menyatakan “Dibanding dengan orang
yang santai dan kurang aktif kehidupanya, seseorang yang lebih aktif akan
memiliki tingkat kesegaran jasmani yang lebih baik”.
Organ anggota ubuh manusia akan berkembang secara maksimal
bila terus menerus dilatih dengan porsi yang teratur, dan sebaliknya akan
mudah mengalami kelainan bila tidak terlatih organ-organ tersebut.
Kesegaran jasmani sangat penting bagi manusia untuk dapat menyelesaikan
suatu pekerjaan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Seseorang yang memiliki status kesegaran jasmani yang tinggi
akan dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan benar tanpa kelelahan
yang berarti. Sebaliknya, status kesegaran jasmani yang rendah akan
merupakan kendala dalam melaksanakan pekerjaan. Oleh karena itu dituntut
pekerjaan yang meminta aktivitas jasmani tidak dapat terpenuhi sudah
barang tentu berpengaruh dengan tingkat produktifitasnya.
Bagi pelajar kesegaran jasmani sangat penting dalam peningkatan
intelektual dan kecerdasan. Tanpa tubuh yang segar seorang siswa tidak
mungkin bisa melakukan belajar dengan baik, sebab belajar membutuhkan
kondisi tubuh yang segar.
Latihan-latihan kesegaran jasmani yang dilakukan secara tepat dan
benar akan memberikan manfaat bagi tubuh, seperti dijelaskan dalam Pusat
Kesegaran Jasmani dan Rekreasi (1992: 2).
1. Memperkuat sendi-sendi dan ligamen 2. Meningkatkan kerja jantung dan paru 3. Memperkuat otot tubuh 4. Memperkuat tekanan darah 5. Mengurangi lemak tubuh 6. Memperbaiki bentuk tubuh 7. Mengurangi kadar gula 8. Mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner 9. Dapat memperkuat pertukaran gas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Manfaat dari latihan kesegaran jasmani selain diatas adalah
manusia merasa tenang jiwa dan raganya. Seperti dikatakan, Didalam tubuh
yang sehat terdapat sebuah jiwa yang kuat.
Dalam kegiatan sehari-hari untuk kegiatan pulang dan berangkat
sekolah siswa kelas VIII SMP N 2 Weru adalah menggunakan sepeda, jalan
kaki, naik kendaraan umum dan menggunakan sepeda motor.
Idik Sulaiman (1985: 96) berpendapat bahwa “Dengan
menggunakan sepeda siswa akan memperoleh udara segar, olahraga,
menghindari kemacetan lalu lintas dan tidak mencemari udara”. Kegiatan
berangakat dan pulang sekolah siswa menggunakan sepeda sangat banyak
manfaatnya, selain manfaat diatas tentunya bisa mengurangi kepenatan
kegiatan dalam sekolah.
Idik Sulaiman (1985: 66) juga berpendapat bahwa aktivitas yang
juga banyak dilakukan siswa untuk pulang dan berangkat sekolah adalah
dengan berjalan kaki. Berjalan kaki adalah salah satu bentuk kegiatan
alamiah manusia dan merupakan unsur penting untuk memelihara dan
meningkatkan kesegaran jasmani.
Kegiatan berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki sangat
bermanfaat. Diantara manfaat diatas adalah untuk mempererat tali
pertemanan dan disamping berguna untuk pemeliharaan kebugaran dengan
aktivitas tersebut mereka juga mengurangi biaya hidup.
Kegiatan berangkat dan pulang sekolah siswa yang lainya adalah
naik kendaraan umum dan menggunakan sepeda motor. Dengan malakukan
kebiasaan naik angkutan umum dan menggunakan sepeda motor untuk
pergi dan pulang sekolah maka akan menjadi ketergantungan siswa untuk
tidak mau banyak bergerak, maka dengan itu akan pula mempengaruhi
kesegaran jasmani mereka sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Kesegaran jasmani siswa dipengaruhi oleh aktivitas siswa sehari-
hari baik dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Disekolah kesegaran
jasmani siswa dapat dipertahankan melalui pendidikan jasmani, sedang
diluar sekolah siswa dapat mengikuti kegiatan olahraga disekitar rumah atau
klub olahraga, kegiatan siswa diluar jam sekolah membantu orang tuanya
dirumah, dimana kebanyakan wali murid dirumah berprofesi sebagai petani,
jadi setiap kali waktu pasti banyak anak-anak di suruh untuk pergi kesawah
atau ladang untuk membantu orang tuanya sehingga mereka juga
membutuhkan stamina yang baik. Selain itu aktivitas siswa setiap hari pada
saat berangkat dan pulang sekolah yang menggunakan aktivitas fisik seperti
naik sepeda, jalan kaki, naik kendaraan umum dan menggunakan sepeda
motor juga dapat mempengaruhi kesegaran jasmani.
Setelah peneliti datang ke sekolah untuk melakukan observasi,
sangat beragam aktivitas yang dilakukan siswa didalam dan diluar sekolah
dan sangat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran
jasmani siswa, dan untuk sementara peneliti akan mengesampingkan
kegiatan-kegiatan diluar sekolah yang mungkin akan berpengaruh terhadap
tingkat kesegaran jasmani siswa dan hanya akan mengetahui tingkat
kesegaran jasmani siswa berdasarkan kegiatan berangkat dan pulang
sekolah siswa yang meliputi menggunakan sepeda, jalan kaki, naik
kendaraan umum dan menggunakan sepeda motor.
Kegiatan siswa SMP N 2 Weru setiap berangkat dan pulang
sekolah ada yang menggunakan sepeda, jalan kaki, naik kendaraan umum
dan menggunakan sepeda motor. Karena perbedaan kegiatan tersebut maka
status kesegaran jasmani berbeda sehingga penulis mengadakan penelitian.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan mengadakan
penelitian dengan judul : Status kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP N
2 Weru tahun pelajaran 2010/2011 ditinjau dari aktivitas berangkat dan
pulang sekolah siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi lambat-
laun membuat manusia mulai meningalkan kebiasaannya yang
terdahulu, yaitu kebiasan untuk melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan kesegaran jasmani.
2. Bagi pelajar kesegaran jasmani sangat penting dalam peningkatan
intelektual dan kecerdasan. Tanpa tubuh yang segar seorang siswa
tidak mungkin bisa melakukan belajar dengan baik, sebab belajar
membutuhkan kondisi tubuh yang segar.
3. Belum diketahui status kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP N 2
Weru tahun pelajaran 2010/2011 yang ditinjau dari aktivitas berangkat
dan pulang sekolah siswa yang meliputi jalan kaki, menggunakan
sepeda, menggunakan sepeda motor, dan naik kendaraan umum.
C. Pembatasan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
banyak sekali faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani siswa.
Maka penelitian ini dibatasi pada status kesegaran jasmani siswa kelas VIII
SMP N 2 Weru tahun pelajaran 2010/2011 ditinjau dari aktivitas berangkat
dan pulang sekolah siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah status kesegaran jasmani yang dimiliki siswa kelas VIII
SMP N 2 Weru tahun pelajaran 2010/2011 ditinjau dari aktivitas berangkat
dan pulang sekolah siswa” .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui status
kesegaran jasmani siswa SMP N 2 Weru tahun pelajaran 2010/2011 ditinjau
dari aktivitas berangkat dan pulang sekolah siswa yang meliputi jalan kaki,
menggunakan sepeda, menggunakan sepeda motor, dan naik kendaraan
umum.
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi guru dan
siswa dalam upaya menjaga kesegaran jasmani untuk dapat meningkatkan
prestasi baik dalam bidang akademik maupun kemampuan jasmani.
Adapun manfaatnya antara lain:
1. Dapat memberikan informasi dalam membuat program pengajaran bagi
guru yang bersangkutan dengan menggunakan acuan hasil penelitian.
2. Bagi pihak sekolah dapat mengetahui status kesegaran jasmani siswa
kelas VIII, sehingga dapat membantu guru pendidikan jasmani dalam
memperbaiki tingkat kesegaran jasmaninya.
3. Bagi siswa adalah siswa dapat mengetahui aktivitas yang bagaimana
yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kesegaran Jasmani
a. Definisi Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani atu physical fitness adalah kapasitas fungsional total
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan hasil yang baik atau
memuaskan tanpa merasakan kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani
bercirikan semua bagian tubuh dapat berfungsi secara efisien saat tubuh
menyesuaikan diri dengan tuntunan sekitar. Untuk memberikan batasan
kesegaran jasmani secara tepat tidaklah mudah. Pada hakekatnya para ahli
mengemukakan pendapatnya sesuai dengan sudut pandang tujuan masing-
masing. Untuk memahami pengertian kesegaran jasmani berikut ini ada
beberapa pendapat para ahli,
Menurut Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro (1984 : 2) dikatakan
bahwa: “Ditinjau dari segi faal, kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan
kemampuan tubuh dalam melaksanakan tugas pembebanan fisik yang diberikan
kepadanya (pekerjaan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti”.
Menurut Sadoso Sumosardjuno (1986 : 19) dikatakan bahwa “Kesegaran
jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari
dengan mudah, tanpa merasakan kelelahan yang berlebihan dan masih banyak
sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk
melakukan keperluan yang mendadak”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (1986 : 19) dikatakan bahwa:
“Kebugaran jasmani adalah sebagai derajat kemampuan seseorang untuk
menjalankan tugas dengan derajat intensitas moderat tanpa mengalami
kelelahan yang berlebihan hingga kemudian dia masih mampu menjalankan
tugas berikutnya”.
Menurut Sugiharto (2000 : 25) menyatakan bahwa: “Kesegaran jasmani adalah
kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri dan menghadapi berbagai
pengerahan kemampuan jasmani atau kerja jasmani”.
Menurut Sudarno SP (1992 : 1) mengatakan bahwa: “Kesegaran Jasmani adalah
kapasitas faal atau kapasitas fungsional yang dapat meningkatkan kualitas
kehidupan”.
Menurut Marta Dinata (2003 : 16) Kesegaran jasmani adalah kemampuan
seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan
yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk melaksanakan kegiatan
itu”.
Dari pernyataan para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan, kesegaran
jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang
memerlukan kerja muskular dimana kecepatan dan ketahanan merupakan
kretiria utamanya dan masih memiliki cadangan energi untuk menikmati waktu
senggangnya.
b. Kesegaran Jasmani Siswa
Peningkatan kasegaran jasmani siswa siswa secara formil dibina melalui
pendidikan jasmani dan kesehatan selama 90 menit dalam satu minggunya
melalui kegiatan intra kurikuler. Untuk menjaga tingkat kesegaran jasmani,
maka selain siswa mengikuti kegiatan intrakurikuler siswa juga harus aktif
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disamping berolahraga sendiri di rumah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
karena selama 90 menit siswa mengikuti kegiatan intrakurikuler praktisnya
siswa melakukan gerak tidak lebih dari 50 menit. Hal ini terjadi karena waktu
yang tersedia terpotong untuk ganti pakaian olahraga, belum lagi bila pembina
melakukan pembinaan-pembinaan secara khusus pada tiap-tiap murid, maka
praktis waktu gerak siswa semakin berkurang. Pada akhirnya status kesegaran
jasmani siswa menjadi semakin berkurang. Pada akhirnya status kesegaran
jasmani siswa tergantung pada kemampuan, kedisplinan serta keikutsertaan
siswa dalam mengikuti kesempatan olahraga di masyarakat. Semakin aktif siswa
mengikuti kegiatan olahraga maka status kesegaran jasmaninya semakin baik,
begitu sebaliknya semakin kurang siswa mengikuti kegiatan olahraga maka
status kesegaran jasmaninya semakin berkurang. Kelainan-kelaianan sebagai
akibat kurang gerak yang mungkin terjadi pada organ-organ tubuh antara lain :
1) Jantung :
a) Denyut nadi per menit menjadi lebih banyak
b) Kelainan proses listrik pada otot jantung nampak pada rekaman
jantung (Electrokardiography).
2) Otot-otot
a) metabolisme / petukaran zat pada sel-sel otot terganggu
b) kekuatan otot berkurang
3) Tulang-tulang
Kelarutan zat kapur dari tulang-tulang yang akan mengurangi kekuatanya.
4) Sistem Syraf
Soetardi (1990 : 216) menyatakan : “Mengalami kemunduran-kemunduran
fungsi sehingga orang menjadi lamban dan kurang tepat segala
aktivitasnya”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
c. Peranan Kesegaran Jasmani Bagi Siswa
Kesegaran jasmani adalah bagian yang penting bagi siswa sekolah.
Dengan kesegaran jasmani yang baik berarti akan mendorong proses belajar
sehingga akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajarnya. Menurut Mulyono
B. (2008 : 56) menyatakan bahwa : “Fungsi Physical fitness bagi pelajar adalah
untuk mencapai prestasi belajar yang baik dalam semua mata pelajaran sehingga
akan mewujudkan suatu hasil akhir yang memuaskan”.
Pendapat di atas menunjukkan keberadaan kesegaran jasmani
mempunyai peranan penting bagi siswa, yaitu untuk dapat menyelesaikan tugas-
tugas yang dihadapi dengan baik dan mendukung pencapaian prestasi belajar.
Dengan jasmani yang sehat dan bugar memungkinkan anak akan mampu
berfikir secara jernih, penuh kreatifitas dan memiliki semangat yang tinggi
untuk menyelesaikan segala studinya sehingga dapat berhasil memuaskan, agar
prestasi anak meningkat dan tujuan pendidikan secara menyeluruh dapat
tercapai maka kesegaran jasmani anak perlu dibina dan dipelihara dengan baik.
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani yang diartikan sebagai aspek kualitas hidup yang
sangat berhubungan dengan keadaan status kesegaran jasmani yang positif,
sehingga kesegaran jasmani merupakan sari utama kesegaran secara umum.
Agar tubuh tetap sehat dan bugar perlu dijaga dengan olahraga secara baik dan
teratur. Olahraga secara teratur merupakan salah satu bagian untuk menjaga dan
memelihara kesegaran jasmani. Namun demikian olahraga secara teratur, bukan
merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kualitas kesegaran jasmani
seseorang. Kesegaran jasmani seseorang ditentukan oleh fungsi kerja
komponen-komponen kesegaran jasmani, tetapi dari komponen tersebut terdapat
faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Kesegaran jasmani pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor Internal
a) Keturunan
Menurut Depkes (1994 : 10) Daya tahan kardiofaskuler dipengaruhi oleh faktor genetik yakni sifat-sifat yang ada sejak lahir. Pengaruh genetik terhadap kekuatan otot dan daya tahan otot pada umumnya berhubungan dengan komposisi serabut otot dari serat merah dan serat putih. Otot rangka merah lebih tepat untuk melakukan kegiatan yang bersifat aeobik, sedang serat otot putih sesuai untuk melakukan kegiatan anaerobik.
Sugiyanto (1998 : 37) juga berpendapat : “Pengaruh nyata
faktor keturunan adalah terhadap ukuran, bentuk, dan kecepatan atau
irama pertumbuhan”.
Faktor keturunan atau genetik merupakan sifat bawaan sejak
lahir yang diperoleh dari orang tuanya. Faktor keturunan sangat
berpengaruh terhadap sifat dan pertumbuhan fisik seseorang. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor keturunan yang sngat menentukan
potensi dan kemampuan fisik seseorang yang dibawa sejak lahir
akan mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani. Namun demikian
kesegaran jasmani seseorang dapat ditingkatkan secara intensif.
b) Usia
Menurut Depkes (1994 : 10-11) “Daya tahan kardiovaskuler
meninggi dan mencapai maksimal diusia 20-30 tahun. Daya tahan
tersebut makin menurun sejalan bertambahnya usia, namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
penurunan ini dapat berkurang bila seseorang berolahraga secara
teratur sejak dini”.
Menurut Sugiyanto (1998 : 213) “Mulai usia anak sampai
umur 20 tahun daya tahan kardiovaskuler meningkat dan mencapai
maksimal sampai umur 30 tahun setelah umur 30 tahun daya tahan
kardiovaskuler akan menurun”.
Pengaruh usia terhadap kelenturan dan komposisi tubuh
pada umumnya terjadi karena proses penuaan, yang disebabkan
karena menurunya daya elastisitas otot karena berkurangnya
aktivitas dan pengapuran pada usia tua.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa semakin bertambah
usia seseorang disertai pula penurunan status kesegaran jasmaninya.
Agar penurunan kesegaran jasmani tidak drastis atau terlampau
cepat, maka harus melakukan latihan dan olahraga secara teratur.
c) Jenis Kelamin
Menurut Depkes (1994 : 10) Kesegaran jasmani antara pria dan wanita juga berbeda karena adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan kardiovaskuler pada usia anak-anak antara pria dan wanita tidak ada perbedaan, saat pada masa pubertas terjadi perbedaan karena wanita memiliki banyak jaringan lemak dan kadar hemoglobinnya lebih rendah dibanding pria. Secara umum perbedaan mutlak terlihat secara jelas pada otot-otot tubuh bagian atas, besarnya kekuatan otot ini memegang peranan dalam daya tahan otot.
d) Berat badan
Kondisi fisik yang prima merupakan salah satu faktor yang
akan mempengaruhi aktivitas manusia sehari-hari. Keadaan fisik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
yang dimiliki seseorang dapat dipengaruhi kualitas makanan yang
dikonsumsi sehari-hari. Mengkonsumsi makanan yang tidak
seimbang dengan aktivitas fisik atau kerja, justru akan menimbulkan
berat badan menurun sehingga akan mempengaruhi status kesegaran
jasmani.
Gizi yang dikonsumsi harus seimbang sesuai dengan
kebutuhan, makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan aktivitas
fisik yang dilakuakan. Makanan yang cukup seimbang, baik kualitas
maupun kuantitasnya, akan dicapai status gizi yang baik.
Mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang dengan aktivitas fisik
atau kerja, justru akan menimbulkan beban masalah bagi tubuh kita
sehingga mempengaruhi status kesegaran jasmaninya.
e) Lingkungan
Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap kesegaran
jasmani. Lingkungan adalah tempat dimana seseorang menempati
dalam waktu yang lama, jika lingkungan tempat tinggal seseorang itu
bersih dan nyaman maka akan dapat terpelihara kesegaran
jasmaninya.
2) Faktor Eksternal
a) Makanan dan Gizi
Menurut Depkes (1994 : 11) Makanan dan gizi sangat berpengaruh terhadap tubuh manusia karena makanan yang telah dimakan akan diproses untuk dijadikan kalori sebagai sumber tenaga dan zat pembangun yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu dengan menu yang mengandung cukup gizi serta cukup kalori manusia dapat hidup sehat dan segar, sehingga dapat melakukan tugasnya sehari-hari dengan baik dan mempunyai daya tahan yang kuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Makanan yang bergizi harus mengandung unsur-unsur :
( 1 ) Protein : Protein berfungsi sebagi zat pembangun tubuh, untuk
pertumbuhan dan mengganti bagian tubuh yang rusak.
( 2 ) Lemak : Lemak berfungsi sebagai pemberi tenaga pada tubuh.
( 3 ) Karbohidrat : Karbohidrat berfungsi sebagai oksidasi atau
pembakaran lemak.
( 4 ) Vitamin : Vitamin berfungsi sebagai pengatur metabolisme
protein, lemak dan hidrat arang.
( 5 ) Air : Air sebagai pengatur, zat pelarut dan lain sebagainya.
b) Tidur dan Istirahat
Menurut Depkes (1994 : 12) Setelah melaksanakan aktivitas atau kerja fisik, tubuh merasa lelah. Hal ini disebabkan oleh penggunaan tenaga untuk aktivitas-aktivitas yang bersangkutan. Istirahat sangat penting dalam proses pengembalian tenaga, maka perlu pengaturan antara istirahat dengan aktivitas yang dilakukan.
c) Aktivitas fisik
Sudarno SP. (1992 : ) menyatakan : “Seseorang yang
mempunyai kegiatan sehari-hari dengan aktif akan memiliki status
kesegaran jasmani yang lebih baik baik daripada mereka yang
kurang aktif menjalani aktivitasnya”.
Pendapatan tersebut menunjukkan bahwa semakin aktif
seseorang bergerak berarti meningkatkan kesegaran jasmaninya.
Kesegaran jasmani yang baik berarti akan mempengaruhi
produktifitas kerja, prestasi belajar atau prestasi olahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi semua komponan
kesegaran jasmani. Latihan yang bersifat aerobik yang dilakukan
secara teratur akan meningkatkan daya tahan kardiovaskuler dan
dapat mengurangi lemak dalam tubuh, yang berarti pula seluruh
organ yang dilatih secara teratur dapat beradaptasi dengan
pembebanan yang diberikan.
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran
jasmani seseorang, yang tentunya tidak sama siswa satu dengan siswa yang
lainya. Tetapi dalam penelitian ini mengambil tingkat kesegaran jasmani yang
dipilah-pilahkan dari aktivitas berangkat dan pulang sekolah siswa.
e. Tujuan Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani sangat penting bagi semua lapangan kehidupan
manusia serta dalam mensukseskan pembangunan. Kesegaran jasmani bagi
setiap orang berfungsi dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Kesegaran
jasmani mempunyai pengemban kesanggupan kerja bagi siapapun, sehingga
dapat menyelesaikan tugas pekerjaanya dengan baik dengan tanpa mengalami
kelelahan yang berarti.
Kesegaran jasmani disamping untuk menunjukkan kondisi fisik juga
berfungsi untuk mengembangkan kesanggupan dan kemauan setiap manusia
yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Untuk meningkatkan kesegaran
jasmani dilakukan latihan fisik secara teratur dan berkesinambungan. Dengan
latihan teratur dapat berfungsi :
1) Denyut jantung lebih lambat tiap menitnya kalau dibandingkan dengan
denyut jantung biasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Paru-paru yang terlatih mendapatkan pernafasan yang tidak terlalu
kencang tapi dalam.
3) Gerakan-gerakan urat syaraf yang terlatih akan dapat menyempurnakan
koordinasi antara gerak otot dan juga akan menambah kepercayaan akan
kesanggupan dan kemampuan fisik untuk melakukan tugasnya dengan
sempurna.
4) Meningkatkan kelancaran peredaran darah keseluruh tubuh yang berarti
meningkatkan pengangkutan oksigen dan membawa sisa-sisa
pembakaran (metabolisme).
Khusus untuk anak-anak usia sekolah, kesegaran jasmani
diperlukan anak usia sekolah untuk dapat melaksanakan aktivitas sehari-
hari, baik ketika berada di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap manusia perlu
menjaga dan meningkatkan kesegaran jasmaninya sendiri, agar dapat
hidup sehat, terhindar dari penyakit dan selalu ceria sepanjang hidup.
f. Komponen Kesegaran Jasmani
Kesegaran Jasmani dikelompokkan menjadi 2 :
1) Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan
a) Kesegaran Kardiovaskuler
Menurut Mulyono B. (2008 : 54) “Kesegaran kardiovaskuler
adalah kapasitas sistem jantung dan pembuluh darah untuk berfungsi
secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu
yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti”.
Sajoto (1988 : 16) “Daya tahan jantung, peredaran darah dan
pernafasan adalah kemampuan seseoraang dalam mempergunakan
kerja jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara terus-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
menerus yang melibatkan kontraksi otot dengan intensitas tinggi
dalam waktu yang cukup lama”.
Kapasitas jantung dan paru sangatlah penting untuk
menunjang kinerja otot dengan peranya mengambil oksigen dan
menyalurkan keseluruh jaringan otot yang sedang aktif sehingga
dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh.
Jantung yang kuat diperlukan untuk dapat mensuplai darah
yang mengandung oksigen secara efektif kepada otot-otot tubuh.
Kesegaran kardiovaskuler yang jelek dapat diidentifikasikan sebagai
sesuatu yang mendahului sakit jantung.
Daya tahan paru jantung adalah kemampuan seseorang dalam
mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darah
secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus-
menerus yang melibatkan sejumlah kontraksi otot dengan intensitas
relatif tinggi dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami
kelelahan yang berarti. Daya tahan jantung paru sangat penting untuk
menunjang kerja otot dengan mengambil oksigen dan menyalurkan
keseluruh jaringan otot yang sedang aktif sehingga dapat digunakan
untuk proses metabolisme tubuh.
b) Kekuatan dan daya tahan otot
Menurut Mulyono B. (2008 : 54) “Kekuatan otot adalah
kemampuan otot untuk menggerakkan kekuatan. Sedangkan daya
tahan otot adalah kemampuan otot untuk menggunakan kekuatan
dalam rentang waktu yang lama”.
Daya otot sehari-hari, ini diperlukan untuk memindahkan
sebagian atau seluruh beban dari satu tempat ketempat yang lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
yang dilakukan pada suatu saat dan secara tiba-tiba. Orang yang
sering melakukan aktivitas jasmani membuat daya otot menjadi lebih
baik.
Jadi kekuatan dan daya tahan otot diartikan kemampuan
seseorang dalam mempergunakan otot untuk berkontraksi secara
terus menerus dalam waktu yang lama dengan beban tertentu.
Dengan latihan fisik yang teratur dan terus menerus akan dapat
meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot, sehingga dapat
melakukan kegiatan fisik yang lama tanpa menimbulkan kelelahan
yang berarti.
Disamping itu kekuatan otot merupakan bagian penting dalam
penampilan fisik seseorang.
c) Kelentukan punggung
Menurut Mulyono B. (2008 : 54) Kelentukan punggung adalah sesuatu suatu bagian bawah berkaitan dengan rentang gerak yang didapatkan pada perototan punggung bagian bawah. Otot-otot, tendo-tendo, ligamen-ligamen cenderung untuk mempertahankan atau meningkatkan elasitasnya melalui aktivitas peregangan mereka yang fleksibel jarang/kurang mendapatkan cidera selama mengikuti kegiatan-kegiatan jasmani, biasanya memiliki postur yang sehat, dan jarang mengalami sakit pinggang. Sajoto (1988 : 17) “Menyatakan bahwa kelentukan adalah
aktivitas seseorang dalam penyesuaian dan untuk segala aktivitas
dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah
ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh tubuh”.
Dalam melakukan aktivitas atau olahraga, kelentukan
biasanya mengacu pada ruang gerak sendi atau sendi-sendi tubuh.
Lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
gerak sendi-sendinya. Dengan demikian, kelentukan merupakan
kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi.
Kecuali ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastis
tidaknya otot-otot, tendo dan ligamen. Dengan demikian orang yang
fleksibel adalah orang yang memiliki ruang gerak yang luas dalam
sendi-sendinya dan mempunya otot yang elastis.
Untuk siswa yang memiliki kelentukan punggung yang baik
dapat dipastikan bila sedang duduk, kepala siswa tersebut tidak
begitu sering diletakkan di atas meja. Dan tidak sering merasa sakit
pinggang.
d) Komposisi tubuh
Menurut Mulyono B. (2008 : 54) “Komposisi tubuh berkaitan
dengan jumlahnya lemak tubuh pada seseorang. Seseorang yang
merasa fit (segar) memiliki presentase lemak tubuh yang relatif
rendah. Kegemukan pada mulanya dapat dihubungkan dengan
berbagai masalah kesehatan”.
Komposisi tubuh adalah presentase lemak tubuh, dari berat
badan tanpa lemak (otot, tulang rawan dan organ vital). Karena
lemak merupakan bagian daripada tubuh yang dapat memberikan
andil pada keindahan betuk tubuh bila jumlahnya tepat dan sesuai
dengan jumlah dan letaknya, oleh karena itu presentase lemak
haruslah kita ketahui dengan cara melakukan pengukuran dengan
menggunakan alat schinfold caliper di bagian-bagian tertentu seperti
triceps, biceps, sub scapula suprailiaka. Presentase lemak tubuh
biasanya tergantung pada jenis kelamin, usia, keturunan dan aktivitas
seseorang. Karena pada umumnya semakin usia menanjak akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
semakin menigkat pula presentase dari lemak tersebut khususnya
bagi kaum wanita. Jadi secara umum dapat ditarik konklusi bahwa
kecil presentase lemak, maka akan semakin baik kinerja seseorang.
Ada beberapa fungsi lemak antara lain yaitu : pelindung organ-organ
bagian dalam tubuh, membantu memberikan garis bentuk tubuh,
sebagai cadangan makanan. Seseorang maupun siswa yang memiliki
badan yang besar atau terlahat berlebihan lemak pada tubuhnya
sangatlah mempengaruhi ruang gerak yang ada pada dirinya, Untuk
itu hendaklah kita selalu menjaga komposisi tubuh kita agar selalu
seimbang yaitu melalui olahraga secara tertur dan terprogram.
2) Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan
a) Kecepatan
Sajoto (1988: 7) menyatakan bahwa: “Kecepatan adalah
kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan
berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya”.
Menurut Mulyono B. (2008 : 58) “Kecepatan adalah
kemampuan untuk melakukan suatu gerak dalam periode waktu yang
singkat”.
Kecepatan dapat pula didefinisikan sebagai laju gerak yang
berlaku untuk tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian tubuh.
Seseorang yang memiliki kecepatan maka tingkat mobilitas dalam
kerjanya akan lebih baik. Bagi anak usia sekolah kecepatan yang
dimiliki juga memegang peranan penting untuk melakukan aktivitas
belajar, bermain di sekolah maupun di rumah. Anak pada dasarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
adalah individu yang dinamis. Untuk mempertahankan tingkat
mobilitasnya, anak memerlukan kecepatan gerak yang baik.
Kecepatan dituntut bagi siswa untuk mengerjakan soal-soal
pelajaran agar dapat selesai tepat pada waktunya. Kecepatan adalah
kemampuan melakukan suatu gerak dalam periode waktu yang
singkat. Dalam aktivitas sehari-hari kecepatan gerak memiliki peran
penting. Seseorang yang memiliki kecepatan, maka tingkat mobilitas
dalam kerjanya akan lebih baik.
b) Power
Menurut Mulyono B. (2008 : 57) “Power adalah kemampuan
untuk mengerahkan kekuatan dengan maksimum dalam jangka
waktu yang minim”.
Power merupakan unsur kondisi fisik yang dibutuhkan pada
hampir semua cabang olahraga. Power menyangkut kekuatan dan
kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta
melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu
yang singkat.
Power adalah kemampuan untuk menggerakkan kekuatan
dengan maksimal dalam waktu yang minim. Power merupakan
paduan antara kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Jika anak-anak
memiliki power yang baik maka dapat menunjang segala aktivitas
yang banyak mengandung beban yang berat.
c) Keseimbangan Dangsina Moeloek (1984: 10) menyatakan bahwa Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan intregasi antara kerja indera penglihatan, kanalis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot, diperlukan tidak hanya pada olahraga tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Mulyono B. (2008 : 57) menyatakan bahwa: “Pemeliharaan
keseimbangan pada saat statis atau bergerak”. Pada pelajaran Penjas
untuk materi Hand stand memerlukan keterampilan keseimbangan
yang baik.
Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang
mengendalikan organ-organ syaraf otot selama melakukan gerakan-
gerakan cepat, baik dalam keadaan statis maupun dinamis.
Keseimbangan juga dapat diartikan kemampuan mempertahankan
sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan. Keseimbangan
yang dimiliki seseorang tergantung pada kemampuan integrasi antara
kinerja indra penglihatan, kanalis, semi sirkunalis pada telinga dan
receptor otot.
d) Kelincahan
Sajoto (1988: 7) menerangkan bahwa: “Kemampuan
seseorang untuk merubah posisi secara tepat di arena tertentu tanpa
adanya gangguan keseimbangan”.
Mulyono B. (2008 : 57) menyatakan bahwa: “Kemampuan
untuk merubah dengan cepat dan tepat posisi tubuh terhadap ruang”.
Kelincahan sangat diperlukan untuk mata pelajaran Penjas materi
senam dasar, senam artistik, maupun senam aerobik.
Kelincahan merupakan suatu komponen kesegaran jasmani
yang sangat diperlukan untuk semua aktivitas yang membutuhkan
kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagianya. Seseorang
yang memiliki kemampuan merubah arah dari satu posisi tertentu ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
posisi yang berbeda dengan kecepatan yang tinggi dan dengan
koordinasi yang baik, berarti memiliki kelincahan yang cukup tinggi.
Kelincahan tidak hanya diperlukan dalam olahraga tetapi juga situasi
kerja dan kegiatan reaksi.
e) Koordinasi
Sajoto (1988: 17) menyatakan bahwa: “Koordinasi adalah
kemampan seseorang mengintrogasikan bermacam-macam gerakan
yang berbeda-beda kedalam pola gerak tunggal secara efektif”.
Mulyono B. (2008 : 57) menyatakan bahwa: “Kemampuan
untuk secara bersamaan melakukan berbagai tugas gerak secara
mulus dan akurat (tepat)”.
Sedangkan Dangsina Moeloek (1984: 4) menyatakan bahwa:
“Koordinasi menyatakan hubungan secara harmonis sebagai faktor
yang terjadi pada suatu gerakan”.
Jadi apabila seseorang mempunyai koordinasi yang baik
maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan mudah dan efektif.
Koordinasi merupakan kemampuan seseorang
mengintegrasikan bermacam-macam gerakan tunggal secara efektif.
Koordinasi menyatakan hubungan yang harmonis dari berbagai
faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Kemampuan koordinasi
merupakan suatu unsur dasar yang baik dalam menyelesaikan tugas
sehari-hari.
f) Waktu reaksi
Mulyono B. (2008 : 57) menyatakan bahwa: “Lamanya waktu
antara perangsangan dan respon”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk
memberikan respon kinetik setelah menerima suatu stimulus atau
rangsangan. Karena melalui rangsangan (stimulus) reaksi tersebut
mendapat sumber dari : pendengaran, pandangan (visual), rabaan
maupun gabungan antara pendengaran dan rabaan. Berdasarkan
penjelasan di atas jelas bahwa kecepatan reaksi sangatlah penting
bagi setiap individu maupun bagi siswa yang melakukan aktivitas
kerja maupun belajar setiap harinya.
Waktu reaksi juga bisa disebut waktu tersingkat yang
dibutuhkan untuk memberi jawaban kinetis setelah menerima suatu
rangsang. Hal ini berhubungan dengan refleksi, waktu gerak dan
waktu respon. Waktu gerak adalah waktu yang dibutuhkan saat
gerakan dilakukan sampai gerakan berakhir. Waktu respon adalah
jumlah refleks waktu gerak.
g) Kekuatan (streght)
Sajoto (1995:8) menyatakan bahwa : “Kekuatan adalah komponen kondisi
fisik seseorang tentang kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk
menerima beban sewaktu bekerja”.
h) Daya tahan (endurance)
Sajoto (1995:8) menyatakan bahwa : Kemampuan seseorang dalam menggunakan system jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja seca terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dalam intensitas yang tinggi dan dalam waktu yang cukup lama. Serta kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relative lama dengan beban tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
i) Ketepatan (accuracy) Sajoto (1995:8) menyatakan bahwa : “Kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh”.
Melihat dari uraian komponen kesegaran jasmani yang telah
dikemukakan di atas, dan menilik pada judul penelitian status kesegaran
jasmani siswa kelas VIII SMP N 2 Weru tahun pelajaran 2010/2011 ditinjau
dari aktivitas berangkat dan pulang sekolah siswa. Maka peneliti akan
menggunakan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan
dikarenakan aktivitas berangkat dan pulang sekolah yang meliputi jalan
kaki, menggunakan sepeda, menggunakan sepeda motor, dan naik kendaraan
umum berhubungan dengan kesehatan jantung paru/kardiovaskuler.
g. Fungsi Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani mutlak dibutuhkan oleh setiap manusia. Kesegaran
jasmani merupakan unsur dasar yang harus dimiliki setiap manusia dalam
menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Seseorang yang memiliki status kesegaran
jasmani yang baik, maka dapat melakukan tugasnya sehari-hari dengan baik
pula. Namun sebaliknya seseorang yang status kesegaran jasmaninya kurang
baik, maka ia tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik pula.
Fungsi umum kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan
kekuatan, kesanggupan kemauan, daya kreasi dan daya tahan dari setiap
manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja dalam pembangunan dan
pertahanan bangsa dan negara. Fungsi khusus kesegaran jasmani sesuai dengan
kekekhususan masing-masing dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1) Golongan yang berdasarkan pekerjaan misalnya bagi atlet untuk
meningkatkan prestasi, bagi pekerja untuk mempertinggi produksi, bagi
pelajar atau mahasiswa untuk mempertinggi kemampuan belajar.
2) Golongan berdasarkan keadaan, misalnya bagi ibu hamil untuk
mempersiapkan diri menghadapi saat-saat melahirkan, bagi penyandang
cacat untuk proses rehabilitasi.
3) Golongan berdasarkan umur misalnya bagi anak-anak untuk
merangsang perkembangan dan pertumbuhan, dan bagi lansia untuk
mempertinggi ketahanan terhadap gangguan-gangguan fisik.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kesegaran
jasmani mempunyai fungsi terhadap pencapaian prestasi belajar khususnya
aktivitas belajar yang membutuhkan kerja fisik. Oleh karena itu, keberadaan
kesegaran jasmani merupakan tanggung jawab guru olahraga dalam usaha
mendukung pencapaian prestasi belajar secara keseluruhan. Hal ini karena,
dengan jasmani yang segar, pelajar mampu berfikir secara jernih,
penuhkreatifitas dan memiliki semangat yang tinggi untuk menyelesaikan segala
tugas studinya sehingga dapat berhasil dan memuaskan.
2. Cara Membina Dan Meningkatkan Kesegaran Jasmani
a. Manfaat Olahraga
Olahraga sebagai kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia.
Tubuh yang sehat bebas dari penyakit akan diperoleh status kesegaran jasmani
yang baik pula. Untuk memperoleh kebugaran jasmani tersebut, maka olahraga
secara teratur harus dilakukan dalam kehidupan manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Karena pentingnya dan manfaat olahraga, maka pada lembaga sekolah
dianjurkan melaksanakan pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan
suatu cara pendidikan melalui aktivitas fisik untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan siswa. Pendidikan jasmani yang dilakukan untuk menjaga dan
memelihara kesegaran jasmani sehingga akan mendukung proses belajar-
mengajar secara keseluruhan.
b. Akibat Kurang Gerak
Kemajuan jaman yang modern yang juga diikuti kemajuan teknologi
yang serba otomatis dan praktis yang membantu melakukan kegiatan sehari-
hari. Teknologi yang diciptakan manusia yang serba canggih dan otomatis
mengakibatkan gerak manusia semakin berkurang.
Menurut Sudarno SP. (1992 : 5) Mengemukakan “Kehidupan kita
sekarang ini diwarnai dengan baring, duduk atau berkendara sehingga
rangsangan alamiah yang vital bagi kehidupan lewat kerja jasmaniah sebagian
besar lebih lenyap dan mengakibatkan kemunduran karena kurang gerak.
c. Meningkatkan Kesegaran Jasmani
Latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani seharusnya bersifat
khusus yang sesuai dengan karakteristik kesegaran jasmani. Sudarno SP. (1992 :
64) mengemukakan “Untuk membina kesegaran jasmani, kita harus memberi
beban pada sistem kardiorespirasi, latihan yang dilakukan”.
Latihan yang dilakukan secara teratur dan sistematis dapat meningkatkan
kapasitas total paru-paru dan volume jantung. Pengaruh latihan akan terwujud
bila program latihan disusun secara sistematis, terinci agar dapat memenuhi
tuntutan dan tercapainya sasaran yang diinginkan. Dan penting untuk disadari,
bahwa dengan latihan yang terarah baik akan meningkatkan kemampuan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kesegaran jasmani secara keseluruhan. Misalnya : latihan aerobik dimana dalam
latihan ini yang brtujuan memberikan beban pada jantung dan paru, selain itu
jenis olahraga yang efektif untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran
jasmani antara lain jalan kaki, bersepeda, jogging, renang, dll. Latihan yang
dilakukan secara teratur dan sistematis dapat meningkatkan kapasitas total paru-
paru dan volume jantung.
3. Profil Karakteristik Siswa SMP
Aktivitas siswa dilingkungan sekolah dapat dipertahankan melalui
pendidikan jasmani dan kesehatan. Siswa di SMP N 2 Weru masuk pada pukul
07.00 WIB,istirahat pertama pada pukul 09.00-09.45 WIB, istirahat kedua pukul
11.45-12.00 WIB, pulang sekolah pada pukul 13.30WIB. Sedangkan diluar
sekolah aktivitas fisik yang dilakukan siswa seperti mengikuti kegiatan olahraga
atau bimbingan belajar serta membantu orangtua dirumah yang membutuhkan
kegiatan fisik yang sangat baik.
a. Karakteristik siswa SMP dalam hal:
1) Fisik
a) Laju perkembangan umum sangat pesat.
b) Proporsi ukuran dan berat badan sering kurang seimbang.
c) Muncul ciri-ciri sekunder seperti tumbuh bulu tubuh.
d) Gerak-gerik nampak canggung dan kurang terkoordinasi
2) Psikis
a) Diawali keinginan untuk bergaul dengan teman tapi bersifat
temporer.
b) Ketergantugan yang kuat pada teman sebaya.
c) Keinginan bebas dari dominasi orang dewasa.
d) Mengidentifikasi dirinya dengan idola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3) Motorik
a) Pada usia SMP fase belajar motorik adalah peningkatan penguasaan
kemampuan koordinasi secara halus.
b) Semakin meningkatnya kualitas gerak.
c) Peningkatan kecepatan dalam mengkontruksi gerakan.
d) Semakin baiknya ketepatan gerak.
4) Sosial
a) Lingkungan sosial di rumah maupun di sekolah mempengaruhi minat
siswa SMP untuk berolahraga.
b) Penyesuaian diri terhadap orang lain dan lingkungan dimana berada.
c) Mengambangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide
dalam kelompok.
d) Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif.
5) Ekonomi
a) Tingkat pertumbuhan ekonomi orang tua mempengaruhi status
kesegaran jasmani anak.
b) Fasilitas sarana dan prasarana olahraga.
b. Guru Pendidikan Jasmani
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Seorang guru harus memiliki kompetensi yaitu
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dihayati dan
dikuasai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, selain itu guru harus
memiliki serifikasi mendidik sebagai bukti formal dan pengakuan guru. Guru
wajib memiliki kualitas akademik, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dan memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang
telah tercantum dalam UUD 45. Selain memiliki berbagai kewajiban yang harus
dilaksanakan, guru juga mempunyai hak-hak dalam melaksanakan tugas
keprofesionalanya menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun
2005 Tentang Guru Dan Dosen.
c. Sarana Dan Prasarana Olahraga
Dalam pelaksanaan belajar dan mengajar dibutuhkan sarana dan
prasarana sebagai pendukung kelancaran proses belajar mengajar, tidak
terkecuali untuk mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dibutuhkan
pula sarana dan prasarana yang memadahi. Idealnya setiap sekolahan
mempunyai satu lapangan sepak bola, lapangan bola basket dan lapangan bola
voli. Untuk mengajar atletik dan senam dibutuhkan pula peralatan yang banyak.
Umumnya sekarang setiap kelas terdiri dari 40 siswa, untuk mengajar siswa
sebanyak itu dibutuhkan peralatan yang sesuai dengan banyaknya siswa
sekolah.
d. Aktivitas Siswa Berangkat dan Pulang Sekolah Siswa
Aktivitas siswa berangkat dan dan pulang sekolah ada beberapa macam
antara lain menggunakan sepeda, jalan kaki, naik kendaraan umum dan
menggunakan sepeda motor.
1) Menggunakan Sepeda
Cris carmicael (2003 : 6) menyatakan bahwa: “Menggunakan
sepeda juga sama efektifnya dengan berjalan kaki dan berlari untuk
menjaga kesehatan otot tubuh bagian bawah”.
Menggunakan sepeda juga memenuhi tambahan aerobik yang
diperlukan bagi sistem jantung tetapi dengan tekanan yang kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
terhadap anggota tubuh. Menggunakan sepeda merupakan salah satu
aktivitas yang baik untuk meningkatkan kebugaran jantung. Kebugaran
jantung diukur dengan kapasitas aerobik yaitu kemampuan untuk
melakukan latihan otot besar dan seluruh badan pada tingkat intensitas
yang moderat sampai tinggi untuk periode waktu yang cukup lama.
Menggunakan sepeda menyebabkan bekerjanya otot pinggul, kaki dan
pantat. Menggunakan sepeda meningkatkan kemampuan oksidasi otot-
otot tersebut sehingga meningkatkan kemampuan tubuh untuk
melakukan pekerjaan yang luas, juga dapat mengurangi resiko terkena
penyakit.
2) Jalan Kaki
Idik Sulaiman (1985: 66) menyatakan bahwa: “Jalan kaki
adalah salah satu bentuk kegiatan alamiah manusia dan merupakan unsur
penting untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani”.
Dengan jalan kaki akan mempengaruhi 5 komponen
kebugaran yaitu: komposisi tubuh, keaktifan pembuluh darah,
fleksibilitas, ketahanan otot dan kekuatan otot. Dengan jalan kaki dapat
meningkatkan ketahanan jantung dan paru, juga meningkatkan
kemampuan tidak hanya untuk berlatih lebih lama dan lebih kuat tetapi
juga melaksanakan tugas harian tanpa merasa lelah. Latihan berjalan kaki
juga dapat membangun sistem kekebalan tubuh. Seseorang akan jarang
terkena penyakit jika melakukannya. Pada suatu penelitian oleh David
Nieman Di universitas Apalachian State di califirnia utara, sekelompok
wanita yang berjalan kaki selama 45 menit dalam satu hari kecil
kemungkinan terkena demam dan flu dari kelompok wanita yang tidak
aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3) Naik Kendaraan Umum
Dewasa ini kemampuan teknologi sangat mengagumkan,
hampir semua peralatan yang digunakan manusia serba otomatik
elektronik. Kehidupan sehari saat ini diwarnai dengan duduk, berbaring
atau berkendara.
Aktivitas siswa berangkat dan pulang sekolah banyak naik
kendaraan umum sehingga aktivitas fisik siswa menjadi kurang bergerak
dan mengakibatkan rangsangan alamiah yang sangat vital bagi kehidupan
lewat kerja jasmaniah sebagian telah lenyap dan mengakibatkan
kemunduran karena kurang bergerak (hipokinesis).
Seperti dikatakan Sudarno (1992: 2) “Akibat yang
ditimbulkan karena kurang gerak antara lain penyakit jantung koroner,
tekanan darah meninggi dan kegemukan”.
4) Menggunakan Sepeda Motor
Dewasa ini karena perkembangan jaman yang semakin maju
banyak siswa SMP yang berangkat dan pulang sekolah menggunakan
sepeda motor. Dilihat dari dampaknya, dipastikan akan sama dengan
siswa yang berangkat dan pulang sekolah naik kendaraan umum. Yaitu
memiliki tingkat kesegaran jasmani yang kurang baik.
Tentunya tidak semua siswa akan diukur tingkat kesegaran jasmaninya,
melainkan hanya siswa SMP yang jarak dari rumahnya lebih dari rumah ke
sekolah lebih dari 300 meter. Untuk aktivitas siswa yang naik kendaraan umum
yang sebelum naik kendaraan umum kurang dari 50 meter dinilai wajar,
selebihnya dari 50 meter tidak diukur tingkat kesegaran jasmaninya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. Kerangka Berpikir
Kita ketahui bahwa tubuh tersusun atas berbagai alat (organ) tubuh yang
saling berhubungan satu sama lain. Manusia senantiasa beraktivitas sehingga
kondisi tubuh (jasmani) harus dijaga agar tetap segar. Olahraga akan melatih
alat-alat tubuh untuk tetap berada dalam kondisi yang baik. Sedangkan dalam
pembinaan dan peningkatan prestasi belajar diperlukan kondisi fisik dan
kesegaran jasmani yang baik. Karena baik buruknya tingkat kesegaran jasmani
siswa dipengaruhi kegiatan/aktivitas yang dilakukan siswa dalam menerima
materi pelajaran yang diberikan. Bila tingkat kesegaran jasmani siswa dalam
kategori baik maka banyak aktivitas yang dapat dilakukan dengan mudah.
Demikian sebaliknya, jika tngkat kesegaran jasmani buruk maka gairah hidup
pun pasti berkurang dan aktivitas yang dilakukan sangat minim Sekolah
merupakan lembaga formal yang tujuan utamanya adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Bangsa dapat cerdas oleh karena siswa-siswanya dan cara
belajar yang dilakukan secara optimal. Keoptimalan dalam belajar salah satunya
disumbangkan secara signifikan oleh kesegaran jasmani para pelajarnya.
Dengan demikian kesegaran jasmani yang baik akan dapat mempengaruhi
kesehatan siswa dan kecerdasan siswanya tersebut. Dalam membina kesegaran
jasmani peranan guru pendidikan jasmani serta ketersediaan sarana dan
prasarana sangatlah memegang peranan penting, oleh sebab itu seorang guru
pendidikan jasmani memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengelola mata
pelajaran agar siswa kelas VIII SMP N 2 Weru memiliki kesegaran jasmani
yang baik. Pihak sekolah sadar akan tanggung jawab untuk dapat mencerdaskan
kehidupan bangsa, itu sebabnya perlu diadakan penelitian untuk mengetahui
status kesegaran jasmani yang dimiliki oleh siswa di sekolah-sekolah khususnya
siswa kelas VIII SMP N 2 Weru. Jadi jelas kesegaran jasmani sangatlah penting
untuk ditingkatkan guna menambah semangat kerja dan meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
kesegaran jasmani, terlebih lagi bagi siswa yang sedang duduk di bangku
sekolah dan sedang dalam masa pertumbuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di halaman lapangan SMP N 2 Weru.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selasa, 14 Juni 2011 pada pukul 14.30 -
selesai.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode ex post facto. Furcan
(383 : 2002) menyatakan bahwa: “Penelitian dengan rancangan ex post facto
sering disebut dengan after the fact”.
Yaitu penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi.
Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan
penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan
kemudian meruntut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut. Dalam pengertian khusus penelitian ex post
facto adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam
variabel bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami.
Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui status kesegaran jasmani jasmani
siswa kelas VIII SMP N 2 Weru tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 2 Weru
Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 237 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sebelum mengetahui jumlah populasi dan jumlah sampel, peneliti
terlebih dahulu menyebarkan angket pada siswa.
Menurut Suharsmi Arikunto (2006 : 139) Menyatakan bahwa: “Sampel
penelitian ini adalah menggunakan teknik proportional random sampling”.
Kemudian untuk mengetahui jumlah sampel, menurut Suharsimi Arikunto (2006
: 134) “Jika jumlah subjek penelitian kurang dari 100 orang maka data bisa
diambil semuanya, dan untuk jumlah subjek diatas 100 orang maka bisa diambil
sampel 20-25 % atau lebih”. Untuk sampel dalam penelitian ini diambil 50 %
dari jumlah populasi.
Sampel ini dibagi menjadi 4 kriteria
a. Jalan kaki berjumlah 40 siswa x 50% : 20 siswa
b. Menggunakan sepeda berjumlah 100 siswa x 50% : 50 siswa
c. Menggunakan sepeda motor berjumlah 60 siswa x 50% : 30 siswa
d. Menggunakan kendaraan umum berjumlah 30 siswa x 50% : 15 siswa
Dengan jumlah total ∑ :115siswa
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan pengukuran. Untuk
mendapatkan data dari variabel yang terkait dalam penelitian ini dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
menggunakan tes kesegaran jasmani lari multitahap/MFT (Multistage Fitness
Test).
E. Teknik Analisis Data
1. Menyusun Norma
a. Menghitung T-skor
Langkah-langkah :
1) Mencari angka tertinggi (AT)
2) Mencari angka terendah (AR)
3) Mencari Range (R = AT-AR)
4) Mencari kelas interval (ki)
5) Menentukan interval (i)
6) Mencari angka pertama (IC) IC =
7) Membuat tabel kerja untuk mencari T-skor
b. Menyusun norma
Langkah-langkah :
i. Mencari angka tertinggi (AT)
F. Mencari angka terendah (AR)
G. Mencari Range (R = AT-AR)
H. Mencari kelas interval (ki)/menentukan banyaknya kelas
BK = 1+3,3 log n (rumus sturgess dalam Riduwan 2003 : 188)
I. Menentukan interval (i)
AR i
I = R Ki
I = R Ki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
J. Mencari angka pertama (IC)
IC =
K. Membuat tabel kerja untuk menyusun Norma Hasil Tes Kesegaran
Jasmani
L. Tetapkan norma dari hasil P masing-masing
M. Tetapkan persen untuk masing-masing klasifikasi
N. Mencari P yang ditentukan dengan rumus :
O. Tabel kategori norma
Mulyono B. (2008 : 97-104)
P. Score yang diperoleh dari item tes setiap sampel dijumlah kemudian
hasil yang dicapai tersebut disusun dalam norma peniliaian dengan
rentangan 6 SD.
Q. Mencari prosentase dengan rumus
Nn
=% x 100%
Keterangan:
% : Skor prosentase
n :jumlah skor yang diperoleh
N: skor ideal
AR i
Px = Bt + (x-yb)i (ya-yb)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian. Penyajian hasil
penelitian adalah berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data Tes
MFT/Multistage Fitness Test (kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP N 2
Weru Tahun Pelajaran 2010/2011. Data yang diperoleh dari penelitian
kemudian dikelompokkan dari item masing-masing dan dianalisis dengan
statistik, seperti terlihat pada lampiran. Adapun data secara keseluruhan
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Deskripsi Hasil Tes Kesegaran Jasmani Dari Setiap Aktivitas
Berangkat dan Pulang Sekolah Siswa Kelas VIII SMP N 2 Weru
Tahun Pelajaran 2010/2011.
Aktivitas berangkat
dan pulang sekolah
siswa
N
Hasil Tertinggi
(ml/kg/min)
Hasil Terendah
(ml/kg/min) Mean SD
Jalan kaki 20 47,1 22,8 36,3 9,80
Menggunakan sepeda 50 46,2 23,6 32,6 8,80
Menggunakan sepeda
motor 30 47,4 22,8 31,4 8,47
Naik kendaraan
umum 15 40,2 22,0 29,3 7,91
B. Hasil Analisis Data
Dalam analisis data hasil tes MFT/Multistage Fitness Test dilakukan
dengan menyusun norma status kesegaran jasmani. Adapun hasil status
kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP N 2 Weru Tahun Pelajaran
2010/2011 yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 2. Rangkuman Distribusi Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas
VIII SMP N 2 Weru Tahun Pelajaran 2010/2011 Ditinjau Dari
Aktivitas Berangkat Dan Pulang Sekolah Siswa Yang Meliputi Jalan
Kaki, Menggunakan Sepeda, Menggunakan Sepeda Motor dan Naik
Kendaraan Umum.
Dalam Bentuk Jumlah
0
5
10
15
20
25
Jalan Kaki MenggunakanSepeda
MenggunakanSepeda Motor
Naik KendaraanUmum
Jum
lah Baik
Cukup
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
No. Kategori Jalan Kaki Menggunakan
Sepeda Menggunakan Sepeda Motor
Naik Kendaraan Umum
F % F % F % F % 1 Baik 6 30 % 21 42 % 5 16,8 % 1 6,8 % 2 Cukup 3 15 % 7 14 % 4 13,3 % 2 13,3 % 3 Sedang 7 35 % 15 30 % 8 26,6 % 5 33,3 % 4 Kurang 2 10 % 3 6 % 6 20 % 2 13,3 % 5 Kurang Sekali 2 10 % 4 8 % 7 23,3 % 5 33,3 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Dalam Bentuk Persentase
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa status kesegaran jasmani
siswa yang memiliki kategori baik paling banyak adalah menggunakan sepeda,
disusul jalan kaki, menggunakan sepeda motor dan naik kendaraan umum.
C. Pembahasan Hasil Analisis Data
Dari hasil analisis data yang dilakukan pada status kesegaran jasmani
siswa kelas VIII SMP N 2 Weru tahun pelajaran 2010/2011 ditinjau dari
aktivitas berangkat dan pulang sekolah siswa yang meliputi jalan kaki,
menggunakan sepeda, menggunakan sepeda motor, dan naik kendaraan umum
yang paling baik adalah siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan
menggunakan sepeda, disusul jalan kaki, menggunakan sepeda motor, dan naik
kendaraan umum.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa status kesegaran jasmani
siswa kelas VIII SMP N 2 Weru yang berangkat dan pulang sekolah
menggunakan sepeda tersebut paling baik. Dengan bersepeda dapat melatih
0
10
20
30
40
50
Jalan Kaki MenggunakanSepeda
MenggunakanSepeda Motor
Naik KendaraanUmum
Pre
sent
ase
(%)
Baik
Cukup
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
semua otot-otot tubuh. Antara lain, otot yang harus bekerja lebih keras pada
saat bersepeda adalah seluruh otot kaki, dari betis kepersendian di pangkal
paha. Demikian juga otot bagian tangan. Disamping itu juga bersepeda juga
dapat membangun kekebalan tubuh seseorang, seseorang akan jarang terserang
penyakit bila melakukan latihan ini karena dengan bersepeda selama 20 menit
akan menambah sistem imunisasi seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, dapat diperoleh
simpulan status kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP N 2 Weru tahun
pelajaran 2010/2011 ditinjau dari aktivitas berangkat dan pulang sekolah siswa
yang meliputi jalan kaki, menggunakan sepeda, menggunakan sepeda motor,
dan naik kendaraan umum adalah sebagai berikut :
Untuk aktivitas berangkat dan pulang sekolah siswa dengan jalan kaki,
status kesegaran jasmani kategori baik berjumlah 6 siswa (30%), kategori
cukup berjumlah 3 siswa (15%), kategori sedang berjumlah 7 siswa (35%),
kategori kurang berjumlah 2 siswa (10%), kategori kurang sekali berjumlah 2
siswa (10%). Untuk aktivitas berangkat dan pulang sekolah siswa
menggunakan sepeda, status kesegaran jasmani kategori baik berjumlah 21
siswa (42%), kategori cukup berjumlah 7 siswa (14%), kategori sedang
berjumlah 15 siswa (30%), kategori kurang berjumlah 3 siswa (6%), kategori
kurang sekali berjumlah 4 siswa (8%). Untuk aktivitas berangkat dan pulang
sekolah siswa menggunakan sepeda motor, status kesegaran jasmani kategori
baik berjumlah 5 siswa (16,8%), kategori cukup berjumlah 4 siswa (13,3%),
kategori sedang berjumlah 8 siswa (26,6%), kategori kurang berjumlah 6 siswa
(20%), kategori kurang sekali berjumlah 7 siswa (23,3%). Sedangkan Untuk
aktivitas berangkat dan pulang sekolah siswa dengan naik kendaraan umum,
status kesegaran jasmani kategori baik berjumlah 1 siswa (6,8%), kategori
cukup berjumlah 2 siswa (13,3%), kategori sedang berjumlah 5 siswa (33,3%),
kategori kurang berjumlah 2 siswa (13,3%), kategori kurang sekali berjumlah
5 siswa (33,3%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
B. Implikasi Dari kesimpulan di atas dapat di implikasikan bahwa status kesegaran
jasmani siswa kelas VIII SMP N 2 Weru yang aktivitas berangkat dan pulang
sekolah menggunakan sepeda memiliki presentase kategori baik paling tinggi.
Dari penelitian ini juga masih banyak siswa yang status kesegaran jasmaninya
masih cukup, sedang, kurang, bahkan kurang sekali. Untuk siswa yang
memiliki status kesegaran jasmani pada kategori baik, merupakan siswa yang
berpotensi pada bidang keolahragaan. Sedangkan untuk status kesegaran
jasmani kategori cukup, sedang, kurang, bahkan kurang sekali perlu
ditingkatkan kesegaran jasmaninya.
C. Saran Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diambil dan implikasi
yang ditimbulkan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam upaya peningkatan status kesegaran jasmani siswa, hendaknya
pihak sekolah berkerjasama dengan guru penjas untuk mengadakan
kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan aspek-aspek yang
dapat meningkatkan status kesegaran jasmani.
2. Dalam pembelajaran dan pengajaran mata pelajaran penjas khususnya
perlu diberikan pengertian yang spesifik kepada siswa khususnya
mengenai pentingnya kesegaran jasmani dan upaya peningkatanya.
3. Bagi siswa yang status kesegaran jasmani kurang hendaknya lebih
meningkatkan aktivitas fisiknya melalui peningkatan aktivitas olahraga
pada sore hari setelah sampai di rumah.
4. Bagi siswa yang aktivitas berangkat dan pulang sekolah menggunakan
sepeda motor dan naik kendaraan umum, terlebih yang status kesegaran
jasmaninya masih kurang disarankan untuk berangkat dan pulang sekolah
dengan berjalan kaki dan menggunakan sepeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
DAFTAR PUSTAKA
Cris Carmicael. 2003. Sehat Dengan Bersepeda. Jakarta : PT Gramedia
Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro. 1984. Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Debdikbud. 1995. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Jakarta: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.
Idik Sulaiman. 1985. Olahraga dean Rekreasi Di Alam Terbuka. Jakarta: PT. Gramedia.
Leger L.A. and Lambert J. (1982). A Maximal Multistage 20m Shuttle Run Test to Predict VO2 max.
Mohammad Ali. 1992. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Mulyono Bitakto Atmojo. 2008. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani/Olahraga. Surakarta: UNS Press.
PJKR. 1992. Pendidikan Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Semarang: Unnes Press.
PUSLITBANG-OR. 1999. Tes Kesegaran Jasmani Dengan Lari Multitahap. Surakarta: UNS Press
Rusli Lutan dan Adang Suherman. 1986. Kebugaran Jasmani. Jakarta: Universitas Terbuka Press.
Sadoso Sumosardjuno. 1986. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sajoto. 1995. Peningkatan dan pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik. Semarang: Dahara Prize.
Sajoto. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Press.
Sudarno SP. 1992. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Jakarta: Unika Atma Jaya.
Sugiyanto. 1998. Perkembangan Belajar Motorik. Jakarta: PT. Gramedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Lampiran 1
PROSEDUR TES
Untuk mengukur status kesegaran jasmani yang berhubungan dengan
kesehatan siswa kelas VIII SMP N 2 Weru tahun pelajaran 2010/2011
digunakan tes kesegaran jasmani dengan lari multitahap/MFT (untuk
memprediksi ambilan oksigen maksimum) untuk usia 11-14 tahun dari Pusat
Penelitian dan Pengembangan Keolahragaan (PUSLITBANG-OR) Universitas
Sebelas Maret tahun 1999.
Tes ini merupakan panduan utama bagi kesegaran daya tahan yang
sebagian besar ditentukan oleh seberapa besar tingkat efisiensi fungsi jantung
dan paru-paru/kardiovaskuler. Hal ini ditunjukkan dengan baik melalui
pengukuran ambilan oksigen maksimum (maximum oxygen uptake/VO2 max).
Pada dasarnya tes ini bersifat langsung : testi (anak yang dites) berlari
secara bolak-balik (shuttle-run) sepanjang jalur/lintasan yang telah diukur
sebelumnya, sambil mendengarkan serangkaian sinyal “tut” yang terekam
dalam kaset. Waktu sinyal “tut” pada mulanya berdurasi sangat lambat, tetapi
secara bertahap menjadi lebih cepat, sehingga akhirnya makin sulit testi untuk
menyamakan kecepatan kakinya dengan kecepatan yang diberikan oleh sinyal
tersebut. Testi berhenti apabila ia tidak lagi mampu mempertahankan
langkahnya, dan tahap ini menunjukkan tingkat ambilan oksigen maksimum
testi tersebut.
Beberapa petunjuk berikut ini ditulis untuk keperluan pelatih atau guru
yang melakukan pengetesan kepada testi. Sejumlah orang/siswa dapat dites
secara bersamaan selama tester dapat melakukan pencatatan tahapan-tahapan
lari bolak-balik dan proses pada saat testi menghentikan lari.
1. Beberapa Tindakan Pencegahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Dibutuhkan suatu perhatian dalam melaksanakan suatu tes ini,
yakni harus mendorong diri lebih keras hingga anda tidak lagi mampu
menyamakan langkah sesuai dengan sinyal yang diditekan oleh rekaman
pita kaset. Apabila mengalami cidera atau menderita suatu penyakit, atau
sedang tidak berada dalam kondisi sehat, sebaiknya berkonsultasi dahulu
sebelum melakukan tes tersebut.
2. Perlengkapan/peralatan
a. Halaman, lapangan, permukaan datar dan tidak licin, sekurang-
kurangnya sepanjang 22 meter
b. Mesin pemutar kaset (Tape recorder)
c. Kaset yang telah tersedia bersama buku petunjuk
d. Pita pengukur/meteran untuk mengukur jalur sepanjang 20 meter
e. Kerucut sebagai tanda batas jarak
f. Lebar lintasan 1-1,5 meter untuk tiap tasti
g. Stopwatch
3. Persiapan pelaksanaan tes
Pertama-tama ukurlah jarak sepanjang 20 meter dan berilah tanda
pada kedua ujungnya dengan kerucut atau tanda lain sebagai tanda jarak.
Masukkan kaset rekaman ke dalam tape recorder, kemudian pastikan
bahwa pita telah tergulung kembali kepermukaan sisinya (kedua belah sisi
pita kaset tersebut sama isinya).
4. Persiapan yang dilakukan testi
Testi disarankan agar melakukan pemanasan terlebih dahulu
sebelum mengikuti tes tersebut dengan melaksanakan beberapa gerakan
seluruh anggota tubuh secara umum, sekaligus dengan beberapa macam
peregangan, terutama dengan menggerakkan otot-otot kaki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
5. Sebelum melaksanakan tes
a. Jangan makan selama 2 jam sebelum melaksanakan tes
b. Kenakan pakaian olahraga, dan pakailah alas kaki yang dapat
mengurangi kemungkinan tergelincir
c. Jangan minum alkohol, obat atau rokok sebelum tes
d. Jangan melakukan tes setelah selesai melakukan latihan berat pada hari
yang sama
e. Hindari kondisi udara lembab dan atau cuaca yang panas
6. Memulai tes
Mulailah menghidupkan tape recorder. Pada bagian permulaan
pita tersebut, jarak antara dua sinyal “tut” menandai suatu interval 1 menit
yang telah terukur secara akurat. Pergunakan saat permulaan ini untuk
memastikan bahwa pita kaset itu belum mangalami peregangan (molor),
dan juga bahwa kecepatan mesin pemutar kaset bekerja dengan benar.
Ketelitian sekitar 0,5 detik ke arah (sisi) manapun dianggap cukup
memadai. Apabila waktunya berselisih lebeh besar dari 0,5 detik, maka
jarak tempat berlari perlu diubah (periksa tabel 1 untuk koreksi jarak).
Beberapa petunjuk kepada para testi telah tersedia dalam pita
kaset rekaman. Pita tersebut berlanjut dengan penjelasan ringkas mengenai
pelaksanaan tes, yang mengantarkan pada perhitungan mundur selama 5
detik menjelang pelaksanaan dari permulaan tes tersebut. Setelah itu, pita
kaset mengeluarkan suara “tut” tunggal pada beberapa interval yang
teratur. Para testi diharapkan berusaha agar dapat sampai ke ujung yang
berlawanan (di seberang) bertepatan dengan saat sinyal “tut” yang pertama
berbunyi. Kemudian testi harus meneruskan berlari pada saat kecepatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
seperti ini, dengan tujuan agar dapat sampai kesalah satu dari kedua ujung
tersebut bertepatan dengan terdengarnya sinyal “tut” berikutnya.
Setelah mencapai waktu selama satu menit, interval waktu
diantara kedua sinyal “tut” akan berkurang, sehingga dengan demikian
kecepatan lari harus ditingkatkan. Kecepatan lari pada menit pertama
disebut level 1, kecepatan pada menit yang kedua disebut level 2, dan
seterusnya. Masing-masing level berlangsung kurang lebih selama 1
menit, dan rekaman pita berlangsung meningkat sampai level 21. Akhir
tiap lari bolak-balik ditandai dengan sinyal “tut” tunggal, sedangkan akhir
tiap level ditandai dengan sinyal “tut” tiga kali berturut-turut serta oleh
pemberi komentar pada rekaman pita tersebut. Paling penting untuk
diketahui bahwa kecepatan lari pada permulaan tes lari multitahap ini amat
lambat. Pada level 1, para testi diberi waktu 9 detik harus sudah satu kali
lari sepanjang jarak 20 meter.
Testi harus selalu menempatkan satu kaki tepat pada atau
dibelakang tanda meter ke-20 pada akhir tiap kali lari. Apabila testi telah
mencapai salah satu ujung batas lari sebelum sinyal “tut” berikutnya, testi
harus berbalik (dengan bertumpu pada sumbu putar kaki tersebut) dan
menunggu isyarat bunyi “tut”, kemudian melanjutkan kembali lari dan
menyesuaikan kecepatan pada level berikutnya.
Tiap testi harus meneruskan lari selama mungkin, sampai tidak
mampu lagi mengikuti dengan kecepatan yang telah diatur dalam pita
rekaman, sehingga testi secaraa suka rela harus menarik diri dari tes yang
sedang dilakukan. Dalam beberapa hal, peneliti yang menyelenggarakan
tes ini perlu menghentikan testi apabila mulai ketinggalan dibelakang
langkah yang diharapkan. Apabila testi gagal mencapai jarak dua langkah
menjelang garis ujung pada saat terdengar sinyal “tut”, testi masih diberi
kesempatan untuk meneruskan dua kali lari agar dapat memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kembali langkah yang diperlukan sebelum ditarik mundur. Tes lari
multitahap ini bersifat maksimal dan progresif, artinya cukup mudah pada
masa permulaannya, tetapi makin meningkat dan makin sulit menjelang
saat-saat terakhir. Agar hasilnya cukup valid, testi harus mengerahkan
kerja maksimal sewaktu menjalani tes ini, dan oleh karena itu testi harus
berusaha mencapai level setinggi mungkin sebelum menghentikan tes.
7. Setelah melaksanakan tes
Lakukan gerakan-gerakan pendinginan (cooling down) setelah
melaksanakan tes lari multitahap ini dengan berjalan dan diikuti dengan
peregangan otot-otot. Janganlah dibiarkan testi duduk secara mandadak
setelah menyelesaikan tes tersebut.
8. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
a. Ingatkan kepada testi bahwa kecepatan awal harus lambat dan testi
tidak boleh memulai pelaksanaan lari ini terlampau cepat.
b. Pastikanlah bahwa salah satu kaki testi telah menginjak tepat pada atau
dibelakang garis batas akhir tiap kali lari.
c. Pastikanlah kepada testi agar berbalik dengan membuat sumbu putar
pada kakinya, dan jangan sampai testi berputar dalam lengkungan yang
lebar.
d. Apabila testi mulai tertinggal sejauh dua kaki atau lebih sebelum
mencapai garis ujung putaran, atau dua kali lari bolak-balik dalam satu
baris, tariklah testi tersebut dari pelaksanaan tes ini.
Tabel 3. Penyesuaian Jarak Lari Bolak - Balik Berdasarkan Kecepatan
Pemutar Kaset
Waktu standar adalah 60 detik. Dengan menggunakan sebuah
stopwach (dengan tingkat ketelitian hingga 1/10 detik), periksalah apakah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
durasi periode waktu standar benar-benar selama 60 detik. Apabila durasi
tersebut lebih pendek atau lebih lama dari 60 detik, koreksilah jarak
lintasan lari sejauh 20 meter tersebut berdasarkan tabel sebagai berikut :
Periode Waktu Standar (detik) Jarak lari (meter)
55,0 55,5 56,0 56,5 57,0 57,5 58,0 58,5 59,0 59,5 60,0 60,5 61,0 61,5 62,0 62,5 63,0 63,5 64,0 64,5 65,0
18,333 18,500 18,666 18,833 19,000 19,166 19,333 19,500 19,666 19,833 20,000 20,166 20,333 20,500 20,686 20,833 21,000 21,166 21,333 21,500 21,66
Perhatian : Apabila terdapat kesalahan lebih dari 5 detik pada periode waktu
standar, gantilah mesin pemutar kaset tape recorder itu dengan yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 4. Prediksi VO2 MAX Dengan “MFT” (MULTISTAGE FITNESS
TEST)
Tingkat (Level)
Bolak balik
Prediksi VO2 Max
Tingkat (Level)
Bolak balik
Prediksi VO2 Max
Tingkat (Level)
Bolak Balik
Prediksi VO2 Max
1
1 2 3 4 5 6 7
17,2 17,6 18,0 18,4 18,8 19,2 19,6
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9
26,4 26,8 27,2 27,6 28,0 28,3 28,7 29,1 29,5
7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
36,8 37,1 37,5 37,8 38,2 38,5 38,9 39,2 39,6 39,9
2
1 2 3 4 5 6 7 8
20,0 20,4 20,8 21,2 21,6 22,0 22,4 22,8
5
1 2 3 4 5 6 7 8
29,8 30,2 30,6 31,0 31,4 31,8 32,4 32,6 32,9
8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
40,2 40,5 40,8 41,1 41,5 41,8 42,0 42,2 42,6 42,9 43,3
3
1 2 3 4 5 6 7 8
23,2 23,6 24,0 24,4 24,8 25,2 25,6 26,0
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
33,2 33,6 33,9 34,3 34,7 35,0 35,4 35,7 36,0 36,4
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
43,6 43,9 44,2 44,5 44,9 45,2 45,5 45,8 46,2 46,5 46,8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tingkat (Level)
Bolak balik
Prediksi VO2 Max
Tingkat (Level)
Bolak balik
Prediksi VO2 Max
Tingkat (Level)
Bolak Balik
Prediksi VO2 Max
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
47,1 47,4 47,7 48,0 48,4 48,7 49,0 49,3 49,6 49,9 50,2
13
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13
57,4 57,6 57,9 58,2 58,5 58,7 59,0 59,3 59,5 59,8 60,0 60,3 60,6
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
67,8 68,0 68,3 68,5 68,8 69,0 69,3 69,5 69,7 69,9 70,2 70,5 70,7 70,9
11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
50,5 50,8 51,1 51,4 51,6 51,9 52,2 52,5 52,8 53,1 53,4 53,7
14
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13
60,8 61,1 61,4 61,7 62,0 62,2 62,5 62,7 63,0 63,2 63,5 63,8 64,0
17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
71,2 71,4 71,6 71,9 72,2 72,4 72,6 72,9 73,2 73,4 73,5 73,9 74,2 74,4
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
54 54,3 54,5 54,8 55,1 55,4 55,7 56,0 56,3 56,5 56,8 57,1
15
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13
64,3 64,6 64,8 65,1 65,3 65,6 65,9 66,2 66,5 66,7 66,9 67,2 67,5
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
74,6 74,8 75,0 75,3 75,6 75,8 76,0 76,2 76,5 76,7 76,9 77,2 77,4 77,6 77,9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tingkat (Level)
Bolak balik
Prediksi VO2 Max
Tingkat (Level)
Bolak balik
Prediksi VO2 Max
Tingkat (Level)
Bolak balik
Prediksi VO2 Max
19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
78,1 78,3 78,5 78,8 79,0 79,2 79,5 79,7 79,9 80,2 80,4 80,6 80,8 81,0 81,3
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
81,5 81,8 82,0 82,2 82,4 82,6 82,8 83,0 83,2 83,5 83,7 83,9 84,1 84,3 84,5 84,8
21
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
85,0 85,2 85,4 85,6 85,8 86,1 86,3 86,5 86,7 86,9 87,2 87,4 87,6 87,8 88,0 88,2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Lampiran 2
Formulir Catatan Lari Multitahap
Tabel 5. Formulir Catatan Lari Multitahap
Nomor Level Nomor Shuttle
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Lampiran 3
Angket Data Siswa
Biodata Siswa
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
1. Aktivitas berangkat dan pulang sekolah menggunakan ........................
2. Jarak yang ditempuh dari rumah ke sekolah ............................................km
3. Waktu yang digunakan untuk menempuh jarak rumah ke sekolah .....
menit
4. Aktivitas yang dilakukan diluar sekolah .............................................
Berapa kali seminggu ...................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Lampiran 4
Kategori Status Kesegaran Jasmani Siswa Putra
Tabel 6. Hasil MFT/Multistage Fitness Test Siswa Putra
No. Kelas No.
Presensi Nama Tester
Catatan MFT yang
Diperoleh
Prediksi VO2 Max
1 8B 1 Adhi Nugroho 7,6 38,5 2 8B 20 Mohammad Rio S. 6,10 36,4
3 8D 10 Bowo Prihatin 8,1 40,2 4 8F 24 Rohman Budi S. 5,7 32,4 5 8G 5 Dedi Eka P. 7,2 37,1 6 8A 19 Faisal Ramadhan 9,6 45,2 7 8A 9 Azzam Arosyid 9,7 45,5 8 8B 32 Adam Abdul R. 5,9 32,9 9 8B 18 Ikhwan Khoirudin 9,8 45,8
10 8B 6 Andris Pranoto 8,3 40,8 11 8B 24 Setya Hari A. 7,1 36,8 12 8B 9 Aris Abdul J. 9,9 46,2 13 8C 18 Margono Setyo R. 9,10 46,5 14 8D 29 Setiawan 8,9 42,6 15 8E 11 Deni Setiyawan 9,11 46,8 16 8E 18 Fendi Alfiyan 8,11 43,3 17 8F 12 Eko Wahyu S. 6,1 33,2 18 8F 34 Yovi Hermawan A. 10,1 47,1 19 8F 6 Choirul Anwar 6,3 33,9 20 8A 6 Arief Prasetyo 5,7 32,4 21 8B 10 Dedi Irawan 5,2 30,2 22 8B 17 Ikhsanudin 8,1 40,2 23 8B 30 Abdur Rauf F. 5,8 32,6 24 8C 25 Rahmad Suryadi 4,7 28,7 25 8C 29 Wisang Supriyanto 5,6 31,8 26 8D 32 Sinung Drajat 7,2 37,1 27 8D 24 Purno Suhendro 4,6 28,3 28 8E 26 Rafi Angga G. 5,1 29,8 29 8E 9 Bayu Rachmat S. 5,7 32,4 30 8E 16 Estu Puguh P. 6,2 33,6 31 8F 4 Bangkit Sanjaya 10,1 47,1 32 8F 21 Rahmat Basuki 7,8 39,2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
33 8G 18 Mahardika Priyatmaja 4,8 29,1 34 8G 28 Topa 9,10 46,5 35 8G 12 Fathony Nada S. 8,1 40,2 36 8G 19 Mus’ab Syaifudin 10,2 47,4 37 8A 26 Muhammad Wahyu N. 9,6 45,2 38 8A 20 Fajar Habib A. 6,9 36,0 39 8A 28 Pahrudin 6,8 35,7 40 8A 7 Arif Nurkolis 6,7 35,4 41 8A 27 Muhammad Z. 9,6 45,2 42 8A 2 Alfin Eko P. 9,7 45,5 43 8B 2 Agus Taqwim K. 5,8 32,6 44 8B 22 Nur Sahid 9,6 45,2 45 8B 27 Wahyu Aji N. 9,9 46,2 46 8B 12 Eko Prasetyo 5,7 32,4 47 8C 14 Ervin Ferdian 4,9 29,5 48 8D 13 Ferdian Achsoni 9,6 45,2 49 8E 2 Amien Rifai 9,6 45,2 50 8E 13 Dimas Mohammad S. 7,5 38,2 51 8E 27 Ronixa Rizaldi 8,1 40,2 52 8E 21 Heri Setyawan 9,6 45,2 53 8F 32 Wahyu Agung P. 5,3 30,6 54 8F 29 Tri Wijaya S. 9,7 45,5 55 8G 14 Handika Fery P. 9,6 45,2
1. Mencari T-skor Hasil Tes MFT/Multistage Fitness Test 1) Mencari angka tertinggi (AT) = 47,1
2) Mencari angka terendah (AR) = 22,8
3) Mencari Range (R = AT-AR) = 47,1 – 22,8 = 24,3
4) Mencari kelas interval (ki) = 1 + 3,322 log n
n : jumlah siswa : 55 siswa
= 1 + 3,322 log 55
= 1 + 3,322 (1,7403)
= 1 + 5,7812
= 6,7812 (dibulatkan)
= 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
5) Menentukan interval (i)
i = R = 24,3 = 3,4714 (dibulatkan) Ki 7
= 3 6) Mencari angka pertama (IC)
IC = AR = 22,8 = 7,6 (dibulatkan) i 3
= 7 Maka IC = 3 x 7 = 21
7) Membuat tabel kerja untuk mencari T-skor
Tabel 7. Nilai T-skor Siswa Putra
No. Interval
(ml/kg/min) F Cf Cf – ½ f % T - Score
1 45-47 1 55 54,5 99,70 78 2 42-44 2 54 53,00 96,36 74 3 39-41 5 52 49,50 90,00 64 4 36-38 11 47 41,50 75,45 60 5 33-35 8 36 32,00 58,18 57 6 30-32 21 28 17,50 31,81 50 7 27-29 5 7 4,50 8,18 36 8 24-26 1 2 1,50 2,72 33 9 21-23 1 1 0,50 0,60 25
2. Menyusun Norma Hasil Tes MFT/Multistage Fitness Test 1) Mencari angka tertinggi (AT) = 78
2) Mencari angka terendah (AR) = 25
3) Mencari Range (R = AT-AR) = 78 – 25 = 48
4) Mencari kelas interval (ki) = 1 + 3,322 log n
n : jumlah siswa : 55 siswa
= 1 + 3,322 log 55
= 1 + 3,322 (1,7403)
= 1 + 5,7812
= 6,7812 (dibulatkan)
= 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
5) Menentukan interval (i)
i = R = 48 = 6,8571 (dibulatkan) Ki 7 = 6
6) Mencari angka pertama (IC) IC = AR = 26 = 4,3333 (dibulatkan)
i 6 = 4 Maka IC = 6 x 4 = 24
7) Membuat tabel kerja untuk menyusun Norma Hasil Tes Kesegaran Jasmani.
Tabel 8. Norma Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra
No. Interval F Cf Cum % f Smoothed Cum % f 1 72-77 1 9 100,00 96,29 P96,40 2 66-71 1 8 88,88 88,88 3 60-65 1 7 77,77 77,77 P72,57 4 54-59 1 6 66,66 66,66 5 48-53 1 5 55,55 55,55 6 42-47 1 4 44,44 44,44 7 36-41 1 3 33,33 33,33 P27,43 8 30-35 1 2 22,22 22,22 9 24-29 1 1 11,11 11,11 P3,59
8) Menetapkan norma dari hasil P masing-masing. Disusun norma dengan
5 kategori, maka jaraknya : 6SD = 1,2 SD 5
9) Menetapkan persen untuk masing-masing klasifikasi. Gambaran presentase untuk masing-masing klasifikasi dapat dilihat pada kurve berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
NORMA
-1,8 SD -0,6SD +0,6SD +1,8 SD
P = 3,59 P = 27,43 P = 72,57 P = 96,40
10) Mencari P yang ditentukan dengan rumus : Px = Bt + (x - yb) i (ya - yb) P3,59 = 29,5 + (3,59 - 11,11) x5 (22,22 - 11,11) = 29,5 + (-7,52) x5 11,11 = 29,5 – 7,52 x5 11,11 = 29,5 - ( 0,67 x 5) = 29,5 – 3,35 = 26,15 P27,43 = 35,5 + (27,43 - 22,22) x5 (33,33 - 22,22) = 35,5 + 5,12 x5 11,11 = 35,5 + (0,46x 5) = 35,5 + 2,34 = 37,84 P 72,57 = 59,5 + (72,57 - 66,66) x5 (77,77 - 66,66) = 59,5 + 5,91 x5 11,11 = 59,5 + (0,53 x 5) = 59,5 + 2,66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
= 62,16 P96,40 = 71,5 + (96,40 - 88,88) x5 (96,29 - 88,88) = 71,5 + 7,52 x5 7,41 = 71,5 + (1,01 x 5) = 71,5 + 5,05 = 76,55 Dari perhitungan data diatas dapat disusun Norma MFT/Multistage Fitness Test (Kesegaran Jasmani). Tabel 9. Kategori Status Kesegaran Jasmani Siswa Putra
Nilai (Total T-Score)
Kategori
≥ 77 Baik 63 - 76 Cukup 38 - 62 Sedang 29 - 37 Kurang
≤ 28 Kurang Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Lampiran 5
Kategori Status Kesegaran Jasmani Siswa Putri
Tabel 10. Hasil MFT/Multistage Fitness Test Siswa Putri
No. Kelas
No. Presen
si Nama Tester
Catatan MFT yang
Diperoleh
Prediksi VO2 Max
1 8B 8 Apriyani Ayu A. 3,1 23,2 2 8B 11 Dyah Aditya N. 2,6 22,0 3 8B 4 Aisiyah Nur H. 6,9 36,0 4 8B 23 Nur Janah R. 3,2 23,6 5 8C 26 Siwi Hastuti 4,1 26,4 6 8D 8 Astinda Gusti D. 3,3 24,0 7 8D 12 Emilia Zamroni 3,5 24,8 8 8E 30 Selvi Novita A. 5,2 30,2 9 8E 31 Septiana Nugraheni 2,8 22,8 10 8F 17 Latifah Rachmawati 2,8 22,8 11 8B 19 Latifah Ridha R. 2,8 22,8 12 8B 21 Novi Wardani 3,5 24,8 13 8D 34 Wayi Rahayu 3,1 23,2 14 8E 23 Lidia Azmita P. 4,7 28,7 15 8E 15 Ervina Anvita S. 6,9 36,0 16 8G 25 Roikhatul Jannah 3,7 25,6 17 8A 21 Indah Dewi P. 2,8 22,8 18 8B 13 Erika Kusuma P. 3,2 23,6 19 8B 3 Agustin Eka D. 3,3 24,0 20 8C 13 Erfina Wahyuningsih 3,2 23,6 21 8C 11 Dita Rahmawati 3,6 25,2 22 8D 27 Riski Utami 3,1 23,2 23 8F 8 Devi Nurtia S. 7,1 36,8 24 8F 27 Septi Ambar S. 3,4 24,4 25 8F 16 Hermein Saputri 3,2 23,6 26 8G 3 Aprillia Novita S. 7,3 37,5 27 8G 21 Novi Handayani 3,6 25,2 28 8G 24 Raras Antika S. 7,3 37,5 29 8G 10 Erika Nendi A. 5,7 32,4 30 8A 25 Melodia Septi K. 5,2 30,2 31 8A 12 Desi Riski S. 3,2 23,6 32 8A 3 Amorita Kristina H. 4,3 27,2 33 8A 15 Dita Fitria 3,3 24,0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
34 8A 16 Endri puspitasari 3,2 23,6 35 8A 14 Dewi Kurniasari 4,5 28,0 36 8B 14 Faizah Nur S. 7,1 36,8 37 8B 15 Fina Aulia 3,5 24,8 38 8B 26 Trias Kumala S. 7,1 36,8 39 8B 7 Anggit Ariyani 3,2 23,6 40 8C 12 Dwi Lestari 6,9 36,0 41 8C 8 Bela Kurniawati 37,1 36,8 42 8C 10 Dewi Maharani 7,3 37,5 43 8D 30 Shinta Lestari 6,9 36,0 44 8D 14 Grace Gloria U. 7,1 36,8 45 8D 20 Lia Syaraswati P. 7,3 37,5 46 8D 1 Adena Widya P. 4,1 26,4 47 8D 25 Qomariyah Nur H. 6,8 35,7 48 8E 14 Erni Widiastuti 7,1 36,8 49 8E 12 Devi Maryani 4,1 26,4 50 8E 7 Astri Nur H. 3,6 25,2 51 8E 28 Ririn Sumarsih 6,9 36,0 52 8F 25 Rosalia Guntur S. 6,9 36,0 53 8F 31 Ummi Hasanah 7,1 36,8 54 8F 7 Cornelia Aldama 7,3 37,5 55 8F 10 Evri Nur I. 5,2 30,2 56 8F 28 Susilowati 7,1 36,8 57 8G 23 Puji Rahayu 3,6 25,2 58 8G 20 Nanda Fitriana 7,1 36,8 59 8G 6 Dephi Andika P. 5,2 30,2 60 8G 30 Triyas Wahyu R. 7,3 37,5
3. Mencari T-skor Hasil Tes MFT/Multistage Fitness Test 1) Mencari angka tertinggi (AT) = 37,5
2) Mencari angka terendah (AR) = 22,8
3) Mencari Range (R = AT-AR) = 37,5 – 22,8 = 14,7
4) Mencari kelas interval (ki) = 1 + 3,322 log n
n : jumlah siswa 60 siswa
= 1 + 3,322 log 60
= 1 + 3,322 (1,7781)
= 1 + 5,9068
= 6, 9068 (dibulatkan) = 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
5) Menentukan interval (i)
i = R = 14,7 = 2,1 (dibulatkan) Ki 7
= 2 6) Mencari angka pertama (IC)
IC = AR = 22,8 = 11,4 (dibulatkan) I 2
= 11 Maka IC = 2 x 11 = 22
7) Membuat tabel kerja untuk mencari T-skor
Tabel 11. Nilai T-skor Siswa Putri
No. Interval
(ml/kg/min) f Cf Cf – ½ f % T - Score
1 36-37 1 60 59,50 99,82 79 2 34-35 - 59 59,00 98,33 75 3 32-33 - 59 59,00 98,33 75 4 30-31 - 59 59,00 98,33 75 5 28-29 4 59 57,00 95,00 67 6 26-27 11 55 49,50 82,50 59 7 24-25 18 44 35,00 58,33 52 8 22-23 26 26 13,00 6,66 35
4. Menyusun Norma Hasil Tes MFT/Multistage Fitness Test 8) Mencari angka tertinggi (AT) = 79
9) Mencari angka terendah (AR) = 35
10) Mencari Range (R = AT-AR) = 79 – 35 = 32
11) Mencari kelas interval (ki) = 1 + 3,322 log n
n : jumlah siswa : 55 siswa
= 1 + 3,322 log 55 (log 55 = 1,7403)
= 1 + (3,322 x 1,7403)
= 1 + 5,7812
= 6,7812 (dibulatkan)
= 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
12) Menentukan interval (i)
i = R = 32 = 4,5714 (dibulatkan) Ki 7
= 4 13) Mencari angka pertama (IC)
IC = AR = 42 = 10,5 (dibulatkan) i 4
= 10 Maka IC = 4 x 10 = 40
14) Membuat tabel kerja untuk menyusun Norma MFT/Multistage Fitness Test (Kesegaran Jasmani).
Tabel 12. Norma Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putri
No. Interval (T-score)
f cf Cum % f Smoothed Cum % f
1 74-79 1 8 100,00 97,83 P96,40 2 72-73 - 7 87,50 91,66 3 68-71 3 7 87,50 75,00 P72,57 4 64-67 1 4 50,00 58,33 5 60-63 - 3 37,50 41,66 6 56-59 1 3 37,50 33,33 P27,43 7 52-55 1 2 25,00 25,00 8 48-51 - 1 12,50 16,66 P3,59 9 44-47 - 1 12,50 12,50 10 35-43 1 1 12,50 8,33
15) Menetapkan norma dari hasil P masing-masing. Disusun norma
dengan 5 kategori, maka jaraknya : 6SD = 1,2 SD 5
16) Menetapkan persen untuk masing-masing klasifikasi. Gambaran presentase untuk masing-masing klasifikasi dapat dilihat pada kurve berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
NORMA
-1,8 SD -0,6SD +0,6SD +1,8 SD
P = 3,59 P = 27,43 P = 72,57 P = 96,40
17) Mencari P yang ditentukan dengan rumus : Px = Bt + (x - yb) i (ya - yb) P3,59 = 43,5 + (3,59 - 8,33) x5 (12,5 - 8,33) = 43,5 + (-4,74) x5 4,17 = 43,5 - 4,74 x5 4,17 = 43,5 - ( 1,14 x 5) = 43,5 - 5,7 = 37,8 P27,43 = 55,5 + (27,43 - 25) x5 (33,33 - 25) = 55,5 + 2,4 x5 8,33 = 55,5 + (0,29 x 5) = 55,5 + 1,45 = 56,95 P 72,57 = 67,5 + (72,57 - 58,33) x5 (75 - 58,33) = 67,5 + 14,24 x5 16,67 = 67,5 + (0,85 x 5) = 67,5 + 4,25 = 71,75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
P96,40 = 73,5 + (96,40 - 91,66) x5 (97,83 - 91,66) = 73,5 + 4,74 x5 6,17 = 73,5 + (0,77 x 5) = 73,5 + 3,83 = 77,35 Dari perhitungan data diatas dapat disusun Norma MFT/Multistage Fitness Test (Kesegaran Jasmani). Tabel 13. Kategori Status Kesegaran Jasmani Siswa Putri
Nilai (Total T-Score)
Kategori
≥ 78 Baik 72 - 77 Cukup 57 - 71 Sedang 38 - 56 Kurang
≤ 37 Kurang Sekali