diagnosis dn pengelolaan awal new2

16
PENDAHULUAN Penyebab trauma terbanyak adalah oleh karena kecelakaan lalu lintas, disamping jatuh dari ketinggian, luka tusuk, luka bakar dan lain2 Merupakan penyebab kematian pada semua kelompok umur, terutama pada usia produktif (dibawah 45 tahun) Trauma abdomen meliputi trauma tumpul atau trauma tembus yang menyebabkan kerusakan organ intra abdomen Cukup banyak trauma abdmen yang tak ter diagnosis, dan hal ini merupakan penyebab kematian yang sebenarnya dapat dicegah Perlu untuk segera menentukan ada tidaknya cedera organ intra abdomen serta perlu atau tidaknya intervensi bedah, hal ini disebabkan oleh karena mustahil menentukan organ yang cedera secara spesifik pada evaluasi awal ( lebih penting mengenali traum abdomen dan melakukan tindakan segera untuk penyelamatan nyawa dari pada membuat diagnosis yang akurat ) TRAUMA ABDOMEN (PENGELOLAAN AWAL) Dr. Inzta Arbi, SpB FINACS

Upload: muhammad-rafiq

Post on 09-Jul-2016

242 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

diaognosa

TRANSCRIPT

Page 1: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

PENDAHULUAN

• Penyebab trauma terbanyak adalah oleh karena kecelakaan lalu lintas, disamping jatuh

dari ketinggian, luka tusuk, luka bakar dan lain2

• Merupakan penyebab kematian pada semua kelompok umur, terutama pada usia

produktif (dibawah 45 tahun)

• Trauma abdomen meliputi trauma tumpul atau trauma tembus yang menyebabkan

kerusakan organ intra abdomen

• Cukup banyak trauma abdmen yang tak ter diagnosis, dan hal ini merupakan penyebab

kematian yang sebenarnya dapat dicegah

• Perlu untuk segera menentukan ada tidaknya cedera organ intra abdomen serta perlu

atau tidaknya intervensi bedah, hal ini disebabkan oleh karena mustahil menentukan

organ yang cedera secara spesifik pada evaluasi awal ( lebih penting mengenali traum

abdomen dan melakukan tindakan segera untuk penyelamatan nyawa dari pada membuat

diagnosis yang akurat )

TRAUMA ABDOMEN (PENGELOLAAN AWAL)

Dr. Inzta Arbi, SpB FINACS

Page 2: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

• Apabila ada kecurigaan, maka harus dianggap ada cedera organ visceral dulu, sampai

dapat dibuktikan tidak (observasi trauma abdomen )

• 75-90% luka tembak abdomen membutuhkan laparatomi segera, 25-35% luka tusuk dan

hanya 15-20% pada trauma tumpul

DIAGNOSIS:

• Ditegakkan dari pemeriksaan klinis, anamnesa & pemeriksaan fisik serta bila perlu

dilakukan pemeriksaan penunjang

ANAMNESA:

Terutama mengenai:

• MEKANISME TRAUMA

Trauma tumpul

=apakah trauma kompresi, crush atau tarikan (shearing) yang dapat merusak organ

padat maupun organ berongga.

=apakah trauma deselerasi, pergerakan yang tak sama antara bagian yang bergerak

terhadap bagian yang terfixir dari suatu organ, seperti hati pada ligament

penggantungnya.

Untuk kecelakaan lalu lintas diperlukan data kecepatan, arah tabrakan, kerusakan

kendaraan, penggunaan sabuk pengaman serta jenisnya dan apakah terlempar keluar

dari kendaraan.

Organ yang sering cedera: limpa, hati dan organ berongga

=Kehr sign:

Nyeri pada bahu kiri waktu tidur telentang, disebabkan rangsangan pada diafragma

(cedera limpa,udara bebas,perdarahan intra abdomen)

Trauma tajam/tembus

=luka tusuk, energy rendah

=luka tembak ,energy tinggi, bisa ada fragmen, perlu juga diketahui jaraknya

Organ yang sering cedera : hati,usus halus dan usus besar

• AMPLE (allergi,medicine,past illness,last meals dan environment)

Page 3: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

PEMERIKSAAN FISIK

• Tetap menggunakan skema Initial Assesment (Primary survey > ABCDE dan Secondary

Survey)

• Pemeriksaan abdomen pada C (Primary Survey) , t/u bila ada kecurigaan

• Diulangi lagi pada secondary survey

• Pemeriksaan fisik secara berurut meliputi:

• Inspeksi:

Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan seluruh pakaian dibuka

Adanya jejas,perlukaan atau benda yang tertancap pada dinding abdomen baik

depan maupun belakang ( dengan log roll ).Apakah ada organ /jaringan intra

peritoneal yang keluar dari luka. Hati hati terhadap luka tusuk pada thorax bagian

bawah yang dapat saja manembus diafragma dan mencederai organ intra

abdomen.

Page 4: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

=Cullen sign:

Kebiruan sekitar umbilicus,mengindikasikan adanya perdarahan intra

peritoneal tersering perdarahan pancrea

=Grey-Turner sign:

Kebiruan pada daerah pinggang bawah,punggung bawah; berhubunga dengan

perdarahan retro peritoneal, seperti pancreas, ginjal atau fraktur pelvis

Page 5: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

=Seat Belt Sign

Page 6: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

• Auskultasi:

Menurun atau hilangnya bising usus, dapat setempat maupun menyeluruh harus

dicurigai adanya cedera organ intra peritoneal, diperiksa pada keempat kwadran

,walaupun adanya ileus paralitik dapat juga disebabkan oleh fraktur iga, vertebra

dan pelvis atau penumpukan darah pada rongga retro peritoneal dan intra lumen

usus

• Perkusi:

Apakah didapatkan nyeri ketok, apakah ada cairan bebas (pekak beranjak) atau

udara bebas intra peritoneal (hilangnya pekak hepar)

=Balance Sign:

Pekak pada kuadran kiri atas, menandai adanya cedera limpa, penumpukan

darah subkapsuler atau ekstra kapsuler limpa

• Palpasi:

Apakah ada defans muscular serta selanjutnya ada atau tidak nyeri tekan dan

nyeri lepas , yang diperiksa pada seluruh kwadran

Auskultasi, perkusi dan palpasi dilakukan dengan memeriksa terlebih dahulu daerah

yang dianggap normal.

Disamping itu perlu juga dinilai:

1. Luka Tusuk

Apabila luka tembak, maka perlu dilakukan laparatomi eksplorasi, karena cedera

intraperitoneal pada keadaan ini mencapai 95%.

Luka tusuk pisau 30% nya didapatkan cedera organ intraperitoneum.

Bila hemodinamik tidak stabil, maka baik luka tembak maupun luka tusuk merupakan

indikasi laparatomi cito.

Apabila hemodinamik stabil, untuk memastikan tembus peritoneum atau tidaknya

luka tusuk pada dinding abdomen depan dapat dilakukan eksplorasi dengan anestesi

lokal.

2. Stabitas pelvis

Page 7: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

Dilakukan dengan menekan SIAS atau crista iliaca, rasa sakit, krepitasi atau tidak

stabil, menandakan kemungkinan adanya fraktur pelvis. Melakukan manuver ini harus

hati-hati oleh karena dapat menambah perdarahan yang terjadi

3. Penis,perineum dan rectum

Perdarahan dari meatus uretra eksterna, hematom/ekimosis skrotum dan perineum,

serta posisi prostat yang letaknya tinggi merupakan tanda kemungkinan terjadinya

rupture uretra.Disamping menentukan letak prostat pemeriksaan colok dubur juga

untuk menilai tonus spingter ani serta ada atau tidaknya fraktur pelvis.

4. Vagina

Bisa terjadi robekan vagina oleh karena fragmen tulang pada fraktur pelvis.

• Hasil pemeriksaan fisik dapat terganggu oleh adanya:

• Intoksikasi alkohol, obat terlarang

• Cedera kepala / Tulang belakang

• Cedera iga / pelvis

BATAS-BATAS RONGGA ABDOMEN

Depan:

Superior : liniea intermamaria

Lateral : linea axillaris anterior

Inferior : kedua ligamentum inguinale dan simfisis pubis

Samping/pinggang:

Superior : sela iga ke 6

Anterior : linea axilaris anterior

Posterior: linea axillaris posterior

Inferior : crista iliaca

Punggung:

Superior : Ujung bawah scapula

Lateral : Linea axillaris posterior

Inferior : Crista Iliaca

Page 8: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

Abdomen depan dapat dibagi atas 4 regio:

Kuadran kiri dan kanan atas

Kuadran kiri dan kanan bawah

Atau atas 9 regio::

-epigastrium

-hipokondrium kanan dan kiri

-umbilikal

-lumbar kiri dan kanan

-hipogastrium / supra pubis

-inguinal kiri dan kanan

Page 9: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

Anatomi luarAbdomen

• Anterior: 9 regio– epigastrium– hipokondrium ki/ka– umbilikal– lumbar ki/ka– hipogastrium/suprapubis– inguinal ki/ka

• Pembagian lain: 4 regio– kuadran ki/ka atas– kuadran ki/ka bawah

ANATOMI DALAM DARI ABDOMEN:

A. RONGGA PERITONEAL

1.Rongga peritoneal atas/Thoracoabdominal

Ditutupi oleh bagian bawah dinding thorax,termasuk difragma,hati,limpa,lambung dan

colon transversum

2.Rongga peritoneal bawah

Berisi usus halus,sebagian colon ascenden dan descenden,sigmoid,serta pada wanita

organ reproduksi interna

B. RONGGA PELVIS

Terdapat rectum,vesica urinaria,pembuluh darah iliaca dan organ reproduksi internal

(wanita)

C. RONGGA RETROPERITONEAL

Rongga yang berada dibelakang dinding peritoneum yang melapisi abdomen.

Didalamnya terdapat: aorta abdominalis, vena cavainferior,sebagian besar duodenum,

pancreas,ginjal,ureter,sebagian colon ascenden dan descenden

Pemeriksaan fisik pada cedera organ intra abdomen sering sukar, 30% dari pasien yang

membutuhkan interfensi pembedahan pada mulanya tidak memberikan tanda yang khas

dan lebih dari 50% nya dengan penurunan kesadaran oleh karena cedera kepala atau

intoksikasi, terutama pada trauma tumpul.

Page 10: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

Adanya tanda anda peritonitis merupakan indikasi untuk laparatomi cito, tanpa harus

menunggu hasil tes-tes diagnostic

ADJUNCTS:

Tetap dengan prioritas stabilisasi terhadap airway, breathing dan sirkulasi selanjutnya dilakukan

pemasangan pipa lambung dan kateter urine

1. Pipa Lambung:

Untuk dekomprsi lambung dan mengeluarkan isi lambung sehingga mencegah terjadinya

aspirasi.Bila ada darah, kemungkinan terdapat cedera esophagus atau saluran gastro

intestinal atas.

Perhatian khusus pada fraktur maksilo fasial dan basis kranii sebaiknya dipasang melalui

mulut (orogastric tube)

2. Kateter urine:

Tujuannya untuk mengatasi retensi urine, dekompresi buli-buli sebelum DPL dan

monitor produksi urine untuk menilai perfusi jaringan.

Kalau ada hematuria, ini menandakan adanya trauma traktus urinarius.

Apabila pemeriksaan fisik meragukan dapat dilakukan:

1. Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)

2. Focused Assesment Sonografi in Trauma (FAST)

3. CT Scan Abdomen Diagnostic

1. DPL

Sensif 98% untuk perdarahanintra peritoneal

Indikasi:

Harus dilakukan pada pasien dengan trauma tumpul multiple dan hemodinamik

abnormal, terutama bila:

“Equivocal”,yaitu trauma jaringan lunak dinding abdomen disertai dengan trauma tulang

yang gejala kliniknya saling mengaburkan

“Unreliable”, kesadaran menurun setelah trauma kapitis atau intoksikasi

Perubahan sensasi –trauma spinal

Page 11: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

“Impractical”, mengantisipasi kemungkinan pasien membutuhkan anestesi umum yang

lama untuk trauma lainnya

Adanya lap belt sign,dengan kecurigaan trauma usus

DPL juga indikasi bagi pasien yang hemodinamik normal dengan kondisi seperti diatas

dan tidak memiliki fasilitas USG atau CT Scan

Kontra indikasi:

Absolut,bila jelas indikasi laparatomi.

Relatif,bila secara teknik sulit, seperti kegemukan,pembedahan abdomen

sebelumnya,kehamilan lanjut dan koagulopati

2. FAST

Untuk mendeteksi adanya hemoperitoneum. Untuk pemeriksa yang berpengalaman

sensitifitas, spesifitas dan ketajamannya setara dengan DPL dan CT Scan.

Keuntungan FAST, cepat,non invasive,akurat,murah dan dapatdiulangi kapan saja. USG

dapat digunakan sebagai alat diagnostic bedside dikamar resusitasi.

Hal yang mempengaruhi pemeriksaan: obesitas,udara subcutan dan operasi sebelumnya.

3. CT Scan

Hanya dilakukan apa bila hemodinamik stabil.

CT dapat memberikan keterangan tentang organ yang rusak dan derajat kerusakannya,

dapat mendiagnosa trauma retroperitoneal maupun pelvis yang sukar dideteksi dengan

pemeriksaan fisik,DPL atau FAST

LABORATORIUM

Sample darah harus diambil sewaktu memasang jarum infuse,terutama untuk menentukan tipe

darah.Disamping itu jugadapat diperiksa darah rutin; pada trauma tumpul Kalium, glukosa dan

amylase, kalau perlu kadar alkohoh darah.Pada wanita usia produktif dilakukan juga tes

kehamilan.

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

1. Trauma tumpul

Page 12: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

Apabila tidak ada kontra indikasi pada keadaan hemodinamik normal dapat dibuat foto

abdomen tiga posisi, untuk melihat adanya udara bebas antara hati dengan diafragma

atau hati dengan dinding abdomen .

2. Trauma tajam

Pada keadaan hemodinamik normal, pada luka tusuk diatas umbilicus atau dicurigai

trauma torakoabdominal perlu dibuat foto torax tegak untuk melihat apakah ada hemo

atau pneumotorax ataupun udara bebas intra peritoneal. Pada luka tembak dibuat ronsen

abdomen tidur dengan marker pada luka masuk dan keluar.

3. Pemeriksaan dengan kontras

= Urethrografi ; pada kecurigaan rupture uretra

= Sistografi; pada kecurigaan adanya rupture buli-buli

= IVP ; pada hematuri untuk menentukan asal perdarahan

Semua diatas hanya dapat dilakukan pada keadaan hemodinamik stabil

Beberapa hal yang penting pada trauma tajam:

1. Apabila ada benda yang menancap,jangan dicabut! Karena dapat terjadi perdarahan yang

banyak. Kalau perlu di fiksasi dan dicabut pada saat operasi.

Page 13: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

2. Bila ada organ intra peritoneal yang keluar, ditutup dengan kassa lembab jangan

dimasukan lagi dan kalau perlu ditutup waskom bersih

INDIKASI LAPARATOMI

1. Trauma tumpul abdomen dengan hipotensi dan dugaan perdarahan intraabdominal secara

klinis

2. Trauma tumpul dengan DPL dan FAST positif

3. Hipotensi pada luka tusuk tembus abdomen

4. Luka tembak yang melintasi rongga peritoneum

5. Eviscerasi omentum atau usus

6. Perdarahan dari lambung,rectum atau traktus urogenetalis pada luka tusuk

Page 14: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

7. Adanya peritonitis

8. Udara bebas , udara retroperitoneal, atau rupture diafragma pada trauma tumpul

9. CT dengan kontras memperlihatkan rupture saluran cerna, cedera buli intra

peritoneal,cedera pembuluh darah ginjal ataupun kerusakan parenchym viscera sesudah

trauma tumpul atau tajam

PENUTUP

• Trauma abdomen perlu pemeriksaan yang cermat oleh karena terkadang gejalanya tidak

jelas atau tersamarkan oleh adanya intoksikasi alkohol, dan obat terlarang ,cedera

kepala/tulang belakang, cedera iga/ pelvis, sehingga memerlukan pemeriksaan DPl atau Fast

atau CT Scan.

• Adanya cedera pada organ intra peritoneal memerlukan tindakan yang tepat baik operatif

maupun konserfativ dibawah pengawasan seorang ahli bedah

• Penatalaksanaannya tetap dengan skema ABCDE, serta evaluasi resusitasi dan reevaluasi

pada setiap tahapannya

DAFTAR PUSTAKA

American College of Surgeons. Abdominal and Pelvic Trauma in Advance Trauma Life

Support. 7th ed. Chicago. 2004

Feldman Greg. Blunt Abdominal Trauma : Avaluation in Trauma Conference. Stanford

Medical Center. 2010

Monnet Eric. Abdominal Trauma in Presentation Colorado State University. United Stated.

2010

Salamah Saleh. Abdominal Trauma in Presentation King Saud University. Riyadh. 2010

Warsinggih. Trauma abdominal. May 2008 [24 Februari 2011]. Diunduh dari :

http://medicalanswer.multiply.com/journal/item/10/Trauma_Abdominal

Page 15: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2

ooooooooOOOOOOOOoooooooo

ooooooooOOOOOOOOoooooooo

SEKIAN TERIMA KASIH

Page 16: Diagnosis Dn Pengelolaan Awal New2