difusi osmosis dan penyerapan zat
DESCRIPTION
Unsur-unsur yang diperlukan tumbuhan, masuk ke dalam tumbuhan melalui suatu fenomena yang disebut pertukaran ion. Ion-ion yang masuk dan keluar pada sel-sel tumbuhan harus mencapai kesetimbangan sehingga tumbuhan dapat memperoleh unsur-unsur yang diperlukannya. Tukar-menukar ion terjadi di seluruh bagian tubuh tanaman, misalnya proses fotosintesis yaitu masuknya CO2 dan keluarnya O2. Selain itu pada proses pernapasan juga terjadi pertukaran antara O2 dan CO2. Fenomena lain mengenai masuknya zat-zat pada tubuh tanaman yaitu difusi dan osmosis.Difusi merupakan gerakan penyebaran suatu partikel (air, molekul zat terlarut, gas atau ion-ion) dari daerah yang potensial kimianya lebih tinggi menuju ke daerah yang potensial kimianya lebih rendah. Potensial kimia merupakan perubahan energi bebas setelah ada penambahan suatu satuan besaran. Migrasi molekul-molekul pada peristiwa difusi dapat ditinjau dari dua sudut. Pertama dari sudut sumber dan yang kedua dari sudut tujuan. Dipandang dari sudut sumber, molekul-molekul menyebar keseluruh jurusan disebabkan oleh adanya suatu tekanan yang disebut tekanan difusi. Dipandang dari sudut tujuan, tempat tujuan itu merupakan suatu tempat yang kekurangan molekul-molekul. Sehingga dapat dikatakan bahwa daerah sumber tekanan difusinya positif dan daerah tujuan tekanan difusinya negatif. Tekanan difusi negatif ini biasa disebut dengan Defisit Tekan Difusi (DTD).TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
DIFUSI-OSMOSIS DAN PENYERAPAN ZAT
OLEH:
KELOMPOK VI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SEPTEMBER 2014
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIKUM DIFUSI-OSMOSIS DAN PENYERAPAN ZAT
OLEH:
KELOMPOK VI
Yogyakarta, 21 september 2014
Nama NIM Tahun Ajaran
Asih Rahayu 13304241009 2014/2015
Nurul Jannah Yuliani 13304241018 2014/2015
Rieska Dies Rahmawulan 13304241019 2014/2015
Setiarti Dwi Rahayu 13304241031 2014/2015
Linda Indriawati 13304241039 2014/2015
Mengetahui
Dosen Pembimbing,
DIFUSI-OSMOSIS
I. TUJUAN
1. Menemukan fakta mengenai gejala difusi-osmosis
2. Mengamati efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi
3. Menunjukan arah gerakan air pada peristiwa difusi osmosis
4. Mendeskripsikan pengertian difusi osmosis
II. TINJAUAN PUSTAKA
Unsur-unsur yang diperlukan tumbuhan, masuk ke dalam tumbuhan melalui
suatu fenomena yang disebut pertukaran ion. Ion-ion yang masuk dan keluar pada sel-
sel tumbuhan harus mencapai kesetimbangan sehingga tumbuhan dapat memperoleh
unsur-unsur yang diperlukannya. Tukar-menukar ion terjadi di seluruh bagian tubuh
tanaman, misalnya proses fotosintesis yaitu masuknya CO2 dan keluarnya O2. Selain
itu pada proses pernapasan juga terjadi pertukaran antara O2 dan CO2. Fenomena lain
mengenai masuknya zat-zat pada tubuh tanaman yaitu difusi dan osmosis.
Difusi merupakan gerakan penyebaran suatu partikel (air, molekul zat terlarut,
gas atau ion-ion) dari daerah yang potensial kimianya lebih tinggi menuju ke daerah
yang potensial kimianya lebih rendah. Potensial kimia merupakan perubahan energi
bebas setelah ada penambahan suatu satuan besaran. Migrasi molekul-molekul pada
peristiwa difusi dapat ditinjau dari dua sudut. Pertama dari sudut sumber dan yang
kedua dari sudut tujuan. Dipandang dari sudut sumber, molekul-molekul menyebar
keseluruh jurusan disebabkan oleh adanya suatu tekanan yang disebut tekanan difusi.
Dipandang dari sudut tujuan, tempat tujuan itu merupakan suatu tempat yang
kekurangan molekul-molekul. Sehingga dapat dikatakan bahwa daerah sumber
tekanan difusinya positif dan daerah tujuan tekanan difusinya negatif. Tekanan difusi
negatif ini biasa disebut dengan Defisit Tekan Difusi (DTD).
Faktor-faktor yang memengaruhi difusi antara lain suhu, ukuran dan masa
partikel, tingkat kelarutan dalam medium, gradien difusi. Semakin tinggi suhu akan
menambah aktivitas kinetis partikel atau molekul yang berdifusi, sehingga akan
menyebabkan difusi semakin cepat. Apabila berat molekul semakin besar, maka difusi
akan semakin lama. Semakin besar tingkat kelarutan dalam medium akan
memperuncing gradien dan menyebabkan difusi semakin cepat. Semakin besar
perbedaan gradien difusi akan menyebabkan difusi semakin cepat.
Salah satu contoh difusi yaitu ketika kita menuangkan suatu satuan volume
larutan gula dan suatu satuan volume air murni secara bersamaan ke dalam suatu
bejana, maka molekul-molekul gula akan berdifusi ke daeraah air, sedang molekul-
molekul air akan berdifusi ke arah gula. Sehingga akhirnya di daerah air akan terdapat
konsentrasi gula yang sama dengan konsentrasi gula di daerah gula sendiri. Difusi
akan berhenti ketika mencapai keseimbangan.
Osmosis merupakan penyebaran dari daerah yang memiliki potensial air lebih
tinggi ke daerah yang potensial airnya lebih rendah, melalui membran semipermeabel.
Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya dapat dilewati oleh molekul-
molekul air saja. Membranini dapat diperoleh dari selaput hewan atau tumbuhan,
dapat juga dibuat dari kolodion. Kita dapat mengukur osmosis dengan alat yang
disebut osmometer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis antara lain suhu, konsentrasi,
tekanan, dan zat atau partikel adsorptif. Sebagai contoh dari osmosis adalah jika air
dan larutan gula dituangkan pada bejana yang diberi sekat berupa membran
semipermeabel, maka air akan bergerak menuju daerah larutan gula, sehingga larutan
gula bertambah banyak. Akan tetapi tidak ada pergerakan larutan gula ke daerah air
karena molekul gula tidak dapat melewati membran semipermeabel tersebut.
III. METODE PRAKTIKUM
a. Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat Praktikum : Laboratorium Biokimia
Waktu Praktikum :
Hari dan tanggal : Selasa, 16 September 2014
Pukul : 11.00 WIB
b. Alat dan Bahan
1. Pipa kaca berskala
2. Cawan Petri
3. Pipet tetes mulut panjang
4. Pisau tajam, Pelubang kentang
5. Larutan gula pekat (0, 5, 50, dan 100%)
6. Karet penyumbat berlubang
7. Kaca berskala
8. Kulit katak
9. Kentang
c. Prosedur
1. Dengan membran kentang
2. Dengan Membran kulit katak
Mencuci kentang, membuat irisan kentang bentuk kubus dan membuat 2 sumuran menggunakan pelubang pada bagian atas kentang
Memasukan larutan gula pekat sampai ½ bagian lubang sumuran pada kentang
Menutup lubang sumuran dengan karet penyumbat yang telah diberi pipa kaca berskala dan memastikannya rapat
Menempatkan kentang pada cawan petri yang telah berisi air dan mengamati perubahan ketinggian air pada pipa kaca berskala
Menutup kulit katak pada mulut osmometer, mengikatnya dengan karet
Mengisi larutan pada osmometer dengan larutan gula sesuai dengan kadar
masing-masing
Memasukkan osmometer ke dalam gelas yang berisi air dengan posisi
ujung osmometer yang ditutup kulit katak tercelup dalam air
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Data hasil percobaan pada kentang
Meni
t ke-
Pertambahan volume cairan dalam pipa berskala (ml)
0 % 5 % 50 % 100 %
10 0 0 -
0,0
2
0 0 -
0,0
1
0,
1
0,
2
0,0
2
0,1
0
0,0
3
0,0
3
0,
1
0,
3
0,1 0,5
20 0 0 -
0,0
4
0 0 -
0,0
3
0,
1
0,
4
0,0
2
0,1
0
0,0
1
0,0
5
0,
2
0,
5
-
0,0
5
0,1
3
30 0 0 -
0,0
6
0 0 -
0,0
5
0,
1
0,
6
0,0
2
0,1
0
0,0
2
0,0
7
0,
3
0,
6
-0,1 0,2
1
Pada percobaan pertama termasuk proses osmosis karena molekul air dan molekul
gula dapat saling membaur tanpa adanya halangan.
2. Data hasil percobaan dengan kulit katak
Menit
ke-
Pertambahan volume cairan dalam pipa berskala (ml)
5 % 50 % 100 %
5 0,1 0,1 0,2
10 0,1 0,2 0,5
15 0,1 0,2 0,9
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 16 September 2014
pukul 11.00-13.00 WIB yang berjudul difusi osmosis, memiliki tujuan antara lain menemukan
fakta mengenai gejala difusi osmosis, mengamati efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan
difusi, menujukkan arah gerakan air pada peristiwa difusi osmosis, dan mendiskripsikan
pengertian difusi dan osmosis.
Dalam percobaan kali ini, bahan yang digunakan sebagai osmometer sederhana untuk
mengetahui gejala difusi osmotik adalah membran kentang, dan kulit katak. Sedangkan
larutan yang digunakan adalah larutan gula 0%, larutan gula 5%, larutan gula 50%, dan
larutan gula 100%. Pada larutan gula diberi warna merah dengan eosin/teres merah yang
bertujuan untuk mempermudah dalam pengamatan.
1. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul melewati membran selektif permeabel dari
larutan dengan konsentrasi rendah (hipotonik) kelarutan dengan konsentrasi tinggi
(hipertonik). Konsentrasi dalam hal ini adalah pelarut, jadi pada peristiwa osmosis yang
mengalami perpindahan adalah pelarutnya. Pada percobaan ini digunakan dua bahan yang
digunakan sebagai membran selektif permeabel atau osmometer yaitu kentang dan kulit katak.
a. Kentang
Pada percobaan osmosis yang pertama digunakan membran kentang. Pada permukaan
kentang dibuat dua sumuran dengan diameter menyesuaikan dengan besar pipa kaca yang
dipakai. Lubang tersebut tidak sampai tembus pada bagian dasarnya, karena bagian dasar
inilah yang berperan sebagai membran dalam percobaan ini. Kemudian lubang ditutup dengan
karet penyumbat yang telah diberi pipa kaca berskala. Penutupan ini harus dipastikan rapat,
sehingga setelah larutan gula dimasukkan dalam pipa berskala, larutan tersebut tidak
merembes naik melewati celah antara kentang dan karet penyumbat. Pada pipa kaca berskala
dimasukkan masing-masing larutan gula 0% larutan 5%, larutan gula 50% atau 100%. Lalu
kentang diletakkan pada cawan petri yang telah diisi sedikit air dan diamati perubahan
ketinggian air pada pipa kaca.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Larutan gula 0%
Dari ke enam kelompok yang melakukan percobaan ini, setelah kentang
dicelupkan ke dalam air selama 10 menit, 20 menit, dan 30 menit, dapat dilihat dua
sumuran mengalami penurunan sebesar 0,02 ml, dan pada empat sumuran yang lain
tidak megalami perubahan.
2. Larutan gula 5%
Dari ke empat kelompok yang melakukan percobaan ini, setelah kentang
dicelupkan ke dalam air selama 10 menit, 20 menit dan 30 menit, dua sumuran
mengalami kenaikan sebesar 0,1 ml, dan dua sumuran yang lain mengalami
kenaikan sebesar 0,2 ml dan 0,02 ml. sehingga pada keempat sumuran rata-rata
mengalami keaikan sebesar 0,2 ml.
3. Larutan gula 50%
Dari ke empat kelompok yang melakukan percobaan ini, setelah kentang
dicelupkan ke dalam air selama 10 menit, 20 menit dan 30 menit, pada sumuran
pertama mengalami kenaikan 0,02 ml, pada sumuran kedua mengalami kenaikan 0,5
ml, pada sumuran ketiga mengalami kenaikan sebesar 0,2 ml, pada sumuran
keempat mengalami kenaikan 0,4 ml. Sehingga pada keempat sumuran rata-rata
mengalami keaikan sebesar 0,37 ml.
4. Larutan gula 100%
Dari kedua kelompok yang melakukan percobaan ini, setelah kentang
dicelupkan ke dalam air selama 10 menit, 20 menit, 30 menit, pada sumuran yang
pertama mengalami kenaikan sebesar 0,1 ml, kemudian mengalami penurunan
sebesar 0,05 ml dan turun lagi sebesar 0,1 ml. Sedangkan pada sumuran yang kedua
mengalami kenaikan sebesar 0,5 ml kemudian naik 0,13 ml, dan naik lagi 0,21 ml.
Sehingga rata-rata sumuran mengalami kenaikan sebbesar 0,28.
Osmosis merupakan penyeberan air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Dari
percobaan yang dilakukan maka air akan berosmosis ke daerah larutan gula sehingga
permukaan sukrosa akan mengalami kenaikan. Berkaitan dengan hal tersebut, keempat
percobaan teah sesuai dengan teori yang ada (mengalami kenikan permukaan larutan). Pada
larutan 0% terlihat tetap karena pada konsentrasi larutan gula 0% dapat dikatakan memiiki
konsentrasi yang sama dengan air.
Apabila konsentrasi larutan semakin tinggi, maka osmosis akan semakin cepat. Dari
percobaan yang dilakukan, harusnya percobaan dengan larutan gula 100% lebih cepat
mengalami osmosis (selisih kenaikan lebih besar) dibandingkan dengan larutan gula 50%,
larutan gula 5%, dan larutan gula 0%. Begitu pula sebaliknya, larutan gula 0% lebih lambat
mengalami osmosis dibandingkan dengan larutan gula 5%, larutan gula 50%, dan larutan gula
0%.
100% > 50% > 5% > 0%
Berkaitan dengan hal tersebut, dari konsentrasi 0% ke konsentrasi 5% dan konsentrasi
5% ke konsentrasi 50% telah sesuai dengan teori, namun pada larutan gula 100% justru selisih
kenaikannya lebih rendah daripada larutan gula 50% (tidak sesuai dengan teori). Hal ini dapat
disebabkan oleh sikap ceroboh praktikan ketika membuat sumuran pada kentang sehingga
terjadi kebocoran dan ketebalan dasar kentang yang berbeda-beda.
b. Membran Kulit Katak
1. Larutan gula 5%
Pada larutan gula 5% setelah osmometer tercelup ke dalam air selama 10 menit
pertama, kedua, ketiga selalu engalami kenaikan sebesar 0,1 ml.
2. Larutan gula 50%
Pada larutan gula 50% setelah osmometer tercelup ke dalam air selama 10
menit pertama, kedua, ketiga selalu engalami kenaikan sebesar 0,1 ml dan 0,2 ml.
3. Larutan gula 100%
Pada larutan gula 100% setelah osmometer tercelup ke dalam air selama 10
menit pertama, kedua, ketiga selalu engalami kenaikan sebesar 0,2 ml, 0,5 ml, 0,9
ml.
Pada percobaan katak telah sesuai dengn teori, bahwa air berosmosis melalui
membrane katak yang dapat diamati dari adanya pertambahan volume yang terlihat pada
osmometer dan kenaikan volume pada konsentrasi gula 100% lebih besar dibandingkan
dengan konsentrasi gula 5% dan larutan gula 50%.
V. KESIMPULAN
1. Gejala osmosis yang tampak adalah kenaikan volume pada osmometer dalam
percobaan kentang dan dalam percobaan membrane kulit katak.
2. Efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan osmosis ialah apabila konsentrasi
larutan yang lebih tinggi akan mempercepat kenaikan volume pada osmometer.
3. Arah gerakan air pada peristiwa osmosis adalah dari konsentrasi yang rendah
menuju ke konsentrasi yang lebih tinggi.
4. Peristiwa osmosis adalah peristiwa bergeraknya molekul pelarut dari konsentrasi
pelarut tinggi ke konsetrasi pelarut yang rendah. Semakin tinggi konsentrasi gula
maka proses osmosis semakin cepat. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi
peristiwa osmosis yaitu konsentrasi dan ketebalan membran.
Difusi merupakan gerakan penyebaran suatu partikel (air, molekul zat terlarut, gas
atau ion-ion) dari daerah yang potensial kimianya lebih tinggi menuju ke daerah
yang potensial kimianya lebih rendah.
VI. SARAN
Pada praktikum Difusi dan osmosis, sebaiknya praktikan lebih memahami
materi praktikum yang akan dilakukan. Praktikan juga harus berhati-hati dan lebih
cermat dalam membuat sumuran pada kentang supaya tidak terjadi kebocoran. Alat
osmometer yang digunakan juga harus diperhatikan skalanya supaya kenaikan volume
dapat terlihat dengan jelas.
VII. JAWABAN PERTANYAAN
1. Adakah kenaikan permukaan air pada osmometer yang diisi larutan gula?
Jawaban : Ada
2. Adakah kenaikan permukaan air pada osmometer yang diisi air?
Jawaban : Tidak, tidak terlihat kenaikan volume pada larutan gula konsentrasi 0% (air)
3. Mengapa volume larutan gula dalam osmometer bertambah (naik)?
Jawaban : Karena adanya perbedaan konsentrasi larutan antara air biasa dengan larutan
sukrosa yang ada dalam kentang sehingga air berosmosis ke daerah larutan gula dan
menekan sukrosa untuk naik.
4. Dari manakah tambahan volume tersebut berasal?
Jawaban : dari air yang berosmosis ke daerah larutan gula
5. Apakah juga terjadi kenaikan larutan sukrosa pada osmometer kentang?
Jawaban : Iya, kecuali pada larutan sukrosa 0%
6. Apakah masuknya air ke osmometer menembus jaringan kentang merupakan osmosis?
Jelaskan alasanmu!
Jawaban : ya, pada percobaan kentang merupakan peristiwa osmosis. Karena air
berosmosis dari konsetrasi yang rendah ke konsentrasi yang tinggi melalui jaringan
kentang.
7. Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan?
Jawaban : kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan tersebut Peristiwa osmosis
adalah peristiwa bergeraknya molekul pelarut dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsetrasi
pelarut yang rendah. Semakin tinggi konsentrasi gula maka proses osmosis semakin cepat.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi peristiwa osmosis yaitu konsentrasi dan
ketebalan membran. Difusi merupakan gerakan penyebaran suatu partikel (air, molekul
zat terlarut, gas atau ion-ion) dari daerah yang potensial kimianya lebih tinggi menuju ke
daerah yang potensial kimianya lebih rendah.
VIII. DISKUSI/ PEMBAHASAN
1. Apakah ada perubahan volume atau ketinggian larutan (air) pada pipa kaca
berskala baik pada kontrol maupun kelompok perlakuan?
Jawab : ada,
2. Jika ada pertambahan volume air pada bagian pipa kaca, bagaimana hal itu terjadi
dan darimanakah asal air tersebut?
Jawab : hai itu terjadi karena air berosmosis masuk ke dalam pipa kaca
melalui membrane kulit katak
3. Apakah ada perbedaan tingkat perubahan volume air pada ketiga perlakuan?
Jawab : ya, ada
4. Jika ada perbedaan kecepatan pertambahan air ke dalam pipa, apakah hal itu ada
kaitannya dengan konsentrasi gulanya?
Jawab : ya ada
5. Mengapa terjadi perbedaan kecepatan masuknya air ke dalam lubang yang berisi
larutan gula dengan konsentrasi berbeda?
Jawab : karena semakin besar konsentrasi larutan semakin besar kecepan
osmosis
6. Apa kesimpulan anda dari hasil percobaan ini?
Jawab : kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan tersebut Peristiwa
osmosis adalah peristiwa bergeraknya molekul pelarut dari konsentrasi pelarut
tinggi ke konsetrasi pelarut yang rendah. Semakin tinggi konsentrasi gula maka
proses osmosis semakin cepat. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi
peristiwa osmosis yaitu konsentrasi dan ketebalan membran. Difusi merupakan
gerakan penyebaran suatu partikel (air, molekul zat terlarut, gas atau ion-ion) dari
daerah yang potensial kimianya lebih tinggi menuju ke daerah yang potensial
kimianya lebih rendah.
IX. TUGAS PENGEMBANGAN
1. Apakah potensial air satu mol larutan garam(NaCl) sama dengan satu mol larutan glukosa?
sama karena jika dilihat dari potensial airnya, sedangkan jika dilihat dari potensial osmotiknya berbeda
2. Apakah laju difusi air dari jaringan kentang dipengaruhi oleh jenis larutan perendamnya?
Iya, berbeda. Karena masing-masing larutan memiliki karakter khusus , misalnya kemampuan dalam menyerap air.
3. Apa yang akan terjadi bila jaringan kentang ditempatkan pada larutan dengan potensial osmotiknya lebih rendah dari potensial osmotik cairan jaringannya?
Jaringan kentang akan terisi air karena terjadi peristiwa osmosis yaitu berpindahnya larutan dengan potensial osmotik rendah menuju ke jaringan kentang dengan potensial osmotik tinggi.
1. DAFTAR PUSTAKA
Ai, Suyitno. 2014. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta : FMIPA
UNY.
Dwidjoseputro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia.
Salisburry, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung
ITB.
2. LAMPIRAN-LAMPIRAN