dian pratama putra_1204103010029 (tbi)
DESCRIPTION
it is about manage tbi industrion ,TRANSCRIPT
Nama : Dian Pratama Putra
NIM : 1204103010029
Teknologi Buangan Industri
1. Pencemaran lingkungan dapat diukur dengan parameter yang ada, parameter tersebut dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran yang sudah terjadi di lingkungan. Ada
beberapa parameter yang menjadi fokus untuk standart air industry yang dapat dibuang ke
alam. Yaitu ada parameter fisika dan parameter kimia , berikut penjelasannya :
PARAMETER FISIKA
1. Bau : Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya bau amis yang ditimbulkan maka air tersebut disebabkan oleh bakteri , maka tidak layak untuk dibuang ke alam.
2. Jumlah Zat Padat Terlarut : zat padat merupakan materi residu setelah pemenasan atau
pengeringan pada rentang suhu 103 oC – 105 oC. zat padat ini yang tidak hilang selama
proses pemanasan dan pengeringan.
3. Kekeruhan: Kekeruhan menggambarkan sifat optic yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan bahan yang terdapat di
dalam air. Kekeruhan biasanya disebabkan dari bahan organic dan anorganic yang
tersuspensi sehingga air bisa menjadi keruh.
4. Suhu: Suhu air sebaiknya tidak panas dan juga tidak dingin agar tidak terjadi pelarutan
zat kimia.
5. Warna : air buangan industry sebaiknya tidak berwarna, karena warna dapat
menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Dengan adanya warna kita dapat
mengindikasikan bahwa air tersebut mengandung zat zat lain
PARAMETER KIMIA :
1. Biochemical Oxygen Demand (BOD) : BOD adalah ukuran kandungan oksigen terlarut
yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organic yang ada
dalam air. Apabila kandungan oksigen dalam air menurun, kemampuan
mikroorganisme aerob untuk menguraikan bahan buangan organic akan menurun pula.
Pre-Treatment Primary Treatmentinfluen
t
Secondary Treatment Tertiary treatmenteffluen
t
2. Chemical Oxygen Demand (COD) :COD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan
agar bahan buangan yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia.
Indicator ini umumnnya sangat berbuna bagi limbah industry .
3. Dissolved Oxygen (DO) : DO adalah kadar oksigen terlarut dalam air. Penurunan DO
dapat diakibatkan oleh pencemaran air yang mengandung bahan organic sehingga
menyebabkan organisme air terganggu.
4. pH : Nilai pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan. Air yang tidak tercemar
memiliki nilai pH antara 6,5 – 7,5 . sifat air tergantung besar kecilnya pH. Air yang
memiliki pH lebih kecil atau lebih besar dari kisaran pH normal tidak baik untuk
kehidupan mikroorganisme.
2. Uraikan tahapan proses pengolahan air limbah industri yang umum diterapkan dilengkapi
dengan diagram dan penjelasan singkat tujuan dari setiap tahapan pengolahan air tersebut!
Penjelesan dari diagram :
a. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan
tersuspensi dan minyak dalam limbah. Beberapa proses pengolahan yang
berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage,
serta oil separation.
b. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pengolahan tahap pertama memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal.
Letak perbedaannya iala pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi ialah
neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation dan
filtration.
c. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat terlarut dari limbah yang tak
dapat dihilangkan dengan proses fisik. Peralatan yang umum digunakan pada
pengolahan tahan ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter,
aerated lagoon, serta biological contact. Disini akan dikembalikan ke pretreatment ,
agar hasil yang didapat lebih efisien
d. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses – proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah
coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,
membrane separation. Pada proses ini dilakukan pemisahan secara kimia untuk
lebih memurnikan air yang belum sepenuhnya bersih.
3. Uraikan secara sistematis proses degradasi senyawa organic yang terjadi pada proses
pengolahan air dengan menggunakan lumpur aktif (activated sludge)!
Jawab :
Penjelasan : ada 3 proses yang saling berkesinambungan yaitu hidrolisis, asidogenesis, dan
metanogenesis.
Di hidrolisis merupakan langkah pertama dimana bahan organik yang tadinya
kompleks akan terdekomposisi menjadi unit yang lebih kecil, disini yang berperan yaitu
bakteri hidrolitik, seperti karbohidrat yang terdekomposisi menjadi gula , protein akan
terdekomposisi menjadi asam amino begitu juga dengan lemak akan terdekomposisi juga
menjadi asam lemak dan alcohol.
kedua ada asidogenesis , yang didalamnya itu ada bakteri acidogenic yang
homeworknya mengkonversi hasil dari proses hidrolisis tadi sehingga bisa menjadi
substrat bagi bakteri methanogenic nantinya. gula sederhana , asam amino , asam lemak
akan terdegradasi menjadi asetat, karbon diokasida dan hydrogen , dan juga bisa menjadi
asam lemak volatile dan alcohol , dan banding 70% : 30%
dilain itu asetogenesis, yang berperan jika produk asidogenesis tidak bisa langsung
diubah menjadi metan oleh bakteri methanogenic , maka akan dikonversi lagi agar bisa
menjadi substrat bagi bakteri mehanogenic nantinya.
terakhir metanogenesis, disinilah tempat memproduksi gas metan dan karbon dioksida
yang dilakukan oleh bakteri methanogenic, sebanyak 70% metan berasal dari asetat, nah
sedangkan 30 % nya lagi dari konversi hydrogen dan karbon dioksida
4. Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS). Isi tangki aerasi dalam system lumpur aktif
disebut sebagai mixed liquor yang diterjemahkan sebagai lumpur campuran. MLSS adalah
jumlah total dari padatan tersuspensi yang berupa material organic dan mineral, termasuk
didalamnya adalah mikroorganisme. MLSS ditentukan dengan cara menyaring lumpur
campuran dengan kertas saring (filter), kemudian filter dikeringkan pada temperature
105oC, dan berat padatan akan ditimbang.
MLSS = (PS )−(P)
( AS)
Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS). Porsi material organic pada MLSS
diwakili oleh MLVSS, yang berisi material organic bukan miukroba, mikorba hidup dan
mati, dan hancuran sel. MLVSS diukur dengan memanaskan terus sampel filter yang telah
kering pada 600 – 650 oC, dan nilainya mendekati 65-75% dari MLSS.
MLVSS = (PnS )−(Pn)
(AS)
Rasio umpan dan mikroorganisme. Parameter ini merupakan indikasi beban organic
yang masuk ke dalam system lumpur aktif dan diwakili nilainya dalam kilogram BOD per
kilogram MLSS per hari. Rasio umpan dikontrol oleh laju sirkulasi lumpur aktif. Lebih
tinggi laju sirkulasi lumpur aktif lebih tinggi pula rasionya.
F/M = BOD
MLVSS
5. Dik : F/M = 0,3
BOD = 830 kg/jam
Dit : MLVSS ?
Jawab : F/M =BOD
MLVSS
0,3 = 830 kg / jam
MLVSS
MLVSS = 830 kg / jam
0,3 = 2766,67 kg/jam
6. Dik : DO1 = 8,1 mg/L
DO5 = 3,0 mg/L
Vol. sampel = 60 ml
Vol. BOD bottle = 300 ml
Dit : BOD ?
Jawab : BOD = DO 1−DO5V .Sampel
x vol . BOD bottle
BOD = 8,1−3,0
60 mlx300 ml
BOD = 25,5 mg/L
7.
Dik : Glukosa = 180 gram
Air = 1 L = 1000 ml
Mr Glukosa = 180 gr/mol
Dit : Konsentrasi COD ?
Jawab : Konsentrasi COD = GramglukosaMr Glukosa
x1000
pelarut
Konsentrasi COD = 180 gr
180gr
mol
x1000 ml1000 ml
Konsentrasi COD = 1 mol