perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penggunaan media ... · tindakan kelas (ptk) sebanyak dua...

168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN MEDIA KANTONG NILAI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I PRACIMANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: ZANI ROHFATKHUL JANNAH NIM X7107092 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: hoanglien

Post on 12-Aug-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGGUNAAN MEDIA KANTONG NILAI UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I

PRACIMANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

ZANI ROHFATKHUL JANNAH

NIM X7107092

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGGUNAAN MEDIA KANTONG NILAI UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I

PRACIMANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh:

ZANI ROHFATKHUL JANNAH

NIM X7107092

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA KANTONG NILAI UNTUK

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN

PENGURANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I

PRACIMANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2010/2011” oleh:

Nama : Zani Rohfatkhul Jannah

NIM : X7107092

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 15 Juni 2011

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Peduk Rintayati, M.Pd Dra. Sularmi, M.Pd

NIP. 19540224 198203 2 001 NIP. 19571101 198403 2 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA KANTONG NILAI

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN

DAN PENGURANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS I

SD NEGERI I PRACIMANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN

2010/2011” oleh:

Nama : Zani Rohfatkhul Jannah

NIM : X7107092

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, pada:

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M. Pd ………………..

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd ...………………

Penguji I : Dr. Peduk Rintayati, M.Pd ………………..

Penguji II : Dra. Sularmi, M.Pd .………………..

isahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Zani Rohfatkhul Jannah. X7107092. PENGGUNAAN MEDIA KANTONG

NILAI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I PRACIMANTORO WONOGIRI

TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep

penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) pada siswa kelas I SD Negeri

I Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011.

Bentuk metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur

penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I A SD

Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011 sebanyak 24 siswa

yang terdiri dari 12 siswa laki-laki, 12 siswa perempuan. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas data yang

digunakan adalah triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data

yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga komponen

yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan

penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan setelah diadakan tindakan

kelas dengan menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (TPS). Peningkatan nilai rata-rata penguasaan

konsep penjumlahan dan pengurangan tersebut yaitu: pada keadaan awal adalah

58,29 kemudian meningkat pada siklus I menjadi 73,25, dan pada siklus II

meningkat menjadi 85,75. Sebelum dilaksanakan penelitian, siswa yang

memperoleh nilai penjumlahan dan pengurangan yang mencapai KKM 70

sebanyak 7 siswa (21,17%), pada siklus I menjadi 16 siswa (66,67%), dan pada

siklus II meningkat menjadi 20 siswa (83,33%). Dengan demikian, media kantong

nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dapat

digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan

pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran

2010/2011.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Zani Rohfatkhul Jannah. X7107092. THE USE OF NUMBER BAG MEDIA

TO IMPROVE MASTERING OF SUMMATION AND SUBTRACTION BY

USING COOPERATIVE LEARNING MODEL TIPE THINK PAIR SHARE

(TPS) AMONG 1ST

GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 1

PRACIMANTORO OF WONOGIRI REGENCY OF 2010/2011

ACADEMIC YEAR. Minithesis. Teacher Training and Education Faculty of

Sebelas Maret University of Surakarta, June 2011.

The purpose of the research is to improve mastering of summation and

subtraction concept by using number bag media and cooperative learning model

tipe think pair share (TPS) among 1st grade students of SD Negeri 1 Pracimantoro

of Wonogiri Regency of 2010/2011 Academic Year.

The research uses classroom action research method consisting of two

cycles and four meetings. The research procedure comprises four stages, namely,

planning, action implementation, observation and reflection. Subject of the

research students of class 1 A of SD Negeri Pracimantoro of Wonogiri Regency

of 2010/2011 Academic. The class 1 A had 24 students consisting 12 male

students and 12 female students. Data is collected by using observation, test and

documentation techniques. Data validity is tested by using data and method

triangulations. The research uses an analysis-interactive model with three

components, namely, data reduction, data presentation, and conclusion drawing or

verification.

Based on results of the research, it can be concluded that there was an

increased mastering of summation and subtraction concept after classroom action

had been implemented by using number bag media and cooperative learning

model tipe think pair share (TPS). The enhancement of average score of

mastering of summation and subtraction concept were: 58.29 in initial condition

and then, it increased to 73.25 in cycle I, and 85.75 in cycle II. Before the research,

students who had KKM 70 in summation and subtraction lesson were 7 students

(21.17%). Then, it increased to 16 students (66.67%) in cycle I and 20 students

(83.33%) in cycle II. Accordingly, number bag media and cooperative learning

model tipe think pair share (TPS) can be use to improve mastering of summation

and subtraction method among students of class 1A of SD Negeri I Pracimantoro

of Wonogiri Regency of 2010/2011 academic year.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Tidak ada daya dan upaya selain hanya dari Allah SWT.

Terimalah bagian yang telah diberikan Allah SWT kepadamu dengan

senang hati, maka engkau akan menjadi orang yang paling kaya.

(Dr.’Aidh al-Qarni)

Tidakkah kau tahu, bahwa kesulitan itu selalu diiringi oleh kemudahan,

seperti kesabaran yang selalu diiringi oleh kesenangan.

“… sabar narimo najan pasa-pasan, kabeh tinakdir saking Pengeran…”

(Gus Dur)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini ku persembahkan kepada:

Ayah dan Ibuku tercinta, atas segala cinta, kasih sayang, pengorbanan

yang luar biasa, dan doa yang tak terbatas yang telah diberikan dengan

tulus kepadaku.

Kakak-kakakku tercinta (Mas Git, Mbak Nenik, Mas Mamat, Mbak

Pipit, Dek Intan), yang selalu memberikan dukungan, motivasi,

perhatian, serta kasih sayang kekeluargaan yang begitu indah.

Bapak Suharto dan Ibu Sri Harjanti terimakasih atas segala kasih

sayang, perhatian, dan pelukan kekeluargaan yang begitu hangat.

Teman-temanku Mahasiswa PGSD angkatan 2007, terimakasih atas

semangat persahabatan kalian yang mewarnai hidupku.

FKIP Universitas Sebelas Maret, almamaterku tercinta yang telah

memberikan ilmu dan berbagai pengalaman yang berguna bagi masa

depanku yang cerah.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat, hidayah, karunia dan nikmat yang luar biasa kepada

penulis. Tidak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Penggunaan Media Kantong Nilai untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep

Penjumlahan dan Pengurangan melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun

Ajaran 2010/2011” guna memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah ikut membantu serta mendukung penulisan proposal ini,

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

menyusun skripsi.

2. Drs. R. Indianto, M. Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan persetujuan skripsi.

3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar yang telah memberikan izin menyusun skripsi.

4. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd, Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar.

5. Dr. Peduk Rintayati, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik dan lancar.

6. Dra. Sularmi, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik dan lancar.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

7. Drs. Samino Sangaji, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

8. Sejarjo S. Pd, Kepala SD Negeri I Pracimantoro Kabupaten Wonogiri yang

telah memberikan izin kepada penulis melakukan penelitian tindakan kelas.

9. Dwiyanti, S. Pd, Guru Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Kabupaten

Wonogiri yang telah memberikan bantuan serta arahan kepada penulis selama

melakukan penelitian tindakan kelas.

10. Orang tua tercinta, yang telah memberi dukungan moril maupun materiil.

11. Teman-teman PGSD angkatan 2007 yang telah memberikan dukungan,

motivasi, dan kerjasama selama ini.

12. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan peneliti di

kemudian hari sangat peneliti butuhkan. Peneliti berharap skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 14 Juni 2011

Zani Rohfatkhul Jannah

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …..…………………………………………………...... i

HALAMAN PENGAJUAN ………………………………….…………….... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iv

HALAMAN ABSTRAK …………………………………………………….. v

HALAMAN ABSTRACT …………………………………………………… vi

HALAMAN MOTTO ……………….………………………………………. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….. viii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xi

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xiii

DAFTAR GAMBAR ……………….……………………………………....... xv

DAFTAR LAMPIRAN …………………….………………………………… xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………..... 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..... 5

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka …………………………………………………………. 7

1. Tinjauan Tentang Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan dalam Pembelajaran Matematika …………………….. 7

2. Tinjauan Tentang Media Kantong Nilai ……………………………. 14

3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS) ..................................................................... 25

B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 34

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 36

D. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 38

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................... 39

C. Sumber Data ........................................................................................... 39

D. Subjek Penelitian ................................................................................... 39

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 40

F. Validitas Data ........................................................................................ 41

G. Analisis Data ......................................................................................... 42

H. Indikator Kinerja ................................................................................... 43

I. Prosedur Penelitian ............................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian …………………………………………..................... 50

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………………… 73

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ……………………………………………………………... 79

B. Implikasi ……………………………………………………………... 79

C. Saran …………………………………………………………………. 80

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 83

LAMPIRAN ………………………………………………………………… 86

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Media Kantong Nilai ……………………………………………………….. 22

2. Contoh Penjumlahan Tanpa Teknik Menyimpan …………………………... 23

3. Contoh Pengurangan Tanpa Teknik Meminjam …………………………..... 24

4. Indikator Kinerja …………………………………………………………..... 44

5. Hasil Observasi Siswa dalam Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan

dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS) pada siklus I ………………….……………………. 56

6. Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan

dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS) pada siklus I ………………………………………. 57

7. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I

SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus I ……………………………………. 58

8. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus I ………. 59

9. Tabel Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi

Awal dan pada Siklus I …………………………………………………….... 60

10. Hasil Observasi Siswa dalam Pembelajaran Penjumlahan dan PengurangaN

dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS) pada Siklus II ……………….................................... 62

11. Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan

dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS) pada Siklus II ……………………………………..... 68

12. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa

Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus II ……………………….... 69

13. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus II ……... 70

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

14. Tabel Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus I dan

pada Siklus II ……………………………………………………………….... 71

15. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I dan Siklus II ……..... 73

16. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ………………………………………… 75

17. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro

pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II …………………………………... 77

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Media Kantong Nilai …………..…………………………………………….. 19

2. Peragaan Media Kantong Nilai (Penjumlahan) …………………………........ 20

3. Peragaan Media Kantong Nilai (Pengurangan) ……………………………… 21

4. Alur Kerangka Berpikir ……………………………………………………… 37

5. Model PTK Pengembangan ………………………………………………….. 39

6. Gambar Analisis Interaktif Milles dan Huberman ………………..……..…... 43

7. Grafik Distribusi Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A

SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus I ……………..……………………… 59

8. Grafik Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada

Kondisi Awal dan pada Siklus I ……………………………………………… 61

9. Grafik Distribusi Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A

SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus II…………..………………………… 70

10. Grafik Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II …………………………………………. 72

11. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan

dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II …………………………………………. 76

12. Grafik Peningkatan Ketuntasan Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa

Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I,

dan Siklus II …………………………………………………………………... 77

13. Guru Menjelaskan Materi Pelajaran dengan Menggunakan Media

Kantong Nilai ………………………………………………………………… 112

14. Siswa Melakukan Tahap Thinking (Berpikir) ……………………………….. 112

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

15. Siswa Melakukan Pairing (Berpasangan) dan Menghitung dengan

Menggunakan Media Kantong Nilai ………………………………………… 112

16. Guru Membimbing Siswa yang Mengalami Kesulitan ……………………… 112

17. Siswa Melakukan Diskusi dan Menggunakan Media Kantong Nilai

Dengan Baik …………………………………………………………………. 113

18. Siswa Melakukan Sharing (Berbagi) dengan Siswa Lain ……………………. 113

19. Siswa Terlihat Sungguh-sungguh dalam Mengerjakan Tes …………………. 113

20. Siswa Mengumpulkan Hasil Pekerjaannya ………………………………….. 113

21. Guru Menjelaskan Cara Menggunakan Media Kantong Nilai ………………. 136

22. Guru Membagikan Media Kantong Nilai dan Lembar Kerja ………………... 136

23. Siswa Antusias Menggunakan Media Kantong Nilai ……….……………….. 136

24. Guru Membimbing Siswa dalam Mengerjakan Soal dengan Menggunakan

Media Kantong Nilai ………………………………………………………… 137

25. Siswa Mengerjakan Tes dengan Sungguh-sungguh …………………………. 137

26. Guru Menutup Pelajaran …………………………………………………….. 137

27. Siswa Mendengarkan Pesan-pesan yang Disampaikan oleh Guru ………….. 137

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan ………………………………………… 86

2. Daftar Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I

Pracimantoro Pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan ……………………… 87

3. Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Tes Awal Penguasaan Konsep

Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro

Pada Kondisi Awal ………………………………………………………… 88

4. Gambar Grafik Distribusi Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro padaKondisi Awal …….…………….. 89

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ………………………............ 90

6. Soal Evaluasi Siklus I ……………………………………………………… 101

7. Lembar Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan

dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) pada Siklus I ……………………………………… 103

8. Lembar Hasil Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I ………………………. 106

9. Lembar Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan

dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) pada Siklus I ………………………………………. 107

10. Lembar Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I ……………………… 110

11. Daftar Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I

Pracimantoro Pada Siklus I …………………………………………………. 111

12. Gambar Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I ……………. 112

13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ………………………………. 114

14. Soal Evaluasi Siklus II ……………………………………………………… 126

15. Lembar Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan

dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Think Pair Share (TPS) pada Siklus II ……………………………………… 127

16. Lembar Hasil Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II …………………….. 130

17. Lembar Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan

dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) pada Siklus II ……………………………………… 131

18. Lembar Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II …………………….. 134

19. Daftar Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa

Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus II ………………………... 135

20. Gambar Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus II …………… 136

21. Materi Ajar Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan

Pengurangan Kelas I ………………………………………………………… 138

22. Jurnal Internasional Cooperative Learning Methods ……………………….. 144

23. Hasil Pekerjaan Siswa pada Tes Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II…….... 146

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang begitu pesat, telah berpengaruh pada

dunia pendidikan kita saat ini. Setiap individu di era global dituntut

mengembangkan kemampuannya secara optimal, kreatif dan mampu

beradaptasi dengan situasi global yang sangat kompleks.

Pendidikan sebagai bagian integral kehidupan masyarakat di era

global harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan

berkembangnya keterampilan intelektual, sosial dan personal. Pendidikan

harus menumbuhkan berbagai kompetensi peserta didik. Keterampilan

intelektual, sosial dan personal dibangun tidak hanya berlandaskan rasio dan

logika saja, tetapi juga inspirasi, kreativitas, moral, intuisi (emosi) dan

spiritual. Sekolah sebagai institusi pendidikan perlu mengembangkan

pembelajaran sesuai dengan tuntutan kebutuhan era global. (Agus Suprijono,

2009: vi).

Pendidikan merupakan salah satu dasar bagi perkembangan

intelektual seseorang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat dan bangsa.”

Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang

optimal. Hal ini akan dicapai apabila siswa terlibat secara aktif baik fisik,

mental, maupun emosional dalam suatu pembelajaran. Guru sebagai

fasilitator bertugas memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik

agar peserta didik memiliki kemampuan dalam bidang matematika pada

khususnya, menyukai mata pelajaran matematika dan mampu berkembang

secara optimal sesuai dengan kemampuannya.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan peserta didik

dipengaruhi oleh cara guru dalam menyampaikan materi tersebut. Sebagian

besar dari peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang

mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan.

Peserta didik memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik karena

mereka biasa diajarkan dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan

menggunakan metode ceramah saja. Pembelajaran seharusnya menjadi

aktivitas bermakna yang dapat menjadi tempat untuk mengaktualisasikan

seluruh potensi kemanusiaan yang dimiliki oleh peserta didik.

Melalui kegiatan observasi dan tes awal yang dilakukan peneliti

sebelum melakukan tindakan, peneliti memperoleh data bahwa masih

banyak siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro yang nilai matematikanya

(materi penjumlahan dan pengurangan) belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran

Matematika yaitu 70. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes awal (Lampiran 2

halaman 87) materi penjumlahan dan pengurangan yang diberikan peneliti

pada siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro sebelum melaksanakan

tindakan. Dari seluruh siswa kelas I A yang berjumlah 24, masih ada 17

siswa atau 70,83% siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang sudah

ditentukan sekolah untuk mata pelajaran Matematika yaitu 70.

Seiring dengan adanya upaya untuk memperbaiki kualitas

pendidikan, maka guru harus berani memaksimalkan peran model, metode

maupun media sebagai sarana untuk dapat mewujudkan peserta didik yang

berkualitas. Untuk itu, diperlukan usaha yang gigih melalui berbagai cara

untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan.

Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai oleh peserta

didik. Tetapi sering kali matematika menjadi mata pelajaran yang tidak

disukai oleh banyak siswa. Matematika menjadi beban psikologis para siswa

di setiap jenjang pendidikan karena mereka menganggap bahwa matematika

itu adalah pelajaran yang dianggap sulit. Hal itu bisa saja dipengaruhi oleh

gaya mengajar guru yang masih konvensional. Guru dalam mengajar hanya

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menggunakan metode ceramah saja tanpa menggunakan media atau alat

peraga yang dianggap guru lebih mudah dan praktis karena dilaksanakan

tanpa harus menggunakan persiapan. Model pembelajaran yang

konvensional seperti ini sebenarnya akan membuat siswa menjadi kesulitan

dalam memahami konsep pelajaran matematika. Selain itu siswa juga akan

merasa bosan karena tidak melakukan aktivitas apa-apa selain

mendengarkan ceramah dari guru dan mengerjakan tugas-tugas saja.

Sehingga hal itu juga akan berpengaruh pada hasil belajarnya, terutama pada

mata pelajaran matematika.

Penjumlahan dan pengurangan adalah salah satu materi pokok

dalam mata pelajaran matematika karena penjumlahan dan pengurangan

merupakan dasar untuk mempelajari materi lainnya seperti perkalian dan

pembagian. Maka siswa harus menguasai penjumlahan dan pengurangan

dengan baik. Masih rendahnya kemampuan siswa kelas I di SD Negeri I

Pracimantoro dalam menguasai materi penjumlahan dan pengurangan akan

menghambat siswa dalam belajarnya kelak. Oleh sebab itulah guru harus

berusaha untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi

berhitung, terutama pada siswa yang berkesulitan belajar.

Untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan

pengurangan pada siswa kelas I Sekolah Dasar, perlu adanya suatu

perubahan dalam gaya mengajar. Siswa Sekolah Dasar yang umurnya masih

bekisar antara 7-13 tahun, mereka berada pada fase operasional konkret.

Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses

berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih

terikat dengan objek yang bersifat konkret yang dapat ditangkap oleh panca

indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan

alat bantu berupa media yang dapat memperjelas apa yang akan

disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh

siswa. Dalam pembelajarannya guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam

menggunakan model dan media.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Untuk itulah, dalam kegiatan pembelajaran peneliti menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) dan

menggunakan media kantong nilai. Metode think-pair-share (TPS) berpikir-

berpasangan-berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Sesuai dengan yang

dikutip Arends (dalam Trianto, 2007:61) Frank Lyman menyatakan bahwa

think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi

suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi

membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan,

dan prosedur yang digunakan dalam think-pair-share dapat memberi siswa

lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.

Sedangkan media yang digunakan adalah media kantong nilai.

Media kantong nilai adalah sebuah alat pembelajaran yang memanfaatkan

prinsip nilai tempat untuk mengajarkan materi penjumlahan dan

pengurangan yang berbentuk kantong. Alat peraga dibuat dari bahan kertas

atau kantong plastik transparan dan dibentuk sesuai dengan urutan nilai

tempat. (Murtinem, 2006: 35).

Pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) dan

penggunaan media kantong nilai, merupakan salah satu upaya tepat karena

dengan model dan media pembelajaran tersebut, siswa dapat berbagi dengan

teman yang menjadi pasangan diskusinya dalam menyelesaikan soal yang

diberikan guru dengan menggunakan media kantong nilai yang

mempermudah siswa dalam melakukan operasi penjumlahan dan

pengurangan. Sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep

penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I semester II SD Negeri I

Pracimantoro.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan diadakan penelitian

tindakan kelas dengan judul ”Penggunaan Media Kantong Nilai untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan melalui

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siswa

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran

2010/2011”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut: ”Apakah dengan menggunakan media

kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS)

dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan

pada siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri tahun ajaran

2010/2011?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong

nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) pada

siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri tahun ajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah sebagai acuan bagi penulis

lain dalam menyusun karya ilmiah mengenai penggunaan media

kantong nilai dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think

pair share (TPS) untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan

dan pengurangan pada siswa kelas I SD.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Dapat meningkatkan keprofesionalan peneliti dalam mengajar.

2) Peneliti dapat berbagi media dalam mengajar, terutama media

kantong nilai dalam mengajarkan penjumlahan dan pengurangan.

3) Memudahkan peneliti dalam menyampaikan materi pelajaran

karena menggunakan media pembelajaran.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan

pengurangan.

2) Dapat memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran

penjumlahan dan pengurangan karena menggunakan media

pembelajaran.

3) Dapat berinteraksi dengan pasangan diskusinya dan bekerja sama

dengan baik.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya mata

pelajaran matematika.

2) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah.

3) Tumbuhnya pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pusataka

1. Tinjauan Tentang Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan dalam Pembelajaran Matematika

a. Hakikat Penguasaan Konsep

Penguasaan adalah proses, cara, perbuatan menguasai atau

menguasakan. Penguasaan juga diartikan sebagai pemahaman atau

kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan, kepandaian, dan sebagainya.

(www.artikata.com/arti-369095-penguasaan.html di akses pada tanggal 14

Mei 2011)

Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan

merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan

memecahkan masalah (Faqih Samlawi&Bunyamin Maftuh, 2001: 10).

Konsep menurut B. Othanel Smith dan Robert H. Ehnis (dalam Abdul Azis

Wahab, 2007: 127) “The chief landmarks of the intellectual terrain are its

concepts”. Yang dimaksud dengan konsep adalah kumpulan pengertian

abstrak yang berkaitan dengan simbol untuk kelas dari suatu benda, kejadian

atau gagasan. Konsep bukan suatu verbalisme tetapi lebih bersifat

pemahaman abstrak tentang atribut umum suatu kelas.

Gagne berpendapat bahwa konsep adalah ide abstrak yang

memungkinkan kita mengelompokkan benda-benda ke dalam contoh dan

bukan contoh, seperti suatu segitiga dengan yang bukan segitiga, antara

bilangan asli dan yang bukan bilangan asli, dan seterusnya. Sedangkan

menurut Dienes “konsep adalah struktur matematika yang mencakup konsep

murni, konsep notasi, dan konsep terapan.” (Karso, dkk, 2009: 1.18)

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian penguasaan dan

pengertian konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

penguasaan konsep adalah suatu proses, cara, perbuatan yang dilakukan

7

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

untuk menguasai sejumlah kumpulan pengertian abstrak yang berkaitan

dengan simbol untuk kelas dari suatu benda, kejadian atau gagasan.

b. Hakikat Penjumlahan

Pengerjaan jumlah atau penjumlahan merupakan pengerjaan hitung

yang pertama kali dikenal anak-anak. Bukan saja di sekolah tetapi juga di

masyarakat sebelum anak mengenal sekolah. Penjumlahan adalah proses

menjumlahkan. (Karso, dkk, 2009: 2.17).

Penjumlahan adalah cara menemukan jumlah total dua bilangan

atau lebih. “Tanda + dibaca tambah. Simbol + digunakan untuk

menjumlahkan lambang bilangan. Hasil penjumlahan sama dengan banyak

seluruh benda.” (Kismiantini&Dyan Indrawati, 2008: 36).

Penambahan adalah bentuk paling sederhana dan menggabungkan

dua angka, seperti 1 +1 = 2.

(http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Arithmetic diakses pada

tanggal 2 Maret 2011).

Dapat disimpulkan bahwa penjumlahan adalah suatu cara untuk

menemukan jumlah total dua bilangan atau lebih yang menggunakan tanda

“+” sebagai simbol bahwa bilangan-bilangan tersebut ditambah atau

dijumlahkan.

Sifat-sifat operasi hitung penjumlahan, yaitu:

a) Sifat pertukaran (komunitatif), jika a dan b bilangan cacah, maka

berlaku a + b = b + a

b) Sifat pengelompokan (assosiatif), jika a, b, dan c adalah bilangan cacah,

maka (a + b) + c = a + (b + c)

c) Sifat identitas pada bilangan 0, jika a adalah bilangan cacah, maka

a + 0 = 0 + a = a

d) Sifat ketertutupan penjumlahan, jika a dan b bilangan cacah, maka

(a + b) adalah bilangan cacah. (Tatang Herman, Karlimah, dan

Komariah, 2007: 150).

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. Hakikat Pengurangan

“Pada penjumlahan kita mencari jumlahnya, misal 4 + 3 = 7

(jumlah). Sedangkan pada pengurangan kita mencari selisihnya, misal

5 – 3 = 2 (selisih), kita harus mencari bilangan yang bila ditambah 3

hasilnya 5, yaitu 2.” (Karso, dkk, 2009: 2.26). “Simbol – dibaca dikurangi.”

(Purnomosidi, dkk., 2008: 21). Dalam pengurangan, “simbol - digunakan

saat mengurangkan lambang bilangan.” (Kismiantini&Dyan Indrawati, 2008:

48).

Operasi pengurangan pada dasarnya merupakan kebalikan atau

invers dari operasi hitung penjumlahan. Jika a dikurangi b sama dengan c

(dilambangkan dengan a – b = c), maka operasi penjumlahan yang terkait

adalah b + c = a. Operasi pengurangan tidak mempunyai sifat-sifat yang

dimiliki oleh operasi penjumlahan.

Pengurangan adalah proses menemukan perbedaan antara dua

nomor kuantitas, seperti 5 - 3 = 2.

(http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Arithmetic diakses pada

tanggal 2 Maret 2011).

Dapat disimpulkan bahwa pengurangan adalah suatu proses, cara

mengurangi atau mengurangkan untuk menemukan perbedaan nomor

kuantitas atau selisih. Tanda “-” dalam pengurangan menunjukkan bahwa

bilangan tersebut dikurangi.

d. Hakikat Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan

Penjumlahan dan pengurangan merupakan materi dasar dalam

pembelajaran matematika yang harus dikuasai oleh peserta didik sebelum

mempelajari materi-materi dalam pokok bahasan lainnya. Materi dalam

pembelajaran matematika saling berkaitan dan berurutan, apabila siswa

belum menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan, siswa akan

mengalami kesulitan dalam mempelajari materi lain yang lebih kompleks,

misalnya seperti perkalian dan pembagian.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangn adalah suatu

proses, cara, perbuatan yang dilakukan untuk menguasai sekumpulan

pengertian abstrak yang berkaitan dengan simbol matematika yang

mencakup penjumlahan dan pengurangan. Penjumlahan adalah suatu cara

untuk menemukan jumlah total dua bilangan atau lebih. Sedangkan

pengurangan adalah suatu proses perbuatan mengurangi atau mengurangkan

untuk menemukan perbedaan nomor kuantitas atau selisih.

e. Hakikat Pembelajaran Matematika

Matematika disebut ratunya ilmu,karena matematika adalah bahasa,

ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, ilmu tentang struktur yang

terorganisasikan dengan baik dan merupakan alat serta pelayan ilmu lainnya.

Jonson dan Rising mengemukakan bahwa matematika adalah pola

berfikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis, matematika itu

adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefiniskan dengan

cermat, jelas, akurat dengan simbol yang padat, lebih berupa bahasa simbol

mengenai arti dari pada bunyi, matematika adalah pengetahuan struktur

yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat secara deduktif

berdasarkan kepada unsur yang didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang

telah dibuktikan kebenarannya, matematika adalah ilmu tentang seni,

keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisan. (Asep Jihad,

2008:152).

Mathematics is the discipline that deals with concepts such us

logical reasoning, from the shapes and motions of physical objects.

Mathematicians explore such concepts, aiming to formulate new

conjectures and establish their truth by rigorous deducation from

appropriately chosen axioms and definition. Matematika adalah

disiplin ilmu yang berhubungan dengan konsep nalar seperti alasan

logis, mulai dari bentuk dan pergerakan dari benda-benda fisik.

Matematikawan mengeksplorasi konsep tersebut, yang bertujuan

untuk merumuskan dugaan baru dan menciptakan kebenaran

mereka dengan dedikasi dari definisi yang sudah jelas

kebenarannya. (www.Mathematic.transdigit.com mathematic

diakses pada tanggal 4 Maret 2011).

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Matematika adalah ilmu deduktif dan universal yang terbagi ke

dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri yang kebenaran

generalisasinya harus dibuktikan secara deduktif bukan berdasarkan pada

observasi, eksperimen, coba-coba seperti ilmu pengetahuan alam dan ilmu

pengetahuan lainnya. Dalam pembahasannya matematika memiliki dua

objek garapan yakni objek langsung yang terdiri dari: fakta, konsep, prinsip

dan prosedur operasi. Sementara objek tidak langsung adalah implikasi dari

proses pembelajaran matematika, yakni kebiasaan bekerja baik, sikap positif,

kemampuan mengalihgunakan cara kerja (memanipulasi dalam arti positif),

serta membangun konsep mental (akhlak) yang baik seperti kejujuran (Asep

Jihad, 2008: 153).

Mulyono Abdurrahman (2003: 252) menyatakan bahwa “bidang

studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang yaitu

aritmatika, aljabar, dan geometri”.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu

proses interaksi antara guru dengan siswa yang sengaja dirancang dengan

tujuan untuk menciptakan suasana belajar di dalam kelas mengenai konsep-

konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi

pelajaran matematika.

1) Karakteristik Matematika

Dengan memperhatikan arti matematika, maka jelas sekali bahwa

matematika berbeda dengan mata pelajaran lain dalam hal; (1) objek

pembicaraannya abstrak, sekalipun dalam pengajaran disekolah anak

diajarkan benda konkrit, siswa tetap didorong untuk melakukan abstraksi; (2)

pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal berupa pengertian

dibuat seefisien mungkin, pengertian lain harus dijelaskan kebenarannya

dengan tata nalar yang logis; (3) pengertian/konsep atau pernyataan sangat

jelas berjenjang sehingga terjaga konsistensinya; (4) melibatkan perhitungan

(operasi); (5) dapat dipakai dalam ilmu yang lain serta dalam kehidupan

sehari-hari (Asep Jihad, 2008: 152-153).

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2) Tujuan Bidang Studi Matematika

Tujuan siswa mempelajari matematika yakni memiliki kemampuan

dalam: (1) menggunakan alogaritma; (2) melakukan manipulasi secara

matematika; (3) mengorganisasi data; (4) memanfaatkan simbol, tabel,

diagram dan grafik; (5) mengenal dan menemukan pola; (6) menarik

kesimpulan; (7) membuat kalimat atau model matematika; (8) membuat

interprestasi bangun dalam bidang dan ruang; (9) memahami pengukuran

dan satuan-satuannya; (10) menggunakan alat hitung dan alat bantu

matematika (Asep Jihad, 2008: 153).

3) Kegunaan Matematika di Sekolah

Menurut Ruseffendi (1992: 56-57) ada enam alasan mengapa

matematika berguna untuk dipelajari di sekolah yaitu sebagai berikut:

a) Dengan belajar matematika, manusia dapat menyelesaikan persoalan

yang ada di masyarakat yaitu dalam berkomunikasi sehari-hari seperti

dapat berhitung, dapat menghitung luas, isi dan berat; dapat

mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data; dapat

menyelesaikan persoalan bidang studi lain; dapat menggunakan

kalkulator dan komputer; dapat berdagang dan berbelanja; berkomunikasi

melalui tulisan/gambar seperti membaca grafik dan presentase, dapat

membuat catatan-catatan dengan angka; dan lain-lain.

b) Matematika diajarkan di sekolah karena matematika dapat membantu

bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi,

ekonomi, statistika, dan sebagainya.

c) Dengan mempelajari geometri ruang, siswa dapat meningkat kemampuan

pemahaman ruang sehingga berpikir logik dan tepat di dimensi tiga.

Dengan mempelajari aljabar dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis, logis, dan sistematis dalam merumuskan asumsi, definisi,

generalisasi, dan lain-lain.

d) Matematika selain dapat dipergunakan untuk memperlihatkan fakta dan

menjelaskan persoalan, juga dapat dipakai sebagai alat ramal/perkiraan

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

seperti prakiraan cuaca, pertumbuhan penduduk, keberhasilan belajar dan

lain-lan.

e) Matematika berguna sebagai penunjang pemakaian alat-alat canggih

seperti kalkulator dan komputer.

f) Matematika diajarkan di sekolah seperti ilmu lainnya, yaitu untuk

terpeliharanya matematika itu sendiri demi peningkatan kebudayaan.

Dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu universal yang

sangat penting untuk dipelajari, karena matematika adalah ilmu yang

mendasari ilmu-ilmu pengetahuan yang lain dan memberikan manfaat dan

keguanaan yang besar dalam kehidupan sehari-hari.

4) Teori Belajar Matematika

Teori belajar matematika yang diungkapkan oleh Karso, dkk (2009:

1.12) dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Matematika 1, diantaranya

adalah teori belajar Bruner. Jerome S. Bruner menganggap bahwa belajar

penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia,

dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri

untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,

menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. (Dahar dalam

Trianto, 2007: 26).

Bruner membagi proses belajar menjadi tiga tahapan, yaitu:

a) Tahap enaktif atau tahap kegiatan (enactive)

Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-

benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini

anak masih dalam gerak reflek dan coba-coba.

b) Tahap Ikonik atau tahap gambar bayangan (iconic)

Pada tahap ini, anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan

peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental.

c) Tahap Simbolik (symbolic)

Pada tahap ini, anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut

dalam bentuk simbol dan bahasa. Pada tahap ini, anak sudah mampu

memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Untuk mempermudah pemahaman dan keberhasilan anak pada

pembelajaran matematika haruslah secara bertahap. Sebenarnya ketiga

tahapan belajar dari Bruner ini sudah sejak lama kita terapkan pada

pembelajaran matematika di SD, misalnya seperti berikut:

Tahap 1. Setiap kita melakukan pembelajaran tentang konsep, fakta

atau prosedur dalam matematika yang bersifat abstrak biasanya diawali dari

persoalan sehari-hari yang sederhana (peristiwa di dunia sekitarnya), atau

menggunakan benda-benda real/nyata/fisik. (kita mengenal sebagai model

konkret).

Tahap 2. Setelah memanipulasikan benda secara nyata melalui

persoalan keseharian dari dunia sekitarnya, dilanjutkan dengan membentuk

modelnya sebagai bayangan mental dari benda atau peristiwa keseharian

tersebut. Model (model matematika) di sini berupa gambaran dari bayangan.

(model semi konkret atau model semi abstrak).

Tahap 3. Pada tahap ke-3 yang merupakan tahap akhir haruslah

digunakan simbol-simbol (lambang-lambang) yang bersifat abstrak sebagai

wujud dari bahasa matematika.(Karso, dkk, 2009: 1.12).

2. Tinjauan Tentang Media Kantong Nilai

a. Hakikat Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

(Azhar Arsyad, 2004:3).

Schramm, mengatakan media adalah teknologi pembawa informasi

atau pesan instruksional. Sedangkan Y.Miarso, mengatakan bahwa media

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

perasaan, perhatian dan kemajuan pembelajar sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar pada diri pembelajarnya. Maka secara umum

media adalah “alat bantu” yang digunakan dalam proses pembelajaran.

(Hujair AH. Sanaky, 2009:3-4).

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan

pesan pembelajaran. Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan

para ahli tentang media, diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan

Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication

Technology (AECT)) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk

dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.

Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen

atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang

pembelajar untuk belajar. Briggs (1970), mengatakan media adalah segala

wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang

pembelajar untuk belajar. National Education Association (NEA),

mengatakan bahwa media adalah suatu bentuk-bentuk komunikasi baik

tercetak maupun audio-visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat

dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. (Arief S. Sadiman, dkk,

2002: 6).

Dari uraian mengenai pengertian media di atas, dapat disimpulkan

bahwa media adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai

perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan

efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian yang lebih

luas media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan

dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara

pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas. (Hujair AH.

Sanaky, 2009: 4).

1) Manfaat Media Pembelajaran

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai menyebutkan beberapa manfaat

media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

a) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih

dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan

pengajaran dengan baik.

c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan,

dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain

yang dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,dan

lain-lain. (Hujair AH. Sanaky 2009: 5).

2) Kriteria Pemilihan Media

Kriteria pemilihan media menurut Azhar Arsyad (2004: 75-76)

antara lain:

a) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan

tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu

kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif,

dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang

harus dikerjakan/dipertunjukkan oleh siswa, seperti menghafal,

melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian

prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang

melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan

perubahan, dan mengejakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada

tingkatan lebih tinggi.

b) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,prinsip,

atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik

memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu

memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk

memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif,

media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kemampuan mental siswa. Televisi misalnya, tepat untuk

mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan manipulasi

ruang dan waktu.

c) Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber

daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang

mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah

jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para

guru/instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau

mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat

digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di

sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.

d) Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama.

Apa pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses

pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang

menggunakannya. Proyektor transparansi (OHP), proyektor slide dan

film, komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti

apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses

pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.

e) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar

belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau

perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok

sedang, kelompok kecil, dan perorangan.

f) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus

memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus

jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan

tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.

b. Hakikat Media Kantong Nilai

Kantong adalah pundi-pundi, saku, atau tempat membawa sesuatu

yang terbuat dari kain atau plastik. Sedangkan nilai adalah harga. Dari dua

pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud kantong nilai

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

adalah saku tempat membawa sesuatu yang terbuat dari kain atau plastik

yang mempunyai nilai tertentu. Kantong nilai termasuk dalam alat peraga

operasi aritmetika. ([email protected] di akses pada tanggal 6 Maret

2011).

Media kantong nilai adalah sebuah alat pembelajaran yang

memanfaatkan prinsip nilai tempat untuk mengajarkan materi penjumlahan

yang berbentuk kantong. Alat peraga atau model dibuat dari bahan kertas

atau kantong plastik transparan dan dibentuk sesuai dengan urutan nilai

tempat (Murtinem, 2006: 35).

Kantong nilai adalah sebuah alat peraga pembelajaran matematika

yang berbentuk kantong-kantong yang menunjukkan nilai tempat suatu

bilangan. Kantong nilai merupakan media pembelajaran yang digunakan

untuk menjumlahkan dan mengurangkan suatu bilangan, baik dengan teknik

menyimpan ataupun teknik meminjam. Dengan menggunakan kantong nilai

sebagai media pembelajaran matematika dalam pokok bahasan penjumlahan

dan pengurangan akan mempermudah siswa dalam menguasai konsep

penjumlahan dan pengurangan serta mempermudah guru dalam

menyampaikan materi.

Penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa

teknik meminjam, bukanlah termasuk topik yang sulit diajarkan di Sekolah

Dasar. Akan tetapi, dalam mengajarkan topik tersebut guru harus

menggunakan media pembelajaran yang benar, agar siswa dapat

membangun dan menemukan sendiri teknik penyelesaiannya.

Menurut Heruman (2007: 7) ada serangkaian kegiatan yang

merupakan langkah-langkah pemberian konsep matematika yang benar,

yang terdiri atas penanaman konsep, pemahaman konsep, dan pembinaan

keterampilan. Pemberian konsep ini dilakukan melalui alat peraga yang

sederhana, tetapi tepat pada sasaran sehingga konsep tersebut akan lebih

cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1) Penanaman Konsep Penjumlahan Tanpa Teknik Menyimpan

Media yang diperlukan:

a) Beberapa kantong plastik transparan sebagai saku penyimpan yang

diletakkan pada selembar kain.

b) Sedotan limun atau lidi.

Untuk lebih jelasnya, gambar media kantong nilai dapat dilihat

pada Gambar 1 sebagai berikut:

Kegiatan pembelajaran: Andaikan akan dicari hasil penjumlahan

34 + 23 = ....

Tempat menyimpan

Tiap 10 biji sedotan diikat untuk menyatakan

satu puluhan.

Gambar 1. Media Kantong Nilai

Ratusan Puluhan

Satuan

Saku hasil

kain

Gambar 1. Media Kantong Nilai

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Langkah-langkah peragaan:

1) Masukkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya. Puluhan pada

tempat puluhan, satuan pada tempat satuan.

2) Siswa kemudian membaca bilangan yang ditunjukkan oleh jumlah

sedotan.

3) Sebagai implementasi dari operasi penjumlahan, gabungkan sedotan-

sedotan tersebut, satuan dengan satuan dan puluhan dengan puluhan.

4) Hitung jumlah sedotan pada saku hasil.

5) Siswa kemudian menuliskan hasil yang diperoleh pada lembar

jawaban.

6) Sebaiknya, kegiatan ini diulangi beberapa kali dengan bilangan yang

berbeda, agar siswa benar-benar memahaminya. Ini dapat dilakukan

dengan bimbingan guru ataupun dicoba sendiri oleh siswa, baik secara

berkelompok maupun perorangan. Teknik peragaan penjumlahan

tanpa teknik menyimpan dengan menggunkan media kantong dapat

dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut:

Ratusan Puluhan

Satuan

3 4

2 3

5 7

Gambar 2. Peragaan Media Kantong Nilai (Penjumlahan)

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Penanaman Konsep Pengurangan Tanpa Teknik Meminjam

Media yang diperlukan:

a) Beberapa kantong plastik transparan sebagai saku penyimpan yang

diletakkan pada selembar kain.

b) Sedotan limun atau lidi.

Kegiatan Pembelajaran: Andaikan akan dicari hasil pengurangan

25 – 12 = ….

Langkah-langkah peragaan

a) Masukkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, puluhan pada

tempat puluhan, satuan pada tempat satuan.

b) Siswa kemudian menyebutkan bilangan yang ditunjukkan oleh jumlah

sedotan.

c) Selanjutnya, siswa memindahkan sedotan sebanyak bilangan

pengurang pada saku pengurang.

d) Pindahkan sedotan yang tersisa pada saku hasil.

e) Siswa kemudian menghitung sedotan yang tersisa pada saku hasil, dan

menuliskan hasil yang diperoleh pada jawaban.

7) Ulangi peragaan tersebut beberapa kali hingga siswa benar-benar

paham. Teknik peragaan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan

menggunkan media kantong dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai

berikut:

Gambar 3. Peragaan Media Kantong Nilai (Pengurangan)

Ratusan Puluhan

Satuan

5 satuan diambil 2 satuan

2 puluhan diambil 1 puluhan

Sisa: 3 satuan dan 1

puluhan

2 5

1 2

1 3

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Selain peragaan penjumlahan dan pengurangan dengan

menggunakan media kantong nilai yang telah diungkapkan oleh Heruman,

Marsudi Raharjo juga menjelaskan peragaan penjumlahan dan pengurangn

dengan kantong nilai. Marsudi (2004: 7) menjelaskan bahwa kantong-

kantong yang menunjukkan nilai tempat yang terdiri dari tiga pasang

kantong puluhan dan satuan ditambah satu kantong puluhan untuk tempat

menyimpan/meminjam. Sementara yang akan di isikan ke dalam kantong-

kantong itu adalah beberapa satuan sedotan (tanpa di ikat) yang

memperlihatkan nilai satuan dan beberapa ikatan sedotan (tiap ikat berisi 10

buah sedotan) yang memperlihatkan nilai puluhan. Satuan ditempatkan di

kantong satuan dan ikatan puluhan ditempatkan di kantong puluhan.

Gambar media kantong nilai yang disertai keterangan oleh Marsudi Raharjo

(2004: 7) dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Media Kantong Nilai

Bentuk Peragaan Keterangan

PULUHAN SATUAN

Baris paling atas berupa sebuah

kantong puluhan (dibuat lebih besar

daripada kantong satuan) merupakan

tempat untuk

meminjam/menyimpan.

Barisan pertama (yang posisinya

tepat di bawahnya) adalah tempat

untuk memperagakan bilangan

pertama.

Barisan kedua adalah tempat untuk

memperagakan bilangan kedua, dan

Barisan ketiga adalah tempat untuk

memperagakan bilangan hasil

operasinya.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pada Tabel 1 di atas, telah ditunjukkan gambar media kantong nilai

yang dilengkapi dengan kantong sebagai tempat meminjam atau menyimpan.

Tetapi, untuk materi penjumlahan dan pengurangan kelas I yang akan

diteliti tidak menggunakan teknik menyimpan maupun meminjam. Sehingga,

pembuatan media kantong nilai tidak ditambahkan kantong yang berfungsi

sebagai tempat untuk menyimpan maupun meminjam. Peragaan

penjumlahan suatu bilangan tanpa teknik menyimpan dengan menggunakan

media kantong nilai dapat ditunjukkan pada Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Contoh Penjumlahan Tanpa Teknik Menyimpan

Penjumlahan

yang

Diperagakan

Bentuk Peragaan

Proses Peragaan

2 4

1 3

……..

Langkah I:

Peragakan bilangan I = 24

dengan menempatkan 2 ikat

puluhan dan 4 satuan yang

tak diikat di tempat yang

sesuai (pada baris pertama).

Peragakan bilangan II = 13

dengan menempatkan 1 ikat

puluhan dan 3 satuan yang

tak diikat di tempat yang

sesuai (pada baris kedua).

Langkah II:

Tanyakan pada siswa

bagaimana

menjumlahkannya. Jawaban

yang diharapkan adalah

satuan digabung satuan

kemudian diletakkan di

kantong hasil. Demikian

pula untuk yang puluhan

dengan puluhan. Hasilnya =

37. Itu berarti 24

13 +

37

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Contoh peragaan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan

media kantong nilai dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Contoh Pengurangan Tanpa Teknik Meminjam

Pengurangan

yang

Diperagakan

Bentuk Peragaan

Proses Peragaan

3 7

1 2

…….

Langkah I :

Peragakan bilangan I =

37. Pada baris I,

masukkan 3 ikat sedotan

(yang menunjukkan

puluhan) ke dalam

kantong puluhan.

Kemudian 7 buah

sedotan (yang

menunjukkan satuan) ke

dalam kantong satuan.

3 7

1 2

2 5

Langkah II:

Kurangkan dari peragaan

di baris I = 37 dengan

mengambil 1 ikat

puluhan dan 2 satuan

untuk

ditempatkan/dimasukkan

di baris II (merupakan

peragaan untuk

pengurangan sebanyak

12).

Sisa satuan sebanyak 5

dan sisa puluhan

sebanyak 2 dimasukkan

ke dalam kantong hasil

(baris III). Tampak

bahwa sisanya 25, itu

berarti 37

12 _

25

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair

Share (TPS)

a. Hakikat Model

Menurut Ana Retnoningsih dan Suharso (2005: 324), model

merupakan contoh, pola, acuan, ragam, macam, dan sebagainya; barang

yang kecil dan tepat seperti yang ditiru. Mill berpendapat bahwa model

adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang

memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak

berdasarkan model itu. (Agus Suprijono 2009: 45). Model merupakan

interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari

beberapa sistem. Model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang

digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan

dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif. (Meyer, W.J.

dalam Trianto 2010: 21). Dari pendapat tersebut, dapat diperoleh pengertian

model adalah suatu pola sebagai acuan yang akurat yang memungkinkan

seseorang bertindak sesuai dengan model itu.

b. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara,

perbuatan mempelajari. Pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai

upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru

mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas

belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek

pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat pada peserta

didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan

proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.

(Agus Suprijono, 2009:13).

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar seperti yang tercantum

dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 20.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah

terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan

ppeserta didik. (Isjoni, 2010: 11).

Gagne dalam Isjoni (2010: 50) berpendapat “An active process and

suggests that teaching involves facilitating active mental process by

students”, bahwa dalam proses pembelajaran siswa berada dalam posisi

proses mental yang aktif, dan guru berfungsi mengkondisikan terjadinya

pembelajaran. “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.”

(Oemar Hamalik, 2010: 57).

Sedangkan menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam Udin S.

Winataputra, dkk (2007: 1.19), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan

yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.

Instruction is a set of events that affect learners in such a way that learning

is facilitated.

Dari uraian mengenai pengertian pembelajaran di atas dapat di

simpulkan, pembelajaran adalah proses interaksi antara guru, siswa dan

sumber belajar yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

c. Hakikat Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut

Arends (dalam Agus Suprijono, 2009: 46), model pembelajaran mengacu

pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat

didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Menurut Joyce (dalam Trianto, 2007: 5) model pembelajaran

adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam

tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk

di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Model

pembelajaran juga mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran

untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan

pembelajaran tercapai.

Joice dalam Isjoni (2010:50) memaparkan model pembelajaran

adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa

dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan

memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.

Sedangkan Soekamto berpendapat bahwa model pembelajaran

adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar

mengajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan

Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi

guru untuk mengajar. (Trianto, 2007: 5).

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola

atau bentuk perencanaan pembelajaran yang digunakan guru (pendidik)

sebagai pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran di dalam kelas untuk membantu peserta didik sedemikian rupa

sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Model pembelajaran mengacu pada

pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

d. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lainnya sebagai suatu kelompok atau satu tim. (Isjoni, 2010: 15).

“Pembelajaraan kooperatif (Cooperative learning) adalah

pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil

siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk

mancapai tujuan belajar.” (Sugiyanto, 2009: 37).

Menurut Abdurahman dan Bintoro (dalam Poppy Kamalia Devi,

2009: 26) pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya

terdapat elemen-elemen yang saling terkait yakni saling ketergantungan

positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individu dan keterampilan untuk

menjamin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja

diajarkan.

Johnson (dalam Isjoni, 2010: 15) mengemukakan “Cooperanon

means working together to accomplish shared goals. Within cooperative

activities individuals seek outcomes that are beneficial to all other groups

members. Cooperative learning is the instructional use of small groups that

allows students to work together to maximize their own and each other as

learning.” Berdasarkan uraian tersebut, cooperative learning mengandung

arti bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan

kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota

kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk

memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam

kelompok itu.

Cooperative learning adalah suatu strategi belajar-mengajar yang

menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur

dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih.

Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap

anggota kelompok itu sendiri. Dalam pendekatan ini, siswa

merupakan bagian dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai

hasil yang optimal dalam belajar. Keberhasilan belajar dalam

pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

secara utuh, melainkan perolehan itu akan lebih baik bila dilakukan

secara bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur

dengan baik. (Poppy Kamalia Devi, 2009:27).

Dari uraian-uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran yang berlandaskan gotong royong atau kerja sama antar

individu di dalam suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih.

Cooperative learning dapat dirumuskan sebagai kegiatan pembelajaran

kelompok yang terarah, terpadu, efektif, efisien, dalam mencari atau

mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling membantu sehingga

tercapai proses dan hasil belajar yang maksimal. Keberhasilan belajar dalam

pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara

utuh, melainkan perolehan itu akan lebih baik bila dilakukan secara

bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.

1) Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Poppy Kamalia Devi (2009: 30), ada tiga tujuan

pembelajaran kooperatif diantaranya, (1) membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit. Dengan strategi kooperatif diharapkan terjadi

interaksi antar siswa untuk saling memberi pengetahuannya dalam

memecahkan suatu masalah yang disajikan guru sehingga semua siswa akan

lebih mudah memahami berbagai konsep. (2) Membuat suasana penerimaan

terhadap sesama siswa yang berbeda latar belakang misalnya suku, sosial,

budaya, dan kemampuan. Hal ini memberi kesempatan yang sama kepada

semua siswa terlepas dari latar belakang serta menciptakan kondisi untuk

bekerja sama dan saling ketergantungan yang positif satu sama lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas. (3) Mengajarkan keterampilan bekerja sama

atau kolaborasi dalam memecahkan permasalahan. Keterampilan ini sangat

penting bagi siswa sebagai bekal untuk hidup bermasyarakat. Selain itu,

para siswa belajar untuk saling menghargai satu sama lain.

Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa

menuju belajar lebih baik, sikap tolong-menolong dalam beberapa perilaku

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

sosial. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar cooperative

learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok

bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan

memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan

gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.

(Isjoni, 2010: 21).

Dari beberapa pendapat mengenai tujuan pembelajaran kooperatif

diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik,

toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

2) Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson (dalam Rusman, 2010: 212) ada

lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning),

yaitu sebagai berikut:

a) Prinsip ketergantungan positif (positive interpendence), yaitu dalam

pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas

tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok

akan merasakan saling ketergantungan.

b) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu

kebersamaan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota

kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai

tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok

tersebut.

c) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu

memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok

untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling

memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

d) Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih

siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan

pembelajaran.

e) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi

kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

3) Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Wina Sanjaya dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses Pendidikan (2010: 249-251) menyebutkan

beberapa keunggulan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif

sebagai suatu strategi pembelajaran di antaranya:

a) Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif

(1) Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu

menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan

kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai

sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

(2) Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan

mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan

membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

(3) Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek

pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta

menerima segala perbedaan.

(4) Strategi pembelajaran dapat membantu memperdayakan setiap siswa

untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

(5) Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup

ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan

sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan

interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan

keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

(6) Melalui strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan

kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah

tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah

tanggung jawab kelompoknya.

(7) Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan

siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi

nyata (riil).

(8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi

dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk

proses pendidikan jangka panjang.

b) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

(1) Untuk memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran

kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita

mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami

filsafat cooperative leraning. Untuk siswa yang dianggap memiliki

kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang

dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam

ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

(2) Ciri utama dari strategi pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa

saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang

efektif, dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa

terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan

dipahami tidak pernah dicapai siswa.

(3) Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif

didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu

menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan

adalah prestasi setiap individu siswa.

(4) Keberhasilan strategi pembelajaran kooperatif dalam upaya

mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu

yang cukup panjang. Dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya

dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

(5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang

sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam

kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.

Oleh karena itu, idealnya melalui strategi pembelajaran kooperatif

selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana

membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam

strategi pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.

e. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

(TPS)

Think Pair Share (Berpikir-Berpasangan-Berbagi) merupakan

metode sederhana tetapi sangat bermanfaat yang dikembangkan oleh Frank

Lyman dari University of Maryland. (Robert E. Slavin, 2009:257). Metode

think-pair-share (TPS) berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa. Sesuai dengan yang dikutip Arends (dalam Trianto, 2007:61) Frank

Lyman menyatakan bahwa think-pair-share merupakan suatu cara yang

efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi

bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas

secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think-pair-share

dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan

saling membantu.

Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta

bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan dari teknik ini adalah

optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan delapan kali lebih

banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi

mereka kepada orang lain. ( Lie dalam Isjoni, 2010: 78).

Langkah-langkah (fase) think-pair-share adalah sebagai berikut:

1) Langkah 1: Berpikir (Thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir.

2) Langkah 2: Berpasangan (Pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi.

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan.

3) Langkah 3: Berbagi (Sharing)

Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan (Arends dalam Triono, 2007:61-62).

Dapat disimpulkan bahwa ketika guru menyampaikan pelajaran di

dalam kelas, para siswa duduk berpasangan dengan timnya masing-masing.

Guru memberikan pertanyaan kepada seluruh kelas. Siswa diminta untuk

memikirkan sebuah jawaban dari mereka sendiri, lalu berpasangan dengan

pasangannya untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap jawaban.

Akhirnya, guru meminta para siswa untuk berbagi jawaban yang telah

mereka sepakati kepada semua siswa di kelas.

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian

ini diantaranya yaitu:

Fitroh Amalia Solechah (2009) mengadakan penelitian tentang

peningkatan kemampuan berhitung penjumlahan dan pengurangan melalui

permainan dengan alat peraga kantong nilai pada siswa kelas I SD Negeri II

Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Dari hasil

penelitian yang dilakukan terbukti bahwa pembelajaran dengan menerapkan

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

permainan dengan alat peraga kantong nilai berhasil dilakukan. Hal ini

dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata siswa yang melebihi 65 dan prosentase

siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM lebih dari

80%. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan

adalah sama-sama mengkaji pembelajaran penjumlahan dan pengurangan

pada iswa kelas I dan menggunakan alat peraga kantong nilai. Perbedaannya

terletak pada model pembelajaran yang dipakai.

Lita Melati Sari (2010) mahasiswa FKIP PGSD UNS dalam

skripsinya yang berjudul: “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman

dengan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share pada siswa kelas V SD

Negeri Pajang I No. 93 Laweyan Surakarta.” Penelitian ini menyimpulkan

bahwa penggunaan model kooperatif tipe Think Pair Share dapat

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD

Negeri Pajang I No. 93 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Hal

ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai

nilai ketuntasan belajar (KKM > 65) sebanyak 15 siswa atau 30% pada

kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan menjadi 36 siswa atau 72%

pada siklus I, dan 44 siswa atau 88% pada siklus II. Nilai rata-rata siswa tiap

siklusnya juga mengalami peningkatan, yaitu pada kondisi awal sebelum

dilaksanakan tindakan sebesar 60,32 menjadi 69,70 pada siklus I, dan 79,08

pada siklus II. Dengan demikian penggunaaan model kooperatif tipe Think

Pair Share dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa

kelas V. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan

adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dalam upaya mengatasi permasalahan yang ditemukan.

Perbedaannya terletak pada bentuk permasalahan yang dihadapi.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan diatas dapat

dijadikan sebagai tolok ukur bagi penulis untuk melakukan penelitian.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

C. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan mata pelajaran dasar yang harus dikuasai

oleh siswa terutama materi penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas

I Sekolah Dasar. Siswa masih terikat dengan objek konkret yang dapat

ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak,

siswa memerlukan alat bantu berupa media yang dapat memperjelas apa

yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan

dimengerti oleh siswa. Penjumlahan tanpa teknik menyimpan bukanlah

termasuk topik yang terlalu sulit diajarkan di Sekolah Dasar. Akan tetapi,

dalam mengajarkan materi tersebut guru harus menggunakan media

pembelajaran yang benar dan model pembelajaran yang dapat merangsang

keaktifan siswa. Sehingga siswa dapat membangun dan menemukan sendiri

teknik penyelesaiaanya.

Melalui penggunaan media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif tipe think-pair-share (TPS) dalam pembelajaran matematika

diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan

pengurangan pada siswa kelas I SD. Karena siswa dapat melihat, meraba,

memegang dan mengoperasikan kantong nilai serta menyelesaikan soal-soal

yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan secara berpasangan.

Dengan media kantong nilai, selain mempermudah penguasaan konsep

penjumlahan dan pengurangan, juga menumbuhkan rasa sosial, saling

menghargai, dan saling berinteraksi dengan individu lain melalui model

kooperatif tipe think-pair-share yang diterapkan guru.

Pada kondisi akhir setelah menggunakan media kantong nilai dan

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dalam

pelaksanaan pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan konsep

penjumlahan dan pengurangan. Untuk mengetahui rencana jalannya

penelitian, perlu digambarkan sebuah alur kerangka berpikir. Dalam

penelitian ini, alur kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai

berikut:

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah di

uraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas.

Jika dalam pembelajaran menggunakan media kantong nilai dan model

pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS), penguasaan konsep

penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro

Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011 akan meningkat.

Gambar 4. Alur Kerangka Berpikir

Penguasaan konsep penjumlahan

dan pengurangan siswa dalam

pembelajaran matematika masih

rendah

TINDAKAN

Guru belum menggunakan

media kantong nilai dan

model pembelajaran

kooperatif tipe (TPS)

KONDISI

AWAL

Penggunaan media kantong nilai dapat

meningkatkan penguasaan konsep

penjumlahan dan pengurangan melalui

model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS)

KONDISI AKHIR

Penjumlahan dan

pengurangan dengan media

kantong nilai melalui model

pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS)

Penjumlahan dan

pengurangan dengan media

kantong nilai melalui model

pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS)

SIKLUS I

SIKLUS II

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di ruang kelas I A SD

Negeri I Pracimantoro yang beralamatkan di desa Ngulu Wetan, Kelurahan

Pracimantoro, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Sekolah ini

terdiri dari 12 kelas mulai dari kelas I sampai kelas VI yang masing-masing

kelas terdiri dari dua lokal (A dan B) dengan jumlah siswa tiap kelas

berkisar antara 22 sampai 35 siswa. SD Negeri I Pracimantoro terletak di

daerah kota kecamatan sehingga sarana transportasi cukup mudah dan

lancar. Sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran antara lain

blackboard, alat peraga, perpustakaan, ruang seni karawitan, dan

laboratorium komputer.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester genap

tahun ajaran 2010/2011, selama 6 bulan, mulai dari Januari 2011 sampai

dengan Juni 2011. Tahap perencanaan dan persiapan dilaksanakan pada

bulan Januari sampai Maret 2011. Pelaksanaan pembelajaran penjumlahan

dan pengurangan dilaksanakan pada bulan April 2011 dengan perincian

siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan selama satu minggu pada minggu

kedua. Siklus II juga dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan selama satu

minggu yaitu pada minggu ketiga. Pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal

pelajaran Matematika di kelas I A.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang akan diteliti, mengenai perbaikan proses

yang dilakukan di dalam kelas maka bentuk penelitian yang tepat untuk

39

38

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersamaan (Sarwiji Suwandi, 2008: 15).

2. Strategi Penelitian

Sarwiji Suwandi (2008: 34) mengemukakan langkah-langkah

pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu perencanaan

(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting). Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada

Gambar 5 sebagai berikut :

C. Sumber Data

Sumber data yang dapat digali untuk mendapatkan sejumlah

informasi guna memperlancar penelitian, yaitu pertama dari informan, yaitu

guru kelas I A SD Negeri I Pracimantoro yaitu ibu Dwiyanti, S. Pd. Kedua,

proses pembelajaran penjumlahan dan pengurangan di dalam kelas.

Kemudian sumber yang terakhir yaitu data dan dokumen yang berupa daftar

nilai hasil belajar penjumlahan dan pengurangan pada kondisi awal, siklus I

dan siklus II, lembar observasi guru dan siswa, dokumentasi kegiatan

belajar mengajar penjumlahan dan pengurangan di kelas.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I A SD Negeri I

Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011 yang

Gambar 5. Langkah-Langkah Pelaksanaan PTK

(Sarwiji Suwardi, 2008: 35)

Plan

Reflect Act

Observe

Plan

Reflect Act

Observe

Siklus 1 Siklus 1

dst

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

berjumlah 24 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan

yang mempunyai kelemahan dalam menguasai konsep penjumlahan dan

pengurangan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain yaitu:

1. Observasi

Menurut Iskandar (2009: 181) observasi adalah pengamatan

terhadap objek-objek yang dapat dijadikan sebagai sumber pengamatan.

Observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan proses pembelajaran

matematika materi penjumlahan dan pengurangan yang dilakukan oleh

siswa kelas I, sebelum pelaksanaan tindakan, saat tindakan, dan sampai

akhir tindakan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

observasi langsung yaitu peneliti dan guru kelas I sebagai pengamat melihat

dan mengadakan pengamatan secara langsung pada kegiatan pembelajaran

siswa, kemudian mencatat kegiatan siswa dan peristiwa yang terjadi pada

keadaan yang sebenarnya.

Hasil observasi didiskusikan bersama guru pengampu untuk

kemudian di analisis bersama untuk mengetahui berbagai kelemahan untuk

kemudian diupayakan solusinya. Solusi yang telah disepakati bersama

antara peneliti dan guru pengampu dapat dilaksanakan pada siklus

berikutnya. Observasi terhadap guru difokuskan pada perilaku guru saat

mengajar, obsevasi ini difokuskan pada perilaku para siswa sebelum

tindakan dan ketika tindakan berlangsung berkaitan dengan peningkatan

penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan.

2. Tes

Menurut Arikunto (2006: 150) tes adalah serentetan pertanyaan

atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh seseorang maupun

kelompok. Menurut Jihad dan Haris (2008: 67) tes merupakan himpunan

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi atau tugas yang harus

dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh

mana seorang peserta didik telah menguasai pelajaran yang disampaikan

terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.

Tes ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

yang dimiliki siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro dalam pembelajaran

matematika khususnya dalam materi penjumlahan dan pengurangan.

Dengan diketahuinya hasil tes ini maka peneliti dapat merencanakan

kegiatan yang akan dilakukan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran.

Selain itu, tes juga digunakan untuk mengetahui perkembangan dan

keberhasilan pelaksanaan tindakan.

3. Dokumentasi

Iskandar (2009: 181) menjelaskan dokumentasi adalah

pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian

tindakan kelas yang sedang dilaksanakan.

Pengambilan dan pengamatan dokumen-dokumen dan arsip-arsip

yang ada di sekolah dilakukan untuk memperoleh data yang berupa nama

siswa kelas I, daftar nilai matematika siswa kelas I, silabus kelas I, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, serta foto-foto yang diambil pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

F. Validitas Data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam

kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi data dan

triangulasi metode.

Triangulasi data mengarahkan peneliti agar di dalam

mengumpulkan data, menggunakan sumber data yang tersedia. Artinya, data

yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari

beberapa sumber data yang berbeda. Melalui teknik triangulasi data dapat

memberikan informasi yang tepat sesuai dengan keadaan siswa kelas I A SD

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Negeri I Pracimantoro. Pada saat menggali dan mengumpulkan data di SD

Negeri I Pracimantoro, dilakukan dengan cara membandingkan hasil

pengamatan langsung dari penelti dengan isi dokumen yang terkait (arsip-

arsip yang berupa daftar nilai, absensi, RRP, dan lainnya). Dalam triangulasi

data, data yang dikumpulkan sama tetapi diperoleh dari sumber data yang

berbeda. Sumber dari penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa.

Triangulasi metode bisa dilakukan peneliti dengan mengumpulkan

data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang

berbeda. Penggunaan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda

diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji

kemantapan informasinya. (St. Y. Slamet dan Suwarto, 2007: 54). Dalam

penelitian ini, peneliti membandingkan hasil observasi yang dilakukan oleh

observer dan hasil observasi yang dilakukan peneliti yang bertindak sebagai

guru. Peneliti menggunakan teknik observasi, dari hasil observasi tersebut

diuji dengan menggunakan teknik dokumentasi yang dilakukan selama

proses pembelajaran berlangsung. Peneliti memperoleh hasil yang sama,

tetapi menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda yaitu melalui

tes dan observasi.

G. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model analisis interaktif. Analisis ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu

(1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan simpulan (verifikasi) dan

refleksi.

1) Reduksi Data

Menurut H.B. Sutopo (2002: 91) reduksi data merupakan proses seleksi,

pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Dalam

reduksi data yang diperoleh dari hasil observasi yang ditulis dalam

bentuk data, dikumpulkan, dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok,

kemudian dicari polanya. Jadi, data sebagai bahan data mentah singkat

disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

lebih tajam hasil pengamatan dalam penelitian ini, juga mempermudah

peneliti untuk mencatat kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

2) Penyajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi

dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat

dilakukan. Pada tahap ini data yang telah direduksi dan dikelompokkan

dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna

untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data

ini ditulis dalam paparan data.

3) Penarikan Simpulan (Verifikasi) dan Refleksi

Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun

penyajian data diambil suatu simpulan. Penarikan simpulan tentang

peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari

simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada akhir siklus I dan siklus

II. Simpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir harus saling

terkait. Setelah hasil simpulan terkumpul semua barulah dilakukan

refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.

Gambar 6. Model Analisis Interaktif Milles dan Huberman

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan

acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator

kinerja dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:

Pengumpulan Data Sajian Data

Reduksi Data Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tabel 4. Indikator Kinerja

Aspek yang Diukur Pencapaian Siklus

Terakhir

Cara Mengukur

Penguasaan konsep

penjumlahan dan

pengurangan yang diukur

melalui tes. Tes ini

meliputi:

1) Dapat menjumlahkan

dua bilangan tanpa

teknik menyimpan.

2) Dapat mengurangkan

dua bilangan tanpa

teknik meminjam.

3) Memecahkan

persoalan yang

berkaitan dengan

penjumlahan dan

pengurangan.

80 % dari 24 siswa

(19 siswa)

Dihitung dari jumlah

siswa yang mendapat

nilai ketuntasan belajar

atau mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal

(KKM) sesuai dengan

yang ditetapkan

sekolah yaitu 70

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan meliputi tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Tahap Pengenalan Masalah

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini yaitu:

a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran penjumlahan dan pengurangan

pada siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri. Dalam tahap ini,

peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu pada siswa dan guru

berkaitan dengan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan.

b. Menganalisis masalah secara mendalam yang berkaitan dengan

pembelajaran penjumlahan dan pengurangan yang berpedoman pada teori

yang relevan.

c. Menyusun bentuk tindakan yaitu penggunaan media kantong nilai dan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam upaya

meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

d. Menyusun lembar observasi guru dan siswa serta tes penjumlahan dan

pengurangan.

2. Tahap Persiapan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:

a. Penyusunan jadwal penelitian tindakan pertama.

b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran matematika pokok

bahasan penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

c. Penyusunan evaluasi berupa lembar observasi guru dan siswa serta tes

kemampuan berhitung penjumlahan dan pengurangan.

3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini rencana tindakan disusun dalam dua siklus,

setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu rencana tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi, serta tahap analisis dan refleksi.

4. Tahap Implementasi Tindakan

Peneliti melakukan hipotesis tindakan yaitu untuk meningkatkan

penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD

Negeri I Pracimantoro Kabupaten Wonogiri dengan media kantong nilai

melalui model pembelajaran kooperatif (TPS). Tindakan dalam penelitian

ini dilaksanakan sebanyak dua siklus.

a. Siklus I

1) Merencanakan tindakan yang dilaksakan pada siklus I

Skenario pembelajarannya meliputi:

Pertemuan I

a. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Guru mengkondisikan kelas.

2. Apersepsi: guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang

berkaitan dengan nilai tempat.

3. Motivasi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan sedikit

informasi mengenai materi yang akan dipelajari.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

b. Kegiatan Inti

- Eksplorasi

1. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai media

kantong nilai dan cara penggunaannya.

2. Guru menjelaskan cara menggunakan kantong nilai dalam

operasi penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik

menyimpan, serta memberikan contoh kepada siswa.

3. Guru menjelaskan cara menggunakan kantong nilai dalam

operasi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik

meminjam, serta memberikan contoh kepada siswa.

4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

5. Guru melakukan tanya jawab seputar cara penggunaan media

kantong nilai. Kemudian guru menulis dua contoh soal

(penjumlahan dan pengurangan) dan meminta siswa untuk

melakukan thinking (berpikir).

6. Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan contoh soal

tersebut dengan kantong nilai di depan kelas. Siswa lain

memperhatikan dengan sungguh-sungguh.

7. Guru membagikan media dan lembar soal kepada setiap meja

dan meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan

temannya untuk mengerjakan soal yang sudah dibagikan.

- Elaborasi

8. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal dengan

kantong nilai.

- Konfirmasi

9. Tiap pasangan melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang

lain. Teman yang lain memperhatikan.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran.

3. Guru melakukan refleksi.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Pertemuan II

a. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Guru mengkondisikan kelas.

2. Apersepsi: guru mengaitkan pembelajaran dengan materi

pertemuan kemarin.

3. Motivasi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “satu ditambah satu”.

b. Kegiatan Inti

- Eksplorasi

1. Guru melakukan tanya jawab seputar penjumlahan dan

pengurangan dengan kantong nilai. Kemudian guru menulis satu

soal dan meminta siswa untuk melakukan thinking (berpikir).

2. Guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan

temannya.

3. Guru membagikan media dan lembar soal kepada setiap

kelompok. Dan menyuruh siswa mengerjakan soal dengan

pasangannya.

- Elaborasi

4. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal.

- Konfirmasi

5. Guru memilih secara acak dari beberapa pasangan diskusi untuk

melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang lain. Teman

yang lain memperhatikan.

6. Guru membagikan soal evaluasi individu. Siswa mengerjakan

dengan serius.

7. Guru meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran.

3. Guru melakukan refleksi.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2) Melaksanakan perencanaan siklus I

Guru menerapkan skenario pembelajaran yang telah

direncanakan pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan.

Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pada tahap ini

juga dilaksanakan kegiatan observasi terhadap dampak tindakan yang

telah dilakukan.

3) Melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

penjumlahan dan pengurangan pada siklus I.

Guru dan peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong

nilai dan model pembelajaran kooperatif (TPS) sesuai dengan skenario

pembelajaran yang diterapkan untuk memperoleh data mengenai

kekurangan dan kelebihan skenario yang diterapkan.

4) Membuat refleksi pada siklus I

Dilakukan analis dan refleksi oleh peneliti dari hasil pengamatan

atas tindakan yang telah dilakukan. Apabila terdapat kekurangan maka

perlu dilakukan perbaikan dan apabila terdapat tujuan yang sudah

tercapai maka diperlukan adanya peningkatan lagi.

b. Siklus II

Pada siklus II dilaksanakan dengan tahapan-tahapan seperti pada

siklus I tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-

hasil yang diperoleh pada siklus I (refleksi). Sehingga kelemahan yang

terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II.

5. Tahap Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan dalam pelaksanaan tindakan pada

siklus I dan siklus II. Peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa pada

saat proses pembelajaran pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan

dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think

pair share (TPS).

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

6. Tahap Penyusunan Laporan

Setelah semua kegiatan penelitian selesai, tahap terakhir yang

dilakukan peneliti adalah menyusun laporan. Laporan tersebut merupakan

uraian tentang semua kegiatan yang dilakukan peneliti selama proses

penelitian.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SD Negeri I Pracimantoro berdiri pada tahun 1916. Sejak awal

berdiri, status SD Negeri I Pracimantoro adalah Sekolah Dasar Negeri

dengan Nomor Statistik Sekolah (NIS) 101031201001. Kepala Sekolah

yang menjabat saat ini adalah Sejarjo, S. Pd yang menjabat sejak tahun 2004.

SD Negeri I Pracimantoro ini merupakan salah satu SD favorit di

Kecamatan Pracimantoro yang mempunyai 339 siswa, yang terdiri dari

siswa laki-laki 176 dan perempuan 163 siswa.

Secara geografis, SD Negeri I Pracimantoro ini beralamat di Jalan

Pawonsari, Ngulu Wetan, Kelurahan Pracimantoro, Kecamatan

Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. SD Negeri I Pracimantoro terletak di

kota kecamatan yang tidak jauh dari pusat kota kecamatan, sehingga

transportasinya cukup mudah.

SD Negeri I Pracimantoro Tahun Ajaran 2010/2011 memiliki 11

guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 5 Guru Tidak Tetap

(GTT), 1 penjaga perpustakaan yang masih Wiyata Bakti, dan 1 penjaga

sekolah yang sudah pegawai negeri. Jumlah seluruh siswa di SD Negeri I

Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011 adalah 339 siswa yang

terdiri dari 176 siswa laki-laki dan 163 siswa perempuan. Siswa terbagi

dalam 12 kelas yakni kelas I sebanyak 72 siswa, kelas II sebanyak 44, kelas

III sebanyak 38 siswa, kelas IV sebanyak 60 siswa, kelas V sebanyak 69

siswa, dan kelas VI sebanyak 56 siswa. Siswa berasal dari latar belakang

sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua mereka

bekerja sebagai wiraswasta.

Ruangan yang ada di SD Negeri I Pracimantoro secara keseluruhan

sudah cukup memadai untuk berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM). Ruangan yang ada meliputi 12 ruang kelas, ruang Kepala Sekolah,

50

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

ruang guru, perpustakaan, ruang karawitan, laboratorium komputer,

mushola, kantin sekolah, dan 6 kamar mandi. SD Negeri I Pracimantoro

mempunyai halaman yang sangat luas yang digunakan untuk upacara,

olahraga, dan kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan sekolah serta tempat

untuk bermain bagi para siswa ketika jam istirahat.

Fasilitas pendidikan yang ada di SD Negeri I Pracimantoro ini

cukup memadai. Beberapa media/alat peraga pembelajaran tersedia, ada

yang diletakakan di dalam kelas, ada pula yang diletakkan di ruang guru

maupun perpustakan dan laboratorium komputer. Selain alat peraga, buku-

buku penunjang proses pembelajaran juga tersedia di perpustakaan. Hal ini

merupakan salah satu usaha sekolah untuk meningkatkan pengetahuan serta

informasi bagi para siswa melalui kegiatan membaca.

2. Deskripsi Awal Tindakan

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu mengadakan kegiatan

survei awal untuk mengetahui keadaan sebenarnya serta mencari informasi

dan menemukan berbagai kendala yang dihadapi sekolah dalam proses

pembelajaran Matematika khususnya kelas I. Setelah peneliti melakukan

pendekatan dengan guru kelas I dan mengamati keadaan siswa melalui

observasi pembelajaran di kelas, peneliti mengetahui bahwa pembelajaran

penjumlahan dan pengurangan masih dirasa sulit oleh siswa karena

penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa yang masih rendah.

Hal ini menyebabkan kemampuan siswa dalam berhitung penjumlahan dan

pengurangan masih rendah.

Hasil tes awal (dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 87) yang

dilakukan peneliti sebelum melakukan tindakan diperoleh data bahwa dari

seluruh siswa kelas I yang berjumlah 24, masih ada 17 siswa atau sekitar

70,83% yang nilainya masih dibawah KKM yang sudah ditentukan sekolah

untuk mata pelajaran matematika yaitu 70. Rendahnya penguasaan konsep

penjumlahan dan pengurangan menunjukkan ada kelemahan yang dihadapi

siswa dalam berhitung.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti berusaha untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai konsep penjumlahan dan

pengurangan dengan mengadakan penelitian di kelas I A SD Negeri I

Pracimantoro dengan menggunakan media kantong nilai dan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam materi

penjumlahan dan pengurangan. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa

dalam menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan yang masih rendah,

agar lebih meningkat sehingga hasil pembelajarannya juga lebih

memuaskan.

3. Deskripsi Tindakan Penelitian

a. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Setiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Siklus I

dilaksanakan selama satu minggu pada tanggal 8 April 2011 dan 9 April

2011. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti melakukan observasi

terhadap proses pembelajaran di dalam kelas yang meliputi kegiatan guru

dan siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang

berlangsung, serta penggunaan metode, model, dan media pembelajaran

yang digunakan oleh guru. Peneliti juga mencatat nilai hasil belajar yang

diperoleh masing-masing siswa khususnya materi penjumlahan dan

pengurangan.

Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran serta hasil belajar

tersebut diperoleh informasi sebagai data awal. Hasil tersebut menunjukan

bahwa dari 24 siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro, hanya 7 siswa

atau 29,17 % yang mencapai Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM) 70.

Sedangkan sebanyak 17 siswa atau 70,83 % masih dibawah KKM 70.

Urutan tindakan yang direncanakan akan dilakukan dalam siklus I

adalah sebagai berikut: (1) menentukan Kompetensi Dasar serta indikator

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

yang sesuai dengan materi penjumlahan dan pengurangan kelas I semester 2,

(2) menyiapkan Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP) menggunakan

media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif (TPS) untuk siklus I,

(3) menyiapkan alat dan bahan pelajaran yang diperlukan, termasuk

membuat media kantong nilai, (4) membuat lembar observasi siswa dan

guru pada siklus I, untuk melihat bagaimana kegiatan belajar mengajar di

kelas I A yang meliputi kegiatan guru dan siswa pada saat proses

pembelajaran menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (TPS), (5) membuat instrumen penjumlahan

dan pengurangan, (6) membuat soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan setelah guru

menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share (TPS) dalam materi penjumlahan dan pengurangan dalam

siklus I.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Seperti yang telah direncanakan, tindakan siklus I dilaksanakan

dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Jumat, 8 April 2011 dan Sabtu, 9

April 2011 di ruang kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri.

Pertemuan pertama dan kedua masing-masing selama 2 x 35 menit. Pada

tahap ini, peneliti bertindak sebagai praktikan dan guru kelas sebagai

observer. Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share (TPS) sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

disusun sebelumnya.

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada tindakan siklus I dilaksanakan pada

hari Jumat, 8 April 2011 pada jam ketiga dan keempat yaitu pukul 08.40-

09.50 WIB. Pada pertemuan siklus I ini, materi yang diajarkan adalah

materi penjumlahan (melakukan operasi penjumlahan dua bilangan tanpa

teknik menyimpan). Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru

meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

awal, guru memeriksa kesiapan siswa dan mengkondisikan kelas,

kemudian guru memberi salam dan melakukan presensi kehadiran siswa.

Selanjutnya guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan nilai

tempat. Kegiatan dilanjutkan dengan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yaitu melakukan penjumlahan tanpa teknik menyimpan

dengan media kantong nilai dan memecahkan persoalan yang berkaitan

dengan penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan benar.

Guru memulai kegiaan inti dengan melakukan tanya jawab

dengan siswa mengenai media kantong nilai dan cara penggunaannya.

Kemudian guru menjelaskan cara menggunakan kantong nilai dalam

operasi penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan, serta

memberikan contoh kepada siswa. Setelah materi penjumlahan, guru

menjelaskan cara menggunakan kantong nilai dalam operasi pengurangan

bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan, serta memberikan contoh

kepada siswa. Guru melakukan tanya jawab seputar cara penggunaan

media kantong nilai. Kemudian guru menulis dua contoh soal

(penjumlahan dan pengurangan) dan meminta siswa untuk melakukan

thinking (berpikir). Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan

contoh soal tersebut dengan kantong nilai di depan kelas. Siswa lain

memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Guru membagikan media dan

lembar soal kepada setiap meja dan meminta siswa untuk pairing

(berpasangan) dengan temannya untuk mengerjakan soal yang sudah

dibagikan. Siswa terlihat sangat antusias dan tertarik menggunakan

media kantong nilai, karena sebelumnya memang tidak pernah

menggunakannya. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal

dengan kantong nilai. Pada awalnya siswa masih kebingungan dengan

cara menggunakannya, hal ini membuat beberapa siswa gaduh. Tetapi

guru dapat mengatasi kegaduhan itu, dan dengan bimbingan guru siswa

dapat mengerjakan soal menggunakan media kantong nilai. Setelah

kegiatan diskusi selesai, guru meminta tiap pasangan melakukan sharing

(berbagi) dengan teman yang lain. Dan teman yang lain memperhatikan.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan

kegiatan pembelajaran dan melakukan refleksi. Sebagai tindak lanjut,

guru memberikan pesan supaya rajin belajar.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 April 2011

pada jam kedua dan ketiga yaitu pada pukul 08.05-09.15 WIB. Pada

pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan materi dan

indikator yang sama.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada

pertemuan kedua yaitu kegiatan awal yang dimulai dengan guru

membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan mengkondisikan

kelas. Guru melakukan apersepsi tentang materi kemarin dengan tanya

jawab seputar penggunaan media kantong nilai. Guru memberi motivasi

kepada siswa dengan mengajak siswa bernyanyi lagu “Satu ditambah

satu”.

Guru memulai kegiatan inti dengan melakukan tanya jawab

seputar penjumlahan dan pengurangan dengan kantong nilai. Guru

menuliskan contoh soal dan meminta siswa untuk memikirkan

jawabannya (thinking). Guru menunjuk siswa secara acak untuk

mengerjakan contoh soal tersebut di depan kelas. Guru meminta siswa

untuk pairing (berpasangan) dengan temannya. Sebelum melakukan

diskusi, guru membagikan media dan lembar kerja kepada setiap

kelompok dan menyuruh siswa mengerjakan lembar kerja tersebut

dengan pasangannya. Guru membimbing siswa yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan soal. Setelah diskusi selesai, guru memilih

secara acak dari beberapa pasangan diskusi untuk melakukan sharing

(berbagi) dengan teman yang lain dan teman yang lain memperhatikan.

Kemudian guru membagikan soal evaluasi individu dan meminta siswa

untuk mengerjakannya secara individu, untuk mengetahui tingkat

penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa. Siswa

mengerjakan dengan serius.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Pada kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dan memberikan

tindak lanjut dengan mengingatkan siswa supaya rajin berlatih dan

menghafalkan penjumlahan dan pengurangan.

3) Tahap Observasi

Observasi dilakukan saat pembelajaran penjumlahan dan

pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (TPS) berlangsung. Dalam tahap observasi

ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan

observasi terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan lembar

observasi siswa dan guru, serta pengambilan dokumentasi selama proses

pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan meliputi kegiatan

guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan.

Hasil observasi siswa pada pembelajaran penjumlahan dan

pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (TPS) siklus I dapat dilihat pada Tabel 5

berikut:

Tabel 5. Hasil Observasi Siswa dalam Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I

No Variabel Kriteria

1. Kedisiplinan siswa Baik

2. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran Baik

3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran Cukup

4. Kemampuan siswa melakukan diskusi Cukup

5. Kemampuan siswa menggunakan media kantong nilai Baik

6. Keadaan siswa dengan lingkungan belajar Baik

7. Kemampuan siswa mengerjakan soal Cukup

Berdasarkan Tabel 5 diatas, menunjukkan hasil observasi siswa

pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong

nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada

siklus I secara keseluruhan sudah baik. Tetapi, untuk keaktifan siswa,

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

kemampuan siswa melakukan diskusi, dan kemampuan siswa mengerjakan

soal masih dalam kriteria cukup, sehingga perlu ditingkatkan.

Berikut ini tabel hasil observasi guru pada pembelajaran

penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I dapat

dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I.

No Variabel Kriteria

1. Persiapan guru memulai pelajaran Baik

2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas Baik

3. Kemampuan guru dalam mengelola waktu Cukup

4. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi Baik

5. Kemampuan guru dalam membimbing diskusi Cukup

6. Perhatian guru terhadap siswa Cukup

7. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran Baik

Berdasarkan Tabel 6 diatas, menunjukkan hasil observasi guru

pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong

nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada

siklus I sudah baik, tetapi kemampuan guru dalam mengelola kelas,

membimbing diskusi, serta perhatian guru terhadap siswa masih dalam

kriteria cukup, sehingga perlu ditingkatkan lagi.

4) Tahap Refleksi

Hasil pengamatan dan penilaian yang diperoleh dari tindakan siklus

I kemudian dianalisis. Dari hasil analisis ini, nantinya digunakan sebagai

langkah yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil tes

materi penjumlahan dan pengurangan, dapat dilihat penguasaan konsep

penjumlahan dan pengurangan mengalami peningkatan dibandingkan

dengan kondisi awal sebelum tindakan. Nilai hasil penguasaan konsep

penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro

pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 7. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa

Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus I

No Nama Nilai Keterangan

1. Diky Istana 70 Di atas KKM

2. Ade Yahya Abdillah 60 Di bawah KKM

3. Akbar Firmansyah 90 Di atas KKM

4. Al Fuston Ferdy Pamungkas 70 Di atas KKM

5. Alfa Vegananda 60 Di bawah KKM

6. Amanda Enggal Agesti 90 Di atas KKM

7. Amanda Putri Yuda Ardiatama 90 Di atas KKM

8. Ashari Dwi Astuti 70 Di atas KKM

9. Aulia Ranum Putri Natali 60 Di bawah KKM

10. Azahra Aura Shifa Salsabila 40 Di bawah KKM

11. Bagas Yuwana 80 Di atas KKM

12. Beladriyani 70 Di atas KKM

13. Beni Syahriar 70 Di atas KKM

14. Brilian Vectore 60 Di bawah KKM

15. Dafa Putra Ramadhan 70 Di atas KKM

16. Danik Astika Dewi 40 Di bawah KKM

17. Dera Fridea Sari 70 Di atas KKM

18. Desta Mahendramukti 70 Di atas KKM

19. Diki Setiyawan 60 Di bawah KKM

20. Esa Putri Diartha 80 Di atas KKM

21. Febi Radika 70 Di atas KKM

22. Febriana Tri Astuti 70 Di atas KKM

23. Lutvia Novita Sari 40 Di bawah KKM

24. Nabilla Felicia Az zahra 100 Di atas KKM

Dari Tabel 7 di atas, dapat dilihat daftar nilai hasil tes penjumlahan

dan pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro yang

mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal sebelum

tindakan. Berikut merupakan tabel distribusi frekuensi penilaiaan hasil

penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan yang dapat dilihat pada

Tabel 8 sebagai berikut:

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan

dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus I

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah (xi) Fi(xi)

Prosentase

(%) Keterangan

1. 40-49 3 44,5 133,5 12,5 Di bawah KKM

2. 50-59 0 54,5 0 0 Di bawah KKM

3. 60-69 5 64,5 322,5 20,83 Di bawah KKM

4. 70-79 10 74,5 745 41,67 Di atas KKM

5. 80-89 2 84,5 169 8,33 Di atas KKM

6. 90-99 3 94,5 283,5 12,5 Di atas KKM

7. 100-109 1 104,5 104,5 4,17 Di atas KKM

Jumlah 24 1758 100

Nilai rata-rata = 1758 : 24 = 73,25

Ketuntasan klasikal = 16 : 24 x 100% = 66,67%

Dari Tabel 8 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik yang dapat

dilihat pada Gambar 7 sebagai berikut:

Gambar 7. Grafik Distribusi Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa

Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus I.

F

r

e

k

u

e

n

s

i

12

10

8

6

4

2

0

3

40-49 50-59

60-69 70-79 80-89

Interval Nilai

90-99 100-109

0

5

10

2

3

1

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Pada Tabel 7 terlihat bahwa nilai tertinggi adalah 100, dan nilai

terendah adalah 40, sedangkan nilai rata-rata kelas yang ditunjukkan pada

Tabel 8 adalah 73,25. Apabila dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal

sebelum tindakan (dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 88), nilai rata-rata

kelas yang semula 58,29 meningkat menjadi 73,25. Jumlah siswa yang

nilainya sudah mencapai KKM 70 juga mengalami peningkatan yaitu dari 7

siswa atau 29,17% meningkat menjadi 16 atau 66,67% itu berarti

mengalami peningkatan sebesar 37,5%. Peningkatan penguasaan konsep

penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A ini akan tampak jelas pada

tabel perbandingan nilai penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan

siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada kondisi awal dan siklus I

yang dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini:

Tabel 9. Tabel Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi

Awal dan pada Siklus I

No Interval Nilai Frekuensi

Keterangan Kondisi Awal Siklus I

1. 30-39 2 0 Di bawah KKM

2. 40-49 3 3 Di bawah KKM

3. 50-59 6 0 Di bawah KKM

4. 60-69 6 5 Di bawah KKM

5. 70-79 5 10 Di atas KKM

6. 80-89 1 2 Di atas KKM

7. 90-99 1 3 Di atas KKM

8. 100-109 0 1 Di atas KKM

Jumlah 24 24

Rata-rata 58,29 73,25

Berdasarkan Tabel 9 di atas, dapat dilihat dengan jelas

perbandingan nilai hasil penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan

pada kondisi awal dan siklus I. Pencapaian nilai siswa mengalami

peningkatan, rata-rata nilai yang semula (sebelum dilaksanakan tindakan)

adalah 58,29 meningkat menjadi 73,25 (setelah dilaksanakan siklus I). Nilai

siswa yang masih di bawah KKM juga mengalami penurunan, dari 17 siswa

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

menjadi 8 siswa. Peningkatan penguasaan konsep penjumlahan dan

pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro akan tampak

lebih jelas apabila digambarkan dalam bentuk grafik. Berikut ini adalah

grafik perbandingan nilai penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan

yang dapat dilihat dalam Gambar 8 sebagai berikut:

Gambar 8. Grafik Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada

Kondisi Awal dan pada Siklus I.

Berdasarkan Tabel 9 dan Gambar 7 di atas dapat dilihat dengan

jelas bahwa terjadi peningkatan nilai penjumlahan dan pengurangan siswa

dari kondisi awal ke siklus I. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan

penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD

Negeri I Pracimantoro Wonogiri.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses

pelaksanaan tindakan siklus I, maka dapat dikatakan proses pembelajaran

telah menunjukkan perubahan, baik pada kegiatan siswa maupun pada

pencapaian hasil belajar penjumlahan dan pengurangan yang mengalami

peningkatan.

F

r

e

k

u

e

n

s

i

12

10

8

6

4

2

0 30-39 40-49

50-59 60-69 70-79

Interval Nilai

80-89 90-99

0

2

3 3

6

0

6 5 5

10

1

2

0 1

Kondisi Awal

Siklus I

99-109

1

3

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Meskipun terjadi peningkatan dalam menguasai konsep

penjumlahan dan pengurangan, tetapi masih ada beberapa siswa yang

nilainya belum mencapai KKM 70. Hal tersebut antara lain dikarenakan (1)

siswa masih belum paham betul cara menggunakan kantong nilai dalam

operasi pengurangan, sehingga dalam mengerjakan soal yang berkaitan

dengan pengurangan masih banyak yang salah, (2) keseriusan siswa dalam

mengerjakan soal masih kurang, karena masih ada siswa yang ramai sendiri

(3) siswa kurang teliti dalam menghitung maupun menuliskan jawaban.

Berdasarkan analisis diatas, maka refleksi dari kekurangan yang

terdapat dalam proses pembelajaran yaitu: (1) guru menjelaskan kembali

mengenai cara menggunakan media kantong nilai khususnya dalam operasi

pengurangan tanpa teknik meminjam, (2) guru memberikan perhatian lebih

kepada siswa yang membuat gaduh dan berusaha mengendalikan kelas agar

pembelajarannya lebih kondusif (3) guru memberi bimbingan kepada setiap

siswa dan mengecek bagaimana cara mereka menghitung dengan media

kantong nilai dan menuliskan jawabannya dalam lembar kerja siswa.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang

dilakukan pada siklus I dikatakan berhasil, karena sudah ada peningkatan

nilai rata-rata kelas. Namun, hasil yang diperoleh belum mencapai hasil

yang maksimal karena masih kurang dari indikator ketercapaian yang

ditentukan pada siklus terakhir yaitu 19 siswa atau 80 % siswa yang nilainya

mencapai KKM 70. Oleh karena itu, perlu dilakukan siklus II sebagai

langkah perbaikan dalam proses pembelajaran siklus I.

b. Tindakan Siklus II

Pada siklus I, hasil pembelajaran penjumlahan dan pengurangan

belum maksimal. Oleh karena itu, kegiatan penelitian tindakan kelas ini

dilanjutkan ke siklus II dengan harapan pada siklus II dapat memperbaiki

kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran siklus I,

sehingga tujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (TPS) dapat terwujud.

Kegiatan penelitian pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan

atau empat jam pelajaran. Setiap pertemuan masing-masing dua jam

pelajaran atau 2 x 35 menit. Siklus II dilaksanakan selama satu minggu yaitu

pada hari Jumat, 15 April 2011 dan Sabtu, 16 April 2011. Kegiatan pada

siklus II ini adalah sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Tindakan yang akan dilakukan pada siklus II ini rencananya akan

dilakukan beberapa langkah perbaikan pada siklus I, yaitu: (1) guru

menjelaskan kembali mengenai cara menggunakan media kantong nilai

khususnya dalam operasi pengurangan tanpa teknik meminjam, (2) guru

memberikan perhatian lebih kepada siswa yang membuat gaduh dan

berusaha mengendalikan kelas agar pembelajarannya lebih kondusif (3)

guru memberi bimbingan kepada setiap siswa dan mengecek bagaimana

cara mereka menghitung dengan media kantong nilai dan menuliskan

jawabannya dalam lembar kerja siswa.

Urutan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II adalah

sebagai berikut: (1) menentukan Kompetensi Dasar dan indikator, (2)

menyiapkan rencana pembelajaran dengan media kantong nilai dan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) untuk siklus II dengan

langkah perbaikan, (3) menyiapkan alat dan bahan pelajaran yang

diperlukan, (4) membuat lembar observasi siswa dan guru pada siklus I,

untuk melihat bagaimana kegiatan belajar mengajar di kelas I A yang

meliputi kegiatan guru dan siswa pada saat proses pembelajaran

menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share (TPS), (5) membuat instrumen penjumlahan dan

pengurangan, (6) membuat soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan setelah guru

menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

think pair share (TPS) dalam materi penjumlahan dan pengurangan pada

siklus II.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, peneliti mengulang materi penjumlahan dan

pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (TPS) yang dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan.

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 15 April 2011

pada jam pada jam ketiga dan keempat yaitu pukul 08.40-09.50 WIB.

Pada pertemuan ini yang diajarkan adalah penjumlahan dua bilangan

tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru

memeriksa kesiapan siswa dan mengkondisikan kelas, kemudian guru

memberi salam dan melakukan presensi kehadiran siswa. Selanjutnya

guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang akan dibahas

dengan materi yang sudah dipelajari siswa pada pertemuan kemarin.

Kegiatan dilanjutkan dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yaitu melakukan penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan media

kantong nilai dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan

penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan benar. Untuk

menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, guru

mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “di sini senang di sana senang”.

Pada kegiatan inti dimulai dengan guru melakukan tanya jawab

tentang penggunaan media kantong nilai dalam operasi penjumlahan dan

pengurangan. Kemudian guru menjelaskan cara menghitung dengan

kantong nilai dalam operasi penjumlahan bilangan dua angka tanpa

teknik menyimpan dan pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik

meminjam, serta memberikan contoh kepada siswa. Dengan contoh soal

yang lebih banyak, diharapkan siswa akan lebih memahami dan

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan. Guru menuliskan

beberapa contoh soal di papan tulis dan meminta siswa untuk

memikirkan jawabannya (thinking). Kemudian guru meminta siswa

(secara acak) untuk mengerjakan contoh soal tersebut dengan kantong

nilai di depan kelas (mempraktekkannya). Siswa yang lain

memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Karena siswa sudah mengerti,

guru kemudian membagikan media dan lembar soal untuk setiap meja.

Selanjutnya guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan

temannya dan mengerjakan soal yang sudah dibagikan. Selama proses

diskusi berlangsung, guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan

dalam mengerjakan lembar kerja. Guru mengecek pekerjaan siswa,

apakah penulisan jawaban sudah benar atau belum. Kemudian guru

meminta tiap pasangan melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang

lain. Teman yang lain memberi tanggapan.

Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan

kegiatan pembelajaran dan melakukan refleksi. Sebagai tindak lanjut,

guru memberikan pesan supaya rajin belajar.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 April 2011

pada jam kedua dan ketiga yaitu pada pukul 08.05-09.15 WIB. Pada

pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan materi yang sama,

tetapi dengan indikator berbeda. Pada pertemuan kedua ini indikatornya

adalah memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pengurangan tanpa

teknik meminjam dan penjumlahan tanpa teknik menyimpan.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru sama

dengan pertemuan pertama yaitu meliputi kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru memeriksa kesiapan siswa

dan mengkondisikan kelas, kemudian guru memberi salam dan

melakukan presensi kehadiran siswa. Selanjutnya guru melakukan

apersepsi dengan guru mengingatkan kembali tentang materi

penjumlahan dengan kantong nilai yang sudah di bahas kemarin.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Selanjutnya guru mengajak siswa untuk bernyanyi dan melakukan

gerakan sederhana.

Kegiatan inti dimulai dengan guru melakukan tanya jawab

seputar teknik pengurangan dengan kantong nilai. Karena hasil pekerjaan

siswa yang berkaitan dengan materi pengurangan masih menunjukkan

hasil yang kurang memuaskan. Kemudian guru menuliskan beberapa

contoh soal pengurangan di papan tulis dan meminta siswa untuk

melakukan thinking (berpikir). Guru menunjuk siswa secara acak untuk

mengerjakan contoh soal tersebut dengan media kantong nilai di depan

kelas. Setelah siswa mengerti tentang materi yang telah disampaikan

guru, kemudian guru membagikan media dan lembar soal untuk setiap

meja. Guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan

temannya dan mengerjakan soal yang sudah dibagikan. Guru

membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Tiap pasangan melakukan

sharing (berbagi) dengan teman yang lain. Teman yang lain

memperhatikan. Setelah kegiatan sharing selesai, guru membagikan soal

evaluasi individu dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara

individu. Siswa mengerjakan dengan serius. Setelah waktu habis, guru

meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya.

Pada kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dan memberikan

tindak lanjut agar siswa rajin belajar dan menghafal penjumlahan dan

pengurangan. Guru menutup pelajaran dengan salam.

3) Tahap Observasi

Observasi dilakukan saat pembelajaran penjumlahan dan

pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif (TPS) berlangsung. Yaitu pada hari Jumat, 15 April 2011 pada

jam pada jam ketiga dan keempat (pukul 08.40-09.50 WIB) dan hari Sabtu,

16 April 2011 pada jam kedua dan ketiga (pukul 08.05-09.15 WIB).

Observasi yang dilakukan meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam

pembelajaran penjumlahan dan pengurangan menggunakan media kantong

nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS). Pada

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

siklus II, guru berusaha melaksanakan langkah perbaikan yang telah

direncanakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada pembelajaran

penjumlahan dan pengurangan.

Hasil observasi siswa pada pembelajaran penjumlahan dan

pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (TPS) siklus II dapat dilihat pada Tabel10

sebagai berikut:

Tabel 10. Hasil Observasi Siswa dalam Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II

No Variabel Kriteria

1. Kedisiplinan siswa Baik

2. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran Sangat Baik

3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran Baik

4. Kemampuan siswa melakukan diskusi Baik

5. Kemampuan siswa menggunakan media kantong nilai Sangat Baik

6. Keadaan siswa dengan lingkungan belajar Baik

7. Kemampuan siswa mengerjakan soal Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 10 di atas, menunjukkan hasil observasi siswa

pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong

nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) pada

siklus II yang menunjukkan peningkatan pada keaktifan siswa dalam

pembelajaran, kemampuan siswa dalam melakukan diskusi, serta

kemampuan siswa dalam mengerjakan soal sudah dalam kriteria baik.

Bahkan untuk kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, kemampuan siswa

menggunakan media kantong nilai, kemampuan siswa mengerjakan soal

sudah dalam kriteria sangat baik. Ini berarti pembelajaran yang terjadi di

dalam kelas dapat dikatakan berhasil.

Berikut ini tabel hasil observasi guru pada pembelajaran

penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus II yang

dapat dilihat pada Tabel 11 sebagai berikut:

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 11. Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II.

No Variabel Kriteria

1. Persiapan guru memulai pelajaran Sanagat Baik

2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas Sangat Baik

3. Kemampuan guru dalam mengelola waktu Baik

4. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi Baik

5. Kemampuan guru dalam membimbing diskusi Baik

6. Perhatian guru terhadap siswa Baik

7. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 10 di atas, menunjukkan adanya peningkatan

pada kegiatan guru, kemampuan guru mengelola waktu, kemampuan guru

dalam membimbing diskusi, serta perhatian guru terhadap siswa meningkat

dari kriteria cukup menjadi baik.

4) Tahap Refleksi

Tindakan siklus II sudah dilakukan sesuai dengan Rencana

Pelaksaan Pembelajaran yang sebelumnya sudah disusun. Begitu juga

dengan kegiatan observasi yang telah dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung. Dalam kegiatan observasi, peneliti yang bertindak sebagai

guru dibantu oleh guru kelas yang bertindak sebagai observer yang

mengamati dan memberi penilaian sesuai dengan indikator yang sudah

ditentukan peneliti. Dalam akhir pertemuan siklus II, peneliti memberikan

soal sebagai evaluasi sebagai tes akhir siklus II. Berdasarkan hasil tes yang

dilakukan pada pertemuan kedua siklus II, diperoleh nilai hasil penguasaan

konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I

Pracimantoro Wonogiri pada siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 12

sebagai berikut:

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 12. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa

Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus II

No Nama Nilai Keterangan

1. Diky Istana 80 Di atas KKM

2. Ade Yahya Abdillah 80 Di atas KKM

3. Akbar Firmansyah 100 Di atas KKM

4. Al Fuston Ferdy Pamungkas 90 Di atas KKM

5. Alfa Vegananda 60 Di bawah KKM

6. Amanda Enggal Agesti 100 Di atas KKM

7. Amanda Putri Yuda Ardiatama 100 Di atas KKM

8. Ashari Dwi Astuti 80 Di atas KKM

9. Aulia Ranum Putri Natali 70 Di atas KKM

10. Azahra Aura Shifa Salsabila 60 Di bawah KKM

11. Bagas Yuwana 90 Di atas KKM

12. Beladriyani 70 Di atas KKM

13. Beni Syahriar 90 Di atas KKM

14. Brilian Vectore 80 Di atas KKM

15. Dafa Putra Ramadhan 90 Di atas KKM

16. Danik Astika Dewi 60 Di bawah KKM

17. Dera Fridea Sari 90 Di atas KKM

18. Desta Mahendramukti 70 Di atas KKM

19. Diki Setiyawan 70 Di atas KKM

20. Esa Putri Diartha 90 Di atas KKM

21. Febi Radika 80 Di atas KKM

22. Febriana Tri Astuti 90 Di atas KKM

23. Lutvia Novita Sari 60 Di bawah KKM

24. Nabilla Felicia Az zahra 100 Di atas KKM

Dari Tabel 12 diatas, terlihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh

siswa adalah 100, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40.

Siswa yang nilainya belum mencapai KKM 70 ada 4 siswa, sedangkan 20

siswa lainnya sudah mendapatkan nilai sama dengan KKM bahkan lebih

dari KKM yang sudah ditentukan yaitu 70. Untuk lebih jelasnya, akan

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi penilaian pada Siklus II

yang dapat dilihat pada Tabel 13 sebagai berikut:

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan

dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus

II

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah (xi) Fi(xi)

Prosentase

(%) Keterangan

1. 60-69 4 64,5 258 16,67 Di bawah KKM

2. 70-79 4 74,5 298 16,67 Di atas KKM

3. 80-89 5 84,5 422,5 20,83 Di atas KKM

4. 90-99 7 94,5 661,5 29,16 Di atas KKM

5. 100-109 4 104,5 418 16,67 Di atas KKM

Jumlah 24 2058 100

Nilai rata-rata = 2058 : 24 = 85,75

Ketuntasan klasikal = 20 : 24 x 100% = 83,33%

Dari Tabel 13 di atas, terlihat adanya peningkatan perolehan nilai

penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro. Dari

Tabel 13 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada

Gambar 9 sebagai berikut:

Gambar 9. Grafik Distribusi Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A

SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus II.

F

r

e

k

u

e

n

s

i

12

10

8

6

4

2

0 60-69 70-79 80-89

Interval Nilai

90-99 100-109

4 4

5

7

4

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Pada Tabel 12 terlihat bahwa nilai tertinggi adalah 100, dan nilai

terendah adalah 60, sedangkan nilai rata-rata yang ditunjukkan pada Tabel

13 adalah 85,75. Apabila dibandingkan dengan nilai pada siklus I, nilai rata-

rata kelas meningkat dari 73,25 menjadi 85,75. Jumlah siswa yang nilainya

sudah mencapai KKM 70 juga mengalami peningkatan yaitu dari 16 siswa

atau 66,67% pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa atau 83,33% pada

siklus II. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 16,66%.

Peningkatan penguasaan konsep penjumlahan dan penngurangan siswa

kelas I A ini akan tampak jelas pada tabel perbandingan nilai penguasaan

konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I

Pracimantoro pada siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 14

sebagai berikut:

Tabel 14. Tabel Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada

Kondisi Awal, Siklus I dan pada Siklus II

No Interval

Nilai

Frekuensi

Keterangan Kondisi

Awal Siklus I Siklus II

1. 30-39 2 0 0 Di bawah KKM

2. 40-49 3 3 0 Di bawah KKM

3. 50-59 6 0 0 Di bawah KKM

4. 60-69 6 5 4 Di bawah KKM

5. 70-79 5 10 4 Di atas KKM

6. 80-89 1 2 5 Di atas KKM

7. 90-99 1 3 7 Di atas KKM

8. 100-109 0 1 4 Di atas KKM

Jumlah 24 24 24

Rata-rata 58,29 73,25 85,75

Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa nilai penjumlahan dan

pengurangan siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro mengalami

peningkatan. Dari Tabel 14 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik

perbandingan nilai penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Negeri I Pracimantoro Wonogiri pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus

I dan siklus II yang dapat dilihat pada Gambar 10 sebagai berikut:

Gambar 10. Grafik Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.

Berdasarkan Tabel 14 dan Gambar 10, dapat dilihat dengan jelas

bahwa terjadi peningkatan nilai penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I

A SD Negeri I Pracimantoro Kabupaten Wonogiri. Hal ini juga berpengaruh

terhadap penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa.

Jumlah siswa yang nilainya sudah mencapai ketuntasan belajar

dengan KKM ≥ 70 adalah 20 siswa atau 83,33%. Jumlah tersebut sudah

berada di atas indikator ketercapaian yang ingin dicapai peneliti yaitu 19

siswa atau 80%. Hal ini berarti tindakan yang dilakukan peneliti sudah

berhasil.

Penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A

SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri mengalami peningkatan. Hal ini bisa

dilihat dari tercapainya indikator penjumlahan dan pengurangan yang telah

F

r

e

k

u

e

n

s

i

12

10

8

6

4

2

0 30-39 40-49

50-59 60-69 70-79

Interval Nilai

80-89 90-99

3

2

3

0

6 5

6 5 5

10

1

2

0

3

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

0 0

4 4 4

5

7

90-99

0 0 1 1

4

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

ditetapkan pada awal tindakan yaitu: (1) kemampuan melakukan

penjumlahan dua bilangan tanpa teknik menyimpan, (2) kemampuan

melakukan pengurangan dua bilangan tanpa teknik meminjam, (3)

memecahkan persoalan yang berkaitan dengan penjumlahan dan

pengurangan. Selain itu, kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat

diperbaiki pada siklus II. Pencapaian nilai tes penjumlahan dan pengurangan

yang diperoleh siswa pada siklus II sudah sesuai dengan indikator

ketercapaian yang dirumuskan sebelum tindakan, maka penelitian ini

diakhiri. Berikut ini rekapitulasi ketercapaian indikator penelitian siklus I

dan siklus II yang dapat dilihat dalam Tabel 15 sebagai berikut:

Tabel 15. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I dan Siklus II

No Indikator Prosentase yang Dicapai

Siklus I Siklus II

1.

2.

3.

Dapat menjumlahkan dua

bilangan tanpa teknik

menyimpan.

Dapat mengurangkan dua

bilangan tanpa teknik meminjam.

Memecahkan persoalan yang

berkaitan dengan penjumlahan

dan pengurangan

66,67% 83,33%

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat

dilihat adanya peningkatan penguasaan konsep penjumlahan dan

pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri dalam

pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan sebagai

berikut:

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

1. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan

Siswa Kelas I A pada Kondisi Awal sebelum Tindakan

Dari daftar nilai yang sudah ada, dapat diketahui nilai hasil

penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan pada kondisi awal

sebelum tindakan (pada Lampiran 3 halaman 88) yaitu siswa yang

mendapat nilai antara 30-39 ada 2 siswa, 40-49 ada 3 siswa, 50-59 ada 6

siswa, 60-69 ada 6 siswa, 70-79 ada 5 siswa, 80-89 ada 1 siswa, 90-99

ada 1 siswa, dan yang mendapatkan nilai antara 100-109 belum ada.

Dengan demikian nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 58,29.

Siswa yang mendapat nilai < KKM 70 sebanyak 17 siswa atau 70,83%

dan siswa yang mendapat nilai ≥ KKM 70 ada 7 siswa atau 29,17%.

2. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan

Siswa Kelas I A pada Siklus I

Berdasarkan hasil tes akhir penjumlahan dan pengurangan pada

siklus I dapat diketahui hasilnya, nilai terendah yang diperoleh siswa

yaitu 40, sedangkan nilai tertinggi adalah 100. Rinciannya yaitu sebagai

berikut: yang mendapat nilai antara 40-49 ada 3 siswa, yang mendapat

nilai 50-59 tidak ada, yang mendapat nilai 60-69 ada 5 siswa, yang

mendapat nilai 70-79 ada 10 siswa, yang mendapat nilai 80-89 ada 2

siswa, yang mendapat nilai 90-99 ada 3 siswa, sedangkan yang mendapat

nilai antara 100-109 ada 1 siswa. Nilai rata-rata pada siklus I yaitu

sebesar 73,25. Siswa yang mendapat nilai < KKM 70 sebanyak 8 siswa

atau 33,33% dan siswa yang mendapat nilai ≥ KKM 70 ada 16 siswa atau

sebanyak 66,67%.

3. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan

Siswa Kelas I A pada Siklus II

Berdasarkan hasil tes penjumlahan dan pengurangan yang

diberikan pada akhir pertemuan siklus II, dapat diketahui hasil yang

diperoleh siswa kelas I A. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 60

dan nilai tertingginya adalah 100. Pada siklus II, sudah tidak ada siswa

yang mendapatkan nilai dibawah 60. Rincian nilai yang diperoleh siswa

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kelas I A pada siklus II yaitu sebagai berikut: yang mendapat nilai antara

60-69 ada 4 siswa, yang mendapat nilai 70-79 juga ada 4 siswa, yang

mendapat nilai 80-89 ada 5 siswa, yang mendapat nilai 90-99 ada 7 siswa,

sedangkan yang mendapat nilai antara 100-109 ada 4 siswa. Nilai rata-

rata pada siklus II yaitu sebesar 85,75. Siswa yang mendapat nilai <

KKM 70 sebanyak 4 siswa atau 16,67% dan siswa yang mendapat nilai ≥

KKM 70 ada 20 siswa atau sebanyak 83,33%.

Dengan melihat hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa

terjadi peningkatan proses pembelajaran matematika dalam materi

penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I setelah penggunaan media

kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS). Peningkatan terlihat dari perhitungan nilai hasil penguasaan konsep

penjumlahan dan pengurangan yang diperoleh siswa pada kondisi awal

sebelum tindakan dilakukan dan setelah dilakukan tindakan siklus I dan

siklus II yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Nilai

rata-rata hasil penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan dapat

dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut:

Tabel 16. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan

dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No.

Pembelajaran

Penjumlahan dan

Pengurangan

Sebelum Tindakan

Setelah Dilaksanakan

Tindakan

Siklus I Siklus II

1. Nilai Rata-rata 58,29 73,25 85,75

Berdasarkan Tabel 16 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata

penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro

mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata pada kondisi awal

sebelum tindakan adalah 58,29, kemudian pada siklus I mengalami

peningkatan menjadi 73,25. Sedangkan pada akhir siklus II, nilai rata-rata

penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan meningkat menjadi

85,75. Adanya peningkatan tersebut membuktikan bahwa penggunaan

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) dapat digunakan untuk membantu meningkatkan penguasaan

konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I

Pracimantoro. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran penjumlahan dan

pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dilaksanakan oleh peneliti

dinyatakan berhasil.

Peningkatan rata-rata nilai hasil penguasaan konsep penjumlahan

dan pengurangan siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri dapat

disajikan dalam bentuk grafik yang dapat diliahat pada Gambar 11 sebagai

berikut:

Gambar 11. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Penguasaan Konsep

Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I

Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

N

i

l

a

i

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

Kondisi Awal Siklus I

Pelaksanaan Tindakan

Siklus II

73,25

58,29

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

85,75

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai ketuntasan

belajar materi penjumlahan dan pengurangan pada kondisi awal sebelum

tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 17 sebagai berikut:

Tabel 17. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas I A SD Negeri I

Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas 7 29,17 16 66,67 20 83,33

2. Tidak Tuntas 17 70,83 8 33,33 4 16,67

Berdasarkan Tabel 17, terlihat adanya peningkatan pada ketuntasan

belajar siswa pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan yaitu pada

kondisi awal jumlah siswa yang tuntas hanya 7 siswa atau 29,17%,

kemudian pada siklus I meningkat menjadi 16 siswa atau 66,67%, dan pada

siklus II meningkat menjadi 20 siswa atau 83,33%. Data dari Tabel 17 di

atas dapat disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada Gambar 12

sebagai berikut:

J

u

m

l

a

h

S

i

s

w

a

24

20

16

12

8

4

0 Kondisi Awal Siklus I

Pelaksanaan Tindakan

Siklus II

7

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

10

20

Gambar 12. Grafik Peningkatan Ketuntasan Nilai Penjumlahan dan Pengurangan

Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I,

dan Siklus II.

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Dengan demikian maka dapat diketahui bahwa salah satu upaya

untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan

siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri yaitu dengan

menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS). Hal ini terjadi karena pembelajaran dengan

menggunakan media kantong nilai mempermudah siswa untuk memahami

dan menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan. Dengan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) siswa dapat berinteraksi

dan bekerja sama dengan siswa yang lain.

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

dalam dua siklus tersebut, dapat ditarik simpulan bahwa penggunaan media

kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS)

dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan

pada siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran

2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa

yang mencapai nilai ketuntasan belajar atau KKM yang sudah ditentukan

sekolah yaitu 70. Pada kondisi awal sebelum tindakan sebanyak 7 siswa

atau 21,17% meningkat menjadi 16 siswa atau 66,67% pada siklus I, itu

berarti ada peningkatan sebesar 37,5%. Dan 20 siswa atau 83,33% pada

siklus II itu berarti apabila dibandingkan dengan siklus I mengalami

peningkatan sebesar 16,67%. Nilai rata-rata siswa tiap siklusnya juga

mengalami peningkatan, yaitu pada kondisi awal sebelum dilaksanakan

tindakan sebesar 58,29 menjadi 73,25 pada siklus I, dan 85,75 pada siklus II.

Dengan demikian, penggunaan media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif (TPS) dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan

pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun

Ajaran 2010/2011.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat

diketahui bahwa penggunaan media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif (TPS) dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan

pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun

Ajaran 2010/2011. Tindakan penelitian yang dilakukan terdiri dari dua

siklus. Setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berkaitan

79

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dengan hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil

penelitian sebagai berikut:

1. Memberikan informasi bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) serta memanfaatkan media

kantong nilai dalam pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan

pengurangan untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan

pengurangan siswa.

2. Mendorong guru untuk menggunakan berbagai media dan model

pembelajaran, salah satunya media kantong nilai dan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (TPS) yang dapat menumbuhkan

partisipasi siswa serta menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

sehingga membuat siswa merasa senang selama mengikuti proses

pembelajaran.

3. Memotivasi siswa untuk memiliki kemauan bekerja sama dengan

kelompok, kemampuan berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa

lain, keterampilan menggunakan media kantong nilai, serta aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

4. Menumbuhkan kesadaran guru tentang pentingnya mengenali berbagai

kendala yang timbul dalam pembelajaran sedini mungkin serta mencari

berbagai alternatif dalam usaha mengatasi masalah yang ada dalam

proses pembelajaran.

C. SARAN

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Hendaknya sekolah dapat memberi motivasi pada guru untuk

melakukan pembelajaran yang aktif, menarik dan kondusif. Bisa

melalui pengguanaan media kantong nilai yang mempermudah siswa

untuk menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan serta

penggunaan model pembelajaran yang bervariasi seperti model

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) yang dapat

menumbuhkan rasa sosial, interaksi dan kerjasama dengan orang lain.

b. Hendaknya sekolah memenuhi sarana dan prasarana yang dapat

mendukung berlangsungnya proses pembelajaran siswa, seperti

penyediaan media pembelajaran yang lengkap, sehingga tujuan

pembelajaran yang dirumuskan dapat tercapai.

2. Bagi Guru

a. Hendaknya guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam

menggunakan media kantong nilai serta dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) pada

pembelajaran penjumlahan dan pengurangan.

b. Hendaknya memotivasi siswa serta menarik perhatian siswa dalam

mengikuti pembelajaran matematika khususnya materi penjumlahan

dan pengurangan, bisa dengan penggunaan media yang bervariasi dan

menarik serta penggunaan model pembelajaran yang dapat

menumbuhkan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran.

c. Hendaknya lebih mengaktifkan siswa dalam pembelajaran matematika

khususnya penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai

dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS).

3. Bagi Siswa

a. Diharapkan dapat lebih banyak berlatih dan menghafal penjumlahan

dan pengurangan sehingga dapat menguasai konsep penjumlahan dan

pengurangan dengan baik.

b. Hendaknya dapat lebih aktif dalam pembelajaran sehingga mudah

menyerap ilmu pengetahuan serta informasi yang disampaikan guru

dalam pembelajaran.

c. Hendaknya selalu rajin dalam belajar sehingga dapat memperoleh

hasil belajar yang optimal.

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

4. Bagi Peneliti yang Akan Datang

a. Hendaknya dapat mengembangkan pemilihan media maupun model

pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang timbul dalam

pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan

khususnya kelas I SD.

b. Hendaknya dapat lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran

matematika khususnya dalam materi penjumlahan dan pengurangan.

c. Hendaknya dapat menggunakan model atau metode pembelajaran

yang belum pernah dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

sehingga akan muncul metode dan model pembelajaran yang inovatif.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

DAFTAR PUSTAKA

. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Abdul Azis Wahab. 2009. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Apikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arief S. Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Asep Jihad. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi

Pressindo.

Asep Jihad, Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo.

Azhar Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung:

Maulana.

Fitroh Amalia Solechah. 2009. Peningkatan Kemampuan Berhitung Penjumlahan

dan Pengurangan melalui Permainan dengan Alat Peraga Kantong Nilai

Pada Siswa Kelas I SD Negeri II Pracimantoro Kabupaten Wonogiri

Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Surakarta: UNS.

H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

Rosdakarya.

Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.

Karso, dkk. 2009. Pendidikan Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Kismiantini, Dyan Indrawati. 2008. Dunia Matematika: untuk Kelas I SD/ MI.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Lita Melati Sari. 2010. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan

Model Kooperatif Tipe Think Pair Share pada Kelas V SD Negeri Pajang

No. 93 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Sripsi Tidak

Dipublikasikan. Surakarta: UNS.

Marsudi Raharjo. 2004. Bilangan Asli. Cacah dan Bulat. Yogyakarta: Pusat

Pengembangan Penstaran Guru (PPPG) Matematika.

Miles dan Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang

Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjejep Rohendi Rohidi, Jakarta : UI

Press.

Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Murtinem. 2006. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN

Kertasinduyasa 03 Brebes dalam Pokok Bahasan Penjumlahan Dengan

Teknik Menyimpan melalui Alat Peraga Kantong Nilai Plastik Transparan.

Skripsi Tidak Dipublikasikan. Semarang. UNNES.

Oemar Hamalik. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara.

Poppy Kamalia Devi. 2009. Model Pembelajaran Langsung dan Kooperatif:

untuk Guru SMP. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK

IPA).

Purnomosidi, Wiyanto, Endang Supadminingsih. 2008.Matematika I untuk SD/

MI kelas I. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Robert E. Slavin. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik.

Bandung: Nusa Media.

Rudi Susilana dan Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana

Prima.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Russeffendi. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya

Tulis Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS

Surakarta.

St. Y. Slamet dan Suwarto. 2007. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kualitatif.

Surakarta: UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).

Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia

Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

Landasandan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Udin S. Winataputra, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Arithmetic (di akses pada tanggal 2

Maret 2011)

www.Mathematic.transdigit.com mathematic (di akses pada tanggal 4 Maret 2011)

([email protected]) (di akses pada tanggal 6 Maret 2011)

(www.artikata.com/arti-369095-penguasaan.html) (di akses pada tanggal 14 Mei

2011)

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Lampiran 1

Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan

No. Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Persiapan

penelitian X

a. Persiapan

survei awal X

b. Penyusunan

proposal X X X

c. Mengurus

perizinan X

d. Koordinasi

dengan Guru X

e. Mendiskusikan

masalah teknik

pelaksanaan

tindakan

X

2. Pelaksanaan

Tindakan X

a. Mempersiapkan

media

pembelajaran

X

b. Pelaksanaan

siklus I&II X

c. Penganalisisan

data X X

3. Penyusunan

laporan X X

4. Ujian skripsi X

5.

Revisi,

penggandaan,

penjilidan, dan

pengiriman

laporan

X

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Lampiran 2

Daftar Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I

Pracimantoro Pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan

Keterangan:

Jumlah siswa yang nilainya di atas KKM sebanyak 7 siswa

Jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 17 siswa

Wonogiri, 2 April 2011

Guru Kelas I A Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

NO NAMA NILAI KETERANGAN

1. Diky Istana 60 Di bawah KKM

2. Ade Yahya Abdillah 50 Di bawah KKM

3. Akbar Firmansyah 70 Di atas KKM

4. Al Fuston Ferdy Pamungkas 60 Di bawah KKM

5. Alfa Vegananda 40 Di bawah KKM

6. Amanda Enggal Agesti 70 Di atas KKM

7. Amanda Putri Yuda Ardiatama 80 Di atas KKM

8. Ashari Dwi Astuti 60 Di bawah KKM

9. Aulia Ranum Putri Natali 50 Di bawah KKM

10. Azahra Aura Shifa Salsabila 50 Di bawah KKM

11. Bagas Yuwana 70 Di atas KKM

12. Beladriyani 40 Di bawah KKM

13. Beni Syahriar 60 Di bawah KKM

14. Brilian Vectore 50 Di bawah KKM

15. Dafa Putra Ramadhan 50 Di bawah KKM

16. Danik Astika Dewi 30 Di bawah KKM

17. Dera Fridea Sari 60 Di bawah KKM

18. Desta Mahendramukti 40 Di bawah KKM

19. Diki Setiyawan 60 Di bawah KKM

20. Esa Putri Diartha 70 Di atas KKM

21. Febi Radika 70 Di atas KKM

22. Febriana Tri Astuti 50 Di bawah KKM

23. Lutvia Novita Sari 30 Di bawah KKM

24. Nabilla Felicia Az zahra 90 Di atas KKM

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Lampiran 3

Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Tes Awal Penguasaan Konsep

Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada

Kondisi Awal

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah (xi) Fi(xi)

Prosentase

(%) Keterangan

1. 30-39 2 34,5 69 8,33 Di bawah KKM

2. 40-49 3 44,5 133,5 12,5 Di bawah KKM

3. 50-59 6 54,5 327 25 Di bawah KKM

4. 60-69 6 64,5 387 25 Di atas KKM

5. 70-79 5 74,5 372,5 20,83 Di atas KKM

6. 80-89 1 84,5 84,5 4,17 Di atas KKM

7. 90-99 1 94,5 94,5 4,17 Di atas KKM

Jumlah 24 1399 100

Nilai rata-rata = 1399 : 24 = 58,29

Ketuntasan klasikal = 7 : 24 x 100% = 21,17%

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Lampiran 4

Gambar Grafik Distribusi Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa

Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal.

F

r

e

k

u

e

n

s

i

12

10

8

6

4

2

0

2

40-49 50-59

60-69 70-79 80-89

Interval Nilai

90-99 30-39

3

6 6

5

1 1

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Lampiran 5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Siklus I

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pracimantoro

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : I/2

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)

I. Standar Kompetensi

4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka

dalam pemecahan masalah.

II. Kompetensi Dasar

4.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.

III. Indikator

1. Melakukan penjumlahan dua bilangan tanpa teknik menyimpan

dengan media kantong nilai.

2. Melakukan pengurangan dua bilangan tanpa teknik meminjam dengan

media kantong nilai.

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui penjelasan guru, siswa dapat melakukan penjumlahan tanpa

teknik menyimpan dengan media kantong nilai secara tepat.

2. Melalui penjelasan guru, siswa dapat melakukan pengurangan tanpa

teknik meminjam dengan media kantong nilai dengan tepat.

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

V. Dampak Pengiring

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan

pengurangan dalam kehidupan sehari-hari.

VI. Materi Pelajaran

1. Penjumlahan dua bilangan tanpa teknik menyimpan

Perhatikan contoh berikut:

25 + 12 = ….

a. Pengerjaan dengan kantong nilai

Masukkan 2 ikat sedotan (1 ikat = 10 sedotan) yang bernilai

puluhan ke dalam kantong puluhan, 5 sedotan yang bernilai satuan

ke dalam kantong satuan (kantong paling atas/baris I). Kemudian

masukkan 1 ikat sedotan ke dalam kantong puluhan dan 2 sedotan

ke dalam kantong satuan (kantong tengah/baris II). Setelah itu,

jumlahkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, puluhan dengan

puluhan, satuan dengan satuan. Sehingga akan diperoleh hasil, 3

ikat sedotan dalam kantong puluhan dan 7 buah sedotan dalam

kantong satuan, hasilnya 3 puluhan dan 7 satuan = 37 (25 + 12 =

37).

PULUHAN SATUAN

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

b. Penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan menggunkan cara

bersusun pendek.

2 5

1 2

3 7

Satuan ditambah dengan satuan

Puluhan ditambah dengan puluhan

2. Pengurangan dua bilangan tanpa teknik meminjam.

Perhatikan contoh berikut:

35 - 14 = ….

a. Pengerjaan dengan kantong nilai

Masukkan 3 ikat sedotan ke dalam kantong puluhan, 5 sedotan

kedalam kantong satuan (pada baris I). Dan 1 ikat sedotan

kedalam kantong puluhan, 4 sedotan kedalam kantong satuan

(pada baris II). Kemudian kurangkanlah masing-masing

bilangan sesuai dengan nilai tempatnya (satuan dengan satuan,

puluhan dengan puluhan), hasilnya masukkan ke dalam

kantong hasil (baris III). Yaitu, masukkan 1 sedotan ke dalam

kantong satuan dan 2 ikat sedotan ke dalam kantong puluhan

(35 – 14 = 21).

PULUHAN SATUAN

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

b. Pengurangan tanpa teknik meminjam dengan menggunakan cara

bersusun pendek.

3 5

1 4

2 1

Satuan dikurangkan dengan satuan

Puluhan dikurangkan dengan puluhan

VII. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model : kooperatif tipe think pair sahare (TPS)

2. Metode : ceramah, tanya jawab, penugasan, demonstrasi.

VIII. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

a. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Guru mengkondisikan kelas.

2. Apersepsi: guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang

berkaitan dengan nilai tempat.

3. Motivasi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan sedikit

informasi mengenai materi yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

- Eksplorasi

4. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai media

kantong nilai dan cara penggunaannya.

5. Guru menjelaskan cara menggunakan kantong nilai dalam

operasi penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik

menyimpan, serta memberikan contoh kepada siswa.

6. Guru menjelaskan cara menggunakan kantong nilai dalam

operasi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik

menyimpan, serta memberikan contoh kepada siswa.

7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

8. Guru melakukan tanya jawab seputar cara penggunaan media

kantong nilai. Kemudian guru menulis dua contoh soal

(penjumlahan dan pengurangan) dan meminta siswa untuk

melakukan thinking (berpikir).

9. Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan contoh soal

tersebut dengan kantong nilai di depan kelas. Siswa lain

memperhatikan dengan sungguh-sungguh.

10. Guru membagikan media dan lembar soal kepada setiap meja

dan meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan

temannya untuk mengerjakan soal yang sudah dibagikan.

- Elaborasi

11. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal dengan

kantong nilai.

- Konfirmasi

12. Tiap pasangan melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang

lain. Teman yang lain memperhatikan.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran.

3. Guru melakukan refleksi.

Pertemuan II

a. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Guru mengkondisikan kelas.

2. Apersepsi: guru mengaitkan pembelajaran dengan materi

pertemuan kemarin.

3. Motivasi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “satu ditambah satu”.

b. Kegiatan Inti

- Eksplorasi

1. Guru melakukan tanya jawab seputar penjumlahan dan

pengurangan dengan kantong nilai.

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

2. Guru menuliskan contoh soal dan meminta siswa untuk

memikirkan jawabannya (thinking). Guru menunjuk siswa

secara acak untuk mengerjakan contoh soal tersebut di depan

kelas.

3. Guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan

temannya.

4. Guru membagikan media dan lembar soal kepada setiap

kelompok. Dan menyuruh siswa mengerjakan soal dengan

pasangannya.

- Elaborasi

5. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal.

- Konfirmasi

6. Guru memilih secara acak dari beberapa pasangan diskusi untuk

melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang lain. Teman

yang lain memperhatikan.

7. Guru membagikan soal evaluasi individu. Siswa mengerjakan

dengan serius.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran.

3. Guru melakukan refleksi.

IX. Media dan Sumber Belajar

1. Media : kantong nilai

2. Sumber belajar : a. Silabus KTSP kelas 1

b. Buku Dunia Matematika untuk kelas 1 SD/MI,

BSE, Pusat Perbukuan Depdiknas, halaman

137-176.

c. Buku Matematika untuk SD/MI kelas 1, BSE,

Pusat Perbukuan Depdiknas, halaman 121-142.

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

X. Penilaian

1. Prosedur Tes : Tes proses dan tes akhir

2. Jenis Tes : Tes Tertulis

3. Bentuk : Uraian

4. Instrumen : Soal tes, kunci jawaban dan kriteria penilaian

Wonogiri, 8 April 2011

Guru Kelas I A Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

Mengetahui,

Kepala SD Negeri I Pracimantoro

Sejarjo, S. Pd

NIP. 19540403 1975512 1 010

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Lampiran

Lembar Kerja Siswa (Pertemuan I)

Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompokmu !

1. 12 + 17 = …. 5. 45 + 32 = …. 9. 32 – 12 =….

2. 33 + 34 = …. 6. 24 – 12 = …. 10. 35 – 12

= …

3. 35 + 41 = …. 7. 22 – 11 = ….

4. 37 + 42 = …. 8. 27 – 20 = ….

Nama :

No. absen :

Kelas :

Nama :

No. absen :

Kelas :

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Kunci Jawaban:

1. 29 6. 12

2. 67 7. 11

3. 76 8. 7

4. 79 9. 20

5. 77 10. 23

Kriteria Penilaian = Jawaban benar X 10 = 100

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Lembar Kerja Siswa (pertemuan II)

Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompokmu !

1. 14 + 15 = …. 5. 45 + 42 = …. 9. 49 – 36 = ….

2. 25 + 33 = …. 6. 38 – 15 = …. 10. 57 – 35

= ….

3. 35 + 34 = …. 7. 46 – 15 = ….

4. 32 + 42 = …. 8. 54 – 22 = ….

Nama :

No. absen :

Kelas :

Nama :

No. absen :

Kelas :

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Kunci Jawaban:

1. 29 6. 23

2. 58 7. 31

3. 69 8. 32

4. 74 9. 13

5. 87 10. 22

Kriteria Penilaian = Jawaban benar X 10 = 100

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Lampiran 6

Soal Evaluasi Siklus I

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!

1. 17 + 12 = …. 5. 46 + 53 = …. 9. 67 – 34 = ….

2. 26 + 31 = …. 6. 33 – 12 = …. 10. 64 – 21 =

3. 28 + 30 = …. 7. 45 – 14 = ….

4. 35 + 42 = …. 8. 55 – 22 = ….

Nama :

No. absen :

Kelas :

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Kunci jawaban:

1. 29 6. 21

2. 57 7. 31

3. 58 8. 33

4. 77 9. 33

5. 99 10. 43

Kriteria Penilaian = Jawaban benar X 10 = 100

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Lampiran 7

Lembar Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I

Nama Praktikan : Zani Rohfatkhul Jannah

Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak

NO.

VARIABEL

INDIKATOR

KRITERIA

K C B SB

1. Kedisiplinan siswa 1. Siswa tepat waktu masuk

kelas sebelum pelajaran di

mulai

2. Siswa memberikan salam

pada guru sebelum

pelajaran dimulai

3. Siswa berdoa sebelum

pelajaran di mulai

4. Siswa bersikap sopan

selama proses pembelajaran

berlangsung

2.

Kesiapan siswa

dalam menerima

pelajaran

1. Siswa menyiapkan buku

tulis

2. Siswa menyiapkan alat-alat

tulis

3. Siswa menyiapkan buku

pelajaran

4. Siswa menyiapkan alat-alat

yang digunakan untuk

diskusi bersama teman

sebangku

3. Keaktifan siswa

dalam

pembelajaran

1. Siswa mengikuti proses

pembelajaran dari awal

sampai akhir dengan baik

2. Siswa berani

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

mengemukakan

pendapatnya

3. Siswa berani bertanya

bila mengalami kesulitan

4. Siswa berinteraksi aktif

dengan pasangan

diskusinya

4.

Kemampuan siswa

melakukan diskusi

1. Siswa melakukan diskusi

sesuai dengan langkah-

langkah yang ada

2. Siswa melakukan diskusi

dengan urut

3. Siswa melakukan diskusi

dengan baik

4. Siswa melakukan diskusi

sesuai waktu yang

disediakan

5. Kemampuan siswa

menggunakan

media kantong nilai

1. Siswa tertarik

menggunakan media

kantong nilai

2. Siswa merasa senang

dalam mengikuti pelajaran

karena menggunakan

media kantong nilai

3. Siswa mampu mengerjakan

soal penjumlahan dan

pengurangan dengan media

kantong nilai

4. Siswa terampil dalam

berhitung dengan

menggunakan media

kantong nilai

6. Keadaan siswa

dengan lingkungan

belajar

1. siswa antusias dalam

mengikuti pelajaran

2. siswa merasa senang dalam

mengikuti pelajaran

3. siswa cepat menerima

materi dalam pembelajaran

4. siswa mampu mengikuti

pelajaran dengan baik

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

7. Kemampuan siswa

mengerjakan soal

1. siswa mampu mengerjakan

soal post test secara

individu

2. siswa mampu mengerjakan

soal post test dengan serius

3. siswa mampu mengerjakan

soal post test sesuai dengan

waktu yang disediakan

4. siswa mengumpulkan soal

post test tepat waktu

Wonogiri, 7 April 2011

Mengetahui

Observer Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Lampiran 8

Lembar Hasil Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I

NO. VARIABEL KRITERIA

1. Kedisiplinan siswa Baik

2. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran Baik

3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran Cukup

4. Kemampuan siswa melakukan diskusi Cukup

5. Kemampuan siswa menggunakan media kantong nilai Baik

6. Keadaan siswa dengan lingkungan belajar Baik

7. Kemampuan siswa mengerjakan soal Cukup

Kriteria:

Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak

Wonogiri, 9 April 2011

Mengetahui

Observer Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Lampiran 9

Lembar Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan

dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) pada Siklus I

Nama Praktikan : Zani Rohfatkhul Jannah

Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak

NO.

VARIABEL

INDIKATOR

KRITERIA

K C B SB

1. Persiapan guru

memulai pelajaran

1. Guru menyiapkan rencana

pembelajaran

2. Guru menyampaikan garis

besar materi pelajaran

3. Guru menyampaikan ruang

lingkup materi

4. Guru menyampaikan waktu

pembelajaran

2.

Kemampuan guru

dalam mengelola

kelas

1. Guru mengelompokkan

siswa dalam melakukan

diskusi

2. Guru membimbing siswa

dalam berdiskusi

3. Guru membantu siswa yang

mengalami kesulitan dalam

menggunakan media

kantong nilai

4. Guru mengawasi siswa

selama diskusi berlangsung

3. Kemampuan guru

dalam mengelola

waktu

1. Guru memulai pelajaran

tepat waktu

2. Guru memberikan batas

waktu dalam melakukan

diskusi

3. Guru menggunakan waktu

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

secara efisien

4. Guru melakukan

pembelajaran sesuai

dengan waktu yang

direncanakan

4.

Kemampuan guru

dalam

menyampaikan

materi

1. Guru menjelaskan materi

pelajaran

2. Guru menjelaskan cara

mengoperasikan kantong

nilai

3. Guru melakukan tanya

jawab dengan siswa

tentang materi

4. Guru menyampaikan

materi dengan jelas

5. Kemampuan guru

dalam

membimbing

diskusi

1. Guru memusatkan

perhatian siswa untuk

diskusi

2. Guru menjelaskan materi

yang akan didiskusikan

3. Guru membagi kelompok

diskusi

4. Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk

berpartisipasi

6. Perhatian guru

terhadap siswa

1. Guru memusatkan perhatian

siswa secara menyeluruh

2. Guru membantu siswa yang

mengalami kesulitan

3. Guru menumbuhkan

motivasi siswa untuk

bekerja sama dalam diskusi

4. Guru memberikan

penjelasan

7. Kemampuan guru

dalam menutup

pelajaran

1. Guru bersama siswa

membuat kesimpulan

2. Guru memberikan motivasi

siswa untuk belajar

3. Guru memberikan tindak

lanjut berupa pekerjaan

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

rumah

4. Guru berpesan kepada

siswa untuk mengulang

materi yang telah

disampaikan di rumah

Wonogiri, 9 April 2011

Mengetahui

Observer Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Lampiran 10

Lembar Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I

NO. VARIABEL KRITERIA

1. Persiapan guru memulai pelajaran Baik

2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas Baik

3. Kemampuan guru dalam mengelola waktu Cukup

4. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi Baik

5. Kemampuan guru dalam membimbing diskusi Cukup

6. Perhatian guru terhadap siswa Cukup

7. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran Baik

Kriteria:

Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak

Wonogiri, 9 April 2011

Mengetahui

Observer Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Lampiran 11

Daftar Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I

Pracimantoro Pada Siklus I

NO. NAMA NILAI KETERANGAN

1. Diky Istana 70 Di atas KKM

2. Ade Yahya Abdillah 60 Di bawah KKM

3. Akbar Firmansyah 90 Di atas KKM

4. Al Fuston Ferdy Pamungkas 70 Di atas KKM

5. Alfa Vegananda 60 Di bawah KKM

6. Amanda Enggal Agesti 90 Di atas KKM

7. Amanda Putri Yuda Ardiatama 90 Di atas KKM

8. Ashari Dwi Astuti 70 Di atas KKM

9. Aulia Ranum Putri Natali 60 Di bawah KKM

10. Azahra Aura Shifa Salsabila 40 Di bawah KKM

11. Bagas Yuwana 80 Di atas KKM

12. Beladriyani 70 Di atas KKM

13. Beni Syahriar 70 Di atas KKM

14. Brilian Vectore 60 Di bawah KKM

15. Dafa Putra Ramadhan 70 Di atas KKM

16. Danik Astika Dewi 40 Di bawah KKM

17. Dera Fridea Sari 70 Di atas KKM

18. Desta Mahendramukti 70 Di atas KKM

19. Diki Setiyawan 60 Di bawah KKM

20. Esa Putri Diartha 80 Di atas KKM

21. Febi Radika 70 Di atas KKM

22. Febriana Tri Astuti 70 Di atas KKM

23. Lutvia Novita Sari 40 Di bawah KKM

24. Nabilla Felicia Az zahra 100 Di atas KKM

Keterangan:

Jumlah siswa yang nilainya di atas KKM sebanyak 16 siswa

Jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 8 siswa

Wonogiri, 9 April 2011

Guru Kelas I A Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Lampiran 12

Gambar Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I

Gambar 11. Guru Menjelaskan

Materi Pelajaran dengan Menggunakan

Media Kantong Nilai

Gambar 12. Siswa Melakukan Tahap

Thinking (Berpikir)

Gambar 13. Siswa Melakukan Pairing

(Berpasangan) dan Menghitung dengan

Menggunakan Kantong Nilai

Gambar 14. Guru Membimbing Siswa yang

Mengalami Kesulitan

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Lampiran 18

Gambar 15. Siswa Melakukan Diskusi dan

Menggunakan Media Kantong Nilai dengan

Baik

Gambar 16. Siswa Melakukan Sharing

(Berbagi) dengan Siswa Lain

Gambar 17. Siswa Terlihat Sungguh-sungguh

dalam Mengerjakan Tes

Gambar 18. Siswa Mengumpulkan Hasil

Pekerjaannya

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Lampiran 13

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Siklus II

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pracimantoro

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : I/2

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)

I. Standar Kompetensi

4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka

dalam pemecahan masalah.

II. Kompetensi Dasar

4.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.

III. Indikator

1. Memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pengurangan tanpa

teknik meminjam dengan media kantong nilai.

2. Memecahkan persoalan yang berkaitan dengan penjumlahan tanpa

teknik menyimpan dengan media kantong nilai.

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memecahkan persoalan yang berkaitan dengan

pengurangan tanpa teknik meminjam dengan benar.

2. Siswa dapat memecahkan persoalan yang berkaitan dengan

penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan benar.

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

V. Dampak Pengiring

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan dalam

kehidupan sehari-hari.

VI. Materi Pelajaran

1. Penjumlahan dua bilangan tanpa teknik menyimpan

Perhatikan contoh berikut:

22 + 12 = ….

a. Pengerjaan dengan kantong nilai

Masukkan 2 ikat sedotan (1 ikat = 10 sedotan) yang bernilai

puluhan ke dalam kantong puluhan, 2 buah sedotan yang bernilai

satuan ke dalam kantong satuan (kantong paling atas/baris I).

Kemudian masukkan 1 ikat sedotan ke dalam kantong puluhan dan

2 sedotan ke dalam kantong satuan (kantong tengah/baris II).

Setelah itu, jumlahkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya,

puluhan dengan puluhan, satuan dengan satuan. Sehingga akan

diperoleh hasil, 3 ikat sedotan dalam kantong puluhan dan 4 buah

sedotan dalam kantong satuan, hasilnya 3 puluhan dan 4 satuan =

34 (22 + 12 = 34).

PULUHAN SATUAN

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

b. Penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan menggunkan cara

bersusun pendek.

2 2

1 2

3 4

Satuan ditambah dengan satuan

Puluhan ditambah dengan puluhan

2. Pengurangan dua bilangan tanpa teknik meminjam.

Perhatikan contoh berikut:

i. - 11 = ….

a. Pengerjaan dengan kantong nilai

Masukkan 3 ikat sedotan ke dalam kantong puluhan, 2 sedotan

kedalam kantong satuan (pada baris I). Dan 1 ikat sedotan

kedalam kantong puluhan, 1 biji sedotan kedalam kantong

satuan (pada baris II). Kemudian kurangkanlah masing-masing

bilangan sesuai dengan nilai tempatnya (satuan dengan satuan,

puluhan dengan puluhan), hasilnya masukkan ke dalam

kantong hasil (baris III). Yaitu, masukkan 1 sedotan ke dalam

kantong satuan dan 2 ikat sedotan ke dalam kantong puluhan

(32 – 11 = 21).

PULUHAN SATUAN

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

b. Pengurangan tanpa teknik meminjam dengan menggunakan

cara bersusun pendek.

3 2

1 1

2 1

Satuan dikurangkan dengan satuan

Puluhan dikurangkan dengan puluhan

VII. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model : kooperatif tipe think pair sahare (TPS)

2. Metode: ceramah, tanya jawab, penugasan, demonstrasi.

VIII. Langkah-Langkah Perbaikan

Setelah siklus I dilaksanakan, ternyata masih ada beberapa siswa yang

masih mengalami kesulitan dalam menghitung menggunakan kantong

nilai. Kebanyakan siswa kurang teliti dalam menghitung dan menulis

hasilnya. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan yang dilakukan

pada siklus II.

Pertemuan Pertama

Langkah Perbaikan

1. Guru menjelaskan kembali tentang materi penjumlahan tanpa

teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam

menggunakan media kantong nilai.

2. Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut.

3. Guru memberikan contoh soal lebih banyak (dibandingkan siklus

I) agar siswa lebih memahaminya.

Pertemuan Kedua

Langkah Perbaikan

1. Guru menjelaskan kembali tentang materi pengurangan tanpa

teknik meminjam dengan menggunakan kantong nilai.

2. Guru memberikan contoh soal pengurangan.

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

IX. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

a. Kegiatan Awal

1. Guru mengkondisikan kelas.

2. Apersepsi: guru mengaitkan materi yang akan dibahas dengan

materi yang sudah dipelajari siswa pada pertemuan kemarin.

3. Motivasi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “di sini senang di sana

senang”.

b. Kegiatan Inti

- Eksplorasi

1. Guru melakukan tanya jawab tentang menghitung menggunakan

kantong nilai.

2. Guru menjelaskan cara menghitung dengan kantong nilai dalam

operasi penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik

menyimpan dan pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik

meminjam, serta memberikan contoh kepada siswa.

3. Guru menuliskan beberapa contoh soal di papan tulis dan

meminta siswa untuk memikirkan jawabannya (thinking).

4. Guru meminta siswa (secara acak) untuk mengerjakan contoh

soal tersebut dengan kantong nilai di depan kelas

(mempraktekkannya). Siswa lain memperhatikan dengan

sungguh-sungguh.

5. Guru membagikan media dan lembar soal untuk setiap meja.

Guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan

temannya dan mengerjakan soal yang sudah dibagikan.

- Elaborasi

6. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam

mengerjakan lembar kerja.

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

- Konfirmasi

7. Tiap pasangan melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang

lain. Teman yang lain memberi tanggapan.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran.

3. Guru melakukan refleksi.

Pertemuan II

a. Kegiatan Awal

1. Guru mengkondisikan kelas.

2. Apersepsi: guru mengingatkan kembali tentang materi

penjumlahan dengan kantong nilai yang sudah di bahas kemarin.

3. Motivasi: guru mengajak siswa untuk bernyanyi dan melakukan

gerakan sederhana.

b. Kegiatan Inti

- Eksplorasi

1. Guru melakukan tanya jawab seputar teknik pengurangan

dengan kantong nilai. Kemudian guru menuliskan beberapa

contoh soal pengurangan di papan tulis dan meminta siswa

untuk melakukan thinking (berpikir).

2. Guru menunjuk siswa secara acak untuk mengerjakan contoh

soal tersebut dengan media kantong nilai di depan kelas.

3. Guru membagikan media dan lembar soal untuk setiap meja.

Kemudian guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan)

dengan temannya dan mengerjakan soal yang sudah dibagikan.

- Elaborasi

4. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan.

- Konfirmasi

5. Tiap pasangan melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang

lain. Teman yang lain memperhatikan.

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

6. Guru membagikan soal evaluasi individu. Siswa mengerjakan

dengan serius.

7. Guru meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran.

3. Guru melakukan refleksi.

X. Media dan Sumber Belajar

1. Media: kantong nilai

2. Sumber belajar : a. Silabus KTSP kelas 1

b. Buku Dunia Matematika untuk kelas 1 SD/MI,

BSE, Pusat Perbukuan Depdiknas, halaman

137-176.

c. Buku Matematika untuk SD/MI kelas 1, BSE,

Pusat Perbukuan Depdiknas, halaman 121-142.

XI. Penilaian

1. Prosedur Tes : Tes proses dan Tes akhir

2. Jenis Tes : Tes Tertulis

3. Bentuk : Uraian

4. Instrumen : Soal tes, kunci jawaban dan kriteria penilaian

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Wonogiri, 15 April 2011

Guru Kelas I A Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

Mengetahui,

Kepala SD Negeri I Pracimantoro

Sejarjo, S. Pd

NIP. 19540403 1975512 1 010

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Lampiran

Lembar Kerja Siswa (Pertemuan I)

Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompokmu !

1. 27 + 21 = …. 5. 24 + 24 = …. 9. 44 - 23 = ….

2. 11 + 15 = …. 6. 27 - 12 = …. 10. 56 - 32 = …

3. 13 + 20 = …. 7. 26 - 14 = ….

4. 22 + 25 = …. 8. 34 - 22 = ….

Nama :

No. absen :

Kelas :

Nama :

No. absen :

Kelas :

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Kunci jawaban:

1. 49 6. 15

2. 26 7. 12

3. 33 8. 12

4. 47 9. 21

5. 48 10. 24

Kriteria Penilaian = Jawaban benar X 10 = 100

Page 142: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Lembar Kerja Siswa (Pertemuan II)

Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompokmu !

1. 36 + 21 = …. 5. 52 + 42 = …. 9. 64 – 33 = ….

2. 31 + 27 = …. 6. 46 – 24 = …. 10. 67 – 42

= ….

3. 46 + 30 = …. 7. 57 – 22 = ….

4. 58 + 41 = …. 8. 54 – 13 = ….

Nama :

No. absen :

Kelas :

Nama :

No. absen :

Kelas :

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

… ...

… …

… …

Page 143: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Kunci jawaban:

1. 57 6. 22

2. 58 7. 35

3. 76 8. 41

4. 99 9. 31

5. 94 10. 45

Kriteria Penilaian = Jawaban benar X 10 = 100

Page 144: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Lampiran 14

Soal Evaluasi Siklus II

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!

1. 36 + 50 = ….

2. 42 + 54 = ….

3. 57 + 42 = ….

4. 64 + 35 = ….

5. 52 + 44 = …

6. 76 – 24 = ….

7. 57 – 26 = ….

8. 48 – 13 = ….

9. 86 – 33 = ….

10. 86 – 42 = ….

Kunci jawaban:

1. 86 6. 52

2. 96 7. 31

3. 99 8. 35

4. 99 9. 53

5. 96 10. 44

Kriteria Penilaian = Jawaban benar X 10 = 100

Nama :

No. absen :

Kelas :

Page 145: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Lampiran 15

Lembar Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II

Nama Praktikan : Zani Rohfatkhul Jannah

Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak

NO.

VARIABEL

INDIKATOR

KRITERIA

K C B SB

1. Kedisiplinan siswa 1. Siswa tepat waktu masuk

kelas sebelum pelajaran di

mulai

2. Siswa memberikan salam

pada guru sebelum

pelajaran dimulai

3. Siswa berdoa sebelum

pelajaran di mulai

4. Siswa bersikap sopan

selama proses pembelajaran

berlangsung

2.

Kesiapan siswa

dalam menerima

pelajaran

1. Siswa menyiapkan buku

tulis

2. Siswa menyiapkan alat-alat

tulis

3. Siswa menyiapkan buku

pelajaran

4. Siswa menyiapkan alat-alat

yang digunakan untuk

diskusi bersama teman

sebangku

3. Keaktifan siswa

dalam

pembelajaran

1. Siswa mengikuti proses

pembelajaran dari awal

sampai akhir dengan baik

2. Siswa berani

Page 146: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

mengemukakan

pendapatnya

3. Siswa berani bertanya bila

mengalami kesulitan

4. Siswa berinteraksi aktif

dengan pasangan

diskusinya

4.

Kemampuan siswa

melakukan diskusi

1. Siswa melakukan diskusi

sesuai dengan langkah-

langkah yang ada

2. Siswa melakukan diskusi

dengan urut

3. Siswa melakukan diskusi

dengan baik

4. Siswa melakukan diskusi

sesuai waktu yang

disediakan

5. Kemampuan siswa

menggunakan

media kantong nilai

1. Siswa tertarik

menggunakan media

kantong nilai

2. Siswa merasa senang dalam

mengikuti pelajaran karena

menggunakan media

kantong nilai

3. Siswa mampu mengerjakan

soal penjumlahan dan

pengurangan dengan media

kantong nilai

4. Siswa terampil dalam

berhitung dengan

menggunakan media

kantong nilai

6. Keadaan siswa

dengan lingkungan

belajar

1. Siswa antusias dalam

mengikuti pelajaran

2. Siswa merasa senang

dalam mengikuti pelajaran

3. Siswa cepat menerima

materi dalam pembelajaran

4. Siswa mampu mengikuti

pelajaran dengan baik

Page 147: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

7. Kemampuan siswa

mengerjakan soal

1. Siswa mampu mengerjakan

soal post test secara

individu

2. Siswa mampu mengerjakan

soal post test dengan serius

3. Siswa mampu mengerjakan

soal post test sesuai dengan

waktu yang disediakan

4. Siswa mengumpulkan soal

post test tepat waktu

Wonogiri, 16 April 2011

Mengetahui

Observer Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

Page 148: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Lampiran 16

Lembar Hasil Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II

NO. VARIABEL KRITERIA

1. Kedisiplinan siswa Baik

2. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran Sangat Baik

3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran Baik

4. Kemampuan siswa melakukan diskusi Baik

5. Kemampuan siswa menggunakan media kantong nilai Sangat Baik

6. Keadaan siswa dengan lingkungan belajar Baik

7. Kemampuan siswa mengerjakan soal Sangat Baik

Kriteria:

Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak

Wonogiri, 16 April 2011

Mengetahui

Observer Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

Page 149: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Lampiran 17

Lembar Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan

dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) pada Siklus II

Nama Praktikan : Zani Rohfatkhul Jannah

Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak

NO.

VARIABEL

INDIKATOR

KRITERIA

K C B SB

1. Persiapan guru

memulai pelajaran

1. Guru menyiapkan rencana

pembelajaran

2. Guru menyampaikan garis

besar materi pelajaran

3. Guru menyampaikan ruang

lingkup materi

4. Guru menyampaikan waktu

pembelajaran

2.

Kemampuan guru

dalam mengelola

kelas

1. Guru mengelompokkan

siswa dalam melakukan

diskusi

2. Guru membimbing siswa

dalam berdiskusi

3. Guru membantu siswa yang

mengalami kesulitan dalam

menggunakan media

kantong nilai

4. Guru mengawasi siswa

selama diskusi berlangsung

3. Kemampuan guru

dalam mengelola

waktu

1. Guru memulai pelajaran

tepat waktu

2. Guru memberikan batas

waktu dalam melakukan

diskusi

3. Guru menggunakan waktu

Page 150: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

secara efisien

4. Guru melakukan

pembelajaran sesuai dengan

waktu yang direncanakan

4.

Kemampuan guru

dalam

menyampaikan

materi

1. Guru menjelaskan materi

pelajaran

2. Guru menjelaskan cara

mengoperasikan kantong

nilai

3. Guru melakukan tanya

jawab dengan siswa tentang

materi

4. Guru menyampaikan materi

dengan jelas

5. Kemampuan guru

dalam

membimbing

diskusi

1. Guru memusatkan perhatian

siswa untuk diskusi

2. Guru menjelaskan materi

yang akan didiskusikan

3. Guru membagi kelompok

diskusi

4. Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk

berpartisipasi

6. Perhatian guru

terhadap siswa

1. Guru memusatkan perhatian

siswa secara menyeluruh

2. Guru membantu siswa yang

mengalami kesulitan

3. Guru menumbuhkan

motivasi siswa untuk

bekerja sama dalam diskusi

4. Guru memberikan

penjelasan

7. Kemampuan guru

dalam menutup

pelajaran

1. Guru bersama siswa

membuat kesimpulan

2. Guru memberikan motivasi

siswa untuk belajar

3. Guru memberikan tindak

lanjut berupa pekerjaan

rumah

4. Guru berpesan kepada

Page 151: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

siswa untuk mengulang

materi yang telah

disampaikan di rumah

Wonogiri, 16 April 2011

Mengetahui

Observer Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

Page 152: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Lampiran 18

Lembar Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II

NO. VARIABEL KRITERIA

1. Persiapan guru memulai pelajaran Sanagat Baik

2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas Sangat Baik

3. Kemampuan guru dalam mengelola waktu Baik

4. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi Baik

5. Kemampuan guru dalam membimbing diskusi Baik

6. Perhatian guru terhadap siswa Baik

7. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran Sangat Baik

Kriteria:

Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak

Wonogiri, 16 April 2011

Mengetahui

Observer Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

Page 153: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Lampiran 19

Daftar Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa

Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus II

NO. NAMA NILAI KETERANGAN

1. Diky Istana 80 Di atas KKM

2. Ade Yahya Abdillah 80 Di atas KKM

3. Akbar Firmansyah 100 Di atas KKM

4. Al Fuston Ferdy Pamungkas 90 Di atas KKM

5. Alfa Vegananda 60 Di bawah KKM

6. Amanda Enggal Agesti 100 Di atas KKM

7. Amanda Putri Yuda Ardiatama 100 Di atas KKM

8. Ashari Dwi Astuti 80 Di atas KKM

9. Aulia Ranum Putri Natali 70 Di atas KKM

10. Azahra Aura Shifa Salsabila 60 Di bawah KKM

11. Bagas Yuwana 90 Di atas KKM

12. Beladriyani 70 Di atas KKM

13. Beni Syahriar 90 Di atas KKM

14. Brilian Vectore 80 Di atas KKM

15. Dafa Putra Ramadhan 90 Di atas KKM

16. Danik Astika Dewi 60 Di bawah KKM

17. Dera Fridea Sari 90 Di atas KKM

18. Desta Mahendramukti 70 Di atas KKM

19. Diki Setiyawan 70 Di atas KKM

20. Esa Putri Diartha 90 Di atas KKM

21. Febi Radika 80 Di atas KKM

22. Febriana Tri Astuti 90 Di atas KKM

23. Lutvia Novita Sari 60 Di bawah KKM

24. Nabilla Felicia Az zahra 100 Di atas KKM

Keterangan:

Jumlah siswa yang nilainya di atas KKM sebanyak 20 siswa

Jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 4 siswa

Wonogiri, 16 April 2011

Guru Kelas I A Peneliti

Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah

NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092

Page 154: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Lampiran 20

Gambar Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus II

Gambar 19. Guru Menjelaskan Cara Menggunakan Media Kantong Nilai

Gambar 21. Siswa Antusias Menggunakan

Media Kantong Nilai

Gambar 20. Guru Membagikan Media

Kantong Nilai dan Lembar Kerja

Page 155: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Gambar 22. Guru Membimbing Siswa dalam

Mengerjakan Soal dengan Menggunakan

Media Kantong Nilai

Gambar 23. Siswa Mengerjakan Tes dengan

Sungguh-sungguh

Gambar 24. Guru Menutup Pelajaran Gambar 25. Siswa Mendengarkan Pesan-

pesan yang disampikan oleh Guru

Page 156: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Lampiran 21

MATERI AJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN KELAS I

A. Nilai Tempat Puluhan dan Satuan

Penulisan bilangan dua angka dapat ditentukan nilai puluhan dan

satuannya.

Penulisan jumlah puluhan dan satuannya

Perhatikan bilangan berikut ini:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

61 62 63 64 65 66 67 68 69 70

71 72 73 74 75 76 77 78 79 80

81 82 83 84 85 86 87 88 89 90

91 92 93 94 95 96 97 98 99 100

amati bilangan 10 sampai 30

ada berapa angka pada bilangan 18

18 = 10 + 8 = 1 puluhan + 8 satuan

Ada berapa angka pada bilangan 28

28 = 20 + 8 = 2 puluhan + 8 satuan

Ada berapa angka pada bilangan 12

1 2 = 10 + 2 = 12 = 1 puluhan + 2 satuan

Page 157: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

B. Operasi Bilangan dengan Media Kantong Nilai

1. Penjumlahan Tanpa Teknik Menyimpan

a. Penanaman Konsep

Media yang diperlukan:

1) Beberapa kantong plastik transparan sebagai saku penyimpan yang

diletakkan pada selembar kain.

2) Sedotan limun atau lidi.

Untuk lebih jelasnya, gambar media kantong nilai dapat dilihat

pada di bawah ini:

Tiap 10 biji sedotan diikat untuk menyatakan

satu puluhan.

Gambar 1. Media Kantong Nilai

Saku hasil

kain

Ratusan Puluhan

Satuan

Page 158: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Kegiatan pembelajaran: Andaikan akan dicari hasil penjumlahan

34 + 23 = ....

Langkah-langkah peragaan:

1) Masukkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya. Puluhan pada

tempat puluhan, satuan pada tempat satuan.

2) Siswa kemudian membaca bilangan yang ditunjukkan oleh jumlah

sedotan.

3) Sebagai implementasi dari operasi penjumlahan, gabungkan

sedotan-sedotan tersebut, satuan dengan satuan dan puluhan dengan

puluhan.

4) Hitung jumlah sedotan pada saku hasil.

5) Siswa kemudian menuliskan hasil yang diperoleh pada lembar

jawaban.

6) Sebaiknya, kegiatan ini diulangi beberapa kali dengan bilangan

yang berbeda, agar siswa benar-benar memahaminya. Ini dapat

dilakukan dengan bimbingan guru ataupun dicoba sendiri oleh

siswa, baik secara berkelompok maupun perorangan. Teknik

peragaan penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan

menggunakan media kantong dapat dilihat pada gambar di bawah

ini:

Ratusan Puluhan

Satuan

3 4

2 3

5 7

Page 159: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

b. Pemahaman Konsep

Setelah peragaan tadi, tentunya kita ingin mengetahui apakah

siswa benar-benar memahami penjumlahan tersebut atau tidak. Untuk

mengetahui hal itu, dapat disajikan beberapa contoh dengan jawaban

yang benar dan salah sebagai berikut:

Benarkah hasil penjumlahan di bawah ini? Jika benar beri tanda ( √ ),

jika salah tuliskan jawaban yang benar!

26 14 37 52 45

22 + 45 + 41 + 47 + 44 +

48 49 78 98 89

Pemberian soal dengan jawaban salah berguna untuk

mengetahui apakah siswa benar-benar memahami konsep

penjumlahan ini atau tidak. Pada umumnya, setelah menjelaskan suatu

topik matematika guru langsung memberikan latihan-latihan, tanpa

memberikan kegiatan pada siswa untuk , mengetahui pemahaman

siswa tentang topik yang telah disajikan. Siswa yang paham akan

mengatakan “salah” pada contoh soal dengan jawaban salah, dan

selanjutnya ia diharapkan dapat memperbaiki jawaban yang salah

tersebut.

b. Pembinaan Keterampilan

Setelah siswa memahami topik penjumlahan, barulah mereka

diberikan latihan-latihan soal untuk lebih memantapkan pemahaman

siswa. Pada awalnya, latihan soal disajikan secara tertulis, agar siswa

memiliki waktu untuk berpikir. Selanjutnya, latihan soal dapat

dilakukan dengan cara mencongak.

2. Pengurangan Tanpa Teknik Meminjam

a. Penanaman Konsep

Media yang diperlukan:

1) Beberapa kantong plastik transparan sebagai saku penyimpan yang

diletakkan pada selembar kain.

2) Sedotan limun atau lidi.

Page 160: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

Kegiatan Pembelajaran: Andaikan akan dicari hasil pengurangan

25 – 12 = ….

c) Langkah-langkah peragaan

1) Masukkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, puluhan pada

tempat puluhan, satuan pada tempat satuan.

2) Siswa kemudian menyebutkan bilangan yang ditunjukkan oleh jumlah

sedotan.

3) Selanjutnya, siswa memindahkan sedotan sebanyak bilangan

pengurang pada saku pengurang.

4) Pindahkan sedotan yang tersisa pada saku hasil.

5) Siswa kemudian menghitung sedotan yang tersisa pada saku hasil, dan

menuliskan hasil yang diperoleh pada jawaban.

6) Ulangi peragaan tersebut beberapa kali hingga siswa benar-benar

paham. Teknik peragaan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan

menggunkan media kantong dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai

berikut:

Ratusan Puluhan

Satuan

5 satuan diambil 2 satuan

2 puluhan diambil 1 puluhan

Sisa: 3 satuan dan 1

puluhan

2 5

1 2

1 3

Page 161: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

b. Pemahaman Konsep

Setelah peragaan tadi, tentunya kita ingin mengetahui apakah

siswa benar-benar memahami konsep pengurangan tanpa teknik

meminjam ini. Caranya, siswa dapat memberikan contoh soal dengan

jawaban yang benar dan salah. Apabila siswa mengatakan “salah”

pada soal dengan jawaban salah, serta dapat mengoreksi jawaban

salah tersebut, berarti siswa telah memahaminya. Beberapa contoh

berikut dapat digunakan untuk menguji pemahaman siswa.

Benarkan hasil pengurangan di bawah ini? Jika benar beri tanda ( √ ),

jika salah tuliskan jawaban yang benar!

48 67 89 79 58

26 - 32 - 33 - 44 - 45 -

22 36 56 36 93

c. Pembinaan Keterampilan

Setelah siswa memahami topik penjumlahan, barulah mereka

diberikan latihan-latihan soal untuk lebih memantapkan pemahaman

siswa. Pada awalnya, latihan soal disajikan secara tertulis, agar siswa

memiliki waktu untuk berpikir. Selanjutnya, latihan soal dapat

dilakukan dengan cara mencongak.

Page 162: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Lampiran 22

Cooperative Learning Methods: A Meta-Analysis

Cooperative learning is one of the most remarkable and fertile areas of

theory, research, and practice in education. Cooperative learning exists when

students work together to accomplish shared learning goals (Johnson & Johnson,

1999). Each student can then achieve his or her learning goal if and only if the

other group members achieve theirs (Deutsch, 1962). In the past three decades,

modern cooperative learning has become a widely used instructional procedure in

preschool through graduate school levels, in all subject areas, in all aspects of

instruction and learning, in nontraditional as well as traditional learning situations,

and even in after-school and non-school educational programs. There is broad

dissemination of cooperative learning through teacher preparation programs, in-

service professional development, and practitioner publications. The use of

cooperative learning so pervades education that it is difficult to find textbooks on

instructional methods, teachers' journals, or instructional materials that do not

mention and utilize it. While a variety of different ways of operationalizing

cooperative learning have been implemented in schools and colleges, there has

been no comprehensive review of the research evidence validating the cooperative

learning methods. The purpose of this review, therefore, is to examine the

empirical support validating the effectiveness of the different methods of

cooperative learning. In order to do so, it is first helpful to discuss why

cooperative learning is so widely used.

The widespread use of cooperative learning is due to multiple factors.

Three of the most important are that cooperative learning is clearly based on

theory, validated by research, and operationalized into clear procedures educators

can use. First, cooperative learning is based solidly on a variety of theories in

anthropology (Mead, 1936) , sociology (Coleman, 1961), economics (Von Mises,

1949), political science (Smith, 1759), psychology, and other social sciences. In

psychology, where cooperation has received the most intense study, cooperative

learning has its roots in social interdependence (Deutsch, 1949, 1962; Johnson &

Johnson, 1989), cognitive-developmental (Johnson & Johnson, 1979; Piaget, 1950;

Vygotsky, 1978), and behavioral learning theories (Bandura, 1977; Skinner, 1968).

It is rare that an instructional procedure is central to such a wide range of social

science theories.

Second, the amount, generalizability, breath, and applicability of the

research on cooperative, competitive, and individualistic efforts provides

considerable validation of the use of cooperative learning, perhaps more than most

other instructional methods (Cohen, 1994a; Johnson, 1970; Johnson & Johnson,

1974, 1978, 1989, 1999a; Kohn, 1992; Sharan, 1980; Slavin, 1977, 1991). There

are over 900 research studies validating the effectiveness of cooperative over

competitive and individualistic efforts. This body of research has considerable

generalizability since the research has been conducted by many different

researchers with markedly different orientations working in different settings and

countries and in eleven different decades, since research participants have varied

Page 163: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

widely as to cultural background, economic class, age, and gender, and since a

wide variety of research tasks and measures of the dependent variables have been

used. The research on cooperative efforts, furthermore, has unusual breath, that is,

it has focused on a wide variety of diverse outcomes. Over the past 100 years

researchers have focused on such diverse outcomes as achievement, higher-level

reasoning, retention, time on task, transfer of learning, achievement motivation,

intrinsic motivation, continuing motivation, social and cognitive development,

moral reasoning, perspective-taking, interpersonal attraction, social support,

friendships, reduction of stereotypes and prejudice, valuing differences,

psychological health, self-esteem, social competencies, internalization of values,

the quality of the learning environment, and many other outcomes. There may be

no other instructional strategy that simultaneously achieves such diverse outcomes.

The diverse and positive outcomes that simultaneously result from cooperative

efforts have sparked numerous research studies on cooperative learning focused

on preventing and treating a wide variety of social problems such as diversity

(racism, sexism, inclusion of handicapped), antisocial behavior (delinquency, drug

abuse, bullying, violence, incivility), lack of prosocial values and egocentrism,

alienation and loneliness, psychological pathology, low self-esteem, and many

more (see reviews by Cohen, 1994a; Johnson & Johnson, 1974, 1989, 1999a;

Johnson, Johnson, & Maruyama, 1983; Kohn, 1992; Sharan, 1980; Slavin, 1991).

For preventing and alleviating many of the social problems related to children,

adolescents, and young adults, cooperative learning is the instructional method of

choice.

The third factor contributing to the widespread use of cooperative

learning is the variety of cooperative learning methods available for teacher use,

ranging from very concrete and prescribed to very conceptual and flexible.

Cooperative learning is actually a generic term that refers to numerous methods

for organizing and conducting classroom instruction. Almost any teacher can find

a way to use cooperative learning that is congruent with his or her philosophies

and practices. So many teachers use cooperative learning in so many different

ways that the operationalizations cannot all be listed here. In assessing the

effectiveness of specific cooperative learning methods, however, there are a

number of "researcherdevelopers" who have developed cooperative learning

procedures, conducted programs of research and evaluation of their method, and

then involved themselves in teacher-training programs that are commonly credited

as the creators of modern-day cooperative learning. The following ten have

received the most attention (see Table 1): Complex Instruction (CI) (Cohen,

1994b), Constructive Controversy (CC) (Johnson & Johnson, 1979), Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) (Stevens, Madden, Slavin, & Farnish,

1987), Cooperative Structures (CS) (Kagan, 1985), Group Investigation (GI)

(Sharan & Sharan, 1976, 1992), Jigsaw (Aronson, et al., 1978), Learning Together

(LT) (Johnson & Johnson, 1975/1999), Student Teams Achievement Divisions

(STAD) (Slavin, 1978), Teams-Games-Tournaments (TGT) (DeVries & Edwards,

1974), and Team Assisted Individualization (TAI) (Slavin, Leavey, & Madden,

1982).

Page 164: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

(Johnson, David W., Roger T. Johnson, and Mary Beth Stanne. 2000. Cooperative

Learning Methods: A Meta-Analysis diunduh dari

http://www.cooperation.org/pages/cl-methods.html diakses tanggal 14 Juni 2011.

Page 165: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

Page 166: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Page 167: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

Page 168: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA ... · tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150