di gladag langen bogan surakarta · kelulusan diploma iii usaha perjalanan wisata fakultas sastra...

137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user MANAJEMEN PENGEMBANGAN WISATA KULINER DI GLADAG LANGEN BOGAN SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Jurusan Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : YOLANDA INTAN PERMATA C9408003 DIII USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2011

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

MANAJEMEN PENGEMBANGAN WISATA KULINER

DI GLADAG LANGEN BOGAN

SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Jurusan Usaha Perjalanan Wisata

Fakultas Sastra Dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

YOLANDA INTAN PERMATA

C9408003

DIII USAHA PERJALANAN WISATA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama :Yolanda Intan Permata

NIM : C9408003

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir judul “ Manajemen

Pengembangan Wisata Kuliner Di Gladag Langen Bogan Surakarta” adalah

benar – benar karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya dalam tugas akhir

tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila

dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya

peroleh dari tugas akhir tersebut.

Surakarta, 17 Juni 2011

Yang membuat perrnyataan,

Yolanda Intan permata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“Achieve what you want with very satisfactory results” ( penulis )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada :

Kedua orangtua dan kekasih, yang telah memberikan

dukungan dan semangat serta doa yang tulus dalam

penulisan laporan ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha

Pemurah, karena berkat kemurahanNya tugas akhir ini dapat penulis selesaikan

sesuai yang diharapkan. Dalam tugass akhir ini penulis membahas “ Manajemen

Pengembangan Wisata Kuliner di Gladag Langen Bogan ”, suatu permasalahan

yang sedang dialami Kota Surakarta karena terjadi penurunan jumlah kunjungan

dan seharusnya dilakukan pembenahan.

Tugas akhir ini dibuat dalam rangka memperdalam potensi dan

pengembangan yang dilakukan Pemkot Surakarta dalam memperbaiki

pengelolaan dan pemasaran Gladag Langen Bogan agar tetap bertahan

eksistensinya sebagai ikon wisata kuliner di Kota Surakarta. Dalam proses

pendalaman materi manajemen obyek ini, tentunya penulis mendapatkan

bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam –

dalamnya penulis sampaikan kepada:

1. Ayahanda Sudigdo dan Ibunda Titik Mulyani selaku orangtua yang sudah

memberi dukungan moril dan materi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

beserta seluruh pembantu Rektor.

3. Bapak Drs.Riyadi Santosa,M,Ed,Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa, Universitas Sebelas Maret serta seluruh karyawan.

4. Ibu Dra.Isnaini WW,M.Pd selaku ketua program DIII Usaha Perjalanan

Wisata dan Bapak Drs.Suharyana,M.Pd selaku pembimbing tugas akhir yang

selalu memberi arahan dan bimbingan dengan kesabaran serta dorongan

semangat kepada penulis, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat

terselesaikan.

5. Seluruh dosen pengampu Jurusan DIII Usaha Perjalanan Wisata yang sudah

memberikan ilmu yang bermanfaat untuk penulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

6. Bapak Drs. Budy Sartono,M.Si selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan

Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta yang memberikan informasi mengenai

promosi Pemkot Surakarta untuk Gladag Langen Bogan.

7. Bapak Eko Prajudhy Noor Ali,SE,MM selaku Kabid Perdagangan

Disperindag Kota Surakarta yang memberikan informasi mengenai

pengelolaan yang dilakukan Pemkot Surakarta untuk Gladag Langen Bogan.

8. Bapak Atmanto Setyo Budiono selaku Ketua Paguyuban Pedagang Galabo

yang memberikan informasi pengelolaan lapangan Gladag Langen Bogan.

9. Ibu Dewi Sri Lestari selaku pedagang bubur ayam di Gladag Langen Bogan.

10. Para pengunjung Gladag Langen Bogan yang telah bersedia mengisi

quisioner mengenai pendapat penguunjung di Gladag Langen Bogan.

11. Santika Adi Saputro yang telah membantu dalam proses menyelesaikan tugas

akhir ini dan sabar menuntun penulis dalam setiap kesulitan.

12. Adik–adikku Erlando Angga Kusuma, Kevin Bayu Aji Kusuma, Tiara Nanda

Permata dan tanteku Esty Wahyuningsih yang memberikan dukungan moril

saat penulis menyelesaikan tugas akhir.

13. Seluruh sahabat – sahabatku Galuh Surya N, Arie Widya, Dika Arum

Perwita, Arifa Mayasari, Mudrafanti Riastantik, Ika Ratna Susanti dan Sevi

Andari yang dengan ikhlasnya membantu terlaksananya tugas akhir ini.

Semoga dengan segala budi baik yang telah mereka semua diberikan

kepada penulis, penulis panjatkan do’a semoga Allah Swt senantiasa memberi

Rahmat dan Hidayah-Nya kepada mereka. Penulis menyadari bahwa karya ini

jauh dari sempurna, untuk itu penulis harapkan adanya saran dan kritikan

sebagai masukan untuk kesempurnaan karya ini.

Surakarta, 17 Juni 2011

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................ iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ xiii

ABSTRAK .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ................................................ 4

E. Kajian Pustaka ............................................................ 5

F. Metode Penelitian ............................................................ 18

G. Sistematika Laporan ................................................ 21

BAB II PERAN PEMKOT TERHADAP PARIWISATA KOTA

SURAKARTA

A. Kepariwisataan Kota Surakarta .................................... 22

B. Obyek Dan Sarana Pariwisata Kota Surakarta ............... 24

C. Kebijakan Pariwisata Kota Surakarta ........................ 31

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

D. Kelompok Kerja Pengembangan Pariwisata Kota

Surakarta ........................................................................ 35

E. Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta ........ 36

BAB III WISATA KULINER KOTA SURAKARTA

A. Ciri Khas Kuliner Kota Surakarta .................................... 50

B. Tempat Kuliner Di Kota Surakarta ..................... 51

BAB IV WISATA KULINER GLADAG LANGEN BOGAN

A. Gambaran Umum Wisata Kuliner Di Gladag Langen

Bogan ........................................................................ 65

B. Karakteristik Pengunjung Di Gladag Langen Bogan ...... 81

C. Segmentasi Pasar Untuk Gladag Langen Bogan ............ 90

D. Manajemen Pengelolaan Gladag Langen Bogan ............ 93

E. Manajemen Promosi Gladag Langen Bogan ............ 95

F. Analisa SWOT ............................................................ 99

G. Manajemen Pengembangan Gladag Langen Bogan ....... 113

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ......................................................................... 119

B. Saran ......................................................................... 122

Daftar Pustaka ......................................................................... 124

Lampiran ..................................................................................... 126

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Makanan timlo khas Rumah Makan Sastro ................. 51

Gambar 2 : Makanan tengkleng di Rumah Makan Ibu

Ediyem di gapuro Pasar Klewer .............................. 52

Gambar 3 : Gudeg Ceker Bu Kasno di Margoyudan ................. 52

Gambar 4 : Srabi Notosuman merupakan srabi khas

Kota Surakarta ..................................................... 53

Gamban 5 : Abon Varia berlokasi di Jl. Honggowongso

no.89 Surakarta ..................................................... 53

Gambar 6 : Nasi liwet Wongso Lemu di Jl.Teuku Umar

Surakarta ................................................................. 54

Gambar 7 : Soto Gading lebih terkenal dengan soto ayamnya ...... 55

Gambar 8 : Penjual Cabuk Rambak ........................................ 56

Gambar 9 : Penjual keliling Wedang Ronde ............................ 56

Gambar 10 : Wedang dongo adalah minuman khas dari

keraton Surakarta .................................................... 57

Gambar 11 : Bestik daging sapi di Harjo Bestik ........................... 57

Gambar 12 : Bebek goreng sambal korek Pak Slamet ................ 58

Gambar 13 : Rumah makan Ayam Goreng Widuran ............... 58

Gambar 14 : Sate Kambing Nonongan ....................................... 59

Gambar 15 : Sajian Tahu Kupat .................................................. 59

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Gambar 16 : Sajian sate kere dengan isi daging sapi, jeroan

dan tempe gembus .................................................... 60

Gambar 17 : Suasana malam Gladag Langen Bogan ............... 61

Gambar 18 : Suasana warung-warung di Keprabon ............... 61

Gambar 19 : Suasana malam Kota Barat Surakarta ............... 62

Gambar 20 : Suasana tempat makan disekitar Stadion Manahan ... 63

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Informan ....................................................... 126

Lampiran 2 : Lembar Quisioner yang dibagikan untuk

pengunjung di Gladag Langen Bogan ................... 127

Lampiran 3 : Surat Permohonan Observasi di Kesbanglinmas

dan Bapeda Kota Surakarta .......................................... 128

Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian di Disbudpar dan Disperindag

Kota Surakarta ..................................................... 130

Lampiran 5 : Foto Suasana Jl. Mayor Sunaryo di siang dan

menjelang malam ..................................................... 131

Lampiran 6 : Foto pengunjung Gladag Langen Bogan ................. 132

Lampiran 7 : Foto keadaan Gladag Langen Bogan saat hujan .......... 133

Lampiran 8 : Foto fasilitas yang disediakan untuk pengunjung

di Gladag Langen Bogan ......................................... 134

Lampiran 9 : Foto daftar pedagang di Gladag Langen Bogan ..... 135

Lampiran 10 : Foto Pedagang dan Petugas Kebersihan .................. 136

Lampiran 11 : Foto Fasilitas Mainan dan Stand Belanja Malam ...... 137

Lampiran 12 : Peta Kota Surakarta ...................................................... 138

Lampiran 13 : Brosur seluruh Wisata Kuliner di Kota Surakarta ...... 139

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

Yolanda Intan Permata, C9408003, 2011, Manajemen Pengembangan

Wisata Kuliner Di Gladag Langen Bogan Surakarta, Progam Diploma III

Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Alasan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan

kelulusan Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra Dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta, serta ingin mengetahui keanekaragaman

makanan khas Kota Surakarta dan khususnya wisata kuliner yang berada di

Gladag Langen Bogan.

Metode penelitian yang digunakan adalah tehnik pengumpulan data berupa

observasi, wawancara, dokumen, pustaka dan dengan sumber data tersebut dapat

diketahui hal – hal mengenai Kota Surakarta dan pariwisatanya, tempat makan

khas Kota Surakarta, wisata kuliner Gladag Langen Bogan, peran Pemkot

Surakarta terhadap wisata kuliner Gladag Langen Bogan, pengelolaan dan

promosi wisata kuliner Gladag Langen Bogan, dan pengembangan yang dilakukan

oleh Pemkot Surakarta untuk wisata kuliner Gladag Langen Bogan.

Hasil dari penelitian ini adalah wisata kuliner Gladag Langen Bogan

merupakan ikon kuliner Kota Surakarta yang berpotensi sebagai branding Kota

Surakarta sebagai kota wisata. Melihat segala permasalahan yang terjadi

mengenai pengelolaan Gladag Langen Bogan, sangat disayangkan jika Gladag

Langen Bogan tidak dipertahankan eksistensinya. Oleh karena itu diperlukan

peran Pemkot Surakarta untuk membenahi dan kemudian mengembangkan

Gladag Langen Bogan agar tetap bertahan keberadaannya.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah selain perhatian pemerintahan

terhadap pengelolaan dan promosi Gladag Langen Bogan secara sistematis, perlu

diperhatikan ulang pengembangan yang mengarahkan ke pengawasan dan

kebijaksanaan negara tanpa menghambat pemikiran pengelola swasta, jika dilihat

pentingnya pariwisata dari sudut pandangan ekonomi, sosial, politik dan budaya.

Sehingga perkembangan wisata kuliner Gladag Langen Bogan kedepannya dapat

dirasakan bersama stakeholder didalamnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Surakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Solo (selanjutnya disebut

Kota Surakarta), merupakan sebuah kota yang menjadi jantung budaya Jawa di

Jawa Tengah. Sosok keraton yang menjadi simbol budaya Jawa, sampai saat ini

masih kokoh eksistensinya baik secara fisik, komunitas maupun ritualnya. Kota

dengan luas 44 km2 ini berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan kabupaten

Boyolali di sebelah utara, kabupaten Karanganyar dan kabupaten Sukoharjo

disebelah timur dan barat, dan kabupaten Sukoharjo disebelah selatan. Sisi timur

kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong,

Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta merupakan pewaris

Kerajaan Mataram yang pecah pada tahun 1755.

Kota Surakarta terkenal akan pariwisata yang berkaitan dengan sejarah,

budaya serta ritual keraton. Selain wisata budaya, terdapat pula beberapa tempat

dan event-event kebudayaan lain yang menarik untuk dinikmati. Dibuktikan

dengan Kota Surakarta meraih penghargaan The Best Destination Of Tourism

Award Indonesia 2009. Dengan meraih penghargaan itu, Pemkot Surakarta

mencoba memperbaiki kekurangan yang ada dibeberapa obyek wisata dan

membuat destinasi pariwisata baru. Salah satu destinasi pariwisata yang sedang

diminati kalangan wisatawan selain budaya dan obyek yang sekarang sedang

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dikembangkan di Kota Surakarta adalah wisata kuliner, terbukti banyak stasiun

TV swasta di Indonesia menjadikan kuliner Kota Surakarta patut untuk dicoba.

Wisata kuliner yang merupakan salah satu pengembangan wisata minat khusus

yang mengutamakan berwisata untuk menikmati makanan dan minuman dengan

tujuan bersenang senang. Di Indonesia pun sekarang ini sudah tersebar berbagai

wisata kuliner. Namun wisata kuliner yang ditempatkan di dalam satu area unik

dengan menyajikan berbagai macam menu dari pedagang – pedagang memang

belum banyak di Indonesia sehingga Galabo memang perlu dikunjungi.

Semua tempat kuliner khas Kota Surakarta yang tersebar disemua penjuru

Kota Surakarta digabungkan di satu tempat yang dinamakan Gladag Langen

Bogan atau yang lebih dikenal Galabo. Kini pengunjung kuliner dapat dengan

mudah menikmati kelezatan kuliner Kota Surakarta dengan hanya mengunjungi

satu kawasan. Beragam makanan khas dan minuman khas dijajakan di Galabo

dengan penataan tempat yang unik dan sangat menarik karena berlokasi di jalan

raya yang siang hari digunakan untuk lalu lintas dan malam hari ditutup untuk

area kuliner. Terbukti 1000 – 1500 pengunjung lokal maupun luar daerah selalu

menyempatkan berkunjung ditempat ini dan banyak pula pengunjung

mancanegara yang berkunjung. Belum lagi disaat akhir pekan dan hari libur, lebih

dari 2000 orang datang ke tempat ini, menambah geliat kehidupan malam yang

unik. Kota Surakarta telah membuktikan bahwa industri pariwisatanya patut

menjadi contoh kota-kota di Indonesia yang sedang berkembang.

Peresmian Gladag Langen Bogan dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI

Marie Elka Pangestu pada Minggu malam 13 April 2008, sebagai rangkaian dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

acara Solo Batik Carnival. Gladag Langen Bogan adalah arena kuliner yang hanya

buka pada malam hari, berlokasi di sebelah timur bundaran Gladag tepatnya di Jl.

Mayor Sunaryo depan Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo. Sebelah utara

berbatasan dengan situs bersejarah Benteng Vastenburg. Dengan lokasi yang

strategis dan mudah dijangkau, Galabo sangat ramai dikunjungi penikmat kuliner.

Di Galabo terdapat 37 stan dari berbagai pedagang makanan, baik yang

makanan bernuansa tradisional maupun modern. Galabo merupakan satu-satunya

tempat wisata yang sengaja dibangun dan khusus diperuntukan untuk menyajikan

suguhan kuliner khas Kota Surakarta dengan suasana berbeda dengan tempat

makan lainn karena dibuka pada malam hari dan dengan menutup akses jalan

utama Jl.Mayor Sunaryo. Penulis sangat ingin mengetahui mengenai potensi dan

pengembangan Galabo terutama dalam hal pengelolaan, pembangunan dan

pembenahan Galabo. Oleh karena itu penulis mengangkat judul “ Manajemen

Pengembangan Wisata Kuliner di Gladag Langen Bogan Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dimaksudkan sebagai usaha guna memfokuskan

penelitian yang akan dilakukan hingga mendapatkan hasil yang maksimal. Dari

uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan yaitu:

1. Bagaimana latar belakang wisata kuliner Gladag Langen Bogan?

2. Bagaimana potensi wisata kuliner Gladag Langen Bogan?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

3. Bagaimana persepsi pengunjung mengenai wisata kuliner Gladag Langen

Bogan?

4. Bagaimana pengembangan wisata kuliner Gladag Langen Bogan?

C. Tujuan Penelitian

Sejauh mana penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang

hendak dicapai atau menjadi tujuan penelitian. Dengan kata lain tujuan penelitian

adalah untuk memperjelas dan menghindari terjadinya kesimpangsiuran. Tujuan

dari penelitian ini antara lain :

1. Untuk memberi gambaran yang lebih luas mengenai destinasi pariwisata baru

di Kota Surakarta berupa wisata kuliner Gladag Langen Bogan.

2. Untuk mengetahui keunggulan yang dimiliki wisata kuliner di Gladag Langen

Bogan.

3. Untuk mengetahui dan mempelajari karakteristik pengunjung di Gladag

Langen Bogan.

4. Untuk mengetahui manajemen pengelolaan, pemasaran dan pengembangan

Gladag Langen Bogan.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberi

manfaat antara lain :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan khusus dalam Manajemen Obyek dan

Atraksi Wisata.

2. Sebagai masukan bagi Pemkot Surakarta dan pihak pengelola Gladag Langen

Bogan yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Surakarta dalam mengelola, memasarkan dan

mengembangkan Gladag Langen Bogan.

E. Kajian Pustaka

1. Kepariwisataan

a. Pengertian Kepariwisataan

Kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang

ditimbulkan oleh perjalanan dan pendalaman orang-orang asing serta

penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendalaman itu tidak tinggal

menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat

sementara itu. (Oka A Yoeti, 1987 : 106)

Seorang ahli ekonomi bangsa Austria, Herman V. Schulalard, di

tahun 1910 telah memberikan batasan dibidang pariwisata yaitu

“kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada

kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung

berhubungan dengan masuknya, adanya pendalaman dan bergeraknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara.” (Oka A

Yoeti, 1987 : 105).

Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa

kepariwisataan memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh

faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh

permintaan pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan

faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan

aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta

informasi dan promosi. ( Oka A Yoeti, 1997:194).

b. Pengertian Pariwisata

Menurut Oka A. Yoeti tahun 1987 dalam bukunya “Pengantar Ilmu

Pariwisata" menyebutkan :

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat

lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari

nafkah di tempat yang dlkunjungi, tetapi semata-mata untuk

menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau

untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.( Oka A

Yoeti,1987:34)

Menurut Saleh Wahab (bangsa Mesir) dalam bukunya yang

berjudul "An Introduction of Tourism Theory" (Oka A Yoeti, 1987 : 106)

mengemukakan bahwa parwisata itu adalah suatu akilfitas manusia yang

dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian

diantara orang dalam suatu negara itu sendiri maupun diluar negeri,

meliputi pendalaman orang-orang dan daerah lain untuk sementara waktu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa

yang dialamnya di tempat memperoleh pekerjaan tetap.

Menurut A.J. Burkart, pariwisata adalah perpindahan orang untuk

sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar

tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-

kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.(Hunziger,

Krapf, 1999:14)

Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam buku “Grundriss

Der Allgemeinen Femderverkehrslehre”, menyatakan pariwisata adalah

keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya

orang asing disuatu tempat dengan syarat orang tersebut tidak melakukan

suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberi keuntungan

yang bersifat permanen maupun sementara. (Hunziger, Krapf, 1999:23)

Pariwisata dalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara

sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang

dalam suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orang-

orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang

beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia

memperoleh pekerjaan tetap.( Oka A Yoeti,1987:116 ).

c. Pengertian Wisata

Didasarkan pada ketentuan WATA (World Association of Travel

Agent), wisata adalah perjalanan keliling selama lebih dari tiga hari, yang

diselenggarakan oleh suatu kantor perjalanan di dalam kota dan acaranya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik di dalam

maupun di luar negeri. (Soetomo,1994:25).

d. Pengertian Wisatawan

Wisatawan adalah setiap orang yang datang disebuah Negara

karena alasan yang sah kecuali untuk berimigrasi dan yang tinggal

setidak-tidaknya 24 Jam dan selama-lamanya 6 Bulan dalam tahun yang

sama. (Soetomo,1994:26).

Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan

tujuan yang disebut wisatawan adalah orang-orang yang berkunjung

setidaknya 24 dan yang datang berdasarakan motivasi mengisi waktu

senggang seperti bersenang, berlibur, untuk kesehatan, studi, keperluan

agama, dan olahraga, serta bisnis, keluarga, peurtusan, dan pertemuan-

pertemuan. (Soetomo,1994:27).

Ekskurionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara

yang dikunjungi tanpa bermalam. Pengertian ini paling banyak

digunakan karena pembedanya tegas sehingga mudah dipahami antara

pengunjung yang bisa disebut wisatawan, dan pengunjung yang hanya

ekskurisionis saja.(Soetomo,1994:27).

2. Pengertian Wisata Minat Khusus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Pengertian wisata minat khusus menurut Hall & Weiler adalah sebagai

berikut :

Suatu bentuk perjalanan wisata dimana wisatawan mengunjungi suatu

tempat, karena memiliki minat atau tujuan khusus mengenai sesuatu

jenis obyek atau kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di lokasi

daerah tujuan wisata / tempat yang menarik dari aspek lingkungan

fisik, sosial dan budayanya. Wisata aktif, dimana wisatawan terlibat

secara aktif dalam berbagai kegiatan di lingkungan fisik (termasuk

aspek fenomena kebumian/geologi) atau lingkungan komunitas/sosial

budaya yang dikunjunginya.( Hall,Weiler,1982:132)

Usaha daya tarik wisata minat khusus antara lain :

a. Wisata Olahraga

b. Wisata Kuliner

c. Wisata Religius

d. Agrowisata

e. Wisata Goa

f. Wisata Belanja

g. Ekowisata

h. Wisata Kesehatan

3. Pengertian Wisata Kuliner

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut

yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek

dan daya tarik wisata .( Oka A Yoeti, 1987 : 107)

Kuliner adalah hasil olahan berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk

pauk, makanan dan minuman. Setiap daerah memiliki citarasa makanan tersendiri,

maka dari itu setiap daerah memiliki tradisi kuliner yang berbeda. Kemasan

kreatif untuk kuliner adalah tantangan yang sangat menarik. Apalagi Indonesia

sangat kaya dengan resep kuliner khas yang secara turun temurun diwariskan

dalam setiap keluarga. Setiap daerah juga memiliki nama masakan yang berbeda.

Sehingga wisata kuliner dapat diartikan sebagai jenis wisata minat khusus yang

menitik beratkan pada kegiatan perjalanan untuk menikmati kuliner atau makanan

sehingga mendapatkan kepuasan.(www.abiyanto.com)

Kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi

makanan sehari-hari. Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Karena setiap orang memerlukan makanan

yang sangat dibutuhkan sehari-hari. Mulai dari makanan yang sederhana hingga

makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Semua itu, membutuhkan pengolahan

yang serba enak.(Juwana,2009:67).

Kuliner adalah salah satu subjek pembicaraan yang selalu hangat dan menarik

di kalangan manapun. Bahkan, di mana-mana saat ini bisnis kuliner semakin

menjamur mengikuti permintaan pasar yang sangat antusias. Ada yang

menyajikan menu makanan tradisional daerah, ada pula yang memilih Chinese

food, European food, bahkan tak jarang ada yang menyajikan aneka snack dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

jajanan ringan atau malah minuman dan segala macam es. (Bondan

Winarno,2003:15)

4. Manajemen Obyek dan Atraksi Wisata

a. Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang

memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

Manajemen belum

memiliki definisi yang pasti dan diterima secara universal. Fungsi

manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan.

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana

(tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang

ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6 M, yaitu men, money,

materials, machines, method, dan markets.( www.wikipedia.com ).

Manajemen pengetahuan (knowledge management) adalah suatu

rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk

mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan

pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam

organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan

ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan

bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi

yang lebih tinggi.(www.wikipedia.com)

b. Pengelolaan Obyek dan Atraksi Wisata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Pariwisata merupakan sektor yang dapat diandalkan diberbagai daerah

di Indonesia. Namun, pengembangannya masih belum optimal maka

dibutuhkan suatu perencanaan agar terciptanya pembangunan pariwisata

yang berkelanjutan. Perencanaan pariwisata itu sendiri membutuhkan

suatu konsep pengelolaan untuk meningkatkan potensi pariwisata dengan

mengoptimalkan accommodation, attraction, amenities, accessiibilty, dan

activities. Akan tetapi, banyak kendala dan permasalahan dalam proses

pengelolaan pariwisata sehingga pariwisata menjadi sektor yang tidak

berkembang. Untuk itu, sebagai pengeloola harus dapat melihat lebih

dalam tidak hanya dengan mengidentifikasi secara umum melainkan

secara komprehensif serta melibatkan masyarakat agar berpatisipasi dalam

pembangunan pariwisata. (Soekadijo,2000:217)

Selain itu, dalam pengelolaan dibutuhkan pengusahaan obyek dan

daya tarik wisata. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata meliputi

kegiatan membangun dan mengelola objek dan daya tarik wisata beserta

prasarana dan sarana yang diperlukan atau kegiatan mengelola objek dan

daya tarik wisata yang telah ada. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata

dikelompokkan ke dalam:

1) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam.

2) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya.

3) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.

(Soekadijo,2000:217)

c. Pengembangan Obyek dan Atraksi Wisata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan ke

sasaran yang dikehendaki . Pengembangan adalah suatu usaha menuju ke

arah yang lebih baik yang berarti ada perubahan dan pertumbuhan.

Perubahan itu bisa dalam arti kualitas dan kuantitas. Perencanaan

pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk menetapkan langkah-

langkah yang akan ditempuh dalam upaya meningkatkan pariwisata

sebagai sumber devisa bagi negara, sehingga pengembangan pariwisata

benar-benar terarah dan dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya

(Marpaung, 2002:89).

Pelaksanaan semua fungsi manajemen harus diawali dengan

perencanaan. Menurut Kadarman (1996) mengatakan bahwa “perencanaan

sebagai suatu proses menentukan sasaran yang ingin dicapai, tindakan

yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk

mencapainya dan sumber daya manusia yang bertanggung jawab terhadap

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.” (Kadarman,1996:98)

Dengan kata lain perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan

dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana,

dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan

mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang dalam mana

perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta

periode sekarang pada saat rencana dibuat. Dalam perencanaan dibutuhkan

tujuan, strategi, dan faktor penunjang untuk mengetahui

pencapaian.(Kadarman,1996:98)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1) Tujuan Perencanaan

Menurut M. Karebet Widjayakusuma dan M. Ismail Yusanto (2002)

Fungsi perencanaan memiliki 4 tujuan penting yaitu :

a) Mengurangi atau mengimbangi ketidakpastian dan perubahan-

perubahan di masa mendatang.

b) Memusatkan perhatian pada pencapaian sasaran.

c) Memastikan proses pencapaian tujuan dapat terlaksana secara

efisien dan efektif.

d) Memudahkan pengawasan (Kadarman,1996:99)

2) Strategi Perencanaan

Dalam sebuah pengelolaan pariwisata dibutuhkan sebuah strategi

perencanaan untuk memanage sebuah tindakan awal dalam proses

pengelolaan obyek dan atraksi wisata. Walaupun perencanaan

merupakan tindakan awal dalam suatu manajemen, tetapi perlu

dekatahui tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam membuat suatu

perencanaan. Semua tahap perencanaan pada dasarnya dilihat melalui

empat tahap (Kadarman,1996:99), antara lain :

a) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang

keinginan-keinginan atau yang jelas maka organisasi tidak akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dapat menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki secara

efektif.

b) Merumuskan keadaan saat ini

Dengan menganalisa keadaan organisasi saat ini rencana dapat

dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan yang lebih

lanjut. Dalam tahap ini diperlukan informasi-informasi terutama

mengenai keuangan dan data statistik yang didapatkan dari

organisasi.

c) Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan

Setiap kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan

perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam

mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor

lingkungan eksternal dan internal yang dapat membantu organisasi

dalam mencapai tujuannya atau yang mungkin dapat menimbulkan

masalah.

d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan

Dalam tahap ini perencanaan meliputi pengembangan berbagai

alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan dan alternatif yang

dipilih adalah yang terbaik dan yang paling memuaskan diantara

alternatif yang ada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Pengembangan atau pembangunan pariwisata telah terbukti mampu

memberi dampak positif dengan adanya perubahan yang besar dalam

kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata memberi dampak

dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan

income per kapita dan peningkatan devisa negara. Dalam bidang

kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara pendatang dan

penduduk setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam

way of life masyarakat serta terjadinya integrasi sosial.

(Kadarman,1996:99-100)

3) Faktor Penunjang

Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-

langkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan

tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Agar suatu

obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang

menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari

sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan

prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari

pengembangan obyek wisata.

Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang

memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan

berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan

kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam (Oka A Yoeti,1987:181).

Prasarana tersebut antara lain :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

a) Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut,

terminal.

b) Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.

c) Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise,

kantor pos.

d) Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.

e) Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata

maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek

wisata.

f) Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor

pemandu wisata.

g) Pom bensin

h) Dan lain-lain. (Oka A Yoeti, 1987:183)

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang

memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung

maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada

kedatangan wisatawan (Oka A Yoeti, 1987:184). Sarana

kepariwisataan tersebut adalah :

a) Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow.

b) Perusahaan transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api

dan bus-bus yang melayani khusus pariwisata saja.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c) Rumah makan, restoran, depot atau warung-warung yang berada di

sekitar obyek wisata dan memang mencari mata pencaharian

berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut.

d) Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut

yang kebanyakan mendapat penghasilan hanya dari penjualan

barang-barang cinderamata khas obyek tersebut.

e) Dan lain-lain. (Oka A Yoeti, 1987:185-186).

Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana

tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu

obyek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah

untuk melakukan wisata disana maka akan menarik banyak

pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi

baik untuk komunitas di sekitar obyek wisata tersebut maupun

pemerintah daerah.

F. Metode Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data penulis menggunakan beberapa cara dalam

pengumpulan data, adapun cara tersebut sebagai berikut :

a. Metode Observasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Pengamatan secara langsung atau survei di Gladag Langen Bogan guna

mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana obyek sekaligus mencari

informasi tentang latar belakang obyek tersebut. Observasi secara

langsung dengan mengunjungi Gladag Langen Bogan untuk melihat

keadaan sekarang, melihat fasilitas yang disediakan, menilai pelayanan

pedagang di Gladag Langen Bogan, dan melihat peran Paguyuban

Pedagang Galabo.

b. Wawancara

Suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan

secara langsung dengan pihak terkait dalam pembahasan masalah yang

bersangkutan. Dalam hal ini informasi dari wawancara yang didapat dari

Arman selaku masyarakat setempat dan Dewi selaku pedagang Bubur

Ayam di Galabo selama satu kali , Budy Sartono selaku Kabid Pelestarian,

Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta dan Eko Prajudhy Noor

Ali selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta selama tiga

kali serta Atmanto Setyo Budiono selaku Ketua Paguyuban Pedagang

Galabo selama satu kali.

c. Studi Dokumen

Pengumpulan data dengan cara studi dokumen sebagai bahan untuk

memperjelas penulisan. Studi dokumen dilakukan dengan menyebarkan

quisioner kepada pengunjung mengenai pendapat berkunjung ke Galabo

untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap hidangan, kepuasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pengunjung terhadap kenyamanan dan keamanan, dan keinginan

pengunjung terhadap perkembangan Galabo. Studi dokumen dengan acuan

data dari Dinas Perdagangan Kota Surakarta yaitu arsip Data Pedagang

Dan Menu di Galabo Per Januari 2011. Arsip dari Disbudpar Kota

Surakarta yaitu arsip Inventaris Data Wisata Budaya Kota Surakarta tahun

2011, Inventaris Data Wisata Belanja di Kota Surakarta tahun 2011,

Inventaris Data Wisata Sejarah Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data

Wisata Pendidikan Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data Tempat

Kuliner Khas Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data BPW/APW di

Kota Surakarta Tahun 2011, Data Hotel Bintang dan Melati di Kota

Surakarta tahun 2011, dan Data Inventaris Usaha Restoran di Kota

Surakarta tahun 2011.

d. Studi Pustaka

Studi Pustaka merupakan pendukung dari beberapa hasil-hasil

pengumpulan data sebagai acuan suatu pokok bahasan dengan

menunjukkan bahan-bahan yang akan dikaji dalam penelitian baik dari

segi instansi terkait melalui buku-buku diperpustakaan Lab Tour di

Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta

untuk mendapatkan informasi secara lengkap.

2. Tehnik Analisis

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model

analisa interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga komponen analisis yaitu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam metode ini penulis

mengaitkan data-data yang berupa observasi, wawancara, quisioner dan referensi

dari buku-buku pariwisata utuk memperoleh gambaran ataupun menguatkan

gambaran yang sudah ada.

G. Sistematika Laporan

Penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam lima bab, yang secara garis

besar diuraikan sebagai berikut :

BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,

Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

BAB II merupakan gambaran peran Pemkot Surakarta terhadap

pariwisata Kota Surakarta.

BAB II merupakan tinjauan mengenai berbagai tempat kuliner khas di

Kota Surakarta.

BAB IV mendeskripsikan potensi, pengelolaan, promosi dan

pengembangan wisata kuliner Gladag Langen Bogan.

BAB V merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

BAB II

PERAN PEMKOT TERHADAP PARIWISATA

KOTA SURAKARTA

A. Kepariwisataan Kota Surakarta

Predikat Kota Surakarta sebagai kota budaya, memang tidak akan pernah

pudar karena memiliki Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran yang

menjadi jantung budaya dan tradisi jawa di Jawa Tengah. Perjalanan sejarah Kota

Surakarta sangat dipengaruhi oleh budaya dari kedua keraton dan budaya sebagai

kota dagang. Surakarta juga terkenal sebagai kota dagang dengan salah satunya

ditandai perkembangan Pasar Gedhe, pasar tradisional yang terkenal di Kota

Surakarta. Berbagai bangunan dan situs bersejarah khususnya Keraton

Kasunanan, Pura Mangkunegaran, Benteng Vastenburg dan Pasar Gedhe adalah

saksi hidup sejarah kota yang membentuk warisan budaya benda Kota Surakarta.

Kota Surakarta dengan beraneka ragam warisan budayanya mampu

mendorong upaya pelestarian atas seluruh adat istiadat dan tradisi jawa. Dengan

banyaknya warisan budaya bukan beban kultural, melainkan sumber inspirasi

lahirnya karya-karya baru sejalan dengan perkembangan peradaban manusia.

Keris, batik, gamelan, maupun wayang adalah contoh karya yang dibuat oleh

leluhur dengan mengedepankan proses panjang. Semua karya tersebut dapat

dijadikan sebuah identitas pariwisata Kota Surakarta yang berbudaya.

22

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pada Oktober 2008, di Kota Surakarta diadakan acara bergengsi wisata yaitu

World Heritage Cities Conference and Expo yang merupakan pengakuan dunia

terhadap nilai historis dan kultural Kota Surakarta dan momentum bagi

masyarakat tentang pentingnya kelestarian kawasan budaya sebagai identitas kota.

Sekarang Kota Surakarta menjadi kota modern, konsekuensi logis dari perubahan

pembangunan kota. Masalah utama yang dihadapi adalah menjaga identitas kota,

pembangunan kota modern tidak berarti merusak kawasan budaya atau mengalih

fungsikan situs budaya menjadi kegiatan yang tidak relevan dengan fungsinya

tetapi lebih pada mengembangkan budaya agar dapat diterima di era modern.

Surakarta juga adalah salah satu dari sejumlah kota di Indonesia yang

dibangun berdasarkan konsep penataan kota pariwisata modern. Railway dan

transportasi khusus wisata, berbagai taman kota, kota satelit, apartement, hotel,

wisata kuliner, bandara yang menghubungkan perjalanan internasional adalah

sebagian dari elemen urban modern Kota Surakarta. Kota Surakarta mulai

melebarkan sayap di pariwisata dengan diadakannya beberapa event besar

bertema budaya dan yaitu mulai dari Solo Batik Carnival, Solo International

Ethnic Music, Solo International Performing Art, Boyong Kedaton, dan juga

event pariwisata seperti Bengawan Travel Mart dan World Heritage Cities.

Bahkan di tahun 2011, Kota Surakarta membuat Calendar of Cultural Event Solo

2011 yang berisi tentang acara – acara kebudayaan yang akan berlangsung selama

tahun 2011 di Kota Surakarta. Penyusunan agenda tahunan ini berdasarkan

tanggal dan bulan dalam satu tahun sehingga memudahkan wisatawan untuk

menyesuaikan dengan waktu liburan yang dimiliki selama satu tahun nanti disertai

juga dengan peta Kota Surakarta. Ini membuktikan pariwisata Kota Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

sudah siap bersaing dengan pariwisata kota lainnya. (Arswendo

Atmowiloto,2008:39-40).

B. Obyek Dan Sarana Pariwisata Kota Surakarta

1. Obyek Wisata Di Kota Surakarta

Kota Surakarta memiliki banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi baik

dari segi budaya, pendidikan, sejarah, belanja ataupun kuliner. Beberapa obyek

wisata di Kota Surakarta terdiri dari spesifikasi wisata budaya, wisata pendidikan,

wisata sejarah, wisata belanja, dan wisata kuliner. Wisata budaya yang dapat

dikunjungi di Kota Surakarta Wayang Orang Sriwedari, Ketoprak , Kirap Pusaka

1 Suro, Grebeg Sudiro, Grebeg Mulud, Solo Batik Carnival. Semua wisata budaya

yang dapat dijumpai di Kota Surakarta tersebut dipelihara dan dijaga oleh

masyarakat sebagai warisan budaya yang dimiliki Kota Surakarta. ( Arsip

Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris Data Wisata Budaya Kota Surakarta tahun

2011 ).

Wisata pendidikan yang dapat dikunjungi di Kota Surakarta ada tujuh yaitu

Museum Radya Pustaka, Outbond di Taman Balekambang, Museum Puro

Mangkunegaran, Museum Kasunanan, Balai Agung, Monumen Pers, Taman

Satwa Taru Jurug. ( Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris Data Wisata

Pendidikan Kota Surakarta tahun 2011 ). Wisata sejarah di Kota Surakarta ada

enam yaitu Keraton Kasunanan, Puro Mangkunegaran, Masjid Agung, Masjid Al

Wustho Mangkunegaran, Pasar Gedhe dan Sepur Klutuk Jaladara. (Arsip

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris Data Wisata Sejarah Kota Surakarta tahun

2011 ). Kota Surakarta memang dikenal dengan kota budaya dan sejarahnya,

adanya dua kerajaan di Kota Surakarta menjadikan pusat kebudayaan Jawa

Tengah bertumpu di Kota Surakarta.

Wisata belanja yang dapat dikunjungi di Kota Surakarta ada sebelas, yang

paling terkenal untuk dikunjungi saat berwisata ke Kota Surakarta adalah Pasar

Klewer, Pasar Antik Triwindu, Kampung Batik Kauman, Kampung Batik

Laweyan, Ngarsopuro Night Market, Batik Danarhadi, Batik Keris, Javenir, Pusat

Grosir Solo, Solo Grand Mall, dan Solo Square. ( Arsip Disbudpar Kota

Surakarta: Inventaris Data Wisata Belanja di Kota Surakarta tahun 2011 ). Wisata

Kuliner di Kota Surakarta dalam satu area terdapat di Gladag Langen Bogan,

daerah Kota Barat, daerah Keprabon, disekitar Stadion Manahan, Pujasera dan

berbagai makanan khas Kota Surakarta yang tersebar diseluruh kota Surakarta. (

Observasi:Kuliner di Kota Surakarta,19 Juni 2011).

2. Sarana Kepariwisataan Kota Surakarta

Sarana kepariwisataan (tourism infrastruktur) adalah semua fasilitas yang

memungkinkan agar prasarana pariwisata dapat hidup dan berkembang serta dapat

memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka

yang beraneka ragam. Sarana pariwisata juga merupakan kelengkapan daerah

tujuan wisata untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan

wisatanya.(Gamal Suwantoro,2004:22). Ada tiga sarana kepariwisataan yaitu

sarana pokok, sarana pelengkap dan sarana penunjang kepariwisataan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan hidupnya

tergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata

termasuk didalam kelompok ini: travel agent dan tour operator, perusahaan

angkutan wisata, hotel dan jenis akomodasi lainnya, restaurant, serta rumah

makan lainnya, obyek wisata dan atraksi wisata lainnya. ( Oka A.

Yoeti,1996:198).

Terdapat 31 Travel Agent dan Tour Operator yang berdiri di Kota Surakarta.

Travel Agent dan Tour Operator bertugas memberikan informasi mengenai

pariwisata di Kota Surakarta dan melayani kebutuhan wisatawan dalam hal

pemesanan tiket, booking kamar hotel, rent car, dsb. Tourism Information Centre

Kota Surakarta, terdapat di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta,

Bandara Adi Sumarmo dan Mandira Tour & Travel. Travel Agent di Kota

Surakarta ada 30 agent, yang paling besar adalah Sahid Gema Wisata Tours &

Travel, Electra Duta Wisata Tours & Travel, Rosalia Indah Tour & Travel,

Nusantara Tour dan Rosalia Indah . (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris

Data BPW/APW di Kota Surakarta Tahun 2011).

Terdapat 91 hotel di Kota Surakarta mulai dari bintang 5 sampai melati, Hotel

berbintang 5 di Kota Surakarta adalah Sahid Jaya Hotel, Lor In Resort & Spa,

Sahid Kusuma Herritage Hotel. Hotel berbintang 4 adalah Best Western Premier

Hotel, Novotel, Sunan Hotel, sedangkan hotel berbintang 3 di Kota Surakarta

adalah Ibis, Agas International, Dana dan Grand Orchid Hotel. ( Arsip Disbudpar

Kota Surakarta: Data Hotel Bintang dan Melati di Kota Surakarta tahun 2011 ).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Angkutan Wisata di Kota Surakarta adalah Bus Tingkat Wisata Werkudara,

Kereta Kencana dan Sepur Klutuk Jaladara. Ketiga transportasi khusus wisata

tersebut merupakan sarana pokok pariwisata yang sekaligus sebagai tujuan

wisatawan mengunjungi Kota Surakarta dan meningkatkan tingkat kunjungan

wisatawan karena keunikan dari masing-masing transportasi. (Wawancara : Budi

Sartono Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 5

April 2011). Restoran di Kota Surakarta ada Diamond Cafe, Orient Restaurant,

Bale Padi, Lalaah Restaurant, Boga Bugi, Layar resto, Che Es Resto, Atria

Restocafe, Atria Restocafe, Bandar Resto & Lounge, dsb. ( Arsip Disbudpar Kota

Surakarta: Data Inventaris Usaha Restoran di Kota Surakarta tahun 2011 )

Sarana pelengkap kepariwisataan yaitu perusahaan atau tempat yang

menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi

sarana pokok kepariwisataan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan

wisata. Termasuk dalam kelompok ini adalah sarana olah raga seperti lapangan

tenis, lapangan golf, kolam renang, permainan bowling, berselancar, berlayar dan

lainnya. ( Oka A. Yoeti,1996:198). Di Kota Surakarta memiliki sarana olahraga

permainan bowling dan kolam renang, salah satu tempat permainan bowling di

Kota Surakarta adalah Bengawan Bowling Center. Kolam renang di Kota

Surakarta yang dibuka untuk umum adalah Kolam Renang Tirta Manahan, di

Hotel Sahid Jaya, Hotel Ibis, Novotel, Lor In Spa & Resort, Hotel Sunan, hotel

Agas, Pandawa Water World. (Observasi: Sarana Pariwisata Kota Surakarta,6 Mei

20110)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Sarana Penunjang Kepariwisataan, yaitu perusahaan yang menunjang

sarana pelengkap dan sarana pokok serta berfungsi tidak hanya membuat

wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang

lebih penting adalah agar wisatawan dapat mengeluarkan atau membelanjakan

uangnya di tempat yang dikunjungi. Termasuk kedalam kelompok ini adalah night

club, steambath, casino, spa, dan lainnya.( Oka A. Yoeti,1996:199).

Spa dan Perawatan Kecantikan di Kota Surakarta adalah Taman Sari

Royal Herritage Spa, Larissa Aestetic Center, Natasha Skin Care, Lor In Spa,

Srikandi Javanese Spa Novotel, Ayudi Fitnes & Spa. (Observasi: Sarana

Pariwisata Kota Surakarta,6 Mei 20110). Night Club di Kota Surakarta adalah

Halai International Executive Club, Musro, Pipa’s Bar, Cafe Bola. (Observasi:

Sarana Pariwisata Kota Surakarta,6 Mei 20110)

3. Transportasi

Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan

kehidupan, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi sosial

demografis wilayah memiliki pengaruh terhadap kinerja transportasi di wilayah

tersebut. Tingkat kepadatan penduduk akan memiliki pengaruh signifikan

terhadap kemampuan transportasi melayani kebutuhan masyarakat. Di perkotaan,

kecenderungan yang terjadi adalah meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi

karena tingkat kelahiran maupun urbanisasi. Tingkat urbanisasi berimplikasi pada

semakin padatnya penduduk yang secara langsung maupun tidak langsung

mengurangi daya saing dari transportasi wilayah. (Abbas Salim,2006:35).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Transportasi yang mendukung juga dapat meningkatkan minat kunjungan

wisatawan. Peningkatan jumlah wisatawan juga mengartikan banyak hal seperti

keramaian dijalan, peningkatan polusi (suara dan udara), banyak sampah, dan

tidak cukupnya infrastruktur yang menimbulkan dampak pada lingkungan dan

marga satwa. Menurut Page dan Lumsdon (2004) mengenai transportasi wisata

―sistem transportasi dari suatu destinasi dapat mempengaruhi pengalaman

berwisata yang menjelaskan bagaimana orang-orang melakukan perjalanan dan

mengapa mereka memilih bentuk yang berbeda dari liburan, destinasi dan

transportasi‖. (Dinasti Sitepu,2005:76). Transportasi secara eksplisit menunjukkan

bahwa dalam sistem transportasi terdapat tiga komponen utama yaitu manusia,

kendaraan dan jalan. Satu komponen lain yang berpengaruh terhadap sistem

transportasi adalah lingkungan (environment). (Abbas Salim,2006:34).

Kebanyakan pelaku dan pengamat pariwisata berkeyakinan bahwa yang

paling menentukan kesuksesan sebagai sebuah destinasi wisata adalah

aksesibilitas. Tanpa akses, sebagai destinasi wisata tidak akan dapat berkembang

karena kemudahan akses memfasilitasi kedatangan wisatawan. Aksesibilitas suatu

obyek wisata merupakan faktor dominan dan sangat mempengaruhi mutu dari

obyek wisata tersebut. Aksesibilitas terhadap pelayananwisata meliputi akses

geografis, akses ekonomi, akses sosial atau budaya, dan akses bahasa.

Aksesibilitas mencakup keseluruhan infrastruktur transportasi yang

menghubungkan wisatawan dari, ke dan selama di daerah tujuan wisata mulai dari

darat, laut, sampai udara. Akses ini tidak hanya menyangkut aspek kuantitas tetapi

juga mutu, ketepatan waktu, kenyamanan, dan keselamatan. Diskusi tentang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

aksesibilitas biasanya lebih banyak menyoroti infrastruktur transportasi negara

atau daerah tujuan wisata. Mungkin akses dari negara asal ke tujuan mudah dan

lancar. Namun demikian akan timbul kesulitan lain jika di daerah tujuan tidak

tersedia jaringan transportasi ke daerah sekitarnya. (Abbas Salim,2006:89).

Kota Surakarta juga mendukung aksesibilitas pariwisata agar wisata di

Kota Surakarta semakin meningkat. Kota Surakarta juga memiliki transportasi

reguler yang nyaman diluar dari transportasi khusus wisata. Berikut berbagai

moda transportasi di Kota Surakarta :

a) Menggunakan pesawat udara melalui Bandara Adi Sumarmo. Melayani

penerbangan dari – menuju Singapura, Jakarta, dan Denpasar ( masih

dalam penanganan pengelola ). (Observasi: Transportasi Kota Surakarta,6

Mei 20110).

b) Menggunakan kereta api melalui Stasiun Balapan, Stasiun Purwosari,

Stasiun Jebres. Melayani jalur dari – menuju Surabaya – Yogyakarta –

Bandung – Jakarta. (Observasi: Transportasi Kota Surakarta,6 Mei 20110).

c) Menggunakan bus umum melalui Terminal Tirtonadi. Melayani jalur dari

– menuju Bali, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Jakarta,

Sumatera. Bus yang melayani rute dalam Kota Surakarta denagn fasilitas

AC adalah Batik Solo Trans dan Damri, bus reguler tanpa AC adalah

Atmo, Surya Kencana, Nusa. Bus tersebut melayani rute melewati Kota

Surakarta, angkutan kota juga sebagian melayani rute dalam Kota

Surakarta. (Observasi: Transportasi Kota Surakarta,6 Mei 20110).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

d) Menggunakan jasa taksi, Kota Surakarta memiliki banyak armada taksi

bekisar 400 – 500 unit dari enam perusahaan operator taksi yaitu Kosti

Solo, Sentral, Bengawan, Gelora, Sakura, Angkasa. ( Arsip Dishub Kota

Surakarta:‖Ijin trayek Taksi Di Kota Surakarta‖ ).

e) Menggunakan becak untuk jarak tempuh dekat dan sekaligus menikmati

Kota Surakarta.

C. Kebijakan Pariwisata Kota Surakarta

Sektor pariwisata di Kota Surakarta cukup strategis apabila dilihat dari

kondisi, potensi, visi dan misi kota. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Surakarta memiliki Visi sebagai berikut: Terwujudnya Kota Surakarta sebagai

kota budaya yang ertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata

dan olahraga.

Misi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta adalah sebagai

berikut :

1) Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam

semua bidang pembangunan, serta perekat kehidupan nilai-nilai ―Sala Kota

Budaya‖.

2) Meningkatkan kualitas sumbber daya manusia yang memiliki kemampuan

dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni,

guna mewujudkan inovasi dan integritas masyarakat madani yag

berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3) Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh

dan kembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta

mendayagunakan potensi pariwisata dan tehnologi terapan yang akrab

lingkungan.

4) Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan hak asasi manusia dan

demokratis bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelenggara

pemerintahan.(Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi

dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011).

Adapun tujuan visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menumbuhkan inovasi dan sikap masyarakat terhadap Sadar Wisata.

2) Mengarahkan kepariwisataan daerah yang bertumpu pada kekuatan

masyarakat.

3) Meningkatkan partisipasi pelaku pariwisata dalam memberikan kontribusi

terwujudnya daerah Wisata di Kota Surakarta.

4) Meningkatkan koordinasi antar wilayah hinterland dalam optimalisasi paket-

paket wisata.

5) Meningkatkan profesionalisasi perijinan.

6) Terwujudnya mekanisme dan prosedur perijinan yang memuaskan pelanggan.

7) Menghasilkan riset dan pengembangan informasi data sesuai dengan

perkembangan jaman.

8) Menghasilkan manajemen pemasaran strategic dengan kompetensi SDM yang

menguasai riset SDM.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

9) Meningkatkan kerjasama antara daerah . (Wawancara:Budi Sartono selaku

Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni

2011)

Arah kebijakan dibidang pariwisata yang akan ditempuh oleh pemerintah

Kota Surakarta, antara lain meliputi:

1) Peningkatan peluang kerjasama/kemitraan dengan unsur-unsur pelaku

pariwisata dan jaringan kerja (networking) antara daerah.

2) Revitalisasi obyek-obyek wisata dan menggali obyek dan daya tarik wisata

yang baru.

3) Memperluas segmen wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

4) Kerjasama riset pengembangan wisata dan koordinasi wisata dengan sektor

terkait.

5) Optimalisasi program-program strategis dan kapabilitas organisasi.

6) Membangun citra pariwisata daerah melalui keterpaduan informasi promosi

pariwisata.

7) Peningkatan kualitas dan profesionalisme SDM dalam upaya memberikan

pelayanan yang prima.

8) Pengembangan manajemen pelayanan strategis dan menjadikan pariwisata

sebagai salah satu sektor andalan.

9) Peningkatan penguasaan teknologi melalui penguasaan di bidang komputer

dan internet. (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi

dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Program prioritas kegiatan yang telah disusun oleh Pemerintah Kota

Surakarta dalam bidang pariwisata adalah sebagai berikut :

1) Program Pengembangan Informasi Dan Jaringan Pemasaran Pariwisata,

dengan prioritas kegiatan:

a. Pembuatan dan pengiriman materi promosi melalui media massa.

b. Keikutsertaan pameran, festival dan dialog pariwisata.

c. Kirab prosesi Boyong Kedaton.

d. Duta Wisata ke luar negeri.

2) Program Peningkatan dan Pengembangan SDM di bidang Pariwisata dengan

prioritas kegiatan:

a. Bantuan operasional kegiatan kelompok sadar wisata.

b. Sosialisasi Peraturan Daerah Kepariwisataan.

c. Penyuluhan dan pelatihan sektor pariwisata, seni dan budaya.

d. Pelatihan dan kursus manajemen pengelolaan usaha pariwisata.

3) Program Pengembangan Produk Wisata Daerah dengan prioritas kegiatan:

a. Bantuan pembinaan seni dan budaya.

b. Bantuan stimulasi peralatan kesenian, aset seni budaya dan alat-alat

kesenian.

4) Program Peningkatan Kemitraan Antar Pelaku Pariwisata dengan prioritas

kegiatan:

a. Pembuatan materi promosi terpadu melalui media mass

b. Pengisian Tourist Information Centre (TIC) bersama

c. Penyusunan dan pengembangan Paket Wisata Terpadu

d. Peningkatan koordinasi antar pelaku pariwisata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

5) Program Pengembangan Manajemen Pengelolaan Obyek Wisata dan Daya

Tarik Wisata dengan prioritas kegiatan:

a. Study banding manajemen pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata

(ODTW)

b. Rehabilitasi Obyek dan Daya Tarik Wisata

c. Bantuan operasional pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata

d. Monitoring dan evaluasi pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata

6) Program pengembangan riset pariwisata dengan prioritas kegiatan

a. Penyelenggaraan, penyebarluasan dan pengadaan sarana dan prasarana

riset-riset kepariwisataan.

b. Penyusunan paket wisata. (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid

Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni

2011)

D. Kelompok Kerja Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta

Kota Surakarta memiliki berbagai obyek wisata, sarana wisata dan

prasarana wisata yang menunjang perkembangan pariwisata di Kota Surakarta.

Perkembangan Kota Surakarta di bidang pariwisata sangat terlihat di periode

kepemimpinan Walikota Joko Widodo – FX Rudi. Hal tersebut menjadikan Kota

Surakarta mulai berbenah menuju kota wisata, banyak hal yang dibenahi dan

dikembangkan di sektor pariwisata.

Kota Surakarta mmiliki beberapa dinas pemerintahan yang bergerak di

pengembangan pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

menangani birokrasi pengelolaan dan perijiinan segala obyek wisata dan event

kebudayaan di Kota Surakarta. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta

menangani kebersihan dan tata taman untuk obyek wisata dan wajah kota. Badan

Perencanaan dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta menangani birokrasi

pengembangan obyek wisata.

Dinas Tata Kota, Kota Surakarta menangani penataan desain luar dari

obyek wisata tanpa merubah konsep dari obyek tersebut. Dinas Komunikasi dan

Informasi menangani promosi pariwisata untuk Kota Surakarta. Badan Promosi

Pariwisata Indonesia Kota Surakarta, PHRI dan ASITA merupakan lembaga

pariwisata yang mempromosikan dan menangani persatuan sarana kepariwisataan

di Kota Surakarta. Kelompok kerja tersebut memiliki tugas masing-masing yang

sudah diatur oleh Perda No.2 Tahun 2010 mengenai Pembangunan Daerah Kota

Surakarta. (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan

Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011)

E. Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta

1. Tujuan Umum Pengembangan Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu sektor di Kota Surakarta yang menunjang

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara signifikan. Kota Surakarta

memiliki berbagai sumber daya yang sangat baik guna mencapai industri

pariwisata yang sehat,dengan cara:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

a) Menciptakan lapangan kerja di bidang perhotelan, restoran, transportasi,

perusahaan perjalanan wisata (BPW) dan lain-lainnya, terutama di daerah

terbelakang namun memiliki potensi wisata yang tinggi.

b) Mendorong tumbuhnya berbagai peluang yang mampu menarik

pengusaha-pengusaha baru dan penawaran pelatihan-pelatihan dan

pendidikan bagi generasi muda.

c) Menciptakan dampak nyata dari kegiatan pariwisata, khususnya bagi

peningkatan pendapatan rumah tangga di sektor swasta maupun

pemerintah, melalui upah dan gaji, penyewaan, pembelanjaan, perpajakan

dan penghasilan usaha lainnya.

d) Menstimulasi industri-industri dan bidang-bidang jasa lainnya di Kota

Surakarta agar tercipta perekonomian dengan dasar yang baik dan luas.

e) Peningkatan kualitas hidup dari penduduk setempat yang mendapat

manfaat dari daerah-daerah rekreasi, resor, restoran, museum,perjalanan,

hiking, dan perayaan. (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: ―Strategi

Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖)

Sektor pariwisata mempunyai potensi pertumbuhan yang sangat besar

yang pengembangannya perlu direalisasikan agar bisa mencapai tujuan yang

diinginkan. Kota Surakarta bertujuan meningkatkan tingkat kedatangan wisatawan

tahunan sebesar 5% untuk tahun-tahun mendatang dan sebesar 10% untuk tahun

berikutnya. Wisatawan yang bermalam bisa mencapai 3 juta dalam kurun waktu

kurang lebih 10 tahun mendatang. (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid

Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Tujuan Khusus Pengembangan Pariwisata

Pertama, untuk saat ini Kota Surakarta belum dipromosikan secara baik

sebagai sebuah destinasi pariwisata. Promosi Pariwisata daerah hanya sebatas

pada publikasi melalui brosur pariwisata secara umum. Ketiadaan pemasaran

pariwisata yang strategis dan profesional saat ini merupakan handikap yang serius

bagi pertumbuhan lebih jauh. Pemasaran pariwisata yang dilakukan secara besar-

besaran bisa mendapatkan kembali pangsa pasar yang hilang dan membangkitkan

motivasi kerja secara cepat di tempat-tempat atraksi, hotel-hotel dan di waktu

yang sama menimbulkan rasa percaya diri pada tempat tujuan wisata. Promosi

pariwisata adalah bagian terpenting dari strategi. Sasaran khususnya agar Kota

Surakarta dikenal secara luas sebagai tujuan wisata yang atraktif di Jawa Tengah.

Kehadiran sebuah pasar yang berhasil bisa dicapai melalui pemasaran pariwisata

yang kompeten dan profesional.

Kedua, sebuah destinasi wisata membutuhkan nama produk yang jelas,

yang bisa dikenali oleh pasar pariwisata eksternal dan internal. Kota Surakarta

mempunyai sumber daya yang bagus dalam hal warisan budaya, tapi harus

bersaing dengan banyak daerah lain, terkadang dengan tujuan-tujuan wisata di

Indonesia yang sudah dikenal oleh seluruh dunia. Kota Surakarta mempunyai

sejumlah wisata alam dengan infrastruktur pariwisata yang mencukupi, dimana

tempat-tempat ini bisa dijadikan kawasan pariwisata yang lebih besar. Wisata

alam atau ekowisata membidik kelompok-kelompok sasaran seperti orang-orang

muda, para mahasiswa, pasangan-pasangan yang kaya dan generasi senior. Wisata

kesehatan melengkapi wisata keindahan alam dan kebudayaan dan mempunyai

daya tarik bagi segmen-segmen pasar yang sama. Kota Surakarta bisa membangun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

wisata kesehatan melalui penggalakan penyembuhan tradisional Jawa, tanaman

obat-obatan, jamu, makanan yang sehat dan elemen-elemen alamiah lainnya.

Sasaran khususnya agar Kota Surakarta mempunyai produk wisata liburan yang

bagus, yang berbasiskan kebudayaan, alam dan kesehatan. Produk-produk wisata

mencerminkan kekayaan wilayah dan kreativitas para pengelola pariwisata.

Ketiga, Kota Surakarta mempunyai potensi untuk menjadi pemain besar di

bisnis MICE. Kota Surakarta telah membuktikan kemampuannya dalam

mengorganisir berbagai festival, konferensi dan berbagai event seni dan budaya.

Hotel di semua kategori, gedung-gedung pertemuan, dan ballroom-ballroom,

restoran-restoran, perusahaan-perusahaan tour, semuanya mempunyai

perlengkapan yang mencukupi untuk mengorganisir MICE secara profesional.

Kota Surakarta merupakan tempat berbagai macam industri dan organisasi yang

bisa menjamin permintaan yang berkelanjutan untuk acara-acara bisnis dan

konferensi. Walupun demikian, infrastruktur dan pemasaran MICE secara

profesional yang lebih baik masih dibutuhkan. Kota Surakarta bisa mendapatkan

manfaat dari para wisatawan MICE secara signifikan melalui dampak

multigandanya kepada perekonomian masyarakat. Sasaran khususnya agar Kota

Surakarta menjadi salah satu tujuan utama MICE di Jawa dan sebagai tuan rumah

secara teratur bagi acara-acara pertemuan, pameran dan insentif di level nasional

dan internasional.

Keempat, membangun sebuah destinasi wisata regional menuntut adanya

kesungguhan para stakeholder untuk memenuhi kesepakatan-kesepakan bersama

yang telah dibuat dan mencapai sasaran-sasaran umum. Proses ini akan

berlangsung lama dan membutuhkan tenaga penggerak. Kota Surakarta hanya bisa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

berhasil bila semua kabupaten/kota turut berpartisipasi. Komitmen hanya bisa

dimungkinkan bila tiap kabupaten/kota mendapatkan manfaat yang memadai dari

pariwisata regional dan memperoleh pengembalian dari investasi mereka.

Manfaat-manfaat tersebut berupa: penggunaan investasi yang efisien, produk

wisata yang menarik lebih banyak pengunjung, wisatawan menetap lebih lama,

pemasaran bersama itu lebih efektif dan mencapai lebih banyak kelompok-

kelompok sasaran. Oleh karena itu membangun rasa saling percaya dan juga rasa

percaya diri atas semua kabupaten/kota sebagai satu kesatuan tujuan wisata adalah

hal yang sangat penting. Sasaran khususnya agar Kota Surakarta sebagai destinasi

wisata menjadi bagian dari kebijakan pemerintahan kabupaten/kota di Kota

Surakarta, dan para stakeholder berkomitmen dengan penuh kesungguhan untuk

tujuan ini.

Kelima, Indonesia banyak menawarkan tempat-tempat wisata, dan banyak

dari tempat-tempat tersebut mengejar pasar yang sama yang juga dituju oleh Kota

Surakarta. Kualitas produk dan pelayanan menjadi kriteria penting untuk

meningkatkan posisi daya saing sebuah destinasi wisata. Sebuah produk yang

berkualitas menjadi elemen inti bagi sebuah destinasi wisata yang berhasil,

sementara dalam hal ini tempat-tempat dan produk-produk pariwisata Kota

Surakarta masih membutuhkan perbaikan yang mendasar. Upaya peningkatan

kualitas sangat dibutuhkan disemua tingkat: tempat-tempat rekreasi,

keramahtamahan, manajemen pariwisata, informasi dan pemasaran pariwisata.

Hanya kualitas dan inovasi yang bisa membawa Kota Surakarta bisa berdaya

saing dibandingkan daerah wisata lain di Indonesia. Sasaran khususnya agar Kota

Surakarta dikenal sebagai penyedia pelayanan pariwisata dengan kualitas tinggi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dan berdaya saing. Dalam hal ini sektor swasta terdorong untuk berinvestasi dan

mengambil posisi utama dalam pengembangannya. (Arsip Disbudpar Kota

Surakarta: ―Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖).

3. Strategi Pengembangan Pariwisata

Ada lima strategi pengembangan yang dimiliki Pemkot Surakarta untuk

mengembangkan pariwisata di Kota Surakarta.

a) Strategi 1

Tujuan A: Kota Surakarta dikenal secara luas sebagai sebuah destinasi

wisata yang atraktif di Jawa Tengah. Keberhasilan meraih pasar dicapai

melalui pemasaran pariwisata yang kompeten dan profesional.

1) Pelaksanaan program pemasaran yang telah disepakati. Langkah-

langkahnya: Membangun program pemasaran dalam kerangka

pengenalan brand ―Solo – The spirit of Java‖. Bekerjasama dengan

mitra-mitra yang relevan di wilayah dan secara nasional untuk

pelaksanaan program (termasuk sponsoring). Melakukan kerjasama

dengan para tour operator, komersial dan hotel-hotel untuk penjualan

objek wisata / program. Mendukung pengembangan kawasan-kawasan

baru (Karanganyar sebelah timur, Klaten, Sangiran, Wonogiri) dengan

promosi yang memadai. Membuat disain dan memproduksi barang

pernak-pernik ―Solo – The Spirit of Java‖.

2) Menjadikan Kota Surakarta sebagai pemain utama di Jawa melalui

komunikasi website dalam penyampaian informasi dan penjualan.

Langkah-langkahnya: Membuat website pariwisata (dikelola oleh unit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

manajemen khusus). Mengadakan workshop untuk usaha pariwisata

kecil: web marketing, design and pengelolaan websites, alat-alat

penjualan, dll. Mengundang provider jasa pariwisata untuk mendukung

usaha pariwisata kecil. (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: ―Strategi

Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖)

b) Strategi 2

Tujuan B: Kota Surakarta menawarkan produk wisata liburan/plesiran

yang kuat, berbasis kebudayaan, alam dan kesehatan. Produk-produk

pariwisata mencerminkan kekayaan wilayah, ketrampilan dan kreativitas

penyelenggara pariwisata.

1) Membuat atraksi-atraksi budaya yang menarik bagi beragam

wisatawan. Langkah-langkahnya: Memprioritaskan pengaturan

pengunjung disitus-situs bersejarah yang utama Keraton Kasunanan,

Mangkunegaran, Puro Mangkunnegaran dan Radyapustaka,

Mengenalkan presentasi audiovisual: film, suara, pertunjukan pendek,

self-guided tours, tata lampu & suara. Menarik pengunjung kalangan

muda & anak misal melalui animasi, pembuatan batik sederhana,

musik, menggambar, permainan. Memanfaatkan tempat-tempat

bersejarah untuk aktivitas budaya masa kini misal pameran-pameran,

konser, konferensi/workshop, cafetaria, restoran. Menterjemahkan

keterangan-keterangan artifak-artifak di musium ke bahasa inggris agar

mudah dipahami oleh wisatawan mancanegara.

2) Meluncurkan ekowisata dan produk-produk wisata petualangan

outdoor. Langkah-langkah: Mendesain sebuah trekking trail dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

durasi yang berbeda-beda (Lintasan Gunung Berapi, Jawa Tengah

(Merapi-Merbabu), Lintas Barat Wonogiri dengan goa-goa, Lawu),

diutamakan kawasan-kawasan wisata yang diusulkan, lintasan dengan

sepeda gunung, lawatan sungai di Kota Surakarta dengan perahu.

Merencanakan acara tahunan yang khas dengan efek citra yang kuat

misalnya Lari Gunung Lawu, perlombaan perahu di Danau Gajah

Mungkur, Lawu – Balap Sepeda Merapi. Menjelajahi potensi

pengematan satwa liar (Gunung Lawu).

3) Memperkenalkan produk-produk wisata kesehatan (wellness tourism)

yang inovatif. Langkah—langkahnya: Mendokumentasikan praktek-

praktek penyembuhan lokal, produksi jamu dan seluruh persiapannya

sebagai materi bagi penciptaan pengalaman para pengunjung.

Diversifikasi program spa di hotel dan mengenalkan formula kesehatan

baru. Menggali berbagai upaya untuk mengkombinasikan seni, musik,

tari dengan wisata spiritual.

4) Mempersiapkan kawasan-kawasan wisata baru di Gunung Lawu

Karanganyar dan Klaten. Langkah-langkah: Melakukan inventarisasi,

studi potensi dan perencanaan manajemen untuk atraksi-atraksi (kalau

diperlukan). Pengembangan kawasan: lintasan , tour-tour tematis,

acara ritual lokal (pementasan-pementasan bersejarah, ritual-ritual),

perbaikan tempat-tempat wisata dan infrastruktur lokal dsb.

Mengidentifikasi peluang investasi dan memobilisasi investasi.

Mengorganisir tim taskforce pariwisata yang terdiri dari stakeholder

lokal dan pengelola pariwisata. Menjalin kerjasama antar pengusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pariwisata. Memperbaiki konservasi alam dan situs. Pembuatan

publikasi/materi promosi (trekking,peta perjalanan bersepeda, self-

guided tours). (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: ―Strategi

Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖)

c) Strategi 3

Tujuan C: Solo menjadi salah satu tujuan utama MICE di Jawa dan

menjadi tuan rumah secara tetap untuk acara-acara nasional dan

internasional.

1) Mengembangan Biro Konvensi untuk mempromosikan Kota Surakarta

sebagai tujuan MICE. Langkah-langkah : Memonitor dan menganalisa

pasar wisata konvensi dan berbagai event di Indonesia (intelijen pasar).

Membuat data base tentang korporasi dan pemerintahan di Kota

Surakarta yang potensial sebagai pengguna MICE. Mengidentifikasi

peluang bisnis MICE di Indonesia dan Asia Tenggara untuk Kota

Surakarta. Mempersiapkan dan melaksanakan promosi MICE yang

berkualitas melalui informasi/material/kampanye. Meningkatkan

kapasitas pelaku-pelaku usaha MICE. Memberi konsultasi pada para

perusahaan penunjang perihal tren-tren pasar dan kebutuhankebutuhan

produk/jasa layanan MICE. Pengembangan konsep-konsep acara/event.

2) Mengintensifkan kerjasama antara para stakeholder MICE. Langkah-

langkahnya: Membuat jejaring diantara BPW, Event Organizer

profesional, Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Surakarta, pengelola

gedung pertemuan/konvensi, dan perusahaan penerbangan untuk

mendiskusikan dan mempersiapkan program-program yang akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

datang. Meminta aliansi para stakeholder untuk berpartisipasi dalam

travel mart/pameran dagang khusus MICE. Mengembangkan konsep

event. Memanfaatkan jejaring untuk melakukan lobi-lobi politis.

5) Perbaikan transportasi udara dan darat menuju Kota Surakarta.

Langkah-langkahnya: Menjajaki peningkatan frekuensi penerbangan

dan rute-rute baru dengan perusahaan penerbangan dan industri

setempat dengan memproritaskan rute Kota Surakarta – Denpasar dan

penambahan penerbangan ke Jakarta. Mendukung promosi untuk rute-

rute baru. Percobaan angkutan umum antara bandara ke pusat kota

pulang pergi (PP). Memperbaiki transportasi penumpang dari/ke

bandara Yogyakarta (merelokasi stasiun kereta api ke bandara, kereta

api bolak-balik, meningkatkan frekuensi kereta api antar kota).

Memasang rambu-rambu penunjuk arah bagi para pengunjung (untuk

hotel-hotel, atraksi-atraksi utama, tempat-tempat rekreasi, gedung

pertemuan/konvensi, pusat-pusat kota/kabupaten, dengan penyebutan

jarak). (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: ―Strategi Pengembangan

Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖)

d) Strategi 4

Tujuan D: Kota Surakarta sebagai destinasi wisata menjadi bagian dari

kebijakan pemerintah daerah dan didukung oleh komitmen dari para

stakeholder.

1) Mendirikan sebuah Badan atau Asosiasi Pariwisata Kota Surakarta yang

representatif dan aktif. Langkah-langkah : Konsep Asosiasi Pariwisata

Kota Surakarta yang diusulkan oleh para champion pariwisata yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

berkomitmen dari sektor swasta dan pemerintah. Membuat mapping

struktur organisasi dan pendirian Asosiasi. Asosiasi membuat pedoman

dan kontrol terhadap pemasaran daerah tujuan wisata.

2) Penguatan kompetensi dinas pariwisata di daerah. Langkah-langkah:

Pelatihan & kursus untuk manajemen pariwisata, investasi pariwisata,

promosi pariwisata, perijinan, kontral kualitas, dll. Berpartisipasi dalam

berbagai seminar dan konferensi tingkat regional, nasional dan

internasional. Memperbaiki kemampuan berbahasa asing.

Mengorganisir program pertukaran tingkat regional untuk meyamakan

hasil. Melakukan kunjungan-kunjungan langsung ke tempat-tempat

perusahaan dan atraksi-atraksi. Memberi pelatihan kepada para manajer

pengelola tempat-tempat atraksi.

3) Pengenalan Sistem Manajemen Pariwisata yang Efisien. Langkah-

langkah : Memperkenalkan statistik pariwisata yang sederhana tapi

terpercaya dan membuat kompilasi ke dalam database regional.

Melakukan penelitian tentang para pengunjung, terkait dengan pola

perjalanan, tingkat kepuasan atas perjalanan dan pembelanjaannya (tiap

empat tahun). Laporan tahunan mengenai posisi bersaing. Kab./Kota

berkoordinasi dengan program investasi pariwisata yang lebih besar

dengan daerah tetangga dan asosiasi pariwisata, serta menggali

kemungkinan pendanaan bersama.

6) Pembuatan sistem informasi dan petunjuk rute perjalanan bagi

wisatawan yang datang ke Kota Surakarta. Langkah-langkah :

Memperkenalkan secara bertahap rambu-rambu jalan yang seragam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

menuju tempat-tempat pariwisata Pengembangan konsep rute

pariwisata regional, yaitu ―The Spirit of Java‖. Melengkapi dan

melatih semua staf kantor-kantor di kab/kota yang terkait dengan

informasi khususnya dalam menyediakan informasi pariwisata untuk

keseluruhan wilayah. Mengikutsertakan informasi tentang atraksi-

atraksi di daerah yang tetangga dalam material informasi daerah.

Mendesain ulang kantor informasi pariwisata di Kota Surakarta

kualitas materi yang disajikan, bahan informasi, orientasi pelayanan,

lokasi, dll. Koordinasi hubungan antar wilayah dengan Java Promo.

(Arsip Disbudpar Kota Surakarta: ―Strategi Pengembangan Pariwisata

kota Surakarta tahun 2010-2014‖)

e) Strategi 5

Tujuan E: Kota Surakarta dikenal sebagai penyedia jasa pariwisata dengan

kualias tinggi dan berdaya saing. Sektor swasta didorong untuk

berinvestasi dan mengambil peran utama dalam pengembangan sektor

pariwisata.

1) Menjalankan program untuk memperbaiki kualitas produk dan

pelayanan. Langkah-langkah : Mengorganisir workshop-workshop

yang ―berkualitas‖ di tingkat Kab./Kota dengan pengalaman praktek di

lapangan. Mendistribusikan berbagai manual teknis yang yang

berkualitas ke hotel dan pengelola atraksi. Kampanye/sosialisasi yang

berkualitas di Kota Surakarta. Menginisiasi lomba kualitas, Wilayah

Kota Surakarta Award. Mengundang para penyedia jasa yang

berkualitas untuk mengadakan cek kualitas dan memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

konsultansi tentang kualitas produk. Mencari masukan dari para

pengunjung melalui penelitian secara teratur di tempat-tempat atraksi

dan hotel-hotel.

2) Pemerintah Kab/Kota memperkuat kerjasama dengan sektor swasta

dan memfasilitasi kegiatan investasi dan bisnis. Langkah-langkahnya :

Peninjauan ulang secara rutin mengenai prosedur dan biaya perijinan.

Mengidentifikasi hambatanhambatan birokrasi. Penunjukan Dewan

Penasehat Daerah yang terdiri dari perwakilan-perwakilan Dinas

Pariwisata dan para pengusaha pariwisata untuk mendiskusikan

investasi pariwisata sektor publik. Dinas Pariwaisata mengadakan

dengar pendapat tahunan tentang kebijakan pariwisata,

aktivitasaktivitas dan pencapaian-pencapaiannya.

3) Para pengelola inbound tour mencari peluang-peluang bisnis melalui

paket-paket yang dinamis. Langkah-langkahnya : Para operator

mengeksplor peluang paket wisata untuk kelompok target khusus

seperti: expatriat,peziarah, kelompok anak muda, konsumen dari

Surabaya, Semarang, Yogjakarta, dll. Paket wisata kunjungan yang

mengkombinasikan Solo dengan daerah pinggiran. Para Operator

bekerjasama dengan hotel untuk penjualan paket wisata.

Pengembangan kompetensi dalam penyelenggaraan event.

Mengeksplor penjualan paket wisata jalur kereta api ( pasar: Surabaya,

Jakarta, Semarang).

7) Pelatihan di kabupaten/kota untuk UMKM sektor pariwisata (hotel-

hotel, penginapan, pemondokan, perusahaanperusahaan tour, dll).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Langkah-langkahnya : Mendesain dan memberikan pelatihan dalam

penghitungan harga, orientasi tamu, konsep keramahtamahan, kualitas

produk, pemasaran dan penggunaan internet. Mendukung penyiapan

rencana usaha (business plan). Mendirikan perkumpulan penyedia jasa

yang qualified untuk memberikan jasa konsultansi/pendampingan yang

dibutuhkan. Menyebarkan informasi mengenai best-practice untuk

pengelolaan hotel kecil, guest houses, dll. Mempromosikan konsep-

konsep bisnis untuk produk-produk baru: trekking, menunggang kuda,

kelas-kelas kerajinan tangan dsb. (Arsip Disbudpar Kota Surakarta:

―Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB III

WISATA KULINER KOTA SURAKARTA

A. Ciri Khas Kuliner Kota Surakarta

Kota Surakarta memiliki Keraton Kasunanan dan Puro Mangkunegaran

yang juga tentunya memiliki makanan khas keraton. Makanan keraton yang saat

ini termasuk langka dijumpai masyarakat adalah Ande-ande lumut, Jadah Blondo,

Wajik, Salak Gondok, Mentho, Gadon, Menjiran, Jenang Saren, Nogosari, Pisang

Linthing, Pes Pohong, Grontol, Manisan Siwalan, Sate Kolang-kaling, Dawet

Telasih, Ketan Juruh, Nasi Liwet, dan Rujak Degan. Makanan tersebut dapat

dinikmati oleh masyarakat saat event Keraton Art Festival yang diadakan setiap

tahunnya.

Untuk bisa mencicipi makanan tersebut para pecinta kuliner harus

menukarkan uang dengan uang kertas dengan besaran yang sudah ditentukan

untuk membeli makanan khas Keraton Surakarta Hadiningrat tersebut. Harga

yang ditawarkanpun cukup murah kisaran seribu hingga lima ribu. Dahulu

makanan-makanan tersebut adalah makanan para raja-raja di Keraton Kasunanan

Surakarta, tetapi sekarang dapat dinikmati pula oleh masyarakat Kota Surakarta.

Kota Surakarta memiliki ciri makanan yang maniis dan berwarna coklat.

Sesuai dengan selera masyarakat Kota Surakarta yang dominan menyukai

makanan berkuah dan manis, oleh karena itu kebanyakan makanan khas Kota

Surakarta seperti serabi, tahu kupat, nasi liwet dan timlo memiliki rasa manis.

Masakan yang disediakan pun kebanyakan berwarna coklat.

50

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

B. Tempat Kuliner Di Kota Surakarta

1. Tempat Makan Khas Kota Surakarta

Kota Surakarta memiliki berbagai tempat kuliner khas yang tersebar

diseluruh Kora Surakarta. Berikut berbagai tempat makan khas di Kota Surakarta :

a) Timlo Sastro, terdapat di timur Pasar Gede dan barat SMA Murni yang

merupakan timlo paling banyak diminati para penikmat makanan khas

Kota Surakarta. Hidangan ini bening berisi sosis ayam yang dipotong

dengan telor ayam pindang dan irisan hati ampela. Rumah makan ini

hanya menyediakan timlo dengan harga Rp.11.000,- per porsi. ( Observasi:

Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Makanan timlo khas Rumah Makan

Sastro

b) Tengkleng Yu Tentrem di Jl.Letnan Sutoyo Bibis dan Ibu Ediyem di

gapuro Pasar Klewer yang selalu ramai dikunjungi berbagai kalangan.

Tengkleng merupakan hidangan semacam gulai kambing tetapi kuahnya

tidak memakai santan. Tengkleng Yu Tentrem dapat dinikmati dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

harga Rp.13.000;- per porsi. ( Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta,

24 Juni 2011)

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Makanan tengkleng di Rumah

Makan Ibu Ediyem di gapuro Pasar Klewer.

c) Gudeg Ceker Bu Kusno Margoyudan, terdapat di daerah Margoyudan dan

hanya buka pada pukul 02.00 WIB. Gudeg ceker ini menjadi makanan

pendamping yang dihidangkan bersama gudeg. Paduan menu ini semakin

lezat ketika disiram dengan kuah sambal goreng krecek ini dapat dinikmati

dengan harga Rp. 6.000,- per porsi dan ceker dengan harga Rp.1.000,-.

(www.cityguide.com)

Gambar www.cityguide.com, 2011. Gudeg Ceker Bu Kasno di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Margoyudan yang buka pukul 02.00 WIB yang selalu ramai pengunjung.

d) Srabi Notosuman, merupakan srabi khas Kota Surakarta yang berada di

daerah Notosuman. Serabi Kota Surakarta berbeda dengan serabi daerah

lain, jajanan ini dimakan bersama kuah santan yang manis. Selain polos,

serabi di Kota Surakarata juga memakai toping yang beraneka macam

seperti taburan coklat, nangka,irisan pisang. (www.cityguide.com)

Gambar www.cityguide.com, 2011.Serabi taburan coklat khas Notosuman

e) Abon Varia, abon yang dibuat dengan bahan dasar daging sapi dengan dua

rasa yaitu manis dan pedas. Harga abon mulai dari Rp.9.000,- sampai

dengan Rp.28.000,-. Abon Varia berlokasi di Jl. Honggowongso no. 89

Surakarta. ( Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Abon Varia yang berlokasi di Jl.

Honggowongso

f) Nasi Liwet Wongso Lemu, adalah nasi gurih dengan lauk pauk berupa

sayur labu siam, ayam areh yang disuwir, dan telur pindang. Harga nasi

liwet Rp. 15.000,- per porsi. Nasi liwet Wongso Lemu di Jl.Teuku Umar

adalah penjual Nasi Liwet yang paling populer yang buka pukul 17.00 -

01.00 WIB. ( Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)

Gambar www.cityguide.com,2011. Suasana warung nasi liwet Wongso

Lemu sebelum buka.

g) Soto Gading, lebih terkenal dengan soto ayamnya dan merupakan masakan

kesukaan Gesang ( pencipta lagu “Bengawan Solo” ). Soto Gading

memang lebih terkenal dengan soto ayamnya, meskipun sebenarnya

warung ini juga menawarkan menu lainnya. Isi sotonya terdiri dari suwiran

daging ayam, soun, irisan tipis kentang yang digoreng, lalu di atasnya

ditaburi daun seledri dan bawang merah goreng. Satu mangkok nasi soto

harganya Rp 6.000, sedangkan soto dengan nasi yang dipisah harganya Rp

9.000. Soto Gading beralamat di Jl. Brigjen Sudiarta no. 75, Gading,

Surakarta, buka dari jam 05.30-15.30. Berbagai macam lauk siap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

mendampingi soto ayam ini mulai dari sosis basah ala Solo, tempe dan

tahu goreng, galantin, bermacam jeroan sapi, empal daging, sate usus

ayam, sate telur puyuh, perkedel, dan masih banyak lagi. Harga lauknya

sendiri mulai dari empal daging harganya Rp 10.000 - tempe harganya Rp

1.000. Tidak hanya lauk untuk soto saja, warung ini juga menawarkan

panganan lain seperti kroket, prastil, bakwan, risoles, onde-onde, rambak

kulit, intip, dan lain-lain. (www.cityguide.com)

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Kuah soto rasanya begitu enak dan

ringan.

h) Cabuk Rambak, merupakan salah satu Jajanan Pasar Gede yang

merupakan makanan dari dulu diminati masyarakat Kota Surakarta. Dapat

ditemukan saat sekaten di halaman Masjid Agung. Makanan ini berfungsi

sebagai makanan sela (volumenya tidak seberapa besar dan satu porsi tidak

membuat kenyang) yang dibuat dari ketupat nasi yang diiris tipis-tipis, lalu

disiram dengan saus wijen yang dicampur kemiri dan kelapa parut yang

terlebih dulu disangrai, serta ditambah beberapa potong karak (sejenis

kerupuk yang terbuat dari nasi kering dan bleng). Oleh penjaja di pinggir

jalan biasanya disajikan tidak dengan piring tetapi dengan wadah dari daun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

pisang yang dilipat dengan cara tertentu (disebut pincuk).

(www.wikipedia.com/cabuk_rambak ,24Jui 2011)

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Penjual Cabuk

Rambak yang sudah jarang dijumpai di Kota Surakarta

i) Wedang Ronde, merupakan minuman tradisional yang berasal dari Jawa.

Wedang ronde adalah seduhan air jahe yang berisi bola-bola yang disebut

ronde. Biasanya disajikan dengan kacang yang sudah disangrai, kolang-

kaling, dan potongan roti di dalam minuman tersebut. Komponen utama

dalam wedang ronde ada 2 yaitu wedang jahe dan ronde itu sendiri. (

Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Penjual Wedang Ronde

menggunakan gerobak berkeliling

j) Wedang Dongo, minuman ini sangat disukai keluarga keraton dan

minuman hangat beraroma jahe yang mirip dengan wedang ronde.

Terdapat di Warung Wedang Dongo dan Warung

Klengkeng.(Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011).

Gambar www.cityguide.com, 2011. Wedang dongo adalah minuman khas

dari keraton Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

k) Harjo Bestik Pasar Kembang dan Sumber Bestik, lebih terkenal dengan

menu bestik dadar lidah dan macam bestik dari daging sapi lainnya.

Gambar www.cityguide.com, 2011. Bestik daging sapi yang dihidangkan

di Harjo Bestik.

l) Bebek Goreng Pak Slamet, warung makan tersebut memang paling

terkenal dari warung makan bebek lainnya karena sambal koreknya.

Gambar www.cityguide.com, 2011.Bebek goreng sambal korek Pak

Slamet selalu memberikan kelezatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

m) Ayam Goreng Widuran, rumah makkan yang khusus menyajikan

masakan ayam mulai ayam goreng, ayam bakar, ayam bumbu madu, opor

ayam, ayam pop, dll. (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni

2011)

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Rumah makan Ayam Goreng

Widuran yang terkenal di Kota Surakarta

n) Sate Kambing Nonongan, menyediakan sate bakar, gulai, tengkleng

dan tongseng yang sangat ramai pembeli di pagi hari.Harga per porsi

dimulai dari Rp.13.000,- untuk sate bakar dan tongseng sedangkan gulai

dan tengkleng Rp.10.000,-. (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

24 Juni 2011)

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Sate bakar spesial tersedia dengan

bumbu kacang atau kecap.

o) Tahu Kupat yang terdapat di Jl.Gajah Mada dan Depan Pasar Kadipolo

merupakan warung tahu kupat paling ramai di Kota Surakarta.

Gambar Yolanda Intan Permata,2011.Sajian Tahu Kupat yang ada di Kota

Surakarta

p) Sate Kere Yu Rebi, sate yang dominan dengan tempe gembus ini buka

dari pagi sampai siang di depan TK. Marsudirini Surakarta.. Sate ino

sangat diminati banyak kalangan karena memiliki cita rasa olahan sate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

yang berbeda.

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Sajian sate dengan tampilan dan isi

berupa daging sapi dan tepe gembus.

2. Komplek Kuliner Di Kota Surakarta

Selain berbagai tempat makan khas Kota Surakarta yang tersebar di

seluruh kota, terdapat pula areal kuliner yang terdapat berbagai penjual makanan

dalam satu komplek. Terdapat perbedaan dari masing-masing tempat mulai dari

suasana dan pengunjungnya. Berikut bebagai Komplek Kuliner di Kota Surakart:

a) Gladag Langen Bogan, terdapat di Jl. Mayor Sunaryo, berada di depan

Pusat Grosir Solo. Buka pukul 18.00 dengan menutup area jalan khusus

untuk stand kuliner yang menjadikan Galabo berbeda dengan komplek

kuliner lainnya di Kota Surakarta. Pengunjung dari Galabo dominan

adalah anak muda dari pelajar, mahasiswa dan pekerja muda karena

tempat tersebut sangat nyaman untuk berkumpul bersama teman. Mulai

dari awal dibukanya Galabo sampai sekarang menjadi favorit anak muda

Kota Surakarta apalagi saat musim liburan dan akhir pekan diramaikan

oleh live music dan pengunjung dari semua kalangan usia. (Observasi:

Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011) .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Suasana Galabo yang menutup

Jl.Mayor Sunaryo untuk area kuliner malam

b) Keprabon, berdekatan dengan Puro Mangkunegaran menjadikan daerah

keprabon ramai oleh tempat makan seperti Bakso Komplit, Nasi Liwet,

Wedang Dongo, Bakmi, Gudeg dan Coffe shop. Keprabon berada di dekat

Puro Mangkunegaran, daerah ini menjadi ramai dengan hadirnya beberapa

warung makan di sepanjang citywalk. Pengunjungnya pun dominan

kalangan menengah keatas dan orang tua yang bermaksud untuk

bernostalgia karena daerah Keprabon dari dahulu terkenal dengan

makanan yang berada disana. Warung-warung buka mulai pukul 18.00-

01.00 WIB (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011) .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Citywalk di Keprabon ramai saat

malam hari

c) Lapangan Kota Barat, terdapat berbagai warung makan di sepanjang Jl.

Kota Barat kalau sore hingga malam hari menjadi ramai oleh warung-

warung kuliner seperti halnya Galabo. Berbagai makanan juga ada disana

seperti nasi liwet, seafood, susu segar she jack, dll. Bedanya, kalau di

Galabo jalannya ditutup untuk tempat makan, kalo di Lapangan Kota Barat

jalannya tidak ditutup, hanya citywalk saja yang dipakai untuk tempat

kuliner lesehan. Pengunjungnya dominan dari semua kalangan dan

berbagai usia sehingga saat akhir pekan menjadi ramai sampai membuat

area jalan raya macet lalu lintasnya. Warung-warung disana mulai buka

dari 18.00 – 24.00 WIB. (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24

Juni 2011) .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Suasana malam Kota Barat

Surakarta dengan berbagai penjual disepanjang citywalk

d) Stadion Manahan, dipinggir stadion terdapat puluhan warung makan yang

buka pada pagi hingga malam hari. Selalu ramai di sore hari karena

banyak masyarakat Kota Surakarta yang berolahraga di stadion tersebut

sekaligus pengunjung dari warung makan disana. Diakhir pekan banyak

pngunjung dari kalangan anak muda yang berkumpul di daerah stadion

Manahan, sehingga menguntungkan bagi penjual karena ramai pembeli.

Saat sore dan siang hari juga ramai oleh anak SMA yang berkumpul

setelah pulang sekolah. Harga yang terjangkau membuat tempat – tempat

makan di sekitar Stadion Manahan selalu tidak pernah sepi pengunjung

dari pagi pukul 09.00 – 23.00 WIB. (Observasi: Makanan khas di Kota

Surakarta, 24 Juni 2011) .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Suasana sore di sekitar Stadion

Manahan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB IV

WISATA KULINER GLADAG LANGEN BOGAN

A. Gambaran Umum Wisata Kuliner Gladag Langen Bogan

Kota Surakarta sekarang sudah mulai dikenal akan wisata kulinernya, bahkan

salah satu potensi wisata terbesar kota ini adalah wisata kuliner. Sebuah terobosan

baru yang dilakukan pemerintah Kota Surakarta adalah menggabungkan semua

obyek wisata kuliner tersebut di dalam satu kawasan di daerah Gladag, Surakarta.

Kini pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan kuliner Kota

Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan. Tempat yang diberi nama

Gladak Langen Bogan ( Galabo ) tersebut kurang lebih dua tahun sejak berdirinya,

dikunjungi antara 1500 – 2000 orang per minggu dan dapat meningkat hingga dua

kali lipat pada hari libur. Pengunjung tempat inipun bahkan tidak hanya dari Kota

Surakarta melainkan juga dari kota-kota disekitar Kota Surakarta. ( Wawancara :

Eko Prajudhy Noor Ali selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta,21

Maret 2011 )

Kawasan Galabo terletak tepat di tengah-tengah Kota Surakarta. Berada di

ujung Jl. Slamet Riyadi atau depan Pusat Grosir Solo (PGS) tepatnya di Jl. Mayor

Sunaryo. Pengunjung yang hendak berwisata ke Keraton Kasunanan pasti

melewati air mancur di tengah-tengah jalan, dan Galabo menjadi tempat jajanan

malam di sepanjang jalan dari air mancur tersebut ke arah timur. Makanan dan

minuman yang dijual di Galabo adalah nasi liwet, jenang / bubur lemu, timlo solo,

66

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

sate ayam, pecel ndeso, tengkleng, sate kere, gudeg ceker, tau kupat, bakmi

toprak, gule goreng, jahe gepuk, selat segar, wedang ronde, wedang dongo, bestik

daging, soto kwali, brambang asem, nasi rawon, cabuk rambak, gempol pleret,

sate ular kobra, sop buntut goreng, ledre, ayam goreng, bakmi, seafood, lontong

ceker, coffe shop, aneka jamur, nasi timbel, jagung bakar, kebeb, burger. ( Arsip

Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari

2011 ). Berikut daftar nama makanan dan penjelasan tentang makanan dan

minuman yang dijual di Galabo :

1. Nasi Liwet

Nasi Liwet mungkin adalah makanan khas Surakarta yang paling terkenal,

bahkan nasi liwet sudah masuk menjadi menu di hotel – hotel berbintang di

kota – kota besar di Indonesia. Di Surakarta sendiri, nasi liwet sudah sangat

dikenal hingga setiap saat dan hampir dimanapun akan dapat menemukan

nasi liwet dengan mudah. Mulai dari nasi liwet yang paling terkenal di

Surakarta yaitu Nasi Liwet Wongso Lemu yang berlokasi di Keprabon ( Jl.

Teuku Umar ) sampai penjual kaki lima di sepanjang jalan di Kota Surakarta.

Pada dasarnya nasi liwet adalah beras yang dimasak dengan santan dan kaldu

ayam sehingga hasil akhirnya membuat nasi terasa gurih, beraroma dan lezat.

Kemudian nasi tersebut dicampur dengan sayuran jipang (labu siam) yang

dimasak pedas, telur rebus, daging ayam yang disobek memanjang, dan

kumut (terbuat dari kuah santan yang dikentalkan). Sering juga ditambah

dengan usus ayam, hati/ampela yang direbus, bacem tahu tempe atau

rambak kulit sapi sebagai pelengkap. Penyajiannya pun tidak menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

piring, tetapi dengan daun pisang yang dilipat dan disemat dengan lidi

sehingga membentuk lekukan . ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data

Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

2. Jenang / Bubur Lemu

Jenang lemu adalah bubur yang tidak kalah gurih dari nasi liwet, hanya saja

berupa bubur gurih dengan tambahan yam, rempela hati, tahu, tempe, atau

tambahan lainnya. Pedagang bubur yang juga menyediakan bubur ayam

adalah Bubur Ayam Bu Dewi. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data

Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

3. Timlo Solo

Timlo merupakan salah satu makanan khas di Surakarta. Terkenal dengan

Timlo Solo Sastro yang berlokasi di dekat SMK Murni. Berbeda dengan

makanan sejenis yang dimiliki daerah lain, Timlo asli Surakarta tidak

mempergunakan soun dan jamur merang. Tempat ini benar-benar jagonya

timlo. Timlo adalah hidangan berkuah bening yang berisi sosis Solo daging

ayam yang dipotong-potong, potongan telur , hati dan ampela ayam.

Semangkuk timlo panas dimakan bersama nasi putih yang ditaburi bawang

goreng dan ditemani segelas es jeruk adalah menu yang nikmat disajikan

bersamaan. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di

Galabo Per Januari 2011 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

4. Sate Ayam

Sate Ayam Pak Nur cukup terkenal di Surakarta khususnya daerah kota, sate

ayam madura yang disediakan dengan porsi yang sangat mengenyangkan.

Sate ayam ini memang tidak berbeda dengan sate ayam lainnya. ( Arsip

Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari

2011 )

5. Pecel Ndeso

Pecel ndeso adalah nasi pecel yang nasinya berasal dari beras merah, jenis

beras yang kini sulit didapat. Pecelnya berisikan dedaunan dan tanaman

mulai dari jantung pisang, ningkir, daun petai cina, bunga turi dan kacang

panjang. Sambalnya ada dua pilihan, sambal kacang seperti pecel pada

umumnya atau sambal wijen yang memiliki dua pilihan, wijen putih atau

hitam. Lauk tambahannya adalah belut goreng, wader pari yang digoreng

tanpa tepung, telur goreng mata sapi, sosis Solo, bongko (kacang merah dan

kelapa), gembrot (kelapa dan daun simbukan), otak dan iso goreng. Juga

terdapat sayur trancam yang dapat di nikmati disini. ( Arsip Disperindag Kota

Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

6. Tengkleng

Tengkleng merupakan salah satu makanan wajib bagi wisatawan yang datang

ke Surakarta. Tengkleng adalah tulang belulang kambing dengan sedikit

daging yang menempel. Selain tengkleng, terdapat juga gulai kambing

disajikan bersama tengkleng kambing. Perbedaan gulai dan tengkleng adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

rasa dan kuahnya. Kuah gulai menggunakan santan kelapa, sementara

tengkleng tidak memakai santan. Sebagai lauk pelengkap diberi sate daging,

sate usus, sate jeroan, otak dan bagian organ kambing lainnya yang ikut

digulai bersama tulang-tulang, seperti mata, pipi, kuping, dan kandungan

(klepon). Di Galabo saat malam hari dapat menikmati tengkleng yang

terkenal yaitu Tengkleng Klewer. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data

Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

7. Sate Kere

Salah satu warung Sate Kere yang terkenal adalah Warung Yu Rebi. Disebut

sate kere karena di warung sate kere akan menjumpai sate tempe gembus

(tempe yang dibuat dari ampas kedele sisa pembuatan tahu), disamping

daging dan jeroan sapi. Namun, biasanya tempe gembus-nya lebih dominan.

Karena itu, makanan tersebut kemudian disebut sate kere (satenya orang

miskin). Bumbu perendam tempe gembus sama dengan bumbu rendaman

bahan jeroan. Sedangkan bumbu untuk menyantapnya adalah sambal kacang,

dengan kacang yang tidak begitu banyak sehingga terasa lebih ringan. ( Arsip

Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari

2011 )

8. Gudeg Ceker

Gudeg Ceker Bu Kusno Margoyudan sebenarnya berlokasi di Jl. Wolter

Monginsidi, Surakarta. Gudeg Bu Kusno buka jam 02:00 dini hari tapi kini

di Galabo cabangnya buka lebih awal saat jam Galabo di buka yaitu jam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

18.00 wib. Di Gudeg Ceker Bu Kusno Margoyudan menyediakan ceker (kaki

ayam) menjadi hidangan sampingan yang dihidangkan bersama dengan

gudeg. Ceker dimasak secara gudeg kering dan biasanya setiap pengunjung

bisa menghabiskan 10 hingga 20 ceker sekali makan karena ceker yang

disajikan lunak dan lezat. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data

Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

9. Tahu Kupat

Satu porsi makanan khas ini terdiri dari ketupat, mi basah, taoge, tahu

goreng, bakwan gimbal yang dipotong-potong dan kacang goreng yang

disiram dengan bumbu kecap manis dengan rasa bawang yang cukup terasa.

Disamping campuran tersebut, dapat juga menambahkan isi tahu kupat

dengan telur dadar. Jika dilihat mungkin mirip dengan tahu gimbal assli

Semarang, kedua makanan tersebut memang mirip hanya berbeda nama. (

Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per

Januari 2011 )

10. Bakmi Toprak

Nama makanan satu ini mungkin akan mengingatkan dengan mie ketoprak

yang ada di Jakarta, tapi setelah dihidangkan ternyata jauh sekali

perbedaanya. Jika ketoprak versi Jakarta menggunakan sambal kacang,

Toprak Surakarta berkuah bening. Komposisi mie toprak terdiri dari mi

kuning, potongan kol, tahu goreng, telur, tempe goreng, dan sosis Solo.

Lalu disiram dengan kuah kaldu dan irisan potongan lemak daging sapi, serta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

taburan bawang goreng diberi seledri dan pelengkap bisa menambah karak

(kerupuk nasi). ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan

Menu di Galabo Per Januari 2011 )

11. Gule Goreng

Di Surakarta ada cara lain untuk menikmati gule kambing, selain dibuat

tongseng, di Surakarta ada yang namanya Gul-Gor (Gule Goreng). Gule

Goreng adalah gule kambing yang berkuah santan kental, dimasak di atas

anglo arang sampai kering. Anda bisa bayangkan betapa empuknya daging

dan jeroan yang telah dimasak sampai kering tersebut. Menikmati Gul-Gor,

dengan nasi panas, kol, tomat dan bawang merah pasti nikmat. Makanan ini

juga dapat di nikmati di Tengkleng Klewer saat siang hari dan di Galabo

tentunya. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di

Galabo Per Januari 2011 )

12. Jahe Gepuk

Jahe gepuk adalah minuman jahe hangat yang dibuat dari jahe bakar yang

kemudian dikupas dan dipukul. Jahe yang sudah dipukul kemudian dicampur

air panas yang sudah dicampur gula jawa. Terdapat pula susu jahe tanpa gula

jawa. Selain itu juga banyak makanan yang dapat menemani seperti

tahu,tempe,sate tusuk ampela, sate tusuk telur puyuh, dan lainnya. Tentu saja

sajian tersebut dapat di nikmati di Wedangan Sruput Sendok, Wedangan

Koncone Dewe, dan Nggone Wedangan. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta

: Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

13. Selat Segar

Kebanyakan orang Surakarta lebih menyukai menikmati makanan yang

berkuah sebagaimana kebiasaan pengunjung sehari-hari makan masakan

berkuah. Salah satu bentuk percampuran masakan berkuah asal barat dengan

selera lidah lokal dan menjadi makanan khas di Surakarta adalah selat segar.

Racikan selat asli khas Surakarta merupakan adaptasi dari salad yang terdiri

dari daging yang diiris tipis, ditambah rebusan buncis, kentang, wortel,

telur rebus, dan mayones, kemudian disiram kuah kecap encer. Selat Segar

yang terkenal berada di Pasar Nongko, Balapan. ( Arsip Disperindag Kota

Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

14. Wedang Ronde

Wedang ronde dibuat dari campuran kolang kaling , ronde, kacang yang

disangrai dan kuah jahe. Sangat tepat dinikmati pada malam hari atau cuaca

dingin. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di

Galabo Per Januari 2011 )

15. Wedang Dongo

Minuman ini merupakan minuman yang biasanya disajikan di kampung arab,

karena kebanyakan masyarakat komunitas arab menyajikan minuman ini saat

sedang mengadakan pengajian. Wedang Dongo merupakan teh yang

dicampur susu. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan

Menu di Galabo Per Januari 2011 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

16. Bestik Daging

Terdiri dari campuran potongan wortel , kentang , selada , tomat dan daging

atau lidah dicampur kuah yang nikmat. Yang paling terkenal adalah bestik

lidah, yaitu lidah sapi dicampur telur dibentuk mirip dadar gulung. Bestik

daging yang terkenal di Surakarta berada di daerah Notosuman ke barat yang

pertama kali berdiri sebagai bestik daging di Surakarta. ( Observasi:

Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )

17. Soto Kwali

Soto Kwali merupakan soto yang dimasak menggunakan kwali besar kkarena

dengan dimasak menggunakan kwali maka akan menimbulkan rasa yang

lebih nikmat daripada soto biasa. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data

Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

18. Brambang Asem

Brambang Asem terdiri dari rebusan daun ketela pohon yang dicampur tempe

gembus (terbuat dari ampas tahu). Yang lebih nikmat adalah rasa pedas yang

unik. Bumbu / sambalnya merupakan gabungan dari bawang, asem Jawa ,

cabe rawit , gula Jawa dan sedikit garam. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta

: Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

19. Nasi Rawon

Nasi yang disertai kuah berwarna hitam karena bumbu masak yang disebut

kluwak , dicampur potongan daging dan taoge. ( Arsip Disperindag Kota

Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

20. Cabuk Rambak

Isi dari hidangan ini sekilas tampak sederhana. Banyak ketupat yang diiris

tipis-tipis dan diberi bumbu yangg mirip sambal kacang kemudian di tambah

karak sebagai pelengkap. Cabuk rambak turun temurun dari jaman

pemerintahan Pakubuwono IX, penjual cabuk rambak yang terkenal adalah di

depan Pasar Gede sekarang tinggal satu yang masih bertahan disana. Namun

sekarang dapat ditemukan di Galabo di malam hari.Makanan tersebut sangat

langka ditemukan, oleh karena itu banyak yang penasaran dan mencoba

menikmatinya. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April

2011 )

21. Gempol Pleret

Salah satu penjual Gempol Plered tempo dulu yang masih bisa ditemui ada di

depan Toko Abon Varia, di kawasan Coyudan. Minuman unik dan langka

ini terdiri dari bulatan-bulatan tepung beras seukuran ibu jari orang

dewasa. Bulatan ini lantas diguyur dengan kuah santan, dan dikucuri

gula kelapa cair. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan

Menu di Galabo Per Januari 2011 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

22. Sate Ular Kobra

Sate ini berbahan dasar ular kobra dengan digoreng kering dan darah

ular dapat dinikmati bersamaan agar terasa manfaatnya. Untuk para

pria yang sudah berumah tangga, bisa merasakan manfaatnya untuk

menambah vitalitas sedang bagi yang berfungsi sebagai obat penyakit

kulit. Kalau siang dapat dijumpai penjual sate kobra di ruko pusat oleh-

oleh Jongke. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April

2011 )

23. Sop Buntut Goreng

Merupakan sop buntut goreng biasa buka di utara Novotel, sop buntut

merupakan ekor sapi yang dipotong dan masih terdapat daging dimasak

untuk menikmati daging yang garing diluar dan empuk di dalam. Kuah

kaldu sapi yang hangat dengan tomat dan wortel yang segar. ( Observasi:

Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )

24. Ledre

Ledre sebenarnya adalah makanan khas Bojonegoro. Berbentuk gapit (seperti

emping gulung) dengan aroma khas pisang raja yang manis. Sangat tepat

untuk teman minum teh atau dan sajian tamu atau untuk oleh-oleh. Perbedaan

ledre dengan gapit yaitu ledre lebih halus, lembut dan aroma pisangnya

menyengat, sementara gapit agak kasar. selain dari pisang raja ledre juga bisa

terbuat dari berbagai pisang misalnya pisang saba, pisang hijau, pisang

susu,dll. tetapi yang khas di daerah bojonegoro atau lebih optimalnya dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

membuat ledre yaitu menggunakan pisang raja. ( Arsip Disperindag Kota

Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

25. Ayam Goreng

Ayam goreng merupakan makanan yang sudah sering dijumpai dan

dinikmati, walau begitu di Galabo juga menyediakan ayam dan bebek

goreng bakar pak H.Slamet. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data

Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

26. Bakmi

Bakmi Pak Dul merupakan warung makan bakmi terkenal di kawasan

jalan menuju Mangkunegaran Surakarta, selalu ramai dikunjungi di

sore hari. Menyajikan menu bakmi, bihun, kwiteaw, nasi goreng,dan

lainnya. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di

Galabo Per Januari 2011 )

27. Sea Food

Sea food Pak Petruk merupakan warung makan yang berada di depan

Hotel Ibis Surakarta yang menyediakan aneka masakan sea food bagi

pengunjung yang muslim tidak perlu khawatir karena di warung makan

Pak Petruk tidak menggunakan minyak babi. ( Observasi: Pedagang

Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

28. Lontong Ceker

Menu ini memang sangat sederhana karena menyajikan Ceker dibumbu

bacem bakar kemudian ditambahkan lontong dan sambal kacang. ( Arsip

Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari

2011 )

29. Coffe Shop

Priyayi membuka stannya di Galabo menyediakan beraneka minuman

kopi berkombinasi untuk memberi nuansa berbeda dengan hanya

menyajikan minuman. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta,

23April 2011 )

30. Aneka Jamur

Menyediakan banyak masakan berbahan dasar jamur, makanan ini

sangat baik untuk vegetarian. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota

Surakarta, 23April 2011 )

31. Nasi Timbel

Masakan dari Jawa Barat ini adalah yang nasi putih biasa yang panas lalu

dibungkus daun pisang, karena dibungkus daun pisang maka akan

menimbulkan aroma yang nikmat jika dinikmati bersama tempe, tahu dan

daging. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di

Galabo Per Januari 2011 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

32. Jagung Bakar

Jagung bakar memang merupakan menu ringan untuk dinikmati sambil

berkumpul bersama teman, melihat Galabo ramai oleh anak muda maka

tidak heran jika jagung bakar ini juga ramai pesanan. ( Observasi:

Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )

33. Kebab

Kebab adala hidangan daging panggang/bakar yang ditusuk memakai

tusukan atau batang besi. Hidangan ini umum dijumpai dalam masakan

Laut Tengah, masakan Kaukasus, masakan Asia Tengah, masakan Asia

Selatan, dan masakan beberapa negara Afrika. Daging yang umum

dipakai untuk kebab adalah daging domba dan daging sapi, atau

kadang-kadang daging kambing, daging ayam, ikan, atau kerang. Kebab

daging babi dikenal dalam masakan Armenia, Bulgaria, Siprus, Yunani,

dan negara bagian Goa di India. Tapi kebab yang disediakan di

Surakarta tentu dari daging sapi halal. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta

: Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

34. Burger

Burger yang sudah dikenal dengan makanan dari barat yang memang

sudah banyak dijumpai berada dimana saja. Burger atau hamburger

adalah sejenis makanan berupa roti berbentuk bundar yang diiris dua

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dan ditengahnya diisi dengan daging, kemudian sayur-sayuran berupa

selada, tomat dan bawang bombay. Sebagai sausnya, burger diberi

berbagai jenis saus seperti mayones, saus tomat dan sambal serta

mustard. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta: Daftar Nama Makanan di

Gladag Langen Bogan tahun 2011 ).

Keberadaan Gladak Langen Bogan (Galabo) yang merupakan pusat jajanan

dan kuliner malam di Kota Surakarta sekarang mulai dinilai tidak lagi mampu

menarik minat pengunjung. Konsep yang kurang menarik serta manajemen yang

kurang tertata harus dievaluasi agar dapat lebih menarik sehingga mampu

meningkatkan pengunjung.

Pada tahun 2008 terdapat 75 stand kuliner, berikut daftar menu dan

pedagangnya :

1. Nasi Pecel

2. Wedangan “Sruput Sendok”

3. Sea Food “Pak Petruk”

4. Gudeg Ceker Bu Kasno

5. Sate Kere “ Yu Rebi”

6. Bakmi “Pak Dul”

7. Tengkleng

8. Kedai Sederhana

9. M & M

10. Wedang Dongo

11. Mama Sreng-Sreng

39. Soto & Sop

40. Gudeg Kendil

41. Shi Jack

42. Sop Buntut

43. Pisang Kremes & Es Buah

44. Lesehan “Mbak Budi”

45. Pepes Ikan

46. Harjo Bestik

47. Dawet selasih

48. Nasi Liwet

49. Mbak Imah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

12. Konco Dewe

13. Cabuk Rambak

14. Mie Ayam “Sabar Menanti”

15. Rawon Penjara

16. Bakso Alex

17. Nasi kabuli

18. Kebab

19. Nggone wedangan

20. Sayur Ndeso

21. Bubur Ayam

22. Bandeng Segar

23. Sumber Bestik

24. Tahu Kupat

25. Ayam Presto

26. Gempol Pleret

27. Trancam

28. Sop Ceker

29. Jagung Bakar

30. Sate Ayam “Pak Nur”

31. Kakap Bakar

32. Mie Toprak

33. Selat Segar

34. Mie Hotplate

35. Timlo

50. Kambing Oven “Oasis”

51. Kedai Biru

52. Kue Leker

53. Capcay Larasati

54. Sate Kambing “Haji Bejo”

55. Jenang Tumpang

56. Nasi Kaosan

57. Bang Ucin

58. Bakmi Populer

59. Oseng-oseng Mercon

60. Bubur Kacang Ijo

61. Lontong Opor

62. Nasi Goreng “Pak Sodiq”

63. Kambing Guling

64. Bebek Goreng

65. Aura Bebek

66. Sop Ayam

67. Nasi Goreng “Mbak Nik”

68. Lumpia Solo

69. Sambel Belut

70. Nasi Uduk

71. Sea Food “Pak Petruk”

72. Soto Kuah

73. Sate Ayam “Rachmad”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

36. Kopi Kupas

37. Nasi Timbel

38. Bunga Juice

74. Nasi Kuning

75. Lontong Ceker

B. Karakteristik Pengunjung Di Gladag Langen Bogan

Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik

perjalanannya (Trip Descriptor) dan karakteristik wisatawannya (Tourist

Descriptor) sehingga dapat diketahui tujuan wisata pengunjung. Karakteristik

perjalanan wisatawan dibagi kedalam beberapa kelompok. Secara umum jenis

perjalanan (Trip Descriptor) dibedakan menjadi perjalanan rekreasi, berkunjung,

bisnis dan kelompok perjalanan lainnya. Lebih lanjut jenis jenis perjalanan ini

juga dapat dibedakan berdasarkan lama perjalanan, jarak tempuh, waktu

melakukan perjalanan, jenis akomodasi dan transportasi yang digunakan,

pengorganisasian perjalanan dan biaya. (Seaton Darbennet,1996:98)

Karakteristik wisatawan (Tourist Descriptor) biasanya digambarkan dengan

kata “ siapa, apa, kenapa, kapan, dimana, dan berapa banyak” atau yang lebih

dikenal 5W1H ( who, what, where, when,why, how). Untuk menjelaskan hal hal

tersebut digunakan beberapa karakteristik diantaranya karakteristik sosio

demografik, karakteristik geografis, dan karakteristik psikografis. (Seaton

Darbennet,1996:98)

1. Karakteristik Sosio Demografik Pengunjung Gladag Langen Bogan.

Karakteristik Sosio Demografik adalah pembagian berdasarkan

karakteristik ini paling sering dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas social, ukuran

keluarga, dan lain lain. Pembagian wisatawan berdasarkan karakteristik ini

paling nyata kaitanya dengan pola berwisata wisatawan.

Tabel 1. Data Pengunjung Sesuai Jenis Kelamin.

Jenis kelamin Jumlah Presentase

Laki – Laki

Perempuan

32

18

64 %

36 %

Total 50 100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.1 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang ke Galabo

kebanyakan laki – laki dikarenakan pengunjung memilih Galabo sebagai

tempat berkumpul dengan teman yang menyenangkan sebab berada di outdoor

sehingga kesannya yang tidak terbatasi dan Galabo hanya buka dimalam hari.

Tabel 2. Data Pengunjung Sesuai Status Perkawinan.

Status Jumlah Presentase

Belum Menikah

Menikah

29

21

58%

42%

Total 50 100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Dari tabel.2 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan masih

berstatus belum menikah. Pengunjung yang datang bersama teman kerja atau

masih mahasiswa, sehingga yang berkeluarga banyak datang di hari akhir

pekan atau hari libur.

Tabel 3. Data Pengunjung Sesuai Pekerjaan.

Pekerjaan Jumlah Presentase

Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta

Pegawai Swasta

Pegawai Negeri

Pengajar

Pelajar/Mahasiswa

4

6

10

7

8

15

8 %

12 %

20 %

14 %

16 %

30 %

Total 50 100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.3 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan dari

kalangan pelajar dan mahasiswa yang lebih memilih Galabo sebagai tempat

makan sekaligus berkumpul dengan teman.

Tabel 4. Data Pengunjung Sesuai Usia.

Umur Jumlah Presentase

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

< 16

16 – 30

30 – 50

12

28

10

24 %

56 %

20 %

Total 50 100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.4 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan

remaja dan dewasa, karena jika malam pengunjung mempunyi waktu luang

untuk dapat mengunjungi Galabo.

Tabel 5. Data Pengunjung Sesuai Pendidikan Akhir.

Pendidikan Jumlah Presentase

SD - SMP

SMA

Diploma – Sarjana

1

21

28

2 %

42 %

56 %

Total 50 100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.5 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan

lulusan atau sedang menjalani study pengunjung sebagai sarjana/diploma

karena di Galabo memang banyak didatangi masyarakat yang berbagai daerah

eks-Surakarta dan sekitarnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 6. Data Pengunjung Sesuai Penghasilan Perbulan.

Rata – rata Penghasilan Jumlah Presentase

< Rp 750.000

< Rp 1.000.000

< Rp 1.500.000

7

11

32

14 %

22 %

64 %

Total 50 100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.6 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang berdasarkan

golongan menengah ke atas, bagi pengunjung berkumpul bersama ditempat

yang dinilai nyaman tanpa memikirkan harga makanan asalkan mendapatkan

kepuasan.

2. Karakteristik Geografis Pengunjung Gladag Langen Bogan.

Karakteristik Geografis, membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat

tinggalnya.

Tabel 7. Data Pengunjung Sesuai Tempat Asal.

Berangkat Dari Jumlah Presentase

Yogyakarta 5 10 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Surakarta ( eks )

Semarang

Jakarta

Bali

Lainnya

41

-

4

-

-

82 %

-

8 %

-

-

Total 50 100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.7 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan

berasal dari eks-Surakarta, pengunjung yang dari luar Surakarta hanya sedikit

dihari biasa dan banyak di hari libur. Pengunjung dari luar eks-Surakarta yang

di Galabo sedang menjalankan pekerjaan di Kota Surakarta.

Tabel 8. Data Pengunjung Sesuai Transportasi yang Digunakan.

Transportasi yang Digunakan Jumlah Presentase

Kendaraan Pribadi

Angkutan umum

Lainnya

50

-

-

100%

-

-

Total 10 100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Dari tabel.8 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang adalah masyarakat

lokal dan karena Galabo buka pada malam hari sehingga dapat dijangkau

secara efektif menggunakan kendaraan pribadi.

3. Karakteristik Psikografis Pengunjung Gladag Langen Bogan.

Karakteristik yang ketiga yaitu karakteristik psikografis membagi wisatawan ke

dalam kelompok berdasarkan gaya hidup dan karakteristik personal.

Tabel 9. Data minat wisatawan terhadap DTW.

DTW yang disukai wisatawan Jumlah Presentase

Ramai

Sepi

Kota

Desa

Pantai

Tempat Perbelanjaan

10

14

-

-

8

18

20 %

28 %

-

-

16 %

36 %

Total 50 100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.9 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang mempunyai

pendapat mengenai DTW yang diminati pengunjung, kebanyakan adalah

tempat pembelanjaan karena kebanyakan adalah perempuan yang memang

senang berbelanja saat mengunjungi suatu daerah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Tabel 10. Data Tujuan Wisatawan Mengunjungi DTW.

Tujuan Utama Wisatawan

Mengunjungi Galabo

Jumlah Presentase

Berlibur / Bersantai

Makan

Ingin Tahu

Bisnis

29

11

10

-

58 %

22 %

20 %

Total 50 100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.10 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang mempunyai

pendapat bahwa mengunjungi Galabo mutlak untuk bersantai dan berlibur

karena untuk melepas penat dari keseharian.

Tabel 11. Pendapat Wisatawan Mengenai Keanekaragaman Daya Tarik di

Surakarta.

Pendapat Wisatawan Mengenai

Keanekaragaman Daya Tarik di

Surakarta

Jumlah Presentase

Sangat Baik 18 36 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Banyak

Cukup

Sedikit

4

22

6

8 %

44 %

12 %

Total 50 100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.11 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang mempunyai

pendapat bahwa Kota Surakarta memiliki keanekaragaman yang cukup untuk

menjadi daya tarik wisatawan. Mulai dari budaya, religi, alam, dan historis

yang dapat menjadi asset Kota Surakarta.

Berdasar beragam karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan

beragam pula keinginan & kebutuhan akan suatu produk wisata. Pengelompokan

wisatawan dapat memberi informasi mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi

obyek wisata. Pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam

merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu,

termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar suatu

obyek.

Menurut pengunjung, Galabo perlu pembenahan mengenai pelayanan

pedagangnya. Pedagang di Galabo kurang mengerti cara menawarkan jasanya dan

menyajikannya. Di saat gerimis, pedagang menyajikan makanan kepada pengunjung

tanpa ditutupi sehingga air hujan mengenai makanan. Sekarang mulai berkurangnya

jumlah makanan khas di Galabo, menjadikan pengunjung juga berkurang. Pengunjung

juga berharap Pemkot Surakarta memikirkan Galabo agar tidak semakin berkurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

jumlah pedagangnya, pembenahan manajemen dirasa mampu merubah keadaan

Galabo sekarang yang semakin berkurang eksistensinya.

C. Segmentasi Pasar Untuk Wisata Kuliner Di

Gladag Langen Bogan

Pada dasarnya setiap usaha bisnis harus memilih pasar yang dijadikan

sasaran bisnisnya. Pemilihan segmen pasar tersebut akan menentukan jumlah

kualitas dan fasilitas serta pelayanan yang selanjutnya juga kualitas sumber daya

manusiannya. Dalam menganalisa segmentasi pasar, pahami peran dan metode

segmentasi pasar. (Swarbrooke,1995:75)

1. Peranan Segmentasi Dalam Marketing.

a) Memungkinkan untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan

kompetitif perusahaan kita.

b) Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi di pasar.

c) Merupakan basis untuk mempersiapkan strategi marketing selanjutnya.

d) Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik

dan cara yang berbeda. (Swarbrooke,1995:76)

2. Metode Untuk Mengetahui Segmentasi Pasar.

Untuk melihat segmentasi pasar dikelompokkan pada 4 metode yaitu

geographical, demographic, psycographic dan behaviouristic. (Swarbrooke,1995:76) .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Keempat metode tersebut akan menunjukkan tingkat segmentasi pasar dari bawah,

menengah dan atas. Keempat metode tersebut adalah sebagai berikut :

a) Metode geographical adalah pengunjung dikelompokkan berdasarkan karakteristik

geografi, seperti tempat tinggal pengunjung. Dari data karakteristik pengunjung di

Galabo, diketahui bahwa segmentasi pasar secara geographical adalah yang

berkunjung ke Galabo lebih banyak dari Surakarta dan pengunjung dari luar kota

biasanya dikarenakan rasa ingin tahu mengenai wisata kuliner di Surakarta

tersebut. Dan akses menuju DTW pun sangat mudah karena lokasinya di ujung Jl.

Slamet Riyadi tepatnya di Jl. Mayor Sunaryo.

b) Secara demographic pengunjung dikelompokkan berdasarkan karakteristik

demografi, seperti umur dan jenis kelamin. Secara demographic yang menunjukkan

bahwa kunjungan di Galabo dari tingkat sosial menengah keatas. Pengunjungnya

kebanyakan adalah pelajar, mahasiswa, pegawai dan keluarga.

c) Metode psycographic yang menilai pengunjung dikelompokkan berdasarkan sikap

dan pendapat, seperti gaya hidup, kepribadian dan kelas sosial. Sesuai metode

psycographic, pengunjung yang datang untuk bersantai dan menikmati makanan

yang ada disana.

d) Metode yang terakhir yaitu behaviouristic yang menjelaskan hubungan wisatawan

dengan produk wisatawan yang ditawarkan. Galabo memang wisata kuliner yang

menyajikan nuansa berbeda di malam hari,sehingga perasaan yang didapat akan

puas jika baru nuansa berbeda di malam hari, sehingga perasaan yang didapat akan

puas jika baru pertama kali berkunjung ke DTW minat khusus tersebut. Kemudian

bagi wisatawan yang pernah berkunjung pun akan ingin kembali menikmati suasana

malam di JL. Mayor Sunaryo tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Metode psycographic yang lebih dominan dalam mengetahui pasar yang dituju

dengan menilai pengunjung berdasarkan sikap dan pendapat, seperti gaya hidup,

kepribadian dan kelas sosial. Dari kelas sosial dan gaya hidup pengunjung, Galabo

memiliki pasar bagi kalangan menengah keatas. Dikarenakan tempatnya yang outdoor

sangat cocok untuk kalangan muda dan keluarga serta harga makanan yang tidak terlalu

mahal pun menjadi alasan untuk kalangan menengah keatas suka menikmati malam di

Galabo. Dari segmentasi pasar dan karakteristik wisatawan, dapat dijadikan acuan untuk

mengetahui manajemen pengembangan Galabo kedepan. ( Wawancara : Budy Sartono,

selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 5 April

2011).\

Pengunjung yang dapat dari kalangan muda dikarenakan tempat kuliner ini

berkonsep modern. Di Kota Surakarta banyak terdapat tempat makan lesehan yang

cocok untuk anak muda, dan di Galabo juga menyediakan tikar untuk lesehan sehingga

ramai dikunjungi anak muda. Dengan demikian diharapkan pengembangan kedepan

yang lebih memikirkan kebutuhan anak muda seperti sinyal wifi dan hotspot yang lancar,

karena banyak pengunjung yang menngunakan layanan hotspot di Galabo.

D. Manajemen Pengelolaan Gladag Langen Bogan

Galabo diresmikan oleh Menteri Perdagangan RI pada 13 April 2008 sebagai

salah satu wisata kuliner Kota Surakarta. Pemkot Surakarta menunjuk 10 SKPD (

Satuan Kerja Perangkat Daerah ) Kota Surakarta yang terdiri dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata , Dinas

Pendapatan Daerah , Dinas Perhubungan, Dinas Pemukiman dan Prasarana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Wilayah , Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi , Dinas Lalu Lintas Angkutan

Jalan Raya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan , dan Badan Perencanaan

Pengembangan Daerah, Badan Promosi Pariwisata Indonesia Kota Surakarta (

BPPIKS ) sebagai kelompok kerja yang bertanggung jawab menangani seluruh

birokrasi Galabo mulai dari penataan , fasilitas , promosi , perijinan , dan

pengembangan. Disperindag Kota Surakarta ditunjuk oleh Pemkot Surakarta

sebagai koordinator yang bertanggung jawab menangani pengelolaan tempat

,sistem kerja pengelola lapangan , dan perijinan pedagang. Galabo dikelola oleh

pengelola swasta yang bernama Paguyuban Pedagang Galabo yang terdiri dari

masyarakat sekitar, sehingga pengelola lapangan bukan dari Disperindag ataupun

SKPD lainnya . Hal tersebut diharapkan agar masyarakat sekitar juga berperan

sebagai stakeholder yang ikut menjaga Galabo serta sebagai lapangan kerja

masyarakat sekitar. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid

Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )

Paguyuban Pedagang Galabo menerima semua retribusi per malam dari semua

pedagang yang berjualan di Galabo. Setiap pedagang diwajibkan membayar

Rp.15.000;- / malam, yang kemudian digunakan oleh Paguyuban Pedagang

Galabo untuk membayar air, listrik, perawatan gerobak, keamanan, kebersihan

dan gaji pengelola swasta. Pemkot Surakarta hanya menerima pajak penghasilan

pedagang sebesar 10 % dari omset penjualan per malam yang dibayarkan setiap

malamnya kepada petugas Dipenda Kota Surakarta yang berada di Galabo. (

Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali,selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota

Surakarta, 21 Maret 2011 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Pedagang yang berjualan di Galabo harus memenuhi syarat penyewaan stan

yaitu surat permohonan, fotokopi kk dan ktp warga Kota Surakarta, menyebutkan jenis

makanan ( yang diutamakan mempunyai ciri khas ) dan semua dapat diserahkan di

Disperindag Kota Surakarta tanpa dipungut biaya pendaftaran. Pedagang mendapatkan

fasilitas gerobak dagang dan tempat cuci piring permanen dari Pemkot Surakarta.

Pemkot Surakarta juga menyediakan toilet umum dan lahan parkir yang luas. Pada akhir

pekan dan hari libur selalu diadakan live musik untuk menghibur pengunjung yang

datang di Galabo. Pemkot Surakarta tidak menyediakan dana khusus untuk acara live

musik di Galabo karena ide pengadaan acara live musik tersebut dari pedagang.

Pintu masuk Galabo terdapat di sebelah timur dan barat Galabo, yang

digunakan sebagai pakir area khusus kendaraan roda dua yang dapat menampung

sekitar 300 kendaraan. Di sebelah utara Galabo terdapat lahan kosong yang luas

yang digunakan untuk parkir kendaraan roda empat dan bus pariwisata yang dapat

menampung sekitar 50 kendaraan roda empat. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor

Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )

E. Manajemen Promosi Gladag Langen Bogan

Gladag Langen Bogan merupakan wisata kuliner milik Pemkot Surakarta yang

dikelola bersama masyarakat. Pemkot Surakarta menunjuk 10 SKPD Kota Surakarta

untuk membantu mengembangkan Galabo, mulai dari pengelolaan, penataan,

pengembangan dan pemasaran obyek. Galabo yang juga termasuk salah satu DTW saat

mengunjungi Kota Surakarta, sehingga dapat disimpulkan bahwa Galabo juga

merupakan salah satu obyek wisata malam atau lebih tepatnya wisata kuliner khas Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Surakarta. Sebagai salah satu obyek wisata, tentunya peran Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata ( selanjutnya Disbudpar ) juga ikut berperan dalam mempromosikan Galabo

sebagai salah satu DTW di Kota Surakarta.

Peran Disbudpar Kota Surakarta dalam mempromosikan Galabo sangat

beragam, mulai dari informasi mengenai Galabo menggunakan tehnik promosi

pariwisata. Tehnik promosi tersebut digunakan untuk memberikan informasi secara luas

mengenai jasa yang ditawarkan berupa wisata kuliner khas Kota Surakarta. ( Wawancara

: Budy Sartono, selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota

Surakarta, 5 April 2011).

1. Tehnik Promosi Untuk Gladag Langen Bogan

Ada tiga teknik promosi yang digunakan Disbudpar Kota Surakarta untuk

melakukan promosi seluruh obyek pariwisata di Kota Surakarta termasuk Galabo, yaitu

advertising, personal selling, dan public relation. ( Wawancara : Budy Sartono, selaku

Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 5 April 2011).

a) Advertising

Advertising atau yang sering juga dikenal dengan istilah periklanan, merupakan

salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang

digunakan oleh perusahaan baik perusahaan barang maupun jasa. (Salah Wahab,

2003:150) . Peranan periklanan dalam pemasaran jasa untuk pariwisata Kota

Surakarta adalah membangun kesadaran (awarenes) calon wisatawan terhadap

jasa pariwisata yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan wisatawan

tentang obyek yang ditawarkan, membujuk calon wisatawan agar mengunjungi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

obyek wisata, menggunakan jasa pariwisata di Kota Surakarta, dan untuk

membedakan pelayanan dari pariwisata Kota Surakarta dengan kota lain lain

(diferentiate the service).

Periklanan yang dilakukan Disbudpar Kota Surakarta untuk Galabo seperti

menawarkan wisata kuliner tersebut didalam website pariwisata Kota Surakarta (

www.wisatasolo.com ), informasi melalui leaflet Map of Solo dan Sourounding Solo

yang disebarkan di hotel – hotel di Kota Surakarta, kemudian juga disebarkan di

bandara – bandara internasional, travel agent di Pulau Jawa dan Bali, ASITA, dan

PHRI. Media cetak dan elektronik juga mendukung promosi yang dilakukan untuk

Galabo seperti di koran, majalah kuliner, dan radio.

b) Personal Selling

Personal selling atau sering disebut penjualan tatap muka merupakan aktifitas

komunikasi antar produsen yang diwakili oleh tenaga penjual, dengan konsumen

potensial, yang melibatkan pikiran dan emosi, serta berhadapan langsung dengan

pembeli. (Salah Wahab, 2003:150). Teknik promosi dengan menggunakan Personal

selling dapat dilakukan langsung dengan pengunjung Galabo saat pengunjung

sedang memilih menu yang akan dipilih. Pedagang juga membantu dalam tehnik

promosi tersebut, karena dalam personal selling yang berperan adalah pedagang

secara langsung.

Pedagang harus dibekali dengan cara menawarkan produk secara sopan dan

tepat pada calon pembeli, sehingga calon pembeli merasa tertarik untuk membeli

produk yang ditawarkan penjual. Pedagang berlomba – lomba menawarkan produk

yang mereka jual dengan mendatangi pengunjung yang sedang duduk atau

pengunjung yang sedang berjalan – jalan melihat deretan pedagang.

c) Public Relation

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Kata “masyarakat” dalam hubungan masyarakat berarti setiap individu,

kelompok, organisasi dan lain sebagainya, yang mempunyai potensi untuk

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengusaha produk pariwisata yang

bersangkutan, seperti karyawan, pelanggan, perantara atau penyalur dan

pemimpin masyarakat. Kata “hubungan” berarti menciptakan atau membuka

komunikasi dua arah yang saling menguntungkan, termasuk hubungan pertukaran

dalam pemasaran produk pariwisata. Oleh karena itu, hubungan masyarakat

bertanggung jawab untuk menentukan dan mempertahankan komunikasi dua arah

secara terbuka dengan semua lapisan masyarakat serta menciptakan opini

masyarakat yang baik tentang produk pariwisata yang ditawarkan oleh perusahaan.

(Salah Wahab, 2003:151)

Public relation merupakan kiat pemasaran penting lainnya, perusahaan tidak

harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur saja, tetapi ia

harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar.

Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi tentang

produk barang dan jasa, organisasi maupun perorangan yang disebarluaskan ke

masyarakat melalui media massa tanpa pengawasan dari sponsor. (Salah Wahab,

2003:151).

Galabo juga dipromosikan melalui public relation, mulai dari publikasi media

cetak dan baliho. Media cetak memang sudah mempromosikan Galabo sejak

pertama kali Galabo diresmikan sampai sekarang seperti berita yang ditulis di koran

Solopos, Joglosemar, Suara Merdeka, Sindo, Kompas, dsb yang memberi informasi

mengenai Galabo. Dari berita dimedia cetak tersebut, masyarakat luas dapat

mengetahui peresmian Galabo, perkembangan Galabo sampai permasalahan yang

terjadi mengenai Galabo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

F. Analisis SWOT

Analisa yang dilakukan untuk mengetahui potensi dari Daerah Tujuan

Wisata ( DTW ) yang di lakukan terhadap Gladak Langen Bogan terdiri dari

berbagai aspek yaitu strength, weakness, opportunity, threat.( Freddy

Rangkuty, 2007:17)

1. Strength ( Kekuatan )

Gladak Langen Bogan memiliki beberapa kekuatan yang dapat

menjadikan wisata kuliner tersebut berpotensi untuk dikembangkan.

Untuk mengetahui kekuatan Galabo dapat dilihat dari dua aspek yaitu

Kriteria Obyek Yang Diminati Pengunjung dan Aspek Pengembangan

Wisata.

a) Kriteria Agar Obyek Diminati Pengunjung

1) Someting To See (Bisa Di Lihat)

Merasa berada di suatu surga makanan dan minuman yang

tertata rapi dan bersih dan setting tempat yang yang lain dari

yang lain di Kota Surakarta serta juga dapat melihat aktifitas

malam Kota Bengawan di malam hari yang jika diperhatikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

tidak akan ditemukan di tempat lain kecuali di Kota Surakarta,

Gladak Langen Bogan ( Galabo ). Pusat jajanan Galabo di buka

dengan menutup arus lalu lintas pada jalan utama setelah pukul

18.00 WIB.

Para penikmat kuliner dapat berkunjung sambil menikmati

suasana Kota Surakarta di malam hari dengan berjalan kaki di

sepanjang jalan depan Pusat Grosir Solo sambil memilih

makanan yang akan dinikmati. Pada akhir pekan, tak hanya

makanan minuman khas yang ditawarkan di Galabo tetapi juga

sajian live music dapat pula dinikmati pengunjung secara gratis.

Pemandangan kota di tengah hiruk pikuk malam hari serta

sambil menikmati sajian makanan dan minuman khas Kota

Surakarta, menjadikan wisata malam semakin indah. (

Observasi: Gladag Langen Bogan, 21 Maret 2011)

2) Something To Do (Melakukan Kegiatan Wisata)

Selain dapat melihat suasana yang menarik di malam Kota

Surakarta, pengunjung juga dapat memesan makanan dan

minuman sesuai selera dengan jalan – jalan dari timur ke barat

depan Grosir Solo (PGS) ataupun sebaliknya. Apabila

pengunjung tidak tahu makanan dan minuman yang berada

disana, maka para penjual yang menempati stand Galabo akan

menawarkan dagangannya dan menjelaskan makanan dan

minuman apa yang dijajakan, jadi pengunjung akan lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

mudah menemukan selera makannya dan kemudian memilih

tempat makan di tempat duduk berpayung atau dapat memesan

tikar yang selalu di sediakan penjual untuk memanjakan

pengunjung yang berkunjung agar nyaman dan betah berlama

lama di Galabo.

Pengunjung juga di harapkan berinteraksi dengan para

penyanyi yang di sediakan oleh persatuan pedagang, sebagai

feedback antara pengunjung dengan pihak pengelola. Lagu –

lagu yang disajikan untuk pengunjung juga bervariasi mulai

dari pop, campursari, keroncong, ataupun sesuai permintaan

pengunjung. Masih banyak yang bisa dilakukan pengunjung

dikawasan Galabo, khususnya bagi anak – anak bisa bermain di

arena bermain anak tepat di halaman Pusat Grosir Solo,

berbagai arena bisa dipilih di sana. ( Observasi: Gladag Langen

Bogan, 21 Maret 2011)

3) Something To Buy (Berbelanja Sebagai Icon / Ciri Khas)

Pengunjung bisa melakukan kegiatan berupa shoping night di

depan PGS, dilakukan outdoor sambil berjalan – jalan memilih

jajanan yang ingin dinikmati. Pengunjung di Galabo setelah

pesan makanan dapat membayar diawal ataupun jika sudah

diantar pesanannya tergantung pengunjung sendiri. Semua

pedagang mengharapkan pengunjung membeli oleh – oleh dari

Galabo, maka penjual harus sudah siap dagangannya di bawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

pulang oleh pelanggan dengan kemasan menarik khas masing –

masing penjual. Oleh – oleh sangat diharapkan oleh berbagai

sistem penunjang sebagai wadah promosi yang efektif untuk

pariwisata Kota Surakarta dengan variasi baru dengan

dibukanya Wisata Kuliner Galabo. Aspek pengembangan

kuliner yang digalakkan Pemkot Surakarta dalam peluasan

lahan pariwisata melalui promosi secara langsung maupun tidak

langsung . ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21 Maret 2011)

b) Aspek Pengembangan Wisata

1) Attraction ( Daya Tarik )

Perjalanan sejarah Kota Surakarta sangat dipengaruhi oleh budaya

dari kedua istana dan pemerintahan Belanda serta budaya sebagai

kota dagang. Kota Surakarta dikenal juga sebagai kota dagang, salah

satunya ditandai perkembangan Pasar Gedhe, pasar tradisional yang

dikenal di Kota Surakarta. Kota Surakarta merupakan salah satu kota

di Indonesia yang di bangun berdasarkan konsep penataan kota

modern.

Sebuah terobosan baru yang dilakukan pemerintah Kota Surakarta

adalah menggabungkan semua obyek wisata kuliner khas Kota

Surakarta di dalam satu kawasan di daerah Gladak. Kini

pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan

kuliner Kota Surakarta dengan hanya mengunjungi satu

kawasan. Tempat yang diberi nama Gladak Langen Bogan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

sangat jarang ditemukan di Jawa Tengah khususnya, dan

Indonesia pada umumnya. Suatu pembuatan destinasi

pariwisata baru yang berhasil, karena kini kawasan itu banyak

menarik pengunjung lokal maupun mancanegara yang singgah

ke Kota Surakarta.

Keunikan dari tempat wisata kuliner ini adalah lokasinya yang

terletak dijalan raya, pengunjung dapat menikmati sajian

makanan dan minuman dijalan raya yang saat siang sebagai

jalur transportasi, tentu tidak dapat ditemukan di tempat selain

di Galabo. Kemudian daya tarik lainnya adalah pusat jajanan

malam hari ini menawarkan aneka makanan minuman khas dan

tradisional yang sudah legendaris di Kota Surakarta, tidak perlu

keliling kota untuk mencarinya karena cukup berada di satu

tempat yaitu Galabo. ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21

Maret 2011)

2) Accesable ( Aksesibilitas )

Kawasan Galabo terletak tepat di tengah – tengah kota Solo

atau tepatnya di Jl.Mayor Sunaryo. Pengunjung yang ingin

menikmati makanan dan minuman di Galabo membutuhkan

kendaraan pribadi menuju ke kawasan wisata kuliner malam

tersebut, karena Galabo hanya buka di malam hari maka

masalah transportasi hanya dapat di jangkau dengan kendaraan

pribadi, becak atau taksi .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Pengunjung dari luar kota dapat menggunakan transportasi

udara via bandara Adi Sumarmo untuk menuju Kota

Surakarta, dan menjangkau Galabo menggunakan taksi.

Pengunjung yang datang menggunakan kereta api, dapat

berhenti di Stasiun Purwosari, Stasiun Solo Balapan, dan

Stasiun Jebres kemudian menuju Galabo menggunakan taksi

karena jarak yang tidak cukup jauh dan para pelaksana jasa

tersebut sudah mengenal letak Galabo. Pengguna jasa bus antar

kota, dapat berhenti di terminal Tirtonadi dan menggunakan

jasa taksi menuju Galabo.

Pengujung dari arah timur, menggunakan kendaraan pribadi

dapat menempuh rute perempatan Hotel Asia belok ke kiri.

Dari arah barat dapat menempuh rute mengikuti arah Jl.

Slamet Riyadi lurus ke timur. Dari arah selatan, menuju daerah

Kampung Arab lurus ke utara. Dari segala arah lokasi Galabo

dapat dijangkau dengan mudah. ( Observasi: Gladag Langen

Bogan, 21 Maret 2011)

3) Amenities ( Fasilitas )

Didalam arena kuliner ini terdapat puluhan stand dari berbagai

pedagang makanan, baik makanan yang bernuansa tradisional

maupun modern. Ditempat ini dijual banyak makanan rakyat yang

sudah lama dikenal masyarakat Kota Surakarta dan sekitarnya.

Selain itu berbagai stand tersebut menyediakan tikar untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

pengunjung yang ingin menikmati lesehan atau duduk tanpa kursi.

Bagi yang menginginkan menikmati makanan dengan formal, dapat

duduk dikursi berpayung yang disediakan oleh pengelola. Fasilitas

toliet umum juga disediakan untuk kenyamanan para pengunjung,

tentunya dengan kebersihan yang dijaga. Kebersihan dibutuhkan

untuk memberikan nilai tambah terhadap obyek tersebut, karena

kebersihan merupakan poin utama yang menunjukkan kepribadian

tempat.

Pengunjung yang mengajak anak kecil, juga disediakan arena

bermain anak tepatnya di depan Pusat Grosir Solo sebagai salah satu

fasilitas hiburan. Fasilitas ini dimaksudkan untuk memberikan ruang

bermain bagi anak anak, sehingga Galabo bukan hanya tempat yang

dikhususkan untuk orang dewasa saja. Area parkir yang luas di

sediakan untuk para pengunjung yang datang baik menggunakan

kendaraan roda dua, mobil ataupun menggunakan bus pariwisata.

Area parkir merupakan poin utama yang harus dimiliki oleh suatu

obyek wisata untuk memberikan kenyamanan pengunjungnya. Tidak

hanya fasilitas tersebut yang diandalkan dalam menarik pengunjung

tetapi keamanan juga harus dapat dijamin, sehingga tidak ada

kekhawatiran pengunjung. ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21

Maret 2011)

4) Ancilary ( Pengelola )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Gladak Langen Bogan merupakan salah satu aset wisata Pemkot

Surakarta yang sedang diminati oleh wisatawan yang mengunjungi

kota Surakarta. Dibawah naungan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Surakarta sebagai koordinator, Dinas kebudayaan

dan Pariwisata Kota Surakarta sebagai media promosi, pihak swasta

sebagai pengelola lapangan dan Pemkot Surakarta berperan dalam

penyediaan tempat wisata dan fasilitas. Tanpa kerjasama masyarakat

sebagai pengelola swasta juga tidak mungkin Galabo menjadi salah

satu wisata andalan Kota Surakarta sekarang. ( Observasi: Gladag

Langen Bogan, 21 Maret 2011)

2. Weakness ( kelemahan )

Weakness adalah kelemahan-kelemahan yang dimiliki obyek wisata. Dalam hal

ini setiap pengelola obyek harus mampu meminimalkan dampak kelemahan yang

dimiliki. Pengelola juga harus mampu menindaklanjuti kelemahan yang dimiliki

obyek agar dapat menemukan solusi dan strategi yang jitu untuk menembus pasar.

Pertama, Kota Surakarta makin giat berbenah untuk menarik wisatawan, termasuk

keberadaan bus tingkat Werkudara dan kereta kencana. Tetapi di sisi lain, mata

rantai pengembangan kepariwisataan itu sendiri malah meredup yaitu keberadaan

Galabo yang semakin ditinggalkan konsumen.

Pertama, cuaca yang tidak bersahabat menjadi salah satu kendala daya tarik

Galabo kembali seperti dulu. Seperti diketahui bahwa kondisi Galabo yang bersifat

terbuka memang sangatlah rentan dengan hujan. Oleh karena itu, kondisi hujan

yang terus terjadi dalam setahun terakhir secara tidak langsung mengurangi hasrat

masyarakat untuk menikmati berbagai macam makanan di Galabo. Akibat dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

kondisi tersebut banyak pedagang yang lebih memilih menutup kiosnya karena

semakin merugi. Sementara kalau tetap buka harus membiayai tenaga kerja dan

retribusi. Pilihan untuk menutup sementara stan kuliner di Galabo adalah pilihan

rasional. Seharusnya memang dipikirkan mengenai masalah ini seperti penambahan

kanopi seperti yang akan dilakukan Pemkot dalam pembenahan Galabo kedepan.

Kedua, meski stan di sebelah barat masih tampak ramai sementara yang di

sebelah timur cenderung sepi karena lampu penerangan kota yang redup serta

penataan aliran listrik yang tidak rapi sehingga membahayakan yang berada

dibawah aliran tersebut. Seharusnya dinas terkait dapat melakukan tindakan

membenahan, karena sangat membahayakan untuk pedagang. Penerangan yang

bagus juga dapat menjadi daya tarik pengunjung untuk memilih makanan di

sebelah timur.

Ketiga, pedagang dianggap melanggar aturan tentang jenis menu yang disajikan.

Pedagang banyak yang beralih menu tanpa melaporkannya ke Disperidag selaku

koordinator, hal tersebut juga mengakibatkan hubungan tidak harmonis antar

pedagang. Disebabkan karena pedagang yang beralih menu, mengubah menunya

mirip dengan salah satu pedagang disampingnya. Sebenarnya pedagang

diperbolehkan mengubah menu asalkan melalui mekanisme yang semestinya dan

melaporkan pada Disperindag Kota Surakarta. Mekanisme pergantian menu

seharusnya dengan pengajuan proposal perubahan menu kepada Disperindag,

tetapi sekararang pedagang di Galabo seenaknya berganti menu. Tindakan

pedagang tersebut dikarenakan lemahnya kontrol dari Paguyuban Pedagang

Galabo, sebagai pengelola lapangan dianggap kurang tegas dalam masalah

tersebut. Sehingga seharusnya ada tindakan tegas dari pengelola lapangan seperti

melakukan pembicaraan dan penjelasan untuk mengikuti prosedur yang benar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Keempat, beberapa penjual tidak menulis pesanan yang dipesan oleh

pengunjung, sehingga sangat memungkinkan penjual lupa, apalagi kalau kujungan

sangat ramai pada akhir pekan dan hari libur. Hal tersebut akan mengakibatkan

pengunjung menunggu lama pesanannya. Kelima, banyak penjual yang tidak

menutup atau memayungi makanan atau minuman yang diantar ke pembeli di saat

hujan, dan hal tersebut sangat berpotensi makanan atau minuman yang diantar ke

pembeli kemasukan air hujan. Faktor kualitas menu dan pelayanan di Galabo harus

diperhatikan. Keenam, meja yang disediakan untuk makan pengunjung tidak

langsung dibersihkan oleh para penjual yang bertanggung jawab, jadi keadaan meja

dibiarkan kotor padahal ada pengunjung lain yang akan menempati. Dari tiga

permasalahan tersebut memiliki masalah pada tingkat pelayanan oleh pedagang.

Kualitas pelayanan yang tidak prima karena kurangnya pembinaan yang benar

menjadikan permasalahan tersebut timbul, seharusnya ada pembinaan oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan selaku koordinator untuk memerikan pembelajaran

mengenai pelayanan prima penjualan.

Ketujuh, yang menjadi kelemahan konsep Galabo ini adalah tidak adanya nomor

meja sehingga sangat menyulitkan baik pembeli maupun penjual. Penambahan

nomor pada meja payung diharapkan untuk memberi kemudahan bagi pedagang

saat mencari pembeli dari makanannya. Kedelapan, Galabo diakhir pekan dan

liburan membuat jalan disekitar Jl. Mayor Sunaryo macet, karena saat akhir pekan

terjadi keramaian pengunjung yang datang ke Galabo menggunakan kendaraan

pribadi. Sehingga parkir kendaraan sangat ramai sampai ke area Jl. Slamet Riyadi

dekat air mancur, hal tersebut mengakibatkan pengendara kendaraan yang

melewati jalan menuju Alun – alun utara sangat terganggu. Seharusnya DLLAJR

selaku SKPD terkait yang mengatur lalu lintas dapat bertugas mengatur arus lalu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

lintas diarea tersebut agar tidak menimbulkan kemacetan. ( Observasi: Gladag

Langen Bogan, 21 Maret 2011)

Kesembilan, dari penarikan retribusi Rp.15.000 / malam dari 37 pedagang di

Galabo, Disperindag belum dapat menarik keuntungan untuk menjadi pendapatan

daerah. Pendapatan dari hasil retribusi baru mampu menutupi biaya operasional

Galabo, seperti membayar listrik, air, tenaga kebersihan, dan tenaga lain.

Sementara pendapatan yang diandalkan dari Galabo adalah pungutan pajak yang

dibebankan pada setiap pedagang yang dilakukan oleh dinas pengelolaan,

pendapatan keuangan daerah dan asset (DPPKA) sebesar 10 % dari omset

penjualan setiap pedagang per malam, hanya sedikit dan pedagang juga tidak

transparan. Untuk lebih mengoptimalkan Galabo sebagai penunjang pariwisata,

serta sumber pendapatan daerah, perlu banyak pembenahan agar dapat memberi

kontribusi untuk pendapatan daerah juga. ( Wawancara : Atmanto Setyo Budiono

selaku Ketua Paguyuban Pedagang Galabo, 23 April 2011)

Beberapa kelemahan tersebut untuk mengetahui seberapa besar peran Pemkot

Surakarta mengkaji permasalahan yang timbul di Galabo dan selanjutnya untuk

dibenahi. Peran pengelola swasta juga dibutuhkan dalam bekerjasama secara

profesional dalam mengelola dan membantu pengembangan Galabo kedepan.

3. Opportunity ( Peluang )

Opportunity adalah peluang obyek wisata untuk meningkatkan daya saing serta

untuk menciptakan inovasi – inovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan berupa

produk – produk yang berkualitas dipasaran. Peluang ini juga digunakan untuk

memperluas jaringan pemasaran produk yang pedagang hasilkan. Peluang yang

Galabo miliki juga dapat dilihat dari beberapa penghargaan yang pernah dilakukan

di Kota Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Terkait kepariwisataan Kota Surakarta di tahun 2008, yaitu sukses menggelar

World Heritage Cities Conference and Expo atau WHCCE 25-28 Oktober 2008.

Bahkan Kota Surakarta menjadi tuan rumah juga untuk Solo International Ethnic

Music ( SIEM ) pada 28 Oktober - 1 November 2008. Di akhir tahun 2010 Solo juga

menggelar International Keroncong Festival ( IKF ) pada 5 - 6 Desember 2010.

Semua event tersebut menjadi semangat untuk memacu daya jual pariwisata Kota

Surakarta pada khususnya dan Jawa Tengah.

Berita tentang kondisi tidak berkembangnya Galabo haruslah dipikirkan sebagai

tantangan untuk mengembalikan potensi wisata kuliner di Galabo, juga wisata Kota

Surakarta yang lain. Hal tersebut sebenarnya sangat dimungkinkan karena semua

infrastruktur yang ada sangat mendukung terhadap semua harapan tersebut.

Harapan terhadap perkembangan Galabo tidak bisa terlepas dari fakta yang

berkembang bahwa Kota Surakarta dalam tiga tahun terakhir yang menerima berita

buruk seputar pencurian arca dari Museum Radya Pustaka. Selain itu, konflik cagar

budaya misal kasus Benteng Vastenburg dan Sriwedari juga tidak berkembangnya

Galabo menjadi kabar buruk mengenai Kota Surakarta. Oleh karena itu, semua

event yang sukses digelar di Kota Surakarta harus memberi kabar baik untuk

memacu nilai jual kepariwisataan Kota Surakarta .

Keberhasilan ini pada akhirnya akan dapat menyerap banyak tenaga kerja

karena mata rantai dari industri terkait di sektor pariwisata sangat kompleks dan

termasuk padat karya. Artinya, hal tersebut mampu menjadi katup pengaman atas

maraknya Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) saat ini. Di sisi lain, komitmen

pemerintah memacu ekonomi kreatif pada dasarnya juga tak bisa lepas dari kiprah

pariwisata karena memang sektor tersebut banyak memungkinkan tumbuhnya

ekonomi kreatif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Terlepas dari masalah keadaan Galabo sekarang, yang jelas Kota Surakarta telah

dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata dengan berbagai atraksi wisata,

mulai wisata budaya, wisata alam dan juga wisata kulinernya. Salah satu upaya

memacu dan membangun pariwisata Galabo, misalnya dengan menetapkan

pencitraan diri. Meski demikian komitmen pencitraan itu bukanlah persoalan

mudah karena membutuhkan berbagai agenda pembenahan sektoral maupun

lintas sektoral. Oleh karena itu, perlu kajian mendalam agar wisata kuliner yang

terkemas dalam Galabo bisa lebih kembali diramaikan pengunjung. ( Wawancara :

Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21

Maret 2011 )

4. Threat ( Ancaman )

Threat adalah ancaman bagi obyek baik dari luar maupun dari dalam. Ancaman

yang datang dari dalam dapat berupa adanya perpecahan yang timbul akibat suatu

perbedaan tujuan dan pandangan antara satu pengelola dengan pengelola lain atau

salah paham antar individu atau kelompok dalam sebuah organisasi perusahaan.

Ancaman yang datang dari luar dapat berupa penilaian seputar dimensi makro

seperti konsummen, faktor-faktor ekonomi ( naik turunnya harga bahan baku dan

krisis ekonomi ), sosial budaya, pasar, biaya, pesaing, pelanggan, pemerintah,

politik dan teknologi.

Galabo yang telah berusia lebih dari dua tahun kini mengalami masa surut. Awal

dibukannya Galabo lebih dari 70 pedagang ikut berpartisipasi, kemudian tahun

2010 sebanyak 50 pedagang, namun seiring dengan berjalannya waktu justru

terjadi penyusutan jumlah pedagang dan pada tahun 2011 hanya sejumlah 37

perdagang yang masih bertahan. Jumlah pedagang yang semakin berkurang setiap

tahunnya dapat mengakibatkan eksistensi Galabo sebagai ikon wisata kuliner di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Kota Surakarta semakin turun dan akhirnya bisa lama dapat ditutup. Hal tersebut

dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah pegangguran, karena pengelola swasta

mayoritas dari masyarakat sekitar.

Selain hidangan-hidangan khas Kota Surakarta, Galabo juga menyediakan

makanan khas lain seperti makanan-makanan Arab, Cina, dan sebagainya. Hal

tersebut menjadikan kekurangan yang berdampak ancaman bagi Galabo karena

fokus pembangunan Galabo yang sebenarnya sebagai wadah makanan khas Kota

Surakarta akan terakulturasi oleh makanan khas lainnya. Namun sisi positifnya, para

pengunjung dapat menikmati beragam makanan yang tersedia dan tidak bosan

dengan makanan yang hanya terbatas saja.

Tetapi hal tersebut tidak dapat dilihat hanya dari sisi positifnya karena dari

sudut pandang tersebut yang akhirnya menjadika pedagang merubah menu yang

awalnya makanan khas Kota Surakarta seperti nasi liwet, cabuk rambak, timlo,

akhirnya merubah menunya menjadi kebab dan burger. Pedagang yang memiliki

alasan karena dagangan mereka tidak selaku pedagang kebab atau burger, memilih

mengubah menu yang sama dengan pedagang yang selalu ramai dikunjungi

pembeli. Masalah tersebut menjadi ancaman bagi Galabo yang nantinya akan

dianggap tidak mampu mempertahankan wadah kuliner khas Kota Surakarta. (

Wawancara : Atmanto Setyo Budiono selaku Ketua Paguyuban Pedagang Galabo,

23 April 2011)

Galabo yang melintang sepanjang 300 meter Jl. Mayor Sunaryo dari Beteng

Trade Center (BTC) dan Pusat Grosir Solo (PGS) tersebut hanya mempunyai fasilitas

payung besar bagi setiap stan pedagang. Jika gerimis, penikmat makanan di Galabo

bingung mencari tempat untuk berteduh. Belum lagi kalau tiba – tiba hujan lebat,

jalanan penuh dengan air dan lokasi untuk lesehan pun harus ditiadakan. Kejadian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

alam seperti hujan memang tidak dapat diduga, maka dari itu harus ada pemikiran

mengenai kenyamanan pengunjung oleh pihak pengelola agar pengunjung tidak

merasa kecewa. Karena prinsip kepuasan pelanggan dapat menjadikan suatu jasa

akan diminati untuk didatangi kembali.

G. Manajemen Pengembangan Gladag Langen Bogan

1. Pengembangan Yang Telah Dilakukan Pemkot Surakarta ( 2008 – 2010 )

Walikota Surakarta membuat pemerintahan Kota Surakarta dengan gaya

entrepreneur ( pengusaha ). Apa yang dilakukan Joko Widodo tak lepas dari latar

belakang dirinya yang pernah menjadi Dirut PT.Rakabu, sebuah perusahaan

mebel ekspor. PT.Rakabu adalah sebuah perusahaan yang cikal bakalnya

bermodal dari bawah. Dimulai dari 23 pekerja hingga sekarang mencapai ribuan.

Tangan dingin Joko Widodo mengubah bisnis yang dimulai dari kelas perajin

menjadi kelas usaha berskala internasional. Pengalaman tersebut rupanya yang

diterapkan Walikota Surakarta tersebut untuk menjual Kota Surakarta. Joko

Widodo melakukan pembenahan mulai dari sektor bisnis ritel kelas kaki lima

sampai dengan tingkatan ruko, supermarket hingga mal. Terlihat berbeda yang

dilakukan Pemkot Surakarta pada masa – masa sebelumnya. ( Suara Merdeka , 26

April 2008 , Artikel “Walikota Dengan Gaya Entrepreneur” )

Pengembangan yang dilakukan oleh Pemkot Surakarta untuk sektor

pariwisata juga lebih gencar dilakukan, melihat potensi Kota Surakarta yang

memiliki dua istana dan berbagai obyek wisata budaya, sejarah dan kuliner.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Selama dua tahun Galabo sudah menjadi ikon kuliner Kota Surakarta dan sudah

selayaknya dipertahankan eksistensinya. Galabo dikelola oleh Pemkot Kota

Surakarta dan pengelola lapangan oleh masyarakat sekitar. Sangat disayangkan

apabila kuliner khas Kota Surakarta tersebut nantinya tidak lagi diminati

masyarakat Kota Surakarta dan perlahan hilang tanpa jejak. ( Sindo, 14 Januari

2011, “Pariwisata Solo Gencar Dikembangkan” )

Semakin hari semakin banyak restoran – restoran cepat saji yang

menghidangkan makanan – makanan ala Barat dan Eropa, Coffee Shop, café dan

kedai – kedai penyedia makanan khas daerah lain yang mulai menjamur di Kota

Surakarta. Bukan tidak mungkin masyarakat Kota Surakarta akan lebih memilih

kuliner pendatang dari pada kuliner lokal karena keunikan makanan tersebut yang

tidak bisa ditemukan pada makanan Kota Surakarta.

Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota

Surakarta untuk mempertahankan kuliner khas dengan memperbaiki dan

membenahi Gladag Langen Bogan atau yang lebih dikenal dengan istilah Galabo

sebagai pusat wisata kuliner Kota Surakarta adalah melakukan pembenahan dan

penambahan fasilitas untuk kenyamanan pengunjung. Gladag Langen Bogan

memiliki arena ruang terbuka berlokasi di sebelah timur bundaran Gladag

tepatnya di Jl. Mayor Sunaryo depan Beteng Trade Centre dan Pusat Grosir Solo

dan berbatasan dengan situs bersejarah beteng Vastenburg ini, di malam hari

disulap oleh Pemkot Surakarta menjadi areal terbuka tempat berkumpulnya aneka

macam kuliner khas Kota Surakarta. Namun sayangnya pemilihan konsep outdoor

atau ruang terbuka kurang begitu menguntungkan di musim hujan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Pada awal keberadaan Galabo, tempat ini sempat menjadi sasaran bagi

warga Kota Surakarta sendiri maupun para wisatawan untuk berwisata kuliner.

Namun semakin lama Galabo semakin sepi pengunjung. Oleh karena itu, pusat

wisata kuliner tersebut akan dikelola secara profesional. Para pedagang

diharapkan selalu mengedepankan cita rasa dan pelayanan. Segencar apapun

promosi dilakukan, atau sehebat apapun atraksi sebagai daya dukung ditampilkan,

sepanjang tak didukung faktor utama berupa cita rasa makanan, pengembangan

wisata kuliner tidak bisa maksimal.

Selain itu pengunjung juga diharapkan untuk berperan aktif, misalnya

dengan turut menjaga kebersihan. Karena selain cita rasa, kebersihan dan

kenyaman bagi pengunjung sangat berpengaruh besar terhadap minat masyarakat.

Semua masyarakat tentu berharap agar Gladag Langen Bogan membuat

kehidupan malam Kota Surakarta menjadi lebih ramai dan menyenangkan.

Sejumlah pengembangan yang telah dilakukan oleh pengelola Galabo selama

tahun 2008 – 2010 salah satunya dengan menambahkan toilet umum yang

awalnya belum ada saat pembukaannya. Toilet diharapkan memberi kenyamanan

pada pengunjung agar lebih lama berada di Galabo. Kedua, penambahan wastafel

yang berada di sepanjang jalan didepan pedagang, yang dapat digunakan

pengunjung untuk mencuci tangan setelah menikmati makanan yang dipesan di

Galabo. Pemkot Surakarta sangat memikirkan kenyamanan pengunjung dimulai

dari penambahan fasilitas dan kebersihan areal jalan. ( Wawancara : Eko Prajudhy

Noor Ali,selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Kemudian yang ketiga, salah satu pembenahan yang dimulai dengan

pencopotan spanduk, pamflet, maupun papan nama yang sengaja ditempel diselter

oleh pedagang kaki lima (PKL) yang beroperasi disiang hari. Dinas Pengelolaan

Pasar (DPP) bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membersihkan selter milik pedagang Gladak

Langen Bogan (Galabo). Keberadaan spanduk maupun papan nama yang

menempel pada selter tersebut menimbulkan kesan kumuh. Langkah penertiban

tersebut merupakan tindak lanjut dari keluhan warga akan kesan kumuh yang

muncul di kawasan Galabo pada siang hari. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor

Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )

2. Rencana Pengembangan Pemkot Surakarta ( 2011 – Kedepan )

Sejauh ini Galabo merupakan ikon yang paling ternama di Kota Surakarta

sebagai pusat kuliner. Untuk menjaga agar Galabo tetap menjadi kebanggaan

masyarakat Kota Surakarta, maka diharapkan agar pemerintah dan masyarakat

mampu berkorelasi. Usaha – usaha tersebut dapat diterapkan dengan menjaga cita

rasa makanan dan pelayanan bagi pengunjung, menjaga kebersihan dan kerapian

yang wajib diterapkan baik bagi pengunjung maupun pedagang.

Pada Mei 2011, Pemkot Surakarta akan mempublikasikan desain penataan

Gladak Langen Bogan. Satu dari dua alternatif desain perombakan secara total

kawasan kuliner malam tersebut, nantinya akan dipilih Pemerintah Kota Surakarta

untuk memperbaiki kondisi Galabo saat ini. Penataan nantinya akan mencakup

rencana perombakan total atas berbagai persoalan yang ada saat ini, antara lain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

perombakan terhadap manajemen, para pedagang, cara-cara berjualan, hingga

sarana dan prasarana yang akan disediakan Pemkot di kawasan tersebut.

Sementara untuk manajemennya nanti akan dibahas lebih lanjut oleh dinas terkait

(Disperindag Kota Surakarta) untuk nantinya akan dikelola oleh UPTD, pihak

ketiga atau dikelola oleh pedagang sendiri. Desain ulang Galabo tersebut

merupakan bagian dari upaya menjual Kota Bengawan. Kota sama halnya dengan

sebuah produk yang mudah dijual apabila kemasannya tepat. ( Solopos , 9 April

2011 , Hal. 3 Kol.4 )

Pemerintah Kota Surakarta memastikan perombakan total Gladak Langen

Bogan akan segera dilaksanakan dan selesai akhir tahun ini. Konsepnya dengan

desain yang fleksibel saat hujan maka akan diberi kanopi dibagian selatan jalan,

kemudian kawasan bagian selatan digunakan untuk lahan parkir maka dengan

begitu pedagang yang berada di sisi timur juga bisa dijangkau pengunjung. Saat

ini Pemkot Surakarta telah memiliki dua alternatif desain penataan terhadap

kawasan wisata kuliner malam tersebut untuk salah satunya dipilih dan

direalisasikan. Pedagang Gladak Langen Bogan meminta Pemkot Surakarta

melibatkan pedagang dalam rencana mendesain ulang pusat jajanan tersebut.

Pedagang juga ingin terlibat langsung dalam pembenahan karena pedagang juga

ikut berperan sebagai stakeholder yang mengembangkan Galabo. Pemkot

Surakarta menanggapi hal tersebut dengan mengevaluasi peran pedagang, karena

pedagang memang berperan penting dalam perkembangan Galabo dan juga bisa

diadakan pembinaan terhadap cara menjual produk agar menarik pengunjung.

Sehingga secara tidak langsung Pemkot Surakarta juga dapat membenahi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

manajemen selling product. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid

Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )

Banyak pedagang Gladak Langen Bogan yang melanggar kesepakatan

awal tentang jenis menu kuliner yang dijual, hal tersebut menjadi pemicu

permasalahan internal di kalangan pedagang. Sejak awal para pedagang Galabo

sudah menandatangani kesepakatan untuk menyajikan jenis menu tertentu, tetapi

seiring berjalannya waktu banyak pedagang yang beralih menu lain. Pemkot

Surakarta berupaya mengembalikan konsep aturan menu sesuai dengan

kesepakatan awal. Pemkot Surakarta akan mengadakan pertemuan dengan para

pedagang dan kemudian akan mengambil kebijakan mengenai menu yang akan

dikembalikan pada konsep awal. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku

Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Wisata Kuliner Gladag Langen Bogan didirikan oleh Pemkot Surakarta

untuk memberikan suasana berbeda mengenai tempat makan dengan berbagai

makanan khas Kota Surakarta karena berada dalam satu komplek saja tanpa perlu

berkeliling kota untuk menikmatinya. Di awal pembukaannya, banyak

pengunjung dari berbagai daerah yang tertarik untuk menikmati makan di area

yang kalau siang untuk lalu lintas kendaraan bermotor. Banyak pengunjung yang

menyukai wisata kuliner tersebut karena areanya terdapat di jalan raya yang

malam ditutup untuk kendaraan, tetapi lama kelamaan tingkat kujungan pun

berkurang karena beberapa masalah.

Gladag Langen Bogan memiliki kekhasan yang memang tidak dimiliki oleh

wisata kuliner di daerah lain. Semua tempat kuliner khas Surakarta yang tersebar

disemua penjuru Kota Surakarta digabungkan disatu tempat yang dinamakan

Gladag Langen Bogan. Kini pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati

kelezatan kuliner Kota Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan.

Beragam makanan khas dan minuman khas dijajakan di Galabo dengan penataan

tempat yang unik dan sangat menarik karena berlokasi di jalan raya yang siang

hari digunakan untuk lalu lintas dan malam hari ditutup untuk area kuliner. Selain

119

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

wisata tersebut terdapat di pusat kota terutama di jalan raya, Galabo juga

merupakan obyek wisata yang

menarik karena berlokasi di jalan raya yang siang hari digunakan untuk lalu lintas

dan malam hari ditutup untuk area kuliner. Selain wisata tersebut terdapat di pusat

kota terutama di jalan raya, Galabo juga merupakan obyek wisata yang memiliki

efektifitas waktu karena hanya dalam satu area dapat menikmati beraneka

makanan khas Kota Surakarta.

Kota Surakarta sekarang sudah mulai dikenal akan wisata kulinernya,

bahkan salah satu potensi wisata terbesar kota ini adalah wisata kuliner. Kini

pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan kuliner Kota

Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan. Gladak Langen Bogan dapat

dikunjungi antara 1500 – 2000 orang per minggu dan dapat meningkat hingga dua

kali lipat pada hari libur. Pengunjung bahkan tidak hanya dari kota Surakarta

melainkan juga dari kota-kota disekitar Kota Surakarta. Para penikmat kuliner

dapat berkunjung sambil menikmati suasana Kota Surakarta di malam hari dengan

berjalan kaki di sepanjang jalan depan Pusat Grosir Solo sambil memilih makanan

khas dari Kota Surakarta yang akan dinikmati.

Dari pendapat pengunjung mengenai Galabo, disimpulkan berdasar

beragam karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragam pula

keinginan & kebutuhan akan suatu produk wisata. Pengelompokan wisatawan

dapat memberi informasi mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi obyek

wisata. Pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam

merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

tertentu, termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok

pasar suatu obyek. Persepsi pengunjung adalah Galabo perlu pembenahan

mengenai pelayanan pedagangnya. Pedagang di Galabo kurang mengerti cara

menawarkan jasanya dan menyajikannya. Di saat gerimis, pedagang menyajikan

makanan kepada pengunjung tanpa ditutupi sehingga air hujan mengenai

makanan. Sekarang mulai berkurangnya jumlah makanan khas di Galabo,

menjadikan pengunjung juga berkurang. Pengunjung juga berharap Pemkot

Surakarta memikirkan Galabo agar tidak semakin berkurang jumlah pedagangnya,

pembenahan manajemen dirasa mampu merubah keadaan Galabo sekarang yang

semakin berkurang eksistensinya.

Meski terjadi penurunan kekhasan makanan di Gladag Langen Bogan, ada

penanganan Pemkot Surakarta untuk mempertahankan keberadaan Gladag Langen

Bogan. Pemkot Surakarta sudah melakukan usaha untuk pengembangan Gladag

Langen Bogan baik yang telah dilakukan dan yang sedang dalam rencana

pengembangan. Pemkot Surakarta telah melakukan pengembangan berupa

pembinaan terhadap pedagang di Galabo, diharapkan selalu mengedepankan cita

rasa dan pelayanan. Kemudian peraturan untuk pengumjung menjaga kebersihan

di Galabo, karena selain cita rasa, kebersihan dan kenyaman bagi pengunjung

sangat berpengaruh besar terhadap minat masyarakat. Menambahkan toilet umum

dan wastafel untuk fasilitas pengunjung. Salah satu pembenahan yang lain dengan

pencopotan spanduk, pamflet, maupun papan nama yang sengaja ditempel diselter

oleh pedagang kaki lima (PKL) yang beroperasi disiang hari. Rencana

pembenahan yang dilakukan Pemkot Surakarta adalah pembenahan manajemen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

pengelola swasta. Diharapkan dengan semua pembenahan tersebut dapat

menjadikan Galabo kembali diramaikan eksistensinya.

Sangat disayangkan jika melihat potensi Gladag Langen Bogan tidak

dipertahankan eksistensinya, maka Kota Surakarta tidak memiliki ikon kuliner

lagi untuk menjadi daya tarik wisatawan saat wisata malam hari. Kota Surakarta

mulai berkembang menjadi kota wisata dan seharusnya menyediakan wisata

malam juga untuk membuat wisatawan lebih lama tinggal di Kota Surakarta, oleh

karena itu Pemkot Surakarta mempertahankan Gladag Langen Bogan agar tetap

buka.

B. Saran

Selain perhatian pemerintahan terhadap promosi dan pengembangan

pariwisata secara sistematis, perlu diperhatikan ulang mengarahkan pariwisata ke

pengawasan dan kebijaksanaan negara tanpa menghambat pemikiran pengelola

swasta, jika dilihat pentingnya pariwisata dari sudut pandangan ekonomi, sosial,

politik dan budaya. Sehingga pengelola swasta di lapangan juga harus dibenahi

secara profesional agar dapat menambah pemasukan daerah.

Dari kesimpulan diatas, Pemkot Surakarta sebaiknya membenahi manajemen

Gladag Langen Bogan dengan pengelola lapangan yang profesional, bukan

dengan SDM masyarakat sekitar yang tidak memiliki pendidikan manajement

wisata. Seharusnya masyarakat sekitar memang juga harus diikutsertakan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

pengelolaan lapangan Gladag Langen Bogan tetapi hanya sebatas kebersihan,

keamanan, dan parkir saja. Manajemen pengelolaan lapangan berupa operasional

ditangani oleh pihak yang mengerti manajement pengelolaan wisata.

Tindakan – tindakan peraturan Pemkot Surakarta hendaknya diterapkan, bila

terjadi penyalahgunaan atau pelanggaran, penegakkan sanksi oleh Disperindag

Kota Surakarta selaku pihak koordinator adalah langkah terbaik, sejauh dilihat

dari segi harga wisata karena hal tersebut menjamin bahwa standar jasa – jasa

tersebut tetap memuaskan. Kemudian pelatihan pedagang selaku tenaga kerja

pariwisata di Gladag Langen Bogan adalah sarana yang sangat diperlukan untuk

membantu peningkatan produktivitas wisata kuliner tersebut. Pemkot Surakarta

sebaiknya menjadi promotor ddengan mempersiapkan semua fasilitas yang

diperlukan agar pelatihan menjadi efektif dan diselenggarakan dengan badan

usaha kuliner yang lebih profesional dalam hal pelayanan jasanya.