dewan perwakilan daerah republik indonesia ... · pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada...

33
Nomor: RISALAHDPD/KMT.II-RDPU/I/2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016-2017 I. KETERANGAN 1. Hari : Selasa 2. Tanggal : 31 Januari 2017 3. Waktu : 10.07 WIB - 12.22 WIB 4. Tempat : R. Sidang Komite II 5. Pimpinan Rapat : 1. Parlindungan Purba, S.H., M.M. (Ketua) 2. Anna Latuconsina (Wakil Ketua) 3. Aji Muhammad Mirza Wardana, S.T. (Wakil Ketua) 6. Sekretaris Rapat : 7. Acara : Membahas Penyusunan RUU tentang Energi Terbarukan dengan Tema Optimalisasi Energi Terbarukan Dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Energi Nasional. 8. Hadir : Orang 9. Tidak hadir : Orang

Upload: lykhuong

Post on 27-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

Nomor: RISALAHDPD/KMT.II-RDPU/I/2017

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

-----------

RISALAH

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO

MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016-2017

I. KETERANGAN

1. Hari : Selasa

2. Tanggal : 31 Januari 2017

3. Waktu : 10.07 WIB - 12.22 WIB

4. Tempat : R. Sidang Komite II

5. Pimpinan Rapat :

1. Parlindungan Purba, S.H., M.M. (Ketua)

2. Anna Latuconsina (Wakil Ketua)

3. Aji Muhammad Mirza Wardana, S.T. (Wakil Ketua)

6. Sekretaris Rapat :

7. Acara : Membahas Penyusunan RUU tentang Energi Terbarukan

dengan Tema Optimalisasi Energi Terbarukan Dalam

Rangka Mewujudkan Ketahanan Energi Nasional.

8. Hadir : Orang

9. Tidak hadir : Orang

Page 2: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 1

II. JALANNYA RAPAT:

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Baik Bapak Ibu yang saya hormati, kita mulai saja pertemuan kita karena sudah

lewat, dan saya pikir pertemuan ini sangat penting sekali kita buka sambil teman-teman

menyusun.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita.

Om swastiastu.

Namo budaya.

Horas.

Nuwun sewu.

Pertemuan hari ini RDPU membahas Rancangan Undang-Undang Energi Baru

Terbarukan, kami buka dan terbuka untuk umum.

KETOK 1X

Bapak Ibu Anggota Komite II yang saya hormati dan Bapak Ibu yang terhormat

Ketua Masyarakat Energi Terbarukan, Pak Surya Darma dan teman-teman sekalian yang

saya hormati dari Masyarakat Energi Terbarukan dan dari komponen-komponen yang terkait

yang memberikan perhatian kepada energi baru terbarukan.

Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat

Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat Dengar Pendapat Umum

terkait dengan penyusunan RUU tentang energi terbarukan oleh Komite II. RDPU ini

dimaksudkan untuk mendapatkan masukan-masukan dari stakeholder terkait dengan

penyusunan RUU dimaksud. Adapun tema rapat kali ini adalah optimalisasi energi

terbarukan dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional.

Bapak Ibu yang saya hormati, posisi ketahanan energi Indonesia semakin merosot

dalam beberapa tahun terakhir ini. Penyebabnya ketidakseimbangan laju ketersediaan energi

dengan kebutuhan. Berdasarkan data yang dirilis Dewan Energi Dunia, Indonesia berada di

peringkat 69 dari 129 negara pada tahun 2014. Ketahanan energi meliputi 3 aspek yaitu

ketersediaan sumber energi, keterjangkauan pasokan energi dan kelanjutan pengembangan

energi baru terbarukan. Peringkat itu melorot dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahun 2010 Indonesia ada di peringkat 29 dan 2011 turun ke peringkat 47. Turunnya

peringkat ketahanan energi Indonesia tersebut karena ketidakseimbangan laju ketersediaan

energi dengan kebutuhan energi di masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir ini produksi

minyak terus merosot sedangkan permintaan selalu meningkat. Salah satu strategi untuk

mencapai ketahanan energi adalah dengan melakukan diversifikasi pasokan energi. Upaya

diversifikasi energi tersebut adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan.

Indonesia memiliki potensi sumber energi yang sangat besar. Potensi sumber energi

terbarukan terbesar di Indonesia adalah tenaga air yang dapat menyediakan sekitar 75 Giga

Watt meskipun saat ini hanya 9 persen yang telah dieksploitasi. Selain itu terdapat pula 50

Giga Watt potensi biomassa. Namun saat ini hanya 1,63 Giga Watt yang telah dipergunakan.

RAPAT DIBUKA PUKUL 10.07 WIB

Page 3: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 2

Panas bumi juga merupakan salah satu merupakan sumber daya yang signifikan 29 Giga

Watt, namun baru sebagian kecil yang telah dipergunakan. Tenaga surya dan bio masih

berada pada level yang rendah, masing-masing pada 27 dan 1,4 Mega Watt, namun tenaga

surya merupakan sumber daya energi yang potensial untuk pemanfaatan lebih lanjut. Sumber

energi yang berasal dari gelombang dan pasang surut air laut juga berpotensi dengan potensi

sebesar 49 Giga Watt, namun seperti halnya banyak negara lain sumber daya ini tidak

dieksploitasi.

Bapak Ibu Anggota Komite II yang saya hormati, dan Bapak Ibu dari Masyarakat

Energi Terbarukan, pada RDPU kali ini kita akan mendengarkan pandangan Masyarakat

Energi Terbarukan sebagai narasumber tentang bagaimana seharusnya strategi yang

dilaksanakan dalam mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan dalam rangka

mendukung terwujudnya ketahanan energi. Hal ini juga memperkaya wawasan kita terkait

dengan muatan materi yang akan diatur dalam RUU tentang energi terbarukan.

Baiklah sebelum kami mulai, saya ingin menyampaikan selamat datang kepada

teman-teman Anggota Komite II yang saya hormati, dan Bapak Ibu khususnya Ketua Umum

METI beserta teman-teman sekalian. Perlu saya sampaikan bahwa Dewan Perwakilan

Daerah ini sebagaimana amanah UUD 1945 dalam Pasal 22 adalah lembaga negara yang

tugasnya adalah sama seperti DPR legislasi, pengawasan dan budgeting. Jadi kami punya

masukan kepada pemerintah, dan juga kami sampaikan beberapa kali DPD ini konsultasi

dengan Bapak Presiden. Jadi fungsi pertemuan kami pada hari ini adalah dalam rangka

legislasi. Salah satu fungsi yaitu ada inisiatif daripada Dewan Perwakilan Daerah akan

membuat RUU Energi Baru dan Terbarukan. Jadi kehadiran Bapak Ibu di sini sangat baik

saya rasa. Saya tahu persis di sini semua ada dari ada masyarakat pokoknya yang tergabung

dalam METI-lah energi terbarukan. Ada geotermal, ada masyarakat kelistrikan dan saya

dengar juga ada dari masyarakat nuklir hadir pada hari ini. Terima kasih Pak. Ini merupakan

momentum, nanti kita atur sedemikian rupa pertemuan kita pada hari ini.

Bapak Ibu, Dewan Perwakilan Daerah dibagi atas empat komite utama, yaitu Komite

I, Komite II, Komite III, Komite IV. Komite I membidangi bidang pemerintahan dan Komite

II dimana kita berada membidangi sumber daya alam dan sumber daya energi. Komite III

membidangi bidang kesra dan Komite IV bidang pengawasan hukum. Jadi Komite II dimana

Bapak Ibu berada ini mitra kerjanya hampir semua kementerian yang terkait sumberdaya

alam dan ekonomi, diantaranya mitra kerja kita adalah Kementerian Energi SDM, BUMN

yang terkait dengan SDM, PLN, dan lain lain, Kementerian Perhubungan, Kementerian

Perdagangan, Perindustrian, dan Kelautan ya, dan Kehutanan, Perikanan. Jadi cukup banyak.

Jadi Bapak Ibu ini cukup strategis pada hari ini, ini sudah hadir teman-teman kami yang

sangat berinisiatif untuk memberikan pemahaman. Jadi Bapak Ibu kami punya RUU yang

akan kami usulkan tahun ini yaitu inisiatif kita Undang-Undang Geologi dan Energi

Terbarukan. Jadi sini ke atas Pak Ketua, kami juga ingin kita bermitra bersama, tapi mungkin

lebih daripada itu kami ingin juga mungkin METI atau MKI sudah ada di nasional. Mungkin

teman-teman dari DPD karena ini adalah prominan people bisa diajak bergabung bersama.

Jadi METI misalnya di Provinsi NTB ada, silakan diajak teman-teman. Jadi supaya lebih

enak sambil kita tidak usah lama ini jam 12 sudah selesai. Ada baiknya juga memanfaatkan

waktu ini untuk saling kenalan, karena saya pikir yang paling inti pertemuan kita ini kenalan

Pak. Kalau materinya bisa didiskusikan, dan Dewan Perwakilan Daerah itu tidak berapresiasi

kepada salah satu partai politik, sahabat semua partai politik. Oleh sebab itu kami persilakan

satu persatu. Silakan Ibu Rahmi memperkenalkan biar Bapak-bapak Ibu-ibu teman-teman

dari METI bisa saling berkenalan. Silakan.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 3

PEMBICARA: Hj. RAHMIYATI JAHJA, S.Pd (GORONTALO)

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Pimpinan dan teman-teman, nama saya Rahmiyati Jahja dari Provinsi Gorontalo. Tadi

saya sudah mengenal Bapak Hendro Utomo, Pak Joko Winarno dan Bapak Ivan, ini

semuanya ada di sini. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PEMBICARA: Hj. DENTY EKA WIDI PRATIWI, SE., MH (JATENG)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Nama saya Denty Eka Widi Pratiwi dari Provinsi Jawa Tengah.

PEMBICARA: Drs. MUHAMMAD AFNAN HADIKUSUMO (D.I.Y)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Nama saya Muhammad Afnan Hadikusumo. Saya dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

PEMBICARA: Drs. H. LALU SUHAIMI ISMY (NTB)

Lalu Suhaemi Pak, dari Nusa Tenggara Barat.

Terima kasih.

PEMBICARA: SUDIRMAN (ACRH)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saya Sudirman dari Aceh.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PEMBICARA: TELLIE GOZELIE, SE. (KEP. BABEL)

Terima kasih Pimpinan.

Selamat pagi Bapak Ibu sekalian.

Saya Tellie Gozelie mewakili Bangka Belitung.

Terima kasih.

PEMBICARA: Pdt. MARTHEN, M.Th (SULBAR)

Terima kasih.

Selamat pagi.

Saya Marthen dari Sulawesi Barat.

Page 5: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 4

PEMBICARA: MAMBEROB YOSEPHUS RUMAKIEK S.Si, M.Kesos (PAPUA

BARAT)

Selamat pagi saya Mamberob Yosephus Rumakiek S.Si, M.Kesos dari Papua Bara.

Baru saja dilantik satu minggu yang lalu, Pergantian Antar Waktu, masih baru Pak.\

Terima kasih.

PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, SH (KEP. RIAU)

Selamat pagi.

Nama saya Djasarmen Purba dari daerah pemilihan Provinsi Kepulauan Riau.

Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Terima kasih.

Saya perkenalkan langsung. Bu ada kewajiban memperkenalkan diri Bu. Iya Bu.

Silakan Bu, Bu Uteng.

PEMBICARA: Hj. DARYATI UTENG S, SE., MM (JAMBI)

Ya, selamat pagi.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Baik saya akan memperkenalkan diri. Saya Daryati Uteng dari dapil Provinsi Jambi.

Kebetulan baru pindah dari Komite III ke Komite II bertukar dengan Bapak Syukur.

Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Selamat datang Bu Uteng dan teman kami Pak Mamberob. Ini kami bertukar-tukaran

Pak. Jadi tiap provinsi kan empat. Empat itu bertukar-tuaran ya. Selamat datang, welcome on

board. Saya Parlindungan Purba dari Sumatera Utara.

Baik Bapak Ibu, itu kira-kira pengantar kita dengan segala hormat kami persilakan

Pak Ketua untuk memberikan tanggapannya tentang ide tersebut. Dengan segala hormat kami

persilakan Pak, mungkin 20 menit paling lama. Nanti kalau ada ditambah lagi kita diskusikan

jam 12 mungkin sudah pada saatnya kita bisa kita diskusi lagi. Dengan segala hormat kami

persilakan.

PEMBICARA: Dr. SURYA DARMA (KETUA UMUM METI)

Baik.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Syukur alhamdulillah bahwa pada pagi hari ini bisa bertemu di sini dalam rangka

Rapat Dengar Pendapat dari masyarakat dengan Komite III eh Komite II Dewan Perwakilan

Daerah Republik Indonesia. Ini merupakan kesempatan yang sangat berbahagia bagi kami

bisa ketemu dengan pimpinan dan para anggota, para senator dari berbagai daerah khususnya

yang terkait dan concern dengan energi terbarukan. Apalagi berbicara mengenai rencana

Page 6: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 5

untuk membuat satu rancangan undang-undang inisiatif tentang energi terbarukan. Kami

teringat kembali ketika diawal reformasi ketika DPR RI baru saja dibentuk pada saat itu ada

usul inisiatif yang selama itu belum pernah ada di republik ini dan muncullah yang namanya

Undang-Undang Bumi. Kemudian Undang-Undang Energi. Dua-duanya adalah undang-

undang inisiatif yang dibuat oleh DPR RI dan kebetulan kemudian MKI dan berbagai

organisasi itu diminta pandangan dan sebagian diantara yang hadir pada hari ini adalah

teman-teman yang berkecimpung di dalam penyusunan undang-undang inisiatif itu baik

Undang-Undang Energi maupun Undang-Undang tentang Planet Bumi yang dulu adalah

inisiatif dari DPR RI.

Saya sebagai Ketua METI dan pada saat itu sebagai Ketua Asosiasi Panas Bumi

Indonesia bersama dengan teman-teman yang lain ditunjuk oleh atau diminta oleh DPR RI

untuk memimpin sebuah Tim Penyusunan Draf Rancangan Undang-Undang tentang Energi

dan tentang panas bumi yang pada saat 2003. Kemudian yang kedua adalah tahun 2007 dan

alhamdulillah hari ini sudah terlahir. Memang ketika undang-undang ini diimplementasikan

kelihatannya masih ada yang sangat kurang ya khususnya untuk bidang energi terbarukan

walaupun didalamnya ada substansi-substansi yang termasuk tetapi ketika implementasi

sangat sulit untuk dilakukan karena energi terbarukan itu terlibatnya berbagai sektor bukan

hanya satu kementerian tetapi juga melibatkan berbagai daerah. Energi terbarukan lokasinya

lebih banyak presensinya berada di daerah-daerah terpencil. Oleh karena itu sangat tepat

ketika hari ini kemudian kami mendapat undangan karena ada insiatif dari Dewan Perwakilan

Daerah untuk membicarakan ini. Ini sangat-sangat match dengan substansi dari energi

terbarukan itu sendiri, karena itu hari ini kami datang dengan sebuah tim yang sangat lengkap

dari METI. METI itu Masyarakat Energi Terbarukan yang menaungi berbagai asosiasi

sebagai mitra dan sekaligus sebagai board dari Dewan Asosiasi karena METI itu dibentuk

juga oleh para asosiasi yang terkait dengan seluruh energi terbarukan. Kemudian energi

terbarukan METI juga terdiri dari para pengusaha-pengusaha untuk sektor energi terbarukan.

Kemudian dewan pakar dan akademisi serta individu-individu lain. Jadi kalau tadi ada usul

dari pimpinan untuk membentuk METI di daerah barangkali memang perlu kita pikirkan ke

depan agar energi terbarukan yang potensinya berada di daerah itu akan bisa dimanfaatkan

secara optimum.

Baik, kami masukkan kepada susbtansi yang akan kami jelaskan kenapa pentingnya

Undang-Undang Energi Tterbarukan. Mohon ditampilkan Pak bahan paparan. Baik sambil

menunggu tadi bahannya saya sudah copy-kan ke ...

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Pak mungkin sambil itu bisa memperkenalkan Pak yang hadir nih, kita senang sekali

nih banyak teman-teman hadir pada pertemuan hari ini.

PEMBICARA: Dr. SURYA DARMA (KETUA UMUM METI)

Baik ya, sambil menunggu itu karena kesalahan teknis saya akan memperkenalkan

rombongan yang hari ini hadir. Yang pertama Pak Endro, Endro Utomo, ini para senior

pendiri dari Masyarakat Energi Terbarukan, beliau dulu menjadi Dirjen dari ketenagalistrikan

dan energi baru. Yang sekarang, beliau masih tetap dirjen Pak ya? Yang lain penggantinya.

Kmudian sebelahnya Pak Joko Winarno, ini juga pendiri dan sekarang sebagai pembina. Ini

spesialisasi untuk biomass ya, kalau bicara biomass beliau pakarnya. Kemudian sebelahnya

Pak Erwin, beliau adalah bendahara dari Medco Energy spesialisasi energi terbarukan. Beliau

doktor di IPB tetapi khusus untuk bidang energi terbarukan. Kemudian sebelah saya ini Pak

Page 7: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 6

Lemin Ginting, ini ahli panas bumi. Di METI beliau sebagai anggota untuk bidang legislasi.

Jadi tepat hari ini kita bicarakan. Sebelah kanan Pak Sujana Sulaiman beliau pengusaha

untuk hidro energy, minihidro khususnya dan di METI sebagai Wakil Ketua Umum dan

sebelahnya Pak Paul Butar-Butar spesialisasi untuk climate change dan biogas. Beliau

sebagai Ketua Bidang Regulasi. Kemudian sebelahnya Pak Ivan, ini beliau ahli untuk,

pengusaha dan ahli untuk energi angin. Beliau Wakil Direktur Eksekutif. Kemudian di

belakang ada Pak Adianto ya dari Pertamina. Untuk pertamina itu untuk energi terbarukan

juga yang sekarang di Direktorat Energi Terbarukan dan baru saja moving ke geothermal.

Beliau salah satu ketua untuk bidang pengusahaan. Kemudian Bu Nuli ya, ini spesialisasi

untuk energi terbarukan, dan teman-teman dari nuklir ya, dari nuklir juga hadir, dan saya

sendiri Surya Darma, saya sebagai Ketua Umum. Spesialisasi saya untuk energi terbarukan

secara umum dan khususnya geothermal.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Sambil Pak. Saya juga minta memperkenalkan teman yang baru datang. Silakan

memperkenalkan diri Ibu Permana.

PEMBICARA: Hj. PERMANA SARI, Ssi., MM., MBA. (KALTENG)

Terima kasih Pak Ketua.

Nama saya Permana Sari Pak dari Kalimantan Tengah.

PEMBICARA: Drs. IBRAHIM AGUSTINUS MEDAH (NTT)

Saya Pak Medah dari NTT.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Saya perkenalkan beliau. Beliau calon kuat Gubernur NTT Pak, karena sudah dua kali

bupati, dua kali DPRD, sudah semua Pak. Oke, silakan. Oh satu lagi, silakan.

PEMBICARA: Ir. ANANG PRIHANTORO (LAMPUNG)

Karena ngumpet tidak kelihatan Pak.

Nama saya Anang Prihantoro Pak. Saya dari Provinsi Lampung.

Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Beliau ini sudah tiga periode Anggota DPD Pak. Jadi ini banyak pemain-pemain lama

ini Pak. Terima kasih. Lanjut.

PEMBICARA: Dr. SURYA DARMA (KETUA UMUM METI)

Pimpinan dan Anggota DPD yang kami hormati, kami buat judulnya adalah strategi

pencapaian target 23 persen EBT. Kenapa ini menjadi judul, karena sejak tahun 2006 ketika

Page 8: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 7

kebijakan energi nasional diluncurkan sampai saat ini kelihatannya energi terbarukan ini

bergeraknya sangat lamban dan mungkin hampir statis gitu ya. Kalaupun bergerak dan

bergeraknya relatif tidak memberikan pengaruh yang pengaruh sangat signifikan sampai

kemudian dilahirkannya PP Nomor 79 tahun 2014 tentang kebijakan energi nasional. Baik,

saya kira kita lewat saja ini karena kami sudah perkenalkan tadi. Lewat, terus saja Pak, terus

saja Pak karena waktu.

Sebagaimana diketahui peran METI di dalam pengembangan energi terbarukan itu

banyak sekali termasuk masukan untu kebijakan energi terbarukan, sosialisasi energi

terbarukan, kemudian peningkatan kapasitas SDM, dan kami baru saja membentuk sebuah

lembaga sertifikasi energi terbarukan dan sekarang ini sedang proses untuk mendapatkan

lisensi di PNSP. Pada hari ini juga ada link and match untuk membicarakan proses sertifikasi

SDM untuk sektor energi terbarukan di Grand Melia. Kemudian business matching ya ini

banyak sekali yang kita buat termasuk kerjasama baik nasional maupun internasional.

Internasional pada umumnya industri-industri itu memang mereka ingin mencari tanah dalam

rangka untuk investasi di Indonesia dan biasanya mereka datang ke METI, berbicara dengan

METI dengan industri. Yang sudah terjalin itu ada Swedia, Denmark, Belanda, Jerman, New

Zealand, Australia, USA, Jepang, Thailand, kemudian Korea dan baru saja kemarin itu

adalah Swedia dan Norwegia. Kita lihat bahwa tantangan ke depan itu memang emisi rumah

kaca ya, dan ketahanan energi. Kita lihat ketahanan energi kita yang tadi disampaikan

pimpinan semakin rapuh posisinya. Sebetulnya posisi energi terbarukan itu bisa menjadi

salah satu sumber kemandirian dan ketahanan energi karena posisinya yang berada tersebar

di seluruh pelosok dan itu akan memberikan jaminan ratusan energi dan juga ketahanan

ekonomi bagi masyarakat di pedesaan. Lanjut saja.

Ini adalah tantangan implementasi kebijakan energi nasional. Kalau kita lihat tentu

energi terbarukan target tahun 2025 adalah 23 persen, tahun 2030, 25 persen dan tahun 2050

ada 31 persen. Posisi sekarang di tahun 2016 itu kurang lebih itu antara 6 sampai 7 persen,

ya. Kalau dulu 2010 di situ 5 persen sekarang bergerak sedikit. Jadi relatif sangat-sangat

pelan dan untuk menuju 2025 ini memiliki tantangan yang sangat berat untuk bisa dipenuhi

oleh berbagai pihak khususnya oleh pemerintah. Lanjut. Nah kalau kita lihat trend global

dalam pengembangan energi terbarukan di sini kita bisa lihat nomor satu China itu ya

investasi di energi terbarukan itu paling besar ya, kemudian Amerika Serikat kemudian

Jepang kemudian Inggris dan Jerman ya, itu urutan kelima. Lanjut. Ini adalah trend global

dalam pengembangan IT kapasitas atau produksi total pada akhir tahun 2014. Nomor satu

untuk energi untuk hidro itu Cina ya, dua Amerika, tiga Brazil, empat Jerman. Ini ada urut-

urtuannya. Kami sudah copy-kan. Maaf tidak bisa belum bisa kami perbanyak karena waktu

kemarin.

Nah, bagaimana pengembangan energi terbarukan di Indonesia? Ini kita lihat sekarang.

Lanjut. Persepsi energi kita tahu bahwa dari energi ya, dari energi primer di ubah menjadi

energi kemudian bisa menjadi makanan, bisa panas, bisa cahaya, pergerakan dan sebagainya.

Itu adalah semata-mata untuk keperluan hajat hidup manusia dan yang paling penting adalah

untuk kesejahteraan hidup. Nh karena itu energi menjadi faktor yang salah menentukan. Di

dalam proses konversi ini yang barangkali nanti ini perlu di dalam Undang-Undang Energi

walaupun di Undang-Undang Energi sebagian sudah diproses tetapi ketika kita berbicara

energi terbarukan ini harus diperdalam dan dipertegas ya. Nah karena apa? Konversi energi

itu kita lihat di sini dari energi primer ada proses konversi dia baru bisa menjadi energi

sekunder, menjadi listrik dan sebagainy. Nah untuk mengkonversi itu sumbernya bisa dari

waste energy, bisa dari air, batu bara, minyak bumi, minyak bumi, panas bumi dan

sebagainya. Lanju. Ini adalah dilema pembangunan berkelanjutan yang kita lihat. Itu yang

terlibat atau para pelaku itu ada pemerintah, industri dan masyarakat. Yang sangat baik kalau

ketiga aktor ini pemerintah, masyarakat dan industri itu bersinergi. Tidak akan mungkin

Page 9: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 8

pemerintah berjalan sendiri atau industri berjalan sendiri, apalagi masyarakat berjalan sendiri.

Karena itu sinergi ketiga aspek ini, ketiga pelaku ini akan melahirkan satu proses

pembangunan yang berkelanjutan dan pasti harapannya adalah berwawasan lingkungan. Nah

kalau kita lihat di dalam amanah Undang-Undang 30 tentang energi, seharusnya atau wajib

dilaksanakan oleh pemerintah itu ada paling tidak ada beberapa poin. Satu, penyediaan

energi. Yang kedua adalah penyediaan energi oleh pemerintahan atau pemerintah daerah

diutamakan yaitu daerah yang belum berkembang. Ini kan sampai sekarang juga belum

berjalan sebagaimana yang diharapkan. Ini amanah. Kemudian daerah terpenci. Ini juga

belum terlaksana dengan baik. Daerah pedesaan, ini kan yang menjadi konsep dari DPD saya

kira dimana Bapak-bapak ini menjadi utusan. Pedesaan, itu menggunakan energi setempat,

khususnya energi terbarukan, itu yang belum dilaksanakan sepenuhnya. Kalau kita berbicara

amanah ini belum dilaksanakan sepenuhnya, kalau kita bicara dalam konteks undang-undang

sebetulnya Presiden itu sudah melanggar aturan atau ketentuan undang-undang karena

amanah ini sangat tegas disebutkan di dalam Undang-Undang Energi. Kemudian daerah

penghasil sumber energi mendapatkan prioritas untuk peroleh energi, ini juga tidak

dilaksanakan itu ya kami. Kemudian bisa memahami karena apa? Prioritas itu dilihat dari

aspek sumber, dimana sumber itu nanti kita berbicara energi terbarukan. Ketika berbicara

energi terbarukan dalam bauran energi, nah itu nanti ada kontestasi antara energi terbarukan

dengan energi lain. Nah karena ada kontestasi itu akhirnya energi terbarukan tidak

mendapatkan peran yang memadai di dalam bauran energi ini. Kemudian penyediaan energi

baru dan energi terbarukan wajib ditingkatkan oleh pemerintah. Ini kan baru dalam tataran

kebijakan, tetapi belum sampai pada tataran implementasi, karena ketika implementasi semua

pihak mengatakan bahwa banyak pihak mengatakan bahwa sulit untuk diimplementasikan

karena masing-masing punya undang-undang tersendiri. Oleh karena itu kami kemudian

berpikir kalau begitu supaya penyediaan energi dan energi terarukan ini bisa ditingkatkan

pemerintah melalui satu undang-undang juga yang kita sebut dengan energi terbarukan yang

Bapak sedang inisiasi itu. Kami sudah membuat sebuah naskah akademik, draf umum sudah

kami sampaikan tadi ke Sekretariat tetapi ini perlu kita matangkan, perlu kita matangkan ada

draf secara umum. Untuk rancangannya itu belum tetapi poin-poinnya sudah kami buat

kemudian naskah akademis juga sudah dibuat barangkali nanti kalau memang disepakati

tentu tindak lanjut dari pertemuan kita hari ini menjadi landasan bagi METI. Kemudian kalau

bisa kita bekerja sama dengan DPD untuk kita betul-betul lahirkan sebuah naskah, baik itu

naskah akademik dalam bentuk yang utuh maupun naskah draf Rancangan Undang-Undang

Energi Terbarukan yang utuh lanjut.

Pertanyaan kunci yang kita lihat kenapa pengembangan energi terbarukan di

Indonesia itu menjadi penting? Apakah sudah ada regulasi yang kuat yang bisa

diimplementasikan ternyata Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 yang mewajibkan

penggunaan ITE tetapi pada kenyataannya belum mampu mencapai target, kebijakan energi

nasional, walaupun itu sudah disimpulkan itu tetapi tidak ada kewajiban dari berbagai pihak

untuk melaksanakan itu. Apalagi sekarang dengan kebijakan menteri baru, di menteri ESDM

yang saya kira merupakan tantangan yang sangat besar bagi sektor ini untuk bisa

diimplementasikan.

Apakah ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban penguatan METI harus dijawab

dengan penyusunan undang-undang khusus tentang energi ini yang barangkali perlu kita

diskusikan. Kami dari kajian-kajian yang berkembang dengan para pakar kemudian expert

dengan asosiasi yang terkait kelihatannya memang perlu melahirkan sebuah undang-undang

energi khusus tentang energi terbarukan, walaupun barangkali nanti kita pikirkan apakah

undang-undang energi terbarukan ini termasuk juga dengan energi baru, barangkali nanti Pak

Endro bisa menambahkan untuk sektor itu.

Page 10: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 9

Apakah sudah cukup dengan penyusunan PP, sebagaimana diamanatkan Undang-

Undang Nomor 30 karena sampai sekarang PP-nya belum ada. Ketika kami berbicara

didalam draf PP, ternyata banyak sekali hal-hal yang akan kita masukkan didalam PP itu

tetapi tidak ada di dalam undang-undangnya. Kemudian bertentangan juga dengan undang-

undang lain misalnya dengan Undang-Undang BUMN, dengan Undang-Undang perpajakan,

dengan undang-undang yang ada di sumberdaya alam dan sebagainya, karena itu kami

melihat tidak cukup penyusunan itu hanya diatur di dalam PP, tetapi harus diatur didalam

undang-undang tersendiri yang kita sebut dengan Undang-Undang Energi Terbarukan.

Apakah regulasi yang sudah diterbitkan dipatuhi oleh stakeholder pemerintah, ini

akan menjadi pertanyaan, karena peraturan yang dilahirkan apakah itu dalam bentuk Perpres

ataupun dalam bentuk, apalagi dalam bentuk peraturan menteri itu sama sekali tidak dipatuhi

untuk dinementasi oleh stakeholder, di sektor ini. Dari tahun 2008 kami melihat bahkan ada

dalam satu tahun ini bisa dua tiga kali ganti peraturan menteri, ya, keluar peraturan menteri

ini, oh, ini tidak implementatif karena apa ini bertentangan dengan ini, berubah lagi, dan

keluar lagi yang baru tidak implementatif keluar lagi, sampai sekarang barangkali sudah lima

atau enam peraturan menteri yang dilahirkan, tetapi belum ada yang signifikan gitu ya bisa

diimplementasikan, karena itu kami kemudian berkesimpulan ini memang perlu diatur dalam

tataran peraturan perundangan yang nilai lebih tinggi. Tidak cukup hanya diatur dalam

peraturan menteri, di dalam PP dan sebagainya.

Jadi sangat layak kalau ya, inisiatif DPD untuk melahirkan Undang-Undang Energi

Terbarukan ini perlu kita dukung, ya. Apakah, bagaimana dengan regulasi untuk

mempermudah pengurusan izin-izin ditingkat pusat dan daerah? Ini kan sekarang menjadi

concern juga. Ya, kita lihat, kami baru saja kembali dari Uni Emirat Arab kemarin dalam

rangka apa diskusi soal kebijakan kementrian energi yang baru ini. Kami lihat di sana banyak

sekali izin-izin itu, praktis hampir tidak ada, praktis hampir tidak ada. Kita mau membangun

apa, dimana, di sini pemerintah saja yang langsung berikan dukungan bahkan kalau perlu

pemerintah memberikan dukungan dana 60%, 40%, anda dari industri 60% dari pemerintah.

Kemudian bunganya 0% ya, insentifnya berbagai macam diberikan.

Jangan kita berharap kemudian ada pajak, kalau diperlukan nanti barangkali Pak Paul

itu bisa menjelaskan secara detail. Kita cari waktu, ada item-item yang itu memang betul-

betul mempermudah yang pada akhirnya memang tidak apple to appler kalau kita mau

bandingkan dengan itu. Dananya yang didapatkan itu dengan bunga 0% dengan pemerintah

mengalokasikan 60% ya, insentif diberikan bermacam-macam, izin itu tidak diperlukan, gitu

ya, ada yang mau bangun hanya pemerintah katakan oke di sini silakan gitu, tanah 100%

digratiskan gitu oleh pemerintah, kan sulit, tapi kita barangkali tidak sampai ke sana tetapi

ada celah atau rule dan room yang bisa dimanfaatkan, gitu ya.

Nah, ini lagi pertanyaan kunci, energi dikelola berdasarkan azas kemanfaatan dan

sebagainya. Apakah pemanfaatan ini sudah memperhatikan aspek keberlanjutan? Saya kira

ini yang belum, ya, padahal energi terbarukan itu kan, kita lihat memang aspek berlanjutan

itu 100% sedangkan energi yang lain itu memang sulit untuk di jamin keberlanjutannya,

tetapi itu juga menjadi perlu kita bersinergi, tetapi jangan kemudian kita manfaatkan

semaksimal mungkin energi fosil yang pada akhirnya kita geser posisi energi terbarukan ini

yang seharusnya dia bisa saling mengisi. Kalau dia bisa mengisi maka energi fosil ini bisa

kita manfaatkan untuk bukan hanya sekarang tetapi untuk anak cucu kita.

Nah, oleh karena itu bauran energi itu yang sekarang kita lihat kan masih

mengutamakan energi fosil. Nah seharusnya itu sudah berbalik, kita lihat Negara-Negara

Eropa itu bahkan mereka sudah chief dari energi fosil energi terbarukan. Energi fosil bahkan

dikenakan pajak yang sangat tinggi, sangat-sangat tinggi ya, kalau kita datang ke Eropa pajak

BBM itu bisa bisa 200% dari harga BBM harga pasar gitu, karena apa? Karena ada pajak.

Ada diplation premium, kemudian ada karbon tax, macam-macam itu dikenakan kepada

Page 11: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 10

pengguna dan kemudian dana itu digunakan untuk mensubsidi energi terbarukan kalau

dikatakan energi terbarukan itu biayanya lebih tinggi.

Kemudian, bagaimana dengan TKDN? TKDN kita kan masih sangat rendah.

Sebagian besar hampir semuanya kita impor tetapi yang sangat menyedihkan bagi kita ketika

kita ingin meningkatkan TKDN seperti industri solar BIFI. Itu justru material yang diimpor

untuk membangun industri solar BIFI itu dikenakan pajak lebih besar yang menyebabkan

pada akhirnya akan lebih murah kita impor dalam bentuk bukan bahan baku tetapi dalam

bentuk jadi dibandingkan dengan bahan baku kita impor, kita bangun di sini sendiri. Ini kan

menyedihkan ya. Industri solar PV kita itu bisa mati kalau kita biarkan seperti ini. Ini karena

ada faktor tidak ada keberpihakan dan karena itu perlu kita cantumkan di dalam Undang-

Undang Energi Terbarukan. Bagaimana proteksi hal-hal semacam ini itu bisa kita masukan.

Industri yang menopang pengembangan ITE itu belum berkembang yang banyak kan

yang masuk dari luar. Sebetulnya kalau kita ingin kembangkan industri kita, kita sinergikan

saja mereka yang datang yang sekarang kerja sama dengan METI itu mereka sebagian besar

ingin bekerja sama dan mewakafkan industri dalam negeri. Jadi bukan mereka datang, kami

datang 100% tidak, kami mau berapa, mau 60% boleh. Mau berapapun mereka kami siap.

Nah, tapi ini kan perlu keberpihakan oleh pemerintah untuk memberikan dorongan dan

pembinaan kepada industri dalam negeri karena kalau tidak itu pasti akan digilas habis. Kita

lihat, entah dari Eropa, entah dari China, dari Korea, dari Jepang tapi kan kita tidak ingin

juga lihat industri kita itu mati.

Nah, ini yang perlu kita susun dan kita masukan didalam RUU kita untuk energi.

Berapa banyak SDM yang tersedia untuk pengembangan ITE? Inikan memprihatinkan kalau

kita lihat. Misalnya, kami itu untuk panas bumi, panas bumi itu untuk meningkatkan

kapasitas dari posisi sekarang 1,5 gigawatt menjadi 9,5 gigawatt itu perlu orang yang expert

saja itu paling tidak 8.000 orang. Untuk expertiest itu butuh waktu 7 sampai 8 tahun kita baru

bisa kita hasilkan. Bayangkan Pak, kalau sekarang baru kita siap-siap padahal tahun 2025

yang tinggal hanya sembilan, delapan tahun lagi, apa siap kita dengan 8.000 orang itu tenaga

ahli? Mereka baru selesai dari perguruan tinggi, kemudian kita didik masuk bekerja, didik

lagi, masuk bekerja, train lagi, tidak cukup waktu. Jadi perlu ada skenario, demikian halnya

dengan yang lain. Nah ini memang perlu kita cover kalaupun nanti misalnya akan masuk dari

luar, bagaimana transfer of knowledge and transfer of technology yang harus dimuat secara

detail didalam Undang-Undang Energi.

Kemudian apakah insentif itu sudah cukup? Itu yang belum cukup. Kalau kita lihat,

kita bandingkan tadi beberapa negara yang saya katakan bahkan sampai nol itu diberikan

karena apa? Mereka berikan nol yang penting ini bermanfaat, berkembang kemudian

ekonomi berkembang apalagi posisinya di daerah-daerah terpencil berarti ekonomi lokal

bertambah. Pada akhirnya kalau ekonomi meningkat, kan mereka juga akan bayar pajak.

Kalau mereka akan bayar pajak pada akkhirnyakan juga akan ada signifikansi pertambahan

income bagi pemerintah.

Jangan kita lihat kalau sekarang ini kan tidak, belum apa-apa sudah kita kenakan

pajak itu 30% bagi mereka, ya setengah modar begitu ya, apalagi nanti kita bandingkan

dengan negara-negara yang memberikan fasilitas insentif yang sampai nol kaya begitu di

beberapa negara, itu tidak akan mungkin kita hadapi ya kita bandingkan.

Kemudian harga listrik dan harga BBM itu ditentukan pemerintah sehingga biaya

keekonomian tidak dapat sepenuhnya dibebankan kepada pelanggan. Ya kalau memang itu

ditetapkan pemerintah konsekuensinya memang harus ada alokasi, juga subsidikan

konsekuensi karena tidak akan mungkin industri akan mengembangkan energi itu tidak

berdasarkan keekonomiankan, kan tidak mungkin, pasti harus berdasarkan keekonomian.

Nah, perbedaan antara energi yang dihasilkan berdasarkan keekonomian dengan

harga energi yang ditetapkan atau harga listrik atau harga BBM harga pun harga energi yang

Page 12: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 11

ditetapkan oleh pemerintah, selisihnya harus difasilitasi oleh pemerintah, konsekuensinya

begitu. Nah, dimana posisi itu itu harus clear disebutkan karena kalau tidak clear disebutkan,

kami melihat beberapa negara itu clear, mereka sebutkan misalnya Thailand. Thailand itukan

sekarang jauh lebih maju dari kita untuk pengembangan energi terbarukan mereka hanya

dipimpin oleh seorang dirjen. Dirjen energi terbarukan tetapi kebijakannya langsung kepada

presiden begitu. Kaya IRENA, itukan International Renewable Energy Agency, negara

anggotanya 150 anggota. Dipimpin oleh seorang direktur jendral, bukan oleh menteri tapi

levelnya apa namanya punya C yang kuat.

India itu dipimpin oleh seorang menteri energi terbarukan tapi kalau kita tidak punya

itu, mungkin nanti kita perlu ada sebuah badan barangkali. Badan yang kita sebut, kalau kami

didalam draf ini, didalam naskah akademis kami sebut dengan badan pengelola energi

terbarukan. Apakah badan ini nanti punya C yang sangat kuat sehingga lintas sektor yang

melibatkan berbagai pihak itu dia punya kebijakan yang langsung kepada Presiden begitu ya,

tidak kalau sekarangkan panjang sekali, kalau panjang itu agak sulit.

Ini saya kira kalau kita lihat di dalam kebijakan energi nasional, tahun 2025 itukan

sebetulnya target listrik itu 40% dari energi terbarukan. Yang sekarang baru sekitar mungkin

sekitar 11% kalau listrik ya, kalau listrik. Nah ini menjadi tantangan yang luar biasa yang

waktunya hanya tinggal 9 tahun lagi, apa mungkin untuk dicapai? Nah, oleh karena itu

memang perlu ada strategi pencapaian 23% itu.

Jadi satu adalah dari aspek regulasinya. Pemerintah perlu ada pembinaan pengawasan

termasuk intensif fiskal. Kemudian dari aspek bisnisnya ini juga perlu diperhatikan agar

harga yang dihasilkan oleh energi terbarukan itu harus berdasarkan keekonomian. Kecuali itu

dibangun 100% oleh pemerintah. Kalau oleh pemerintah tidak memperhatikan keekonomian

karena tidak ada kewajiban untuk harus mengembalikan dana investasi yang ditanamkan

disitu dan investasi bisa dikembalikan kalau harganya berdasarkan keekonomian.

Kemudian dari aspek legal, oleh karena itu perlu adanya Undang-Undang Energi

Terbarukan yang bisa meng-cover, bisa memanyungi, bisa memberikan jaminan dari segi

hukum, kegiatan kita. Karena kalau tidak, kita lihat dari beberapa kebijakan yang dikeluarkan

peraturan menteri dan sebagainya nah itukan berubah-rubah terus, berubah-rubah, sebentar-

bentar berubah-rubah, tidak ada jaminan bahwa itu bisa diimplementasikan. Harapan kita

kalau itu undang-undang ada kewajiban bagi pemerintah untuk melaksanakan.

Kemudian aspek teknologi, itu lebih teknis, kemudian aspek SDM, strategi penyiapan

SDM-nya untuk lift frog, jadi ada lompat katak kan gitu ya, dari posisi sekarang 6% menjadi

25% itu berartikan lompat kodok, begitu ya, harus betul-betul ada upaya khusus. Kemudian

aspek kelembagaan, apakah perlu memang dibentuk sebuah BUMN Energi Terbarukan

misalnya? Dulu wacana saya kira Pak Pimpinan sudah pernah kita diskusikan begitu ya perlu

tidak dibentuk sebuah BUMN Energi Terbarukan? Mungkin ini harus didiskusikan secara

khusus apakah oleh Pertamina, oleh PLN, lain-lain.

Aspek pendanaan, pendanaan tidak hanya mengacu kepada di luar APBN tetapi perlu

juga dipikirkan mungkin ditempatkan dalam APBN ya. Kalau beberapa negara itu

ditempatkan khusus gitu, kemudian ada aspek lain yang sangat penting strateginya adalah

ada yang kita sebut dengan RPS Pak, Renewable Energy Portofolio Standard. Beberapa

negara itu mewajibkan industri-industri yang menggunakan energi fosil untuk menggunakan

energi terbarukan dengan jumlah tertentu. Nah ini siapa nanti yang menentukan? Itu badan

tadi itu Pak, badan pengelola tadi itu akan menetapkan ini industri ini sudah menggunakan

energi sampai100% misalnya fosil, karena itu anda ada kewajiban untuk mengalokasikan let

say anda kenanya 5% atau anda kenanya 10%, nah dia yang menentukan, gitu ya. Nanti

disampaikan ke DPR atau ke DPD, oh kalau begitu anda 5%, kalau begitu anda kenanya

10%, anda misalnya 7%, dan sebagainya, angka-angka ini diterapkan oleh badan pengelola

itu, gitu ya.

Page 13: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 12

Ini adalah beberapa strategi lift frog, saya kira termasuk tersedianya level playing fair.

Jadi harus ada kesamaan, perlakuan, apple to apple. Kalau sekarang misalnya Pak menteri

kami ini bicara begini, energi terbarukan bisa masuk, bisa dimanfaatkan kalau dia bisa

bersaing dengan energi yang lain, ini kan sesuatu yang impossible gitu. Kenapa impossible?

Karena energi lain itu ada faktor-faktor yang tidak diperhitungkan, misalnya aspek

lingkungan, itu kan tidak diperhitungkan disitu, diplasion premium itu kan tidak

diperhitungkan disitu. Sedangkan energi terbarukan itu sudah termasuk di dalamnya.

Jadi kalau mau, itu kita buat apple to apple maka semua aspek-aspek itu didalam

perhitungan harga itu kita masukkan. Diplasion premiumnya kita masukan, aspek

lingkungannya kita masukkan, gitu ya, dan sebagainya dan sebagainya, kemudian

peningkatan keekonomian proyek inti, yang sekarang memang salah satu di antaranya adalah

pemerintah membuat fit in tarif, untuk jangka panjang tapi fit in tarif ini kan tidak

implementable.

Ada peraturan menteri tetapi tidak bisa dieksekusi, ini yang yang kami lihat salah satu

tantangan yang luar biasa di kita, berbeda kalau di Thailand. Thailand itu mereka buat fit in

tarif langsung dijalankan gitu, ya. Tahun lalu kami ada Indonesia forum diundang oleh

menteri energi Thailand, bersama dengan METI kami datang 22 orang ke sana. Kemudian

kita ada change of knowledge, kemudian change of soal regulasi dan sebagainya kami lihat

ini timpang betul antara kita dengan mereka.

Jadi kalau mereka bisa bergerak sangat cepat karena memang room untuk ke sana itu

ada, regulasinya memang itu bagus, semua regulasi yang dikeluarkan itu memang bisa

diimplementasikan, di kita tidak. Sudah keluar, sudah, nanti masing-masing pihak

mengatakan ini tidak bisa diimplementasikan, nanti sektor lain tidak bisa diimplementasikan,

sektor lain mengatakan ini tidak bisa implementasikan. Jadi hanya sampai tahapan apa ya

peraturan tetapi tidak bisa di eksekusi, ini kan sangat disayangkan.

Kemudian peningkatan industri teknologi lokal, tadi kami sudah sebutkan. Sebetulnya

perlu keberpihakan pemerintah terhadap penggunaan teknologi lokal untuk proyek-proyek

yang didanai. Barangkali bisa didanai oleh APBN atau didanai oleh BUMN. Harus ada

keberpihakan. Jadi kalau kita lepaskan 100% kepada industri itu agak sulit. Misalnya begini

ketika industri akan melakukan riset, tentu saja riset ini kan akan dihitung sebagai biaya,

ketika akan dihitung sebagai biaya, pasti akan meningkatkan cost, meningkatkan cost berarti

akan meningkatkan konsekuensinya kepada biaya produksi.

Nah, kalau tidak ada keterlibatan pemerintah kebijakan yang tepat dalam hal ini maka

tentu akan sulit, tetapi pemerintah tidak bisa melahirkan itu karena tidak ada room, tidak ada

regulasi yang memberikan right kepada pemerintah. Nah, harapan kami kalau ada Undang-

Undang ET ini room itu kita buat di situ Pak. Room itu kita buat, khusus untuk energi

terbarukan apa yang kita berikan gitu ya, dalam kaitannya dengan riset, dalam kaitannya

dengan transfer, teknologi dan sebagainya, kalau tidak, tidak mungkin kita bisa belajar di

Thailand saja, tidak usah jauh-jauh itu, kalau kita belajar dari Amerika barangkali sudah

terjauh, di India juga bisa kita belajar. Dari berbagai sisi India memang di bawah kita, tetapi

untuk energi terbarukan, termasuk industri mereka leading Pak, mereka leading, kami dari

METI itu datang ke sana berkunjung, diundang, barangkali kalau diperlukan nanti, kita minta

DPD juga bisa hadir gitu ya, nanti dalam satu rombongan, industrinya sangat bagus, leading

betul mereka itu. Kebijakan-kebijakannya, bagus gitu.

Nah, kemudian penyedia data dan formasi tentang ET yang sekarang ada diberbagai

sumber, penguatan SDM, dukungan pendanaan lainnya dari pemerintah, ini termasuk yang

dulu pernah diwacanakan. Misalnya dana ketahanan energi yang dulu pernah diwacanakan,

tapi soal bentuk itu sebutan apa terserah lah tetapi harus ada. Kalau di negara-negara yang

maju mereka masukan ke dalam satu S-Crew account. Dana-dana yang misalnya tax

premium, kemudian dana diplasion premium itu dimasukkan dalam S-Crew account yang

Page 14: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 13

bukan masuk ke penerimaan pemerintah yang akan digunakan untuk APBN yang lain tetapi

dana ini yang khusus dialokasikan untuk penggunaan energi terbarukan. Nah kalau kita mau

belajar dari situ barangkali bagus juga.

Nah, kemudian ini beberapa rekomendasi karena itu kami mendukung ya, perlu

dipikirkan adanya Undang-Undang Energi Terbarukan Indonesia agar regulasi, apakah itu

fair in tarif, berbagai regulasi yang diberikan bisa terimplementasikan, dan bisa ada kepastian

hukum. Kalau sekarang kepastian hukum juga agak sulit Pak. Ada pengusaha-pengusaha lagi

sudah bikin perjanjian tahu-tahu keluar dengan peraturan baru gitu dan semua peraturan baru

itu meminta supaya menyesuaikan dengan peraturan baru itu, itu kan bisa buyar dari sisi

usaha. Terlepas kita apakah ini nanti jangan dikatakan bahwa ini pro kepada industri atau pro

kepada pengusaha dan sebagainya, kalau kita tidak pro kepada pengusaha, pengusaha tidak

berkembang, sulit juga.

Kita lihat bagaimana Amerika, kadang-kadang Amerika itu presidennya langsung itu

ya, yang turun, kita lihat bagaimana Josh Bush datang hanya untuk membela proyek di

Taithon, ya, Pak Hendro. Josh Bush langsung yang datang, tekan-tekan gitu, itu Amerika

Pak, masa kita untuk untuk mendukung industri kita sendiri kita bilang, ada orang bilang oh

ini kita terlalu pro kepada industri, kapan lagi kita mengembangkan industri dalam negeri

kalau kita tidak pro? Nah itu perlu gitu, tapi perlunya kan harus ada aturan hukum, kalau

tidak ada aturan hukum agak sulit juga bagi presiden untuk melaksanakan.

Saya kira akan masuk beberapa masukan untuk RUU energi terbarukan ya. Ini

penjelasan konsep RUU energi terbarukan. Yang pertama mengapa perlu Undang-Undang

Energi Terbarukan? Ini kami muat didalam nanti naskah akademis. Draf naskah akademi itu

akan menjelaskan kenapa perlu Undang-Undang Energi Terbarukan itu? Pikiran-pikirannya

sudah ada tetapi belum lengkap tetapi nanti kalau disepakati ini akan kita sempurnakan, kita

buat secara bersama-sama. Kemudian nanti kita akan masukkan didalam naskah akademik itu

termasuk struktur ancangan Undang-Undang Energi Terbarukannya, pasal demi pasal dan

sebagainya kemudian visi, misi, azas, tujuan, untuk jangka panjangnya apa, kemudian

peraturan perundangan terkait, kemudian definisi-definisi yang diperlukan barangkali nanti

kami bisa bantu dengan DPD. Kemudian kuasa dan pengusahaan kalau itu memang itu

diperlukan kegiatan usaha dan operasionalnya seperti apa. Apakah perlu izin usaha atau tidak

nanti kita perlu diskusi di situ ya. Kalaupun diperlukan kalau bisa seminimal mungkin gitu.

Kemudian ada mandatori, ini yang sangat penting, mandatori pemanfaatan energi

terbarukan. Kalau sekarang kan ada mandatori untuk biofeul yang kita lihat tapi ini kan perlu

ada payung hukumnya. Kalau tidak ada payung hukumnya agak sulit nanti. Kalau di

Amerika itu jelas mereka sebut dengan portofolio standard. Di Malaysia juga begitu, di

Thailand juga begitu, di India juga begitu, di New Zealand juga ada. Kemudian, kami sebut

juga ada badan pengelola energi terbarukan nasional, soal nama nanti kita pikirkan tetapi

kurang lebih itu, yang kami jelaskan tadi itu fungsinya.

Kemudian ada pembinaan dan pengawasan. Kita perlu bina pengusahanya, perlu bina

juga SDM-nya dan sebagainya itu bagaimana harus dimasukkan disitu, pengawasan tentu

saja oleh pemerintah dan dimana posisi pengawasan oleh legislatif. Itu kita serahkan kepada

legislatif untuk membicarakannya, kemudian insentif dan harga energi terbarukan ini juga

perlu kita tuangkan didalam situ supaya memberikan kepastian. Kalau pun nanti akan ada

peraturan menteri atau peraturan presiden tentang itu, itu ada, ada acuan hukum kalau tidak

kan sulit.

Nah, mungkin ketua peralihan, saya kira ini mengapa perlu Undang-Undang Energi

Terbarukan, saya kira karena waktu ya ini bisa dibaca kami serahkan sepenuhnya nanti ke

pimpinan untuk diperbanyak dan yang terakhir ini kesimpulan. Oleh karena itu kami melihat

bahwa untuk kepastian hukum ini perlu ada Undang-Undang Energi Terbarukan dan dari

aspek lingkungan hidup, emisi udara rendah tentu pengembangan energi terbarukan itu dapat

Page 15: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 14

dilakukan untuk mendukung skema Paris Agreement. Paris Agreement kan sudah di sudah di

sahkan, sudah diundangkan oleh kita kan. Jadi komitmen dulu oleh pemerintah sekarang

sudah diundangkan karena sudah diundangkan mestinya sumbernya kan harus clear. Untuk

mendukung Paris Agreement itu sumbernya dari mana? Sumbernya itu sebagian besar itu

adalah dari kehutanan dan dari energi terbarukan. Kalau 2 aspek ini tidak bisa berkembang,

kehutanan tidak bisa berkembang, energi terbarukan tidak bisa berkembang bagaimana

memenuhi target Paris agreement ini skema Paris agreement. Karena itu kalau ada undang-

undang ini itu bisa lebih mendukung ya untuk pemanfaat.

Kemudian energi terbarukan dapat menggantikan peran energi fosil dalam memenuhi

kebutuhan energi domestik sehingga dapat membantu memperpanjang waktu Indonesia

mengelola energi fosil. Jikalau mestinya habisnya dikatakan tahun 2010 kalau sekarang, gas

itu tahun 2035 pak ya, 2027 gas. Dengan kondisi sekarang itu akan berakhir. Batubara

dengan kondisi sekarang itu 2035, ya. Kemudian dalam kondisi seperti sekarang minyak

bumi akan lebih pendek lagi waktu habisnya, ya. Nah oleh karena itu ini bisa memperpanjang

kalau peran-peran dari energi fosil ini bisa kita gantikan. Lanjut. Nah ini struktur, saya kira

kita tidak bicara lebih detail tetapi paling tidak ini bisa menjadi masukan bagi Pimpinan dan

Anggota DPD yang kami hormati.

Sekali lagi terima kasih, memang ini tidak sempurna tetapi ini sebagai satu apa ya

bahan awal barangkali pimpinan, yang akan kita perdalam dan kita diskusi lebih lanjut dan

jika ada dari mungkin METI atau dari Pak Hendro, atau yang lain-lain nanti akan

memberikan tambahan silakan jika ada waktu. Kami kembalikan kepada pimpinan dulu.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Baik, terima kasih kepada Pak Surya Darma bersama teman-teman ya, ini namanya

pucuk di cinta ulam tiba. Selanjutnya begini, kami mempunyai Timja yaitu Ibu Waode

dengan segala hormat kami undang ke depan ini supaya ikut bertanggung jawab untuk

selanjutnya, jangan hanya Ketua Komite II saja bertanggungjawab, ketua timja dan mungkin

ada teman yang belum memperkenalkan diri silakan memperkenalkan diri karena ini

silaturahmi awal nih, oh Ibu Waode juga belum memperkenalkan diri. Oke silakan sambil,

kita mulai dulu dari belakang dulu, Pak Marhany silakan.

PEMBICARA: Ir. MARHANY VICTOR POLY PUA (SULUT)

Terima kasih Pak Ketua.

Apa ini perkenalan atau langsung pertanyaan? Oh perkenalan. Saya Marhany Pua dari

Provinsi Sulawesi Utara, terima kasih.

PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU, M.Sc (KETUA TIMJA)

Terima kasih. Nama saya Waode Hamsinah Bolu dari Sulawesi Tenggara.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Terima kasih. Ya silakan memperkenalkan diri. Ibu Rubaeti mulai dulu lah.

Page 16: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 15

PEMBICARA: Hj. RUBAETI ERLITA, S.Sos.I., SH (KALBAR)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saya Rubaeti Erlita dari Kalimantan Barat.

PEMBICARA: RIRI DAMAYANTI JOHN LATIEF, S.Psi (BENGKULU)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Perkenalkan saya Riri Damayanti, saya dari Provinsi Bengkulu. Terima kasih.

PEMBICARA: Ir. H. ABDUL AZIS QAHHAR MUDZAKKAR, M.Si (SULSEL)

Saya Azis Qahhar dari Sulawesi Selatan.

PEMBICARA: Hj. ASMAWATI, S.E., M.M. (SUMSEL)

Saya Asmawati dari Sumatera Selatan.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Baik bapak, ibu sudah ya memperkenalkan diri. Jadi ini luar biasa. Selanjutnya kita

akan diskusi dan diskusi ini dipandu oleh Timja, Ketua Timja jadi karena ini kita akan seriusi

pak untuk selanjutnya nanti ini adalah hal yang bagus saya berterima kasih atas kehadiran

kita karena di sini juga mungkin ada masukan, tambahan sebelum atau begini kita diskusi

sajalah nanti ada dari nuklir juga ada disini, ada MKI, dari yang lain mungkin bisa saling

dengan catatan begini kalau boleh pak jam 12 kita selesaikan karena ada acara kami lagi

yang ini, yang penting ini adalah awal diskusi kita.

Dengan segala hormat Ibu Waode bisa memimpin mungkin teman-teman dari sana

silakan.

PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU, M.Sc (KETUA TIMJA)

Iya terima kasih atas penjelasan dari METI, Bapak Ketua Umum sendiri rupanya ini

ya, terima kasih Pak. Jadi seperti mungkin sudah disampaikan oleh Pak Ketua bahwa kami

DPD sedang menyusun suatu RUU untuk 2017 kami punya 2 usulan RUU insisatif dari DPD

yaitu RUU geologi dan RUU energi terbarukan. Nah ini dalam rangka penyusunan RUU ini

kami membutuhkan masukan-masukan karena ini juga buat tidak semua dari kami

memahami dunia yang baru juga. Saya juga ketiban sebagai ketua ini sebenarnya ketiban saja

ya, Pak Ketua, saya cuma tahu sedikit bio energi, saya pernah juga diundang oleh METI

beberapa tahun lalu untuk zat rupa, karena kalau itu bidang saya, tapi bio energi terbarukan

inikan sangat luas ya, bio energi itu seperberapanya begitu ya. Nah, kami dalam rangka ini

mengundang expert termasuk juga bapak-bapak untuk mendapatkan gambaran kemarin juga

sudah mendapat pencerahan dari pembicara dari Universitas Indonesia beliau khusus untuk

geothermal ya, tujuannya tentu kami ingin ada naskah akademik, tadi saat bapak mengatakan

ada naskah akademik wah saya hampir lompat dari kursi saya, wah sudah selamat deh,

artinya kita sudah punya titik start ya, kalau yang tadinya masih ya meraba-raba ini, kemarin

baru ada geothermal nanti apalagi. Nah, Alhamdulillah ini sudah ada mudah-mudahan kita

bisa start dari sini, penjelasan yang tadi begitu komprehensif tidak menutup kemungkinan

masih banyak pertanyaan lagi ya pak ya.

Page 17: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 16

Kami persilakan kepada bapak, ibu anggota untuk yang ingin bertanya, memperdalam

lagi pengetahuannya. Silakan Pak Marhany, Pak Anang. 4 ya. Bu Denty dan Bu Permana.

Silakan Pak Marhany.

PEMBICARA: Ir. MARHANY VICTOR POLY PUA (SULUT)

Terima kasih Ibu Waode, Bapak Ketua.

Saya sampaikan salam hormat buat Pak Dr. Suryadarma dan bapak, ibu para expert

yang hadir.

Pertama kami sampaikan terima kasih atas gagasan dan pemikiran yang luar biasa dan

sangat kreatif dalam diskusi hari ini khususnya dalam upaya bersama kita mengatasi masalah

energi menuju kedaulatan energi Indonesia, ini satu hal yang luar biasa. Saya hanya ingin

mengkonsultasikan saja Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 itu memang

menginstruksikan sebenarnya dengan jelas tentang pentingnya mengembangkan energi baru

terbarukan tetapi kayanya kita gagal sampai pada tahap ini sehingga memang DPD

berpendapat perlu diatur sebuah regulasi baru melalui undang-undang khusus mengenai

energi baru terbarukan dan hari ini kita mendapatkan amunisi yang sangat bagus sekali tadi

dari Pak Suryadarma dan tim.

Saya hanya mau konsultasikan mengenai adanya pemikiran bahwa energi baru

terbarukan ini sangat mahal untuk dikembangkan di Indonesia ditengah kapasitas fiskal

negara yang sangat terbatas sehingga ini belum sepertinya mendapatkan prioritas. Nah

apakah betul karena ada hitung-hitungan, misalnya saja untuk geothermal satu sumur itu bisa

sekitar 10 juta US Dolar katanya. Ini info ketika kita diskusi dengan Direktur Panas Bumi,

Pak Yunus Saiful Haq waktu lalu, dia sebetulnya mendorong kalau ada investor yang serius

silakan mengembangkannya dan apa betul investor Indonesia kurang mampu sehingga

akhirnya dari luar yang kemungkinan mengisinya ataukah ini politik energi saja? Artinya

karena Pertamina mau monopoli sehingga ya ini karena Pertamina mau monopoli harga dan

regulasi kita kan Pertamina harus beli dan Pertamina harus jual nah karena kalau ikut

undang-undang sebenarnya tidak wajib Pertamina harus beli dan jual sendiri, boleh swasta

tapi dikelola badan usaha. Nah, cuma izinnya susah saya dengar dari beberapa kawan yang

mau mengembangkan energi baru terbarukan di desa-desa terpencil. Susah dikasih izin oleh

pemerintah daerah, apa betul demikian? Nah ini kan METI ada data tentang itu lalu kalau

dikembangkan apa memang harga beda antara energi fosil dan energi terbaru kan? Kita harus

jual beda misalnya atau ada strategi khusus supaya harganya tidak beda? Harus disubsidi kah

atau bagaimana caranya? Nah, saya dengar kabar negara-negara Skandinavia, Norwegia,

Swedia ini sangat unggul di energi baru terbarukan, apa kira-kira rahasia mereka ini pak?

Kita ingin belajar. Saya dengar, di Swedia, bahkan energi nuklir pelan-pelan mau ditutup,

diganti energi baru terbarukan. Nah oleh karena itu, kami hanya ingin barangkali tambahan

informasi supaya kita makin kuat mendorong perlunya regulasi baru Undang-Undang baru

khusus pengelolaan energi baru terbarukan.

Terima kasih.

PEMBICARA: Ir. ANANG PRIHANTORO (LAMPUNG)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Om swastiastu.

Pimpinan dan bapak, ibu sekalian dan seluruh narasumber dari METI.

Saya Anang Prihantoro dari Lampung pak, saya tentu menyebut bapak, ibu sekalian

dari METI orang-orang expert semua dan negarawan, negarawan di bidangnya begitu ya.

Page 18: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 17

Pada saat tentu saja pemerintah masih baru sanggup mengeluarkan undang-undang apa

namanya Nomor 30 Tahun 2007 yang ternyata belum implementasinya belum bisa bagus

saya kira kita mesti dorong dan DPD merasa punya salah besar kalau kalau pembangunan

apanamanya di bidang energi terbaru ini tidak kami dorong. Oleh karena itu saya mungkin

bukan pertanyaan hanya mengapresiasi saja. Tim ini saya kira full team dan kalau naskah

akademik sudah dibuat barangkali draftnya juga mungkin meskipun belum sempurna juga

sudah ada, saya kira itu titik awal yang paling memungkinkan kita untuk melangkah begitu.

Nah kemudian dari situ nanti kita bisa perbandingkan atau kita juga mengundang narasumber

lain untuk menyempurnakan bahan-bahan yang sudah disusun yang saya yakin juga sudah

sudah komprehensif ini supaya mempercepat juga pekerjaan kita ya.

Kemudian mungkin pertanyaan kecil saja pak, saya tentang nuklir sama sekali awam

ya, apakah nuklir itu masuk dalam ruang lingkup energi terbarukan begitu ya, dan prospek

pengembangannya termasuk resiko dan lain-lain seperti apa, karena ketika bicara energi

terbarukan rakyat kita ini yang paling perlu di kepalanya adalah resiko, resiko sosialnya

begitu iya itu yang paling menakutkan sehingga belum juga kita bergerak tetapi sudah

terbayang dengan resiko bencana, kemanusiaan dan lain-lain.

Saya kira komentar dan pertanyaan kecil saya hanya demikian. Terima kasih.

Pimpinan bilang saya kembalikan.

PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU, M.Sc (KETUA TIMJA)

Silakan Pak Djasermen.

PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, SH (KEP. RIAU)

Baik. Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi, salam sejahtera buat kita semua.

Saya Djasermen Purba dari Provinsi Kepulauan Riau.

Pak Suryadarma dan rombongan, bapak telah memberikan begitu baik tadi presentasi

tapi 60% tentang curhat pak ya. 60% saya lihat tentang curhat regulasi. Kalau boleh curhat

itu keluhan dan lain sebagainya, kenapa? Pertama ada PP bukan Parlindungan Purba ya ada

PP yang Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 sampai dengan saat ini belum ada, sudah 10

tahun. Nah ini menjadi desakan kalau boleh ini menjadi bagian daripada kita untuk

mendukung segera dikeluarkannya, boleh catat itu sekretariat. Itu yang pertama.

Kemudian yang kedua, berhubungan dengan regulasi tadi ada pertanyaan yang

menarik dari METI agar diadakan kebijakan yang radikal, saya catat tadi itu. Yang dimaksud

dengan kebijakan radikal itu yang mana? Karena kalimat radikal ini saya agak sensitif pak,

radikal apa ini sekarang. Jadi supaya jelas pak iya sebab musim sekarang tentang radikal

begitu. Itu yang kedua.

Kemarin dalam persentasenya Pak Yusuf ya, Pak Yusuf Daud dia mengatakan kalau

ahli teknologi itu tidak kita tunggu-tunggu tapi kita harus berebut teknologi jadi bukan ahli

teknologi karena kalau ahli teknologi itu mereka negara-negara barat tidak akan mengalihkan

kepada kita. Pertanyaannya tentang rebut teknologi, sudah sejauh mana METI bisa merebut

teknologi ini? Berapa expert yang ada saat ini? Karena kalau hitung-hitung dari sisi potensi,

potensi sangat luar biasa Indonesia tapi hanya bicara soal potensi, implementasi belum ada.

Nah ini yang menjadi pertanyaan jadi kita sinkron lah ini dari sisi METI dengan DPD

bagaimana untuk mempersiapkan Rancangan Undang-Undang EBT ini. Ini harapan kami,

jadi kalau boleh izin nanti untuk yang akan datang bila diperlukan expert daripada METI ini

bisa mendukung kita lah. Ini saya mohon kepada pimpinan.

Page 19: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 18

Yang terakhir, ada tadi Permen yang tidak bisa di eksekusi. Kembali lagi mengenai

belum regulasi, ini kenapa ini pak? Kalau boleh tahu diungkapkan saja secara terungkap dan

terbuka agar kami juga bisa selaku pengawasan bisa kami ikut membantu, setidak-tidaknya

kami sebagai fasilitator. Ini harapan kedatangan bapak kemari, kami juga diberikan

kesempatan untuk berjuang untuk itu. Jadi bukan kami mau minta-minta kerja pak bukan, itu

pekerjaan kami selaku Dewan Perwakilan Daerah, ya Pak, jadi beda dengan yang sebelah

pak. Nah ini memang serius ini idealisme negarawan juga. Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU, M.Sc (KETUA TIMJA)

Saya selesaikan disisi kiri. Pak Marthen silakan.

PEMBICARA: Pdt. MARTHEN, M.Th (SULBAR)

Terima kasih Ibu Waode.

Selamat siang ibu, bapak yang saya hormati.

Terima kasih penjelasan yang begitu komprehensif. Saya mencatat bahwa dan dari

kemarin atau bahkan beberapa tampaknya kita sudah membicarakan tentang potensi besar

energi baru terbarukan yang dimiliki Indonesia. Dari penjelasan yang disebut Pak Djasarmen

tadi sebagai 60% curhat, saya melihat bahwa berdasarkan penjelasan tadi, tidak optimalnya

potensi besar itu disebabkan oleh paling tidak 3 poin penting. Pertama, keberpihakan

pemerintah belum sungguh-sungguh kalau saya tangkap, mudah-mudahan tidak salah. Yang

kedua, regulasi yang di sana sini tumpang tindih bahkan bertentangan satu dengan yang lain

dan mudah untuk diubah-ubah. Yang ketiga, karena melibatkan begitu banyak pihak

sehingga selalu banyak pandangan untuk mengatakan ini tidak bisa di implementasikan. Nah

berdasarkan kenyataan itu kita saat ini sedang membuat atau merencanakan membuat

undang-undang baru. Pertanyaan saya apakah kita tidak menambah kesimpangsiuran regulasi

itu? Tentunya bapak, ibu dari METI sudah mencoba memikirkan yang terbaik untuk bangsa

ini. Dengar rekomendasi-rekomendasi yang sudah disampaikan tadi saya terus terang saya

belum baca berbagai regulasi yang terkait dengan ini semua, mudah-mudahan apa yang

disampaikan dalam rekomendasi itu sudah mencoba meminimalisir tumpang tindih

pertentangan satu dengan yang lain sehingga tidak ada lagi alasan bagi pemerintah untuk

tidak sungguh-sungguh berpihak dan tidak ada lagi alasan untuk mengatakan bahwa ini tidak

bisa diimplementasikan kita akan lihat rekomendasi-rekomendasi itu, kita akan lihat dalam

diskusi kita ke depan. Memang mungkin ini tidak akan menyelesaikan seluruh persoalan

karena tentunya regulasi yang lain yang mungkin juga harus dirubah karena kita tidak akan

mengorbankan sesuatu yang lebih baik untuk bangsa ini.

Saya pikir itu komentar saya, terima kasih. Selamat siang.

PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU, M.Sc (KETUA TIMJA)

Berikut saya mulai dari Ibu Denty, silakan.

PEMBICARA: Hj. DENTY EKA WIDI PRATIWI, S.E., M.H. (JAWA TENGAH)

Terima kasih pimpinan.

Saya singkat saja karena bapak-bapak di seberang sana sudah panjang, aduh jangan

diteruskan lagi ya, ini energi terbarukan juga buat kita semuanya. Pak Surya dalam hal ini

terkait dengan potensi kita sepakat Indonesia sangat kaya dan punya yang jelas ya bukan

Page 20: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 19

hanya kaya tapi memang benar-benar punya, bukan imitasi juga tapi memang saya dari

penjelasan Pak Surya tadi saya kemudian berpikirnya sederhana saja pak, tadi bapak bilang

memang ada beberapa perusahaan yang mungkin nantinya kalau kebijakan ini ada mungkin

60 atau 70 itu kita tinggalkan fosil atau kemudian artinya harus berbagi antara energi fosil

dan energi terbarukan tetapi kalau kita melihat sebenarnya kemanfaatan ataupun

keperuntukannya itu kalau menurut bapak itu yang ideal itu untuk siapa? Karena saya pikir

kalau masyarakat tidak merasakan kalau di hanya dari sisi usaha ataupun pengusaha saja

tentunya masyarakat akan cuek saja begitu pak padahal mindset masyarakat yang

berkembang bahwasanya energi terbarukan itu mahal, mau kita katakan ini keunggulannya

lebih baik tetapi kalau sudah menyangkut apanamanya harga dan kemudian juga

memperolehnya itu juga tidak mudah kemudian masyarakat akhirnya berpikir ah ini bukan

untuk kami begitu. Nah ini yang kemudian perlu kita cermati bersama saatnya nanti apabila

RUU yang kami inisiasi ini kemudian bisa terwujud dan kemudian juga apanamanya

pemikiran-pemikiran yang cerdas seperti bapak tadi dan teman-teman dari METI tadi juga

dan METI nanti juga akan mewarnai daripada kebijakan-kebijakan tapi saya pikir masyarakat

inilah yang kemudian perlu diprioritaskan sehingga mereka merasa, apa, memperoleh

kemanfaatan dari ini karena yang perlu di kita garisbawahi bahwasanya potensi ini benar-

benar ada dan kita punya begitu pak.

Terima kasih.

PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU, M.Sc (KETUA TIMJA)

Lanjut.

PEMBICARA: Hj. ASMAWATI, S.E., M.M. (SUMSEL)

Terima kasih Pimpinan.

Bapak, ibu narasumber yang kami hormati.

Ada 2 pertanyaan pak yang dari karena kita masih membicarakan energi baru

terbarukan. Memang pakkita selalu pemerintah ini saya tidak menyalahkan pemerintah yang

mana, selalu kebijakan itu tidak diikuti dengan apa aturan-aturan yang berhubungan dengan

kebijakan tersebut. Misalnya pak ini, kami minta pendapat dari bapak contohnya kita waktu

itu sibuk untuk mengurangi minyak tanah sehingga kita tahu banyak bahwa kita banyak

sumber gas, akhirnya SPBU itu membuat semua SPBG pak. Nah sampai sekarang saya dari

Sumatera Selatan itu saya lihat sampai sekarang mangkrak pak SPBG nya, kasihan itu

investnya miliaran, sampai sekarang tidak tahu, saya bilang sama orang yang punya SPBU,

kenapa tidak dipakai? Bagaimana bu, siapa yang mau ngisi ini. Nah soalnya berarti tidak

sinkron antara yang memberi sama yang memakai begitu.

Nah yang kedua karena kita suka tidak suka bahwa BBM ini pada akhirnya habis pak

ya, bagaimana skema harga yang paling cocok sehingga antara energi baru terbarukan

dengan BBM itu subsidi bisa bersaing secara sehat dan seterusnya potensi energi panas bumi

di Indonesia sangat luar biasa pak, akan tetapi lokasinya selalu tumpang tindih dengan

kawasan konservasi hutan. Nah bagaimana agar regulasi antara undang-undang ini sinkron

dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Kehutanan? Itu saja mungkin dari saya,

terima kasih.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh.

PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU, M.Sc (KETUA TIMJA)

Terakhir Ibu Permana, silakan.

Page 21: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 20

PEMBICARA: Hj. PERMANA SARI, S.si., M.M., M.B.A. (KALTENG)

Terima kasih pimpinan.

Yang terhormat Ketua Komite II.

Yang terhormat anggota Komite II, rekan-rekan sekalian dan juga para tamu kita

yaitu para ahli energi terbarukan METI.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sebelumnya saya juga mengucapkan terima kasih banyak ya pak ya atas tadi

paparannya yang saya kira sudah sangat lengkap sekali tetapi mungkin kami masih

memerlukan informasi-informasi tambahan lainnya, secara singkat pak. Yang pertama tadi

juga disebutkan bahwa ya kita sadar bahwa energi terbarukan di Indonesia itu potensinya

sangat besar sekali luar biasa, yang kita baru kita bisa manfaatkan itu baru sekitar 6% kan

saat ini dan itu saya lihat sebagian besar itu di bidang geothermal kalau tidak salah,

sementara yang lain-lain itu bisa dibilang antara ada dan tiada. Kita ada dari ESDM itu ada

solar tenaga surya tenaga mikrohidro dan lain sebagainya, proyeknya tiap tahun ada pak tapi

entah dimana begitu, kadang-kadang setelah setahun, dua tahun juga sudah tidak ketahuan

ada dimana dan siapa yang bertanggung jawab begitu. Yang menjadi pertanyaan saya dengan

potensi yang sangat besar itu, apakah nanti di dalam Rancangan Undang-Undang kita

memang akan semua ya memang semua ingin kita masukan dalam peraturan tetapi apakah

harus semua karena kan kita punya target yang sangat besar ini jauh sekali, 23% untuk 9

tahun ke depan atau kita hanya ingin fokus saja karena dari 6% itupun sebagian besar kan

geothermal pak. Nah kalau kita ingin mencapai 23% apakah kita semua berbarengan atau kita

fokuskan hanya beberapa bidang-bidang yang memang kita punya ya sebelah impotensi

tetapi juga sarana prasarana infrastruktur dan lain-lain yang memadai begitu, apakah memang

seperti itu. Itu mungkin pertanyaan saya yang pertama Pak. Yang kedua terkait juga tadi

Bapak sebutkan kita punya negara-negara lain itu kan sudah ada yang punya renewable,

energi portofolio standar. Pertanyaan saya apakah kita di Indonesia memang tadi disebutkan

kita belum ya Pak tapi apakah kita punya sesuatu yang ekuivalen dengan peraturan tersebut.

Apa baik itu berupa PP atau peraturan perudangan. Kalaupun memang sama sekali belum

ada, apakah bisa di dari METI bisa memberikan gambaran kira-kira seperti apa ini yang

nantinya kita inginkan untuk Indonesia ke depannya.

Kemudian untuk yang ketiga hal yang cukup menarik tadi adalah tentang ide tentang

adanya scroll ccount ya Pak ya karena kalau tidak salah di perkebunan itu ada yang namanya

Badan Pengelola Dana Perkebunan Pak dan itu diambil dari dana-dana dari perkebunan yang

ada di Indonesia. Yang jadi pertanyaan saya energi terbarukan di Indonesia ini kan belum

berkembang ya sebagus yang perkebunan lah, mungkin dananya sangat besar dengan

keuntungan yang mungkin masih belum bisa di ini kan, apakah ini kira-kira nanti akan

membebani APBN kita karena terus terang kan sekarang kita tahu sendiri kapasitas fiskal

kita itu sangat ini sekali, sangat berat sekali tekanannya. Jadi apakah nanti bentuknya seperti

apa ini scroll count Ini mungkin ada ide dari Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu di METI. Mungkin

hanya itu pertanyaan saya Pak, sekian dan terima kasih.

PEMBICARA: WAODE HAMSINAH (KETUA TIMJA)

Ya kita teruskan dulu mungkin Pak Surya Darma Biar sekaligus ya, saya persilakan

Bu Uteng dulu, Pak Stefi.

PEMBICARA: Hj. DARYATI UTENG S, S.E., M.M. (JAMBI)

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Page 22: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 21

Selamat siang dan salam sejahtera.

Yang saya hormati Bapak Pimpinan beserta seluruh senator, Komite II dan yang saya

hormati narasumber atau ahli-ahli dari META apa METI, ya METI Pak, ini kan biar tidak

ngantuk. Saya menambahkan sedikit saja, yang dimaksud dengan energi terbarukan adalah

energi yang ramah lingkungan. Sayangnya energi terbarukan tersebut belum dimanfaatkan

secara maksimal. Setahu saya yang terbarukan ini karena saya tradisional, tahunya tenaga

surya, bio gas, sampah dari situ Pak, nah yang ingin saya ketahui karena kita di Indonesia

sumber daya alam sangat kaya, nah jadi tolong diberi contoh mengenai energi terbarukan

yang memang bisa dikelola di Negara kita, terima kasih.

PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU, M.Sc. (KETUA TIMJA)

Ya, berikut di belakang sana Bapak-bapak dari Meti telah hadir juga bukan sejak

beberapa saat yang lalu sudah hadir ya karena belum diperkenalkan saya perkenalkan

langsung saja ya, ada pak Afnan Hadikusumo dari DI Yogyakarta, Sudah, tadi Oh sudah, oh

betul karena ini pararel ada rapat-rapat yang lain. Jadi ada yang datang dan pergi. Kemudian

disebelahnya ada Pak Stefie Pasimanjeku dari Maluku Utara, kemudian berbaju kuning

bapak Achmad Malonda, dari Sulawesi Tengah berikutnya yang berbatik sudah ya Pak

Tellie. Iya sekarang Pak Stefi, silakan Pak Stefi.

PEMBICARA: MATHEUS STEFI PASIMANJEKU, S.H. (MALUKU UTARA)

Iya, baik Pimpinan. Terima kasih.

Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

Yang kami hormati Pimpinan Komite II beserta seluruh rekan-rekan Anggota Komite

II yang hadir pada saat ini dan juga yang kami hormati yaitu Pimpinan dan seluruh perangkat

pengurus, METI yang hadir pada kesempatan pagi ini.

Bapak Ibu sekalian, yang ingin saya tanyakan yaitu METI merupakan salah satu, ini

merupakan LSM iya sehingga ingin saya tanyakan sejauh mana METI ini melakukan upaya

kepada masyarakat dalam rangka menentukan satu kebijakan karena kita tahu bersama dalam

hal mengambil keputusan atau kebijakan, itu lebih banyak berada pada pemerintah dan juga

parlemen sehingga dimana posisi METI dalam rangka hal-hal yang tadi yaitu dalam

mengambil kebijakan menyangkut dengan masalah ekonomi yang dapat terbarukan iya

energi yang dapat terbarukan. Ini yang mungkin kami tanyakan kontribusi yang bisa

dirasakan masyarakat itu melalui METI itu apa? Karena kalau dalam kebijakan itu selalu

berada pada pemerintah, nah posisi METI di sini dimana sebenarnya.

Terima kasih pimpinan, itu saja yang menjadi pertanyaan saya.

PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU, M.Sc. (KETUA TIMJA)

Demikian Pak, tadi seluruh pertanyaan kami persilakan, oh ya satu lagi yang masih

tertinggal ini wakil Komite II kami, Bapak Mirza Aji Kalimantan Timur merangkap

Kalimantan Utara ini wilayahnya double ini karena pada saat itu mungkin belum berpisah ya,

gajinya tidak double, silakan Pak.

PEMBICARA: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, S.T. (KALTIM)

Terima kasih.

Page 23: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 22

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Pak satu Pak, saya mau tanya,

PEMBICARA: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, S.T. (KALTIM)

Baik.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Baik terima kasih Pak, ada 3 pertanyaan. Tadi ada Permen tentang energi terbarukan

dari Menteri ESDM menyebut bahwa harga untuk reneable energy adalah 85 persen dari

harga pokok, coba bagaimana tanggapan METI tentang tentang ini karena ini itu, yang kedua

fosil, kita memahami bahwa secara nasional ada RUKN, Rencana Umum RUPTL ya RUPTL

yang dibuat oleh pemerintah dan ada RUKN. Nah saya tidak melihat bahwa RUKD atau

RUWD itu di provinsi belum ada dan di daerah kami ingin masukan apakah ini perlu? Bagi

energi terbarukan. Ini Pak Joko kebetulan ada di sini, kami ingin masukkan karena biar

bagaimana untuk perencanaan itu harus ada suatu planning, ada istilah yang mengatakan if

you fill to plan, you plan to fill. Nah kalau kita tidak punya satu konsep rencana umum

ppengadaan tenaga listrik nasional, di daerah tidak ada dan di sini saya ingin tanya

bagaimana tanggapan METI dan perannya? Yang terakhir Pak, dalam rancangan Undang-

Undang ini nanti kami masukkan siapa saja yang akan kita libatkan yang kita minta

narasumber di dalam sini. Bapak sudah pengalaman waktu DPR tempo hari, yang pertama

Undang-Undang tentang energi dan geotermal supaya ini bagus, lebih konkret masukan dari

Bapak itu siapa-siapa saja yang harus kita undang sehingga stakeholder-nya lebih mantap

lagi. Saya pikir Ini Pak. Ya mungkin silakan terakhir.

PEMBICARA: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, S.T. (KALTIM)

Terima kasih saya mungkin tidak banyak hanya pertama mengapresiasi apa yang

sudah dilakukan oleh METI karena kami misalnya dari daerah yang selama ini penghasil

sumber daya alam yang besar bila energi terbarukan ini bisa berkembang dengan baik artinya

eksplorasi eksploitasi intinya kerusakan alam di daerah kami bisa ter-stop lah bisa dikurangi

karena memang selama ini kerusakan alam yang diakibatkan yang ekploitasi eksplorasi

sumber daya alam itu tidak berdampak apa-apa terhadap kesejahteraan daerah kami ini jujur

semua kekayaannya kepusat, semua kekayaan ke daerah lain.

Jadi kami sangat mengapresiasi dan kita dukung dan yang kedua apakah bisa

misalnya ketika rancangan undang-undang ini nanti terbentuk bisa mendorong setiap

perusahaan yang kemudian punya potensi untuk pengembangan energi terbarukan ini

misalnya biomas, perkebunan, pertanian, itu kita dukung kalau mereka mau dapat izin untuk

perusahaannya harus mengembangkan ini juga RND-nya harus kearah ini juga itu saja,

mungkin terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Baiklah sebelum saya serahkan ke Bapak kalau boleh ingin dijawab bersama-sama

kalau tidak mau secara tertulis mungkin 12:15 paling lama. Bisa karena kita ada makan siang

Page 24: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 23

Pak, kalau bisa lebih cepat lebih bagus karena ini adalah pertemuan awal. Dengan segala

hormat kami persilakan Pak, mungkin bisa di-share juga kalau teman-teman ada mau kasih

masukan.

PEMBICARA: Dr. SURYA DARMA (KETUA UMUM METI)

Baik, izin terima kasih.

Saya akan sampaikan secara umum bahwa ini luar biasa banyaknya pertanyaan dan

masukan juga kepada kami. Nanti Pak Endro barangkali akan memberikan gambaran juga

tambahan terhadap apa yang dipertanyakan. Kalau saya tanya, kami jawab satu persatu ini

kayanya butuh waktu yang cukup panjang ya tetapi yang ingin kami sampaikan secara umum

persis seperti Pak Mirza sudah disampaikan bahwa energi terbarukan itu punya kelebihan

yang jauh lebih besar dibandingkan energi fosil. Salah satu tadi bahwa kerusakan lingkungan

itu bisa diminimalisir. Bukan tidak ada dampak, pasti ada dampak semua pembangunan pasti

ada dampak tapi jauh lebih kecil dibandingkan dengan energi-energi lain. Let’s see misalnya

karena disebut geotermal, geotermal itu yang besar potensinya geotermal itu penggunaan

lahannya sangat kecil dibandingkan dengan yang lain untuk menghasilkan jumlah energi

yang sama begitu ya, ada angka-angkanya nanti kalau diperlukan kami bisa sampaikan sama.

Kemudian untuk Surya apalagi barangkali iya kita daerah yang punya matahari yang

walaupun diradiasinya lebih kecil, tetapi itu adalah sumberdaya yang cukup besar, Biomas

saya kira itu luar biasa besar dari nenek moyang kita dulu sudah ada yang tradisional,

konvensional, kemudian sekarang menggunakan teknologi tentu saja dengan tehnologi itu

akan menghasilkan energi yang lebih efisien, lebih besar dibandingkan dengan yang modal

tradisional dan yang konvensional, dan itu bisa mengurangi kerusakan alamnya iya jauh lebih

besar.

Kemudian kita masih punya energi laut itu, kita masih punya sampah. Padahal

sampah itu adalah sumber masalah yang paling besar bukan hanya di kota-kota tapi dimana-

mana itu ada sumber masalah yang paling besar. Kenapa tidak itu kita kemudian optimumkan

pemanfaatan masalah sampah terselesaikan tetapi masalah energi juga kita dapat, gitu ya

tetapi ini kan karena belum ada satu regulasi yang betul-betul, belum ada Pak dari mereka.

Kalaupun ada sekarang coba kemarin sudah dibuat peraturannya kemudian diajukan ke MA

kemudian dibatalkan begitu ya, soal sampah ini kenapa tidak ada regulasi yang betul-betul

bisa digunakan karena itu ini harapan kita jadi kalau tadi ada pertanyaan apakah hanya untuk

tertentu saja kita fokus yang besar-besar. Tidak, kita semua semua besar potensinya panas

bumi itu ada 29 giga watt begitu ya. Kemudian biomass itu lebih dari 100 giga watt, matahari

lebih dari 100 giga watt kapasitasnya. Laut juga cukup besar walaupun sebagian mungkin

masih dalam taraf pilot project tetapi ini kan potensi yang besar. Saya berkunjung ke

kawasan Indonesia bagian Timur ya, Ambon, Arus, Papua, kemudian ke kawasan Raja

Ampat, itu adalah kawasan-kawasan yang sangat bagus untuk energi laut begitu ya tapi yang

perlu sekarang kan bukan hanya sekedar seperti sekarang kita ambil energi dari mana-mana,

kita bawa ke pulau Jawa. Ke depannya itu adalah kita dekatkan industri itu dengan daerah

yang sumber energi karena apa energi terbarukan ini kan tidak bisa dipindah, ya, dia tidak

bisa dipindah karena tidak bisa dipindah industrinya yang kita pindah ke situ. Produk dari

industri itu kan bisa dipindah, bisa diangkut gitu, kenapa semua harus kita bangun di

Karawang situ, di Cikarang, kemudian di Karawaci, kenapa begitu. Akhirnya yang terbebani

kan Jawa. Kalau terjadi sesuatu pernah tidak diperhitungkan kalau terjadi sesuatu terhadap

ketahanan energi kita, tidak pernah kan dibuat. Beberapa tahun yang lalu baru sedikit saja

guncangan ombak dan sebagainya, kemudian PLTU Cilacap tidak bisa berjalan. Betul ya Pak

tidak bisa jalan karena apa? Ada faktor yang kita tidak pernah perhitungkan begitu. Nah

sekarang tidak begitu, semua daerah itu kita optimumkan. Kami dari METI bersama dengan

Page 25: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 24

MK itu pernah mengusulkan apa yang kami sebut dengan rebet iya sudah renewable energy

based economy development.

Jadi, ekonomi itu kita usulkan dikembangkan itu di daerah-daerah yang punya sumber

energi, jangan energi yang kita angkut, ya kan, kalau demikian itu semua saling mendukung,

ekonominya berkembang, energinya terpenuhi, industrinya jalan, gitu ya, kemudian

masyarakatnya juga berkembang tidak hanya di satu tempat, tapi semua tempat akan merata.

Jadi program yang disebut dengan nawacita kalau sekarang Pak Jokowi mengatakan

membangun dari pikiran itu kan akan jalan tapi jangan cuma sekedar wacana, ini harus ada

landasan Hukum. Sekarang tidak berjalan kami melihat ini lebih kepada karena tidak ada

regulasi yang betul-betul yang menunjang begitu iya bisa Pak dijadikan sebagai acuan yang

power full begitu. Kita usulkan karena itu kami begitu kami terima ini ini kami sudah

diskusikan panjang tapi kemana ini mau kita bawa gitu ya, nah kami sudah bicarakan soal

regulasi tadi di soal PP- PP itu. Ketika kami membahas karena METI ini adalah partner

pemerintah juga untuk mendiskusikan regulasi itu. Semua regulasi yang akan dibahas ya itu

dibahas dengan METI ya, sebagai mitra nah, kami melihat PP-PP, ketika kita mau masukkan

ada hal-hal tertentu supaya ET ini berjalan ternyata cantolannya tidak ada. Wah ini sulit ini

kalau kita masukkan di PP ini nanti ya Pak Paul ya, ini Pak Paul adalah tim regulasi yang

baru saja kami membahas soal PP Undang-Undang tentang energi, kemudian akhirnya

diubah dari PP itu kalau begitu kita buat Perpres saja, menjadi namanya Perpres percepatan

energi terbarukan tapi kemudian ini belum diluncurkan tapi kami coba jadi substansinya kita

coba masukkan apakah nanti ini terimplementasi atau tidak, ini kan belum tahu kita gitu ya

tetapi kalau tidak ada yang lain kan akarpun jadi kan begitu ya, kalau tidak ada rotan, tapi

kalau ini sekarang ada rotannya ya kita manfaatkan saja rotan kenapa tidak kita pakai akar

lagi gitu, kenapa perlu PP - PP lagi, nanti atur saja di sini semua yang sumber-sumber yang

tadi kita khawatirkan itu dimasukkan, ya, nah.

Sebelum saya menjelaskan pada yang lain saya kira secara umum barangkali

demikian gitu ya, termasuk yang curhat tadi itu bukan curhat sebetulnya maaf, ini kan DPD

ini adalah memang wakil rakyat jadi kemana lagi kita mau menyampaikan pikiran kalau

tidak ada lagi ya. Kalau dengan pemerintah kami kan partner, ya kan, ya kalau kita

sampaikan pasti oh ini harus ditampung ini harus ditampung tapi kemudian tidak bisa jalan.

Nah satu-satunya jalan adalah kita mengadu ke wakil rakyat, tapi mengadu demo ramai-

ramai pak, ada kesempatan ini sekarang dan kami siap untuk menjadi apa ya, kantor Pak gitu

ya kalau nanti dalam penyusunan dan sebagainya, ya. Sudah dua kali kita punya pengalaman

saya juga dengan Pak Hendro, Pak Hendro juga dulu ya, nyusun naskah akademis kemudian

ada teman-teman lain saya yang menyusun draft rancangan Undang-Undangnya pasal-pasal

dan sebagainya karena itu saya kira kalau bapak tanya tadi siapa kira-kira partner ya mungkin

ketika berbicara METI itu sudah masuk dengan semua asosiasi Pak, ya. Kalau Kementerian

sudah pasti kementerian energi itu satu ya, tetapi yang menangani ini kan bukan satu,

kementerian desa juga ada energi terbarukan, kementerian PU ada energi terbarukan,

kementerian kehutanan ada, kementerian pertanian ada, jadi memang multi sector. Tidak

akan mungkin kalau menteri energi itu akan bicara pasti akan dibilang oh ini tidak bisa kami

kan juga ada Undang-Undang senditu gitu. Nah kalau ini kita sudah cover di sini mudah-

mudahan keseluruhan itu sudah termasuk gitu ya.

Jadi saya kira banyak kementerian, termasuk BPN-nya, sepertinya sekarang juga

belum tersentuh, kementerian dalam negeri pasti ada karena kita bicara daerah gitu ya, dan

sebagainya. Saya kira itu secara umum mungkin pak sambil saya pikir-pikir lagi, Pak Hendro

mau tambahkan silakan Pak Hendro Pak Dirjen Pak Dirjen, ini Pak Dirjen.

Page 26: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 25

PEMBICARA: ENDRO UTOMO N (DEWAN PEMBINA METI)

Baik, terima kasih Bapak Pimpinan Ibu Bapak yang saya hormati, terima kasih saya

masih diikutsertakan di sini jadi saya sebagai orang yang dari tahun 79 dulu sudah mengikuti

pengembangan energi baru dan terbarukan. Jadi Indonesia ini selalu maju lebih dulu tapi

kemudian tidak ada kemajuan selanjutnya. Ini saya kira ini yang sebetulnya harus menjadi

apa itu konsen kita pertama. Jadi jangan sampai ada Undang-Undang baru yang kami sangat

mendukung yang akhirnya kembali pada seperti nasib Undang-Undang energy. Tahun 80,

kami Indonesia itu pernah datang ke UN Conference on New dan Renewable sourches energy

di Nairobi, Indonesia adalah salah satu satu negara berkembang yang sudah mempunyai

institusi dan sudah konsen untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan tapi biasa

segalanya … (tidak jelas terdengar, red) sampai sekarang hasilnya belum tampak, nah tujuan

kita kan untuk membuat break through ini, nah, itu poin pertama, kedua, saya ingin meminta

perhatian memang METI menangani energi terbarukan, tetapi concern dari pemerintah pada

tahun 79 itu adakah mengembangkan energi yang zero carbon karena pembakaran fosil

selalu mengandalkan CO2, pembakaran bio masa yang sastineble itu CO2 nya akan nol

karena diserap lagi. Jadi intinya di situ. Jadi barangkali mungkin juga dipertimbangkan

apakah ini energi baru, apakah ini energi terbarukan, apakah ini energi baru dan terbarukan

skopnya, nah ini kami serahkan, jadi kami tidak mengurangi peranan METI karena saya juga

orang METI tapi kami serahkan, juga memahami bahwa sebetulnya konsen kita dulu itu zero

carbon technology dan zero carbon techology itu kalau nuklir itu sudah ada generasi empat.

Kemudian sekarang torio, sebagai Negara maju, Negara besar,

PEMBICARA: Ir. ANANG PRIHANTORO (LAMPUNG)

Interupsi sebentar Pimpinan, interupsi sebentar sedikit saja, tadi disebutkan diskripsi

baru terbarukan, mohon pak bedanya pak supaya kita pintar seperti Bapak gitu loh, terima

kasih.

PEMBICARA: ENDRO UTOMO N (DEWAN PEMBINA METI)

Iya, ya ini di Undang-Undang energi, itu kan sebelumnya energi baru dan terbarukan,

dan kalau bapak dilihat di pasal pengertian-pengertian itu, itu sudah kelihatan misalnya di

pasal satu butir 4, sumber energi baru adalah sumber energi yang dapat dihasilkan oleh

teknologi baru, baik yang berasal dari sumber-sumber energi terbarukan maupun sumber

energi tak terbarukan, nah contoh yang baru dan sekarang sudah akan maju itu adalah

teknologi fiolsel, fiolsel itu pembakar teknologi pembakaran tapi yang diambil bukan panas

pembakarannya tapi transfer elektronnya, nah itu sudah akan berkembang, dan kita juga

sudah punya ahli di ITB. Konsen kami adalah kita sebagai Negara terbesar keempat di dunia

penduduknya, jangan kita menjadi technology follower tapi Undang-Undang ini harus

mencitrakan kita justru menjadi teknologi new technology front runner.

Saya mau ambil contoh mungkin, ahli yang torium saya sebut, ini itu kita masih

punya kesempatan untuk maju karena yang mengembangkan itu India dan Cina gitu.

Amerika waktu itu karena sudah pancu di energi nuklir, sayang ini, dan dulu maju karena

mau bikin bom, sedang ini tidak untuk tidak bisa untuk bikin bom. Nah tolong itu juga

dipertimbangkan, lalu fuels sell itu demikian ahlinya sudah ada, kita sudah punya doktor juga

fuels sell padahal tahun 93 saya ikut konferensi fiulsel pertama di dunia, itu kita masih belum

maju waktu itu di Jepang sekarang sudah sudah maju.

Nah untuk tidak terlalu panjang saya cerita jadi itu kira-kira jadikan konsep, jadi kita

harus menjadi front runner. DPD ini mendukung kita tidak jadi teknologi follower kita dulu

Page 27: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 26

tahun 60 70 itu Negara ASEAN yang mempunyai ahli nuklir terbesar karena disuruh bung

Karno tapi ke waktu kemudian lobby LSM yang kuat saya pernah jadi direktur energi baru

terbarukan tahun 90 itu tidak boleh mengadakan semacam simposium karena ditentang. Nah

tapi sekarang boleh berbalik Kalimantan Barat itu sudah punya kelompok-kelompok pro

nuklir, saya tidak berbicara soal bahaya atau tidak bahaya saya bicara generasi keempat dan

sebagainya. Nah Kaltim juga sudah siap, saya ingat betul saya dengar Pak itu. Nah ini satu,

lalu yang kedua, ini tadi Pak Marten, Pak Purba yang di sana, bukan Pak Purba yang di sini,

lalu juga saya lihat pak Arman bapak penanya pertama. Saya tidak berbicara tehnik, saya

berbicara paradime of thinkin, arus besar, pemikiran kita jadi Negara terbesar yaitu bahwa

kita ini betul Bapak tadi mengatakan bahwa kita ini tidak sungguh-sungguh dan kita selalu

tidak mengakui aturan yang kita buat sendiri.

Kalau Bapak baca di sini di Undang-Undang energi itu sebetulnya sudah banyak

kewajiban-kewajiban tetapi kewajiban tidak bisa diterjemahkan karena disini ada perintah

membuat 6 peraturan pemerintah yang sampai hari ini harusnya di pasal 33 harusnya dalam

setahun, dilaksanakan, itu tidak pernah dilaksanakan akibatnya Permen yang ada diganti

karena Permen yang permen yang ada itu tidak mengacu pada suatu peraturan yang lebih

tinggi dan kemudian kita mempunyai birokrasi yang sangat ego sektoral saat ego sektoral

sehingga apa yang terjadi bukan terjadi sinergi tapi adalah saling mematikan. Jadi misalnya

ya ESDM memberikan insentif dengan memberikan fit and tarif tapi namanya ini Menteri

Keuangan setiap tarip yang diatas apa itu harga terendah maka itu menjadi subsidi tambahan

jsdi sana mendorong sini menarik itu yang saya sebut zero some game policy saya anggap,

saya mohon DPD justru membuat jalan keluar, jangan sampai Undang-Undang itu tidak

menjadi zero some game policy ia hal-hal yang saya kira lebih bersifat makro dan satu hal

lagi barangkali tentunya mengenai masalah ini yang saya tekankan kembali bahwa yang

terpenting kita itu energi itu adalah zero carbon energy zero carbon energy dan tadi

disebutkan, terakhir nih Pak di dalam kebijaksanaan energi nasional 2015% tercapai 23% dan

itu 2/3% EBT energi baru dan terbarukan jadi Bapak-bapak dan Ibu-ibu dapat mendorong

terjadinya apa itu suatu perubahan cara berpikir menjadi kita front runner untuk kita bisa kita

memenuhi apa yang kita butuhkan karena dengan 23% itu sekarang pun di otak-atik untuk

RUPTL tenaga listrik saja itu bingung karena tidak mungkin terpenuhi apalagi kalau hanya

dari energi terbarukan saja yang jumlahnya sudah cukup besar ini. Nah ini mohon menjadi

perhatian. Terima kasih, mohon maaf saya telah mengambil waktu terlalu banyak.

PEMBICARA: Dr. SURYA DARMA (KETUA UMUM METI)

Terima kasih.

Saya kira yang pertama soal memang yang PP tadi yang memang dari undang-undang

energi baru 1 PP yang keluar, itu PP KEN Kebijakan Energi Nasional, masih ada PP yang

lain belum keluar. Tetapi ketika kami mencoba membahas untuk menyusun itu, itu yang tadi

kami sampaikan bahwa sulit untuk mendapatkan cantolan. Karena sulit mendapatkan

cantolan lah, itulah yang menyebabkan kami berpikir bahwa memang perlu Undang-undang

energi terbarukan, sehingga dia memang lebih fokus powerfull gitu, dan kalau ada mandatori-

mandatori yang diberikan itu bisa dijalankan, karena di dalam undang-undang energi

mandatori itu tidak terlalu clear ,dan beberapa yang disampaikan Pak Hendro tadi saya kira

itu juga sudah masuk di dalam METI Pak, fill cell itu masuk juga di METI bahkan salah satu

pengurusnya adalah ahli fill cell di METI. Mungkin Pak Paul barangkali ada yang

ditambahkan sedikit, silakan Pak.

Page 28: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 27

PEMBICARA: PAUL BATUBARA (NARASUMBER)

Selamat siang Bapak-bapak, Ibu-ibu yang kami hormati.

Terima kasih untuk kesempatan yang diberikan kepada kita untuk hadir bersama

dengan Bapak dan Ibu di sini. Ada beberapa hal tadi yang ditanyakan atau minta klarifikasi

ke kita, terutama poin, beberapa poin yang cukup krusial menurut kita itu adalah apa sih yang

disebut dengan radikal. Jadi bukan radikal yang seperti yang ada di luaran. Radikal di sini

dalam arti kita butuh satu aturan yang kuat sehingga benar-benar target 23 % bisa dicapai.

Nah seperti apa aturan yang kuat itu, tadi sudah disampaikan oleh Pak Surya, ada beberapa

aturan yang memang sangat diperlukan supaya itu bisa jalan, satu contoh sebagai gambaran.

Selama ini pemerintah keberatan untuk menetapkan harga energi yang bisa katakanlah visible

untuk pelaku industri energi terbarukan. Kenapa, karena kalau ada biaya yang lebih tinggi

dari BPP PLN itu akan dianggap sebagai subsidi, dan selama ini pemerintah menganggap

bahwa subsidi itu harus datang dari APBN jadi APBN murni gitu ya. Padahal kita sudah

melihat satu contoh yang baik yang tadi juga sudah disampikan juga tentang sawit, di mana

ada pungutan untuk sawit gitu ya, yang pungutan itu digunakan untuk membiayai subsidi

untuk bio diesel.

Nah, kita butuh regulasi kalau sebelumnya kita bicara tenang BKE yang bisa

mengutip misalnya cukai untuk bahan bakar minyak. Kalau kita memunguti itu, itu

anggaplah itu sebagai pajak karbonnya, pajak karbon atau pajak untuk dampak lingkungan

yang disebabkan oleh bahan bakar, baik itu yang minyak ataupun batu bara, atau kita juga

butuh aturan yang bisa mengutip semacam cukai untuk setiap ton batubara ataupun gas atau

minyak yang kita ekspor. Ini kan bisa kita gunakan semuanya untuk apa namanya

mendukung energi terbarukan, mendukung pembangunan listrik untuk meningkatkan rasio

eletrifikasi di daerah-daerah terpencil. Ini poin-poin ini kita butuh dukungan peregulasi, dan

peregulasi itu kita lihat contoh bagaimana DKI itu dana ketahanan energi, akhirnya tidak bisa

dijalankan, ini satu contoh. Kalau itu bisa dilakukan permasalahan harga energi akan

terselesaikan pemerintah tidak akan keberatan lagi untuk membayar lebih tinggi kepada

energi terbarukan, itu satu hal yang contoh yang sangat signifikan yang perlu segera

dilakukan. Yang kedua adalah persepsi tentang harga energi terbarukan mahal, tadi sudah

disampaikan oleh Pak Surya sebagian tentang harga yang mahal itu, ada satu studi yang

sedang dilakukan oleh IISD yang menyatakan bahwa sebenarnya kalau semua biaya-biaya

lingkungan, biaya polusi udara, biaya karbon, kemudian biaya kesehatan masyarakat masuk

ke dalam komponennya harganya PLTU misalnya, itu harga itu kan sangat mahal, sehingga

harga energi terbarukan. Ya, silakan.

PEMBICARA: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, S.T. (KALTIM)

Ya, saya ingin interupsi sedikit sebelum saya lupa, mohon izin, apa namanya tadi ada

disinggung sedikit terkait ada biaya pajak-pajak terkait lingkungan yang harus dibayarkan

oleh perusahaan-perusahaan tambang dan migas. Nah, apakah dari METI ada informasi hasil

daripada itu, selama ini diapakan oleh kementerian lingkungan, karena ini jujur saya di reses

kemaren dari dinas lingkungan hidup, salah satu Kabupaten di Kaltim Kabupaten Kutai

Timur, itu selama ini berjuang agar KPC untuk membayar pajak terkait kerusakan

lingkungan, akhirnya di tahun kemaren KPC bayar, jumlahnya milyaran, kemudian dinas

lingkungan minta kepada KLH di pusat agar dana itu bisa dipakai untuk perbaikan

lingkungan di Kutim. Apa jawab KLH, ini sudah masuk di pusat tidak bisa lagi ditarik, ini

jawaban resmi. Ini makanya saya sedang mengumpulkan datanya saya akan protes secara

keras kementerian lingkungan dalam waktu dekat. Nah apakah METI tahu kira-kira pajak-

pajak itu digunakan untuk apa selama ini itu Pak, terima kasih.

Page 29: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 28

PEMBICARA: IVAN (NARASUMBER)

Mohon maaf pak, kalau untuk itu, itu beda dengan pajak yang kita masukkan tadi,

jadi pajak yang kita masukkan tadi itu lebih kepada pajak karena konsumsi, karena pada saat

konsumsi itulah munculnya kerusakan lingkungan, jadi bapak tadi kan bicara tentang pajak

karena ekspoitasinya gitu ya, kita bicara saat konsumsinya Pak. Nah misalnya kenapa

misalnya di Eropa dikatakan harga energi terbarukan lebih murah daripada pakai fosil. Itu

karena memang biaya-biaya tadi pajak-pajak tadi yang saya sebutkan itu dikenakan kepada

mereka, sehingga biaya itu menjadi sangat rendah kalau pakai energi terbarukan. Nah ini kita

tidak punya, dan itu harus segera kita lakukan supaya pemerintah tidak pusing lagi mencari

sumber dana itu. Itu study itu mengatakan misalnya, bahan bakarnya. Jadi kalau misalnya

seperti di Perancis, di Inggris, atau di Jerman itu bahan bakar itu langsung dipajakin saja,

pajak karbon namanya Pak, di kita malah subsidi gitu loh. Jadi alasannya itu karena supaya

jangan membebani rakyat gitu ya. Nah tapi ada juga yang bisa kita lakukan dengan konsumsi

listrik, karena konsumsi listrik kita itu kan masih didominasi atau suply listrik itu masih

didominasi oleh bahan bakar fosil, artinyakan sebenarnya kita mengenakan juga oleh

pengguna listrik untuk kontribusi terhadap pengembangan energi terbarukan, katakanlah

misalnya seperti yang terjadi dengan PJU itu kan ada kontribusi masyarakat untuk itu.

Hal yang sama bisa kita lakukan untuk energi terbarukan, kita kutip sesuatu, tapi

memang kita batasi siapa yang kita kutip. Kita bisa mengatakan kita batasi ke konsumen

besarnya katakanlah kalau rumah tangga mulai 4400 atau mulai 2200 kan atau industrinya

gitu. Nah ini dua poin utama yang menurut saya perlu segera tindaklanjuti dan kita minta apa

namanya, curhat ini bisa dibantu oleh Bapak-ibu dari DPD untuk mengkomunikasikan itu

kepada pemerintah. Jadi semacam total football begitu iya. Jadi serangan itu datang dari

semua pihak. Jadi hal ini terkait juga tadi dengan apa yang dikatakan Pak Parlindungan Pak

ketua bahwa bagaimana kita bisa tanggapan, bagaimana tanggapan tentang itu 85 persen dari

BPP. Nah dalam konteks inilah sebenarnya seolah-seolah sebenarnya kita itu sebenarnya

mensubsidi fosil Pak karena kita seperti tadi saya katakan, listrik kita itu didominasi fosil,

kita diharapkan bisa membantu supaya fosil itu bisa berkembang, sementara energi

terbarukan dibiarkan harganya itu hanya 85% dari BBP bagaimana kita bisa membangun itu.

Kita lagi siapkan misalnya satu apa namanya PLTN di daerah kampungnya Pak Ketua itu

biayanya itu sekitar 370 milyar, kenapa? Karena akses jalan tidak ada, kita harus bangun

jalan 20 kilometer, akses jaringan itu tidak ada, jaraknya itu 40 kilometer belum lagi macam-

macam permasalahan yang kita hadapi di lapangan ,begitu loh. Nah kalau kita berpatokan

pada 85 % dari BPP ya EDT kita tidak akan jalan. Jadi itu kira-kira tambahan dari saya Pak.

Silakan Pak.

PEMBICARA: Dr. SURYA DARMA (KETUA UMUM METI)

Ya nanti Pak Ivan karena ini soal BPP, BPP ini mengulangi kesalahan masa lalu.

Karena ini kedua kali ditampilkan tahun 2009 BPP pernah diluncurkan dan itu gagal total.

Bahkan kemudian muncul proyek-proyek mangkrak yang pada akhirnya seolah-olah ini kan

ada permainan padahal akibat dari kebijakan yang keliru, nah sekarang diulang kembali

dengan 85 pesen, fosil saja sudah segitu kenapa ET harus malah harus 85 % dari ET kan

lucu mestinya mestinya minimal itu sama dengan biaya produksi saja itu agak berat begitu,

sama saja agak berat. Apalagi harus di bawah dari biaya produksi, ini sesuatu yang sangat

tidak masuk akal dan kami kira ini sesuatu yang tidak implementatif.

Nah oleh karena itu kenapa kita dorong ini supaya ada room gitu kalau di undang-

undang itukan clear disebutkan. Kita nanti sebutkan misalnya soal harga energi terbarukan

bagaimana, escrow account yang tadi kami sebutkan tadi, kalau bisa itu dari mana

Page 30: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 29

sumbernya. Jadi bukan hanya sumbernya dari yang bersangkutan, kan kalau sawit itu

sumbernya dari sawit juga kalau ini sumbernya bukan dari dari dari yang bersangkutan,

panas bumi bukan sumbernya dari panas bumi, tetapi dari pajak-pajak tadi, ya externalities,

biaya-biaya macam-macam tadi itu kita masukkan dalam escrow account. Kemudian

sebelum nanti Pak Ivan itu tambahkan, sedikit saya tambahkan sedikit di sini memang

beberapa negara di Skandinavia itu memang negara mereka unggul di energi terbarukan,

karena kebijakan-kebijakannya jelas. Ini dalam 2 bulan ini mereka akan datang ke sini

menterinya akan datang ke sini akan ada kerjasama Norway kerjasama kemudian Swedia,

Swedia ada kerjasama juga dengan METI, barangkali ini bias. Nanti kami Undang DPD lah

pada saat acara diskusi barangkali kalau tidak keberatan kami undang ya Pak Parlindungan

dan beberapa anggota supaya kita bisa diskusi sama-sama. Menterinya langsung yang datang,

itu sharing dan mereka ingin sebetulnya berbuat sesuatu, apa yang mereka buat, jadi ada

semacam lesson learn dari apa yang mereka implementasikan di sana itu diterapkan di

Indonesia. Mudah-mudahan harapan yang tadi kekhawatiran tadi Ibu bahwa kebijakan yang

akan kita buat ini seperti apa namanya shifting dari minyak tanah ke gas itu tidak terjadi.

Karena apa kalau dari Mitan (minyak tanah) ke gas itu kan masih dari fosil ke fosil,

sumbernya belum terlalu jelas. Kalau ini kan kita sudah tahu jelas sumber sudah tahu ya,

cara mengembangkan kita sudah adopsi, teknologinya kalau tadi Ibu katakan ibu katakan

bahwa harus direbut kita sudah rebut, tetapi kan ada regulasi-regulasi yang menyebabkan itu

agak sulit untuk.

Seperti tadi ya, industri solar bifi sudah direbut tapi tidak bisa kita implementasikan,

karena ada kebijakan lain yang menyebabkan harga produksinya menjadi lebih besar, karena

ada pajak-pajak menyebabkan menjadi lebih besar, lebih bagus kalau kita impor dalam

bentuk barang jadi, itu pajaknya malah nol. Ada pajak-pajak yang bea masuknya yang nol,

itu akhirnya kan nggak compete dengan kita. Ini tidak ada room untuk mendukung itu sama

sekali tidak ada. Nah itu kita harapkan kita buat di sini Pak Pimpinan. Kemudian yang saya

kira Pak Ivan ya yang terakhir, Pak Ivan ini dari energi (*suara hilang).

PEMBICARA: IVAN (NARASUMBER)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati Bapak Pimpinan dan Ketua Umum. juga Bapak Ketua umum

METI.

Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan. Mungkin karena waktunya sudah

sangat dan tidak ada juga, saya singkat saja pak saya di sini mau menjelaskan mengenai satu

stake holder yang menurut saya sangat penting terkait dengan pengembangan energi

terbarukan yaitu dalam hal ini PLN, kita melihat di sini bahwa salah satu masalah kenapa

energi terbarukan tidak bisa jalan karena ya kita harus menghadapi satu fakta bahwa di

beberapa tempat energi terbarukan memang prosenya lebih mahal mungkin ketimbang

dengan energi fosil yang ada di daerah tertentu tersebut sehingga pada akhirnya memang di

sini ada selisih dari harga cost yang harus di cover oleh PLN sehingga memang harga energi

terbarukan tersebut bisa dibeli oleh PLN. Cuma sayang sekali ya seperti yang sudah terjadi

terjadinya pembatalan terkait dengan apa namanya supaya PLN diberikan dana untuk bisa

mereka mendapatkan apa membayar energi terbarukan itu sebetulnya dan itu menjadi

masalah. Nah sebetulnya terkait dengan solusi dari masalah ini, kita bisa belajar dari apa

yang sudah terjadi di luar negeri. Kebetulan saya lulusan Jepang jadi dan kebetulan istri saya

juga masih di Jepang, sehingga saya tahu persis perkembangan terakhir di sana seperti apa

terkait dengan energi terbarukan.

Seperti saya dapat data-data di sini menjelaskan bahwa di tahun 2012 energi

terbarukan di Jepang sekitar 20,9 Giga Watt sekarang itu 26,2 Giga Watt, ini hanya energi

Page 31: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 30

terbarukan saja Pak dalam waktu 4 tahun. Nah salah satu faktor signifikan kenapa mereka

bisa meningkat secara drastis karena memberlakukan yang namanya retribusi energi

terbarukan. Yang mana dalam implementasinya mereka setiap konsumen daripada PLN di

sana kare ada 10 PLN di sana mewajibkan membayar Rp. 250,00 per KWh itu jelas

tercantum di dalam bill-nya yang mereka dapatkan termasuk istri saya karena masih tinggal

di Jepang dan saya lihat dengan mata kepala saya sendiri retribusi tersebut. Dan saya sudah

hitung-hitung secara kasar di Indonesia dengan potensi jumlah pelanggan PLN yang ada.

Seandainya kita menetapkan tarif yang mungkin nggak harus Rp. 200,00 mungkin

setengahnya atau bahkan seperempatnya itu mungkin dana 10 trilyun itu bisa kita dapatkan.

Untuk itu kita bisa memberikan support kepada PLN sehingga mereka bisa membeli listrik

dari energi terbarukan. Karena memang keputusan radikal yang harus dibuat di sini adalah

supaya memang adanya insentif pricing yang bisa diberikan kepada para pengusaha-

pengusaha pembangkit ini dari energi terbarukan ini, karena kalau tidak kalau kita disuruh

bersaing dengan fosil ya untuk mebcapai target 23 % sangat sulit sekali. Padahal di satu sisi

lain kita tahu PLN harus profitable menurut undang-undang. Nah ini menurut saya suatu

bottle neck yang harus kita carikan solusinya bersama-sama.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Kita 12.30 saling mengatur 2 menit. Silakan.

PEMBICARA: DJOKO WINARNO (NARASUMBER)

Oke, saya satu menit saja. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan tadi Bapak-

bapak dan Ibu-ibu dari kiri maupun dari kanan tadi ada, menyebutkan tentang bagaimana

energi terbarukan mahal kaitannya dengan masyarakat. Saya singkat saja, di sini butuh

tambah paradigma kita bahwa kalau energi terbarukan dikembangkan paling tidak

masyarakat itu masih punya peran di situ. Misalnya adalah apabila kita kembangkan

misalnya bio etanol masyarakat kita masih memiliki harga, kebun tebu misalnya. Kalau

misalnya bio solar kita kembangkan masyarakat kita masih punya sawit. Jadi artinya

walaupun dia lebih mahal tapi uangnya dari kita ke kit gitu. Tapi kalau misalnya fosil, murah

pun uang kita keluar gitu. Jadi kira-kira penambahan wawasan saja supaya kita tidak ragu

bahwa walaupun mahal dari kita ke kita kan itu lebih baik, daripada murah, nah kita ke orang

lain, iya betul. Jadi kira-kira pola pikirnya dan terima kasih karena bagus-bagus pertanyaan,

tapi waktu tidak sempat lagi di sini menjelaskan, Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Kok terakhir kalau tidak nanti jumpa saya duluan dikomentari.

PEMBICARA: DJOKO WINARNO (NARASUMBER)

Saya mau menjawab Pak Purba tadi kalau peraturan pemerintah akan dikeluarkan

8,5% dari PPP ada kemungkinan yang bisa dibangun hanya Indonesia bagian timur Pak. Jadi

harga yang PPP nya tinggi hanya di Indonesia Timur Bapak punya kemarin kita bahas ada

200 minihider yang ada di Sumatera Utara tidak akan bisa dibangun Pak, kalau harganya

hanya 85 jadi semua daerah mandek. Kemungkinan Aceh masih bisa, kemungkinan Aceh,

Page 32: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 31

tapi yang lain-lain tidak bisa dibangun itu. Menanggapi bapak kalau yang lain mungkin kita

bisa diskusi saja di luar. Terima kasih baik.

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Terima kasih Ibu Wa Ode terakhir ya.

PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU M.SC. (KETUA TIMJA)

Iya baik. Saya tadi saya terketuk dengan pencerahan dari Pak Hendro. Jadi dari

kemarin kita bicara tentang RUU energi terbarukan, tetapi dari Bapak-ibu Anggota sejak kita

berbicara dengan RUU ini besar sekali dorongan untuk kita memberi amanat kepada

pemerintah untuk mendukung juga riset. Artinya bentuk-bentuk energi baru yang tadi Bapak

sebutkan harus inginnya kita itu juga diakomodir dalam RUU ini. Jadi RUU ini tidak hanya

mengatur terbarukan yang sudah ada, tetapi harus ada ruang di mana kita mengamanatkan

pasal kepada pemerintahan untuk mem-back up, mendukung riset kita, dan juga untuk

mungkin pendidikan, pelatihan dan sebagainya untuk mencetak SDM-SDM yang siap untuk

itu. Nah, satu lagi Bapak, iya karena itu, ini tersangkut dengan nama RUU kita, apakah kita

EBT Energi Baru Terbarukan atau atau bagaimana. Terima kasih

PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Ya saya pikir ini menjadi bahan nggak usah dijawab karena lebih bagus, bapak ibu

karena waktulah yang harus memisahkan dan saya pikir sudah cukup banyak apalagi METI

sudah menyampaikan dengan naskahnya yang luar biasa. Sekali lagi saya ingin memberikan

mengharap kita memberi apresiasi kepada METI ya, terus terang Pak ini langsung sudah siap

ini sebenarnya mungkin kita berencana kalau setahun mungkin lebih cepat lagi bisa ini.

Bapak-ibu saya ambil beberapa kesimpulan pertama bahwa kita sepakatan

Rancangan Undang-undang energi baru terbarukan ini ataukan terbarukan sangat penting

karena akan diskusi. Yang kedua, METI beserta anggota siap untuk bersama dengan DPD RI

membicarakan ini lebih lanjut termasuk kepada staf ahli tadi. Yang ketiga tapi yang lebih

penting adalah bagaimana supaya ini terbarukan bermanfaat bagi masyarakat, bukan hanya

untuk pengusaha saja, karena ini sangat penting jangan sampai melupakan kepentingan

masyrakat dan daerah. Yang keempat kita memahami juga perlu ada diskusi jadi Bapak-ibu

saya sampaikan dari sini ke atas Pak (*tidak terdengar) yang saya hormati di sini ada teman-

teman yang ingin bekerjasama lebih lanjut, nanti kan ada timnya, tetapi saya pikir di luar tim

ini pun kita komunikasi Pak. Kalau perlu kalau hanya terjadwal ketemu tanya sekali

seminggu kita boleh WA, group bersama-sama METI ajaklah teman-teman saya ini semua

ini. Saya harapkan juga teman-teman Komite II ini bisa manjadi anggota METI di Provinsi

Pak. Nah jadi saya mengajak teman-teman ini karena permintaan pimpinan semua jadi

seperti Pak Lalu bisa menjadi pengurus di METI Nusa Tenggara Barat. Jadi spektanya

bungkernya ini kerja besar Pak, tidak ringan dia jadi kalau kita sepakat Pak, nanti nomor-

nomor handphone kami, kami kasih ke Bapak. Bapak juga komunikasi sama kita dan kita

bisa komunikasi lebih lanjut.

Kalau ada pertemuan-pertemuan yang terkait ini kita jadi menjadi renewable energi

incorporation-lah Pak. Jadi sama-sama jadi tidak mesti ada rapat, kalau ada apa-apa kita

komunikasi, ini berteman dengan Waode adalah ketua Timjanya, tetapi kami juga bersama-

sama akan sangat senang sekali kalau ini bisa kita menjadi group iya seperti ide dari Jepang

Page 33: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Pertama-tama kami ucapkan selamat datang kepada Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia selaku narasumber dalam Rapat

RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN KETUA UMUM METI MS III TS 2016-2017

(SELASA, 31 JANUARI 2017) 32

tadi, karena banyak hal dan terus terang ini kita usulkan juga supaya ini dibicarakan dengan

teman-teman DPR. Saya mau sampaikan satu lagi, bahwa ada dua undang-undang bahwa

inisiatif DPD. Yaitu pertama undangan-undang Yogya ya, yang kedua Undang-Undang

tentang kelautan nah itu menurut Pak Djasarmen itu komandannya dulu, jadi gol. Walaupun

sampai DPR ganti baju memang baru begitu tapi tidak apa-apa tapi diakuilah, jadi kita akan

lempar ini dan satu lagi selain PLN, Pertamina kita buat diskusi-diskusi lagi. RUU BUMD

pun ada, RUU BUMD, nggak yang lalu pak yang lalu. Nah sekarang kita membahas

berketepatan Pak Afnan ini adalah ketuanya Prolegnas kami ini. Nah jadi dari sini kami

membahas undang-undang BUMN sama BUMD disatukan. Setelah itu undang-undang

wawasan nusantara, banyak undang-undang yang bisa kami sampaikan dan ini kepentingan

daerah. Pak kita komunikasi dari sini ke atas mungkin sekali 3 hari kita bisa komunikasi via

telpon apa supaya lebih cepat. Karena ini pak dirjen ini juga ada di sini dan juga dari nuklir

ya walaupun belum ada kesempatan nanti kita bisa ngobrol-ngobrol lagi.

Bapak-ibu demikian pertemuan kita hari ini dengan saya pikir sudah cukup bagus,

terima kasih atas kehadiran Bapak-ibu sekalian yang telah memberikan perhatian kenapa ini

menjadi perhatian DPD karena masalahnya di daerah dan sekali lagi terima kasih. Kami tutup

pertemuan kita dengan ucapan,

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETOK 2X

Horas Nuhun Sewu.

RAPAT DITUTUP PUKUL 12.22 WIB