dhf

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dengue Haemorhagic fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yaitu virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Eedes Agypty dan Alborictus. DHF terutama menyerang anak remaja dan dewasa serta seringkali menyebabkan kematian bagi penderita . Penyakit dengue merupakan penyakit endemik di indonesia tetapi dalam jarak 5-10 tahun dapat timbul letusan epidemi. Dengue pertama kali di Indonesia dicurigai berjangkit di Surabaya pada tahun 1968, tetapi kepastian virologiknya baru diperoleh pada tahun 1970. Di Indonesia pengaruh musim terhadap demam berdarah dengue tidak begitu jelas, tetapi dalam garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita antara bulan Maret – Mei. Secara keseluruhan tidak terdapat pada bedaan atara jenis kelamin penderita, tetapi kematian ditemukan lebih banyak pada perempuan dari pada laki-laki . Penderita DHF yang tidak mendapat pengobatan dan perawatan akan menimbulkan dampak seperti perdarahan pada semua organ, ensepalopati dan penurunan kesadaran. Maka dari itu sangat diperlukan peran perawat, untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mencegah komplikasi yang terjadi.

Upload: geum-efronzz-tu-yunalabelle

Post on 12-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

oiuyt

TRANSCRIPT

Page 1: dhf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengue Haemorhagic fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yaitu

virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk

Eedes Agypty dan Alborictus. DHF terutama menyerang anak remaja dan dewasa serta

seringkali menyebabkan kematian bagi penderita

. Penyakit dengue merupakan penyakit endemik di indonesia tetapi dalam jarak 5-10 tahun

dapat timbul letusan epidemi. Dengue pertama kali di Indonesia dicurigai berjangkit di

Surabaya pada tahun 1968, tetapi kepastian virologiknya baru diperoleh pada tahun 1970.

Di Indonesia pengaruh musim terhadap demam berdarah dengue tidak begitu jelas, tetapi

dalam garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita antara bulan Maret – Mei.

Secara keseluruhan tidak terdapat pada bedaan atara jenis kelamin penderita, tetapi kematian

ditemukan lebih banyak pada perempuan dari pada laki-laki

. Penderita DHF yang tidak mendapat pengobatan dan perawatan akan menimbulkan

dampak seperti perdarahan pada semua organ, ensepalopati dan penurunan kesadaran. Maka

dari itu sangat diperlukan peran perawat, untuk memberikan asuhan keperawatan yang

komprehensif untuk mencegah komplikasi yang terjadi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimana definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan

diagnostic, penatalaksanaan medis pada DHF (Dengue Haemorhagic fever) ?

1.2.2 Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF (Dengue Haemorhagic

fever)?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.3.1 Tujuan Umum

Page 2: dhf

Agar kita sebagai mahasiswa mengerti bagaimana asuhan keperawatan pasien

dengan Penyakit DHF (Dengue Haemorhagic fever)

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,

pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan medis pada DHF (Dengue

Haemorhagic fever)

b. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Penyakit DHF

(Dengue Haemorhagic fever)

Page 3: dhf

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)

2.1 DEFINISI

Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan

nyamuk aedes aegypti.

(Suriadi, 2001 : 57)

Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang sering mematikan,

disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan pada

kasus berat, sindrom syok kehilangan protein.

(Nelson, 2000 : 1134)

Demam Berdarah Dengue ialah penyakit yang ditandai oleh demam mendadak tanpa

sebab yang jelas disertai gejala lain seperti lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri

pada anggota badan, punggung, sendi, kepala, dan perut.

(Ngastiyah, 1997 : 342)

Demam Berdarah Dengue ialah penyakit yang terdapat pada awal anak dan dewasa

dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari

pertama.

(Kapita Selekta Kedokteran Jilid I)

2.2 Etiologi

Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan

2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4

ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang,

bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil

pada suhu 70 oC.

Virus dengue serotipe 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes

aegypti, nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain

Page 4: dhf

merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe akan

menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe besangkutan tetapi tidak ada

perlindungan terhadap serotipe lain.

Ciri-ciri vektor Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus antara lain sebagai berikut:

Aedes Aegypti

1). Ciri – ciri

a. Berwarna hitam dengan belang-belang (loreng) putih pada tubuhnya dengan

bercak-bercak putih di sayap dan kakinya

b. Berkembang biak ditempat penampungan air yang tidak beralaskan tanah

seperti bak mandi/WC, tempayan, drum, dan barang-barang yang

menampung air seperti kaleng, ban bekas, pot tanaman, air tempat minum

burung dan lain-lain.

c. Biasanya menggigit pada siang hari

d. Nyamuk betina membutuhkan darah manusia untuk mematangkan telurnya

agar dapat meneruskan keturunannya.

e. Kemampuan terbang 100 m.

2). Daur hidup

a. Nyamuk betina meletakkan telurnya ditempat berkembang biakannya

b. Dalam beberapa hari telur menetas menjadi jentik, kemudian berkembang

menjadi kepompong dan akhirnya menjadi nyamuk (berkembang biak dari

telur, jentik, kepompong nyamuk membutuhkan waktu 7 – 10 hari).

c. Dalam tempo 1 – 2 hari nyamuk yang baru menetas ini (yang betina) akan

menggigit (menghisap darah) manusia dan siap melakukan perkawinan

dengan nyamuk jantan.

d. Setelah menghisap darah nyamuk betina beristirahat sambil menunggu proses

pematangan telurnya. Tempat beristirahat yang disukai adalah : tumbuh-

tumbuhan, atau benda tergantung di tempat yang gelap dan lembab,

berdekatan dengan tempat berkembang biaknya.

e. Siklus menghisap darah seseorang pasien DBD / carier, maka nyamuk ini

seumur hidupnya dapat menularkan virus ini.

Page 5: dhf

f. Umur nyamuk betina rata-rata 2 – 3 bulan.

Aedes Albopictus

Habitatnya ditempat air jernih, biasanya di dekat rumah atau pohon-pohon,

dimana tertampung air hujan yang bersih, yaitu pohon pisang, pandan, kaleng

bekas dan lain sebagainya.

Menggigit pada waktu siang hari

Jarak terbang 50 meter

2.3 Klasifikasi DHF menurut WHO (1975)

Derajat I :Panas 2 – 7 hari, gejala umum tidak khas, uji “tourniquet” (+)

Derajat II :Sama dengan derajat I ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan

seperti petekia, ekimosa, epistaksis, hematemesis, melena, perdarahan

gusi, uterus, telinga dan sebagainya.

Derajat III :Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan

cepat ( 120 / menit) tekanan nadi sempit (selisih antar sistole dan

diastole 20 mmHg), tekanan darah menurun (120/80 120/100

120/110 90/70 80/0 0/0).

Derajat IV :Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur (denyut jantung

140/menit), anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak

biru.

Page 6: dhf

2.4 Manifestasi Klinis

Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari

asimtomatik, penyakit paling ringan, demam dengue, demam berdarah dengue sampai

syndrome syok dengue. Timbulnya bervariasi berdasarkan derajat Demam berdarah dengue.

Fase pertama yang relatif ringan dengan demam mulai mendadak, malaise muntah,

nyeri kepala, anoreksia, dan batuk.

Pada fase kedua ini penderita biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan

panas, maka merah, keringat banyak, gelisah, iritabel, dan nyeri mid-epigastrik.

Seringkali ada petekie tersebar pada dahi dan tungkai, ekimosis spontan mungkin

tampak, dan mudah memar serta berdarah pada tempat fungsi vena adalah lazim. Ruam

makular atau makulopopular mungkin muncul dan mungkin ada sianosis sekeliling

mulut dan perifer. Nadi lemah cepat dan kecil dan suara jantung halus. Hati mungkin

membesar sampai 4-6 cm dibawah tepi costa dan biasanya keras agak nyeri. Kurang

dari 10% penderita ekimosis atau perdarahan saluran cerna yang nyata, biasanya pasca

masa syok yang tidak terkoreksi.

Menurut patokan dari WHO pada tahun 1975, diagnosa DBD (DHF) harus

berdasarkan adanya gejala klinik sebagai berikut :

1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab jelas).

2. Manifestasi perdarahan: paling tidak terdapat uji turnikel positif dari adanya salah

satu bentuk perdarahan yang lain misalnya: positif, ekimosis, epistaksis,

perdarahan yang lain misalnya petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,

melena, atau hematomesis.

Teknik Rumpel leed test :

a. Teknik

Klien diukur tekanan darahnya dan dicari sistol dan diastolnya.

Setelah ketemu kemudian dijumlahkan lalu dibagi dua.

Hasil digunakan untuk patokan mempertahankan tekanan air raksopel

tensimeter.

Pompa lagi balon tensimeter sampai patokan tadi lalu kunci dan

pertahankan sampai 5 menit.

Page 7: dhf

Setelah itu buka kuncinya dan mansiet dilepaskan.

Kemudian lihat apakah ada petekie/ tidak didaerah voles lengan

bawah.

b. Kriteria :

bila jumlah petekil > 20

bila jumlah petekil 10 - 20

⊝ bila jumlah petekil 10

3. Pembesaran hati (sudah dapat diraba saat permulaan sakit).

4. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun

(menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik

menurun sampai 80 mmHg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan

lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul

sianosis disekitar mulut.

2.5 Patofisiologi

Virus dengue masuk dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes dan infeksi pertama

kali mungkin memberi gejala sebagai Dengue Fever (DF). Reaksi tubuh merupakan reaksi

yang biasa terlihat sebagai akibat dari proses viremia seperti demam, nyeri otot dan atau

sendi, sakit kepala, dengan / tanpa rash dan limfa denopati.

Sedangkan DBD biasanya timbul apabila seseorang telah terinfeksi dengan virus

dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Reinfeksi ini akan

menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi, sehingga menimbulkan konsentrasi komplek

antigen antibodi (komplek virus anti bodi) yang tinggi.

Terdapatnya komplek antigen antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan :

1). Aktivasi sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya mediator anafilatoksin C 3a

dan C 5a, dua peptida yang berdaya melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat

yang menyebabkan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah (plasma – Leakage),

dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding itu, renjatan yang tidak diatasi secara

adekuat akan menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolik dan berakhir kematian.

Page 8: dhf

2). Depresi sumsum tulang mengakibatkan trombosit kehilangan fungsi agregasi dan

mengalami metamorfosis, sehingga dimusnahkan oleh sistem RE dengan akibat terjadi

trombositopenia hebat dan perdarahan.

3). Terjadinya aktivasi faktor Hagemon (faktor XII) dengan akibat akhir terjadinya

pembekuan intra vaskuler yang meluas. Dalam proses aktivasi ini maka plasminogen

akan berubah menjadi plasmin yang berperan pada pembentukan anafilatoksin dan

penghancuran fibrin menjadi Fibrin Degradation Product (FDP).

2.6 Pathway

Terlampir

2.7 Pemeriksaan Diagnostik

Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih)

trombositopeni (100.00/mm3 atau kurang).

Serotogi : uji HI (Hemaaglutination Inhibition test).

Rongten thorax : effusi pleuro.

2.8 Penatalaksanaan

Tirah baring

Pemberian makanan lunak .

Pemberian cairan melalui infus.

Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan

cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter ,

K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.

Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,

Anti konvulsi jika terjadi kejang

Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).

Monitor adanya tanda-tanda renjatan

Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut

Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.

.

Page 9: dhf

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN dengan DHF(Dengue

Haemorrhagic Fever)

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

nama, umur (Secara eksklusif hampir merupakan penyakit pada anak-anak tapi

remajapun juga dapat mengalami penyakit ini . Endemis di daerah tropis Asia, dan

terutama terjadi pada saat musim hujan (Nelson, 1992 : 269), jenis kelamin (cenderung

sama laki2/perempuan), status perkawinan, agama, suku/bangsa, bahasa yang digunakan,

pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register, diagnosa medis.

b. Riwayat Penyakit

Keluhan Utama :

Biasanya pasien mengeluh badannya panas (demam)

Riwayat penyakit sekarang :

Biasanya pasien dating ke RS dengan keluhan Demam akut (mendadak) disertai

menggigil dan terus menerus selama 2 – 7 hari (tanpa sebab) disertai juga lemah,

nafsu makan menurun, mual dan muntah, batuk pilek, sakit menelan, nyeri pada

anggota badan, punggung, sendi, kepala dan ulu hati, perdarahan gusi, epitaksis,

sampai perdarahan yang hebat berupa muntah, bisa juga diare atau melena, pegal-

pegal pada seluruh tubuh (Ngastiyah; 1997:342).

Riwayat penyakit dahulu :

Page 10: dhf

Ada kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang DHF lagi,

Tetapi penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit yang pernah diderita

dahulu.

Riwayat penyakit keluarga :

Tanyakan apakah ada anggota keluarga yang mengalami tanda dan gejala seperti

penyakit yang diderita pasien

c. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : biasanya kesadaran composmentis, lemas

Pemeriksan TTV

Suhu : hipertermi (>37,5 0C)

Nadi : takhikardi (> 100 x/mnt)

RR : N (16-24 x/mnt) dan biasanya meningkat

TD : hipotensi (< 110/70 mmhg)

Pemeriksaan Head to Toe :

1) Kepala : Rambut tipis, menkilat, rontok.

2) Mata : konjungtiva hiperemis

3) Telinga : terdapat perdarahan pada telinga

4) Hidung : Mengalami epitaksis

5) Mulut : Mukosa bibir kering, perdarahan gusi, lidah kotor,

(kadang-kadang) sianosis

6) Leher : terdapat pembesaran kelenjar limfe

7) Thorak

Inspeksi : terlihat retraksi dada,dada tidak simetris

Palpasi : fokal fremitus kurang bergetar

Perkusi : suara paru pekak

Auskultasi : suara nafas vesikuler yang lemah.

8) Jantung

Page 11: dhf

Inspeksi : tidak ada pembesaran jantung

Palpasi : Tidak teraba ictus cordis

Perkusi : suara jantung pekak

Auskultasi : tidak ada bunyi jantung tambhan

9) Abdomen

Inspeksi : tampak tak rata, (hepatomegali, pembesaran limfe)

Auskultasi : bising usus meningkat

Palpasi : terdapat pembesaran hati dan lomfe, terkadang nyeri perut

Perkusi : timpani

10) Genitalia

Inspeksi : tidak mengalami gangguan pada genetalia, diare/melena

Palpasi : tidak ada pembesaran genetalia

11) Ekstremitas

Inspeksi : tidak ada oedema

Palpasi : nyeri ekstremitas, dingin di daerah ekstremitas

Pola Fungsional Gordon

Aktifitas / istirahat

Gejala : Kelemahan dan kelelahan

Tanda : Kesulitan ambulasi

Sirkulasi

Gejala : Takikardia ,(fase demam, pucat, hipotensi {tanda syok )

Integritas Ego

Gejala: Ansietas, ketakutan

Tanda : Perhatian menyempit, depresi

Eliminasi

Gejala : melena, oliguri sampai anuri

Page 12: dhf

Tanda : Distensi abdomen,Perubahan haluaran urin & warna urine

Makanan/cairan

Gejala : Anoreksia, mual muntah, penurunan berat badan,haus

Tanda : kelemahan, , tonus otot dan turgor kulit buruk, membrane

mukosa kering

Nyeri/ Kenyamanan

Gejala : Nyeri kepala, nyeri pada ekstremitaas

Pernafasan

Gejala : Pernafasan dangkal,takipnea

Seksualitas :

Gejala : Frekuensi menurun / menghindari aktifitas seksual

Interaksi sosial

Gejala: Penurunan keikutsertaan dalam aktifitas social yang bias di

lakukan

2. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

Page 13: dhf

DS :Pasien mengeluh badanya terasa

panas

DO: Perubahan TTV :

TD : hipotensi

N : > 100x/menit

T : >37,5 0C

1. Pasien gelisah

2. Wajah pucat

3. Kelemahan dan kelelahan

Proses infeksi virus Hipertermi

DS : biasanya Pasien mengatakan

kurang nafsu makan dan kurang

tertarik terhadap makanan serta

mengeluh lidahnya terasa pahit.

DO :

A :Penurunan berat BB.

B: Hasil pemeriksaan laboratorium

- Penurunan albumin (<3,5 mg/dl),

- Penurunan Hb (laki-laki <13,5

g/dl, perempuan <12mg/dl)

C: lemas,turgor kulit menurun

(kembali >2 detik), mukosa bibir

kering,mual muntah.

D:-

Anoreksia , mual muntah Nutrisi kurang dari

kebutuhan

DS : Pasien mengaku lemas

DO : - Membran mukosa bibir

kering

- Turgor kulit kembali > 2

detik

Mual muntah / dehidrasi Kekurangan volume

cairan

Page 14: dhf

- Mata cowong

- Pemeriksaan serum elektrolit

didapat

hipokalemi/hiponatremi

- TTV

Nadi : ( >100x/ menit)

suhu : ( > 37,5°c )

Tensi : ( < 100/80 mmHg)

RR : ( > 24x/ menit) / N

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi b/d proses infeksi virus

2. Kekurangan volume cairan b/d mual muntah / dehidrasi

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia mual muntah

4. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO

Dx

Tujuan Intrvensi Rasional

1. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ....x24 jam,

Klien menujukkan suhu

tubuh dalam batas

normal.

Kriteria hasil :

1. Klien tidak mengeluh

panas.

2. Badan tidak teraba

hangat.

1. Kaji Adanya keluhan tanda -

tanda peningkatan suhu tubuh.

2. Monitor tanda - tanda vital

terutama suhu tubuh.

3. Berikan kompres hangat pada

aksila / dahi.

4. Jelaskan upaya – upaya untuk

mengatasi hypertermi dan

bantu klien/keluarga dlm

1. Peningkatan suhu tubuh

menujukkan berbagai gejala

seperti uka merah, badan teraba

hangat.

2. Demam disebabkan efek - efek

dari endotoksin pada

hipotalamus dan efinefrin yang

melepaskan pirogen.

3. Aksila merupakan jaringan tipis

dan terdapat pembulu darah

sehingga akan mempercepat

Page 15: dhf

3. Suhu tubuh 36,5-37,5 0C.

upaya tersebut:

a.Tirah baring dan

kurangi aktifitas

b.Banyak minum

c.Beri kompres hangat

d.Pakaian tipis dan

menyerap keringat

5. Kolaborasi untuk pemberian

antipiretik, misalnya: aspirin

dan asitaminofen.

pross konduksi dan dahi berada

didekat hipotalamus sehingga

cepat memberikan respon dalam

mengatur suhu tubuh.

4. Upaya–upaya tersebut dapat

membantu menurunkan suhu

tubuh pasien serta meningkatkan

kenyamanan pasien.

5. Digunakan untuk mengurangi

demam, dengan aksi sentralnya

pada hipotalamus, meskipun

demam mungkin dpat berguna

dalam menbatasi pemtumbuhan

organisme, dan meningkatkan

outodistruksi dari sel-sel yang

terinfeksi.

2. Tujuan : Setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

….x24 jam diharapkan

kebutuhan cairan dan

elektrolit dapat

terpenuhi kembali, dg

KH :

TTV dalam batas

normal

TD : 110/80-120/90

mmHg

N: 60-100x/menit, S:

36,5-37.5 °c, RR: 12-

1. Kaji TTV, turgor kulit dan

kelembaban mukosa

2. Observasi intake dan output

3. Pemberian cairan parenteral

(IV line) sesuai dengan umur

1. Menunjukkan status dehidrasi

dan kemungkinan kebutuhan

untuk dilakukan penggantian

cairan.

2. Indikator keseimbangan cairan

terutama kehilangan cairan

3. Klien yang tingkat dehidrasi

ringan dan sedang yang kurang

intakenya atau dehidrasi berat

perlu pemeberian cairan cepat

melalui IV line sebai pengganti

cairan yang telah hilang

Page 16: dhf

20 x/menit

Serum elektrolit

dalam batas normal

- Na : 137-145

mm0l/L

- Kalsium : 1-1,5

mmol/L

- Kalium : 2,7-3.9

mmol/L

Membran mukosa

bibir basah

Mata tidak cowong

turgor kulit kembali

< 2 detik

4. Timbang BB setiap hari

5. Kokolaborasi Pemeriksaan

serum elektrolit(Na, K dan

Ca)

6. Kolaborasi dalam pemberian

Obat-obatan (Entimetik dan

antibiotik)

4. Penimbangan BB harian yang

tepat dapat mendeteksi

kehilangan cairan.

5. Serum elektrolit sebagai koreksi

keseimbangan cairan dan

elektrolit.

6. Entimetik berfungsi untuk

mengontrol muntah & Antibiotik

sebagai antibakteri berspektrum

luas untuk menghambat

endoktoksin

3. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …..x 24 jam

diharapkan kebutuhan

nutrisi terpenuhi, dg

KH :

- Nafsu makan baik

- Makanan yang

diberikan habis

dimakan

- Terjadi peningkatan

BB

- Bising usus normal 5-

30x/ menit

1. Kaji status nutrisi.

2. Diskusikan dengan keluarga

tentang diet yang diberikan

3. Berikan makanan dalam

porsi kecil tapi sering.

4. Auskultasi bising usus, catat

bunyi tidak ada/hiperaktif

5. Timbang BB setiap hari

(bila memungkinkan)

1. Untuk mengidentifikasi

kekurangan/ kebutuhan nutrisi,

2. Memberikan pengetahuan

tentang penatalaksanaan diet

sehingga keluarga mengerti

tentang makanan yang boleh/

tidak boleh diberikan

3. Makan dalam porsi besar/

banyak lebih sulit dikonsumsi

saat pasien anoreksia.

4. Meskipun bising usus sering

tidak ada, inflamasi/iritasi usus

dapat menyertai hiperaktifitas

usus, penurunan absorbs air

5. Perubahan berat badan yang

menurun menggambarkan

Page 17: dhf

6. Kaji abdomen dengan sering

untuk kembali kebunyi yang

lembut, penampilan bising

usus normal & kelancarab

flatus

7. Pertahankan higiene mulut

8. Kolaborasi dengan ahli gizi

atau dengan dokter mengenai

makanan yang di butuhkan

peningkatan kebutuhan kalori,

protein dan vitamin.

6. Menunjukan kembalinya fungsi

usus ke normal & kemampuan

untuk memulai masukan oral.

7. Akumulasi partikel makanan di

mulut menambah rasa

ketidaknyamanan pada mulut

dan menurunkan nafsu maka

8. Untuk menentukan makanan

apa saja yang di butukan oleh

pasian untuk memulihkan

kondisinya

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan

nyamuk aedes aegypti.

(Suriadi, 2001 : 57)

Klasifikasi Demam Berdarah Dengue menurut WHO (1975) :

Derajat I :Panas 2 – 7 hari, gejala umum tidak khas, uji “tourniquet” (+)

Page 18: dhf

Derajat II :Sama dengan derajat I ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan

seperti petekia, ekimosa, epistaksis, hematemesis, melena, perdarahan

gusi, uterus, telinga dan sebagainya.

Derajat III :Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan

cepat ( 120 / menit) tekanan nadi sempit (selisih antar sistole dan

diastole 20 mmHg), tekanan darah menurun (120/80 120/100

120/110 90/70 80/0 0/0).

Derajat IV :Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur (denyut jantung

140/menit), anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak

biru.

Konsep Asuhan Keperawatannya meliputi:

a. Pengkajian : identitas klien,riwayat kesehatan,pola fungsi kesehatan,pemeriksaan

fisik.

b. Diagnosa Keperawatan :

i. Hipertermi b/d proses infeksi virus

ii. Kekurangan volume cairan b/d mual muntah / dehidrasi

iii. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia mual muntah

c. Rencana Keperawatan

3.2 Saran

1. Diharapkan dengan ditulisnya makalah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa khususnya

mahasiswa keperawatan untuk bisa lebih mengerti dan memahami tentang penyakit DHF

(Dengue Haemorhagic fever) sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang

benar.

2. Makalah “Asuhan Keperawatan Pada Pasien DHF (Dengue Haemorhagic fever)” ini

masih jauh dari kata sempurna, maka diharapkan kritik dan saran untuk lebih

memperbaiki makalah.

Page 19: dhf

DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo

Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.

Sunaryo, Soemarno, (1998), Demam Berdarah Pada Anak, UI ; Jakarta.

Effendy, Christantie, (1995), Perawatan Pasien DHF, Jakarta; EGC.

Hendarwanto, (1996), Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, FKUI ; Jakarta.

Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa

Keperawatan, Jakarta ; EGC