dialog keluarga dengan anak remaja

15
KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA KARAKTER Ayah : Priscylia Sandehang (tegas, pemarah, temperamen) Bpk. Budi Ibu : Lisniaty Leong (penyabar, lemah lembut, perhatian) Anak : Enjen Makamea (merindukan kebebasan, terkekang, mudah tergoda) Pacar : Susanty Yamba (perayu, tidak pengertian, masa bodoh) Temon Kakak : Maria Theis (pengertian, sabar, dan perhatian) Teman : Nolisia Tani (suka menolong dan membantu Enjen) Perawat: Priska Runtu (memberi askep keluarga dgn anak remaja) Narator: Feby Bawinti Narator: Keluarga merupakan suatu unit terkecil, dimana setiap individu mendapatkan pendidikan awal dan tempat untuk mencari jati dirinya. Namun, masalah-masalah yang ada dalam dunia dewasa ini membuat tugas keluarga seringkali terganggu apalagi jika di dalam keluarga memiliki anak remaja, yang membutuhkan pendekatan khusus sehingga tugas perkembangan remaja untuk menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab serta kebutuhan untuk berotonomi dapat terwujud dengan baik melalui komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Dalam role play ini, kelompok memunculkan berbagai karakter sehubungan dengan hal itu. Keluarga cemara, yang terdiri dari ayah yang begitu keras, tegas, dan disiplin; begitu kontras

Upload: haechan-amoi

Post on 05-Aug-2015

430 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dialog Keluarga Dengan Anak Remaja

KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA

KARAKTER

Ayah : Priscylia Sandehang (tegas, pemarah, temperamen) Bpk. Budi

Ibu : Lisniaty Leong (penyabar, lemah lembut, perhatian)

Anak : Enjen Makamea (merindukan kebebasan, terkekang, mudah tergoda)

Pacar : Susanty Yamba (perayu, tidak pengertian, masa bodoh) Temon

Kakak : Maria Theis (pengertian, sabar, dan perhatian)

Teman : Nolisia Tani (suka menolong dan membantu Enjen)

Perawat: Priska Runtu (memberi askep keluarga dgn anak remaja)

Narator: Feby Bawinti

Narator:

Keluarga merupakan suatu unit terkecil, dimana setiap individu mendapatkan pendidikan awal dan tempat untuk mencari jati dirinya. Namun, masalah-masalah yang ada dalam dunia dewasa ini membuat tugas keluarga seringkali terganggu apalagi jika di dalam keluarga memiliki anak remaja, yang membutuhkan pendekatan khusus sehingga tugas perkembangan remaja untuk menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab serta kebutuhan untuk berotonomi dapat terwujud dengan baik melalui komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.

Dalam role play ini, kelompok memunculkan berbagai karakter sehubungan dengan hal itu. Keluarga cemara, yang terdiri dari ayah yang begitu keras, tegas, dan disiplin; begitu kontras dengan karakter ibu yang begitu lembut dan pengertian, menerapkan pola asuh pada kedua anak remaja mereka. Dimana anak sulung, si Enjen yang begitu merindukan kebebasan dalam pergaulannya, akhirnya bertemu si Temon, lelaki perayu yang menawarkan kebebasan berujung pada sebuah penyesalan! Namun disinilah peran keluarga dan perawat untuk membangun kembali keharmonisan dalam keluarga itu dan memberikan askep keluarga yang tepat sehubungan dengan hal itu.

Page 2: Dialog Keluarga Dengan Anak Remaja

Setting 1: Bapak dan Ibu duduk di ruang tamu. Si bapak sementara membaca Koran dan ibu sementara menjahit.

Ibu : Pa, si Enjen ‘kan sebentar lagi lulus SMA, rencananya dia mau kuliah dimana yah?

Ayah : Aduh, mama. Urusan itu nanti saja dibicarakan, ‘kan masih setahun lagi dia lulus!

Ibu : Iya, pa. Tapi ‘kan tidak ada salahnya kita membicarakan masa depan anak-anak.

Ayah : Ma, bisa diam apa tidak? Papa sudah capek mendengar ocehan mama.

(Tiba-tiba Enjen masuk)

Enjen : Mama, papa, Enjen izin keluar yah, bisa tidak?

Papa : Mau kemana lagi kamu?

Enjen : Aku mau buat tugas, pa.

Papa : Tugas apa tugas? Dimana? Sama siapa?

Enjen : Ehhhhmmm, tugas sekolah pa, sama temanku nolisia, kami mau buat tugas di kitawaya.

Papa : Pokoknya, tidak! Tidak ada yang keluar rumah!

Enjen : Tapi, pa!

Ayah : Kamu dengar tidak? Punya telinga tidak? Sekarang tidak ada tapi-tapi! Masuk sana!

Setting 2:Kakak sementara duduk sambil menggambar dan tiba-tiba terkejut karenam Enjen masuk kamar sambil menangis dan curhat kepada kakaknya.

Enjen : (sambil menangis) Aku bosan…aku bosan!

Kakak : Ada apa de’?

Enjen : Kak, aku bosan! Masa’ aku mau buat tugas saja, dilarang sama papa? Kita hidup seperti di penjara saja

Kakak : Sabar, de’. Mungkin ini juga demi kebaikanmu juga. Kakak mengerti perasaanmu, sabar saja de’.

(Tiba-tiba ibu masuk…)

Page 3: Dialog Keluarga Dengan Anak Remaja

Enjen : Ma, kenapa papa seperti itu? Apakah kami mau dipasung???

Ibu : Sabar, nak. Papamu memang seperti itu, dia tegas itu karena dia sayang pada kalian!

Enjen : Sayang bagaimana? Aku ‘kan hanya mau buat tugas saja malah dilarang-larang!

Ibu : Iya, begini saja. Ibu akan izinkan kamu keluar, tapi jam 8 malam kamu sudah harus ada di rumah ya!

Enjen : (gembira sambil memeluk ibu) Oh, terima kasih mama! Mama memang is the best!

Narator: (Enjen dan Santy memperagakan adegan bergandengan tangan sambil tersenyum bahagia dan bercanda)Akhirnya, Enjen bisa keluar. Dan ternyata bukannya membuat tugas, Enjen jalan-jalan bersama Temon…

Waktu terasa berjalan begitu cepat bagi kedua insan yg saling mencintai ini. Bagi mereka berdua, dunia ini milik mereka! Akhirnya, Enjen menjadi lupa waktu, ia lupa akan janjinya! Pukul 20.00 telah berlalu selama 2 jam namun ia tetap asyik pacaran! Baginya, inilah kompensasi dirinya yang terkekang oleh sang ayah! Sementara di rumah, terjadi kekacauan!

Setting 3: Di ruang tamu, bapak sementara menonton TV dan minum kopi, ibu dan kakak duduk di samping bapak dengan suasana hati gelisah sambil melirik kanan kiri dan menggosok-gosokkan telapak tangan

Bapak : Mama, mana si Enjen? Dari tadi tidak kelihatan juga batang hidungnya!

Ibu :Eeehhmmm,,, Mungkin dia masih ngambek, pa! Biarkan saja dulu, dia masih di kamar. (ekspresi seperti menyembunyikan sesuatu)

Bapak : Ngambek? Sejak kapan ia mulai begitu? Siapa yang mengajarkannya untuk ngambek??? Echan, benar adikmu ngambek di kamar?

Kakak : Iii…iya,, pa! (menjawab dengan gugup)

Bapak : Kenapa caramu menjawab seperti itu!Apakah ada yang kalian sembunyikan?

Ibu : Tidak ada yag disembunyikan, pa.

Bapak : Pokoknya, papa tunggu 15 menit! Kl Enjen tidak juga keluar dari kamar dan menghadap papa maka papa sendiri yang akan pergi ke kamarnya dan mendidiknya dengan cara khusus.

Page 4: Dialog Keluarga Dengan Anak Remaja

Ibu : Iya, pa. Sabar, mama dan Echan akan memanggilnya di kamar.

Narator : (ibu dan kakak berjalan menuju dapur dengan penuh kegelisahan sambil menelpon Enjen) Akhirnya sang ibu dan kakak bertambah gelisah. Mereka berusaha menelpon Enjen tapi hp-nya di non-aktifkan! 30 menit berlalu dan tiba-tiba terdengar suara ayah…

Ayah : Echan, mama! Mana si Enjen?

Kakak : Eeee….hhhmmm…. iii…iiiyya papa. Tunggu sebentar!

Papa : Arrrggghhh,,, lama sekali! Biar papa sendiri yang menyeret dia di kamar!

Narator: Dengan penuh kemarahan sang ayah pergi ke kamar Enjen. Namun, ia tak mendapati sang anak di kamar!

Setting 4: (ibu dan Echan sudah duduk di ruang tamu dengan penuh rasa bersalah dan ketakutan, ayah masuk sambil memandang mereka dengan penuh amarah!

Ayah : Dari tadi memang saya sudah berpikir bahwa ada yang kalian sembunyikan! Lihat, ini sudah jam berapa! Anak perempuan macam apa yang masih di jalanan tengah malam begini! Buat tugas??? Omong kosong!

Ibu : Sudahlah, pa! Mungkin jalanan macet atau ban mobil angkotnya kempes jadi ia terlambat pulang. Jangan terlalu keras-lah, pa!

echan : Iya, pa! Tadi echan telpon katanya td tugasnya banyak yg belum diselesaikan dan juga waktu mau pulang angkotnya mogok. Jadi dia terlambat pulang!

Ayah : Aaahhh,,, diam kalian!Dari tadi ‘kan memang saya tak mengizinkannya keluar! Tapi, berani-beraninya dia berbuat seperti ini! Lebih baik cepat matikan lampu ruang tamu lalu kalian berdua masuk kamar! Biar saya yang menunggunya disini!

Ibu : Pa, jangan begitulah!

Ayah : Tidak, cepat lakukan saja seperti yang papa katakana!

Page 5: Dialog Keluarga Dengan Anak Remaja

Narator : Akhirnya ibu dan Echan masuk kamar sambil mengintip-intip. Di suasana kegelapan, sang ayah menunggu dengan penuh kegelisahan. Tiba-tiba Enjen masuk sambil mengendap-endap, dengan penuh kewaspadaan. Tiba-tiba suara terdengar!

Ayah : Bagus ya, kamu! Cepat ke sini!

Enjen : (mendekat ke arah sang ayah dengan penuh ketakutan sambil menunduk, ibu dan echan keluar dari kamar dan ikut bergabung di ruang tamu)

Ayah : Eh, cepat jawab! Darimana saja kamu dan siapa yang izinkan kamu keluar?

Enjen : Aaa…aku… pergi buat tugas pa!

Ayah : Tugas apa yang kamu kerjakan sampai jam 12 malam???

Enjen : Maa…maaa…maaf papa!

Ayah : Maaf, maaf! Maaf untuk apa? Hey, siapa yang izinkan kamu keluar?

Enjen : hhhmmm…

Ayah : Ayo jawab pertanyaan papa!

Ibu : Pa, sudahlah (sambil memegang pundak ayah)

Ayah : Arrrggghh (sambil menyingkirkan tangan mama) Cepat jawab atau tangan ini melayang ke wajahmu!

Enjen : Aaa..ampun papa!

Ayah : (menampak tapi tiba-tiba mama menahan tangan papa, enjen menutup wajahnya dan sang kakak merangkul enjen) Dasar kamu anak tak tau adat!

Ibu : Papa, jangan! Aku yang izinkan dia keluar!

Ayah : (Menatap ibu dengan pandangan tajam) Ooohh,, kamu! Jadi, sekarang kamu kepla keluarga ya! Eh, echan-enjen, sekarang kalian ke kamar! Dan kamu enjen, kamu papa hukum. Kamu tak bisa keluar rumah selama 1 minggu, dan hanya boleh keluar untuk sekolah. Selama 1 minggu itu kamu akan diantar jemput sama papa atau kakakmu! Cepat masuk!

Echan : (enjen mengangis sambil menutup wajah dan masuk ke kamar) Iiii…iya, pa.

Ayah : Ini semua karena kamu, ma! Begitu caramu mendidik anak-anak yah! Kalau sampai terjadi apa-apa dgn Enjen, kamu yang bertanggung jawab!

Page 6: Dialog Keluarga Dengan Anak Remaja

Ibu : Ini semua karena cara mendidikmu yang terlalu keras, arogan, dan menjadikan rumah bagai neraka bagi mereka!

Ayah : Oh, jadi kamu menyalahkan saya! Siapa yang memberi izin dia keluar??? Kamu ‘kan! Saya muak dengan caramu itu! (Sambil membanting meja dan berlalu.

Narator : Malam itu berlalu dengan penuh amarah dan pertengkaran. Keesokan harinya suasana berlalu dengan penuh ketegangan. Suasana rumah tidak menyenangkan, hubungan anak-orang tua da hubungan suami-istri menjadi tidak harmonis. Dan, sudah 3 hari Enjen diantar jemput oleh kakaknya…

Noli : Enjen, kamu kenapa? Kelihatannya lagi banyak masalah ya? Ada apa? Kamu bisa ceritakan padaku, mudah-mudahan ada yg bisa ku bantu.

Enjen : Hhhhmmm, begitulah Noli. Kamu asyik ya! Kamu tidak pernah dilarang oleh orang tuamu. Mau jalan dengan teman”, mau buat tugas, selalu diizinkan!

Noli : Ah, tidak juga. Kalau memang keperluanku itu beralasan, pasti diizinkan asalkan bicarakan dengan baik sama orang tuaku.

Enjen : Iya, tapi orang tuamu pengertian ‘kan. Sedangkan aku? Sepertinya aku dipasung, hidupku tidak bebas, bagaikan di penjara saja.

Noli : Mungkin orang tuamu bermaksud baik, saat ini kamu mungkin belum memahami alasan mereka. Tak ada orang tua yang menginginkan anaknya tersiksa. Kamu yang sabar saja, coba bicarakan baik-baik dengan mereka.

Enjen : Yah, nanti saya usahakan, mudah-mudahan hati papa bisa luluh dan mengerti keadaanku. Terima kasih ya, kamu sudah memberikan masukan kepadaku.

Noli : Iya, sama-sama. Kamu ‘kan temanku juga, jadi sudah selayaknya kita saling membantu.

Narator : Hari-hari berjalan terasa begitu berat, terutama bagi Enjen yang menjalani hukuman. Namun, ia tak kehabisan akal, ia memiliki Temon yang bisa menjadi penghibur duka laranya. Sampai suatu hari ia menelpon dengan Temon…

Page 7: Dialog Keluarga Dengan Anak Remaja

(adegan saat di telepon, Temon dan Enjen memegang hp)

Temon : Hai, babe! Lagi apa sih?

Enjen : Hai jg, babe! Aku lagi di kamar. Hufft, sungguh membosankan, aku lagi dihukum sama papa. Tidak boleh keluar rumah selama seminggu karena minggu lalu kita jalan-jalan dan pulang larut malam.

Temon : Aah, papamu sepertinya tidak pernah muda saja! Dulu ‘kan mereka lebih parah dari kita! Dasar ortu gak gaul!

Enjen : Iya, babe. Lama-lama aku bosan juga, ingin keluar saja dari rumah!

Temon : Iya, babe. Lebih baik, kamu tinggal denganku saja. Aku bisa memberikanmu rasa aman dan rasa cinta yang tak bisa diberikan oleh orang tuamu. Bagaimana babe? Mau kan?

Enjen : Iya juga sih, tapi aku takut!

Temon : Takut? Takut apa? Aku ‘kan selalu ada untukmu! Jangan takut, kalau kita sudah bersama, tak ada orang lain lagi yang bisa mengganggu kita, kamu akan merasakan surga bersamaku!

Enjen : Tapi, bagaimana caranya aku keluar dari rumah ini?

Temon : Tenang, serahkan saja semuanya pada pacarmu ini. Sebentar kalau semua orang di rumahmu sudah tidur, kamu cari jalan keluar dari pintu belakang dan aku akan memanjat pagar untuk menjemputmu. Bagaimana? Kamu mau ‘kan, babe?

Enjen : Ok, akan aku coba sayang.

Temon : Iya, sayang. Pasti kita bisa, sampai jumpa sebentar malam yah..

Narator : Akhirnya, pada malam itu, Enjen bisa dikeluar dari rumah dan pergi bersama Temon. Sementara keesokan harinya, ketika seisi rumah terbangun, maka mereka terkejut melihat Enjen sudah tak ada…

Echan : Ma, pa, Enjen tidak ada di kamar! Dia pergi!

Papa : (terkejut) Apa? Kemana larinya anak sialan itu? Apa lagi yang dia buat? Apakah dia mau saya mati karena dia! Cepat cari dia! Papa akan telpon polisi!

Mama : Echan, cepat hubungi teman-teman Enjen yang kamu kenal! Mama akan lapor ke sekolah…

Page 8: Dialog Keluarga Dengan Anak Remaja

Narator : seminggu berlalu Enjen masih tak bisa ditemukan. Orang tuanya begitu galau, kakaknya terus berusaha menghubungi teman-temannya namun Enjen belum ditemukan. Sementara di tempat yang lain, Enjen menikmati kebersamaan dan kebebasannya bersama sang kekasih…

Temon : Babe, kamu benar-benar mencintaiku ‘kan? Apakah kamu bahagia bersamaku.

Enjen : Pasti, karena itu aku ada disini bersamamu. Bagaimana dengan kamu, sayang?

Temon : Ohhh, rasa cintaku begitu besar padamu. Tp, aku merasa kenapa pacaran kita hanya begini” saja?

Enjen : Maksudnya apa? Kita kan sudah bersama saat ini.

Temon : Iya, maksudku bagaimana kalau kita melakukan hal yang spektakuler! Kamu pasti akan merasa bahagia! Kalau kamu benar-benar mencintaiku, buktikanllah sekarang!

Enjen : Ta..ta..pi.. aku takut!

Temon : Tidak usah takut, ‘kan ada aku. Percayalah padaku…

Narator : Akhirnya Enjen taklut pada rayuan Temon. Dan dengan penuh kepolosan dan kepasrahan, Enjen menyerahkan harta yang sangat berharga bagi setiap wanita, yaitu keperawanannya…. 2 minggu kemudian, Enjen dan Temon tahu bahwa Enjen hamil. Dan Temon mencampakkan Enjen. Enjen pun pergi dari tempat kos Temon, dia tak tahu akan pergi kemana, menyusuri jalan dengan penuh kebingungan dan keputusasaan. Dan di tepi jalan, sang kakak melihat Enjen…

Echan : (mengejar dan menarik Enjen) Enjen, kemana saja kamu? Mama dan papa mengkhawatirkanmu!

Enjen : (menangis) Maafkan aku, kak!

Echan : Sekarang kamu harus pulang, de’!

Enjel : Ta..ta..tapi aku takut! Papa…papa tak akan menerimaku lagi

Echan : Tidak usah takut, kakak yang akan menolongmu!

Narator: Akhirnya, Echan berhasil membawa Enjen Pulang!

Ibu : (batu dan berlari sambil memeluk Enjen) Nak, darimana saja kamu? Kami mengkhawatirkanmu! Apa yang terjadi padamu, nak?

Page 9: Dialog Keluarga Dengan Anak Remaja

Ayah : Dasar anak durhaka! Sudah puas kamu membuat kami ketakutan? Kamu hampir membuat ibumu hamil karena ulahmu!?

Enjen : (berlutut dan memeluk kaki ibu dan ayah) Ampun pa, ampun…

Ibu : Iya nak, kami sudah memaafkanmu!

Ayah : Tidak, sampai mati kamu tak akan saya maafkan (sambil mendorong Enjen dan Enjen terjatuhn dan pingsan)

Echan : Pa, apa yang papa lakukan! Lihat Enjen! Dia sudah menderita karena perlakuan papa yang selalu kasar!

Ibu : Pa, sudahlah! Ayo bawa Enjen ke rumah sakit!

j

Narator : Dengan penuh kegelisahan, mereka membawa Enjen ke rumah sakit. Sementara Enjen di periksa di rumah sakit, kakaknya menelpon teman baik Enjen utk datang ke rumah sakit. Tak lama kemudian perawat datang dan memberitahu kondisi Enjen.

Nurse : Permisi, dimana keluarga dari Enjen?

Ayah : Kami keluarganya, ses!

Ibu : Bagaimana keadaannya, ses?

Nurse : Iya, silahkan duduk kembali. Saya akan memberitahukan keadaan anak anda.

Echan : Iya, ses. Tolong beritahu kami apa yang terjadi pada adik saya.

Nurse : Bapak-ibu, kondisi anak anda baik-baik saja. Tapi, bisakah saya bertanya tentang anak bp ibu?

Ibu : iya, bisa ses.

Ns : Bagaimana dengan pergaulannya di rumah? Apakah dia punya teman dekat, terutama pria? Lalu bagaimana perangainya di rumah?

Ayah : Kalau di rumah, dia jarang keluar. Saya selalu melarangnya! Tapi, ia baru saja pulang ke rumah karena melarikan diri. Coba tanya saja sama temannya bagaimana di pergaulannya!

Noli : Dia anak yang baik. Tapi, dia sempat curhat bahwa ia merasa terkekang di rumah karena ayahnya, katanya ia ingin diberi otonomi sebagai anak remaja!

Page 10: Dialog Keluarga Dengan Anak Remaja

Ns : Ok, saya kira cukup. Tapi, saya mohon keluarga bapak sudah siap mendengar kabar ini. Tapi pertama, perlu bapak ibu ketahui Bahwa setiap anak terutama anak remaja membutuhkan rasa nyaman dan cinta yang tulus untuk berkembang, saat ia sudah beranjak dewasa, ia butuh otonomi untuk tegak berdiri, lebih bertanggung jawab atas dirinya untuk mempersiapkan masa depannya. Nah, jika hal-hal itu tak seorang anak temukan dalam keluarganya maka ia akan mencari cinta dan kebebasan di luar, mungkin bersama pacarnya atau siapa saja yang bisa membuatnya merasa dirinya berarti!

Nah, itulah yang terjadi sekarang! Anak papa merasa terkekang dan ia mencari kebebasan dan rasa cinta di luar sana. Akibatnya sekarang, anak bapa ibu hamil!

(semua ekspresi terkejut)

Ayah : Apa??? Tidak mungkin! Bunuh saja anak itu!

Ibu : Papa, berhentilah menyalahkan dia. Ini salah papa juga yang tak mampu mendidik dia, mau bicara apa lagi kalau sudah begini?

Ns : Pak, bukan begitu cara satu-satunya menyelesaikan masalah. Tanpa bapak sadari, bapak sudah membunuh kepribadian, karakter dan membunuh kebebasan anak anda sehingga ia mencari cinta yang salah karena bapak belum mampu memberi kasih sayang untuk dia!

Noli : Iya om, tolong kasihanilah dia! Dia sudah tertekan, ia sebenarnya hanya ingin otonomi yang cukup sebagai anak yang mencari jati dirinya!

Echan : (sambil memeluk sang ayah) Pa, tolong sayangi adik pa!

Ayah : (dengan penuh penyesalan) Iya, ini semua salahku! Ma, maafkan aku! Aku tidak mampu menjadi ayah yang baik bagi anak-anak kita (sambil memegang tangan mama)

Ibu : Iya, pa. Sekarang belum terlambat. Ayo, lihat enjen dan berikan dia kasih sayang selayaknya seorang ayah yang baik.

Ayah : Ses, terima kasih atas masukan anda. Bisakah saya bertemu Enjen?

Ns : Iya, pak. Silahkan!

Ayah : Enjen, maafkan papa. Papa sudah bersikap keras terhadapmu!

Enjen : Maafkan aku juga, aku sudah mengecewakan papa. Aku sudah menghancurkan masa depanku!

Ayah : Tidak apa-apa, nak! Kita akan memulainya dari awal!

Page 11: Dialog Keluarga Dengan Anak Remaja

Narator : Akhirnya, sang ayah bisa menerima keadaan sang anak dan mereka membangun kembali keluarga yang harmonis dan penuh cinta.