perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penerapan metode ...... · penerapan metode eksperimen...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN
PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT CAHAYA
PADA SISWA KELAS V SDN KLOPOGODO GOMBONG-KEBUMEN
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
EKA ESTU YUNY KARNIATI
X7210035
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN
PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT CAHAYA
PADA SISWA KELAS V SDN KLOPOGODO GOMBONG-KEBUMEN
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
EKA ESTU YUNY KARNIATI
X7210035
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Eka Estu Yuny Karniati. PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM
PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT CAHAYA
PADA SISWA KELAS V SDN KLOPOGODO GOMBONG-KEBUMEN
TAHUN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta, 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan langkah-langkah
penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya,
untuk mendeskripsikan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, dan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA tentang Sifat
Cahaya pada siswa kelas V SDN Klopogodo Gombong-Kebumen tahun
2011/2012 dengan menerapkan metode eksperimen.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga
pertemuan yang mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Penelitian dilaksanakan di SDN Klopogodo Kecamatan Gombong
Kabupaten Kebumen pada kelas V. Jumlah subjek penelitian 36 siswa. Sumber
data yang diperoleh berasal dari siswa, teman sejawat, guru, dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, observasi yaitu untuk
observasi siswa dan proses pembelajarannya, wawancara siswa dan guru, serta
angket siswa. Sedangkan untuk analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis statistik yang bersifat deskriptif. Prosedur penelitian adalah model spiral
yang saling berkaitan.
Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan metode eksperimen dalam
pembelajaran IPA kelas V langkah-langkah pembelajaran berjalan dengan tepat
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan terjadi pada masing-
masing siklus. Namun ada salah satu pertemuan yang mengalami penurunan yaitu
pada Siklus II pertemuan II. Pembelajaran berjalan dengan tepat, keaktifan siswa
serta hasil belajar yang meningkat pada Siklus I tetapi belum mencapai indikator
keberhasilan. Pelaksanaan Siklus II menyebabkan pembelajaran lebih baik dan
hasil belajar meningkat mencapai indikator keberhasilan tetapi masih belum
maksimal. Pelaksanaan Siklus III untuk memantapkan hasil pembelajaran dan
hasil belajar yang lebih maksimal dan untuk mengetahui seberapa besar
peningkatannya sehingga dapat mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen dapat
meningkatkan pembelajaran baik dari pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran
yang tepat, keaktifan siswa mengikuti pembelajaran, maupun hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya siswa kelas V SDN Klopogodo.
Kata Kunci : metode eksperimen, pembelajaran, hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Eka Estu Yuny Karniati. APPLICATION OF EXPERIMENT METHOD IN
IMPROVING NATURAL SCIENCE LEARNING ABOUT THE LIGHT
CHARACTERISTIC FIFTH GRADE STUDENT AT STATE ELEMENTARY
SCHOOL KLOPOGODO GOMBONG KEBUMEN IN ACADEMIC YEAR
2011/2013. Skripsi, Teacher Training and Education Faculty , Sebelas Maret
University, 2013.
This study aimed to describe the steps in the application of experiment
method in natural science learning about the light characteristic, to describe the
activity of students in the following subjects, and to identify improved learning
outcomes in natural science learning about the light characteristic fifth grade
students at state elementary school Klopogodo Gombong-Kebumen in academic
year 2011/2012 by applying the experimental method.
This research is an classroom action research. This study was conducted
in three cycles, in which there are three meetings in every cycle that consists of
planning, implementation, observation and reflection. This study was conducted
in SDN Klopogodo District Gombong Kebumen in fifth grade. Number of subjects
36 students. Source of data obtained from students, peers, teachers, and
documentation. The strategy of collecting the data in this study using a test to
determine student learning outcomes, observation to observation of students and
the learning process, interviewing students and teachers, and questionnaire of the
student. While the analysis data used for the statistical analysis technique that is
descriptive. The procedure of the research is an interrelated spiral model.
The results of this show that the application of experiment method in
improving natural science learning in the fifth grade learning steps running
properly and can improve student learning outcomes. The increase occurred in
each cycle. However, there is one that declined the meeting in Cycle II meeting II.
Learning to walk properly related, the activity of students, and as well as
improved learning outcomes in Cycle I, but have not achieved success indicator.
Implementation Cycle II led to better teaching and improved learning outcomes
achieved success indicators but still not optimal. Implementation Cycle III to
establish learning outcomes and learning outcomes more leverage and to know
how much improvement that can support a quality learning.
The conclusion of this result is the application of improved method can
enhance both the learning of the implementation measures of learning, the
behavior of students in the following subjects, as well as student learning
outcomes in natural science learning about the light characteristic fifth grade
student at state elementary school Klopogodo Gombong Kebumen.
Keywords: experimental methods, natural science, learning outcomes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
# Jadilah diri sendiri sesuai apa yang ada pada dirimu, karena itulah yang terbaik
untuk dirimu sendiri. (be your self) #
# Lihatlah seseorang dari hatinya (dalam) bukan dari fisiknya (luar) #
# Kegagalan adalah pelajaran berharga untuk mencapai awal keberhasilan #
# Kenalilah seseorang dari sisi kebenaran dan janganlah mengenali kebenaran
karena seseorang. Kenalilah kebenaran tentu engkau akan mengenal orang
yang besar #
# Tetaplah tersenyum dalam menjalani kehidupan #
# Berbuat baiklah kepada orang lain, maka orang lain akan berbuat baik juga
kepada kita #
(Penulis) #
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
Priyo Priyatno (Bapak) dan Rokhyati (Ibu)’’
Doamu yang tiada terputus yang senantiasa selalu mendoakanku dalam aku
berjuang, selalu memberi restu dalam aku bertindak, dan tidak henti-hentinya
mendukung aku selama ini baik moril maupun spiritual.
Putra Agung Nugroho dan Hanif Murtadho (Adik)”
Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan semangat dan
memberi motivasi.
Samsuri Lubar (Kakek), Parniem (Nenek), dan semua Keluarga”
Terima kasih atas masukan, dukungan, dan arahan dalam aku berjuang dan
melangkah.
Adhy Giri Pambudi”
Kamu adalah orang yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasi
dalam segala hal. Terima kasih untuk semuanya.
Dra. Tri Saptuti S, M.Pd (Pembimbing I) dan Drs. M. Chamdani, M.Pd
(Pembimbing II)”
Terima kasih atas bimbingan, masukan, dan arahan yang diberikan kepada saya
dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Semua dosen maupun karyawan PGSD Kampus VI Kebumen”
Terima kasih banyak atas semua kesempatan yang telah diberikan kepada saya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Teman-teman transfer khususnya kelas A”
Terima kasih banyak. Aku tidak akan melupakan kalian semua.
FKIP Universitas Sebelas Maret”
Almamaterku Kampus VI Kebumen tempat aku menimba ilmu dan mencari
pengalaman hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu,
inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM
PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT CAHAYA
PADA SISWA KELAS V SDN KLOPOGODO GOMBONG-KEBUMEN
TAHUN AJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Koordinator Pelaksana PGSD Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Koordinator Pelaksana PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Dra. Tri Saptuti S. M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan masukan dengan baik dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. M. Chamdani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dengan baik dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Endang Susilowati, S.Pd.SD selaku Kepala SDN Klopogodo yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
8. Bapak/Ibu Guru dan Staf Karyawan SDN Klopogodo yang telah membantu
dalam penelitian sekaligus membantu dalam penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
9. Para siswa SDN Klopogodo yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan penelitian ini.
10. Kedua orang tua dan semua saudara yang telah memberikan dukungan baik
moral maupun spiritual.
11. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini.
Penyusun menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penyusun. Meskipun demikian, penyusun berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca umumnya.
Kebumen, Januari 2013
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………… ii
HALAMAN PENGAJUAN………………………………………………… iii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………….. iv
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… v
HALAMAN ABSTRAK ………………………………………………… vi
HALAMAN MOTTO…..………………………………………………….. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….. ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… xi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xiii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xvii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xix
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.….……….……..…………………… 1
B. Rumusan Masalah……..……………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………… 5
D. Manfaat Penelitian…….……….……………………………… 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………… 7
1. Pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada Siswa Kelas
V SD ……………………………………………………… 7
a. Karakteristik Siswa Kelas V SD……………………… 7
b. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ……… 8
1) Pengertian IPA …………………………………… 8
2) Keterampilan Proses IPA......................................... 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
3) Tujuan IPA SD …………………………………… 10
4) Ruang Lingkup IPA SD…………………………… 10
c. Pembelajaran ………………………………………… 14
d. Hasil Belajar ……………………………………… 16
2. Penerapan Metode Eksperimen di SD …………………… 18
a. Pengertian Eksperimen ……………………………… 18
b. Pengertian Metode …………………………………… 19
c. Macam-Macam Metode ……………………………… 19
d. Pengertian Metode Eksperimen ……………………… 20
e. Tujuan Metode Eksperimen ………………………… 21
f. Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen …… 22
g. Langkah-Langkah Penerapan Metode Eksperimen … 24
B. Kerangka Berpikir …………………………………………… 26
C. Hipotesis Tindakan …………………………………………… 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………….. 30
1. Tempat Penelitian ………………………………………. 30
2. Waktu Penelitian ………………………………………… 30
B. Subjek Penelitian …………………………………………… 32
C. Sumber Data ………………………………………………… 32
1. Siswa …………………………………………………… 32
2. Teman Sejawat ………………………………………… 33
3. Guru ……………………………………………………… 33
4. Dokumentasi …………………………………………… 33
D. Teknik dan Alat Pengumpul Data …………………………… 33
1. Teknik ……………………………………………………. 33
a. Tes …………………………………………………… 34
b. Observasi……………………………………………… 35
c. Wawancara …………………………………………… 36
d. Angket ……………………………………………….. 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
2. Alat Pengumpulan Data ………………………………… 37
E. Validasi Data ..……………………………………………… 40
F. Analisis Data ………………………………………………… 40
G. Indikator Kerja ……………………………………………… 41
H. Prosedur Penelitian …………………………………………… 42
1. Siklus/Tindakan I ………………………………………… 44
2. Siklus/Tindakan II………………………………………… 46
3. Siklus/Tindakan III ……………………………………… 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan………………………………………… 49
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ……………………… 50
1. Siklus I …………………………………………………… 50
a. Perencanaan ………………………………………… 50
b. Pelaksanaan ………………………………………….. 51
c. Pengamatan ………………………………………….. 56
d. Refleksi ………………………………………………. 69
2. Siklus II…………………………………………………… 74
a. Perencanaan …………………………………………. 74
b. Pelaksanaan ………………………………………….. 75
c. Pengamatan ………………………………………….. 80
d. Refleksi ………………………………………………. 92
3. Siklus III ………………………………………………… 96
a. Perencanaan …………………………………………. 97
b. Pelaksanaan ………………………………………….. 97
c. Pengamatan ………………………………………….. 103
d. Refleksi ………………………………………………. 113
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus …………………… 117
D. Pembahasan ………………………………………………… 121
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan……………………………………………………… 126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
B. Implikasi ……………………………………………………… 127
C. Saran ………………………………………………………… 128
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 129
LAMPIRAN ……………………………………………………………… 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian……………………………………… 31
3.2. Kisi-Kisi Tes ………………………………………………………. 37
3.3. Alat Pengumpul Data ……………………………………………… 39
3.4. Kisi-Kisi Instrumen Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran 39
4.1. Analisis Hasil Belajar Pratindakan ………………………………… 50
4.2. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus I Pertemuan 1 …………………………............. 58
4.3. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 1 …............. 59
4.4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan 1 ………. 60
4.5. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus I Pertemuan 2 ………………………….............. 63
4.6. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 2 …………. 64
4.7. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan 2 ………. 65
4.8. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus I Pertemuan 3 …………………………........... 66
4.9. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 3 …………. 68
4.10. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan 3 ………. 68
4.11. Perbandingan Hasil Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
Siklus I ………………………………………………........................ 71
4.12. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I…………………………. 72
4.13. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus II Pertemuan 1 …………………………............. 82
4.14. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 1…………. 83
4.15. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Pertemuan 1………. 84
4.16. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus II Pertemuan 2 …………………………............ 86
4.17. Rekapitulasi Hasil Kaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 2 …………. 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
4.18. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Pertemuan 2………. 88
4.19. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus II Pertemuan 3 …………………………............ 89
4.20. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 3…………. 90
4.21. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Pertemuan 3………. 91
4.22. Perbandingan Hasil Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
Siklus II ………………………………………………..................... 93
4.23. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus II………………………… 95
4.24. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus III Pertemuan 1 …………………………....... 105
4.25. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus III Pertemuan 1 ……… 106
4.26. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 1 …… 107
4.27. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus III Pertemuan 2 …………………………........... 108
4.28. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus III Pertemuan 2 ……… 109
4.29. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 2 …… 110
4.30. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus III Pertemuan 3 …………………………........... 111
4.31. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus III Pertemuan 3 ……… 112
4.32. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 3 …… 113
4.33. Perbandingan Hasil Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
Siklus III ........................................................................................... 115
4.34. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus III ………………………. 116
4.35. Perbandingan Keaktifan Siswa Mengikuti Pembelajaran Siklus I,
Siklus II, dan Siklus III …………………………………………….. 119
4.36. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III.. 120
4.37. Peningkatan Keaktifan Siswa Mengikuti Pembelajaran Siklus I,
Siklus II, dan Siklus III …………………………………………….. 124
4.38. Peningkatan Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Siswa pada Siklus
I, Siklus II, dan Siklus III ………………………………………….. 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir Penerapan Metode Eksperimen ........................... 28
3.1. Model Pelaksanaan Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart ………… 42
4.1. Peningkatan Langkah Pembelajaran Siklus I .................................. 70
4.2. Diagram Peningkatan Hasil Keaktifan Siswa Mengikuti Pelajaran
Siklus I…………………………………………………… ................ 72
4.3. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I………………… 73
4.4 Peningkatan Langkah Pembelajaran Siklus II .................................... 93
4.5. Diagram Peningkatan Hasil Keaktifan Siswa SiklusII…… ............... 94
4.6. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II ………………. 96
4.7. Peningkatan Langkah Pembelajaran Siklus III .................................. 114
4.8. Diagram Peningkatan Hasil Keaktifan Siswa Siklus III… . 115
4.9. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III ……………… 117
4.10. Peningkatan Langkah Pembelajaran ................................................... 118
4.11. Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran………. 120
4.12. Peningkatan Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Siswa…………….. 121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Silabus IPA Kelas V Semester II …………………………………… 131
2 Skenario Pembelajaran Siklus I………………………………………. 133
3 Skenario Pembelajaran Siklus II……………………………………… 138
4 Skenario Pembelajaran Siklus III …………………………………….. 143
5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I…………………………. 148
6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………………………… 158
7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III……………………….. 170
8 Lembar Evaluasi Siswa Siklus I……………………………………… 181
9 Lembar Evaluasi Siswa Siklus II …………………………………….. 182
10 Lembar Evaluasi Siswa Siklus III ……………………………………. 183
11 Lembar Kerja Siswa Siklus I…………………………………………. 184
12 Lembar Kerja Siswa Siklus II………………………………………… 186
13 Lembar Kerja Siswa Siklus III ………………………………………. 188
14 Lembar Observasi Siswa …………………………………………….. 190
15 Deskriptor Penilaian Observasi Siswa ……………………………….. 191
16 Lembar Observasi Proses Pembelajaran……………………………… 193
17 Deskriptor Penilaian Observasi Proses Pembelajaran ………………. 195
18 Pedoman Wawancara Siswa Proses Pembelajaran IPA dengan
Menerapkan Metode Eksperimen ……………………………………. 200
19 Pedoman Wawancara Guru Proses Pembelajaran IPA dengan
Menerapkan Metode Eksperimen ……………………………………. 201
20 Lembar Angket Siswa………………………………………………… 202
21 Daftar Persensi Siklus I ………………………………………………. 204
22 Daftar Persensi Siklus II……………………………………………… 205
23 Daftar Persensi Siklus III ……………………………………………. 206
24 Rekap Hasil Observasi Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus I ………………………………………………….. 207
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
25 Rekap Hasil Observasi Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus II …………………………………………………. 208
26 Rekap Hasil Observasi Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus III………………………………………………… 209
27 Rekap Hasil Observasi keaktifanSiswa Siklus I……………………… 210
28 Hasil Wawancara Siswa Siklus I …………………………………….. 211
29 Hasil Wawancara Siswa Siklus II ……………………………………. 213
30 Hasil Wawancara Siswa Siklus III …………………………………… 215
31 Hasil Wawancara Observer Siklus I …………………………………. 217
32 Hasil Wawancara Observer Siklus II…………………………………. 218
33 Hasil Wawancara Observer Siklus III ……………………………….. 219
34 Hasil Angket Siswa Siklus I………………………………………….. 220
35 Hasil Angket Siswa Siklus II ………………………………………… 222
36 Hasil Angket Siswa Siklus III ……………………………………….. 224
37 Hasil Belajar Pratindakan ……………………………………………. 226
38 Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus I ………………………………….. 227
39 Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus II …………………………………. 228
40 Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus III ………………………………… 229
41 Surat Keterangan Penelitian …………………………………………. 230
42 Dokumentasi Sebelum Tindakan ……………………………………. 231
43 Dokumentasi Siklus I…………………………………………………. 232
44 Dokumentasi Siklus II ……………………………………………….. 233
45 Dokumentasi Siklus III ………………………………………………. 234
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat,
diharapkan dapat memberi dampak yang positif terhadap dunia pendidikan yaitu
dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya
manusia merupakan salah satu tujuan dari suatu pendidikan, sebagai salah satu
tujuan dari suatu pendidikan dapat dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang
berkualitas sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Kegiatan pembelajaran
dapat dikatakan berhasil apabila guru dalam memberikan pembelajaran dapat
diterima dan dikuasai siswa. Supaya pembelajaran dapat berhasil guru harus
menguasai bahan materi dan metode pembelajaran dengan tepat.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK yang pesat dan perubahan
masyarakat yang dinamis, perlu disiapkan generasi muda Indonesia yang
berkopeten pada IPA dan mampu bersaing bebas serta memiliki ketangguhan
dalam berpikir, bersikap, dan bertindak berdasarkan pemahaman tentang konsep-
konsep IPA serta penerapannya melalui pembelajaran IPA. IPA merupakan suatu
kebutuhan yang dicari manusia karena memberikan suatu cara berpikir sebagai
struktur pengetahuan yang utuh.
Guru merupakan peran pendidikan yang sangat penting, karena secara
langsung guru berupaya mempengaruhi, membina, dan mengembangkan
kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil, dan bermoral
tinggi. Selain itu juga guru harus bertindak sebagai orang yang berperan penting
dalam menciptakan suasana belajar di kelas yang kondusif. Tanpa adanya suasana
yang kondusif tersebut, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Oleh
karena itu interaksi belajar juga harus mendukung pencapaian tujuan yang
diharapkan. Pencapaian tujuan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain berasal dari siswa dengan segala kemampuannya, guru, bahan pengajaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
media yang digunakan, interaksi belajar mengajar, dan metode belajar yang
digunakan.
Secara khusus IPA menggunakan suatu pendekatan empiris untuk
mencari pendekatan alami tentang fenomena alam semesta yang diamati.
Meskipun studi tentang IPA dipecahkan menjadi beberapa disiplin, tetapi inti dari
masing-masingnya terletak pada metode dan mempertanyakan hasilnya secara
berkesinambungan. Mendidik melalui IPA dan mendidik dalam IPA merupakan
suatu wahana dalam mempersiapkan peserta didik agar dapat berpartisipasi dalam
memenuhi kebutuhan dan menentukan arah penerapannya. Sebagai bagian dari
pendidikan umum, peserta didik seyogyanya berpartisipasi dan menilai sendiri
pencapaian ilmiahnya, termasuk juga bertindak berdasarkan pengalaman dan
temuan mereka sendiri.
Tujuan utama pembelajaran IPA adalah agar siswa memahami konsep-
konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar,
serta mampu menerapkan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya dengan lebih menyadari kebesaran dan
kekuasaan pencipta alam semesta.
Bekerja secara ilmiah tidak sekedar hanya mengumpulkan fakta saja,
mengumpulkan teori, atau proses mental dan ketrampilan manipulative, tetapi
juga merupakan cara memahami gejala alam yang terus berkembang. IPA
merupakan produk dari keingintahuan manusia untuk berimajinasi. Hal ini
sangatlah menantang dan menarik, terutama bagi siswa sebagai seorang pelajar.
Pembelajaran merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan
siswa dalam suatu situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan
yang ditetapkan. Guru hendaknya menciptakan pembelajaran yang mengacu ke
arah pemecahan masalah aktual yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Agar proses pembelajaran dapat menciptakan suasana yang dapat menjadikan
siswa sebagai subjek belajar yang berkembang secara dinamis ke arah positif,
maka diperlukan pemilihan metode yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Metode yang sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA dan dapat
menunjang keterampilan proses, salah satunya adalah metode eksperimen yang
merupakan metode pemberian kesempatan kepada siswa, baik perorangan atau
kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode
ini, diharapkan siswa sepenuhnya terlibat dalam perencanaan eksperimen,
melakukan, menemukan fakta, mengumpulkan data, dan memecahkan masalah
yang dihadapinya secara nyata.
Dalam pengamatan peneliti yang terjadi pada pembelajaran IPA di kelas
V SDN Klopogodo, secara keseluruhan sudah berjalan dengan cukup baik.
Namun dalam pembelajaran IPA khususnya Sifat Cahaya, masih banyak siswa
yang masih belum baik dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dapat
diketahui dari kesulitan siswa dalam memahami materi yang berkaitan dengan
kerja ilmiah karena hanya diterangkan dengan ceramah, sedangkan untuk materi
Sifat Cahaya perlu diadakan pembuktian terhadap materi tersebut. Salah satunya
dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru monoton karena
hanya dengan ceramah sehingga kurang diminati oleh siswa. Di dalam proses
pembelajaran Sifat Cahaya yang hanya dilakukan dengan ceramah sangat
mempengaruhi pemahaman siswa, keaktifan siswa, pengalaman siswa, dan hasil
belajar siswa. Pemahaman siswa kurang terhadap materi tersebut karena tidak
membuktikan langsung dari materi yang disampaikan. Siswa juga kurang aktif
karena tidak diberi kesempatan untuk mencoba membuktikan langsung suatu teori
sehingga tidak mendapatkan pengalaman untuk menggunakan alat dan bahan
dalam percobaan tersebut. Selain itu juga karena keterbatasan media/bahan untuk
melakukan percobaan sehingga guru kurang menerapkan metode eksperimen
dalam pembelajaran tertentu. Bahan percobaan tidak digunakan secara maksimal
dan tidak dirawat dengan baik.
Selain masih kurang dalam pembelajaran, hasil belajarnyapun belum
maksimal. Hal tersebut dapat diketahui pada hasil pratindakan belum ada siswa
yang mendapatkan hasil belajar mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum yaitu 80.
Nilai maksimal hanya mencapai 75 dan nilai minimal 35 dengan nilai rata-rata
kelas 57,1 dari 36 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Penerapan metode eksperimen dalam pembahasan Sifat Cahaya,
diharapkan dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep
sendiri melalui observasi dengan daya nalar, daya pikir dan kreatifitas. Selain itu
juga dapat mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
melalui kegiatan-kegiatan penggunaan alat dan bahan, mengamati percobaan,
menganalisis dan menyajikan data, serta menyimpulkan hasil. Dengan penerapan
metode eksperimen juga diharapkan siswa lebih memahami materi Sifat Cahaya
lebih mendalam, siswa lebih aktif dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran,
mempunyai pengalaman dan ketrampilan tersendiri, serta mendapatkan hasil
belajar yang lebih maksimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dalam pembelajaran IPA materi Sifat Cahaya di kelas V, siswa kurang
termotivasi yang dikarenakan kurangnya pemahaman konsep tentang Sifat Cahaya
sehingga diperlukan metode pembelajaran yang sesuai yaitu metode eksperimen.
Hal ini dibuktikan pula dari hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPA dengan
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 80 dan hasilnya belum ada siswa yang
nilainya mencapai KKM. Nilai siswa di bawah KKM berkisar antara 35-75.
Peneliti menyadari dan mencoba untuk berpikir serta menghubungkan peristiwa
yang terjadi selama pembelajaran, kemudian berdiskusi dengan guru kelas untuk
menangani masalah pembelajaran yang dilaksanakan. Dari penjelasan tersebut,
maka peneliti terdorong untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas mengenai “
Penerapan Metode Eksperimen dalam Peningkatan Pembelajaran IPA tentang
Sifat Cahaya pada Siswa Kelas V Semester 2 SDN Klopogodo Gombong-
Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah dijelaskan di
atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah langkah-langkah penerapan metode eksperimen dalam
pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada siswa kelas V semester 2 SDN
Klopogodo Gombong-Kebumen tahun ajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada siswa kelas V
SDN Klopogodo Gombong-Kebumen tahun ajaran 2011/2012?
3. Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar
dalam pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada siswa kelas V SDN
Klopogodo Gombong-Kebumen tahun ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah penerapan metode eksperimen dalam
pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada siswa kelas V semester 2 SDN
Klopogodo Gombong-Kebumen tahun ajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada
siswa kelas V SDN Klopogodo Gombong-Kebumen tahun ajaran 2011/2012.
3. Untuk mengetahui bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan
hasil belajar dalam pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada siswa kelas V
SDN Klopogodo Gombong-Kebumen tahun ajaran 2011/2012
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan wawasan
yang lebih luas tentang penerapan metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA
tentang Sifat Cahaya.
Adapun manfaat praktis yang dapat diperoleh dari Penelitian Tindakan
Kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, memberikan motivasi serta pertimbangan dalam pemilihan dan
penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan
agar proses belajar mengajar berlangsung dengan lancer dan tepat. Dalam hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ini penerapan metode Eksperimen sebagai salah satu cara dalam memberikan
variasi metode dalam pembelajaran IPA.
2. Bagi siswa, meningkatkan keaktifan siswa dan pemahaman yang lebih
mendalam terhadap materi yang disampaikan guru sehingga siswa mempunyai
daya ingat yang bertahan lebih lama dan siswa memperoleh hasil yang lebih
baik serta menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya nalar,
daya pikir dan kreatifitas.
3. Bagi peneliti, menambah pengalaman dan pengetahuan tentang penerapan
metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA, maupun metode yang lain yang
sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
4. Bagi Lembaga Pendidikan yaitu Sekolah dan PGSD, meningkatkan mutu
pendidikan terutama dalam mata pelajaran IPA, serta mempersiapkan calon
guru SD agar dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik dan
menerapkan metode yang tepat agar dapat mencapai tujuan instruksional yang
telah direncanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada Siswa Kelas V SD
a. Karakteristik Siswa Kelas V SD
Masa usia Sekolah Dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang
berlangsung dari usia 6-12 tahun. Karakteristik utama siswa Sekolah Dasar
adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak
segi dan bidang, di antaranya perbedaan dalam intelegensi, kemampuan
dalam kognitif dan bahasa, perkembengan kepribadian dan perkembangan
fisik anak.
Karakteristik anak Sekolah Dasar, Sumantri dan Permana
(mengutip Bassett, Jacka, dan Logan, 1983) yaitu: 1) Mereka secara alamiah
memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar; 2)
Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira; 3) Mereka suka
mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu
situasi dan mencobakan usaha-usaha baru; 4) Mereka biasanya tergetar
penasarannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak
suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan; 5) Mereka belajar
secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi; 6)
Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan
mengajar anak-anak lainnya. (2001: 11).
Berkaitan dengan karakteristik siswa kelas V SD, Haditono (2010)
menyatakan:
Anak usia 11 tahun masuk dalam anak stadium operasional formal,
akan bekerja secara lain. Ia akan memikirkan dulu secara teoritis. Ia
menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis
yang mungkin ada. Atas dasar analisisnya ini, ia lalu membuat
suatu strategi penyelesaian. Analisis ini dapat dilakukan secara
verbal. Anak lalu mengadakan pendapat-pendapat tertentu, juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
disebut proposisi-proposisi, kemudian mencari hubungan antara
proposisi yang berbeda-beda tadi (hlm. 223).
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
anak kelas V SD umumnya mereka bekerja secara alamiah dan efektif yang
memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar, mencoba
usaha baru, berpikir secara teoritis, menganalisis masalah dengan
penyelesaian berbagai hipotesis, kemudian menghubungkan dengan
pendapat mereka.
Karakteristik anak kelas V SDN Klopogodo pada umumnya
mereka lebih suka bermain dan mencoba hal-hal baru yang belum mereka
ketahui. Mereka biasanya tergetar penasarannya dan terdorong untuk
berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan
menolak kegagalan. Tetapi ada juga sebagian siswa yang kurang terdorong
untuk berprestasi tanpa mencoba hal baru dan mereka hanya senang untuk
bermain saja.
b. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1) Pengertian IPA
Rustaman Nuryani, dkk. (2010) berpendapat bahwa “IPA
merupakan suatu proses yang menghasilkan pengetahuan.
Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat IPA adalah
produk, proses, dan penerapannya (teknologi) termasuk sikap dan nilai
yang terdapat di dalamnya. Produk sains yang terdiri dari fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori yang dapat dicapai melalui penggunaan proses
sains yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah dan bekerja
ilmiah. Lingkup proses dalam kurikulum 1975 yaitu mampu
menggunakan metode untuk konsep-konsep yang dipelajari. Dalam
kurikulum 1984 lingkup proses dijabarkan ke dalam jenis-jenis
keterampilan proses sebagai keterampilan dasar yang harus
dikembangkan. Sikap ilmiah mengintegrasikan isi sains ke dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang membekali siswa pengalaman
belajar secara langsung.
Poerwadarminta mengatakan bahwa IPA adalah pengetahuan
sistematis yang diperoleh dari sesuatu observasi, penelitian, dan uji coba
yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang
sedang diselidiki, dipelajari, dsb. (2011).
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar mengatakan bahwa IPA
merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan
konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan (1993: 125).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan ilmu pengetahuan yang sistematis tentang alam yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan.
2) Keterampilan Proses IPA SD
Rustaman Nuryani, dkk. (2010) mengemukakan keterampilan
proses dibedakan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan
proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar antara lain observasi dan
inferensi, pengukuran dan estimasi, mengajukan pertanyaan dan
merumuskan masalah, komunikasi dan interpretasi, prediksi dan
berhipotesis, definisi operasional, identifikasi dan pengendalian variabel,
serta eksperimen dan penyelidikan.
Dalam penelitian ini mengembangkan keterampilan proses dasar
antara lain observasi, mengajukan pertanyaan dan merumuskan masalah,
komunikasi, berhipotesis, pengendalian variabel, eksperimen, dan
penyelidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3) Tujuan IPA SD
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2007) mengemukakan
bahwa mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan
alam ciptaan-Nya; (b) Mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (c) Mengembangkan rasa
ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi,
dan masyarakat; (d) Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan; (e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta
dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;
(f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (g) Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
Dalam penelitian ini, tujuan dari pembelajaran IPA di SDN
Klopogodo kelas V adalah mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
salah satunya dengan menerapkan metode eksperimen.
4) Ruang Lingkup IPA SD
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2007) mengemukakan
bahwa Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi aspek sebagai
berikut:
a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan
gas.
c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana.
d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Ruang lingkup IPA SD yang dibahas dalam penelitian ini
tentang aspek Energi dan Perubahannya yaitu tentang Sifat Cahaya yang
meliputi cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda bening,
cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, cahaya putih terdiri
atas berbagai warna, serta bayangan pada cermin datar, cekung, dan
cembung.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan silabus KTSP tahun
2007 yang membahas sifat cahaya pada kelas V semester II.
a) Silabus
1. Standar Kompetensi : 6 Menerapkan Sifat-Sifat Cahaya Melalui
Kegiatan Membuat Suatu Karya.
2. Kompetensi Dasar : 6.1 Mendeskripsikan Sifat-Sifat Cahaya.
3. Indikator : 6.1.1 Mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya yang
mengenai berbagai benda (bening, berwarna,
dan gelap)
6.1.2 Mendemonstrasikan percobaan yang
menyelidiki sifat cahaya merambat lurus
6.1.3 Mendemonstrasikan sifat cahaya dapat
dipantulkan
6.1.4 Mendemonstrasikan sifat cahaya dapat
dibiaskan
6.1.5 Mendemonstrasikan sifat cahaya dapat
diuraikan
6.1.6 Memberikan contoh peristiwa pembiasan
dalam kehidupan sehari-hari
6.1.7 Menjelaskan pemantulan pada cermin
(datar, cekung, cembung)
6.1.8 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b) Materi IPA tentang Sifat Cahaya
Materi IPA tentang Sifat Cahaya dari buku Sains untuk Sekolah
Dasar Kelas V dan sumber lainnya, berisikan tentang:
a. Cahaya Merambat Lurus
Berkas cahaya merambat lurus. Berkas cahaya merambat
lurus dapat kita lihat pada lampu mobil atau senter di malam hari.
Selain itu juga pada proyektor film yang dipancarkan ke arah layar saat
menonton film di gedung bioskop.
b. Cahaya Menembus Benda Bening
Benda-benda yang dapat ditembus oleh cahaya disebut benda
bening. Sedangkan benda-benda yang tidak dapat ditembus oleh
cahaya disebut benda gelap.
c. Cahaya dapat Dipantulkan
1) Pemantulan cahaya
Pemantulan dibedakan menjadi dua berdasarkan bidang
pantulnya, yaitu pemantulan baur (difus) dan pemantulan teratur
(sempurna). Pemantulan baur terjadi apabila cahaya jatuh pada
permukaan benda yang kasar atau tidak rata, misalnya lantai
karton, dan tembok. Pemantulan teratur terjadi jika cahaya jatuh
pada permukaan benda yang rata, misalnya cermin datar dan
permukaan air yang tenang.
2) Bayangan pada cermin
Benda yang mempunyai permukaan licin atau mengkilap
disebut cermin. Cermin dapat membentuk bayangan
benda.Bayangan itu tampak seperti benda asli. Berdasarkan
permukaannya, cermin digolongkan menjadi 3, yaitu:
(a) Cermin datar
Cermin datar adalah cermin yang memiliki bagian
pemantul cahaya yang datar. Misalnya cermin yang digunakan
untuk berkaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
(b) Cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian
pemantul cahaya berupa cekungan. Misalnya bagian dalam
lampu mobil dan lampu senter.
(c) Cermin cembung
Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian
pemantul cahaya berupa cembungan. Misalnya kaca spion pada
mobil dan motor.
3) Bayangan yang terjadi pada cermin datar
Bayangan yang dibentuk cermin datar bersifat semu,
tegak, dan sama dengan bendanya.
4) Bayangan yang terjadi pada cermin cekung
Jika letak benda dekat dari cermin cekung, maka bayangan
yang terbentuk semu, lebih besar, dan tegak. Sedangkan jika benda
jauh dari cermin cekung, maka bayangan yang terbentuk nyata
(sejati) dan terbalik.
5) Bayangan yang terjadi pada cermin cembung
Benda-benda di muka cermin cembung memiliki
bayangan yang selalu semu, lebih kecil, dan tegak seperti
bendanya.
d. Cahaya dapat Dibiaskan
Jika cahaya merambat melalui dua medium yang berbeda,
misalnya dari udara ke air, maka cahaya tersebut mengalami
pembiasan. Medium adalah zat perantara yang dilalui.
e. Cahaya Putih terdiri atas Berbagai Warna
Cahaya putih telah mengalami pembiasan dan terurai menjadi
bermacam-macam warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu. Warna-warna cahaya yang membentuk cahaya putih itu
disebut spektrum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Tetesan hujan membiaskan cahaya matahari sehingga warna
putih cahaya matahari terurai menjadi spektrum yang menyerupai
pita-pita warna yang disebut pelangi.
c. Pembelajaran
a) Pengertian Pembelajaran
Asmani (mengutip pendapat Usman, 2000) berpendapat
bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa, atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif, untuk mencapai tujuan
tertentu (2011: 30).
Winataputra berpendapat bahwa pembelajaran merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik
(2008).
Ramayulis (mengutip pendapat Corey, 2005) berpendapat
bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut
serta dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan
respon terhadap situasi tertentu (2010).
Menurut Poerwadarminta, pembelajaran adalah proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Dari keempat pengertian pembelajaran di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses dimana
lingkungan dikelola oleh guru untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan
meningkatkan intensitas siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b) Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Prinsip-prinsip pembelajaran muncul dari penemuan para ahli
dalam bidang psikologi kemudian diaplikasikan dalam bidang
pendidikan sehingga lahirlah prinsip-prinsip pembelajaran sebagai
berikut: (1) Aktivitas, (2) Azas Motivasi, (3) Azas Individualitas, (4)
Azas Keperagaan, (5) Azas Ketauladanan, (6) Azas Pembiasaan, (7)
Azas Korelasi, serta (8) Azas Minat dan Perhatian.
Majid (2011) berpendapat, “Prinsip-prinsip pembelajaran
antara lain motivasi; fokus; tidak terlalu cepat; repetisi; analogi
langsung, memperhatikan keragaman anak; memperhatikan tiga
tujuan moral; memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak;
menumbuhkan kreativitas anak; berbaur dengan anak-anak; aplikasi;
doa; dan teladan” (hlm. 131).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip pembelajaran antara lain aktivitas, motivasi,
individualitas, keperagaan, ketauladanan, pembiasaan, korelasi, minat
dan perhatian, fokus, repetisi, analogi langsung, memperhatikan tiga
tujuan moral yaitu kognitif, emosional, dan kinetik, memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan anak, menumbuhkan kreativitas
anak, berbaur dengan anak-anak, masyarakat, dsb, aplikasi langsung,
doa, dan teladan.
c) Ciri-Ciri Pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran menurut Eggen dan Kauchak (1998)
yaitu: (1) siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya
melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-
kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan
generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan, (2)
guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi
dalam pelajaran, (3) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan
pada pengkajian, (4) guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi, (5)
orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
keterampilan berpikir, serta (6) guru menggunakan teknik mengajar
yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru
Menurut Winataputra berpendapat bahwa adalah inisiasi,
fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa, adanya interaksi yang
sengaja diprogramkan, adanya komponen-komponen yang saling
berkaitan satu sama lain (2008).
Ciri utama pembelajaran menurut Gino (1988: 36) terletak
pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa yaitu (1)
motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4) suasana
belajar dan (5) kondisi subyek belajar.
Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri pembelajaran adalah memberikan fasilitas kepada siswa baik
berupa motivasi belajar, materi, alat bantu belajar, suasana belajar,
arahan, dll. untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa,
mengaktifkan siswa serta membentuk konsep dan generalisasi
berdasarkan kesamaan yang ditemukan.
d. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Padmono (2002: 37) hasil belajar yaitu kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima
pengalaman dan belajarnya. Hasil belajar menunjukkan perubahan-
perubahan yang berupa penambahan, peningkatan, dan
penyempurnaan perilaku.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan
dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Suprayekti (mengutip pendapat Blooom, dkk) mengatakan
bahwa hasil belajar adalah perubahan-perubahan perilaku ini yang
disebabkan suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang mencakup ranah kognitif,
ranah afekfif, dan ranah psikomotor. (2003: 4)
Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan perubahan kemampuan siswa setelah menerima
pengalaman dan aktivitas psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Ranah afektif terdiri dari lima perilaku yaitu penerimaan, partisipasi,
penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan penentuan pola hidup.
Sedangkan untuk ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku
yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan ranah kognitif
dalam menentukan hasil belajar siswa dan ranah psikomotor untuk
menentukan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Ranah ini
berhubungan dengan kemampuan berpikir dan bernalar.
Ranah kognitif yang digunakan yaitu
mengingat/pengetahuan, memahami, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan menilai. Sedangkan untuk ranah psikomotor yang
digunakan hanya persepsi, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa,
dan gerakan kompleks.
2) Bentuk-Bentuk Hasil Belajar
Bentuk-bentuk hasil belajar menurut Natawidjaya dan Moesa
(1991) antara lain (1) Kebiasaan sebagai pernyataan hasil belajar, (2)
Keterampilan sebagai pernyataan hasil belajar, (3) Himpunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
tanggapan sebagai hasil belajar, (4) Hafalan sebagai pernyataan hasil
belajar melalui proses asosiasi, (5) Kemampuan analisis sebagai
pernyataan hasil belajar, (6) Sikap dan rujuk sebagai hasil belajar.
Dalam penelitian ini bentuk hasil belajar yang ditentukan
antara lain: 1) Kebiasaan, membiasakan diri untuk melakukan
eksperimen khususnya pada materi sifat cahaya; 2) Keterampilan,
siswa mempunyai keterampilan dalam menggunakan alat dan bahan
eksperimen, keterampilan mengemukakan pendapat/menyampaikan
hasil eksperimen, dan keterampilan bereksperimen; 3) Himpunan
tanggapan, dalam hal ini siswa dapat menanggapi segala hal baik saat
bereksperimen maupun menanggapi pendapat teman; 4) Hafalan,
siswa dapat mengingat hal-hal yang dihasilkan dari eksperimen yang
dilakukan; 5) Kemampuan analisis, siswa mampu menganalisis hasil
eksperimen dengan konsep yang ada; 6) Sikap dan rujuk, bagaimana
sikap siswa saat melaksanakan eksperimen.
2. Penerapan Metode Eksperimen di SD
a. Pengertian Eksperimen
Sumantri dan Permana mengatakan bahwa, “Eksperimen atau
percobaan adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati masyarakat
secara aman” (2001: 135).
Menurut Poerwadarminta (2011: 313) eksperimen adalah
percobaan. Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia Online,
eksperimen adalah percobaan yang bersistem dan berencana (untuk
membuktikan kebenaran suatu teori dsb).
Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
eksperimen merupakan suatu percobaan yang direncanakan untuk
membuktikan suatu kebenaran teori dan menghasilkan produk yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat secara aman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Pengertian Metode
Asmani (mengutip pendapat Wijaya Kusumah, 2009) berpendapat
bahwa metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagai upaya untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan (2011: 30).
Mengenai pengertian metode, Sumantri dan Permana berpendapat
bahwa, “Metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk
menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan
mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar
anak yang memuaskan” (2001: 114).
Menurut Poerwadarminta (2011: 767) metode adalah cara yang
telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (dl ilmu
pengetahuan dsb). Sedangkan menurut Majid (2011: 132) metode adalah
rencana menyeluruh tentang penyajian materi ajar secara sistematis dan
berdasarkan pendekatan yang ditentukan.
Dari keempat pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran
yang benar-benar menyenangkan dan dapat menunjang kelancaran
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
c. Macam-Macam Metode
Sumantri dan Permana, (2001) berpendapat, “10 metode mengajar,
antara lain: (a) metode ceramah, (b) metode tanya jawab, (c) metode diskusi,
(d) metode kerja kelompok, (e) metode pemberian tugas, (f) metode
demonstrasi, (g) metode eksperimen, (h) metode simulasi, (i) metode
inkuiri, dan (j) metode pengajaran unit/pembelajaran terpadu” (hlm. 115).
Menurut Majid (2011: 135) beberapa metode yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran antara lain metode ceramah, metode tanya jawab,
metode tulisan, metode diskusi, metode pemecahan masalah (problem
solving), metode kisah, metode perumpamaan, metode pemahaman dan
penalaran (al-ma’rifah wa al-nazhariyah), metode perintah berbuat baik dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
saling menasihati, metode suri teladan, metode hikmah dan mau’izhah
hasanah, metode peringatan dan pemberian motivasi, metode praktik,
metode karyawisata, metode pemberian ampunan dan bimbingan, metode
kerja sama, dan metode tadrij (pentahapan).
Ahmadi, dkk. (2011: 133) mengemukakan bahwa, “beberapa
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran di antaranya: ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi,
laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat, dan simposium”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa macam-
macam metode antara lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode
diskusi, metode kerja kelompok, metode pemberian tugas, metode
demonstrasi, metode eksperimen, metode simulasi, metode inkuiri, metode
pengajaran unit/pembelajaran terpadu, metode tulisan, metode pemecahan
masalah (problem solving), metode kisah, metode perumpamaan, metode
pemahaman dan penalaran (al-ma’rifah wa al-nazhariyah), metode perintah
berbuat baik dan saling menasihati, metode suri teladan, metode hikmah dan
mau’izhah hasanah, metode peringatan dan pemberian motivasi, metode
praktik, metode karyawisata, metode pemberian ampunan dan bimbingan,
metode kerja sama, metode tadrij (pentahapan), pengalaman lapangan,
brainstorming, debat, dan symposium.
Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan metode eksperimen
dalam pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada kelas V semester II.
d. Pengertian Metode Eksperimen
Sumantri dan Permana, berpendapat bahwa, “Metode Eksperimen
diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan peserta didik
dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan
itu” (2001: 136).
Menurut Asmani (2011: 34) metode eksperimen adalah metode
pemberian kesempatan kepada anak didik, baik perorangan atau kelompok,
untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Teknik eksperimen adalah salah satu cara mengajar, di mana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru (Roestiyah, 2008: 80).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen merupakan suatu cara belajar mengajar yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam membuktikan sendiri
proses dan hasil percobaan dengan melakukan percobaan, mengamati proses
dan menuliskan hasil pengamatannya, serta menyampaikan ke kelas.
e. Tujuan Metode Eksperimen
Menurut Roestiyah (2008: 80) tujuan metode eksperimen agar
siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas
persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan
sendiri.
Sumantri dan Permana, berpendapat, “tujuan dari metode
eksperimen adalah a) agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta,
informasi atau data yang diperoleh; b) melatih peserta didik merancang,
mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan percobaan; dan c) melatih
peserta didik menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui
percobaan” (2001: 136).
Tujuan metode eksperimen adalah agar anak didik dapat
sepenuhnya terlibat dalam perencanaan eksperimen, melakukan,
menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan
memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata (Asmani, 2011: 34).
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
metode eksperimen adalah agar siswa mampu mencari dan menemukan
sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya;
merancang, mempersiapkan, melaksanakan, mengumpulkan data,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
mengendalikan variabel, dan melaporkan percobaan; mampu menyimpulkan
fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh.
Tujuan metode eksperimen dalam penelitian ini adalah agar siswa
mampu menemukan sendiri kebenaran dari suatu teori yang didapat,
mempersiapkan, melaksanakan, mengumpulkan data, menyampaikan hasil
percobaan/data yang diperoleh, dan menyimpulkannya.
f. Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Mengenai keunggulan metode eksperimen, Sumantri dan Permana
(2001) berpendapat bahwa, “Kekuatan metode eksperimen adalah: a)
Membuat peserta didik percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya
sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku; b) Peserta didik aktif
terlibat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang diperlukan melalui
percobaan yang dilakukannya; c) Dapat menggunakan dan melaksanakan
prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah; d) Memperkaya pengalaman
dengan hal-hal yang bersifat objektif, realistis dan menghilangkan
verbalisme; e) Hasil belajar menjadi kepemilikan peserta didik yang
bertalian [sic!] lama” (hlm. 137).
Menurut Asmani (2011: 34) kelebihan metode eksperimen antara
lain: a) Dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima
kata guru atau buku; b) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk
mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi,
suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; c) Akan terbina manusia
yang dapat membawa terobosan-terobosan baru melalui penemuan, sebagai
hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia.
Mengenai teknik eksperimen Roestiyah berpendapat bahwa,
“Teknik eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan
ialah: a) Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah
dalam menghadapi segala masalah; b) Mereka lebih aktif berpikir dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
berbuat, hal mana itu sangat dikehendaki oleh kegiatan mengajar belajar
[sic!] yang modern, dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan
bimbingan guru; c) Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen di
samping memperoleh ilmu pengetahuan, juga menemukan pengalaman
praktis serta keterampilam dalam menggunakan alat-alat percobaan; serta d)
Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori,
sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-
peristiwa yang tidak masuk akal” (2008: 82).
Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keunggulan
metode eksperimen antara lain: a) Siswa dapat menggunakan dan
melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah; b) Siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran dalam mengumpulkan informasi, data, atau fakta
yang diperlukan dalam eksperimen; c) Siswa tidak mudah percaya terhadap
suatu teori karena dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran
suatu teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah
peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal; serta d) Siswa mendapat
pengalaman dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat yang digunakan
dalam eksperimen.
Menurut Sumantri dan Permana (2001: 136-137) kelemahan
metode eksperimen adalah: a) Memerlukan peralatan percobaan yang
komplit; b) Dapat menghambat laju pembelajaran dalam penelitian yang
memerlukan waktu yang lama; c) Menimbulkan kesulitan bagi guru dan
peserta didik apabila kurang berpengalaman dalam penelitian; d) Kegagalan
dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada kesalahan
menyimpulkan.
Dengan adanya kelebihan metode eksperimen, maka peneliti dapat
menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Sifat
Cahaya. Tetapi dengan adanya kelemahan metode eksperimen dapat
diminimalkan dengan betul-betul mempersiapkan alat dan bahan
eksperimen yang komplit, dapat dilaksanakan di luar jam pelajaran/jam
tambahan karena memakan waktu yang lama, guru melakukan eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
terlebih dahulu sebelum mempraktekan bersama siswa, dan lebih teliti
dalam menyimpulkan.
g. Langkah-Langkah Penerapan Metode Eksperimen
Mengenai langkah-langkah metode eksperimen, Roestiyah (2008)
berpendapat, “Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu
memperhatikan prosedur sebagai berikut: 1) Perlu dijelaskan kepada siswa
tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan
dibuktikan melalui eksperimen. 2) Kepada siswa perlu diterangkan pula
tentang: alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan,
agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel
yang harus dikontrol dengan ketat, urutan yang akan ditempuh sewaktu
eksperimen berlangsung, seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang
akan dicatat, dan perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa
uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya. 3) Selama eksperimen
berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa, bila perlu memberi
saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
4) Setelah eksperimen selesai, guru harus mengumpulkan hasil penelitian
siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar
tanya jawab” (hlm. 81-82).
Sumiati dan Asra (2009: 102) mengemukakan bahwa langkah-
langkah dalam melakukan eksperimen adalah: 1) Langkah umum:
merumuskan tujuan yang jelas tentang kemampuan apa yang akan dicapai
siswa; mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan; memeriksa
apakah semua peralatan itu dalam keadaan berfungsi atau tidak; menetapkan
langkah-langkah pelaksanaan agar efisien; memperhitungkan/menetapkan
alokasi waktu. 2) Langkah eksperimen: memberikan penjelasan secukupnya
tentang apa yang harus dilakukan dalam eksperimen; membicarakan dengan
siswa tentang langkah yang ditempuh, materi pembelajaran yang diperlukan,
variabel yang perlu diamati dan hal yang perlu dicatat; menentukan langkah-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
langkah pokok dalam membantu siswa selama eksperimen; dan menetapkan
apa follow-up (tindak lanjut) eksperimen.
Langkah-langkah metode eksperimen menurut Hurrahman (2008)
antara lain: menerangkan metode eksperimen; membicarakan terlebih
dahulu permasalahan yang siknifikasi untuk diangkat; guru menetapkan alat
yang diperlukan dan langkah-langkah apa saja yang harus dicatat dan
variabel-variabel apa yang harus dikontrol; setelah eksperimen dilakukan
guru harus mengumpulkan laporan, memproses kegiatan, dan mengadakan
tes untuk menguji pemahaman murid.
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-
langkah metode eksperimen adalah menyampaikan tujuan eksperimen,
menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam eksperimen, siswa
dengan bimbingan dan pengawasan guru melakukan eksperimen dengan
mengamati eksperimen dan mencatat hal-hal yang penting dari hasil
eksperimen, mendiskusikan hasil eksperimen di depan kelas, menyimpulkan
hasil eksperimen, serta melakukan evaluasi.
Langkah-langkah pembelajaran dalam penerapan metode
eksperimen tentang sifat cahaya antara lain:
1. Guru merumuskan masalah, siswa memperhatikan rumusan masalah
yang disampaikan
2. Guru menyampaikan tujuan eksperimen, siswa memperhatikan tujuan
eksperimen yang disampaikan
3. Guru mengarahkan siswa untuk menyiapkan alat, bahan, dan semua
perlengkapan yang diperlukan dalam eksperimen, siswa mencatat
langkah serta varibel yang harus dikontrol dalam eksperimen
4. Siswa melaksanakan eksperimen, guru mengawasi pelaksanaan
eksperimen
5. Siswa mengamati eksperimen, guru memberi arahan saat mengamati
eksperimen
6. Siswa mencatat hasil pengamatan dan mendiskusikan di depan kelas,
guru mengumpulkan hasil pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
7. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil eksperimen, kemudian siswa
melakukan evaluasi
Untuk tahap menyiapkan alat, bahan, dan semua perlengkapan
yang diperlukan dalam eksperimen, kegiatan yang dilakukan antara lain
membagi siswa menjadi beberapa kelompok, menyiapkan alat dan bahan
untuk eksperimen, menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Pada tahap melaksanakan eksperimen, siswa melaksanakan
eksperimen sesuai dengan langkah kerja dalam LKS. Sedangkan untuk
mengamati eksperimen, sesuai dengan variabel yang telah ditentukan dalam
LKS.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan proses dimana lingkungan dikelola oleh guru
untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Pembelajaran mempunyai ciri-ciri memberikan fasilitas
kepada siswa baik berupa motivasi belajar, materi, alat bantu belajar, suasana
belajar, arahan, dll. untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa,
mengaktifkan siswa serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan
kesamaan yang ditemukan. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang sistematis
tentang alam yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah
antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan. Pembelajaran IPA
di SD bertujuan untuk mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Metode eksperimen merupakan suatu cara belajar mengajar yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam membuktikan
sendiri proses dan hasil percobaan dengan melakukan percobaan, mengamati
proses dan menuliskan hasil pengamatannya, serta menyampaikan ke kelas. tujuan
dari metode eksperimen adalah agar siswa mampu mencari dan menemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya; merancang,
mempersiapkan, melaksanakan, mengumpulkan data, mengendalikan variabel,
dan melaporkan percobaan; mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau
data yang diperoleh
Metode eksperimen dapat membantu proses pembelajaran IPA yang
tepat. Diharapkan, siswa dapat memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya
dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menerapkan
metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam
semesta. Dengan demikian dapat dipahami apabila menerapkan metode
eksperimen dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN
Klopogodo.
Adapun langkah-langkah metode eksperimen yang diterapkan dalam
pembelajaran IPA tentang sifat cahaya pada siswa kelas V SDN Klopogodo antara
lain : merumuskan masalah, menyampaikan tujuan eksperimen, menyiapkan alat,
bahan, dan semua perlengkapan yang dibutuhkan dalam eksperimen;
melaksanakan eksperimen; mengamati eksperimen; mencatat hasil pengamatan;
dan menyimpulkan hasil eksperimen.
Pada kondisi awal penelitian ini, guru hanya menerangkan dengan
ceramah sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Dengan
adanya kekurangan tersebut, peneliti melaksanakan tindakan selama tiga siklus
dengan menerapkan metode eksprimen. Dengan dilaksanakan tindakan selama
tiga siklus maka diduga pada kondisi akhir dengan menerapkan metode
eksperimen pada pembelajaran sifat cahaya dapat meningkatkan langkah
pembelajaran, keaktifan, dan hasil belajar. Untuk lebih jelasnya, disajikan dalam
tabel di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Secara sederhana kerangka pemikiran dari peneliti ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penerapan Metode Eksperimen
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru menerangkan hanya
dengan ceramah dan
belum mengembangkan
keterampilan brpikir
siswa
Siswa kurang tertarik terhadap
pembelajaran, siswa kurang
memperhatikan penjelasan
guru
Menerapkan
metode
eksperimen
dalam
pembelajaran
sifat cahaya
Siklus I: Guru menerapkan
metode eksperimen dalam
pembelajaran sifat cahaya agar
siswa dapat mengembangkan
keterampilan proses
Diduga melalui penerapan
metode eksperimen dapat
meningkatkan langkah
pembelajaran, keakifan, dan
hasil belajar
Siklus II: Upaya perbaikan dari
Siklus I sehingga
meningkatkan pembelajaran
baik dari langkah-langkah,
keaktifan, dan hasil belajar
Siklus III: Upaya perbaikan
dari Siklus I dan Siklus II
sehingga lebih meningkatkan
langkah pembelajaran,
keaktifan, dan hasil belajar
agar mencapai indikator
kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah jika penerapan metode
eksperimen dilaksanakan secara tepat dalam pembelajaran, maka dapat
meningkatkan langkah-langkah pembelajaran, keaktifan siswa mengikuti
pelajaran, dan hasil belajar IPA tentang Sifat Cahaya pada siswa kelas V semester
2 SDN Klopogodo Gombong-Kebumen tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Klopogodo,
Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen yang berada di jalan Soponyono
No. 383 Klopogodo.. Sekolah ini berada jauh dari keramaian tetapi masih
mudah dijangkau karena dekat dengan jalan raya. Ruangan di sekolah tersebut
terdiri dari ruang kelas I sampai kelas VI, ruang Kepala Sekolah dan Guru,
ruang komputer, ruang tamu, ruang perpustakaan, ruang aula, ruang Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS), mushola, dapur, 1 kamar mandi guru, 2 kamar
mandi siswa perempuan, 2 kamar mandi siswa laki-laki, dan gudang.
Peneliti melaksanakan penelitian tindakan khusus kelas V. Ruang
kelas V menghadap ke utara dekat dengan ruang guru. Ruang kelas V tertata
dengan rapih dan sudah memenuhi syarat untuk proses pembelajaran. Di
dalamnya terdapat papan tulis, meja dan kursi siswa, meja dan kursi guru,
almari, alat-alat pembelajaran, terpasang hiasan dinding yang menunjang
pembelajaran, serta hasil karya siswa.
Semua siswa di SDN Klopogodo berjumlah 212 anak. Tenaga
pendidik dan kependidikan di SD ini berjumlah 14 orang dengan 1 orang
Kepala Sekolah, 8 orang guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 2 orang
Guru Tidak Tetap (GTT), dan 3 orang Pegawai Tidak Tetap (PTT)
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V semester II tahun ajaran
2011/2012 dari bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Februari 2013 mulai
dari persiapan penelitian dengan menyusun proposal, pelaksanaan siklus I
sampai siklus III, serta analisis data dan pelaporan. Untuk lebih jelasnya
disajikan dalam tabel di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan Penelitian
Bulan
Tahun
2011 Tahun 2012
Okt-Des
Jan-
Mar Aprl Mei
Jun-
Jul Ag Sep Okt
Nov-
Des
Jan
13 Feb
1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti
dengan Kepala Sekolah
dan guru kelas
b. Diskusi dengan guru
kelas untuk
mengidentifikasi
masalah pembelajaran
dan merancang tindakan
c. Menyusun proposal
penelitian
d. Menyiapkan perangkat
pembelajaran dan
instrumen penelitian
e. Mengadakan simulasi
tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
- Perencanaan
- Pelaksanaan tindakan
- Observasi
- Refleksi
b. Siklus II
- Perencanaan
- Pelaksanaan tindakan
- Observasi
- Refleksi
c. Siklus III
- Perencanaan
- Pelaksanaan tindakan
- Observasi
- Refleksi
3. Analisis Data dan
Pelaporan
a. Analisis data (hasil
tindakan 3 siklus)
b. Menyusun
laporan/skripsi
c. Ujian dan revisi
d. Penggandaan dan
pengumpulan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. Subjek Penelitian
Menurut Wahyudi (2008: 22),”Pada PTK umumnya tidak menggunakan
populasi, sampel, dan teknik sampling seperti pada penelitian kuantitatif, tetapi
menggunakan subjek penelitian.” Jika guru sebagai peneliti maka subjeknya
adalah siswa, jika kepala sekolah sebagai peneliti maka subjeknya adalah guru,
dan jika pengawas sekolah sebagai peneliti maka subjeknya adalah guru atau
kepala sekolah.
Subjek penelitian dengan judul “Penerapan Metode Eksperimen dalam
Peningkatan Pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada Siswa Kelas V SDN
Klopogodo Gombong-Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012” ini adalah seluruh
siswa kelas V SD Negeri Klopogodo dengan jumlah siswa seluruhnya 36 anak,
siswa laki-laki 16 anak dan siswa perempuan 20 anak.
C. Sumber Data
Suharsimi Arikunto, dkk. (2006: 130) berpendapat bahwa data yang baik
adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat. Dalam Penelitian
Tindakan Kelas, data diambil dari guru kelas, dokumen yang ada di bagian
administrasi, dan memberi angket kepada orang tua. Selain siswa, ada beberapa
sumber data lain yang dapat dimanfaatkan dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu
buku harian, dokumen (catatan tentang hasil belajar), learning logs, jurnal, poto,
laporan pengamatan, hasil angket, dan tes hasil belajar.
Dalam penelitian tindakan kelas mengenai Penerapan Metode
Eksperimen dalam Peningkatan Pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada
Siswa Kelas V SDN Klopogodo Gombong-Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012,
sumber data yang diperoleh yaitu dari siswa, teman sejawat, guru, dan dokumen.
1. Siswa
Data penelitian dari siswa diperoleh dengan wawancara kepada siswa
yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
menerapkan metode eksperimen. Wawancara ini menggunakan pedoman
wawancara yang sudah direncanakan oleh peneliti.
2. Teman Sejawat
Data yang diperoleh dari teman sejawat yaitu sebagai observer. Teman
sejawat ini mengobservasi proses pembelajaran secara keseluruhan dari mulai
persiapan eksperimen, pelaksanaan eksperimen, kegiatan akhir eksperimen,
sampai evaluasi pembelajaran yang menerapkan metode eksperimen.
3. Guru
Sumber data dari guru juga diperoleh dengan observasi yaitu guru
sebagai observer dan melalui wawancara. Sebagai observer, guru
mengobservasi jalannya proses pembelajaran yang menerapkan metode
eksperimen secara keseluruhan. Sedangkan dengan wawancara, peneliti
menggunakan wawancara secara langsung dengan pertanyaan tanpa
direncanakan.
4. Dokumentasi
Data penelitian dari dokumentasi berupa nilai siswa mulai dari
pratindakan yang terdapat pada lampiran 37 halaman 226, hasil belajar siklus I
pada lampiran 38 halaman 227, siklus II pada lampiran 39 halaman 228, dan
siklus III pada lampiran 40 halaman 229, serta foto kegiatan selama proses
pembelajaran mulai dari pratindakan yang terdapat pada lampiran 42 halaman
231 sampai Siklus III terdapat pada lampiran 45 halaman 234.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik
IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008) berpendapat bahwa
pengumpulan data yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
pelaksanaan tindakan. Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik, seperti
observasi, wawancara, catatan harian, angket, dan sebagainya.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan tes,
wawancara, observasi, dan angket. Tes ini digunakan untuk mengukur
kemampuan dan hasil belajar siswa terhadap materi yang disampaikan guru.
Wawancara digunakan untuk mengetahui kesenangan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Observasi digunakan untuk mengamati keaktifan, keseriusan,
dan kerja sama siswa dalam mengikuti pembelajaran serta untuk mengamati
kegiatan pembelajaran selama penelitian dilakukan. Sedangkan angket
digunakan untuk mengetahui kepribadian serta pedapat siswa tentang
pembelajaran.
a. Tes
1) Definisi Tes
Menurut Padmono (2002: 25), “Tes merupakan cara untuk
memperoleh informasi tentang kemampuan aspek tertentu yang
berbentuk serangkaian pertanyaan atau tugas yang harus dikerjakan oleh
subjek sehingga menghasilkan suatu informasi tentang keadaan
(kemampuan) subjek yang dapat dibandingkan dengan suatu ukuran
tertentu atau kelompok tertentu yang ditetapkan.”
2) Jenis-Jenis Tes
(a) Berdasarkan Pengikut Tes
Berdasarkan pengikut tes, tes dapat dibedakan menjadi dua
yaitu tes individual dan tes kelompok.
(b) Berdasarkan Pembuatnya
Berdasarkan pembuatnya, tes dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu tes buatan guru untuk mengetes murid, tes buatan orang lain
untuk mengetes murid, tes standar yang memiliki tingkat validitas dan
reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
(c) Berdasarkan Bentuk Responnya
Berdasarkan bentuk responnya, tes dibedakan menjadi dua
yaitu tes tindakan yang menuntut respon berupa tingkah laku atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
tindakan dan tes verbal yaitu tes yang responnya berbentuk bahasa
lisan atau tertulis.
(d) Berdasarkan Bentuk Pertanyaannya
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, tes dapat dibedakan
menjadi dua yaitu tes objektif dan tes esai.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes berdasarkan bentuk
pertanyaannya yaitu menggunakan tes berupa tes objektif, essay maupun
uraian.
b. Observasi
1) Definisi Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 127), “Observasi adalah
kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh
efek tindakan telah mencapai sasaran.”
2) Prinsip-Prinsip Observasi
Prinsip-prinsip observasi antara lain: a) perencanaan bersama, b)
fokus, c) membangun kriteria, d) keterampilan observasi, e) balikan.
3) Jenis-Jenis Observasi
Dilihat dari cara melakukannya, observasi dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu:
a) Observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan lembar observasi
melainkan hanya menggunakan kertas kosong untuk merekam
pelajaran yang diamati.
b) Observasi terfokus, secara khusus ditunjukkan untuk mengamati
aspek-aspek tertentu dari pembelajaran.
c) Observasi terstruktur, menggunakan instrumen observasi yang
terstruktur dan siap pakai sehingga pengamat hanya tinggal
membubuhkan tanda (v) pada tempat yang disediakan.
Penelitian ini menggunakan observasi terstruktur yaitu
menggunakan instrumen observasi yang terstruktur dan siap pakai sehingga
pengamat hanya membubuhkan tanda (v) pada tempat yang disediakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
c. Wawancara
1) Pengertian Wawancara
Menurut Padmono (2002: 27), “Wawancara adalah metode
untuk memperoleh respon dengan cara mengajukan pertanyaan secara
tanya jawab sepihak, artinya yang berkepentingan mengumpulkan data
bertanya (interviuer) dan responden menjawab (intervie).
2) Jenis-Jenis Wawancara
Wawancara dibedakan atas wawancara bebas responden yaitu
memiliki kebebasan memberikan jawaban atau pendapatnya tanpa
dibatasi patokan-patokan dan wawancara terpimpin yaitu susunan
pertanyaan telah direncanakan dan jawaban responden tinggal memilih,
sehingga interviuer tinggal memberi tanda cek pada panduan wawancara.
Dalam penelitian ini, wawancara dibuat dengan memadukan
wawancara bebas dan wawancara terpimpin, dimana peneliti sudah
menyusun pertanyaan untuk diberikan pada intevie tetapi peneliti
memberikan kebebasan pada intevie untuk menjawab pertanyaan.
d. Angket
1) Pengertian Angket
Angket merupakan suatu daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
responden.
2) Jenis-Jenis Angket
Angket dibedakan menjadi empat yaitu angket langsung, angket
tidak langsung, angket tertutup, dan angket terbuka. Angket langsung
yaitu angket yang dijawab oleh orang yang bersangkutan sedangkan
angket tidak langsung yaitu angket yang dijawab oleh orang dekat dari
responden yang kita maksud. Angket tertutup yaitu angket yang
mengharuskan responden memilih jawaban sedangkan angket terbuka
yaitu angket yang memberikan kebebasan bagi responden untuk
memberikan respon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Dalam penelitian ini, angket yang digunakan adalah angket
langsung yaitu angket yang langsung dijawab oleh orang yang bersangkutan
dan dalam hal ini orang yang bersangkutan adalah siswa.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data tergantung pada teknik yang digunakan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes, observasi,
wawancara, dan angket. Alat pengumpulan data untuk teknik tes berupa kisi-
kisi tes, lembar kerja siswa, dan lembar evaluasi. Alat pengumpulan data ini
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
tentang sifat cahaya pada siswa kelas V SDN Klopogodo.
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/II
Pokok Bahasan : Sifat-Sifat Cahaya
No
Tujuan&Bentuk
Soal
Bahan C1 C2 C3 C4 Jumlah
A B C A B C A B C A B C
1
Cahaya dapat
merambat lurus
2
1
3 soal
2
Cahaya dapat
menembus benda
bening
3
1
1
5 soal
3
Cahaya dapat
dipantulkan
3
1
4 soal
4
Cahaya dapat
dibiaskan
3
3
2
2
10 soal
5
Cahaya putih terdiri
dari berbagai warna
1
2
1
4 soal
6
Bayangan pada
cermin
1 3
2 2
1 2
1
12 soal
Jumlah - 4 9 - 5 9 - 1 5 - 3 - 38 soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
A : Pilihan Ganda
B : Isian Singkat
C : Uraian
Alat pengumpulan data untuk teknik observasi berupa lembar observasi
siswa yang terdapat pada lampiran 14 halaman 190 untuk mengukur keaktifan
siswa, deskriptor penilaian observasi siswa pada lampiran 15 halaman 191, lembar
observasi proses pembelajaran yang terdapat pada lampiran 16 halaman 193, dan
deskriptor penilaian observasi proses pembelajaran pada lampiran 17 halaman
195. Alat pengumpulan data ini digunakan pada saat proses pembelajaran
berlangsung dengan menerapkan metode eksperimen.
Alat pengumpulan data untuk teknik wawancara berupa pedoman
wawancara yang terdapat pada lampiran 18 halaman 200. Alat ini digunakan
untuk mewawancarai siswa berkaitan dengan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, apakah pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dapat
menarik perhatian siswa atau tidak. Selain itu juga wawancara untuk
mewawancarai observer setelah pelaksanaan pembelajaran
Alat pengumpulan data untuk teknik angket berupa lembar angket siswa
yang terdapat pada lampiran 20 halaman 202. Alat ini digunakan untuk
mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 3.3. Alat Pengumpulan Data
No Sumber Data Jenis Data
Teknik Alat
Pengumpulan
Data
Pengumpulan
Data
1 Guru
Keantusiasan,
Keaktifan,
keseriusan,
kesenangan, kerja
sama dalam
pembelajaran
Observasi
Lembar Observasi
Siswa
Proses
pembelajaran
Observasi
Lembar
Observasi
Pembelajaran
Proses
pembelajaran
Wawancara
Pedoman
Wawancara
2 Siswa
Hasil belajar Tes Tertulis Lembar Evaluasi
Tes Praktek LKS
Kesenangan siswa
mengikuti
pembelajaran
Wawancara
Pedoman
wawancara
Pendapat siswa
tentang
pembelajaran
Angket
Lembar Angket
Siswa
3 Dokumentasi
Pelaksanaan Siklus
I-III
Foto kegiatan
Hp
Pelaksanaan
pembelajaran 1
pertemuan
Video
Camera
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
No Aspek yang diamati Interval Nilai Kategori
1 Observasi dalam eksperimen 1-1.9 kurang
2 Mengumpulkan data 2-2.9 cukup
3 Mengklasifikasikan hasil eksperimen 3-3.6 baik
4 Menyampaikan hasil eksperimen 3.7-4 sangat baik
5 Mengajukan pertanyaan/pendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
E. Validasi Data
Lexy Moleong (2005: 322) berpendapat bahwa validitas ada dua yaitu
validitas internal yang dinyatakan sebagai variasi yang terjadi pada variabel
terikat dapat ditandai sejauh variasi pada variabel bebas dapat terkontrol dan
validitas eksternal yang diinferensikan bardasarkan hubungan sebab akibat yang
diduga terjadi, dapat digeneralisasikan pada dan di antara ukuran alternatif sebab
akibat dan di antara jenis orang, latar dan waktu.
Untuk mengetahui atau memperoleh validasi dalam penelitian tindakan
kelas yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode
eksperimen dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada
siswa kelas V semester 2 SDN Klopogodo Gombong-Kebumen tahun ajaran
2011/2012 melalui pemantauan dan penelaah kembali hasil penelitian dan data
yang diperoleh dengan landasan teori yang telah ditetapkan sebagai dasar
penelitian yang melibatkan guru, peneliti, kepala sekolah, dan teman sejawat.
F. Analisis Data
Suharsimi Arikunto (2008: 131), berpendapat bahwa dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti yaitu
data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif
misalnya mencari nilai rerata, persentase keberhasilan belajar, dan lain-lain. Yang
kedua adalah data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat
yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman
terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap
metode belajar yang baru (afektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian,
antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat
dianalisis secara kualitatif.
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis
statistik yang bersifat deskriptif, seperti distribusi frekuensi, dan nilai rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
karena data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif dan terus menerus.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Setelah pengumpulan data yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data.
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya sangat banyak. Untuk itu
diperlukan reduksi data, peneliti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dari data yang
diperoleh dengan jumlah yang banyak. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam mereduksi data
peneliti mendiskusikan dengan teman sejawat atau guru kelas sehingga wawasan
peneliti akan berkembang dan dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai
temuan.
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Penyajian data dalam penelitian ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel. Melalui
penyajian ini, maka data akan terorganisasikan sehingga akan semakin mudah
dipahami.
Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan dari data yang sudah direduksi dan disajikan dengan jelas
maka dapat ditarik kesimpulan apakah pelaksanaan tindakan dapat menjawab
rumusan masalah yang sudah dirumuskan sejak awal. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
G. Indikator Kinerja
Menurut Wahyudi (2008), “Indikator Kinerja merupakan kondisi akhir
atau target yang diharapkan/dicapai yang didasarkan pada pengalaman yang lalu
dan hasil yang diperoleh pada saat melakukan tindakan.” Peneliti menetapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
indikator kinerja untuk menentukan suatu keberhasilan dalam penelitian tersebut.
Indikator kinerja yang ditetapkan peneliti sebagai berikut:
1. Minimal 85% pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran IPA dengan
menerapkan metode eksperimen berjalan dengan tepat dan sesuai dengan
skenario yang telah direncanakan sebelumnya.
2. Minimal 85% keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran minimal baik
dari awal sampai akhir pembelajaran.
3. Minimal 70% siswa memperoleh hasil belajar yang baik sesuai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 80 setelah
mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur kegiatan dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas ini menggunakan
model Kemmis dan Taggart dalam Kasihani Kasbolah (2001: 63) yang meliputi 4
tahap yaitu (a) Perencanaan, (b) Tindakan, (c) Pengamatan, dan (d) Refleksi.
Tahap tersebut menggunakan sistem spiral yang dilakukan secara terus-menerus
dan berkesinambungan sehingga ditemukan hasil yang optimal seperti pada
gambar di bawah ini.
Gambar 3.1. Model Pelaksanaan Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart dalam
Kasihani Kasbolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Keterangan gambar:
Dari gambar model pelaksanaan tindakan kelas Kemmis dan Taggart dalam
Kasihani Kasbolah dijelaskan sebagai berikut: (0) Kondisi Awal; (1) Perencanaan
Siklus I; (3) Pelaksanaan Siklus I; (4) Pengamatan Siklus I; (5) Refleksi Siklus I;
(6) Perencanaan Siklus II; (7) Pelaksanaan Siklus II; (8) Pengamatan Siklus II; (9)
Refleksi Siklus II; (10) Perencanaan Siklus III; (11) Pelaksanaan Siklus III; (12)
Pengamatan Siklus III; (13) Refleksi Siklus III, Dan seterusnya sampai siklus
yang ditentukan.
Penjelasan:
Permasalahan penelitian difokuskan kepada siswa dalam pembelajaran
sains. Keputusan ini timbul dari pengamatan tahap awal yang menunjukkan
bahwa siswa belajar sains dengan cara menghafal dan bukan dalam proses inkuiri.
Dalam diskusi dipikirkan cara untuk mendorong inkuiri siswa, apakah dengan
mengubah kurikulum, atau mengubah cara bertanya kepada siswa?
Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya. Maka
dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong siswa untuk menjawab
pertanyaannya sendiri. Semua tindakan ini dilakukan pada tahap perencanaan
(plan). Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Pada tahap tindakan (act) dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, mulai diajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa
yang mereka pahami, dan apa yang mereka minati.
Pada tahap pengamatan (observe), pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-
jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Pengamat juga membuat catatan dalam buku hariannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Dalam tahap refleksi (reflect), ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat
menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan sehingga tidak mencapai
hasil yang baik, dan perlu diperbaiki.
Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam
bentuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengontrol siswa, agar
strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik.
Dalam penelitian ini yang menerapkan metode eksperimen dalam
peningkatan pembelajaran IPA tentang sifat cahaya pada siswa kelas V SDN
Klopogodo tahun ajaran 2011/2012, peneliti merencanakan 3 siklus dengan
masing-masing siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tiap siklus sebanyak 3 kali pertemuan
dengan waktu tiga minggu.
1. Siklus I
a. Kondisi Awal
Pada tahap ini menggambarkan kondisi kelas sebelum diadakan
tindakan kelas dengan mengambil nilai siswa dengan memberikan pretest
kepada siswa.
b. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini disusun rencana tindakan yang didasarkan pada
studi pendahuluan yang telah dilakukan. Tahap perencanaan ini berisi
tindakan apa yang akan dilakukan, apa saja materi dan media yang
digunakan, siapa yang melaksanakan, kapan waktu pelaksanaan dan
bagaimana melaksanakannya dengan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang terdapat pada lampiran 5 halaman 148.
c. Pelaksanaan Tindakan
Dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas pada Siklus I ini pelaksanaan
tindakan berlangsung selama tiga kali pertemuan, peneliti melaksanakan
kegiatan pembelajaran IPA yang telah dirumuskan dalam RPP dan sesuai
dengan skenario pembelajaran pada lampiran 2 halaman 133. Setelah itu,
guru mulai masuk dalam kegiatan inti. Guru menjelaskan tentang meteri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
yang diajarkan tentang sifat cahaya yaitu sifat cahaya dapat merambat lurus
dan cahaya dapat menembus benda bening.
Pada pertemuan pertama yaitu materi sifat cahaya dapat menembus
benda bening dengan melakukan satu kali percobaan yaitu kegiatan 6.2 pada
Lembar Kerja Siswa (LKS) lampiran 11 halaman 184. Pertemuan kedua
materinya yaitu sifat cahaya dapat merambat lurus pada kegiatan 6.1.
Pertemuan ketiga materinya yaitu sifat cahaya dapat dipantulkan pada
kegiatan 6.4.
Untuk lebih memahami materi, guru menerapkan metode
eksperimen sesuai yang direncanakan. Penerapan metode ini divariasikan
dengan permainan misalnya siswa menunjukkan alat dan bahan dengan
tebak-tebakkan. Setelah itu, guru bersama siswa membahas hasil dari
percobaan yang dilaksanakan pada tiap pertemuan. Evaluasi Siklus I
dilakukan untuk tiap pertemuan yaitu dengan Lembar Evaluasi pada
lampiran 8 halaman 181. Kegiatan selanjutnya yaitu menganalisis hasil
evaluasi untuk masing-masing pertemuan.
d. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama kegiatan berlangsung, yaitu
mengamati siswa dan proses pembelajarannya. Observer dalam hal ini
adalah teman sejawat dengan mengisi lembar observasi siswa pada lampiran
14 halaman 190 dengan memperhatikan deskriptor penilaian observasi
siswa pada lampiran 15 halaman 191 dan juga mengisi lembar observasi
proses pembelajaran pada lampiran 16 halaman 193 dengan memperhatikan
deskriptor penilaian observasi proses pembelajaran pada lampiran 17
halaman 195 yang telah disediakan pelaksana tindakan atau peneliti.
Tentunya peneliti juga ikut mengamati siswa dan proses pembelajaran
selama mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
e. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan analisis nilai evaluasi dari
pelaksanaan tindakan tiap pertemuan pada Siklus I serta menelaah hasil
observasi yang mencakup konteks siswa dan proses pembelajaran bersama
observer dan menentukan apakah tindakan yang telah diuraikan telah
mencapai tujuan atau belum. Apabila belum maka dilakukan siklus
berikutnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan identifikasi dan merumuskan masalah
berdasarkan masalah pada refleksi tindakan I, yaitu belum mencapai kriteria
keberhasilan yang peneliti tetapkan. Untuk itu, peneliti menetapkan tindakan
II ini dengan memperdalam lagi penerapan metode pada Siklus I, serta
memperjelas dan memperdalam materi dengan harapan siswa akan lebih
memperdalam lagi dengan adanya peningkatan penerapan metode tersebut.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan pada Siklus II ini, peneliti juga
melakukan proses pembelajaran yang tidak jauh berbeda dengan Siklus I
yang berlangsung selama tiga kali pertemuan. Materi yang disampaikan
berbeda dengan Siklus I yaitu untuk sifat cahaya dapat dipantulkan, sifat
bayangan pada cermin datar, dan sifat bayangan pada cermin cekung.
Pada pertemuan pertama materinya yaitu bayangan pada cermin
datar. Pertemuan kedua materinya yaitu sifat bayangan pada cermin cekung.
Sedangkan untuk pertemuan ketiga materinya adalah sifat bayangan pada
cermin cembung. Proses pembelajaran pada siklus ini lebih divariasi yaitu
dilaksanakan di luar ruangan agar siswa lebih tertarik untuk belajar. Materi
yang disampaikan juga lebih diperdalam lagi. Setelah materi pelajaran
disampaikan, siswa diberi lembar evaluasi untuk dikerjakan secara individu
dan siswa dengan guru membahas hasil evaluasi untuk masing-masing
pertemuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c. Pengamatan
Observer mengamati siswa dalam mengikuti pelajaran dan jalannya
proses kegiatan pembelajaran dengan mengisi lembar observasi siswa dan
lembar observasi proses pembelajaran dengan memperhatikan deskriptor
penilaian observasi siswa dan proses pembelajarannya pada Siklus II.
d. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan analisis nilai evaluasi dari
pelaksanaan tindakan tiap pertemuan pada Siklus II serta menelaah hasil
observasi yang mencakup konteks siswa dan proses pembelajaran bersama
observer dan menentukan apakah tindakan yang telah diuraikan telah
mencapai tujuan atau belum. Pada tahap ini, diharapkan akan diperoleh hasil
yang lebih baik atau meningkat dari siklus I sehingga kriteria keberhasilan
dapat dicapai. Apabila belum maka dilakukan siklus berikutnya.
3. Siklus/Tindakan III
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan identifikasi dan merumuskan masalah
berdasarkan masalah pada refleksi tindakan II, yaitu jika belum mencapai
kriteria keberhasilan yang peneliti tetapkan. Untuk itu, peneliti menetapkan
tindakan III ini dengan memperdalam lagi penerapan metode pada Siklus I
dan Siklus II, memperjelas dan memperdalam materi, serta lebih
memvariasi pelaksanaan eksperimennya dengan harapan siswa akan lebih
memperdalam lagi dengan adanya peningkatan penerapan metode tersebut.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan pada Siklus III ini, peneliti juga
melakukan proses pembelajaran yang tidak jauh berbeda dengan Siklus I
dan Siklus II yang berlangsung selama tiga kali pertemuan. Materi yang
disampaikan berbeda dengan Siklus I dan Siklus II yaitu cahaya dapat
dibiaskan, cahaya dapat diuraikan, dan membuat model dispersi cahaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pada pertemuan pertama materinya yaitu sifat cahaya dapat
dibiaskan dengan menggunakan LKS pada lampiran 13 halaman 188.
Pertemuan kedua materinya sifat cahaya dapat diuraikan. Sedangkan untuk
pertemuan ketiga materinya adalah membuat model dispersi cahaya.
Pelaksanaan siklus ini tidak jauh berbeda dengan siklus sebelumnya, hanya
saja peneliti lebih menyederhanakan materi dan soal yang diberikan kepada
siswa. Selain itu juga penerapan metode eksperimennya lebih divariasi lagi
agar siswa lebih tertarik untuk belajar.
c. Pengamatan
Observer mengamati siswa dalam belajar serta jalannya proses
kegiatan pembelajaran seperti siklus sebelumnya berdasarkan lembar
observasi baik untuk siswa maupun lembar observsi proses pembelajaran yang
menilai kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran dan pelaksanaan
tindakan pada siklus III.
d. Refleksi
Pada tahap ini, diharapkan akan diperoleh hasil yang lebih baik atau
meningkat dari siklus I dan Siklus II karena pelaksanaan siklus terakhir
sehingga kriteria keberhasilan dapat dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Letak SD Negeri Klopogodo di jalan Soponyono No. 383 desa
Klopogodo Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen. Keadaan fisik sekolah
sudah cukup baik. Jumlah ruangan di SD tersebut yaitu ada 6 ruang kelas, 1 ruang
guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboratorium, 1 ruang
dapur, 1 ruang aula, 1 ruang gudang, 1 ruang UKS, 1 ruang mushola, dan 3 kamar
mandi. Jumlah guru di SD tersebut cukup memadai yaitu 1 Kepala Sekolah, 6
guru kelas yang terdiri dari 5 PNS dan 1 GTT, 1 GTT bidang studi, 1 guru agama
islam, 1 guru olah raga, 1 pegawai administrasi, 1 pegawai perpustakaan, dan 1
penjaga sekolah.
Penelitian dilaksanakan di kelas V. Siswa kelas V SDN Klopogodo tahun
pelajaran 2011/2012 berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan
20 siswa perempuan dan dengan latar belakang orang tua yang berbeda-beda.
Namun adanya perbedaan tersebut tidak menjadi hambatan dalam bergaul satu
sama lain. Kegiatan pembelajarannyapun tidak terganggu dengan adanya
perbedaan tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, kondisi belajar mengajar pada
mata pelajaran IPA tentang Sifat Cahaya sebelum diadakan penelitian sudah
berjalan dengan kondusif. Hanya saja masih terdapat beberapa kekurangan,
diantaranya siswa kurang aktif dalam pembelajaran karena guru hanya
menerangkan materi saja, siswa kurang lancar menjawab saat tanya jawab dengan
guru, siswa belum berani menanggapi penjelasan guru, banyak siswa yang
mengantuk saat diterangkan, dan masih ada sebagian siswa yang tidak
memperhatikan tetapi asik mengobrol dengan temannya.
Adanya kekurangan di atas, di samping mempengaruhi pembelajaran IPA
tentang Sifat Cahaya juga sekaligus mempengaruhi hasil belajar siswa yang
dicapai. Untuk pembelajarannya berlangsung kurang baik karena siswa belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan setelah diadakan evaluasi untuk
hasil belajar yang didapat juga rendah dan tidak mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang telah ditetapkan peneliti sebelumnya.
Tabel 4.1. Analisis Hasil Belajar Pratindakan
Kondisi
Awal Data
Aspek yang diukur
Hasil Belajar Pratindakan
Ketuntasan Jumlah siswa tuntas 0
Jumlah siswa belum tuntas 36
Prosentase Siswa tuntas 0%
Siswa belum tuntas 100%
Nilai
Maksimal 75
Minimal 35
Rata-Rata 57.1
Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa untuk hasil belajar pratindakan
belum ada siswa yang mencapai KKM. Nilai maksimal 75, nilai minimal 35, dan
rata-rata kelas dari jumlah 36 siswa 57,1.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
Tahap yang dilaksanakan pada Siklus I terdiri dari 4 tahapan, yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, dan tahap
refleksi. Kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Sebelum dilaksanakan tindakan Siklus I, terlebih dahulu peneliti
melakukan beberapa hal sebagai prosedur awal penelitian, diantaranya:
meminta ijin kepada Kepala Sekolah untuk melaksanakan penelitian;
membuat scenario pembelajaran yang terdapat pada lampiran 2; membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Numbered Head Together yang terdapat pada lampiran 5; menyiapkan
materi pembelajaran, untuk pertemuan pertama materinya adalah sifat
cahaya dapat menembus benda bening, pertemuan kedua adalah sifat cahaya
dapat merambat lurus, dan pertemuan ketiga adalah sifat cahaya dapat
dipantulkan; menyiapkan media/alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajaran, untuk pertemuan pertama alat dan bahan yang digunakan
adalah lampu senter, gelas bening, gelas berwarna, kaleng, batu, karton,
plastic bening, untuk pertemuan kedua alat dan bahan yang digunakan
adalah karton, gunting, pelubang, sedangkan untuk pertemuan ketiga alat
dan bahan yang digunakan adalah lampu senter, cermin datar, dan kertas
merah; membuat lembar evaluasi yang terdapat pada lampiran 8; membuat
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang terdapat pada lampiran 11; membuat
lembar observasi siswa pada lampiran 14 beserta deskriptornya pada
lampiran 15; membuat lembar observasi proses pembelajaran pada lampiran
16 beserta deskriptornya pada lampiran 17; membuat pedoman wawancara
siswa pada lampiran 18; membuat pedoman wawancara guru pada lampiran
19; membuat lembar angket siswa pada lampiran 20; menyiapkan tempat
dan siswa; menyiapkan daftar persensi pada lampiran 21; serta meminta
kesediaan guru lain untuk menjadi observer.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada Siklus I terdiri dari 3 pertemuan.
Kegiatan pada tiap pertemuan hampir sama hanya berbeda pada materi yang
disampaikan. Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan antara lain:
melaksanakan pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir.
1) Pertemuan Ke-1
Setelah semua selesai dipersiapkan, peneliti melaksanakan
tindakan pertemuan ke-1 Siklus I pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2012
pada jam pertama dan kedua. Pada pertemuan ini diikuti oleh 36 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dari jumlah keseluruhan 36 siswa. Pelaksanaan tindakan dilakukan
selama 2 x 35 menit (1 x pertemuan). Materi yang disampaikan adalah
sifat cahaya yang dapat menembus benda bening.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal berlangsung selama ± 10 menit yang dimulai
dengan salam, berdoa, mengkondisikan siswa, dan mengecek
kehadiran siswa. Kemudian apersepsi untuk menghubungkan materi
yang akan disampaikan. Memberikan acuan agar setelah pembelajaran
selesai, siswa dapat menyebutkan alat dan bahan yang digunakan
dalam eksperimen, menjelaskan langkah kerja yang dilakukan, dan
dapat menyebutkan benda-benda apa saja yang dapat tembus cahaya.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilaksanakan selama ± 45 menit. Peneliti
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
metode eksperimen yaitu menentukan rumusan masalah,
menyampaikan tujuan eksperimen, menyiapkan alat, bahan, dan
semua yang diperlukan dalam eksperimen, melaksanakan eksperimen,
mengamati eksperimen, mencatat hasil pengamatan, dan
menyimpulkan hasil eksperimen.
Pada tahap eksplorasi, langkah pertama: menentukan
rumusan masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen yaitu
dengan memberikan pertanyaan bagaimana cahaya dapat menembus
benda bening. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan tentang
materi sifat cahaya dapat menembus benda bening. Langkah kedua
menyampaikan tujuan eksperimen: siswa memperhatikan penjelasan
guru tentang tujuan eksperimen yang akan dilakukan yaitu
membuktikan sifat cahaya dapat menembus benda bening. Langkah
ketiga menyiapkan alat, bahan, dan semua yang dibutuhkan dalam
eksperimen: siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok
diberi nomor 1-6 kemudian menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam eksperimen yaitu lampu senter, gelas bening, gelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
berwarna, kaleng, batu, karton, dan plastic bening, siswa diberi
Lembar Kerja Siswa, serta memahami veriabel yang harus diamati
Tahap elaborasi, langkah keempat: siswa melaksanakan
eksperimen dengan kelompoknya masing-masing. Langkah kelima:
siswa mengamati eksperimen sifat cahaya dapat menembus benda
bening sesuai dengan variabel-variabel yang telah ditentukan.
Langkah keenam: siswa bersama kelompoknya mencatat hasil
pengamatan kemudian mendiskusikan hasilnya dengan teman
kelompoknya.
Tahap konfirmasi, siswa menyampaikan hasil eksperimen
sifat cahaya dapat menembus benda bening di depan kelas sesuai
nomor yang ditunjuk oleh guru kemudian nomor yang sama dari
kelompok lain menanggapi. Langkah ketujuh: siswa bersama guru
menyimpulkan hasil eksperimen yang dilakukan dan mengumpulkan
hasilnya.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir berlangsung selama ± 15 menit. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang
penting dan menanyakan hal yang belum jelas. Kemudian siswa
melaksanakan evaluasi dan guru menganalisis hasil evaluasi. Guru
menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Ke-2
Peneliti melaksanakan tindakan pertemuan ke-2 Siklus I pada
hari Rabu tanggal 9 Mei 2012 pada jam ketujuh dan kedelapan. Pada
pertemuan ini diikuti oleh 33 siswa dari jumlah keseluruhan 36 siswa. 3
siswa tidak masuk, ada yang tidak masuk karena sakit dan ada yang tidak
masuk karena ijin. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama 2 x 35
menit (1 x pertemuan). Materi yang disampaikan adalah sifat cahaya
dapat merambat lurus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa,
mengkondisikan siswa, dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian
apersepsi untuk menghubungkan materi yang akan disampaikan.
Memberikan acuan agar setelah pembelajaran selesai, siswa dapat
menyebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen,
menjelaskan langkah kerja yang dilakukan, dan dapat menyebutkan
contoh penerapan cahaya dapat merambat lurus.
b) Kegiatan Inti
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah metode eksperimen. Pada tahap eksplorasi, langkah
pertama: memberikan pertanyaan bagaimana cahaya dapat merambat
lurus. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan tentang materi sifat
cahaya dapat merambat lurus. Langkah kedua: menyampaikan tujuan
eksperimen yang akan dilakukan yaitu membuktikan bahwa sifat
cahaya dapat merambat lurus. Langkah ketiga: siswa dibagi menjadi 6
kelompok, untuk 3 kelompok anggotanya berjumlah 6 siswa dan
diberi nomor 1-6 sedangkan untuk 3 kelompok anggotanya 5 siswa
dan diberi nomor 1-5, kemudian menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam eksperimen yaitu karton tebal, gunting, dan
pelubang, siswa diberi Lembar Kerja Siswa, serta memahami veriabel
yang harus diamati.
Tahap elaborasi, langkah keempat: siswa melaksanakan
eksperimen sifat cahaya dapat merambat lurus dengan kelompoknya
masing-masing. Langkah kelima: siswa mengamati eksperimen sesuai
dengan variabel-variabel yang telah ditentukan. Langkah keenam:
siswa bersama kelompoknya mencatat hasil pengamatan kemudian
mendiskusikan hasilnya dengan teman kelompoknya.
Tahap konfirmasi, siswa menyampaikan hasil eksperimen di
depan kelas sesuai nomor yang ditunjuk oleh guru kemudian nomor
yang sama dari kelompok lain menanggapi. Langkah ketujuh: siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
bersama guru menyimpulkan hasil eksperimen yang dilakukan dan
mengumpulkan hasilnya.
c) Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat
hal-hal yang penting dan menanyakan hal yang belum jelas.
Kemudian siswa melaksanakan evaluasi dan guru menganalisis hasil
evaluasi. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Pertemuan Ke-3
Setelah semua selesai dipersiapkan, peneliti melaksanakan
tindakan pertemuan ke-3 Siklus I pada hari Kamis tanggal 10 Mei 2012
pada jam pertama dan kedua. Pada pertemuan ini diikuti oleh 33 siswa
dari jumlah keseluruhan 36 siswa. 3 siswa tidak berangkat ada yang
dikarenakan sakit ada juga yang tidak masuk karena ijin. Materi yang
disampaikan adalah sifat cahaya dapat dipantulkan.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa,
mengkondisikan siswa, dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian
apersepsi untuk menghubungkan materi yang akan disampaikan.
Memberikan acuan agar setelah pembelajaran selesai, siswa dapat
menjelaskan pengertian pemantulan baur dan pemantulan teratur,
dapat menjelaskan bunyi hukum pemantulan teratur, dan dapat
menjelaskan langkah kerja eksperimen cahaya dapat dipantulkan.
b) Kegiatan Inti
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah metode. Pada tahap eksplorasi, langkah pertama:
memberikan pertanyaan bagaimana cahaya dapat dipantulkan.
Kemudian siswa memperhatikan penjelasan tentang materi sifat
cahaya dapat dipantulkan. Langkah kedua: menyampaikan tujuan
eksperimen yang akan dilakukan yaitu membuktikan sifat cahaya
dapat dipantulkan. Langkah ketiga: siswa dibagi menjadi 6 kelompok,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
untuk 3 kelompok anggotanya berjumlah 6 siswa dan diberi nomor 1-
6 sedangkan untuk 3 kelompok anggotanya 5 siswa dan diberi nomor
1-5, kemudian menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
eksperimen yaitu lampu senter, cermin datar, dan kertas berwarna
merah, siswa diberi Lembar Kerja Siswa, serta memahami veriabel
yang harus diamati
Tahap elaborasi, langkah keempat: siswa melaksanakan
eksperimen sifat cahaya dapat dipantulkan dengan kelompoknya
masing-masing. Langkah kelima: siswa mengamati eksperimen sesuai
dengan variabel-variabel yang telah ditentukan. Langkah keenam:
siswa bersama kelompoknya mencatat hasil pengamatan kemudian
mendiskusikan hasilnya dengan teman kelompoknya.
Tahap konfirmasi, siswa menyampaikan hasil eksperimen di
depan kelas sesuai nomor yang ditunjuk oleh guru kemudian nomor
yang sama dari kelompok lain menanggapi. Langkah ketujuh: siswa
bersama guru menyimpulkan hasil eksperimen yang dilakukan dan
mengumpulkan hasilnya.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir berlangsung selama ± 15 menit. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang
penting dan menanyakan hal yang belum jelas. Kemudian siswa
melaksanakan evaluasi dan guru menganalisis hasil evaluasi. Guru
menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Pengamatan
Pengamatan pada Siklus I dilakukan untuk mengamati proses
pembelajaran dan mengamati siswa dalam mengikuti pembelajaran. Untuk
mengamati proses pembelajaran, peneliti meminta bantuan kepada guru lain
yaitu 2 guru. Untuk mengamati siswa, peneliti meminta bantuan 2 guru dan
peneliti juga ikut berperan sebagai observer. Pelaksanaan pengamatan baik
proses pembelajaran maupun pengamatan siswa dilaksanakan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
bersamaan yaitu mulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir
pembelajaran.
1) Pertemuan Ke-1
Pengamatan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama Siklus I
yaitu pengamatan untuk proses pembelajaran dengan menerapkan metode
eksperimen dan pengamatan untuk siswa saat mengikuti pembelajaran.
Pada pengamatan siswa, peneliti memberikan kepada observer lembar
observasi siswa beserta deskriptornya, kemudian observer yang menilai.
Aspek yang dinilai pada observasi siswa ini antara lain keantusiasan
siswa terhadap pembelajaran yang disajikan, kesungguhan siswa dalam
mengikuti pembelajaran, kesenangan siswa dengan eksperimen yang
disajikan, keaktifan dalam bereksperimen, dan kerja sama terhadap
kelompok saat bereksperimen.
Sedangkan untuk pengamatan pembelajaran, peneliti juga
memberikan lembar observasi proses pembelajaran serta deskriptornya
kepada observer dan observer yang menilai. Aspek yang dinilai pada
observasi proses pembelajaran antara lain pelaksanaan pembelajaran
secara keseluruhan mulai dari ketrampilan membuka pelajaran sampai
ketrampilan menutup pelajaran dan penerapan metode eksperimen mulai
dari ketrampilan merumuskan masalah sampai ketrampilan
menyampaikan hasil eksperimen.
Dari hasil pengamatan pertemuan ke-1, secara umum proses
pembelajaran sudah berlangsung cukup baik mulai dari persiapan alat
dan bahan, persiapan tempat, materi, dan evaluasi. Hanya saja guru
belum secara maksimal menyiapkan siswa untuk mengikuti
pembelajaran. Pada kegiatan awal sudah berjalan dengan cukup baik
sesuai dengan RPP yang disusun. Pada kegiatan inti guru melaksanakan
pembelajaran sesuai langkah-langkah pada RPP, tetapi belum secara
maksimal mengaktifkan siswa, dan pemberian motivasi/penguatan juga
masih kurang. Sedangkan pada akhir pembelajaran saat mengumpulkan
lembar evaluasi masih belum teratur karena semua siswa maju ke depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
secara bersamaan. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah
ini.
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus I Pertemuan 1
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata KET.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A
Pelaksanaan
Pembelajaran
1
Keterampilan membuka
pelajaran
√
√
√ 11 3.7
sangat
baik
2
Penggunaan metode
pembelajaran
√
√
√
10 3.3 baik
3
Penggunaan media
pembelajaran
√
√
√
10 3.3 baik
4 Penyajian materi
√
√
√
9 3 baik
5 Pengaktifan siswa
√
√
√
7 2.3 cukup
6
Pemberian
otivasi/penguatan
√
√
√
6 2 cukup
7 Penggunaan bahasa
√
√
√
10 3.3 baik
8
Pelaksanaan langkah
pembelajaran
√
√
√
9 3 baik
9 Pelaksanaan penilaian
√
√
√
10 3.3 baik
10
Keterampilan menutup
pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
B
Penerapan Metode
Eksperimen
1 Merumuskan masalah
√
√
√
8 2.7 cukup
2
Mengembangkan
hipotesis
√
√
√
6 2 cukup
3
Menyiapkan alat dan
bahan
√
√
√ 11 3.7
sangat
baik
4
Keterampilan
melakukan eksperimen
√
√
√
10 3.3 baik
5
Mencatat hasil
eksperimen
√
√
√
8 2.7 baik
6 Analisis data
√
√
√
8 2.7 baik
7 Menarik kesimpulan
√
√
√
6 2 cukup
8
Menyampaikan hasil
eksperimen
√
√
√
7 2.3 cukup
Jumlah 52.6
Rata-rata 2.9 cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Untuk hasil pengamatan siswa pada pembelajaran dengan
menerapkan metode eksperimen, siswa kurang sungguh-sungguh dan
kurang aktif dalam pembelajaran, siswa kurang senang mengikuti
pembelajaran karena kebanyakan siswa masih mengobrol dan ramai
sendiri saat melakukan proses eksperimen. Antusias siswa dan kerja
kelompok siswa sudah cukup baik. Hasil pengamatan keaktifan siswa
disajikan dalam tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 1
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Observasi dalam
eksperimen
√
√
√
6 2 cukup
2 Mengumpulkan data
√
√
√
5 1.7 kurang
3
Mengklasifikasikan
hasil eksperimen
√
√
√
7 2.3 cukup
4
Menyampaikan
hasil eksperimen
√
√
√
5 1.7 kurang
5
Mengajukan
pertanyaan/pendapat
√
√
√
6 2 cukup
Jumlah 29 9.7
Rata-rata 1.94 kurang
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata observasi
dalam eksperimen adalah 2 dengan kategori cukup, mengumpulkan data
1,7 kategori kurang, mengklasifikasikan hasil eksperimen 2,3 kategori
cukup, menyampaikan hasil eksperimen 1,7 kategori kurang, mengajukan
pendapat/pertanyaan 2 kategori cukup. Rata-rata hasil observasi
keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran mencapai 1,94 dengan
kategori kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Pada akhir pelaksanaan pembelajaran siswa melaksanakan
evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung. Hasilnya disajikan dalam tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan 1
No Klasifikasi Interval Jumlah
Persentase Keterangan Keberhasilan Nilai Siswa
1 Sangat baik 80-100 8 22% Rata-rata
2 Baik 70-79 5 14% 64.72
3 Cukup 60-69 16 44%
4 Kurang 40-59 6 17%
5 Sangat kurang 0-39 1 3%
Jumlah 2330 36 100%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai kategori
sangat kurang 3%, nilai kategori kurang 17%, nilai kategori cukup 44%,
nilai kategori baik 14%, dan nilai kategori sangat baik 22%. Dari hasil
belajar yang diperoleh siswa maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa
yang memenuhi KKM (80) sebanyak 8 siswa (22%) dan siswa yang
belum memenuhi KKM sebanyak 28 (78%) dari jumlah 36 siswa dengan
rata-rata kelas 64,72.
Dalam pelaksanaan wawancara, peneliti memberikan
wawancara kepada siswa setelah pelaksanaan pembelajaran selesai
dengan menggunakan pedoman wawancara proses pembelajaran IPA.
Pelaksanaan wawancara digunakan untuk mengetahui apakah
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menerapkan metode
eksperimen dapat menarik perhatian siswa. Wawancara dilakukan kepada
semua siswa dengan pertanyaan sebagai berikut : (1) Menurut kamu
bagaimana pembelajaran yang telah dilakukan?; (2) Bagaimana perasaan
kamu saat mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode
eksperimen?; (3) Apakah kamu dapat mengikuti pembelajaran dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
baik?; (4) Apakah dengan pembelajaran yang menerapkan metode
eksperimen dapat membuat kamu lebih paham?; (5) Apakah persiapan
pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen sudah berjalan
dengan baik?; (6) Menurut kamu materi sifat cahaya lebih mudah
dijelaskan dengan ceramah atau eksperimen?Mengapa?; (7) Menurut
kamu apakah langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan metode eksperimen dilaksanakan dengan tepat?; (8) Adakah
kesulitan saat kamu menggunakan alat dan bahan untuk eksperimen?; (9)
Menurut kamu bagaimana keadaan kelas saat proses pembelajaran
dengan menerapkan metode eksperimen berlangsung?; (10) Apakah guru
membimbing dan mengawasi saat pelaksanaan eksperimen?; (11)
Apakah kamu merasa kesulitan saat mengamati eksperimen?; (12)
Apakah guru menyimpulkan hasil eksperimen dalam akhir
pembelajaran?; (13) Menurut kamu apakah kendala yang dapat
ditimbulkan dari pembelajaran yang menerapkan metode eksperimen.
Berdasarkan hasil wawancara siswa dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran sudah berjalan dengan cukup baik, siswa kurang aktif
mengikuti pembelajaran, pemberian motivasi masih kurang, dan siswa
tidak mengalami kesulitan saat melakukan eksperimen atau
menggunakan alat.
Selain melaksanakan wawancara kepada siswa, peneliti juga
melaksanakan wawancara kepada observer setelah selesai pembelajaran.
Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui secara keseluruhan proses
pembelajaran yang sudah berlangsung pada pertemuan pertama.
Pertanyaan yang diajukan antara lain: Bagaimana langkah
pembelajarannya apa sudah sesuai dengan RPP dan sudah berjalan
dengan tepat?; Bagaimana keaktifan siswa saat mengikuti pembelajaran?;
Barapa anak yang sudah aktif mengikuti pelajaran? Apa saja kekurangan
yang terdapat pada pembelajaran?; Bagaimana penerapan metode
eksperimen dalam pembelajaran?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Berdasarkan hasil wawancara observer dapat diketahui bahwa
langkah pembelajaran sudah berjalan dengan tepat sesuai dengan RPP,
siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran, hanya 3 anak yang sudah
aktif dari jumlah keseluruhan 36 siswa, kekurangan dalam pembelajaran
yaitu siswa kurang terkontrol karena pada saat berdiskusi masih ada
siswa yang hanya mainan sendiri dan pada saat mengumpulkan hasil
evaluasi semua maju jadi tidak tertib.
2) Pertemuan Ke-2
Pengamatan pada pertemuan kedua Siklus I dilakukan untuk
mengamati proses pembelajaran dan siswa saat mengikuti pembelajaran.
Untuk mengamati proses pembelajaran menggunakan lembar observasi
proses pembelajaran beserta deskriptornya dengan aspek yang diamati
tentang pelaksanaan pembelajaran serta penerapan metode eksperimen.
Sedangkan untuk pengamatan siswa menggunakan lembar observasi
siswa beserta deskriptornya dengan aspek yang dinilai tentang keaktifan,
keseriusan, kesungguhan, kesenangan, dan kerja sama siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen.
Hasil pengamatan dari pertemuan ke-2, secara umum juga sudah
berjalan cukup baik mulai dari awal sampai akhir pembelajaran sesuai
dengan RPP. Guru sudah lebih menyiapkan siswa untuk mengikuti
pembelajaran. Pemberian motivasi juga sudah mulai terlihat. Hanya saja
masih ada kekurangannya yaitu guru masih belum mengaktifkan siswa
secara keseluruhan, hanya sebagian siswa yang sudah aktif. Pada saat
mengumpulkan lembar evaluasi guru sudah mengontrol untuk
mengumpulkan dan maju ke depan sesuai nomor sehingga terlihat
teratur. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus I Pertemuan 2
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata KET.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A
Pelaksanaan
Pembelajaran
1
Keterampilan
membuka pelajaran
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
2
Penggunaan metode
pembelajaran
√
√
√
10 3.3 baik
3
Penggunaan media
pembelajaran
√
√
√ 10 3.3 baik
4 Penyajian materi
√
√
√
10 3.3 baik
5 Pengaktifan siswa
√
√
√
6 2 cukup
6
Pemberian
motivasi/penguatan
√
√
√
9 3 baik
7 Penggunaan bahasa
√
√
√ 10 3.3 baik
8
Pelaksanaan langkah
pembelajaran
√
√
√
10 3.3 baik
9
Pelaksanaan
penilaian
√
√
√ 10 3.3 baik
10
Keterampilan
menutup pelajaran
√
√
√ 12 4
baik
sekali
B
Penerapan Metode
Eksperimen
1 Merumuskan masalah
√
√
√ 11 3.7
sangat
baik
2
Mengembangkan
hipotesis
√
√
√
7 2.3 cukup
3
Menyiapkan alat dan
bahan
√
√
√ 10 3.3 baik
4
Keterampilan
melakukan
eksperimen
√
√
√
9 3 baik
5
Mencatat hasil
eksperimen
√
√
√
10 3.3 baik
6 Analisis data
√
√
√
8 2.7 cukup
7 Menarik kesimpulan
√
√
√
8 2.7 cukup
8
Menyampaikan hasil
eksperimen
√
√
√
6 2 cukup
Jumlah
55.5
Rata-rata
3.08 baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Untuk hasil pengamatan siswa saat mengikuti pembelajaran
dengan menerapkan metode eksperimen, baru sabagian siswa yang sudah
aktif sedangkan yang lain belum dan terlihat masih mengobrol sendiri
dengan teman di sebelahnya. Antusias, kesungguhan, kerja kelompok
siswa sudah baik dan siswa juga sangat senang mengikuti pembelajaran.
Untuk keaktifan siswa mengikuti pelajaran disajikan dalam tabel 4.6 di
bawah ini.
Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 2
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Observasi dalam
eksperimen
√
√
√
9 3 baik
2 Mengumpulkan data
√
√
√
9 3 baik
3
Mengklasifikasikan
hasil eksperimen
√
√
√ 11 3.7 sangat baik
4
Menyampaikan
hasil eksperimen √
√
√
5 1.7 kurang
5
Mengajukan
pertanyaan/pendapat
√
√
√
9 3 baik
Jumlah
14.4
Rata-rata
2.88 cukup
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa rata-rata observasi
dlam eksperimen, mengumpulkan data, dan mengajukan pendapat adalah
3 dengan kategori baik. Mengklasifikasikan hasil eksperimen dengan
rata-rata 3,7. Tetapi untuk menyampaikan hasil eksperimen masih kurang
dengan rata-rata 1,7. Rata-rata hasil observasi keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran mencapai 2,88 dengan kategori cukup.
Setelah pembelajaran selesai siswa melaksanakan evaluasi untuk
pertemuan kedua. Hasilnya disajikan dalam tabel 4.8 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan 2
No Klasifikasi Interval Jumlah
Persentase Keterangan Keberhasilan Nilai Siswa
1 Sangat baik 80-100 10 30 % Rata-rata
2 Baik 70-79 8 24 % 71,36
3 Cukup 60-69 12 36 %
4 Kurang 40-59 3 10 %
5 Sangat kurang 0-39 0 0 %
Jumlah 2355 33 100 %
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa hasil belajar
pertemuan 2 dengan kategori sangat kurang 0%, kurang 10%, cukup
36%, baik 24%, dan sangat baik 30%. Jumlah siswa yang mendapat nilai
mencapai KKM yaitu 10 siswa yaitu 30 % dari jumlah 33 siswa dan yang
mendapat nilai belum mencapai KKM sejumlah 23 siswa yaitu 70%.
Nilai rata-ratanya adalah 71,36.
Berdasarkan hasil wawancara siswa dan observer dapat
diketahui bahwa proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik, tetapi
untuk keaktifan masih kurang hanya sedikit peningkatan dari pertemuan
sebelumnya yaitu 9 siswa yang aktif mengikuti pembelajaran dari jumlah
keseluruhan 33 siswa. Penerapan metode eksperimen sudah berjalan
dengan baik tetapi untuk menyampaikan hasil eksperimen di depan kelas,
siswa belum bisa sendiri karena masih dibantu oleh guru.
3) Pertemuan Ke-3
Untuk pengamatan pertemuan ketiga Siklus I masih sama seperti
pertemuan sebelumnya yaitu mengamati proses pembelajaran dengan
memberikan lembar observasi proses pembelajaran dan lembar observasi
siswa beserta deskriptornya masing-masing kepada observer. Peneliti
selain sebagai guru juga melakukan pengamatan terhadap siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Dari hasil pengamatan pada pertemuan ke-3, proses
pembelajaran berjalan lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
Pelaksanaan pembelajaran mulai dari awal sampai akhir pembelajaran
sudah sesuai dengan langkah pada RPP. Guru sudah banyak memberikan
motivasi kepada siswa dari awal sampai akhir pembelajaran dengan
tepuk tangan maupun ucapan. Guru lebih mengaktifkan siswa dengan
menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan. Hasil proses pembelajaran
disajikan dalam tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus I Pertemuan 3
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata KET.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A
Pelaksanaan
Pembelajaran
1
Keterampilan
membuka pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
2
Penggunaan metode
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
3
Penggunaan media
pembelajaran
√
√
√ 11 3.7
sangat
baik
4 Penyajian materi
√
√
√
9 3 baik
5 Pengaktifan siswa
√
√
√
9 3 baik
6
Pemberian
motivasi/penguatan
√
√
√ 11 3.7
sangat
baik
7 Penggunaan bahasa
√
√
√ 11 3.7
sangat
baik
8
Pelaksanaan langkah
pembelajaran
√
√
√ 11 3.7
sangat
baik
9
Pelaksanaan
penilaian
√
√
√ 12 4
sangat
baik
10
Keterampilan
menutup pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Hasil pengamatan siswa pada saat mengikuti pembelajaran
dengan menerapkan metode eksperimen, siswa sudah terlihat cukup aktif
walaupun belum secara keseluruhan tetapi masih lebih baik dari pada
pertemuan sebelumnya. Siswa yang berbicara sendiri lebih terkontrol dan
mendapat teguran dari guru. Pada saat bekerja kelompok masih ada anak
yang pasif tetapi lebih tenang. Siswa antusias dan sungguh-sungguh
mengikuti pelajaran serta sangat senang dalam eksperimen. Hasil
observasi keaktifan siswa disajikan dalam tabel di bawah ini.
B
Penerapan Metode
Eksperimen
1 Merumuskan masalah
√
√
√
10 3.3 baik
2
Mengembangkan
hipotesis
√
√
√
9 3 baik
3
Menyiapkan alat dan
bahan
√
√
√ 12 4
sangat
baik
4
Keterampilan
melakukan
eksperimen
√
√
√ 12 4
sangat
baik
5
Mencatat hasil
eksperimen
√
√
√ 12 4
sangat
baik
6 Analisis data
√
√
√
8 2.7 cukup
7 Menarik kesimpulan
√
√
√
8 2.7 cukup
8
Menyampaikan hasil
eksperimen
√
√
√
6 2 cukup
Jumlah
62.5
Rata-rata
3.47 baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 3
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Observasi dalam
eksperimen
√
√
√
10 3.3 Baik
2 Mengumpulkan data
√
√
√
10 3.3 Baik
3
Mengklasifikasikan
hasil eksperimen
√
√
√ 12 4 Sangat baik
4
Menyampaikan
hasil eksperimen
√
√
√
8 2.7 Cukup
5
Mengajukan
pertanyaan/pendapat
√
√
√
9 3 Baik
Jumlah
16.3
Rata-rata
3.2 6 Baik
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa observasi dan
mengumpulkan data mencapai rata-rata 3,3 dengan kategori baik.
mengklasifikasikan 4 kategori sangat baik, menyampaikan hasil
eksperimen 2,7 kategori cukup, dan mengajukan pendapat 3 kategori
baik. Rata-rata hasil observasi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
mencapai 3,26 dengan kategori baik.
Pada akhir pembelajaran, siswa melaksanakan evaluasi untuk
pertemuan ketiga. Hasil dari evaluasi yang dilakukan disajikan dalam
tabel 4.10 di bawah ini.
Tabel 4.10. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan 3
No Klasifikasi Interval Jumlah
Persentase Keterangan Keberhasilan Nilai Siswa
1 Sangat baik 80-100 13 39 % Rata-rata
2 Baik 70-79 3 10 % 60.39
3 Cukup 60-69 4 12 %
4 Kurang 40-59 4 12 %
5 Sangat kurang 0-39 9 27 %
Jumlah 1993 33 100 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Dari hasil belajar yang di dapat pada pertemuan ketiga, dapat
diketahui bahwa nilai dengan kategori sangat rendah 27%, kategori
kurang 12%, kategori cukup 12%, kategori baik 10%, dan kategori sangat
baik 39%. Siswa yang mendapat nilai mencapai KKM sejumlah 13 siswa
atau 39%, sedangkan untuk siswa yang belum mencapai KKM sejumlah
20 siswa atau 61%. Untuk nilai rata-rata kelas yaitu 60,39.
Berdasarkan hasil wawancara siswa dan observer dapat
diketahui bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan baik, pemberian
motivasi sudah terlihat, siswa tidak mengalami kesulitan dalam
bereksperimen, siswa tertarik dengan pembelajaran, dan pengaktifan
siswa lebih meningkat dari pada pertemuan sebelumnya yaitu 15 siswa
yang sudah aktif dalam pembelajaran dari jumlah keseluruhan 33 siswa.
Pada akhir Siklus I atau pada pertemuan ketiga, guru
memberikan lembar angket siswa untuk diisi oleh siswa setelah
pembelajan selesai. Angket siswa tersebut berisikan pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan memberi tanda silang
pada jawaban mereka. Dari hasil angket siswa dapat diketahui bahwa
siswa senang dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode
eksperimen tetapi sebagian siswa belum bisa bekerja sama dalam
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan dalam berdiskusi belum
bekerja sama secara maksimal sehingga sebagian siswa merasa terganggu
dengan hal tersebut. Siswa lebih memahami materi yang disampaikan
dari pada hanya dengan ceramah. Pada pelaksanaan pembelajaran, guru
selalu memberikan bimbingan dalam melaksanakan sesuatu. Guru masih
kurang dalam memberikan motivasi dan penghargaan terhadap siswa.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil evaluasi, dan hasil diskusi
peneliti dengan observer, ada beberapa hal yang harus direfleksi ke dalam
tindakan selanjutnya agar pelaksanaan pembelajaran IPA lebih meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Dari hasil pengamatan ketiga observer mengenai proses
pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan tepat sesuai dengan skenario
atau RPP yang telah direncanakan, hanya saja masih ada kekurangan.
Kekurangan peneliti yaitu peneliti belum secara maksimal membimbing
siswa dalam menganalisis data dan belum memaksimalkan siswa dalam
menyampaikan hasil eksperimen di depan kelas. Siswa masih belum bisa
menyampaikan hasil di depan kelas dengan baik. Nilai rata-rata
pertemuan 1 mencapai 2,9 dengan kategori cukup; pertemuan 2 mencapai
3,08 dengan kategori baik; dan pertemuan 3 mencapai 3,47 dengan
kategori baik. Sehingga nilai rata-rata pembelajaran pada Siklus I adalah
3,15 dengan kategori baik dan persentasenya 79%. Untuk lebih jelasnya
disajikan grafik peningkatan langkah pembelajaran di bawah ini:
Gambar 4.1. Peningkatan Langkah Pembelajaran Siklus I
Untuk hasil pengamatan mengenai keaktifan siswa dalam mengikuti
pelajaran serta wawancara kepada observer dapat disimpulkan bahwa siswa
sudah senang mengikuti pembelajaran tetapi siswa belum aktif secara
2,9
3,08
3,47
2,6
2,7
2,8
2,9
3
3,1
3,2
3,3
3,4
3,5
3,6
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Langkah
Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
keseluruhan. Akan tetapi terjadi peningkatan dari pratindakan sampai terakhir
Siklus I. Peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
yang tadinya sebelum tindakan siswa sama sekali tidak aktif, belum antusias,
belum sungguh-sungguh mengikuti pelajaran dan hanya diam tidak mau
bertanya maupun menanggapi, setelah sampai terakhir Siklus I siswa lebih
aktif mengikuti pembelajaran, lebih sunggug-sungguh, antusias, dan
kerjasamanya cukup baik. Perbandingan hasil keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran Siklus I dapat disajikan dalam tabel 4.11 di bawah ini.
Tabel 4.11. Perbandingan Hasil Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
Siklus I
Siklus I
Jumlah
Nilai
Rata-Rata
Kategori
Pertemuan 1 9.7 1.94 Kurang
Pertemuan 2 14.4 2.88 Cukup
Pertemuan 3 16.3 3.26 Baik
Jumlah
8.08
Rata-rata
2.69
Kategori
Cukup
Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa pada setiap pertemuan
mengalami peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Terlihat dari pertemuan ke-1 dengan nilai 1,94 kategori kurang, pada
pertemuan ke-2 meningkat menjadi 2,88 kategori cukup, dan pada pertemuan
ke-3 meningkat lagi menjadi 3,26 dengan kategori baik. Sehingga rata-rata
keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran pada Siklus I mencapai 2,69
dengan kategori cukup. Berdasarkan tabel perbandingan keaktifan siswa
selama Siklus I, dapat dijelaskan pada gambar 4.2 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Hasil Keaktifan Siswa Mengikuti Pelajaran
Siklus I
Pada setiap akhir pertemuan guru memberikan evaluasi dan hasil
belajarnya juga meningkat dari pratindakan sampai terakhir Siklus I. Sebelum
tindakan hasil belajar siswa masih rendah dan belum ada siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 80. Setelah diadakan
tindakan Siklus I selama 3 pertemuan mengalami peningkatan.. Perbandingan
hasil belajar Siklus I dapat disajikan peningkatan hasil belajar dalam tabel
4.12 di bawah ini.
Tabel 4.12. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Siklus I Jumlah
Siswa
Tuntas Belum Tuntas
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Pertemuan 1 36 siswa 8 siswa 22 % 28 siswa 78%
Pertemuan 2 33 siswa 10 siswa 30 % 23 siswa 70%
Pertemuan 3 33 siswa 13 siswa 39 % 20 siswa 61%
1,94
2,88
3,26
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Keaktifan Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa pada pertemuan ke-1 ada 8
siswa dari 36 siswa yang mencapai KKM/ mendapatkan nilai 80 ke atas,
pertemuan ke-2 ada 10 siswa dari 33 siswa yang mencapai KKM, dan
pertemuan ke-3 ada 13 siswa dari 33 siswa yang mencapai KKM. Sehingga
untuk akhir tindakan Siklus I mencapai 39% siswa yang mendapat nilai
mencapai KKM. Berdasarkan tabel perbandingan hasil belajar siswa selama
Siklus I, dapat dijelaskan pada gambar 4.3 di bawah ini.
Gambar 4.3. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Walaupun pada Siklus I baik dari proses pembelajaran maupun
keaktifan siswa meningkat, tetapi masih belum mencapai indikator kerja yang
telah ditetapkan peneliti sebelumnya dan masih banyak masalah yang muncul
dan perlu diperbaiki diantaranya: keaktifan siswa secara keseluruhan,
kelancaran siswa dalam menyampaikan pendapat, ketenangan siswa saat
mengikuti pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
22%
30%
39%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Hasil
Belajar
Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Berdasarkan masalah yang muncul di atas, peneliti merasa perlu
untuk mengadakan siklus selanjutnya yaitu Siklus II sebagai siklus
pemantapan dan juga memperbaiki kesalahan yang terjadi pada tindakan
Siklus I.
2. Siklus II
Pada Siklus II dibuat berdasarkan pertimbangan observer dan peneliti
selama Siklus I. Dalam Siklus II ini peneliti masih menerapkan metode
eksperimen dalam meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas V SDN
Klopogodo pada materi Sifat Cahaya. Pada siklus ini peran peneliti lebih
ditingkatkan dalam penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran.
Kegiatan pada Siklus I terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
a. Perencanaan
Untuk tahap perencanaan pada tindakan Siklus II hampir sama
seperti pada Siklus I tetapi ada sedikit perbedaan pada model
pembelajarannya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan Siklus
II antara lain membuat scenario pembelajaran yang terdapat pada lampiran
3; membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari Numbered
Head Together) pada lampiran 6; menyiapkan materi yang akan
disampaikan, untuk pertemuan pertama tentang sifat bayangan pada cermin
datar, pertemuan kedua tentang sifat bayangan pada cermin cekung, dan
pada pertemuan ketiga tentang sifat bayangan pada cermin cembung;
menyiapkan media/alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajaran; membuat lembar evaluasi pada lampiran 9; membuat lembar
observasi beserta deskriptornya; membuat pedoman wawancara siswa;
membuat pedoman wawancara guru; membuat angket siswa; membuat
daftar persensi pada lampiran 22; serta mempersiapkan segala sesuatunya
lebih baik lagi untuk memantapkan dan memperbaiki kekurangan pada
Siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II sama seperti pada Siklus I
yaitu terdiri dari 3 pertemuan. Kegiatan pada tiap pertemuan hampir sama
dan berbeda pada materi yang disampaikan. Dalam tahap ini kegiatan yang
dilakukan yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan yang
dilakukan pada setiap pertemuan adalah kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir.
1) Pertemuan Ke-1
Setelah semua telah selesai dipersiapkan, peneliti melaksanakan
tindakan pertemuan ke-1 Siklus II pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2012
pada jam ketujuh dan delapan. Pada pertemuan ini diikuti oleh 36 siswa
dari jumlah keseluruhan 36 siswa. Pelaksanaan tindakan dilakukan
selama 2 x 35 menit (1 x pertemuan). Materi yang disampaikan adalah
bayangan pada cermin datar.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa,
mengkondisikan siswa, dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian
apersepsi untuk menghubungkan materi yang akan disampaikan.
Memberikan acuan agar setelah pembelajaran selesai, siswa dapat
menyebutkan macam-macam cermin, menjelaskan pengertian cermin
datar, dan menyebutkan sifat bayangan pada cermin datar.
b) Kegiatan Inti
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kegiatan
inti sesuai dengan langkah-langkah metode eksperimen yaitu
menentukan rumusan masalah, menyampaikan tujuan eksperimen,
menyiapkan alat, bahan, dan semua yang diperlukan dalam
eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengamati eksperimen,
mencatat hasil pengamatan, dan menyimpulkan hasil eksperimen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Pada tahap eksplorasi, langkah pertama: menentukan
rumusan masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen yaitu
dengan memberikan pertanyaan bagaimana sifat bayangan pada
cermin datar. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan tentang
materi cermin datar. Langkah kedua menyampaikan tujuan
eksperimen: siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan
eksperimen yang akan dilakukan yaitu membuktikan sifat bayangan
pada cermin datar . Langkah ketiga menyiapkan alat, bahan, dan
semua yang dibutuhkan dalam eksperimen: siswa dibagi menjadi 6
kelompok dan setiap kelompok diberi nomor 1-6 kemudian
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam eksperimen yaitu
cermin datar yang besar atau cermin rias, siswa diberi Lembar Kerja
Siswa, serta memahami veriabel yang harus diamati
Tahap elaborasi dengan model pembelajaran pada pertemuan
ini yaitu Kepala Bernomor Struktur. Sebelum siswa melaksanakan
eksperimen, guru memberikan tugas berbeda kepada masing-masing
siswa. Untuk siswa yang mendapat nomor 1 diberi tugas untuk
mencatat hasil diskusi, nomor 2 dan 3 diberi tugas untuk
melaksanakan atau mengamati eksperimen, nomor 4 menyampaikan
hasil diskusi di depan kelas, nomor 5 menanggapi hasil diskusi
kelompok lain, dan nomor 6 menjawab pertanyaan yang diajukan
guru. Langkah keempat: siswa dengan nomor 2 dan 3 melaksanakan
eksperimen. Langkah kelima: siswa mengamati eksperimen sesuai
dengan variabel-variabel yang telah ditentukan. Langkah keenam:
siswa dengan nomor 1 mencatat hasil pengamatan kemudian
mendiskusikan hasilnya dengan teman kelompoknya.
Tahap konfirmasi, siswa dengan nomor 4 menyampaikan
hasil eksperimen di depan kelas kemudian nomor 5 menanggapi hasil
dari kelompok lain. Langkah ketujuh: siswa bersama guru
menyimpulkan hasil eksperimen yang dilakukan dan mengumpulkan
hasilnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir berlangsung selama ± 15 menit. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang
penting dan menanyakan hal yang belum jelas. Kemudian siswa
melaksanakan evaluasi dan guru menganalisis hasil evaluasi. Guru
menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Ke-2
Peneliti melaksanakan tindakan pertemuan ke-2 Siklus II pada
hari Kamis tanggal 17 Mei 2012 pada jam pertama dan kedua. Pada
pertemuan ini diikuti oleh 36 siswa dari jumlah keseluruhan 36 siswa.
Pelaksanaan tindakan dilakukan selama 2 x 35 menit (1 x pertemuan).
Materi yang disampaikan adalah bayangan pada cermin cekung.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa,
mengkondisikan siswa, dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian
apersepsi untuk menghubungkan materi yang akan disampaikan.
Memberikan acuan agar setelah pembelajaran selesai, siswa dapat
menjelaskan pengertian cermin cekung, dan menyebutkan sifat
bayangan pada cermin cekung.
b) Kegiatan Inti
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah metode. Pada tahap eksplorasi, langkah pertama:
memberikan pertanyaan bagaimana sifat bayangan pada cermin
cekung. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan tentang materi
cermin cekung. Langkah kedua: menyampaikan tujuan eksperimen
yang akan dilakukan yaitu membuktikan sifat bayangan pada cermin
cekung. Langkah ketiga: siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan setiap
kelompok diberi nomor 1-6 kemudian menyiapkan alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam eksperimen yaitu sendok makan yang masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
mengkilap dan pulpen, siswa diberi Lembar Kerja Siswa, serta
memahami veriabel yang harus diamati
Tahap elaborasi dengan model pembelajaran Kepala
Bernomor Struktur pada pertemuan ini yaitu, sebelum siswa
melaksanakan eksperimen, guru memberikan tugas berbeda kepada
masing-masing siswa. Untuk siswa yang mendapat nomor 2 diberi
tugas untuk mencatat hasil diskusi, nomor 3 dan 4 diberi tugas untuk
melaksanakan atau mengamati eksperimen, nomor 5 menyampaikan
hasil diskusi di depan kelas, nomor 6 menanggapi hasil diskusi
kelompok lain, dan nomor 1 menjawab pertanyaan yang diajukan
guru. Langkah keempat: siswa dengan nomor 3 dan 4 melaksanakan
eksperimen sifat bayangan pada cermin cekung. Langkah kelima:
siswa mengamati eksperimen sesuai dengan variabel-variabel yang
telah ditentukan. Langkah keenam: siswa dengan nomor 2 mencatat
hasil pengamatan kemudian mendiskusikan hasilnya dengan teman
kelompoknya.
Tahap konfirmasi, siswa dengan nomor 5 menyampaikan
hasil eksperimen di depan kelas kemudian nomor 6 menanggapi hasil
dari kelompok lain. Langkah ketujuh: siswa bersama guru
menyimpulkan hasil eksperimen yang dilakukan dan mengumpulkan
hasilnya.
c) Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat
hal-hal yang penting dan menanyakan hal yang belum jelas.
Kemudian siswa melaksanakan evaluasi dan guru menganalisis hasil
evaluasi. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Pertemuan Ke-3
Setelah semua telah selesai dipersiapkan, peneliti melaksanakan
tindakan pertemuan ke-3 Siklus II pada hari Rabu tanggal 23 Mei 2012
pada jam ketujuh dan kedelapan. Pada pertemuan ini diikuti oleh 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
siswa dari jumlah keseluruhan 36 siswa. Pelaksanaan tindakan dilakukan
selama 2 x 35 menit (1 x pertemuan). Materi yang disampaikan adalah
sifat bayangan pada cermin cembung.
a) Kegiatan Awal
Pelaksanaan kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa,
mengkondisikan siswa, dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian
apersepsi untuk menghubungkan materi yang akan disampaikan.
Memberikan acuan agar setelah pembelajaran selesai, siswa dapat
menyebutkan penggolongan cermin, menjelaskan pengertian cermin
cembung, dan menyebutkan sifat bayangan pada cermin cembung.
b) Kegiatan Inti
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah metode eksperimen. Pada tahap eksplorasi, langkah
pertama: memberikan pertanyaan bagaimana sifat bayangan pada
cermin cembung. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan tentang
materi cermin cembung. Langkah kedua: siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang tujuan eksperimen yang akan dilakukan yaitu
membuktikan sifat bayangan pada cermin cembung. Langkah ketiga:
siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok diberi nomor
1-6 kemudian menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
eksperimen, siswa diberi Lembar Kerja Siswa, serta memahami
veriabel yang harus diamati
Tahap elaborasi pada pertemuan ini yaitu sebelum siswa
melaksanakan eksperimen, guru memberikan tugas berbeda kepada
masing-masing siswa. Untuk siswa yang mendapat nomor 3 diberi
tugas untuk mencatat hasil diskusi, nomor 4 dan 5 diberi tugas untuk
melaksanakan atau mengamati eksperimen sifat bayangan pada cermin
cembung, nomor 6 menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, nomor
1 menanggapi hasil diskusi kelompok lain, dan nomor 2 menjawab
pertanyaan yang diajukan guru. Langkah keempat: siswa dengan
nomor 4 dan 5 melaksanakan eksperimen. Langkah kelima: siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
mengamati eksperimen sesuai dengan variabel-variabel yang telah
ditentukan. Langkah keenam: siswa dengan nomor 3 mencatat hasil
pengamatan kemudian mendiskusikan hasilnya dengan teman
kelompoknya.
Tahap konfirmasi, siswa dengan nomor 6 menyampaikan
hasil eksperimen di depan kelas kemudian nomor 1 menanggapi hasil
dari kelompok lain. Langkah ketujuh: siswa bersama guru
menyimpulkan hasil eksperimen yang dilakukan dan mengumpulkan
hasilnya.
c) Kegiatan Akhir
Pelaksanaan kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang penting dan menanyakan
hal yang belum jelas. Kemudian siswa melaksanakan evaluasi dan
guru menganalisis hasil evaluasi. Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
c. Pengamatan
Pengamatan pada Siklus II dilakukan untuk mengamati proses
pembelajaran dan mengamati siswa dalam mengikuti pembelajaran seperti
pada Siklus I dengan pembelajaran yang lebih berbeda. Untuk mengamati
proses pembelajaran, peneliti juga masih meminta bantuan kepada guru lain
atau observer. Pelaksanaan pengamatan baik proses pembelajaran maupun
pengamatan siswa dilaksanakan secara keseluruhan mulai dari kegiatan awal
sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran.
1) Pertemuan Ke-1
Pengamatan yang dilakukan pada pertemuan pertama Siklus II
yaitu untuk mengamati siswa saat mengikuti pembelajaran dan
mengamati proses pembelajarannya. Untuk pengamatan siswa, peneliti
memberikan lembar observasi siswa kepada observer beserta
deskriptornya dan observer yang menilai. Peneliti juga ikut mengamati
siswa saat mengikuti pembelajaran. Aspek yang diamati masih sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
seperti pertemuan sebelumnya yaitu mengenai keaktifan siswa dalam
bereksperimen, keseriusan/ kesungguhan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, keantusiasan siswa terhadap pelajaran yang disajikan, serta
kerja sama dalam bereksperimen dengan kelompoknya.
Sedangkan untuk pengamatan proses pembelajaran. Peneliti
memberikan lembar observasi proses pembelajaran beserta deskriptornya
kepada observer. Pengamatan yang dilakukan berkaitan dengan proses
pembelajaran mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.
Dari hasil pengamatan pertemuan ke-1 pada Siklus II, secara
umum proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan lancar. Pada
kegiatan awal sudah berjalan sesuai dengan RPP yang telah disusun.
Untuk kekurangan pembelajaran pada Siklus I sudah ada perbaikan yaitu
pada pengaktifan siswa, pemberian motivasi, pengontrolan siswa yang
kurang menperhatikan pelajaran. Dalam mengaktifkan siswa, selain
menerapkan metode eksperimen, guru juga menggunakan model Kepala
Bernomor Struktur. Model pembelajaran tersebut tertuang pada kegiatan
inti yang memberikan tugas untuk masing-masing siswa yang sudah
diberi nomor pada tiap kelompok. Sehingga tiap siswa mempunyai tugas
dan aktif untuk mengerjakan. Guru lebih memberikan motivasi kepada
siswa saat pembelajaran sehingga siswa lebih memperhatikan
pembelajaran. Untuk pengontrolan siswa yang kurang memperhatikan
pembelajaran, guru menunjuk lebih awal untuk melaksanakan tugas.
Hasil dari pengamatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.13 di
bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 4.13. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus II Pertemuan 1
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata KET.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A
Pelaksanaan
Pembelajaran
1
Keterampilan
membuka pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
2
Penggunaan metode
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
3
Penggunaan media
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
4 Penyajian materi
√
√
√
10 3.3 baik
5 Pengaktifan siswa
√
√
√
10 3.3 baik
6
Pemberian
motivasi/penguatan
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
7 Penggunaan bahasa
√
√
√
10 3.3 baik
8
Pelaksanaan langkah
pembelajaran
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
9
Pelaksanaan
penilaian
√
√
√
10 3.3 baik
10
Keterampilan
menutup pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
B
Penerapan Metode
Eksperimen
1 Merumuskan masalah
√
√
√
10 3.3 baik
2
Mengembangkan
hipotesis
√
√
√
8 2.7 cukup
3
Menyiapkan alat dan
bahan
√
√
√ 12 4
sangat
baik
4
Keterampilan
melakukan
eksperimen
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
5
Mencatat hasil
eksperimen
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
6 Analisis data
√
√
√
10 3.3 baik
7 Menarik kesimpulan
√
√
√
10 3.3 baik
8
Menyampaikan hasil
eksperimen
√
√
√
8 2.7 cukup
Jumlah
63.3
Rata-rata
3.51 baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Dari hasil pengamatan siswa pada pembelajaran dengan
menerapkan metode eksperimen, masing-masing siswa sudah terlihat
aktif secara keseluruhan. Hal ini terlihat pada saat kegiatan inti. Guru
memberikan tugas kepada siswa secara berbeda sehingga siswa lebih
aktif. Untuk siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran, pada
pertemuan ini sudah terlihat lebih memperhatikan walaupun masih
terlihat beberapa siswa yang masih bermain dan mengrobrol dengan
kelompoknya. Pada saat bekerja kelompok, siswa masih kesulitan untuk
menyimpulkan hasil percobaan karena masih banyak siswa yang
bertanya dan meminta bantuan kepada guru. Untuk hasil pengamatan
siswa disajikan dalam tabel 4.14 di bawah ini.
Tabel 4.14. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 1
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Observasi dalam
eksperimen
√
√
√ 11 3.7 sangat baik
2 Mengumpulkan data
√
√
√ 12 4 sangat baik
3
Mengklasifikasikan
hasil eksperimen
√
√
√ 12 4 sangat baik
4
Menyampaikan
hasil eksperimen
√
√
√
9 3 baik
5
Mengajukan
pertanyaan/pendapat
√
√
√
9 3 baik
Jumlah
17.7
Rata-rata
3.54 baik
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa observasi dalam
eksperimen mencapai rata-rata 3,7 dengan kategori sangat baik.
Mengumpulkan data dan mengklasifikasi data mencapai 4 kategori
sangat baik serta menyampaikan dan mengajukan pertanyaan mencapai 3
kategori baik. Rata-rata hasil observasi mencapai 3,54 dengan kategori
baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Pada akhir pertemuan dilakukan evaluasi belajar untuk
mengetahui hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.
Hasilnya disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.15. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Pertemuan 1
No Klasifikasi Interval Jumlah
Persentase Keterangan Keberhasilan Nilai Siswa
1 Sangat baik 80-100 20 56 % Rata-rata
2 Baik 70-79 7 19 % 75.56
3 Cukup 60-69 6 17 %
4 Kurang 40-59 3 8 %
5 Sangat kurang 0-39 0 0 %
Jumlah 2720 36 100 %
Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa nilai kategori
sangat kurang 0%, kategori kurang 8%, kategori cukup 17%, kategori
baik 19%, dan kategori sangat baik 56%. Untuk siswa yang mendapat
nilai mencapai KKM sebanyak 20 siswa atau 56%, sedangkan untuk
siswa yang mendapat nilai belum mencapai KKM sebanyak 16 siswa
atau 44%. Jumlah nilai seluruhnya 2.720 dengan nilai rata-rata 75,56.
Berdasarkan hasil wawancara dan angket siswa dapat diketahui
bahwa siswa senang mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode
eksperimen, siswa tidak mengalami kendala dalam bereksperimen. Akan
tetapi ada sebagian siswa yang masih merasa terganggu karena masih ada
siswa yang ribut sendiri tetapi lebih sedikit dari pada pertemuan
sebelumnya. Untuk hasil wawancara kepada observer dapat diketahui
bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan tepat, siswa lebih aktif
mengikuti pembelajaran, siswa yang sudah aktif berjumlah 18 siswa dari
jumlah keseluruhan 36 siswa, kekurangannya masih ada pada saat
menyampaikan hasil eksperimen di depan kelas masih perlu banyak
bantuan dari guru dan belum berani sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
2) Pertemuan Ke-2
Pengamatan untuk pertemuan kedua Siklus II dilakukan untuk
mengamati proses pembelajaran dan siswa saat mengikuti pembelajaran.
Pelaksanaan pengamatan dengan memberikan lembar observasi siswa
dan lembar observasi proses pembelajaran beserta deskriptornya kepada
observer. Peneliti selain sebagai guru juga sebagai observer untuk
mengamati siswa saat pembelajaran. Aspek yang dinilai pada
pengamatan tersebut masih sama seperti pertemuan sebelumnya.
Hasil pengamatan dari pertemuan ke-2 juga secara umum
pembelajaran sudah berjalan dengan baik sesuai dengan RPP dengan
menggunakan model yang sama seperti pada pertemuan sebelumnya.
Pengaktifan siswa, pemberian motivasi, pengontrolan siswa,
penyampaian materi dan persiapan segala sesuatunya sudah lebih baik
dari pada sebelumnya. Pada saat menyimpulkan hasil percobaan, siswa
belum bisa sepenuhnya menyimpulkan sendiri. Guru masih memberikan
sedikit bantuan kepada siswa saat menyimpulkan hasil percobaan. Dalam
menyampaikan hasil di depan kelas, siswa yang diberi tugas sudah lebih
berani dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya masing-masing
walaupun masih perlu bantuan dari guru. Hal tersebut terlihat pada saat
menyampaikan suaranya lebih lantang dari pada sebelumnya karena guru
terus memberikan motivasi dan dukungan kepada siswa agar lebih baik
lagi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.16 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 4.16. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus II Pertemuan 2
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata KET.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A
Pelaksanaan
Pembelajaran
1
Keterampilan membuka
pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
2
Penggunaan metode
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
3
Penggunaan media
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
4
Penyajian materi
√
√
√ 12 4
sangat
baik
5 Pengaktifan siswa
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
6
Pemberian
motivasi/penguatan
√
√
√ 12 4
sangat
baik
7 Penggunaan bahasa
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
8
Pelaksanaan langkah
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
9
Pelaksanaan penilaian
√
√
√ 12 4
sangat
baik
10
Keterampilan menutup
pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
B
Penerapan Metode
Eksperimen
1 Merumuskan masalah
√
√
√ 12 4
sangat
baik
2
Mengembangkan
hipotesis
√
√
√
10 3.3 baik
3
Menyiapkan alat dan
bahan
√
√
√ 12 4
sangat
baik
4
Keterampilan
melakukan eksperimen
√
√
√ 12 4
sangat
baik
5
Mencatat hasil
eksperimen
√
√
√ 12 4
sangat
baik
6 Analisis data
√
√
√
9 3 baik
7 Menarik kesimpulan
√
√
√
10 3.3 baik
8
Menyampaikan hasil
eksperimen
√
√
√
8 2.7 cukup
Jumlah
67.7
Rata-rata
3.76
sangat
baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Untuk hasil pengamatan siswa saat mengikuti pembelajaran
dengan menerapkan metode eksperimen dan menggunakan model Kepala
Bernomor Struktur, siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran tetapi
tidak lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Dalam mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru, siswa bekerja dengan baik sesuai tugasnya
masing-masing karena tiap nomor dalam kelompok mempunyai tugas
yang berbeda. Hasil pengamatan keaktifan siswa disajikan dalam tabel
4.17 di bawah ini.
Tabel 4.17. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 2
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Observasi dalam
eksperimen
√
√
√ 10 3.3 baik
2 Mengumpulkan data
√
√
√ 10 3.3 baik
3
Mengklasifikasikan
hasil eksperimen
√
√
√ 12 4 sangat baik
4
Menyampaikan
hasil eksperimen
√
√
√
9 3 baik
5
Mengajukan
pertanyaan/pendapat
√
√
√
9 3 baik
Jumlah
16.6
Rata-rata
3.32 baik
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui observasi dan
mengumpulkan data mencapai 3,3 dengan kategori baik, mengklasifikasi
hasil eksperimen mencapai nilai 4, serta menyampaikan dan mengajukan
pertanyaan mencapai 3 kategori baik. Rata-rata hasil observasi keaktifan
siswa mencapai 3,32 dengan kategori baik.
Pada akhir pertemuan ke-2 dilakukan evaluasi untuk mengatahui
hasil belajar siswa selama pembelajaran. Hasilnya disajikan dalam tabel
di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel 4.18. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Pertemuan 2
No Klasifikasi Interval Jumlah
Persentase Keterangan Keberhasilan Nilai Siswa
1 Sangat baik 80-100 17 47 % Rata-rata
2 Baik 70-79 4 11 % 75
3 Cukup 60-69 6 17 %
4 Kurang 40-59 9 25 %
5 Sangat kurang 0-39 0 0 %
Jumlah 2700 36 100 %
Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa nilai dengan kategori
sangat kurang 0%, kategori kurang 25%, kategori cukup 17%, kategori
baik 11%, dan kategori sangat baik 47%. Untuk nilai yang mencapai
KKM sebanyak 17 siswa atau 47%, sedangkan untuk nilai yang belum
mencapai KKM sebanyak 19 siswa atau 53%. Jumlah nilai seluruhnya
2.700 dengan nilai rata-rata 75.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan observer dapat
diketahui bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan baik, keaktifan
lebih meningkat yaitu sebanyak 25 siswa yang sudah aktif mengikuti
pembelajaran dari jumlah keseluruhan 36 siswa.
3) Pertemuan Ke-3
Pengamatan pertemuan ketiga Siklus II masih sama seperti
pertemuan sebelumnya dengan memberikan lembar observasi yang sama
baik observasi siswa maupun observasi proses pembelajaran. Peneliti
masih ikut bertindak sebagai observer tetapi hanya mengamati siswa.
Hasil pengamatan pada pertemuan ke-3 sudah baik sesuai dengan
RPP yang telah disusun. Mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan inti
sudah berjalan baik. Dalam pengaktifan siswa sudah maksimal, motivasi
diberikan kepada siswa secara menyeluruh mulai dari awal sampai akhir
pembelajaran, penyampaian materi sudah sangat baik, dan pemberian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
evaluasi terlihat teratur. Siswa dalam menyimpulkan hasil percobaan
sudah sedikit mandiri karena guru hanya memberikan sedikit bentuan,
tetapi masih ada kelompok yang perlu bantuan dan bimbingan dari guru.
Pada saat menyampaikan hasil diskusi kelompok masing-masing terlihat
lebih berani dan suaranya lebih lantang tetapi masih perlu bantuan guru
juga. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.19 di bawah ini.
Tabel 4.19. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus II Pertemuan 3
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata KET.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A
Pelaksanaan
Pembelajaran
1
Keterampilan membuka
pelajaran
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
2
Penggunaan metode
pembelajaran
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
3
Penggunaan media
pembelajaran
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
4 Penyajian materi
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
5 Pengaktifan siswa
√
√
√
11 3.7
Sangat
baik
6
Pemberian
motivasi/penguatan
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
7 Penggunaan bahasa
√
√
√
11 3.7
Sangat
baik
8
Pelaksanaan langkah
pembelajaran
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
9
Pelaksanaan penilaian
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
10
Keterampilan menutup
pelajaran
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Untuk hasil pengamatan siswa saat mengikuti pembelajaran
dengan menerapkan metode eksperimen, siswa terlihat sangat antusias,
sungguh-sungguh, dan senang mengikuti pembelajaran. Hasil observasi
keaktifan siswa dapat diketahui dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.20. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 3
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Observasi dalam
eksperimen
√
√
√ 12 4 sangat baik
2 Mengumpulkan data
√
√
√ 12 4 sangat baik
3
Mengklasifikasi
hasil eksperimen
√
√
√ 12 4 sangat baik
4
Menyampaikan
hasil eksperimen
√
√
√
9 3 baik
5
Mengajukan
pertanyaan/pendapat
√
√
√
11 3.7 sangat baik
Jumlah
18.7
Rata-rata
3.74 sangat baik
B
Penerapan Metode
Eksperimen
1 Merumuskan masalah
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
2
Mengembangkan
hipotesis
√
√
√
9 3 Baik
3
Menyiapkan alat dan
bahan
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
4
Keterampilan
melakukan eksperimen
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
5
Mencatat hasil
eksperimen
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
6 Analisis data
√
√
√
9 3 Baik
7 Menarik kesimpulan
√
√
√
11 3.7 Baik
8
Menyampaikan hasil
eksperimen
√
√
√
8 2.7 Cukup
Jumlah
67.8
Rata-rata
3.76
Sangat
baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa hasil observasi
siswa untuk mengobservasi, mengumpulkan data, mengklasifikasikan
hasil eksperimen mencapai 4 dengan kategori sangat baik.
Menyampaikan hasil eksperimen mencapai 3 kategori baik dan
menyampaikan pendapat sangat baik mencapai 3,7. Rata-rata hasil
observasi keaktifan siswa mengikuti pelajaran mencapai 3,74 dengan
kategori sangat baik.
Pada akhir pembelajaran, siswa melaksanakan evaluasi untuk
mengatahui hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.
Hasilnya disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.21. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Pertemuan 3
No Klasifikasi Interval Jumlah
Persentase Keterangan Keberhasilan Nilai Siswa
1 Sangat baik 80-100 26 72 % Rata-rata
2 Baik 70-79 6 17 % 86.80
3 Cukup 60-69 3 8 %
4 Kurang 40-59 1 3 %
5 Sangat kurang 0-39 0 0 %
Jumlah 3125 36 100 %
Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa nilai dengan
kategori sangat kurang 0%, kategori kurang 3%, kategori cukup 8%,
kategori baik 17%, dan kategori sangat baik 72%. Untuk siswa dengan
nilai mencapai KKM sejumlah 26 siswa atau 72% dan untuk siswa yang
belum mencapai KKM sejumlah 10 siswa atau 28%. Jumlah nilai
seluruhnya 3.125 dengan nilai rata-rata 86,80.
Berdasarkan hasil angket siswa, wawancara siswa dan guru
dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan sangat
baik, keaktifan semakin meningkat yaitu 28 siswa yang sudah aktif
mengikuti pembelajaran dari jumlah keseluruhan 36 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
4) Refleksi
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa siswa senang sekali dalam mengikuti pembelajarn dengan menerapkan
metode eksperimen. Hal ini dikarenakan pembelajaran lebih menyenangkan
dan pemberian motivasi juga sangat mendukung. Untuk siswa yang hanya
ribut sendiri sudah bisa diminimalisir sehingga siswa lain tidak merasa
terganggu.
Untuk hasil angket siswa dapat diketahui bahwa pembelajaran dari
awal sampai akhir sudah berjalan dengan baik. Pembelajaran juga sudah
sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan. Siswa lebih tertarik
untuk memahami materi yang disampaikan tidak hanya untuk main-main.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan baik dari proses
pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen maupun siswa saat
mengikuti pembelajaran dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari
Siklus I sampai dengan akhir tindakan pada Siklus II. Proses pembelajaran
dengan menerapkan metode eksperimen dan menggunakan model Kepala
Bernomor Struktur sudah sesuai dengan langkah-langkah yang telah
ditentukan dalam RPP. Rata-rata hasil observasi langkah pembelajaran
pertemuan 1 mencapai 3,51 dengan kategori baik; pertemuan 2 mencapai 3,76
dengan kategori sangat baik; dan pertemuan 3 mencapai 3,76 dengan kategori
sangat baik. Sehingga rata-rata hasil observasi langkah pembelajaran pada
Siklus II adalah 3,68 dengan kategori sangat baik dan persentasenya
mencapai 92%. Untuk lebih jelasnya disajikan grafik peningkatan langkah
pembelajaran di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Gambar 4.4. Peningkatan Langkah Pembelajaran Siklus II
Pada akhir Siklus II juga terjadi peningkatan pada keaktifan siswa
dalam mengikuti pelajaran. Hasilnya dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.22. Perbandingan Hasil Keaktifan Siswa dalam Mengikuti
Pembelajaran Siklus II
Siklus I
Jumlah
Rata-Rata
Kategori
Pertemuan 1 17.7 3.54 Baik
Pertemuan 2 16.6 3.32 Baik
Pertemuan 3 18.7 3.74 Sangat baik
Jumlah
10.6
Rata-rata
3.53
Kategori
Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil observasi
perilaku siswa dalam mengikuti pelajaran pada pertemuan 1 mencapai 3,54
dengan kategori baik, pertemuan 2 mencapai 3,32 kategori baik, dan
pertemuan 3 mencapai 3.74 dengan kategori baik. Sehingga rata-rata
3,51
3,76 3,76
3,35
3,4
3,45
3,5
3,55
3,6
3,65
3,7
3,75
3,8
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Langkah
Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran pada Siklus II mencapai 3,53
dengan kategori baik. Perbandingan keaktifan siswa dalam mengikuti
pelajaran selama Siklus II, dapat dijelaskan pada gambar 4.5 di bawah ini.
Gambar 4.5 Diagram Peningkatan Hasil Keaktifan Siswa Mengikuti Pelajaran
Siklus II
Selain meningkat dari perilaku siswa juga meningkat pada pemberian
motivasi, pengontrolan siswa, kesanggupan siswa dalam menyimpulkan hasil
percobaam, serta kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas. Pemberian motivasi sudah diberikan oleh guru secara
menyeluruh dari awal sampai akhir pembelajaran. Siswa dalam mengikuti
pembelajaran sudah lebih baik,lebih terkontrol, dan pada saat diskusi tidak
ramai sendiri karena bekerja kelompok dengan baik. Siswa juga lebih mampu
menyimpulkan hasil percobaan sendiri dengan sedikit bentuan dari guru.
Selain itu juga pada saat manyampaikan hasil diskusi di depan kelas, siswa
lebih mandiri dan berani dengan suara yang lebih lantang walaupun masih
ada sebagian siswa yang masih terlihat malu.
Pada setiap akhir pertemuan untuk Siklus II guru memberikan
evaluasi dan hasil belajarnya juga meningkat dari Siklus I sampai akhir Siklus
II. Sebelum tindakan Siklus I, hasil belajar siswa masih belum maksimal
3,54
3,32
3,53
3,2
3,25
3,3
3,35
3,4
3,45
3,5
3,55
3,6
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Keaktifan Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
karena masih banyak yang belum mencapai KKM yaitu 80 diantaranya untuk
pertemuan ke-1 hanya 8 siswa yang mencapai KKM, untuk pertemuan ke-2
hanya 10 siswa yang mencapai KKM, dan untuk pertemuan ke-3 hanya 13
siswa yang mencapai KKM. Sedangkan setelah diadakan tindakan pada
Siklus II selama 3 pertemuan mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 4.23 di bawah ini.
Tabel 4.23. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Siklus II Jumlah
Siswa
Tuntas Belum Tuntas
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Pertemuan 1 36 siswa 20 siswa 56 % 16 siswa 44%
Pertemuan 2 36 siswa 17 siswa 47 % 19 siswa 53%
Pertemuan 3 36 siswa 26 siswa 72 % 10 siswa 28%
Pada pertemuan ke-1 ada 20 siswa dari 36 siswa yang mencapai
KKM, pertemuan ke-2 ada 17 siswa dari 36 siswa yang mencapai KKM, dan
pertemuan ke-3 ada 26 siswa dari 36 siswa yang mencapai KKM.
Berdasarkan tabel di atas, peningkatan hasil belajar dapat disajikan pada
gambar 4.6 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Gambar 4.6. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan diagram di atas dapat dijelaskan bahwa terjadi penurunan
hasil belajar pada pertemuan kedua yaitu dari 56% yang mendapat nilai tuntas
menjadi 47%. Tetapi terjadi kenaikan lagi pada pertemuan ketiga menjadi
72%.
Walaupun pada Siklus II baik dari proses pembelajaran maupun
keaktifan siswa sudah meningkat dan telah mencapai indikator kerja yang
telah ditetapkan peneliti sebelumnya, tetapi peneliti ingin melanjutkan
tindakan ke siklus berikutnya yaitu Siklus III untuk memperbaiki kekurangan
atau yang belum maksimal pada siklus sebelumnya agar lebih baik lagi dan
lebih meningkat. Disamping itu juga ingin mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar siswa pada Siklus III dibandingkan pada Siklus II.
3. Siklus III
Pelaksanaan Siklus III berdasarkan kekurangan pada Siklus I dan
Siklus II. Kegiatan pada Siklus III terdiri dari 4 tahapan seperti pada siklus
sebelumnya, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap
pengamatan, dan tahap refleksi.
56%
47%
72%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Hasil
Belajar
Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
a. Perencanaan
Untuk tahap perencanaan pada tindakan Siklus III hampir sama
seperti pada siklus II. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan
Siklus III antara lain membuat scenario pembelajaran yang terdapat pada
lampiran 4; membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari Numbered
Head Together) pada lampiran 7; menyiapkan materi yang akan
disampaikan. Untuk pertemuan pertama materinya tentang sifat cahaya
dapat dibiaskan, pertemuan kedua tentang sifat cahaya dapat diuraikan, dan
pertemuan ketiga tentang membuat model dispersi cahaya; menyiapkan
media/alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran, untuk
pertemuan pertama menyiapkan alat dan bahan seperti pensil, mangkok
bening, air, dan uang logam. Untuk pertemuan kedua menyiapkan baskom,
cermin datar, dan kertas putih. Untuk pertemuan ketiga menyiapkan kertas
karton, pensil warna, penggaris, benang, dan pelubang; membuat lembar
evaluasi pada lampiran 10; membuat lembar observasi siswa beserta
deskriptornya; membuat lembar observasi proses pembelajaran beserta
deskriptornya; membuat pedoman wawancara siswa dan pedoman
wawancara guru/observer; membuat angket siswa; menyiapkan daftar
persensi siswa, serta mempersiapkan segala sesuatunya lebih baik lagi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada Siklus III sama seperti pada Siklus I dan
II yaitu terdiri dari 3 pertemuan. Kegiatan pada tiap pertemuan hampir sama
dan berbeda pada materi yang disampaikan. Dalam tahap ini kegiatan yang
dilakukan antara lain: melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya.
Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
1) Pertemuan Ke-1
Setelah semua telah selesai dipersiapkan, peneliti melaksanakan
tindakan Siklus III untuk pertemuan ke-1 pada hari Kamis tanggal 24
Mei 2012 pada jam pertama dan kedua. Pada pertemuan ini diikuti oleh
34 siswa dari jumlah keseluruhan 36 siswa. Pelaksanaan tindakan
dilakukan selama 2 x 35 menit (1 x pertemuan). Materi yang
disampaikan adalah tentang sifat cahaya dapat dibiaskan.
a) Kegiatan Awal
Pelaksanaan kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa,
mengkondisikan siswa, dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian
apersepsi untuk menghubungkan materi yang akan disampaikan.
Memberikan acuan agar setelah pembelajaran selesai, siswa dapat
menjelaskan pengertian pembiasan cahaya, menjelaskan hukum
pembiasan cahaya, menjelaskan pengertian garis normal,
menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk membuktikan sifat
cahaya dapat dibiaskan, dan menyebutkan peristiwa pembiasan cahaya
dalam kehidupan sehari-hari.
b) Kegiatan Inti
Peneliti melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan langkah-
langkah metode eksperimen yaitu menentukan rumusan masalah,
menyampaikan tujuan eksperimen, menyiapkan alat, bahan, dan
semua yang diperlukan dalam eksperimen, melaksanakan eksperimen,
mengamati eksperimen, mencatat hasil pengamatan, dan
menyimpulkan hasil eksperimen.
Pada tahap eksplorasi, langkah pertama: menentukan
rumusan masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen yaitu
dengan memberikan pertanyaan bagaimana sifat cahaya dapat
dibiaskan. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan tentang materi
sifat cahaya dapat dibiaskan. Langkah kedua menyampaikan tujuan
eksperimen: siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan
eksperimen yang akan dilakukan yaitu membuktikan sifat cahaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
dapat dibiaskan. Langkah ketiga menyiapkan alat, bahan, dan semua
yang dibutuhkan dalam eksperimen: siswa dibagi menjadi 6 kelompok
dan setiap kelompok diberi nomor 1-6 dan untuk 2 kelompok diberi 1-
5 kemudian menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
eksperimen cahaya dapat dibiaskan seperti air, baskom bening, pensil,
dan uang logam, siswa diberi Lembar Kerja Siswa, serta memahami
veriabel yang harus diamati
Tahap elaborasi pada pertemuan ini sebelum siswa
melaksanakan eksperimen, guru memberikan tugas berbeda kepada
masing-masing siswa. Untuk siswa yang mendapat nomor 4 diberi
tugas untuk mencatat hasil diskusi, nomor 5 dan 6 diberi tugas untuk
melaksanakan atau mengamati eksperimen sifat cahaya dapat
dibiaskan, nomor 1 menyampaikan hasil diskusi di depan kelas,
nomor 2 menanggapi hasil diskusi kelompok lain, dan nomor 3
menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Langkah keempat: siswa
dengan nomor 5 dan 6 melaksanakan eksperimen. Langkah kelima:
siswa mengamati eksperimen sesuai dengan variabel-variabel yang
telah ditentukan. Langkah keenam: siswa dengan nomor 4 mencatat
hasil pengamatan kemudian mendiskusikan hasilnya dengan teman
kelompoknya.
Tahap konfirmasi, siswa dengan nomor 1 menyampaikan
hasil eksperimen di depan kelas kemudian nomor 1 menanggapi hasil
dari kelompok lain. Langkah ketujuh: siswa bersama guru
menyimpulkan hasil eksperimen yang dilakukan dan mengumpulkan
hasilnya.
c) Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat
hal-hal yang penting dan menanyakan hal yang belum jelas.
Kemudian siswa melaksanakan evaluasi dan guru menganalisis hasil
evaluasi. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
2) Pertemuan Ke-2
Setelah semua telah selesai dipersiapkan, peneliti melaksanakan
tindakan Siklus III untuk pertemuan ke-2 pada hari Rabu tanggal 30 Mei
2012 pada jam ketujuh dan delapan. Pada pertemuan ini diikuti oleh 34
siswa dari jumlah keseluruhan 36 siswa. Pelaksanaan tindakan dilakukan
selama 2 x 35 menit (1 x pertemuan). Materi yang disampaikan adalah
sifat cahaya dapat diuraikan.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa,
mengkondisikan siswa, dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian
apersepsi untuk menghubungkan materi yang akan disampaikan.
Memberikan acuan agar setelah pembelajaran selesai, siswa dapat
menjelaskan pengertian dispersi cahaya, menjelaskan pengertian
pelangi, menyebutkan warna-warna yang ada pada pelangi, dan
menjelaskan cahaya polikromatis.
b) Kegiatan Inti
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah metode eksperimen. Pada tahap eksplorasi, langkah
pertama: memberikan pertanyaan bagaimana sifat cahaya dapat
diuraikan. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan tentang materi
sifat cahaya dapat diuraikan. Langkah: siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang tujuan eksperimen yang akan dilakukan yaitu
membuktikan sifat cahaya dapat diuraikan. Langkah ketiga: siswa
dibagi menjadi 6 kelompok, 4 kelompok diberi nomor 1-6 dan untuk 2
kelompok diberi 1-5 kemudian menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam eksperimen seperti baskom, cermin datar, dan
selembar kertas putih, siswa diberi Lembar Kerja Siswa, serta
memahami veriabel yang harus diamati
Tahap elaborasi, sebelum siswa melaksanakan eksperimen,
guru memberikan tugas berbeda kepada masing-masing siswa. Untuk
siswa yang mendapat nomor 5 diberi tugas untuk mencatat hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
diskusi, nomor 6 dan 1 diberi tugas untuk melaksanakan atau
mengamati eksperimen sifat cahaya dapat diuraikan, nomor 2
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, nomor 3 menanggapi
hasil diskusi kelompok lain, dan nomor 4 menjawab pertanyaan yang
diajukan guru. Langkah keempat: siswa dengan nomor 6 dan 1
melaksanakan eksperimen sifat cahaya dapat diuraikan. Langkah
kelima: siswa mengamati eksperimen sesuai dengan variabel-variabel
yang telah ditentukan. Langkah keenam: siswa dengan nomor 5
mencatat hasil pengamatan kemudian mendiskusikan hasilnya dengan
teman kelompoknya.
Tahap konfirmasi, siswa dengan nomor 2 menyampaikan
hasil eksperimen di depan kelas kemudian nomor 3 menanggapi hasil
dari kelompok lain. Langkah ketujuh: siswa bersama guru
menyimpulkan hasil eksperimen yang dilakukan dan mengumpulkan
hasilnya.
c) Kegiatan Akhir
Pelaksanaan kegiatan akhir diantaranya, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang penting dan
menanyakan hal yang belum jelas. Kemudian siswa melaksanakan
evaluasi dan guru menganalisis hasil evaluasi. Guru menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Pertemuan Ke-3
Setelah semua telah selesai dipersiapkan, peneliti melaksanakan
tindakan Siklus III untuk pertemuan ke-3 pada hari Kamis tanggal 31
Mei 2012 pada jam pertama dan kedua. Pada pertemuan ini diikuti oleh
36 siswa dari jumlah keseluruhan 36 siswa. Pelaksanaan tindakan
dilakukan selama 2 x 35 menit (1 x pertemuan). Materi yang
disampaikan adalah membuat model dispersi cahaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
a) Kegiatan Awal
Pelaksanaan kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa,
mengkondisikan siswa, dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian
apersepsi untuk menghubungkan materi yang akan disampaikan.
Memberikan acuan agar setelah pembelajaran selesai, siswa dapat
menyebutkan alat dan bahan untuk membuat model dispersi cahaya,
dapat menjelaskan cara membuatnya, dan dapat membuat model
dispersi cahaya.
b) Kegiatan Inti
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah metode eksperimen. Pada tahap eksplorasi, langkah
pertama: memberikan pertanyaan bagaimana cara membuat model
dispersi cahaya. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan tentang
materi cara membuat model dispersi cahaya. Langkah kedua: siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan eksperimen yang akan
dilakukan yaitu membuat model dispersi cahaya. Langkah ketiga
menyiapkan alat, bahan, dan semua yang dibutuhkan dalam
eksperimen: siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing
kelompok diberi nomor 1-6 kemudian menyiapkan alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam eksperimen membuat model dispersi cahaya,
siswa diberi Lembar Kerja Siswa, serta memahami veriabel yang
harus diamati
Tahap elaborasi, guru memberikan tugas berbeda kepada
masing-masing siswa. Untuk siswa yang mendapat nomor 5 diberi
tugas menggambar pada karton, nomor 6 diberi tugas untuk
menggunting karton yang sudah digambar, nomor 1 mewarnai karton
yang sudah digambar, nomor 2 melubangi kertas karton dengan
pelubang, nomor 3 memberi tali pada lubang yang sudah dibuat, dan
nomor 4 menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Langkah
keempat: semua siswa dengan nomor 1 sampai 6 melaksanakan
eksperimen yaitu membuat model dispersi cahaya secara bergantian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Langkah kelima: siswa mengamati langkah sesuai dengan variabel-
variabel yang telah ditentukan. Langkah keenam: siswa dengan nomor
5 mencatat hasil pengamatan kemudian mendiskusikan hasilnya
dengan teman kelompoknya.
Tahap konfirmasi, siswa dengan nomor 4 menyampaikan
hasil eksperimen di depan kelas kemudian nomor 5 menanggapi hasil
dari kelompok lain. Langkah ketujuh: siswa bersama guru
menyimpulkan hasil eksperimen yang dilakukan dan mengumpulkan
hasilnya.
c) Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat
hal-hal yang penting dan menanyakan hal yang belum jelas.
Kemudian siswa melaksanakan evaluasi dan guru menganalisis hasil
evaluasi. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Pengamatan
Pengamatan pada Siklus III dilakukan untuk mengamati proses
pembelajaran dan mengamati siswa dalam mengikuti pembelajaran seperti
pada Siklus II dengan pembelajaran yang sama tetapi lebih memantapkan
lagi dan memperbaiki kekurangan pada siklus sebelumnya. Untuk
mengamati proses pembelajaran, peneliti juga masih meminta bantuan
kepada guru lain atau observer. Pelaksanaan pengamatan baik proses
pembelajaran maupun pengamatan siswa dilaksanakan secara keseluruhan
mulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran.
a) Pertemuan Ke-1
Pengamatan yang dilakukan pada pertemuan pertama Siklus III
yaitu untuk mengamati proses pembelajaran dan siswa saat mengikuti
pembelajaran. Pengamatan terhadap proses pembelajaran dan
pengamatan terhadap siswa dengan dinilai menggunakan lembar
observasi proses pembelajaran beserta deskriptornya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Hasil pengamatan pada Siklus III untuk pertemuan ke-1, secara
umum juga sudah sangat baik. Persiapan alat dan bahan, persiapan
tempat beserta siswanya, materi, dan segala sesuatunya sudah berjalan
dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal sudah
berjalan dengan baik dan urut sesuai RPP. Penggunaan media
pembelajaran sudah tepat sesuai dengan materi yang disampaikan.
Penyampaian materi lebih jelas dan lebih teratur. Pengaktifan siswa
sudah menyeluruh tidak hanya siswa itu saja yang terlihat aktif.
Motivasi/penguatan diberikan oleh guru secara maksimal dan
menyeluruh.
Dalam menyimpulkan hasil percobaan, siswa sudah lebih
mandiri karena guru hanya membantu dengan kata kunci saja dan siswa
dengan kelompok masing-masing mendiskusikan hasilnya sendiri. Siswa
yang diberi tugas menyampaikan hasil diskusi di depan kelas juga terlihat
lebih mandiri. Di samping itu juga pelaksanaan pembelajaran sudah
sesuai dengan RPP yang telah disusun. Untuk lebih jelasnya disajikan
dalam tabel di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Tabel 4.24. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus III Pertemuan 1
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata KET.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A
Pelaksanaan
Pembelajaran
1
Keterampilan
membuka pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
2
Penggunaan metode
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
3
Penggunaan media
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
4
Penyajian materi
√
√
√ 12 4
sangat
baik
5 Pengaktifan siswa
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
6
Pemberian
motivasi/penguatan
√
√
√ 12 4
sangat
baik
7 Penggunaan bahasa
√
√
√
10 3.3 baik
8
Pelaksanaan langkah
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
9
Pelaksanaan
penilaian
√
√
√ 12 4
sangat
baik
10
Keterampilan
menutup pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
B
Penerapan Metode
Eksperimen
1 Merumuskan masalah
√
√
√ 12 4
sangat
baik
2
Mengembangkan
hipotesis
√
√
√
9 3 baik
3
Menyiapkan alat dan
bahan
√
√
√ 12 4
sangat
baik
4
Keterampilan
melakukan
eksperimen
√
√
√ 12 4
sangat
baik
5
Mencatat hasil
eksperimen
√
√
√ 12 4
sangat
baik
6 Analisis data
√
√
√
9 3 baik
7 Menarik kesimpulan
√
√
√
11 3.7 baik
8
Menyampaikan hasil
eksperimen
√
√
√
9 3 baik
Jumlah
67.7
Rata-rata
3.76 S.baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Untuk hasil pengamatan siswa saat mengikuti pembelajaran
dengan menerapkan metode eksperimen, siswa terlihat antusias dalam
mengikuti pembelajaran; siswa mengikuti pembelajaran dengan sungguh-
sungguh dan lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru; siswa yang
sering mengobrol dengan teman kelompoknya sudah mulai sedikit lebih
tenang dan terkendali. Hasil pengamatan keaktifan siswa disajikan dalam
tabel 4.25 di bawah ini.
Tabel 4.25. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus III Pertemuan 1
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Observasi dalam
eksperimen
√
√
√ 12 4 sangat baik
2 Menyampaikan data
√
√
√ 12 4 sangat baik
3
Mengklasifikasikan
hasil eksperimen
√
√
√ 12 4 sangat baik
4
Menyampaikan
hasil eksperimen
√
√
√
10 3.3 baik
5
Mengajukan
pertanyaan/pendapat
√
√
√
11 3.7 sangat baik
Jumlah
19
Rata-rata
3.8 sangat baik
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mengobservasi,
menyampaikan data, dan mengklasifikasikan mencapai 4 dengan kategori
sangat baik. Menyampaikan hasil eksperimen juga baik mencapai 3,3 dan
mengajukan pertanyaan mencapai 3,7 kategori sangat baik. Rata-rata
hasil observasi keaktifan siswa pertemuan 1 mencapai 3,8 dengan
kategori sangat baik.
Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi untuk mengetahui
hasil belajar siswa selama pembelajaran. Hasilnya disajikan dalam tabel
4.26 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Tabel 4.26. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 1
No Klasifikasi Interval Jumlah
Persentase Keterangan Keberhasilan Nilai Siswa
1 Sangat baik 80-100 28 82 % Rata-rata
2 Baik 70-79 0 0 % 79.71
3 Cukup 60-69 3 9 %
4 Kurang 40-59 3 9 %
5 Sangat kurang 0-39 0 0 %
Jumlah 2710 34 100 %
Berdasarkan tabel 4.26 dapat diketahui bahwa nilai dengan
kategori sangat kurang 0%, kategori kurang 9%, kategori cukup 9%,
kategori baik 0%, dan kategori sangat baik 82%. Untuk siswa yang
mendapat nilai mencapai KKM sejumlah 28 siswa atau 82% dari
jumlah keseluruhan 34 siswa dan untuk siswa yang belum mencapai
KKM sejumlah 6 siswa atau 18%. Jumlah nilai seluruhnya 2.710
dengan nilai rata-rata 79,71.
Berdasarkan hasil wawancara siswa dengan observer dapat
diketahui bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan tepat sesuai dengan
scenario pembelajaran, keaktifan siswa lebih meningkat dengan jumlah
siswa yang aktif hampir seluruhnya yaitu sejumlah 28 siswa.
b) Pertemuan Ke-2
Pengamatan pertemuan kedua masih tentang siswa dan proses
pembelajarannya. Peneliti memberikan lembar observasi siswa dan
lembar observasi proses pembelajaran beserta deskriptornya. Peneliti
juga selain bertindak sebagai guru juga bertindak sebagai observer untuk
siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil pengamatan pada pertemuan ke-2 Siklus III hampir sama
seperti pada pertemuan sebelumnya. Secara keseluruhan proses
pembelajaran mulai dari awal sampai akhir pembelajaran sudah baik
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Siswa sudah terbiasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
menjawab pertanyaan guru, melaksanakan tugas sesuai tugasnya masing-
masing, lebih mudah dalam menyimpulkan hasil percobaan dan berani
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dengan suara yang lantang
dan lancar tanpa bantuan dari guru. Hasilnya disajikan dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 4.27. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus III Pertemuan 2
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata KET.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A
Pelaksanaan
Pembelajaran
1
Keterampilan membuka
pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
2
Penggunaan metode
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
3
Penggunaan media
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
4 Penyajian materi
√
√
√ 12 4
sangat
baik
5 Pengaktifan siswa
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
6
Pemberian
motivasi/penguatan
√
√
√ 12 4
sangat
baik
7 Penggunaan bahasa
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
8
Pelaksanaan langkah
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
9
Pelaksanaan penilaian
√
√
√ 12 4
sangat
baik
10
Keterampilan menutup
pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Untuk pengamatan siswa pada saat mengikuti pembelajaran, siswa sangat
antusias, sungguh-sungguh, senang, aktif dan bekerja kelompok dengan baik.
Hasil observasi keaktifan siswa dapat dilihat dalam tabel 4.28 di bawah ini.
Tabel 4.28. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus III Pertemuan 2
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Observasi dalam
eksperimen
√
√
√ 12 4 sangat baik
2 Mengumpulkan data
√
√
√ 12 4 sangat baik
3
Mengklasifikasi
hasil eksperimen
√
√
√ 12 4 sangat baik
4
Menyampaikan
hasil eksperimen
√
√
√
11 3.7 sangat baik
5
Mengajukan
pertanyaan/pendapat
√
√
√
11 3.7 sangat baik
Jumlah
19.4
Rata-rata
3.88 sangat baik
B
Penerapan Metode
Eksperimen
1 Merumuskan masalah
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
2
Mengembangkan
hipotesis
√
√
√
10 3.3 Baik
3
Menyiapkan alat dan
bahan
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
4
Keterampilan
melakukan eksperimen
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
5
Mencatat hasil
eksperimen
√
√
√ 12 4
Sangat
baik
6 Analisis data
√
√
√
10 3.3 Baik
7 Menarik kesimpulan
√
√
√
11 3.7 Baik
8
Menyampaikan hasil
eksperimen
√
√
√
9 3 Baik
Jumlah
68.7
Rata-rata
3.82
Sangat
baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata hasil
observasi tentang keaktifan siswa mengikuti pelajaran mencapai 3,88 dengan
kategori sangat baik.
Pada akhir pembelajaran dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil
belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasilnya disajikan dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 4.29. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 2
No Klasifikasi Interval Jumlah
Persentase Keterangan Keberhasilan Nilai Siswa
1 Sangat baik 80-100 30 88 % Rata-rata
2 Baik 70-79 4 12 % 96.32
3 Cukup 60-69 0 0 %
4 Kurang 40-59 0 0 %
5 Sangat kurang 0-39 0 0 %
Jumlah 3275 34 100 %
Berdasarkan tabel 4.29 di atas dapat diketahui bahwa nilai siswa
dengan kategori sangat kurang 0%, kategori kurang 0%, kategori cukup
0%, kategori baik 12%, dan ketogori sangat baik 88 %. Untuk nilai yang
mencapai KKM sejumlah 30 siswa atau 88% dari jumlah keseluruhan 34
siswa, sedangkan untuk nilai yang belum mencapai KKM sejumlah 4
siswa atau 12% dari jumlah keseluruhan 34 siswa. Jumlah nilai
seluruhnya 3.275 dengan nilai rata-rata 96,32.
Berdasarkan hasil wawancara siswa dan observer dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran sudah sangat baik dan tepat
sesuai yang direncanakan, siswa sangat senang dan antusias mengikuti
pembelajaran dan tidak mengalami kesulitan selama pembelajaran,
keaktifan siswa meningkat yaitu hampir seluruhnya aktif karena masih
ada juga yang belum aktif dan hanya berbicara sendiri. Siswa yang sudah
aktif yaitu 30 siswa dari jumlah keseluruhan 34 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
c) Pertemuan Ke-3
Peneliti memberikan lembar observasi siswa dan lembar
observasi proses pembelajaran beserta deskriptornya kepada observer
untuk dinilai. Hasil pengamatan pada pertemuan ke-3 Siklus III untuk
proses pembelajaran dan pengamatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran secara menyeluruh sudah sangat baik dan maksimal.
Pelaksanaan pembelajaran sudah teratur dan sesuai ketentuan. Untuk
hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.30 di bawah ini.
Tabel 4.30. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran Menerapkan Metode
Eksperimen Siklus III Pertemuan 3
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata KET.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A
Pelaksanaan
Pembelajaran
1
Keterampilan membuka
pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
2
Penggunaan metode
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
3
Penggunaan media
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
4 Penyajian materi
√
√
√ 12 4
sangat
baik
5 Pengaktifan siswa
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
6
Pemberian
motivasi/penguatan
√
√
√ 12 4
sangat
baik
7 Penggunaan bahasa
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
8
Pelaksanaan langkah
pembelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
9
Pelaksanaan penilaian
√
√
√ 12 4
sangat
baik
10
Keterampilan menutup
pelajaran
√
√
√ 12 4
sangat
baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Siswa juga dapat mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh
dan penuh tanggung jawab, serius, antusias, dan senang. Untuk hasil
observasi keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.31. Rekapitulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus III Pertemuan 3
No Aspek yang diamati Observer 1 Observer 2 Observer 3
Jumlah Rata-
rata Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Observasi dalam
eksperimen
√
√
√ 12 4 sangat baik
2 Mengumpulkan data
√
√
√ 12 4 sangat baik
3
Mengklasifikasikan
hasil eksperimen
√
√
√ 12 4 sangat baik
4
Menyampaikan
hasil eksperimen
√
√
√
11 3.7 sangat baik
5
Mengajukan
pertanyaan/pendapat
√
√
√ 12 4 sangat baik
Jumlah
19.7
Rata-rata
3.94 sangat baik
B
1 Merumuskan masalah
√
√
√ 12 4
sangat
baik
2
Mengembangkan
hipotesis
√
√
√
11 3.7
sangat
baik
3
Menyiapkan alat dan
bahan
√
√
√ 12 4
sangat
baik
4
Keterampilan
melakukan eksperimen
√
√
√ 12 4
sangat
baik
5
Mencatat hasil
eksperimen
√
√
√ 12 4
sangat
baik
6 Analisis data
√
√
√ 11 3.7
sangat
baik
7 Menarik kesimpulan
√
√
√
11 3.7 baik
8
Menyampaikan hasil
eksperimen
√
√
√
10 3.3 baik
Jumlah
69.8
Rata-rata
3.88
sangat
baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-
rata hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
mencapai 3,94 dengan kategori sangat baik.
Pada akhir pembelajaran siswa melaksanakan evaluasi. Hasilnya
disajikan dalam tabel 4.32 di bawah ini.
Tabel 4.32. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 3
No Klasifikasi Interval Jumlah
Persentase Keterangan Keberhasilan Nilai Siswa
1 Sangat baik 80-100 33 92 % Rata-rata
2 Baik 70-79 3 8 % 96.25
3 Cukup 60-69 0 0 %
4 Kurang 40-59 0 0 %
5 Sangat kurang 0-39 0 0 %
Jumlah 3465 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai dengan
kategori sangat kurang 0%, kategori kurang 0%, kategori cukup 0%,
kategori baik 8%, dan kategori sangat baik 92%. Untuk nilai yang
mencapai KKM sejumlah 33 siswa atau 92% dari jumlah keseluruhan 36
siswa dan untuk nilai belum mencapai KKM sejumlah 3 siswa atau 8%.
Jumlah nilai seluruhnya 3.465 dengan nilai rata-rata 96,25.
Berdasarkan hasil angket, hasil wawancara siswa dan observer
dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan prmbelajaran berjalan
dengan sangat baik, keaktifan siswa semakin meningkat yaitu 35 siswa
yang telah aktif.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Siklus III
dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya. Proses
pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen secara keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
mulai dari penggunaan media, penyampaian materi, pemberian motivasi,
pemberian evaluasi, pengaktifan siswa, dan langkah pembelajaran sudah
sesuai dengan ketentuan dan maksimal. Untuk hasil observasi langkah
pembelajaran, pada pertemuan 1 mencapai 3,76 dengan kategori sangat
baik; pertemuan 2 mencapai 3,82 dengan kategori sangat baik; dan
pertemuan 3 mencapai 3,88 dengan kategori sangat baik. Sehingga nilai
rata-rata observasi langkah pembelajaran pada Siklus II adalah 3,82 dengan
kategori sangat baik dengan persentase 96% dan terjadi peningkatan. Untuk
lebih jelasnya disajikan dalam diagram di bawah ini.
Gambar 4.7. Peningkatan Langkah Pembelajaran Siklus III
Siswa juga sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran karena
masing-masing siswa melaksanakan tugas yang berbeda. Siswa antusias
dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen.
3,76
3,82
3,88
3,7
3,72
3,74
3,76
3,78
3,8
3,82
3,84
3,86
3,88
3,9
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Langkah
Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Tabel 4.33. Perbandingan Hasil Keaktifan Siswa dalam Mengikuti
Pembelajaran Siklus III
Siklus I
Jumlah
Rata-Rata
Kategori
Pertemuan 1 19 3.80 Sangat baik
Pertemuan 2 19.4 3.88 Sangat baik
Pertemuan 3 19.7 3.94 Sangat baik
Jumlah
11.62
Rata-rata
3.87
Kategori
Sangat baik
Dari tabel 4.33 dapat diketahui bahwa pada setiap pertemuan
mengalami peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Terlihat dari pertemuan ke-1 dengan nilai rata-rata 3,80 kategori sangat baik,
pada pertemuan ke-2 meningkat menjadi 3,88 kategori sangat baik, dan pada
pertemuan ke-3 meningkat lagi menjadi 3,94 dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan tabel perbandingan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
selama Siklus III, dapat dijelaskan pada gambar 4.8 di bawah ini.
Gambar 4.8 Diagram Peningkatan Hasil Keaktifan Siswa Mengikuti Pelajaran
Siklus III
3,8
3,88
3,94
3,7
3,75
3,8
3,85
3,9
3,95
4
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Keaktifan Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Pemberian evaluasi untuk tiap pertemuan dan hasil belajarnya juga
meningkat walaupun pada siklus sebelumnya sudah memenuhi indikator
kerja. Pada Siklus III untuk pertemuan ke-1 ada 28 siswa yang mencapai
KKM, pertemuan ke-2 ada 30 siswa yang mencapai KKM, dan untuk
pertemuan ke-3 ada 33 siswa yang mencapai KKM. Dari hasil yang diperoleh
siswa, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan yaitu pada Siklus II 72%
sedangkan untuk Siklus III mencapai 92% siswa yang telah mencapai KKM.
Tabel 4.34. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus III
Siklus III Jumlah
Siswa
Tuntas Belum Tuntas
Frekuaensi Persentase Frekuensi Persentase
Pertemuan 1 34 siswa 28 siswa 82% 6 siswa 18%
Pertemuan 2 34 siswa 30 siswa 88% 4 siswa 12%
Pertemuan 3 36 siswa 33 siswa 92% 3 siswa 8%
Dari tabel 4.34 dapat diketahui bahwa pada pertemuan ke-1 ada 28
siswa dari 34 siswa yang mencapai KKM/ mendapatkan nilai 80 ke atas,
pertemuan ke-2 ada 30 siswa dari 34 siswa yang mencapai KKM, dan
pertemuan ke-3 ada 33 siswa dari 36 siswa yang mencapai KKM. Sehingga
untuk akhir tindakan Siklus III mencapai 92% siswa yang mendapat nilai
mencapai KKM. Berdasarkan tabel perbandingan hasil belajar siswa selama
Siklus III, dapat dijelaskan pada gambar 4.9 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Gambar 4.9. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III
Berdasarkan hasil angket siswa, secara keseluruhan proses
pembelajaran berjalan dengan tepat dan semua siswa aktif mengikuti
pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen.
Dari hasil yang diperoleh pada akhir tindakan Siklus III, maka untuk
proses pembelajaran dan hasil belajar dengan menerapkan metode
eksperimen sudah mencapai lebih dari indikator kerja. Sehingga peneliti tidak
melanjutkan pada siklus berikutnya.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Setelah dideskripsikan tiap siklus berdasarkan hasil pengamatan maka
terdapat perbandingan hasil tindakan untuk masing-masing siklus yaitu pada
Siklus I sampai dengan Siklus III. Untuk pelaksanaan langkah pembelajaran
dengan menerapkan metode eksperimen pada Siklus I berjalan dengan tepat dan
sesuai dengan skenario yang telah direncanakan. Akan tetapi masih terdapat
82%
88%
92%
76%
78%
80%
82%
84%
86%
88%
90%
92%
94%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Hasil
Belajar
Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
kekurangan diantaranya pengaktifan siswa masih belum menyeluruh, pemberian
motivasi belum secara maksimal, dan siswa belum lancar dalam menyampaikan
hasil eksperimen di depan kelas. Pada Siklus II langkah pembelajaran berjalan
dengan tepat dan sesuai dengan skenario yang telah direncanakan. Pada siklus ini
terjadi peningkatan yaitu pengaktifan siswa hampir menyeluruh dengan
memberikan tugas berbeda untuk masing-masing siswa, pemberian motivasi
sudah maksimal pada setiap kegiatan baik kegiatan awal, inti, maupun akhir, dan
siswa sudah mulai bisa menyampaikan hasil eksperimen di depan kelas.
Sedangkan pada Siklus III langkah pembelajaran berjalan dengan tepat dan sesuai
dengan skenario yang telah direncanakan, pengaktifan siswa sudah menyeluruh
dan pemberian motivasi juga sudah maksimal, dan siswa mampu menyampaikan
hasil eksperimen tanpa bantuan guru. Rata-rata hasil observasi langkah
pembelajaran untuk Siklus I mencapai 3,15 dengan persentase 79%; Siklus II
mencapai 3,68 dengan persentase 92%; dan Siklus III mencapai 3,82 dengan
persentase 96%. Sehingga terjadi peningkatan dari Siklus I sampai Siklus III.
Untuk memperjelas peningkatan langkah pembelajaran disajikan dalam diagram
berikut.
Gambar 4.10. Peningkatan Langkah Pembelajaran
79%
92% 96%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Siklus I Siklus II Siklus III
Langkah
Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Berdasarkan hasil observasi, untuk keaktifan siswa saat mengikuti
pembelajaran juga terdapat perbedaan antara pembelajaran Siklus I, II, dan III.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.35 di bawah ini.
Tabel 4.35. Perbandingan Keaktifan Siswa Mengikuti Pembelajaran pada Siklus
I, Siklus II, dan Siklus III
No Siklus Jumlah Rata-Rata Rata-Rata
Keterangan 1 2 3 1 2 3 Tiap Siklus
1 I 9.7 14.4 16.3 1.94 2.88 3.26 2.69 Cukup
2 II 17.7 16.6 18.7 3.54 3.32 3.74 3.53 Baik
3 III 19 19.4 19.7 3.80 3.88 3.94 3.87 Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.35 dapat dijelaskan bahwa pada Siklus I keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen
nilai rata-ratanya mencapai 2,69 dengan kategori cukup. Pada Siklus II keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran mencapai 3,53 dengan kategori baik. Pada
Siklus III keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mencapai 3,87 dengan
kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa selama
Siklus I sampai Siklus III keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
menerapkan metode eksperimen mengalami peningkatan yang baik dan telah
mencapai indikator kerja yang telah ditetapkan. Untuk memperjelas peningkatan
keaktifan siswa dari Siklus I sampai Siklus III dapat dilihat pada gambar 4.11 di
bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Gambar 4.11. Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
Berdasarkan hasil evaluasi siswa selama akhir pembelajaran Siklus I
sampai Siklus III juga terdapat perbedaan hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya
disajikan dalam tabel 4.36 di bawah ini.
Tabel 4.36. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I, Siklus II, Siklus III
No Siklus Jumlah Siswa Persentase Ketuntasan Persentase
Keterangan 1 2 3 1 2 3 Rata-Rata
1 I 8 10 13 22% 30% 39% 30% Kurang
2 II 20 17 26 56% 47% 72% 58% Kurang
3 III 28 30 33 82% 88% 92% 87% Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.36 dapat dijelaskan bahwa persentase rata-rata hasil
belajar untuk Siklus I adalah 30% dengan kategori kurang. Pada Siklus II
persentase rata-rata hasil belajar adalah 58% dengan kategori kurang. Sedangkan
pada Siklus III persentase rata-rata hasil belajar adalah 87% dengan kategori
2,69
3,53
3,87
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
Siklus I Siklus II Siklus III
Kaktifan Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa selama Siklus I
sampai Siklus III untuk hasil belajarnya meningkat dan telah mencapai indikator
kerja yang telah ditetapkan. Untuk memperjelas peningkatan hasil belajar siswa
dari Siklus I sampai Siklus III dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.12. Peningkatan Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
D. Pembahasan
Hasil belajar siswa meningkat karena mereka cenderung lebih aktif dan
memperhatikan ketika pembelajaran sedang berlangsung. Siswa sangat senang
dan antusias dalam mengikuti pembelajaran karena dalam pembelajaran IPA ini
siswa diajak untuk menemukan sendiri kebenaran suatu teori yang didapat,
mempersiapkan, melaksanakan, mengumpulkan data, menyampaikan hasil
percobaan, dan menyimpulkannya sehingga siswa lebih terbiasa melakukan suatu
percobaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa melaksanakan
eksperimen dengan ceria dan untuk materi dalam setiap pertemuan, siswa aktif
30%
58%
87%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Siklus I Siklus II Siklus III
hasil belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
mencari sendiri alat dan bahan yang diperlukan dalam eksperimen. Dalam
pembelajaran, masing-masing siswa diberi nomor dan setiap nomor mempunyai
tugas yang berbeda.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa pembelajaran IPA
dengan menerapkan metode eksperimen, langkah-langkah pembelajaran dapat
berjalan dengan tepat sesuai yang telah ditentukan dan meningkatkan hasil belajar
karena pada model pembelajaran ini, siswa diberi nomor dan setiap nomor
mempunyai tugas masing-masing sehingga semua siswa aktif dan memperhatikan
pembelajaran dengan baik. Pada saat melaksanakan eksperimen, siswa diajak
untuk bermain dan berkompetisi dengan kelompoknya masing-masing. Untuk
kelompok dengan ketentuan masing-masing anggota kelompok melaksanakan
diskusi dan eksperimen dengan sungguh-sungguh serta aktif dalam
menyampaikan pendapat dan berani menyampaikan hasil diskusinya, maka
kelompok tersebut mendapatkan gelar kelompok terbaik dan mendapatkan juara.
Kegiatan tersebut merupakan suatu motivasi yang diberikan guru kepada siswa
agar siswa tergerak dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran dari awal sampai
akhir. Karena motivasi tersebut mempunyai kaitan yang erat dengan minat siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2010: 43) bahwa siswa
yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik
perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang
studi tersebut.
Dalam pembelajaran topik Sifat Cahaya, dengan metode eksperimen,
siswa dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir
ilmiah, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tidak hanya mendengarkan
ceramah dari guru, siswa tidak mudah percaya terhadap suatu teori karena dengan
eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori, serta siswa
mendapat pengalaman dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat yang
digunakan dalam eksperimen.
Selain itu kegiatan eksperimen dirancang membuat siswa memiliki
kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan,
berkreasi, dan belajar secara menyenangkan karena adanya interaksi antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
dirinya dengan lingkungan yaitu mereka mempunyai ketrampilan dalam
menggunakan alat-alat dalam eksperimen yang terdapat dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Udin Winataputra (2008) bahwa ciri belajar
harus memungkinkan terjadinya perubahan tidak hanya pada aspek pengetahuan
tetapi juga pada aspek ketrampilan dan perubahan itu merupakan buah dari
pengalaman serta interaksi antara dirinya dengan lingkungan.
Melalui eksperimen, siswa juga diberi kesempatan untuk mencoba dan
menguji. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesenangan bagi siswa melainkan
juga memberi pemahaman lebih baik tentang Sifat Cahaya. Setelah selesai
malaksanakan eksperimen, siswa juga aktif mengkomunikasikan hasil
eksperimennya. Mereka bebas mengemukakan gagasan-gagasan yang mereka
temukan selama melakukan percobaan. Siswa juga mau merapihkan dan
mengumpulkan kembali alat dan bahan yang digunakan selama eksperimen
setelah pembelajaran selesai.
Respon siswa terhadap pembelajaran dapat dilihat selama pembelajaran
berlangsung. Pada saat pembelajaran, siswa terlihat sangat antusias, bersemangat,
dan tidak merasa bosan. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan
mencobakan usaha-usaha baru. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya
karakteristik siswa kelas V yang secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang
kuat dan tertarik akan dunia sekitar (Bassett, Jacka, dan Logan dalam Mulyani
Sumantri dan Johar Permana, 2001: 11). Tetapi masih ada siswa yang kurang
memperhatikan dan hanya berbicara sendiri dengan teman sebelahnya dan belum
aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat diatasi dengan memberikan tugas
yang berbeda untuk masing-masing nomor sehingga siswa mengerjakan tugas
yang berbeda tersebut dan secara tidak langsung semua siswa dapat aktif
mengikuti pembelajaran.
Metode pembelajaran eksperimen yang dilakukan peneliti selama Siklus
I sampai Siklus III mengalami peningkatan yang baik dari proses pembelajaran,
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, maupun hasil belajar siswa.
Untuk peningkatan pembelajaran proses pembelajaran dapat dilihat bahwa peneliti
selalu mengaktifkan siswa dengan memberikan tugas kepada setiap siswa, selalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih maju dan lebih mudah menerima
pelajaran, selalu membimbing dan mengarahkan siswa saat melakukan
eksperimen, dan membiasakan siswa untuk berkomunikasi dengan menyampaikan
hasil eksperimen tanpa bantuan orang lain serta menciptakan pembelajaran yang
membuat siswa senang mengikuti pelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan
peneliti dalam pembelajaran IPA yaitu menentukan rumusan masalah,
menyampaikan tujuan eksperimen, menyiapkan alat, bahan, dan semua yang
diperlukan dalam eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengamati eksperimen,
mencatat hasil eksperimen, dan menyampaikan hasil eksperimen. Dengan
menggunakan langkah-langkah penerapan metode eksperimen yang baik, benar,
dan tepat maka dapat meningkatkan pembelajaran yang baik pula. Dengan
kegiatan seperti ini, hal-hal yang dibuktikan sendiri akan bertahan lebih lama
karena mereka mempunyai daya ingat yang baik terhadap hal yang telah
dipelajari. Hasil belajar siswa meningkat karena mereka cenderung aktif dan
membuktikan jawaban dari masalah yang sedang dihadapi.
Selain terjadi peningkatan pada proses pembelajaran juga terjadi
peningkatan pada keaktifan siswa saat mengikuti pembelajaran. Pada awal
sebelum tindakan, siswa sama sekali belum aktif untuk merespon guru saat
memberikan pertanyaan. Siswa belum antusias, sungguh-sungguh, senang, aktif
dan bekerja kelompok dengan baik pada saat mengikuti pembelajaran. Dengan
pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti mulai dari Siklus I sampai Siklus III
telah mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.37
di bawah ini.
Tabel 4.37. Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
No Uraian Siklus I Siklus II Siklus III
1 Nilai rata-rata keaktifan siswa 2.69 3.53 3.87
2 Kategori Cukup Baik Sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penerapan metode
eksperimen dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas V SDN Klopogodo dengan
nilai rata-rata Siklus I 2,69 dengan kategori cukup, pada Siklus II meningkat
menjadi 3,53 dengan kategori baik, dan pada Siklus III meningkat lagi menjadi
3,87 dengan kategori sangat baik.
Pada akhir pembelajaran untuk setiap pertemuan dilaksanakan evaluasi.
Pada setiap siklus mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.38. Peningkatan Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus I,
Siklus II, dan Siklus III
No Uraian Siklus I Siklus II Siklus III
1 Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Siswa 30% 58% 87%
2 Kategori Kurang Kurang Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.38 dapat diketahui bahwa penerapan metode
eksperimen dapat meningkatkan persentase rata-rata hasil belajar siswa kelas V
SDN Klopogodo dengan persentase Siklus I 30% dengan kategori kurang, pada
Siklus II meningkat menjadi 58% dengan kategori kurang, dan pada Siklus III
meningkat lagi menjadi 87% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil
peningkatan proses pembelajaran, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran,
dan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode eksperimen, maka penelitian
tindakan kelas ini cukup dilaksanakan sampai pada Siklus III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode
Eksperimen dalam Peningkatan Pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya pada
Siswa Kelas V Semester 2 SDN Klopogodo Gombong-Kebumen Tahun ajaran
2011/2012” dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran IPA dengan menerapkan metode
eksperimen berjalan dengan tepat dan sesuai dengan skenario yang telah
direncanakan. Pembelajaran dilaksanakan dengan tujuh langkah yaitu
menentukan rumusan masalah, menyampaikan tujuan eksperimen,
menyiapkan alat, bahan, dan semua yang diperlukan dalam eksperimen,
melaksanakan eksperimen, mengamati eksperimen, mencatat hasil
pengamatan, dan menyimpulkan hasil eksperimen. Hal tersebut ditunjukkan
pada hasil observasi Siklus I dengan nilai rata-rata mencapai 3,15 dengan
kategori baik atau dengan persentase 79%. Siklus II meningkat menjadi 3,68
dengan kategori sangat baik dan persentasenya 92%. Siklus III meningkat lagi
mencapai 3,82 dengan kategori sangat baik dan persentasenya 96%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
langkah pembelajaran IPA dan telah mencapai indikator kinerja.
2. Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menerapkan metode
eksperimen dari awal sampai akhir pembelajaran mengalami peningkatan dan
telah mencapai indikator keberhasilan. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil
pada Siklus I yang nilai rata-rata keaktifan siswa mencapai 2,69 dengan
kategori cukup dan persentasenya 67%, kemudian mengalami kenaikan pada
Siklus II yang mencapai 3,53 dengan kategori baik dan persentasenya 88%,
dan mengalami kenaikan kembali pada Siklus III yaitu mencapai 3,87 dengan
kategori sangat baik dan persentasenya 97%. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keaktifan dalam pembelajaran IPA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
dengan menerapkan metode eksperimen dan telah mencapai indikator
keberhasilan.
3. Hasil belajar yang diperoleh siswa juga mengalami peningkatan dan telah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu minimal 70%
siswa memperoleh hasil belajar yang baik sesuai KKM yang telah ditentukan
yaitu 80. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa selama Siklus I sampai
Siklus III. Untuk Siklus I, persentase rata-rata hasil belajar siswa mencapai
30%, kemudian pada Siklus II mengalami kenaikan mencapai 58%, dan
mengalami kenaikan kembali pada Siklus III yaitu mencapai 87% setelah
mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen.
B. Implikasi
Adanya peningkatan pembelajaran baik dari peningkatan pelaksanaan
langkah-langkah pembelajaran IPA berjalan dengan tepat, peningkatan perilaku
siswa dalam mengikuti pembelajaran, maupun peningkatan prosentase hasil
belajar yang baik sesuai KKM yang telah ditetapkan yang ditunjukkan dalam
penelitian ini membuktikan bahwa penerapan metode eksperimen dapat
meningkatkan pembelajaran. Sehingga hasil penelitian ini mempunyai implikasi
yaitu pemilihan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA khususnya Sifat
Cahaya merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan pembelajaran.
Bagi siswa kelas V, pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya dengan
menerapkan metode eksperimen akan lebih memudahkan siswa dalam memahami
konsep yang sedang dipelajari. Siswa mendapatkan ketrampilan serta pengalaman
dalam menggunakan alat-alat untuk eksperimen sehingga memungkinkan
terjadinya perubahan yang tidak hanya pada aspek pengetahuan saja. Selain itu
juga siswa mendapatkan kesenangan dan kepuasan tersendiri dalam melaksanakan
pembelajaran karena mereka aktif dalam membuktikan sendiri kebenaran suatu
teori.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
C. Saran
1. Bagi Guru
a. Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA seperti yang telah
diuraikan di atas, hendaknya dijadikan sebagai alternatif guru dalam
meningkatkan hasil belajar IPA tentang Sifat Cahaya kelas V Sekolah Dasar
terutama SDN Klopogodo
b. Dalam kegiatan pembelajaran IPA tentang sifat cahaya sebaiknya dengan
menggunakan metode yang tepat dan memperhatikan potensi atau
kemampuan setiap siswa.
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya memperhatikan penjelasan guru saat diterangkan
dan mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga mendapatkan hasil belajar
yang memuaskan.
3. Bagi Sekolah
Sebaiknya sekolah menyiapkan sarana dan prasarana yang
mendukung untuk kelancaran pembelajaran khususnya untuk pembelajaran
IPA.