deteksi apoptosis dengan metode flowcytometry …

12
DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY ANNEXIN V PADA MODEL SEL LIGAMEN PERIODONTAL Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Oleh: JESYTA JASAMANIA HR J520170043 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA 2021

Upload: others

Post on 17-Apr-2022

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY …

DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY

ANNEXIN V PADA MODEL SEL LIGAMEN PERIODONTAL

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan

Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Oleh:

JESYTA JASAMANIA HR

J520170043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA

2021

Page 2: DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY …

i

HALAMAN PERSETUJUAN

DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY ANNEXIN V PADA

MODEL SEL LIGAMEN PERIODONTAL

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun oleh :

JESYTA JASAMANIA HR

J520170043

Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh :

Surakarta,7 april 2021

Dosen Pembimbing

Drg. Mahmud Kholifa, MDSc.

NIK/NIDN. 996/0601076503

Page 3: DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY ANNEXIN V PADA

MODEL SEL LIGAMEN PERIODONTAL

OLEH

Jesyta Jasamania HR

J520170043

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Rabu, 7 April 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. drg.Mahmud Kholifa, MDSc ( .................... ........... )

( Ketua Dewan Penguji )

2. drg. Juwita Raditya Ningsih, MSc (............................... )

( Anggota I Dewan Penguji )

3. drg. Edi karyadi,MM,MDSc., Sp.Perio ( ............................... )

( AnggotaII Dewan Penguji )

Dekan,

drg. Dendy Murdiyanto, MDSc

NIK/NIDN : 1238/0629127903

Page 4: DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY …

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kersajanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya ilmiah yang ditulis atau diterbitkan orang

lain. Kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila nanti terbukti ada tidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, saya

bertanggug jawab sepenuhnya.

Surakarta, 7 April 2021

Penulis

Jesyta Jasamania HR

J520170043

Page 5: DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY …

1

DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY ANNEXIN V

PADA MODEL SEL LIGAMEN PERIODONTAL

Abstrak

Sel mengalami kematian dengan dua mekanisme yaitu apoptosis dan nekrosis. Dalam kondisi

fisiologis apoptosis sangat berperan penting untuk pergantian sel dalam jaringan selama

perkembangan normal. Apoptosis juga dianggap sebagai komponen penting untuk fungsi

sistem kekebalan, atrofi yang bergantung pada hormon, perkembangan embrio dan kematian

sel yang disebabkan oleh bahan kimia.Pada sel normal fibroblast ligamen periodontal dapat

dilakukan deteksi apoptosis secara in vitro dengan uji laboratorium flowcytometry Annexin

v. literature review ini untuk mengetahui keberhasilan metode flowcytometry AnnexinV

dalam mendeteksi apoptosis pada sel ligamen periodontal. Flowcytometry pada prinsipnya

menggunakan uji Annexin V yang mengikat fosfatidilserin pada permukaan sel yang

mengalami apoptosis. Annexin v digunakan sebagai penanda untuk mendeteksi sel yang

mengalami apoptosis. Propidium iodida digunakan untuk membedakan sel hidup, apoptosis,

dan nekrosis. Metode uji Flowcytometry merupakan teknologi canggih yang memberikan

gambaran dengan cepat, mampu melakukan pengukuran kuantitatif, dan terpercaya untuk

mendeteksi apoptosis. Hasil pewarnaan pada sel diperoleh 4 macam warna, yakni hijau

menunjukkan sel hidup, kuning menunjukkan apoptosis awal, merah muda menunjukkan

apoptosis akhir, dan merah menunjukkan nekrosis.

Kata kunci : Apoptosis; Flowcytometry; Annexin V; Sel Fibroblas Ligamen Periodontal

Abstract

Cells experience death by two mechanisms, namely apoptosis and necrosis. In physiological

conditions, apoptosis is very important for cell turnover in tissues during normal

development. Apoptosis is also considered an essential component for immune system

function, hormone-dependent atrophy, embryonic development and chemical-induced cell

death. In normal cells, periodontal ligament fibroblasts can be detected in vitro apoptosis by

using Annexin v flowcytometry laboratory tests. Thisliterature review is to determine the

success of the Annexin V flow cytometry method in detecting apoptosis in periodontal

ligament cells. Flowcytometry in principle uses the Annexin V test which binds

phosphatidylserine on the surface of cells experiencing apoptosis. Annexin v is used as a

marker to detect apoptotic cells. Propidium iodide is used to differentiate living cells,

apoptosis, and necrosis. The Flow Cytometry test method is a sophisticated technology that

provides a quick overview, is able to take quantitative measurements, and is reliable for

detecting apoptosis. The results of staining on cells obtained 4 kinds of colors, namely green

indicates living cells, yellow indicates early apoptosis, pink indicates late apoptosis, and red

indicates necrosis.

Key words: Apoptosis; Flow Cytometry; Annexin V; Periodontal Ligament Fibroblasts

1. PENDAHULUAN

Kemampuan sistem fisiologi untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh disebut

homeostasis. Homeostasis sangat penting, karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap

berfungsi secara efisien ketika kondisi dalam tubuh dipertahankan dengan baik (Chalik,

2016). Pada individu normal terdiri dari sel-sel yang mengalami pergantian dengan cara

mitosis. Sel-sel yang sudah mengalami diferensiasi dan berfungsi sesuai dengan tempatnya

Page 6: DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY …

2

tidak akan mengalami pembelahan lagi tetapi melanjutkan siklus dengan mengalami kematian

(lukitasari, 2015).

Sel mengalami kematian dengan dua mekanisme yaitu apoptosis dan nekrosis.

Apoptosis dalam bahasa yunani berarti gugurnya kelopak bunga atau daun dari pohon. Istilah

ini pertama kali dikenalkan oleh kerr, wyllie, dan currie tahun 1972 yaitu menggambarkan

kematian sel yang terprogram atau lebih dikenal dengan programmed cell death (PCD) (Sari,

2018). Kematian sel apoptosis menunjukkan penyusutan sitoplasma, kondensasi kromatin,

fragmentasi inti, dan lepuh nya membran plasma yang berpuncak dengan pembentukan

vesikula kecil yang tampaknya utuh (umumnya dikenal sebagai badan hipotik) yang secara

efisien diambil oleh sel-sel tetangga dengan aktivitas fagositik dan terdegradasi di dalam

lisosom (Galluzzi et al., 2018).

Berbeda dengan apoptosis maka sel juga dapat mengalami kematian sebagai respon

terhadap kerusakan jaringan yang di sebabkan oleh faktor eksternal atau patologis yang

disebut sebagai nekrosis. Tipikal yang jelas saat nekrosis adalah nampak sel yang mengalami

penambahan besar dan pecah, sehingga mengeluarkan isi selnya, dan menyebabkan kerusakan

sel karena cairan sel berada di sekitar sel sehingga menyebabkan peradangan. Pada nekrosis

akan terjadi perubahan pada inti yang akhirnya menyebabkan inti mengalami lisis sehingga

membran plasma rusak (lukitasari, 2015).

Pada dewasa ini sebagian besar upaya penelitian apoptosis dilakukan secara in vitro

menggunakan model berbasis sel, karena prinsip mekanisme molekuler bertanggung jawab

untuk pelaksanaan program, dapat direkapitulasi dengan garis sel primer atau yang

diabadikan. model ini memungkin- kan manipulasi eksperimental yang hampir tak terbatas,

lebih efisien dan cepat (Kupcho et al., 2019). Pada sel normal dapat dilakukan detekasi sel

apoptosis dan nekrosis salah satunya pada sel fibroblas ligament periodontal (PDL). Sel PDL

adalah sel yang terdapat di rongga mulut, dan sel fibroblas yang banyak di rongga mulut salah

satunya terdapat pada ligamen periodontal. (Wang et al., 2013).

Untuk membedakan sel apoptosis dan nekrosis dapat menggunkan teknik laboratorium

yaitu metode flowcytometry. Flowcytometry merupakan alat yang digunakan dalam

penelitian biomedis modern dan aplikasi klinis (Shrirao, et al., 2018). Flowcytometry adalah

teknologi yang dengan cepat menganalisis sel tunggal atau partikel yang tersuspensi dalam

larutan berbasis garam buffer saat mengalir melewati laser tunggal atau ganda dan dapat

memberikan gambaran yang cepat, kuantitatif, dan terpercaya untuk mendeteksi apoptosis

(Banfalvi, 2017). Penggunaan Annexin V merupakan satu-satunya parameter untuk

Page 7: DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY …

3

memonitor viabilitas sel dengan flow cytometry yang dapat digunakan untuk menentukan

apakah sel mati atau hidup. (Zhang et al., 2017). PI digunakan kombinasi dengan Annexin V,

karena PI hanya masuk dan menodai sel-sel yang permeabilisasi membran. literature review

ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan metode flowcytometry Annexin V dalam

mendeteksi apoptosis pada model sel ligamen periodontal.

2. METODE

Desain penelitian ini adalah litterature review. Data yang digunakan merupakan data

sekunder, didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dan bukan dari

pengamatan secara langsung. Pencarian artikel publikasi pada Google Schoolar, NCBI dan

PubMed menggunakan kata kunci yang telah ditentukan yaitu Apoptosis, Flowcytometry, dan

Annexin-v . Literature review ini menggunakan literature yang diterbitkan tahun 2010 –2020

yang dapat diakses fulltext.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Apoptosis adalah kematian sel terprogram. Apoptosis merupakan proses aktif yang diatur

dengan sangat baik yang ditandai dengan perubahan morfologis dan biokimia.Apoptosis

bekerja secara sinergis untuk memastikan bahwa organisme multisel tetap sehat dan sel-sel

yang rusak dikeluarkan dari tubuh. Kegagalan dalam mengatur apoptosis dapat menyebabkan

patologi yang ditunjukkan pada banyak penyakit.

Flowcytometry adalah teknologi yang canggih dengan aplikasi dalam berbagai disiplin

ilmu. Flowcytometry adalah teknologi yang dengan cepat menganalisis sel tunggal atau

partikel yang tersuspensi dalam larutan berbasis garam buffer saat mengalir melewati laser

tunggal atau ganda. Flowcytometry menggunakan laser sebagai sumber cahaya untuk

menghasilkan sinyal cahaya tersebar dan fluoresen yang dibaca oleh detektor seperti

fotodioda atau tabung pengganda fotomulti. Sinyal cahaya ini diubah menjadi sinyal

elektronik yang dianalisis oleh komputer dan ditulis menjadi file data format standar (FCS).

Populasi sel dapat dianalisis dan atau dimurnikan berdasarkan karakteristik fluoresen atau

hamburan cahayanya. Berbagai reagen fluoresen digunakan dalam flowcytometri, termasuk

antibodi ter-konjugasi fluoresen, pewarna pengikat asam nukleat,viabilitas pewarna, pewarna

indikator ion, dan protein ekspresi fluoresen.

Penelitian yang dilakukan oleh Wang et al (2013), Rual et al (2019), dan Grzegorz

Szczukro et al (2017) menjelaskan bahwa pada prinsipnya Flowcytometry mengguna- kan

Page 8: DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY …

4

annexin v dan propidium iodida untuk penilaian sel apoptosis dan nekrosis. Annexin v adalah

protein yang dengan adanya ion kalsium dapat mengikat ke membran sel fosfatidilserin,

sehingga memungkinkan untuk mendeteksi apoptosis tahap awal. Kemudian PI ditambahakan

ke dalam campuran inkubasi. Penambahan propidium iodide (PI) ke dalam campuran inkubasi

memungkinkan evaluasi integritas membran sel secara bersamaan. PI dapat dikombinasi

dengan annexin, pewarna ini tidak melewati penghalang lipid sehingga menodai sel dengan

membran yang rusak (nekrotik). Sel hidup tidak terwarnai oleh Annexin v & PI.

Prosedur flowcytometry dalam mendeteksi sel yaitu pertama sel diinkubasi selama

24jam , kemudian sel dicuci dengan buffered saline, sel-sel yang tersuspensi dalam buffer

ditambahkan annexin v dan propidium iodida untuk diwarnai, agar bercampur maka

divorteks, sel- sel tersebut kemudian di inkubasi selama kurang lebih 10-15 menit dalam

gelap pada suhu kamar, kemudian sel siap untuk di analisis menggnakan mesin

flowcytometry. Prosedur flowcytometry dalam mendeteksi sel didukung oleh penelitian

Grzegorz Szczukro et al (2017), Susianti et al (2016), dan Happy kurnia (2019).

Hasil data dari uji flowcytometry menghasilkan pewarnaan pada sel hudup apoptosis

dan nekrosis. Diperoleh 4 macam warna yang berbeda yakni hijau menunjukkan sel hidup,

kuning menunjukkan sel apoptosis awal, merah muda menunjukkan sel apoptosis akhir, dan

merah menunjukkan nekrosis. Warna tersebut bisa terbentuk disebabkan oleh sel yang

memancar epi-fluorosensi oleh ikatan Annexin v dan PI lalu ditangkap oleh sinar UV.

Apabila terdapat perbedaan hasil pewarnaan sel, hal ini disebabkan karena setiap hamburan

cahaya yang di hasilkan tergantung pada sifat fisik partikel atau sel, seperti ukuran dan

kompleksitas internal, sehingga mempengaruhi hamburan cahaya.

Gambar 1. Hasil Pewarnaan Sel Dengan Uji Flowcytometry

Uji flowcytometry memiliki sensitifitas yang tinggi sehingga sel benar-benar bisa

terdeteksi dengan jumlah sampel yang sedikit. Spesifisitas uji flowcytometry yaitu sel

apoptosis awal yang terwarnai kuning berikatan dengan annexin v, sel apoptosis akhir

terwarnai merah muda berikatan dengan annexin v dan pi, sel nekrosis terwarnai merah

berikatan dengan pi, dan sel hidup tidak terwarnai oleh annexin v dan pi. Flowcytometry

Page 9: DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY …

5

memang spesifik dan sensitif tetapi tergolong instrumen yang mahal. Flowc- ytometry

menjadi layak untuk digunakan karena merupakan teknologi canggih yang memberikan

gambaran dengan cepat, mampu melakukan pengukuran kualitatif, kuantitatif, dan terpercaya

untuk mendeteksi apoptosis.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Flowcytometry dapat membedakan hasil pewarnaan sel apoptosis dan nekrosis

menggunakan fluorescein annexin v dan pewarna propidium iododa. Data diperoleh 4

macam warna, yakni hijau menunjukkan sel hidup, kuning menunjukkan apoptosis awal,

merah muda menunjukkan apoptosis akhir, dan merah menunjukkan nekrosis. Metode uji

Flowcytometry memiliki spesifisitas dan sensitifitas tetapi sayangnya metode ini tergolong

mahal, dan menjadi layak untuk digunakan karena metode ini merupakan teknologi

canggih yang memberikan gambaran dengan cepat, mampu melakukan pengukuran

kualitatif, kuantitatif, dan terpercaya untuk mendeteksi apoptosisis.

4.2 Saran

1) Apoptosis adalah topik yang banyak dibahas oleh komunitas ilmiah, tetapi hanya

mendapat sedikit perhatian dalam literatur review. Hasil literature review ini dapat

dijadikan referensi dalam perkembangan ilmu kedokteran gigi terkait deteksi apoptosis

dengan metode flowcytometry Annexin v pada model sel ligamen periodontal.

2) Literature review mengenai metode flowcytometry Annexin v dalam mendeteksi

apoptosis pada model sel ligamen periodontal ini hanya menunjukkan hasil pewarnaan

saja. Literature review berikutnya metode flowcytometry perlu dihubungkan dengan

cara analisa pembacaan hasil flowcytometry.

3) Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai deteksi apoptosis yang membahas tentang

gambaran detail sel yang mengalami kematian sel baik secara apoptosis, nekrosis,

sehingga dapat digunakan unuk pembelajaran kedepan.

DAFTAR PUSTAKA

Aslantürk, Ö. S. (2018) ‘In Vitro Cytotoxicity and Cell Viability Assays: Principles, Advantages,

and Disadvantages’, Genotoxicity - A Predictable Risk to Our Actual World, pp. 1–18.

doi: 10.5772/intechopen.71923.

Banfalvi, G. (2017) ‘Methods to detect apoptotic cell death’, Apoptosis, 22(2), pp. 306–323. doi:

10.1007/s10495-016-1333-3.

Page 10: DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY …

6

Bartolome, F. et al. (2020) ‘Annexin A5 prevents amyloid-β-induced toxicity in choroid plexus:

implication for Alzheimer’s disease’, Scientific Reports, 10(1), pp. 1–15. doi:

10.1038/s41598-020-66177-5.

Chalik, R. (2016) Anatomi Fisiologi Manusia.

Chen, S. et al. (2008) ‘Detection of apoptosis induced by new type gosling viral enteritis virus in

vitro through fluorescein annexin V-FITC/PI double labeling’, World Journal of

Gastroenterology, 14(14), pp. 2174–2178. doi: 10.3748/wjg.14.2174.

Crowley, L. C. et al. (2016) ‘Quantitation of apoptosis and necrosis by annexin V binding,

propidium iodide uptake, and flow cytometry’, Cold Spring Harbor Protocols,

2016(11), pp. 953–957. doi: 10.1101/pdb.prot087288.

D’Arcy, M. S. (2019) ‘Cell death: a review of the major forms of apoptosis, necrosis and

autophagy’, Cell Biology International, 43(6), pp. 582–592. doi: 10.1002/cbin.11137.

Donnenberg, V. S., Ulrich, H. and Tárnok, A. (2013) ‘Cytometry in stem cell research and

therapy’, Cytometry Part A, 83 A(1), pp. 1–4. doi: 10.1002/cyto.a.22243.

Elmore, S. (2007) ‘Apoptosis: A Review of Programmed Cell Death’, Toxicologic Pathology,

35(4), pp. 495–516. doi: 10.1080/01926230701320337.

Galluzzi, L. et al. (2018) ‘Molecular mechanisms of cell death: Recommendations of the

Nomenclature Committee on Cell Death 2018’, Cell Death and Differentiation, 25(3),

pp. 486–541. doi: 10.1038/s41418-017-0012-4.

Gjertsen, A. W. et al. (2011) ‘Effect of propolis on proliferation and apoptosis of periodontal

ligament fibroblasts’, Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology, Oral Radiology

and Endodontology, 112(6), pp. 843–848. doi: 10.1016/j.tripleo.2011.08.004.

Hadi, R. S. (2011) ‘Mekanisme Apoptosis Pada Regresi Sel Luteal’, Majalah Kesehatan

PharmaMedika, 3(1), pp. 246–254. Available at:

http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/kespha/article/view/1084/1084.

Jaye, D. L. et al. (2012) ‘Translational Applications of Flow Cytometry in Clinical Practice’, The

Journal of Immunology, 188(10), pp. 4715–4719. doi: 10.4049/jimmunol.1290017.

Jiang, L. et al. (2016) ‘Monitoring the progression of cell death and the disassembly of dying

cells by flow cytometry’, Nature Protocols, 11(4), pp. 655–663. doi:

10.1038/nprot.2016.028.

Kang, T. H. et al. (2020) ‘Annexin A5 as an immune checkpoint inhibitor and tumor-homing

molecule for cancer treatment’, Nature Communications, 11(1), pp. 1–16. doi:

10.1038/s41467-020-14821-z.

Kupcho, K. et al. (2019) ‘A real-time, bioluminescent annexin V assay for the assessment of

apoptosis’, Apoptosis, 24(1–2), pp. 184–197. doi: 10.1007/s10495-018-1502-7.

Kurniati (2013) Biologi Sel, Journal of Chemical Information and Modeling.

Lee, S. Y. et al. (2018) ‘Regulation of Tumor Progression by Programmed Necrosis’, Oxidative

Medicine and Cellular Longevity, 2018. doi: 10.1155/2018/3537471.

Liu, K. et al. (2015) ‘Dual AO/EB staining to detect apoptosis in osteosarcoma cells compared

with flow cytometry’, Medical science monitor basic research, 21, pp. 15–20. doi:

10.12659/MSMBR.893327.

lukitasari marheny (2015) Buku biologi sel.

Page 11: DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY …

7

McKinnon, K. M. (2018) ‘Flow cytometry: An overview’, Current Protocols in Immunology,

2018(February), pp. 5.1.1-5.1.11. doi: 10.1002/cpim.40.

Nambiar, S. and Hegde, V. (2016) ‘Apoptosis in Oral Health and Disease : a Brief Review’, pp.

47–53. doi: 10.21276/sjodr.2016.1.2.3.

Permatasari, H. K., Kusuma, I. D. and Mayangsari, E. (2019) ‘Minyak Cengkeh (Syzygium

aromaticum) Menginduksi Apoptosis pada Sel Kanker Servik HeLa melalui

Peningkatan Kadar Protein p53’, Jurnal Kedokteran Brawijaya, 30(3), p. 185. doi:

10.21776/ub.jkb.2019.030.03.4.

Pfeffer, C. M. and Singh, A. T. K. (2018) ‘Apoptosis: A target for anticancer therapy’,

International Journal of Molecular Sciences, 19(2). doi: 10.3390/ijms19020448.

Rahayu, M. and Roosmarinto, R. (2017) ‘Kajian Aktivitas Antikanker Ekstrak Daun Gude

(cajanus cajan) Terhadap Sel Kanker Kolon Secara in Vitro’, Jurnal Teknologi

Laboratorium, 6(1), p. 31. doi: 10.29238/teknolabjournal.v6i1.87.

Rahmadina and Febriana, H. (2019) ‘Biologi Sel Unit Terkecil Penyusun Tubuh Makhluk

Hidup’, Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), pp. 1689–1699.

Ruan, L. et al. (2018) ‘Assay of Single-Cell Apoptosis by Ensemble and Single-Molecule

Fluorescence Methods: Annexin-V/Polyethylene Glycol-Functionalized Quantum Dots

as Probes’, Langmuir, 34(34), pp. 10040–10047. doi: 10.1021/acs.langmuir.8b01749.

Sari, L. M. (2018) ‘Apoptosis: Mekanisme Molekuler Kematian Sel’, Cakradonya Dental

Journal, 10(2), pp. 65–70. doi: 10.24815/cdj.v10i2.11701.

Sri Pradnyani, I. G. A. (2017) ‘Tetrasiklin HCL Gel 0,7% Meningkatkan Jumlah Sel Fibroblas

dan Mempertebal Ligamen Periodontal pada Sulkus Gingiva Tikus yang Mengalami

Periodontitis’, Intisari Sains Medis, 8(1), p. 14. doi: 10.15562/ism.v8i1.3.

Sumbayak, E. M. (2015) ‘Tinjauan Pustaka Fibroblas : Struktur dan Peranannya dalam

Penyembuhan Luka’, Jurnal Kedokteran Meditek, 21(6), pp. 1–6. Available at:

http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/article/view/1169.

Susianti (2016) ‘Efek Timoquinon terhadap Apoptosis pada Sel Kanker Serviks Thymoquinone

Effect to Apoptosis on Cervical Cancer Cell’, 1.

Susilowati, R. P. (2019) Kajian Sel dan Molekuler. Available at:

http://repository.ukrida.ac.id/bitstream/123456789/101/1/Buku Kajian Sel dan

Molekuler.pdf.

Szczurko, G. et al. (2018) ‘Effect of root canal sealers on human periodontal ligament fibroblast

viability: ex vivo study’, Odontology, 106(3), pp. 245–256. doi: 10.1007/s10266-017-

0329-y.

Trump, B. E. et al. (1997) ‘Pathways Oncosis , Apoptosis , and Necrosis’, Toxicologic

pathology, 25(1), pp. 82–88.

Wang, L. et al. (2013) ‘Pathological Cyclic Strain-Induced Apoptosis in Human Periodontal

Ligament Cells through the RhoGDIα/Caspase-3/PARP Pathway’, PLoS ONE, 8(10).

doi: 10.1371/journal.pone.0075973.

Warnes, G. (2020) ‘Flow Cytometric Characterization of Accidental Cell Death Highlights

Connections to Regulated Cell Death’, Journal of Cellular Signaling, 1(Issue 1), pp. 1–

3. doi: 10.33696/signaling.1.001.

Zhang, X. et al. (2017) ‘Anti-cancer activity of Annexin V in murine melanoma model by

Page 12: DETEKSI APOPTOSIS DENGAN METODE FLOWCYTOMETRY …

8

suppressing tumor angiogenesis’, Oncotarget, 8(26), pp. 42602–42612. doi:

10.18632/oncotarget.16645.