dhf

10
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. Epidemi dengue dilaporkan sepanjang abad 19 dan awal abad ke-20 di Amerika, Eropa Selatan, Afrika Utara, Mediterania Timur, Asia dan Australia dan beberapa pulau di Samudra Hindia, Pasifik Selatan dan Tengah, dan Karibia. Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat kasus insiden dan distribusinya lebih dari 40 tahun yang lalu, dan pada tahun 1996, 2500-3000 juta orang yang tinggal pada daerah ini beresiko terserang virus dengue.

Upload: sepvian-libryanne-pa-djata

Post on 13-Apr-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DHF

TRANSCRIPT

Page 1: DHF

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan

nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang

dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak, serta sering

menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah.

Epidemi dengue dilaporkan sepanjang abad 19 dan awal abad

ke-20 di Amerika, Eropa Selatan, Afrika Utara, Mediterania Timur,

Asia dan Australia dan beberapa pulau di Samudra Hindia, Pasifik

Selatan dan Tengah, dan Karibia. Demam Dengue (DD) dan Demam

Berdarah Dengue (DBD) meningkat kasus insiden dan distribusinya

lebih dari 40 tahun yang lalu, dan pada tahun 1996, 2500-3000 juta

orang yang tinggal pada daerah ini beresiko terserang virus dengue.

Setiap tahunnya diperkirakan ada lebih dari 20 juta kasus infeksi yang

mengakibatkan sekitar 24.000 kematian.

Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan yang

serius pada banyak negara tropis dan subtropis, oleh karena

peningkatan jumlah penderita, menyebarluasnya daerah yang terkena

wabah dan manifestasi klinis berat yang merupakan keadaan darurat

yaitu DBD dan Dengue Syok Sindrom (DSS). Antara tahun 1975 dan

Page 2: DHF

2

1995, DD dan DBD terdeteksi keberadaannya di 102 negara di dari

lima wilayah WHO yaitu : 20 negara di Afrika, 42 negara di Amerika, 7

negara di Asia Tenggara, 4 negara di Mediterania Timur dan 29

negara di Pasifik Barat. Seluruh wilayah tropis di dunia saat ini telah

menjadi hiperendemis dengan ke-empat serotipe virus secara

bersama-sama diwilayah Amerika, Asia Pasifik dan Afrika. Indonesia,

Myanmar, Thailand masuk kategori A yaitu : wabah siklis terulang

pada jangka waktu antara 3 sampai 5 tahun. Menyebar sampai

daerah pedesaan, sirkulasi serotipe virus beragam.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini

masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah

penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya

mobilitas dan kepadatan penduduk. Infeksi virus dengue telah ada di

Indonesia sejak abad ke -18, seperti yang dilaporkan oleh David Bylon

seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu infeksi virus dengue

menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai penyakit demam lima

hari (vijfdaagse koorts) kadang-kadang disebut juga sebagai demam

sendi (knokkel koorts).

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit endemik

yang pada tahun 1994 telah menyebar ke seluruh propinsi di

Indonesia. Berdasarkan laporan WHO 1991-1995, Indonesia

menduduki peringkat pertama dalam besarnya jumlah kematian kasus

DBD. Dalam kurun waktu 30 tahun sejak ditemukan virus dengue di

Page 3: DHF

3

Surabaya dan Jakarta, baik dalam jumlah penderita maupun daerah

penyebaran penyakit terjadi peningkatan yang pesat.

Sampai saat ini DBD telah ditemukan di seluruh propinsi di

Indonesia, dan 200 kota telah melaporkan adanya kejadian luar biasa.

Incidence rate meningkat dari 0,005 per 100,000 penduduk pada

tahun 1968 menjadi berkisar antara 6-27 per 100,000 penduduk. Pola

berjangkit infeksi virus dengue dipengaruhi oleh iklim dan kelembaban

udara. Pada suhu yang panas (28-32°C) dengan kelembaban yang

tinggi, nyamuk Aedes akan tetap bertahan hidup untuk jangka waktu

lama. Di Indonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak sama di

setiap tempat, maka pola waktu terjadinya penyakit agak berbeda

untuk setiap tempat. Di Jawa pada umumnya infeksi virus dengue

terjadi mulai awal Januari, meningkat terus sehingga kasus terbanyak

terdapat pada sekitar bulan April-Mei setiap tahun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan

penyebaran kasus DBD sangat kompleks, yaitu pertumbuhan

penduduk yang tinggi, urbanisasi yang tidak terencana dan tidak

terkendali, tidak adanya kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah

endemis, dan peningkatan sarana transportasi. Morbiditas dan

mortalitas infeksi virus dengue dipengaruhi berbagai factor antara lain

status imunitas pejamu, kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus

dengue, keganasan (virulensi) virus dengue, dan kondisi geografis

setempat.

Page 4: DHF

4

Studi kasus ini dilatarbelakangi oleh karena semakin

meningkatnya kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di luar

negeri maupun di Indonesia. Sebagian masyarakat beranggapan

bahwa penyakit DBD adalah penyakit biasa, namun pada dasarnya

penyakit DBD merupakan salah satu penyebab kematian jika tidak

ditangani dengan cepat dan benar. Di Klinik International SOS –

Sengata banyak ditemukan klien yang terkena penyakit DBD, oleh

sebab itu penulis tertarik untuk membuat studi kasus tentang penyakit

DBD, dan makalah ini dibuat untuk memenuhi tuntutan dalam

mengambil Profesi ners.

1.2 TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan pada klien An. A dengan DBD di Klinik International

SOS Sengata Kalimantan Timur.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mendapatkan gambaran tentang pengkajian pada klien

An.A dengan DBD di Klinik International SOS Sengata.

b) Untuk mendapatkan gambaran tentang diagnosa keperawatan

c) Pada klien An. A dengan DBD di Klinik International SOS

Sengata.

Page 5: DHF

5

d) Untuk mendapatkan gambaran tentang rencana asuhan

keperawatan pada klien An. A dengan DBD di Klinik

International SOS Sengata.

e) Untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan asuhan

f) Keperawatan pada klien An. A dengan DBD di Klinik

International SOS Sengata.

g) Untuk mendapatkan gambaran tentang evaluasi tindakan

h) Keperawatan pada klien An. A dengan DBD di Klinik

International SOS Sengata.

1.3 RUANG LINGKUP PENULISAN

Adapun ruang lingkup penulisan dalam menyusun laporan asuhan

keperawatan, yaitu :

BAB I Pendahuluan terdiri dari : Latar Belakang, Tujuan Penulisan,

Ruang Lingkup Penulisan dan Metode Penulisan.

BAB II Tinjauan teoritis terdiri dari :

Konsep Dasar DBD : Pengertian DBD, Anatomi dan

Fisiologi, Etiologi, Manifestasi Klinik, Patofisiologi,

Komplikasi, Prognosis, Pemeriksaan Penunjang,

Penatalaksanaan Medis dan Tindakan Pencegahan.

Proses keperawatan : Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa

Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

BAB III Tinjauan kasus dan pembahasan terdiri dari :

Page 6: DHF

6

Pengkajian klien dan keluarga : data biologis, struktur

keluarga, riwayat kesehatan, data fisik, pola aktivitas

sehari-hari, data psikologi, data sosial dan ekonomi, data

spiritual, pemeriksaan penunjang, pengobatan, analisa

data dan diagnosa keperawatan.

Pembahasan : Tahap Pengkajian, Perencanaan,

Pelaksanaan dan Tahap Evaluasi.

BAB IV Kesimpulan dan Saran.

1.4 METODE PENULISAN

Untuk menyusun data dalam tulisan ini, penulis menggunakan

metode pengumpulan data, yakni sebagai berikut :

1.Wawancara: Penulis mengadakan komunikasi langsung dengan

klien, keluarga klien.

2.Observasi: Penulis mengadakan pengamatan dan memeriksa

keadaan klien secara langsung dengan menggunakan metode

inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk melengkapi data.

3.Studi Pustaka: Penulis melakukan studi kepustakaan sebagai

bahan acuan dan landasan dalam berpikir dan bertindak yang

diambil dari buku-buku yang berkaitan dengan kasus yang dibahas.

4.Studi Dokumentasi: Penulis melengkapi data-data yang diperoleh

dari file klien dan pemeriksaan diagnostik klien yang dilakukan di

klinik.

Page 7: DHF

7