desentralisasi dan otonomi daerah di indonesia

71

Upload: dadang-solihin

Post on 29-May-2015

3.226 views

Category:

Education


8 download

DESCRIPTION

Program Doktor Bidang Ilmu Sosial Universitas Pasundan-Bandung, 5 Mei 2012

TRANSCRIPT

Page 1: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Page 2: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

dadang-solihin.blogspot.com 2

Page 3: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Nama : Dr. Dadang Solihin, SE, MATempat/Tgl Lahir : Bandung 6 November 1961Pekerjaan : Direktur Evaluasi Kinerja

P b D hPembangunan Daerah Bappenas

Alamat Kantor : Jl. Taman Suropati No. 2Alamat Kantor : Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310

Telp/Fak Kantor : (021) 392 6248HP : 0812 932 2202PIN BB : 277878F0Email : [email protected] :

http://dadang-solihin.blogspot.com

33dadangdadang--solihin.blogspot.comsolihin.blogspot.com

Page 4: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

MateriMateriMateriMateri

Amanat Konstitusi Perspektif Kebijakan

Perspektif Teori Perspektif Praktek

dadang-solihin.blogspot.com 4

Page 5: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia

Teori11 22 33

T i K bij kTeori Teori Kebijakan

Kebijakan Teori

Praktek Praktek Praktek

44Kebijakan PraktekTeori Kebijakan PraktekTeori

dadang-solihin.blogspot.com 5

Page 6: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

dadang-solihin.blogspot.com 6

Page 7: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Pasal 18Pasal 18 UUDUUD1) Negara Kesatuan Republik

Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu

4) Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsiprovinsi dan daerah provinsi itu

dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota it memp n ai

Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.

dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.

5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh

2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri

p y gundang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.

6) P i t h d h b h kmengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk

3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

7) Susunan dan tata carayyang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.

7dadang-solihin.blogspot.com

Page 8: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Pasal 18APasal 18A UUDUUDHubungan wewenang

1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi kabupaten dan kota

wewenang

daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan Undang-undang dengan memperhatikanundang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.

2) Hubungan keuangan, pelayanan

Hubungan keuangan) g g , p y

umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat danantara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang undangberdasarkan undang-undang.

dadang-solihin.blogspot.com 8

Page 9: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Pasal 18BPasal 18B UUDUUDDaerah

1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat

Daerah Khusus

yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang.

Masyarakat Tradisional

2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat danperkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang undangundang-undang.

dadang-solihin.blogspot.com 9

Page 10: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

dadang-solihin.blogspot.com 10

Page 11: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Pemisahan dan Pembagian KekuasaanPemisahan dan Pembagian Kekuasaan

Teori pemisahan kekuasaan (separation of power) oleh Montesquieu. Kekuasaan negara dipisahkan secara horizontal melalui fungsi

legislatif, eksekutif, dan judikatif.

Konsep pembagian kekuasaan (distribution of power atau di i i f )division of power). Kekuasaan negara dibagikan secara vertikal dalam hubungan

‘atas-bawah’atas-bawah . Biasa digunakan dalam mekanisme pembagian kekuasaan

antara pemerintah federal dan negara bagian. p g g

dadang-solihin.blogspot.com 11

Page 12: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

AAlasan lasan DDianutnya ianutnya DDesentralisasiesentralisasi((The Liang GieThe Liang Gie 1968)1968)((The Liang GieThe Liang Gie, , 1968)1968)

Dari sudut politik:• Untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak saja yang

akhirnya dapat menimbulkan tirani;U t k ik k t ik t t d l i t h d l tih di i d l• Untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih diri dalam mempergunakan hak-hak demokrasi;

Dari sudut teknis organisatoris pemerintahan: EfisiensiDari sudut teknis organisatoris pemerintahan: Efisiensi• Apa yang dianggap lebih utama untuk diurus oleh pemerintah setempat,

pengurusannya diserahkan kepada daerah. • Hal-hal yang lebih tepat di tangan pusat tetap diurus oleh pemerintah pusat.Dari sudut kultural:• Supaya perhatian dapat sepenuhnya ditumpahkan kepada kekhususan

suatu daerah, seperti geografi, keadaan penduduk, kegiatan ekonomi, watak kebudayaan atau latar belakang sejarahnya;y g j y

Dari sudut kepentingan pembangunan ekonomi:• Pemerintah daerah dapat lebih banyak dan secara langsung membantu

dadang-solihin.blogspot.com 12pembangunan tersebut.

Page 13: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

14 14 Manfaat Otonomi DaerahManfaat Otonomi Daerah(Shabbir Cheema dan Rondinelli, 1983)(Shabbir Cheema dan Rondinelli, 1983)(Shabbir Cheema dan Rondinelli, 1983)(Shabbir Cheema dan Rondinelli, 1983)

1. Perencanaan dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan masyarakat di

5. Representasi yang lebih luas dari berbagai kelompok politik etnisdengan kepentingan masyarakat di

daerah yang bersifat heterogen.2. Memotong jalur birokrasi yang rumit serta

d t t t kt d i

berbagai kelompok politik, etnis, keagamaan di dalam perencanaan pembangunan yang kemudian dapat memperluas kesamaan dalamprosedur yang sangat terstruktur dari

pemerintah pusat.3. Perumusan kebijaksanaan dari

memperluas kesamaan dalam mengalokasikan sumber daya dan investasi pemerintah.

6 Pel ang bagi pemerintahan sertapemerintah akan lebih realistik.4. Desentralisasi akan mengakibatkan

terjadinya "penetrasi" yang lebih baik dari

6. Peluang bagi pemerintahan serta lembaga privat dan masyarakat di Daerah untuk meningkatkan kapasitas teknis dan managerialj y p y g

Pemerintah Pusat bagi Daerah-Daerah yang terpencil atau sangat jauh dari pusat, di mana seringkali rencana

teknis dan managerial.7. Dapat meningkatkan efisiensi

pemerintahan di Pusat dengan tidak lagi j b t k di P t j l kpemerintah tidak dipahami oleh

masyarakat setempat atau dihambat oleh elite lokal, dan di mana dukungan

pejabat puncak di Pusat menjalankan tugas rutin karena hal itu dapat diserahkan kepada pejabat Daerah.

terhadap program pemerintah sangat terbatas.

13dadang-solihin.blogspot.com

Page 14: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

14 14 Manfaat Otonomi DaerahManfaat Otonomi Daerah(Shabbir Cheema dan Rondinelli, 1983)(Shabbir Cheema dan Rondinelli, 1983)

8. Dapat menyediakan struktur di mana berbagai departemen di pusat dapat dikoordinasi secara efektif bersama

11.Administrasi pemerintahan menjadi mudah disesuaikan, inovatif, dan kreatif. Kalau mereka berhasil maka dapat dicontoh oleh Daerah yang l idengan pejabat Daerah dan sejumlah

NGOs di berbagai Daerah. Propinsi, Kabupaten, dan Kota dapat menyediakan

lainnya.12.Memungkinkan pemimpin di Daerah

menetapkan pelayanan dan fasilitas secara efektif mengintegrasikan daerah daerah yangbasis wilayah koordinasi bagi program

pemerintah.9. Struktur pemerintahan yang

efektif, mengintegrasikan daerah-daerah yang terisolasi, memonitor dan melakukan evaluasi implementasi proyek pembangunan dengan lebih baik dari pada yang dilakukan oleh p y g

didesentralisasikan diperlukan guna melembagakan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan implementasi

pejabat di Pusat.13.Memantapkan stabilitas politik dan kesatuan

nasional dengan memberikan peluang kepada b b i k l k k t di D h t k

p pprogram.

10.Dapat meningkatkan pengawasan atas berbagai aktivitas yang dilakukan oleh

berbagai kelompok masyarakat di Daerah untuk berpartisipasi secara langsung dalam pembuatan kebijaksanaan, sehingga dengan demikian akan meningkatkan kepentingan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh

elite lokal, yang seringkali tidak simpatik dengan program pembangunan nasional dan tidak sensitif terhadap kebutuhan

g p gmereka di dalam memelihara sistem politik.

14.Meningkatkan penyediaan barang dan jasa di tingkat lokal dengan biaya yang lebih rendah, p

kalangan miskin di pedesaan. karena hal itu tidak lagi menjadi beban pemerintah Pusat karena sudah diserahkan kepada Daerah.

14dadang-solihin.blogspot.com

Page 15: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Mengapa OtonomiMengapa Otonomi DaerahDaerah??Mengapa OtonomiMengapa Otonomi DaerahDaerah??1. Indonesia masih belum memungkinkan menganut federasi.

• Harus mempersiapkan UUD baru untuk sebuah Negara Federasi p p gIndonesia

• Harus menetapkan mekanisme "Checks and Balances" antara Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif yang mencakup Pemerintah Nasional serta Propinsi atau Negara Bagian.S ti i i t b i h iliki• Setiap propinsi atau negara bagian harus memiliki semacam "Konstitusi Negara Bagian ".

• Dll• Dll.

dadang-solihin.blogspot.com 15

Page 16: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

2. Pilihan otonomi luas merupakan pilihan yang sangat strategis dalam rangka memelihara nation state (negara g g ( gbangsa).• Mengembalikan "Hak-Hak Dasar" masyarakat di Daerah

dengan memberikan kewenangan yang utuh dalam rangka rekrutmen politik lokal. M b ik i i D h tid k l k k ti d k• Memberikan supervisi agar Daerah tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari kepentingan nasional.

• Daerah yang kuat di dalam membangun masyarakatnya• Daerah yang kuat di dalam membangun masyarakatnya, mereka dengan sendirinya akan mendukung Negara Kesatuan, dan tidak ada alasan bagi mereka untuk mendukung gerakan separatisme.

dadang-solihin.blogspot.com 16

Page 17: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

3. Sentralisasi telah terbukti gagal mengatasi krisis nasional.• Tugas Pemerintah tidak lagi mengurus dan memikirkan masalah-

l h D h di hk j h k d D hmasalah Daerah, diserahkan saja sepenuhnya kepada Daerah.• Ketika sumber daya kekuasaan sepenuhnya dikontrol oleh

Presiden ternyata sama sekali tidak mampu menghadapi krisisPresiden, ternyata sama sekali tidak mampu menghadapi krisis ekonomi yang dimulai pada tahun 1997.

4. Untuk memantapkan kehidupan demokrasi di masa-masa yang akan datang• Demokrasi tanpa ada penguatan politik lokal akan menjadi sangat

rapuh.• Politik tidak seharusnya menjadi dominasi orang-orang di Jakarta

saja.

dadang-solihin.blogspot.com 17

Page 18: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

5. Aspek keadilan• Desentralisasi/otonomi daerah akan mencegah terjadinya• Desentralisasi/otonomi daerah akan mencegah terjadinya

kepincangan di dalam menguasai sumber daya yang dimiliki dalam sebuah negara.

• Kebijakan desentralisasi/otonomi daerah diberlakukan untuk menghentikan segala bentuk kebijakan yang mengalienasikan k ti k t t t b k it dkepentingan masyarakat setempat yang berkaitan dengan penguasaan sumber daya alam.

dadang-solihin.blogspot.com 18

Page 19: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

dadang-solihin.blogspot.com 19

Page 20: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tujuan Otonomi DaerahTujuan Otonomi DaerahTujuan Otonomi DaerahTujuan Otonomi Daerah Mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta

masyarakat. M i k tk d i d h Meningkatkan daya saing daerahdengan memperhatikan prinsip demokrasi prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah potensi dan keanekaragaman daerah

dalam sistem NKRI.Sumber: UU 32/2004 (Penjelasan Umum)

dadang-solihin.blogspot.com 20

( j )

Page 21: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Sasaran OtodaSasaran OtodaSasaran OtodaSasaran Otoda1 Tercapainya sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundang1. Tercapainya sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundang-

undangan pusat dan daerah. 2 Meningkatnya kerjasama antar pemerintah daerah;2. Meningkatnya kerjasama antar pemerintah daerah; 3. Terbentuknya kelembagaan pemerintah daerah yang efektif, efisien,

dan akuntabel; 4. Meningkatnya kapasitas pengelolaan sumberdaya aparatur

pemerintah daerah yang profesional dan kompeten; 5. Terkelolanya sumber dana dan pembiayaan pembangunan secara

transparan, akuntabel, dan profesional; dan 6. Tertatanya daerah otonom baru.

SSumber: RPJM 2004-2009

dadang-solihin.blogspot.com 21

Page 22: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

P b i U P i t hP b i U P i t hPembagian Urusan PemerintahanPembagian Urusan Pemerintahan

Urusan Pemerintah:1. Politik Luar Negeri.g2. Pertahanan.3. Keamanan.4. Yustisi.5. Moneter dan Fiskal Nasional.6. Agama.

Urusan Pemerintahan Daerah:• Menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan

di i i t h b d k t imengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

dadang-solihin.blogspot.com 22

Page 23: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

B b P tiB b P tiBeberapa PengertianBeberapa PengertianPrinsip otonomi seluas-luasnya:• Daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua g g g

urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah.

Asas otonomi:• Pelaksanaan urusan pemerintahan secara langsung oleh

pemerintahan daerah itu sendiri,

Asas tugas pembantuan:• Penugasan oleh pemerintah provinsi ke pemerintah kabupaten/kota

d ddan desa,• Penugasan dari pemerintah kabupaten/kota ke desa.

dadang-solihin.blogspot.com 23

Page 24: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Kriteria Kriteria PenyelenggaraanPenyelenggaraan Urusan PemerintahanUrusan Pemerintahan

1. Kriteria eksternalitas• Pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan p g p g

mempertimbangkan dampak/akibat yang ditimbulkan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut.

• Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan kabupaten/kota, apabila regional menjadi kewenangan provinsi dan apabilaapabila regional menjadi kewenangan provinsi, dan apabila nasional menjadi kewenangan Pemerintah.

dadang-solihin.blogspot.com 24

Page 25: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

2. Kriteria akuntabilitasPertimbangan bahwa yang menangani sesuatu bagian urusan g y g g gadalah tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan dampak/akibat dari urusan yang ditangani tersebut.

3. Kriteria efisiensiP ti b t di b d ( il d dPertimbangan tersedianya sumber daya (personil, dana, dan peralatan) untuk mendapatkan ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang harus dicapai dalam penyelenggaraan bagiankecepatan hasil yang harus dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan.

dadang-solihin.blogspot.com 25

Page 26: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

H bH b t P i t ht P i t hHubungan Hubungan aantar Pemerintahntar Pemerintahanan

Antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah• Hubungan dalam bidang keuangan g g g• Hubungan dalam bidang pelayanan umum • Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan g g p y

sumber daya lainnya

Antar Pemerintahan Daerah• Hubungan dalam bidang keuangan• Hubungan dalam bidang pelayanan umum• Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan

sumber daya lainnya

dadang-solihin.blogspot.com 26

Page 27: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

A h K bij k P b t k DOBA h K bij k P b t k DOBArah Kebijakan Pembentukan DOBArah Kebijakan Pembentukan DOB

Pembentukan daerah secara umum adalah untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat melalui:• Peningkatan Pelayanan kepada Masyarakat; • Percepatan Pertumbuhan Kehidupan Demokrasi; • Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Perekonomian Daerah; • Percepatan Pengelolaan Potensi Daerah; • Peningkatan Keamanan dan Ketertiban; • Peningkatan Hubungan yang Serasi antara Pusat dan Daerah.

dadang-solihin.blogspot.com 27

Page 28: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

dadang-solihin.blogspot.com 28

Page 29: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Kewenangan yang Tumpang Tindih• Pelaksanaan otonomi daerah masih kental

diwarnai oleh kewenangan yang tumpang tindih t i tit i i t h d tantar institusi pemerintahan dan aturan yang

berlaku, baik antara aturan yang lebih tinggi atau aturan yang lebih rendah.atau aturan yang lebih rendah.

AnggaranAnggaran • Dalam otonomi daerah, paradigma anggaran

telah bergeser ke arah apa yang disebut dengan anggaran partisipatif.

• Dalam prakteknya, keinginan masyarakat akan l l b t b k d k ti litselalu bertabrakan dengan kepentingan elit,

sehingga dalam penetapan anggaran belanja daerah, lebih cenderung mencerminkandaerah, lebih cenderung mencerminkan kepentingan elit daripada keinginan masyarakat.

dadang-solihin.blogspot.com 29

Page 30: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Elit Lokal• Otonomi daerah diwarnai oleh kepentingan elit

lokal yang mencoba memanfaatkan otonomi d h b i t t k idaerah sebagai momentum untuk mencapai kepentingan politiknya, dengan cara memobilisasi massa dan mengembangkanmemobilisasi massa dan mengembangkan sentimen kedaerahan, seperti “putra daerah” dalam pemilihan kepala daerah.

Politik Identitas Diri• Menguatnya politik identitas diri selama

pelaksanaan otonomi daerah yang mendorong satu daerah berusaha melepaskan diri darisatu daerah berusaha melepaskan diri dari induknya yang sebelumnya menyatu.

• Otonomi daerah dibayang-bayangi oleh potensiOtonomi daerah dibayang bayangi oleh potensi konflik horisontal yang bernuansa etnis.

dadang-solihin.blogspot.com 30

Page 31: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Orientasi Kekuasaan• Otonomi daerah masih menjadi isu

pergeseran kekuasaan di kalangan elit daripada isu untuk melayani masyarakat secara lebih efektifsecara lebih efektif.

• Langkah-langkah desentralisasi belumlah dirasakan langsung manfaatnya oleh g g ymasyarakat.

• Pemilihan Kepala Daerah Langsung yang diharapkan menjadi pintu masuk bagi demokratisasi politik, sosial dan ekonomi di tingkat lokal mengandung banyak peluangtingkat lokal, mengandung banyak peluang bagi proses peminggiran kepentingan rakyat dan menguntungkan kepentingan elit lokal.

dadang-solihin.blogspot.com 31

Page 32: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Dimana Posisi OtodaDimana Posisi Otoda??Dimana Posisi OtodaDimana Posisi Otoda??

Visi Otoda

Strategi Otodag

Kinerja Otoda

dadang-solihin.blogspot.com 32

Page 33: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Dimana Posisi Otoda?Dimana Posisi Otoda?Dimana Posisi Otoda?Dimana Posisi Otoda?

Sasaran Otoda

St t i Ot dStrategi Otoda

Kinerja Otoda

dadang-solihin.blogspot.com 33

Page 34: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

P l hP l h Ot i D hOt i D hPermasalahanPermasalahan Otonomi DaerahOtonomi Daerah1 Penyelenggaraan otonomi daerah oleh Pemerintah Pusat selama1. Penyelenggaraan otonomi daerah oleh Pemerintah Pusat selama

ini cenderung tidak dianggap sebagai amanat konstitusi sehingga proses desentralisasi menjadi tersumbat.p j

2. Kuatnya kebijakan sentralisasi membuat semakin tingginya ketergantungan daerah-daerah kepada pusat yang nyaris mematikan kreatifitas masyarakat beserta seluruh perangkat pemerintahan di daerah.

3 Adanya kesenjangan yang lebar antara daerah dan pusat dan3. Adanya kesenjangan yang lebar antara daerah dan pusat dan antar-daerah sendiri dalam kepemilikan sumber daya alam, sumber daya budaya, infrastruktur ekonomi, dan tingkat kualitas sumber y y gdaya manusia.

4. Adanya kepentingan melekat pada berbagai pihak yang menghambat penyelenggaraan otonomi daerah.

Sumber: Tap MPR No. IV/MPR/2000

dadang-solihin.blogspot.com 34

Page 35: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

P l hP l h Ot i D hOt i D hPermasalahanPermasalahan Otonomi DaerahOtonomi Daerah . . .. . .

1 Belum Jelasnya Pembagian Kewenangan antara Pemerintah Pusat1. Belum Jelasnya Pembagian Kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

2 Berbedanya Persepsi Para Pelaku Pembangunan terhadap2. Berbedanya Persepsi Para Pelaku Pembangunan terhadap Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah.

3. Masih Rendahnya Kerjasama antar Pemerintah Daerah.y j4. Belum Terbentuknya Kelembagaan Pemerintah Daerah yang

Efektif dan Efisien.5. Terbatasnya dan Rendahnya Kapasitas Aparatur Pemerintah

Daerah.6. Masih Terbatasnya Kapasitas Keuangan Daerah.7. Pembentukan Daerah Otonom Baru (Pemekaran Wilayah) yang

Masih Belum Sesuai dengan TujuannyaMasih Belum Sesuai dengan Tujuannya. Sumber: RPJM 2004-2009

dadang-solihin.blogspot.com 35

Page 36: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

U P i t hU P i t hUrusan PemerintahanUrusan Pemerintahan• Terjadi tumpang tindih antar tingkatan pemerintahan dalam

pelaksanaan urusan pemerintahan, karena belum sinkronnya antara UU Otoda dengan UU Sektor.

• Terjadi tarik menarik urusan, khususnya urusan yang mempunyai t i d t ( )potensi pendapatan (revenue).

• Adanya gejala keengganan dari K/L untuk mendesentralisasikan urusan secara penuh karena kekhawatiran daerah belum mampuurusan secara penuh karena kekhawatiran daerah belum mampu melaksanakan urusan tsb secara optimal.

dadang-solihin.blogspot.com 36

Page 37: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

K l b D hK l b D hKelembagaan DaerahKelembagaan Daerah• Adanya kecenderungan daerah untuk menerapkan struktur gemuk

akibat tekanan birokrasi dan politisi• Adanya nomenklatur struktur yang berbeda-beda sehingga

menyulitkan kordinasi dan pembinaan• Struktur yg gemuk membutuhkan PNS yg banyak sehingga untuk

gaji dan insentif PNS menelan sebagian besar alokasi APBD dibandingkan untuk pelayanan publikdibandingkan untuk pelayanan publik.

• Struktur organisasi yang ada belum sepenuhnya mengakomodasikan fungsi pelayanan publik yaitu penyediaan g g p y p y p ypelayanan dasar dan pengembangan potensi unggulan daerah.

dadang-solihin.blogspot.com 37

Page 38: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Kepega aianKepega aianKepegawaianKepegawaian• Banyak Pemda mengalami kelebihan PNS dengan kompetensi

rendah dan kekurangan PNS dengan kompetensi yg memadai.• Adanya gejala pengedepanan “Putera Asli Daerah” untuk

menduduki jabatan-jabatan strategis dengan mengabaikan k t i/ f i likompetensi/profesionalisme.

• Adanya gejala politisasi PNS (terutama dalam event Pilkada). Tid k t d t k j l d l l i d• Tidak terdapat kejelasan dalam career planning dan career development akibat tidak adanya manpower planning di daerah.

• Penilaian kinerja yang sudah obselete (out of date); tidak ada• Penilaian kinerja yang sudah obselete (out of date); tidak ada reward atau punishment terkait dengan kinerja.

• Kesejahteraan yg belum memadai sehingga PNS cenderungKesejahteraan yg belum memadai sehingga PNS cenderung mencari penghasilan tambahan dan tidak fokus pada tugas pokok.

dadang-solihin.blogspot.com 38

Page 39: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Ke angan DaerahKe angan DaerahKeuangan DaerahKeuangan Daerah

1. Keuangan daerah yang kurang mencukupi (Financial Insufficiency)Insufficiency).

2. Overhead cost pemda yang tinggi. 3 Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan3. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan

APBD. 4. Kurangnya kejelasan sistem pembiayaan melalui dekonsentrasi4. Kurangnya kejelasan sistem pembiayaan melalui dekonsentrasi

dan tugas pembantuan. 5. Kurangnya manajemen aset Pemda.6. Masih lemahnya kebijakan investasi di daerah

dadang-solihin.blogspot.com 39

Page 40: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Per akilanPer akilanPerwakilanPerwakilan1. Ekses dari meningkatnya kewenangan DPRD.2. Kurang terserapnya aspirasi masyarakat oleh DPRD.g p y p y3. Campur tangan DPRD dalam penentuan penunjukan pejabat karir.4. Masih kurangnya pemahaman DPRD terhadap peraturan g y p p p

perundangan.5. Kurangnya kompetensi anggota DPRD dan lemahnya networking.

dadang-solihin.blogspot.com 40

Page 41: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Pela anan P blikPela anan P blikPelayanan PublikPelayanan Publik1. Masih rendahnya kualitas pelayanan2. Masih besarnya peranan Pemda dalam penyediaan pelayanan.y p p y p y3. Tidak jelasnya standar pelayanan.4. Rendahnya akuntabilitas pelayanan.y p y

dadang-solihin.blogspot.com 41

Page 42: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Daerah Otonom BarDaerah Otonom Bar1/1/33

Daerah Otonom BaruDaerah Otonom Baru• Pada tahun 2000: 80% daerah otonomi baru telah gagal dalam

upaya mensejahterakan rakyat. Kebijakan pemekaran daerah justru memunculkan beragam persoalan baru antara lain pecahnya konflik horizontal, meluasnya praktek korupsi hingga bertambahnya beban keuangan negara Kecenderungan semacam ini jika dibiarkan akankeuangan negara. Kecenderungan semacam ini jika dibiarkan akan kontraproduktif terhadap ide awal pemekaran.

• Hanya 22,80% daerah otonomi baru yang mengalami y , y g gperkembangan yang baik. Sisanya, 77,80% daerah pemekaran belum menunjukkan ketidaksiapannya untuk menjadi daerah t d di iotonom dan mandiri.

dadang-solihin.blogspot.com 42

Page 43: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Daerah Otonom BarDaerah Otonom Bar22//33

Daerah Otonom BaruDaerah Otonom Baru• Hasil evaluasi terhadap 205 DOB yang meliputi 7 Provinsi, 164

Kabupaten dan 34 Kota dari Faktor Good Governance, Pelayanan Publik, Daya Saing Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat, secara umum menunjukkan Pemda baru hasil pemekaran belum sepenuhnya berjalan secara efektif Bahkan kontribusinya terhadapsepenuhnya berjalan secara efektif. Bahkan kontribusinya terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat di masing-masing daerah masih rendah.

• Masih banyak kendala bagi DOB untuk meningkatkan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat, Perbaikan Kualitas Pelayanan Publik, P b ik T t P i t h d P i k t D S iPerbaikan Tata Pemerintahan, dan Peningkatan Daya Saing.

dadang-solihin.blogspot.com 43

Page 44: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Daerah Otonom BarDaerah Otonom Bar33//33

Daerah Otonom BaruDaerah Otonom BaruImplikasi penambahan daerah otonom baru, antara lain: • Mengurangi kesempatan daerah lama untuk mendapat kenaikan g g p p

dana perimbangan (DAU, DAK, DBH); • Kenaikan jumlah belanja gaji PNSD juga mengalami peningkatan

secara fluktuatif;• Kenaikan anggaran instansi vertikal untuk kantor baru di daerah

t botonom baru;• Menambah jumlah daerah tertinggal akibat semakin semakin

terbaginya sumber pendapatan daerah baik daerah induk maupunterbaginya sumber pendapatan daerah, baik daerah induk maupun daerah otonom baru;

dadang-solihin.blogspot.com 44

Page 45: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

45dadang-solihin.blogspot.com

Page 46: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

46dadang-solihin.blogspot.com

Page 47: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Page 48: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

MateriMateriMateriMateri• Latar Belakang • Maksud dan Tujuan• Metodologi Kajian• Kerangka Kajian• Temuan dan Rekomendasi• Kesimpulan

Wantimpres 48

Page 49: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Latar BelakangLatar Belakang 1/21/2Latar BelakangLatar Belakang• Pembentukan Daerah Otonomi Baru (Pemekaran Daerah) bertujuan:

– Membentuk pemerintahan daerah yang mandiri dan otonom (UU p y g (32/2004)

– Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (PP 78/2007).• Secara teoritik:

– Pemekaran daerah merupakan bagian dari proses penataan daerah dan territorial reform atau administrative reform.

– Penataan daerah merupakan manajemen pemekaran, b d hi ki it i t h h d h d lpenggabungan dan hirarki unit pemerintahah daerah dalam

rangka mencapai tujuan-tujuan politik dan administrasi pemerintahan (management of the size, shape, and hierarchy of p ( g , p , ylocal government units for the purpose of achieving political and administrative goals).

49Wantimpres

Page 50: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Latar BelakangLatar Belakang 2/22/2Latar BelakangLatar Belakang• Dalam kurun waktu 2000-2010 telah

terjadi pemekaran daerah secara massif, yang tidak pernah terjadi pada era-era sebelumnya.

• Saat ini Indonesia memiliki 530 daerah• Saat ini Indonesia memiliki 530 daerah otonom, terdiri atas 33 provinsi, 398 kabupaten, 93 kota, 5 kota administratif, pdan 1 kabupaten administratif.

• Selama 1999-2009, terbentuk 205 daerah otonom baru dari berbagai tingkatan, atau bertambah lebih dari 63 % dibandingkan dengan jumlah daerah% dibandingkan dengan jumlah daerah otonom di akhir masa orde baru.

50Wantimpres

Page 51: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Maks d dan T j anMaks d dan T j anMaksud dan TujuanMaksud dan TujuanMaksud Kajian:• Mengkaji dan menganalisis regulasi dan aturan perundangan-

undangan tentang kebijakan Penataan Daerah• Mengkaji dan menganalisis implementasi dan penerapan

Penataan Daerah dari aspek Pelayanan Publik Ekonomi danPenataan Daerah dari aspek Pelayanan Publik, Ekonomi dan Keuangan, Manajemen Pemerintahan Daerah, Perencanaan Pembangunan, Politik dan Demokrasi, serta Aspek Strategis NasionalNasional.

Tujuan Kajian: j j• Merumuskan Saran dan Masukan kepada Bapak Presiden RI

melalui Anggota Dewan Pertimbangan Presiden BidangPembangunan dan Otonomi Daerah tentang KebijakanPembangunan dan Otonomi Daerah tentang Kebijakan Penataan Daerah di Indonesia, terutama pemekaran danpenggabungan daerah.

51Wantimpres

Page 52: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Metodologi dan Lokasi KajianMetodologi dan Lokasi KajianMetodologi dan Lokasi KajianMetodologi dan Lokasi Kajian• Tinjauan peraturan perundang-undangan dan literatur terkait

penataan daerah• Analisis terhadap kajian terdahulu• Diskusi dan rapat terbatas dengan tim ahli• Kunjungan ke 6 daerah terpilih:

1. Provinsi Gorontalo2. Provinsi Kepulauan Riau3. Kota Cimahi4. Kota Batu5. Kabupaten Lombok Utara6 K b t K b R6. Kabupaten Kubu Raya

52Wantimpres

Page 53: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Kerangka KajianKerangka KajianKerangka KajianKerangka KajianKebijakan PenataanKebijakan Penataan

Daerah

Analisis Aspek-AspekAnalisis Aspek-Aspek

Pelayanan Publik Ekonomi dan Keuangan Manajemen Pemerintahan Daerah

Perencanaan Pembangunan Strategis NasionalPolitik dan Demokrasi

Kesejahteraan Rakyat dan Keutuhan NKRI

53Wantimpres

Page 54: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Wantimpres 54

Page 55: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tem an dan RekomendasiTem an dan RekomendasiTemuan dan RekomendasiTemuan dan Rekomendasi

Masih terdapat kebutuhan/ Desain Besar Penataan

1. Permintaan pemekaran daerah akan terus meningkat.

Masih terdapat kebutuhan/ permintaan untuk pemekarandaerah otonom baru, baik

Desain Besar PenataanDaerah (DESERTADA) perlusegera ditetapkan dalam

pada tingkat daerah provinsimaupun kabupaten/kota.

regulasi yang jelas. Perlu penegasan

pembentukan daerah otonompembentukan daerah otonombaru yang disesuaikandengan kemampuankeuangan negara.

55Wantimpres

Page 56: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tem an dan RekomendasiTem an dan RekomendasiTemuan dan RekomendasiTemuan dan Rekomendasi2 Jalur Mekanisme Pengusulan

Proses pembentukan daerahotonom baru selama ini terdapat 2

DPR dan Pemerintah harusk i t

2. Jalur Mekanisme Pengusulan.

otonom baru selama ini, terdapat 2 jalur mekanisme pengusulan yaitumelalui pemerintah dan DPR.

Terdapat kecenderungan yang kuat

mengacu secara konsistenterhadap DESERTADA yang sudah ditetapkan.Terdapat kecenderungan yang kuat

bahwa proses pembentukan daerahotonom baru diproses melalui jalurpolitik yakni melalui mekanisme

p Sebelum DESERTADA

ditetapkan, DPR danP i t h h

p ypengusulan RUU oleh DPR.

Kondisi ini berimplikasi terhadapberbagai persyaratan pembentukan

Pemerintah harusmelaksanakan Parameter tentang pemekaran daerah

daerah otonom baru sebagaimanayang diatur dalam peraturanperundang-undangan terabaikan

g psebagaimana diatur dalamperaturan perundang-

d d (UU dundangan yang ada (UU danPP-nya).

56Wantimpres

Page 57: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tem an dan RekomendasiTem an dan RekomendasiTemuan dan RekomendasiTemuan dan Rekomendasi3 Parameter dan Pembobotan

Parameter dan Pembobotan Perlu peninjauan kembali

3. Parameter dan Pembobotan

Pembentukan Daerah Otonom berdasarkan PP 78/2007 dalam kenyataan

paramater dan pembobotanpembentukan daerah otonom sebagaimana diatur dalam78/2007 dalam kenyataan

belum mencerminkankebutuhan obyektif dari suatu

sebagaimana diatur dalamPP 78/2007

Parameter dan pembobotandaerah yang akandimekarkan.

ini sebaiknya dimasukan didalam substansi materikebijakan DESERTADAkebijakan DESERTADA.

57Wantimpres

Page 58: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tem an dan RekomendasiTem an dan RekomendasiTemuan dan RekomendasiTemuan dan Rekomendasi4 Aspirasi Masyarakat Desa atau Kecamatan

Adanya bagian desa atau Harus ada kejelasan tentang

4. Aspirasi Masyarakat Desa atau Kecamatan.

kecamatan yang mempunyaiaspirasi untuk bergabungmasuk kewilayah daerah

batas wilayah daerahotonomi baru sebelumditetapkan sebagai daerahmasuk kewilayah daerah

otonom kab/kota tetangga, baik dalam satu provinsi

ditetapkan sebagai daerahotonom baru.

maupun antar provinsitetangga (kasus Sulteng-Gorontalo dan BandungGorontalo dan Bandung Barat-Cimahi)

58Wantimpres

Page 59: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tem an dan RekomendasiTem an dan RekomendasiTemuan dan RekomendasiTemuan dan Rekomendasi5 Masalah Batas Wilayah

Terdapat permasalahan Harus ada kejelasan tentang

5. Masalah Batas Wilayah.

penentuan batas wilayahpasca pemekaran daerahotonom provinsi dan

batas wilayah daerahotonomi baru sebelumditetapkan UU tentangotonom provinsi dan

kabupaten /kota yang berimplikasi terhadap

ditetapkan UU tentangpembentukan daerah otonombaru.

ketidakefektifanpenyelenggaraanpemerintahan daerah otonompemerintahan daerah otonombaru.

59Wantimpres

Page 60: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tem an dan RekomendasiTem an dan RekomendasiTemuan dan RekomendasiTemuan dan Rekomendasi6 Pengalihan Aset

Terdapat permasalahan Harus ada kejelasan tentang

6. Pengalihan Aset.

pengalihan aset pascapemekaran daerah otonomprovinsi dan kab/kota yang

penataan dan pengalihanaset sebelum dilakukanpemekaran daerahprovinsi dan kab/kota yang

berimplikasi terhadapterganggunya sistem

pemekaran daerah. Harus segera disusun

manajemen aset daerah.pencatatan aset padapemerintah daerah otonombaru yang masih ditanganibaru yang masih ditanganioleh daerah induk atau K/L.

60Wantimpres

Page 61: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tem an dan RekomendasiTem an dan RekomendasiTemuan dan RekomendasiTemuan dan Rekomendasi7 Pengalihan Aparatur

Terdapat permasalahan Pembentukan daerah

7. Pengalihan Aparatur.

pasca pemekaran daerahotonom baru terkaitpengalihan status SDM

otonom perlumempertimbangkanketersediaan SDM Aparaturpengalihan status SDM

Aparatur (PNS) yang berasaldari daerah induk yang

ketersediaan SDM Aparatur Kebijakan manajemen SDM

Aparatur sebaiknya diaturdialihkan kepada daerahotonom baru

secara terpusat satu NIP oleh pemerintah pusatsehingga memudahkansehingga memudahkandistribusi kepegawaian padasetiap daerah otonom.

61Wantimpres

Page 62: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tem an dan RekomendasiTem an dan RekomendasiTemuan dan RekomendasiTemuan dan Rekomendasi8 Ketergantungan Pembiayaan

Daerah otonomi baru masih Daerah otonom baru perlu

8. Ketergantungan Pembiayaan.

mengandalkan sumberpembiayaanpenyelenggaraan

memiliki kemampuanfinansial (PAD) minimal sebagai dasar pembentukanpenyelenggaraan

pemerintahan dari alokasianggaran yang bersumber

sebagai dasar pembentukandaerah otonom.

dari pemerintah pusat. Rata2 PAD hanya 18,33%

dari APBDdari APBD.

62Wantimpres

Page 63: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tem an dan RekomendasiTem an dan RekomendasiTemuan dan RekomendasiTemuan dan Rekomendasi9 Struktur Organisasi yang Besar

Sebagian besar daerah Perlu kebijakan yang

9. Struktur Organisasi yang Besar.

otonom baru dalampembentukan organisasipemerintah daerah masih

mengatur parameter minimal:- besaran organisasi, - jumlah aparatur danpemerintah daerah masih

menggambarkan:- Sosok organisasi yang

- jumlah aparatur, dan- besaran anggaran untuk

belanja pegawaicenderung membesar

- Dengan kebutuhan jumlahaparatur yang banyak

daerah otonom baru yang diprakarsai oleh daerah indukdengan memberdayakanaparatur yang banyak

- Dalam keterbatasanbelanja pegawai.

dengan memberdayakansecara optimal aparatpemerintah dari daerah induk

63Wantimpres

Page 64: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tem an dan RekomendasiTem an dan RekomendasiTemuan dan RekomendasiTemuan dan Rekomendasi10 Rendahnya kemampuan daerah otonom baru

Terdapat daerah otonom Untuk daerah otonom baru

10. Rendahnya kemampuan daerah otonom baru.

baru yang secara nyata tidakmemiliki kemampuansebagai daerah otonom

yang dinilai tidak mampumencapai parameter standar, harus secara konsistensebagai daerah otonom

dalam penyelenggaraanpemerintahan.

harus secara konsistenditerapkan kebijakanpenggabungan kembalidengan daerah induk.

64Wantimpres

Page 65: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tem an dan RekomendasiTem an dan RekomendasiTemuan dan RekomendasiTemuan dan Rekomendasi11 Insentif Fiskal

Pembentukan daerah Kebijakan insentif fiskal

11. Insentif Fiskal.

otonom baru yang marakdewasa ini juga dipicu olehadanya insentif fiskal yang

diberikan setelah calondaerah otonom baru dinilaitelah mencapai kemampuanadanya insentif fiskal yang

diberikan oleh pemerintahpusat kepada daerah otonom

telah mencapai kemampuanstandar sebagai daerahotonom berdasarkan

baru. parameter penilaiain fiskal. Sebelum mencapai

kemampuan standar daerahkemampuan standar, daerahtersebut difasilitasi anggarandari daerah induknya.

65Wantimpres

Page 66: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tem an dan RekomendasiTem an dan RekomendasiTemuan dan RekomendasiTemuan dan Rekomendasi12 Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Pusat

Daerah otonom baru banyak Perlu mengefektifkan

12. Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Pusat.

yang kurang sesuai dengan standar penyelenggaraan pemerintah yang efektif Hal

pembinaan, pengawasan supervisi, asistensi, danevaluasi kepada daerahpemerintah yang efektif. Hal

ini disebabkan olehkurangnya pembinaan,

evaluasi kepada daerah otonom baru yang dilakukan oleh pemerintah pusat.

pengawasan, supervisi, asistensi, dan evaluasi dari pemerintah pusat

Perlu tindak lanjut hasilMonev daerah otonom baruyang dilakukan pemerintahpemerintah pusat. yang dilakukan pemerintahpusat.

66Wantimpres

Page 67: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

KesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulan1 Penegasan Kebijakan Moratorium Pemekaran Daerah

Belum adanya kebijakan

1. Penegasan Kebijakan Moratorium Pemekaran Daerah.

nasional yang dirumuskan oleh Pemerintah dan DPR terkait dengan DESERTADA dalamdengan DESERTADA dalam bentuk Undang-Undang.

Pengaturan ini dimaksudkan guntuk menyelesaikan berbagai persoalan pembentukan daerah otonom yang secaraotonom yang secara komprehensif sebagaimana yang dihasilkan dalam kajian ini.y g j

Wantimpres 67

Page 68: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

KesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulan2 Pemekaran daerah pada dasarnya memadukan dua pendekatan

a Aspirasi Masyarakat (Bottom-up)

2. Pemekaran daerah pada dasarnya memadukan dua pendekatan

a. Aspirasi Masyarakat (Bottom up). Pembentukan daerah otonom baru merupakan aspirasi murni masyarakat sesuai dengan kondisi obyektif daerahsesuai dengan kondisi obyektif daerah dan menghindari pertimbangan yang bersifat politis.

b. Kepentingan Strategis Nasional (Top Down). Pembentukan daerah otonom baru merupakan kewenanganbaru merupakan kewenangan pemerintah dengan mempertimbangkan kepentingan strategis nasional dalam rangka penguatan NKRI dan percepatanrangka penguatan NKRI dan percepatan pemerataan kesejahteraan masyarakat secara nasional.

Wantimpres 68

Page 69: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

KesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulan3 Persiapan Calon Daerah Otonom Baru

Sebelum pembentukan daerah

3. Persiapan Calon Daerah Otonom Baru.

otonom baru perlu melalui tahapan-tahapan persiapansuatu daerah yang bakalsuatu daerah yang bakal menjadi daerah otonom baru.

Kebijakan persiapan calon j p pdaerah otonom baru dimaksudkan untuk memberikan

b l jproses pembelajaran berpemerintahan bagi calon daerah otonom baru.

Wantimpres 69

Page 70: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

KesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulan4 Kebijakan Penggabungan Daerah

Perlu komitmen Pemerintah Pusat

4. Kebijakan Penggabungan Daerah.

(DPR & Pemerintah) untuk melakukan tindakan kebijakan penggabungan daerah otonompenggabungan daerah otonom baru yang berdasarkan hasil penilaian tidak memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah yang memiliki kemampuandaerah yang memiliki kemampuan berotonomi.

Perlu kebijakan insentif bagi daerah j gotonom yang terkena kebijakan penggabungan daerah otonom.

Wantimpres 70

Page 71: Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

71Wantimpres