skripsi diajukan kepada fakultas ilmu keolahragaan · daftar hadir siswa..... 70 lampiran 10....

90
i TINGKAT KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA PUTRI YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 2 KLATEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Abid Fathoni 09601244050 PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

Upload: ngoxuyen

Post on 30-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

i

TINGKAT KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA PUTRI

YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET

DI SMA NEGERI 2 KLATEN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Abid Fathoni

09601244050

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

Page 2: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran
Page 3: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran
Page 4: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran
Page 5: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

v

MOTTO

“Jadilah gurune “Jagad”

“Allah akan mengankat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan

orang-orang yang berilmu beberapa derajat (yang tinggi) dan Allah Maha

Waspada terhadap apa yang kalian amalkan” (terjemah QS An-Nahl: 97)

Page 6: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

vi

PERSEMBAHAN

Karya yang sederhana ini dipersembahkan kepada orang-orang

yang punya makna sangat istimewa bagi kehidupan penulis,

diantaranya: Alm. Bapak Sudjiyanto, bapak yang tegas dan sabar

saya sayangi selamanya; Ibu Sumarni, ibu yang penyayang dan

selalu mendoakan setiap langkah saya; Ihwan Aziz kakak yang

selalu mensuport saya; Ilyas Rosid, adik yang bandel tetapi saya

banggakan.

Page 7: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

vii

TINGKAT KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA PUTRI YANG

MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET

DI SMA NEGERI 2 KLATEN

Oleh:

Abid Fathoni

09601244050

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh menurunya prestasi tim bolabasket

putri di SMA Negeri 2 Klaten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

tingkat kesegaran kardorespirasi siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler

bolabasket di SMA Negeri 2 Klaten.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian yang

digunakan adalah 21 siswa dengan menggunakan cara total sampling. Instrumen

penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes lari multistage dari

Cooper (1968) dalam (http://www.brianmac.demon.co.uk). Untuk menganalisis

data yang terkumpul, peneliti menggunakan teknik deskriptif persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kesegaran kardiorespirasi siswa

purti yang megikuti ekstrakurikuler bolabasket SMA Negeri 2 Klaten adalah

sebagai berikut: (1) 9 siswa (42,85%) masuk dalam katagori sangat kurang, (2) 7

siswa (33,33%) masuk dalam katagori kurang, (3) 3 siswa (14,28%) dalam kategori

cukup, (4) 2 siswa (9,52%) dalam kategori baik, (5) 0 siswa (0%) dalam keadaan

sangat baik, (6) 0 siswa (0%) dalam keadaan sangat baik sekali. Frekuensi

terbanyak terletak pada katagori sangat kurang, yaitu sebesar 42,85%.

Kata Kunci: Tingkat Kesegaran Kardiorespirasi, Ekstrakurikuler Bolabasket,

Siswa Putri

Page 8: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, atas segala

limpahan kasih dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Tingkat

Kesegaran Kardiorespirasi Siswa Putri Di SMA Negeri 2 Klaten yang Mengikuti

Ekstrakurikuler Bolabasket” dapat diselesaikan dengan lancar.

Dalam penyusunan skripsi ini pastilah dialami berbagai kendala. Dengan

segala upaya, skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari

berbagai pihak, teristimewa pembimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab M. Pd, M.A, Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba

ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Rumpis Agus Sudarko, M.S, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan iin dan fasilitas bagi

penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. Amat Komari, M.Si, Ketua Jurusan POR dan Dosen Pembimbing yang

selalu memberikan waktu, nasihat, saran, serta motivasi dan atas segala

kemudahan yang diberikan.

4. Drs. Joko Purwanto, M. Pd, Selaku dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan pengarahan selama perkuliahan.

5. Saryono, M. Or, Dosen Pembimbing Skripsi yang memberikan pengarahan

dan bimbingan selama tugas akhir skripsi.

Page 9: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

ix

6. Yohanes Priyono, M.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Klaten yang telah

memberikan ijin penelitian.

7. Sugimo, S.Pd, Guru Olahraga SMA Negeri 2 Klaten yang telah

mendampingi pelaksanaan penelitian.

8. Guru dan siswa-siswi di SMA Negeri 2 Klaten yang telah memberikan

kerjasama dalam pengambilan data skripsi.

9. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis

kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

10. Teman-temanku PJKR 2009, khususnya Adepra, Harsongko, Styawan,

William yang telah membantu dan memberi motivasi selama mengerjakan

skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Yogyakarta, Juni 2015

Penulis

Page 10: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

PERSETUJUAN ............................................................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... iv

MOTTO.............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 4

C. Batasan Masalah ................................................................. 5

D. Rumusan Masalah .............................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................ 5

F. Manfaat Penelitian .............................................................. 5

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori .................................................................. 7

1. Hakikat Kesegaran Jasmani ......................................... 7

2. Hakekat Kesegaran Kardiorespirasi ............................ 10

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran

Kardiorespirasi ............................................................ 12

4. Manfaat Kesegaran Kardiorespirasi ........................... 16

5. Jenis-Jenis Tes untuk Mengukur Kesegaran

Kardiorespirasi ........................................................... 18

6. Hakekat Permainan Bolabasket .................................. 22

7. Profil Ekstrakurikuler Bolabasket

di SMA Negeri 2 Klaten ............................................. 22

Page 11: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

xi

B. Penelitian yang Relevan ................................................... 26

C. Kerangka Berfikir ............................................................. 28

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ............................................................... 30

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................... 30

C. Subyek Penelitian ............................................................... 31

D. Instrumen Penelitian ........................................................... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 34

F. Teknik Analisis Data .......................................................... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................ 37

B. Pembahasan ...................................................................... 42

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................... 47

B. Implikasi Hasil Penelitian................................................. 47

C. Keterbatasan Hasil Penelitian .......................................... 48

D. Saran-Saran ...................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 50

LAMPIRAN .................................................................................................. 51

Page 12: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Prestasi Tim Basket Putri dari tahun 2010-2015............................... 2

Tabel 2. Norma Kategori VO2 Max untuk Putri ............................................ 23

Tabel 3. Norma Kategori VO2 Max untuk Putri ............................................ 40

Tabel 4. Data usia siswa putri yang mengikuti esktrakurikuler bolabasket

yang menjadi subjek dalam penelitian............................................. 41

Tabel 5. Data Hasil tes Multistage tsiswa putri yang mengikuti esktrakuri-

kuler bolabasket............................................................................... 41

Tabel 6. Hasil tes Multistage tsiswa putri yang mengikuti esktrakurikuler

bolabasket dalam presentase .......................................................... 43

Page 13: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Permohonan ijin penelitian dari Fakultas ................ 56

Lampiran 2. Surat Ijin dari Fakultas ...................................................... 57

Lampiran 3. Lembar Pengesahan dari Fakultas ..................................... 58

Lampiran 4. Surat Keterangan dari BAPPEDA ..................................... 59

Lampiran 5. Surat Keterangan dari Sekolah .......................................... 60

Lampiran 6. Panduan Multi Stage.......................................................... 61

Lampiran 7. Blangko Penilaian Multi Stage.......................................... 65

Lampiran 8. Prediksi Nilai VO2Maks.................................................... 66

Lampiran 9. Daftar Hadir Siswa............................................................. 70

Lampiran 10. Daftar Hadir Testor............................................................ 71

Lampiran 11 . Data Hasil Multi Stage ................................................... 72

Lampiran 12. Dokumentasi .................................................................... 73

Page 14: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Ilustrasi Lintasan Tes Lari Multi Stage......................................... 20

Gambar 2. Ukuran Lapangan Bolabasket Menurut Perbasi............................ 24

Gambar 4. Pie Chart Katagori Kesegaran Jasmani Putri yang Mengikuti

Ekstrakurikuler Bolabasket Di SMA Negeri 2 Klaten.................. 43

Gambar 4. Histogram Hasil Tes Lari Multistage Siswa Putri yang Mengi-

kuti Ekstrakurikuler Bolabasket Di SMA Negeri 2 Klaten…….. 44

Page 15: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cabang olahraga bolabasket akhir- akhir ini menjadi sangat populer,

kepopuleran pertandingan bola basket di tingkat nasional maupun

tingkat daerah membawa pengaruh yang positif bagi masyarakat terutama

untuk para pelajar dan remaja yang ingin berprestasi dicabang olahraga

bolabasket. Saat ini sekolah-sekolah yang ada di karisedenan Surakarta,

khususnya kota Klaten sebagian besar telah memiliki sarana bolabasket

dan juga tim disetiap sekolah masing-masing. Perkembangan cabang

olahraga bolabasket di sekolah-sekolah Kabupaten Klaten juga sangat baik

karena didukung dengan adanya pertandingan bolabasket tingkat pelajar

yang diadakan oleh Honda DBL (Development Basketball League), se-

karisidenan Surakarta untuk setiap tahunnya.

Peneliti tertarik pada satu sekolah yang berada di kota Klaten,

yaitu SMA Negeri 2 Klaten sekolah ini adalah salah satu sekolah yang

memiliki fasilitas olahraga yang memadai dan layak untuk diuji

kemampuannya. Ekstrakurikuler bola basket merupakan kegiatan

ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada sore hari dan seminggu 3 kali

(Senin, Kamis, Sabtu) dari pukul 15.30 sampai pukul 17.00 WIB bertempat

dilapangan bolabasket SMA Negeri 2 klaten dan untuk pelatihnya itu sendiri

adalah diapu oleh bapak Sugimo. S. Pd. Sebenarnya hingga saat ini SMA

Negeri 2 Klaten telah menorehkan banyak prestasi akan tetapi raihan

Page 16: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

2

positif itu hanya diperoleh dari tim basket putra saja dan untuk tim basket

putri belakangan ini perolehan prestasinya semakin menurun.

Peneliti melihat prestasi mereka bisa dikatakan sangat minim untuk

sekolah yang memiliki fasilitas olahraga yang lengkap khususnya cabang

olahraga bolabasket. Ini terbukti dari hasil observasi dan wawancara kepada

guru Penjas SMA Negeri 2 Klaten, siswa putri yang mengikuti

ekstrakurikuler bolabasket akhir-akhir ini prestasinya semakin menurun

setiap tahunnya. Adapun hasil raihan prestasi dari tahun ketahun sebagai tabel

berikut:

NO TAHUN PRESTASI

1 2010 Juara 1 SMADA CUP, Juara 2 POPDA Klaten

2 2011 Juara 2 SMADA CUP

3 2012 Juara 2 SMADA CUP

4 2013 Juara 3 SMADA CUP

5 2014 -

6 2015 -

Tabel 1. Prestasi Tim Basket Putri dari tahun 2010-2015.

Penurunan prestasi tersebut dikarenakan beberapa faktor. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi tersebut antara lain kondisi fisik,

latihan, asupan gizi, dan istirahat. Kondisi fisik seseorang dikatakan baik

apabila dia memiliki kesegaran jasmani yang baik. Salah satu yang

mempengaruhi hal tersebut adalah sistem kardiorespirasi. Kesegaran jasmani

merupakan salah satu unsur penting bagi olahragawan untuk meningkatkan

prestasi. (Agus Mukholid, 2006: 65)

Page 17: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

3

Dalam permainan bolabasket kesegaran jasmani siswa atau peserta

didik juga sangat penting. Sehingga kualitas permaianannya akan meningkat

karena tidak cepat mengalami kelelahan saat melakukan latihan atau saat

pertandingan. Walaupun pemain memiliki teknik yang bagus belum menjadi

jaminan untuk memenangkan sebuah pertandingan. Faktor yang tidak kalah

penting adalah kesegaran jasmani. Proses latihan kesegaran jasmani yang

dilakukan secara cermat, berulang-ulang dengan kian hari meningkat beban

latihannya, akan meningkatkan kesegaran jasmani. Status kesegaran jasmani

seseorang ditentukan oleh komponen-komponen yang ada di dalam

kesegaran jasmani, oleh sebab itu seseorang perlu mengetahui dan

memahami komponen kesegaran jasmani, sebagai dasar dalam meningkatkan

kesegaran jasmani.

Menurut Muhamad Muhyi Faruq (2009: 13-12) komponen

kesegaran jasmani terdiri atas: daya tahan, kekuatan otot, kecepatan,

kelincahan, keseimbangan, kecepatan reaksi, dan koordinasi.Komponen

yang terpenting adalah daya tahan kardiorespirasi. Menurut Sundono

yang dikutip Suharjana (2008: 7) kardiorespirasi merupakan modal pokok

bagi kesegaran jasmani dan bahkan dianggapidentik dengan kesegaran

jasmani. Daya tahan kardiorespirasi merupakan indikator yang cukup untuk

menggambarkan status kesegaran jasmani.Alasan mengapa daya tahan

aerobic atau daya tahan kardiorespirasi merupakan komponen terpenting

dari kesegaran jasmani, karena dalam olahraga atau aktivitas jasmani,

jantung dan parumerupakan faktor terpenting dalam memproses oksigen

Page 18: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

4

(suplai ksigen) yang diedarkan keseluruh tubuh melalui aliran darah dari

jantung. Oksigenyang died arkan oleh darah tersebut merupakan pasokan

energi atau tenaga. Oksigen merupakan sumber energi atau tenaga setiap

aktivitas jasmani atau kegiatan olahraga.

Kegiatan ekstrakurikuler bolabasket merupakan kegiatan

ekstrakurikuler yang lebih banyak dilakukan di lapangan, sedangkan

permainan bolabasket itu sendiri mempunyai karakter permainan yang cepat

dan kadang lambat. Karakter permainan seperti inilah membutuhkan aktivitas

gerak yang cepat dan tepat sehingga mencapai tujuan yang diharapkan, hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler bolabasket menuntut siswa

untuk memiliki kesegaran kardiorespirasi yang lebih baik. Tetapi hal ini tidak

terlihat pada tim putri bolabasket SMA Negeri 2 Klaten. Pada saat latihan

banyak siswi yang mengalami kelelahan saat mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler apabila diperintahkan pelatih untuk melakukan latihan fisik.

Dan bahkan ketika saat pertandingan persahabatan para siswa putri banyak

yang mengeluh cepat merasa lelah, sehingga dampaknya quarter pertama

mereka sudah ingin minta ganti.

Bagi seorang pemain bolabasket, menjaga kesehatan fisik dan

kesegaran itu sangat penting hal ini bertujuan agar tercapainya suatu prestasi

yang diharapkan. Sayangnya hanya sedikit pemain yang memperhatikan

kesehatan fisik dan kesegaran jasmani mereka. Selain itu seorang pelatih

bolabasket harus bisa mengelompokan siswa sesuai dengan kondisi fisiknya.

Dari paparan tersebut tentunya penting sekali menentukan tingkat kondisi

Page 19: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

5

fisik para siswa . Sehingga nantinya dapat dijadikan tolok ukur untuk

menentukan program latihan yang akan diberikan kepada siswa. Kaitannya

dalam program latihan pelatih harus tahu apa itu konsep FIT (Frekuensi,

Intesity dan time).

Menurut Sigit Nugroho (2008: 100-101) Frekuensi itu sendiri adalah

banyaknya latihan dalam seminggu dan untuk meningkatkan

kesegaran diperlukan latihan selama 3-5 kali seminggu. Intensitas

merupakan kualitas berat ringannya latihan dan secara umum intesitas

latihan yang digunakan untuk latihan aerobik menggunakan patokan

kenaikan detak jantung yaitu 60% - 90%. Sedangkan time adalah

waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali berlatih, untuk

meningkatkan kesegaran kardiorespirasi diperlukan waktu berlatih 20

– 60 menit selama 8 s/d 12 minggu.

Banyak komponen yang berperan penting dalam permainan

bolabasket. Daya tahan jantung paru (cardiorespirasi) termasuk komponen

yang penting bagi pemain bolabasket. Akan tetapi, di SMA Negeri 2 Klaten

tim bolabosket meraka belum pernah diukur kondisi atau tingkat daya tahan

jantung paru (cardiorespirasi) para siswanya. Pengukuran tingkat komponen

kesegaran jasmani khususnya daya tahan kardiorespirasi adalah sangat besar

manfaatnya bagi kesehatan siswa, selain itu hasil dari pengukuran bisa

dijadikan dasar dalam penyusunan program latihan sehingga dapat

menghasilkan bibit siswa yang berprestasi. Peneliti tertarik ingin

mengadakan suatu penelitian yang diharapkan dapat mengetahui tingkat

kesegaran para siswa. Sehingga berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti

tertarik untuk mengambil judul penelitian “Tingkat Kesegaran

Kardiorespirasi Siswa Putri Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bolabasket Di

SMA Negeri 2 Klaten”.

Page 20: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat didefinisikan

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Menurunya prestasi tim bolabasket putri di SMA Negeri 2 Klaten dalam 3

tahun terakhir.

2. Kurangnya latihan dalam ektrakurikuler bolabasket, dengan hanya durasi

90 menit, 3 kali perminggu dianggap masih belum mampu untuk

meningkatkan dan mempertahankan kesegaran jasmani, khususnya

kesegaran kardiorespirasi tim bolabasket putri.

3. Banyaknya siswa putri mengalami kelelahan pada saat mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler bolabasket di SMA Negeri 2 Klaten.

4. Belum diketahuinya tingkat daya tahan kardiorespirasi siswa SMA Negeri

2 Klaten yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi ruang

lingkup permasalahan yang akan diteliti, sehingga jelas batasannya guna

menghindari kesalahan dalam penafsiran judul penelitian. Masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada belum diketahuinya tingkat kesegaran

kardiorespirasi siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di

SMA N 2 Klaten.

D. Rumusan Masalah

Atas dasar pembatasan masalah yang telah diuraikan, masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Seberapa tinggikah tingkat

Page 21: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

7

kesegaran kardiorespirasi siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler

bolabasket di SMA N 2 Klaten ?”

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat kesegaran kardiorespirasi siswa putri yang

mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 2 Klaten

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

1. Secara Teoritik,

a. Memberi sumbangan pengembangan pengetahuan mengenahi tingkat

daya tahan kardiorespirasi, khususnya bagi mahasiswa pendidikan

jasmani dalam mengajar ekstrakurikuler bolabasket.

b. Sebagai kajian bagi peneliti selanjutnya, sehingga lebih mengetahui

tingkat daya tahan kardiorespirasi dalam permainan bolabasket.

2. Secara Praktis,

a. Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat daya

tahan kardiorespirasi siswa agar dapat lebih meningkatkan lagi.

b. Dapat digunakan guru pendidikan jasmani sebagai program latihan

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam meningkatkan daya

tahan kardiorespirasi sehingga dapat meningkatkan minat dan bakat

siswa dalam mengikuti eksrtakulikuler bolabasket.

Page 22: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Kesegaran Jasmani

Pengertian kebugaran jasmani sangat banyak, namun pada intinya

memiliki satu kesamaan, kebugaran jasmani juga mempunyai kesamaan

arti dengan kata kesegaran jasmani. Menurut Nurhasan (2004: 5)

kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

aktivitas fisik dalam waktu yang relatif lama, yang dilakukan secara cukup

efisien, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, yaitu sehabis bekerja

atau melakukan aktivitas masih memiliki cukup energi dan untuk

menyalurkan fungsinya sebagai anggota keluarga dan masyarakat serta

masih dapat menikmati waktu luangnya dengan baik.

Menurut Djoko Pekik Irianto yang dikutip oleh Suharjana (2008:

3) kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat

melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang

berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang. Menurut Yasrin

yang dikutip oleh Wahjoedi (2000: 2) kepentingan kesegaran jasmani

dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat

kesegaran, maka kesehatan akan semakin baik pula. Kesegaran jasmani

sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Bila ditinjau dari ilmu faal

(fisiologi) kesegaran jasmani adalah kemampuan dan kesanggupan tubuh

melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik terhadap kerja tubuh

yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

Page 23: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

9

Menurut Aine Mc Carthy yang dikutip oleh T Hermaya (1995: 03)

konsep kesegaran jasmani dibedakan menjadi dua, yaitu kesegaran yang

berkaitan dengan kesehatan dan kesegaran yang berkaitan dengan

performance atau keterampilan.

1) Kesegaran yang berkaitan dengan kesehatan.

Kesegaran ini memerlukan suatu tingkat yang cukup dari keempat

komponen kesegaran dasar: (a) kesegaran jantung-paru-peredaran

darah, (b) lemak tubuh atau komposisi tubuh, (c) kekuatan otot,

(d) kelentukan sendi, dan (e) daya tahan otot.

2) Kesegaran yang berkaitan dengan performance atau keterampilan .

Komponen kesegaran jasmani yang kaitannya dengan

performance, yaitu: (a) kelincahan, (b) keseimbangan, (c)

koordinasi, (d) kecepatan, (e) kekuatan, dan (f) waktu reaksi.

Mereka yang mempunyai kesegaran jasmani ini berkemampuan

untuk melakukan aktivitas fisik yang berkaitan dengan olahraga

dan pekerjaannya. Contohnya adalah atlit yang berkompetisi dan

anggota TNI.

Tingkat kesegaran jasmani biasanya dinyatakan sebagai “volume

oxygen maximum” (VO2 Max) dan merupakan salah satu faktor penting

untuk menunjang prestasi kerja atau kelelahan fisik seseorang (Ketut Iwan

Swadesi, 2007: 41). VO2 Max dipakai sebagai parameter derajat kesegaran

jasmani yang menopang terciptanya koordinasi gerak lain yang

diperlukan.

Page 24: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

10

VO2 Max adalah pengambilan oksigen selama kerja maksimal,

biasanya dinyatakan sebagai volume per menit (V) yang dapat dikonsumsi

per satuan waktu tertentu (Suharjana, 2008: 22). VO2 Max telah dipandang

sebagai cara mengukur kesegaran yang terbaik, dan dipercayai memiliki

hubungan dengan kesehatan dan kinerja serta olahraga. VO2 Max

dinyatakan dalam satuan liter/menit. Kinerja pada tingkat VO2 Max hanya

dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang sangat pendek dan paling

lama beberapa menit. Apabila terdapat suatu pertanyataanVO2 Max = 3

l/menit, artunya seseorang dapat mengkonsumsi oksigen secara maksimal

3 liter dalam per menit ( Sigit Nugroho, 2008: 114)

Dengan demikian, seseorang akan mempunyai kemampuan yang

besar untuk memikul beban kerja yang berat dan lebih cepat pulih

kesegaran fisiknya sesudah bekerja jika mempunyai tingkat kesegaran

jasmani yang baik. Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat

disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang

dalam menghirup dan menggunakan oksigen secara maksimal (VO2 maks)

agar dapa melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang

berarti serta masih mempunyai energi cadangan untuk menikmati waktu

luangnya.

2. Hakikat Kesegaran Kardiorespirasi

Istilah kesegaran kardiorespirasi sama pengertiannya dengan

beberapa istilah lain seperti: daya tahan jantung, daya tahan

kardiorespirasi. Menurut Rusli Lutan,dkk. (2001: 46), secara teknis

Page 25: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

11

pengertian cardio (jantung), vaskule (pembuluh darah), respirasi(paru-

paru dan ventilasi), dan aerobic (bekerja dengan oksigen), istilah tersebut

berkesinambungan satu sama lain.

Menurut Wahjoedi (2000: 61) diantara keempat komponen

kesegaran jasmani (daya tahan kardiorepirasi, daya tahan otot, kekuatan

otot, dan fleksibilitas), daya tahan kardirespirasi diangap komponen paling

pokok dalam kesegaran jasmani. Len Kravitz, (2001: 5) juga menyebutkan

bahwa unsur utama yang penting dari kesegaran jasmani berhubungan

dengan kesehatan adalah daya tahan kardiorespirasi/ kondisi aerobik. Daya

tahan kardiorespirasi sangat penting untuk menunjang kerja otot yang

sedang aktif sehingga dapat digunakan untuk metabolisme.

Daya tahan kardiorespirasi merupakan komponen terpenting dari

kesegaran jasmani. Dayatahan kardiorespiasi yang tinggi menunjukkan

kemampuan untuk bekerja yang tinggi, yang berarti kemampuan untuk

mengeluarkan sejumlah energi yang cukup besar dalam periode waktu

yang lama (Sharkey, 2003).

Kardiorespirasi adalah kemampuan dari jantung, paru-paru, untuk

melakukan latihan-latihan yang keras dalam waktu yang lama, seperti

bolabasket, bolabasket, jogging, berenang, senam aerobik, mendayung,

bersepeda, lompat tali, main ski, dan ski lintas alam (Len Kravitz, 2001:

4). Menurut Fox, dkk (1984: 8), ”Daya tahan kardiorespirasi atau

kesegaran kardiovaskuler mengacu pada kemampuan sistem jantung dan

paru untuk mengirimkan oksigen dan menggantikan karbondioksida dari

otot-otot kerja selama aktivitas latihan yang lama”.

Page 26: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

12

Ketahanan kardiorespirasi adalah komponen kesegaran fisik yang

paling penting. Menurut Fox, dkk (1984: 10)ketahanan kardiorespirasi

adalah kemampuan jantung, paru-paru dan sistem sirkulasi untuk

menyajikan oksigen dari bahan makanan ke kerja otot secara efisienDari

beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesegaran

kardioresperasi adalah ukuran kemampuan paru-paru jantung dalam

mensuplai oksigen dalam darah keseluruh tubuh pada saat melakukan

aktivitas fisik yang dilakukan secara terus menerus. Kesegaran

kardiorespirasi diukur dengan memantau penyerapan oksigen maksimum

yang dikenal denagan istilah VO2 Maks. Maksudnya adalah seberapa

efisien tubuh menggunakan oksigen selama aktivitas jasmani dengan

intensitas berat (Rusli Lutan, dkk. 2001: 46)

Menurut yang kemukakan beberapa para ahli jadi dapat

disimpulkan bahwa kesegaran kardiorespirasi adalah komponen paling

penting dalam kesegaran jasmani seseorang. Kesegaran kardiorespirasi

atau daya tahan jantung, paru adalah kemampuan jantung paru dalam

menyerap dan mendistribusikan oksigen ke otot-otot yang bekerja sesuai

dengan kebutuhan. Seseorang yang mempunyai tingkat kesegaran

kardiorespirasi yang baik akan lebih efisien dalam penggunaan oksigen

sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan

yang berarti.

Page 27: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

13

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Kardiorespirasi

Daya tahan kardiorespirasi dipengaruhi beberapa faktor yakni

genetik, umur dan jenis kelamin, aktivitas fisik, komposisi lemak tubuh

dan kebiasaan merokok (Depdiknas, 2000: 54).

a. Genetik

Dayatahan kardiovaskuler dipengaruhi oleh factor genetik

yakni sifat-sifat spesifik yang ada dalam tubuh seseorang sejak lahir.

Penelitian dari Kanada telah meneliti perbedaan kesegaran aerobik

diantara saudara kandung (dizygotic) dan kembar identik

(monozygotic), dan mendapati bahwa perbedaannya lebih besar pada

saudara kandung dari pada kembar identik. Pengaruh genetik pada

kekuatan otot dan daya tahan otot pada umumnya berhubungan dengan

komposisi serabut otot yang terdiri dari serat merah dan serat putih.

Seseorang yang memiliki lebih banyak serat otot rangka merah lebih

tepat untuk melakukan kegitan bersifat aerobic, sedangkan yang lebih

banyak memiliki serat otot rangka putih, lebih mampu melakukan

kegiatan yang bersifat anaerobic. Demikian pula pengaruh keturunan

terhadap komposisi tubuh, sering dihubungkan dengan tipe tubuh.

Seseorang yang mempunyai tipe endomorph (bentuk tubuh bulat dan

pendek) cenderung memiliki jaringan lemak yang lebih banyak bila

dibandingkan dengan tipe otot ektomorf (bentuk tubuh kurus dan

tinggi).

Page 28: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

14

Penelitian yang telah dilakukan kemudian dibuat kesimpulan

bahwa kemampuan Vo2Max 93,4% ditentukan oleh faktor keturunan

yang hanya dapat diubah dengan latihan. Faktor keturunan yang

berperan dapat membedakan kapasitas jantung, paru, sel darah merah,

dan hemoglobin juga persentase slow twich fiber, (Depdiknas, 2000: 4)

b. Umur

Umur mempengaruhi hamper semua komponen kesegaran

jasmani. Umur mempengaruhi hampir semua komponen kesegaran

jasmani. Daya tahan kardiovaskuler menunjukkan suatu tendensi

meningkat pada masa anak-anak sampai sekitar dua puluh tahun dan

mencapai maksimal di usia 20 sampai 30 tahun (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pembinaan

Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas,

1994:2-51). Daya tahun tersebut akan makin menurun sejalan dengan

bertambahnya usia, dengan penurunan 8-10% perdekade untuk

individu yang tidak aktif, sedangkan untuk individu yang aktif

penurunan tersebut 4-5% perdekade (Brian.Jsharkey, 2003). Daya

tahun tersebut akan makin menurun sejalan dengan bertambahnya usia,

dengan penurunan 8-10% perdekade untuk individu yang tidak aktif,

sedangkan untuk individu yang aktif penurunan tersebut 4-5%

perdekade (Sharkey, 2003).

Peningkatan kekuatan otot pria dan wanita sama sampai usia 12

tahun, selanjutnya setelah usia puberitas pria lebih banyak peningkatan

Page 29: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

15

kekuatan otot, maksimal dicapai pada usia 25 tahun yang secara

berangsur-angsur menurun dan pada usia 65 tahun kekuatan otot hanya

tinggal 65-70% dari kekuatan otot sewaktu berusia 20 sampai 25

tahun.

Pengaruh umur terhadap kelenturan dan komposisi tubuh pada

umumnya terjadi karena proses menua yang disebabkan oleh

menurunnya elastisitas otot karena berkurangnya aktivitas dan

timbulnya obes pada usia tua menurut (Depdiknas, 2000:28).

c. Jenis Kelamin

Kesegaran jasmani antara pria dan wanita berbeda karena

adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa puberitas.

Daya tahan kardiovaskuler pada masa pubertaster dapat perbedaan

,karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih banyak di

bandingkan pria. Hal yang sama juga terjadi pada kekuatan otot,

karena perbedaan kekuatan otot antara pria dan wanita disebabkan oleh

perbedaan ukuran otot baik besar maupun proposinya dalam tubuh.

Sampai dengan umur pubertas tidak terdapat perbedaan daya tahan

jantung (kardiovaskuler) laki-laki dan wanita, setelah umur tersebut

nilai wanita lebih rendah 15-25% dari pada pria. (Depdiknas, 2000:

54).

d. Kegiatan Fisik

Kegiatan yang mempengaruhi semua komponen kesegaran

jasmani, Latihan yang bersifat aerobic yang di lakukan secara teratur

Page 30: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

16

akan meningkatkan daya tahan kardiovaskuler dan dapat mengurangi

lemak tubuh. Dengan melakukan latihan olahraga atau kegiatan fisik

yang baik dan benar berarti seluruh organ dipicu untuk menjalankan

fungsinya sehingga mampu beradaptasi terhadap setiap beban yang

diberikan.

Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan

fungsi otot, terutama otot pernapasan menyebab kan pernapasan lebih

efisien pada saat istirahat. Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan

tidak terlatih relative sama besar, tetapi orang yang berlatih bernapas

lebih lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yang

diperlukan untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga

dengan jumlah oksigen sama, otot yang terlatih akan lebih efektif

kerjanya (Kravitz, 2001).

Pada orang yang dilatih selama beberapa bulan terjadi

perbaikan pengaturan pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena

menurunnya kadar asam laktat darah, yang seimbang dengan

pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh. Faktor yang

paling penting dalam perbaikan kemampuan pernapasan untuk

mencapai tingkat optimal adalah kesanggupan untuk meningkatkan

capillary bed yang aktif, sehingga jumlah darah yang mengalir di paru

lebih banyak, dandarah yang berikatan dengan oksigen per unti waktu

juga akan meningkat. Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi

kebutuhan jaringan terhadap oksigen (Kravitz, 2001).

Page 31: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

17

Penurunan fungsi paru orang yang tidak berolahraga atau usia

tua terutama disebabkan oleh hilangnya elastisitas paru-paru dan otot

dinding dada. Hal ini menyebabkan penurunan nilai kapasitas vital dan

nilai forced expiratory volume, serta meningkatkan volume residual

paru (Kravitz, 2001: 6).

e. Kebiasaan Merokok

Pada asap tembakau terdapat 4% karbon monoksida (CO).

Afinitas CO pada hemoglobin 200-300 kali lebih kuat dari pada

oksigen, ini berarti CO tersebut lebih cepat mengikat hemoglobin dari

pada oksigen. Hemoglobin dalam tubuh berfungsi sebagai alat

pengangkutan oksigen untuk diedarkan ke jaringan tubuh yang

memerlukannya. Bila seseorang merokok 10-20 batang sehari di dalam

hemoglobin mengandung 4,9% CO maka kadar oksigen yang

diedarkan ke jaringan akan menurun sekitar 5% menurut (Depdiknas,

2000:29)

Selain itu dalam rokok mengandung NO dan NO2, merupakan

substansia yang dapat memicu terbentuknya radikal bebas yang

berlebihan yang menyebabkan terbentuknya lipid peroksida yang lebih

lanjut merusak dinding sel. Beberapa sel tubuh telah terbukti

mengalami proses degeneratif antara lain membran sel endotel,

pembuluh darah, epitel paru, lensa mata dan neuron.

Menurut keterangan di atas selain tergantung dari baiknya

sistem respirasi dan kardiovaskuler, kesegaran aerobik juga tidak

Page 32: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

18

terlepas dari gaya hidup seseorang, juga berpengaruh terhadap

ketahanan aerobik seseorang, dimana semua itu tidak dapat dipisahkan.

4. Manfaat Kesegaran Kardiorespirasi

Sadoso Sumosardjuno (1992: 6), menyatakan bahwa bagi mereka

yang berlatih olahraga aerobik secara teratur akan mendapat beberapa

keuntungan, antara lain:

a. Berkuranganya resiko gangguan pada jantung dan peredaran

darah.

b. Tekanan darahnya yang sebelumnya tinggi akan menurun

secara teratur.

c. Menurunya kadar lemak yang akan membahayakan didalam

darah dan terjadi kenaikan kadar lemak yang baik yang

bermanfaat bagi tubuh.

d. Tulang-tulang, persendian, dan otot-otot menjadi lebih kuat

(tergantung jenis latihannya)

Menurut Rusli Lutan, dkk. (2001: 46), manfaat pembinaan daya

tahan kardiorespirasi dapat mengurangi resiko: a) Mengalami tekanan

darah rendah, b) Penyakit jantung koroner, kegemukan, c) Diabetes, d)

Beberapa bentuk kanker, e) Masalah kesehatan orang dewasa. Pendapat

lain di ungkapkan oleh tim penyusun Depdiknas (2000: 2-3) bahwa latihan

fisik maka akan mendapatkan manfaat bagi tubuh sebagai berikut:

memperpanjang umur, awet muda, tidak mudah terkena penyakit,

menghindari stress, nenambah percaya diri.

Kesegaran jasmani mempunyai arti penting bagi anak usia sekolah,

antara lain dapat meningkatkan fungsi organ tubuh, sosial

emosional, sportivitas, dan semangat kompetisi. Bahkan beberapa

penelitian menyebutkan bahwa: kesegaran jasmani mempunyai

Page 33: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

19

hubungan positif dengan prestasi akademis (Iskandar Z. Adisapoetra,

dkk, 1999).

Seperti yang telah dikemukakan di atas, betapa besar manfaat

kesegaran kardiorespirasi bagi siswa putri SMA N 2 Klaten yang

mengikuti ekstrakulikuler bolabasket. Dengan memiliki kesegaran

kardiorespirasi yang baik maka siswa putri SMA N 2 Klaten yang

mengikuti ekstrakurikuler bolabasket akan meningkat kesegaran

kardiorespirasinya, sehingga terhindar dari resiko penyakit dan bahkan

dengan kesegaran yang baik dapat menunjang prestasi yang baik.

Kesegaran kardiorespirasi sangat berguna bagi olahraga yang

membutuhkan kerja otot besar dalam jangka waktu yang lama.

5. Jenis-Jenis Tes untuk Mengukur Kesegaran Kardiorespirasi

Tes kesegaran jasmani dapat dilakukan melalui beberapa cara,

diantaranya adalah:

a. Tes lari 2,4 km, dari Cooper (1968) dalam

(http://www.brianmac.demon.co.uk)

b. Lari 12 menit, dari Cooper (1968) dalam

(http://www.brianmac.demon.co.uk)

c. Jalan cepat 4800 meter, dari modul Kementerian Pendidikan

Nasional (2010:127)

d. TKJI, dari modul Kementerian Pendidikan Nasional (2010:127)

e. Naik turun bangku, dari modul Kementerian Pendidikan

Nasional (2010:127)

f. Lari bolak-balik (multistage running test) dari Cooper (1968)

dalam (http://www.brianmac.demon.co.uk)

Page 34: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

20

Dari beberapa jenis tes, multistage running tes dianggap lebih

praktis, efisien, pengawasan lebih mudah, dapat langsung banyak testi

karena tidak memerlukan tempat yang luas selain itu tes multistage dapat

disesuaikan dengan lapangan bolabasket yang berada disekolah karena

lapangan bola basket mempunyai ukuran 28 m x 15 m sedangkan

multistage running tes itu sendiri hanya membutuhkan lintasan sepanjang

20 m. Adapun gambar lintasan multistage running tes yang disesuaikan

dengan lapangan bola basket adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Gambar lintasan lari bolak-balik (multistage running

test), sumber Cooper (1968) dalam

(http://www.brianmac.demon.co.uk)

Tes multistage running tes merupakan tes yang sudah baku untuk

dijadikan tes pengukuran kesegaran kardiorespirasi, serta tes ini

memberikan kesempatan kepada testi untuk melakukan lari selama

mungkin sampai testi tidak dapat mengejar bunyi “tuut” pada rekaman

atau sudah tidak sanggup melanjutkan tes.

Page 35: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

21

Adapun langkah-langkah dari tes tersebut sebagai berikut:

a. Sarana dan Prasarana:

1) Pita cadense untuk lari multistage

2) Pemutar kaset audio atau CD

3) Lintasan bermarka 20 meter pada permukaan yang data, rata dan

tidak licin

4) Stopwatch

5) Formulir

6) Peluit

b. Petugas tes:

1) Pengukur Jarak

2) Petugas Start

3) Pengawas lintasan.

4) Petugas pencatat hasil.

c. Pelaksanaan:

1) Dari luas lintasan diambil jarak 20 meter dan diberi tanda pada

kedua ujungnya.

2) Jarak tiap peserta tes 1-1,5 meter.

3) Peserta yang sudah melakukan pemanasan sebelumnya, disiapkan

disalah satu ujungnya (di luar).

4) Putar kaset atau CD Bleep (multistage fitness test) dan dengarkan

petunjuknya dimana kaset atau CD akan mengeluarkan sinyal/bunyi

Page 36: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

22

“TUT” tunggal dengan interval teratur pada setiap tahap. Bunyi

tersebut jamak terdengar pada setiap pergantian tahap.

5) Peserta tes berusaha lari sampai ujung berlawanan tepat dengan

bunyi “TUT” dan kembali lagi ke ujung semula sehingga tepat pada

bunyi berikutnya peserta telah sampai pada garis. Demikian

seterusnya peserta akan lari bolak-balik 20 meter dengan kecepatan

tertentu untuk satu tahap.

6) Setelah menyelesaikan satu tahap peserta harus lari lebih cepat

sesuai dengan frekuansi “TUT” yang semakin cepat pula.

7) Lari bolak-balik akan dilakukan sampai peserta tes lelah yang di

tunjukkan dengan ketidakmampuan mengikuti irama “TUT” yang

telah ditentukan sebanyak tiga kali.

8) Petugas pencatat, mencatat kemampuan maksimal peserta yang di

tunjukkan dengan tahap balikan terakhir. Pencatatan dilakukan

dengan formulir pencatatan lari multi tahap.

9) Setelah melakukan tes peserta perlu melakukan pendinginan dengan

cara berjalan dan meregangkan otot.

Tes ini bersifat maksimal dan progresif, artinya cukup mudah pada

permulaannya kemudian meningkat dan makin sulit menjelang saat-saat

terakhir. Agar hasilnya cukup valid, peserta tes harus mengerahkan tenaga

maksimal sewaktu menjalani tes ini, dan oleh karena itu peserta tes harus

berusaha mencapai tahap setinggi mungkin sebelum menghentikan tes.

Page 37: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

23

Penilaian tes adalah jumlah terbanyak dari tahap dan balikan sempurna

yang berhasil diperoleh dan dicatat sebagai hasil skor peserta tes

Tabel 2. Norma Kategori VO2 Max untuk Putri

Age Very Poor Poor Fair Good Excellent Superior

13-19 <25 25 - 30 31 - 34 35 - 38 39 - 41 >41

Sumber : Table Reference : The Physical Fitness Specialist

Carification Manual, The Cooper Institute for Aerobics Research,

Dallas TX, revised 1997 printed in Advance Fitness Assessment &

Exercise Prescription, 3rd Edition, Vivian H. Heyward, 1998.P48

dalam (http://www.brianmac.demon.co.uk).

6. Hakikat Permainan Bolabasket

Bolabasket merupakan salah satu bentuk olahraga yang masuk

dalam cabang permainan beregu. Permainan bolabasket ini dimainkan oleh

dua regu, yang masing-masing terdiri atas lima orang pemain, dengan

tujuan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan sebanyak

mungkin, serta menahan serangan lawan agar tidak memasukkan bola

kedalam keranjangnya. Lebih lanjut bahwa dasar bermain bola basket

dengan cara lempar tangkap, menggiring dan menembak dengan luas

lapangan 28 m x 15 m dapat terbuat dari tanah, lantai, dan papan

yang dikeraskan. Menurut PERBASI dalam peraturan resmi bola basket

(2004:5), Lapangan permainan harus memiliki permukaan yang keras, rata

dan bebas dari halangan. Ukurannya adalah dengan panjang 28 meter dan

lebar 15 meter yang 28 diukur dari sisi dalam garis batas (gambar).

Federasi Nasional menyetujui ukuran lapangan yang akan dipakai untuk

kompetisi dengan ukuran lapangan minimum adalah panjang 26 meter dan

Page 38: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

24

lebar 14 meter. Adapun gambar ukuran standar lapangan bolabasket

menurut Perbasi sebagai berikut:

Gambar 2. Lapangan bolabasket sumber: PERBASI (2004:5)

Permainan bola basket mempunyai tujuan dari kedua tim, yaitu

mendapatkan angka dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan

dan mencegah lawan mendapatkan angka. Permainan bola basket

merupakan kombinasi dari pertahanan dan menyerang, untuk itu seorang

pemain harus menguasai teknik dasar bermain bola basket dengan

baik. Dalam permainan bola basket juga terdapat suatu peraturan yang

digunakan sebagai pedoman dasar permainan bola basket. Untuk

mencapai kemenangan, satu regu bola basket harus mengumpulkan

angka sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke keranjang

lawan dan mencegah lawan untuk melakukan hal yang serupa. Dalam

permainan bolabasket salah satu regu yang mencetak angka terbanyak

pada akhir waktu pertandingan menjadi pemenang.

Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu

gabungan dari jalan, lari dan lompat serta usur kekuatan, kecepatan,

Page 39: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

25

ketepatan, kelentukan, kelincahan dan lain-lain. Untuk menjadi seorang

pemain bolabasket, karena semakin baik seorang menggiring, menembak

dan mengoper semakin baik kemungkinan untuk menang, hal ini harus

ditunjang pula dengan kondisi fisik yang baik. Pada permainan bolabasket

untuk mendapat gerakan efektif dan efisien perlu ditekankan pada

pengusaan teknik dasar yang baik. Teknik dasar tersebut dapat dibagi

sebagai berikut: teknik melempar dan menangkap, teknik menggiring bola,

teknik menembak, teknik gerakan berporos, teknik lay up, teknik rebound.

Prestasi merupakan gambaran lain dalam suatu pencapaian tujuan.

Prestasi digunakan sebagai standar para olahragawan untuk mengukur

kemampuannya, sekaligus menjadi latihan. Prestasi olahraga adalah

keunggulan dalam melakukan aktivitas jasmani yang dilakukan secara

intensif. Keunggulan itu berupa pencapaian kemenangan dalam suatu

pertandingan atau perlombaan.

Menurut Iskandar Adisapoetro (1999: 64):

Kesegaran yang baik akan berdampak positif terhadap: 1)

peningkatan kemampuan sirkulasi darah dam kerja jantung,

2)peningkatan kekuatan,kelentukan, daya taham, koordinasi,

keseimbangan, kecepatan, dan kelincahan, 3) peningkatan

kemampuan gerak secara maksimal, 4) peningkatan kemampuan

pemulihan organ-organ tubuh setelah latihan, 5) peningkatan

kemampuan merespon dengan cepat.

Lancarnya jantung dan paru dalam mensuplay oksigen ke dalam

darah akan menimbulkan dampak yang baik dalam aktivitas kita, terutama

dalam melakukan aktivitas yang berat yaitu bermain bolabasket.

Kesegaran kardiorespirasi memegang peran yang sangat penting dalam

Page 40: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

26

pencapain prestasi, karena kesegaran kardiorespirasi merupakan indikator

yang tepat untuk menggambarkan kesegaran jasmani seseorang.

7. Unsur-unsur Kondisi Fisik Dalam Cabang Olahraga Bolabasket

Unsur kondisi fisik memegang peranan yang penting dalam

pencapaian prestasi atlet. Beberapa unsur kondisi fisik dalam cabang

olahraga bolabasket pada umumnya terdiri atas:

a. Kekuatan

Menurut Bompa (melalui oleh Djoko Pekik Irianto, 2002: 66)

mendefinisikan “kekuatan sebagai kemampuan otot dan saraf untuk

mengatasi beban internal dan eksternal. Secara fisiologis, kekuatan

otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan

satu kerja kontraksi secara maksimal melawan tahanan/beban.

Secara mekanis kekuatan otot didefinisisksn sebagai gaya

(force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam

kontraksi maksimal.

b. Kelentukan (Fleksibel)

Menurut Sidik Dikdik Zafar (2010:201) kelentukan adalah

kemampuan gerak tubuh dalam ruang gerak persendian seluas-luasnya

dengan ditunjang oleh fleksibilitas otot,tendon, dan ligament. Dalam

bolabasket fleksibilitas sangat diperlukan untuk menunjang

pergerakan-pergerakan saat melakukan semua teknik-teknik dalam

bola-basket, contohnya : menggiring bola, melakukan passing, dan

pada shoting.

Page 41: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

27

c. Kecepatan

Kecepatan itu sendiri menurut Harsono (2001:36) adalah

kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara

berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau

kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat.

Sedangkan

d. Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan

posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa

kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya

(Harsono, 2001:21). Jadi kelincahan bukan hanya menuntut kecepatan,

akan tetapi juga fleksibilitas yang baik dari sendi-sendi anggota tubuh.

Tanpa memiliki kelincahan seorang atlet tidak akan bisa bergerak

lincah, selain itu faktor keseimbangan juga penting dalam agility.

Dapat disimpulkan bahwa sebenarnya agility atau kelincahan adalah

kombinasi kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, keseimbangan,

kelentukan, dan koordinasi.

e. Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan

organ-organ syaraf ototnya, selama melakukan gerakan-gerakan yang

Page 42: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

28

cepat, dengan perubahan letak titik bobot badan yang cepat pula baik

dalam keadaan statis maupun dalam gerak dinamis (Sajoto, 1988:58)

f. Reaksi

Reaksi (Reaction) adalah kemampuan seseorang segera

bertindak secepatnya, dalam menanggapi rangsangan-rangsangan

yang datang lewat indera, syaraf, atau feeling lainnya (Sajoto,

1988:59). Bentuk latihan yang diberikan adalah latihan start dengan

berbagai modifikasi, misalnya dengan jongkok, tidur tengkurap,

duduk selonjor, dan lain-lain. Reaksi ini berfungsi sebagai ketepatan

dalam melakukan start. Sedangkan aplikasi reaksi dalam Bolabasket

adalah pada saat pemain sedang menggiring bola, terutama pada

situasi man to man pemain harus bereaksi cepat untuk dapat

meloloskan diri dari hadangan lawannya dan apabila hal tersebut

dapat terlaksana dengan baik maka tidak menutup kemungkinan

untuk menciptakan peluan mendapat poin.

g. Daya Ledak

Daya ledak adalah kekuatan sebuah otot untuk mengatasi

tahanan beban dengan kecepatan inggi dalam gerakan yang utuh

(Suharno HP, 1998: 36). Daya ledak yaitu kemampuan seseorang

untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam

waktu ang sesingkat-singkatnya (Sajoto, 1995: 17). Untuk

mendapatkan tolakan yang kuat dan kecepatan yang tinggi seorang

Page 43: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

29

atlet bolabasket harus memiliki daya ledak yang besar jika ingin

melakukan teknik jump shot dalam bola basket.

h. Kebugaran Sistem Pernafasan Jantung (Cardiorespiratory)

Menurut Greg Brittenham (1998: 1) Cardiorespiratory adalah

efektifitas jantung dan paru-paru dalam mengalirkan darah, oksigen

dan zat makanan kejaringan tubuh selama kegitan fisik berlangsung.

Latihan aerobic dapat meningkatkan fungsi tersebut. Juga dapat juga

memperkuat otot jantung dan menjegah penyakit jantung. Jika sistem

cardiorespiratory terlatih mampu menahan usaha berintensistas

rendah untuk waktu yang lama karena mampu mengambil banyak

oksigen mengantarkan oksigen dan menggunakannya sebagai

sumber energi. Pada cabang olahraga bolabsket merupakan kegiatan

yang membutuhkan kekuatan dan waktu singkat sehingga pemain

menghabiskan benyak energy dalam waktu yang cepat.

Dari uraian pendapat para ahli diatas bahwa dalam cabang

olahraga bola basket seorang atlet membutuhkan banyak sekali unsur-

unsur kondis fisik untuk tampil maksimal. Pada cabang olahraga

bolabasket, semakin baik seorang pemain dapat mendribble, menembak

dan mengoper semakin baik kemungkinan untuk sukses. Tetapi keahlian

khusus olahraga tersebut akan menjadi terbatas oleh kondisi fisik yang

lemah.

Page 44: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

30

8. Karakteristik Siswa Putri Usia 16-18 Tahun

Usia sekolah menengah atas merupakan masa-masa yang sangat

menentukan di dalam kemungkinan pencapaian pertumbuhan dan

perkembangan yang baik dikemudian hari. Pendidikan harus mampu

menciptakan kondisi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan,

perkembangan dan kematangan anak sekolah menengah atas, serta sesuai

dengan kebutuhan untuk mencapai tingkat perkembangan tertentu yang

diharapkan.

Menurut Sukintaka (1992: 45-46) dalamkarakteristik anak SMA

umur 16-18 tahun antara lain :

a. Jasmani

1) Kekuatan otot dan daya tahan otot berkembang baik.

2) Senang pada ketrampilan yang baik, bahkan mengarah pada

gerak akrobatik.

3) Anak perempuan keadaan jasmaninya lebih lambat untuk

matang dari pada laki-laki.

4) Anak perempuan posisi tubuhnya akan menjadi baik.

5) Mampu menggunakan energi dengan baik.

6) Mampu membangun kemauan dengan semangat

mengagumkan.

b. Psikis atau Mental

1) Banyak memikirkan dirinya sendiri.

2) Mental menjadi stabil dan matang.

3) Membutuhkan pengalaman dari segala segi.

4) Sangat senang terhadap hal-hal yang ideal dan senang sekali

bila memutuskan masalah-masalah sebagai berikut : a)

Pendidikan, b) pekerjaan, c) perkawinan, d) pariwisata dan

politik, dan e) kepercayaan.

c. Sosial

1) Sadar dan peka terhadap lawan jenis.

2) Lebih bebas.

3) Berusaha lepas dari lindungan orang dewasa atau pendidik.

4) Senang pada perkembangan sosial.

5) Senang pada masalah kebebasan diri dan berpetualang.

6) Sadar untuk berpenampilan dengan baik dan cara berpakaian

rapi dan baik.

Page 45: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

31

7) Tidak senang dengan persyaratan-persyaratan yang

ditentukan oleh kedua orang tua.

8) Pandangan kelompoknya sangat menentukan sikap pribadinya.

d. Perkembangan Motorik

Anak akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan pada

masa dewasanya, keadaan tubuhnya pun akan menjadi lebih

kuat dan lebih baik, maka kemampuan motorik dan keadaan

psikisnya juga telah siap menerima latihan-latihan peningkatan

ketrampilan gerak menuju prestasi olahraga yang lebih. Untuk

itu mereka telah siap dilatih secara intensif di luar jam pelajaran.

Bentuk penyajian pembelajaran sebaiknya dalam bentuk latihan

dan tugas.

Pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah terutama pada

tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sangat terbatas. Seperti bagi siswa

Kelas 1 hanya mempelajari dasar-dasar permainan dalam suatu cabang

olahraga, Kelas 2 diarahkan pada pemahaman cara melakukan latihan-

latihan suatu cabang olahraga dan untuk Kelas 3 diarahkan pada

pemahaman terhadap pola dari strategi permainan (taktik dan strategi

permainan suatu cabang olahraga). Untuk itu guna emperdalam

pengetahuan siswa terhadap suatu cabang olahraga maka sekolah membuat

kebijakan untuk mengadakan ekstrakurikuler, agar siswa dapat berprestasi

dengan baik

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik

Sekolah Menengah Pertama mengalami laju pertumbuhan dan kematangan

gerak yang pesat, ingin menentukan pandangan hidup dengan

berkelompok dengan teman sebaya, dan mengidentifikasikan hidupnya

dengan tokoh idola. Reaksi emosional yang berubah-ubah akan

mengakibatkan masa krisis identitas diri. Oleh karena itu, orang tua dan

sekolah memberi peran sangat penting dalam mengarahkan pertumbuhan

Page 46: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

32

an perkembangan peserta didik ke arah yang positif agar tidak merugikan

dirinya kelak.

9. Profil Ekstrakulikuler Bolabasket di SMA N 2 Klaten

Berdasarkan pada kebutuhan (Tim penyusun Depdiknas, 2000:16).

Ekstrakurikuler dilaksanakan sebagai pendalaman mengenai suatu materi

yang belum dikuasai dengan tambahan waktu khusus diluar jam pelajaran

sekolah.

Dari uraian diatas, dapat kegiatan ekstrakurikuler merupakan

kegiatan yang diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan penguasaan

bahan kajian dan pelajaran dengan alokasi waktu yang diatur tersendiri

dikatakan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar

jam pelajaran yang dilaksanakan dilingkungan sekolah. Dengan tujuan

meningkatkan dan memantapkan pengetauhuan siswa, mengembangkan

bakat, minat, kemampuan dan ketrampilan dalam upaya membina pribadi,

serta mengenal hubungan antar mata pelajaran dalam kehidupan

dimasyarakat. Sama halnya di dalam pendidika jasmani, diharapkan siswa

dapat menguasai suatu cabang olahraga yang diberikan. Banyak cabang

olahraga yang terkandung dalam penjas, salah satunya adalah bolabasket.

Menurut Suryobroto (2002: 272) “Kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi

2 jenis, yaitu bersifat rutin dan periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang

bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan

secara terus-menerus, seperti latihan bolabasket, bolavoli dan sepakbola.

Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk

Page 47: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

33

kegiatan yang dilaksanakan pada waktu tertentu saja, seperti lintas alam,

kemping, pertandingan olahraga dan sebagainya.

Ekstrakurikuler adalah salah satu cara untuk dapat meningkatkan

prestasi olahraga khususnya, dalam hal ini adalah cabang olahraga

permainan bolabasket. Namun hal itu tidak akan terjadi jika hanya siswa

saja yang berupaya untuk meningkatkan prestasinya, guru pembimbing

ekstrakurikuler pun harus ikut berupaya untk meningkatkan prestasi

peserta didiknya.

SMA N 2 Klaten yang beralamatkan di jalan Angsana, Trunuh,

Klaten Kota, Klaten merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

peduli terhadap olahraga bolabasket. Kegiatan ekstrakulikuler

dilaksanakan tiga kali dalam seminggu setiap hari senin, kamis dan sabtu

dengan lama latihan 90 menit yaitu pukul 15.30 WIB sampai pukul 17.00

WIB. Dalam pembinaan ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 2 Klaten

didukung sarana dan prasarana berupa lapangan bolabasket, bolabasket 13

buah, con 30 buah, dan rompi untuk latihan

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri

2 Klaten sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ikut berpartisipasi

dalam perbasketan di Klaten khususnya dengan penyelenggaraan

ekstrakurikuler bolabasket.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dexi Dayanti (2011), dengan judul

“Kesegaran Kardiorespirasi Pemain Bolabasket Wanita PSW Putri

Page 48: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

34

Bantul Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

kesegaran kardiorespirasi pemain PSW Putri Bantul. Populasi yang

digunakan adalah berjumlah 20 orang. Metode yang digunakan adalah

metode survai dengan teknik tes dan pengukuran. Instrumen yang

digunakan adalah tes lari multistage. Teknik analisis data menggunakan

deskriptif presentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat

kesegaran kardiorespirasi pemain sepakbola wanita PSW Putri Bantul

Yogyakarta dapat dilihat bahwa termasuk kategori sangat kurang (0 %),

kurang (50 %), sedang (25 %), baik (25 %), sangat baik (0 %), dan

istimewa (0 %).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Kusriningsih (2004), dengan judul

“Kesegaran Kardorespirasi Anggota Kepolisian Polres Bantul”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesegaran

kardiorespirasi anggota kepolisian pores Bantul 2003. Populasi yang

digunakan anggota kepolisian polres bantul yang berjumlah 1130

orang. Penelitian dilakasanakan termasuk penelitian sampel, sampel

yang digunakan dalam penelitian ini denag kriteria, usia 20-45 tahun.

Usia 20-29 tahun berjumlah 97 orang, usia 30-39 tahun berjumalaj 89

orang, usia 40-49 tahun berjumlah 99 orang. Dan diambil pada hari

yang sama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survai dengan teknik dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah

tes lari dan jalan 12 menit dari Cooper. Teknik analisis data

menggunakan deskriptif presentase. Hasil penelitian menunjukan

Page 49: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

35

bahwa tingkat kesegaran kardiorespirasi kepolisian bantul tanpa

penggolongan usia dapat dilihat bahwa termasuk kategori sempurna

(28,4 %), kategori sangat baik (27 %), kategori baik (36,9 %),kategori

sedang (6,7 %), kategori kurang (9,7 %), kategori kurang sekali (0,4

%).

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teoritik salah satu komponen kesegaran

jasmani yang paling pokok dan penting adalah kesegaran kardiorespirasi

kesegaran kardiorespiarsi merupakan kemampuan sistem jantung paru

untuk mengedarkan oksigen kedalam darah dan sari-sari makanan

keseluruh tubuh untuk beraktivitas dalam waktu yang relatif lama. Daya

tahan kardiorespirasi berhubungan erat dengan transportasi oksigen,

karbondioksida, dan sari makanan dalam mendukung metabolisme tubuh

seseorang. Seseorang yang memiliki daya tahan kardiorespirasi yang baik

akan lebih efisien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Jika seseorang

memiliki kesegaran kardiorepirasi yang baik maka baik pula kesegaran

jasmaninya. Oleh sebab itu, kesegaran jasmani merupakan unsur penting

bagi olah ragawan untuk meningkatkan prestasi. Setelah mengamati

penjelasan yang telah dijabarkan pada latar belakang dan tinjauan pustaka,

maka disusun oleh peneliti kerangka berfikir yang berpendapat bahwa

kesegaran kardiorespirasi yang baik sangat berpengaruh pada prestasi yang

dicapai seorang olahragawan apabila tidak terpenuhi

Page 50: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

36

Kesegaran kardiorespirasi banyak dipengaruhi beberapa faktor

diantarnya adalah faktor, umur, jenis kelamin, aktifitas fisik, latihan dan

tingkat kadar lemak dalam tubuh akan tetapi dari beberapa faktor yang

disebutkan faktor yang paling dominan mempengaruhi kesegaran

kardiorespirasi adalah keturunan. Ini dikarenakan faktor keturunan

berperan dapat membedakan kapasitas jantung, paru, sel darah merah, dan

hemoglobin juga persentase slow twich fiber. Untuk mengetahui tingkat

kesegaran kardiorespirasi seseorang dengan cara melakukan tes lari

multistage.

Page 51: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif tetang tingkat kesegaran

kardiorespirasi. Penelitian ini hanya ingin menggambarkan situasi yang

saat ini sedang berlangsung tanpa adanya pengujian hipotesis. Penelitian

diskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel tunggal yang

tidak membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain

(Sugiyono, 2006: 21). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survai dengan teknik tes.

B. Definisi Operasional Variabel Penilitian

Untuk mencapai tujuan penelitian ini, perlu diketahui terlebih

dahulu variabel dalam penelitiannya. Variabel dalam penelitian ini adalah

variabel tunggal, yaitu tingkat kesegaran kardiorespirasi siswa putri yang

mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di SMA Negeri 2 Klaten. Untuk

menghindari salah pengertian tentang variabel ini maka perlu adanya

batasan definisi operasional variabel penelitian ini. Adapun definisi

kesegaran kardiorespirasi adalah ukuran kemampuan paru-paru dan

jantung dalam mensuplaioksigen dan sari makanan dalam darah keseluruh

tubuh pada saat melakukan aktifitas fisik yang dilakukan secara terus

menerus yang diukur dengan tes lari bolak-balik (multistage running test)

dari Cooper (1968) dalam (http://www.brianmac.demon.co.uk).

C. Waktu Dan Tempat Penelitian

Page 52: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

38

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Selasa, 3 Maret 2015 –

Rabu, 4 Maret 2015 dari pukul 15.00 WIB - selesai dan dilaksanakan di

SMA Negeri 2 Klaten di Jln. Angsana NO. 07, Trunuh, Klaten Selatan,

Klaten. Tempat pengambilan data bertempat dilapangan bolabasket SMA

Negeri 2 klaten.

D. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan purposive sampling jadi subjek

penelitian yang dipakai adalah seluruh siswa putri yang mengikuti

eksrakurikuler bolabasket di SMA Negeri 2 Klaten berjumlah 21 peserta.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010: 148).

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

adalah menggunakan multistage running test dari Cooper (1968) dalam

(http://www.brianmac.demon.co.uk). Tujuannya untuk mengetahui tingkat

kesegaran kasdiorespirasi siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler

bolabasket Di SMA Negeri 2 Klaten.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes. Tes dilakukan

oleh 7 orang testor, dengan pembagian tugas pemanggil testi 1 orang dan

juga sebagai pengawas, pengatur pita rekaman 1 orang, pencatat hasil

setiap lapangan yang dibuat 5 baris lapangan 5 orang testor. Adapun

langkah-langkah dalam pengambilan data:

Page 53: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

39

1. Testi dipanggil 5 orang untuk menempati lapangan yang sudah

ditentukan, kemudian testor 5 orang mencatat nama dan hasil yang

nanti didapat testi satu-satu yang dicatat masing-masing yang

dipegang namanya kemudian disusul sampai selesai.

2. Setalah mendapatkan masing-masing kemampuan testi hasil level dan

balikan, kemudian dikonversikan dalam tabel VO2 maks. Contoh

dalam memasukkan dalam tabel, level 2 balikan 1, hasil yang akan

diperoleh dalam VO2 maksnya yaitu 29,40.

3. Setelah mendapatkan hasil VO2 maksnya masing-masing testi,

kemudian dimasukkan dalam kriteria norma katagori.

4. Hasil dari norma katagori dihitung ada beberapa kriteria yang masuk,

dalam norma katagori tersebut kemudian dihitung persentase masing-

masing, setelah itu dapat disimpulkan hasilnya keseluruhan kesegaran

kardiorespirasi siswa putri SMA Negeri 2 Klaten.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dari penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif dengan presentase. Data yang

terkumpul memalui multistage running test kemudian dimasukkan

kenorma kategori VO2 Max kapasitas maksimal untuk untuk tes

multistage running test. Pembagian interval tes kesegaran kardiorespirasi

siswa putri SMA Negeri 2 Klaten KU 13-19 tahun adalah menunjuk dari

tabel.

Page 54: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

40

Tabel 3. Norma kategori VO2 Max untuk putri

Sumber : Table Reference : The Physical Fitness Specialist

Carification Manual, The Cooper Institute for Aerobics Research,

Dallas TX, revised 1997 printed in Advance Fitness Assessment &

Exercise Prescription, 3rd Edition, Vivian H. Heyward, 1998. P48

dalam (http://www.brianmac.demon.co.uk).

Untuk menghitung presentase hasil tes kemudian dianalisis dengan

menggunakan rumus menurut Anas Sudijono (2007: 43) rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

P = 𝑓

𝑁 x 100%

Keterangan:

P: persentase

f: frekuensi

N: jumlah sampel

Age Very Poor Poor Fair Good Excellent Superior

13-19 <25 25 - 30 31 - 34 35 - 38 39 - 41 >41

Page 55: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskriptif Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 2 Klaten yang beralamatkan

Jln. Angsana No 7, Trunuh, Klaten Selatan dan tempat pengambilan data

bertempat dilapangan bolabasket SMA N 2 Klaten.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 hari yaitu dimulai dari tanggal 3

Maret 2015 - 4 Maret 2015. Satu hari untuk pemberian penjelasan tentang

maksud, tujuan dan prosedur dilakukanya tes lari multistage dari pukul

15.00 WIB - Selesai. Kemudian satu hari untuk pelaksanaan tes lari

multistage dari pukul 15.30 WIB – selesai.

c. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa putri yang mengikuti

Ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 2 Klaten yang berjumlah sebanyak

21 siswa kelas X-XI yang rata-rata umurnya 15-19 tahun usia anak SMA.

Pelaksanaan pengambilan data ini dibantu oleh 6 orang teman yang sudah

lulus kuliah & sudah lulus dalam mengikuti kuliah yang terkait dengan tes

kesegaran jasmani.

Page 56: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

42

Tabel 4. Data usia siswa putri yang mengikuti esktrakurikuler

Bolabasket yang menjadi subjek dalam penelitian

NO Usia Frekuensi Presentase

1.

2.

3.

4.

5.

18 tahun

17 tahun

16 tahun

15 tahun

14 tahun

1

3

12

4

1

4.76 %

14.28 %

57.28 %

19.04 %

4.76 %

JUMLAH 21 100%

2. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sehingga hasil penelitian

ini hanya menggambarkan keadaan obyek berdasarkan data dari subjek

penelitian. Hasil penelitian tentang status kesegaran kardiorespirasi siswa putri

yang mengikuti ekstrakurikuler basket di SMA Negeri 2 Klaten akan

dideskripsikan secara keseluruhan.

Tabel 5. Hasil tes multistage siswa putri yang mengikuti

ekstrakurikuler Bolabasket

NO Kelas Nama Siswa Katagori

1 X AGE Sangat Kurang

2 X ANT Baik

3 X BRT Sangat Kurang

4 X EVD Kurang

5 X FIDC Cukup

6 X NAL Kurang

7 X MEAPM Kurang

8 X TDP Kurang

9 X RAR Cukup

10 X VDMH Sangat Kurang

Page 57: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

43

Dari tabel 5 di atas menunjukan bahwa siswa putri yang mengikuti

ekstrakurikuler basket yang mengikuti tes multistage sebanyak 21 siswa

dengan rincian siswa masuk dalam kategori baik 2 siswa, cukup 3 siswa, 8

siswa masuk dalam kurang dan sisanya siswa sejumlah 8 siswa masuk dalam

kategori sangat kurang.

Dari hasil tes multistage siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler

bolabasket di SMA Negeri 2 Klaten yang tertera pada tabel diatas

menunjukkan bahwa kesegaran kardiorespirasi siswa tergolong dalam kategori

sangat kurang. Adapun data hasil tes selengkapnya ada pada tabel 6 dibawah

ini dan disajikan dengan bentuk persentase.

11 XI AG Baik

12 XI ANN Cukup

13 XI CH Kurang

14 XI ESWA Sangat Kurang

15 XI IFF Kurang

16 XI KR Kurang

17 XI RN Sangat Kurang

18 XI WTW Sangat Kurang

19 XII AZPR Sangat Kurang

20 XII MVP Sangat Kurang

21 XII TL Sangat Kurang

Page 58: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

44

Tabel 6. Hasil Lari Multistage Siswa Putri yang Mengikuti

Ekstrakurikuler Bolabasket di SMA Negeri 2 Klaten

Kategori Kesegaran Jumlah

Frekuensi %

1. Sangat Kurang

2. Kurang

3. Cukup

4. Baik

5. Sangat Baik

6. Sangat Baik Sekali

9

7

3

2

0

0

42.85

33.33

14.28

9.52

0

0

Jumlah 21 100

Berdasarkan pengkatagorian tingkat kesegaran kardiorespirasi pada

tabel 6 dapat digambarkan dalam bentuk pie chart seperti gambar 3.

Gambar 3. Pie Chart Katagori Kesegaran Jasmani siswa putri SMA

Negeri 2 Klaten

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan status

kesegaran kardiorespirasi siswa putri yang mengikuti ekstrakulikuler

bolabasket SMA Negeri Klaten diperoleh sebanyak 9 siswa (42.85%) dalam

42.85%

33.33%

14.28%

9.52%0%0%

Sangat Kurang Kurang Cukup

Baik Sangat baik Sangat Baik Sekali

Sumber: Data Priemer diolah

Page 59: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

45

97

3 2 0 002468

10121416

SangatKurang

Kurang Cukup Baik Sangat BaikSekali

Sangat BaikSekali

JUM

LAH

SIS

WA

KATEGORI

Status Kesegaran Kardiorespirasi Siswa

kategori sangat kurang, 7 siswa (33.33%) dalam kategori kurang, 3 siswa

(14.28%) dalam kategori cukup, 2 siswa (9.52%) dalam kategori baik, 0 siswa

(0%) dalam keadaan sangat baik, dan 0 siswa (0%) dalam keadaan sangat baik

sekali. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori Sangat kurang, yaitu

sebesar 42.85%, sehingga dapat disimpulkan bahwa status kesegaran

kardiorespirasi siswa putri SMA Negeri 2 Klaten yang mengikuti

ekstrakurikuler bolabasket secara keseluruhan adalah kurang.

Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, maka histogram status

kesegaran kardiorespirasi siswa putri SMA Negeri 2 Klaten yang mengikuti

ekstrakurikuler bolabasket secara keseluruhan akan tampak sebagai berikut:

Gambar 4. Histogram Status Kesegaran Kardiorespirasi Siswa

Putri SMA Negeri 2 Klaten yang Mengikuti

Ekstrakurikuler Bolabasket.

B. Pembahasan

Daya tahan kardiorespirasi merupakan modal pokok bagi kesegaran

jasmani dan bahkan dianggap identik dengan kesegaran jasmani. Daya

Page 60: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

46

tahan kardiorespirasi juga merupakan indikator yang cukup untuk

menggambarkan tingkat kesegaran jasmani. Daya tahan kardiorespirasi

merupakan komponen terpenting dari kesegaran jasmani, karena pada saat

melakukan olahraga atau setiap melakukan aktivitas jasmani lain, paru dan

jantung merupakan faktor terpenting dalam proses mensuplay oksigen dan

darah keseluruh tubuh.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesegaran

kardiorespirasi siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di

SMA Negeri 2 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dengan menggunakan tes

Multi Stage. Tes ini mengukur efisiensi dan efektifitas fungsi jantung-paru

yang ditunjukan melalui ambilan VO2 Max. Tes Multi Stage dipilih

karena dianggap sangat praktis, efisien dan murah. Selain itu sangat cocok

digunakan dilingkungan SMA Negeri 2 Klaten, dikarenakaan dapat

disesuaikan dengan lapangan bolabasket SMA Negeri 2 Klaten yang

mempunyai lapangan bolabasket yang baik. Tes multi stage hanya

membutuhkan lintasan Sepanjang 20 m, sedangkan luas lapangan

bolabasket di SMA Negeri 2 Klaten adalah panjang 28 m dan lebar 15

meter.

Berdasarkan penghitungan data hasil penelitian menunjukan bahwa

status kesegaran kardiorespirasi siswa putri yang mengikuti

ekstrakurikuler bolabasket SMA Negeri 2 Klaten frekuensi paling banyak

adalah sangat kurang. Dari 21 siswa yang mengikuti tes multi stage tidak

ada satupun siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik maupun

Page 61: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

47

sangat baik sekali, Secara rinci, sebanyak 9 siswa (42.85%) terdiri dari;

siswa kelas X 3 orang, siswa kelas XII 3 orang dan siswa kelas XII 3

orang masuk dalam kategori sangat kurang, 7 siswa (33.33%) terdiri dari;

siswa kelas X 4 orang dan siswa kelas XI 3 orang masuk dalam kategori

buruk, 3 siswa (14.28%) terdiri dari; siswa kelas X 1 orang dan siswa

kelas XI 2 orang masuk dalam kategori cukup, 2 siswa (9.52%) terdiri

dari; siswa kelas X 1 orang dan siswa kelas XI 1 orang masuk dalam

kategori baik, sedangkan 0 siswa (0%) dalam keadaan sangat baik, dan 0

siswa (0%) dalam keadaan sangat baik sekali.

Melihat status kesegaran kardiorespirasi siswa putri yang mengikuti

esktrakurikuler bolabasket SMA Negeri 2 Klaten secara keseluruhan

menunjukan bahwa pengembangan kondisi kesegaran kardiorespirasi

masih belum optimal. Dari hasil analisa data menunjukkan 21 siswa putri

yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di SMA Negeri 2 Klaten, 16

siswa diantaranya belum mempunyai kesegaran kardiorespirasi baik atau

bahkan cukup, 9 siswa putri (42.85%) masuk dalam katagori sangat

kurang dan 7 siswa putri (33.33%) dalam katagori kurang. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: Faktor pertama, pelatih

bolabasket SMA Negeri 2 Klaten belum menerapaknya pedoman program

latihan yang baik pada peserta didik meraka, ini terbukti kurangnya jam

latihan yang menekankan pada kemampuan fisik dan hanya terpaku pada

teknik dan taktik saja. Faktor kedua, semua siswa mengikuti

ekstrakurikuler bolabasket di SMA Negeri 2 Klaten adalah perempuan

Page 62: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

48

karena perempuan memiliki jaringan lemak lebih banyak dan memiliki

struktur tubuh yang berbeda sehingga mempengaruhi perkembangan otot

mereka. Faktor ketiga, banyak para siswa belum sadar tentang pentingnya

pemenuhan gizi makanan dalam tubuh, hal ini terbukti banyak siswa yang

belum makan siang saat tes akan diadakan, ini sangat mempengaruhi hasil

tes karena makanan itu sendiri adalah sumber energi. Faktor yang keempat

pada saat tes lari multi stage akan dilaksanakan banyak siswa yang

begadang pada malam harinya, ini juga sedikit banyak mempengaruhi

hasil tes lari multi stage,. Hanya 5 siswa putri yang mengikuti

ekstrakurikuler bolabasket di SMA Negeri 2 Klaten yang mempunyai

kesegaran kardiorespirasi masuk dalam katagori baik dan cukup, 3 siswa

(14.28%) masuk dalam katagori cukup, 2 siswa (9.52%) masuk dalam

katagori baik. Dari hasil wawancara salah satu siswa yang mempunyai

kesegaran baik mengungkapkan bahwa, mereka sering menambah jam

latihan fisik ekstrakurikuler sendiri dirumah, selain itu para siswa juga

benar-benar mempersiapkan diri untuk mengikuti tes seperti makan siang

sebelum tes dilaksanakan dan istirahat cukup.

Berdasarkan data diatas bahwa siswa putri yang mengikuti ekstra

kurikuler bolabasket di SMA Negeri 2 Klaten yang mempunyai kesegaran

kardiorespirasi masuk dalam kategori sangat baik adalah 0 siswa (0%) dan

sangat baik sekali adalah siswa (0%). Seperti yang dipaparkan diatas

bahwa sangat banyak sekali faktor yang mempengaruhi kesegaran

kardiorespirasi para siswa diantaranya adalah faktor kurangnya jam latihan

Page 63: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

49

fisik secara baik dan terpogram, faktor kelelahan karna banyaknya aktifitas

belajar-mengajar yang mereka ikuti khususnya setelah menginjak kelas

XII , faktor kebiasaan begadang, faktor pemenuhan gizi, faktor usia juga

sangat mempengaruhi tingkat kesegaran kardiorespirasi para siswa karena

usia para siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di SMA

Negeri 2 Klaten memiliki variasi yang berbeda-beda yaitu antara 13-19

tahun. Usia akan mempengaruhi struktur tubuh dan serta pembentukan

otot. Dan faktor jenis kelamin juga merupakan faktor yang mempengaruhi

tingkat kesegaran kardiorespirasi para siswa, semua yang mengikuti

ekstrakurikuler adalah berjenis kelamin perempuan, sehingga pada saat tes

kita tidak tahu kalau ada yang sedang haid, ini sangat mempengaruhi

kefektifitasan gerak para siswa karena kurang leluasa.

Dari penjelasan diatas frekuensi tingkat kesegaran kardiorespirasi

paling tinggi adalah katagori sangat kurang sejumlah 9 siswa yaitu dengan

presentase 42.85%. Penting untuk diketahui mengingat kesegaran jasmani

(khususnya kesegaran kardiorespirasi) sangat penting bagi para pelajar

disekolah. Kesegaran kardiorespirasi digunakan untuk menjaga kondisi

tubuh pada saat belajar di sekolah maupun beraktivitas diluar sekolah agar

tetap bugar terhindar dari segala penyakit, untuk mencapai prestasi yang

setinggi-tingginya, mampu menghadapi tantangan sehari-hari, sebagai

persiapan untuk melanjukan kejenjang sekolah yang lebih tinggi.

Page 64: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan status kesegaran

kardiorespirasi siswa putri SMA Negeri 2 Klaten yang mengikuti

ekstrakurikuler bolabasket adalah sebagai berikut. Secara rinci sebagai

berikut, sebanyak 9 siswa (42.85%) dalam kategori sangat kurang, 7 siswa

(33.33%) dalam kategori kurang, 3 siswa (14.28%) dalam kategori cukup,

2 siswa (9.52%) dalam katagori baik, 0 siswa (0%) dalam keadaan sangat

baik, dan 0 siswa (0%) dalam keadaan sangat baik sekali. Frekuensi

terbanyak terletak pada kategori sangat kurang, yaitu sebesar 42.85%.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai implikasi bagi pelatih ekstrakurikuler

bolabasket dalam melatih siswa-siswinya yang dapat disajikan sebagai

berikut:

1. Bagi siswa atau atlet yang mempunyai tingkat kesegaran

kardiorespirasi kurang dari cukup harus mempunyai kesadaran arti

pentingnya kesegaran jasmani sehingga perlu menjaga dan

meningkatkan aktivitas jasmani secara teratur dan terarah.

2. Bagi pelatih dapat membantu dalam rangka penyusunan program

kegiatan latihan untuk meningkatkan kesegaran dan prestasi olahraga

siswa atau atlet.

Page 65: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

51

3. Bagi sekolah dapat meningkatkan sarana dan prasarana guna

menunjang program latihan yang disusun pelatih untuk meningkat

kesegaran jasmani dan prestasi para atlet

C. Keterbatasan Hasil Penelitian

Meskipun Walaupun penelitian ini telah dilakukan dengan sepenuh

hati, jiwa dan raga, namun disadari bahwa penelitian ini tetap tidak

terlepas dari segala keterbatasan yang ada, peneliti sudah berusaha

semaksimal mungkin untuk memenuhi segala ketentuan yang

dipersyaratkan, namun dalam pelaksanaan di lapanan masih ada

kekurangan dan keterbatasan, antara lain:

1. Tidak dapat mengontrol kesungguhan siswa dalam melakukan tes lari

multi stage.

2. Peneliti tidak mengetahui kondisi fisik testi saat tes multi stage

berlangsung.

3. Peneliti tidak mempunyai data kesehatan testi dari medis.

D. Saran–Saran

Hasil dari penelitian mengenai tingkat kesegaran kardiorspirasi siswa

putri SMA Negeri 2 Klaten yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket,

maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

Bagi peneliti yang berminat meneliti tentang kebugaran kardiorespirasi

hendaknya:

1. Berupaya dapat mengontrol kesungguhan testi.

Page 66: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

52

2. Mengecek kondisi fisik testi saat akan dilakukan tes lari multi

stage.

3. Usahakan mempunyai data kesehatan testi dari medis.

Page 67: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

54

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mukholid. (2006). Pendidikan Jasmani kesehatan dan Olahraga. Jakarta:

Yudhistira.

Britteahm, Greg. (1998). Petunjuk Lengkap Latihan Khusus Pemantapan Bolabasket.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1994). Pedoman Pengukuran Kesegaran

Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan KesehatanMasyarakat

,Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas.

Depdiknas. (2000). Pedoman Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatihan

Olahragawan Pelajar. Jakarta: Depdiknas.

Dexi Dayanti. (2011). Kesegaran Kardiorespirasi Pemain Bolabasket Wanita PSW

Putri Bantul Yogyakarta. Skripsi. Yokyakarta: FIK UNY

Djoko Pekik Irianto. (2002). Dasar Kepelatihan.Yogyakarta: Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Fox E.L. (1984). Sporty psychology, second edition. Ohio State University: CBS

College Publishing.

Harsono, (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: UPI Bandung

http://www.brianmac.demon.co/uk/msf table/htm/multistage fitness test table.diunduh

pada tanggal 3 September 2015, jam 13.27 WIB.

Iskandar Z. Adisapoetro.(1999). Panduan Teknis Tes dan Latihan Jasmani, Seminar

dan Widyakarya. Jakarta Pusat: Pengkajian dan Pengembangan Olahraga

Kemengpura.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan untuk SMP/MTS. Karya Mandiri Nusa: Kementerian Pendidikan

Nasional

Ketut Iwan Swadesi. (2007). Pengaruh Pelatihan Sirkuit Periode Istirahat 30 Detik

dam 60 Detik terhadap Kecepatan Kelincahan, dan Volume Oksigen Maksimal

pada Permainan Bola Basket. Jurnal Pengembangan dan Penelitian Sains dan

Humaniora. Singaraja: Lembaga Penelitian UNDIKSHA.

Kusriningsih. (2004). Kesegaran Kardorespirasi Anggota Kepolisian Polres Bantul.

Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY

Page 68: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

55

Len Kravitz. (2001). Paduan Lengkap Sehat dan Bugar Total. Jakarta: PT Raja

Grafindo.

Muhammad Muhyi Faruq. (2009). Meningkatkan Kebugaran Jasmani melalui

Permainan dan Olahraga Bola Basket. Surabaya: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Nurhasan. (2004). Aktivitas Kebugaran (Prinsip-Prinsip Pengembangan dan

Assesmennt Kebugaran Depdiknas), Direktur Jenderal Pendidikan Dasar

dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar Biasa. Jakarta 2004: 5

PB. PERBASI. (2004). Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta: PB. PERBASI.

Rusli Lutan. (2001). Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Pembinaan

Disepanjang Hayat. Jakarta: Depdiknas.

Sadosa S. (1992). Pengetahuan Praktis Kesehatan Olahraga. Jakarta: Pustaka

Kartini.

Sharkey, Brian J. (2003). Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raya Grafindo

Persada.

Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud.

Sigit Nugroho. (2008). Ilmu Faal Olahraga Dan Permasalahannya. Yogyakarta: FIK

UNY

Sugiyono. (2006). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

.(2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharjana. (2008). Pendidikan Kebugaran Jasmani. Pedoman Kuliah. Yogyakarta:

FIK UNY.

Suharno HP. (1998). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Jalma Arum Kurining Gusti: Depdikbud

Suryobroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Wahjoedi. (2000). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Zafar, Dikdik, Sidik. (2010). Pembinaan Konsisi Fisikm(Dasar dan Lanjutan).

Bandung. FPOK UPI.

Page 69: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

56

LAMPIRAN

Page 70: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran
Page 71: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran
Page 72: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran
Page 73: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran
Page 74: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran
Page 75: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran
Page 76: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran
Page 77: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 6. Panduan Multi Stage

61

PROSEDUR PELAKSANAAN MULTI STAGE FITNESS TEST

Tujuan : untuk mengukur kemampuan maksimal kerja jantung dan

paru-paru dengan prediksi VO2 Max.

a. Sarana dan Prasarana:

1) Pita cadense untuk lari multistage

2) Pemutar kaset audio atau CD

3) Lintasan bermarka 20 meter pada permukaan yang data, rata dan tidak licin

4) Stopwatch

5) Formulir

6) Peluit

b. Petugas :

1) Pengukur Jarak

2) Petugas start

3) Pengawas lintasan

4) Pencatat hasil

c. Pelaksanaan :

1) Pertama-tama ukurlah jarak sepanjang 20m dan beri tanda pada kedua ujungnya

dengan kerucut atau tanda lain sebagai tanda jarak, siapkan tape recorder atau Mp3

player.

Page 78: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 6. Panduan Multi Stage

62

2) Peserta tes disarankan agar melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum mengikuti

tes dengan melakukan pemanasan terlebih dahulu menghindarkan dari resiko cedera.

3) Putar kaset atau CD Bleep (multistage fitness test) dan dengarkan petunjuknya dimana

kaset atau CD akan mengeluarkan sinyal/bunyi “TUT” tunggal dengan interval teratur

pada setiap tahap. Bunyi tersebut jamak terdengar pada setiap pergantian tahap..

4) Menginstruksikan kepada testi untuk lari berusaha sampai ke ujung berlawanan

bertepatan dengan saat sinyal “TUT” yang pertama berbunyi. Kemudian meneruskan

berlari dengan kecepatan sama agar dapat sampai ke ujung lintasan bertepatan dengan

terdengarnya sinyal “TUT” berikutnya. Setelah mencapai waktu selama 1 menit

interval waktu diantara kedua sinyal “TUT” akan berkurang, sehingga kecepatan lari

harus makin ditingkatkan. Kecepatan lari pada menit pertama disebut tahap 1,

kecepatan kedua disebut tahap 2 dan seterusnya. Masing-masing level berlangsung

kurang lebih selama 1 menit dan rekaman pita berlangsung meningkat sampai tahap

21. Akhir setiap lari bolak-balik (balikan) ditandai dengan sinyal “TUT” tunggal,

sedangkan akhir tiap tahap ditandai dengan sinyal “TUT” tiga kaliberturut-turut, serta

oleh pemberi petunjuk dalam rekaman pita tersebut.

5) Peserta tes harus selalu menempatkan satu kaki pada atau tepat di belakang tanda garis

start/finish pada akhir setiap kali lari. Apabila peserta tes telah mencapai salah satu

batas lari sebelum sinyal “TUT” berikutnya, testi harus berbalik (dengan bertumpu

pada sumbu putar kaki tersebut) dan menunggu isyarat bunyi “TUT” kemudian

melanjutkan lari dan menyesuaikan kecepatan lari pada tahap berikutnya.

Page 79: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 6. Panduan Multi Stage

63

6) Peserta tes harus meneruskan lari selama mungkin sampai tidak mampulagi

menyesuaikan dengan dengan kecepatan yang telah diatur dalam pita rekaman

sehingga peserta tes secara sukarela harus menarik diri dari tes yang sedang dilakukan.

Dalam beberapa kasus, pelatih yang enyelenggarakan tes ini perlu menghentikan tes

apabila peserta tes melalui ketinggalan dibelakang langkah yang diharapkan. Apabila

peserta tes gagal mencapai jarak 2 langkah menjelang garis ujung pada saat terdengar

sinyal “TUT”. Peserta tes masih diberi kesempatan untuk meneruskan 2 kali lari agar

dapat memperolehkembali langkah yang diperlukan sebelum ditarik mundur.A

7) Tes ini bersifat maksimal dan progresif, artinya cukup mudah pada permulaannya

kemudian meningkat dan makin sulit menjelang saat-saat terakhir. Agar hasilnya cukup

valid, peserta tes harus mengerahkan kerja maksimal sewaktu menjalani tes ini, dan

oleh karena itu peserta tes harus berusaha mencapai tahap setinggi mungkin sebelum

menghentikan tes.

8) Setelah melakukan tes, lakukan gerakan-gerakan pendinginan dengan cara berjalan dan

diikuti dengan peregangan-peregangan otot.

d. Penilaian: Jumlah terbanyak dari tahap dan balikan sempurna yang berhasil diperoleh

kemudian dicatat sebagai skor peserta tes oleh testor.

Page 80: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 6. Panduan Multi Stage

64

Gambar 1. Gambar lintasan lari bolak-balik (multistage running test).

LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN MULTISTAGE TEST

1) Peserta tes melakukan pemanasan, guna mengurangi resiko cidera.

2) Tata cara melaksanakan multi stage fitness test:

a) Peserta menempatkan diri pada garis mulai yang telah ditentukan.

b) Peserta harus berlari ke arah ujung yang berlawanan dan sentuh satu kaki di

belakang garis batas saat terdengar bunyi “TUT”. Apabila peserta telah sampai

sebelum bunyi “TUT”, peserta harus bertumpu pada titik putar, menanti tanda

bunyi, kemudian lari ke garis yang berlawanan agar dapat mencapai tepat pada

saat tanda berikutnya bebunyi.

c) Pada akhir tiap menit interval waktu dimana dua bunyi “TUT” makin pendek,

oleh karenanya kecepatan lari makin bertambah cepat.

d) Peserta harus dapat mencapai garis ujung pada waktu yang telah ditentukan dan

tidak terlambat.

e) Tiap peserta harus berlari selama mungkin sampai peserta tidak dapat mengejar

bunyi “TUT”

f) Kriteria menghentikan peserta adalah apabila peserta tertinggal tanda bunyi

“TUT” dua kali lebih dari dua langkah di belakang garis ujung.

g) Penilaian dilakukan dengan cara mencatat level shuttle terakhir yang dilakukan

oleh peserta.

3) Setelah peserta selesai melakukan tes kemudian dilakukan pendinginan.

Page 81: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 7. Blangko Penilaian Multi Stage

65

MULTI STAGE FITNESS TEST

Nama :

Umur :

Berat Badan :

Kelas :

1 1 2 3 4 5 6 7

2 1 2 3 4 5 6 7 8

3 1 2 3 4 5 6 7 8

4 1 2 3 4 5 6 7 8 9

5 1 2 3 4 5 6 7 8 9

6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Testie Testor

(...............................) (.................................)

Page 82: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 8. Prediksi Nilai VO2Maks

66

Prediksi Nilai VO2Maks

Level Shuttle VO2Max

1

1 17.2

2 17.6

3 18.0

4 18.4

5 18.8

6 19.2

7 19.6

2

1 20.0

2 20.4

3 20.8

4 21.2

5 21.6

6 22.0

7 22.4

8 22.8

3

1 23.2

2 23.6

3 24.0

4 24.4

5 24.8

6 25.2

7 25.6

8 26.0

4

1 26.4

2 26.8

3 27.6

4 27.7

5 28

6 28.3

7 28.7

8 29.1

9 29.5

5

1 29.8

2 30.2

3 30.6

4 31

5 31.4

6 31.8

7 32.4

8 32.6

9 32.9

1 33.2

Page 83: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 8. Prediksi Nilai VO2Maks

67

6 2 33.6

3 33.9

4 34.3

5 34.7

6 35

7 35.4

8 35.7

9 36

10 36.4

7 1 36.8

2 37.1

3 37.5

4 37.8

5 38.2

6 38.5

7 38.9

8 39.2

9 39.6

10 39.9

8

1 40.2

2 40.5

3 40.8

4 41.1

5 41.5

6 41.8

7 42

8 42.2

9 42.6

10 42.9

11 43.3

9

1 43.6

2 43.9

3 44.2

4 44.5

5 44.9

6 45.2

7 45.5

8 45.8

9 46.2

10 46.5

11 46.8

10

1 47.1

2 47.4

3 47.7

4 48.0

5 48.4

Page 84: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 8. Prediksi Nilai VO2Maks

68

6 48.7

7 49

8 49.3

9 49.6

10 49.9

11 50.2

11

1 50.2

2 50.8

3 51.1

4 51.4

5 51.6

6 51.9

7 52.2

8 52.5

9 52.8

10 53.1

11 53.4

12 53.7

12

1 54

2 54.3

3 54.5

4 54.8

5 55.1

6 55.4

7 55.7

8 56

9 56.3

10 56.5

11 56.8

12 57.1

13

1 57.4

2 57.6

3 57.9

4 58.2

5 58.5

6 58.7

7 59.0

8 59.3

9 59.5

10 59.8

11 60.0

12 60.3

13 60.6

14

1 60.8

2 61.1

3 61.4

Page 85: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 8. Prediksi Nilai VO2Maks

69

4 61.7

5 62.0

6 62.2

7 62.5

8 62.7

9 63.0

10 63.3

11 63.6

12 63.8

13 64.1

15

1 64.3

2 64.6

3 64.8

4 65.1

5 65.3

6 65.6

7 65.9

8 66.2

9 66.5

10 66.7

11 66.9

12 67.2

13 67.5

16

1 67.8

2 68.0

3 68.3

4 68.5

5 68.8

6 69.0

7 69.3

8 69.5

9 69.7

10 69.9

11 70.2

12 70.5

13 70.7

14 70.9

Norma VO2 Max untuk putri menurut Brianmac:

Umur Sangat

kurang

Kurang Cukup Baik Sangat

baik

Luar biasa

13-19 <25 25 - 30 31 - 34 35 - 38 39 - 41 >41

Suber: Brianmac Sport Coach diakses dari alamat: http://www.brianmac.co.uk/vo2max.htm

Page 86: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 11 . Data Hasil Multi Stage

72

DATA HASIL MULTI STAGE

NO NAMA UMUR

(TAHUN)

BERAT

BADAN

(KG)

KELAS HASIL PREDIKSI

𝑉𝑂2𝑚𝑎𝑘𝑠

KATAGO

RI LEVEL BALIKAN

1 AG 16 45 XI 6 10 36.4 Baik

2 AGE 16 47 X 3 1 23.2 Sangat

Kurang

3 ANT 14 59 X 6 1 33.2 Baik

4 ANN 16 45 XI 5 3 30.6 Cukup

5 AZPR 17 56 XII 3 2 23.6 Sangat

Kurang

6 BRT 16 40 X 2 8 22.8 Sangat

Kurang

7 CH 16 72 XI 4 1 26.4 Kurang

8 ESWA 16 40 XI 5 1 29.8 Sangat

Kurang

9 EVD 15 50 X 4 5 28 Kurang

10 FIDC 16 47 X 6 2 33.6 Cukup

11 IFF 17 42 XI 3 8 26.0 Kurang

12 KR 16 40 XI 4 3 27.6 Kurang

13 NAL 15 41 X 4 1 26.4 Kurang

14 MEAPM 16 43 X 5 1 29.8 Kurang

15 MVP 18 43 XII 3 1 23.2 Sangat

Kurang

16 TDP 15 48 X 4 3 27.6 Kurang

17 TL 17 45 XII 3 3 24.0 Sangat

Kurang

18 RAR 16 47 X 6 5 34.7 Cukup

19 RN 16 71 XI 2 7 20.4 Sangat

Kurang

20 VDMH 15 43 X 3 2 23.6 Sangat

Kurang

21 WTW 16 45 XI 3 4 24.4 Sangat

Kurang

Page 87: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 12. Dokumentasi

73

Gbr 1. Foto Profil SMA Negeri 2 Klaten

Gbr 2. Foto Profil SMA Negeri 2 Klaten

Page 88: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 12. Dokumentasi

74

Gbr 4. Siswa Sedang melakukan pemanasan

Gbr 3. Testor Memberikan Penjelasan

Page 89: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 12. Dokumentasi

75

Gbr 5. Testor Memberikan Contoh

Gbr 6. Siswa Sedang Lari Multi Stage

Page 90: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · Daftar Hadir Siswa..... 70 Lampiran 10. Daftar Hadir Testor..... 71 Lampiran 11 . Data Hasil ... menggambarkan status kesegaran

Lampiran 12. Dokumentasi

76

Gbr 7. Siswa Sedang Lari Multi Stage

Gbr 8. Testor Sedang Mengamati