design .instructional (perancangan dan pengembangan sistem pembelajaran )

115
DESIGN .INSTRUCT DESIGN .INSTRUCT IONAL IONAL (Perancangan dan (Perancangan dan Pengembangan Pengembangan Sistem Sistem Pembelajaran ) Pembelajaran ) Oleh: Oleh: Prof. Dr. Dr. Soetomo, WE Prof. Dr. Dr. Soetomo, WE

Upload: gad

Post on 19-Mar-2016

97 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

DESIGN .INSTRUCTIONAL (Perancangan dan Pengembangan Sistem Pembelajaran ). Oleh: Prof. Dr. Dr. Soetomo, WE. BAB 1. Pengantar 1. Pada masa lampau, perancangan dan pengembangan sistem pembelajaran berdasarkan: a. Pengalaman b. Intuisi. 2. Sekarang ada: - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

DESIGN .INSTRUCTIDESIGN .INSTRUCTIONAL ONAL

(Perancangan dan (Perancangan dan Pengembangan Sistem Pengembangan Sistem

Pembelajaran )Pembelajaran )Oleh:Oleh:

Prof. Dr. Dr. Soetomo, WEProf. Dr. Dr. Soetomo, WE

BAB 1BAB 1A.A. PengantarPengantar1. Pada masa lampau, perancangan dan 1. Pada masa lampau, perancangan dan

pengembangan sistem pembelajaran pengembangan sistem pembelajaran berdasarkan:berdasarkan:a. Pengalamana. Pengalamanb. Intuisib. Intuisi

2. Sekarang ada:2. Sekarang ada:

a. Informasi kebutuhan siswa dan masyarakata. Informasi kebutuhan siswa dan masyarakatb. Kemajuan IPTEKb. Kemajuan IPTEK

Perancangan dan pengembangan sistem Perancangan dan pengembangan sistem pembelajaran yang sederhana mulai pembelajaran yang sederhana mulai ditinggalkanditinggalkan

Perlu perancangan/design yang sistematis dan Perlu perancangan/design yang sistematis dan profesionalprofesional

Pokok bahasan untuk menuju Pokok bahasan untuk menuju Design Instructional yang profesional Design Instructional yang profesional

perlu memahami:perlu memahami:

a. Model-model designa. Model-model designb. Belajar teori belajarb. Belajar teori belajarc. Belajar media instructionalc. Belajar media instructionald. Memiliki kriteria media sesuai d. Memiliki kriteria media sesuai

kebutuhankebutuhane. Berpikir rasionale. Berpikir rasional

B. Kondisi Dunia Pendidikan KitaB. Kondisi Dunia Pendidikan Kita1.1. Keluhan yang ada:Keluhan yang ada:

Hasil pendidikan tidak sesuai harapanHasil pendidikan tidak sesuai harapanProgram pembelajaran yang ada masih belum Program pembelajaran yang ada masih belum memadaimemadaiKualitas pendidikan turunKualitas pendidikan turun

2. Langkah Awal:

Perlu ada perhatian dari penentu kebijakan

Menyadari perkembangan IPTEK sangat pesat

Muncul tantangan baru di masyarakat

Kegiatan pembelajaran siswa mengikuti kemajuan jaman

3. Hal yang perlu dilakukan3. Hal yang perlu dilakukana.a. Guru sekarang perlu tahu hakikat perancangan dan Guru sekarang perlu tahu hakikat perancangan dan

pengembangan sistem pembelajaranpengembangan sistem pembelajaranb.b. Merupakan kebutuhan intelektualMerupakan kebutuhan intelektualc.c. Siswa tersebut pentingnya pendidikanSiswa tersebut pentingnya pendidikand.d. Guru lebih efektif dalam pembelajaranGuru lebih efektif dalam pembelajarane.e. Membantu siswa menyesuaikan perkembangan sosial, Membantu siswa menyesuaikan perkembangan sosial,

psikologikal, dan emosionalpsikologikal, dan emosionalf.f. Guru memperhatikan perkembangan siswa sebagai Guru memperhatikan perkembangan siswa sebagai

individu yang utuhindividu yang utuhg.g. Guru perlu dibekali perancangan dan pengembangan Guru perlu dibekali perancangan dan pengembangan

sistem pembelajaran yang efektif, efisien, dan menariksistem pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik

4. Pengertian 4. Pengertian Design InstructionalDesign Instructional, , menurut AECT (The Association for menurut AECT (The Association for Education Communication and Education Communication and Technology) Technology) Dr. Kenneth Gilbert - 1981Dr. Kenneth Gilbert - 1981

5. Design Instructional5. Design InstructionalA systematic approach to design production, evaluation, A systematic approach to design production, evaluation,

and utilization of complete system of instructionand utilization of complete system of instruction

Complete system Complete system including all appropiate components including all appropiate components and a management patternand a management pattern

Instructional development is target than instructional Instructional development is target than instructional product and developmentproduct and development

Instructional development is concerned with only isolate Instructional development is concerned with only isolate productproduct

Instructional development is forget than instructional Instructional development is forget than instructional design, which is only one phase of instructional design, which is only one phase of instructional development (Gustafson, 1981)development (Gustafson, 1981)

6. Jadi pengembangan pembelajaran 6. Jadi pengembangan pembelajaran (instructional) kawasannya lebih luas daripada (instructional) kawasannya lebih luas daripada perancangan yang merupakan bagian dari perancangan yang merupakan bagian dari pengembangan (Rickey, 1986)pengembangan (Rickey, 1986)

7. Lebih lanjut Rickey mengatakan bahwa 7. Lebih lanjut Rickey mengatakan bahwa perancangan instructional adalah:perancangan instructional adalah:

The science of creating detailed specifications for the development, evaluation, and maintenance of situational which facilitate the learning of both large and small unit of subject matter

Jadi:Jadi:

1). Perancangan Instructional:1). Perancangan Instructional:

a.a. Aktifitas profesionalAktifitas profesionalb.b. Dilakukan guru, pengembangan instructionalDilakukan guru, pengembangan instructionalc.c. Perancangan instructionalPerancangan instructionald.d. Proses menentukan metodeProses menentukan metodee.e. Untuk perubahan siswaUntuk perubahan siswa

Perancangan Perancangan InstructionalInstructional

Membahas:Membahas:a.a. Pengetahuan pola instruksional yang Pengetahuan pola instruksional yang

optimaloptimalb.b. MetodeMetodec.c. Kombinasi metode atau modelKombinasi metode atau modeld.d. Situasi dimana model berfungsi optimalSituasi dimana model berfungsi optimal

2. Pengembangan 2. Pengembangan InstruksionalInstruksional

Mencakup:Mencakup:a.a. Peningkatan metodePeningkatan metodeb.b. Menciptakan sistem/programMenciptakan sistem/programc.c. Proses pre skripsi (memaknai prosedur)Proses pre skripsi (memaknai prosedur)d.d. Menciptakan program sesuai situasiMenciptakan program sesuai situasi

Pengembangan Pengembangan instruksional sebagai ilmu instruksional sebagai ilmu

meliputi:meliputi:a.a. Bermacam prosedurBermacam prosedurb.b. Kombinasi prosedurKombinasi prosedurc.c. Situasi prosedur Situasi prosedur

berfungsiberfungsi

8. Tegasnya:8. Tegasnya:Perancangan mencakup peningkatan Perancangan mencakup peningkatan

proses pengajaran seoptimal mungkinproses pengajaran seoptimal mungkin

Pengembangan meningkatkan proses Pengembangan meningkatkan proses instruksional secara optimalinstruksional secara optimal

9. Hubungan perancangan dan 9. Hubungan perancangan dan pengembangan instruksionalpengembangan instruksional

a.a. Hubungannya sangat erat, sebab perancangan Hubungannya sangat erat, sebab perancangan adalah bagian dari proses pengembanganadalah bagian dari proses pengembangan

b.b. Perancangan merupakan salah satu input Perancangan merupakan salah satu input (masukan) yang berharga dalam proses (masukan) yang berharga dalam proses implementasi karena dalam implementasi implementasi karena dalam implementasi program instruksional, bermacam-macam program instruksional, bermacam-macam rancangan ada dan prosedurnya berbeda-bedarancangan ada dan prosedurnya berbeda-beda

c.c. Rancangan juga merupakan masukan untuk Rancangan juga merupakan masukan untuk evaluasi bagi kegiatan uji empirik rancangan itu, evaluasi bagi kegiatan uji empirik rancangan itu, ada dapat dijadikan landasan kuat untuk ada dapat dijadikan landasan kuat untuk mengidentifikasi dan menanggulangi berbagai mengidentifikasi dan menanggulangi berbagai kelemahan dalam program sistem instruksionalkelemahan dalam program sistem instruksional

Contoh Kegiatan Rancangan Contoh Kegiatan Rancangan InstruksionalInstruksional

Memberikan pre skripsi tentang Memberikan pre skripsi tentang metode sebagai bagian dari:metode sebagai bagian dari:

Mendiskripsikan prosedur-Mendiskripsikan prosedur-prosedur untuk:prosedur untuk:

Mendiskripsikan pre skripsi Mendiskripsikan pre skripsi prosedur untuk:prosedur untuk:

Mengidentifikasikan dan Mengidentifikasikan dan memperbaiki kelemahan memperbaiki kelemahan sebagai bagian dari:sebagai bagian dari:

PengembanganInstruksional

ImplementasiInstruksional

PengelolaanInstruksional

BirokrasiInstruksional

Rancanganinstruksional

Sumber: C.M. Reigelash. Instructional Design. (Instructional Design Theories and models: An Overview of Their carier states) New Jersey: Laurence Erbam Ass. Publisher, 1983.

10. Implementasi sistem instruksional 10. Implementasi sistem instruksional selalu mempunyai dampak penting selalu mempunyai dampak penting dalam rancangan instruksional. Oleh dalam rancangan instruksional. Oleh sebab itu, rancangan harus selalu sebab itu, rancangan harus selalu memperhatikan kelebihan memperhatikan kelebihan implementasi karena programnya implementasi karena programnya bersifat inovatif tidak bersifat inovatif tidak diimplementasikan dengan baik diimplementasikan dengan baik dalam institusi.dalam institusi.

11. Rancangan juga tergantung pada 11. Rancangan juga tergantung pada pengembangan instruksional sebagai pengembangan instruksional sebagai sumber informasi tentang sumber informasi tentang biayabiaya dan dan efektivitasnya.efektivitasnya.

Banyak rancangan membutuhkan biaya Banyak rancangan membutuhkan biaya mahal pada tahap pengembangan, mahal pada tahap pengembangan, sehingga seringkali sehingga seringkali ditiadakan.ditiadakan.

Pengembangan dan pengelolaan dapat Pengembangan dan pengelolaan dapat memberi informasi yang berguna dalam memberi informasi yang berguna dalam menentukan biaya.menentukan biaya.

Skema:Skema:

Pengembangan:Pengembangan:

Implementasi:Implementasi:

Pengelolaan:Pengelolaan:

Memberi informasiefektivitas biaya:

Memberi informasiefektivitas biaya:

Memberi informasikendala efektivitas biaya:

RancanganInstruksional

Sumber: C.M. Reigelash, (ibid)

BAB 2BAB 2Curriculum Curriculum

andandInstructionaInstructiona

ll

1. Pengantar1. PengantarMarcus Tullius Cicero dan teman-temannya tidak Marcus Tullius Cicero dan teman-temannya tidak

menduga bahwa karyanya tentang penyelidikan menduga bahwa karyanya tentang penyelidikan perjalanan sejarah Romawi pada abad pertama perjalanan sejarah Romawi pada abad pertama Masehi mewariskan sesuatu yang selalu Masehi mewariskan sesuatu yang selalu digunakan oleh pendidik pada saat ini. Warisan digunakan oleh pendidik pada saat ini. Warisan itu adalah kata CURRICULUM yang menjadi itu adalah kata CURRICULUM yang menjadi salah satu kesepakatan kunci di sekolah pada salah satu kesepakatan kunci di sekolah pada saat ini yang berarti telah berkembang dari saat ini yang berarti telah berkembang dari tempat perlombaan ke konsep yang abstrak. tempat perlombaan ke konsep yang abstrak.

Di dunia ahli-ahli pendidikan, kata CURRICULUM telah Di dunia ahli-ahli pendidikan, kata CURRICULUM telah diambil dalam pemahaman lonjong dan selalu terbatas diambil dalam pemahaman lonjong dan selalu terbatas pengertiannya. Dalam bahasa puisinya seperti pengertiannya. Dalam bahasa puisinya seperti memandang sinar dalam misterinya. Dengan perbedaan memandang sinar dalam misterinya. Dengan perbedaan pandangan para ahli pendidikan itu, sering membuat pandangan para ahli pendidikan itu, sering membuat rancu pemahaman arti administrasi, pembelajaran, rancu pemahaman arti administrasi, pembelajaran, evaluasi, dan supervisi karena fokus orientasi kegiatan evaluasi, dan supervisi karena fokus orientasi kegiatan kata-kata itu.kata-kata itu.

Padahal administrasi adalah seni mengatur Padahal administrasi adalah seni mengatur keadministrasian, pembelajaran adalah seni memberikan keadministrasian, pembelajaran adalah seni memberikan pelajaran, evaluasi adalah seni memberikan evaluasi, pelajaran, evaluasi adalah seni memberikan evaluasi, dan supervisi dan supervisi adalah seniadalah seni melakukan supervisi. Tiap melakukan supervisi. Tiap pendidik pendidik seharusnyaseharusnya memahami keduanya dari luar dan memahami keduanya dari luar dan dari dalam,dari dalam, apakah itu administrasi, pembelajaranapakah itu administrasi, pembelajaran, dsb., dsb.

Banyak para ahli yang memahami dan mengartikan Banyak para ahli yang memahami dan mengartikan kurikulum berbeda, maka tidak heran kalau kurikulum berbeda, maka tidak heran kalau Dwayne HuebnerDwayne Huebner mengatakan seperti orang buta mengatakan seperti orang buta menjawab pertanyaan “apakah gajah itu ?”menjawab pertanyaan “apakah gajah itu ?”

Dari jawabannya jelas bahwa tiap orang buta Dari jawabannya jelas bahwa tiap orang buta berbeda, ada yang menjawab gajah seperti berbeda, ada yang menjawab gajah seperti kakinya, seperti belalainya, seperti badannya, kakinya, seperti belalainya, seperti badannya, dsb. Tegasnya tidak ada orang yang dapat dsb. Tegasnya tidak ada orang yang dapat menjawab denga tepat kurikulum dengan menjawab denga tepat kurikulum dengan pemahaman yang lengkap. Akibatnya banyak pemahaman yang lengkap. Akibatnya banyak peneliti pendidikan yang mengartikan berbeda-peneliti pendidikan yang mengartikan berbeda-beda tentang apa yang dimaksud dengan beda tentang apa yang dimaksud dengan kurikulum. Oleh karenanya kadang kala kurikulum. Oleh karenanya kadang kala kurikulum malah dilihat seperti monster.kurikulum malah dilihat seperti monster.

Interpretasi KurikulumInterpretasi Kurikulum

Oleh karena banyaknya para ahli Oleh karena banyaknya para ahli pendidik mengartikan pendidik mengartikan kurikulum, sementara kurikulum, sementara pemahaman itu bukan membuat pemahaman itu bukan membuat kejelasan melainkan malah kejelasan melainkan malah membuat kebingungan, maka membuat kebingungan, maka para ahli akhirnya hanya para ahli akhirnya hanya memberikan interpretasi memberikan interpretasi sebagai berikut:sebagai berikut:

a.a. Kurikulum adalah apa yang diajarkan di sekolahKurikulum adalah apa yang diajarkan di sekolahb.b. Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaranKurikulum adalah sejumlah mata pelajaranc.c. Kurikulum adalah isi pelajaranKurikulum adalah isi pelajarand.d. Kurikulum adalah program studiKurikulum adalah program studie.e. Kurikulum adalah urutan kursusKurikulum adalah urutan kursusf.f. Kurikulum adalah serangkaian penampilan tujuanKurikulum adalah serangkaian penampilan tujuang.g. Kurikulum adalah bahan studiKurikulum adalah bahan studih.h. Kurikulum adalah segala sesuatu yang digunakan di sekolah Kurikulum adalah segala sesuatu yang digunakan di sekolah

(bimbingan, aktivitas kelas, hubungan antar komponen sekolah)(bimbingan, aktivitas kelas, hubungan antar komponen sekolah)i.i. Kurikulum adalah pembicaraan dua hal di dalam dan di luar Kurikulum adalah pembicaraan dua hal di dalam dan di luar

sekolah yang langsung dengan sekolahsekolah yang langsung dengan sekolahj.j. Kurikulum adalah segala hal yang direncanakan sekolahKurikulum adalah segala hal yang direncanakan sekolahk.k. Kurikulum adalah belajar pengalaman yang dihasilkan oleh Kurikulum adalah belajar pengalaman yang dihasilkan oleh

sekolahsekolah

2. Beberapa Definisi2. Beberapa DefinisiDari batasan itu, maka pada dasarnya kurikulum itu adalah:Dari batasan itu, maka pada dasarnya kurikulum itu adalah:

a. Sebuah garis (arah) subjek yang akan dibicarakan.a. Sebuah garis (arah) subjek yang akan dibicarakan.b. Sebuah jalan sebagai usaha mewujudkan pengalaman.b. Sebuah jalan sebagai usaha mewujudkan pengalaman.c. Sebagai proses belajar dari dalam dan dari luar sekolah secara c. Sebagai proses belajar dari dalam dan dari luar sekolah secara langsung.langsung.

Konsep-konsep dasar di atas, menunjukkan bahwa Konsep-konsep dasar di atas, menunjukkan bahwa kurikulum adalah wujud tanggungjawab dari pengalaman kurikulum adalah wujud tanggungjawab dari pengalaman belajar yang ada di dalam dan di luar sekolah secara belajar yang ada di dalam dan di luar sekolah secara langsung.langsung.

Adapun beberapa definisi Adapun beberapa definisi tentang kurikulum, antara tentang kurikulum, antara

lain:lain:a.a. Carter V. Good’s Dictionary of Education:Carter V. Good’s Dictionary of Education:

Kurikulum adalah sekelompok kegiatan belajar Kurikulum adalah sekelompok kegiatan belajar atau lingkungan subjek belajar yang diukur dari atau lingkungan subjek belajar yang diukur dari tingkatan atau sertifikasi di dalam lapangan tingkatan atau sertifikasi di dalam lapangan umumnya dari suatu hasil studi.umumnya dari suatu hasil studi.

b. b. Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell:Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell:Kebanyakan kurikulum itu bukan saja sebuah Kebanyakan kurikulum itu bukan saja sebuah kelompok pembelajaran, tetapi semua kelompok pembelajaran, tetapi semua pengalaman anak di bawah bimbingan guru.pengalaman anak di bawah bimbingan guru.

c. c. Saylor and Alexander:Saylor and Alexander:Kurikulum adalah sebuah rencana untuk memahami Kurikulum adalah sebuah rencana untuk memahami sekelompok penekanan pembelajaran untuk mencapai sekelompok penekanan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Tujuan dan hubungannya dengan tujuan khusus tujuan. Tujuan dan hubungannya dengan tujuan khusus adalah guna mengidentifikasikan pelayanan populasi adalah guna mengidentifikasikan pelayanan populasi dengan sekolah sebagai pusatnya.dengan sekolah sebagai pusatnya.

d. Ronald C. Doll:d. Ronald C. Doll:Lebih lanjut mengatakan, bahwa kurikulum berisi bahan-Lebih lanjut mengatakan, bahwa kurikulum berisi bahan-bahan formal dan non formal yang prosesnya dilakukan bahan formal dan non formal yang prosesnya dilakukan dalam pembelajaran untuk memahami pengetahuan, dalam pembelajaran untuk memahami pengetahuan, pengembangan, ketrampilan, dan perubahan sikap serta pengembangan, ketrampilan, dan perubahan sikap serta apresiasi dan nilai di bawah wibawa sekolah.apresiasi dan nilai di bawah wibawa sekolah.

e. Daniel Tanner and Laurel N. Tanner:e. Daniel Tanner and Laurel N. Tanner:Menegaskan bahwa kurikulum adalah rekonstruksi Menegaskan bahwa kurikulum adalah rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman pengembangan yang sistematik pengetahuan dan pengalaman pengembangan yang sistematik di bawah wibawa sekolah (universitas) untuk menjadi anak di bawah wibawa sekolah (universitas) untuk menjadi anak yang mampu meningkatkan pengendalian pengetahuan dan yang mampu meningkatkan pengendalian pengetahuan dan pengalamannya.pengalamannya.

f. Albert I. Oliver (tokoh pendidikan):f. Albert I. Oliver (tokoh pendidikan):Memandang bahwa kurikulum sebagai program pendidikan. Memandang bahwa kurikulum sebagai program pendidikan. Oleh sebab itu ia membagi kurikulum dalam 4 (empat) elemen Oleh sebab itu ia membagi kurikulum dalam 4 (empat) elemen dasar, yaitu:dasar, yaitu:1. Program Studi1. Program Studi2. Program Pengalaman2. Program Pengalaman3. Program Pelayanan3. Program Pelayanan4. Apa yang tersembunyi dalam kurikulum4. Apa yang tersembunyi dalam kurikulum

Tiga hal di atas adalah hal-hal yang terbukti sehari-hari. Tiga hal di atas adalah hal-hal yang terbukti sehari-hari. Sementara hal yang keempat, Oliver mencoba Sementara hal yang keempat, Oliver mencoba membuka konsep yang tersembunyi pada kurikulum membuka konsep yang tersembunyi pada kurikulum yang dapat mengantar nilai guna meningkatkan sekolah.yang dapat mengantar nilai guna meningkatkan sekolah.

Ahli pendidikan lain, misalnya Ahli pendidikan lain, misalnya Arthur W. FoshayArthur W. Foshay, dalam , dalam mengidentifikasikan kurikulum, bukan satu tetapi tiga mengidentifikasikan kurikulum, bukan satu tetapi tiga sisi, yaitu:sisi, yaitu:1. Mata Pelajaran (Academic Discipline);1. Mata Pelajaran (Academic Discipline);2. Kegiatan ekstra kelas untuk mengenal perhatian pada 2. Kegiatan ekstra kelas untuk mengenal perhatian pada problem-problem partisipasinya dan keputusan problem-problem partisipasinya dan keputusan masyarakat;masyarakat;3. Adalah hubungan antar aktivitas itu sendiri.3. Adalah hubungan antar aktivitas itu sendiri.

Robert M. GagneRobert M. Gagne yang memandang dengan yang memandang dengan pendekatan yang berbeda, memandang pendekatan yang berbeda, memandang kurikulum adalah gerakan bersama antara kurikulum adalah gerakan bersama antara subject matter (content), the statement of ends subject matter (content), the statement of ends (terminal objectives), lingkaran isi, dan (terminal objectives), lingkaran isi, dan penekanan kemampuan ketrampilan sebagai penekanan kemampuan ketrampilan sebagai ukuran bagi pelajaran ketika mengawali belajar isi ukuran bagi pelajaran ketika mengawali belajar isi kurikulum. kurikulum.

Sementara itu Sementara itu Mauritz JohnsonMauritz Johnson JrJr., sependapat ., sependapat dengan pemikiran Gagne, ia menegaskan bahwa dengan pemikiran Gagne, ia menegaskan bahwa kurikulum sebagai input instructional system.kurikulum sebagai input instructional system.

3. Purpose, Context and Strategy3. Purpose, Context and Strategy

Dari pemahaman di atas, maka sebenarnya perbedaan yang Dari pemahaman di atas, maka sebenarnya perbedaan yang substansial dalam memandang kurikulum, adalah tidak substansial dalam memandang kurikulum, adalah tidak begitu besar dan bersifat umum. Perbedaan umum begitu besar dan bersifat umum. Perbedaan umum terjadi, karena secara teoretis ada perbedaan yang nyata. terjadi, karena secara teoretis ada perbedaan yang nyata. Cara elaborasi teori satu dengan yang lain banyak yang Cara elaborasi teori satu dengan yang lain banyak yang mengkompibasikan antara keduanya, yaitu curriculum mengkompibasikan antara keduanya, yaitu curriculum dan instructional.dan instructional.

Pendapat lain juga ditemukan bahwa definisi curriculum Pendapat lain juga ditemukan bahwa definisi curriculum adalah:adalah:

a.a. Goal (maksud dan tujuan) kurikulumGoal (maksud dan tujuan) kurikulumb.b. Konteksnya dengan kurikulum yang ditemukanKonteksnya dengan kurikulum yang ditemukanc.c. Strateginya digunakan melalui kurikulum Strateginya digunakan melalui kurikulum

a.a. PurposePurpose,, menekankan pada respons teoretical, menekankan pada respons teoretical, yaitu “what is does atau should do”yaitu “what is does atau should do”Konteks: definisi kurikulum seringkali dimulai dari Konteks: definisi kurikulum seringkali dimulai dari serangkaian dengan mengambil bentuk. Ketika serangkaian dengan mengambil bentuk. Ketika bicara esensi teori kurikulum, sentral bicara esensi teori kurikulum, sentral pengembangan anak, rekonstruksi kurikulum, pengembangan anak, rekonstruksi kurikulum, kedua memberi signal dua karateristik kurikulum kedua memberi signal dua karateristik kurikulum yang sama waktunya, yaitu purpose and context.yang sama waktunya, yaitu purpose and context.

Contoh:Contoh:Esensi kurikulum mengajarkan peninggalan Esensi kurikulum mengajarkan peninggalan sejarah, anak-anak dipersiapkan pada disiplin dan sejarah, anak-anak dipersiapkan pada disiplin dan dipersiapkan untuk melihat dipersiapkan untuk melihat ke depan (future).ke depan (future).

b. Strategiesb. Strategies,, purpose dan context seringkali purpose dan context seringkali melampaui pemahaman terhadap kurikulum itu sendiri. melampaui pemahaman terhadap kurikulum itu sendiri. Tambah lagi terjadi kompleksitas lahir karena Tambah lagi terjadi kompleksitas lahir karena penyusunan teori dan strategi pembelajaran. Hal ini penyusunan teori dan strategi pembelajaran. Hal ini terjadi, sebab pemecahan masalah dan proses ilustrasi terjadi, sebab pemecahan masalah dan proses ilustrasi berusaha menetapkan term proses pembelajarannya, berusaha menetapkan term proses pembelajarannya, yaitu teknik pemecahan masalah, metode ilmiahnya, atau yaitu teknik pemecahan masalah, metode ilmiahnya, atau refleksi pemikirannya.refleksi pemikirannya.

Kurikulum sebagai Kurikulum sebagai group livinggroup living diusahakan dibangun diusahakan dibangun untuk melingkari untuk melingkari instructional techniqueinstructional technique yang harus yang harus digunakan untuk digunakan untuk opportunities for group livingopportunities for group living..

Kurikulum sebagai Kurikulum sebagai individual learningindividual learning dan kurikulum dan kurikulum sebagai sebagai programmed instructionprogrammed instruction, dalam kenyataannya , dalam kenyataannya spesifikasi sistem harus menghadapi bahaya isi kurikuler spesifikasi sistem harus menghadapi bahaya isi kurikuler melalui proses pembelajaran.melalui proses pembelajaran.

Kurikulum Sebagai Rencana Menanamkan PengalamanKurikulum Sebagai Rencana Menanamkan Pengalaman

Pada awalnya dicoba didefinisikan kurikulum untuk sekolah dasar dan Pada awalnya dicoba didefinisikan kurikulum untuk sekolah dasar dan sekolah menengah sebagai kurikulum untuk menanamkan sekolah menengah sebagai kurikulum untuk menanamkan pengalaman anak muda untuk menjawab semua perintah langsung pengalaman anak muda untuk menjawab semua perintah langsung dari sekolah. dari sekolah.

Untuk mengangkat konsep kurikulum sebagai rencana dan termasuk Untuk mengangkat konsep kurikulum sebagai rencana dan termasuk untuk pembelajaran anak-anak dewasa, definisi ini akan dimodifikasi untuk pembelajaran anak-anak dewasa, definisi ini akan dimodifikasi untuk memandang kurikulum untuk memandang kurikulum sebagai rencanasebagai rencana atau atau sebagai sebuah sebagai sebuah programprogram, untuk semua pengalaman yang harus dipelajari menghadapi , untuk semua pengalaman yang harus dipelajari menghadapi perintah di bawah sekolah. perintah di bawah sekolah.

Modifikasi ini dimasukkan dalam pengertian kurikulum sebagai Modifikasi ini dimasukkan dalam pengertian kurikulum sebagai a plana plan dan banyak realitas perencanaan yang menunjukkan berapa dan banyak realitas perencanaan yang menunjukkan berapa tentativenya dalam menulis bentuk dan tidak sesederhana pikiran para tentativenya dalam menulis bentuk dan tidak sesederhana pikiran para plannerplanner.. Walaupun kurikulum menghadapi sejumlah perencanaan Walaupun kurikulum menghadapi sejumlah perencanaan seringkali skopenya menekankan pada pencapaian tujuan.seringkali skopenya menekankan pada pencapaian tujuan.

a. Hubungan antara Kurikulum dan a. Hubungan antara Kurikulum dan PembelajaranPembelajaran

Dalam penelitian untuk mengklasifikasikan pengertian Dalam penelitian untuk mengklasifikasikan pengertian kurikulum telah didapatkan ketidakpastian tentang perbedaan kurikulum telah didapatkan ketidakpastian tentang perbedaan antara kurikulum dan pembelajaran. antara kurikulum dan pembelajaran.

Disimpulkan pandangan para ahli, bahwa kurikulum Disimpulkan pandangan para ahli, bahwa kurikulum “as that “as that which is tought”,which is tought”, sementara sementara “instruction as the means “instruction as the means used to teachused to teach”.”. Jadi kurikulum adalah Jadi kurikulum adalah “What”,“What”, dan dan pembelajaran adalah pembelajaran adalah “How”.“How”.

Juga para ahli memahami bahwa kurikulum sebagai program, Juga para ahli memahami bahwa kurikulum sebagai program, rencana, isi, dan pengalaman belajar, sedangkan rencana, isi, dan pengalaman belajar, sedangkan “instruction”“instruction” sebagai metodologi, seni mengajar, pelaksanaan, dan sebagai metodologi, seni mengajar, pelaksanaan, dan presentasinya.presentasinya.

JohsonJohson lebih menegaskan bahwa hubungan kurikulum lebih menegaskan bahwa hubungan kurikulum dengan pembelajaran adalah sebagai interaksi dengan pembelajaran adalah sebagai interaksi antara pengajaran sebagai antara pengajaran sebagai “agen”“agen” dan seorang dan seorang atau banyak individu memperhatikan untuk belajar.atau banyak individu memperhatikan untuk belajar.

James B. Mac DonaldJames B. Mac Donald memandang kurikulum sebagai memandang kurikulum sebagai aktivitas produk rencana untuk kegiatan lebih lanjut aktivitas produk rencana untuk kegiatan lebih lanjut dan “instruction” sebagai pengambil produk untuk dan “instruction” sebagai pengambil produk untuk dioperasionalkan. Menyimpulkan pendapat itu, maka dioperasionalkan. Menyimpulkan pendapat itu, maka sarjana ini menegaskan bahwa rencana kurikulum sarjana ini menegaskan bahwa rencana kurikulum mendahului “instruction”.mendahului “instruction”.

b. Model Hubungan Kurikulum dan b. Model Hubungan Kurikulum dan PembelajaranPembelajaran

Pemahaman terdapat kurikulum dan pembelajaran sebagai Pemahaman terdapat kurikulum dan pembelajaran sebagai dua dua termterm seringkali mengkaburkan hubungannya pada dua seringkali mengkaburkan hubungannya pada dua sistem itu sendiri. Para ahli memang mengenali keduanya sistem itu sendiri. Para ahli memang mengenali keduanya sama, salah satu mungkin tidak berfungsi pada satu dengan sama, salah satu mungkin tidak berfungsi pada satu dengan yang lain.yang lain.

Hubungan antara Hubungan antara “What”“What” dan dan “How“How” pada pendidikan ” pada pendidikan tidaklah semudah dipahami sehingga dapat terlihat tidaklah semudah dipahami sehingga dapat terlihat beberapa perbedaan modelnya dan hubungannya. Untuk beberapa perbedaan modelnya dan hubungannya. Untuk mencari terminologi yang hilang itu, di bawah ini:mencari terminologi yang hilang itu, di bawah ini:1. dualisme model;1. dualisme model;2. interlocking model;2. interlocking model;3. concentric theses model;3. concentric theses model;4. cyclical model.4. cyclical model.

1. Dualistic Model1. Dualistic ModelModel ini menunjukkan bahwa antara kurikulum dan Model ini menunjukkan bahwa antara kurikulum dan

pembelajaran terpisah satu dengan yang lain.pembelajaran terpisah satu dengan yang lain.Lihat gambar:Lihat gambar:

KurikulumKurikulum Pembelajaran Pembelajaran

Kedua entitas itu terletak pada kesalahan yang besar. Kedua entitas itu terletak pada kesalahan yang besar. What mengambil tempat di kelas di bawah perintah guru, What mengambil tempat di kelas di bawah perintah guru, sama mempunyai hubungan yang kecil untuk what master sama mempunyai hubungan yang kecil untuk what master plan mengatakan akan pergi ke dalam kelas. Perencanaan plan mengatakan akan pergi ke dalam kelas. Perencanaan mengabaikan instruktur dan dalam kendali diabaikan oleh mengabaikan instruktur dan dalam kendali diabaikan oleh mereka.mereka.

2. Interlocking Model2. Interlocking ModelJika kurikulum dan pembelajaran menunjukkan sebagai Jika kurikulum dan pembelajaran menunjukkan sebagai

sistem hubungannya saling keterkaitan dan saling sistem hubungannya saling keterkaitan dan saling mendekat.mendekat.

Lihat gambar:Lihat gambar:

CurCur InstInst InstInst CurCur

Kita dapat menggambarkan model ini dengan dua jalan Kita dapat menggambarkan model ini dengan dua jalan sebagai yang diindikasikan dengan sketsa A dan B.sebagai yang diindikasikan dengan sketsa A dan B.

Visi dari model ini hanya menunjukkan dan Visi dari model ini hanya menunjukkan dan mendemonstrasikan hubungan integral antara dua mendemonstrasikan hubungan integral antara dua entitas. Keterpisahan keduanya satu dengan yang lain, entitas. Keterpisahan keduanya satu dengan yang lain, secara serius dicoba untuk didekatkan.secara serius dicoba untuk didekatkan.

3. Concentric Model3. Concentric Model

Model ini menunjukkan bahwa hubungan Model ini menunjukkan bahwa hubungan kurikulum dan pembelajaran kurikulum dan pembelajaran memperlihatkan telah mengubah memperlihatkan telah mengubah kebebasannya dan pemisahannya, dan kebebasannya dan pemisahannya, dan terjadi hubungan yang saling mengkait terjadi hubungan yang saling mengkait saling tergantung. Ini merupakan kunci saling tergantung. Ini merupakan kunci dari model concentric.dari model concentric.

Lihat gambar:Lihat gambar:

Inst

Cur

Cur

Inst

4. Cyclical Model4. Cyclical ModelRangkaian konsep dari kurikulm dan Rangkaian konsep dari kurikulm dan pembelajaran hubungannya disederhanakan pembelajaran hubungannya disederhanakan dalam suatu sistem model yang dalam suatu sistem model yang penekanannya serta esensialnya pada penekanannya serta esensialnya pada elemen feedback. Artinya kurikulum dan elemen feedback. Artinya kurikulum dan pembelajaran yang semua terpisah sebagai pembelajaran yang semua terpisah sebagai entitas dicoba dihubungkan dalam rangkaian entitas dicoba dihubungkan dalam rangkaian yang saling mengkait.yang saling mengkait.

Cur Inst

Dari pemahaman di atas, maka para ahli percaya Dari pemahaman di atas, maka para ahli percaya secara umum bahwa hubungan kurikulum secara umum bahwa hubungan kurikulum dengan pembelajaran secara teoretikal dengan pembelajaran secara teoretikal dipercaya sebagai:dipercaya sebagai:

Kurikulum dan pembelajaran berhubungan Kurikulum dan pembelajaran berhubungan tetapi berbedatetapi berbeda

Kurikulum dan pembelajaran mengkait dan Kurikulum dan pembelajaran mengkait dan saling berhubungansaling berhubungan

Kurikulum dan pembelajaran mungkin dipelajari Kurikulum dan pembelajaran mungkin dipelajari dan dianalisis secara terpisah tetapi fungsinya dan dianalisis secara terpisah tetapi fungsinya tidak akan saling mengkait.tidak akan saling mengkait.

c. Kurikulum sebagai sebuah c. Kurikulum sebagai sebuah disiplindisiplin

Meskipun kurikulum sulit dimengerti, kurikulum Meskipun kurikulum sulit dimengerti, kurikulum dipandang sebagai sebuah disiplin. Subjek studi, dipandang sebagai sebuah disiplin. Subjek studi, peristiwa pada tingkatan pendidikan, dan guru di peristiwa pada tingkatan pendidikan, dan guru di lapangan, merupakan suatu disiplin.lapangan, merupakan suatu disiplin.

Kurikulum dan keduanya di lapangan, seperti Kurikulum dan keduanya di lapangan, seperti orang yang bekerja dan apa yang dibicarakan, orang yang bekerja dan apa yang dibicarakan, merupakan disiplin yang mengantar pemahaman.merupakan disiplin yang mengantar pemahaman.

Banyak ahli pendidikan mendiskusikan bahwa kurikulum Banyak ahli pendidikan mendiskusikan bahwa kurikulum sebagai disiplin karena mengandung tiga hal:sebagai disiplin karena mengandung tiga hal:1.1.Prinsiples:Prinsiples:Sebagai disiplin, kurikulum diorganisasikan sebagai Sebagai disiplin, kurikulum diorganisasikan sebagai rangkaian teoritical yang dibentuk atau prinsip-prinsip yang rangkaian teoritical yang dibentuk atau prinsip-prinsip yang diperintahkan.diperintahkan.

2.2. Knowledge and skill:Knowledge and skill:Kurikulum secara langsung merupakan a body of knowledge Kurikulum secara langsung merupakan a body of knowledge and skill, yang terpusat pada disiplinnya.and skill, yang terpusat pada disiplinnya.

3. Teoretic dan Praktik:3. Teoretic dan Praktik:Sebagai disiplin, kurikulum mempunyai teori dan praktik yang Sebagai disiplin, kurikulum mempunyai teori dan praktik yang mengantar menghasilkan pekerjaan yang jelas.mengantar menghasilkan pekerjaan yang jelas.

5. Menuju Desain Instruksional5. Menuju Desain Instruksionala.a. Untuk menyusun desain instruksional yang baik, maka Untuk menyusun desain instruksional yang baik, maka

langkah awal yang harus dilakukan selain memahami langkah awal yang harus dilakukan selain memahami visi, misi, dan tujuan pendidikan, kita tidak bisa visi, misi, dan tujuan pendidikan, kita tidak bisa melupakan kurikulum.melupakan kurikulum.

b. b. Kurikulum memang seringkali menjadi polemik, dan Kurikulum memang seringkali menjadi polemik, dan dalam suatu periode, kurikulum seringkali ditinjau dalam suatu periode, kurikulum seringkali ditinjau kembali. Di Indonesia telah terjadi beberapa kali kembali. Di Indonesia telah terjadi beberapa kali peninjauan kurikulum, dari kurikulum 1968, 1975, 1986, peninjauan kurikulum, dari kurikulum 1968, 1975, 1986, 1994, dsb.1994, dsb.

c. c. Akibat kebijakan perubahan kurikulum, maka lahir pola Akibat kebijakan perubahan kurikulum, maka lahir pola kebijakan prodi atau jurusankebijakan prodi atau jurusan

d. Dengan kebijakan perubahan kurikulum, maka perubahan d. Dengan kebijakan perubahan kurikulum, maka perubahan berikutnya adalah perubahan silabi, yang berarti juga akan berikutnya adalah perubahan silabi, yang berarti juga akan mengubah desain pembelajaran yang harus dilaksanakan mengubah desain pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru. Perubahan kurikulum biasanya bertalian dengan oleh guru. Perubahan kurikulum biasanya bertalian dengan perubahan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.perubahan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.

e. Persoalan kurikulum menyangkut apa yang seharusnya e. Persoalan kurikulum menyangkut apa yang seharusnya dilakukan termasuk pemilihan tujuan instruksional yang dilakukan termasuk pemilihan tujuan instruksional yang bersifat subjektif. Di sini keputusan guru harus bersifat subjektif. Di sini keputusan guru harus dipertanggungjawabkan, sebab sebagai ujung tombak, guru dipertanggungjawabkan, sebab sebagai ujung tombak, guru adalah menjabar dan pelaksana kurikulum yang dalam adalah menjabar dan pelaksana kurikulum yang dalam penyampaiannya berbentuk desain pembelajaran.penyampaiannya berbentuk desain pembelajaran.

f. Untuk mampu mendesain yang baik, guru dituntut untuk f. Untuk mampu mendesain yang baik, guru dituntut untuk memahami dua hal, yaitu:memahami dua hal, yaitu:

DEVELOPMENTDEVELOPMENT

CommunicationCommunicationVisual ThinkingVisual ThinkingVisual CommunicationVisual CommunicationAestheticsAesthetics

DESIGNDESIGNGeneral SystemsGeneral SystemsLearningLearningMotivationMotivationPerceptionPerceptionInstructionInstructionCurriculumCurriculum

Gb. 1 Instructional Technology Relationship Among Selected Gb. 1 Instructional Technology Relationship Among Selected Instructional Technology Theory Bases and the Domains of the FieldInstructional Technology Theory Bases and the Domains of the Field

EVALUATIONEVALUATION

Behavioral LeraningBehavioral LeraningCognitive LearningCognitive LearningMeasurementMeasurementGeneralGeneral

UTILIZATIONUTILIZATION

KnowledgeKnowledgeUtilizationUtilizationChangeChangeOrganizationOrganizationDevelopmentDevelopment

MANAGEMENTMANAGEMENT

General ManagementGeneral ManagementCommunicationCommunicationMotivationMotivationEconomicEconomicInformationInformation

Theory

Gb. 2 The Domains of Instructional TechnologyGb. 2 The Domains of Instructional Technology

DEVELOPMENTDEVELOPMENT

Print TechnologyPrint TechnologyAudiovisual TechnologiesAudiovisual TechnologiesComputer – based TechnologyComputer – based TechnologyIntegrated TechnologyIntegrated Technology

DESIGNDESIGN

Instructional Systems DesignInstructional Systems DesignMessage DesignMessage DesignInstructionalInstructionalStrategiesStrategiesLearnerLearnerCharacteristicsCharacteristics

EVALUATIONEVALUATION

Problem AnalysisProblem AnalysisCriterion – ReferencedCriterion – ReferencedMeasurementMeasurementFormative EvaluationFormative EvaluationSummative EvaluationSummative Evaluation

UTILIZATIONUTILIZATION

Media UtilizationMedia UtilizationDiffusion of InnovationsDiffusion of InnovationsImplementations andImplementations andInstitutionalizationInstitutionalizationPolicies and RegulationsPolicies and Regulations

MANAGEMENTMANAGEMENT

Project ManagementProject ManagementResources ManagementResources ManagementDelivery SystemDelivery SystemManagementManagementInformation ManagementInformation Management

TheoryPractice

Gb. 3 Instructional Technology Relationship Among Selected Gb. 3 Instructional Technology Relationship Among Selected Instructional Technology Research and the Domains of the FieldInstructional Technology Research and the Domains of the Field

DEVELOPMENTDEVELOPMENT

MediaMediaText DesignText DesignVisual LearningVisual Learning

DESIGNDESIGN

IndividualIndividualDifferencesDifferencesLearner CharacteristicLearner CharacteristicInstructionalInstructionalStrategies and TacticsStrategies and TacticsAptitude TreatmentAptitude TreatmentInteractionInteractionMessage DesignMessage Design

EVALUATIONEVALUATION

Cost/Benefit AnalysisCost/Benefit AnalysisNeed AssessmentNeed AssessmentProduct EvaluationProduct Evaluation

UTILIZATIONUTILIZATION

Adoption of InnovationAdoption of InnovationContextual ImpactContextual ImpactMarketingMarketing

MANAGEMENTMANAGEMENT

Forecasting trendForecasting trendCost EffectivenessCost EffectivenessProductivityProductivity

Research

1.1. Ciri dari rancangan pembelajaran ada dugaan bahwa prinsip Ciri dari rancangan pembelajaran ada dugaan bahwa prinsip dan prosedurnya didorong oleh riset. Berbagai riset alami, dan prosedurnya didorong oleh riset. Berbagai riset alami, dari kontrol eksperimen tradisional sampai ke dari kontrol eksperimen tradisional sampai ke pengembangan riset itu sendiri analisisnya sebagai studi pengembangan riset itu sendiri analisisnya sebagai studi kasus.kasus.

2. Sistem teori umum adalah yang diaplikasikan pada lapangan 2. Sistem teori umum adalah yang diaplikasikan pada lapangan dengan menggunakan model itu begitu luas, bahwa dengan menggunakan model itu begitu luas, bahwa pendekatan pelayanan adalah paradigma yang harus terjadi pendekatan pelayanan adalah paradigma yang harus terjadi pada desain pembelajaran.pada desain pembelajaran.

3. Desain pembelajaran adalah jalan utama di dalam teori 3. Desain pembelajaran adalah jalan utama di dalam teori belajar. Pada umumnya, penekanan tingkah laku adalah belajar. Pada umumnya, penekanan tingkah laku adalah domain aplikasi desain pembelajaran. Sekarang penekanan domain aplikasi desain pembelajaran. Sekarang penekanan pada pelaksanaan di lapangan dari kognitif psikologis, dan pada pelaksanaan di lapangan dari kognitif psikologis, dan masih banyak lagi, adalah bentuk-bentuk prinsip untuk masih banyak lagi, adalah bentuk-bentuk prinsip untuk bimbingan lebih lanjut.bimbingan lebih lanjut.

4. Tingkah laku adalah konsern (sepaham) dengan 4. Tingkah laku adalah konsern (sepaham) dengan penampilan sebagai fakta bahwa belajar adalah penampilan sebagai fakta bahwa belajar adalah mengambil tempatnya untuk mengukur apakah mengambil tempatnya untuk mengukur apakah tujuan sudah tercapai. Artinya pada masa lampau tujuan sudah tercapai. Artinya pada masa lampau atau sesudah memperoleh pembelajaran. Misal atau sesudah memperoleh pembelajaran. Misal anak baru dapat membaca dengan baik, kalau ia anak baru dapat membaca dengan baik, kalau ia menguasasi kosakata yang cukup.menguasasi kosakata yang cukup.

5. Gagne berpendapat, bahwa perilaku kognitif sangat 5. Gagne berpendapat, bahwa perilaku kognitif sangat kompleks. Oleh sebab itu dalam memberikan tugas kompleks. Oleh sebab itu dalam memberikan tugas dari yang sederhana ke yang makin kompleks.dari yang sederhana ke yang makin kompleks.Hipotesisnya menurut Gagne, seorang dalam Hipotesisnya menurut Gagne, seorang dalam mempelajari suatu tugas harus ada strukturnya, mempelajari suatu tugas harus ada strukturnya, yaitu dari tugas-tugas yang sederhana, makin yaitu dari tugas-tugas yang sederhana, makin penting, untuk mencapai prestasi (artinya mencapai penting, untuk mencapai prestasi (artinya mencapai tujuan instruksional), agar kegagalan dapat tujuan instruksional), agar kegagalan dapat dihindari. Jadi tahapnya disusun makin tinggi dan dihindari. Jadi tahapnya disusun makin tinggi dan bersifat hirarkibersifat hirarki

6. Untuk menguasai tahap-tahapan, seseorang harus 6. Untuk menguasai tahap-tahapan, seseorang harus berurutan, sbb:berurutan, sbb:a. Diferensiasi respons, artinya seorang atau siswa a. Diferensiasi respons, artinya seorang atau siswa dihadapkan pada stimulus. Siswa akan merespons dihadapkan pada stimulus. Siswa akan merespons berupa salinan stimulus tersebut, dan biasanya berupa salinan stimulus tersebut, dan biasanya siswa mengulangi apa yang diucapkan guru.siswa mengulangi apa yang diucapkan guru.b. Asosiasi, artinya siswa dihadapkan stimulus b. Asosiasi, artinya siswa dihadapkan stimulus tertentu dan tidak diserta stimulus lainnya. tertentu dan tidak diserta stimulus lainnya. Responsnya siswa akan mengenal, menyebutkan, Responsnya siswa akan mengenal, menyebutkan, dan menandai terhadap stimulus.dan menandai terhadap stimulus.c. Diskriminasi ganda, artinya siswa dihadapkan c. Diskriminasi ganda, artinya siswa dihadapkan pada dua atau lebih stimulus yang dapat pada dua atau lebih stimulus yang dapat membingungkan. Responsnya ternyata sesuai membingungkan. Responsnya ternyata sesuai jenis stimulus, misalnya: siswa mengerjakan apa jenis stimulus, misalnya: siswa mengerjakan apa yang diperintahkan guru.yang diperintahkan guru.

6. Perubahan Dunia Pendidikan6. Perubahan Dunia Pendidikan

a. Akibat lahir kurikulum 2004, maka kurikulum a. Akibat lahir kurikulum 2004, maka kurikulum 1994 tidak dipakai. Pada kenyataannya ketika 1994 tidak dipakai. Pada kenyataannya ketika saat uji coba, 2001 – 2003, di lapangan saat uji coba, 2001 – 2003, di lapangan terjadi pemakaian kurikulum ganda, yaitu terjadi pemakaian kurikulum ganda, yaitu kurikulum 1994 dan kurikulum 2004, bahkan kurikulum 1994 dan kurikulum 2004, bahkan sampai 2005 kondisi itu masih berlaku dan sampai 2005 kondisi itu masih berlaku dan berlangsung, baru tahun 2006 digunakan berlangsung, baru tahun 2006 digunakan KBK hasil revisi kurikulum 2004, yang KBK hasil revisi kurikulum 2004, yang namanya kurikulum 2004.namanya kurikulum 2004.

b.Perbedaan antara kurikulum 1994 dengan b.Perbedaan antara kurikulum 1994 dengan 2004, terletak pada penugasan, yang 2004, terletak pada penugasan, yang berupa penugasan gabungan, yaitu:berupa penugasan gabungan, yaitu:

Pengetahuan Ketrampilan Sikap Nilai

Yang diwujudkan dalam kebiasaan (apabila telah lulus),

untuk berpikir, bertindak secara konsisten

Sementara itu pada kurikulum 1994 penggabungan :Sementara itu pada kurikulum 1994 penggabungan :

Pengetahuan Ketrampilan Sikap Nilai

Dianggap belum tampak

c. Oleh sebab itu, perbedaan utama dianggap terletak pada kompetensi dan latihan kompetensi yang dilakukan secara terus-menerus.

Perbedaan dan Kesamaan Antara Kurikulum Perbedaan dan Kesamaan Antara Kurikulum Tahun 1994 dan 2004Tahun 1994 dan 2004

A. Yang SamaA. Yang Sama

KBK (Kurikulum 2004)KBK (Kurikulum 2004) KBK (Kurikulum 1994)KBK (Kurikulum 1994)

1.1. Pendidikan dasar 9 tahun.Pendidikan dasar 9 tahun.2.2. Penekanan pada kemampuan Penekanan pada kemampuan

membaca, menulis, dan membaca, menulis, dan berhitung.berhitung.

3.3. Konsep-konsep dan materi Konsep-konsep dan materi pokok (esensial) pada mata pokok (esensial) pada mata pelajaran untuk mencapai pelajaran untuk mencapai kompetensi.kompetensi.

4.4. Ada muatan lokal.Ada muatan lokal.5.5. Alokasi waktu setiap jam Alokasi waktu setiap jam

pelajaran 45 menit (SMP – pelajaran 45 menit (SMP – SLTA).SLTA).

1.1. SamaSama2.2. SamaSama

3.3. SamaSama

4.4. SamaSama5.5. SamaSama

B. Yang Tidak SamaB. Yang Tidak SamaKBK (Kurikulum 2004)KBK (Kurikulum 2004) KBK (Kurikulum 1994)KBK (Kurikulum 1994)

1.1. Pembelajaran bertitik sekolah Pembelajaran bertitik sekolah dan daerah.dan daerah.

2.2. Memuat standar kompetensi.Memuat standar kompetensi.3.3. Kegiatan pembiasaan Kegiatan pembiasaan

perilaku terintegrasi dan perilaku terintegrasi dan terprogram.terprogram.

4.4. Pengenalan mata pelajaran Pengenalan mata pelajaran teknologi dan informasi.teknologi dan informasi.

5.5. Penilaian berbasis kelas.Penilaian berbasis kelas.6.6. Pendekatan tematik kelas I, II Pendekatan tematik kelas I, II

SD (kelompok usia).SD (kelompok usia).7.7. Kesinambungan peningkatan Kesinambungan peningkatan

kompetensi kelas I – XII.kompetensi kelas I – XII.8.8. Diversitas kurikulum.Diversitas kurikulum.

9.9. Silabus disusun daerah atau Silabus disusun daerah atau sekolah (KTSP).sekolah (KTSP).

1.1. Bersifat sentralistik.Bersifat sentralistik.

2.2. Tidak memuat.Tidak memuat.3.3. Tidak ada kegiatan Tidak ada kegiatan

pembiasaan perilaku.pembiasaan perilaku.

4.4. Belum ada mata pelajaran Belum ada mata pelajaran teknologi dan informasi.teknologi dan informasi.

5.5. Tidak berbasis kelas.Tidak berbasis kelas.6.6. Pendekatan tematik tidak Pendekatan tematik tidak

disarankan.disarankan.7.7. Tidak berkesinambungan.Tidak berkesinambungan.8.8. Tidak diversitas sebab Tidak diversitas sebab

sentralistik.sentralistik.9.9. Memberi peluang pada guru Memberi peluang pada guru

mengembangkan program.mengembangkan program.

7. Dampak Perubahan Kurikulum7. Dampak Perubahan KurikulumSetiap perubahan tentu berdampak, demikian juga Setiap perubahan tentu berdampak, demikian juga dunia pendidikan dengan perubahan atau dunia pendidikan dengan perubahan atau pergantian kurikulum maka yang lahir adalah pergantian kurikulum maka yang lahir adalah perubahan, antara lain:perubahan, antara lain:a. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bersifat a. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bersifat individuindividu, berubah menjadi , berubah menjadi kompetensikompetensi. Para . Para siswa mendapat hak sama, fokus KBM agar siswa siswa mendapat hak sama, fokus KBM agar siswa aktif, bersamaaktif, bersama, atau , atau kelompok kelompok KBM berpusat KBM berpusat pada pada siswasiswa..b. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) b. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menghendaki perubahan kegiatan KBM di kelas, menghendaki perubahan kegiatan KBM di kelas, disesuaikan dengan ciri (kekhasan) yang dimiliki disesuaikan dengan ciri (kekhasan) yang dimiliki kelas, bahan belajar beragam, dan ada kelas, bahan belajar beragam, dan ada pengenalan media cetak serta elektronik, pengenalan media cetak serta elektronik, sehingga siswa harus aktif dan kreatif.sehingga siswa harus aktif dan kreatif.

c. Penilaian sesuai kekhasan kompetensi. Adapun yang dinilai adalah: c. Penilaian sesuai kekhasan kompetensi. Adapun yang dinilai adalah: proses dan hasilproses dan hasil. Kemudian guru melakukan diagnosa, apabila . Kemudian guru melakukan diagnosa, apabila output-nya tidak sesuai kompetnsi yang ditetapkan.output-nya tidak sesuai kompetnsi yang ditetapkan.

d. Kurikulum bersifat diversitas (tidak sama) karena adanya KTSP, jadi d. Kurikulum bersifat diversitas (tidak sama) karena adanya KTSP, jadi roh kekhasanroh kekhasan harus diutamakan karena melayani pendidikan sesuai harus diutamakan karena melayani pendidikan sesuai kondisi dan situasi yang ada (daerah terpencil, adanya gempa, kondisi dan situasi yang ada (daerah terpencil, adanya gempa, adanya bencana alam, dsb).adanya bencana alam, dsb).

Dari pemikiran di atas, jelas bahwa sebenarnya kewenangan menyusun Dari pemikiran di atas, jelas bahwa sebenarnya kewenangan menyusun silabus apa pada sekolah secara mutlak, bukan pada kelompok silabus apa pada sekolah secara mutlak, bukan pada kelompok sekolah, atau satu daerah kabupaten/kota. Sayang kebijakan sekolah, atau satu daerah kabupaten/kota. Sayang kebijakan kurikulum diversitas ini masih diganggu adanya Ujian Negara, yang kurikulum diversitas ini masih diganggu adanya Ujian Negara, yang memaksa guru memaksa guru bersifat samabersifat sama (sentralistik) lagi, karena takut (sentralistik) lagi, karena takut muridnya tidak lulus.muridnya tidak lulus.

Lebih celaka lagi, yang tidak lulus dianjurkan ujian Paket A, B, atau C Lebih celaka lagi, yang tidak lulus dianjurkan ujian Paket A, B, atau C dari Paket Kejar (Kelompok Belajar). Padahal Kejar adalah dari Paket Kejar (Kelompok Belajar). Padahal Kejar adalah pendidikan non-formal. Inilah fenomena pendidikan kita sekarang, pendidikan non-formal. Inilah fenomena pendidikan kita sekarang, akibat kebijakan yang tidak jelas dan tidak konsisten, dan akibat kebijakan yang tidak jelas dan tidak konsisten, dan tanggungjawab, jangan tanggungjawab, jangan tangung menjawabtangung menjawab. .

8. Apakah Penilaian Berbasis Kelas itu?8. Apakah Penilaian Berbasis Kelas itu?Sebenarnya kurikulum 1994 juga menetapkan Sebenarnya kurikulum 1994 juga menetapkan penilaian individu berdasarkan kelas, bahkan ada penilaian individu berdasarkan kelas, bahkan ada yang berdasarkan sekolah. Oleh sebab itu sering ada yang berdasarkan sekolah. Oleh sebab itu sering ada istilah rangking I kelas, atau juara kelas, atau juara istilah rangking I kelas, atau juara kelas, atau juara sekolah, dsb.sekolah, dsb.

Pada kurikulum 2004, ada petunjuk penilaian Pada kurikulum 2004, ada petunjuk penilaian berbasis kelas, hal ini terjadi karena:berbasis kelas, hal ini terjadi karena:1.1.Pelaksanaan KBK, memaksa guru melakukan Pelaksanaan KBK, memaksa guru melakukan perubahan kegiatan KBK di kelas dalam bentuk perubahan kegiatan KBK di kelas dalam bentuk pembelajaran baik dalam: pembelajaran baik dalam:

a). Cara mengajar guru; a). Cara mengajar guru; b). Cara proses penilaian; dan b). Cara proses penilaian; dan c). Cara melihat hasil belajar siswa.c). Cara melihat hasil belajar siswa.

2.Penekanannya: a). Siswa harus menunjukkan penguasaan 2.Penekanannya: a). Siswa harus menunjukkan penguasaan kompetensi yang dicapai; b). Jenis penilaian ada test, ada kompetensi yang dicapai; b). Jenis penilaian ada test, ada lisan, ada tugas, dll; c). Penilaiannya harus disesuaikan lisan, ada tugas, dll; c). Penilaiannya harus disesuaikan dengan kekhasan kompetensi, bukan seluruh kompetensi; dengan kekhasan kompetensi, bukan seluruh kompetensi; d) bentuk tes pilihan ganda untuk penilaian KBM yang KBK d) bentuk tes pilihan ganda untuk penilaian KBM yang KBK tidak dapat digunakan, sebab kompetensinya beragam tidak dapat digunakan, sebab kompetensinya beragam (baik individu maupun kelas).(baik individu maupun kelas).

3. Tujuan penilaian untuk mengetahui berbagai hal antara lain 3. Tujuan penilaian untuk mengetahui berbagai hal antara lain untuk mengetahui:untuk mengetahui:a. Grading (membedakan kedudukan hasil kerja) siswa a. Grading (membedakan kedudukan hasil kerja) siswa dengan siswa lain dalam satu kelas.dengan siswa lain dalam satu kelas.b. Menggunakan alat seleksi, artinya untuk memisahkan b. Menggunakan alat seleksi, artinya untuk memisahkan dan menentukan kategori seseorang siswa yang dan menentukan kategori seseorang siswa yang dipertimbangkan akan masuk sekolah tertentu atau dipertimbangkan akan masuk sekolah tertentu atau diarahkan ke lain sekolah.diarahkan ke lain sekolah.

c. Menguasai kompetensi, artinya apakah siswa telah c. Menguasai kompetensi, artinya apakah siswa telah menguasai kompetensi atau belum.menguasai kompetensi atau belum.

d. Bimbingan (lakukan evaluasi hasil belajar) siswa dalam d. Bimbingan (lakukan evaluasi hasil belajar) siswa dalam rangka membantu siswa memahami dirinya untuk rangka membantu siswa memahami dirinya untuk menentukan pilihannya.menentukan pilihannya.

e. Alat prediksi, artinya mendapat informasi tentang kondisi e. Alat prediksi, artinya mendapat informasi tentang kondisi siswa yang akan digunakan untuk memprediksi kinerja siswa yang akan digunakan untuk memprediksi kinerja siswa itu pada pendidikan berikutnya.siswa itu pada pendidikan berikutnya.

f. Alat diagnosis, artinya untuk melihat seberapa jauh f. Alat diagnosis, artinya untuk melihat seberapa jauh kesulitan siswa dalam belajar, seberapa jauh siswa kesulitan siswa dalam belajar, seberapa jauh siswa memiliki prestasi untuk menentukan perlu tidaknya mediasi memiliki prestasi untuk menentukan perlu tidaknya mediasi untuk pengayaan.untuk pengayaan.

4. Suatu catatan bagi guru, bahwa kaitannya 4. Suatu catatan bagi guru, bahwa kaitannya penilaian berbasis kelas yang terdiri dari penilaian berbasis kelas yang terdiri dari penilaian, diagnosis, bimbingan, dan penilaian, diagnosis, bimbingan, dan pencapaian penguasaan kompetensi, harus pencapaian penguasaan kompetensi, harus menjadi perhatian utama sang guru pada setiap menjadi perhatian utama sang guru pada setiap ia memberikan pengajaran dalam proses KBM.ia memberikan pengajaran dalam proses KBM.

Sang guru dituntut untuk mampu melaksanakan Sang guru dituntut untuk mampu melaksanakan penilaian sejak awal sampai akhir proses, yang penilaian sejak awal sampai akhir proses, yang kesemuanya memerlukan keseriusan sang guru.kesemuanya memerlukan keseriusan sang guru.

Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai bahan Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai bahan dan beragam kompetensi, penilaiannya mencakup:dan beragam kompetensi, penilaiannya mencakup:

Unjuk kerja (performance)

Penugasan (proyek)

Hasil kerja (produk)

Kumpulan kerja siswa (portofolio)

Penilaian tertulis (paper, tes, dsb.)

5. Agar persiapan penilaian objektif, maka sang 5. Agar persiapan penilaian objektif, maka sang guru wajib:guru wajib:a. Menyusun rencana melalui langkah-langkah a. Menyusun rencana melalui langkah-langkah di atas.di atas.b. Melakukan pengumpulan bukti hasil siswa.b. Melakukan pengumpulan bukti hasil siswa.c. Pelaporan yang berhasil dihimpun oleh guru.c. Pelaporan yang berhasil dihimpun oleh guru.d. Sumbernya dapat melalui informasi.d. Sumbernya dapat melalui informasi.

Peran penilaian: memberi masukan/informasi Peran penilaian: memberi masukan/informasi secara komprehensif hasil belajar.secara komprehensif hasil belajar.

6. Diversitas Kurikulum6. Diversitas Kurikulum

a.a. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi, dan bahan pelajaran serta cara yang mengenai tujuan isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran (KBM) untuk mencapai tujuan pendidikan.pembelajaran (KBM) untuk mencapai tujuan pendidikan.

b.b. Kurikulum 2004 berisi seperangkat rencana dan Kurikulum 2004 berisi seperangkat rencana dan pengaturan yang dibakukan untuk mencapai tujuan pengaturan yang dibakukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan cara-cara mencapainya.pendidikan nasional dan cara-cara mencapainya.

c.c. Diversitas (keragaman) diperlukan mengingat adanya Diversitas (keragaman) diperlukan mengingat adanya keragaman kemampuan siswa, kondisi daerah dan keragaman kemampuan siswa, kondisi daerah dan kondisi sekolah, sehingga cara penyampaiannya kondisi sekolah, sehingga cara penyampaiannya disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan daerah disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan daerah serta sekolah.serta sekolah.

Dari pokok dan pikiran di atas, jelas bahwa uji petik yang Dari pokok dan pikiran di atas, jelas bahwa uji petik yang bersifat nasional perlu ditinjau kembali, sebab bersifat nasional perlu ditinjau kembali, sebab bertentangan dengan azas KTSP, otonomi, dan bertentangan dengan azas KTSP, otonomi, dan diversitas sendiri.diversitas sendiri.

Kalau uji petiknya bersifat lokal dan kausal, barangkali Kalau uji petiknya bersifat lokal dan kausal, barangkali masih dapat dipertimbangkan.masih dapat dipertimbangkan.

Inilah kembali fenomena yang ada pada dunia Inilah kembali fenomena yang ada pada dunia pendidikan kita. Apalagi sekarang ada istilah sekolah pendidikan kita. Apalagi sekarang ada istilah sekolah berstandar Internasional, yang standarnya juga belum berstandar Internasional, yang standarnya juga belum jelas mengacu kemana, Eropa atau Amerika, sebagai jelas mengacu kemana, Eropa atau Amerika, sebagai negara-negara yang dianggap maju.negara-negara yang dianggap maju.

Dari pemikiran ini, maka kebijakan Diknas Dari pemikiran ini, maka kebijakan Diknas perlu ditinjau kembali, khususnya perlu ditinjau kembali, khususnya Ujian Negara, karena bertentangan dengan Ujian Negara, karena bertentangan dengan roh kurikulum 2004.roh kurikulum 2004.

BAB 3BAB 3

Standar Isi PendidikanStandar Isi Pendidikan

Komponen Standar IsiKomponen Standar Isi1.1. Kerangka Dasar KurikulumKerangka Dasar Kurikulum2.2. Struktur KurikulumStruktur Kurikulum3.3. Beban BelajarBeban Belajar4.4. Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan5.5. Kalender PendidikanKalender Pendidikan

PP pasal 5:2PP pasal 5:2

Kerangka DasarKerangka DasarKerangka Dasar Kurikulum adalah rambu-rambu Kerangka Dasar Kurikulum adalah rambu-rambu untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikansilabusnya pada setiap satuan pendidikan

PP pasal 1:14PP pasal 1:14

Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum tingkat satuan pendidikan adalah Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

PP pasal 1:15PP pasal 1:15

Satuan PendidikanSatuan PendidikanSatuan pendidikan formal meliputi:Satuan pendidikan formal meliputi:

SD/MI/SDLBSD/MI/SDLBSMP/MTs/SMPLBSMP/MTs/SMPLBSMA/MA/SMALBSMA/MA/SMALBSMK/MAKSMK/MAK

UU 20/2003 pasal 17,18UU 20/2003 pasal 17,18

Substansi Pokok KurikulumSubstansi Pokok KurikulumKelompok Mata PelajaranKelompok Mata Pelajaran

Agama dan akhlak muliaAgama dan akhlak muliaKewarganegaraan dan kepribadianKewarganegaraan dan kepribadianIlmu pengetahuan dan teknologiIlmu pengetahuan dan teknologiEstetikaEstetikaJasmani, olahraga dan kesehatanJasmani, olahraga dan kesehatan

PP pasal 6:1PP pasal 6:1

Substansi Wajib KurikulumSubstansi Wajib KurikulumPendidikan AgamaPendidikan AgamaPendidikan KewarganegaraanPendidikan KewarganegaraanBahasaBahasaMatematikaMatematikaIlmu Pengetahuan AlamIlmu Pengetahuan AlamIlmu Pengetahuan SosialIlmu Pengetahuan SosialSeni dan BudayaSeni dan BudayaPendidikan Jasmani dan OlahragaPendidikan Jasmani dan OlahragaKetrampilan/KejuruanKetrampilan/KejuruanMuatan LokalMuatan Lokal

UU 20/2003 pasal 37:1UU 20/2003 pasal 37:1

Struktur KurikulumStruktur KurikulumUmumUmum1.1. Kesepuluh substansi pokok/wajib kurikulum Kesepuluh substansi pokok/wajib kurikulum

menjadi mata pelajaranmenjadi mata pelajaran2.2. Jumlah mata pelajaran tidak terlalu banyakJumlah mata pelajaran tidak terlalu banyak3.3. Komponen kurikulum:Komponen kurikulum:

Mata pelajaranMata pelajaranMuatan lokalMuatan lokalPengembangan diriPengembangan diri

4. Spesifikasi mata pelajaran dengan:4. Spesifikasi mata pelajaran dengan:Standar kompetensiStandar kompetensiKompetensi dasarKompetensi dasar

5.Waktu belajar per jam 5.Waktu belajar per jam pelajaranpelajaran

6.Alokasi jam pelajaran 6.Alokasi jam pelajaran per mingguper minggu

7.Minggu belajar efektif 7.Minggu belajar efektif per tahun ajaranper tahun ajaran

8.Kekhususan 8.Kekhususan jenis/jenjang per tahun jenis/jenjang per tahun ajaranajaran

9.Jam nyata per tahun 9.Jam nyata per tahun sekitar 1000 jam sekitar 1000 jam (@ 60 menit)(@ 60 menit)

Sekolah Dasar dan SederajatSekolah Dasar dan Sederajat

Substansi pokok/wajib kurikulum yang berdiri sendiri Substansi pokok/wajib kurikulum yang berdiri sendiri dan digabung sebagai mata pelajarandan digabung sebagai mata pelajaranIPS Terpadu dan IPA TerpaduIPS Terpadu dan IPA TerpaduMuatan lokalMuatan lokalKegiatan pengembangan diriKegiatan pengembangan diriKelas I - III Kelas I - III : Tematik: TematikKelas IV – VIKelas IV – VI : Mapel: MapelSatu jam pelajaranSatu jam pelajaran : 35 menit: 35 menitSatu mingguSatu mingguKelas I – IIIKelas I – III : 29 – 32 jam: 29 – 32 jamKelas IV – VIKelas IV – VI : 34 jam: 34 jamSatu tahunSatu tahun : 34 – 38 minggu: 34 – 38 minggu

SMP dan SederajatSMP dan Sederajat

Substansi pokok/wajib kurikulum semuanya Substansi pokok/wajib kurikulum semuanya berdiri sebagai mata pelajaran berdiri sendiriberdiri sebagai mata pelajaran berdiri sendiriIPS Terpadu dan IPA TerpaduIPS Terpadu dan IPA TerpaduMuatan lokalMuatan lokalKegiatan pengembangan diriKegiatan pengembangan diriKelas VII - IX Kelas VII - IX : Mapel: MapelSatu jam pelajaranSatu jam pelajaran : 40 menit: 40 menitSatu mingguSatu minggu : 34 jam pelajaran: 34 jam pelajaranSatu tahunSatu tahun : 34 – 38 minggu: 34 – 38 minggu

SMA dan SederajatSMA dan Sederajat

Substansi pokok/wajib kurikulum semuanya Substansi pokok/wajib kurikulum semuanya sebagai mata pelajaran berdiri sendirisebagai mata pelajaran berdiri sendiriUnsur-unsur IPS dan IPA menjadi mata pelajaranUnsur-unsur IPS dan IPA menjadi mata pelajaranUmum diikuti semua kelas XUmum diikuti semua kelas XMuatan lokalMuatan lokalKegiatan pengembangan diriKegiatan pengembangan diriSatu jam pelajaranSatu jam pelajaran : 45 menit: 45 menitSatu mingguSatu minggu : 38 jam pelajaran: 38 jam pelajaranSatu tahunSatu tahun : 34 – 38 minggu: 34 – 38 minggu

Kelas XII- XII, diarahkan ke tiga jurusan:Kelas XII- XII, diarahkan ke tiga jurusan:Program Studi IPSProgram Studi IPSProgram Studi IPAProgram Studi IPAProgram Studi BahasaProgram Studi BahasaProgram Studi KeagamaanProgram Studi Keagamaan

Kelas XI – XII, Program Studi IPS:Kelas XI – XII, Program Studi IPS:Substansi pokok/wajib kurikulum menjadi mata pelajaran Substansi pokok/wajib kurikulum menjadi mata pelajaran berdiri sendiriberdiri sendiriBidang kajian khusus IPS: 12 jam pelajaran untuk 4 Bidang kajian khusus IPS: 12 jam pelajaran untuk 4 mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan SosiologiSosiologiMuatan lokalMuatan lokalKegiatan pengembangan diriKegiatan pengembangan diriSatu jam pelajaranSatu jam pelajaran : 45 menit: 45 menitSatu mingguSatu minggu : 38 jam pelajaran: 38 jam pelajaranSatu tahunSatu tahun : 34 – 38 minggu: 34 – 38 minggu

Kelas XI – XII, Program Studi IPA:Kelas XI – XII, Program Studi IPA:• Substansi pokok/wajib kurikulum menjadi mata Substansi pokok/wajib kurikulum menjadi mata

pelajaran berdiri sendiripelajaran berdiri sendiri• Bidang kajian khusus IPA: 12 jam pelajaran Bidang kajian khusus IPA: 12 jam pelajaran

untuk 3 mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimiauntuk 3 mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia Muatan lokalMuatan lokal Kegiatan pengembangan diriKegiatan pengembangan diri Satu jam pelajaranSatu jam pelajaran : 45 menit: 45 menit Satu mingguSatu minggu : 39 jam pelajaran: 39 jam pelajaran Satu tahunSatu tahun : 34 – 38 minggu: 34 – 38 minggu

Kelas XI – XII, Program Studi Bahasa:Kelas XI – XII, Program Studi Bahasa:• Substansi pokok/wajib kurikulum menjadi mata Substansi pokok/wajib kurikulum menjadi mata

pelajaran berdiri sendiripelajaran berdiri sendiri• Bidang kajian khusus Bahasa: 12 jam pelajaran Bidang kajian khusus Bahasa: 12 jam pelajaran

untuk 3 mata pelajaran Sastra Indonesia, untuk 3 mata pelajaran Sastra Indonesia, Bahasa Asing, dan AntropologiBahasa Asing, dan Antropologi

Muatan lokalMuatan lokal Kegiatan pengembangan diriKegiatan pengembangan diri Satu jam pelajaranSatu jam pelajaran : 45 menit: 45 menit Satu mingguSatu minggu : 39 jam pelajaran: 39 jam pelajaran Satu tahunSatu tahun : 34 – 38 minggu: 34 – 38 minggu

Kelas XI – XII, Program Studi Keagamaan:Kelas XI – XII, Program Studi Keagamaan:Substansi pokok/wajib kurikulum menjadi mata Substansi pokok/wajib kurikulum menjadi mata pelajaran berdiri sendiripelajaran berdiri sendiriBidang kajian khusus Bahasa: 12 jam pelajaran Bidang kajian khusus Bahasa: 12 jam pelajaran untuk 4 mata pelajaran yang nama-nama dan untuk 4 mata pelajaran yang nama-nama dan substansinya ditentukan oleh Departemen substansinya ditentukan oleh Departemen Agama.Agama.Muatan lokalMuatan lokalKegiatan pengembangan diriKegiatan pengembangan diriSatu jam pelajaranSatu jam pelajaran : 45 menit: 45 menitSatu mingguSatu minggu : 38 jam pelajaran: 38 jam pelajaranSatu tahunSatu tahun : 34 – 38 minggu: 34 – 38 minggu

Satuan Pendidikan Khas KeagamaanSatuan Pendidikan Khas Keagamaan

Satuan pendidikan khas keagamaan seperti Satuan pendidikan khas keagamaan seperti MI/MTs/MA atau bentuk lain yang sederajat, di luar MI/MTs/MA atau bentuk lain yang sederajat, di luar Program Studi Keagamaan di SMA dan MA, dapat Program Studi Keagamaan di SMA dan MA, dapat menambah beban belajar untuk kelompok mata menambah beban belajar untuk kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia serta kelompok pelajaran Agama dan Akhlak Mulia serta kelompok mata pelajaran Kewargenegaraan dan mata pelajaran Kewargenegaraan dan Kepribadian sesuai dengan kebutuhan dan ciri Kepribadian sesuai dengan kebutuhan dan ciri khasnya, khasnya, sebanyak-banyaknya 8 jam pelajaran sebanyak-banyaknya 8 jam pelajaran per minggu.per minggu.

KompetensiKompetensiKedalaman Muatan KurikulumKedalaman Muatan Kurikulum

Dituangkan dalam kompetensi pada tiap Dituangkan dalam kompetensi pada tiap tingkat/semestertingkat/semesterKompetensi tersebut terdiri dari:Kompetensi tersebut terdiri dari: standar kompetensistandar kompetensi kompetensi dasarkompetensi dasar

Muatan LokalMuatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.

Kegiatan Pengembangan DiriKegiatan Pengembangan DiriKegiatan pengembangan diri adalah kegiatan peserta didik Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, bakat, minat, dan dengan kebutuhan, kemampuan, bakat, minat, dan kondisinya yang tidak diperoleh melalui kegiatan mata kondisinya yang tidak diperoleh melalui kegiatan mata pelajaran dan muatan lokal.pelajaran dan muatan lokal.

Materi Yang DibahasMateri Yang DibahasStruktur Kurikulum, Standar Kompetensi, dan Kompetensi Struktur Kurikulum, Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar Satuan Pendidikan:Dasar Satuan Pendidikan:

SD/MI/SDLBSD/MI/SDLB SMP/MTs/SMPLBSMP/MTs/SMPLB SMA/MA/SMALBSMA/MA/SMALB SMK/MAKSMK/MAK

Per mata pelajaranPer mata pelajaran

Beban BelajarBeban BelajarBeban belajar adalah waktu Beban belajar adalah waktu yang dibutuhkan oleh peserta yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti kegiatan didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran melalui kegiatan tatap muka, penugasan tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri untuk mencapai mandiri untuk mencapai standar kompetensi lulusan standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta tingkat perkembangan peserta didik.didik.

Beban Belajar Per Satuan PendidikanBeban Belajar Per Satuan Pendidikan

Satuan Satuan PendidikanPendidikan

KelasKelas Satu Jam Satu Jam Pelajaran Pelajaran

Tatap Muka Tatap Muka Dalam Dalam MenitMenit

Jumlah Jam Jumlah Jam Pelajaran Pelajaran

Per MingguPer Minggu

Minggu Minggu Efektif Per Efektif Per

Tahun Tahun AjaranAjaran

Jumlah Jam Jumlah Jam Per Tahun Per Tahun

(@ 60 (@ 60 menit)menit)

SD/MISD/MI I – IIII – III 3535 29 – 3229 – 32 34 – 3934 – 39 575 – 709575 – 709

IV – VIIV – VI 3535 3434 34 – 3934 – 39 675 – 754675 – 754

SMP/MTsSMP/MTs VII – IXVII – IX 4040 3434 34 – 3934 – 39 771 – 861771 – 861

SMA/MASMA/MA X - XIIX - XII 4545 38 - 3938 - 39 34 - 3934 - 39 969 - 1125969 - 1125

Beban Belajar Peserta Didik

1200

1000

800

600

400

200

0

Kelas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Jum

lah

Jam

Per

Tah

un

Maks

Min

Kalender PendidikanKalender PendidikanKalender pendidikan adalah pengaturan untuk kegiatan pembelajaran peserta Kalender pendidikan adalah pengaturan untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajarandidik selama satu tahun pelajaran

Kalender PendidikanKalender Pendidikan

No. No. KegiatanKegiatan Alokasi WaktuAlokasi Waktu KeteranganKeterangan

1.1. Minggu efektif belajarMinggu efektif belajar Maks. 38 mingguMaks. 38 minggu Utk. pembelajaran efektifUtk. pembelajaran efektif

2.2. Jeda tengah semesterJeda tengah semester Maks. 2 mingguMaks. 2 minggu Unt. Smt 1 dan Smt. 2Unt. Smt 1 dan Smt. 2

3.3. Jeda antar semesterJeda antar semester Maks. 2 mingguMaks. 2 minggu Antara smt 1 dan smt 2Antara smt 1 dan smt 2

4.4. Libur akhir semesterLibur akhir semester Maks. 3 mingguMaks. 3 minggu Unt. Adm akhir / awal TAUnt. Adm akhir / awal TA

5.5. Libur keagamaanLibur keagamaan 2 – 4 minggu2 – 4 minggu Khusus atur sendiriKhusus atur sendiri

6.6. Libur umum/nasionalLibur umum/nasional Maks. 2 mingguMaks. 2 minggu Sesuai PPSesuai PP

7.7. Libur khususLibur khusus Maks. 1 mingguMaks. 1 minggu Sesuai ciri lembagaSesuai ciri lembaga

8.8. Kegiatan khususKegiatan khusus Maks. 3 mingguMaks. 3 minggu Program khusus sek / madraProgram khusus sek / madra

BAB 4BAB 4BAGAIMANA BAGAIMANA

MENJADI GURU MENJADI GURU YANG BAIKYANG BAIK

A.A. PENGANTARPENGANTAR1. Tata krama guru atau etika guru secara resmi tidak ada. 1. Tata krama guru atau etika guru secara resmi tidak ada. Tata krama guru yang ada hanya GURU, “ Jarwa Tata krama guru yang ada hanya GURU, “ Jarwa Dhosoknya “ Dhosoknya “ DIGUGU LAN DITIRUDIGUGU LAN DITIRU “ “2. Kalau ada tata krama atau etika guru, harus ada sanksinya2. Kalau ada tata krama atau etika guru, harus ada sanksinya3. Di masyarakat, tidak ada sanksi resmi yang ada sanksi moral3. Di masyarakat, tidak ada sanksi resmi yang ada sanksi moral4. Sanksi moral kadangkala lebih berat4. Sanksi moral kadangkala lebih berat

Contoh : Seseorang guru berbuat asusila pada murid X, Contoh : Seseorang guru berbuat asusila pada murid X, tetapi berita di koran tetapi berita di koran Guru berbuat asusila Guru berbuat asusila

pada pada muridnya muridnya5. Atas dasar pemahaman ini, maka topik bahasan ini menjadi :5. Atas dasar pemahaman ini, maka topik bahasan ini menjadi :

“ “ BAGAIMANA MENJADI GURU YANG BAIK “BAGAIMANA MENJADI GURU YANG BAIK “

BB. KONDISI GURU. KONDISI GURU1. 1. Guru Zaman DuluGuru Zaman Dulu

a. Guru Yang Baik Itu :a. Guru Yang Baik Itu : 1) Mempunyai “ 1) Mempunyai “ PrabawaPrabawa “ “ 2) Mempunyai “ 2) Mempunyai “ WibawaWibawa “ “

3) Mempunyai Pendirian yang tegas dan lugas3) Mempunyai Pendirian yang tegas dan lugas 4) Guru mencari murid, dan Guru yang tidak komersial, 4) Guru mencari murid, dan Guru yang tidak komersial,

murid tidak membayar. murid tidak membayar. ContohContoh : Percakapan guru : Percakapan guru Wisma Mitra dengan Prabu Dasarata dalam Wisma Mitra dengan Prabu Dasarata dalam

RamayanaRamayana 5) Murid taat, contoh : 5) Murid taat, contoh : PaguronPaguron, bersifat familier, Guru , bersifat familier, Guru adalah Dewa adalah Dewa

6) Sifat paguron ada yang baik / tidak baik6) Sifat paguron ada yang baik / tidak baik 7) Keberhasilan 7) Keberhasilan MuridMurid, yang ditanya, yang ditanya Gurunya Gurunya siapa siapa

8) Guru adalah 8) Guru adalah sentral, mutlak, otoriter wakil orang tuasentral, mutlak, otoriter wakil orang tua, , Dewa yang turun dari surgaDewa yang turun dari surga

9) Guru adalah segala - galanya9) Guru adalah segala - galanya

2. 2. Semboyan Guru waktu ItuSemboyan Guru waktu Itua. Nglurug tanpa Balaa. Nglurug tanpa Balab. Menang Tanpa Ngasorakeb. Menang Tanpa Ngasorakec. Ing Ngarsa Sung Tuladhac. Ing Ngarsa Sung Tuladhad. Ing Madya Mangun Karsad. Ing Madya Mangun Karsa( Baca: RM. Sosrokartono – Kakak R.A Kartini )( Baca: RM. Sosrokartono – Kakak R.A Kartini )

3. Guru Masa Kini3. Guru Masa Kinia. Pada awal kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara (1889-1959), a. Pada awal kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara (1889-1959), yang terkenal “Bapak Pendidikan Nasional“, mengatakan: yang terkenal “Bapak Pendidikan Nasional“, mengatakan: “jangan kamu mengucapkan kemerdekaan diri, kalau tidak “jangan kamu mengucapkan kemerdekaan diri, kalau tidak diikuti tertib damai“. (Tauchid, 1963: 34)diikuti tertib damai“. (Tauchid, 1963: 34)b. Dengan ucapan ini lahir Pendidikan Sistem Pamong, dan b. Dengan ucapan ini lahir Pendidikan Sistem Pamong, dan semboyannya: Tut Wuri Handayanisemboyannya: Tut Wuri Handayanic. Filosofinya: Dasar lebih kuat dari ajarc. Filosofinya: Dasar lebih kuat dari ajard. Filosofi ini bertentangan dengan pendirian teori Tabularasa d. Filosofi ini bertentangan dengan pendirian teori Tabularasa atau kertas putih. (Baca: John Dewey, 1982)atau kertas putih. (Baca: John Dewey, 1982)

Guru masa kini harus mengetahui perkembangan filosofi Guru masa kini harus mengetahui perkembangan filosofi pendidikan. pendidikan. Dalam teori modern Longstreet dan Shane (1993) Dalam teori modern Longstreet dan Shane (1993) filosofinya mengelompokkan pendidikan pada empat halfilosofinya mengelompokkan pendidikan pada empat hal, yaitu:, yaitu:a. a. PerennialismPerennialismTeori ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran Teori ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal, yang tidak terikat tempat dan waktu. (Keabadian, universal, yang tidak terikat tempat dan waktu. (Keabadian, idealisme, kebenaran dan keindahan). Filosofi ini karena pengaruh idealisme, kebenaran dan keindahan). Filosofi ini karena pengaruh filsuf Plato. Pengembangan kurikulumnya untuk semua orang, filsuf Plato. Pengembangan kurikulumnya untuk semua orang, perbedaan individu tidak diperhatikan.perbedaan individu tidak diperhatikan.b. b. EssentialismEssentialismFilosofi pendidikannya menekankan pada individu, sebab individu Filosofi pendidikannya menekankan pada individu, sebab individu adalah sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.adalah sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.c. c. ProgressivismProgressivism Filosofi pendidikannya menekankan pada perbedaan individu, Filosofi pendidikannya menekankan pada perbedaan individu, berpusat pada mahasiswa.berpusat pada mahasiswa.d. d. ReconstructivismReconstructivism Filosofinya bahwa pendidikan itu merupakan elaborasi dari Filosofinya bahwa pendidikan itu merupakan elaborasi dari progressivism.progressivism.

5.5. Dalam perkembangan lebih lanjut, ada filosofi Ignatius Dalam perkembangan lebih lanjut, ada filosofi Ignatius Loyolla, pendiri Sarikat Yesus. Penekanan pendidikan lebih Loyolla, pendiri Sarikat Yesus. Penekanan pendidikan lebih bersifat MILITER dengan strategi tegas, keras, terpimpin, bersifat MILITER dengan strategi tegas, keras, terpimpin, terprogram. Kelompok Ignatius, diikuti oleh kelompok Ursula, terprogram. Kelompok Ignatius, diikuti oleh kelompok Ursula, dengan semboyan dengan semboyan SERVIAMSERVIAM, artinya : , artinya : S S == Sayangilah sesamamu seperti dirimu sendiriSayangilah sesamamu seperti dirimu sendiriEE == Eratkanlah hubunganmu dengan TuhanEratkanlah hubunganmu dengan TuhanRR == Rajinlah belajar agar menjadi manusia yang Rajinlah belajar agar menjadi manusia yang

bergunabergunaV V (Vide)(Vide) = = Lihatlah lencanamuLihatlah lencanamuI I == Ingatlah tugasmu sebagai makhluk dan belajarIngatlah tugasmu sebagai makhluk dan belajarAA == Awasilah pergaulanmuAwasilah pergaulanmuMM == Majulah nusa dan bangsamuMajulah nusa dan bangsamu

6. Filosofi berikutnya adalah 6. Filosofi berikutnya adalah filosofi filosofi KonvergensiKonvergensi yang dipelopori Lengenvelt, yang yang dipelopori Lengenvelt, yang berusaha memadukan :berusaha memadukan :

DasarDasar

KonvergensiKonvergensi

AjarAjar

7.7. Untuk kepentingan guru, sekolah harus menciptakan semboyan,Untuk kepentingan guru, sekolah harus menciptakan semboyan,misalnya:misalnya:II == Iman Kepada Tuhan Yang Maha EsaIman Kepada Tuhan Yang Maha EsaNN == Nasionalisme Yang Rela BerkorbanNasionalisme Yang Rela BerkorbanDD == Dedikasi Yang TinggiDedikasi Yang TinggiOO == Orientasi NusantaraOrientasi NusantaraNN == Negara KesatuanNegara KesatuanEE == Ekhlas Berbakti Kepada SesamaEkhlas Berbakti Kepada SesamaSS == Setia Pada Bangsa dan NegaraSetia Pada Bangsa dan NegaraII == Inisiatif yang TinggiInisiatif yang TinggiAA == Aktif Dalam Berfikir dan BekerjaAktif Dalam Berfikir dan Bekerja

Pokok pikiran dan pemahaman ini dapat dijadikan semboyan Pokok pikiran dan pemahaman ini dapat dijadikan semboyan kita,kita, dalam usaha menciptakan pendidikan yang baik, dan guru dalam usaha menciptakan pendidikan yang baik, dan guru yang baik.yang baik.

C.C. RANAH ( DOMAIN ) BELAJARRANAH ( DOMAIN ) BELAJARSeorang guru yang baik, tata kramanya ia harus mengenal Seorang guru yang baik, tata kramanya ia harus mengenal ranah-ranah belajar, yang secara psikologis menjadi dasar ranah-ranah belajar, yang secara psikologis menjadi dasar PBM.PBM.

Tahun 1950-an - Benjamin Bloom, memimpin suatu tim yang Tahun 1950-an - Benjamin Bloom, memimpin suatu tim yang terpadu dari para psikolog dan menganalisis perilaku belajar terpadu dari para psikolog dan menganalisis perilaku belajar anak. Dikenal dengan anak. Dikenal dengan Taksonomi BloomTaksonomi Bloom. .

Taksonomi Bloom terbagi menjadi 3 kategori perilaku Taksonomi Bloom terbagi menjadi 3 kategori perilaku belajarbelajar yang saling berkaitan. Kategori itu adalah : yang saling berkaitan. Kategori itu adalah :1. Ranah ( domain ) Kognitif1. Ranah ( domain ) Kognitif2. Ranah ( domain ) Afektif2. Ranah ( domain ) Afektif3. Ranah ( domain ) Psikomotorik3. Ranah ( domain ) Psikomotorik

1.1. RANAH KOGNITIFRANAH KOGNITIFBloom dalam mendalami ranah ini, membagi dalam 6 tingkatan, Bloom dalam mendalami ranah ini, membagi dalam 6 tingkatan, yaitu :yaitu :

PenilaianPenilaian

S i n t e s i sS i n t e s i s

A n a l i s i sA n a l i s i s

P e m a h a m a nP e m a h a m a n

P e n g e t a h u a nP e n g e t a h u a n

2.2. RANAH ( DOMAIN ) AFEKTIFRANAH ( DOMAIN ) AFEKTIFDomain ini terkenal berkat kerja Domain ini terkenal berkat kerja KRATHWOHL KRATHWOHL sebagai anggota BLOOM. sebagai anggota BLOOM. Sarjana ini menyusun ranah afektif berdasarkan penghayatan, yang disusun Sarjana ini menyusun ranah afektif berdasarkan penghayatan, yang disusun sbb :sbb :

BermuatanBermuatan NilaiNilai

P e n g a t u r a n /P e n g a t u r a n / P e n g e l o l a a nP e n g e l o l a a n

P e r h i t u n g a n / P e n i l a i a nP e r h i t u n g a n / P e n i l a i a n

P e n a n g g a p a nP e n a n g g a p a n

P e n e r i m a a nP e n e r i m a a n

3.3. RANAH ( DOMAIN ) PSIKOMOTORRANAH ( DOMAIN ) PSIKOMOTORRanah ini dalam penelitian Tim Bloom, dikelola Oleh Harrow, yaitu Ranah ini dalam penelitian Tim Bloom, dikelola Oleh Harrow, yaitu mengkoordinasikan ketidaksengajaan dan derajat kemampuan mengkoordinasikan ketidaksengajaan dan derajat kemampuan yang dilatihkan. Hirarkinya sebagai berikut:yang dilatihkan. Hirarkinya sebagai berikut:

KomunikasiKomunikasi Tidak BerwacanaTidak Berwacana

K e g i a t a n F i s i kK e g i a t a n F i s i k

G e r a k a n T a n g g a pG e r a k a n T a n g g a p

G e r a k a n D a s a rG e r a k a n D a s a r

G e r a k a n R e f l e k sG e r a k a n R e f l e k s

4. 4. Perbaikan TaksonomiPerbaikan TaksonomiDunia pendidikan di Indonesia, memanfaatkan Taksonomi Bloom Dunia pendidikan di Indonesia, memanfaatkan Taksonomi Bloom dari 1950 – 1990. Pada abad XXI, Lorin Anderson sebagai murid dari 1950 – 1990. Pada abad XXI, Lorin Anderson sebagai murid Bloom, mencoba memperbaikinya, khususnya pada ranah Kognitif.Bloom, mencoba memperbaikinya, khususnya pada ranah Kognitif.

Taksonomi Bloom Taksonomi AndersonTaksonomi Bloom Taksonomi Anderson

PengetahuanPengetahuan Mengingat Mengingat PemahamanPemahaman Memahami Memahami PenerapanPenerapan Menerapkan Menerapkan AnalisisAnalisis Menganalisis Menganalisis

SintesisSintesis Menilai Menilai PenilaianPenilaian Menciptakan Menciptakan

4. 4. Desain Robert GagneDesain Robert GagnePada tahun 1965, Gagne mengintroduksi teorinya dalamPada tahun 1965, Gagne mengintroduksi teorinya dalambukunya “The Condition Of Learning“, yang mendasarkan teori bukunya “The Condition Of Learning“, yang mendasarkan teori pembelajaran yang dikenal denganpembelajaran yang dikenal dengan Teori BehavorisTeori Behavoris..Pada tahun 1985, Gagne menggabungkan teori desain Pada tahun 1985, Gagne menggabungkan teori desain pembelajaran dengan teori psikologi kognitif, dengan nama pembelajaran dengan teori psikologi kognitif, dengan nama Model Model Kognisi Pemrosesan InformasiKognisi Pemrosesan Informasi..

Proses Internal Proses EksternalProses Internal Proses Eksternal

PerhatianPerhatian Membangun perhatianMembangun perhatian Pemilihan persepsiPemilihan persepsi Meningkatkan & membedakan sifat obyekMeningkatkan & membedakan sifat obyek Pengkodean semantikPengkodean semantik Instruksi verbal, gambar, diagramInstruksi verbal, gambar, diagram Perolehan InformasiPerolehan Informasi Isyarat, organ yang membantu ingatanIsyarat, organ yang membantu ingatan

Pengelolaan ResponPengelolaan Respon Instruksi verbal tentang tujuan kinerja kelasInstruksi verbal tentang tujuan kinerja kelas Proses PengawasanProses Pengawasan Instruksi membangun sesuatu yang dapat Instruksi membangun sesuatu yang dapat

mengaktifkan dan menentukan strategimengaktifkan dan menentukan strategi HarapanHarapan Menjelaskan pembelajar tentang tujuan Menjelaskan pembelajar tentang tujuan

untuk untuk memenuhi harapanmemenuhi harapan

Tegasnya teoriTegasnya teori Gagne Gagne memberi tekanan bahwa memberi tekanan bahwa kejadian-kejadian kejadian-kejadian eksternal eksternal perlu diatur sedemikian rupa agar pengaruhnya terhadap perlu diatur sedemikian rupa agar pengaruhnya terhadap internal dapat menghasilkan respons yang sesuai dengan harapan internal dapat menghasilkan respons yang sesuai dengan harapan tujuan pembelajaran. Proses internal disebut tujuan pembelajaran. Proses internal disebut Kejadian BelajarKejadian Belajar, proses , proses eksternal dinamakan eksternal dinamakan Kejadian PembelajaranKejadian Pembelajaran..

Kejadian Belajar, mencakup:Kejadian Belajar, mencakup:

- Pembelajar (alat indera)- Pembelajar (alat indera)- Situasi stimulus- Situasi stimulus- Ingatan- Ingatan- Respons- Respons

Kejadian Pembelajaran, Kejadian Pembelajaran, mencakup:mencakup:- Mengaktifkan motivasi- Mengaktifkan motivasi- Menjelaskan pebelajar tentang - Menjelaskan pebelajar tentang

tujuan tujuan- Mengarahkan perhatian- Mengarahkan perhatian- Menstimulasi ingatan- Menstimulasi ingatan- Menyediakan bimbingan - Menyediakan bimbingan pembelajaranpembelajaran- Meningkatkan ingatan- Meningkatkan ingatan- Meningkatkan transfer- Meningkatkan transfer- Menimbulkan kinerja- Menimbulkan kinerja- Menyediakan balikan- Menyediakan balikan

6.6. Taksonomi Hasil BelajarTaksonomi Hasil BelajarMenurut Gagne, Briggs dan Walter (1992), cara terbaik Menurut Gagne, Briggs dan Walter (1992), cara terbaik menyusun desain instruksional adalah bekerja terbalik, yaitu: menyusun desain instruksional adalah bekerja terbalik, yaitu: dari hasil pelajaran yang diharapkan. dari hasil pelajaran yang diharapkan.

Hasil belajar dikelompokkan pada 5 kategori, yaitu :Hasil belajar dikelompokkan pada 5 kategori, yaitu :a. Ketrampilan Intelektuala. Ketrampilan Intelektualb. Strategi Kognitifb. Strategi Kognitifc. Informasi Verbalc. Informasi Verbald. Ketrampilan psikomotord. Ketrampilan psikomotore. Sikape. Sikap

Kelimanya ini merupakan Kelimanya ini merupakan komponen hasil belajarkomponen hasil belajar

TaksonomiTaksonomi DefinisiDefinisi HasilHasil

Ketrampilan Ketrampilan IntelektualIntelektual

Pengetahuan prosedural Pengetahuan prosedural ( membedakan konsep konkret, ( membedakan konsep konkret, mendefinisikan konsep, aturan, mendefinisikan konsep, aturan, pemahaman tingkat tinggi )pemahaman tingkat tinggi )

Mendengarkan, membedakan, Mendengarkan, membedakan, menunjukkan hubungan, menunjukkan hubungan, mengelompokkan, menunjukkan mengelompokkan, menunjukkan perubahan (air dibawah 0perubahan (air dibawah 0oo))

penerapan konseppenerapan konsep

Strategi KognitifStrategi Kognitif Unik, efektif, kreatif strategis Unik, efektif, kreatif strategis melihat masalah dengan cara melihat masalah dengan cara barubaru

Menciptakan cara pembuanganMenciptakan cara pembuangan

Informasi VerbalInformasi Verbal Menyatakan pengetahuan, Menyatakan pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, prosedurfakta, konsep, prinsip, prosedur

Menjelaskan pemahaman Menjelaskan pemahaman terhadap isi ( UUD 1945 )terhadap isi ( UUD 1945 )

Ketrampilan Ketrampilan PsikomotorPsikomotor

Gerak tunggal yang lancar ke Gerak tunggal yang lancar ke prosedur yang rumitprosedur yang rumit

Mengendarai sepedaMengendarai sepeda

SikapSikap Pengetahuan tentang Pengetahuan tentang keberhasilan pilihankeberhasilan pilihan

Bersedia dipilih atau terpilihBersedia dipilih atau terpilih

7. Model Pemrosesan Informasi7. Model Pemrosesan InformasiModelnya : Modelnya : a. Belajar merupakan proses pengelolaan informasia. Belajar merupakan proses pengelolaan informasib. Pikiran peserta didik dianggap sebagai komputerb. Pikiran peserta didik dianggap sebagai komputerc. Pengetahuan dapat dialihkanc. Pengetahuan dapat dialihkan

KarakteristikKarakteristikIngatan Ingatan

Jangka PendekJangka PendekIngatan Ingatan

Jangka PanjangJangka PanjangInputInput Sangat cepatSangat cepat LambatLambat

KapasitasKapasitas TerbatasTerbatas Hampir tak terbatasHampir tak terbatas

DurasiDurasi 20 – 30 ‘20 – 30 ‘ Hampir tak terbatasHampir tak terbatas

IsiIsi Kata-kata, gagasan/ ide, Kata-kata, gagasan/ ide, kalimat pendekkalimat pendek

Skema, gambarSkema, gambar

Penarikan / pengeluaran Penarikan / pengeluaran kembali informasikembali informasi

SegeraSegera Pengelolaan, Pengelolaan, representasirepresentasi

D. KompetensiD. Kompetensi1. Apa Itu Kompetensi1. Apa Itu KompetensiKompetensi adalah sekumpulan pengetahuan, ketrampilan, sikap, Kompetensi adalah sekumpulan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai sebagai kinerja yang berpengaruh terhadap peran, dan nilai sebagai kinerja yang berpengaruh terhadap peran, perbuatan, prestasi, serta kerja seseorang. (Ella Yuliawati, 2004: 13)perbuatan, prestasi, serta kerja seseorang. (Ella Yuliawati, 2004: 13)Menurut Spencer, kompetensi adalah karakteristik mendasar Menurut Spencer, kompetensi adalah karakteristik mendasar seseorang yang berhubungan timbal balik dengan sesuatu kriteria seseorang yang berhubungan timbal balik dengan sesuatu kriteria efektif sebagai kecakapan terbaik seseorang dalam pekerjaan. efektif sebagai kecakapan terbaik seseorang dalam pekerjaan. (Spencer dan Spencer, 1993 : 9)(Spencer dan Spencer, 1993 : 9)Ahli ini membahas lima kompetensi yang dimiliki seseorang, yaitu :Ahli ini membahas lima kompetensi yang dimiliki seseorang, yaitu :a. Motif, adalah sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir a. Motif, adalah sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir konsistenkonsistenb. Pembawaan, adalah karakter fisik yang merespons secara b. Pembawaan, adalah karakter fisik yang merespons secara konsisten terhadap berbagai situasi/informasikonsisten terhadap berbagai situasi/informasic. Konsep Diri, adalah image seseorang yang diwujudkan dalam c. Konsep Diri, adalah image seseorang yang diwujudkan dalam tingkah laku, nilai, dan citratingkah laku, nilai, dan citrad. Pengetahuan, adalah informasi khusus yang dimiliki seseorangd. Pengetahuan, adalah informasi khusus yang dimiliki seseorange. Ketrampilan, adalah kemampuan melakukan tugas secara fisike. Ketrampilan, adalah kemampuan melakukan tugas secara fisik

FisikFisik

Ketrampilan Pengetahuan TampakKetrampilan Pengetahuan Tampak

Sembunyi Konsep DiriSembunyi Konsep Diri Pembawaan motifPembawaan motif

Lebih lanjut para ahli mengelompokkan Lebih lanjut para ahli mengelompokkan kompetensi pada tiga kategorikompetensi pada tiga kategori, yaitu :, yaitu :a. a. PengetahuanPengetahuan, tentang fakta, prosedur (berhitung, analisis, jasa, dsb), tentang fakta, prosedur (berhitung, analisis, jasa, dsb)b. b. KetrampilanKetrampilan, perilaku (kerjasama, membentuk kekeluargaan, perilaku (kerjasama, membentuk kekeluargaanc. c. KarakteristikKarakteristik, citra, pembawaan individu personal, citra, pembawaan individu personal( Spencer, Mc, Clelland, dan Spencer, 1994 : 16)( Spencer, Mc, Clelland, dan Spencer, 1994 : 16)

2. Mengapa Kompetensi2. Mengapa KompetensiMenurut Depdiknas, asumsi kurikulum berbasis kompetensi adalah salah Menurut Depdiknas, asumsi kurikulum berbasis kompetensi adalah salah satu jawaban untuk mengatasi proses pendidikan agar kita tidak satu jawaban untuk mengatasi proses pendidikan agar kita tidak

ketinggalan dengan negara tetangga, dan akan menciptakan lulusan ketinggalan dengan negara tetangga, dan akan menciptakan lulusan yang yang berkompeten, cerdas dalam membangun identitas.berkompeten, cerdas dalam membangun identitas.Pilar yang digarap adalah:Pilar yang digarap adalah:a. Belajar memahamia. Belajar memahamib. Belajar untuk kreatifb. Belajar untuk kreatifc. Belajar untuk hidup bersamac. Belajar untuk hidup bersamad. Belajar untuk membangun dan mengekspresikan dirid. Belajar untuk membangun dan mengekspresikan diri( Delor, 1998 : 57 )( Delor, 1998 : 57 )

3. Bagaimana Cara Menyusun Kompetensi3. Bagaimana Cara Menyusun KompetensiPrinsip – prinsip itu adalah :Prinsip – prinsip itu adalah :a.a. Meluas, Meluas, peserta memperoleh pengembangan tentang peserta memperoleh pengembangan tentang pengetahuan, ketrampilan, sikap, nilai, estetik, dan logikapengetahuan, ketrampilan, sikap, nilai, estetik, dan logikab. b. SeimbangSeimbang, tiap kompetensi dapat dicapai melalui alokasi waktu , tiap kompetensi dapat dicapai melalui alokasi waktu yang cukupyang cukupc. c. RelevanRelevan, setiap kompetensi saling terkait, setiap kompetensi saling terkaitd. d. PerbedaanPerbedaan, Memperhatikan kemampuan individu, Memperhatikan kemampuan individu

4.4. Cara Menyusun KompetensiCara Menyusun Kompetensia. Menentukan kompetensi lulusan, (menurut Bloom, Krathwoht, dan a. Menentukan kompetensi lulusan, (menurut Bloom, Krathwoht, dan

Anderson yaitu : isi, pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai) Anderson yaitu : isi, pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai) b. Gunakan bahasa yang mudah, artinya jelas, lugas tegasb. Gunakan bahasa yang mudah, artinya jelas, lugas tegasc. Nyatakan targetc. Nyatakan targetd. Dicapai keseimbangan, penekanan, dan fokus ditentukand. Dicapai keseimbangan, penekanan, dan fokus ditentukane. Batasan kompetensi terarah dan terfokuse. Batasan kompetensi terarah dan terfokusf. Klarifikasi kompetensi sejenis, tetapi tidak memaksakanf. Klarifikasi kompetensi sejenis, tetapi tidak memaksakang. Koordinasi kompetensi g. Koordinasi kompetensi

5.5. Urutan Menyusun KompetensiUrutan Menyusun Kompetensia.a. Tentukan standar Kompetensi, Tentukan standar Kompetensi, artinya ukuran yang ditetapkan untuk artinya ukuran yang ditetapkan untuk dicapaidicapaib. b. Kompetensi DasarKompetensi Dasar, artinya volume , artinya volume kompetensi minimal yang harus kompetensi minimal yang harus dicapai atau dimiliki seseorang pada dicapai atau dimiliki seseorang pada materi tertentumateri tertentuc.c. Indikator Indikator, adalah tanda-tanda , adalah tanda-tanda kompetensi yang akan dicapaikompetensi yang akan dicapaid. d. MateriMateri, artinya bahan yang , artinya bahan yang disampaikan pada siswa ( sering disampaikan pada siswa ( sering menjadi silabi )menjadi silabi )e. e. TopikTopik, artinya pokok bahasan yang , artinya pokok bahasan yang akan disampaikanakan disampaikan

E.E. Kegiatan Belajar – Mengajar Yang EfektifKegiatan Belajar – Mengajar Yang Efektif1. Guru harus menyadari, bahwa fakta dalam proses KBM di 1. Guru harus menyadari, bahwa fakta dalam proses KBM di kelas kelas masih ada murid yang belum siap, walaupun guru sudah masih ada murid yang belum siap, walaupun guru sudah

memulai. Tugas guru dalam KBM adalah menempatkan sesuatu memulai. Tugas guru dalam KBM adalah menempatkan sesuatu secara efektif dengan melihat masalah yang kontekstual.secara efektif dengan melihat masalah yang kontekstual.

2. Guru harus menyadari bahwa proses KBM adalah bentuk 2. Guru harus menyadari bahwa proses KBM adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan sesuatu proses penyelenggaraan pendidikan yang memadukan sesuatu proses secara sistematis dan berkesinambungan.Guru bertugas secara sistematis dan berkesinambungan.Guru bertugas mewujudkan keragaman pengetahuan dengan memperhatikan mewujudkan keragaman pengetahuan dengan memperhatikan diversitas siswa yang dihadapi, baik dikelas maupun di luar kelasdiversitas siswa yang dihadapi, baik dikelas maupun di luar kelas

3. Proses KBM disusun sesuai prinsip belajar mengajar. Guru 3. Proses KBM disusun sesuai prinsip belajar mengajar. Guru membangun dan pemahaman, mendorong siswa menggunakan membangun dan pemahaman, mendorong siswa menggunakan otoritas haknya dalam membangun gagasan. Tegasnya guru otoritas haknya dalam membangun gagasan. Tegasnya guru bertanggung awab mendorong prakarsa, memotivasi, tanggung bertanggung awab mendorong prakarsa, memotivasi, tanggung jawab siswa untuk belajarjawab siswa untuk belajar4. Pada umumnya, guru tanpa sadar mengartikan hakikat belajar 4. Pada umumnya, guru tanpa sadar mengartikan hakikat belajar

adalah penerimaan informasi dan guru hanya transfer adalah penerimaan informasi dan guru hanya transfer pengetahuan.pengetahuan.

6.6. Bagaimana Mengelola KBM Yang EfektifBagaimana Mengelola KBM Yang Efektifa. a. Pengelolaan Tempat BelajarPengelolaan Tempat Belajar

Kelas disarankan yang baik, sebab ia adalah PAKEMKelas disarankan yang baik, sebab ia adalah PAKEMTahapannya : mendorong siswa berfikir dan produktifTahapannya : mendorong siswa berfikir dan produktif

Mengarahkan Mengarahkan Kemungkinan siswa Kemungkinan siswa Jawaban benar tidak yakin jawaban benarJawaban benar tidak yakin jawaban benar

Tujuan Tujuan BertanyaBertanya

Merangsang Siswa Akibatnya siswa seringMerangsang Siswa Akibatnya siswa sering berfikir dan berbuat tidak berani menjawabberfikir dan berbuat tidak berani menjawab

b. b. Penyediaan umpan balik yang bermakna. Penyediaan umpan balik yang bermakna. Respons guru pada tahap Respons guru pada tahap ini tidak boleh memvonisini tidak boleh memvonisc. c. Ada program pemikiran yang mendorong siswa melakukan unjuk kerja. Ada program pemikiran yang mendorong siswa melakukan unjuk kerja.

Artinya penilaian dilakukan secara alami dalam konteks guru mengajar Artinya penilaian dilakukan secara alami dalam konteks guru mengajar siswa belajar siswa belajar

7.7. Pengelolaan Isi ( materi Pembelajaran )Pengelolaan Isi ( materi Pembelajaran )a. Menyiapkan silabi, berintikan silabi Nasional dan lokala. Menyiapkan silabi, berintikan silabi Nasional dan lokalb. Pengelolaan pembelajaran tematik (kelas I-III) SD, melibatkan b. Pengelolaan pembelajaran tematik (kelas I-III) SD, melibatkan berbagai mata pelajaranberbagai mata pelajaran

8.8. Bagaimana Mengaktifkan SiswaBagaimana Mengaktifkan SiswaJika siswa belum terbiasa efektif, maka siswa dapat dibuat kelompok.Jika siswa belum terbiasa efektif, maka siswa dapat dibuat kelompok.a. a. Kelompok KecilKelompok Kecil

- Tugasnya dibatasi waktunya- Tugasnya dibatasi waktunya- Perintah jelas- Perintah jelas- Menerangkan jelas- Menerangkan jelas- Penilaian bersifat informal- Penilaian bersifat informal

b. Kelompok Besarb. Kelompok Besar- Tugas ditambah lebih banyak- Tugas ditambah lebih banyak- Tugas dibagi – bagi- Tugas dibagi – bagi- Beberapa tugas, dapat bersifat siswa memberi pendapat- Beberapa tugas, dapat bersifat siswa memberi pendapat- Sumber belajar dipilih siswa- Sumber belajar dipilih siswa- Penilaian bersama- Penilaian bersama

E. KesimpulanE. KesimpulanTata krama guru secara resmi tidak ada, yang ada tata krama atau Tata krama guru secara resmi tidak ada, yang ada tata krama atau etika guru yang bersifat informal, yaitu bahwa GURU jarwo etika guru yang bersifat informal, yaitu bahwa GURU jarwo dhosoknya : dhosoknya : DIGUGU LAN DITIRUDIGUGU LAN DITIRU. Sanksi tata krama non formal . Sanksi tata krama non formal biasanya lebih berat daripada sanksi formal. Sanksi formal biasanya biasanya lebih berat daripada sanksi formal. Sanksi formal biasanya mengikuti sanksi nonformalmengikuti sanksi nonformal

Untuk menjadi guru yang baik harus memahami filosofi pendidikan, Untuk menjadi guru yang baik harus memahami filosofi pendidikan, perkembangan taksonomi, dan paradigma baru dalam perkembangan taksonomi, dan paradigma baru dalam perkembangan dunia pendidikan.perkembangan dunia pendidikan.

Di era global, Pemerintah Indonesia di tahun 2004 mengembangkan Di era global, Pemerintah Indonesia di tahun 2004 mengembangkan kurikulum Berbasis Kompetensi, maka guru harus mengikutinya kurikulum Berbasis Kompetensi, maka guru harus mengikutinya sekalipun masih bersifat uji coba.sekalipun masih bersifat uji coba.

Sebagai guru yang baik, guru hendaknya selalu mengikuti Sebagai guru yang baik, guru hendaknya selalu mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Paradigma baru harus selalu perkembangan dunia pendidikan. Paradigma baru harus selalu dicermati, dan guru dapat saja membuat paradigma sendiri.dicermati, dan guru dapat saja membuat paradigma sendiri.

Semoga menjadi bahan renungan kita bersamaSemoga menjadi bahan renungan kita bersama