diatesis-hemoragik-ainii
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
1/26
BAB I
PENDAHULUAN
Diatesis hemoragik diartikan sebagai keadaan patologi yang timbul karena kelainan faal
hemostasis. Gangguan ini secara klinis ditandai dengan perdarahan abnormal yang mungkin
spontan atau terjadi setelah suatu kejadian pemicu (misal, trauma atau pembedahan). Dilihat
dari patogenesisnya, diathesis hemoragik dapat digolongkan menjadi diathesis hemoragik
karena faktor vaskuler atau kelainan di pembuluh darah, karena faktor defisiensi atau
disfungsi trombosit, dan diathesis hemoragik karena faktor koagulasi.(1,2)
anifestasi diatesis hemoragik secara umum menunjukan manifestasi perdarahan
seperti purpura, ekimosis, mimisan, perdarahan yang sulit berhenti. !al ini dapat
menyebabkan suatu kondisi yang berakhir dengan syok jika bersifat masif.(2)
!emostasis mendasari terjadinya diatesis hemoragik. !emostasis yang normal
tergantung dari keseimbangan yang baik dan interaksi yang kompleks antar komponennya,
yaitu endotelium, trombosit, dan rangkaian koagulasi. "el endotel mengatur beberapa aspek
hemostasis yang acapkali saling bertentangan. "el#sel endotel dalam keadaan normal
memperlihatkan sifat antitombosit, antikoagulan, dan fibrinolitik. $amun sesudah jejas atauaktivasi, sel#sel endotel memperlihatkan fungsi prokoagulan. %eseimbangan antara aktivitas
anti dan protrombosis yang dimiliki oleh sel#sel endotel akan menentukan apakah akan terjadi
pembentukan trombus, peningkatan pembentukan trombus, ataukah disolusi trombus.(&)
'okus anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah menentukan apakah defek yang
dicurigai akuisita atau kongenital (diariskan) dan mekanisme mana yang tampaknya
berperan (mekanisme primer atau sekunder). namnesis harus menentukan letak terjadinya
perdarahan, keparahan, dan lamanya perdarahan, umur aitan, apa saja yang telah dikerjakan
untuk mengendalikan perdarahan, apakah perdarahan spontan atau diimbas, riayat keluarga,
anamnesis obat, pengalaman pasien dengan trauma terdahulu (misalnya, tindakan bedah,
biopsi, ekstraksi gigi). *emeriksaan fisik menentukan sifat perdarahan (misalnya petekie,
ekimosis, hematoma, hemartrosis, perdarahan selaput lendir) dan mengidentifikasi tanda#
tanda penyakit primer sistemik. anifestasi perdarahan khas pada pasien dengan defek
mekanisme hemostasis primer (interaksi trombosit dan pembuluh darah) adalah perdarahan
selaput lendir (misalnya epistaksis, hematuria, menoragia, gastrointestinal), petekie di kulit
dan selaput lendir, dan lesi ekimosis kecil#kecil yang multipel. +anda perdarahan khas pada
1
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
2/26
pasien dengan defek mekanisme hemostasis sekunder (sistem koagulasi) adalah perdarahan#
dalam ke dalam sendi dan otot, lesis ekimosis yang luas dan hematoma. ()
2
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
3/26
BAB II
HEMOSTASIS
!emostasis adalah istilah kolektif untuk semua mekanisme fisiologi yang digunakan
oleh tubuh untuk melindungi diri dari kehilangan darah. !emostasis adalah proses tubuh
yang secara simultan menghentikan perdarahan dari tempat cedera, sekaligus
mempertahankan darah dalam keadaan cair di dalam komponen vaskular.(1) "istem
hemostasis berfungsi memulai pembekuan darah dan menghentikan perdarahan.%oagulasi
merupakan proses merubah darah menjadi bekuan darah seperti agar."istem hemostasis juga
mencegah pembekuan yang tidak diinginkan dan trombosis.
%elainan pada hemostasis dapat
menimbulkan perdarahan atau trombosis.(&)
!emostasis yang normal tergantung dari keseimbangan yang baik dan nteraksi yang
kompleks antar komponennya, yaitu endotelium, trombosit, dan rangkaian koagulasi. "el
endotel mengatur beberapa aspek hemostasis yang acapkali saling bertentangan. "el#sel
endotel dalam keadaan normal memperlihatkan sifat antitombosit, antikoagulan, dan
fibrinolitik. $amun sesudah jejas atau aktivasi, sel#sel endotel memperlihatkan fungsi
prokoagulan. %eseimbangan antara aktivitas anti dan protrombosis yang dimiliki oleh sel#sel
endotel akan menentukan apakah akan terjadi pembentukan trombus, peningkatan
pembentukan trombus, ataukah disolusi trombus.(&)
-angkaian peristia pada hemostasis pada lokasi jejas vaskular secara umum,yaitu (&,/)
"etelah jejas aal terjadi terdapat periode vasokonstriksi arteriol yang singkat,
yang sebagian besar disebabkan oleh mekanisme refleks neurogenik dan
diperkuat oleh sekresi faktor lokal, seperti endotelin (vasokontriktor kuat yang
berasal dari endotel). $amun efeknya berlangsung sesaat, dan perdarahan akan
terjadi kembali karena efek ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi trombosit
dan sistem pembekuan. (gambar 1.)
0ejas endotel juga membongkar matriks ekstraseluler () subendotel yang
sangat trombogenik., yang memungkinkan trombosit menempel dan menjadi
aktif, yaitu mengalami suatu perubahan bentuk dan melepaskan granula
sekretoris. Dalam beberapa menit, produk yang disekresikan telah merekrut
3
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
4/26
trombosit tambahan (agregasi) untuk membentuk sumbat hemostatik. %ejadian
ini merupakan proses hemostasis primer. (gambar 1.3)
'aktor jaringan, suatu faktor prokoagulan dilapisi membran yang disintesis oleh
endotel, juga dilepaskan pada lokasi jejas. 'aktor ini bekerja bersama dengan
faktor trombosit yang disekresikan untuk mengaktifkan kaskade koagulasi, dan
berpuncak pada aktivitas trombin. "elanjutnya trombin akan memecah
fibrinogen dalam sirkulasi menjadi fibrin tidak terlarut, menghasilkan suatu
deposisi anyaman fibrin. +rombin juga menginduksi rekruitmen trombosit dan
pelepasan granula lebih lanjut. -angkaian hemostasis sekunder ini memerlukan
aktu lebih lama dibandingkan dengan pembentukan trombosit aal. (gambar
1.)
'ibrin terpolimerisasi dan agregat trombosit membentuk suatu sumbat
permanen yang keras untuk mencegah perdarahan lebih lanjut. *ada tahapan ini,
mekanisme kontraregulasi (misalnya aktivator plasminogen jaringan (t#*)
digerakan untuk membatasi sumbat hemostatik pada lokasi jejas. (Gambar 1.D)
Gambar 1.(&)
4
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
5/26
Endotel
"el endotel mengatur beberapa aspek (dan seringkali berlaanan) hemostasis normal.
Di satu sisi, pada tingkatan dasar sel ini menunjukan adanya perangkat antitrombosit,
antikoagulan, dan fibrinolisis4 di sisi lain, sel ini mampu menunjukan fungsi prokoagulan
setelah mengalami cedera atau aktivasi ndotel dapat diaktifkan oleh agen infeksi, faktor
hemodinamik, mediator plasma, dan oleh sitokin. %eseimbangan antara aktivitas anti
trombosis dan protrombosis endotel menentukan terjadinya pembentukan, perbanyakan, atau
penghancuran trombus (Gambar 2.).(&)
"uatu endotel utuh mencegah trombosit bertemu dengan endotel yang sangat
trombogenik. +rombosit nonaktif tidak menempel pada endotel. "elain itu jika diaktifkan,
trombosit tersebut dihambat oleh prostasiklin endotel (*G52) dan nitrit oksida agar tidak
menempel pada endotel di sekelilingnya yang tidak cedera. %edua mediator ini merupakan
vasodilator kuat dan inhibitoragregasi trombosit . "intesisnya oleh sel endotel dirangsang
oleh sejumlah faktor (misalnya, trombin dan sitokin) yang dihasilkan selama pembekuan. "el
endotel juga menghasilkan adenosine difosfatase, yang memecah adenosin difosfat (D*)
dan selanjutnya menghambat agregasi trombosit (sifat anti trombosis endotel).
(&,6)
"ifat antikoagulan endotel diperantarai oleh molekul mirip heparin yang mempunyai
membran dan trombomodulin, yaitu reseptor trombin spesifik. olekul menyerupai heparin
bekerja secara tidak langsung, molekul menyerupai heparin bekerja secara tidak langsung,
molekul tersebut merupakan kofaktor yang memungkinkan antitrombin 555 untuk
menginaktivasi trombin, faktor 7a, dan beberapa faktor pembekuan lainnya. +rombomodulin
juga bekerja secara tidak langsung, reseptor ini berikatan dengan trombin, mengubahnya dari
prokoagulan menjadi antikoagulan yang mampu mengaktivasi protein antikoagulan.
"elanjutnya protein aktif menghambat pembekuan melalui pemecahan proteolitik faktor 8a
dan8555a. "elain sifat anti trombosis dan anti koagulan, endotel juga mempunyai sifat
fibrinolisis. "el endotel menyintesis t#*, yang meningkatkan aktivitas fibrinolisis untuk
membersihkan deposit fibrin dari endotel.(&,6)
5
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
6/26
Gambar 2.(&)
"ementara sel endotel menunjukan sifat yang dapat membatasi pembekuan darah, sel
tersebut juga bersifat protrombosis, yang memengaruhi trombosit, protein pembekuan, dan
sistem fibrinolisis. 0ejas endotel menimbulkan adhesi trombosit pada kolagen subendotel, hal
ini dipermudah oleh faktor von9illebrand (v9'), suatu kofaktor penting untuk mengikatkan
trombosit pada kolagen dan permukaan lain. 'aktor 8on 9illebrand merupakan produk
endotel normal yang ditemukan dalam plasma, faktor ini tidak disintesis secara khusus
setelah terjadi jejas endotel. "el endotel diinduksi pula oleh sitokin (misal +$' dan 5:#1)untuk menyekresi faktor jaringan, yang mengaktivasi jalur pembekuan eksterinsik. Dengan
berikatan pada faktor pembekuan 5;a dan 7a aktif, sel endotel lebih lanjut meningkatkan
aktivitas katalitik protein ini. khirnya, sel endotel juga menyekresi inhibitor aktivator
plasminogen (*5) yang menekan fibrinolisis. (&,/,6)
"ebagai simpulan dari sifat#sifat endotel, sel endotel yang utuh terutama berfungsi
menghambat perlekatan trombosit dan pembekuan darah. $amun, jejas atau aktivasi sel
6
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
7/26
endotel menghasilkan suatu fenotipe prokoagulan yang berperan dalam pembentukan bekuan
terlokalisasi.(&)
Trombosit
+rombosit berperan penting dalam hemostasis normal. *ada saat dalam darah,
trombosit merupakan cakram halus dilapisi membran yang mengeluarkan sejumlah reseptor
glikoprotein kelompok integrin. +rombosit mengandung tipe granula yang spesifik. Granula#
< mengeluarkan molekul adhesi selektin#* pada membrannya dan mengandung fibrinogen,
fibronektin, faktor 8 dan 855, faktor trombosit (kemokin pengikat heparin), aktor
pertumbuhan yang berasal dari trombosit (*DG'), serta transforming groth factor#< (+G'#
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
8/26
"ekresi kandungan kedua tipe granula terjadi setelah perlekatan.*roses tersebut dimulai
dengan pengikatan agonis pada reseptor permukaan trombosit yang diikuti dengan kaskade
fosforilasi intrasel. *elepasan kandungan benda padat tersebut sangat penting karena kalsium
diperlukan dalam kaskade pembekuan, dan D* merupakan suatu mediator agregasi
trombosit yang poten. D* juga meningkatkan pelepasan D* lebih lanjut dari trombosit
lain, yang mengakibatkan pengerasan agregasi. khirnya, aktivasi trombosit menghasilkan
pengeluaran kompleks fosfolipid permukaan yang menyediakan suatu tempat yang penting
untuk nukleasi serta tempat pengikatan kalsium dan menghasilkan faktor pembekuan pada
jalur pembekuan interinsik.(&,/)
gregasi trombosit terjadi setelah adhesi dan sekresi. "elain D*, vasokonstriktor
tromboksan 2 (+72) yang disekresi oleh trombosit, juga merupakan rangsang penting
untuk agregasi trombosit. D* dan +72 memulai suatu reaksi autokatalitik yang
mengakibatkan pembentukan agregat trombosit yang semakin membesar, yaitu sumbat
hemostatik primer. gregasi primer ini bersifat reversibel., tetapi dengan mengaktifkan
kaskade pembekuan, trombin akan dihasilkan. +rombin berikatan pada reseptor permukaan
trombosit, dan bersama dengan D* serta +72 akan menyebabkan agregasi yang lebih
lanjut. %ejadian ini diikuti dengan penyusutan trombosit, yang menghasilkan masa trombosit
yang menyatu secara ireversibel membentuk sumbat hemostatik sekunder definitif. *ada saat
yang sama, trombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin di dalam dan di sekitar sumbat
trombosit, terutama untuk memperkuat trombosit pada tempatnya.(&)
8
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
9/26
'ibrinogen juga penting dalam agregasi trombosit. ktivasi D* trombosit
menginduksi perubahan konformasional reseptor Gp55b#555a pada permukaan trombosit
sehingga dapat mengikat fibribogen. 'ibrinogen kemudian bekerja dengan menggabungkan
trombosit untuk membuat agregat besar.(&)
*erlu ditekankan baha prostaglandin *G52 (disintesis oleh endotel) merupakan
vasodialtor dan menghambat agregasi trombosit, sedangkan +72 merupakan prostaglandin
yang berasal dari trombosit dan merupakan vasokonstriktor kuat. "aling memengaruhi antara
*G52 dan +72 menghasilkan suatu mekanisme seimbang untuk mengatur fungsi trombosit
pada manusia. Dalam keadaan normal, mekanisme ini mencegah agregasi trombosit
intravaskular, tetapi setelah terjadi jejas endotel, mekanisme ini membantu pembentukan
sumbat hemostatik.(&,/)
3aik eritrosit maupun leukosit ditemukan pula pada sumbat hemostatik. :eukosit
melekat pada trombosit dan endotel melauli molekul adhesi dan turut berperan pada proses
peradangan yang menyebabkan trombosis. +rombin juga berperan melalui perangsangan
adhesi netrofil dan monosit secara langsung, dan menghasilkan produk pecahan fibrin yang
berasal dari fibrinogen.(6)
Kaskade Pembekuan
%askade pembekuan merupakan komponen ketiga dari proses hemostasis (Gambar. .)
(&)
Gambar .(&)
9
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
10/26
%askade pembekuan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian perubahan en>imatik,
yang mengubah proen>im inaktif menjadi en>im aktif dan memuncak pada pembentukan
trombin. +rombin kemudian mengubah fibrinogen protein plasma yang dapat larut menjadi
fibrin protein fibrosa yang tidak dapat larut.(&,6)
"etiap reaksi dalam jalur pembekuan berasal dari perakitan kompleks yang tersusun
atas en>im (faktor koagulasi teraktivasi), substrat (bentuk proen>im faktor koagulasi), dan
kofaktor (pemercepat reaksi). %omponen ini terpasang pada kompleks fosfolipid dan
dipersatukan oleh ion kalsium. ?leh karena itu, pembekuan cenderung terlokalisasi pada
tempat terjadinya perakitan semacam itu, misalnya pada permukaan trombosit aktif. (&,/)
"elain mengatalisis tahap akhir dalam kaskade pembekuan, trombin juga menunjukkan
berbagai macam efek terhadap pembuluh darah dan peradangan lokal, trombin secara aktif
bahkan turut berperan dalam membatasi luasnya proses hemostasis. "ebagian besar efek yang
10
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
11/26
diperentarai oleh trombin ini terjadi melalui reseptor trombin#tujuh protein pengikat
transmembran yang berpasangan dengan protein G. ekanisme aktivasi reseptor melibatkan
pemotongan ujung reseptor trombin melalui aksi proteolisis trombin. !al ini menghasilkan
suatu peptida tertambat yang berikatan pada sisa reseptor dan menyebabkan perubahan
konformasional yang diperlukan untuk mengaktivasi protein G yang menyertai. ?leh karena
itu, interaksi antara trombin dan reseptornya pada dasarnya merupakan proses katalis, yang
menjelaskan potensi yang mengesankan molekul trombin aktif alaupun dalam jumlah yang
relatif kecil dalam menghasilkan berbagai efek pada rangkaian berikutnya. (&)
"ekali diaktivasi, kaskade pembekuan harus terbatas pada tempat lokal cedera vaskular
untuk mencegah penggumpalan pada seluruh pembuluh darah. "elain membatasi aktivasi
faktor pada tempat fosfolipid yang terpajan, penggumpalan juga dikendalikan oleh
antikoagulan alami, yaitu antitrombin (misalnya, antitrombin 555) menghambat aktivitas
trombin dan protease serum lainnya (faktor 57a, 7a, 7ia, 755a). ntitrombin 555 diaktivasi
melalui pengikatan terhadap molekul serupa heparin pada sel endotel. "elain antitrombin,
terdapat protein dan " yang bergantung pada vitamin % yang menginaktifkan kofaktor 8a
dan 8555a.(&,/)
"elain menginduksi pembekuan, aktivasi kaskade pembekuan juga menggerakkan
kaskade fibrinolisis yang akan membatasi ukuran bekuan akhir. !al ini terutama dilakukan
melalui aktivasi plasmin. *lasmin berasal dari penguraian en>imatik plasminogen
prekursornya yang inaktif di dalam darah., baik melalui jalur yang bergantung faktor 755
maupun melalui aktivator plasminogen. *lasminogen jaringan (t#*) terutama disintesis oleh
sel endotel dan menjadi paling aktif jika melekat pada fibrin. *lasmin memecah fibrin dan
mengganggu polimerasinya (Gambar /.). *roduk pecahan fibrin ('"*) yang dihasilkan dapat
pula bertindak sebagai antikoagulan lemah. "etiap plasmin bebas segera membentuk
kompleks dengan antiplasmin#
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
12/26
"el endotel mengatur lebih lanjut keseimbangan pembekuan dan antipembekuan
dengan melepaskan inhibitor aktivator plasminogen (*5) yang dapat memblokade
fibrinolisis dan menghasilkan suatu efek propembekuan secara keseluruhan (Gambar /.). *5
tersebut ditingkatkan oleh sitokin tertentu dan mungkin berperan dalam trombosis
intravaskular yang menyertai inflamasi berat.(&)
BAB III
DIATESIS HEMORAIK
Diatesis hemoragik diartikan sebagai keadaan patologi yang timbul karena kelainan faalhemostasis. %eadaan ini menyebabkan peningkatan resiko terjadinya perdarahan. Dilihat dari
12
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
13/26
patogenesisnya maka diathesis hemostatis hemoragik dapat digolongkan menjadi diathesis
hemoragik karena faktor vaskuler, karena faktor trombosit, dan diathesis hemoragik karena
faktor koagulasi.(1,2)
3erbagai pemeriksaan yang digunakan dalam evaluasi aal pasien dengan gangguan
perdarahan adalah (1) aktu perdarahan@bleeding time mencermikan atu yang diperlukan
pada pungsi kulit untuk menghentikan perdarahan, (2) hitung trombosit, (&) aktu
protrombin atau *+ yang diukur dalam detik guna menguji keadekuatan jalur pembekuan
eksterinsik dan umum yang mencerminkan aktu yang dibutuhkan plasma untuk membeku,
() aktu tromboplastin parsial atau *++ guna menguji pembekuan interinsik dan umum.(1,A)
3agan 1.()
%elainan pembuluh darah dapat menyebabkan perdarahan melalui berbagai cara.
eningkatnya resistensi pembuluh yang disebabkan oleh defisiensi berat vitamin (scurvy),
amiloidosis sistemik, pemakaian glukokortikoid jangka panjang, penyakit herediter yang
jarang mengenai jaringan ikat, dan sejumlah besar vaskulitis, dan infeksiosa. "elain itu,
peningkatkan kerapuhan pembuluh darah terdapat pada meningokoksemia, endokarditis
infektif, penyakit riketsia, tifoid, dan purpura !enoch "chonlein. Diatesis hemoragik yang
murni disebabkan oleh fragilitas vaskular ditandai oleh (1) petekie dan ekimosis yang
tampaknya muncul spontan di kulit dan selaput lendir (mungkin akibat trauma ringan), (2)
13
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
14/26
hitung trombosit dan uji koagulasi (*+,*++) yang normal, dan (&) aktu perdarahan yang
biasanya normal. "elain itu, seperti yang akan dibahas selanjutnya, koagulopati konsumtif
kadang#kadang berakar pada penyakit sistemik yang menyebabkan permukaan sel endotel
memudahkan terjadinya trombosis.(1,2,A)
Defisiensi trombosit (trombositopenia) merupakan penyebab penting perdarahan.
Defisiensi trombosit dapat terjadi pada berbagai kondisi klinis yang akan dibahas kemudian.
+erdapat gangguan dengan fungsi trombosit terganggu alaupun jumlahnya normal. acat
kualitatif tersebut mungkin didapat, seperti pada uremia, konsumsi aspirin, atau diarisi
seperti penyakit 8on 9illebrand. +rombositopenia dan disfungsi trombosit serupa dengan
peningkatan fragilitas pembuluh darah, yaitu terdapat petekie dan ekimosis, serta mudah
memar, mimisan, perdarahan berlebihan akibat trauma ringan, dan menoragia. Demikian juga
*+ dan *++ normal, tetapi berbeda dengan gangguan vaskular, aktu perdarahan selalu
memanjang.(1,2,A)
Diatesis perdarahan yang semata#mata disebabkan oleh gangguan pembekuan darah
berbeda dalam beberapa aspek yang disebabkan oleh kelainan dinding pembuluh darah atau
trombosit. *+, *++, atau keduanya memanjang, sedang aktu perdarahan normal. *etekie
dan tanda lain perdarahan akibat trauma ringan biasanya tidak ditemukan. $amun dapat
terjadi perdarahan masif setelah prosedur operatif atau trauma berat. "elain itu, yang khas
adalah perdarahan pada bagian tubuh yang terkena trauma, seperti sendi ekstremitas baah.
(1,2,A)
A! Pur"ura Heno#$ S#$onlein
*urpura !enoch "chonlein (!"*) merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh
vaskulitis generalisata pada pembuluh darah kecil di kulit, saluran cerna, ginjal, sendi, dan
meskipun jarang dapat di paru dan susunan saraf pusat. *urpura !enoch "chonlein
merupakan vaskulitis yang sering terjadi pada anak#anak. tiologinya belum diketahui,
diperkirakan beberapa faktor berperan, yaitu genetik, lingkungan, dan diperkirakan reaksi
autoimun yang diperantarai imunoglobulin .(B)
a. pidemiologi
*enyakit ini ditemukan di temukan pada usia beberapa bulan hingga usia belasan tahun.
"ebesar /C anak#anak yang terkena adalah di baah usia / tahun dan sekitar A/
berusia di baah 1C tahun. *enelitian menunjukkan baha 1C#2C, per 1CCC anak
14
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
15/26
menderita !"*. *erbandingan antara anak laki#laki dan perempuan yang menderita
!"* adalah 21(B,E)
b. anifestasi klinis
*enyakit ini dapat dimulai dengan gejala prodromal demam, nyeri kepala, dan
anoreksia. %emudian muncul lesi kulit, nyeri perut, edema perifer, muntah, dan atau tanpa
disertai artritis. rupsi kulit akan berlangsung kira#kira & minggu. Gejala saluran cerna
dialami oleh B/ kasus, umumnya berupa nyeri perut kolik. rtritis ditemukan pada A/
kasus. %eterlibatan ginjal ditemukan pada &C#&/ kasus dan dapat menetap hingga 6 bulan
kemudian. Gejala yang muncul adalah hematuria ringan, proteinuri, oligouri, hingga gagal
ginjal.(B,E)
Gambar 6.(B)
c. %riteria Diagnosis
enurut merican ollege of -heumatology, diagnosis *urpura !enoch "chonlein
dapat ditegakkan bila memenuhi minimal 2 dari gejala berikut, yaitu (1C)
?nset pertama terjadi pada usia F 2C tahun
*urpura non trombositopenia yang dapat dipalpasi
ngina abdominal
*ada biopsi ditemukan granulosit pada dinding arteriol atau venula
15
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
16/26
enurut uropean :eague gainst -heumatism, diagnosis *urpura !enoch dapat
ditegakkan bila terdapat (B)
*urpura yang dapat dipalpasi
Diikuti minimal satu gejala berikut nyeri perut difus, deposisi 5g yang
predominan pada biopsi kulit, artritis akut dan kelainan ginjal (hematuri dan
atau proteinuria)
d. *emeriksaan *enunjang
+idak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk purpura !enoch "chonlein.
*ada pemeriksaan darah tepi lengkap dapat menunjukkan leukositosis dengan eosinofilia dan
pergeseran hitung jenis ke kiri. +rombositosis dijumpai pada 6A pasien. :aju endap darah
tidak selalu meningkat.rinalisa menunjukkan hematuria, kadang#kadang dapat dijumpai
proteinuria. *ada pemeriksaan fungsi ginjal, ureum kreatinin mungkin meningkat.(,B)
e. +atalaksana*ada dasarnya tidak ada pengobatan yang spesifik untuk *!". +indakan suportif
diberikan sesuai dengan kondisi klinis saat itu. ntuk mengurangi nyeri dapat diberikan obat
golongan $"5Ds seperti ibuprofen atau parasetamol 1C mg@kg33. 0ika terjadi edema
tungkai, dilakukan elevasi tungkai. 3eri diet lunak selama terdapat keluhan perut seperti
muntah dan nyeri perut.(,B)
*ertimbangkan pemberian kortikosteroid pada kondisi yang sangat berat seperti
sindrom nefrotik menetap, edema, perdarahan saluran cerna, nyeri abdomen berat,
keterlibatan susunan saraf pusat dan paru. :ama pemberian berbeda#beda. 'aeda memakai
metilprednisolon 2/C#A/C mg intravena per hari selama A hari dikombinasikan dengan
siklofosfamid 1CC#2CC mg per hari untuk fase akut pada *!" yang berat. Dilanjutkan dengan
pemberian kortikosteroid dan siklofosfamid selama &C#A/ hari selang sehari4 sebelum
akhirnya siklofosfamid dihentikan langsung, dan tappering off steroid hingga 6 bulan.(,B)
B! Trombosito"enia
-entang hitung jumlah trombosit normal berkisar antara 1/C # /C ; 1C&@H:. -isiko
perdarahan tidak akan meningkat sampai penurunan jumlah trombosit yang signifikan hingga
dibaah 1CC ; 1C&@ H:. 0umlah trombosit lebih besar dari /C ; 1C&@ H: cukup untuk
kelangsungan hemostasis dalam sebagian besar situasi. *asien dengan trombositopenia
sedang, dengan jumlah trombosit antara &C sampai /C ; 1C&@ H: jarang mengalami gejala
(seperti mudah lecet atau berdarah), bahkan dengan trauma yang signifikan. *asien yang
secara persisten hitung trombositnya antara 1C # &C ; 1C&@ H: kadangkala juga tanpa gejala
dengan aktivitas keseharian yang normal namun memiliki risiko perdarahan berlebihan pada
trauma yang signifikan. *erdarahan spontan tidak akan terjadi kecuali hitung trombositnya
16
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
17/26
kurang dari 1C ; 1C&@ H:. *asien seperti ini biasanya mengalami ptekie dan lecet, namun
bahkan kadangkala juga asimptomatik. *ada sebagian besar kasus, terlihat baha jumlah
trombosit harus kurang dari / ; 1C&@ H: untuk menyebabkan perdarahan kritis spontan
(seperti perdarahan intracranial tanpa disebabkan trauma).(1,11)
+rombositopenia terjadi karena satu atu lebih dari tiga proses berikut, 1) penuruan
produksi oleh sumsum tulang, 2) sekuestrasi, biasa terjadi pada pembesaran limpa, &)
peningkatan destruksi trombosit.(2,11)
%! Pur"ura Trombosito"enia Imun &PTI'
a. Definisi
*urpura +rombositopenia 5mun (*+5) atau morbus 9irholf dahulu dikenal dengan
*urpura +rombositopenia 5diopatik merupakan suatu kelainan didapat yang berupa gangguan
autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya penghancuran trombosit
secara dini dalam sistem retikuloendotelial akibat adanya autoantibodi terhadap trombosit
yang biasanya berasal dari 5mmunoglobulin G. %ata trombositopenia menunjukan baha
terdapat angka trombosit yang rendah, sedangkan kata purpura berasal dari suatu deskripsi
akan kulit yang berarnalebam karena gejala penyakit ini, arna ungu pada kulit disebabkan
oleh merembesnya darah di baah kulit. ?leh karena itu penyakit ini merupakan suatu
sindrom klinis berupa manifestasi perdarahan (purpura, petekie, perdarahan retina, atau
perdarahan nyata lain) disertai trombositopenia menetap (angka trombosit darah perifer
kurang dari 1/C.CCC@m:). asa hidup trombosit normal adalah sekitar A hari, tetapi
memendek pada 5+* menjadi berkisar 2#& hari sampai beberapa menit.(2,11)
b. pidemiologi
3erdasarkan onset penyakit, *+5 dibedakan menjadi tipe akut bila kejadiaanya kurang
atau sama dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada anak#anak) dan kronik bila lebih dari 6
bulan (umumnya terjadi pada orang deasa). 5nsidensi *+5 pada anak antara ,C#/,& per
1CC.CCC. *+5 akut umumnya terjadi pada anak#anak usia 2#6 tahun."ebesar A#2B anak#anak
dengan *+5 akut berkembang menjadi kronik. -atio antara perempuan dan laki#laki adalah
11 pada penderita *+5 akut, sedang pada penderita *+5 kronik adalah 21.(2,B,11)
*+5 akut lebih sering dijumpai pada anak#anak, jarang pada deasa, onset penyakit
biasanya mendadak, riayat infeksi mengaali terjadinya perdarahan berulang, sering
dijumpai eksantem pada anak#anak (rubeola dan rubella) dan penyakit saluran napas yang
disebabkan oleh virus merupakan EC dari kasus pediatrik trombositopenia imunologik.8irus yang paling banyak diidentifikasikan adalah varicella >ooster dan eibsten barr.
17
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
18/26
anifestasi perdarahan *+5 akut pada anak biasanya ringan, perdarahan intrakranial terjadi
kurang dari 1 pasien. *+5 akut pada anak biasnaya self limiting, remisi spontan terjadi pada
EC penderita, 6C sembuh dalam #6 minggu dan lebih dari EC sembuh dalam bulan.
(2,B,11)
c. anifestasi %linis
*ada umumnya berat dan frekuensi perdarahan berkorelasi dengan jumlah trombosit.
"ecara umum hubungan antara jumlah trombosit dan gejala antara lain bila pasien dengan
trombosit I /C.CCC@m: maka biasanya asimtomatik, trombosit &C.CCC#/C.CCC @m: terdapat
luka memar@hematom, trombosit 1C.CCC#&C.CCC @m: terdapat perdarahan spontan, menoragi,
dan perdarahan memanjang bila luka, trombosit J 1C.CCC @m: terjadi perdarahan mukosa
(epistaksis, perdarahan gastrointestinal, dan genitourinaria) dan resiko perdarahan sistem
saraf pusat.(2,11)
d. *emeriksaan 'isik
*ada umumnya pasien 5+* tampak sehat, namun tiba#tiba mengalami perdarahan pada
kulit (petekie atau purpura) atau pada mukosa hidung (epistaksis). *erlu juga dicari riayat
tentang penggunaan obat atau bahan lain yang dapat menyebabkan trombositopenia (+abel
1.). -iayat keluarga umumnya tidak didapatkan. *ada pemeriksaan fisik biasanya hanya
didapatkan bukti adanya perdarahan tipe trombosit (platelet#type bleeding), yaitu petekie,
purpura, perdarahan konjungtiva, atau perdarahan mukokutaneus lainnya. *erlu dipikirkan
kemungkinan suatu penyakit lain, jika ditemukan adanya pembesaran hati dan atau limpa,
meskipun ujung limpa sedikit teraba pada lebih kurang 1C anak dengan 5+*.(2,11)
Gambar A.(12)
+abel 1.(11)
18
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
19/26
e. *emeriksaan *enunjang
*ada pemeriksaan darah lengkap, selain trombositopenia, hitung darah lain normal.
*emeriksaan darah tepi diperlukan untuk menyngkirkan pseudotrombositopenia dan kelainan
hematologi lain. egatrombosit sering terlihat pada pemeriksaan darah tepi. *emeriksaan
sumsum tulang hanya dianjurkan pada kasus#kasus yang tidak khas, yaitu pada riayat
penyakit dan pemeriksaan fisik yang tidak umum (misalnya demam, penurunan berat badan,
kelemahan, nyeri tulang, pembesaran hati dan atau limpa), kelainan eritrosit dan leukosit
pada pemeriksaan darah tepi, kasus yang akan diobati dengan steroid, baik sebagai
pengobatan aal atau yang gagal diterapi dengan imunoglobulin intravena.(11)
f. +atalaksana
+ata laksana 5+* pada anak meliputi tindakan suportif dan terapi farmakologis.+indakan suportif merupakan hal yang penting dalam penatalaksanaan 5+* pada anak,
diantaranya membatasi aktifitas fisik, mencegah perdarahan akibat trauma, menghindari obat
yang dapat menekan produksi trombosit atau merubah fungsinya (tabel 1.), dan yang tidak
kalah pentingnya adalah memberi pengertian pada pasien dan atau orang tua tentang
penyakitnya.(12,1&)
"ebagian besar kasus 5+* pada anak tidak perlu diraat di rumah sakit, oleh karena
dapat sembuh sempurna secara spontan dalam aktu kurang dari 6 bulan. *ada beberapa
19
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
20/26
kasus 5+* pada anak didapatkan perdarahan kulit yang menetap, perdarahan mukosa, atau
perdarahan internal yang mengancam jia yang memerlukan tindakan atau pengobatan
segera. +ransfusi trombosit jarang dilakukan dan biasanya tidak efektif, karena trombosit
yang ditransfusikan langsung dirusak.(1,1/,16,1A)
*ada divisi !ematologi 5% '%5@-" semua pasien 5+* diraat karena
dikuatirkan timbulnya perdarahan intrakranial. 0ika saat masuk disertai perdarahan
(epistaksis, perdarahan gusi, melena, perdarahan kulit yang luas), maka pengobatan diberikan
seperti pasien 5+* kronis yaitu prednison 2 mg@kgbb selama bulan dan suspensi trombosit
bila diperlukan. 3ila belum sembuh selama bulan, maka pengobatan prednison diberikan
bersama azathiophrine (imuran) 1#2 mg@kgbb. 3ila belum sembuh juga, maka
dipertimbangkan tindakan splenektomi.(1B)
D! Pen(akit )on *illebrand
a. Definisi
*enyakit 8on 9illebrand (*89) adalah kelainan perdarahan herediter disebabkan oleh
defisiensi faktor 8on 9illebrand ('89). '89 adalah suatu glikoprotein yang memiliki
fungsi memudahkan adhesi trombosit dengan menghubungkan reseptor membran trombosit
ke subendotel pembuluh darah dan sebagai pembaa plasma bagi faktor 8555. *enyakit 8on
9illebrand merupakan kelainan perdarahan kronis yang ditandai dengan agregasi trombosit
maupun pembentukan pembekuan tidak terjadi. *enyakit ini diturunkan secara autosomal
dominan.(1,)
b. %lasifikasi
+erdapat & varian utama *89, masing#masing berbeda dalam beratnya gejala. *89
juga disebut sebagai pseudohemofilia atau hemofilia vaskular. *89 disebabkan oleh
kelainan kuantitatif dan atau kualitatif '89 (+abel 2.).(1E,2C)
+abel 2.(2C)
20
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
21/26
Revised Classification of vWD tahun 1EE (+abel 2.) membagi *89 menjadi dua
kategori utama yaitu kelainan kuantitas (tipe 1 dan tipe &) atau kualitas '89 (tipe 2). *89
tipe 1 ditandai defisiensi parsial '89 di plasma dan atau trombosit. *89 tipe & tidak
didapatkan '89 di plasma dan atau trombosit. *89 tipe 1 dan tipe & dibedakan menurut
derajat defisiensi '89 plasma (tipe 1 derajat defisiensi lebih ringan, antara 2CKC @dl), pola
pearisan otosomal dominan dan gejala perdarahan lebih ringan.()
c. anifestasi %linis
Gejala paling sering terjadi meliputi perdarahan gusi, hematuri, epistaksis, perdarahan
saluran kemih, darah dalam feses, mudah memar, menoragia. *asien dengan kadar faktor 8555
yang sangat rendah bahkan dapat menunjukan hemartrosis dan perdarahan jaringan dalam
tubuh. "eringkali gambaran kelainan itu tidak nyata sampai terdapat faktor pemberat seperti
trauma atau pembedahan.(2,)
d. Diagnosis
Diagnosis *89 memerlukan kecurigaan terhadap gambaran klinis tingkat tinggi dan
kecakapan pemanfaatan laboratorium. 3ila pasien dalam keadaan kritis, sulit menetapkan
diagnosis yang tepat. 3ila *89 dianggap merupakan faktor penunjang pada perdarahan
pasien, lebih dahulu harus diobati secara empiris dan penelusuran laboratoris yang rumit
ditunda sampai pasien secara klinis stabil dan tidak mendapat produk darah dan obat selama
beberapa minggu.(2)
ntuk evaluasi terdapatnya *89 harus mencakup pemeriksaan Bleeding Time (3+),
hitung trombosit, *+, *++. *89 ringan tipe 1 biasanya hasil pemeriksaan normal. 3ila
penyakit lebih berat 3+ memanjang antara 1/#&C menit sedang hitung trombosit normal.
*asien dengan defisiensi berat '98 atau kelainan faktor 8555 mengikat '98 berakibat
pemanjangan *++ sekunder akibat menurunnya kadar faktor 8555 dalam plasma. ntuk
menetapkan diagnosis diperlukan pemeriksaan khusus kadar '89 dan fungsinya.()
e. +atalaksana
"ecara umum terapi *89 meliputi pemberian obat, transfusi darah, dan menghindari
keadaan yang dapat menyebabkan rudapaksa. +erapi terdiri dari penggantian '89 dengan
menggunakan plasma beku segar (*3") atau kriopresipitat. %riopresipitat adalah terapi yang
lebih dipilih untuk perdarahan berat. Dosis yang dianjurkan adalah 2# kantong
kriopresipitat@1C kg, yang dapat diulangi tiap 12#2 jam, tergantung pada episode perdarahan
yang diterapi atau dicegah.()
E! Hemo+ilia
!emofilia adalah penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor pembekuan darah yang
diturunkan secara se;#linked recessive pada kromosom 7. Gen yang mengkode hemofilia
21
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
22/26
terletak pada ujung lengan panjang kromosom 7. eskipun hemofilia merupakan penyakit
herediter tetapi sekitar 2C#&C pasien tidak memiliki riayat keluarga dengan gangguan
pembekuan darah, sehingga terjadi mutasi spontan akibat lingkungan endogen ataupun
eksogen.(,E)
a. pidemiologi
!ampir semua penderita hemofilia adalah laki#laki, tetapi hemofilia juga dapat terjadi
pada perempuan namun jarang. ngka kejadian hemofilia diperkirakan berkisar 11C.CCC
kelahiran bayi, sedangkan angka kejadian hemofilia 3 1&C.CCC#/C.CCC kelahiran bayi laki#
laki. "ekitar BC#B/ kasus merupakan hemofilia .(E)
"ampai saat ini dikenal 2 macam hemofilia yang diturunkan secara se;#linked
recessive, yaitu !emofilia (hemofilia klasik) yang terjadi akibat defisiensi atau disfungsi
faktor pembekuan 85554 !emofilia 3 yang terjadi akibat defisiensi faktor 57. (E)
b. anifestasi klinis
"ecara klinis perdarahan pada hemofilia dan 3 tidak dapat dibedakan. +erdapat
riayat perdarahan abnormal yang bersifat terlamabat (delayed bleeding) dan letaknya dalam
misalanya hemartosis, hematoma, perdarahan intrakranial yang terjadi spontan atau akibat
trauma. anifestasi perdarahan lain misalnya berupa epistaksis atau hematuria. "eorang bayi
harus dicurigai menderita hemofilia jika ditemukan bengkak atau hematoma pada saat anak
mulai berjalan atau merangkak. *ada anak yang lebih besar dapat timbul hemartrosis di sendi
lutut, siku , atau pergelangan tangan.(E)
c. *emeriksaan penunjang
Darah tepi rutin, terutama jumlah trombosit. *emeriksaan masa perdarahan, masa
protrombin, masa trombin, masa tromboplastin parsial. *emeriksaan hemostasis khusus ,
pemeriksaan faktor 855 dan 755.(E)
,! Koa-ulasi Intra.askular Diseminata
a. tiologi
%oagulasi 5ntravaskular Diseminata (%5D) merupakan kelainan trombohemoragik yang
bisa bersifat akut, subakut, atau kronik dan terjadi sebagai komplikasi sekunder pada berbagai
penyakit (+abel &.). D5 ditandai oleh rangkaian koagulasi yang menimbulkan pembentukan
mikrotrombus di seluruh mikrosirkulasi. "ebagai akibat dari kelainan trombosis ini, terjadi
konsumsi trombosit, fibrin, serta faktor koagulasi, dan secara sekunder terdapat aktivasi
mekanisme fibrinolitik. Dengan demikian, %5D dapat ditemukan bersama gejala atau tanda#
tanda yang berhubungan dengan infark akibat mikrotrombus dan terjadi diatesis hemoragik
yang terjadi karena aktivasi mekanisme fibrinolitik dan deplesi unsur#unsur yang diperlukan
bagi hemostasis.(11)
+abel &.(11)
22
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
23/26
b. anifestasi %linis
anifestasi klinis %5D dapat berkaitan dengan peristia %5D itu sendiri, dengan
penyakit yang mendasari, atau keduanya. *erdarahan pada kulit, seperti petekie, ekimosis,
dari bekas suntikan atau tempat infus pada mukosa, sering ditemukan pada %5D akut.
*erdarahan ini jugabisa masif dan membahayakan, misalnya pada traktus gastrointestinal,
paru, susunan saraf pusat atau mata. +rombosis mikrovaskular dapat menyebabkan disfungsi
organ yang luas. *ada kulit dapat berupa bula hemoragik, nekrosis akral dan gangren.(11)
Gambar B.(12)
c. *emeriksaan *enunjang
*ada pemeriksaan laboratorium dasar,leukositosis sering ditemukan. Granulositopeniajuga dapat terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang untuk mengimbangi kerusakan
23
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
24/26
netrofil yang cepat. *emeriksaan hemostasis yang secara rutin dapat dilakukan adalah masa
protrombin, masa protrombin parsial teraktivasi, D#dimer, antitrombin 555, fibrinogen, dan
masa trombin. *emeriksaan koagulasi serial umumnya lebih menolong daripada satu kali
pemeriksaan dalam mendiagnosis %5D.(,11)
d. +atalaksana
*enatalaksanaan %5D terdiri dari 2 bagian, yaitu segera mengatasi penyakit yang
mendasari dan terapi suportif yang agresif, termasuk hipovolemia dan hipoksemia. 0ika kadar
fibrinogen, trombosit, atau faktor pembekuan rendah dan pasien mengalami perdarahan atau
akan menjalani prosedur invasif, pemberian faktor pembekuan seperti kreopresipitat, plasma
beku segar, atau trombosit konsentrat mungkin diperlukan. (11)
! De+isiensi )itamin K
8itamin % merupakan naftoLuinon yang berperan serta pada fosforilasi oksidatif. +idak
adanya atau kegagalan dalam absorbsi vitamin % berakibat pada hipoprotrombinemia dan
menurunnya sintesis prokonvertin hati. *rotrombin (faktor 55) dan prokonvertin (faktor 855)
penting untuk proses koagulasi.(2)
8itamin % terdiri atas cincin kuinon yang terikat pada rantai samping dan bervariasi
menurut sumber vitamin tersebut. 8itamin %1 (filokuinon) ditemukan di dalam sebagian
besar sayuran yang dapat dimakan, khususnya sayuran daun hijau. 8itamin %2 (menadion)
diproduksi oleh bakteri usus. "etelah penyerapan, menadion dikonversi dalam tubuh menjadi
menadion yang aktif. *enekanan bakteri usus oleh berbagai antibiotik dapat menyebabkan
defisiensi vitamin %. "usu sapi lebih banyak mengandung vitamin % daripada air susu ibu.(2)
Defisiensi vitamin % atau hipoprotrombinemia harus dipikirkan pada semua penderita
dengan gangguan perdarahan. 5nsiden penyakit perdarahan neonatus telah sangat menurun
dengan pemberian vitamin %.(2,)
*emberian vitamin % oral dapat memperbaiki defisiensi protrombin ringan. *emberian
untuk bayi 1#2 mg@hari biasanya cukup. 0ika defisiensi protrombin berat dan manifestasi
perdarahan telah tampak, harus diberikan / mg@hari secara parenteral.()
24
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
25/26
BAB I)
Da+tar Pustaka
1. otran, -am>i, dkk. -obbins 3uku jar *atologi. d. A. 8ol. 1. 0akarta G.
2CCA.
2. 'auci, :ongo, dkk. !arrisonMs *rinciples of 5nternal edicine. 1Ath d. "
cGra#!ill ompanies. 2CCB.
&. otran, -am>i, dkk. -obbins 3uku jar *atologi. d. A. 8ol. 2. 0akarta G.
2CCA.
. . %liegman, -obert. $elson +e;tbook of *ediatrics, 1Bth d. *hiladelphia 9. 3.
"aunders ompany./. . *rice, "ylvia. *atofisiologi %onsep %linis *roses#*roses *enyakit. d. 6.
0akarta G. 2CC/.
6. "iegenthaler, 9alter. Differential Diagnosis in 5nternal edicine from "ymptoms to
Diagnosis. Germany George +hieme 8erlag. 2CCA.
A. "acher, . -onald. +injauan %linis !asil *emeriksaan :aboratorium. 0akarta
G. 2CC2.
B. lasidy, *etty, :a;er. +e;tbook of *ediatric -heumathology. *hiladelphia
"aunders. 2CC/.
25
-
7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii
26/26
E. "astroasmono, "udigdo, dkk. *anduan *elayanan edis Departemen 5lmu *enyakit
nak. 0akarta '%5. 2CCA.
1C. ills 0, ichel 3, 3loch D, alabrese :!, !under GG, rend 9*, et al. +he
merican ollege of -heumatology, riteria for the lassification of !enoch#
"chonlein purpura. 1EEC.
11. "udoyo, ru .,dkk. 3uku jar 5lmu *enyakit Dalam. 0akarta 5nternal *ublishing.
2CCE
12. :an>kosky *. anual of pediatric haematology and oncology, 2nd d. $e Nork
hurchill :ivingstone, 1EE/.
1&. orrigan 00. *latelet and 8ascular Disorders. Dalam iller D-, 3aehner -:,
penyunting. 3lood Disease of 5nfancy and hildhood, 6th d. *hiladelphia osby.
1EEC.
1. Nu 9, %orb 0, "akamoto %. 5diopathic +rombocytopenic *urpura. *ediatr -ev2CCC.
1/. edeiros D, 3uchanan G-. urrent ontroversies in the anagement of 5diopathic
+hrombocytopenic *urpura During hildhood. *ediatr lin $orth m.1EE6.
16. Douglas 3, ines D, 5mmune +hrombocytopenic *urpura. $ ngl 0 ed. 2CC2.
1A. 5mbach *. 5mmune +hrombocytopenic *urpura. Dalam :illeyman 0", !ann 5,
3lanchette 8", penyunting. *ediatric !ematology, edisi ke 2. $e Nork hurchill
:ivingstone. 1EEB.
1B. unthe 3G. *urpura +rombositopenik 5diopatik. Dalam 9ahidiyat 5, Gatot D,
angunatmadja 5, penyunting naskah lengkap pendidikan tambahan berkala ilmu
kesehatan anak ke 7758. 0akarta. 1EE6.
1E. astaman G, 'ederici 3, -odeghiero ', annucci *. 8on 9illebrandMs Disease
in the year 2CC& toards the complete identification of gene defects for correct
diagnosis and treatment haematologica. 2CC&.
20.'ederici 3. linical Diagnosis of 8on 9illebrand disease. 2CC.