dhf

43
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM LAPORAN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN DESEMBER 2014 UNIVERSITAS HASANUDDIN DEMAM BERDARAH DENGUE Disusun Oleh : Ubudiah Nourmala Rasak C 111 08 002 Pembimbing: dr. Konsulen : dr. DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 1

Upload: vhiia

Post on 20-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan kasus

TRANSCRIPT

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAMLAPORAN KASUSFAKULTAS KEDOKTERANDESEMBER 2014 UNIVERSITAS HASANUDDIN

DEMAM BERDARAH DENGUE

Disusun Oleh :Ubudiah Nourmala RasakC 111 08 002Pembimbing:dr. Konsulen :dr.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKPADA BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAMFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:Nama:Ubudiah Nourmala RasakNIM:C 111 08 002telah menyelesaikan tugas laporan kasus di bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas KedokteranUniversitas Hasanuddin.Makassar, Desember 2014Konsulen,Pembimbing,

dr. Sp.PDdr.

BAB ILAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIENNama: Tn. FUmur: 16 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiPekerjaan: MahasiswaAlamat: Jl. Bontowa, PangkepAgama : IslamNo. RM: 689199Tanggal masuk : 16/11/2014

II. ANAMNESISAnamnesis : HeteroanamnesisKeluhan Utama : DemamDialami sejak 5 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan terus menerus tiap hari dan meningkat pada malam hari. Harusnya ditanya juga demamnya ini pernah turn seperti suhu tubuh orang normal tidak.Menggigil ada. Nyeri kepala (ada atau tidak). Batuk tidak ada. Sesak tidak ada. Nyeri dada tidak ada. Perdarahan pada hidung dialami sejak 2 hari lalu, frekuensi 2 kali . Bengkak pada gusi sejak 4 hari lalu. Mual ada, muntah tidak ada. nyeri ulu hati tidak ada. Riwayat buang air besar encer 2 hari lalu, frekuensi 1 kali. Ampas ada, lendir tidak ada, darah tidak ada. Nyeri otot dan sendi (ada atau tidak?).BAB : kesan biasa BAK : lancar, warna kuning jernihRiwayat penyakit sebelumnya:Riwayat demam berdarah dengue tidak adaRiwayat penyakit malaria tidak adaRiwayat tifoid ada atau tidakRiwayat penyakit kuning ada atau tidakRiwayat hipertensi tidak adaRiwayat penyakit kelainan darah tidak ada, riwayat transfusi darah tidak ada.Riwayat pengobatan sebelumnya....Riwayat orang yang menderita penyakit yang sama di sekitar......

III. PEMERIKSAAN FISIKa. Keadaan Umum : Sakit Sedang / Gizi Cukup / SadarBB : 60 kg, TB : 165 cmIMT :Gizi Cukup (Normal)b. Tanda vital : Tekanan Darah : 110/80 mmHgNadi: 94x/menit reguler,kuat angkatPernapasan: 22x/menit, Tipe : regulerSuhu: 37,8oC (axilla)

c. Pemeriksaan Regional1. KepalaSimetris muka : simetris kiri = kananDeformitas: (-)Rambut: Hitam,pendek, keriting, sukar dicabut2. Mata Eksoptalmus:(-)Enoptalmus : (-)Gerakan : ke segala arahTekanan bola mata: dalam batas normalKelopak Mata: edema palpebra (-)Konjungtiva: anemis (-)Sklera: ikterus (-)Kornea: jernihPupil: bulat, isokor 2,5mm/2,5mm, refleks cahaya . +/+3. HidungPerdarahan: (+)Sekret : (-)4. MulutBibir:pucat tidak ada, kering tidak adaLidah : kotor (-),tremor (-), hiperemis (-)Tonsil :T1 T2, hiperemis (-) Faring:hiperemis (-), Gusi:bengkak ?, perdarahan gusi tidak ada5. LeherKelenjar getah bening: tidak ada pembesaranKelenjar gondok: tidak ada pembesaranDVS : R-2 cm H2OPembuluh darah: tidak ada kelainanKaku kuduk : tidak adaTumor : tidak ada6. DadaInspeksi: Bentuk : normochest, simetris kiri = kananPembuluh darah: tidak ada kelainanBuah dada:simetris kiri = kananSela iga: dalam batas normal7. ParuPalpasi: Fremitus raba: vocal fremitus kiri=kanan, Nyeri tekan : (-/-)Perkusi Paru kiri :sonorParu kanan : sonorBatas paru-hepar: ICS IV-V Batas paru belakang kanan: dalam batas normalBatas paru belakang kiri: dalam batas normalAuskultasiBunyi pernapasan: VesikulerBunyi tambahan: Rh :-/- Wh : -/-

8. JantungInspeksi: ictus cordis tidak tampakPalpasi: ictus cordis tidak terabaPerkusi:pekak (+)batas atas jantung ICS II sinistrabatas kanan jantung ICS III-IV linea . parasternalis dextrabatas kiri jantung ICS V linea mid-clavicularis sinistraAuskultasi: bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)9. PerutInspeksi: datar, ikut gerak napasAuskultasi: Peristaltik (+), kesan normalPalpasi: NT (-) MT (-)Hepar: tidak terabaLien:tidak terabaGinjal: tidak terabaPerkusi: Timpani (+)10. PunggungPalpasi: NT (-), MT (-)Nyeri ketok: (-)Auskultasi: BP : Vesikuler Bunyi tambahan : Rh -/- Wh -/-Gerakan: dalam batas normal11. EkstremitasSuperior : Akral hangat, uji tourniqet (+), petekie (+)Inferior : Akral hangat

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratoriumJenis PemerikaanHasil (12/09/2013)Nilai Rujukan

DARAH RUTIN

WBC5.9x103/uL4 - 10 x 103/uL

RBC5.33x106/uL46 x 106/uL

HGB15,8 g/Dl12 - 18 g/dL

HCT44.6%37 48%

PLT3x 103/uL150-400x103/uL

KIMIA DARAHSGOT56 U/L 20% menunjukkan bahwa tubuh mengalami defisit cairan sebanyak 5%. Terapi awal pemberian cairan adalah dengan memberikan infus cairan kristaloid sebanyak 6-7 ml/kg/jam. Kemudian dipantau setelah 3-4 jam pemberian cairan. Bila terjadi perbaikan yang ditandai dengan tanda-tanda hematokrit turun, frekuensi nadi turun, tekanan darah stabil, produksi urin meningkat maka jumlah cairan infus dikurangi menjadi 5 ml/kgBB/jam.Apabila setelah pemberian terapi cairan awal 6-7 ml/kgBB/jam tadi tetap tidak membaik, yang ditandai dengan hematokrit dan nadi meningkat, tekanan nadi menurun < 20 mmHg, produksi urin menurun, maka kita harus menaikkan jumlah cairan infus menjadi 10 ml/kgBB/jam.

Protokol 4.Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DBD Dewasa.Perdarahan spontan dan massif pada penserita DBD dewasa adalah: perdarahan hidung/epistaksis yang tidak terkendali walaupun telah diberikan tampon hidung, perdarahan saluran cerna (hematemesis dan melena atau hematokesia), perdarahan saluran kencing (hematuria), perdarahan otak atau perdarahan tersembunyi dengan jumlah pendarahan sebanyak 4-5 ml/kgBB/jam. Pada keadaan seperti ini jumlah dan kecepatan pemberian pemberian cairan tetap seperti keadaan DBD tanpa syok lainnya.Pemberian heparin diberikan apabila secara klinis dan laboraoris didapatkan tanda-tanda koagulasi intravascular diseminata (KID).Tranfusi komponen darah diberikan sesuai indikasi.FPP diberikan bila didapatkan defisiensi factor-faktor pembekuan.PRC diberikan bila nilai Hb kurang dari 10 g/dl.Tranfusi trombosit hanya diberikan pada pasien DBD dengan perdarahan spontan dan massif dengan jumlah trombosit < 100.000/ mm3 disertai atau tanpa KID.

Protokol 5. Tatalaksana Sindroma Syok Dengue pada DewasaBila kita berhadapan dengan sindroma Syok Dengue (SSD) maka hal pertama yang harus diingat adalah bahwa renjatan harus segera diatasi dan oleh karena itu penggantian cairan intravascular yang hilang harus segera dilakukan.Selain resusitasi cairan, penderita juga diberikan oksigen 2-4 liter/menit. Pemeriksaan-pemeriksaan yang harus dilakukan adalah pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL), hemostasis, analisis gas darah, kadar natrium, kalium dan klorida, serta ureum dan kreatinin.Pada fase awal, cairan kristaloid diguyur sebanyak 10-20 ml/kgBB dan dievaluasi setelah 15-30 menit.Bila renjatan telah teratasi jumlah cairan dikurangi menjadi 7 ml/kgBB/jam.

IX. PROGNOSIS1Kematian oleh Demam dengue (DD) hampir tidak ada. Sebaliknya pada DHF/DSS mortaliasnya cukup tinggi. Menurut penelitian prognosis dan perjalanan penyakit orang dewasa umumnya lebih ringan dari pada anak-anak

X. PENCEGAHAN

Untuk memutuskan rantai penularan pemberantasan vector dianggap cara paling memadai. Ada 2 cara pemberantasan vektor :1. Menggunakan InsektisidaBiasanya digunakan malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan abate untuk membunuh jentik. Dosis yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gr Abate 56 1% per 10 ltr air.2.Tanpa InsektisidaMinimal 1 x minggu

Menutup tempat penampungan air rapat-rapat. Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas, botol-botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.

DAFTAR PUSTAKA1. Harijanto PN. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2006; Hal: 1754-60.2. Kartono M. Nyamuk Anopheles: Vektor Penyakit Malaria. MEDIKA. No.XX, tahun XXIX. Jakarta, 2003; Hal: 615. 3. Taylor TE, Strickland GT. Malaria. In : Strickland GT (Ed). Hunters. Tropical Medicine and Emerging Infectious Diseases, 8th ed. W.B4. Rani AA, Soegondo S, Wijaya IP. Panduan Pelayanan Medik PAPDI. Editors. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:Jakarta ; 2006 : 148-515. Gunawan S. Epidemiologi Malaria. Dalam: Harijanto PN (editor). Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta: EGC, 2000; Hal: 1-15. 6. Hairani LK. Gambaran epidemiologi demam berdarah di Indonesia. FKM UI. 2009.7. World Health Organization. Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New edition. Geneva. 2009.8. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam Berdarah Dengue. Dalam Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi V. Editor : Sudoyo AW dkk. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta : 20079. Chen K, Herdiman T. Pohan, Sinto R. Diagnosis dan terapi cairan pada demam berdarah dengue. Medicinus: Scientic Journal of Pharmaceutical Development and Medical Application. 200910. Lestari K. Epidemiologi dan pencegahan Demam Berdarah dengue di Indonesia. Farmaka. 2007; 5:12-29.

17