diatesis-hemoragik-ainii

Upload: rhiri-elbie

Post on 21-Feb-2018

383 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    1/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Diatesis hemoragik diartikan sebagai keadaan patologi yang timbul karena kelainan faal

    hemostasis. Gangguan ini secara klinis ditandai dengan perdarahan abnormal yang mungkin

    spontan atau terjadi setelah suatu kejadian pemicu (misal, trauma atau pembedahan). Dilihat

    dari patogenesisnya, diathesis hemoragik dapat digolongkan menjadi diathesis hemoragik

    karena faktor vaskuler atau kelainan di pembuluh darah, karena faktor defisiensi atau

    disfungsi trombosit, dan diathesis hemoragik karena faktor koagulasi.(1,2)

    anifestasi diatesis hemoragik secara umum menunjukan manifestasi perdarahan

    seperti purpura, ekimosis, mimisan, perdarahan yang sulit berhenti. !al ini dapat

    menyebabkan suatu kondisi yang berakhir dengan syok jika bersifat masif.(2)

    !emostasis mendasari terjadinya diatesis hemoragik. !emostasis yang normal

    tergantung dari keseimbangan yang baik dan interaksi yang kompleks antar komponennya,

    yaitu endotelium, trombosit, dan rangkaian koagulasi. "el endotel mengatur beberapa aspek

    hemostasis yang acapkali saling bertentangan. "el#sel endotel dalam keadaan normal

    memperlihatkan sifat antitombosit, antikoagulan, dan fibrinolitik. $amun sesudah jejas atauaktivasi, sel#sel endotel memperlihatkan fungsi prokoagulan. %eseimbangan antara aktivitas

    anti dan protrombosis yang dimiliki oleh sel#sel endotel akan menentukan apakah akan terjadi

    pembentukan trombus, peningkatan pembentukan trombus, ataukah disolusi trombus.(&)

    'okus anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah menentukan apakah defek yang

    dicurigai akuisita atau kongenital (diariskan) dan mekanisme mana yang tampaknya

    berperan (mekanisme primer atau sekunder). namnesis harus menentukan letak terjadinya

    perdarahan, keparahan, dan lamanya perdarahan, umur aitan, apa saja yang telah dikerjakan

    untuk mengendalikan perdarahan, apakah perdarahan spontan atau diimbas, riayat keluarga,

    anamnesis obat, pengalaman pasien dengan trauma terdahulu (misalnya, tindakan bedah,

    biopsi, ekstraksi gigi). *emeriksaan fisik menentukan sifat perdarahan (misalnya petekie,

    ekimosis, hematoma, hemartrosis, perdarahan selaput lendir) dan mengidentifikasi tanda#

    tanda penyakit primer sistemik. anifestasi perdarahan khas pada pasien dengan defek

    mekanisme hemostasis primer (interaksi trombosit dan pembuluh darah) adalah perdarahan

    selaput lendir (misalnya epistaksis, hematuria, menoragia, gastrointestinal), petekie di kulit

    dan selaput lendir, dan lesi ekimosis kecil#kecil yang multipel. +anda perdarahan khas pada

    1

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    2/26

    pasien dengan defek mekanisme hemostasis sekunder (sistem koagulasi) adalah perdarahan#

    dalam ke dalam sendi dan otot, lesis ekimosis yang luas dan hematoma. ()

    2

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    3/26

    BAB II

    HEMOSTASIS

    !emostasis adalah istilah kolektif untuk semua mekanisme fisiologi yang digunakan

    oleh tubuh untuk melindungi diri dari kehilangan darah. !emostasis adalah proses tubuh

    yang secara simultan menghentikan perdarahan dari tempat cedera, sekaligus

    mempertahankan darah dalam keadaan cair di dalam komponen vaskular.(1) "istem

    hemostasis berfungsi memulai pembekuan darah dan menghentikan perdarahan.%oagulasi

    merupakan proses merubah darah menjadi bekuan darah seperti agar."istem hemostasis juga

    mencegah pembekuan yang tidak diinginkan dan trombosis.

    %elainan pada hemostasis dapat

    menimbulkan perdarahan atau trombosis.(&)

    !emostasis yang normal tergantung dari keseimbangan yang baik dan nteraksi yang

    kompleks antar komponennya, yaitu endotelium, trombosit, dan rangkaian koagulasi. "el

    endotel mengatur beberapa aspek hemostasis yang acapkali saling bertentangan. "el#sel

    endotel dalam keadaan normal memperlihatkan sifat antitombosit, antikoagulan, dan

    fibrinolitik. $amun sesudah jejas atau aktivasi, sel#sel endotel memperlihatkan fungsi

    prokoagulan. %eseimbangan antara aktivitas anti dan protrombosis yang dimiliki oleh sel#sel

    endotel akan menentukan apakah akan terjadi pembentukan trombus, peningkatan

    pembentukan trombus, ataukah disolusi trombus.(&)

    -angkaian peristia pada hemostasis pada lokasi jejas vaskular secara umum,yaitu (&,/)

    "etelah jejas aal terjadi terdapat periode vasokonstriksi arteriol yang singkat,

    yang sebagian besar disebabkan oleh mekanisme refleks neurogenik dan

    diperkuat oleh sekresi faktor lokal, seperti endotelin (vasokontriktor kuat yang

    berasal dari endotel). $amun efeknya berlangsung sesaat, dan perdarahan akan

    terjadi kembali karena efek ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi trombosit

    dan sistem pembekuan. (gambar 1.)

    0ejas endotel juga membongkar matriks ekstraseluler () subendotel yang

    sangat trombogenik., yang memungkinkan trombosit menempel dan menjadi

    aktif, yaitu mengalami suatu perubahan bentuk dan melepaskan granula

    sekretoris. Dalam beberapa menit, produk yang disekresikan telah merekrut

    3

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    4/26

    trombosit tambahan (agregasi) untuk membentuk sumbat hemostatik. %ejadian

    ini merupakan proses hemostasis primer. (gambar 1.3)

    'aktor jaringan, suatu faktor prokoagulan dilapisi membran yang disintesis oleh

    endotel, juga dilepaskan pada lokasi jejas. 'aktor ini bekerja bersama dengan

    faktor trombosit yang disekresikan untuk mengaktifkan kaskade koagulasi, dan

    berpuncak pada aktivitas trombin. "elanjutnya trombin akan memecah

    fibrinogen dalam sirkulasi menjadi fibrin tidak terlarut, menghasilkan suatu

    deposisi anyaman fibrin. +rombin juga menginduksi rekruitmen trombosit dan

    pelepasan granula lebih lanjut. -angkaian hemostasis sekunder ini memerlukan

    aktu lebih lama dibandingkan dengan pembentukan trombosit aal. (gambar

    1.)

    'ibrin terpolimerisasi dan agregat trombosit membentuk suatu sumbat

    permanen yang keras untuk mencegah perdarahan lebih lanjut. *ada tahapan ini,

    mekanisme kontraregulasi (misalnya aktivator plasminogen jaringan (t#*)

    digerakan untuk membatasi sumbat hemostatik pada lokasi jejas. (Gambar 1.D)

    Gambar 1.(&)

    4

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    5/26

    Endotel

    "el endotel mengatur beberapa aspek (dan seringkali berlaanan) hemostasis normal.

    Di satu sisi, pada tingkatan dasar sel ini menunjukan adanya perangkat antitrombosit,

    antikoagulan, dan fibrinolisis4 di sisi lain, sel ini mampu menunjukan fungsi prokoagulan

    setelah mengalami cedera atau aktivasi ndotel dapat diaktifkan oleh agen infeksi, faktor

    hemodinamik, mediator plasma, dan oleh sitokin. %eseimbangan antara aktivitas anti

    trombosis dan protrombosis endotel menentukan terjadinya pembentukan, perbanyakan, atau

    penghancuran trombus (Gambar 2.).(&)

    "uatu endotel utuh mencegah trombosit bertemu dengan endotel yang sangat

    trombogenik. +rombosit nonaktif tidak menempel pada endotel. "elain itu jika diaktifkan,

    trombosit tersebut dihambat oleh prostasiklin endotel (*G52) dan nitrit oksida agar tidak

    menempel pada endotel di sekelilingnya yang tidak cedera. %edua mediator ini merupakan

    vasodilator kuat dan inhibitoragregasi trombosit . "intesisnya oleh sel endotel dirangsang

    oleh sejumlah faktor (misalnya, trombin dan sitokin) yang dihasilkan selama pembekuan. "el

    endotel juga menghasilkan adenosine difosfatase, yang memecah adenosin difosfat (D*)

    dan selanjutnya menghambat agregasi trombosit (sifat anti trombosis endotel).

    (&,6)

    "ifat antikoagulan endotel diperantarai oleh molekul mirip heparin yang mempunyai

    membran dan trombomodulin, yaitu reseptor trombin spesifik. olekul menyerupai heparin

    bekerja secara tidak langsung, molekul menyerupai heparin bekerja secara tidak langsung,

    molekul tersebut merupakan kofaktor yang memungkinkan antitrombin 555 untuk

    menginaktivasi trombin, faktor 7a, dan beberapa faktor pembekuan lainnya. +rombomodulin

    juga bekerja secara tidak langsung, reseptor ini berikatan dengan trombin, mengubahnya dari

    prokoagulan menjadi antikoagulan yang mampu mengaktivasi protein antikoagulan.

    "elanjutnya protein aktif menghambat pembekuan melalui pemecahan proteolitik faktor 8a

    dan8555a. "elain sifat anti trombosis dan anti koagulan, endotel juga mempunyai sifat

    fibrinolisis. "el endotel menyintesis t#*, yang meningkatkan aktivitas fibrinolisis untuk

    membersihkan deposit fibrin dari endotel.(&,6)

    5

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    6/26

    Gambar 2.(&)

    "ementara sel endotel menunjukan sifat yang dapat membatasi pembekuan darah, sel

    tersebut juga bersifat protrombosis, yang memengaruhi trombosit, protein pembekuan, dan

    sistem fibrinolisis. 0ejas endotel menimbulkan adhesi trombosit pada kolagen subendotel, hal

    ini dipermudah oleh faktor von9illebrand (v9'), suatu kofaktor penting untuk mengikatkan

    trombosit pada kolagen dan permukaan lain. 'aktor 8on 9illebrand merupakan produk

    endotel normal yang ditemukan dalam plasma, faktor ini tidak disintesis secara khusus

    setelah terjadi jejas endotel. "el endotel diinduksi pula oleh sitokin (misal +$' dan 5:#1)untuk menyekresi faktor jaringan, yang mengaktivasi jalur pembekuan eksterinsik. Dengan

    berikatan pada faktor pembekuan 5;a dan 7a aktif, sel endotel lebih lanjut meningkatkan

    aktivitas katalitik protein ini. khirnya, sel endotel juga menyekresi inhibitor aktivator

    plasminogen (*5) yang menekan fibrinolisis. (&,/,6)

    "ebagai simpulan dari sifat#sifat endotel, sel endotel yang utuh terutama berfungsi

    menghambat perlekatan trombosit dan pembekuan darah. $amun, jejas atau aktivasi sel

    6

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    7/26

    endotel menghasilkan suatu fenotipe prokoagulan yang berperan dalam pembentukan bekuan

    terlokalisasi.(&)

    Trombosit

    +rombosit berperan penting dalam hemostasis normal. *ada saat dalam darah,

    trombosit merupakan cakram halus dilapisi membran yang mengeluarkan sejumlah reseptor

    glikoprotein kelompok integrin. +rombosit mengandung tipe granula yang spesifik. Granula#

    < mengeluarkan molekul adhesi selektin#* pada membrannya dan mengandung fibrinogen,

    fibronektin, faktor 8 dan 855, faktor trombosit (kemokin pengikat heparin), aktor

    pertumbuhan yang berasal dari trombosit (*DG'), serta transforming groth factor#< (+G'#

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    8/26

    "ekresi kandungan kedua tipe granula terjadi setelah perlekatan.*roses tersebut dimulai

    dengan pengikatan agonis pada reseptor permukaan trombosit yang diikuti dengan kaskade

    fosforilasi intrasel. *elepasan kandungan benda padat tersebut sangat penting karena kalsium

    diperlukan dalam kaskade pembekuan, dan D* merupakan suatu mediator agregasi

    trombosit yang poten. D* juga meningkatkan pelepasan D* lebih lanjut dari trombosit

    lain, yang mengakibatkan pengerasan agregasi. khirnya, aktivasi trombosit menghasilkan

    pengeluaran kompleks fosfolipid permukaan yang menyediakan suatu tempat yang penting

    untuk nukleasi serta tempat pengikatan kalsium dan menghasilkan faktor pembekuan pada

    jalur pembekuan interinsik.(&,/)

    gregasi trombosit terjadi setelah adhesi dan sekresi. "elain D*, vasokonstriktor

    tromboksan 2 (+72) yang disekresi oleh trombosit, juga merupakan rangsang penting

    untuk agregasi trombosit. D* dan +72 memulai suatu reaksi autokatalitik yang

    mengakibatkan pembentukan agregat trombosit yang semakin membesar, yaitu sumbat

    hemostatik primer. gregasi primer ini bersifat reversibel., tetapi dengan mengaktifkan

    kaskade pembekuan, trombin akan dihasilkan. +rombin berikatan pada reseptor permukaan

    trombosit, dan bersama dengan D* serta +72 akan menyebabkan agregasi yang lebih

    lanjut. %ejadian ini diikuti dengan penyusutan trombosit, yang menghasilkan masa trombosit

    yang menyatu secara ireversibel membentuk sumbat hemostatik sekunder definitif. *ada saat

    yang sama, trombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin di dalam dan di sekitar sumbat

    trombosit, terutama untuk memperkuat trombosit pada tempatnya.(&)

    8

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    9/26

    'ibrinogen juga penting dalam agregasi trombosit. ktivasi D* trombosit

    menginduksi perubahan konformasional reseptor Gp55b#555a pada permukaan trombosit

    sehingga dapat mengikat fibribogen. 'ibrinogen kemudian bekerja dengan menggabungkan

    trombosit untuk membuat agregat besar.(&)

    *erlu ditekankan baha prostaglandin *G52 (disintesis oleh endotel) merupakan

    vasodialtor dan menghambat agregasi trombosit, sedangkan +72 merupakan prostaglandin

    yang berasal dari trombosit dan merupakan vasokonstriktor kuat. "aling memengaruhi antara

    *G52 dan +72 menghasilkan suatu mekanisme seimbang untuk mengatur fungsi trombosit

    pada manusia. Dalam keadaan normal, mekanisme ini mencegah agregasi trombosit

    intravaskular, tetapi setelah terjadi jejas endotel, mekanisme ini membantu pembentukan

    sumbat hemostatik.(&,/)

    3aik eritrosit maupun leukosit ditemukan pula pada sumbat hemostatik. :eukosit

    melekat pada trombosit dan endotel melauli molekul adhesi dan turut berperan pada proses

    peradangan yang menyebabkan trombosis. +rombin juga berperan melalui perangsangan

    adhesi netrofil dan monosit secara langsung, dan menghasilkan produk pecahan fibrin yang

    berasal dari fibrinogen.(6)

    Kaskade Pembekuan

    %askade pembekuan merupakan komponen ketiga dari proses hemostasis (Gambar. .)

    (&)

    Gambar .(&)

    9

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    10/26

    %askade pembekuan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian perubahan en>imatik,

    yang mengubah proen>im inaktif menjadi en>im aktif dan memuncak pada pembentukan

    trombin. +rombin kemudian mengubah fibrinogen protein plasma yang dapat larut menjadi

    fibrin protein fibrosa yang tidak dapat larut.(&,6)

    "etiap reaksi dalam jalur pembekuan berasal dari perakitan kompleks yang tersusun

    atas en>im (faktor koagulasi teraktivasi), substrat (bentuk proen>im faktor koagulasi), dan

    kofaktor (pemercepat reaksi). %omponen ini terpasang pada kompleks fosfolipid dan

    dipersatukan oleh ion kalsium. ?leh karena itu, pembekuan cenderung terlokalisasi pada

    tempat terjadinya perakitan semacam itu, misalnya pada permukaan trombosit aktif. (&,/)

    "elain mengatalisis tahap akhir dalam kaskade pembekuan, trombin juga menunjukkan

    berbagai macam efek terhadap pembuluh darah dan peradangan lokal, trombin secara aktif

    bahkan turut berperan dalam membatasi luasnya proses hemostasis. "ebagian besar efek yang

    10

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    11/26

    diperentarai oleh trombin ini terjadi melalui reseptor trombin#tujuh protein pengikat

    transmembran yang berpasangan dengan protein G. ekanisme aktivasi reseptor melibatkan

    pemotongan ujung reseptor trombin melalui aksi proteolisis trombin. !al ini menghasilkan

    suatu peptida tertambat yang berikatan pada sisa reseptor dan menyebabkan perubahan

    konformasional yang diperlukan untuk mengaktivasi protein G yang menyertai. ?leh karena

    itu, interaksi antara trombin dan reseptornya pada dasarnya merupakan proses katalis, yang

    menjelaskan potensi yang mengesankan molekul trombin aktif alaupun dalam jumlah yang

    relatif kecil dalam menghasilkan berbagai efek pada rangkaian berikutnya. (&)

    "ekali diaktivasi, kaskade pembekuan harus terbatas pada tempat lokal cedera vaskular

    untuk mencegah penggumpalan pada seluruh pembuluh darah. "elain membatasi aktivasi

    faktor pada tempat fosfolipid yang terpajan, penggumpalan juga dikendalikan oleh

    antikoagulan alami, yaitu antitrombin (misalnya, antitrombin 555) menghambat aktivitas

    trombin dan protease serum lainnya (faktor 57a, 7a, 7ia, 755a). ntitrombin 555 diaktivasi

    melalui pengikatan terhadap molekul serupa heparin pada sel endotel. "elain antitrombin,

    terdapat protein dan " yang bergantung pada vitamin % yang menginaktifkan kofaktor 8a

    dan 8555a.(&,/)

    "elain menginduksi pembekuan, aktivasi kaskade pembekuan juga menggerakkan

    kaskade fibrinolisis yang akan membatasi ukuran bekuan akhir. !al ini terutama dilakukan

    melalui aktivasi plasmin. *lasmin berasal dari penguraian en>imatik plasminogen

    prekursornya yang inaktif di dalam darah., baik melalui jalur yang bergantung faktor 755

    maupun melalui aktivator plasminogen. *lasminogen jaringan (t#*) terutama disintesis oleh

    sel endotel dan menjadi paling aktif jika melekat pada fibrin. *lasmin memecah fibrin dan

    mengganggu polimerasinya (Gambar /.). *roduk pecahan fibrin ('"*) yang dihasilkan dapat

    pula bertindak sebagai antikoagulan lemah. "etiap plasmin bebas segera membentuk

    kompleks dengan antiplasmin#

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    12/26

    "el endotel mengatur lebih lanjut keseimbangan pembekuan dan antipembekuan

    dengan melepaskan inhibitor aktivator plasminogen (*5) yang dapat memblokade

    fibrinolisis dan menghasilkan suatu efek propembekuan secara keseluruhan (Gambar /.). *5

    tersebut ditingkatkan oleh sitokin tertentu dan mungkin berperan dalam trombosis

    intravaskular yang menyertai inflamasi berat.(&)

    BAB III

    DIATESIS HEMORAIK

    Diatesis hemoragik diartikan sebagai keadaan patologi yang timbul karena kelainan faalhemostasis. %eadaan ini menyebabkan peningkatan resiko terjadinya perdarahan. Dilihat dari

    12

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    13/26

    patogenesisnya maka diathesis hemostatis hemoragik dapat digolongkan menjadi diathesis

    hemoragik karena faktor vaskuler, karena faktor trombosit, dan diathesis hemoragik karena

    faktor koagulasi.(1,2)

    3erbagai pemeriksaan yang digunakan dalam evaluasi aal pasien dengan gangguan

    perdarahan adalah (1) aktu perdarahan@bleeding time mencermikan atu yang diperlukan

    pada pungsi kulit untuk menghentikan perdarahan, (2) hitung trombosit, (&) aktu

    protrombin atau *+ yang diukur dalam detik guna menguji keadekuatan jalur pembekuan

    eksterinsik dan umum yang mencerminkan aktu yang dibutuhkan plasma untuk membeku,

    () aktu tromboplastin parsial atau *++ guna menguji pembekuan interinsik dan umum.(1,A)

    3agan 1.()

    %elainan pembuluh darah dapat menyebabkan perdarahan melalui berbagai cara.

    eningkatnya resistensi pembuluh yang disebabkan oleh defisiensi berat vitamin (scurvy),

    amiloidosis sistemik, pemakaian glukokortikoid jangka panjang, penyakit herediter yang

    jarang mengenai jaringan ikat, dan sejumlah besar vaskulitis, dan infeksiosa. "elain itu,

    peningkatkan kerapuhan pembuluh darah terdapat pada meningokoksemia, endokarditis

    infektif, penyakit riketsia, tifoid, dan purpura !enoch "chonlein. Diatesis hemoragik yang

    murni disebabkan oleh fragilitas vaskular ditandai oleh (1) petekie dan ekimosis yang

    tampaknya muncul spontan di kulit dan selaput lendir (mungkin akibat trauma ringan), (2)

    13

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    14/26

    hitung trombosit dan uji koagulasi (*+,*++) yang normal, dan (&) aktu perdarahan yang

    biasanya normal. "elain itu, seperti yang akan dibahas selanjutnya, koagulopati konsumtif

    kadang#kadang berakar pada penyakit sistemik yang menyebabkan permukaan sel endotel

    memudahkan terjadinya trombosis.(1,2,A)

    Defisiensi trombosit (trombositopenia) merupakan penyebab penting perdarahan.

    Defisiensi trombosit dapat terjadi pada berbagai kondisi klinis yang akan dibahas kemudian.

    +erdapat gangguan dengan fungsi trombosit terganggu alaupun jumlahnya normal. acat

    kualitatif tersebut mungkin didapat, seperti pada uremia, konsumsi aspirin, atau diarisi

    seperti penyakit 8on 9illebrand. +rombositopenia dan disfungsi trombosit serupa dengan

    peningkatan fragilitas pembuluh darah, yaitu terdapat petekie dan ekimosis, serta mudah

    memar, mimisan, perdarahan berlebihan akibat trauma ringan, dan menoragia. Demikian juga

    *+ dan *++ normal, tetapi berbeda dengan gangguan vaskular, aktu perdarahan selalu

    memanjang.(1,2,A)

    Diatesis perdarahan yang semata#mata disebabkan oleh gangguan pembekuan darah

    berbeda dalam beberapa aspek yang disebabkan oleh kelainan dinding pembuluh darah atau

    trombosit. *+, *++, atau keduanya memanjang, sedang aktu perdarahan normal. *etekie

    dan tanda lain perdarahan akibat trauma ringan biasanya tidak ditemukan. $amun dapat

    terjadi perdarahan masif setelah prosedur operatif atau trauma berat. "elain itu, yang khas

    adalah perdarahan pada bagian tubuh yang terkena trauma, seperti sendi ekstremitas baah.

    (1,2,A)

    A! Pur"ura Heno#$ S#$onlein

    *urpura !enoch "chonlein (!"*) merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh

    vaskulitis generalisata pada pembuluh darah kecil di kulit, saluran cerna, ginjal, sendi, dan

    meskipun jarang dapat di paru dan susunan saraf pusat. *urpura !enoch "chonlein

    merupakan vaskulitis yang sering terjadi pada anak#anak. tiologinya belum diketahui,

    diperkirakan beberapa faktor berperan, yaitu genetik, lingkungan, dan diperkirakan reaksi

    autoimun yang diperantarai imunoglobulin .(B)

    a. pidemiologi

    *enyakit ini ditemukan di temukan pada usia beberapa bulan hingga usia belasan tahun.

    "ebesar /C anak#anak yang terkena adalah di baah usia / tahun dan sekitar A/

    berusia di baah 1C tahun. *enelitian menunjukkan baha 1C#2C, per 1CCC anak

    14

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    15/26

    menderita !"*. *erbandingan antara anak laki#laki dan perempuan yang menderita

    !"* adalah 21(B,E)

    b. anifestasi klinis

    *enyakit ini dapat dimulai dengan gejala prodromal demam, nyeri kepala, dan

    anoreksia. %emudian muncul lesi kulit, nyeri perut, edema perifer, muntah, dan atau tanpa

    disertai artritis. rupsi kulit akan berlangsung kira#kira & minggu. Gejala saluran cerna

    dialami oleh B/ kasus, umumnya berupa nyeri perut kolik. rtritis ditemukan pada A/

    kasus. %eterlibatan ginjal ditemukan pada &C#&/ kasus dan dapat menetap hingga 6 bulan

    kemudian. Gejala yang muncul adalah hematuria ringan, proteinuri, oligouri, hingga gagal

    ginjal.(B,E)

    Gambar 6.(B)

    c. %riteria Diagnosis

    enurut merican ollege of -heumatology, diagnosis *urpura !enoch "chonlein

    dapat ditegakkan bila memenuhi minimal 2 dari gejala berikut, yaitu (1C)

    ?nset pertama terjadi pada usia F 2C tahun

    *urpura non trombositopenia yang dapat dipalpasi

    ngina abdominal

    *ada biopsi ditemukan granulosit pada dinding arteriol atau venula

    15

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    16/26

    enurut uropean :eague gainst -heumatism, diagnosis *urpura !enoch dapat

    ditegakkan bila terdapat (B)

    *urpura yang dapat dipalpasi

    Diikuti minimal satu gejala berikut nyeri perut difus, deposisi 5g yang

    predominan pada biopsi kulit, artritis akut dan kelainan ginjal (hematuri dan

    atau proteinuria)

    d. *emeriksaan *enunjang

    +idak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk purpura !enoch "chonlein.

    *ada pemeriksaan darah tepi lengkap dapat menunjukkan leukositosis dengan eosinofilia dan

    pergeseran hitung jenis ke kiri. +rombositosis dijumpai pada 6A pasien. :aju endap darah

    tidak selalu meningkat.rinalisa menunjukkan hematuria, kadang#kadang dapat dijumpai

    proteinuria. *ada pemeriksaan fungsi ginjal, ureum kreatinin mungkin meningkat.(,B)

    e. +atalaksana*ada dasarnya tidak ada pengobatan yang spesifik untuk *!". +indakan suportif

    diberikan sesuai dengan kondisi klinis saat itu. ntuk mengurangi nyeri dapat diberikan obat

    golongan $"5Ds seperti ibuprofen atau parasetamol 1C mg@kg33. 0ika terjadi edema

    tungkai, dilakukan elevasi tungkai. 3eri diet lunak selama terdapat keluhan perut seperti

    muntah dan nyeri perut.(,B)

    *ertimbangkan pemberian kortikosteroid pada kondisi yang sangat berat seperti

    sindrom nefrotik menetap, edema, perdarahan saluran cerna, nyeri abdomen berat,

    keterlibatan susunan saraf pusat dan paru. :ama pemberian berbeda#beda. 'aeda memakai

    metilprednisolon 2/C#A/C mg intravena per hari selama A hari dikombinasikan dengan

    siklofosfamid 1CC#2CC mg per hari untuk fase akut pada *!" yang berat. Dilanjutkan dengan

    pemberian kortikosteroid dan siklofosfamid selama &C#A/ hari selang sehari4 sebelum

    akhirnya siklofosfamid dihentikan langsung, dan tappering off steroid hingga 6 bulan.(,B)

    B! Trombosito"enia

    -entang hitung jumlah trombosit normal berkisar antara 1/C # /C ; 1C&@H:. -isiko

    perdarahan tidak akan meningkat sampai penurunan jumlah trombosit yang signifikan hingga

    dibaah 1CC ; 1C&@ H:. 0umlah trombosit lebih besar dari /C ; 1C&@ H: cukup untuk

    kelangsungan hemostasis dalam sebagian besar situasi. *asien dengan trombositopenia

    sedang, dengan jumlah trombosit antara &C sampai /C ; 1C&@ H: jarang mengalami gejala

    (seperti mudah lecet atau berdarah), bahkan dengan trauma yang signifikan. *asien yang

    secara persisten hitung trombositnya antara 1C # &C ; 1C&@ H: kadangkala juga tanpa gejala

    dengan aktivitas keseharian yang normal namun memiliki risiko perdarahan berlebihan pada

    trauma yang signifikan. *erdarahan spontan tidak akan terjadi kecuali hitung trombositnya

    16

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    17/26

    kurang dari 1C ; 1C&@ H:. *asien seperti ini biasanya mengalami ptekie dan lecet, namun

    bahkan kadangkala juga asimptomatik. *ada sebagian besar kasus, terlihat baha jumlah

    trombosit harus kurang dari / ; 1C&@ H: untuk menyebabkan perdarahan kritis spontan

    (seperti perdarahan intracranial tanpa disebabkan trauma).(1,11)

    +rombositopenia terjadi karena satu atu lebih dari tiga proses berikut, 1) penuruan

    produksi oleh sumsum tulang, 2) sekuestrasi, biasa terjadi pada pembesaran limpa, &)

    peningkatan destruksi trombosit.(2,11)

    %! Pur"ura Trombosito"enia Imun &PTI'

    a. Definisi

    *urpura +rombositopenia 5mun (*+5) atau morbus 9irholf dahulu dikenal dengan

    *urpura +rombositopenia 5diopatik merupakan suatu kelainan didapat yang berupa gangguan

    autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya penghancuran trombosit

    secara dini dalam sistem retikuloendotelial akibat adanya autoantibodi terhadap trombosit

    yang biasanya berasal dari 5mmunoglobulin G. %ata trombositopenia menunjukan baha

    terdapat angka trombosit yang rendah, sedangkan kata purpura berasal dari suatu deskripsi

    akan kulit yang berarnalebam karena gejala penyakit ini, arna ungu pada kulit disebabkan

    oleh merembesnya darah di baah kulit. ?leh karena itu penyakit ini merupakan suatu

    sindrom klinis berupa manifestasi perdarahan (purpura, petekie, perdarahan retina, atau

    perdarahan nyata lain) disertai trombositopenia menetap (angka trombosit darah perifer

    kurang dari 1/C.CCC@m:). asa hidup trombosit normal adalah sekitar A hari, tetapi

    memendek pada 5+* menjadi berkisar 2#& hari sampai beberapa menit.(2,11)

    b. pidemiologi

    3erdasarkan onset penyakit, *+5 dibedakan menjadi tipe akut bila kejadiaanya kurang

    atau sama dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada anak#anak) dan kronik bila lebih dari 6

    bulan (umumnya terjadi pada orang deasa). 5nsidensi *+5 pada anak antara ,C#/,& per

    1CC.CCC. *+5 akut umumnya terjadi pada anak#anak usia 2#6 tahun."ebesar A#2B anak#anak

    dengan *+5 akut berkembang menjadi kronik. -atio antara perempuan dan laki#laki adalah

    11 pada penderita *+5 akut, sedang pada penderita *+5 kronik adalah 21.(2,B,11)

    *+5 akut lebih sering dijumpai pada anak#anak, jarang pada deasa, onset penyakit

    biasanya mendadak, riayat infeksi mengaali terjadinya perdarahan berulang, sering

    dijumpai eksantem pada anak#anak (rubeola dan rubella) dan penyakit saluran napas yang

    disebabkan oleh virus merupakan EC dari kasus pediatrik trombositopenia imunologik.8irus yang paling banyak diidentifikasikan adalah varicella >ooster dan eibsten barr.

    17

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    18/26

    anifestasi perdarahan *+5 akut pada anak biasanya ringan, perdarahan intrakranial terjadi

    kurang dari 1 pasien. *+5 akut pada anak biasnaya self limiting, remisi spontan terjadi pada

    EC penderita, 6C sembuh dalam #6 minggu dan lebih dari EC sembuh dalam bulan.

    (2,B,11)

    c. anifestasi %linis

    *ada umumnya berat dan frekuensi perdarahan berkorelasi dengan jumlah trombosit.

    "ecara umum hubungan antara jumlah trombosit dan gejala antara lain bila pasien dengan

    trombosit I /C.CCC@m: maka biasanya asimtomatik, trombosit &C.CCC#/C.CCC @m: terdapat

    luka memar@hematom, trombosit 1C.CCC#&C.CCC @m: terdapat perdarahan spontan, menoragi,

    dan perdarahan memanjang bila luka, trombosit J 1C.CCC @m: terjadi perdarahan mukosa

    (epistaksis, perdarahan gastrointestinal, dan genitourinaria) dan resiko perdarahan sistem

    saraf pusat.(2,11)

    d. *emeriksaan 'isik

    *ada umumnya pasien 5+* tampak sehat, namun tiba#tiba mengalami perdarahan pada

    kulit (petekie atau purpura) atau pada mukosa hidung (epistaksis). *erlu juga dicari riayat

    tentang penggunaan obat atau bahan lain yang dapat menyebabkan trombositopenia (+abel

    1.). -iayat keluarga umumnya tidak didapatkan. *ada pemeriksaan fisik biasanya hanya

    didapatkan bukti adanya perdarahan tipe trombosit (platelet#type bleeding), yaitu petekie,

    purpura, perdarahan konjungtiva, atau perdarahan mukokutaneus lainnya. *erlu dipikirkan

    kemungkinan suatu penyakit lain, jika ditemukan adanya pembesaran hati dan atau limpa,

    meskipun ujung limpa sedikit teraba pada lebih kurang 1C anak dengan 5+*.(2,11)

    Gambar A.(12)

    +abel 1.(11)

    18

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    19/26

    e. *emeriksaan *enunjang

    *ada pemeriksaan darah lengkap, selain trombositopenia, hitung darah lain normal.

    *emeriksaan darah tepi diperlukan untuk menyngkirkan pseudotrombositopenia dan kelainan

    hematologi lain. egatrombosit sering terlihat pada pemeriksaan darah tepi. *emeriksaan

    sumsum tulang hanya dianjurkan pada kasus#kasus yang tidak khas, yaitu pada riayat

    penyakit dan pemeriksaan fisik yang tidak umum (misalnya demam, penurunan berat badan,

    kelemahan, nyeri tulang, pembesaran hati dan atau limpa), kelainan eritrosit dan leukosit

    pada pemeriksaan darah tepi, kasus yang akan diobati dengan steroid, baik sebagai

    pengobatan aal atau yang gagal diterapi dengan imunoglobulin intravena.(11)

    f. +atalaksana

    +ata laksana 5+* pada anak meliputi tindakan suportif dan terapi farmakologis.+indakan suportif merupakan hal yang penting dalam penatalaksanaan 5+* pada anak,

    diantaranya membatasi aktifitas fisik, mencegah perdarahan akibat trauma, menghindari obat

    yang dapat menekan produksi trombosit atau merubah fungsinya (tabel 1.), dan yang tidak

    kalah pentingnya adalah memberi pengertian pada pasien dan atau orang tua tentang

    penyakitnya.(12,1&)

    "ebagian besar kasus 5+* pada anak tidak perlu diraat di rumah sakit, oleh karena

    dapat sembuh sempurna secara spontan dalam aktu kurang dari 6 bulan. *ada beberapa

    19

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    20/26

    kasus 5+* pada anak didapatkan perdarahan kulit yang menetap, perdarahan mukosa, atau

    perdarahan internal yang mengancam jia yang memerlukan tindakan atau pengobatan

    segera. +ransfusi trombosit jarang dilakukan dan biasanya tidak efektif, karena trombosit

    yang ditransfusikan langsung dirusak.(1,1/,16,1A)

    *ada divisi !ematologi 5% '%5@-" semua pasien 5+* diraat karena

    dikuatirkan timbulnya perdarahan intrakranial. 0ika saat masuk disertai perdarahan

    (epistaksis, perdarahan gusi, melena, perdarahan kulit yang luas), maka pengobatan diberikan

    seperti pasien 5+* kronis yaitu prednison 2 mg@kgbb selama bulan dan suspensi trombosit

    bila diperlukan. 3ila belum sembuh selama bulan, maka pengobatan prednison diberikan

    bersama azathiophrine (imuran) 1#2 mg@kgbb. 3ila belum sembuh juga, maka

    dipertimbangkan tindakan splenektomi.(1B)

    D! Pen(akit )on *illebrand

    a. Definisi

    *enyakit 8on 9illebrand (*89) adalah kelainan perdarahan herediter disebabkan oleh

    defisiensi faktor 8on 9illebrand ('89). '89 adalah suatu glikoprotein yang memiliki

    fungsi memudahkan adhesi trombosit dengan menghubungkan reseptor membran trombosit

    ke subendotel pembuluh darah dan sebagai pembaa plasma bagi faktor 8555. *enyakit 8on

    9illebrand merupakan kelainan perdarahan kronis yang ditandai dengan agregasi trombosit

    maupun pembentukan pembekuan tidak terjadi. *enyakit ini diturunkan secara autosomal

    dominan.(1,)

    b. %lasifikasi

    +erdapat & varian utama *89, masing#masing berbeda dalam beratnya gejala. *89

    juga disebut sebagai pseudohemofilia atau hemofilia vaskular. *89 disebabkan oleh

    kelainan kuantitatif dan atau kualitatif '89 (+abel 2.).(1E,2C)

    +abel 2.(2C)

    20

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    21/26

    Revised Classification of vWD tahun 1EE (+abel 2.) membagi *89 menjadi dua

    kategori utama yaitu kelainan kuantitas (tipe 1 dan tipe &) atau kualitas '89 (tipe 2). *89

    tipe 1 ditandai defisiensi parsial '89 di plasma dan atau trombosit. *89 tipe & tidak

    didapatkan '89 di plasma dan atau trombosit. *89 tipe 1 dan tipe & dibedakan menurut

    derajat defisiensi '89 plasma (tipe 1 derajat defisiensi lebih ringan, antara 2CKC @dl), pola

    pearisan otosomal dominan dan gejala perdarahan lebih ringan.()

    c. anifestasi %linis

    Gejala paling sering terjadi meliputi perdarahan gusi, hematuri, epistaksis, perdarahan

    saluran kemih, darah dalam feses, mudah memar, menoragia. *asien dengan kadar faktor 8555

    yang sangat rendah bahkan dapat menunjukan hemartrosis dan perdarahan jaringan dalam

    tubuh. "eringkali gambaran kelainan itu tidak nyata sampai terdapat faktor pemberat seperti

    trauma atau pembedahan.(2,)

    d. Diagnosis

    Diagnosis *89 memerlukan kecurigaan terhadap gambaran klinis tingkat tinggi dan

    kecakapan pemanfaatan laboratorium. 3ila pasien dalam keadaan kritis, sulit menetapkan

    diagnosis yang tepat. 3ila *89 dianggap merupakan faktor penunjang pada perdarahan

    pasien, lebih dahulu harus diobati secara empiris dan penelusuran laboratoris yang rumit

    ditunda sampai pasien secara klinis stabil dan tidak mendapat produk darah dan obat selama

    beberapa minggu.(2)

    ntuk evaluasi terdapatnya *89 harus mencakup pemeriksaan Bleeding Time (3+),

    hitung trombosit, *+, *++. *89 ringan tipe 1 biasanya hasil pemeriksaan normal. 3ila

    penyakit lebih berat 3+ memanjang antara 1/#&C menit sedang hitung trombosit normal.

    *asien dengan defisiensi berat '98 atau kelainan faktor 8555 mengikat '98 berakibat

    pemanjangan *++ sekunder akibat menurunnya kadar faktor 8555 dalam plasma. ntuk

    menetapkan diagnosis diperlukan pemeriksaan khusus kadar '89 dan fungsinya.()

    e. +atalaksana

    "ecara umum terapi *89 meliputi pemberian obat, transfusi darah, dan menghindari

    keadaan yang dapat menyebabkan rudapaksa. +erapi terdiri dari penggantian '89 dengan

    menggunakan plasma beku segar (*3") atau kriopresipitat. %riopresipitat adalah terapi yang

    lebih dipilih untuk perdarahan berat. Dosis yang dianjurkan adalah 2# kantong

    kriopresipitat@1C kg, yang dapat diulangi tiap 12#2 jam, tergantung pada episode perdarahan

    yang diterapi atau dicegah.()

    E! Hemo+ilia

    !emofilia adalah penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor pembekuan darah yang

    diturunkan secara se;#linked recessive pada kromosom 7. Gen yang mengkode hemofilia

    21

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    22/26

    terletak pada ujung lengan panjang kromosom 7. eskipun hemofilia merupakan penyakit

    herediter tetapi sekitar 2C#&C pasien tidak memiliki riayat keluarga dengan gangguan

    pembekuan darah, sehingga terjadi mutasi spontan akibat lingkungan endogen ataupun

    eksogen.(,E)

    a. pidemiologi

    !ampir semua penderita hemofilia adalah laki#laki, tetapi hemofilia juga dapat terjadi

    pada perempuan namun jarang. ngka kejadian hemofilia diperkirakan berkisar 11C.CCC

    kelahiran bayi, sedangkan angka kejadian hemofilia 3 1&C.CCC#/C.CCC kelahiran bayi laki#

    laki. "ekitar BC#B/ kasus merupakan hemofilia .(E)

    "ampai saat ini dikenal 2 macam hemofilia yang diturunkan secara se;#linked

    recessive, yaitu !emofilia (hemofilia klasik) yang terjadi akibat defisiensi atau disfungsi

    faktor pembekuan 85554 !emofilia 3 yang terjadi akibat defisiensi faktor 57. (E)

    b. anifestasi klinis

    "ecara klinis perdarahan pada hemofilia dan 3 tidak dapat dibedakan. +erdapat

    riayat perdarahan abnormal yang bersifat terlamabat (delayed bleeding) dan letaknya dalam

    misalanya hemartosis, hematoma, perdarahan intrakranial yang terjadi spontan atau akibat

    trauma. anifestasi perdarahan lain misalnya berupa epistaksis atau hematuria. "eorang bayi

    harus dicurigai menderita hemofilia jika ditemukan bengkak atau hematoma pada saat anak

    mulai berjalan atau merangkak. *ada anak yang lebih besar dapat timbul hemartrosis di sendi

    lutut, siku , atau pergelangan tangan.(E)

    c. *emeriksaan penunjang

    Darah tepi rutin, terutama jumlah trombosit. *emeriksaan masa perdarahan, masa

    protrombin, masa trombin, masa tromboplastin parsial. *emeriksaan hemostasis khusus ,

    pemeriksaan faktor 855 dan 755.(E)

    ,! Koa-ulasi Intra.askular Diseminata

    a. tiologi

    %oagulasi 5ntravaskular Diseminata (%5D) merupakan kelainan trombohemoragik yang

    bisa bersifat akut, subakut, atau kronik dan terjadi sebagai komplikasi sekunder pada berbagai

    penyakit (+abel &.). D5 ditandai oleh rangkaian koagulasi yang menimbulkan pembentukan

    mikrotrombus di seluruh mikrosirkulasi. "ebagai akibat dari kelainan trombosis ini, terjadi

    konsumsi trombosit, fibrin, serta faktor koagulasi, dan secara sekunder terdapat aktivasi

    mekanisme fibrinolitik. Dengan demikian, %5D dapat ditemukan bersama gejala atau tanda#

    tanda yang berhubungan dengan infark akibat mikrotrombus dan terjadi diatesis hemoragik

    yang terjadi karena aktivasi mekanisme fibrinolitik dan deplesi unsur#unsur yang diperlukan

    bagi hemostasis.(11)

    +abel &.(11)

    22

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    23/26

    b. anifestasi %linis

    anifestasi klinis %5D dapat berkaitan dengan peristia %5D itu sendiri, dengan

    penyakit yang mendasari, atau keduanya. *erdarahan pada kulit, seperti petekie, ekimosis,

    dari bekas suntikan atau tempat infus pada mukosa, sering ditemukan pada %5D akut.

    *erdarahan ini jugabisa masif dan membahayakan, misalnya pada traktus gastrointestinal,

    paru, susunan saraf pusat atau mata. +rombosis mikrovaskular dapat menyebabkan disfungsi

    organ yang luas. *ada kulit dapat berupa bula hemoragik, nekrosis akral dan gangren.(11)

    Gambar B.(12)

    c. *emeriksaan *enunjang

    *ada pemeriksaan laboratorium dasar,leukositosis sering ditemukan. Granulositopeniajuga dapat terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang untuk mengimbangi kerusakan

    23

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    24/26

    netrofil yang cepat. *emeriksaan hemostasis yang secara rutin dapat dilakukan adalah masa

    protrombin, masa protrombin parsial teraktivasi, D#dimer, antitrombin 555, fibrinogen, dan

    masa trombin. *emeriksaan koagulasi serial umumnya lebih menolong daripada satu kali

    pemeriksaan dalam mendiagnosis %5D.(,11)

    d. +atalaksana

    *enatalaksanaan %5D terdiri dari 2 bagian, yaitu segera mengatasi penyakit yang

    mendasari dan terapi suportif yang agresif, termasuk hipovolemia dan hipoksemia. 0ika kadar

    fibrinogen, trombosit, atau faktor pembekuan rendah dan pasien mengalami perdarahan atau

    akan menjalani prosedur invasif, pemberian faktor pembekuan seperti kreopresipitat, plasma

    beku segar, atau trombosit konsentrat mungkin diperlukan. (11)

    ! De+isiensi )itamin K

    8itamin % merupakan naftoLuinon yang berperan serta pada fosforilasi oksidatif. +idak

    adanya atau kegagalan dalam absorbsi vitamin % berakibat pada hipoprotrombinemia dan

    menurunnya sintesis prokonvertin hati. *rotrombin (faktor 55) dan prokonvertin (faktor 855)

    penting untuk proses koagulasi.(2)

    8itamin % terdiri atas cincin kuinon yang terikat pada rantai samping dan bervariasi

    menurut sumber vitamin tersebut. 8itamin %1 (filokuinon) ditemukan di dalam sebagian

    besar sayuran yang dapat dimakan, khususnya sayuran daun hijau. 8itamin %2 (menadion)

    diproduksi oleh bakteri usus. "etelah penyerapan, menadion dikonversi dalam tubuh menjadi

    menadion yang aktif. *enekanan bakteri usus oleh berbagai antibiotik dapat menyebabkan

    defisiensi vitamin %. "usu sapi lebih banyak mengandung vitamin % daripada air susu ibu.(2)

    Defisiensi vitamin % atau hipoprotrombinemia harus dipikirkan pada semua penderita

    dengan gangguan perdarahan. 5nsiden penyakit perdarahan neonatus telah sangat menurun

    dengan pemberian vitamin %.(2,)

    *emberian vitamin % oral dapat memperbaiki defisiensi protrombin ringan. *emberian

    untuk bayi 1#2 mg@hari biasanya cukup. 0ika defisiensi protrombin berat dan manifestasi

    perdarahan telah tampak, harus diberikan / mg@hari secara parenteral.()

    24

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    25/26

    BAB I)

    Da+tar Pustaka

    1. otran, -am>i, dkk. -obbins 3uku jar *atologi. d. A. 8ol. 1. 0akarta G.

    2CCA.

    2. 'auci, :ongo, dkk. !arrisonMs *rinciples of 5nternal edicine. 1Ath d. "

    cGra#!ill ompanies. 2CCB.

    &. otran, -am>i, dkk. -obbins 3uku jar *atologi. d. A. 8ol. 2. 0akarta G.

    2CCA.

    . . %liegman, -obert. $elson +e;tbook of *ediatrics, 1Bth d. *hiladelphia 9. 3.

    "aunders ompany./. . *rice, "ylvia. *atofisiologi %onsep %linis *roses#*roses *enyakit. d. 6.

    0akarta G. 2CC/.

    6. "iegenthaler, 9alter. Differential Diagnosis in 5nternal edicine from "ymptoms to

    Diagnosis. Germany George +hieme 8erlag. 2CCA.

    A. "acher, . -onald. +injauan %linis !asil *emeriksaan :aboratorium. 0akarta

    G. 2CC2.

    B. lasidy, *etty, :a;er. +e;tbook of *ediatric -heumathology. *hiladelphia

    "aunders. 2CC/.

    25

  • 7/24/2019 diatesis-hemoragik-ainii

    26/26

    E. "astroasmono, "udigdo, dkk. *anduan *elayanan edis Departemen 5lmu *enyakit

    nak. 0akarta '%5. 2CCA.

    1C. ills 0, ichel 3, 3loch D, alabrese :!, !under GG, rend 9*, et al. +he

    merican ollege of -heumatology, riteria for the lassification of !enoch#

    "chonlein purpura. 1EEC.

    11. "udoyo, ru .,dkk. 3uku jar 5lmu *enyakit Dalam. 0akarta 5nternal *ublishing.

    2CCE

    12. :an>kosky *. anual of pediatric haematology and oncology, 2nd d. $e Nork

    hurchill :ivingstone, 1EE/.

    1&. orrigan 00. *latelet and 8ascular Disorders. Dalam iller D-, 3aehner -:,

    penyunting. 3lood Disease of 5nfancy and hildhood, 6th d. *hiladelphia osby.

    1EEC.

    1. Nu 9, %orb 0, "akamoto %. 5diopathic +rombocytopenic *urpura. *ediatr -ev2CCC.

    1/. edeiros D, 3uchanan G-. urrent ontroversies in the anagement of 5diopathic

    +hrombocytopenic *urpura During hildhood. *ediatr lin $orth m.1EE6.

    16. Douglas 3, ines D, 5mmune +hrombocytopenic *urpura. $ ngl 0 ed. 2CC2.

    1A. 5mbach *. 5mmune +hrombocytopenic *urpura. Dalam :illeyman 0", !ann 5,

    3lanchette 8", penyunting. *ediatric !ematology, edisi ke 2. $e Nork hurchill

    :ivingstone. 1EEB.

    1B. unthe 3G. *urpura +rombositopenik 5diopatik. Dalam 9ahidiyat 5, Gatot D,

    angunatmadja 5, penyunting naskah lengkap pendidikan tambahan berkala ilmu

    kesehatan anak ke 7758. 0akarta. 1EE6.

    1E. astaman G, 'ederici 3, -odeghiero ', annucci *. 8on 9illebrandMs Disease

    in the year 2CC& toards the complete identification of gene defects for correct

    diagnosis and treatment haematologica. 2CC&.

    20.'ederici 3. linical Diagnosis of 8on 9illebrand disease. 2CC.