deteksi dini autis pada balita menggunakan metode fuzzy
TRANSCRIPT
![Page 1: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/1.jpg)
Deteksi Dini autis pada balita menggunakan metode fuzzy
tsukamotoSuyanto
2011141643
![Page 2: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/2.jpg)
Latar Belakang
Salah satu gangguan dalam tumbuh kembang yang sering terjadi belakangan ini adalah autisme yaitu ketidaknormalan perkembangan mental sehingga anak sulit untuk berinteraksi sosial.
Identifikasi Masalah
Sulitnya orang tua untuk mengidentifikasi dini anak balitanya apabila terlihat ada tanda-tanda autis.
Rumusan Masalah
Penerapan deteksi dini autis menggunakan fuzzy logic dengan metode Tsukamoto.
Batasan Masalah
• Aplikasi ditujukan untuk membantu guru dalam mendeteksi dini autis pada balita berdasarkan gejala-gejala yang diderita.
• Input sistem adalah gejala autis berupa gangguan dalam bidang interaksi sosial, gangguan dalam bidang komunikasi, dan gangguan pada bidang perilaku.
• Solusi yang diberikan adalah hasil diagnosa aplikasi yaitu Anak Autis dan Normal.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah membantu deteksi dini autis pada balita dengan fuzzy logic menggunakan metode tsukamoto.
![Page 3: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/3.jpg)
Deteksi dini adalah usaha-usaha untuk mengetahui ada tidaknya kelainan atau kerusakan fisik atau gangguan perkembangan mental atau perilaku anak yang menyebabkan kecacatan secara dini
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan.
Autis berasal dari kata “auto” yang berarti sendiri. Penyandang autis seakan-akan hidup di dunianya sendiri.
Autisma/Autisme adalah gejala menutup diri sendiri secara total, dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar, merupakan gangguan perkebangan yang komplek, mempengaruhi perilaku, dengan akibat kekurangan kemampuan komunikasi, hubungan sosial dan emosional dengan orang lain dan tidak tergantung dari ras, suku, strata-ekonomi, strata sosial, tingkat pendidikan, geografis tempat tinggal, maupun jenis makanan.
![Page 4: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/4.jpg)
Kriteria Diagnostik
Asosiasi Psikiater Amerika merumuskan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder)
Harus ada sedikitnya 6 gejala
Minimal 2 gejala dari kelemahan kwalitatif dalam bidang interaksi sosial
Minimal 1 gejala dari kelemahan kwalitatif dalam bidang komunikasi
Minimal 1 gejala dari kelemahan kwalitatif dalam bidang perilaku
![Page 5: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/5.jpg)
Gejala Interaksi Sosial1. Kontak mata yang buruk, atau menatap dari sudut yang tidak biasa
2. Mengabaikan saat dipanggil
3. Ketakutan berlebih terhadap suara bising
4. Didalam dunianya sendiri (menyendiri)
5. Kurangnya rasa ingin tahu terhadap lingkungan
6. Ekspresi wajah tidak sesuai situasi
7. Menangis atau tertawa tanpa sebab
8. Tantrum/mengamuk saat tidak dipenuhi keinginannya
9. Mengabaikan rasa nyeri
10. Tidak suka disentuh atau dipegang (badan, kepala)
11. Tidak suka keramaian
12. Takut dan cemas tanpa sebab yang jelas
13. Tidak ada reaksi emosional
14. Ekspresi tidak normal ketika melihat orangtua
15. Kurangnya kemampuan untuk meniru
![Page 6: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/6.jpg)
Gejala Komunikasi1. Tidak bisa bercerita
2. Mengeluarkan suara yang tidak biasa atau jeritan kekanakan
3. Suara lebih keras dari yang dibutuhkan
4. Suka berbicara sendiri
5. Kesulitan memahami hal-hal dasar
6. Menarik orang tua ketika menginginkan sesuatu
7. Kesulitan mengekspresikan kebutuhan atau keinginan dengan bahasa tubuh
8. Tidak ada inisiasi spontanitas dalam berbicara atau berkomunikasi
9. Mengulang mendengar kata, bagian dari kata-kata atau iklan di TV
10. Repetitive language (kata yang sama atau frase berulang)
11. Tidak bisa mempertahankan percakapan
12. Bercerita secara monoton, salah dalam berhenti sejenak (titik, koma)
13. Menggunakan bahasa yang sama untuk anak-anak, orang dewasa, benda (tidak bisa membedakan)
14. Menggunakan bahasa yang tidak tepat (kata atau frase salah)
![Page 7: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/7.jpg)
Gejala Perilaku1. Mengepakkan tangan (flapping)
2. Membenturkan kepala
3. Menyakiti diri sendiri
4. Postur tubuh kaku saat berjalan
5. Mengatur mainan dalam barisan
6. Mencium, memukul-mukul, menjilat mainan
7. Sangat berminat pada bagian tertentu mainan (roda)
8. Terobsesi dengan objek atau topik (kereta, cuaca, nomor, tanggal)
9. Suka berputar, atau tertarik pada benda berputar
10. Suka yang berlebihan (menonton video yang sama berulang-ulang)
11. Kesulitan berhenti dari aktifitas yang membosankan
12. Menambahkan benda yang tidak biasa (tongkat, batu, rambut)
13. Memiliki ritual dan rutinitas, menolak untuk mengubah
14. Dibatasi oleh kebiasaan
15. Kemampuan dibawah rata-rata (membaca, menulis)
![Page 8: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/8.jpg)
Fuzzy Logic Kata fuzzy merupakan kara sifat yang berarti kabur, tidak jelas
Sebelum munculnya teori fuzzy (fuzzy logic), dikenal sebuah logika tegas (Crisp logic) yang memiliki nilai benar atau salah secara tegas. Sebaliknya logika fuzzy merupakan sebuah logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaran antara benar dan salah. Dalam teori logika fuzzy sebuah nilai bisa bernilai benar dan salah secara bersamaan namun berapa besar kebenaran dan kesalahan suatu nilai tergantung kepada bobot keanggotaan yang dimilikinya.
Pada metode Tsukamoto, implikasi setiap aturan berbentuk implikasi “Sebab-Akibat”/Implikasi “Input-Output” dimana antara anteseden dan konsekuen harus ada hubungannya. Setiap aturan direpresentasikan menggunakan himpunan-himpunan fuzzy, dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Kemudian untuk menentukan hasil tegas (Crisp Solution) digunakan rumus penegasan (defuzifikasi) yang disebut “Metode rata-rata terpusat” atau “Metode defuzifikasi rata-rata terpusat (Center Average Deffuzzyfier) (Setiadji, 2009)
![Page 9: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/9.jpg)
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy (Kususmadewi, 2004), yaitu:
Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem fuzzy. Contoh: umur, temperatur, permintaan, dsb.
Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.
Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy.
Contoh:
• Semesta pembicaraan untuk variabel umur: [0 +∞]
• Semesta pembicaraan untuk variabel temperatur: [0 40]
Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy.
![Page 10: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/10.jpg)
Variabel Himpunan Fuzzy
DomainFungsi
Keanggotaan
Paramete
rNama Simbol Nama Simbol
Gejala
Interaksi
Sosial
IRendah R [2,15] Linear turun [2,15]
Tinggi T [2,15] Linear naik [2,15]
Gejala
Komunikasi KRendah R [1,14] Linear turun [1,14]
Tinggi T [1,14] Linear naik [1,14]
Gejala
Perilaku PRendah R [1,15] Linear turun [1,15]
Tinggi T [1,15] Linear naik [1,15]
![Page 11: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/11.jpg)
Kode Aturan Konsekuen
[R1] If I sedikit and K sedikit and P sedikit then Normal
[R2] If I sedikit and K sedikit and P banyak then Normal
[R3] If I sedikit and K banyak and P sedikit then Normal
[R4] If I sedikit and K banyak and P banyak then Normal
[R5] If I banyak and K sedikit and P sedikit then Autis
[R6] If I banyak and K sedikit and P banyak then Autis
[R7] If I banyak and K banyak and P sedikit then Autis
[R8] If I banyak and K banyak and P banyak then Autis
![Page 12: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/12.jpg)
NO
NILAI VARIABEL INPUT
I K P
1 2 2 2
2 2 1 3
3 2 3 1
4 3 2 1
5 3 1 2
6 4 1 1
![Page 13: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/13.jpg)
NODERAJAT KEANGGOTAAN
VARIABEL I VARIABEL K VARIABEL P
1 0 1 0,07692 0,92307 0,07142 0,92857
2 0 1 0 1 0,14285 0,85714
3 0 1 0,15384 0,84615 0 1
4 0,07692 0,92307 0,07692 0,92307 0 1
5 0,07692 0,92307 0 1 0,07142 0,92857
6 0,15384 0,84615 0 1 0 1
![Page 14: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/14.jpg)
RULEDATA SAMPEL (
1 2 3 4 5 6
R1 0 0 0 0 0 0
R2 0 0 0 0,07692 0 0
R3 0 0 0 0 0,07142 0
R4 0 0 0 0,07692 0,07692 0,15384
R5 0,07142 0 0 0 0 0
R6 0,07692 0 0,15384 0,07692 0 0
R7 0,07142 0,14285 0 0 0,07142 0
R8 0,92307 0,85714 0,84615 0,92307 0,92307 0,84615
![Page 15: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/15.jpg)
DATA SAMPEL (
1 2 3 4 5 6
Z1 15 15 15 15 14 14
Z2 15 15 1513,8461
514 14
Z3 15 15 15 1513,9285
715
Z4 15 15 1513,8461
5
13,8461
512,6923
Z513,9285
714 15 15 14 14
Z612,9230
714
11,8461
5
12,9230
714 14
Z713,9285
7
12,8571
415 15
13,9285
715
Z8 1,07692 2,14285 2,15384 1,15384 1,15384 2,3076
Wa/ Z
total3,48071 3,67346 3,64497 3,8901 3,86512 4,6153
![Page 16: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/16.jpg)
Berdasarkan data sample diatas maka diambil nilai terkecil untuk menentukan batas nilai output, yaitu: Jika WA => 3,48071 maka hasil diagnosa anak = autis Jika WA < 3,48071 maka hasil diagnosa anak =
normal
![Page 17: Deteksi Dini Autis Pada Balita Menggunakan Metode Fuzzy](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013103/563db844550346aa9a921cca/html5/thumbnails/17.jpg)
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan hasil analisa yang diperoleh maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan fuzzy logic model tsukamoto dalam deteksi dini autis pada balita dapat memberikan diagnosa awal untuk menentukan kondisi ada atau tidaknya autis pada balita.
Dari percobaan 3.150 kombinasi input diperoleh 27 hasil deteksi dini yang salah, sehingga keakuratan nya 99,14%.
Saran Tingkat kesalahan perhitungan fuzzy yang relatif kecil memungkinkan
untuk digunakan dalam mendeteksi dini gejala autis. Konsultasi lebih lanjut kepada pakar ataupun psikiater anak tetap harus dilakukan.
Tingkat kesalahan yang dihasilkan oleh perhitungan fuzzy perlu diperkecil dengan mengubah fungsi keanggotaan yang digunakan, penambahan rule dan rentang parameter yang digunakan.