diagnosis keperawatan pjb

20
DIAGNOSIS KEPERAWATAN PJB By Puji Astuti

Upload: dwi-rahmadhani

Post on 21-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diagnosis Keperawatan Pjb

DIAGNOSIS KEPERAWATANPJB

By Puji Astuti

Page 2: Diagnosis Keperawatan Pjb

Atrium Septal Defeks

Masalah Keperawatan :

1. Resiko kelelahan.

2. Pemenuhan nutrisi.

3. Bersihan jalan nafas.

4. Resiko peningkatan suhu.

Page 3: Diagnosis Keperawatan Pjb

Ventricular Septal Defect (VSD)

Masalah Keperawatan :

• Intoleransi aktifitas (mudah lelah).• Bersihan jalan nafas(batuk kronis).• Resiko sianosis.• Resiko peningkatan suhu (infeksi selaput

jantung).• Pemenuhan nutrisi (resiko anemia).• Resiko defisit pertumbuhan (BB lambat naik).

Page 4: Diagnosis Keperawatan Pjb

Patent Duktus Arteriosus (Botali).

1. Pemenuhan nutrisi (anoreksia).

2. Pemenuhan oksigen (takipnea).

3. Bersihan jalan nafas (batuk-kronis).

4. Resiko peningkatan suhu (infeksi).

5. Defisit pertumbuhan dan perkembangan

Page 5: Diagnosis Keperawatan Pjb

Stenosis pulmonal.

1. Pemenuhan Oksigen

2. Nyeri

3. Pemenuhan Nutrisi.

4. Intoleransi aktivitas.

Page 6: Diagnosis Keperawatan Pjb

Stenosis Aorta.

1. Pemenuhan nutrisi.

2. Kurangi aktifitas yg melelahkan.

3. Pemenuhan istirahat

4. Pemenuhan oksigen.

Page 7: Diagnosis Keperawatan Pjb

Penyakit Jantung Bawaan Sianosis.

Page 8: Diagnosis Keperawatan Pjb

Tetralogi of Fallot.

Masalah Keperawatan.1. Pemenuhan oksigen.2. Nyeri ( perasaan tercekik )3. Pemenuhan nutrisi.4. Cemas.5. Pemenuhan istirahat.6. Intoleransi aktivitas.7. Persiapan operatif.

Page 9: Diagnosis Keperawatan Pjb

Penurunan curah jantung b.d disfungsi jantung

Tuj: curah jantung meningkat dengan kriteria urine cukup, akral hangat

Rencana tind.:– Kolaburasi pemberian digoksin/ lanoksin– Periksa nadi selama 1 mt, sebelum pemberian, hentikan bila nadi

dibawah 90- 110x/mt(bayi), atau dibawah 70-85x/mt (anak)—kolaburasi untuk menghentikan obat

– Kenali tanda- tanda keracunan digoksin (mual, muntah, anoreksia, bradikardi, disaritmia)

– Buat EKG lengkap bila perlu– Periksa asupan dan nilai serum potassium– Kolaburasi pemberian obat untuk menurunkan afterload– Monitor denyut nadi, irama dan ukur tekanan nadi, lapor bila ada

perubahan yang berarti– Monitor hasil elektrolit

Page 10: Diagnosis Keperawatan Pjb

Pola nafas tidak efektif b.d kongesti paru

• Tujuan: Pola nafas efektif dengan kriteria: RR normal, AGD dbn, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada PCH, pemberian oksigen efektif

• Intervensi : tinggikan kepala pasien 30°- 45° gunakan pakaian yang longgar pd bagian dada &

perut Kolaburasi pemberian oksigen dg humidifier Kaji irama nafas, kesulitan nafas, suara nafas,

warna kulit & saturasi oksigen

Page 11: Diagnosis Keperawatan Pjb

Kelebihan vol cairan b.d defek jantung, efek samping obat

• Tujuan: tidak terjadi akumulasi cairan dg KH: tdk ada peningkatan BB, tidak ada edema, tidak ada asites,urine keluar

• Intervensi:– Batasi masukan cairan, kolaburasi pemberian

diuretik– Catat pemasukkan & pengeluaran cairan– Timbang BB– Observasi tanda- tanda edema pd tungkai,

palpebra, rongga perut– Observasi pengeluaran urine/jam

Page 12: Diagnosis Keperawatan Pjb

Gangguan pertumbuhan & perkembangan tubuh b.d nutrisi yg tidak adekwat

• Tujuan: pertumbuhan & perkembangan sesuai dg usia

• Intervensi: Kaji pola makan pasien Berikan makanan yg disukai pasien & sesuai

dg usia pasien Beri makan & minum dalam porsi kecil tapi

sering Timbang berat badan setiap hari Kolaburasi dg ahli gizi utk diet pasien

Page 13: Diagnosis Keperawatan Pjb

Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen& kebutuhan,

kelemahan umum. Tujuan : pasien dapat melakukan aktivitas sesuai

dg kemampuan & usia pasien

Intervensi: Kaji aktivitas apa saja yg menimbulkan sesak Kaji seberapa jauh aktivitas yg dapat dilakukan pasien

scr mandiri Jelaskan pada pasien & keluarga ttg aktivitas yg dpt

dilakukan dg tahapan- tahapannya Libatkan keluarga dlm pemenuhan ADL Aktivitas TTV sblm, selam & sesudah aktivitas

Page 14: Diagnosis Keperawatan Pjb

Risiko terjadinya infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh, kongesti paru

Tujuan : tdk ada tanda-tanda infeksi

Intervensi :• Kaji tanda- tanda infeksi• Lakukan cuci tangan sblm & sesudah melakkan

tindakan dg desinfektan• Hindarkan kontak dg sumber infeksi• Anjurkan cukup istirahat, berikan nutrisi yg optimal

Page 15: Diagnosis Keperawatan Pjb

Gangguan psikologis pada anak & atau keluarga b.d masa perawatan di rumah sakit

Tujuan : keluarga & anak dpt menyesuaikan dg kondisi peny. yg diderita

Intervensi: Kaji hospitalisasi keluarga & anak Jelaskan prosedur tindakan medis & keperawatan Ciptakan lingkungan ruangan/ kamar seperti

keadaan dirumah Sediakan mainan sesuai dg perkembangan usia

pasien

Page 16: Diagnosis Keperawatan Pjb

Cemas b.d penyakit yg dideritaTujuan: Cemas berkurang

KH :keluarga mengetahui ttg penyakit yg diderita anaknya & perawatannya

Intervensi: Kaji tingkat ansietas & tentukan penyebab primer Kaji tingkat informasi kelg pasien utk

mengindentifikasi kesalahan pengertian sehubungan dg kondisinya

Kaji mekanisme koping yg biasa digunakan yg berkaitan dg stress

Lengkapi, klarifikasi & validasi informasi yg sesuai dg kondisi.

Page 17: Diagnosis Keperawatan Pjb

• Bantu pasien berpikir secara realistis terhadap anxietas, berikan alternatif lain dlm menangani stress spt: membantu imajinasi, melakukan relaksasi otot scr prgresif.

• Berikan reinforcement positif ttg prognosis, bantu pasien dlm tujuan & gaya hidup yg realistik

• Berikan gambaran pd pasien & kelg ttg defek dan intervensi scr bedah & non bedah

• Ingatkan aktivitas yg dianjurkan & pembatasannya sesuai indikasi

• Lengkapi konsultasi mengenai pelajaran sekolah, olah raga & pekerjaan

• Jlskn ttg diet & pembatasannya sesuai indikasi

• Jlskn ttg pencegahan tjdx endokarditis

• Jlskn ttg pentingnya kontrol teratur.

Page 18: Diagnosis Keperawatan Pjb

Nyeri akut berhubungan dengan proses pembedahan sternotomy dan pemasangan drain.Tujuan: Nyeri terkendali dg KH :

perilaku mengendalikan nyeri (tindakan seseorang untuk mengendalikan nyeri), tingkat kenyamanan (perasaan senang secara fisik dan psikologis) , dan tingkat nyeri (jumlah nyeri yang dilaporkan atau ditunjukan).

Intervensi :Berikan penatalaksanaan nyeri (meringankan atau mengurangi

nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien)

Kolaburasi pemberian sedasi sadar (pemberian sedatif, memantau respon pasien, dan pemberian dukungan fisiologis yang dibutuhkan selama prosedur diagnostik atau terapiutik), pemberian analgesik (penggunaan agens-agens farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri).

Page 19: Diagnosis Keperawatan Pjb

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat.

Tujuan : nutrisi terpenuhi dengan KH : status gizi (tingkat zat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolik), status gizi: asupan makanan dan cairan (jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh selama waktu 24 jam), status gizi: nilai gizi (keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh)

Intervensi: Bantu pengelolaan nutrisi (bantuan atau pemberian asupan diet makanan

dan cairan yang seimbang) Bantu pengelolaan bantuan makanan (pencegahan dan penanganan

pembatasan diet yang berat ) Hindari aktivitas berlebih atau makan dalam jumlah banyak dalam satu

waktu dan mencahar makanan dan cairan) Berikan bantuan menaikkan berat badan (fasilitasi pencapaian kenaikan

berat badan).

Page 20: Diagnosis Keperawatan Pjb

Risiko ketidakefektifan termoregulasi bayi/ anak b.d fluktuasi temperatur lingkungan, immaturitas

Tujuan: termoregulasi efektif dg KH : suhu tubuh/ temperatur kulit normal, tidak ada perubahan warna kulit/ hidrasi, suhu lingkungan nyaman.

Intervensi:

Untuk mengukur suhu pada bayi dibawah 4 minggu dan anak diatas 5 tahun gunakan termometer elektrik di aksila/ termometer infrared( EBN: termometer rute oral & rectal sebaiknya tidak digunakan pada bayi dan anak diatas 5 tahun ( Xue,2008))

Pertahankan temperatur tubuh bayi/ anak, lindungi dengan penutup kepala, selimut bahkan selama prosedur, transport & test diagnostik, serta jaga suhu lingkungan.

Pastikan bayi dan anak menerima cairan yang cukup dan terlindung juga dari lingkungan yang panas