design musik tari

12
Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09 DESAIN MUSIK TARI Oleh. Suwarmin Pendahuluan Predikat penata tari (koreografer) dan penari terkesan hanya berurusan dengan tari (gerakan tari) saja. Kalau sudah masuk dalam dunia tari maupun penataan tari profesional mau tidak mau harus memahami betul tentang berbagai hal yang berkaitan dengan tari baik sebagai seni pertunjukan maupun sebagai budaya masyarakat. Tari sebagai sebuah seni pertunjukkan meliputi berbagai unsur tata dan tehnih pentas atau pemanggungan antara lain tata cahaya, tata pentas atau panggung dan dekorasinya, tata busana, tata rias, penataan musik, penata acara dan lain sebagainya. Tari sebagai budaya masyarakat akan berkaitan dengan sistem nilai, simbol, lambang, karakter yang berhubungan dengan budaya masyarakat (etnik) tertentu dan lain sebagainya. Menjadi seorang penata tari maupun penari paling tidak harus memahami persoalan tersebut, karena tidak mungkin sekian banyak hal akan ditangan sendiri. Pada saat sekarang masing-masing unsur tersebut sudah ada yang membidangi secara khusus dan profesional. Meskipun ide tetap dari penata tari, namun secara teknis ditangani ahlinya yang membidangi. Demikian juga tentang musik atau karawitan iringannya. Di dalam tradisi kita keberadaan musik atau karawitan merupakan bagian yang tak terpisahkan. Tak jarang seorang penata tari atau penari juga menguasai musik atau karawitan dengan baik. Tak jarang pula seorang penari mampu dan trampil memainkan ricikan kendang, karena erat hubungannya dengan ragam tari. Bahkan ada penciptaan tari yang mengacu ke pada karakter atau rasa gending tertentu. Berikut akan dibahas sekilas tentang penataan musik atau karawitan iringan tari (design musik tari), dengan harapan dapat digunakan sebagai pengetahuan dan acuan bagi penata tari, penari, atau siapapun yang ingin mencoba membuat iringan tari sendiri. Bagi penata tari, dengan membuat musik/karawitan iringan sendiri akan lebih sesuai dengan karakter tari yang akan disusunnya. 1

Upload: sandy-rosandy

Post on 22-Sep-2015

21 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Karya Ilmiah Oleh : Suwarmin, M.Sn.

TRANSCRIPT

  • Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09

    DESAIN MUSIK TARI Oleh. Suwarmin

    Pendahuluan

    Predikat penata tari (koreografer) dan penari terkesan hanya berurusan

    dengan tari (gerakan tari) saja. Kalau sudah masuk dalam dunia tari maupun

    penataan tari profesional mau tidak mau harus memahami betul tentang berbagai

    hal yang berkaitan dengan tari baik sebagai seni pertunjukan maupun sebagai

    budaya masyarakat. Tari sebagai sebuah seni pertunjukkan meliputi berbagai

    unsur tata dan tehnih pentas atau pemanggungan antara lain tata cahaya, tata

    pentas atau panggung dan dekorasinya, tata busana, tata rias, penataan musik,

    penata acara dan lain sebagainya. Tari sebagai budaya masyarakat akan berkaitan

    dengan sistem nilai, simbol, lambang, karakter yang berhubungan dengan budaya

    masyarakat (etnik) tertentu dan lain sebagainya.

    Menjadi seorang penata tari maupun penari paling tidak harus memahami

    persoalan tersebut, karena tidak mungkin sekian banyak hal akan ditangan sendiri.

    Pada saat sekarang masing-masing unsur tersebut sudah ada yang membidangi

    secara khusus dan profesional. Meskipun ide tetap dari penata tari, namun secara

    teknis ditangani ahlinya yang membidangi. Demikian juga tentang musik atau

    karawitan iringannya. Di dalam tradisi kita keberadaan musik atau karawitan

    merupakan bagian yang tak terpisahkan. Tak jarang seorang penata tari atau

    penari juga menguasai musik atau karawitan dengan baik. Tak jarang pula seorang

    penari mampu dan trampil memainkan ricikan kendang, karena erat hubungannya

    dengan ragam tari. Bahkan ada penciptaan tari yang mengacu ke pada karakter

    atau rasa gending tertentu.

    Berikut akan dibahas sekilas tentang penataan musik atau karawitan

    iringan tari (design musik tari), dengan harapan dapat digunakan sebagai

    pengetahuan dan acuan bagi penata tari, penari, atau siapapun yang ingin mencoba

    membuat iringan tari sendiri. Bagi penata tari, dengan membuat musik/karawitan

    iringan sendiri akan lebih sesuai dengan karakter tari yang akan disusunnya.

    1

  • Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09

    Hubungan Musik dan Tari

    Di India musik disebut sangita yang terdiri dari tiga unsur yaitu menyanyi

    (gayan), bermain (vadan) dan menari (nirtan). Di sini keberadaan tari menjadi

    satu kesatuan dengan nyanyi dan bermain. Sangita diselenggarakan di kuil-kuil di

    India sebagai bentuk kegiatan ritual yang bersifat sakral. Sampai saat sekarang

    masih kita jumpai di pulau Dewata, upacara-upacara keagamaan di pura-pura

    tidak lepas dari tari dan bunyi gamelan. Tari dan gamelan tersebut merupakan

    kesenian ritual yang sangat sakral berbeda dengan kesenian di luar pura yang

    bersifat sekuler.

    Di dalam tulisan-tulisan Jawa kuno terdapat cerita yang menunjukkan

    bahwa hubungan tari dan karawitan/musik menjadi satu kesatuan. Sebagai contoh

    seperti yang tertulis pada Serat Noot Gending lan Tembang karya Paku Buwana

    X berikut:

    ...Sri Paduka Raja Maha Dewa Budha ayasa mandalasana, yaiku enggon lenggot-bawan. Mungguh lenggot-bawa iku tegese lenggot iku joget, bawa iku tegese swara. Dadi panggonane para dewa yen karsa nadrawina babeksan, kang unining gamelan binarung ing swara, iya iku mula bukane ing tanah jawa ana beksan .... (lihat Becker, 1993:150) ( . . . Sri Paduka Raja Dewa Budha membangun mandalasana, yaitu tempat lenggot-bawa, adapun lenggot berarti tari dan bawa berarti suara. Jadi tempat para dewa pada saat menye- lenggarakan gelar tari-tarian yang diiringi gamelan dan tetembangan. Itulah asal-usul adanya tari di tanah Jawa . . .)

    Istilah lenggot-bawa merupakan sebuah edium sehingga memiliki satu

    pengertian. Sering diterjemahkan dengan istilah gerak dan lagu. Dari istilah

    tersebut menunjukkan bahwa keberadaan tari dan karawitan tidak hanya dekat

    tetapi menjadi satu kesatuan (unity).

    Seorang tokoh tari Yogyakarta memberi batasan tari sebagai berikut:

    Beksa inggih punika ebahing saranduning badan, ingkang kajumbuhaken

    kaliyan suraosing gending (tari adalah gerak dari seluruh tubuh, yang disuaikan

    dengan rasa/suasana gending). Ungkapan tersebut juga menunjukkan bahwa

    keberadaan tari perlu kehadiran karawitan (gending), namun kesesuaian suasana

    2

  • Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09

    atau rasa. Suasana tari dengan uasana gending harus sesuai sehingga menjadi satu

    kesatuan. Jarang dijumpai pertunjukkan tari tanpa karawitan atau musik. Dalam

    tulisan ini musik dan karawitan dipahami dalam satu pengertian yaitu budaya

    bunyi.

    Saat sekarang pada umumnya tari dan karawitan/musik dipahami sebagi

    dua domain yang mempunyai makna secara dikotomik sangat berbeda. Domain

    tari sendiri dan domain musik (nyanyi dan bermain) masing-masing merupakan

    bidang keilmuan maupun profesi yang berdiri sendiri. Bahkan dalam

    perkembangan sekarang masing-masing dipecah lagi menjadi sub-sub bidang.

    Tari dipecah ada koreografi, estetika tari, analisa tari, sejarah tari dan sebagainya.

    Demikian juga karawitan/musik ada etnomisikologi, karawitanologi/musikologi,

    estetika karawitan, sejarah karawitan, komposisi dan sebagainya. Sedangkan

    karawitan-tari atau musik-tari adalah bidang kajian membahas hal-ihwal yang

    berkaitan dengan hubungan antara tari dan karawitan/musik.

    Mengapa hubungan karawitan dan tari begitu erat bahkan menjadi satu

    kesatuan? Meskipun karawitan dan tari mempunyai medium yang berbeda, tetapi

    memiliki unsur yang sama yaitu ritme (waktu), volume (ruang) dan dinamik.

    Selain itu peran atau fungsi karawitan di dalam tari begitu besar. Beberapa fungsi

    dan peranan kehadiran karawitan dalam dunia tari, sebagai berikut:

    1. Identitas Budaya

    Kehadiran karawitan dalam tari memberi makna atau kesan identitas

    budaya tertentu. Apakah alat dan perangkat gamelan atau lagu vokal yang

    digunakan dalam pergelaran tari, dapat memberi ciri dari daerah mana asal

    tarian yang disajikan. Dalam pertunjukan tari, penonton bisa mengenali

    tari itu dari daerah mana dari karawitan/musiknya. Bahkan sebelum tari

    keluar orang telah bisa mengenali tarian daerah mana atau gaya mana yang

    akan keluar setelah mendengar karawitan/ musiknya. Suatu misal tari

    belum keluar sudah terdengar suara gamelan kebyar, tari yang akan keluar

    pasti tari Bali. Demikian juga budaya etnik lain; Banyuwangi, Suroboyo,

    Malangan, Madura, Surakarta, Sunda, Yogyakarta (Mataraman), Minang,

    3

  • Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09

    Irian dan sebagainya. Tidak hanya dalam konteks tari tradisi etnik saja,

    tetapi juga berlaku untuk tari ciptaan baru non tradisi. Ada yang

    mengkaitkan alat karawitan dengan identitas budaya agama tertentu seperti

    rebana dan sejenisnya dengan budaya Islami.

    2. Identitas Repertoar

    Yang dimaksud dengan repertoar tari di sini yaitu jawaban pertanyaan

    tari apakah itu? Jawabannya tentu menyebut nama tari tertentu. Seperti

    tari Bali ada Pendet, Panji Semirang, Margapati, Oleg Tamulilingan dan

    sebagainya. Di Jawa ada Ngremo, Gambyong, Klana, Golek, Padang Ulan,

    Jaran Goyang dan sebagainya. Selain mengenal budaya etnik yang sering

    disebut gaya, juga repertoar dari masing-masing gaya. Karawitan sebagai

    iringan selain memberi identitas budaya juga identitas masing-masing

    repertoar tersebut.

    3. Pendukung Suasana

    Kehadiran karawitan dalam pergelaran tari untuk mendukung suasana atau

    karakter tari. Sebuah tarian atau seseorang menari secara visual adalah

    mengungkapkan suasana atau alur suasana tertentu. Untuk memperkuat

    suasana tersebut perlu didukung kehadiran suasana karawitan (rasa

    gending) yang bersifat auditif yang sesuai. Karawitan dalam hal tersebut

    disebut sebagai medium bantu. Karawitan dalam mendukung suasana tari

    ada beberapa cara sebagai berikut:

    a). Mungkus; iringan mungkus yaitu karawitan mendukung suasana atau

    karakter tari dengan cara ritme karawitan mengikuti secara tepat ritme

    gerak tari yang diringi. Pada lazimnya bentuk iringan mungkus diperlukan

    untuk tarian yang bersifat dinamis (pernes, sigrak, gecul, gagah). Ritme

    yang mengikuti gerak bisa dari satu instrumen (kendang) dan atau

    beberapa instrumen (saron/balungan). Sehingga nama atau istilah sekaran

    kendangan menggunakan nama sekaran tari yang diiringi seperti;

    batangan, pilesan, laku telu, kengser, magak, kawilan, ngaplak (dalam tari

    Gambyong), demikian juga untuk tari yang lain. Kasus ladrang

    4

  • Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09

    Mandraguna untuk iringan tari Pemburu Kijan, lagu Kosir-Kosir dalam

    tari Padang Wulan merupakan contoh ritme gending (balungan) mengikuti

    ritme gerak tari.

    b). Ilustrasi; yang dimaksud iringan ilustratif yaitu gending tidak perlu

    mengikuti ritme gerak tari secara ketat. Tari yang menggunakan iringan

    ilustratif umumnya tari yang mempunyai suasana atau karakter tenang,

    agung dan sejenisnya. Iringan ilustratif ada dua macam yaitu sejajar dan

    kontras. Ilustrasi sejajar yaitu tempo serta dinamik (loudness) gending

    sama (sejajar) dengan tempo tariannya. Sebagai contoh gending-gending

    bedayan untuk mengiringi tari Bedaya dan sejenisnya. Ilustrasi kontras

    yaitu suasana gending berlawanan dengan suasana tari. Sebagai contoh

    tari perang antara dua tokoh yang mempunyai karakter agung dengan

    gerakan yang kuat, keras, kadang cepat, tetapi giiring gending yang yang

    lembat dan agung. Atau sebaliknya gending yang keras dan cepat untuk

    mengiringi gerak tari yang lambat (slow motion). Dengan ilustrasi

    gending yang kontras justru memberi kesan lebih kuat dan menonjol ke

    pada suasana atau karakter tari yang diiringi. Namun hal ini jarang

    dilakukan oleh penata iringan tari. Pengertian kontras bisa mempunyai

    makna negatif bila kurang sesuai dan tidak mendukung suasana tari karena

    telalu kuat atau sebaliknya terlalu lemah. Yang mana untuk mendukung

    suasa yang baik sejajar atau kontras yang menentukan adalah penata tari

    sendiri. Beberapa kasus penciptaan tari bertolak dari rasa gending

    tertentu.

    4. Identitas Bentuk

    Karawitan iringan tari memberi atau menunjukkan identitas bentuk tari

    yang diiringi. Bentuk memiliki sedikitnya tiga unsur struktur, pola, dan

    durasi. Bila seorang diminta untuk menari Gambyong biasanya bertanya

    Gambyong yang mana? Gambyong Pangkur apa Gambyong Pareanom?

    Gambyong Pangkur dan Gambyong Pareanom merupakan dua repertoar

    yang berbeda dan masing-masing memiliki bentuk yang berbeda pula.

    Yang satu menggunakan struktur, pola dan durasi bentuk ladrang Pangkur

    5

  • Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09

    sedangkan yang kedua menggunakan struktur, pola dan durasi gending

    Gambirsawit Pareanom (bagian inggah).

    Sebuah tarian biasanya mempunyai struktur ; maju beksan beksa

    mundur beksan. Karawitan iringannya juga akan mengikuti struktur

    tersebut. Berbeda dengan drama tari yang berdasarkan cerita tertentu.

    Dalam drama tari memiliki alur suasana yang libih beragam, dan bentuk

    serta strukturnya sesusai dengan alur ceritanya.

    Desain Musik Tari

    Dalam membuat desain karawitan/musik tari, uraian tersebut di atas sangat

    perlu sebagai referensi. Bila yang membuat desain musik tari itu penata tarinya

    sendiri akan lebih baik karena tahu betul apa ide serta suasana yang akan

    diekspresikan. Bila yang membuat desain musik tari itu orang lain (penata musik

    iringan), harus betul-betul memahami ide suasana atau alur suasana tari yang akan

    diiringi secara detail. Jangan berharap membuat iringan tari atau musik tari sekali

    jadi.

    Beberapa cara dalam membuat karawitan iringan atau musik tari sesuai dengan

    kebutuhan. Sebuah tarian dipentaskan dengan iringan rekaman sangat berbeda

    dengan iringan hidup. Untuk iringan rekaman selain bentuk hasil penataan

    rekaman yang sudah ada, bisa membuat baru dengan cara meng-edit rekaman

    lagu-lagu yang sudah ada sesuai dengan alur suasana yang diperlukan. Bila

    pementasan dengan iringan hidup, banyak hasil penataan yang sudah ada terutama

    untuk tarian lepas tinggal latihan kekompakan antara penari dan pengrawitnya.

    Namun untuk drama tari memerlukan iringan lebih kompleks, memerlukan

    penggarapan yang serius.

    Untuk itu supaya penggarapan penataan karawitan/musik tari apakah

    tarian lepas atau drama tari bisa berjalan dengan baik perlu memperhatikan

    beberapa hal serta langkah sebagai berikut:

    6

  • Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09

    Tahap Persiapan:

    1. Ide penciptaan, alur suasana serta budaya tertentu harus dideskripsi dengan

    baik dan dilengkapi diagram. Deskripsi ini digunakan sebagai pegangan

    dan dasar penataan karawitan iringannya.

    2. Membuat draf atau konsep dasar berupa susunan notasi gending, lagu

    vokal, cakepan/syair sesuai dengan deskripsi yang ada. Draf ini setiap saat

    bisa berubah dalam proses studio.

    3. Menentukan perangkat dan atau instrumen karawitan, tempat latihan,

    pengrawit dan vokalis sesuai dengan kebutuhan.

    4. Pengrawitan dan vokalis harus sudah menerima notasi untuk dihafalkan

    sebelum proses latihan dimulai.

    Tahap Kerja Studio:

    1. Kerja studio sebagai proses latihan atau penggarapan perlu dilakukan

    tahap demi tahap. Misalnya bagian pertama atau adegan pertama tanpa

    tari, adegan pertama selesai dibarengi dengan tarinya.

    2. Proses bagian ke dua tanpa tari, selesai dibarengi selanjutnya dengan tari.

    3. Bagian pertama dilanjutkan bagian kedua dibarengi dengan tari. Demikian

    seterusnya hingga bagian terakhir selesai. Peralihan bagian satu dengan

    bagian yang lain berarti terjadi perubahan suasana perlu penggarapan

    tersendiri apakah ada musik penghubung (bridge) atau kiu-kiu tertentu.

    4. Setelah seluruh bagian selesai dicoba dengan tari dan sudah sesuai, perlu

    diulang beberapa kali hingga gladi bersih untuk mengakrabkan penari

    dengan iringan serta kiu-kiunya.

    5. Setiap latihan sendiri tanpa tari sebaiknya ditunggu oleh penata tari agar

    sesuai dengan suasana yang diharapkan.

    Tahap Pagelaran:

    Dalam pagelaran atau pementasan sudah tidak lagi berpikir masalah

    komposisi karawitan. Pemikiran lebih ditujukan ke tata ruang berkenaan dengan

    efek suara (akustik) yaitu seting alat musik/gamelan, jarak antara gamelan dan

    7

  • Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09

    penari. Hal yang kadang-kadang luput dari perhatian yaitu tabuh gamelan atau

    peralatan lain yang dianggap sepele tetapi penting. Kalau gamelan sewa peralatan

    seperti tabuh sering kurang sempurna, maka perlu dipersiapkan sendiri.

    Penggunaan pengeras suara (sound system) harus diatur agar efektif, maka perlu

    adanya cek sound. Sound system. Penggunaan sound system dalam pertunjukkan

    yang tidak mendukung justru akan mengganggu tata suara dan mengurang

    keberhasilan pementasan tarinya.

    Penguasaan Materi

    Seorang penata desain musik tari sebelum bekerja menginterpretasikan

    deskripsi tari yang ada harus menguasai musik/karawitan dengan baik sebagai

    materi penataan. Dapat dianalogikan membuat baju, deskripsi tari itu sebagai

    ukurannya dan karawitan/musik itu bahannya. Pada dasarnya desain musik tari

    untuk tari tradisi dan non tradisi sama, perbedaanya kalau tradisi bahan atau

    materi sudah tersedia secara konvensional, kalau non tradisi perlu eksplorasi

    mencari kemungkinan baru.

    Materi berupa gending-gending dan berbagai jenis vokal sudah menjadi

    vocabuler dalam karawitan tradisi, tinggal memilah dan memilih sesuai dengan

    suasana yang diperlukan. Baik gending maupun jenis vokal mempunyai pola

    bentuk dan suasana (rasa) sendiri-sendiri. Bentuk gending ada Lancaran,

    Ketawang, Ladrang, Merong, Inggah, Ayak-ayakan, Srepegan, Sampak dan

    sebagainya. Masing-masing bentuk memiliki beberapa repertoar dengan nama dan

    suasana yang berbeda. Jenis vokal ada sekar/tembang dolanan, Sekar Macapat,

    Sekar Tengahan, Sekar Ageng, Sulukan, Sindenan, yang masing-masing

    mempunyai repertoar serta sauasana/rasa sendiri-sendiri. Suasana atau rasa

    gending maupun vokal meliputi: gagah, agung, gecul, sigrak, pernes, susah,

    trenyuh, kroda/marah, nantang, greget, manembah, tintrim, asmara.

    Satu istilah misalnya gagah mempunyai makna tafsir yang tak terbatas.

    Antara gagahnya tokoh Bima, patih Gajahmada, Pangeran Diponegoro, Klono

    Sewandono sangat mungkin berbeda-beda meskipun sama-sama dalam nuansa

    gagah. Ada gagah semu gecul, gagah medeni, gagah wibawa, masing-masing

    8

  • Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09

    berbeda. Bagi seorang penata sesain karawitan tari dituntut memiliki kepekaan itu.

    Bagi orang yang kurang peka tidak bisa membedakan rasa pernes dan rasa

    sigrak. Berbeda dengan orang yang peka dan kreatif bisa membuat sepuluh

    lagu/gending rasa gagah yang masing-masing berbeda. Seorang penata iringan

    lebih baik memiliki ketrampilan (skill) yang memadai meliputi tehnik garap

    berbagai ricikan dan garap gending.

    Desain musik/karawitan untuk tari non tradisi dituntut lebih kreatif, karena

    bekerja tidak berdasarkan konvensi tradisi yang ada. Pengertian musik/karawitan,

    bentuk, tidak lagi mengacu pada pola tradisi, tetapi karawitan sebagai budaya

    bunyi. Sumber bunyi tidak terbatas pada alat konvensional. Benda apapun sangat

    mungkin sebagai sumber bunyi. Kalau toh menggunakan instrumen tradisi

    diperlakukan tidak seperti lazimnya. Hal tersebut untuk mencari nilai musikal

    baru. Diperlukan proses eksplorasi lebih serius untuk mengakrabi sumber bunyi

    serta menemukan berbagai kemungkinan bunyi yang bisa diproduksi.

    Untuk menata (to commpos) berbagai bunyi menjadi sebuah komposisi

    yang mempu- nyai karakter atau rasa tertentu, perlu memahami seluk-beluk bunyi

    seperti; anatomi bunyi, karakter bunyi, kualitas dan kuantitas bunyi, sugesti bunyi

    dan sebagainya. Bunyi mempunyai unsur panjang-pendek (pitch), panjang-pendek

    (duration), keras-lirih (loudness), dan warna (color) tertentu. Kuantitas bunyi,

    seperti bunyi tunggal (solo), bunyi bersama hingga menimbulkan kesaan tipis dan

    tebal tebal. Kualitas bunyi merupakan kesan dari kesatuan semua unsur bunyi.

    Dari unsur-unsur bunyi itulah seorang penata menyusun sebuah bentuk

    musik/karawitan menjadi bentuk melodi, ritme, dinamik dan akhirnya menjadi

    tataan (unity) yang disebut komposisi.

    Bagai mana suatu bunyi atau komposisi memiliki suasana atau rasa

    tertentu? Hal tersebut berkaitan dengan sugesti bunyi. Kualitas bunyi atau

    komposisi tertentu akan berpengaruh secara psikologis efek atau image/citra

    tertentu pula terhadap pendengarnya. Bunyi tinggi-nyaring memberi kesan cerah,

    riang, optimis, agresip dan sebagainya. Bunyi rendah cenderung memberi citra

    berat, mantab. Sugesti bunyi sangat terkait dengan budaya tertentu. Bunyi Gong

    9

  • Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09

    Gede yang menggelegar yang dipukul pada akhir lagu atau gending memberi

    kesan berat, mantab, lega, pada/selesai (Hardjana, 1983:45-55).

    Meskipun penyusunan desain musik tari non tradisi bebas menentukan

    sumber bunyi, tetapi harus berpegang sebagai eksplorasi itu untuk menemukan

    citra bunyi tertentu. Sumber bunyi yang disediakan alam tidak menyediakan bunyi

    siap pakai, maka diperlukan sikap kreatif yaitu dengan cara melakukan deformasi-

    modifikasi sumber yang ada serta mengembangkan tehnik-tehnik meproduksi

    bunyi tertentu.

    Penataan desain musik tari non tradisi pada dasar menghubungkan alur

    citra bunyi dan atau komposisi musik dengan alur suasana tari yang diiringi.

    Sebagai contoh berikut sembilan aspek perasaan beserta hubungannya dengan

    ekspresi bunyi tewrtentu :

    1. Perasaan keceriaan diekspresikan dalam nada yang hidup

    2. Perasaan duka diekspresikan dengan nada sendu

    3. Perasaan ketakutan diekspresikan dengan suara patah-patah

    4. Perasaan belas kasihan diekspresikan dalam suara lembut

    5. Perasaan heran diekspresikan dengan dalam nada seru

    6. Perasaan keberanian diekspresikan dalam nada empatik

    7. Perasaan ceroboh diekspresikan dalam nada ringan

    8. Perasaan cinta diekspresikan dengan nada yang dalam

    9. Perasaan acuh diekspresikan dalam nada diam (lihat Inayat Khan,

    2002:173)

    Sembilan ekspresi perasaan tersebut tidak semua orang setuju karena masing-

    masing individu memiliki interprasi sindiri. Demikian juga meskipun setuju

    belum tentu sama karena masing-masing individu mempunyai cita rasa yang

    berbeda-beda. Diperlukan keberanian serta sikap kreatif untuk menemukan

    jalannya sendiri.

    10

  • Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09

    Penutup

    Banyak panari dan panata tari bisa bermain gamelan/musik dan banyak

    juga pengrawit yang sering mengiri tari, tetapi kalau disuruh membuat desain

    musik tari belum tentu mau dan bisa. Hal tersebut menunjukkan bahwa seorang

    penata desain musik tari merupakan keahlian tersendiri dengan persyaratan

    tertentu. Dalam perkembangan tari sekarang menuntut penata desain musik tari

    yang profesional.

    Seorang panata desain musik tari yang profesional dituntut memahami

    berbagai permasalahan yang terkait hubungan musik dan tari dengan baik.

    Demikian juga apakah tarian itu berpijak dari tradisi budaya tertentu, apah non

    tradisi, apakah tari lepas, sebuah fragmen, ataukan drama tari yang bersumber dari

    cerita tertentu. Deskripsi tari yang lengkap dan jelas akan mempermudah kerja

    penata desain musik tari.

    Penguasaan materi beragam repertoar dengan berbagai suasana/rasa,

    trampil berbagai teknik garap ricikan merupakan modal bagi seorang penata

    desain musik tari. Untuk desain musik tari non trdisi dituntut sikap kreatif untuk

    menemukan nilai-nilai baru. Persyaratan yang paling utama adalah kemauan dan

    keberanian untuk mencoba dan berkarya. Keberadaan seorang penata desain

    musik tari yang profesional sangat dibutuhkan.

    ------------ S E L A M A T BERKARYA -------------

    11

  • Desain Musik Tari, Suwarmin 10.09

    12

    Kepustakaan

    Becker, Judith

    1993 Gamelan Stories: Tantrism, Islam, and Aesthetics in Central Java, Arizona State University Program for Souteast Asian Studies. ISBN # 1-881044-06-8

    Bouvier, Helene

    2002 Lebur! Seni Musik dan Pertunjukan dalam Masyarakat Madura, Yayasan Obor Jakarta. ISBN 979-461-420-3

    Hardjana, Suka 1983 Estetika Musik, Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan

    Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Inayat Khan, Hazrat

    2002 Dimensi Mistik Musik dan Bunyi, Penerbit Pustaka Sufi Yogyakarta, ISBN 979-95978-54-4

    Murgianto, Sal, MA 1983 Koreografi, Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

    Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Palgunadi, Bram 2002 Serat Kanda KARAWITAN JAWI, Penerbit ITB, ISBN 979-9299-71-3 Suwarmin,

    1993 Dasar-Dasar Penyusunan Karawitan Iringan, Kertas Kerja Temu Seniman se Jawa Timur

    -------------- 2009 Panjak Hore (dalam: 2 Kutub), Penerbit Dewan Kesenian Jawa

    Timur. ISBN 978-979-18793-3-0

    Buduran, 14 Oktober 2009