desember 2012 versi 2.1

230
Memadukan kesejahteraan sosial, lingkungan, dan ekonomi Desember 2012 Versi 2.1

Upload: nguyennhan

Post on 12-Jan-2017

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Desember 2012 Versi 2.1

Memadukan kesejahteraan sosial, lingkungan, dan ekonomi

Desember 2012

Versi 2.1

Page 2: Desember 2012 Versi 2.1

© 2012 Wali Amanat Columbia University di Kota New York dan Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat Columbia University

Hak cipta atas semua data, informasi, tabel, grafik, logo, desain, kesimpulan, alur pendapat, anggapan, dasar pemikiran, dan isi lain yang termuat dalam dokumen ini, termasuk lampiran, jadwal, dan peragaan, dengan ini dimiliki oleh Wali Amanat Columbia University di Kota New York dan Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat Columbia University dan dilarang diperbanyak, diunduh, disebarluaskan, diterbitkan, atau dialihkan dalam bentuk apa pun atau dengan cara apa pun, kecuali atas izin tertulis sebelumnya dari Wali Amanat Columbia University di Kota New York dan Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat Columbia University.

Page 3: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 i

THE RAINFOREST STANDARD™

Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi

RINGKASAN EKSEKUTIF1

The Rainforest Standard™ (The RFS™/RFS) adalah standar kredit karbon hutan yang sepenuhnya terpadu pertama di dunia, yang disusun dari hasil penelaahan, oleh Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat ‐ Columbia University, Yayasan Dana Lingkungan PUMA ‐ Bolivia, Dana untuk Keanekaragaman Hayati – Brasil, Dana Aksi Lingkungan – Kolombia, Dana Lingkungan Nasional – Ekuador, Dana Perwalian untuk Taman Nasional dan Kawasan Konservasi – Peru, untuk menampung keadaan ekologi dan kenyataan masyarakat di Kawasan Amazon dan permintaan pasar karbon yang muncul. Standar ini merupakan standar tunggal yang memadukan semua persyaratan dan protokol penghitungan karbon, dampak sosial budaya/sosial ekonomi, dan hasil keanekaragaman hayati. Demi alasan ruang dan kepraktisan, kami meringkas di sini hal‐hal penting pada The RFS™ sebagaimana di bawah ini. Secara umum

• The RFS™ didasarkan pada pemahaman dasar bahwa lingkungan, ekonomi, dan masyarakat “bergantung satu sama lain;” yang satu tidak dapat berkembang apabila yang lainnya tidak berkembang.

• The RFS™ bertujuan untuk melakukan konservasi hutan alam, keanekaragaman hayati di dalamnya, dan penghidupan berkelanjutan yang disediakan oleh hutan dengan cara pengurangan emisi CO2e secara nyata, berupa nilai tambah (additional), dan permanen dari konservasi hutan untuk menghasilkan arus pendapatan jangka panjang dari penjualan kredit karbon hutan.

• The RFS™ mensyaratkan bahwa pengurangan emisi harus permanen untuk menjadi dasar pembenaran pendapatan kredit, dan pengurangan tidak akan permanen kecuali jika manfaat ekonomi diperoleh semua pengguna dan pemilik hutan setempat secara merata, yang apabila terjadi sebaliknya, tidak berkontribusi terhadap Pengurangan Emisi Permanen (Permanence)‐nya.

Komponen sosial budaya/sosial ekonomi

• Terpadu dalam The RFS™, dengan kredit tergantung pada pemenuhan syarat. • Pemantauan secara intensif selama umur proyek. • Dijalankan dengan menggunakan indikator kinerja yang dapat dilaksanakan, terukur, dan dapat

diulang. • Yang berwenang untuk menebang pohon adalah pihak‐pihak yang dibutuhkan untuk menjamin

Pengurangan Emisi Permanen. • Partisipasi kelompok masyarakat asli atau masyarakat adat, masyarakat lokal, masyarakat rimba,

pengguna hutan (ditetapkan sebagai Pemegang Hak De Facto apabila tidak dapat disebut sebagai pemilik sah), itu benar‐benar sukarela.

• Arus pendapatan atau manfaat akan dibagikan sesuai dengan rencana yang disusun oleh Pemegang Hak De Facto dan dapat diberlakukan terhadap Pemrakarsa Proyek.

• Persyaratan ketat untuk konsultasi partisipatif (bermusyawarah). • Rencana bagi‐hasil yang transparan dan dapat diberlakukan.

1 PERLU DICATAT: Semua istilah yang dimiringkan adalah istilah yang didefinisikan dalam DAFTAR ISTILAH.

Page 4: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 ii

• Protokol persetujuan tertulis terperinci yang dipahami sebelumnya.

Komponen keanekaragaman hayati

• Terpadu dalam The RFS™, dengan kredit yang tergantung pada pemenuhan syarat. • Pemantauan secara intensif selama umur proyek. • Dipantau dalam hal taraf ekosistem dan spesies berdasarkan kriteria acuan. • Kriteria pemantauan didasarkan pada sains penilaian sejawat (peer‐reviewed).

Nilai tambah (Additionality) – 3 uji sederhana

• Uji Nilai Tambah Resmi (: penebangan tidak dilarang menurut undang‐undang, peraturan ataupun kontrak.

• Uji Insentif Ekonomi: penebangan memberi manfaat ekonomi kepada pihak yang menebang menurut hukum ataupun melanggar hukum (misalnya pembalak liar).

• Uji Insentif yang Ada: proyek belum menerima kredit atau imbalan untuk tidak menebang biomassa pohon atau kayu mati dalam skema lain.

• Tidak ada uji “hambatan lain” atau “praktik yang lazim.” • Nilai tambah tidak harus diciptakan kembali selama Masa Proyek.

Data Dasar Prakiraan Penebangan/ (Keadaan seperti Sekarang – Business-as-Usual/BAU) – 3 jenis data dasar diizinkan.

• Data Dasar Penebangan dari Pemerintah (: data dasar yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.

• Dokumen Rencana Penebangan (: Data dasar yang mendokumentasikan maksud, kemampuan, dan kewenangan untuk menebang Biomassa Pohon – termasuk rencana prasarana umum atau swasta atau rencana bangunan/gedung, rencana pengelolaan pemanenan berkelanjutan, hak pengusahaan hutan, Rencana Pengembangan Jangka Panjang (Life Plan), atau rencana masyarakat yang menyertakan tindakan penebangan pohon.

• Data Dasar Penebangan Absah (: Walaupun pada waktu ini tidak tersedia algoritme multivarian atau model penaksiran BAU berlandaskan pendorong deforestasi yang absah (tervalidasi), The RFS™ memungkinkan untuk menerima model absah pada masa mendatang berdasarkan algoritme yang menggabungkan laju penebangan awal dan prakiraan penebangan dari Pendorong Deforestasi.

• Kawasan Konservasi: Laju penebangan awal mutakhir di dalam kawasan konservasi diterima sebagai data dasar BAU.

• Masa Proyek: Laju BAU tidak diturunkan, sekalipun laju berkurang di daerah sekitarnya dari waktu ke waktu.

Penghitungan Karbon

• Biomassa Pohon Atas Permukaan diukur; dengan ditambahkan 20% untuk Biomassa Pohon Bawah Permukaan dan 10% untuk Biomassa Kayu Mati. Tambahan biomassa baku ini adalah nilai dugaan yang dapat dibantah apabila tersedia data empiris dari Pemrakarsa Proyek.

• Peta Tolok Ukur untuk penaksiran cadangan karbon – pemetaan beresolusi tinggi dibutuhkan untuk menggambarkan sebagian besar penebangan pohon (yaitu degradasi); hanya hutan alam dianggap bagian dari Tolok Ukur.

• Perkebunan, penghutanan dan penghutanan kembali, dan peningkatan karbon lain tidak diperhitungkan.

• Kegiatan hutan tanaman masyarakat secara tradisional tidak memengaruhi penghitungan.

Page 5: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 iii

Kebocoran (Leakage)

• Kebocoran akibat Berpindahnya Kegiatan (diperhitungkan sebagai pengurang baku. Pengurang baku adalah nilai dugaan yang dapat dibantah apabila tersedia data empiris dari Pemrakarsa Proyek.

• Kebocoran Pasar () diperhitungkan sebagai pengurang baku yang didasarkan pada tabel acuan yang mencerminkan kepustakaan penilaian sejawat, yang diperbarui secara berkala. Nilai dugaan dapat dibantah apabila tersedia data empiris dari Pemrakarsa Proyek.

Pengurangan Emisi Permanen (

• Pemrakarsa Proyek memilih dari berbagai pilihan cara Pengurangan Emisi Permanen. • Pilihan cara Pengurangan Emisi Permanen memberi kepastian bahwa setiap Perubahan yang

Merugikan (Reversal) selama Masa Proyek akan dijamin dengan kredit atau dana yang tersedia dan dapat diidentifikasi.

• Pilihan cara Pengurangan Emisi Permanen mencakup: • Pertanggung‐gugatan Pembeli; • Sistem penyangga yang transparan dan diatur dan pemodelan risiko absah dan aset

penyangga yang memadai (Sistem Penyangga yang Layak/); • Jaminan memadai (dari negara atau swasta); • Model ton‐tahun berdasarkan kesetaraannya selama 100 tahun; • Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen (; atau • Pilihan lain yang diusulkan oleh Pemrakarsa Proyek dan diperiksa oleh pakar RFS.

Administrasi

• Model baru yang ramping untuk pengajuan, pengesahan, dan verifikasi dokumen: • The RFS™ menetapkan persyaratan minimum bagi pakar yang terlibat. • Pemrakarsa Proyek mempekerjakan pakar berdasarkan pilihannya, memberi jaminan

atas kesimpulan Pakar. • Pendokumentasian didukung oleh Keterwakilan Pribadi. • Tidak ada hambatan dari Badan Pelaksana yang Ditunjuk – banyak pakar tersedia untuk

Pemrakarsa Proyek.

• Semua dokumen Proyek tersedia bagi masyarakat melalui situs web The RFS™. • Pendapat Masyarakat mengenai semua dokumen proyek yang diminta: ketidaksepakatan yang

ada ditengahi oleh pakar RFS. • Standar pemeriksaan jelas dan tidak memihak, dengan sedikit kewenangan pemeriksa dan

jangka waktu pemeriksaan tertentu.

Page 6: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 iv

THE RAINFOREST STANDARD™

Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi

PIHAK YANG TERLIBAT

Pengarang Utama

James J. Warfield1, Natalia Arango

2, Humberto Cabrera

3, dan Don J. Melnick

1,4

1Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat (CEES), Columbia University, Amerika

Serikat 2Fondo para la Acción Ambiental y la Niñez (Fondo Acción), Kolombia

3Fondo de Promoción de las Áreas Naturales Protegidas del Perú (PROFONANPE), Peru

4Departemen Ekologi, Evolusi, dan Biologi Lingkungan, Columbia University, Amerika

Serikat

Diterjemahkan Oleh Wiyanto Suroso Komite Pelaksana

Don Melnick – Direktur, Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat (CEES), Columbia University, Amerika Serikat

José Luis Gómez ‐ Direktur Pelaksana, Fondo para la Acción Ambiental y la Niñez (Fondo Acción), Kolombia

Pedro Wilson Leitão ‐ Direktur Pelaksana (1995 – 2010), Fundo Brasileiro para Biodiversidade, (FUNBIO), Brasil

Rosa Lemos de Sá – Direktur Pelaksana (2010 – sekarang), Fundo Brasileiro para Biodiversidade, (FUNBIO), Brasil

Alberto Paniagua ‐ Direktur Pelaksana, Fondo de Promoción de las Áreas Naturales Protegidas del Perú (PROFONANPE), Peru

Samuel Sangueza ‐ Direktur Pelaksana (2001 – 2011), Fondo Ambiental Nacional (FAN), Ekuador

Diego Burneo ‐ Direktur Pelaksana (2011 –sekarang), Fondo Ambiental Nacional (FAN), Ekuador

Juan Carlos Chávez ‐ Direktur Pelaksana, PUMA Fondo Ambiental, Bolivia James J. Warfield – Direktur Pelaksana, Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan

Masyarakat (CEES), Columbia University, Amerika Serikat Administrasi Proyek

Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat (CEES), Columbia University, Amerika Serikat: Tatiana Alves, Faith Wamalwa, Edward Kere, Judith Bosire, Veronicah Mwaniki, James J. Warfield, Don Melnick

Fondo para la Acción Ambiental y la Niñez, Kolombia: Natalia Arango, German Botero, José Luis Gómez.

Page 7: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 v

Tim Penasihat Keanekaragaman Hayati

Don Melnick (Ketua) – Columbia University, Amerika Serikat Natalia Arango – Fondo Acción, Kolombia Angelo dos Santos – FUNBIO, Brasil

Tim Penasihat Ekonomi dan Keuangan

Brian Murray (Ketua) – Duke University, Amerika Serikat Mónica Castro – Bolivia José Andrés Díaz – Kolombia Jorge Elgegreen – Peru Roberto Salazar – Ekuador James J. Warfield – Columbia University, Amerika Serikat Carlos Eduardo Young – Brasil

Tim Penasihat Hukum dan Peraturan

Rubén Kraiem (Ketua) – Covington & Burling, LLP, Amerika SerikatJose Luis Capella ‐ Peru Ludovino Lopez – Brasil Inés Manzano – Ekuador María del Pilar Pardo – Kolombia Beatriz Parodi – Peru Silvia Urrutia – Bolivia James J. Warfield – Columbia University, Amerika Serikat

Tim Penasihat Sains dan Teknologi

Ruth de Fries (Ketua Bersama) ‐ Columbia University, Amerika Serikat Holly Gibbs (Ketua Bersama) – Stanford University, Amerika Serikat Natalia Arango – Fondo Acción, Kolombia Eduardo Calvo ‐ Peru Gilvan Meira – Brasil Mauricio Meira – Brasil Don Melnick – Columbia University, Amerika Serikat Rodrigo Sierra – Ekuador, dan University of Texas, Amerika Serikat Zulma Villegas – Bolivia

Tim Penasihat Sosial Ekonomi/Sosial Budaya

Christine Padoch (Ketua Bersama) – Kebun Raya New York, Amerika Serikat Miguel Pinedo‐Vasquez (Ketua Bersama) – Columbia University, Amerika Serikat Mónica Castro – Bolivia Claudia Maria Correa ‐ Kolombia Vladimir Gil – Peru Leonardo Hasenclever – Brasil Xavier Izko Gaston ‐ Ekuador Hernán Salamanca – Kolombia

Page 8: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 vi

Pemeriksa Independen

Frédéric Achard, Pusat Penelitian Gabungan, Komisi Eropa Biofílica ‐ Brasil Eduardo S. Brondizio, Indiana University, Amerika Serikat Toby Gardner, University of Cambridge, Inggris Susanna Hecht, University of California Los Angeles, Amerika Serikat William Laurence, James Cook University, Australia William E. Magnusson, Lembaga Penelitian Amazon Nasional (INPA), Brasil markit Jacob Olander, EcoDecisión, Ekuador

Penerjemah ke dalam bahasa Indonesia

Wiyanto Suroso, anggota Himpunan Penerjemah Indonesia No. HPI‐01‐09‐0189, sertifikat dikeluarkan oleh Universitas Indonesia dan Himpunan Penerjemah Indonesia

Ucapan terima kasih Karya pakar dan penyusunan The RFS™ ini dapat terlaksana atas dukungan keuangan yang murah hati dari Cargill International, SA dan ucapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada Michael Dwyer.

Page 9: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 vii

THE RAINFOREST STANDARD™

Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi

Daftar Isi RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................. i PIHAK YANG TERLIBAT ................................................................................................ iv TUJUAN UMUM ........................................................................................................... ix SISTEMATIKA: PERSYARATAN DAN PROTOKOL ............................................................. x

Kotak 1: EMPAT LANDASAN THE RAINFOREST STANDARD™ ..................................... xi Kepercayaan – Kepraktisan – Kelaikan Pasar ‐ Kecocokan ........................................ xi

SEJARAH RINGKAS ....................................................................................................... xii Kotak 2: PRINSIP‐PRINSIP DASAR ............................................................................ xiv

IC1: KEADAAN AWAL DI DAERAH PROYEK .................................................................... 1 IC2: PESERTA PROYEK ................................................................................................... 7 IC3: LANDASAN HUKUM ............................................................................................. 11 S1: MENGIDENTIFIKASI DAN MENGHORMATI PEMEGANG HAK DE FACTO ................. 17 S2: TRANSPARANSI ..................................................................................................... 21 S3: MANFAAT KUALITAS HIDUP BERKELANJUTAN ...................................................... 35 B1: KEANEKARAGAMAN HAYATI 42 ER1: NILAI TAMBAH PROYEK (PROJECT ADDITIONALITY) ............................................ 63 ER2: DATA DASAR EMISI PROYEK ( dan NILAI TAMBAH PENGURANGAN EMISI ( ......... 74

ER3: PERHITUNGAN PENGURANGAN EMISI CO2e....................................................... 82

ER4: KEBOCORAN ( ..................................................................................................... 93 ER5:PENGURANGAN EMISI PERMANEN (PERMANENCE) ............................................ 99

Kotak 3: Masalah Perubahan yang Merugikan (Reversal) ..................................... 101 A1: SITUS WEB THE RAINFOREST STANDARD™ DAN LAMAN WEB PROYEK ............... 126 A2: PEMENUHAN TERHADAP PERSYARATAN ............................................................ 130

Kotak 4: Jangka Waktu mengenai Ketidaksepakatan atas Pendapat ..................... 140 A3: PROTOKOL PENGESAHAN PROYEK ..................................................................... 141 A4: PEMANTAUAN, PELAPORAN, DAN VERIFIKASI (MRV) ......................................... 144 A5: MASA PEMBERIAN KREDIT, MASA PROYEK, MASA PENGURANGAN EMISI PERMANEN .............................................................................................................. 148 A6: PENDAFTARAN, PENGALIHAN, DAN PENGHENTIAN KREDIT ............................... 151 A7: KELALAIAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN ............................................................. 154 A8: RETRIBUSI .......................................................................................................... 157 A9: LAIN‐LAIN ........................................................................................................... 159 DAFTAR ISTILAH ....................................................................................................... 160 TAMBAHAN .............................................................................................................. 177

TAMBAHAN A: DAFTAR DOKUMEN PENGAJUAN PROYEK ..................................... 178 TAMBAHAN B: KETERWAKILAN ............................................................................ 180 TAMBAHAN C: PENDAPAT HUKUM ...................................................................... 182 TAMBAHAN D: DAFTAR TUGAS PAKAR DAN PENENGAH ...................................... 183 TAMBAHAN E: PERSYARATAN PAKAR DAN PENENGAH ........................................ 185 TAMBAHAN F: DAFTAR PERIKSA PENGAJUAN PROYEK ......................................... 190 TAMBAHAN IC1‐1_A: ASOSIASI STANDAR SURVEI YANG DISETUJUI ...................... 191 TAMBAHAN IC1‐4_A: TIPE HUTAN ........................................................................ 192

Page 10: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 viii

TAMBAHAN IC1‐4_B: KEADAAN HUTAN ............................................................... 193 TAMBAHAN S2‐7: PERSYARATAN KEUANGAN ...................................................... 194 TAMBAHAN S3‐1_A: DAFTAR FORMULIR YANG DISETUJUI: KAJIAN PERDESAAN PARTISIPATIF ( DAN PERNYATAAN DAMPAK KEBERLANJUTAN PERDESAAN.......... 195 TAMBAHAN ER1‐1_A: PEMBERIAN KREDIT ATAU IMBALAN UNTUK MENGURANGI PENEBANGAN BIOMASSA POHON ( ...................................................................... 196 TAMBAHAN ER1‐1_B: KONTRAK YANG TERKAIT DENGAN PENEBANGAN ............. 197 TAMBAHAN ER5‐5_A: DAFTAR TEMPAT PENYIMPANAN ( .................................... 198 TAMBAHAN ER5‐5_B: LANGKAH‐LANGKAH PEMBAGIAN KREDIT RFS SEKARANG . 199

FORMULIR (.............................................................................................................. 200 Formulir S2‐4: Unsur‐unsur Rencana Manfaat Pemegang Hak ( ............................ 201 Formulir S2‐9B: Persyaratan Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (F 202 Formulir: Keterwakilan ( ....................................................................................... 203 Formulir ER5: Formulir Pilihan Pengurangan Emisi Permanen (Permanence Option) ................................................................................................................. 204 Formulir ER5‐2: Jaminan Penjual .......................................................................... 205 Formulir ER5‐3: Jaminan Pihak Ketiga ................................................................... 206 Formulir ER5‐4: Permintaan Kredit Ton‐Tahun ..................................................... 207 Formulir ER5‐5_A: Pernyataan Tempat Penyimpanan .......................................... 208 Formulir ER5‐5_B: Permohonan Pembagian Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen (Permanence Trust Fund) ..................................................................................... 209 Formulir A2‐5: Kesepakatan Imbalan Pakar .......................................................... 210 Formulir A6 2: Laporan Pengalihan Kredit ........................................................... 211

Lampiran ER5: ALAT BANTU PENGURANGAN EMISI PERMANEN INTERAKTIF RFS ..... 212

Page 11: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 ix

THE RAINFOREST STANDARD™

Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi

TUJUAN UMUM

The Rainforest Standard™ adalah standar kredit karbon pertama di dunia yang memadukan

sepenuhnya persyaratan dan protokol penghitungan karbon, dampak sosial budaya/sosial

ekonomi, dan hasil keanekaragaman hayati. Standar ini merupakan hasil kerjasama selama

empat tahun di antara lima buah dana perwalian lingkungan terkemuka negara‐negara di

Kawasan Amazon dan Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat, Columbia University.

Tujuan menyeluruh The Rainforest Standard™ adalah untuk melestarikan hutan alam,

keanekaragaman hayati di dalamnya, dan penghidupan berkelanjutan yang disediakan oleh

hutan dengan melakukan pengurangan emisi CO2e secara nyata, berupa nilai tambah, dan

permanen dari konservasi hutan untuk menghasilkan arus pendapatan jangka panjang dari

penjualan kredit karbon hutan.

Asas yang mendasari The Rainforest Standard™ adalah bahwa pengurangan emisi harus

permanen untuk menjadi dasar pembenaran pendapatan kredit, dan pengurangan tidak akan

permanen, kecuali jika manfaat ekonomi diperoleh semua pengguna dan pemilik hutan

setempat secara merata, yang apabila terjadi sebaliknya, tidak berkontribusi terhadap

Pengurangan Emisi Permanen‐nya.

Komitmen The Rainforest Standard™ terhadap standar terpadu didasarkan pada pemahaman

dasar bahwa lingkungan, ekonomi, dan masyarakat “bergantung satu sama lain;” yang satu

tidak dapat berkembang apabila yang lainnya tidak berkembang.

Page 12: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 x

THE RAINFOREST STANDARD™

Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi

SISTEMATIKA: PERSYARATAN DAN PROTOKOL [Metodologi]

The Rainforest Standard™ terdiri atas Persyaratan dan protokol yang disusun dalam lima Bagianpokok

pembahasan: Keadaan Awal (IC1‐3) yang merupakan uraian tentang keadaan alam, masyarakat, dan status

hukum Daerah Proyek pada permulaan; Persyaratan sosial budaya dan sosial ekonomi (S1‐3);

pertimbangan keanekaragaman hayati (B1‐7); pertimbangan pengurangan emisi (ER1‐5); dan kegiatan

administratif (A1‐8). Daftar istilah menyusul setelah lima Bagian pokok pembahasan tersebut. Tambahan

(Annex), Formulir (Template), dan sebuah Lampiran/Appendix (tautan Alat Bantu Pengurangan Emisi

Permanen Interaktif RFS) menyusul setelah Daftar Istilah.

Keadaan Awal

Sosial Budaya/Sosial

Ekonomi

Keanekara‐gaman Hayati

Pengurangan Emisi

Administrasi Daftar Istilah

A1: Laman Web Proyek dan Situs Web RFS Tambahan

IC1: Keadaan Awal Daerah Proyek

S1: Mengidentifikasi dan menghargai pemegang hak de facto

B1‐1 to B1‐3: Tolok Ukur

ER1: Nilai Tambah Proyek

A2: Para Pakar, Organisasi Yang Mewakili, Pemberi Tanggapan, Penengah

Formulir

A3: Pengesahan Proyek

IC2: Peserta Proyek

S2: Transparansi B1‐4 to B1‐6: Pemantauan, Pelaporan, Verifikasi

ER: Nilai Tambah Pengurangan Emisi dan Data Dasar

Lampiran

A4: Memantau, Melaporkan, Memverifikasi

A5: Masa Pemberian Kredit, Masa Pengurangan Emisi Permanen

B1‐7: Data A6: Pendaftaran, Pengalihan, dan Penghentian Kredit

IC3: Landasan Hukum

S3: Manfaat Kualitas Hidup Berkelanjutan

ER3: Perhitung‐an Pengurangan Emisi CO2e

ER4: Kebocoran A7: Kelalaian dan Tindakan Perbaikan

ER5: Pengu‐rangan Emisi Permanen

A8: Retribusi A9: Lain‐lain

Page 13: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 xi

Kotak 1: EMPAT LANDASAN THE RAINFOREST STANDARD™

Kepercayaan – Kepraktisan – Kelaikan Pasar ‐ Kecocokan The Rainforest Standard™ mengakui bahwa untuk menarik investasi dalam jumlah besar, standar membutuhkan semua hal berikut ini, yaitu: Kepercayaan di dunia secara umum; Kepraktisan bagi Pemrakarsa dan Pengembang Proyek; Kelaikan Pasar bagi pembeli dan penjual; dan Kecocokan dengan aturan dari instansi pemerintah yang berwenang dan pasar yang memenuhi syarat. Untuk

tujuan itu, The Rainforest Standard™ memaksimalkan Kepercayaan, Kepraktisan, Kelaikan Pasar, dan Kecocokan.

Kepercayaan berkenaan dengan apakah sebuah komponen standar yang ditetapkan tersebut merupakan ukuran yang absah, yaitu benar‐benar mengukur apa yang ingin diukur. Beberapa jenis komponen dapat dikenai uji ini. Sebagai contoh, pada tingkat tertinggi, tujuan dari standar tersebut dapat diuji dalam hal kepercayaan: dapatkah “bertambah” atau “berkurang”‐nya cadangan karbon benar‐benar diukur? Kepercayaan juga berlaku bagi metode atau protokol untuk memantau, mengukur atau memverifikasi apakah tujuan dapat dicapai, misalnya apakah ukuran dalam hal Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (Padiatapa) tergolong tidak memihak dan tetap tepercaya?

Kepraktisan berkenaan dengan apakah standar tersebut memberikan kepada peserta hal‐hal yang dapat diprakirakan, efisiensi, dan kendali biaya dalam seluruh proses pemeriksaan. Protokol Pengesahan dan Pemantauan, Pelaporan, dan Verifikasi dirancang sedapat‐dapatnya mulus, lugas, dan baku. The RFS™ memberi jadwal untuk memastikan bahwa peserta dapat merencanakan kegiatannya dan membuat kesepakatan sebagaimana dijadwalkan sehingga pengaturan keuangan tidak terlalu terpengaruh oleh naik turunnya harga. Untuk tujuan itu, protokol The RFS™ meminimalkan keleluasaan pemeriksa dan memaksimalkan protokol yang dinilai tanpa memihak dan dapat diulang.

Kelaikan Pasar berkenaan dengan memadainya kepastian bagi penjual dan pembeli bahwa kredit yang dihasilkan berdasarkan standar adalah nyata, permanen, berupa nilai tambah, dialihkan sesuai dengan hukum, memberi manfaat kepada semua pemegang hak yang sejalan dengan tujuannya dan sesuai dengan rencana yang disepakati oleh semua pemegang hak setelah mereka cukup memahami.

Kecocokan berkenaan dengan upaya agar memungkinkan protokol The RFS™ dan pemberian kredit sejalan dengan persyaratan, panduan, dan praktik Instansi Pemerintah yang Berwenang dan dengan skema pemberian kredit pada pasar‐pasar lain yang memenuhi syarat.

Page 14: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 xii

THE RAINFOREST STANDARD™

Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi

SEJARAH RINGKAS Asal mula gagasan The Rainforest Standard™ (The RFS™) adalah pada pertemuan di Sao Paulo, Brasil, Oktober 2007, yang diselenggarakan oleh Dana Perwalian Lingkungan Brasil, Funbio. Ketika itu, hadir empat dari enam orang direktur lembaga yang terlibat dalam penyusunan The RFS™. Pertemuan ini dilanjutkan dengan pertemuan di Lima, Peru, antara Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat (CEES), Columbia University dan Dana Perwalian Lingkungan Peru, Profonanpe, dan pertemuan di New York, AS, antara CEES dan Dana Perwalian Lingkungan Kolombia, Fondo Accíon, pada awal tahun 2008. Setelah pertemuan‐pertemuan ini, diputuskan untuk membuat kerjasama antara CEES dan Dana Perwalian Lingkungan Bolivia (PUMA), Brasil (Funbio), Kolombia (Fondo Accíon), Ekuador (FAN), dan Peru (Profonanpe) yang mengupayakan penyusunan sebuah standar baru yang sepenuhnya terpadu guna mengurangi emisi karbon hutan di Amazon. Lembaga‐lembaga ini, para Anggota Pendiri The Rainforest Standard™, bertemu bersama‐sama sebagai sebuah kelompok untuk pertama kalinya pada bulan Juni 2008 di Sao Paolo, Brasil, yang bertujuan untuk memberi sumbangsih penting dalam mengurangi emisi karbon hutan di Amazon dengan mengurangi konversi hutan. Keenam lembaga tersebut yakin bahwa proyek‐proyek “yang menghindari deforestasi” dapat dibuat menarik bagi pasar karbon, memudahkan konservasi hutan tropis dalam jangka panjang, dan memberi manfaat kepada masyarakat yang tinggal di tempat itu dan sekitarnya. Mereka bersama‐sama menganalisis kebutuhan akan sebuah standar baru yang sesuai dengan keadaan ekologi dan kenyataan masyarakat di Kawasan Amazon dan permintaan pasar yang sedang tumbuh. Para Anggota Pendiri bertemu secara rutin sepanjang tahun 2011 (rangkaian pertemuan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini) untuk mengerjakan persoalan‐persoalan pokok yang telah diketahui pada tahun 2009. Dengan dukungan para pakar dari Amerika Serikat dan lima negara yang berada di Amazon, mereka menggabungkan unsur‐unsur pembangun The RFS™. Saling berhubungan melalui tatap‐muka selama lokakarya‐lokakarya, saling berhubungan melalui konferensi jarak jauh dengan semua negara sekaligus, dan pembahasan secara luas atas rancangan dokumen‐dokumen memungkinkan kelompok tersebut memadukan kenyataan di Kawasan Amazon dan merancang pilihan‐pilihan inovatif atas persoalan‐persoalan yang menonjol di seputar proyek‐proyek “yang menghindari deforestasi ” 2 dalam pasar karbon. Proses selama empat tahun yang menghasilkan The RFS™ tersebut melibatkan puluhan pakar dari seluruh Amerika Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa. Para pakar ini merupakan akademisi terkemuka dalam bidang ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, ilmu ekonomi, dan ilmu hukum di seluruh Amazon, dan pakar yang berasal dari swasta dan masyarakat madani (LSM) yang berpengalaman dalam bidang kehutanan dan pasar karbon. Kegiatan dimulai dengan tinjauan saksama atas standar‐standar yang ada dan keadaan biologi dan masyarakat sekarang di Kawasan Amazon di lima negara, yaitu: Kolombia, Ekuador, Peru, Bolivia, dan Brasil. Tinjauan ini

2 Selama penyusunan The Rainforest Standard™, konsep “deforestasi yang dihindari” diperluas sehingga mencakup

“degradasi”, termasuk penebangan biomassa pohon yang terlalu teliti (atas permukaan, bawah permukaan, dan kayu mati).

Page 15: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 xiii

mengidentifikasi lima bidang tematik yang perlu diperhatikan secara tepat untuk mengatasi keberatan dan keprihatinan yang dinyatakan oleh pengguna hutan setempat, pemerintah nasional, pemerintah daerah, LSM, dan masyarakat keuangan internasional yang memperlambat pelaksanaan berskala besar proyek‐proyek “untuk mengurangi deforestasi” di Amazon.

TANGGAL TEMPAT POKOK PEMBAHASAN

Oktober 2007 Sao Paolo, Brasil Pembahasan awal antara CEES dan beberapa Dana Perwalian Lingkungan

2007 ‐ 2008 Lima, Peru; New York, AS Pertemuan antara CEES dan dua Dana Perwalian Lingkungan

Juni 2008 Sao Paolo, Brasil Pertemuan perdana para Anggota Pendiri

Maret 2009 Lima, Peru Pertemuan para Anggota Pendiri mengenai organisasi

Juli 2009 New York City, AS Analisis standar‐standar dan alat‐alat bantu yang ada

Februari 2010 Bogotá, Kolombia Pengaturan Kelembagaan

Maret 2010 Palo Alto, California, AS Pertemuan tim penasihat ilmiah‐teknis

April 2010 Quito, Ekuador Pertemuan tim penasihat hukum

Mei 2010 Rio de Janeiro, Brasil Pertemuan tim penasihat sosial budaya

Mei 2010 Rio de Janeiro, Brasil Pertemuan tim penasihat ekonomi

Agustus 2010 New York City, AS Merancang protokol untuk mengatasi persoalan

November 2010 Mexico City, Meksiko Pertemuan pemaduserasian laporan

Juni 2011 New York City, AS Pertemuan para pengarang utama

Lima kelompok pakar dibentuk, yang masing‐masing dipimpin oleh pakar yang termasyhur di dunia beserta pendamping mereka dari kelima negara Amazon yang telah disebutkan sebelumnya. Setiap kelompok pakar menghasilkan sebuah laporan terperinci yang memetakan pendukung dan penentang persoalan‐persoalan tersebut, pilihan‐pilihan yang tersedia, dan rekomendasinya. Persoalan, pilihan, dan rekomendasi dibahas selama beberapa hari oleh Kelompok Penyelesaian Persoalan yang terdiri atas Komite Pelaksana, staf, dan para pakar tematik. Setelah pertemuan tersebut, rancangan pertama bab‐bab RFS yang dapat dijalankan (The Rainforest Standard™/Standar Hutan Hujan v1.0) disusun dan dikirim kepada lima kelompok pakar untuk diperiksa dan diberi tanggapan. Hal ini memungkinkan kelompok pakar tersebut untuk memeriksa dan menanggapi langsung protokol (metodologi) yang diusulkan. Setelah mengalami serangkaian pemeriksaan dan perbaikan lebih lanjut, rancangan lengkap kedua The Rainforest Standard™ v1.4 disusun oleh para Pengarang Utama dan dikirim kepada sekelompok pemeriksa independen untuk meminta tanggapan publik. Banyak di antara tanggapan dan rekomendasi mereka telah dimasukkan ke dalam versi mutakhir The Rainforest Standard™ ‐ versi 2.1.

Page 16: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 xiv

THE RAINFOREST STANDARD™

Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi

Kotak 2: PRINSIP‐PRINSIP DASAR

I. Proyek‐proyek RFS harus menghasilkan pengurangan emisi CO2 secara nyata, berupa nilai tambah, terukur, dapat diverifikasi, dapat didaftarkan, transparan, dan permanen, dengan mengurangi penebangan Biomassa Pohon di Hutan yang Laik ( sehingga memungkinkan pembeli dan penjual RFS Credits™ (Kredit RFS) memberi sumbangsih terhadap mitigasi perubahan iklim, konservasi hutan, pembangunan berkelanjutan, pengurangan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup masyarakat hutan, dan konservasi keanekaragaman hayati. II. Proyek‐proyek RFS harus melibatkan kegiatan‐kegiatan di hutan yang telah ditetapkan secara geografis, yang sepenuhnya selaras dengan mitigasi perubahan iklim nasional dan/atau daerah, konservasi hutan, skema pengelolaan, dan kebijakan lingkungan nasional dan internasional. III. Proyek‐proyek RFS harus digagas, disusun, dan dilaksanakan dengan mengikutsertakan secara aktif pemegang hak atas hutan. IV. Proyek‐proyek RFS harus memberi sumbangsih terhadap konservasi sumberdaya alam nasional dan kebijakan penggunaannya secara berkelanjutan, antara lain konservasi keanekaragaman hayati jangka panjang yang dapat dibuktikan, jasa lingkungan, dan rencana pengelolaan hutan. V. Proyek‐proyek RFS harus memberi sumbangsih terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan nasional, termasuk pengurangan kemiskinan dan/atau peningkatan kualitas hidup pemegang hak atas hutan. VI. Organisasi pelaksana RFS harus transparan dalam penerbitan RFS Credits™ mereka dan harus memberi informasi yang transparan dan jelas mengenai rantai pengawasan atas semua RFS Credits™ yang diterbitkan. VII. Persyaratan RFS harus sepenuhnya tidak memihak, dapat dilaksanakan, dapat diulang, dan dapat dipasarkan. VIII. Organisasi pelaksana RFS harus transparan dalam mengelola aset mereka, termasuk yang dikelola sebagai jaminan atas Perubahan yang Merugikan dan pembagian manfaat masing‐masing. IX. Proyek‐proyek RFS harus menghormati hak‐hak menurut Undang‐Undang Dasar, undang‐undang, dan ulayat yang terkait dengan kepemilikan lahan, penetapan resmi atas lahan yang ditempati, keterwakilan masyarakat lokal, dan pemanfaatan sumberdaya alam oleh masyarakat adat dan kepemilikan lahan kecil, termasuk tunduk sepenuhnya pada Deklarasi PBB tentang hak‐hak masyarakat adat dan Konvensi No. 169 Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO). X. The RFS™ berjanji untuk melakukan peninjauan secara sistematis dan terus‐menerus dan perbaikan The RFS™ untuk mengikuti perubahan‐perubahan dalam perjanjian internasional, pengaturan kerjasama, undang‐undang dan kebijakan nasional dan daerah, dan pasar.

Page 17: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1

IC1: KEADAAN AWAL DI DAERAH PROYEK TUJUAN:

Memberi informasi yang cermat dan lengkap mengenai Keadaan Awal3

dalam hal wilayah, batas‐batas, penggunaan lahan, penguasaan lahan, zonasi,

dan luas dan sifat dari tipe dan keadaan hutan di Daerah Proyek.

DASAR PERTIMBANGAN: Bagian ini menguraikan batas‐batas Daerah Proyek dan keadaan di Daerah Proyek

sebelum ada Proyek dalam hal penguasaan lahan, kegiatan‐kegiatan yang ada, dan

Hutan yang Laik. Uraian ini akan menjadi dasar untuk mengidentifikasi lahan

penghasil RFS Credits™ maupun pihak‐pihak yang akan ikut secara langsung dan

tidak langsung dalam menghasilkan RFS Credits™ (Kredit RFS).

PERSYARATAN: Peta‐peta dan tabel‐tabel berikut harus disediakan bersama dengan Dokumen Awal

Pengajuan Proyek:

IC1‐1 Peta Batas Proyek:

Daerah Proyek didefinisikan sebagai daerah dengan garis batas secara

geografis yang ditampilkan pada Peta Batas Proyek. Peta Batas Proyek harus

menunjukkan arah dan jarak semua garis batas Daerah Proyek dengan

koordinat geografisnya. Pemetaan berlandaskan GIS lebih disukai untuk

menetapkan koordinat geografis.

B. Peta Batas Proyek harus dibuat sesuai dengan standar survei yang

3 PERLU DICATAT: Semua istilah yang dimiringkan adalah istilah yang didefinisikan dalam DAFTAR ISTILAH.

Page 18: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 2

diterima oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang pada tingkat nasional,

provinsi atau kabupaten/kota atau apabila standar semacam itu tidak ada,

didasarkan pada standar dari Asosiasi yang Disetujui sebagaimana ditetapkan

pada Tambahan IC1‐1_A.

C. Peta Batas Proyek harus menampilkan:

1. Semua peruntukan yang ditetapkan oleh pemerintah (misalnya

data peta pajak; peruntukan oleh negara, pemerintah provinsi,

pemerintah kabupaten/kota, ulayat); dan

2. Luas keseluruhan Daerah Proyek.

IC1‐2 Peta dan Tabel Penguasaan Lahan (Proyek:

Peta Penguasaan Lahan Proyek harus menunjukkan daerah‐daerah di dalam

Daerah Proyek yang dimiliki, disewakan, ditempati, digunakan atau diatur

oleh setiap Peserta Proyek sebagaimana ditetapkan pada Bagian IC2‐1,

termasuk tetapi tidak terbatas untuk:

1. Daerah‐daerah yang dimiliki, secara langsung atau tidak langsung,

oleh negara, dan

a. telah ditetapkan oleh negara sebagai Kawasan Konservasi,

taman nasional, hutan nasional atau peruntukan lain

semacamnya yang dapat berkaitan dengan penggunaan untuk

umum dan swasta;

b. yang penggunaannya menurut undang‐undang

diperuntukkan Masyarakat Adat atau masyarakat lain; atau

c. terikat pada hak pengusahaan, apakah untuk penggunaan

tertentu atau umum, kepada perorangan pribadi atau badan

(pemegang hak pengusahaan) pencari laba (misalnya

perusahaan atau kemitraan) atau nirlaba (misalnya yayasan,

organisasi nonpemerintah/LSM);

2. Daerah‐daerah yang dimiliki, ditempati atau digunakan oleh

perorangan pribadi atau badan (termasuk Masyarakat Adat,

Page 19: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 3

masyarakat lokal, Masyarakat Rimba dan Pengguna Hutan dengan

sertifikat yang sah);

3. Daerah‐daerah yang dimiliki, ditempati atau digunakan oleh

perorangan pribadi atau badan (termasuk Masyarakat Adat,

masyarakat lokal, Masyarakat Rimba dan Pengguna Hutan yang

bersertifikat) yang memiliki kewajiban hukum untuk melestarikan

atau melindungi hutan yang ada (misalnya karena merupakan

kawasan konservasi berdasarkan putusan hukum, kewajiban

konservasi pada lahan umum atau swasta, atau yang setara dengan

itu dengan landasan hukum di daerah yang berlaku, atau selainnya);

4. Daerah‐daerah yang menjadi tempat tinggal keluarga atau

masyarakat secara ulayat (Masyarakat Rimba) atau yang mereka

gunakan walaupun tinggalnya di tempat lain (Pengguna Hutan).

B. Tabel Penguasaan Lahan harus disertakan dengan Peta Penguasaan

Lahan Proyek dan harus berisi informasi berikut:

1. Nama dan/atau identitas semua Peserta Proyek;

2. Luas di daerah‐daerah yang diminati oleh setiap Peserta Proyek;

3. Status hak atas lahan yang dipegang oleh setiap Peserta Proyek

(misalnya bersertifikat sah, sewa, hak pengusahaan, kewajiban

konservasi (easement), tradisional atau ulayat, lainnya); dan

4. Peruntukan hak atas lahan yang dipegang oleh setiap Peserta

Proyek (misalnya hak untuk menggunakan, menguasai, dan/atau

mengalihkan dalam hal penggunaan lahan, pembangunan,

sumberdaya alam, kegiatan‐kegiatan pengurangan emisi karbon, dan

sebagainya).

IC1‐3 Peta Kegiatan Proyek. Peta Kegiatan Proyek harus menunjukkan berikut ini di dalam Daerah Proyek:

A. Penetapan peta zonasi resmi mutakhir yang diterbitkan oleh pemerintah; dan

Page 20: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 4

B. Zonasi oleh Pemerintah Daerah yang mendaftar semua Sumberdaya

Hutan dan menunjukkan Penggunaan Sumberdaya dan Wilayah Penggunaan

Sumberdaya di Daerah Proyek.

IC1‐4 Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur (. Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur harus memiliki resolusi sedikit‐dikitnya 1m

sebagaimana tersedia sekarang ini dari citra satelit atau foto udara, dan harus

menampilkan berikut ini di dalam Daerah Proyek:

A. Penandaan batas yang diacu dalam tata ruang terhadap semua daerah yang

tergolong Hutan yang Laik ()dan Hutan yang tidak Laik () dengan Satuan

Pemetaan Minimum 0,09 ha, dengan piksel dalam susunan bujur sangkar

(misalnya 30x30 dengan resolusi 1 m);

B. Perhitungan luas Hutan yang Laik;

C. Perhitungan luas Hutan yang tidak Laik;

D. Tipe Hutan pada Hutan yang Laik (yaitu tipe hutan di sepanjang sungai,

hutan lembap, hutan kering, dan lainnya sebagaimana ditetapkan pada

Tambahan IC1‐4_A);

E. Keadaan Hutan pada Hutan yang Laik (yaitu tipe hutan yang telah

ditebang, dewasa, permudaan, dan lainnya sebagaimana ditetapkan pada

Tambahan IC1‐4_B); dan

F. Matriks Stratifikasi menurut Tipe dan Keadaan Hutan4 menunjukkan

persentase Hutan yang Laik di setiap kotak. Contoh berikut sekadar

gambaran untuk memperjelas:

4 The RFS™ mengakui bahwa Matriks Stratifikasi Jenis dan Keadaan Hutan boleh jadi tidak menjelaskan setiap Tipe

Hutan atau Keadaan Hutan.

Page 21: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 5

CONTOH Matriks Tipe dan Keadaan Hutan – Persentase Tipe Hutan menurut Keadaan Hutan.

TIPE HUTAN Hutan lembap

Hutan kering

Hutan di sepanjang sungai

KEADAAN HUTAN

Telah ditebang 2% 15% 5% Dewasa 23% 5% 10% Permudaan 10% 15% 15%

IC1‐5 Keadaan Umum:

A. Semua Peta harus:

1. dalam bentuk digital;

2. serasi dengan GIS;

3. menggunakan Peta Batas Proyek sebagai pola;

4. membubuhkan nama Pemrakarsa Proyek, nama Proyek, dan judul

uraian peta;

5. disertai dengan Keterwakilan Pribadi (lihat Formulir: Keterwakilan)

oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek

(misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam

kedudukannya sebagai pribadi, maupun Keterwakilan oleh badan

Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek bahwa informasi pada

peta yang menyertainya cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh

yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh

dan dengan niat baik;

6. disertai dengan Keterwakilan Pakar Pemetaan Hutan dari pihak

Pemrakarsa bahwa informasi pada peta yang menyertainya cermat dan

lengkap dalam semua hal sejauh yang mampu diketahui dan

diyakininya setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik; dan

7. selaras dengan peta‐peta resmi pemerintah yang cermat.

Page 22: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 6

B. Semua jadwal atau matriks yang menyertainya harus:

1. membubuhkan nama Pemrakarsa Proyek, nama Proyek, dan judul

uraian peta;

2. disertai dengan Keterwakilan Pribadi (lihat Formulir: Keterwakilan)

oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek

(misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam

kedudukannya sebagai pribadi, maupun Keterwakilan oleh badan

Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek bahwa informasi pada

jadwal atau matriks yang menyertainya cermat dan lengkap dalam

semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah

meneliti secara utuh dan dengan niat baik;

3. disertai dengan Keterwakilan Pakar Pemetaan Hutan dari pihak

Pemrakarsa Proyek bahwa informasi pada jadwal atau matriks yang

menyertainya cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh yang

mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh dan

dengan niat baik; dan

4. selaras dengan informasi resmi pemerintah; dan

5. selaras satu sama lain (misalnya luas Hutan yang Laik ditambah

Hutan yang tidak Laik harus sama dengan luas hutan di Daerah Proyek).

Page 23: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 7

IC2: PESERTA PROYEK TUJUAN:

Menyediakan daftar Peserta Proyek secara cermat dan lengkap, termasuk semua

Pemegang Hak dan Instansi Pemerintah yang Berwenang mengenai kegiatan‐kegiatan di

Daerah Proyek.

DASAR PERTIMBANGAN: Asas Penyertaan: Setiap orang yang berwenang di lapangan untuk menebang Biomassa

Pohon dari Hutan yang Laik di Daerah Proyek (atau mengesahkan penebangan tersebut, atau

tidak mencegah penebangan tersebut) perlu didorong untuk menghindari penebangan

tersebut. Tanpa partisipasi menyeluruh seperti itu, Pengurangan Emisi Permanen Proyek akan

selalu terancam dan Perubahan yang Merugikan secara nyata sulit dicegah.

Konsultasi Partisipatif: Sejalan dengan Asas Penyertaan (, The RFS™ bermufakat dengan

setiap pihak yang berwenang atas penebangan di dalam Daerah Proyek sebagai Peserta

Proyek, dan pihak yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan Proyek selama umur

Proyek. Persyaratan untuk Konsultasi Partisipatif diperincikan pada Bagian S1. Asas

Penyertaan menghasilkan definisi yang luas mengenai Pemegang Hak, terutama Pemegang

Hak De Facto.

PERSYARATAN: Pemrakarsa Proyek harus menyertakan Dokumen Penetapan Peserta Proyek bersama

Dokumen Awal Pengajuan Proyek. Bagian IC2‐1 mendefinisikan jenis perorangan, kelompok,

badan, dan organisasi yang dianggap sebagai Peserta Proyek. Bagian IC2‐2 menjelaskan

informasi yang harus disediakan bagi setiap Peserta Proyek. Bagian IC2‐3 menyediakan jenis

bukti yang dibutuhkan untuk menunjukkan kepatuhan terhadap Bagian IC2‐1 dan IC2‐2.

Page 24: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 8

IC2‐1 Dokumen Penetapan Peserta Proyek harus menetapkan semua Peserta Proyek,

termasuk:

A. Pemrakarsa Proyek: Pihak yang memiliki hak untuk memperdagangkan

pengurangan emisi yang berasal dari pengurangan penebangan Biomassa Pohon dari

Hutan yang Laik, yaitu pihak yang mengusulkan Proyek.

B. Pengembang Proyek: Orang atau badan hukum yang ditetapkan oleh Pemrakarsa

Proyek memiliki kewenangan yang mengikat secara hukum untuk menyusun dan

menyerahkan dokumen‐dokumen yang dibutuhkan menurut The RFS™, untuk

bertindak selaku kepanjangan tangan Pemrakarsa Proyek selama proses pengesahan,

untuk memperbaiki permohonan‐permohonannya, untuk melakukan Keterwakilan

sebagaimana diatur pada The RFS™, dan untuk setidaknya bertindak atas nama

Pemrakarsa Proyek.

C. Pemegang Hak (istilah yang mencakup sekaligus Pemegang Hak De Jure dan

Pemegang Hak De Facto):

1. Pemegang Hak De Jure: Pemegang sertifikat atas lahan atau hak apa pun

(misalnya hak pengusahaan, kewajiban konservasi, menempati) di dalam

Daerah Proyek.

2. Pemegang Hak De Facto: Pengguna Hutan atau Masyarakat Rimba,

termasuk tetapi tidak terbatas untuk Masyarakat Adat, masyarakat lokal yang

memiliki hak tradisional atau ulayat untuk menggunakan, menguasai atau

mengalihkan hak atau apa pun yang ada di atas lahan di dalam Daerah Proyek.

The RFS™ mengakui Masyarakat Rimba dan Pengguna Hutan sebagai

Pemegang Hak De Facto, yang walaupun tidak memiliki hak secara jelas atau

hak pakai secara formal, dapat saja memiliki hak untuk menggunakan atau

menguasai lahan yang telah diakui oleh masyarakat lokal tanpa melanggar hak

atas lahan umum, undang‐undang atau kebiasaan. Tetapi, diakui bahwa

sebagian Pengguna Hutan boleh jadi bertindak dengan melanggar hukum

(misalnya pembalak liar komersial dan pelanggar tatanan hukum yang berlaku),

Page 25: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 9

dan The RFS™ tidak berhubungan dengan hak hukum mereka yang bertindak

dengan melanggar hukum: Semua pelaku liar tersebut dianggap bukan

Pemegang Hak De Facto. Istilah “Pemegang Hak De Facto” tidak menunjuk

pada anggota perorangan dari kelompok yang lebih besar (misalnya

Masyarakat Adat, masyarakat lokal, Masyarakat Rimba dan Pengguna Hutan,

atau kelompok lain yang memiliki hak tradisional atau ulayat untuk

menggunakan, menguasai, dan mengalihkan hak). Hak‐hak perorangan

dianggap berasal dari pertalian mereka dengan kelompok tersebut, yang

didefinisikan di sini sebagai Pemegang Hak De Facto, yang dalam hal ini mereka

sebagai anggota kelompok. Dengan demikian, sebuah kelompok bukan

perorangan dapat dianggap sebagai Pemegang Hak De Facto menurut The

RFS™. Keluarga petani harus dianggap sebagai Pemegang Hak De Facto jika dan

hanya jika, sertifikat dari pemerintah menyatakan secara jelas kepemilikan

lahan keluarga petani tersebut di Daerah Proyek (misalnya Sertifikat Hak Milik

dari Pemerintah Kabupaten/Kota). Semua Pemegang Hak De Facto juga harus

terdaftar pada Daftar Pemegang Hak De Facto sebagaimana disebutkan pada

Bagian IC2‐3C dan S1‐1.

D. Instansi Pemerintah yang Berwenang dengan kewenangan mengatur lahan atau

kegiatan di dalam Daerah Proyek.

IC2‐2 Dokumen Penetapan Peserta Proyek harus mencakup:

A. Nama diri dan sebutan badan, perorangan, organisasi, masyarakat, kelompok,

Instansi Pemerintah yang Berwenang, dan nama‐nama pengenal lain;

B. Informasi tentang narahubung sejauh tersedia, termasuk alamat, nomor telepon,

alamat email atau informasi yang dapat dihubungi lewat Internet;

C. Nama pejabat, eksekutif atau pemimpin badan; dan

D. Informasi tentang daftar resmi peserta proyek dapat dilihat oleh masyarakat umum.

Page 26: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 10

IC2‐3 Hal‐hal berikut dibutuhkan untuk menunjukkan kepatuhan terhadap Bagian IC2‐1 dan IC2‐2:

A. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek dan

Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam

kedudukannya sebagai pribadi maupun Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek

dan Pengembang Proyek bahwa informasi pada Dokumen Penetapan Peserta Proyek

cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya

setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik; dan

B. Apabila informasi dalam Dokumen Penetapan Peserta Proyek diharuskan diajukan

kepada Instansi Pemerintah yang Berwenang, pengesahan oleh instansi tersebut

dibuktikan dengan dokumen resmi; dan

C. Daftar Pemegang Hak De Facto disusun sesuai dengan Persyaratan pada Bagian S1‐1.

Page 27: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 11

IC3: LANDASAN HUKUM TUJUAN:

Mengidentifikasi hak formal, tradisional atau ulayat dari semua Peserta Proyek untuk

menggunakan, menguasai atau mengalihkan hak mana pun atau apa pun yang ada di

atas lahan di dalam Daerah Proyek.

Menunjukkan bahwa semua kesepakatan yang diperlukan telah diperoleh dari semua

Peserta Proyek, yang menegaskan hak formal Pemrakarsa Proyek untuk mengalihkan,

menilai dengan uang, dan menukar berkurangnya emisi karbon dari berkurangnya

penebangan Biomassa Pohon melalui diterimanya dan dialihkannya RFS Credits™

sebagaimana dijelaskan pada Bagian A6 (Pendaftaran, Pengalihan, dan Penghentian

Kredit).

Menunjukkan bahwa kegiatan atau Proyek yang diusulkan tidak bertentangan dengan

program atau kegiatan REDD nasional atau daerah atau yang serupa di wilayah hukum

yang bersangkutan.

Menunjukkan bahwa pemberian The RFS Credit™ sendiri bukan merupakan

pelanggaran terhadap undang‐undang yang berlaku, dan manfaat ekonomi dari

perdagangan selanjutnya menurut undang‐undang yang berlaku tidak diperuntukkan

pihak ketiga yang persetujuan atau penunjukannya belum diperoleh.

DASAR PERTIMBANGAN: The RFS™ berupaya untuk memastikan bahwa pembeli The RFS Credit™ yang penjualnya

memiliki hak untuk mengalihkan pengurangan emisi karbon menjadi bernilai uang menurut

undang‐undang di tempat Daerah Proyek berada. Ini membutuhkan lebih dari sekadar

menunjukkan sertifikat atas lahan di Daerah Proyek. Pemrakarsa Proyek harus menunjukkan

haknya untuk menilai dengan uang dan memperdagangkan pengurangan karbon untuk

Page 28: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 12

menggantikan atau bermitra dengan: Instansi Pemerintah yang Berwenang; pihak lain dalam

kontrak (misalnya Pengembang Proyek, pihak yang ditunjuk, pemegang hak pengusahaan);

atau Pemegang Hak De Facto.

PERSYARATAN: Bagian IC3‐1 mensyaratkan dukungan dalam bentuk dokumen mengenai informasi yang

disediakan pada Peta Penguasaan Lahan Proyek dan Tabel Penguasaan Lahan disamping

Bagian IC1‐5 Keterwakilan. Bagian IC3‐2 menguraikan Persyaratan yang harus ditunjukkan oleh

Pemrakarsa Proyek bahwa telah dipenuhi dalam mendukung haknya untuk menjual kredit yang

akan diterbitkan sebagai RFS Credits™. Bagian IC3‐ 3 menetapkan bukti dokumen yang

disyaratkan untuk membenarkan klaim pada Bagian IC3‐2.

IC3‐1 Disamping Persyaratan pada Bagian IC1‐5, dalam mendukung informasi pada Peta

Penguasaan Lahan Proyek dan Tabel Penguasaan Lahan sebagaimana diatur pada Bagian IC1‐2,

yang merupakan bagian dari Dokumen Awal Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus

menyediakan bukti dokumen berikut ini:

A. Dalam hal Pemegang Hak De Jure, sertifikat terdaftar yang disahkan oleh Instansi

Pemerintah yang Berwenang sesuai dengan undang‐undang yang dibuktikan dengan

dokumen resmi (misalnya akta bermeterai; surat pernyataan di bawah sumpah), dan

dalam hal hak yang dipersengketakan, ketetapan pengadilan yang bersifat tetap dan

tidak lagi dimungkinkan melakukan banding; dan

B. Pendapat Hukum dari seorang penasihat hukum berkompeten dan diakui yang

berpraktik hukum di wilayah hukum tempat Proyek berada bahwa informasi pada Peta

Penguasaan Lahan Proyek dan Tabel Penguasaan Lahan cermat dan lengkap dalam

semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh

dan dengan niat baik.

IC3‐2 Sebagai bagian dari Dokumen Awal Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus

Page 29: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 13

menyediakan bukti dokumen secara memuaskan, sesuai dengan Bagian IC3‐3 di bawah ini,

bahwa:

A. Pemrakarsa Proyek atau orang atau badan (satu atau lebih) selaku pihak‐pihak yang

mengikatkan diri dalam kontrak dengan Pemrakarsa Proyek telah diberi hak menurut undang‐

undang di negara tuan rumah untuk menukar, mengalihkan, dan menilai dengan uang

pengurangan emisi karbon yang diakibatkan apabila penebangan Biomassa Pohon berkurang;

dan

B. Instansi Pemerintah yang Berwenang (kabupaten/kota, provinsi atau negara) belum

membentuk program nasional, provinsi, daerah atau program lain yang intinya tidak sejalan

dengan, atau dimaksudkan ‐menurut ketentuannya‐ menggantikan atau membatalkan:

1. Setiap tindakan dan/atau instrumen hukum yang menjadi landasan kegiatan atau

Proyek yang diusulkan; atau

2. Setiap metode yang dipilih untuk memenuhi setiap Persyaratan dalam The RFS™

(misalnya metode Pengurangan Emisi Permanen, metode data dasar atau

Persyaratan pada Bagian S, misalnya Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa

Paksaan); dan

C. Tidak ada instansi atau lembaga perantara milik pemerintah di wilayah hukum yang

menjadi tempat dari bagian Proyek mana pun mengklaim hak untuk mengalihkan

pengurangan emisi karbon; dan

D. Tidak ada ketentuan dalam undang‐undang yang berlaku di wilayah hukum yang menjadi

tempat dari bagian Proyek mana pun bahwa setiap orang (termasuk instansi atau lembaga

perantara milik pemerintah), selain Pemrakarsa Proyek dan/atau satu atau lebih pihak lain

yang telah dikontrak oleh Pemrakarsa Proyek atau pihak yang ditunjuk dan diizinkannya,

berhak untuk mengalihkan pengurangan emisi karbon, dan khususnya yang diakibatkan oleh

berkurangnya penebangan Biomassa Pohon; dan

Page 30: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 14

E. Apabila wilayah hukum tempat berada Proyek sudah siap dengan mekanisme untuk

menelusuri dan/atau mendaftar kegiatan‐kegiatan atau Proyek‐proyek semacam yang diusulkan

atau dilaksanakan oleh Proyek (apakah sebagai bagian dari NAMA/Aksi Mitigasi yang Tepat

secara Nasional yang dilakukan di wilayah hukumnya ataukah tidak), dan pendokumentasian

dan/atau pendaftaran diatur menurut undang‐undang yang berlaku sewaktu penyerahan

Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir atau setiap Tanggal Verifikasi berikutnya,

Pemrakarsa Proyek harus mewakili dan menyediakan bukti dokumen yang berlaku menurut

hukum bahwa:

1. Proyek atau kegiatan yang diusulkan didokumentasikan dan/atau didaftarkan

sebagaimana mestinya; dan

2. pendokumentasian dan/atau pendaftaran tersebut sejalan –berdasarkan undang‐

undang yang berlaku‐ dengan persyaratan Proyek atau kegiatan untuk penerbitan kredit

dalam The RFS™; dan

F. Baik penerbitan RFS Credits™ untuk Pemrakarsa Proyek ataupun untuk satu atau lebih pihak

lain yang telah dikontrak oleh Pemrakarsa Proyek, ataupun setiap kemungkinan penjualan

Kredit RFS oleh Pemrakarsa Proyek atau oleh pihak lain mana pun atau pihak yang ditunjuk,

tidak akan menyebabkan pelanggaran undang‐undang yang berlaku di wilayah hukum tempat

Proyek berada; dan

G. Pemrakarsa Proyek akan melakukan semua tindakan yang diperlukan, sebagaimana

ditetapkan dalam undang‐undang yang berlaku, untuk melaporkan kepada Instansi Pemerintah

yang Berwenang mengenai diterimanya atau dialihkannya Kredit RFS.

IC3‐3. Bukti pendukung informasi yang diatur pada Bagian IC3‐2A‐G.

A. Untuk memenuhi Bagian IC3‐2, bukti dokumen yang memuaskan mengenai

persoalan tersebut guna ditunjukkan mensyaratkan satu atau lebih hal‐hal berikut

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel IC3‐3:

1. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek dan

Page 31: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 15

Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana)

dalam kedudukannya sebagai pribadi maupun Keterwakilan oleh badan

Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek bahwa informasi pada Bagian

IC3‐2A‐G cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh yang mampu diketahui

dan diyakininya setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik;

2. Pendapat Hukum dari seorang penasihat hukum berkompeten dan diakui

yang berpraktik hukum di wilayah hukum tempat Proyek berada bahwa

informasi yang diatur pada Bagian IC3‐2A‐G cermat dan lengkap dalam semua

hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh

dan dengan niat baik.

3. Pernyataan tertulis resmi oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang; atau

4. Ketetapan pengadilan yang bersifat tetap sehingga tidak lagi dimungkinkan

untuk banding.

B. Tabel IC3‐3 menunjukkan alternatif bukti dokumen yang memadai sebagai

Persyaratan pada Bagian IC3‐2A‐G.

Page 32: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 16

Tabel IC3‐3: Alternatif bukti dokumen yang memadai sebagai Persyaratan pada IC3‐2A‐G.

Subbagian A B C D E1 E2 F G

1 + 2

1 + 2; atau 3; atau 4

1 + 2; atau 3

1 + 2; atau 3 1 + 3

1 + 2; atau 3

1 + 2; atau 3 1

C. Apabila setiap Keterwakilan terbukti tidak cermat, kredit berikutnya tidak

akan diverifikasi, kecuali jika sesuai dengan prosedur perbaikan sebagaimana

dapat dilihat pada Bagian A7.

Page 33: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 17

S1: MENGIDENTIFIKASI DAN MENGHORMATI PEMEGANG HAK DE FACTO

TUJUAN:

Sejalan dengan Asas Penyertaan () dan Konsultasi Partisipatif (lihat Dasar

Pertimbangan pada Bagian IC2), Proyek‐proyek RFS harus dirancang dengan

menghormati fakta sosial ekonomi dan sosial budaya di lapangan. Untuk

melakukannya, dibutuhkan pengenalan secara cermat dan lengkap semua Pemegang

Hak De Facto maupun Pemegang Hak De Jure dan Peserta Proyek lain (lihat Bagian

IC2). Identifikasi Pemegang Hak De Facto secara cermat dan lengkap ditekankan untuk

menjamin agar Proyek‐proyek RFS dirancang sedemikian rupa sehingga:

Hak atas lahan dan sumberdaya yang ada, baik berdasarkan undang‐undang

atau ulayat, akan diidentifikasi dan dihormati;

Pengetahuan dan praktik tradisional mengenai pengelolaan sumberdaya di

kalangan Masyarakat Adat, Masyarakat Rimba dan Pengguna Hutan, dan

masyarakat lokal yang sejalan dengan tujuan The RFS™ untuk mengurangi

penebangan Biomassa Pohon di Hutan yang Laik akan diidentifikasi dan

dihormati.

Semua undang‐undang, perjanjian dan konvensi internasional yang berlaku,

maupun hukum adat, termasuk konvensi internasional yang menuntut

perlindungan terhadap pengetahuan dan praktik masyarakat adat diidentifikasi

dan dipatuhi; dan

Kegiatan‐kegiatan Proyek mengidentifikasi dan menjabarkan kategori‐kategori

zonasi yang sesuai dengan budaya (Zonasi Setempat) (lihat Bagian IC1‐3B) yang

mengakui digunakannya pengetahuan dan sejarah setempat.

Rancangan Proyek dibolehkan dan bahkan diharapkan, namun tidak diharuskan, untuk

membantu memformalkan hak‐hak ulayat setempat yang diakui di kalangan

masyarakat adat, nelayan, masyarakat perdesaan, transmigran, petani maupun

Page 34: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 18

pemilik lahan pribadi lain, masyarakat lokal, dan keluarga‐keluarga.

DASAR PERTIMBANGAN: Asas pokok The RFS™iadalah bahwa keterlibatan penuh Pemegang Hak De Facto itu mutlak bagi

Proyek‐proyek untuk mengurangi penebangan Biomassa Pohon dalam jangka panjang. Pusat

perhatian dalam Bagian ini adalah keterlibatan Pemegang Hak De Facto, yang didasarkan pada

anggapan bahwa Pemegang Hak De Facto tidak selalu diberi perlindungan hukum yang sama

dengan Pemegang Hak De Jure. Dalam hal Pemegang Hak De Jure, The RFS™ mensyaratkan

bahwa mereka yang teridentifikasi sebagai Peserta Proyek dapat memperoleh perlindungan

berdasarkan undang‐undang yang ada untuk memastikan hak mereka berkaitan dengan

kegiatan‐kegiatan sebagaimana dijelaskan pada The RFS™.

PERSYARATAN: S1‐1 Sebagai bagian dari Dokumen Awal Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus

mengajukan daftar semua Pemegang Hak De Facto (Daftar Pemegang Hak De Facto) di Daerah

Proyek (termasuk Masyarakat Adat, masyarakat lokal, Masyarakat Rimba dan Pengguna

Hutan).

S1‐2 Untuk memastikan bahwa Pemegang Hak De Facto yang terkena proyek memiliki cukup

kesempatan untuk dimasukkan ke dalam atau dikeluarkan dari Daftar Pemegang Hak De Facto,

Pemrakarsa Proyek harus mengumumkan Daftar Pemegang Hak De Facto (Pemberitahuan

kepada Pemegang Hak De Facto) dalam waktu 90 hari (Masa Pemberitahuan kepada

Pemegang Hak De Facto) dengan menggunakan:

A. Saluran‐saluran komunikasi resmi dan tradisional yang diakui setempat;

B. Penerbitan pada semua surat kabar setempat sedikit‐dikitnya tiga kali;

C. Siaran pengumuman sedikit‐dikitnya tiga kali melalui radio atau televisi setempat,

apabila tersedia;

D. Mengunggah pengumuman lewat Internet dengan cara yang diatur pada Bagian A2;

Page 35: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 19

E. Pemberitahuan tertulis kepada Organisasi Yang Mewakili yang memiliki kepentingan

di Daerah Proyek;

F. Pemberitahuan tertulis kepada Instansi Pemerintah yang Berwenang yang wilayah

hukumnya mencakup Daerah Proyek;

G. Pemberitahuan tertulis atau secara tradisional kepada semua Pemegang Hak De

Facto yang dikenal.

S1‐3 Kepatuhan terhadap Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto. Dokumen Awal

Pengajuan Proyek harus mencakup:

A. Pernyataan tertulis oleh Pemrakarsa Proyek bahwa Pemberitahuan kepada

Pemegang Hak De Facto telah disampaikan sesuai dengan Bagian S1‐2A‐G, yang

menguraikan metode pemenuhan syarat A‐G, tanggal‐tanggalnya, dan mengidentifikasi

setiap pihak ketiga yang ikut serta dan memenuhi syarat (misalnya surat kabar, radio,

LSM).

B. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek (misalnya CEO,

Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai pribadi maupun

Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek bahwa informasi pada Bagian S1‐3A

cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya

setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik.

S1‐4 Masa Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto dapat dimulai oleh Pemrakarsa

Proyek setiap saat berdasarkan dalam kewenangan penuhnya, setelah atau sebelum Konsultasi

Pra‐Pengajuan (lihat Bagian S2‐ 1F1); tetapi, untuk memastikan bahwa Daftar Pemegang Hak

De Facto tidak kedaluwarsa, Masa Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto dinyatakan

tidak berlaku apabila dimulai lebih dari 12 bulan sebelum Tanggal Awal Pengajuan Proyek.

S1‐5 Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto harus menyatakan bahwa, sejak mulainya

Masa Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto sampai dengan 90 hari setelah Masa

Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto (Masa Klaim Pemegang Hak De Facto), setiap

Page 36: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 20

pihak berikut dapat mengajukan klaim tertulis kepada Pemrakarsa Proyek (Klaim Pemegang

Hak De Facto) yang dia, atau setiap Pemegang Hak De Facto lain, perlu dimasukkan ke dalam

atau dikeluarkan dari Daftar Pemegang Hak De Facto beserta alasan klaimnya:

A. Setiap kelompok yang mengklaim sebagai Pemegang Hak De Facto sebagaimana

ditetapkan pada IC2;

B. Organisasi Yang Mewakili

C. Instansi Pemerintah yang Berwenang

S1‐6 Dalam 30 hari setelah berakhirnya Masa Klaim Pemegang Hak De Facto, Pemrakarsa

Proyek harus mendaftar semua Klaim Pemegang Hak De Facto yang diajukan dan harus

mencakup semua klaim tersebut dalam Dokumen Awal Pengajuan Proyek‐nya bersama dengan

tanggapannya apabila dia memilih tidak mendaftar atau menghapus penggugat dari daftar.

Tidak mengajukan Klaim Pemegang Hak De Facto harus dianggap sebagai Kelalaian Besar

menurut Bagian A7‐2 dan akan diperlakukan sesuai dengan Persyaratan pada Bagian tersebut.

Page 37: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 21

S2: TRANSPARANSI

PENGUNGKAPAN INFORMASI DAN PERSETUJUAN ATAS DASAR INFORMASI AWAL TANPA PAKSAAN (PADIATAPA)

TUJUAN:

Sejalan dengan Asas Penyertaan dan Konsultasi Partisipatif, selama

proses perencanaan dan pembangunan, Pemrakarsa Proyek harus

menyediakan informasi yang cermat dan lengkap mengenai semua hal

berkenaan dengan Proyek kepada semua Peserta Proyek, memberi

kesempatan kepada semua Peserta Proyek untuk memberi sumbangsih

dalam perencanaan dan pelaksanaan Proyek dan kegiatan‐kegiatannya,

diterimanya Proyek oleh semua Peserta Proyek, dan melanjutkan

berkomunikasi secara terbuka dan transparan dengan semua Peserta

Proyek selama Masa Proyek.

Semua komunikasi dengan dan oleh Peserta Proyek harus dilakukan

dengan cara yang dikenal, yaitu langsung dipahami oleh setiap Peserta

Proyek dan sesuai dengan budaya setempat.

Semua kesepahaman dengan dan persetujuan oleh Peserta Proyek

mensyaratkan adanya Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa

Paksaan dari mereka.

Sifat dan pola pembagian manfaat dan tanggung jawab yang berasal dari

Proyek dan kegiatan‐kegiatannya harus diperinci dalam kesepahaman

dengan dan di antara semua Peserta Proyek yang terdokumentasikan.

Risiko sosial ekonomi dan sosial budaya yang berkaitan dengan diterima

tidaknya kemungkinan manfaat selama jangka waktu Proyek harus

sepenuhnya diungkapkan, diakui, dan diterima oleh semua Peserta

Page 38: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 22

Proyek.

DASAR PERTIMBANGAN: Tujuan The RFS™ adalah memastikan bahwa Pemegang Hak sepenuhnya

menyadari semua risiko, kewajiban, biaya, dan segala kemungkinan yang

dapat mereka temui pada permulaan Proyek atau dari waktu ke waktu

dengan membuat kesepakatan‐kesepakatan untuk pengalihan hak

pengurangan emisi CO2e mereka kepada pihak‐pihak lain.

Sejalan dengan asas pokok dari kontrak dan keadilan, The RFS™

mensyaratkan bahwa setiap putusan ditetapkan oleh setiap Pemegang Hak

berdasarkan Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan.

Mengingat akan asas ganda yang melandasinya, yaitu kepercayaan dan

kepraktisan, The RFS™ berupaya mensyaratkan untuk sedapat‐dapatnya

menunjukkan bahwa setiap putusan Pemegang Hak telah ditetapkan dan

akan dilanjutkan dengan membuat Persetujuan. Dalam menjalankan Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa

Paksaandalam kerangka The RFS™ tersebut, dipertimbangkan dua kendala,

yaitu: (1) Bagaimana cara mengetahui apabila seseorang mengetahui

sesuatu; dan (2) Apakah pembuat putusan sebenarnya memiliki waktu,

kecenderungan, dan informasi untuk belajar dan memahami apa pun yang

akan memungkinkan mereka membuat putusan yang “sepenuhnya

dipahami”? Selama kendala‐kendala ini tidak pernah dapat sepenuhnya

diatasi, The RFS™ menetapkan Persyaratan Persetujuan atas Dasar

Informasi Awal Tanpa Paksaanyang cukup diyakini bahwa Pemegang Hak

memiliki sebanyak‐banyaknya informasi untuk membuat putusan sehingga

kualitas Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan memadai,

yang biasanya dibutuhkan dalam interaksi sosial, hukum, dan perniagaan.

Page 39: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 23

PERSYARATAN: S2‐1 Pemrakarsa Proyek harus memberi pernyataan tertulis (Pernyataan

Informasi Pemrakarsa) kepada setiap Peserta Proyek (termasuk semua yang

ada pada Daftar Pemegang Hak De Facto), yang harus mengungkapkan atau

menyatakan berikut:

A. Salinan yang terbaca dari semua peta dan jadwal yang diatur pada

Bagian IC1;

B. Uraian lengkap mengenai Proyek dan kegiatan‐kegiatannya,

dengan menekankan pada tujuannya untuk mengurangi atau

meniadakan penebangan Biomassa Pohon dari Hutan yang Laik.

Uraian tersebut harus mencakup pernyataan yang jelas dan

digarisbawahi bahwa hutan tanaman tidak tunduk pada Persyaratan

The RFS™; bahwa setiap kegiatan di hutan tanamantersebut (seperti

pemanenan atau penanaman tambahan) tidak akan berpengaruh

terhadap manfaat, tidak juga menguranginya melalui panen ataupun

menambahnya melalui penanaman.

C. Persyaratan untuk Rencana Manfaat Pemegang Hak sesuai

dengan Bagian S2‐4;

D. Pemrakarsa Proyek disyaratkan untuk menyediakan Rencana

Manfaat Pemegang Hak sesuai dengan Bagian S2‐8;

E. Pembaruan atas keadaan mutakhir perencanaan dan pembangunan Proyek;

F. Jadwal lokakarya atau pertemuan (atau bentuk komunikasi lain

yang disetujui oleh para Pemegang Hak yang sah) diumumkan dan

dapat diketahui oleh semua pihak untuk memberi tahu setiap

Pemegang Hak mengenai hal‐hal tertentu sebagaimana dijelaskan

Page 40: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 24

pada Bagian S2‐1 (Konsultasi Partisipatif) dan memperoleh umpan‐

balik dari mereka.5 Jadwal tersebut harus menyediakan sedikit‐

dikitnya:

1. Dua acara per Pemegang Hak, yang harus dijadwalkan dan

harus dilakukan sebelum Tanggal Awal Pengajuan Proyek

(Konsultasi Pra‐Pengajuan).

2. Dua acara per Pemegang Hak, yang harus dijadwalkan dan

harus dilakukan antara Tanggal Awal Pengajuan Proyek dan

Tanggal Akhir Pengajuan Proyek (Konsultasi Pengajuan

Akhir).

3. Satu acara per Pemegang Hak selambat‐lambatnya 180

hari setelah pengesahan Proyek (Konsultasi Pengesahan); dan

4. Satu acara per Pemegang Hak 90 hari sebelum setiap

verifikasi berikutnya (Konsultasi Verifikasi).

G. Konsultasi Partisipatif tersebut harus memberi kesempatan

kepada setiap orang untuk keperluan Pengakuan Peserta (lihat

Bagian S2‐2 di bawah ini) guna memberi kesempatan penuh untuk

memahami isi Pernyataan Informasi Pemrakarsa, menanyakan hal‐

hal yang kurang jelas mengenai isinya, menerima jawaban yang

dianggap memuaskan atas pertanyaan‐pertanyaan tersebut, dan

memberi pendapat mengenai isinya.

5 Bagian S2‐1F1 dan S2‐1F2 mensyaratkan dua lokakarya atau pertemuan, yaitu: informasi pada

pertemuan pertama akan dipaparkan dan pertanyaan diajukan, tetapi peserta tidak akan memiliki waktu untuk mencerna dan membahas informasi tersebut. Pertemuan kedua memastikan peserta bahwa mereka akan memiliki kesempatan untuk memberi umpan‐balik setelah memiliki waktu untuk menganalisisnya. Sebaliknya, S2‐1F3 dan S2‐1F4 mensyaratkan hanya satu pertemuan karena hanya bersifat penerangan dan tidak mensyaratkan umpan‐balik walaupun perlu memberi kesempatan kepada Peserta Proyek pada pertemuan seperti itu untuk memperjelas hal apa pun yang mereka merasa belum yakin.

Page 41: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 25

H. Nama‐nama lembaga dan perorangan yang berwenang untuk

menetapkan putusan, pengelolaan dana, dan penyebarluasan

informasi atas nama Pemrakarsa Proyek.

S2‐2 Kepatuhan terhadap Pernyataan Informasi Pemrakarsa dan Persyaratan

Konsultasi Partisipatif.

A. Dokumen Awal Pengajuan Proyek harus mencakup:

1. Pernyataan tertulis oleh Pemrakarsa Proyek bahwa:

a. Pemegang Hak De Facto telah diberikan sesuai

dengan Bagian S1‐2A‐G, yang menguraikan metode

pemenuhan masing‐masing syarat A‐G, tanggal‐

tanggalnya, dan mengidentifikasi pihak ketiga mana saja

yang ikut serta dan memenuhi syarat; dan

b. Dua acara Konsultasi Pra‐Pengajuan telah dilakukan.

2. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek

dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur

Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai pribadi maupun Keterwakilan

oleh badan Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek bahwa

informasi yang diberikan pada Bagian S2‐2A1 cermat dan lengkap

dalam semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah

meneliti secara utuh dan dengan niat baik.

B. Dokumen Awal Pengajuan Proyek harus mencakup:

1. Pernyataan tertulis oleh Pemrakarsa Proyek bahwa dua acara

Konsultasi Pengajuan Akhir telah dilakukan.

2. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek

dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur

Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai pribadi maupun Keterwakilan

Page 42: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 26

oleh badan Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek bahwa

informasi yang diberikan pada Bagian S2‐2B1 cermat dan lengkap dalam

semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah

meneliti secara utuh dan dengan niat baik.

C. Dokumen Permohonan Verifikasi harus mencakup:

1. Pernyataan tertulis oleh Pemrakarsa Proyek bahwa:

a. Konsultasi Pengesahan telah dilakukan; dan bahwa

b. Konsultasi Verifikasi telah dilakukan.

2. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek

dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur

Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai pribadi maupun Keterwakilan

oleh badan Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek bahwa

informasi yang diberikan pada Bagian S2‐2C1 cermat dan lengkap dalam

semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah

meneliti secara utuh dan dengan niat baik.

S2‐3 Bersama Dokumen Awal Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus

mengajukan pengakuan tertulis (Pengakuan Peserta) dari setiap Peserta

Proyek (selain Instansi Pemerintah yang Berwenang), yang ditandatangani

oleh pihak‐pihak yang memiliki kewenangan resmi atau tradisional untuk

melakukannya, yang mencakup berikut ini:

A. Apakah Peserta Proyek yakin memiliki hak formal atau hak ulayat

untuk menebang Biomassa Pohon dari Hutan yang Laik di Daerah

Proyek.

B. Apakah Peserta Proyek yakin bahwa Peserta Proyek lain memiliki

hak formal atau hak ulayat untuk menebang Biomassa Pohon dari

Hutan yang Laik di Daerah Proyek;

Page 43: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 27

C. Apakah Peserta Proyek yakin memiliki hak istimewa atas semua

atau sebagian dari kredit pengurangan emisi CO2e karena

berkurangnya Penebangan Biomassa Pohon;

D. Keterwakilan dari setiap anggota Peserta Proyek (mitra,

pemegang saham, keluarga, kelompok atau perorangan ‐tergantung

mana yang berlaku) dengan memiliki kesempatan penuh untuk ikut

dalam Konsultasi Partisipatif;

E. Nama‐nama lembaga dan perorangan yang berwenang untuk

menetapkan putusan, pengelolaan dana, dan penyebarluasan

informasi atas nama Peserta Proyek;

F. Uraian mengenai proses yang dilakukan oleh Peserta Proyek dalam

memberi dan mendokumentasikan Persetujuan atas Dasar Informasi

Awal Tanpa Paksaan yang sesuai dengan budaya setempat dan

mudah diakses dan berdasarkan undang‐undang dan perjanjian‐

perjanjian internasional;

G. Pengakuan bahwa Peserta Proyek telah memberi Persetujuan

atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan untuk semua kegiatan

Proyek yang memengaruhi dirinya, anggotanya, dan sumberdayanya;

H. Pengakuan bahwa Peserta Proyek memahami berhak untuk

menolak ikut dalam Proyek; dan

I. Uraian mengenai proses bahwa Peserta Proyek harus siap untuk

menyelesaikan ketidaksepakatan di antara anggota‐anggotanya

mengenai hak untuk menebang Biomassa Pohon dan/atau kredit

pengurangan emisi karbon.

S2‐4 Sebelum Pengajuan Akhir Dokumen Proyek, Pemrakarsa Proyek harus

Page 44: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 28

memperoleh Rencana Manfaat Pemegang Hak dari setiap Pemegang Hak

yang ditandatangani oleh pihak‐pihak yang memiliki kewenangan resmi atau

tradisional untuk melakukannya, dan oleh setiap LSM atau instansi

pemerintah yang memiliki kewenangan sesuai dengan peraturan atas hal‐hal

tersebut.

A. Rencana Manfaat Pemegang Hak harus mencakup sedikit‐dikitnya

hal‐hal berikut (lihat Formulir S2‐4):

1. Uraian cermat dan lengkap mengenai semua manfaat

dalam bentuk apa pun yang mungkin diterima oleh

Pemegang Hak selama Masa Proyek dari Pemrakarsa Proyek,

LSM, yang mungkin diterima oleh Instansi Pemerintah yang

Berwenang, Pemegang Hak lain, atau pihak‐pihak swasta,

termasuk imbalan uang langsung atau tidak langsung,

imbalan dalam bentuk natura, atau insentif lain untuk

mengurangi penebangan Biomassa Pohon, beralih ke

penghidupan pilihan lain atau mengubah pola tempat tinggal

secara langsung atau tidak langsung;

2. Uraian cermat dan lengkap mengenai kesepakatan

Rencana Manfaat Pemegang Hak oleh Pemegang Hak dan

para anggotanya, yang mencakup sedikit‐dikitnya hal‐hal

berikut:

a. bentuk imbalan yang akan dibagikan (misalnya tunai,

kredit, perlengkapan atau peralatan dalam bentuk natura,

kartu layanan kesehatan atau pendidikan cuma‐cuma);

b. porsi manfaat neto yang diperuntukkan setiap anggota

Pemegang Hak;

c. pengeluaran yang diizinkan yang dapat dikurangkan pada

manfaat bruto dan mengidentifikasi siapa yang dapat

menerima imbalan atas jasa yang dibiayai;

d. formulir pelaporan pendapatan dan pengeluaran tahunan

dalam bentuk yang dirancang sedemikian rupa sehingga

Page 45: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 29

dapat dipahami oleh semua Pemegang Hak;

e. mekanisme untuk menyelesaikan ketidaksepakatan di

antara anggota sekelompok atau antarkelompok Pemegang

Hak;

f. mekanisme untuk memantau perubahan dalam

pembagian manfaat dan biaya dan untuk memungkinkan

informasi tersedia secara transparan bagi semua Pemegang

Hak; dan

g. mengidentifikasi perorangan, kedudukan atau kelompok

yang bertanggung jawab untuk pengumpulan dan

pembagian manfaat.

B. Rencana Pengembangan Jangka Panjang (Life Plan) Masyarakat

Adat atau Masyarakat Tradisional (atau Dokumen Masyarakat dalam

hal Pemegang Hak De Facto) yang disahkan sesuai dengan Persyaratan

resmi dan adat mengenai Pemegang Hak (dan, apabila diatur menurut

undang‐undang atau adat, disetujui oleh setiap LSM atau instansi

pemerintah yang berwenang atas rencana tersebut) harus dianggap

cukup memenuhi persyaratan Rencana Manfaat Pemegang Hak pada

Bagian S2‐ 4A, asalkan rencana atau dokumen tersebut memenuhi

Persyaratan Rencana Manfaat Pemegang Hak pada Bagian

S2‐4A2‐a,b,e‐h.

S2‐5 Sebelum Tanggal Akhir Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus

menyerahkan Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak.

A. Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak harus:

1. Menyusun daftar semua Rencana Manfaat Pemegang Hak;

2. Menggabungkan Rencana Manfaat Pemegang Hak

sedemikian rupa sehingga tanpa ketidakselarasan atau

pertentangan di antara Rencana Manfaat Pemegang Hak;

Page 46: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 30

3. Menyediakan mekanisme untuk menyelesaikan

ketidaksepakatan di antara Pemegang Hak; dan

4. Menjelaskan dan mengakui:

a. kewajiban secara hukum Pemrakarsa Proyek untuk

memberi manfaat kepada setiap Pemegang Hak De Facto

sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Manfaat

Pemegang Hak, termasuk jumlah, cara, dan penetapan

waktu imbalan; dan

b. kesepakatan yang melandasi kewajiban pada Bagian

S2‐4A, termasuk tindakan perbaikan atas setiap kelalaian

di dalamnya, sehingga kesepakatan tersebut harus dicakup

dan menjadi bagian dari Rencana Induk Manfaat

Pemegang Hak.

S2‐6 Kepatuhan atas Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak A. Verifikasi Kredit belum tentu sesuai dengan Rencana Induk Manfaat

Pemegang Hak. Tatkala bukti dokumen menunjukkan bahwa belum semua

syarat dipenuhi, kredit tidak akan diverifikasi. Sebagai bagian dari

Permohonan Verifikasi, Pemrakarsa Proyek harus mengajukan bukti

dokumen yang telah mematuhi Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak.

1. Bukti dokumen pemenuhan syarat harus mencakup:

a. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi

Pemrakarsa Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin,

Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai

pribadi dan bukan kedudukan resminya, yang

menunjukkan bahwa dia tahu secara pribadi

mengenai pemenuhan syarat setiap Rencana Manfaat

Pemegang Hak maupun oleh Pemrakarsa Proyek

sendiri; dan

b. Salah satu dari hal‐hal berikut:

Page 47: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 31

(1). Pengakuan atas telah diterimanya manfaat dari

perwakilan‐perwakilan resmi Pemegang Hak De Facto;

atau

(2). Bukti dokumen imbalan seperti bukti imbalan uang

atau pemberian barang atau jasa.

B. Walaupun ada Persyaratan pada Subbagian S2‐6A, apabila Pemegang Hak

De Facto menolak untuk melanjutkan partisipasinya dalam Proyek, kredit dapat

diverifikasi sesuai dengan prosedur berikut.

1. Pemegang Hak dianggap telah menolak untuk melanjutkan

partisipasi dalam Proyek apabila telah:

a. Menyerahkan pemberitahuan tertulis tentang maksud

tersebut;

b. Tidak memberi tanggapan berdasarkan mekanisme

penyelesaian ketidaksepakatan yang disetujui menurut Rencana

Induk Manfaat Pemegang Hak;

c. Setidaknya tidak menerima upaya‐upaya dengan niat baik

Pemrakarsa Proyek yang terdokumentasikan untuk memberi

manfaat yang diatur pada Rencana Manfaat Pemegang Hak.

2. Permohonan Verifikasi harus menjelaskan secara terperinci

mengenai manakah di antara ketiga kriteria tersebut yang menjadi

dasar klaim Pemrakarsa Proyek bahwa Pemegang Hak De Facto

tertentu tidakmelanjutkan partisipasinya, dan harus menyediakan

Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi Pemrakarsa (misalnya CEO,

Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai

pribadi dan bukan kedudukannya secara resmi, yang menunjukkan

bahwa dia tahu secara pribadi mengenai berhentinya partisipasi

Pemegang Hak De Facto yang bersangkutan beserta alasannya.

3. Apabila prosedur Permohonan Verifikasi yang diatur pada Bagian

A4‐2 menyimpulkan tanpa menyangkal klaim tersebut bahwa

Pemegang Hak De Facto telah menghentikan partisipasinya, Sertifikat

Page 48: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 32

Verifikasi harus diterbitkan seolah‐olah Subbagian S2‐6A telah

sepenuhnya dipatuhi.

4. Selambat‐lambatnya satu tahun sejak tanggal penerbitan Sertifikat

Verifikasi, Pemrakarsa Proyek harus mengajukan perubahan Rencana

Induk Manfaat Pemegang Hak dengan menghapus Pemegang Hak De

Facto yang mundur.

S2‐7 Setiap lembaga yang diberi kewenangan untuk menyimpan setiap aset

untuk dibagikan berdasarkan Rencana Manfaat Pemegang Hak atau Rencana

Induk Manfaat Pemegang Hak harus memenuhi Persyaratan keuangan

minimum sebagaimana ditetapkan pada Bagian A9‐A.

S2‐8 Sebelum Tanggal Akhir Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus

menyusun dan menyerahkan Rencana Manfaat Pemegang Hak kepada setiap

Pemegang Hak dan memperoleh Pengakuan Risiko Pemegang Hak dari setiap

Pemegang Hak yang ditandatangani oleh pihak‐pihak yang memiliki

kewenangan resmi atau adat untuk melakukannya.

A. Rencana Manfaat Pemegang Hak harus menjelaskan secara cermat

dan lengkap:

1. Setiap risiko terhadap penghidupan tradisional yang mungkin

saja menyertai perubahan pola kegiatan mereka;

2. Seluruh kemungkinan keadaan yang dapat terjadi apabila

mereka tidak menerima semua atau sebagian manfaat

sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Manfaat Pemegang

Hak;

3. Semua kewajiban, tersurat ataupun tersirat, yang disepakati

untuk dilaksanakan dalam hubungannya dengan diterimanya

setiap manfaat;

4. Sejumlah kemungkinan yang dapat menghalangi manfaatnya

(misalnya penebangan Biomassa Pohon secara bebas/ atau oleh

Page 49: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 33

Pemegang Hak lain, korupsi, perubahan harga pasar, kegagalan

investasi, sengketa internal dan eksternal, dll.);

5. Pilihan untuk meniadakan atau mengurangi risiko dalam

prakiraan arus manfaat; dan

6. Sejauh mana manfaat dan risikonya dalam kaitannya dengan

manfaat dan risiko peserta lain dalam “rantai nilai”.

B. Pengakuan Risiko Pemegang Hak harus mengakui risiko‐risiko

sebagaimana dijelaskan pada Bagian S2‐7A1‐6 dan menerima secara

jelas risiko‐risiko tersebut.

S2‐9 Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (Padiatapa)

A. Dengan Dokumen Akhir Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek

harus memberi bukti yang menunjukkan bahwa Pemegang Hak

memiliki informasi yang cukup cermat dan lengkap secara tepat

waktu dan sesuai dengan budaya setempat sehingga memungkinkan

orang yang tepat untuk membuat putusan yang dapat dipahami atas

setiap persetujuan, pengakuan atau keberterimaan sebagaimana

disyaratkan oleh Pemegang Hak.

B. Bukti yang cukup untuk pemenuhan Persyaratan Persetujuan atas

Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan dalam RFS (lihat Formulir

S2‐9B) harus mencakup penyerahan hal‐hal berikut dari setiap

Pemegang Hak:

1. Bukti diselesaikannya Konsultasi Partisipatif yang disyaratkan;

2. Pernyataan Informasi Pemrakarsa;

3. Pengakuan Peserta Proyek;

4. Rencana Manfaat Pemegang Hak;

5. Pengakuan Risiko Pemegang Hak; dan

6. Keterwakilan Pribadi Pemrakarsa Proyek yang

ditandatangani oleh pejabat tertinggi (misalnya Direktur

Page 50: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 34

Utama, Direktur Pelaksana, Kepala Suku, Tokoh Masyarakat)

dalam kedudukannya sebagai pribadi dan bukan kedudukan

resminya, yang menunjukkan bahwa dia tahu secara pribadi

mengenai pemenuhan Persyaratan minimum untuk

menunjukkan Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa

Paksaan Pemegang Hak pada S2.

C. Apabila Persyaratan dalam undang‐undang atau peraturan mana

pun mengenai Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa

Paksaan mengatur Pemegang Hak De Facto atau Peserta Proyek lain

dirasa lebih membatasi dibandingkan dengan Persyaratan pada

Bagian S2‐9, Persyaratan tersebut harus mengikuti dengan ketat

Bagian S2‐9 dan dianggap memenuhi Persyaratan Persetujuan atas

Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan pada Bagian S2‐9.

Page 51: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 35

S3: MANFAAT KUALITAS HIDUP BERKELANJUTAN

TUJUAN:

Proyek harus dirancang dan dikelola untuk menjaga atau

meningkatkan secara berkelanjutan kualitas ranah sosial ekonomi

atau sosial budaya yang ditetapkan oleh Pemegang Hak De Facto

sesuai dengan tujuan dan pilihannya; Proyek‐proyek diharapkan

mencapai Manfaat Kualitas Hidup (Manfaat QOL) yang terukur dan

berkelanjutan bagi Pemegang Hak De Facto.

DASAR PERTIMBANGAN: The RFS™ berupaya menyeimbangkan tujuannya untuk membantu perbaikan

kualitas hidup Pemegang Hak De Facto secara kasat mata dan berkelanjutan

dengan kemandirian Pemegang Hak De Facto untuk menetapkan bagi mereka

sendiri bagaimana memilih untuk menggunakan manfaat yang berasal dari

Proyek.

Hanya Pemegang Hak De Facto dimaksudkan pada bagian ini karena

perhatian bahwa kualitas hidup (QOL) Masyarakat Adat, masyarakat lokal,

dan kelompok lain yang bergantung pada hutan dapat dirugikan oleh

pendapatan dari pasar karbon sedangkan secara umum, hanya ada sedikit

atau tanpa perhatian mengenai pengaruh merugikan terhadap kualitas hidup

Pemegang Hak De Jure. Tetapi, apabila Masyarakat Rimba atau Pengguna

Hutan adalah Pemegang Hak De Jure, Manfaat QOL harus diukur dan

dipantau berdasarkan Persyaratan pada Bagian S3 selama Masa Proyek.

PERSYARATAN: Bagian S3‐1 menjelaskan Persyaratan manfaat QOL untuk pengesahan

Dokumen Akhir Pengajuan Proyek. Bagian S3‐2 menjelaskan Persyaratan

Page 52: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 36

manfaat QOL untuk verifikasi Proyek berikutnya.

S3‐1 Persyaratan Pengesahan Manfaat QOL: Sebagai bagian dari Dokumen

Akhir Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus mengajukan dokumen

kualitas hidup (Dokumen QOL) dari setiap Peserta Proyek, yaitu Masyarakat

Adat, masyarakat lokal atau Masyarakat Rimba atau Pengguna Hutan

(apakah dalam Daftar Pemegang Hak De Jure atau Pemegang Hak De Facto)

yang menguraikan rencananya, apabila ada, untuk memelihara atau

memperbaiki kualitas hidup secara berkelanjutan pada ranah sosial ekonomi

atau sosial budaya.

Rencana Pengembangan Jangka Panjang Masyarakat Adat atau masyarakat

lokal (atau Dokumen Masyarakat dalam hal Pemegang Hak De Facto lain)

yang disahkan sesuai dengan Persyaratan resmi dan adat Pemegang Hak (dan

apabila diatur menurut undang‐undang atau adat, disetujui oleh LSM atau

instansi pemerintah yang memiliki kewenangan sesuai dengan peraturan

yang berkenaan dengan rencana tersebut) harus dianggap cukup memenuhi

persyaratan Dokumen QOL apabila berurusan dengan persoalan yang sama

atau serupa. Setiap Dokumen QOL harus sedikit‐dikitnya memerinci hal‐hal

berikut:

A. Perubahan‐perubahan untuk diukur, dipantau, dan diverifikasi pada

ranah berikut (Ranah QOL), sedikit‐dikitnya dua di antaranya harus

berasal dari Kelompok A dan satu dari Kelompok B.

Kelompok A:

1. Pendapatan keluarga

2. Kemudahan memperoleh layanan kesehatan

3. Pendidikan

4. Keanekaragaman sumber‐sumber pendapatan

5. Sarana dan prasarana

Kelompok B:

1. Menerapkan praktik‐praktik pengelolaan hutan terpadu

Page 53: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 37

secara adat

2. Akses dan kepastian atas penguasaan lahan dan sumberdaya

3. Penggunaan Sumberdaya di Hutan yang Laik secara

berkelanjutan

4. Tingkat sengketa atas sumberdaya

B. Metode penetapan Tolok Ukur QOL untuk setiap Ranah QOL yang

dipilih:

1. Apabila Instansi Pemerintah yang Berwenang, LSM yang diakui atau

Kepustakaan Penilaian Sejawat telah menerbitkan data tidak lebih dari

lima tahun terakhir yang menetapkan tolok ukur untuk Ranah QOL

mencakup masyarakat di Daerah Proyek, tolok ukur tersebut harus

digunakan oleh Pemrakarsa Proyek (Tolok Ukur QOL Absah). (Apabila

terdapat lebih dari satu Tolok Ukur QOL Absah, tolok ukur yang

menunjukkan kinerja terbaik harus digunakan.)

2. Apabila Tolok Ukur QOL Absah tidak tersedia, hal‐hal berikut harus

digunakan sebagai panduan untuk menetapkan Tolok Ukur QOL (Tolok

Ukur QOL Terizinkan):

a. Sumber data yang ada dan dianggap tepercaya atau yang

berlaku oleh salah satu dari berikut ini dapat digunakan:

(1) Data diterbitkan oleh Instansi Pemerintah yang

Berwenang;

(2) Data dari Organisasi Yang Mewakili;

(3) Data diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian

Sejawat;

(4) Data dikumpulkan setempat sesuai dengan tujuan,

dengan menggunakan protokol penetapan sampel yang

ada dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat atau buku

teks statistik cetakan.

b. Kajian Perdesaan Partisipatif (Participatory Rural Appraisal),

Diagnosis Partisipasi Perdesaan (Diagnostic of Rural

Page 54: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 38

Participation) atau Penilaian Dampak Keberlanjutan

(Sustainability Impact Assessment) dari daftar yang telah

disetujui (lihat Tambahan S3‐1), yang disusun sesuai dengan

Persyaratan minimum:

(1) Dari Instansi Pemerintah yang Berwenang;

(2) Organisasi Yang Mewakili;

(3) Diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat;

atau

(4) Buku teks cetakan.

c. Konsultasi bersama berkali‐kali dengan para anggota

Pemegang Hak, satu atau lebih Instansi Pemerintah yang

Berwenang, dan sebuah Organisasi yang Mewakili.

d. Untuk setiap tolok ukur yang ditetapkan berdasarkan Bagian

S3‐1B2a–c dan dianggap merupakan Tolok Ukur QOL Terizinkan,

Sertifikat Pengesahan QOL harus diberikan oleh Pakar QOL dari

pihak Pemrakarsa (lihat Tambahan E perihal persyaratan

minimum yang dibutuhkan untuk Pakar QOL dari pihak

Pemrakarsa). Sertifikat Pengesahan QOL harus menyatakan:

(1) Dalam hal Bagian S3‐1B2a, bahwa data tersebut

cukup cermat dalam hal ranah yang diacu;

(2) Dalam hal Bagian S3‐1B2b, bahwa data tersebut telah

dikumpulkan sesuai dengan Persyaratan yang telah

diterbitkan menurut metode tersebut, termasuk

protokol penetapan sampel, metode pengumpulan data,

dan analisis data; dan

(3) Dalam hal Bagian S3‐1B2c, bukti bahwa data yang

dihasilkan dari konsultasi tersebut cukup cermat dan

lengkap dan cukup layak diterapkan untuk memperoleh

tolok ukur.

C. Identitas perorangan dan/atau organisasi yang bertanggung jawab

Page 55: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 39

untuk menyusun Tolok Ukur QOL, termasuk partisipasi apa pun dari

kelompok masyarakat lokal dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian Tolok Ukur QOL.

D. Komitmen untuk meninjau kembali dan menyempurnakan Dokumen

QOL setiap lima tahun sejak Tanggal Akhir Pengajuan Proyek.

E. Tujuan untuk perbaikan (Tujuan Ranah QOL) pada setiap Ranah QOL

yang berkaitan dengan Tolok Ukur QOL.

F. Rencana pemantauan dan pelaporan (Rencana Pemantauan QOL)

disusun oleh Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa yang mencakup:

1. Prosedur pemantauan dan pelaporan yang transparan bagi

setiap Peserta Proyek, yang dalam hal ini mensyaratkan

Dokumen QOL.

2. Setiap kursus atau program yang telah dipilih oleh

Pemrakarsa Proyek untuk menyediakan pelatihan dengan

metode yang absah secara ilmiah kepada para anggota

masyarakat lokal dalam rangka mengukur, memantau,

dan/atau memverifikasi kegiatan‐kegiatan pada Ranah QOL.

Anggota masyarakat lokal yang terlatih dapat dipekerjakan

pada semua kegiatan dalam kajian‐kajian, termasuk

pengumpulan, analisis, dan penafsiran data; disamping

pemantau dan pakar boleh ikut apabila diajak.

3. Protokol untuk pemantauan dan pelaporan perubahan‐

perubahan pada Ranah QOL yang diidentifikasi dalam

Dokumen QOL. Hasilnya harus dilaporkan secara tertulis

(Laporan QOL), yang ditandatangani oleh Pemrakarsa Proyek

yang menunjukkan bahwa laporan tersebut telah diselesaikan

berdasarkan Rencana Pemantauan QOL. Pemantauan dan

pelaporan harus dilakukan dan Laporan QOL diajukan sedikit‐

Page 56: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 40

dikitnya sekali setiap dua tahun. Dengan demikian, Laporan

QOL pertama harus jatuh tempo selambat‐lambatnya dua

tahun sejak Tanggal Mulai Proyek dan kemudian, setiap dua

tahun sejak pengajuan Laporan QOL sebelumnya. (Lihat Bagian

A5‐2A mengenai metode penetapan Tanggal Mulai Proyek.)

S3‐2 Persyaratan Verifikasi: Bagi Kredit Proyek yang akan diverifikasi,

Pemrakarsa Proyek harus mematuhi Persyaratan pada Bagian S3‐2 ini.

A. Pemrakarsa Proyek harus mengajukan Laporan QOL yang disusun oleh

Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa untuk setiap Peserta Proyek dengan

Dokumen QOL disyaratkan selambat‐lambatnya dua tahun sejak Tanggal

Mulai Proyek dan kemudian, selambat‐lambatnya dua tahun sejak Laporan

QOL terakhir;

B. Selambat‐lambatnya 30 hari setelah menerima Laporan QOL, Kartu Laporan

QOL harus diterbitkan oleh RFSMU. Kartu Laporan QOL membandingkan hasil

Laporan QOL dengan Tolok Ukur QOL pada setiap Ranah QOL yang

diidentifikasi dalam Dokumen QOL sebagai ranah yang perubahannya akan

diukur, dipantau, dan diverifikasi. Kartu Laporan QOL harus diketahui oleh

umum melalui Laman Web Proyek, Situs Web RFS, dan harus diketahui oleh

para anggota Pemegang Hak;

C. Apabila Kartu Laporan QOL menunjukkan bahwa kenaikan di atas Tolok Ukur

QOL masih di bawah setiap Tujuan Ranah QOL, Laporan QOL tepat berikutnya

harus menetapkan program terperinci untuk mencapai Tujuan Ranah QOL

selama jangka waktu Rencana Pemantauan QOL yang baru.

D. Apabila Kartu Laporan QOL menunjukkan benar‐benar adanya penurunan di

bawah Tolok Ukur QOL, Laporan QOL tepat berikutnya harus berisi hal‐hal

berikut:

Page 57: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 41

1. Penjelasan atas kegagalan untuk memperbaiki Tolok Ukur QOL; dan

2. Seperangkat tindakan perbaikan untuk mengatasi kegagalan dalam

memperbaiki Tolok Ukur QOL.

E. Verifikasi QOL yang Ditangguhkan. Apabila Kartu Laporan QOL telah

menunjukkan benar‐benar adanya penurunan di bawah Tolok Ukur QOL,

penerbitan kredit yang dapat diverifikasi setidaknya akan ditangguhkan

berdasarkan Tabel S3‐2E: Jadwal Penangguhan Penerbitan Kredit QOL. Setiap

kredit yang ditangguhkan akan dapat diterbitkan jika dan hanya jika Kartu

Laporan QOL menunjukkan adanya kenaikan pada Ranah QOL yang

sebelumnya berupa penurunan. Pemrakarsa Proyek dapat memberi Laporan

QOL yang baru paling cepat enam bulan setelah penangguhan dan Kartu

Laporan QOL yang baru akan diberikan selambat‐lambatnya 60 hari sejak itu.

Tabel S3‐2E: Jadwal Penangguhan Penerbitan Kredit QOL

Tahun setelah Penurunan Tolok Ukur pada Kartu Laporan QOL

% Kredit yang Ditangguhkan per Ranah

<1 1

1 hingga <2 3

2 hingga <3 5

3 hingga <5 10

5 atau lebih 20

Page 58: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 42

B1: KEANEKARAGAMAN HAYATI

TUJUAN:

Tujuan pokok The RFS™ adalah bagi Proyek‐proyek‐nya untuk dapat

mempertahankan Keanekaragaman Hayati di Hutan mereka yang Laik .

Menurut The Rainforest Standard™, Keanekaragaman Hayati

merupakan konsep payung yang mencakup dua dari tiga tingkat dalam

organisasi biologi, yaitu tingkat spesies dan tingkat ekosistem.

Walaupun tingkat genetika pada umumnya dianggap penting,

pengukuran perubahan‐perubahan pada tingkat tersebut dianggap

terlalu teliti dalam dalam pelaksanaan proyek‐proyek hutan pada waktu

ini.

Persyaratan Keanekaragaman Hayati RFS berupaya mencapai tujuan

konservasi Keanekaragaman Hayati dengan menerapkan protokol

yang disahkan secara ilmiah dan dapat dilaksanakan.

DASAR PERTIMBANGAN: Asas‐asas yang dijelaskan di sini dalam kaitannya dengan konservasi

Keanekaragaman Hayati hutan sejalan dengan yang dikembangkan oleh

CIFOR (Prabhu dkk. 1996, CIFOR 1999, Prabhu dkk. 1999) dan FSC (2002).

Yang terutama di antara asas‐asas ini adalah konservasi ekosistem dan

keanekaragaman spesies. Hal ini berarti bahwa Proyek‐proyek RFS perlu

secara berkala memantau kesehatan ekosistem dan spesies yang ada di

dalamnya. Bukti terjadinya kondisi yang memburuk dalam sistem ini

menuntut Proyek‐proyek RFS melakukan tindakan‐tindakan yang tepat untuk

membalik kecenderungan tersebut dan membangun kembali kondisi yang

baik.

Page 59: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 43

The RFS™ mengakui bahwa untuk memberlakukan asas‐asas ini, protokolnya

perlu dibuat jelas dan dapat dilaksanakan. Dengan demikian, sebagai

pengganti dari metode yang mahal, memakan waktu, dan sering tidak dapat

dilaksanakan untuk mengukur perubahan‐perubahan langsung pada semua

ekosistem dan spesies di Hutan yang Laik pada Proyek, The RFS™

mengandalkan pada subkelompok dalam organisasi biologi untuk mengukur

perubahan‐perubahan pada tingkat ekosistem dan tingkat spesies. Untuk

mengukur perubahan‐perubahan pada tingkat ekosistem, Tipe Habitat

terpilih diidentifikasi untuk mewakili ekosistem. Untuk mengukur perubahan‐

perubahan pada tingkat spesies, Spesies Kelompok Indikator Ekologi dipilih

secara saksama di antara Kelompok Indikator Ekologi untuk mewakili spesies.

Maksud pengukuran perubahan‐perubahan pada sampel‐sampel yang

mewakili Keanekaragaman Hayati yang terpilih secara saksama ini adalah

untuk memeriksa apakah Proyek The RFS™ dapat mempertahankan secara

tepat Keanekaragaman Hayati yang menjadi tolok ukur di daerah tersebut.

Perlu dicatat sekali lagi bahwa The RFS™ secara umum merupakan standar

kinerja dan bukan standar proses ataupun standar proses penentu. Untuk

keperluan Bagian Keanekaragaman Hayati, ini tidak berarti bahwa The RFS™

memantau atau mengatur praktik pengelolaan, tetapi lebih pada memantau

hasil. Asumsi The RFS™ adalah bahwa makin dibiarkan tidak terganggu suatu

hutan, maka makin akan terpelihara ekosistemnya; makin terganggu suatu

hutan, makin akan berubah dan dirugikan susunan dan fungsi ekosistemnya.

PERSYARATAN: B1‐1 Penilaian Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek. Sebagai bagian

dari Dokumen Akhir Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus memberi

Penilaian Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek yang disusun oleh Ahli

Page 60: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 44

Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa, yang harus menjelaskan prosedur yang

dilaksanakan untuk memenuhi Persyaratan pada Bagian B1‐2 dalam rangka

menetapkan Tolok Ukur Tipe Habitat, dan Bagian B1‐3 untuk menetapkan

Tolok Ukur Spesies Kelompok Indikator Ekologi. Penilaian Tolok Ukur

Keanekaragaman Hayati Proyek harus mencakup data dan analisis statistik

yang terkait dengan hasil dari prosedur tersebut, termasuk Tolok Ukur

Keanekaragaman Hayati Proyek untuk Tipe Habitat dan untuk Spesies

Kelompok Indikator Ekologi.

B1‐2 Tolok Ukur Tipe Habitat

A. Sebagai sampel yang mewakili Keanekaragaman Hayati tingkat

tinggi, Tipe Hutan yang sama menurut Keadaan Hutan yang

diidentifikasi dan dipetakan untuk Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok

Ukur harus diperlakukan sebagai Tipe Habitat untuk keperluan

Subbagian Keanekaragaman Hayati.

B. Data Tipe Habitat harus dibuat dengan menggunakan citra satelit

dan analisis GIS. Semua informasi yang berasal dari citra satelit dan

peta‐peta yang berkaitan harus Diperiksa Kebenarannya di Lapangan

berdasarkan protokol yang diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian

Sejawat.

C. Uraian Tipe Habitat dan pemantauan Tipe Habitat harus mencakup

seluruh Daerah Proyek.

D. Tolok Ukur Tipe Habitat harus menggunakan sedikit‐dikitnya tiga

peubah sebagaimana dikutip berikut ini pada Subbagian B1‐2_D.1‐3

untuk memantau perubahan‐perubahan pada tingkat habitat.6

6 Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek juga dapat mencakup peubah‐peubah tambahan, asalkan penggunaannya sejalan dengan dan didukung oleh Kepustakaan Penilaian Sejawat secara tepat, misalnya Ferraz, S. F. D. B., Vettorazzi, C. A., dan Theobald, D. M. (2009). Using indicators of deforestation and land‐use dynamics to support conservation strategies: A case study of central Rondônia, Brazil. (Penggunaan indikator dinamika deforestasi dan penggunaan lahan untuk mendukung

Page 61: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 45

1. Luas keseluruhan yang dicakup oleh setiap Tipe Habitat –

data ini dijelaskan dan disajikan pada Tabel IC1‐4F dan

memberi informasi mengenai susunan habitat secara umum

dan dominasi khusus berbagai Tipe Habitat di Daerah Proyek.

2. Sebaran Tipe Habitat. Panjang batas setiap Tipe Habitat di

setiap tempat keberadaan Tipe Habitat tersebut harus dihitung

dengan menggunakan Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok

Ukur.

3. Fragmentasi habitat. Sedikit‐dikitnya, Penilaian Tolok Ukur

Keanekaragaman Hayati Proyek harus menghitung nisbah

keliling/luas untuk setiap Tipe Habitat7.

B1‐3 Kelompok Indikator Ekologi dan Tolok Ukur Spesies Kelompok Indikator

Ekologi. Penilaian dampak perubahan‐perubahan lingkungan pada tingkat

spesies selama pemantauan berkala keanekaragaman hayati mensyaratkan

strategi terarah untuk penetapan sampel kelompok‐kelompok spesies tertentu

yang dapat mencerminkan perubahan‐perubahan tersebut. Strategi The RFS™

adalah memilih Spesies Kelompok Indikator Ekologi di antara bagian Kelompok

Indikator Ekologi yang dipilih secara saksama. Pada umumnya, kelompok‐

kelompok indikator berupa taksa atau kelompok organisme yang peka

terhadap perubahan lingkungan tertentu dan kemungkinan besar selalu ada

sejak dimulainya pemantauan (lihat Gardner dkk. 2008, dan Gardner 2010,

Gambar 12.2). Kelompok‐kelompok tersebut dipilih berdasarkan metode ilmiah

yang dapat diterima oleh kalangan luas. Secara umum, proses pemilihan

strategi konservasi: Studi kasus di Rondônia tengah, Brasil.) Forest Ecology and Management (Ekologi dan Pengelolaan Hutan), 257(7), 1586‐1595. (Program‐program peranti lunak penilaian sejawat juga dapat digunakan untuk mendukung analisis ini: lihat sebagai contoh: http://resources.arcgis.com/gallery/file/geoprocessing/details?entryID=0C61934D‐1422‐2418‐7F7A‐ 54DE2A0799E5).

7 The RFS™ mengakui bahwa beberapa peubah digunakan sebagaimana lazimnya untuk memperkirakan

fragmentasi habitat berdasarkan GIS dan peta habitat. Sebagai contoh, informasi mengenai keliling poligon Tipe Habitat boleh jadi siap dihitung dengan menggunakan peranti lunak analisis tata ruang. Peubah informasi lain mencakup jumlah fragmen, kerapatan fragmen, rata‐rata ukuran fragmen, indeks bentuk fragmen, rata‐rata jarak ke fragmen terdekat.

Page 62: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 46

Kelompok Indikator Ekologi yang tepat beserta Spesies Kelompok Indikator

Ekologi‐nya dan penetapan nilai‐nilai tolok ukurnya mencakup dua langkah.

Pada langkah pertama, Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa menyiapkan

survei yang luas secara taksonomi mengenai ada tidaknya dan kelimpahan

relatif spesies berdasarkan penetapan sampel secara sistematis (systematic

sampling) atau acak‐terstratifikasi (stratified‐random sampling) atau

sistematis‐terstratifikasi (, yang tergantung pada kompleksitas Tipe Habitat di

Daerah Proyek. Pada langkah kedua, Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

terlebih dahulu memilih Kelompok Indikator Ekologi yang tepat (Bagian B1‐3B).

Kemudian, Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa memilih Spesies Kelompok

Indikator Ekologi tertentu dari Kelompok Indikator Ekologi tersebut. Sedikit‐

dikitnya 10 Spesies Kelompok Indikator Ekologi harus dipilih dari setiap

Kelompok Indikator Ekologi. Tolok Ukur Spesies Kelompok Indikator Ekologi

kemudian ditetapkan dengan mencatat ada tidaknya setiap Spesies Kelompok

Indikator Ekologi dan kelimpahan relatifnya yang telah diperoleh pada langkah

pertama terhadap Spesies Kelompok Indikator Ekologi.

A. Langkah 1 – Uraian tingkat spesies. Uraian tingkat spesies harus

disusun oleh Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa sesuai dengan

protokol berikut.

1. Lingkup: Ruang. Batas‐batas untuk tolok ukur Keanekaragaman

Hayati dan pemantauannya dapat berupa seluruh Daerah Proyek,

tetapi pada umumnya hal ini tidak layak kurang dapat dilaksanakan

dari segi perlengkapan ataupun keuangan. Belum jelas apakah

gambaran perubahan yang memang lebih baik yang terjadi selama

Proyek dapat diperoleh dengan melakukan survei atas seluruh Daerah

Proyek dan bukan penetapan sampel secara sistematis dan berkala

atas sebagian daerah yang lebih kecil tetapi mewakili. Menurut

Magnusson dkk. (2005) dan Program Penelitian Pemerintah Brasil

mengenai Keanekaragaman Hayati (PPBio), Penilaian Tolok Ukur

Keanekaragaman Hayati Proyek harus menggunakan luas sampel yang

mewakili minimum 15 km2 (3 buah sampel menurut sistem RAPELD)

Page 63: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 47

pada setiap Tipe Habitat (lihat Stratifikasi). Sistem RAPELD

memungkinkan survei terbaik atas taksa dengan cara jalur transek

(misalnya Buckland dkk. 2010) dan survei terbaik atas spesies adalah

dengan cara petak (misalnya Castilho dkk. 2010), dan dapat digunakan

untuk taksa dan proses ekosistem yang sangat beragam (Costa &

Magnusson 2010).

a. Setiap sampel harus dibuat berupa sebuah petakberukuran 5 km x

1 km, yang dibelah‐belah oleh jalur transek membentuk petak‐petak

seluas 1km².

b. Petak‐petak permanen yang tersebar merata (lihat Hill dkk., 2005,

Lampiran 5) harus ditempatkan di sepanjang jalur rintisan, berjarak 1

km satu sama lain, dan memiliki transek sepanjang masing‐masing 250

m, yang mengikuti garis kontur ketinggian (lihat Gambar 14.6,

Gardner, 2010).

c. Apabila keadaan bentang alam tidak memungkinkan pembuatan

transek sepanjang 5 km, perlu digunakan sampel‐sampel lebih kecil

yang memiliki susunan sama.

2. Lingkup: Waktu.

a. Selang waktu pemantauan harus ditetapkan untuk memperoleh laju

perubahan relatif mengenai ada tidaknya spesies dan kelimpahan relatif

berdasarkan perbedaan khas spesies dalam riwayat kehidupan dan

lamanya generasi.

b. Untuk memperoleh laju perubahan relatif mengenai ada tidaknya

spesies dan kelimpahan relatif Kelompok Indikator Ekologi terpilih

untuk memantau Keanekaragaman Hayati hutan (lihat Bagian B1‐2‐F),

sampel harus ditetapkan, data dianalisis dan dilaporkan, dengan selang

waktu selambat‐lambatnya setiap lima tahun sejak Tanggal Mulai

Proyek.

3. Stratifikasi. Untuk menampung keanekaragaman lingkungan suatu

Daerah Proyek, penetapan sampel terstratifikasi di antara berbagai Tipe

Page 64: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 48

Habitat secara umum harus dilakukan melalui salah satu dari dua cara,

yaitu:

a. Penetapan sampel secara sistematis‐terstratifikasi mensyaratkan

dibuatnya ulangan bidang persegi empat yang dibelah‐belah oleh jalur

transek sebagaimana ditetapkan pada B1‐1‐A1 untuk setiap Tipe

Habitat (yaitu setiap strata) di Daerah Proyek. Sampel‐sampel (sekaligus

untuk cara petak dan transek) dapat ditempatkan secara acak di dalam

strata apabila dianggap praktis, dan apabila penempatan secara acak

tidak laik untuk mewakili keragaman terbesar menurut keadaan di

tempat tersebut. Apabila keadaan bentang alam tidak memungkinkan

pembuatan transek sepanjang 5 km di dalam sebuah strata tunggal,

sampel tersebut dapat ditempatkan tersebar pada beberapa strata.

b. Penetapan sampel secara acak‐terstratifikasimensyaratkan algoritme

baku yang menempatkan sampel yang dipilih secara acak untuk setiap

Tipe Habitat dan satuan sampel (petak atau transek) yang proporsional

dengan persentase luas pada setiap Tipe Habitat. Letak sampel di setiap

Tipe Habitat harus sedikit‐dikitnya 1 km terpisah satu sama lain. Pada

strategi penetapan sampel mana pun yang disebutkan di atas, petak

sampel harus sepanjang 250 m dan mengikuti garis kontur ketinggian

sebagaimana dijelaskan pada Bagian B1‐1‐A1. Apabila memungkinkan,

petak dan transek perlu disesuaikan sampelnya untuk menambah

efisiensi dan kecocokannya.

c. Bentang alam, misalnya anak sungai dan lahan berbatu, perlu

ditetapkan sebagai sampel, apabila memungkinkan, yaitu di tempat

berpotongan dengan jalur transek sehingga mewakili daerah tersebut.

Hal ini sangat penting untuk petak perairan dan hutan di sepanjang

sungai.

4. Metode Penetapan Sampel: Apakah untuk survei awal tolok ukur

spesies berdasarkan taksonomi secara luas atau untuk pemantauan

berkala berikutnya terhadap taksa yang agak sedikit dan bernilai

indikator tinggi, spesies harus diambil sampelnya secara sistematis dan

Page 65: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 49

ilmiah.

a. Teknik penetapan sampel beragam menurut kelompok

taksonominya, tetapi harus dilakukan dengan menggunakan metode

survei yang dapat diterima secara umum (misalnya penghitungan

langsung, perolehan dari penangkapan, lubang perangkap, jaring kabut,

dsb.), yang khas untuk setiap kelompok (misalnya untuk burung,

kelelawar, kumbang tinja, dsb.) (cf. Hill dkk., 2005).

b. Metode survei harus memungkinkan diperbaikinya perkiraan

kerapatan secara langsung untuk mengetahui keberadaan individu

spesies, atau diulang dalam masa survei agar memungkinkan untuk

memperkirakan keberadaan spesies (misalnya Chelgren dkk., 2011).

c. Teknik penetapan sampel, kegiatan penetapan sampel, dan tempat

sampel harus dipastikan dalam keseluruhan survei awal dan semua

survei pemantauan berkala berikutnya, kecuali apabila perubahan‐

perubahan dalam hal kelimpahan yang terlihat pada sampel permanen

atau aspek‐aspek lain dalam riwayat kehidupan spesies membutuhkan

sampel tambahan di tempat‐tempat lain untuk verifikasi.

d. Letak semua tempat sampel harus ditandai secara permanen, dan

koordinat geografisnya dilaporkan, sekalipun penetapan sampel rutin

tidak layak di tempat‐tempat tersebut.

5. Keanekaragaman Taksonomi: Penetapan sampel harus mencakup

taksa vertebrata, invertebrata, dan tumbuhan dalam menyusun Tolok

Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek untuk mengidentifikasi aneka

ragam spesies dengan beragam kemungkinan daya tanggapnya

terhadap perubahan‐perubahan lingkungan yang disebabkan oleh

manusia atau alami; dan habitat darat maupun perairan perlu dicakup

apabila ada.

B. Langkah 2 –Pemilihan Kelompok Indikator Ekologi dan Spesies Kelompok

Indikator Ekologi.

1. Langkah 2 – Tahap 1: Pada Tahap 1 Langkah 2, Kelompok Indikator

Ekologi harus dipilih berdasarkan seberapa bermanfaat Proyek

Page 66: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 50

mempertahankan secara tepat keanekaragaman hayati pada tingkat

spesies di daerah tersebut yang tercermin dalam Survei Penilaian Tolok

Ukur Tingkat Spesies. Daya (atau kemampuan) suatu kelompok

organisme tertentu untuk menunjukkan gejala pada skala yang agak

luas (skala masyarakat atau ekosistem) dapat dinyatakan sebagai nilai

indikatornya.

a. Nilai indikator, atau IndVal, harus ditentukan menurut

metode yang dijelaskan pada Kepustakaan Penilaian Sejawat,

sebagai contoh: Dufrene dan Legendre (1997), yang

dikembangkan dalam Gardner (2010, Kotak 12.1). IndVal dapat

juga ditentukan dengan menggunakan metode‐metode dalam

Kepustakaan Penilaian Sejawat yang diperoleh dari kajian‐kajian

yang dilaksanakan pada ekosistem yang sama sebagaimana

ditemui di Daerah Proyek.

b. Kebanyakan tersedia cukup informasi dalam Kepustakaan

Penilaian Sejawat, baik nasional maupun internasional, untuk

membuat putusan sebagaimana diatur pada Bagian B1‐3B1

tanpa melakukan penelitian primer di setiap daerah Proyek.

Pilihan Kelompok Indikator Ekologi untuk pemantauan harus

diberi dasar pembenaran berdasarkan kepustakaan tersebut.

Apabila Kepustakaan Penilaian Sejawat tidak memberi

rekomendasi yang memadai untuk menentukan Kelompok

Indikator Ekologi, maka harus ditentukan melalui penelitian di

lapangan sebagaimana dijelaskan dalam Kepustakaan Penilaian

Sejawat, yang rujukan‐rujukannya harus dikutip sebagai dasar

pembenaran atas Kelompok Indikator Ekologi terpilih.

c. Sebagai hasil (lihat Gambar 12.7 dalam Gardner, 2010) dari

proses penyaringan sebagaimana dijelaskan pada Subbagian

B1‐3B1a‐b, sebagian kecil Kelompok Indikator Ekologi, yang

layak disurvei dari waktu ke waktu, harus dipilih sebagai

indikator sampel yang mewakili kesehatan keseluruhan susunan

Page 67: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 51

habitat di dalam Daerah Proyek.8

d. Pemilihan kelompok‐kelompok untuk disurvei perlu

mempertimbangkan keterbatasan pelaksanaan dalam melatih

para petugas survei dan ketelitian identifikasi di lapangan atau

laboratorium.

e. Segera setelah Kelompok Indikator Ekologi dipilih, harus

dipertimbangkan efektivitas biaya pemantauannya, dan hal‐hal

penunjang, seperti pengetahuan sebelumnya tentang ekologi,

tingkat pentingnya dari segi manfaat, dan besarnya daya

tanggap terhadap perubahan yang mewakili daya tanggap dari

kelompok taksa yang lebih besar (Gardner 2010).

2. Langkah 2 – Tahap 2. Pemilihan Spesies Kelompok Indikator Ekologi.

Dalam setiap Kelompok Indikator Ekologi, sedikit‐dikitnya 10 sampel

Spesies Kelompok Indikator Ekologi harus dipilih untuk mewakili setiap

Kelompok Indikator Ekologi. Ada tidaknya dan kelimpahan relatif

spesies ini harus dipantau selama Masa Proyek.

C. Pemeriksaan Otomatis. Pilihan setiap Kelompok Indikator Ekologi dan setiap

Spesies Kelompok Indikator Ekologi untuk pemantauan harus tunduk pada

Pemeriksaan Otomatis oleh Pakar Ekologi Hutan yang Ditugaskan (lihat

Tambahan E) berdasarkan Bagian A2‐4.

D. Pilihan‐pilihan lain yang dibolehkan untuk rekomendasi protokol

Keanekaragaman Hayati RFS.

1. Apabila Pemrakarsa Proyek memilih untuk tidak menggunakan

metode The RFS™ yang direkomendasikan untuk Penilaian Tolok Ukur

Keanekaragaman Hayati Proyek, atau untuk menetapkan Tolok Ukur

8 Dalam hal kawasan luas di Amazon Brasil, Gardner dkk. (2008) mengurangi daftar luas dari 14 kelompok

taksonomi menjadi dua, yaitu burung dan kumbang tinja, yang “keduanya sangat peka terhadap perubahan dalam susunan hutan dan hemat dalam pengambilan sampelnya” (Gardner 2010). Tetapi di banyak tempat, ilmuwan untuk mengidentifikasi kumbang tinja boleh jadi tidak tersedia, dan pengambilan sampel burung menggunakan jaring kabut, yang sangat dibatasi secara hukum di kebanyakan negara, atau survei dengan mencatat suara spesies (call survey) yang subjektif dan belum dianggap absah di banyak tempat.

Page 68: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 52

Keanekaragaman Hayati Proyek, Spesies Kelompok Indikator Ekologi

atau Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek (lihat B1‐3

di bawah), sebagai bagian dari Dokumen Awal Pengajuan Proyek‐nya,

Pemrakarsa Proyek harus mengajukan dokumen‐dokumen berikut

dalam mendukung apa pun usulan pilihan metode lain:

a. Laporan teknis lengkap yang disusun oleh Ahli Ekologi Hutan

dari pihak Pemrakarsa yang menjadi dasar pembenaran pilihan

metode‐metode lain yang dipilih. Dasar pembenaran ini harus

mencakup bukti yang digunakan oleh metode tersebut dan telah

diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat dan telah diuji

berkali‐kali di lapangan; dan

b. Keterwakilan yang laporan teknisnya disusun oleh Ahli Ekologi

Hutan dari pihak Pemrakarsa berdasarkan Bagian B1‐6A1 itu

cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh yang mampu

diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh dan

dengan niat baik.

2. Usulan pilihan protokol lain harus tunduk pada Pemeriksaan

Otomatis oleh Pakar Ekologi Hutan yang Ditugaskan (lihat Tambahan E)

berdasarkan Bagian A2‐4.

B1‐4 Pemantauan dan Pelaporan. Protokol Pemantauan Keanekaragaman

Hayati Proyek adalah metode yang layak dari segi perlengkapan dan

keuangan untuk menilai dampak kegiatan manusia terhadap

keanekaragaman hayati di Daerah Proyek. Sebagai bagian dari Dokumen Akhir

Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek, melalui Ahli Ekologi Hutan dari pihak

Pemrakarsa, harus menyediakan Protokol Pemantauan Keanekaragaman

Hayati Proyek yang mencakup prosedur pemantauan secara transparan untuk

setiap Tipe Habitat dan Spesies Kelompok Indikator Ekologi sesuai dengan

persyaratan berikut.

A. Protokol pemantauan Tipe Habitat. Sebagai bagian dari Dokumen

Akhir Pengajuan Proyek ‐nya, Pemrakarsa Proyek, melalui Ahli Ekologi

Page 69: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 53

Hutan dari pihak Pemrakarsa, harus menyediakan Protokol

Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek yang mencakup

prosedur pemantauan secara transparan untuk setiap Tipe Habitat

yang diidentifikasi dalam Penilaian Tolok Ukur Keanekaragaman

Hayati Proyek berdasarkan persyaratan berikut:

1. Setiap peubah yang diukur sebagai bagian dari Penilaian

Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek harus diukur ulang

sebelum penerbitan Laporan Pemantauan Keanekaragaman

Hayati Proyek.

2. Pengukuran untuk Subbagian B1‐4A harus didasarkan pada

data yang dikumpulkan selambat‐lambatnya 180 hari sebelum

penerbitan setiap Laporan Pemantauan Keanekaragaman

Hayati Proyek yang diperoleh dari salah satu sumber di bawah

ini:

a. Peta Verifikasi Karbon, atau

b. Peta Daerah Proyek yang sesuai dengan persyaratan

untuk Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur, kecuali

apabila resolusinya mampu sebesar 5 m.

B. Protokol pemantauan Spesies Kelompok Indikator Ekologi. Sebagai

bagian dari Dokumen Akhir Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek,

melalui Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa, harus menyediakan

Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek yang

mencakup prosedur pemantauan secara transparan untuk setiap

Spesies Kelompok Indikator Ekologi sesuai dengan persyaratan

berikut:

1. Sistem transek sebagaimana dijelaskan pada Subbagian B1‐3A

harus dipertahankan (Hill dkk., 2005, Lampiran 5) sehingga hasil

pemantauan dapat dibandingkan dengan yang semula diperoleh untuk

Survei Penilaian Tolok Ukur Tingkat Spesies.

2. Cara penetapan sampel dan teknik survei yang sama dan digunakan

Page 70: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 54

untuk Survei Penilaian Tolok Ukur Tingkat Spesies harus diterapkan.

3. Lamanya waktu dan besarnya upaya yang sama yang digunakan

selama Survei Penilaian Tolok Ukur Tingkat Spesies untuk melakukan

survei spesies harus dicurahkan untuk spesies‐spesies yang sama dalam

setiap survei.

4. Semua data perlu dicatat secara jelas, menurut cara yang dapat

diterima dan dianalisis untuk menilai perubahan‐perubahan (lihat

Subbagian B1‐7 di bawah).

C. Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek. Hasil pemantauan

berdasarkan protokol yang ditetapkan pada Protokol Pemantauan

Keanekaragaman Hayati Proyek harus dilaporkan secara tertulis (Laporan

Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek) oleh Ahli Ekologi Hutan dari

pihak Pemrakarsa, dan ditandatangani oleh Pemrakarsa Proyek, yang

menunjukkan bahwa laporan tersebut telah diselesaikan sesuai dengan

Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek. Pemantauan dan

pelaporan harus dilakukan dan Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati

Proyek diajukan sedikit‐dikitnya sekali setiap lima tahun. Dengan demikian,

Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek harus jatuh tempo lima

tahun sejak Tanggal Mulai Proyek dan kemudian lima tahun sejak pengajuan

Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek tepat sebelumnya.

D. Pemrakarsa Proyek dan Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa didorong

untuk merancang Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek yang

mempekerjakan anggota masyarakat lokal untuk pengumpulan, analisis, dan

penafsiran data. Untuk tujuan itu, Pemrakarsa Proyek dan Ahli Ekologi Hutan

dari pihak Pemrakarsa perlu mempertimbangkan untuk menggunakan program

pelatihan yang ada atau mengembangkan program pelatihan untuk anggota

masyarakat lokal yang tertarik.

Page 71: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 55

B1‐5 Verifikasi

A. Dalam hal RFS Credits™ yang perlu diverifikasi, Pemrakarsa Proyek

harus telah mengajukan Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati

Proyek selambat‐lambatnya lima tahun sejak Tanggal Mulai Proyek dan

kemudian setiap lima tahun sejak pengajuan Laporan Pemantauan

Keanekaragaman Hayati Proyek sebelumnya.

B. Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek. Selambat‐

lambatnya 30 hari sejak menerima Laporan Pemantauan

Keanekaragaman Hayati Proyek, RFSMU harus menerbitkan Kartu

Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek yang membandingkan antara

hasil Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek dan Tolok

Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek dan Laporan Pemantauan

Keanekaragaman Hayati Proyek sebelumnya. Kartu Laporan

Keanekaragaman Hayati Proyek harus diketahui oleh umum melalui

Laman Web Proyek, Situs Web RFS, dan harus diketahui oleh setiap

Pemegang Hak.

1. Untuk setiap Tipe Habitat, Kartu Laporan Keanekaragaman

Hayati Proyek harus menunjukkan ada tidaknya secara nyata

menurut statistik:

a. Berkurangnya luas;

b. Perubahan sebaran; dan

c. Bertambahnya fragmentasi.

2. Setiap Tipe Habitat Gagal didefinisikan sebagai setiap Tipe

Habitat yang, menurut Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati

Proyek, menunjukkan:

a. Bertambah atau berkurangnya luas 25% atau lebih

dibandingkan dengan Tolok Ukur Tipe Habitat‐nya; atau

b. Bertambahnya fragmentasi sebagaimana diukur

dengan bertambahnya nisbah keliling/luas melebihi

Page 72: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 56

50% dibandingkan dengan Tolok Ukur Tipe Habitat‐nya.

3. Untuk setiap Spesies Kelompok Indikator Ekologi pada setiap

Tipe Habitat, Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek

harus menunjukkan:

a. Ada tidaknya; dan

b. Kelimpahan relatifnya.

4. Spesies Gagal (Failing Species) didefinisikan sebagai Spesies

Kelompok Indikator Ekologi yang, menurut Kartu Laporan

Keanekaragaman Hayati Proyek, berupa salah satu di bawah ini:

a. tidak ada lagi; atau

b. menunjukkan kecenderungan searah yang menurun

dalam hal kelimpahan relatif dibandingkan dengan Tolok

Ukur Spesies Kelompok Indikator Ekologi (atau Kartu

Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek tepat

sebelumnya).

5. Kelompok Indikator Ekologi Gagal didefinisikan sebagai setiap

Kelompok Indikator Ekologi yang 50% atau lebih dari Spesies

Kelompok Indikator Ekologi‐nya merupakan Spesies Gagal

menurut Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek.

6. Pelepasan Tuntutan Kegagalan. Menyadari kompleksitas dan

ketidakpastian yang menyertai setiap reaksi dari tatanan alami

terhadap setiap tindakan pengelolaan, The RFS™ mengakui

bahwa penurunan yang tidak dikehendaki dalam hal Tipe

Habitat atau Spesies Kelompok Indikator Ekologi mungkin saja

tidak disebabkan oleh kegiatan Proyek, tetapi bahkan

disebabkan oleh hal‐hal dari luar yang Pemrakarsa Proyek tidak

memiliki kendali atau pengaruh besar. Dalam hal‐hal tersebut,

penurunan yang tidak dikehendaki tidak boleh dianggap sebagai

pertanda kegagalan yang disebabkan oleh Proyek dan harus

menerima Pelepasan Tuntutan Kegagalan.

Page 73: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 57

a. Banding Pelepasan Tuntutan Kegagalan boleh saja

diajukan kapan pun oleh Pemrakarsa Proyek.

b. Agar banding tersebut berhasil, Pemrakarsa Proyek,

melalui Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa‐nya,

harus menyediakan bukti yang jelas dan meyakinkan

(Dasar Pembenaran Pelepasan Tuntutan Kegagalan)

bahwa untuk alasan‐alasan ilmiah yang dapat diterima

secara luas, Tipe Habitat Gagal atau Spesies Kelompok

Indikator Ekologi tertentu disebabkan oleh hal‐hal

berikut:

(1) daerah yang terkena dampak lebih luas daripada

Daerah Proyek; dan

(2) di luar kendali dan pengaruh semestinya dari

Pemrakarsa Proyek.

Usulan pilihan protokol lain harus tunduk pada

Pemeriksaan Otomatis oleh Pakar Ekologi Hutan yang

Ditugaskan (lihat Tambahan E) menurut Bagian A2‐4.

Apabila pemeriksaan mendapati bahwa Dasar

Pembenaran Pelepasan Tuntutan Kegagalan tersebut

absah, maka Pelepasan Tuntutan Kegagalan diberikan,

dan penurunan yang menjadi penyebab Banding

Pelepasan Tuntutan Kegagalan harus dianggap dilepas

tuntutannya dan tidak boleh menyebabkan penangguhan

Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati ataupun

Kredit RFS.

C. Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati.

1. Rencana Pemulihan Habitat. Apabila Kartu Laporan Keanekaragaman

Hayati Proyek menunjukkan ada Tipe Habitat Gagal di Daerah Proyek,

Pemrakarsa Proyek harus menyerahkan Rencana Pemulihan

Keanekaragaman Hayati selambat‐lambatnya 120 hari sejak

diterbitkannya Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek. Rencana

Page 74: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 58

Pemulihan Keanekaragaman Hayati harus disusun oleh seorang Ahli

Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa dan harus menunjukkan rencana

bagi setiap Tipe Habitat Gagal untuk melakukan mitigasi terhadap:

a. Bertambah atau berkurangnya luas dibandingkan dengan

Tolok Ukur Tipe Habitat‐nya; dan

b. Bertambahnya fragmentasi sebagaimana diukur dengan

bertambahnya nisbah keliling/luas dibandingkan dengan Tolok

Ukur Tipe Habitat‐nya.

2. Rencana Pemulihan Kelompok Indikator Ekologi. Apabila Kartu

Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek menunjukkan satu atau lebih

Kelompok Indikator Ekologi Gagal, Pemrakarsa Proyek harus

menyerahkan Rencana Pemulihan Kelompok Indikator Ekologi

selambat‐lambatnya 120 hari sejak diterbitkannya Kartu Laporan

Keanekaragaman Hayati Proyek. Rencana Pemulihan Kelompok

Indikator Ekologi harus disusun oleh seorang Ahli Ekologi Hutan dari

pihak Pemrakarsa dan untuk setiap Spesies Gagal, harus memberi:

a. Penjelasan mengenai ketiadaan spesies tersebut;

b. Penjelasan mengenai berkurangnya atau perubahan

kelimpahan relatif;

c. Penilaian mengenai apakah perubahan tersebut terbalikkan (;

dan

d. Sekumpulan usulan tindakan perbaikan untuk membalik arah

perubahan tersebut.

D. Verifikasi Keanekaragaman Hayati yang Ditangguhkan. Kredit yang

setidaknya telah diverifikasi harus dianggap ditangguhkan dan tidak dapat

dialihkan (Verifikasi Keanekaragaman Hayati yang Ditangguhkan) berdasarkan

jadwal yang tertera pada Tabel B1‐5 apabila:

1. Dalam hal Tipe Habitat Gagal, Kartu Laporan Keanekaragaman

Hayati Proyek yang tepat berikutnya setelah kartu yang menunjukkan

Tipe Habitat Gagal tidak menunjukkan kecenderungan yang nyata

Page 75: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 59

secara statistik yang mengarah kepada Tolok Ukur Tipe Habitat dalam

hal:

a. luasnya dibandingkan dengan Tolok Ukur Tipe Habitat‐nya;

dan

b. nisbah keliling/luas dibandingkan dengan Tolok Ukur Tipe

Habitat‐nya.

2. Dalam hal Kelompok Indikator Ekologi Gagal, Kartu Laporan

Keanekaragaman Hayati Proyek yang tepat berikutnya setelah kartu

yang menunjukkan Kelompok Indikator Ekologi Gagal tetap

menunjukkan bahwa lebih dari 50% Spesies Kelompok Indikator Ekologi

merupakan Spesies Gagal, dan:

a. tidak menunjukkan kecenderungan yang nyata secara

statistik yang mengarah kepada Tolok Ukur Spesies Kelompok

Indikator Ekologi dalam hal ada tidaknya dan kelimpahan relatif

Spesies Gagal tersebut, atau

b. menunjukkan Spesies Gagal yang baru sehingga secara

keseluruhan sepertiga atau lebih Spesies Kelompok Indikator

Ekologi ditetapkan sebagai Spesies Gagal.

Tabel B1‐5. Jadwal Verifikasi Keanekaragaman Hayati yang Ditangguhkan

Jumlah Tipe Habitat Gagal Persentase Kredit yang dapat

Diverifikasi yang Ditangguhkan

1 5%

2 15%

3 atau lebih 25%

Kelompok Indikator Ekologi Gagal Persentase Kredit yang dapat

Diverifikasi yang Ditangguhkan

1 5%

2‐4 15%

>5 25%

Page 76: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 60

E. Setelah diterbitkannya setiap Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati

Proyek yang mengikuti Verifikasi Keanekaragaman Hayati yang Ditangguhkan,

kredit yang sebelumnya ditangguhkan akan dapat dialihkan sesuai dengan

hasil Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek yang baru dan Tabel B1‐5.

Pemrakarsa Proyek dapat mengajukan Laporan Pemantauan

Keanekaragaman Hayati Proyek yang baru paling cepat enam bulan setelah

setiap penangguhan dan Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek akan

diserahkan selambat‐lambatnya 60 hari setelah pengajuan Laporan

Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek yang baru.

F. Banding Penangguhan Keanekaragaman Hayati. Menyadari kompleksitas

dan ketidakpastian yang menyertai setiap reaksi tatanan alami terhadap

tindakan pengelolaan, The RFS™ akan memungkinkan Banding Penangguhan

Keanekaragaman Hayati dari pihak Pemrakarsa Proyek apabila melakukan

langkah‐langkah sebagaimana diusulkan dalam Rencana Pemulihan

Keanekaragaman Hayati, tetapi tidak menghasilkan kecenderungan

sebagaimana diharapkan yang mengarah kepada nilai‐nilai tolok ukur.

1. Banding Penangguhan Keanekaragaman Hayati dapat

diajukan kapan pun oleh Pemrakarsa Proyek.

2. Agar banding tersebut berhasil, Pemrakarsa Proyek, melalui

Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa, harus menyediakan

bukti yang jelas dan meyakinkan (Alasan Rencana Pemulihan

Keanekaragaman Hayati) bahwa perubahan positif yang

diharapkan dari tindakan pengelolaan sebagaimana dijelaskan

dalam Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati dan

dilaksanakan untuk memperbaiki keadaan yang menyebabkan

Tipe Habitat Gagal atau Spesies Gagal belum tentu dapat

ditemukan alasan ilmiahnya yang jelas dan dapat diterima

secara luas dan bahwa dibutuhkan masa pemulihan yang agak

lama.

3. Alasan Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati harus

Page 77: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 61

tunduk pada Pemeriksaan Otomatis oleh Pakar Ekologi Hutan

yang Ditugaskan (lihat Tambahan E) yang sesuai dengan

Bagian A2‐4.

B1‐6 Pemastian kelengkapan dan kecermatan informasi keanekaragaman

hayati yang disyaratkan. Setiap dokumen yang disyaratkan untuk diajukan oleh

atau melalui Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa harus mencakup

Keterwakilan Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa bahwa setelah

penyelidikan menyeluruh, yang memenuhi standar profesional maksimum,

informasi yang diberikan cermat dan lengkap dalam semua hal dan disusun

dengan mengikuti secara ketat Persyaratan sebagaimana ditetapkan pada

Bagian B1 sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya.

B1‐7 Data Keanekaragaman Hayati.

A. Analisis Data

1. Statistik deskriptif dasar, ukuran perubahan, dan

pembuatan model prakiraan ke depan akan diterapkan dengan

menggunakan, misalnya metode‐metode sebagaimana

dijelaskan pada Bab 15 dalam Gardner, 2010 dan Bab 2 dalam

Hill dkk., 2005;

2. Metode analisis data harus khas untuk data yang dikumpulkan

dan pertanyaan yang diajukan. Sebagai contoh, metode statistik

untuk menjelaskan Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek

akan berbeda nyata dengan metode untuk menetapkan

pemantauan berkala atas bukti perubahan.

B. Semua data asli dan metadata yang diperlukan untuk menafsirkan setiap

data yang dikutip oleh Pakar dari pihak Pemrakarsa, Pakar yang Ditugaskan,

Penengah atau Pemberi Pendapat harus diterbitkan pada laman web Proyek

tanpa membatasi untuk memperoleh ataupun menggunakan data tersebut.

Page 78: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 62

C. Metadata semestinya memenuhi standar yang diperlukan untuk dipahami

dan diulangnya kajian tersebut oleh orang lain.

D. Pada umumnya, data yang ditetapkan dalam bentuk tata ruang harus

memiliki koordinat geografis secara jelas, yaitu dengan tingkat ketelitian hingga

4 m; tetapi di dalam petak yang ditetapkan, koordinat harus memiliki tingkat

ketelitian hingga 0,1 m.

E. Bahasa Metadata Ekologi. Susunan metadata semestinya memenuhi

pedoman Bahasa Metadata Ekologi (EML), dan perlu mencakup tabel‐tabel

metadata berformat baku. Bahasa Metadata Ekologi (EML) adalah spesifikasi

metadata yang dikembangkan oleh dan untuk bidang ilmu ekologi. Ini

didasarkan pada pekerjaan sebelumnya yang dilakukan oleh Masyarakat

Ekologi Amerika dan upaya‐upaya yang terkait (Michener dkk., 1997, Ecological

Applications/Penerapan Ekologi; untuk informasi lebih lanjut, silakan

mengunjungi http://knb.ecoinformatics.org/software/eml/).

Page 79: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 63

ER1: NILAI TAMBAH PROYEK (PROJECT ADDITIONALITY)

TUJUAN:

Ada kesepakatan secara luas di kalangan pemerintah (misalnya

UNFCCC; IPCC; Protokol Kyoto), LSM (misalnya EDF; WRI), dan standar

(misalnya CAR; VCS) bahwa Proyek‐proyek semestinya tidak dapat

menagih kredit pengganti kerugian karbon (, kecuali jika menunjukkan

bahwa pengurangan emisi karbon mereka melebihi seandainya terjadi

tanpa adanya Proyek. Dalam bahasa kredit karbon, pengurangan emisi

harus merupakan “Nilai Tambah” terhadap skenario “ keadaan seperti

sekarang” (business‐as‐usual).

Ada dua cara pikir tentang Nilai Tambah: Pertama – Apakah Proyek

merupakan Nilai Tambah? Kedua – Apakah pengurangan emisi oleh

Proyek merupakan Nilai Tambah? The RFS™ mensyaratkan agar

Pemrakarsa Proyek menunjukkan kedua bentuk Nilai Tambah. Jenis

pertama Nilai Tambah, yaitu Nilai Tambah Proyek, dijelaskan pada

Bagian ER1 ini. Jenis kedua Nilai Tambah, yaitu Nilai Tambah

Pengurangan Emisi, dijelaskan pada Bagian ER2.

DASAR PERTIMBANGAN: Nilai Tambah adalah salah satu dari unsur yang agak rumit dan dipersoalkan

dalam perbincangan seputar pengganti kerugian karbon. Alasannya adalah

dua pandangan yang sangat berbeda dalam menggunakan kredit

berkurangnya emisi CO2e sebagai pengganti kerugian. Pihak‐pihak yang

kepentingan utamanya konservasi hutan mungkin tidak menganggap Nilai

Tambah sebagai persoalan penting: banyak orang menganggap semua hutan

tropis rentan terhadap penebangan sehingga konservasi hutan tropis

merupakan nilai tambah. Pada sisi lain, pihak‐pihak yang kepentingan

Page 80: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 64

utamanya perubahan iklim tidak percaya apabila pengguna bahan bakar

minyak di negara‐negara maju dibolehkan untuk menambah emisi mereka

dengan menerapkan kredit dari Proyek‐proyek atau negara‐negara, maka

hutan tidak akan ditebang sehingga emisi berhasil dikurangi karena mereka

yakin tidak cukup bukti meyakinkan. Persyaratan Proyek The RFS™ dirancang

untuk memenuhi kepentingan pihak‐pihak yang memusatkan pada

perubahan iklim maupun konservasi hutan. Ini berarti bahwa Nilai Tambah

harus mengatasi kedua persoalan tersebut secara ketat.

The RFS™ menggunakan pengujian yang dapat diterima secara luas dalam

penentuan tiga segi Nilai Tambah Proyek, yaitu: Uji Nilai Tambah Resmi (, Uji

Insentif Ekonomi, dan Uji Insentif yang Ada. Secara umum, Uji Nilai Tambah

Resmi secara “ketat” menyatakan bahwa apabila ada peraturan perundang‐

undangan atau kewajiban kontrak yang melarang penebangan Biomassa

Pohon di Daerah Proyek, Proyek tersebut bukan merupakan nilai tambah,

terlepas dari sejauh mana pelarangan tersebut telah ditegakkan. The RFS™

mendukung Uji Nilai Tambah Resmi secara ketat, tetapi masih

memungkinkan sebuah perkecualian dalam keadaan yang sangat terbatas,

yaitu apabila ada riwayat penebangan Biomassa Pohon akhir‐akhir ini yang

berulang di dalam Kawasan Konservasi.

Membatasi bukti penebangan hanya pada yang telah terjadi di dalam

Kawasan Konservasi membuang pertimbangan mengenai ancaman

Pendorong Deforestasi dari luar seperti pembangunan jalan raya atau

perluasan kegiatan pertanian dan peternakan. Dalam hal The RFS™, ancaman

dari luar semestinya tidak dipertimbangkan karena undang‐undang telah

mengakui ancaman‐ancaman tersebut dengan melarang penebangan di

dalam Kawasan Konservasi. Dengan kata lain, ancaman dari luar terhadap

Kawasan Konservasi tidak dapat menyebabkan terciptanya Nilai Tambah.

Sebagai gantinya, harus ada bukti bahwa Kawasan Konservasi tersebut

sedang mengalami penebangan Biomassa Pohon akhir‐akhir ini yang berulang

Page 81: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 65

walaupun secara resmi merupakan kawasan lindung, yaitu ada bukti yang

jelas mengenai tidak berhasilnya penegakan aturan di Kawasan Konservasi.

The RFS™ mengakui bahwa mungkin juga ada contoh‐contoh mengenai tidak

berhasilnya penegakan undang‐undang terhadap penebangan Biomassa

Pohon di luar Kawasan Konservasi. Tetapi, sejauh mana setiap Pemrakarsa

Proyek terlibat atau memenuhi syarat dalam hal penebangan liar dianggap

terlalu sulit ditentukan pada waktu ini. The RFS™ beranggapan bahwa Instansi

Pemerintah yang Berwenang sebagai pengelola Kawasan Konservasi tidak

akan terlalu terlibat atau terlalu mengikuti aturan. Dengan demikian, The

RFS™ mempertahankan Nilai Tambah resmi secara ketat untuk semua Daerah

Proyek di luar Kawasan Konservasi9.

Disamping Uji Nilai Tambah Resmi, The RFS™ mensyaratkan diterapkannya Uji

Insentif Ekonomi. Uji Insentif Ekonomi mensyaratkan untuk menunjukkan

bahwa penebangan Biomassa Pohon memberi manfaat ekonomi kepada

penebang atau Pengguna Hutan atau Pemegang Hak. Ada manfaat ekonomi

neto bagi para penebang apabila biaya penebangannya lebih kecil daripada

manfaat ekonomi yang berasal dari apa yang ditebang (misalnya pembalakan).

Ada manfaat ekonomi neto bagi Pengguna Hutan atau Pemegang Hak apabila

lahan lebih berharga jika Biomassa Pohon ditebang (misalnya untuk pertanian

atau peternakan). Manfaat ekonomi neto dapat terjadi pada salah satu dari

keadaan ini dan bukan yang lain. Yang mana pun memenuhi syarat untuk Uji

Insentif Ekonomi.

Ketiga dan terakhir, dilakukan Uji Insentif yang Ada. Proyek tidak akan

9 Berkurangnya Penebangan di Kawasan Konservasi akan dapat memperoleh bentuk khusus dari RFS

Credit™ yang dikenal dengan RFS Protected Area Credits™. Ciri‐ciri penting RFS Protected Area Credits™ mencakup: (a) pendapatan dari penjualan harus digunakan semata‐mata untuk kesejahteraan sosial, lingkungan, dan ekonomi Kawasan Konservasi dan para Pemegang Hak‐nya; (b) kredit tidak dapat dijual kembali atau dialihkan oleh pembeli pertama, dan oleh karena itu, tidak akan terkena fluktuasi harga pasar atau spekulasi; dan (c) kesepakatan pembelian kredit akan berjangka panjang dan berdasarkan kinerja. RFS Protected Area Credits™ akan digunakan untuk pengelolaan Kawasan Konservasi dengan menerima bantuan keuangan untuk mengurangi deforestasi dan degradasinya, yang sejalan dengan tindakan‐tindakan kesejahteraan sosial, lingkungan, dan ekonomi terpadu sebagaimana diatur pada The Rainforest Standard™. Persyaratan khusus mengenai RFS Protected Area Credits™ akan diperinci dalam The Rainforest Standard™ Versi 3.1 untuk diterbitkan pada bulan Maret 2014.

Page 82: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 66

disahkan atau diverifikasi selama menerima dalam bentuk apa pun

pemberian kredit atau imbalan untuk mengurangi penebangan Biomassa

Pohon‐nya dari sumber‐sumber selain RFS Credits™; dan segera setelah

Proyek disahkan, kredit tidak akan diverifikasi apabila Proyek pada waktu

yang bersamaan merupakan sumber kredit atau imbalan tersebut.

Intisarinya, The RFS™ menyimpulkan bahwa Proyek merupakan Nilai Tambah

apabila: (1) penebangan Biomassa Pohon tidak melanggar peraturan

perundang‐undangan atau kewajiban kontrak mana pun; (2) ada insentif

ekonomi bagi para pelaku untuk menebang Biomassa Pohon‐nya; dan (3)

Proyek belum menerima kredit atau imbalan untuk mengurangi penebangan

Biomassa Pohon‐nya.10

Khususnya, The RFS™ tidak mensyaratkan pemeriksaan ulang Nilai Tambah

Proyek setelah pengesahan awal Proyek. Segera setelah Pemrakarsa Proyek

menunjukkan bahwa Proyek‐nya merupakan Nilai Tambah berdasarkan The

RFS™, Proyek tersebut dianggap sebagai nilai tambah selama Masa Proyek.

Risiko bahwa Proyek tidak lagi dinilai memberi Nilai Tambah selama Masa

Proyek dapat menurunkan semangat pembangunan Proyek baru karena

kekhawatiran bahwa Proyek tersebut tidak memberi penyelesaian yang

bertahan lama atas masalah ekonomi, sosial budaya/sosial ekonomi atau

keanekaragaman hayati yang dituju oleh Proyek tersebut. Risiko bahwa

Proyek dapat menjadi bukan Nilai Tambah akan mendorong Perubahan yang

Merugikan, yaitu segera setelah Proyek tidak lagi dapat memperoleh kredit,

Pemrakarsa Proyek akan terpaksa menjajaki manfaat ekonomi dari 10

Uji Rintangan dan Praktik Lazim belum dipakai pada The RFS. Apabila satu‐satunya kegiatan Proyek yang disyaratkan untuk tidak menebang Biomassa Pohon, Uji Rintangan (misalnya menunjukkan hambatan untuk tidak menebang pepohonan selain dilarang menurut hukum atau kurangnya insentif ekonomi) tidak tampak menambah hal‐hal yang mendasar terhadap Uji Nilai Tambah Resmi dan Insentif Ekonomi yang dipakai pada The RFS. Uji Praktik Lazim (apabila jenis proyek “lazim” untuk proyek‐proyek serupa, ini bukan merupakan nilai tambah) itu rumit, sulit untuk mengakhirinya, dan oleh karena itu sangat memakan waktu dan mahal; dan mungkin pada akhirnya merusak diri. Apabila penebangan Biomassa Pohon secara absah yang diberi insentif ekonomi dikurangi atau ditiadakan melalui pelaksanaan The RFS dan sistem pemberian kredit lain, dan sebagaimana kami harapkan, pengurangan penebangan ini akan tersebar luas, keberhasilannya semestinya tidak dianggap sebagai alasan untuk menemukan hal‐hal lain yang bukan merupakan nilai tambah dari proyek‐proyek dan untuk mengakhirinya atau melarang proyek‐proyek lain untuk ikut serta dalam sistem tersebut apabila memenuhi uji‐uji Nilai Tambah lain.

Page 83: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 67

Penebangan secara bebas. Masyarakat Adat, masyarakat lokal, pemerintah

yang membantu Kawasan Konservasi, dan pemilik lahan pribadi yang

berupaya melestarikan Hutan yang Laik bagi anak‐cucu akan menanggung

risiko bahwa tujuan perencanaan jangka panjang mereka dapat diperpendek

walaupun mereka memenuhi kewajiban, yang sering setelah mengorbankan

keuntungan ekonomi jangka pendek.

PERSYARATAN:

ER1‐1 Uji Nilai Tambah Resmi.

A. Untuk memenuhi syarat Uji Nilai Tambah Resmi, Pemrakarsa

Proyek harus mengajukan hal‐hal berikut bersama Dokumen Awal

Pengajuan Proyek:

1. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa

Proyek dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra

Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai

pribadi maupun Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek

dan Pengembang Proyek bahwa sejauh yang mampu diketahui

dan diyakini setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik

(lihat Formulir: Keterwakilan):

a. Tidak ada peraturan perundang‐undangan yang

melarang atau membatasi penebangan Biomassa

Pohon di Daerah Proyek, kecuali secara khusus

dinyatakan pada Tambahan ER1‐1_A;

b. Tidak ada kontrak atau kesepakatan berkenaan

dengan Daerah Proyek dan Peserta Proyek mana pun

yang terkait dengan penebangan Biomassa Pohon di

Daerah Proyek, kecuali secara khusus dinyatakan pada

Tambahan ER1‐1_B; dan

c. Informasi sebagaimana dinyatakan dalam Pendapat

Page 84: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 68

Hukum pada ER1‐1‐A2 di bawah ini cermat dan lengkap

dalam semua hal.

2. Pendapat Hukum menyatakan bahwa:

a. Semua peraturan perundang‐undangan dalam

wilayah hukum tempat Daerah Proyek berada yang

berkaitan dengan penebangan Biomassa Pohon,

termasuk yang berkaitan dengan parameter‐parameter

seperti spesies, luas, keadaan, jumlah yang mungkin

saja ditebang, jangka waktu yang ditetapkan, prosedur

administratif untuk setiap izin yang disyaratkan, dan

informasi lain apa pun yang berkenaan dengan ada

tidaknya larangan atau kendala hukum atau peraturan

mengenai penebangan Biomassa Pohon;

b. Semua kontrak atau kesepakatan yang berkenaan

dengan Daerah Proyek dan Peserta Proyek mana pun

yang terkait dengan penebangan Biomassa Pohon; dan

c. Apakah Proyek atau Peserta Proyek mana pun telah

atau sedang menerima atau telah membuat kesepakatan

atau kesepahaman apa pun, tertulis atau lisan, yang

memberi Peserta Proyek harapan wajar akan menerima

imbalan apa pun untuk mengurangi penebangan

Biomassa Pohon selain pengajuan Proyek tersebut untuk

Pemberian Kredit RFS.

B. Semua bagian di Daerah Proyek yang dicakup oleh peraturan

perundang‐undangan atau kesepakatan yang melarang penebangan

Biomassa Pohon seluruhnya telah ditetapkan sebagai Hutan yang tidak

Laik untuk memastikan bahwa penebangan Biomassa Pohon di daerah

tersebut tercela.

C. Semua bagian di Daerah Proyek yang penebangan Biomassa Pohon

Page 85: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 69

tidak sepenuhnya dilarang oleh peraturan perundang‐undangan atau

kesepakatan harus dianggap sebagai Nilai Tambah dalam hal Uji Nilai

Tambah Resmi dan ditetapkan sebagai Hutan yang Laik.

D. Perkecualian Kawasan Konservasi terhadap Uji Nilai Tambah Resmi

secara ketat: Berkurangnya penebangan Biomassa Pohon memiliki Nilai

Tambah di Kawasan Konservasi apabila laporan resmi yang disusun oleh

Instansi Pemerintah yang Berwenang memastikan bahwa ketiga syarat

berikut dipenuhi:

1. Penebangan liar telah terjadi di Kawasan Konservasi selama

Masa Penebangan Liar di Kawasan Konservasi sebagaimana

ditetapkan sebagai masa yang dimulai: (a) sejak Kawasan

Konservasi ditetapkan, dan (b) tidak lebih dari sepuluh (10)

tahun sebelum Tanggal Awal Pengajuan Proyek. Untuk lebih

jelas, dapat dilihat pada tabel:

Tabel ER1‐D: Gambaran Masa Penebangan Liar di Kawasan Konservasi

Tanggal Awal Pengajuan Proyek

Tanggal penetapan Kawasan Konservasi

Masa Penebangan Liar di Kawasan Konservasi

Januari 2013 Januari 1998 Jan 2003‐Des 2012

Januari 2013 Januari 2003 Jan 2003‐Des 2012

Januari 2013 Januari 2008 Jan 2008‐Des 2012

2. Penebangan liar telah terjadi selama 3 tahun sebelum Tanggal

Awal Pengajuan Dokumen.

3. Penebangan liar telah terjadi sedikit‐dikitnya sekali setiap 3

tahun selama Masa Penebangan Liar di Kawasan Konservasi.

ER1‐2 Uji Insentif Ekonomi

A. Untuk menetapkan bahwa penebangan Biomassa Pohon memberi

Page 86: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 70

manfaat ekonomi neto kepada pihak mana pun yang terlibat dalam

penebangan liar atau Peserta Proyek, Pemrakarsa Proyek harus

menyediakan hal‐hal berikut bersama Dokumen Awal Pengajuan

Proyek:

1. Laporan penetapan nilai secara tertulis (Laporan Penetapan

Nilai Hutan) oleh Pakar Penggunaan Lahan dari pihak

Pemrakarsa yang menyatakan bahwa biaya penebangan liar

Biomassa Pohon (misalnya pembalakan) lebih kecil

dibandingkan dengan manfaat ekonomi dari hasil penebangan;

atau bahwa lahan yang digunakan atau dimiliki oleh

Pemrakarsa Proyek atau Peserta Proyek lebih berharga tanpa

hutan daripada berhutan (misalnya untuk pertanian atau

peternakan). Laporan Penetapan Nilai Hutan harus memberi

analisis biaya dan manfaat keuangan, dan harus mengutip

bukti yang telah diterbitkan dalam mendukung analisisnya.

2. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa

Proyek dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra

Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai

pribadi maupun Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek

dan Pengembang Proyek yang menyatakan bahwa sejauh yang

mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh

dan dengan niat baik, Laporan Penetapan Nilai Hutan lengkap

dan cermat.

3. Keterwakilan oleh Pakar Penggunaan Lahan dari pihak

Pemrakarsa yang menyatakan bahwa sejauh yang mampu

diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh dan

dengan niat baik, Laporan Penetapan Nilai Hutan lengkap dan

cermat.

B. Laporan Penetapan Nilai Hutan harus diperiksa berdasarkan

prosedur Pendapat Masyarakat, pemeriksaan, dan Penengah

sebagaimana dijelaskan pada Bagian A2.

Page 87: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 71

ER1‐3 Uji Insentif yang Ada

A. Untuk menetapkan bahwa usulan Proyek tidak sedang menerima

pemberian kredit atau imbalan dalam bentuk apa pun untuk

mengurangi penebangan Biomassa Pohon‐nya selain dari Proyek The

RFS™, Pemrakarsa Proyek harus mengajukan hal‐hal berikut bersama

dengan Dokumen Awal Pengajuan Proyek:

1. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa

Proyek dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra

Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai

pribadi maupun Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek

dan Pengembang Proyek bahwa sejauh yang mampu diketahui

dan diyakini setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik

(lihat Formulir: Keterwakilan):

a. Riwayat pemberian kredit atau imbalan di luar

Proyek dalam bentuk apa pun untuk mengurangi

penebangan Biomassa Pohon selama tiga tahun tepat

sebelum Dokumen Awal Pengajuan Proyek ‐nya;

b. Bahwa sewaktu pengajuan Dokumen Pengajuan

Proyek Awal dan Akhir, Proyek tidak menerima

pemberian kredit atau imbalan dalam bentuk apa pun

untuk mengurangi penebangan Biomassa Ppohon‐nya,

kecuali secara khusus dinyatakan pada Tambahan

ER1‐1_A;

c. Bahwa tidak ada kontrak atau kesepakatan

berkenaan dengan Proyek atau Peserta Proyek mana

pun yang terkait dengan pemberian kredit atau

imbalan dalam bentuk apa pun untuk mengurangi

penebangan Biomassa Pohon di Daerah Proyek, kecuali

secara khusus dinyatakan pada Tambahan ER1‐1_B;

dan

Page 88: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 72

d. Apakah Pemrakarsa Proyek atau Pengembang

Proyek telah mengajukan surat pemberitahuan pajak

terutang (SPT) dalam tiga tahun tepat sebelum

pengajuan Dokumen Awal Pengajuan Proyek, atau

telah memerintahkan untuk menyusun laporan

keuangan, dan apabila hal tersebut telah dilakukan,

memberitahukan nama Penyusun Laporan Pajak atau

Penyusun Laporan Keuangan‐nya.

2. Apabila Pemrakarsa Proyek atau Pengembang Proyek telah

mengajukan surat pemberitahuan pajak terutang (SPT) dalam tiga

tahun tepat sebelum pengajuan Dokumen Awal Pengajuan Proyek, atau

telah memerintahkan untuk menyusun laporan keuangan, semua

Penyusun Laporan Pajak atau Penyusun Laporan Keuangan tersebut

harus memberi pernyataan tertulis bahwa sejauh yang mampu

diketahui dan diyakini mereka setelah meneliti secara utuh dan dengan

niat baik (lihat Formulir: Keterwakilan):

a. menjelaskan riwayat pemberian kredit atau imbalan di luar

Proyek dalam bentuk apa pun untuk mengurangi penebangan

Biomassa Pohon selama tiga tahun tepat sebelum Dokumen

Awal Pengajuan Proyek ‐nya;

b. Proyek tidak menerima pemberian kredit atau imbalan dalam

bentuk apa pun untuk mengurangi penebangan Biomassa

Pohon‐nya sewaktu pengajuan Dokumen Pengajuan Proyek

Awal dan Akhir, kecuali secara khusus dinyatakan pada

Tambahan ER1‐1_A; dan

c. Tidak ada kontrak atau kesepakatan berkenaan dengan

Proyek atau Peserta Proyek mana pun yang terkait dengan

pemberian kredit atau imbalan dalam bentuk apa pun untuk

mengurangi penebangan Biomassa Pohon di Daerah Proyek,

kecuali secara khusus dinyatakan pada Tambahan ER1‐1_B.

Page 89: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 73

B. Segera setelah Proyek disahkan, kredit tidak dapat diverifikasi apabila Proyek

pada waktu yang bersamaan menjadi sumber kredit atau imbalan atas

berkurangnya penebangan Biomassa Pohon selain melalui RFS Credits™.

Apabila pengesahan atau verifikasi tersebut salah, kredit yang diterbitkan

dianggap salah dan dimintakan penggantiannya dengan menggunakan metode

yang sama seolah‐olah Perubahan yang Merugikan telah terjadi (lihat Bagian

ER‐4).

Page 90: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 74

ER2: DATA DASAR EMISI PROYEK (PROJECT EMISSION BASELINES) dan NILAI

TAMBAH PENGURANGAN EMISI (EMISSION REDUCTION ADDITIONALITY)

TUJUAN:

Sebagaimana tercantum pada Bagian ER1, ada dua cara pikir tentang

Nilai Tambah, yaitu: 1‐Apakah Proyek merupakan Nilai Tambah ? 2‐

Apakah pengurangan emisi oleh Proyek merupakan Nilai Tambah?

Untuk menyimpulkan bahwa pengurangan emisi oleh Proyek

merupakan Nilai Tambah, pengurangan emisi tersebut harus melebihi

angka yang diharapkan berdasarkan skenario keadaan seperti sekarang.

Tujuan Bagian ER2 adalah untuk menetapkan protokol guna

mengidentifikasi emisi dengan skenario keadaan seperti sekarang,

yang diistilahkan dengan Data Dasar Emisi Proyek. Data Dasar Emisi

Proyek kemudian dapat dibandingkan dengan emisi yang diamati

untuk menetapkan apakah emisi selama Masa Pemberian Kredit telah

berkurang dibandingkan dengan Data Dasar Emisi Proyek. Apabila

emisi telah berkurang, maka merupakan Nilai Tambah dan

menghasilkan RFS Credits™ (lihat Bagian ER3 mengenai protokol

perhitungan Kredit RFS).

DASAR PERTIMBANGAN: Sekilas, penentuan apakah berkurangnya penebangan Biomassa Pohon

merupakan Nilai Tambah tampak sederhana dan lugas: Apakah jumlah

karbon yang dilepas dari Daerah Proyek lebih rendah dibandingkan dengan

seandainya Proyek tidak dilaksanakan? Tetapi untuk sedikit‐dikitnya dua

alasan, cara penentuan ini tidak lugas karena: (1) hal ini juga menunjukkan

“fakta pembanding” – apa yang seandainya terjadi di Daerah Proyek tanpa

adanya Proyek; dan (2) hal ini juga memprakirakan interaksi dari banyak dan

Page 91: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 75

beragam peubah pada masa mendatang (misalnya harga pasar; skema

pengaturan; pembangunan jalan; kepadatan penduduk) yang tidak berada

dalam kendali sebuah badan tunggal dan dapat mengalami fluktuasi besar

dan ketidakpastian lain.

Dua pendekatan penyelesaian masalah yang paling luas diterapkan adalah:

(a) pendekatan “masa sebelumnya”, dan (b) pendekatan “bauran” yang

menggabungkan data masa sebelumnya dan data yang berkaitan dengan

Pendorong Deforestasi. Kedua pendekatan tersebut memiliki pendukung

masing‐masing dan sekali‐kali berhasil memprakirakan beberapa perubahan

masa mendatang jangka pendek. Namun demikian, sewaktu diterbitkannya

The Rainforest Standard™ Versi 2.1, tidak satu pun pendekatan tersebut

menunjukkan keabsahan yang konsisten dan tersebar luas.

Dengan mempertimbangkan keterbatasan ini, The RFS™ telah menetapkan

untuk menganggap absah prakiraan emisi dasar apabila ada: (a) bukti

terdokumentasikan tentang maksud, kemampuan, dan kewenangan untuk

menebang Biomassa Pohon di Daerah Proyek (Dokumen Rencana

Penebangan); (b) Data Dasar Penebangan dari Pemerintah, yang disahkan

berdasarkan kriteria The RFS™ sebagaimana dijelaskan pada ER2‐2A di bawah

ini; atau (c) Data Dasar Penebangan Absah, yang disahkan berdasarkan

kriteria The RFS™ sebagaimana dijelaskan pada ER2‐2A di bawah ini.

PERSYARATAN: ER2‐1 Istilah Dokumen Rencana Penebangan menunjuk pada usulan kegiatan

yang telah mendokumentasikan bukti tehtang maksud, kemampuan, dan

kewenangan untuk menebang Biomassa Pohon di Daerah Proyek.

A. Apabila Proyek memilih untuk menggunakan Data DasarDokumen

Rencana Penebangan, Pemrakarsa Proyek harus menyerahkan hal‐hal

berikut dalam Dokumen Awal Pengajuan Proyek ‐nya:

1. Dasar Pembenaran Dokumen Rencana Penebangan terdiri

Page 92: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 76

atas salah satu dari hal‐hal berikut:

a. Izin yang diterbitkan oleh Instansi Pemerintah yang

Berwenang untuk menebang Biomassa Pohon;

b. Rencana pengembangan yang disahkan oleh Instansi

Pemerintah yang Berwenang;

c. Rencana pengembangan swasta yang disahkan oleh

Instansi Pemerintah yang Berwenang;

d. Hak pengusahaan hutan atau hak pengusahaan atau

kegiatan ekstraktif lain yang disahkan oleh Instansi

Pemerintah yang Berwenang;

e. Program pengelolaan pemungutan hasil hutan

berkelanjutan berdasarkan rencana atau kesepakatan

yang mengikat;

f. Cara pemungutan hasil pada hutan kemasyarakatan

berdasarkan Rencana Pengembangan Jangka Panjang

atau Dokumen Masyarakat;

g. Cara pemungutan hasil hutan lain yang

terdokumentasikan berdasarkan kewajiban kontrak yang

dapat diberlakukan; atau

h. Kegiatan‐kegiatan lain yang telah

mendokumentasikan bukti tentang maksud,

kemampuan, dan kewenangan untuk menebang

Biomassa Pohon, termasuk:

(1) izin, apabila dibutuhkan, dan

(2) salah satu di antara hal‐hal berikut:

(a) kontrak kerja berlandaskan niat baik yang

dapat diberlakukan untuk menebang Biomassa

Pohon, atau

(b) kontrak penjualan Biomassa Pohon dari

rencana penebangan yang dapat diberlakukan,

atau

Page 93: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 77

(c) kontrak mengenai lahan milik yang

bersebelahan dengan Daerah Proyek untuk

menebang Biomassa Pohon atau untuk menjual

Biomassa Pohon.

2. Peta Dokumen Rencana Penebangan menandai batas daerah

rencana penebangan Biomassa Pohon yang ditumpangtindihkan

pada Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur berdasarkan

Persyaratan pada IC1.

3. Jadwal Waktu Dokumen Rencana Penebangan mengenai

kapan saja semua rencana penebangan Biomassa Pohon; jadwal

waktu tersebut harus dipastikan dan sejalan dengan semua

Dasar PembenaranDokumen Rencana Penebangan.

B. Disamping dokumentasi sebagaimana diatur pada ER2‐1A,

Pemrakarsa Proyek harus menyerahkan hal‐hal berikut:

1. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa

Proyek dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra

Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai

pribadi maupun Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek

dan Pengembang Proyek yang menyatakan bahwa sejauh yang

mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh

dan dengan niat baik (lihat Formulir: Keterwakilan), Dasar

Pembenaran Dokumen Rencana Penebangan, Peta Dokumen

Rencana Penebangan, dan Jadwal Waktu Dokumen Rencana

Penebangan cermat dan lengkap dalam semua hal; dan

2. salah satu di antara hal‐hal berikut:

a. Pendapat Hukum yang menegaskan keabsahan dan

kecermatan Dasar Pembenaran Dokumen Rencana

Penebangan, Peta Dokumen Rencana Penebangan, dan

Jadwal Waktu Dokumen Rencana Penebangan; atau

b. dokumen resmi dari Instansi Pemerintah yang

Page 94: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 78

Berwenang yang menegaskan Dasar Pembenaran

Dokumen Rencana Penebangan, Peta Dokumen Rencana

Penebangan, dan Jadwal Waktu Dokumen Rencana

Penebangan.

ER2‐2 Pengganti Data Dasar Penebangan Untuk Proyek‐proyek yang tidak dapat menggunakan Data Dasar Dokumen

Rencana Penebangan, pengurangan cadangan karbon Biomassa Pohon yang

diharapkan tanpa adanya Proyek dapat ditetapkan dengan menggunakan

Data Dasar Penebangan dari Pemerintah atau Data Dasar Penebangan Absah

apabila tidak tersedia Data Dasar Penebangan dari Pemerintah.

Data Dasar Penebangan dari Pemerintah adalah model data dasar yang

diterbitkan oleh instansi pemerintah yang berwenang yang mencakup seluruh

Daerah Proyek (sebagaimana ditunjukkan pada Peta Batas Proyek). Jika dan

hanya jika tidak ada Data Dasar Penebangan dari Pemerintah, The RFS™ akan

menerima data dasar lain yang sesuai dengan semua Persyaratan

Keberterimaan (Data Dasar Penebangan Absah).

A. Apabila Proyek memilih untuk menggunakan Data Dasar Penebangan

dari Pemerintah atau Data Dasar Penebangan Absah, Pemrakarsa

Proyek harus menyerahkan Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti

dalam Dokumen Awal Pengajuan Proyek ‐nya, yang disusun oleh Pakar

Data Dasar dari pihak Pemrakarsa.

1. Apabila Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti memilih

untuk menggunakan Data Dasar Penebangan dari Pemerintah,

laporan harus menetapkan hal‐hal berikut:

a. Data Dasar Penebangan dari Pemerintah dihasilkan

berdasarkan subparagraf 1 dan 4 dalam Persyaratan

Page 95: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 79

Keberterimaan The RFS™ mengenai Data Dasar

Penebangan Absah sebagaimana dijelaskan pada

ER2‐2C mengenai cara‐cara tertentu yang sesuai

dengan Persyaratan pada setiap subparagraf; dan

b. apakah ada lebih dari satu Data Dasar Penebangan

dari Pemerintah yang mencakup Daerah Proyek; dan

c. apabila ada lebih dari satu Data Dasar Penebangan

dari Pemerintah yang berlaku, gabungan Data Dasar

Penebangan dari Pemerintah telah dihitung dengan

cara mengalikan setiap Data Dasar Penebangan dari

Pemerintah dengan proporsi luas Daerah Proyek yang

bersangkutan, dan kemudian menjumlahkan hasilnya.

Sebagai contoh, salah satu Data Dasar Penebangan

dari Pemerintah sebesar 2% dalam 50% luas Daerah

Proyek dan satu lagi Data Dasar Penebangan dari

Pemerintah sebesar 1% dalam 50% luas Daerah Proyek,

maka gabungan Data Dasar Penebangan dari

Pemerintah sebesar 1,5%.

2. Apabila Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti memilih

untuk menggunakan Data Dasar Penebangan Absah, laporan

harus menetapkan hal‐hal berikut:

a. tidak tersedia Data Dasar Penebangan dari

Pemerintah;

b. Data Dasar Penebangan Absah dihasilkan

berdasarkan semua subparagraf 1, 2, 3, dan 4 dalam

Persyaratan Keberterimaan The RFS™ mengenai Data

Dasar sebagaimana dijelaskan pada ER2‐2C mengenai

cara‐cara tertentu yang sesuai dengan Persyaratan

pada setiap subparagraf.

Page 96: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 80

B. Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti harus tunduk pada

Pemeriksaan Otomatis (A2‐4) oleh Pakar Data Dasar yang Ditugaskan,

tetapi jadwal waktu A2‐4 harus disesuaikan sebagai berikut:

1. Apabila sebelum diterbitkannya temuan, Pakar Data Dasar

yang Ditugaskan meminta penjelasan, maka Pakar Data Dasar

dari pihak Pemrakarsa harus menyerahkannya selambat‐

lambatnya 30 hari sejak diminta.

2. Pakar Data Dasar yang Ditugaskan harus menerbitkan

temuannya selambat‐lambatnya 30 hari sejak menerima

penjelasan yang diminta. Apabila Pakar Data Dasar yang

Ditugaskan mendapati bahwa metodologi tersebut tidak sesuai

dengan Persyaratan pada ER2‐2, temuan akan memerinci

kekurangannya. Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa dapat

mengajukan revisi Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti

selambat‐lambatnya 60 hari sejak menerima temuan awal.

Apabila Pakar Data Dasar yang Ditugaskan mendapati bahwa

revisi tersebut sesuai dengan Persyaratan pada ER2‐2, data

dasar akan dianggap dapat diterima. Apabila Pakar Data Dasar

yang Ditugaskan mendapati bahwa revisi tersebut tidak sesuai

dengan Persyaratan pada ER2‐2, data dasar akan dianggap

ditolak.

C. Persyaratan Keberterimaan The RFS™ mengenai Data Dasar

Penebangan Absah adalah:

1. data masa sebelumnya saja tidak cukup; harus diketahui Pendorong

Deforestasi yang khas lokasi;

2. setiap pendekatan pembuatan model harus telah diterbitkan dalam

Kepustakaan Penilaian Sejawat dan dibuktikan sebagai absah; dan

3. Pendorong Deforestasi yang khas lokasi (termasuk yang dimasukkan

ke dalam model absah) dinilai berdasarkan metodologi yang telah

Page 97: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 81

diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat dan dibuktikan absah

sebagai pendorong yang berperan di Daerah Proyek selama tiga tahun

sebelum Tanggal Awal Pengajuan Proyek, sebagaimana ditegaskan oleh

Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa; dan

4. Laju Data Dasar Emisi Proyek harus dinyatakan dalam laju tahunan.

D. Disamping dokumentasi yang diatur pada ER2‐2A, Pemrakarsa Proyek harus

menyediakan Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa

Proyek dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur

Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai pribadi maupun Keterwakilan oleh

badan Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek yang menyatakan bahwa

sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh dan

dengan niat baik (lihat Formulir: Keterwakilan), usulan model data dasar

penebangan tersebut cermat.

Page 98: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 82

ER3: PERHITUNGAN PENGURANGAN EMISI CO2e

TUJUAN:

Untuk menghitung berkurangnya emisi CO2e Proyek karena lebih rendahnya

tingkat penebangan Biomassa Pohon (Perubahan Emisi Proyek) dengan cara

membandingkan antara cadangan karbon Biomassa Pohon yang diamati dan

cadangan karbon yang diharapkan tanpa Proyek selama Masa Pemberian

Kredit.

DASAR PERTIMBANGAN: The RFS™ menyediakan protokol 10 langkah untuk menghitung perkiraan Perubahan

Emisi Proyek. Tujuan penting dari protokol tersebut adalah memaksimalkan

kemampuan untuk merekam penebangan Biomassa Pohon berskala kecil, yang sering

disebut dengan “degradasi”. Hal ini dilaksanakan tanpa mendefinisikan deforestasi

atau degradasi karena upaya untuk mendefinisikan deforestasi secara tepat dapat

membatasi keluwesan untuk menjabarkan penebangan berskala kecil hingga sedang

meskipun penting, yang disebut dengan degradasi.

The RFS™ tidak mengukur perubahan dalam cadangan karbon yang timbul akibat

pertumbuhan atau penebangan biomassa yang ditanam oleh manusia. Dengan

demikian, penghutanan dan penghutanan kembali tidak dapat diberi kredit menurut

The RFS™. Dengan mendefinisikan Biomassa Pohon dengan hanya membatasi pada

hutan alam dan tidak mencakup pertumbuhan biomassa yang ditanam oleh manusia

itu, dapat dikemukakan dua tujuan pokok RFS, yaitu: perlindungan hutan yang tumbuh

secara alami beserta keanekaragaman hayatinya; dan memajukan penghidupan

Masyarakat Rimba berkelanjutan dalam jangka panjang karena daur kegiatan

penanaman dan pemanenan tidak akan mempengaruhi perhitungan perubahan

cadangan karbon dan pemberian kredit karena hanya berpengaruh seandainya

penebangan atas apa yang ditanam dianggap sebagai penebangan Biomassa Pohon.

Berikut ini ringkasan protokol tersebut.

Page 99: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 83

Langkah 1: Hitung Tolok Ukur Cadangan Karbon.

Langkah 2: Hitung Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan selama Masa

Pemberian Kredit.

Langkah 3: Hitung Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati selama Masa

Pemberian Kredit.

Langkah 4: Bandingkan Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan dan

yang Diamati untuk menghitung Perubahan Emisi Karbon Bruto.

Langkah 5: Kurangi Perubahan Emisi Karbon Bruto dengan Kebocoran

menggunakan metode yang dijelaskan pada ER4 untuk memperoleh

Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan.

Langkah 6: Kalikan Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan dengan 20% (atau

persentase lain yang ditetapkan secara empiris) untuk memperoleh Perubahan

Emisi Karbon Bawah Permukaan.

Langkah 7: Kalikan Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan dengan 10% (atau

persentase lain yang ditetapkan secara empiris) untuk memperoleh Perubahan

Emisi Karbon Kayu Mati.

Langkah 8: Jumlahkan Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan, Perubahan

Emisi Karbon Bawah Permukaan, dan Perubahan Emisi Karbon Kayu Mati

untuk memperoleh Perubahan Emisi Karbon Neto.

Langkah 9: Kalikan Perubahan Emisi Karbon Neto dengan 3,67 untuk

memperoleh Perubahan Emisi Proyek selama Masa Pemberian Kredit.

Langkah 10: Penyesuaian Cadangan Karbon setiap lima tahun untuk RFS

Credits™ dan Debit RFS diterbitkan untuk setiap Masa Pemberian Kredit:

apabila Perubahan Emisi Proyek negatif, kredit diterbitkan; apabila Perubahan

Emisi Proyek positif, debit diterbitkan (lihat ER3‐2).

PERSYARATAN: ER3‐1 Langkah‐langkah berikut menjelaskan prosedur untuk menghitung Perubahan

Emisi Proyek.

A. Langkah 1: Perkirakan Tolok Ukur Cadangan Karbon: Sebagai bagian dari Dokumen Akhir Penyerahan Proyek, Pemrakarsa Proyek

Page 100: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 84

harus mengajukan perhitungan Tolok Ukur Cadangan Karbon‐nya di Hutan

yang Laik di dalam Daerah Proyek berdasarkan metode berikut:

1. Persyaratan Umum.

a. Untuk menghitung Tolok Ukur Cadangan Karbon, Pakar

Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa harus merujuk pada

Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur (IC1‐4) dan Matriks

Stratifikasi menurut Tipe dan Keadaan Hutan (IC1‐4F) yang

menyertainya.

b. Tolok Ukur Cadangan Karbon dianggap sebagai perkiraan

Karbon (C) di Daerah Proyek sejak Tanggal Mulai Proyek dengan

ketentuan bahwa data pendukungnya tidak dikumpulkan lebih

dari 270 hari sebelum Tanggal Mulai Proyek. Apabila data

pendukung dikumpulkan lebih dari 270 hari sebelum Tanggal

Mulai Proyek, maka dianggap “kedaluwarsa” dan harus

diperbarui sehingga tidak lebih lama dari 270 hari sebelum

Tanggal Mulai Proyek.

2. Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa harus mengikuti

prosedur berikut untuk memperkirakan Tolok Ukur Cadangan Karbon:

a. Rancangan penetapan sampel. Dengan menggunakan Matriks

Stratifikasi menurut Tipe dan Keadaan Hutan, tata letak dan

jumlah petak yang diperlukan untuk mencapai ketelitian 90%

harus ditetapkan dengan menggunakan metode dan panduan

yang telah mapan untuk menetapkan jumlah, ukuran, dan

sebaran petak sampel sebagaimana dijelaskan pada pada Bagian

6.5 dalam Pearson dkk., 2005.

b. Apabila Instansi Pemerintah yang Berwenang telah

menyetujui persamaan‐persamaan alometri tertentu, maka itu

harus diterapkan.

c. Apabila persamaan‐persamaan alometri belum disetujui oleh

Instansi Pemerintah yang Berwenang, persamaan alometri

umum harus diterapkan berdasarkan Kepustakaan Penilaian

Page 101: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 85

Sejawat.11

d. Tolok Ukur Cadangan Karbon: Cadangan karbon Biomassa

Pohon Atas Permukaan diperkirakan dengan menggunakan

metode penetapan sampel langsung di lapangan. Hubungan

alometri pertama‐tama diterapkan pada pengukuran hutan di

lapangan untuk memperkirakan rata‐rata cadangan karbon per

hektare pada setiap Tipe Hutan dalam setiap Keadaan Hutan

(C/ha). Untuk memperkirakan Tolok Ukur Cadangan Karbon,

kalikan rata‐rata cadangan karbon pada setiap Tipe Hutan

menurut Keadaan Hutan dengan luas pada setiap Tipe Hutan

menurut Keadaan Hutan dan jumlahkan hasilnya pada semua

kotak dalam matriks.

B. Langkah 2: Dalam Dokumen Akhir Pengajuan Proyek, hitung Perubahan

Cadangan Karbon yang Diharapkan untuk Masa Pemberian Kredit yang telah

ditetapkan dengan menggunakan data dasar terpilih (Data Dasar Dokumen

Rencana Penebangan; Data Dasar Penebangan dari Pemerintah; atau Data

Dasar Penebangan Absah).

1. Rumus umum untuk memperkirakan Perubahan Cadangan Karbon

yang Diharapkan untuk Masa Pemberian Kredit yang telah ditetapkan

adalah:

11

Mengembangkan hubungan alometri yang khas lokasi dan khas spesies itu memakan waktu dan mahal karena

mensyaratkan pemanenan dengan merusak sejumlah besar pepohonan. Hutan tropis biasanya berisi 300 spesies atau lebih, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan alometri yang khas spesies tidak dibutuhkan untuk menghasilkan penaksiran cadangan karbon hutan yang tepercaya. Pengelompokan semua spesies bersama‐sama dan penggunaan hubungan alometri umum, yang distratifikasikan menurut tipe hutan dalam pengertian luas atau zona ekologi, sangat tepat untuk daerah tropis karena garis tengah setinggi dada (DBH) saja dapat menjelaskan lebih dari 95% keragaman pada cadangan karbon hutan tropis di atas permukaan, bahkan di kawasan yang sangat beraneka ragam. Persamaan alometri umum juga memiliki keunggulan penting karena didasarkan pada jumlah cukup besar pepohonan yang merentang dalam kisaran kelas garis tengah yang agak lebar . Pemeriksaan secara luas mengenai persamaan alometri menyimpulkan bahwa model umum merupakan cara ‘terbaik yang tersedia’ untuk menaksir biomassa hutan dan merekomendasikannya dibandingkan dengan model alometri setempat yang boleh jadi didasarkan pada kurang dari 100 batang pohon rusak yang ditetapkan sebagai sampel. Pada umumnya, upaya yang dibutuhkan untuk menyusun hubungan khas spesies atau lokasi biasanya tidak akan menambah ketelitian sekalipun adakalanya hubungan yang berlaku setempat dibenarkan, karena persamaan umum boleh jadi tidak cukup mewakili semua tipe hutan di semua tempat.

Page 102: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 86

ΔE(cp) = cp * R * (C1 * EFL1 + C2*EFL2 . . . Cn*EFLn)

ΔE(cp) = Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan

dalam jangka waktu Cp

cp = Masa Pemberian Kredit dalam tahun (hingga per

seratus terdekat)

R = Laju tahunan Penebangan selama Masa Pemberian

Kredit menurut data dasar terpilih

C = ton karbon per hektare pada Tipe Hutan menurut

Keadaan Hutan yang telah ditetapkan

EFL = Luas Hutan yang Laik menurut Tipe Hutan pada

Keadaan Hutan yang telah ditetapkan

2. Menghitung laju data dasar Penebangan (R) selama Masa Pemberian

Kredit.

a. Data Dasar Dokumen Rencana Penebangan. Laju Data Dasar

Dokumen Rencana Penebangan selama Masa Pemberian Kredit

dihitung dengan cara mengalikan persentase keseluruhan

rencana Penebangan selama Masa Pemberian Kredit dengan

laju tahunan Penebangan selama Masa Pemberian Kredit

berdasarkan Jadwal Waktu Dokumen Rencana Penebangan

(ER2‐1A3).

(1) Laju tahunan Penebangan selama Masa Pemberian

Kredit ditentukan sebagai berikut:

(a) Apabila semua Penebangan dijadwalkan untuk

diselesaikan dalam setahun, maka laju tahunan

Penebangan adalah 100% dibagi dengan lama

(dalam tahun) Masa Pemberian Kredit.

(b) Apabila Jadwal Waktu Dokumen Rencana

Penebangan mensyaratkan Penebangan tersebar

merata dalam 5 tahun, maka laju tahunannya

sebesar 20%.

Page 103: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 87

(c) Apabila Jadwal Waktu Dokumen Rencana

Penebangan untuk mensyaratkan Penebangan

tidak tersebar merata, maka laju tahunan akan

mencerminkan persentase Penebangan pada

masing‐masing tahun (misalnya 40% pada tahun

1; 30% pada tahun 2; 15% pada tahun 3; 10%

pada tahun 4; and 5% pada tahun 5).

(2) Sebagai gambaran, apabila 50% dari Biomassa Pohon

dijadwalkan untuk ditebang dan laju tahunan

Penebangan 20%, nilai R untuk Data Dasar Dokumen

Rencana Penebangan sebesar 10% (= 50% x 20%) setiap

tahun dalam lima tahun Penebangan yang dijadwalkan.

b. Data Dasar Penebangan dari Pemerintah dan Data Dasar

Penebangan Absah sendiri merupakan prakiraan laju tahunan

Penebangan yang harus digunakan sebagai R dalam rumus

Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan pada B1 di atas.

C. Langkah 3: Hitung Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati selama Masa

Pemberian Kredit yang Pemrakarsa Proyek sedang mengupayakan untuk

memperoleh RFS Credits™. Pemrakarsa Proyek harus melakukan verifikasi

Cadangan Karbon yang Diamati pada selang waktu yang ditentukan oleh

Pemrakarsa Proyek, tetapi sedikit‐dikitnya sekali setiap lima tahun.

1. Cadangan Karbon yang Diamati harus dihitung oleh Pakar Cadangan

Karbon dari pihak Pemrakarsa sesuai dengan hal‐hal berikut, dan harus

menghadapi Pendapat Masyarakat dan Pemeriksaan Otomatis pada

bagian A2‐4:

a. Dengan Permohonan Verifikasi‐nya, Pemrakarsa Proyek harus

mengajukan Peta Verifikasi Karbon.

b. Resolusi data pengindraan jauh untuk Peta Verifikasi Karbon

harus sebesar 5 m, kecuali apabila Persyaratan membutuhkan

resolusi kurang dari 1 m dalam rangka Penyesuaian Cadangan

Page 104: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 88

Karbon setiap lima tahun sebagaimana dijelaskan pada Langkah

10 (ER3‐1J).

c. Semua data pengindraan jauh yang tampak pada Peta

Verifikasi Karbon harus telah dikumpulkan selambat‐lambatnya

180 hari sebelum Permohonan Verifikasi.

d. Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa harus

memperkirakan Cadangan Karbon yang Diamati pada Peta

Verifikasi Karbon dengan cara mengalikan rata‐rata cadangan

karbon pada setiap Tipe Hutan menurut Keadaan Hutan dengan

luas setiap Tipe Hutan menurut Keadaan Hutan dan

menjumlahkan hasilnya pada semua kotak dalam matriks.

2. Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati harus dihitung dengan

cara mengurangi Cadangan Karbon yang Diamati pada Tanggal

Verifikasi mutakhir dari Cadangan Karbon yang Diamati pada Tanggal

Verifikasi tepat sebelumnya.

ΔO (cp) = O (V2) – O (V1),

O adalah Cadangan Karbon yang Diamati; cp adalah Masa

Pemberian Kredit dalam tahun (hingga per seratus terdekat); V2

adalah Cadangan Karbon yang Diamati pada Tanggal Verifikasi

mutakhir; dan V1 adalah Cadangan Karbon yang Diamati pada

Tanggal Verifikasi sebelumnya.

D. Langkah 4: Untuk menghitung Perubahan Emisi Karbon Bruto selama Masa

Pemberian Kredit, bandingkan Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan

dan yang Diamati.

1. Perubahan Emisi Karbon Bruto selama Masa Pemberian Kredit =

Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan selama Masa Pemberian

Kredit dikurangi dengan Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati

selama Masa Pemberian Kredit, atau

ΔC (cp) bruto = E (cp) – O (cp).

Page 105: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 89

E. Langkah 5: Hitung Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan selama Masa

Pemberian Kredit.

1. Kalikan laju Kebocoran yang berlaku, sebagaimana ditetapkan

menurut Persyaratan pada Bagian ER4 dengan Perubahan Emisi Karbon

Bruto untuk memperoleh Pengurang akibat Kebocoran.

2. Kurangi Perubahan Emisi Karbon Bruto dengan Pengurang akibat

Kebocoran untuk memperoleh Perubahan Emisi Karbon Atas

Permukaan selama Masa Pemberian Kredit.

F. Langkah 6: Kalikan Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan dengan 20%

(atau persentase lain yang ditetapkan secara empiris menurut ER3‐4) untuk

memperoleh Perubahan Emisi Karbon Bawah Permukaan.

G. Langkah 7: Kalikan Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan dengan 10%

(atau persentase lain yang ditetapkan secara empiris menurut ER3‐4) untuk

memperoleh Perubahan Emisi Karbon Kayu Mati.

H. Langkah 8: Jumlahkan Pengurang akibat Kebocoran, Perubahan Emisi

Karbon Atas Permukaan, Perubahan Emisi Karbon Bawah Permukaan, dan

Perubahan Emisi Karbon Kayu Mati untuk memperoleh Perubahan Emisi

Karbon Neto.

I. Langkah 9: Untuk memperoleh Perubahan Emisi Proyek, kalikan Perubahan

Emisi Karbon Neto selama Masa Pemberian Kredit dengan 3,67.

J. Langkah 10: Perhitungan Penyesuaian Cadangan Karbon setiap lima tahun.

1. Apabila selama selang waktu lima tahun sejak Tanggal Mulai Proyek,

setiap verifikasi Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati dilakukan

dengan resolusi data pengindraan jauh 1 m atau lebih, maka

Pemrakarsa Proyek disyaratkan untuk menyerahkan Penyesuaian

Cadangan Karbon pada akhir selang waktu lima tahun tersebut (tambah

Page 106: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 90

atau kurang satu tahun12). Penyesuaian Cadangan Karbon

mensyaratkan pengumpulan data pengindraan jauh dengan resolusi

<1m karena dimaksudkan untuk merekam bukti penebangan berskala

kecil yang mungkin terlewat dari penginderaan berskala lebih besar.

2. Apabila Penyesuaian Cadangan Karbon mengungkapkan bahwa

Penebangan Biomassa Pohon lebih besar daripada verifikasi Perubahan

Cadangan Karbon yang Diamati, maka perbedaannya (disesuaikan

untuk perhitungan Penyesuaian Cadangan Karbon Bawah Permukaan

dan Kayu Mati) harus dianggap sebagai Perubahan yang Merugikan dan

sebagai jumlah kredit yang semestinya menjadi pengurang atas saldo

akhir pada rekening kredit Proyek. Apabila tidak cukup saldo pada

rekening kredit tersebut, pengurangan harus dilakukan terhadap kredit

berikutnya yang diperoleh. Bertambahnya Penebangan tersebut harus

dianggap telah terjadi hanya selama Masa Pemberian Kredit tepat

sebelum Penyesuaian Cadangan Karbon.

ER3‐2 Perubahan Emisi Proyek: Konversi menjadi Kredit RFS atau Debit RFS

A. Dalam setiap Masa Pemberian Kredit, apabila Perubahan Emisi Proyek

positif, perubahannya dianggap sebagai pengurangan neto CO2e, dan setiap

tCO2e harus memperoleh satu Kredit RFS yang harus diterbitkan dan

didokumentasikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan Bagian A6.

B. Dalam setiap Masa Pemberian Kredit, apabila Perubahan Emisi Proyek

negatif, perubahannya dianggap merupakan tambahan neto CO2e yang telah

menghasilkan emisi lebih besar daripada yang diharapkan, dan setiap tCO2e

tersebut harus memperoleh satu Debit RFS yang terdokumentasikan

sedemikian rupa sehingga sesuai dengan Bagian A6. Debit RFS harus

dikurangkan sejak Tanggal Verifikasi Masa Pemberian Kredit yang

12

Keluwesan ini mencerminkan niat baik sewaktu menjadwalkan kendala‐kendala dalam pengindraan jauh

beresolusi tinggi.

Page 107: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 91

bersangkutan pada saldo Kredit RFS; apabila tidak ada saldo untuk dikurangi,

Debit RFS tersebut harus dikurangkan pada RFS Credits™ berikutnya yang

diperoleh sampai Debit tersebut nol.

ER3‐3 Pemeriksaan Otomatis atas perhitungan Perubahan Emisi Proyek. Perhitungan

dengan sekian banyak langkah atas Perubahan Emisi Proyek harus tunduk pada

Pemeriksaan Otomatis oleh Pakar Karbon yang Ditugaskan (lihat Tambahan E)

berdasarkan Bagian A2‐4.

ER3‐4 Penyesuaian tambahan baku Biomassa Pohon Bawah Permukaan dan

Biomassa Kayu Mati terhadap perhitungan Biomassa Pohon Atas Permukaan

merupakan anggapan yang dapat dibantah. Pemrakarsa Proyek dapat

mempekerjakan Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa untuk menyusun

Laporan Penyesuaian Bawah Permukaan atau Laporan Penyesuaian Kayu Mati dengan

memberi bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa penyesuaian tersebut semestinya

lebih besar daripada penyesuaian bakunya berdasarkan data empiris yang diserahkan

menurut Persyaratan di bawah ini. Pemrakarsa Proyek boleh, atas kewenangannya,

mengajukan Laporan Penyesuaian Bawah Permukaan atau Kayu Mati sebagai bagian

dari Dokumen Akhir Pengajuan Proyek atau dalam setiap Permohonan Verifikasi.

Setiap pengajuan tersebut harus secara tegas menerima temuan dari Pakar Karbon

yang Ditugaskan sebagai bersifat tetap.

A. Persyaratan Laporan Penyesuaian Bawah Permukaan dan Kayu Mati.

1. Semua data yang diajukan harus berasal dari Kepustakaan Penilaian

Sejawat yang diakui atau kumpulan data dari pemerintah.

2. Semua analisis statistik harus menggunakan rumus dan pengujian

yang dianggap berlaku secara luas dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat.

B. Setiap usulan Penyesuaian Bawah Permukaan atau Kayu Mati tunduk pada

Pemeriksaan Otomatis oleh Pakar Karbon yang Ditugaskan sesuai dengan A2‐4.

Pakar Karbon yang Ditugaskan harus menerbitkan temuannya mengenai

apakah bukti yang diajukan oleh Pemrakarsa Proyek cukup jelas dan

Page 108: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 92

meyakinkan untuk mengubah tambahan baku dan apabila demikian, seberapa

besar alternatif penyesuaian tambahannya. Temuan Pakar Karbon yang

Ditugaskan harus bersifat tetap, dan Pemrakarsa Proyek harus terikat oleh

temuan Pakar Karbon yang Ditugaskan tersebut mengenai apakah

tambahannya lebih tinggi atau lebih rendah daripada pengurang bakunya.

Untuk keperluan verifikasi, tambahannya harus mencerminkan temuan

tersebut.

Page 109: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 93

ER4: KEBOCORAN (LEAKAGE)

TUJUAN:

Menjabarkan secara tepat Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan () dan

Kebocoran Pasar () ketika menghitung RFS Credits™.

DASAR PERTIMBANGAN: Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan. Apabila para pelaku mengubah kegiatan

mereka untuk mengurangi penebangan Biomassa Pohon di dalam Daerah Proyek,

mereka boleh jadi sekadar mengalihkan kegiatan ke daerah‐daerah terdekat. Gejala ini

dikenal dengan Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan. The RFS™ mensyaratkan

dikuranginya Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan dari setiap RFS Credits™

berdasarkan Bagian ER3‐5. Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan terdiri atas dua

jenis yang penting, yaitu: (a) kebocoran akibat pemindahan dengan sengaja kegiatan

dalam Dokumen Rencana Penebangan (misalnya pembangunan prasarana atau tebang

pilih oleh pemegang HPH); dan (b) kebocoran akibat kegiatan‐kegiatan berpindah

setempat seperti penggembalaan, pertanian, pembalakan, pengumpulan kayu bakar,

pembuatan arang kayu, konversi menjadi permukiman atau pembukaan lahan dengan

cara pembakaran untuk keperluan bukan kehutanan.

The RFS™ telah menerapkan pengurang baku untuk Kebocoran karena Berpindahnya

Kegiatan dan bukan mensyaratkan Proyek‐proyek untuk melakukan kajian

pemaduserasian nyata di lokasi/luar lokasi karena rumit, mahal, dan mungkin tidak

dapat diulang. Pengurang baku menurut The RFS™ didasarkan pada kajian‐kajian

penilaian sejawat mutakhir mengenai Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan. The

RFS™ menganggap pengurang baku tersebut dapat dibantah sehingga memungkinkan

Pemrakarsa Proyek menunjukkan bukti bahwa pengurang tersebut perlu disesuaikan.

Sebagai contoh, apabila sebuah proyek prasarana seperti pembangkit listrik dipindah

dari Hutan yang Laik di Daerah Proyek ke Hutan tidak Laik di dalam atau di luar Daerah

Proyek, maka tidak ada pengurang untuk Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan

sebab kegiatan tersebut jelas dialihkan ke kawasan bukan hutan.

Page 110: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 94

Kebocoran Pasar: Sebagian produk pertanian dan kayu yang dipanen di Daerah Proyek

RFS yang diusulkan boleh jadi sebelumnya telah dijual ke pasar setempat, daerah,

nasional atau internasional. Permintaan yang stabil atau bertambah yang saling

berkaitan dengan penyediaan produk yang berkurang karena Proyek‐proyek The RFS™

dapat menyebabkan tekanan terhadap pasar dan kemungkinan kenaikan harga, yang

memberi insentif uang kepada penghasil lain untuk mendorong penyediaan di tempat‐

tempat lain, di dekat atau jauh dari Daerah Proyek (Kebocoran Pasar). Potensi emisi

relatif di berbagai sentra produksi dapat sangat berpengaruh terhadap emisi CO2e

yang ditentukan terutama oleh cadangan karbon dari Tipe Hutan (atau penggunaan

lahan lain) yang terkena, yang sangat beragam di antara kawasan‐kawasan tersebut.

The RFS™ mengakui bahwa meskipun pemantauan dan pemaduserasian secara

nasional merupakan cara ideal untuk melacak semua Kebocoran, The RFS™

mempertimbangkan pilihan tersebut selama bertahun‐tahun ke belakang dan oleh

karena itu, menerapkan pengurang baku berdasarkan model‐model pasar yang telah

dipublikasikan. Kajian‐kajian Kebocoran Pasar bahkan dapat lebih rumit lagi

dibandingkan dengan kajian‐kajian Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan.

PERSYARATAN: ER4‐1 Pemrakarsa Proyek diberi saran bahwa The RFS™ mensyaratkan dipakainya

pengurang baku berikut ini apabila pengganti kerugian Kebocoran karena

Berpindahnya Kegiatan dan Kebocoran Pasar dianggap terjadi akibat berkurangnya

penebangan Biomassa Pohon di dalam Daerah Proyek. Pengurang tersebut akan

dipakai pada setiap Masa Pemberian Kredit berdasarkan Langkah 5 dalam Persyaratan

ER3‐1. Sebagai contoh, apabila setidaknya ada 1000 RFS Credits™ diverifikasi, dipakai

pengurang sebesar 10% sehingga sebenarnya ada 900 kredit yang akan diverifikasi.

Pengurang baku tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu.

ER4‐2 Apabila pengurang baku dinaikkan selama Masa Proyek, maka pengurang baku

tersebut tidak boleh dinaikkan untuk Proyek.

Page 111: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 95

ER4‐3 Apabila pengurang baku diturunkan selama Masa Proyek, maka pengurang

baku tersebut harus diturunkan untuk Proyek. Pengurangan tersebut harus berlaku

sejak Tanggal Verifikasi tepat setelah penurunan tersebut.

ER4‐4 Pengurang baku The RFS™ untuk Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan

harus 5%.

ER4‐5 Pengurang baku The RFS™ untuk Kebocoran Pasar harus sebesar persentase

yang berlaku sebagaimana dapat dilihat pada Tabel ER4‐5 di bawah ini13.

Tabel ER4‐5 Pengurang baku untuk Kebocoran Pasar (komoditas menurut negara)

Kedele Sapi Kayu (tropis) Tebu

Bolivia 2,9% 0,6% 0,4% 0,5%

Brasil 30,8% 18,6% 8,3% 21,3%

Kolombia 0,1% 3,0% 0,5% 2,7%

Ekuador 0,1% 0,8% 0,1% 0,7%

Peru 0,0% 0,6% 1,0% 0,6%

Pengurang tersebut harus dihitung dengan menggunakan nilai pada Tabel ER4‐5

dengan Metode Penggunaan Berdekatan sebagai berikut:

A. Proporsi Batas Proyek yang berdekatan dengan masing‐masing penggunaan

lahan sebagaimana dijelaskan pada Tabel ER4‐5 harus dianggap sebagai jenis

Kebocoran Pasar yang harus dihitung.

1. Sebagai gambaran, apabila Proyek berada di Kolombia dan Batas

Proyek sepanjang 40 km dan apabila penggunaan lahan yang

berdekatan di sepanjang Batas Proyek adalah untuk: ladang kedele 0,8

13

Sumber persentase pada Tabel ini adalah Murray, B.C., B.A. McCarl, dan H. Lee. 2004. Estimating Leakage from

Forest Carbon Sequestration Programs (Memperkirakan Kebocoran dari Program Penyimpanan Karbon Hutan). Land Economics (Ilmu Ekonomi Lahan) 80(1):109‐124; dan Murray, B. C., C. S. Galik, W. A. Jenkins, J. D. Schneck 2010. Project Standards Development for the Amazon Forest Carbon Partnership: An Assessment of Options for Additionality, Permanence, and Leakage (Penyusunan Standar Proyek untuk Kemitraan Karbon Hutan Amazon: Penilaian Pilihan untuk Nilai Tambah, Pengurangan Emisi Permanen, dan Kebocoran) ‐ Laporan Akhir; Lembaga Solusi Kebijakan Lingkungan Nicholas, Duke University. Metode Murray dkk. (2004) boleh saja digunakan untuk komoditas‐komoditas lain yang menggunakan data FAOSTAT mutakhir.

Page 112: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 96

km; peternakan sapi 5 km; pemungutan kayu berizin 3 km; kebun tebu

10 km; kegiatan‐kegiatan selain keempat kegiatan komersial tersebut

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel ER4‐5 sepanjang 21,2 km.

a. Langkah pertama adalah menetapkan berapa proporsi Batas

Proyek yang ditempati oleh penggunaan lahan tertentu. Dalam

hal ini: kedele = 2% (0,8/40); sapi = 12,5% (5/40); kayu = 7,5%

(3/40); dan tebu = 25% (10/40).

b. Langkah kedua adalah mengalikan proporsi tersebut dengan

faktor Kebocoran pada Tabel ER4‐5: kedele = 0,002% (2% x

0,1%); sapi = 0,375% (12,5% x 3%); kayu = 0,0375% (7,5% x

0,5%); dan tebu = 0,675 % (25% x 2,7%).

c. Langkah ketiga adalah menjumlahkan setiap faktor untuk

memperoleh laju gabungan Kebocoran Pasar pada Proyek.

Untuk gambaran di atas, laju gabungan tersebut sebesar: (0,002

+ 0,375 + 0,0375 + 0,675) = 1,0895%.

2. Disadari bahwa Metode Penggunaan Berdekatan boleh jadi tidak

mencerminkan proporsi sebenarnya dari penggunaan lahan di daerah

terdekat.

3. Akan tetapi, sulit untuk menetapkan luas keseluruhan secara tepat

yang mencakup setiap penilaian (yaitu sejauh mana ke luar Batas

Proyek); setiap aturan umum mungkin dianggap agak gegabah. Metode

Penggunaan Berdekatan memastikan bahwa ancaman konversi itu

nyata karena bersentuhan dengan Daerah Proyek. Lagi pula,

menggambarkan batas‐batas sebuah daerah yang agak luas untuk

dicakup ke dalam analisis yang agak luas mensyaratkan jauh lebih

banyak pemetaan dan analisis, dengan pencurahan waktu dan dana

besar, tetapi tanpa menghasilkan penilaian yang jelas‐jelas lebih absah.

B. Perhitungan pengurang baku Kebocoran Pasar pada ER4‐5A harus

dicantumkan dalam Laporan Kebocoran Pasar sebagai bagian dari Dokumen

Akhir Pengajuan Proyek dan Permohonan Verifikasi berikutnya.

1. Laporan Kebocoran Pasar harus disusun oleh Pakar Penggunaan

Page 113: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 97

Lahan dari pihak Pemrakarsa yang bergiat di Daerah Proyek dan dipilih

oleh Pemrakarsa Proyek dan harus mencakup hal‐hal berikut:

a. perhitungan‐perhitungan yang ditetapkan pada ER4‐5A;

b. sumber‐sumber informasi yang digunakan untuk

mengidentifikasi penggunaan lahan yang berdekatan;

c. Keterwakilan oleh Pakar Penggunaan Lahan dari pihak

Pemrakarsa bahwa sejauh yang mampu diketahui dan

diyakininya, sumber‐sumber informasi dan perhitungan‐

perhitungannya cermat dan lengkap dalam semua hal; dan

d. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa

Proyek dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra

Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai

pribadi maupun Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek

dan Pengembang Proyek bahwa informasi dalam Laporan

Kebocoran Pasar cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh

yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara

utuh dan dengan niat baik.

ER4‐6 Alternatif pengurang baku untuk Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan

dan Kebocoran Pasar. Pengurang baku didasarkan pada anggapan yang dapat

dibantah dalam hal Kebocoran. Pemrakarsa Proyek dapat mempekerjakan Pakar

Kebocoran dari pihak Pemrakarsa untuk menyusun Laporan Alternatif Pengurang

akibat Kebocoran yang menyediakan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa

pengurang tersebut semestinya lebih rendah daripada pengurang bakunya

berdasarkan data empiris yang diserahkan sesuai dengan Persyaratan berikut.

Pemrakarsa Proyek boleh, atas kewenangannya, mengajukan Laporan Alternatif

Pengurang akibat Kebocoran sebagai bagian dari Dokumen Akhir Pengajuan Proyek

atau dalam setiap Permohonan Verifikasi. Setiap pengajuan tersebut harus secara

tegas menerima temuan dari Pakar Karbon yang Ditugaskan (lihat ER4‐6C di bawah)

sebagai bersifat tetap.

Page 114: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 98

A. Persyaratan Laporan Alternatif Pengurang akibat Kebocoran.

1. Semua data yang diajukan harus berasal dari Kepustakaan Penilaian

Sejawat yang diakui atau kumpulan data dari pemerintah.

2. Semua analisis statistik harus menggunakan rumus dan pengujian yang

secara luas diakui absah dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat.

B. Setiap Pengurang Alternatif Kebocoran tunduk pada Pemeriksaan Otomatis

oleh seorang Pakar Kebocoran yang Ditugaskan sesuai dengan A2‐4. Pakar

Kebocoran yang Ditugaskan harus menerbitkan temuannya mengenai apakah

bukti yang diajukan oleh Pemrakarsa Proyek cukup jelas dan meyakinkan untuk

mengubah pengurang tersebut dan apabila demikian, berapa semestinya

pengurang akibat Kebocoran Proyek. Temuan Pakar Karbon yang Ditugaskan

harus bersifat tetap, dan Pemrakarsa Proyek harus terikat oleh temuan Pakar

Karbon yang Ditugaskan tersebut mengenai apakah pengurangnya lebih tinggi

atau lebih rendah daripada pengurang bakunya. Untuk keperluan verifikasi,

pengurangnya harus mencerminkan temuan tersebut.

Page 115: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 99

ER5: PENGURANGAN EMISI PERMANEN (PERMANENCE)

TUJUAN:

RFS Credits™ mewakili pengurangan emisi CO2e secara permanen14 dan bukan

sementara. Dengan demikian, selama Masa Pengurangan Emisi Permanen,

sistem penghitungan Kredit The RFS™ mensyaratkan Pemrakarsa Proyek

menunjukkan kemampuannya untuk menyediakan sejumlah kredit yang

dibutuhkan untuk mengganti secara penuh berapa pun Perubahan yang

Merugikan dengan semua RFS Credits™ yang diterbitkan sebagaimana

disyaratkan (Penggantian Penuh).

Sejalan dengan rancangan The RFS™ yang didasarkan pada hasil dan bukan

sekadar penjelasan, The RFS™ tidak memerinci apakah Penggantian Penuh

diberikan melalui penjual, pembeli, pihak ketiga atau gabungannya, yang

memungkinkan Pemrakarsa Proyek menetapkan putusan. Demikian pula, The

RFS™ menyediakan sejumlah pilihan keuangan kepada Pemrakarsa Proyek yang

dapat menggunakannya agar sesuai dengan Persyaratan Pengurangan Emisi

Permanen.

DASAR PERTIMBANGAN:

Sifat sementara dari pengurangan emisi akibat berkurangnya penebangan Biomassa

Pohon. Proyek‐proyek RFS menciptakan nilai dengan mempertahankan karbon dalam

cadangan karbon di darat dan bukan melepasnya ke atmosfer. Akan tetapi, karbon

yang tersimpan dapat saja dilepas sebagai emisi pada waktu kemudian, atau sebagai

“Perubahan yang Merugikan”. Potensi Perubahan yang Merugikan berasal dari

sejumlah kejadian yang disengaja maupun tanpa disengaja. Sebagai contoh, Pemegang

Hak dapat memutuskan untuk menebang Biomassa Pohon agar memungkinkan untuk

pertanian atau peternakan atau menjual kayu yang diambilnya; atau mengalami

kebakaran akibat sambaran kilat yang merusak hutan; atau dilakukan pengambilan

14

The RFS™ mendefinisikan “permanen” adalah 100 tahun sejak Tanggal Mulai Proyek, yaitu Masa Pengurangan

Emisi Permanen‐nya.

Page 116: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 100

kayu secara liar di luar kendali Pemegang Hak. Potensi Perubahan yang Merugikan

menunjukkan bahwa kredit yang diterbitkan pada dasarnya bersifat sementara; kredit

tersebut tidak bersifat permanen sampai karbon yang diwakili oleh kredit tersebut

telah menetap dalam cadangan di darat selama Masa Pengurangan Emisi Permanen15.

Hal ini sangat penting bagi kredit yang akan digunakan sebagai pengganti kerugian

dalam pasar yang memenuhi syarat: pada hakikatnya, tidak mengganti kredit karena

perubahan yang merugikan menunjukkan bahwa lebih banyak CO2e dilepas

dibandingkan dengan seandainya semula pemberian kredit tidak dibolehkan. Hal ini

telah diakui dalam Protokol Kyoto perihal penghutanan dan penghutanan kembali,

yaitu kredit untuk menciptakan penyerapan karbon tersebut dianggap bersifat

sementara dan yang diizinkan hanya kredit yang dibatasi waktunya (Pengurangan

Emisi Bersertifikasi/CER) dan mensyaratkan Penggantian Penuh. The RFS™

berpendirian bahwa Pengurangan Emisi Permanen mensyaratkan Penggantian Penuh

seolah‐olah pengurangan emisi dengan diberi kredit telah digunakan sebagai

pengganti kerugian, bahkan dalam sistem sukarela yang tidak menggunakan kredit

sebagai pengganti kerugian.

Memastikan bahwa RFS Credits™ itu permanen merupakan tujuan utama The RFS™,

yang berarti berhasil mengatasi masalah Perubahan yang Merugikan. Kemampuan

Perubahan yang Merugikan yang tergolong kecil di daerah yang terbatas untuk

meniadakan (menepis) dugaan pengurangan emisi dari daerah yang luas selama masa

yang panjang tersebut tidak disadari dan mungkin telah diremehkan sebagaimana

dapat dilihat pada contoh berikut:

15

Pendekatan Penghitungan Ton‐Tahun merupakan perkecualian – yang berdasarkan pengaturan tersebut, pemberian kredit dibatasi sampai dengan nilai setara CO2e hanya selama dilakukannya penyimpanan. Sebagai contoh, apabila 200.000 tCO2e tidak dilepas, maka hanya 200.000 tCO2e tersedia untuk diberi kredit menurut pendekatan Ton‐Tahun. Dengan demikian, apabila terjadi Perubahan yang Merugikan, tidak dibutuhkan penggantian penyerapan karbon; Penggantian Penuh merupakan keadaan tetap yang tepat menurut Ton‐Tahun.

Page 117: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 101

Kotak 3: Masalah Perubahan yang Merugikan (Reversal)

Diasumsikan bahwa rata‐rata 400 tCO2e per hektare, Daerah Proyek seluas 100.000 ha, dan pengurangan emisi sebesar 1% per ha di bawah perkiraan. Ini akan menghasilkan 4 kredit per ha dan 400.000 kredit per tahun. Apabila proyek telah menerima 400.000 kredit per tahun selama 10 tahun, maka telah menerima 4.000.000 kredit seluruhnya. Sekarang, diasumsikan bahwa Perubahan yang Merugikan hanya terjadi pada 10.000 ha atau 10% Daerah Proyek. Perubahan yang Merugikan ini melepas 4.000.000 tCO2e ke atmosfer. Semua simpanan CO2e dalam 10 tahun terakhir lenyap. Proyek telah mengkreditkan untuk mengurangi emisi sebesar 4.000.000 tCO2e yang apabila berlaku, belum memperhitungkan setiap pengurangan pada akhir setiap terjadinya Perubahan yang Merugikan. Para pelepas emisi yang menggunakan RFS Credits™ sebagai pengganti kerugian melepas 4.000.000 tCO2e ke atmosfer dan Perubahan yang Merugikan melepas 4.000.000 tCO2e ke atmosfer sehingga berjumlah 8.000.000 tCO2e, dua kali lipat emisi yang diperkirakan. Untuk menyeimbangkan neraca tCO2e, Proyek berutang 4.000.000 tCO2e –Proyek harus mengganti kredit sejumlah itu, yaitu Penggantian Penuh. Contoh ini menunjukkan alasan mengapa semua kredit yang diterbitkan (selain kredit Ton‐Tahun) dapat dianggap sebagai Sementara sampai ada kepastian bahwa Perubahan yang Merugikan dapat diperhitungkan dan diganti dengan Penggantian Penuh.

Agar dapat dianggap bersifat Permanen dan bukan Sementara, The RFS™

membolehkan Pemrakarsa Proyek memilih berbagai mekanisme yang menjamin

bahwa setiap RFS Credits™ dapat dan akan diganti apabila terjadi Perubahan yang

Merugikan selama Masa Pengurangan Emisi Permanen. Tergantung pada mekanisme

yang dipilih oleh Pemrakarsa Proyek, sumber penggantian boleh jadi penjual, pembeli,

pihak ketiga atau gabungannya.

Masa Pengurangan Emisi Permanen The RFS™ mensyaratkan bahwa Penggantian Penuh dijamin selama Masa

Pengurangan Emisi Permanen, yang memberi batasan 100 tahun sejak Tanggal Mulai

Proyek. Ada ketidakpastian ilmiah tentang berapa lama CO2 berada di atmosfer. Setiap

molekul CO2 diserap kembali biasanya dalam 5‐10 tahun, tetapi kumpulan emisi CO2

(dan CO2e) yang meningkat dapat mengubah keseimbangan dan mengarah pada

naiknya kadar CO2e selama 50–200 tahun atau lebih (IPCC 2007). Di tengah

ketidakpastian ilmiah ini, praktik yang lazim adalah memberi perlakuan terhadap

tempat keberadaan CO2e selama 100 tahun di atmosfer yang sesuai. Sebagai contoh,

faktor potensi pemanasan global di antara 6 jenis utama gas rumah kaca (GRK)

dikembangkan oleh IPCC dengan menggunakan akumulasi radioaktif yang memaksa

gas‐gas tersebut selama 100 tahun sebagai titik yang tepat untuk membandingkan

potensi relatifnya. Dalam hal ini, 100 tahun merupakan putusan kebijakan dan bukan

murni temuan ilmiah.

Page 118: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 102

Tanggung‐gugat Pasca‐Proyek Disamping risiko Perubahan yang Merugikan sebagaimana dijelaskan di atas, ada risiko

lain yang The RFS™ dirancang untuk menghindarinya, yaitu “Tanggung‐gugat Pasca‐

Proyek”. Tanggung‐gugat Pasca‐Proyek muncul apabila Masa Proyek lebih pendek

daripada Masa Pengurangan Emisi Permanen. Hal ini dapat terjadi apabila: (a) hak‐hak

Pemrakarsa Proyek di Daerah Proyek dibatasi hingga jangka waktu tertentu (misalnya

hak pengusahaan selama 20 tahun; sewa selama 50 tahun); (b) Pemrakarsa Proyek

telah menyerahkan Pemberitahuan Tanggal Berakhir; atau (c) apabila ada

Penelantaran Proyek. Tanggung‐gugat Pasca‐Proyek juga muncul apabila Pemrakarsa

Proyek boleh bebas mengakhiri Proyek (yang leluasa untuk dilakukan setiap saat).

Beberapa mekanisme yang ditawarkan sebagai pilihan pada Persyaratan merupakan

cara yang cukup lugas untuk mengganti kerugian Tanggung‐gugat Pasca‐Proyek

(Penghitungan Ton‐Tahun; Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen; Sistem

Penyangga yang Layak; RFS Credits™ sementara). Beberapa mekanisme lainnya

mensyaratkan kepastian perlindungan (Jaminan) Tanggung‐gugat Pasca‐Proyek yang

terus‐menerus.

Penjual, Pembeli, Pihak Ketiga: Siapa yang menanggung risiko Penggantian Penuh? The RFS™ tidak memerinci dan tidak bermaksud untuk menunjuk pihak yang memiliki

tanggung jawab akhir secara ekonomi untuk memenuhi Persyaratan Pengurangan

Emisi Permanen. Secara ekonomi, penjual dan pembeli selalu menanggung risiko harga

sehingga berbagi risiko, yaitu: penjual akan menerima harga lebih rendah dengan

risiko lebih kecil; pembeli akan membayar harga lebih tinggi dengan risiko lebih kecil.

Sebagian dari mekanisme Pengurangan Emisi Permanen yang dapat dipilih oleh

Pemrakarsa Proyek dalam Persyaratan mengalihkan risiko penggantian secara penuh

atau sebagian kepada pembeli (jaminan Pembeli Penggantian Karbon; kredit

sementara). Mekanisme lain (Penghitungan Ton‐Tahun; Dana Perwalian Pengurangan

Emisi Permanen; Sistem Penyangga yang Layak) memberi kemudahan kepada penjual

untuk memperoleh sebagian dari pendapatan kredit tanpa tanggung‐gugat apa pun

pada masa mendatang, tetapi dapat mensyaratkan penjual untuk mempertahankan

Page 119: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 103

pengurangan selama Masa Pengurangan Emisi Permanen untuk pemberian kredit

secara penuh. Mekanisme lain masih dimungkinkan untuk mencari kepastian dari

pihak ketiga, atau gabungan mekanisme yang boleh jadi mencakup penjual, pembeli,

dan pihak ketiga.

PERSYARATAN: Perubahan yang Merugikan didefinisikan sebagai penebangan secara bebas karena

campur tangan manusia terhadap Biomassa Pohon di Daerah Proyek yang sebelumnya

menghasilkan Kredit RFS untuk menyimpan karbon di dalam Biomassa Pohon di

Daerah Proyek tersebut (lihat ER5‐10 mengenai penjelasan yang lebih terperinci).

Untuk memastikan Pengurangan Emisi Permanen dari kredit yang diterbitkan menurut

The Rainforest Standard™, yang didefinisikan sebagai Penggantian Penuh kredit yang

diterbitkan apabila terjadi Perubahan yang Merugikan selama Masa Pengurangan

Emisi Permanen, Pemrakarsa Proyek dapat memilih di antara berbagai mekanisme

Pengurangan Emisi Permanen sebagaimana diperinci pada ER5‐1 sampai dengan

ER5‐9. Pemrakarsa Proyek harus mencari mekanisme atau gabungan mekanisme yang

dipilihnya pada Formulir Pilihan Pengurangan Emisi Permanen (lihat Formulir ER5),

yang harus diajukan bersama dengan Dokumen Awal Pengajuan Proyek.16

ER5‐1 Jaminan Pembeli Penggantian Karbon Sedikit‐dikitnya pada sebuah pasar yang memenuhi syarat yang dikembangkan pada

waktu ini, Pembeli Penggantian Karbon diminta menjamin bahwa Perubahan yang

Merugikan atas berkurangnya emisi yang menjadi dasar kredit tersebut digantikan

oleh Pembeli Penggantian Karbon. Untuk diketahui, persyaratan semacam itu belum

disarankan kepada pembeli kredit sukarela. Dari sudut pandang penghitungan karbon,

apabila ada Perubahan yang Merugikan yang dimintakan penggantiannya oleh

Pembeli Penggantian Karbon, tidak akan terjadi penambahan neto emisi. Persyaratan

penggantian kembali kredit dapat dikenakan secara efektif oleh instansi pembuat

16

Alat bantu interaktif untuk menghitung arus kas dan nilai sekarang proyek adalah pendekatan Penghitungan Ton‐Tahun (ER5‐ 5), Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen (ER5‐6), dan Sistem Penyangga yang Layak (ER5‐7), dan untuk membandingkan pilihan‐pilihan ini dalam hal arus kas dan nilai sekarang, lihat Lampiran ER5.

Page 120: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 104

peraturan dalam sistem pemenuhan syarat; tetapi, persyaratan penggantian kembali

kredit tidak dapat dikenakan dalam sistem sukarela, kecuali jika ada hak formal dan

tindakan perbaikan yang benar‐benar mantap yang memastikan keberhasilan

penegakan aturan. Dengan demikian, The RFS™ menerima jaminan Pembeli

Penggantian Karbon yang tunduk pada hal‐hal berikut:

A. Pembeli Penggantian Karbon harus memiliki kewajiban hukum yang

mengikat dan dapat diberlakukan terhadap Instansi Pemerintah yang

Berwenang yang bertanggung jawab untuk memelihara dan mengelola sistem

pemenuhan syarat yang bersangkutan dalam rangka melakukan Penggantian

Penuh setiap kredit yang diterbitkan untuk pengurangan emisi di Daerah

Proyek.

B. Pembeli Penggantian Karbon harus menunjukkan telah memiliki

kemampuan keuangan untuk memenuhi kewajibannya sebagaimana diatur

pada ER5‐1A. Kemampuan tersebut harus dianggap terpenuhi apabila:

1. Instansi Pemerintah yang Berwenang secara resmi menerima

jaminan dari Pembeli Penggantian Karbon; atau

2. Pembeli Penggantian Karbon memiliki Peringkat Kemampuan

Keuangan A‐ atau lebih tinggi; atau

3. Pihak ketiga yang memiliki Peringkat Kemampuan Keuangan A‐ atau

lebih tinggi menjamin tanpa syarat kewajiban Pembeli Penggantian

Karbon; atau

4. Pembeli Penggantian Karbon telah menyerahkan jaminan yang

memuaskan dalam bentuk tunai atau natura untuk Penggantian Penuh

apabila terjadi Perubahan yang Merugikan.

ER5‐2 Jaminan Penjual Untuk keperluan Bagian ER5 ini, istilah “Penjual” mencakup setiap orang atau badan

yang ikut serta dalam mengembangkan atau mengalihkan Kredit RFS kepada Pembeli

Page 121: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 105

Penggantian Karbon. Secara umum, Penjual mencakup setiap Peserta Proyek dan

setiap Perantara antara Peserta Proyek dan Pembeli Penggantian Karbon, maupun

setiap mitra Peserta Proyek atau Perantara. Satu atau lebih orang atau badan yang

ditetapkan pada Bagian ini sebagai Penjual dapat menyediakan semua atau sebagian

dari Jaminan Penjual (orang atau badan semacam itu disebut dengan Penjamin

Penjual). The RFS™ menerima Jaminan Penjual yang tunduk pada persyaratan berikut:

A. Jaminan Penjual harus dalam bentuk sebagaimana ditetapkan pada

Formulir ER5‐2 dan ditandatangani oleh Penjamin Penjual.

B. Penjamin Penjual harus menunjukkan telah memiliki kemampuan keuangan

untuk memenuhi kewajibannya sebagaimana diatur pada ER5‐3A. Kemampuan

tersebut harus dianggap terpenuhi apabila:

1. Penjamin Penjual memiliki Peringkat Kemampuan Keuangan A‐ atau

lebih tinggi; atau

2. Pihak ketiga yang memiliki Peringkat Kemampuan Keuangan A‐ atau

lebih tinggi menjamin tanpa syarat kewajiban Penjual; atau

3. Penjual telah menyerahkan jaminan yang memuaskan dalam bentuk

tunai atau natura untuk Penggantian Penuh apabila terjadi Perubahan

yang Merugikan.

ER5‐3: Jaminan Pihak Ketiga Orang atau badan sebagai pihak ketiga selain Peserta Proyek, Perantara atau Pembeli

Penggantian Karbon dapat menjamin Penggantian Penuh 17. Contoh‐contoh yang

memungkinkan berperan sebagai Penjamin Pihak Ketiga mencakup: lembaga

penyandang dana, yayasan, konsorsium badan pemerintah atau swasta. The RFS™

menerima Jaminan Pihak Ketiga yang tunduk pada persyaratan berikut:

A. Jaminan Pihak Ketiga harus dalam bentuk sebagaimana ditetapkan pada

Formulir ER5‐3 dan ditandatangani oleh Penjamin Pihak Ketiga.

17

Walaupun terpikir bahwa perusahaan asuransi dapat menawarkan asuransi untuk melindungi Perubahan yang

Merugikan secara bebas, ini tampaknya merupakan masalah bahaya moral bahwa sekalipun sah menurut peraturan perundang‐undangan, kemungkinan tidak ada perusahaan yang memiliki nama baik akan melakukannya. Apabila asuransi tersebut ternyata tersedia, The RFS akan mengatur Persyaratan untuk keperluan itu.

Page 122: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 106

B. Penjamin Pihak Ketiga harus menunjukkan telah memiliki kemampuan

keuangan untuk memenuhi kewajibannya sebagaimana diatur pada ER5‐3A.

Kemampuan tersebut harus dianggap terpenuhi apabila:

1. Penjamin Pihak Ketiga memiliki Peringkat Kemampuan Keuangan A‐

atau lebih tinggi; atau

2. Penjamin Pihak Ketiga telah menyerahkan jaminan yang memuaskan

dalam bentuk tunai atau natura untuk Penggantian Penuh apabila

Perubahan yang Merugikan dapat dialihkan berdasarkan Bagian A6.

ER5‐4 Penghitungan Ton‐Tahun Konsep yang melandasi Penghitungan Ton‐Tahun adalah bahwa sekalipun karbon yang

disimpan dan tidak dilepas sekarang ini dilepas pada masa mendatang, maka setidak‐

tidaknya telah berfungsi sebagai penyimpanan karbon sementara, yang telah

mempertahankan konsentrasi di atmosfer tetap rendah selama jangka waktu tertentu.

Intisarinya, ada nilai waktu dari penyimpanan sementara atau penundaan emisi. Oleh

karena itu, apabila Perubahan yang Merugikan terjadi selama Masa Pengurangan

Emisi Permanen, karbon yang disimpan dan tidak dilepas sebelum terjadi Perubahan

yang Merugikan tersebut dapat diperlakukan seolah‐olah sebagian di antaranya tidak

dilepas ke atmosfer selama 100 tahun, yaitu “nilai kesetaraan selama 100 tahun” (lihat

Noble dkk., 2000 apabila ingin memeriksanya). Konsep ini diterapkan dalam The RFS™

pada Bagian ER5‐4.

Algoritme Penghitungan Ton‐Tahun yang dipakai dalam The RFS™ mengasumsikan

Laju Akumulasi Ton‐Tahun sebesar 1% per tahun secara linier. Walaupun algoritme

alternatif Laju Akumulasi Ton‐Tahun secara linier maupun nonlinier telah diusulkan,

The RFS™ dapat menerima laju linier sebesar 1% sebagai pencerminan pengetahuan

ilmiah mutakhir yang masuk akal, konservatif, dan dapat dilaksanakan dalam hal

kesetaraan selama 100 tahun.

Perhitungan jumlah ton CO2e yang disimpan secara permanen oleh Proyek setiap

tahun dalam Penghitungan Ton‐Tahun disajikan pada Tabel ER5‐4. “Ton yang

Diperoleh secara Permanen” yang dihasilkan (lihat Tabel ER5‐4) adalah yang dianggap

Page 123: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 107

permanen berdasarkan nilai kesetaraannya selama 100 tahun, sehingga tidak

menyisakan tanggung‐gugat Perubahan yang Merugikan, terlepas dari penyebab atau

besarnya Perubahan yang Merugikan.

Gambaran sebagaimana disajikan pada Tabel ER5‐4 mengasumsikan pengurangan

tahunan sebanyak 1000 ton CO2e setiap tahun. Nilai pengurangan 1000 ton pada

Tahun 1 tersebut menghasilkan nilai penyimpanan 1000 ton‐tahun. Pada tahun

berikutnya, nilai 1000 ton yang sama yang disimpan pada Tahun 1 berhasil

dipertahankan, yang menyumbang lagi 1000 ton‐tahun nilai penyimpanan pada Tahun

2. Akan tetapi, 1000 ton lagi juga diselamatkan dari penebangan dalam jangka waktu

tersebut, sehingga jumlah ton‐tahun yang dihasilkan pada Tahun 2 sebanyak 2000, dan

akumulasi ton‐tahun yang dihasilkan oleh Proyek sebanyak 3000. Dengan

menggunakan Laju Akumulasi Ton‐Tahun sebesar 1% ton permanen yang dihasilkan

setiap ton‐tahun menghasilkan, Proyek menghasilkan 10 ton kredit pada tahun

pertama, 20 ton pada tahun kedua, 30 ton pada tahun ketiga, dan seterusnya (lihat

Lampiran ER5 mengenai contoh interaktif yang menunjukkan pengurangan nyata

berdasarkan massa jenis karbon, tingkat berkurangnya penebangan, dan besar Proyek,

maupun prakiraan arus kas dan nilai sekarang yang tergantung pada sejumlah asumsi).

Page 124: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 108

Tabel ER5‐4. Pengurangan “permanen” dari waktu ke waktu dengan menggunakan pendekatan kesetaraan Ton‐Tahun (satu Ton‐Tahun = 0,01 ton permanen)

Jangka waktu

Pengurangan Emisi (ton)

Akumulasi Pengurangan

(ton)

Akumulasi Ton‐Tahun

Ton yang Diperoleh secara

Permanen (x 0,01)

Persentase Kredit Penuh

1 1.000 1.000 1,000 10 1,0%

2 1.000 2.000 3,000 30 1,5%

3 1.000 3.000 6,000 60 2,0%

4 1.000 4.000 10,000 100 2,5%

5 1.000 5.000 15,000 150 3,0%

6 1.000 6.000 21,000 210 3,5%

7 1.000 7.000 28.000 280 4,0%

8 1.000 8.000 36.000 360 4,5%

9 1.000 9.000 45.000 450 5,0%

10 1.000 10.000 55.000 550 5,5%

20 1.000 20.000 210.000 2.100 10,5%

30 1.000 30.000 465.000 4.650 15,5%

40 1.000 40.000 820.000 8.200 20,5%

50 1.000 50.000 1.275.000 12.750 25,5%

60 1.000 60.000 1.830.000 18.300 30,5%

70 1.000 70.000 2.485.000 24.850 35,5% .

80 1.000 80.000 3.240.000 32.400 40,5%

90 1.000 90.000 4.095.000 40.950 45,5%

100 1.000 100.000 5.050.000 50.500 50,5%

A. Proyek akan menerima RFS Credits™ hanya setelah mengajukan Permohonan

Kredit Ton‐Tahun, dengan menggunakan Formulir ER5‐4 berdasarkan hal‐hal

berikut:

1. Permohonan Kredit Ton‐Tahun harus diajukan selambat‐lambatnya

30 hari sejak Tanggal Verifikasi; dan

2. Permohonan Kredit Ton‐Tahun harus memerinci jumlah kredit yang

dimohonkan. Jumlah kredit yang dimohonkan tidak boleh melebihi: (a)

persentase kredit penuh maksimum yang tersedia sejak Tanggal Mulai

Proyek menurut Tabel ER5‐4, dikurangi dengan (b) jumlah kredit yang

Page 125: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 109

diterbitkan berdasarkan Permohonan Kredit Ton‐Tahun sebelumnya.

3. Permohonan Kredit Ton‐Tahun harus memerinci setiap kredit yang

diterbitkan sebelumnya, yang harus dikurangkan pada jumlah bruto

yang diperoleh menurut Tabel ER5‐4.

B. Apabila Proyek telah memilih Penghitungan Ton‐Tahun, Pemrakarsa Proyek

harus diizinkan untuk menggadaikan atau meminjam sejumlah kredit yang

diterbitkan sebagaimana ditetapkan sebagai Persentase Kredit Penuh pada

Tabel ER5‐4 mengenai lama penyimpanan yang telah diverifikasi.

C. Laju Akumulasi Alternatif. Walaupun telah menerapkan Laju Akumulasi

Ton‐Tahun sebesar 1%, The RFS™ mengakui perbedaan absah dalam

pertimbangan ilmiah tentang faktor kesetaraan selama 100 tahun.

1. Apabila sewaktu kesepakatan penilaian sejawat muncul algoritme

lain yang merekam dengan lebih baik dalam hal kenyataan kesetaraan,

algoritme lain tersebut boleh jadi dipakai dalam The RFS™. Akan tetapi,

apabila algoritme baru tersebut memungkinkan lebih sedikit kredit

untuk lama penyimpanan yang sama, algoritme semula harus tetap

diberlakukan untuk Proyek. Apabila algoritme baru tersebut

memungkinkan lebih banyak kredit untuk lama penyimpanan yang

sama, Pemrakarsa Proyek harus mengambil pilihan untuk menerapkan

algoritme baru tersebut dan dikreditkan segera untuk setiap kredit

seandainya memperoleh kredit pada masa lalu apabila algoritme baru

tersebut telah berlaku sejak Tanggal Mulai Proyek.

2. Sebagai alternatif, apabila Pemrakarsa Proyek yakin bahwa hal

tersebut dapat menyediakan bukti yang jelas dan meyakinkan

mengenai keabsahan logis dari alternatif algoritme Laju Akumulasi Ton‐

Tahun, Pemrakarsa Proyek boleh, dalam kewenangannya, mengajukan

Laporan Laju Akumulasi Alternatif sebagai bagian dari Dokumen

Pengajuan Proyek Awal atau Akhir. Laporan semacam itu harus disusun

oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa yang

dipilih oleh Pemrakarsa Proyek dan dipekerjakan atas biaya dan

Page 126: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 110

pengeluarannya sendiri. Laporan tersebut harus disusun dengan

maksud untuk menyediakan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa

usulan algoritme Laju Akumulasi Tersesuaikan tersebut absah dan harus

mencakup Keterwakilan oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari

pihak Pemrakarsa bahwa sejauh yang yang mampu diketahui dan

diyakininya setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik,

informasi dalam Laporan tersebut cermat dan lengkap dalam semua

hal. Pengajuan Laporan seperti itu harus dianggap dapat diterima

secara jelas atas temuan dari Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang

Ditugaskan sebagai bersifat tetap, tanpa hak untuk melakukan

pemeriksaan lebih lanjut ataupun banding.

a. Persyaratan Laporan Laju Akumulasi Alternatif.

1. Semua data umum yang diajukan harus berasal dari

Kepustakaan Penilaian Sejawat yang diakui atau

kumpulan data dari pemerintah.

2. Semua analisis statistik harus menggunakan rumus

dan pengujian yang secara luas diakui sah dalam

Kepustakaan Penilaian Sejawat.

b. Menurut Bagian A2, Masa Pendapat Masyarakat dijadwalkan

setelah penyerahan Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau

Akhir. Selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak berakhirnya Masa

Pendapat Masyarakat, semua analisis dan pendapat yang

dipasang pada Laman Web Proyek dan Situs Web RFS harus

diajukan kepada Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang

Ditugaskan.

c. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak pengajuan kepada Pakar

Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan, Pakar Alternatif

Penggantian Penuh yang Ditugaskan tersebut harus

menerbitkan temuannya mengenai apakah bukti yang diajukan

oleh Pemrakarsa Proyek cukup jelas dan meyakinkan untuk

membenarkan digunakannya usulan algoritme Laju Akumulasi

Page 127: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 111

Tersesuaikan. Temuan Pakar Alternatif Penggantian Penuh

yang Ditugaskan harus bersifat tetap, dan Pemrakarsa Proyek

harus terikat oleh temuan Pakar Alternatif Penggantian Penuh

yang Ditugaskan tersebut.

D. Penghitungan Ton‐Tahun boleh dibaurkan dengan mekanisme Pengurangan

Emisi Permanen lain pada Bagian ER5 ini. Sebagai contoh, dalam hal Jaminan,

Penghitungan Ton‐Tahun dapat digunakan untuk mengambil alih sebagian dari

tanggung‐gugat Penggantian Penuh sehingga mengurangi kewajiban

Penggantian Penuh atas pilihan‐pilihan tersebut. (Lihat Lampiran ER5

mengenai alat bantu interaktif, yaitu Penghitungan Ton‐Tahun dapat digabung

dengan Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen atau Sistem Penyangga

yang Layak).

ER5‐5 Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen Pilihan Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen mensyaratkan bahwa semua

RFS Credits™ yang diterbitkan ditempatkan dalam sebuah rekening perwalian atau

wasiat sepanjang Masa Pengurangan Emisi Permanen. Akan tetapi, kredit yang

diterbitkan dapat ditarik dan dijual setiap tahun18 sejauh diperlukan untuk

membagikan sebagian kredit kepada Proyek yang dihitung dengan mengalikan Tingkat

Pengembalian Sumbangan dengan akumulasi nilai harga pasar sekarang dari Dana

Perwalian Pengurangan Emisi Permanen. Pembagian tersebut tanpa syarat. Dalam

keadaan‐keadaan tertentu yang terbatas, sebagian dana pokok boleh dilepas (lihat

ER5‐5D). (Lihat Lampiran ER5 mengenai contoh interaktif yang menunjukkan prakiraan

arus kas dan nilai sekarang yang tergantung pada sejumlah asumsi.)

Konsep di balik Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen (PTF) adalah bahwa

apabila terjadi Perubahan yang Merugikan yang mensyaratkan Penggantian Penuh,

sebagian besar RFS Credits™ terverifikasi tetap berada pada PTF dan tersedia untuk

memberi penggantian. Bagian RFS Credits™ yang nyata tetap berada pada PTF

18

Atau kredit boleh jadi dibagikan dalam bentuk natura.

Page 128: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 112

berubah‐ubah, tergantung pada laju pengurangan emisi, harga pasar RFS Credits™,

Tingkat Pengembalian Sumbangan, dan peubah‐peubah lain yang semuanya dapat

dimasukkan ke dalam Alat Bantu Pengurangan Emisi Permanen Interaktif The RFS™

pada Lampiran ER5. Disamping itu, saldo kredit yang secara cepat terakumulasi

menjadi insentif keuangan yang kokoh bagi Pemrakarsa Proyek sehingga tetap merasa

terikat untuk melakukan konservasi atas Hutan yang Laik dalam jangka panjang,

terlepas dari pilihan penggunaan lain yang muncul dari waktu ke waktu. Arus kas

dihasilkan dari nilai utuh RFS Credits™ terverifikasi yang ada pada PTF. Yang

terpenting, setiap Proyek menyediakan semua kredit yang disyaratkan untuk

Penggantian Penuh tanpa mengandalkan kumpulan kredit atau kredit dari sumber‐

sumber lain mana pun; oleh karena itu, penilaian risiko Proyek tidak diperlukan dan

putusan atas risiko portofolio yang rumit tidak perlu dibuat modelnya.

A. RFS Credits™ terverifikasi akan diterbitkan dan ditempatkan dalam rekening

Proyek (Rekening PTF Proyek) yang disimpan dalam perwalian atau wasiat oleh

sebuah badan (Tempat Penyimpanan) yang dipilih oleh Pemrakarsa Proyek dari

daftar pada Tambahan ER5‐5_A. Tempat Penyimpanan harus memberi

Pernyataan Tempat Penyimpanan kepada Pemrakarsa Proyek. Pernyataan

Tempat Penyimpanan tersebut harus menyatakan, dalam formulir yang

sebenarnya serupa dengan Formulir ER5‐5_A, mengenai riwayat transaksi

rekening, termasuk tanggal diterbitkannya RFS Credits™, jumlahnya, setiap

adanya penarikan, dan saldo akhir. Pernyataan Tempat Penyimpanan harus

diterbitkan pada Laman Web Proyek.

B. Setelah pengajuan Permohonan Pembagian RFS dalam formulir

sebagaimana ditunjukkan pada Formulir ER5‐5_B, Tempat Penyimpanan harus

membagikan sejumlah kredit kepada Proyek (Pembagian Kredit RFS Sekarang),

yang dihitung menurut Langkah‐langkah yang ditetapkan pada Tambahan

ER5‐5_B (lihat Lampiran ER5, Alat Bantu Pengurangan Emisi Permanen

Interaktif RFS, mengenai contoh interaktif perhitungannya).

C. Harga yang digunakan untuk menghitung akumulasi nilai harga pasar

Page 129: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 113

sekarang harus berupa nilai tengah Harga Lelang Kredit RFS pada Tanggal

Verifikasi tepat sebelum Permohonan Pembagian The RFS™ yang ditentukan

oleh salah satu dari sumber‐sumber berikut, yang salah satunya harus dipilih

oleh Pemrakarsa Proyek dan tercantum pada Permohonan Pembagian The

RFS™, yaitu:

1. Setiap pertukaran yang perlu diketahui oleh masyarakat mengenai

diperdagangkannya RFS atau kredit yang setara;

2. Mekanisme perdagangan berdasarkan pertukaran yang

memungkinkan diperolehnya harga harian untuk imbalan emisi yang

setara dengan Kredit RFS yang diperdagangkan atas pertukaran

tersebut (apakah untuk penyerahan sekarang ataukah masa

mendatang), atau

3. Pasar OTC (Over‐The‐Counter/Bursa Paralel) cukup aktif sehingga

memungkinkan berjalannya perusahaan‐perusahaan pialang komoditas

yang memiliki nama baik sehingga menyediakan sedikit‐dikitnya tiga

nilai harga pada hari bursa.

D. Melepas dana pokok dengan mekanisme bauran. Dana Perwalian

Pengurangan Emisi Permanen boleh dibaurkan dengan mekanisme

Pengurangan Emisi Permanen lain pada Bagian ER5 ini. Mekanisme bauran

membolehkan saldo dana pokok dalam Dana Perwalian Pengurangan Emisi

Permanen dilepas kepada Pemrakarsa Proyek. Sebagai contoh, Penghitungan

Ton‐Tahun dapat diterapkan untuk melepas dari dana pokok sebagian kredit

sesuai dengan jadwal yang ditetapkan pada Tabel ER5‐4. Demikian pula, setiap

jaminan yang memenuhi syarat dapat diterapkan untuk melindungi kredit yang

dilepas dari rekening dana pokok.

E. Pemrakarsa Proyek atau setiap Peserta Proyek harus diizinkan untuk

menggadaikan, meminjam atau setidaknya menilai dengan uang kredit dalam

Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen sampai maksimum dari jumlah

tersebut yang dapat dilepas apabila telah memilih Penghitungan Ton‐Tahun.

Page 130: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 114

Walaupun telah dijelaskan di bagian depan, Pemrakarsa Proyek atau setiap

Peserta Proyek tidak boleh menarik RFS Credits™ yang telah dilepas

berdasarkan ER5‐5B atau D.

F. Pengurangan Defisit Kredit. Apabila Penggantian Penuh atas Perubahan yang

Merugikan mensyaratkan untuk mendebit lebih besar daripada saldo akhir

kredit dalam Rekening PTF Proyek, maka akan terjadi Defisit Kredit. Setiap

kredit terverifikasi berikutnya harus dimanfaatkan terlebih dahulu untuk

mengurangi Defisit Kredit menjadi nol.

ER5‐6 Sistem Penyangga yang Layak The RFS™ akan menerbitkan kredit tanpa persyaratan Penggantian Penuh, apabila

Sistem Penyangga yang Layak sudah siap dan telah menilai Proyek sesuai dengan

aturan‐aturannya. The RFS™ akan menyediakan kredit kepada Pemrakarsa Proyek dan

kepada Sistem Penyangga yang Layak sesuai dengan persyaratan kredit penyangga

dalam Sistem Penyangga yang Layak selama Masa Pemberian Kredit yang

bersangkutan. (Lihat Lampiran ER5 mengenai contoh interaktif yang menunjukkan

prakiraan arus kas dan nilai sekarang untuk Sistem Penyangga yang Layak yang

tergantung pada sejumlah asumsi.)

A. Sistem Penyangga yang Layak harus berupa sebuah badan yang memiliki

semua kelengkapan berikut:

1. Transparansi dalam hal identitas dan jumlah semua saham kredit,

semua kewajiban bersyarat untuk menyerahkan kredit, neraca dan

laporan laba‐rugi teraudit, dan pengungkapan sepenuhnya seolah‐olah

badan tersebut sebuah lembaga keuangan besar, perusahaan asuransi

atau perusahaan terbuka di negara tempat Proyek berada, yang tunduk

pada pengawasan dan peraturan dari negara yang sama dalam hal

neraca dan pengelolaan risiko dan modal.

2. Satuan kerja pengelolaan yang:

(a) ditetapkan dan diberi kewenangan menurut hukum untuk

Page 131: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 115

melakukan usaha di wilayah hukum tempat Daerah Proyek

berada;

(b) diberi kewenangan secara sah untuk menyimpan kredit dan

mengeluarkan kredit;

(c) memiliki Peringkat Kemampuan Keuangan A‐ atau lebih

tinggi;

(d) memiliki seorang staf atau mengikat perjanjian kontrak

dengan Pakar‐pakar yang memiliki riwayat keberhasilan dalam

mengevaluasi jumlah kredit yang tepat untuk ditempatkan

dalam Sistem Penyangga yang Layak yang selaras dengan model

sebagaimana dijelaskan pada ER5‐6A4.

3. Semua parameter dalam portofolionya transparan dan diterbitkan.

Sedikit‐dikitnya, informasi berikut harus disediakan:

a. apakah Sistem Penyangga yang Layak menerima semua

Proyek, semua Proyek yang profil penilaian risikonya di bawah

ambang tertentu atau hanya Proyek‐proyek yang profil penilaian

risikonya cocok dengan model yang sudah ada untuk

pengelolaan risiko keseluruhan apabila ada di dalam portofolio

Proyek‐proyek yang ada; dan

b. faktor yang mana dan bobot masing‐masing yang digunakan

dalam Sistem Penyangga yang Layak untuk menyusun portofolio

Proyek, termasuk besar Proyek, kerapatan hutan, massa jenis

karbon, kedekatan letak dan aksesibilitas ke Pendorong

Deforestasi, kekuatan kepemilikan Proyek, jumlah Pemegang

Hak, dan faktor‐faktor serupa yang memengaruhi kemungkinan

terjadinya dan besarnya Perubahan yang Merugikan; dan

c. algoritme yang digunakan untuk menetapkan dapat diterima

tidaknya Proyek, dan besarnya penyangga.

4. Protokol Sistem Penyangga yang Layak dan pilihan portofolio yang

diizinkan tunduk pada pemodelan risiko kuantitatif dengan

menggunakan teknik ekonometri yang dapat diterima secara luas dan

Page 132: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 116

teruji melalui analisis kepekaan terhadap berbagai kemungkinan yang

realistis.

(a) Pemodelan risiko kuantitatif harus dilakukan sesuai dengan

protokol yang diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat

atau menggunakan algoritme yang teruji dan telah memberi

hasil yang selalu positif yang telah diterbitkan dalam

Kepustakaan Penilaian Sejawat.

(b) Analisis kepekaan perlu memakai sedikit‐dikitnya peubah‐

peubah sebagaimana terdapat pada ER5‐6A3.

5. Kemampuan yang terbukti dan kesediaan untuk menyediakan kredit

Penggantian Penuh apabila terjadi Perubahan yang Merugikan.

(a) Keterwakilan tanpa syarat oleh Sistem Penyangga yang

Layak yang memiliki kewajiban dan kemampuan untuk

menyediakan Penggantian Penuh apabila terjadi Perubahan

yang Merugikan karena penyebab apa pun.

(b) Janji kesanggupan tertulis tanpa syarat bahwa apabila terjadi

Perubahan yang Merugikan, Sistem Penyangga yang Layak akan

menyediakan kredit, sampai Penggantian Penuh, kepada orang

atau badan yang ditetapkan dalam The RFS™ setelah

diterbitkannya RFS Credits™.

B. Sistem Penyangga yang Layak dapat berupa badan swasta, publik, amal,

pencari laba, nirlaba, pemerintah atau badan pemerintah atau jenis lain

badan publik dan atau swasta.

C. Apabila Pemrakarsa Proyek mengusulkan untuk menggunakan Sistem

Penyangga yang Layak, Pemrakarsa Proyek harus mengajukan Laporan Sistem

Penyangga yang Layak sebagai bagian dari Dokumen Pengajuan Proyek Awal

atau Akhir atau dalam setiap Permohonan Verifikasi. Laporan semacam itu

harus disusun oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa

yang dipilih oleh Pemrakarsa Proyek dan dipekerjakannya atas biaya dan

Page 133: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 117

pengeluarannya sendiri. Laporan tersebut harus disusun dengan maksud untuk

menyediakan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa Sistem Penyangga yang

Layak memenuhi Persyaratan pada Subbagian ER5‐6A dan harus mencakup

Keterwakilan oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa

bahwa sejauh yang yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti

secara utuh dan dengan niat baik, informasi dalam Laporan tersebut cermat

dan lengkap dalam semua hal. Pengajuan Laporan seperti itu harus dianggap

dapat diterima secara jelas atas temuan dari Pakar Alternatif Penggantian

Penuh yang Ditugaskan sebagai bersifat tetap, tanpa hak untuk melakukan

pemeriksaan lebih lanjut ataupun banding.

1. Persyaratan Laporan Sistem Penyangga yang Layak.

a. Semua data umum yang diajukan harus berasal dari

Kepustakaan Penilaian Sejawat yang diakui atau kumpulan data

dari pemerintah.

b. Semua analisis statistik harus menggunakan rumus dan

pengujian yang secara luas diakui absah dalam Kepustakaan

Penilaian Sejawat.

c. Semua informasi keuangan harus disusun menurut Praktik

Akuntansi yang dapat Diterima secara Umum, yang didukung

dengan dokumentasi yang diverifikasi secara independen dan

tertulis oleh Penyusun Laporan Keuangan.

d. Setiap rujukan mengenai kendala hukum, mekanisme

penegakan hukum atau aspek hukum lain dalam Alternatif

Penggantian Penuh harus didukung dengan Pendapat Hukum

dari kantor hukum yang dipekerjakan langsung oleh Pemrakarsa

Proyek, yang membenarkan secara tegas kecermatan semua

informasi dan penafsiran.

2. Menurut Bagian A2, Masa Pendapat Masyarakat dijadwalkan setelah

penyerahan Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir dan

berdasarkan Bagian A5, Masa Pendapat Masyarakat dijadwalkan

setelah penyerahan Permohonan Verifikasi. Selambat‐lambatnya 10

Page 134: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 118

hari kerja sejak berakhirnya Masa Pendapat Masyarakat, semua analisis

dan pendapat yang dipasang pada Laman Web Proyek dan Situs Web

RFS harus diajukan kepada Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang

Ditugaskan.

3. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak pengajuan kepada Pakar Alternatif

Penggantian Penuh yang Ditugaskan, Pakar Alternatif Penggantian

Penuh yang Ditugaskan tersebut harus menerbitkan temuannya

mengenai apakah bukti yang diajukan oleh Pemrakarsa Proyek cukup

jelas dan meyakinkan untuk memastikan Penggantian Penuh oleh

Pemrakarsa Proyek apabila terjadi Perubahan yang Merugikan. Temuan

Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan harus bersifat

tetap, dan Pemrakarsa Proyek harus terikat oleh temuan Pakar

Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan tersebut.

ER5‐7 Kredit RFS Sementara RFS Credits™ Sementara dalam beberapa hal dapat disamakan dengan kredit yang

dihasilkan dengan Jaminan Pembeli Penggantian Karbon, yaitu: keduanya

mengandalkan jaminan pembeli yang menggunakan kredit tersebut dalam pasar

penggantian karbon yang memenuhi syarat. Dalam hal Kredit RFS Sementara, pembeli

menjamin penggantian semua kredit yang diterbitkan setelah berakhirnya Proyek

(biasanya lima tahun), yaitu dalam hal Jaminan Pembeli Penggantian Karbon,

kewajiban pembelian hanya muncul apabila terjadi Perubahan yang Merugikan.

Perbedaan antara Jaminan Pembeli Penggantian Karbon dan Kredit RFS Sementara

adalah bahwa Kredit RFS Sementara memberi insentif terus‐menerus kepada penjual

untuk mencegah penebangan karena Pemrakarsa Proyek dapat menjual kembali

pengurangan terverifikasinya pada akhir setiap jangka waktu lima tahun selama Masa

Pengurangan Emisi Permanen.

Pemrakarsa Proyek dapat memilih dalam hal penerbitan “RFS Credits™ Sementara”

yang harus berakhir pada akhir jangka waktu lima tahun sejak tanggal diterbitkan yang

tunduk pada persyaratan berikut:

Page 135: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 119

A. Pengalihan RFS Credits™ Sementara dibatasi untuk Pembeli Penggantian

Karbon yang:

1. Menggunakan RFS Credits™ Sementara pada pasar yang memenuhi

syarat yang secara tegas menerima kredit sementara dan mensyaratkan

semua RFS Credits™ Sementara diganti setelah berakhirnya jangka

waktu; dan

2. Setidaknya memenuhi semua Persyaratan bagi Pembeli Penggantian

Karbon sebagaimana ditetapkan pada ER5‐1.

B. Segera setelah jangka waktu berakhir, RFS Credits™ Sementara tidak boleh dialihkan.

C. Tanggal berakhirnya RFS Credits™ Sementara harus tercatat sebagai bagian

dari dokumentasinya.

ER5‐8 Alternatif Penggantian Penuh Apabila Pemrakarsa Proyek mengklaim dapat menyediakan bukti yang jelas dan

meyakinkan mengenai kesediaan tanpa syaratnya dan kemampuannya untuk

menyediakan Penggantian Penuh dengan cara selain dari yang dijelaskan pada Bagian

ER5‐1 sampai dengan ER5‐7, Pemrakarsa Proyek dapat, berdasarkan kewenangannya,

mengajukan Laporan Alternatif Penggantian Penuh sebagai bagian dari Dokumen

Pengajuan Proyek Awal atau Akhir atau dalam setiap Permohonan Verifikasi. Laporan

semacam itu harus disusun oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak

Pemrakarsa yang dipilih oleh Pemrakarsa Proyek dan dipekerjakan atas biaya dan

pengeluarannya sendiri. Laporan tersebut harus disusun dengan maksud untuk

menyediakan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa Pemrakarsa Proyek bersedia

dan mampu menyediakan Penggantian Penuh apabila terjadi Perubahan yang

Merugikan berdasarkan Persyaratan pada Bagian ER5 ini dan harus mencakup

Keterwakilan oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa bahwa

sejauh yang yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh dan

dengan niat baik, informasi dalam Laporan tersebut cermat dan lengkap dalam semua

hal. Pengajuan Laporan seperti itu harus dianggap dapat diterima secara jelas atas

Page 136: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 120

temuan dari Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan sebagai bersifat

tetap, tanpa hak untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ataupun banding.

A. Persyaratan Laporan Alternatif Penggantian Penuh.

1. Semua data umum yang diajukan harus berasal dari Kepustakaan

Penilaian Sejawat yang diakui atau kumpulan data dari pemerintah.

2. Semua analisis statistik harus menggunakan rumus dan pengujian

yang secara luas diakui sah dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat.

3. Semua informasi keuangan harus disusun menurut Praktik Akuntansi

yang dapat Diterima secara Umum, yang didukung dengan dokumentasi

yang diverifikasi secara independen dan tertulis oleh Penyusun Laporan

Keuangan.

4. Setiap rujukan mengenai kendala hukum, mekanisme penegakan

hukum atau aspek hukum lain dalam Alternatif Penggantian Penuh

harus didukung dengan Pendapat Hukum dari kantor hukum yang

dipekerjakan langsung oleh Pemrakarsa Proyek, yang membenarkan

secara tegas kecermatan semua informasi dan penafsiran.

5. Pernyataan tertulis oleh setiap pihak ketiga yang diusulkan sebagai

peserta pada Alternatif Penggantian Penuh yang menegaskan

kesediaannya untuk ikut sebagaimana diusulkan dan menyerahkan

bukti yang jelas dan meyakinkan mengenai kemampuannya untuk

melakukan fungsi yang diusulkannya.

B. Menurut Bagian A2, Masa Pendapat Masyarakat dijadwalkan setelah

penyerahan Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir dan berdasarkan

Bagian A5, Masa Pendapat Masyarakat dijadwalkan setelah penyerahan

Permohonan Verifikasi. Selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak berakhirnya

Masa Pendapat Masyarakat, semua analisis dan pendapat yang dipasang harus

diajukan kepada Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan.

C. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak pengajuan kepada Pakar Alternatif

Penggantian Penuh yang Ditugaskan, Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang

Page 137: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 121

Ditugaskan tersebut harus menerbitkan temuannya mengenai apakah bukti

yang diajukan oleh Pemrakarsa Proyek cukup jelas dan meyakinkan untuk

memastikan Penggantian Penuh oleh Pemrakarsa Proyek apabila terjadi

Perubahan yang Merugikan. Temuan Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang

Ditugaskan harus bersifat tetap, dan Pemrakarsa Proyek harus terikat oleh

temuan Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan tersebut.

ER5‐9 "Perubahan yang Merugikan” Didefinisikan. The RFS™ mendefinisikan istilah

Perubahan yang Merugikan sebagai penebangan Biomassa Pohon secara bebas karena

campur tangan manusia yang sebelumnya telah menghasilkan Kredit RFS terverifikasi.

Penebangan boleh jadi disebabkan oleh campur tangan manusia atau alami (misalnya

kebakaran yang dipicu oleh sambaran kilat; penyakit alami). Penebangan yang

disebabkan oleh campur tangan manusia boleh jadi secara bebas (misalnya

pemanenan dengan sengaja) atau tidak bebas (misalnya kebakaran yang diawali oleh

kecerobohan; pengambilan nekat secara liar yang terus dipantau). Tujuan The RFS™

adalah untuk mengubah perilaku Penebangan dan oleh karena itu, sasaran sistem

insentif Pemberian Kredit The RFS™ adalah Penebangan secara bebas karena campur

tangan manusia. Akan tetapi, terkadang terbukti sulit untuk melakukan penilaian tegas

mengenai apakah Penebangan disebabkan oleh campur tangan manusia atau tidak

dan apakah secara bebas atau tidak. Aturan‐aturan berikut berusaha untuk mencapai

keseimbangan logis yang memastikan Pemrakarsa Proyek dan masyarakat bahwa

apabila terjadi Penebangan tidak bebas atau alami, Pemrakarsa Proyek tidak akan

dikenakan sanksi, dan bahwa apabila secara bebas dan karena campur tangan

manusia, maka akan dianggap Perubahan yang Merugikan yang mensyaratkan

Penggantian Penuh.

A. Penebangan karena Campur Tangan Manusia vs. Alami. Kebakaran di

Daerah Proyek karena pembukaan lahan secara tebas‐bakar dengan sengaja

untuk keperluan padang penggembalaan atau lahan pertanian diperlakukan

sebagai Penebangan karena campur tangan manusia. Walaupun kebakaran

tersebut boleh jadi sulit dibedakan dengan kebakaran yang sepenuhnya tanpa

sengaja (Cochrane, 2000), kenyataannya ada beberapa ciri pembeda antara

Page 138: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 122

kebakaran karena campur tangan manusia dan karena tanpa sengaja, yaitu:

hutan yang dibuka dengan sengaja cenderung memiliki keliling yang bersudut

dan sering meluas ke padang penggembalaan yang ada. Kawasan yang terbuka

karena kebakaran tanpa sengaja cenderung memiliki keliling yang cenderung

tidak teratur dan biasanya jauh dari lahan yang diusahakan. Tanda lain bahwa

kebakaran itu tanpa sengaja adalah kawasan yang terbakar segera tumbuh

kembali setelah terbakar

(http://earthobservatory.nasa.gov/Features/AmazonFire/amazon_fire3.php).

Dengan adanya petunjuk kuat yang dapat membedakan kebakaran karena

campur tangan manusia dan karena tanpa sengaja, The RFS™ memungkinkan

Proyek‐proyek mengklaim bahwa Penebangan yang disebabkan oleh kebakaran

itu tanpa sengaja dan bukan karena campur tangan manusia dan bahwa oleh

karena itu, semestinya tidak diperlakukan sebagai Perubahan yang Merugikan.

Untuk membenarkan pengakuan seperti itu, protokol di bawah ini harus diikuti

dan Persyaratan‐nya dipenuhi:

1. Dalam setiap Permohonan Verifikasi, Pemrakarsa Proyek harus

mengajukan:

(a) Keterwakilan oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek

(misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam

kedudukannya sebagai pribadi maupun oleh badan Pemrakarsa

Proyek bahwa Penebangan karena terbakar yang teridentifikasi

dalam proses verifikasi itu tanpa sengaja dan bukan karena

campur tangan manusia sejauh yang mampu diketahui dan

diyakininya setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik.

Keterwakilan ini harus menyatakan secara tegas:

(i) apakah penyebab kebakaran tersebut diketahui atau

tidak diketahui;

(ii) bagaimana Pemrakarsa Proyek menentukan bahwa

kebakaran tersebut tanpa sengaja;

(iii) apakah Pemrakarsa Proyek telah memiliki laporan

Page 139: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 123

mengenai kebakaran yang disengaja; dan

(iv) bahwa Pemrakarsa Proyek belum menerima

pemberitahuan dari Instansi Pemerintah yang

Berwenang atau Peserta Proyek bahwa kebakaran

tersebut mungkin saja telah disengaja.

(b) Laporan Kebakaran Alami dari Ahli Ekologi Hutan dari pihak

Pemrakarsa bahwa menurut pendapat profesionalnya,

kebakaran tersebut tanpa disengaja dan bukan kebakaran

karena campur tangan manusia dan bahwa setelah permintaan

keterangan dari Instansi Pemerintah yang Berwenang, tidak ada

laporan tepercaya mengenai kegiatan pembukaan lahan secara

tebas‐bakar dengan sengaja yang menyebabkan kebakaran

tersebut.

B. Penebangan secara Bebas Dibandingkan dengan tidak Bebas. Penebangan

karena campur tangan manusia yang tampak tidak bebas (misalnya

pembalakan liar) dapat ditafsirkan sebagai bebas dilakukan apabila Pemrakarsa

Proyek telah menyetujui atau membolehkan penebangan tersebut. Sebagai

contoh, apabila pembalakan liar dianggap sebagai sepenuhnya tidak bebas,

Pemrakarsa Proyek diharapkan secara aktif menentang pembalakan liar

tersebut dengan cara: melaporkan secara tepat waktu kegiatan tersebut

kepada instansi‐instansi yang secara resmi ditugaskan untuk mencegahnya; (ii)

mengirim pemberitahuan mengenai Daerah Proyek bahwa pembalakan liar

akan dimejahijaukan; (iii) melakukan tindakan‐tindakan untuk memastikan

bahwa personalianya yang ditugaskan untuk mencegah pembalakan liar telah

dilatih dengan benar dan diperingatkan untuk dimejahijaukan apabila mereka

menerima suap dalam bentuk apa pun karena tidak mencegahnya; (iv) bergiat

mengerahkan kerjasama di kalangan Peserta Proyek dalam pencegahan,

pemantauan, dan pelaporan pembalakan liar; dan (v) melakukan tindakan

pencegahan serupa, termasuk program pemantauan. Tidak dapat disangkal

bahwa mungkin sulit untuk membedakan antara tindakan bebas dan tindakan

Page 140: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 124

tidak bebas yang dilakukan oleh Pemrakarsa Proyek atau Peserta Proyek

lainnya. Akan tetapi, sejalan dengan janji kesanggupan menurut The RFS™

untuk memastikan bahwa RFS Credits™ berperan sebagai insentif untuk

mencapai pengurangan yang dapat dihindari, dan adanya tanda yang dapat

ditafsirkan secara logis sebagai bukti penebangan tidak bebas, The RFS™

memungkinkan Proyek mengklaim bahwa penebangan itu tidak bebas dan

bahwa oleh karena itu, semestinya tidak diperlakukan sebagai Perubahan yang

Merugikan. Untuk membenarkan pengakuan seperti itu, protokol di bawah ini

harus diikuti dan Persyaratan‐nya dipenuhi:

1. Dalam setiap Permohonan Verifikasi, Pemrakarsa Proyek harus mengajukan:

(a) Keterwakilan oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek

(misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam

kedudukannya sebagai pribadi maupun Pemrakarsa Proyek

bahwa penebangan tersebut dilakukan tanpa keterlibatan atau

toleransi mereka sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya

setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik. Keterwakilan

ini harus menyatakan secara tegas:

(i) tanggal penebangan sejauh yang mampu

diketahuinya;

(ii) apakah penyebab penebangan tersebut diketahui

atau tidak diketahui;

(iii) tindakan yang dilakukan oleh Pemrakarsa Proyek

untuk mencegah atau menghindari Penebangan,

termasuk tanggal‐tanggal dilakukannya tindakan

tersebut;

(iv) apakah dan kapan Pemrakarsa Proyek memiliki

laporan mengenai tindakan‐tindakan yang mengarah

pada Penebangan;

(v) bahwa Pemrakarsa Proyek melaporkan tindakan‐

tindakan yang mengarah pada Penebangan, dan

Penebangan itu sendiri, kepada Instansi Pemerintah yang

Page 141: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 125

Berwenang untuk mencegah atau memberi sanksi atas

Penebangan tersebut apabila liar;

(vi) tindakan‐tindakan yang dilakukan oleh Instansi

Pemerintah yang Berwenang tempat Pemrakarsa Proyek

melaporkan kegiatan dan Penebangan tersebut; dan

(vii) bahwa mereka tidak menerima suap, secara

langsung atau tidak langsung, dari atau atas nama pelaku

Penebangan.

(b) Laporan Penebangan tidak Bebas dari Ahli Ekologi Hutan dari

pihak Pemrakarsa bahwa dalam pendapat profesionalnya:

(1) Pemrakarsa Proyek telah sebagian besar mematuhi

ER5‐10B(i)‐(v);

(2) Bahwa Penebangan yang bersangkutan dilakukan

tanpa keikutsertaan atau dibolehkan oleh Peserta Proyek

mana pun; dan

(3) Bahwa setelah permintaan keterangan dari Instansi

Pemerintah yang Berwenang, tidak ada laporan

tepercaya bahwa Peserta Proyek mana pun ikut serta

atau membolehkan Penebangan yang bersangkutan.

Page 142: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 126

A1: SITUS WEB THE RAINFOREST STANDARD™ DAN LAMAN WEB PROYEK

TUJUAN:

Menjadikan The Rainforest Standard™ dan Proyek yang menerbitkan kredit

setransparan mungkin dalam semua hal, yaitu lingkungan, ekonomi, dan

sosial.

DASAR PERTIMBANGAN:

Kredit yang diterbitkan untuk pengurangan penebangan Biomassa Pohon

alam karena campur tangan manusia secara bebas harusnyata, berupa nilai

tambah, dan permanen. Disamping itu, kredit harus bermanfaat bagi pihak‐

pihak yang menempati atau menggunakan lahan yang merupakan sumber

kredit tersebut – setidaknya pengurangannya tidak lama dan sementara.

Transparansi itu sangat penting untuk memperoleh kepercayaan yang

disyaratkan oleh pasar, Peserta Proyek, Instansi Pemerintah yang Berwenang,

dan masyarakat untuk mempertahankan pemberian kredit atas berkurangnya

penebangan.

The Rainforest Standard™ telah memilih untuk menggunakan internet dalam

rangka memaksimalkan transparansi setiap tahap dalam persetujuan Proyek

dan setiap aspek dalam pengembangan dan kinerja Proyek.

Untuk mewujudkan transparansi secara maksimal, RFSMU dari The Rainforest

Standard™ akan menjalankan sebuah situs web (Situs Web RFS) yang

menyediakan dan memperbarui informasi umum mengenai RFS sebagaimana

diperinci pada Bagian A1‐1 dan setiap Proyek akan memiliki situs web khusus

Page 143: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 127

(Situs Web Proyek) yang memuat semua informasi mengenai Proyek sejak

permulaan proses pengajuan Proyek sampai keadaan mutakhir.

PERSYARATAN: A1‐1 Kelengkapan Situs Web RFS

A. The Rainforest Standard™, yang telah diperbaiki dan diperbarui

B. Peta lokasi‐lokasi Proyek

C. Daftar induk Proyek‐proyek, termasuk tahap pembangunannya. Setiap

Proyek harus didaftar oleh RFSMU selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak

pengajuan pertama kalinya Dokumen Awal Pengajuan Proyek

D. Daftar Pakar

E. Daftar Penengah

F. Daftar Organisasi yang Mewakili

G. Kebijakan Data

1. Semua data asli dan metadata yang diperlukan untuk menafsirkan

setiap data yang dikutip oleh Pakar dari pihak Pemrakarsa, Pakar yang

Ditugaskan, Penengah atau Pemberi Pendapat harus diterbitkan pada

laman web Proyek tanpa pembatasan untuk memperoleh ataupun

menggunakan data tersebut.

2. Metadata semestinya memenuhi standar yang diperlukan untuk

dipahami dan diulangnya kajian tersebut oleh orang lain.

3. Pada umumnya, data yang ditetapkan dalam bentuk tata ruang

harus memiliki koordinat geografis secara jelas, yaitu dengan tingkat

ketelitian hingga 4 m; tetapi di dalam petak yang ditetapkan, koordinat

harus memiliki tingkat ketelitian hingga 0,1 m.

Page 144: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 128

4. Susunan metadata semestinya memenuhi pedoman Bahasa

Metadata Ekologi (EML), dan perlu mencakup tabel‐tabel metadata

berformat baku.

H. Kebijakan Kekayaan Intelektual

1. Tidak boleh melanggar hak cipta, kekayaan intelektual atau

undang‐undang atau peraturan tentang hak pribadi sebagaimana

diundangkan oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang.

2. Kebijakan Kekayaan Intelektual akan dipasang pada Situs Web RFS.

I. Catatan tentang Pendaftaran, Pengalihan, dan Penghentian Kredit,

termasuk harga masing‐masing pengalihan yang dilaporkan.

J. Tampilan lain akan ditambahkan dari waktu ke waktu.

A1‐2 Kelengkapan Laman Web Proyek

A. Laman Web Proyek harus dibuat oleh RFSMU selambat‐lambatnya 10 hari

kerja sejak pengajuan pertama kalinya Dokumen Awal Pengajuan Proyek oleh

Proyek.

B. Dokumen Awal Pengajuan Proyek: Semua dokumen yang dibutuhkan (lihat

Tambahan A: Dokumen Pengajuan Proyek) harus dipasang sesuai dengan

jadwal waktu sebagaimana diatur pada Protokol Pengesahan Proyek.

C. Dokumen Akhir Pengajuan Proyek: Semua dokumen yang dibutuhkan (lihat

Tambahan A: Dokumen Pengajuan Proyek) harus dipasang sesuai dengan

jadwal waktu sebagaimana diatur pada Protokol Pengesahan Proyek.

D. Pemberi Pendapat dan Pendapat Masyarakat pada:

1. Dokumen Awal Pengajuan Proyek

Page 145: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 129

2. Dokumen Akhir Pengajuan Proyek

3. Kegiatan Proyek

4. Permohonan Verifikasi

E. Sertifikat Pengesahan

F. Permohonan Verifikasi

G. Sertifikat Verifikasi

H. Informasi tentang Rekening Kredit

1. Kredit yang dimohonkan untuk diverifikasi (menurut permohonan

dan secara keseluruhan)

2. Kredit terverifikasi (menurut permohonan dan secara keseluruhan)

3. Kredit yang ditangguhkan, apabila ada (menurut permohonan dan

secara keseluruhan)

4. Kredit yang tersedia untuk dialihkan

5. Kredit yang dialihkan (menurut permohonan dan secara

keseluruhan)

6. Kredit yang dihentikan (menurut permohonan dan secara

keseluruhan)

Page 146: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 130

A2: PEMENUHAN TERHADAP PERSYARATAN:

PAKAR, ORGANISASI YANG MEWAKILI, PEMBERI TANGGAPAN, PENENGAH

TUJUAN:

Prosedur pengesahan dan verifikasi RFS yang tepercaya dan dapat dilaksanakan.

Mengurangi lamanya dan ketidakpastian pengesahan dan pemeriksaan.

Mengurangi biaya pengesahan dan verifikasi.

DASAR PERTIMBANGAN:

Untuk memaksimalkan Kepercayaan dan Kepraktisan, dalam menentukan

pemenuhan Persyaratan RFS, The RFS™ mengandalkan pada bauran yang rapi dari

Keterwakilan Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek, Pakar Pemrakarsa

Proyek, Pakar independen, Pendapat Masyarakat, Penengah independen,

Organisasi yang Mewakili, Pendapat Hukum, dan Instansi Pemerintah yang

Berwenang.19

Secara umum, pendekatan menyeluruh untuk memastikan pemenuhan

Persyaratan RFS adalah proses baku yang dibatasi oleh waktu dan terdiri atas

banyak tahapan yang dimulai dengan Pemrakarsa Proyek dan setiap Pengembang

Proyek yang mungkin telah dipekerjakannya.20

Dalam hal tertentu dalam Persyaratan (misalnya: peta; Peserta Proyek; Pemegang

Hak De Facto; banyaknya CO2e; perubahan‐perubahan yang diprakirakan dan

nyata; Tolok Ukur QOL dan perubahan‐perubahannya; Tolok Ukur Keanekaragaman

Hayati dan perubahan‐perubahannya; Nilai Tambah; dan Pengurangan Emisi

19

Perusahaan pakar “serbabisa” sebagai pihak ketiga, misalnya sebagaimana digunakan oleh Badan Pelaksana yang

Ditunjuk untuk pemeriksaan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM), yang laik untuk semua ranah RFS (sosial budaya; hukum; ekonomi; keanekaragaman hayati; pengindraan jauh dan penghitungan karbon) biasanya sulit ditemui dan memenuhi syarat. 20

Prosedur umum pengesahan Proyek dapat dilihat pada Bagian A3. Adapun prosedur umum verifikasi RFS Credits™

dapat dilihat pada Bagian A4.

Page 147: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 131

Permanen), Pemrakarsa Proyek bertanggung jawab untuk menyusun informasi

yang disyaratkan (biasanya dalam bentuk Laporan), termasuk mempekerjakan para

pakar untuk menyusun informasi tersebut. Disamping menyediakan dan

mendukung informasi untuk memenuhi Persyaratan, Pemrakarsa Proyek,

Pengembang Proyek dan para pakarnya disyaratkan untuk membuat pernyataan

keterwakilan tertulis (biasanya termasuk keterwakilan pribadi pejabat tertinggi atau

perorangan pada badan‐badan tersebut), bahwa informasi ini lengkap dan cermat.

Informasi yang dihasilkan oleh Pemrakarsa Proyek (dalam Dokumen Pengajuan

Proyek Awal dan Akhir) dipasang pada Situs Web RFS dan Laman Web Proyek.

Setiap orang atau badan (Pemberi Pendapat) dapat saja kemudian memberi

pendapat atas setiap hal dalam Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir

(Pendapat Masyarakat).

Apabila Pendapat Masyarakat membantah informasi yang disediakan pada

Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir, Pemrakarsa Proyek dapat

memperbaiki informasinya apabila meyakini bahwa Pendapat Masyarakat tersebut

benar. Apabila Pemrakarsa Proyek memutuskan untuk tidak memperbaikinya,

seorang Penengah ditunjuk untuk menyelesaikan ketidaksepakatan tersebut.

Dalam hal‐hal tertentu21, seorang Pakar yang Ditugaskan ditunjuk secara otomatis

untuk memeriksa informasi dari Pemrakarsa Proyek, terlepas dari apa pun

Pendapat Masyarakat.

Sistem informasi Pemrakarsa Proyek yang diperiksa oleh Pemberi Pendapat,

Penengah, dan Pakar yang Ditugaskan disimpan selama Masa Proyek, termasuk

untuk setiap Permohonan Verifikasi.

Persyaratan berikut memerinci prosedur umum. 21

Sebagai contoh, apabila Pemrakarsa Proyek mengusulkan pilihan mekanisme lain untuk pengurangan emisi permanen

(ER5‐9); atau apabila Pemrakarsa Proyek ingin menggunakan data Kebocoran selain pengurang baku (ER4‐5).

Page 148: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 132

PERSYARATAN: A2‐1 Pemberi Pendapat dan Pendapat Masyarakat Sebagai bagian dari bauran yang rapi mengenai informasi Proyek yang disediakan oleh

Pemrakarsa Proyek, Pakar, Organisasi yang Mewakili, dan Instansi Pemerintah yang

Berwenang, The RFS™ mendorong Pendapat Masyarakat untuk menilai secara kritis

dokumen‐dokumen Proyek yang telah diajukan sesuai dengan Persyaratan RFS. Pemberi

Pendapat boleh juga memberi pendapat mengenai kegiatan‐kegiatan Proyek setiap saat

selama Masa Proyek dan Masa Pengurangan Emisi Permanen; dan dalam menanggapi

Permohonan Verifikasi beserta dokumentasi pendukungnya. Cara memberi Pendapat

terutama dengan menggunakan web, dengan memanfaatkan sebanyak‐banyaknya

informasi Proyek yang disediakan pada Situs Web RFS dan Laman Web Proyek.

A. Pemberi Pendapat:

1. Pihak‐pihak yang boleh memberi Pendapat Masyarakat (yaitu yang

pendapatnya akan dipasang pada Laman Web Proyek), termasuk setiap

orang atau organisasi yang menyebutkan identitas lengkapnya, yaitu nama,

alamat, dan cara menghubungi yang dapat diverifikasi (surat; telepon;

internet; penyerahan langsung kepada pribadi).

a. Semua Peserta Proyek akan diberi tahu secara otomatis kapan

saja dokumen yang disyaratkan diajukan dan dipasang.

b. Setiap orang atau organisasi yang meminta diberi tahu mengenai

pemasangan dokumen melalui alamat internet yang benar dan dapat

diverifikasi, yang mengajukan tautan untuk memasang secara

otomatis atau setidaknya meminta diberi tahu melalui internet, akan

diberi tahu secara otomatis kapan saja dokumen yang disyaratkan

diajukan dan dipasang.

2. Pihak‐pihak yang tidak laik untuk memberi Pendapat Masyarakat (yaitu

yang pendapatnya tidak akan dipasang pada Laman Web Proyek dan yang

pendapatnya dianggap tidak tepat untuk mengajukan Ketidaksepakatan

atas Pendapat) mencakup setiap orang atau organisasi:

a. Yang telah diputuskan bertentangan dengan Ketidaksepakatan

Page 149: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 133

atas Pendapat sebanyak tiga kali berturut‐turut;

b. Yang telah melanggar aturan atau peraturan mana pun dari

Instansi Pemerintah yang Berwenang dalam hal informasi yang

disampaikan;

c. Yang Pendapat‐nya melanggar kesepakatan kerahasiaan mana

pun;

d. Yang setidaknya melanggar aturan kesopanan yang ditetapkan

oleh RFSMU dari waktu ke waktu dan diterbitkan pada Situs Web

RFS, termasuk persyaratan untuk melakukan Keterwakilan Pribadi

dan untuk mengganti rugi dan tidak menyebabkan RFSMU dan

pihak‐pihak yang ditunjuknya terbebani biaya atau pengeluaran yang

terkait dengan Pendapat tersebut; atau

e. Yang Pendapat‐nya diberikan tanpa nama atau tanpa identitas dan

alamat email yang dapat diverifikasi.

B. Masa Pendapat Masyarakat:

1. Apabila terkait dengan Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir, 90

hari sejak tanggal pemasangan dokumen.

2. Apabila terkait dengan Permohonan Verifikasi, 30 hari sejak pemasangan

Permohonan Verifikasi.

3. Apabila terkait dengan kegiatan Proyek, tanpa batas waktu.

C. Ketidaksepakatan atas Pendapat dan Persetujuan atas Pendapat didefinisikan

untuk dapat dilaksanakan.

1. Ketidaksepakatan atas Pendapat muncul ketika Pemberi Pendapat tidak

setuju dengan dokumentasi Pemrakarsa Proyek yang diserahkan dalam

rangka mendukung pemenuhan Persyaratan dalam hal:

a. Memadainya data dalam hal kelengkapan atau kecermatannya;

atau

b. Kesimpulan dari data.

2. Semua Pendapat Masyarakat harus memerinci apa yang diperselisihkan

Page 150: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 134

pada ruang yang diperuntukkan maksud tersebut di Situs Web RFS.

3. “Persetujuan atas Pendapat” didefinisikan sebagai ketiadaan

Ketidaksepakatan atas Pendapat yang tercatat pada ruang di Situs Web RFS

yang diperuntukkan maksud tersebut selama Masa Pendapat Masyarakat.

A2‐2 Penyelesaian Ketidaksepakatan atas Pendapat. Segera setelah Ketidaksepakatan

atas Pendapat tercatat pada Situs Web RFS, protokol berikut ditindaklanjuti untuk

menyelesaikannya.

A. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak pengajuan Ketidaksepakatan atas Pendapat,

Pemrakarsa Proyek (atau Pakar dari pihak Pemrakarsa, tergantung pada

Persyaratan tertentu) harus menanggapi ketidaksepakatan dari Pemberi Pendapat

pada ruang yang disediakan untuk keperluan tersebut di Situs Web RFS (Tanggapan

Proyek). Lama dan cakupan Tanggapan Proyek merupakan kewenangan penuh dari

Pemrakarsa Proyek.

1. Apabila Tanggapan Proyek tidak diajukan dalam 30 hari,

Ketidaksepakatan atas Pendapat harus dianggap terselesaikan dengan

mendukung Pemberi Pendapat dan dokumen yang dirujuk di situ harus

dianggap tidak memenuhi Persyaratan Proyek dan tidak memadai untuk

pengesahan ataupun verifikasi, tergantung mana yang berlaku.

2. Apabila Tanggapan Proyek menyatakan bahwa Pemberi Pendapat benar,

Pemrakarsa Proyek harus menyesuaikan dokumen‐dokumen terkait

sebagaimana mestinya, Ketidaksepakatan atas Pendapat harus dianggap

terselesaikan, dan ditutup.

B. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak pengajuan Tanggapan Proyek, Pemberi

Pendapat harus memberi Tanggapan dari Pemberi Pendapat yang harus

menyatakan secara tegas apakah sepakat dengan Tanggapan Proyek, atau tidak

sepakat dengan Tanggapan Proyek, beserta alasannya.

1. Apabila Tanggapan dari Pemberi Pendapat sepakat dengan Tanggapan

Proyek, ketidaksepakatan harus dianggap ditutup dan dokumen telah

memenuhi syarat mengenai persoalan tersebut.

Page 151: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 135

2. Apabila Tanggapan dari Pemberi Pendapat tidak sepakat dengan

Tanggapan Proyek, ketidaksepakatan harus dianggap masih ada dan

persoalan tersebut ditangani oleh seorang Penengah berdasarkan Protokol

Penengah.

3. Apabila Tanggapan dari Pemberi Pendapat tidak diajukan dalam 30 hari

sejak Tanggapan Proyek, ketidaksepakatan harus dianggap ditutup dan

dokumen telah memenuhi Persyaratan Proyek mengenai persoalan

tersebut.

A2‐3 Protokol Penengah. Apabila Ketidaksepakatan dari Pemberi Pendapat masih ada

berdasarkan A2‐2B2, ketidaksepakatan harus pada akhirnya diselesaikan oleh seorang

Penengah berdasarkan Protokol Penengah sebagaimana dijelaskan setelah ini.

A. Penengah sebenarnya adalah seorang Pakar sebagaimana didefinisikan pada

A2‐5 yang perannya adalah bertindak selaku Penengah berdasarkan Protokol

Penengah.

B. Selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak menerima Tanggapan dari Pemberi

Pendapat yang tidak sepakat dengan Tanggapan Proyek, RFSMU harus memberi

tahu Pakar berikutnya yang semestinya bertugas berdasarkan aturan sebagaimana

dijelaskan pada A2‐5D mengenai penugasannya. Apabila Pakar tersebut tidak

menerima penugasan itu selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak disampaikannya

pemberitahuan, Pakar tersebut harus ditempatkan pada deretan terendah dalam

Daftar Pakar, dan Pakar berikutnya ditetapkan sebagai Penengah. Penengah

tersebut diberi imbalan sama dengan apabila dia bertindak selaku seorang Pakar.

C. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak menerima penugasan sebagai Penengah:

1. Penengah harus memeriksa dokumen dan data yang hanya berkenaan

dengan Ketidaksepakatan atas Pendapat: Dokumen Pengajuan Proyek Awal

atau Akhir, Ketidaksepakatan atas Pendapat, Tanggapan Proyek, dan

Tanggapan dari Pemberi Pendapat. Penengah tidak boleh meminta atau

mensyaratkan data atau informasi tambahan; dibatasi pada apa yang

Page 152: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 136

sebelumnya telah disajikan dan tersedia pada Situs Web RFS.

2. Penengah harus menerbitkan Putusan Penengah yang mendukung

Pemrakarsa Proyek atau Pemberi Pendapat.

a. Putusan Penengah dibatasi untuk memilih antara Pemrakarsa

Proyek dan Pemberi Pendapat dan tidak boleh menawarkan

kesepakatan atau pilihan penyelesaian lain.

b. Atas kewenangan penuh Penengah, Putusan Penengah boleh saja

menjelaskan dasar penetapan putusannya.

D. Hasil Protokol Penengah

1. Apabila Putusan Penengah mendukung Pemrakarsa Proyek,

Ketidaksepakatan atas Pendapat harus dianggap terselesaikan, dan ditutup.

2. Apabila Putusan Penengah mendukung Pemberi Pendapat, dan

Pemrakarsa Proyek harus menyesuaikan dokumen terkait sebagaimana

mestinya, Ketidaksepakatan atas Pendapat harus dianggap terselesaikan,

dan ditutup.

3. Apabila Putusan Penengah mendukung Pemberi Pendapat, dan

Pemrakarsa Proyek tidak menyesuaikan dokumen terkait sebagaimana

mestinya selambat‐lambatnya 30 hari sejak Putusan Penengah, dokumen

yang dirujuk di situ harus dianggap tidak memenuhi Persyaratan Proyek dan

tidak memadai untuk pengesahan ataupun verifikasi, tergantung mana yang

berlaku.

A2‐4 Pemeriksaan Otomatis. Dalam hal‐hal tertentu (lihat bab Persyaratan dan Tambahan

D yang berjudul Daftar Tugas Pakar dan Penengah), informasi Pemrakarsa Proyek akan

diperiksa secara otomatis oleh seorang pakar yang ditugaskan (Pakar yang Ditugaskan)

sesuai dengan praktik‐praktik sebagaimana dijelaskan di bawah ini dan pada Subbagian

A2‐3, tetapi tunduk pada alternatif jadwal waktu yang diberikan pada Persyaratan khusus.

Apabila Pemeriksaan Otomatis dijabarkan pada Persyaratan RFS mana pun:

A. Selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak berakhirnya Masa Pendapat Masyarakat

terkait, semua analisis dan pendapat yang dipasang harus diajukan kepada Pakar

Page 153: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 137

yang Ditugaskan.

B. Pakar yang Ditugaskan harus merupakan pakar berikutnya pada Daftar Pakar

The RFS™ dengan Persyaratan minimum sebagaimana dikutip pada Tambahan E

yang berjudul Persyaratan Pakar dan Penengah.

C. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak pengajuan kepada Pakar yang Ditugaskan,

Pakar yang Ditugaskan harus menerbitkan temuannya mengenai apakah bukti yang

diajukan oleh Pemrakarsa Proyek cukup jelas dan meyakinkan untuk membenarkan

klaim Pemrakarsa Proyek. Temuan Pakar yang Ditugaskan harus bersifat tetap, dan

Pemrakarsa Proyek harus terikat dengan temuan Pakar yang Ditugaskan tersebut.

A2‐5 Daftar Pakar. Situs Web RFS menyediakan sebuah daftar Pakar yang berisi pakar‐

pakar yang telah memenuhi persyaratan minimum terkait dengan tugas yang Pakar

dibutuhkan untuk ditugaskan (lihat Tambahan E yang berjudul Persyaratan bagi Pakar dan

Penengah).22

A. Persyaratan Minimum bagi Pakar:

1. Pendidikan, pengalaman, publikasi, kedudukan, dan persyaratan‐

persyaratan lain sebagaimana dikutip pada Tambahan E atau bagian‐bagian

khusus yang menyebutkan Pakar.

2. Kesepakatan dengan RFS untuk melaksanakan tugas‐tugas yang pakar

tersebut telah memenuhi persyaratan minimum berdasarkan jadwal waktu

yang diatur pada The RFS™ dan tarif imbalan baku RFS yang diterbitkan.

B. Imbalan Pakar yang Ditugaskan. Imbalan Pakar yang Ditugaskan untuk setiap tugas

ditetapkan dan diterbitkan pada Situs Web RFS.

1. Tarif ditetapkan oleh RFSMU dan disepakati oleh para Pakar yang

Ditugaskan.

2. Tarif boleh saja berbeda menurut Persyaratan Minimum dan boleh

disesuaikan dari waktu ke waktu (lihat Situs Web RFS mengenai tarif

22

Bagian ini tidak berlaku bagi Pakar dari pihak Pemrakarsa yang dipilih oleh Pemrakarsa Proyek berdasarkan Persyaratan pada Bagian tersebut yang mempekerjakan Pakar dari pihak Pemrakarsa. (Lihat Tambahan E yang berjudul “Daftar Persyaratan Pakar dan Penengah.”)

Page 154: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 138

mutakhir).

3. Imbalan dibayar oleh Pemrakarsa Proyek sesuai dengan kesepakatan

imbalan dalam bentuk sebagaimana ditetapkan pada Formulir A2‐5.

C. Sistem Pergiliran dalam Pemilihan Pakar yang Ditugaskan. Bagian ini dirancang

untuk menghindari kesan “membeli pakar”.

1. Setiap Pakar yang telah memenuhi syarat untuk suatu Tugas harus

ditempatkan pada daftar Pakar yang berkompeten untuk Tugas tersebut.

Berdasarkan persyaratan, para Pakar baru ditempatkan di peringkat bawah

daftar tersebut.

2. Apabila seorang Pakar harus dipilih dari Daftar Pakar untuk

melaksanakan suatu fungsi, Pakar di peringkat atas daftar tersebut diminta

untuk menerima penugasan.

3. Setelah menyelesaikan penugasan, Pakar tersebut ditempatkan di

peringkat bawah Daftar Pakar.

4. Apabila Pakar yang Ditugaskan menolak penugasan, Pakar tersebut

ditempatkan di peringkat bawah Daftar Pakar.

5. Apabila Pakar yang Ditugaskan gagal menyelesaikan penugasan yang

telah diterimanya dalam waktu yang disediakan, Pakar yang Ditugaskan

tersebut diberhentikan dari penugasan dan ditempatkan di peringkat bawah

Daftar Pakar.

6. Apabila Pakar yang Ditugaskan gagal menyelesaikan penugasan yang

telah diterimanya dalam waktu yang disediakan untuk kedua kalinya, Pakar

yang Ditugaskan tersebut diberhentikan dari penugasan dan dihapus dari

Daftar Pakar selama jangka waktu lima tahun.

7. Setiap Pakar yang telah bertindak sebagai Pakar dari pihak Pemrakarsa

Proyek dinyatakan tidak laik untuk ditempatkan pada Daftar Pakar selama

12 bulan tepat setelah kegiatan terakhirnya berkenaan dengan tugas‐

tugasnya untuk Pemrakarsa Proyek atau Pengembang Proyek.

a. Sebelum ditempatkan (atau ditempatkan kembali) pada Daftar

Pakar, Pakar harus menunjukkan kepada RFSMU tanggal kegiatan

Page 155: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 139

terakhirnya berkenaan dengan tugas‐tugasnya untuk Pemrakarsa

Proyek atau Pengembang Proyek.

b. Setelah berakhirnya masa ketidaklaikan selama 12 bulan, Pakar

tersebut harus ditempatkan di peringkat bawah Daftar Pakar.

A2‐6 Laporan Pakar

A. Laporan Pakar Proyek. Isi semua laporan menjadi milik bersama Pakar dan atau

Pemrakarsa Proyek (sebagaimana kesepakatan di antara mereka secara tersendiri),

yang tunduk pada hak RFSMU untuk menerbitkan semua isi dan dokumen

pendukung berdasarkan izin cuma‐cuma, terus berlaku, dan tidak dapat dibatalkan.

B. Laporan Penengah dan Pakar yang Ditugaskan.

1. Laporan Penengah dan Pakar yang Ditugaskan menjadi milik RFSMU yang

harus menerbitkan semua isi dan dokumen pendukung pada Situs Web

Proyek.

2. Jadwal waktu

a. Penyelesaian dan penyerahan Laporan Penengah dan Pakar yang

Ditugaskan harus memenuhi jadwal waktu sebagaimana diatur pada

Persyaratan terkait; waktu merupakan penentu.

b. Kegagalan dalam memenuhi jadwal waktu yang disyaratkan

menyebabkan dikenakannya sanksi menurut jadwal (pengurangan

emisi dengan pemberian imbalan) berdasarkan seberapa terlambat

pemenuhan syaratnya.

c. Pada umumnya, apabila jadwal waktu penyelesaian dan

penyerahan terlambat sebesar 100%, Pakar akan dianggap telah

gagal dalam bekerja, dan Pakar lain akan dipilih untuk

menyelesaikan Tugas tersebut.

Page 156: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 140

Kotak 4: Jangka Waktu mengenai Ketidaksepakatan atas Pendapat [revisi terjemahan terlampir]

Page 157: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 141

A3: PROTOKOL PENGESAHAN PROYEK

TUJUAN:

Menyediakan metode tepercaya dan hemat kepada Pemrakarsa Proyek untuk

mendokumentasikan pemenuhan Persyaratan RFS atas Proyek‐nya.

Mematuhi jadwal waktu ketat untuk memberi tanggapan kepada Pemrakarsa

Proyek.

Memastikan pemenuhan Persyaratan RFS.

DASAR PERTIMBANGAN: Persyaratan pada Bagian ini dirancang untuk kedua hal berikut, yaitu:

Memastikan kepada Pemegang Hak dan masyarakat umum bahwa setiap

Proyek yang menerima RFS Credits™ telah memenuhi Persyaratan RFS dan

tetap memenuhinya; dan

Memberi Pemrakarsa Proyek proses hemat dan dibatasi oleh waktu untuk

menunjukkan pemenuhan terhadap Persyaratan RFS.

PERSYARATAN: A3‐1 Dokumen Awal Pengajuan Proyek

A. Semua Dokumen Awal Pengajuan Proyek harus diajukan kepada RFSMU,

yang disertai dengan:

1. Pemberitahuannya yang bertanggal mengenai pengajuan Dokumen

Awal Pengajuan Proyek; dan

2. semua retribusi yang diatur pada Bagian A8‐B1.

B. Selambat‐lambatnya 15 hari kerja sejak diterimanya pengajuan Dokumen

Page 158: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 142

Awal Pengajuan Proyek, RFSMU harus menyerahkan dan memasang daftar

periksa (lihat Tambahan F: Daftar Periksa Pengajuan Proyek) yang

menunjukkan Persyaratan mana yang telah diajukan dan mana yang belum.

Daftar Periksa Pengajuan Proyek harus diperbarui setiap 30 hari sekali.

A3‐2 Dokumen Akhir Pengajuan Proyek

A. Semua Dokumen Akhir Pengajuan Proyek harus diajukan kepada RFSMU,

yang disertai dengan:

1. Pemberitahuannya yang bertanggal mengenai pengajuan Dokumen

Akhir Pengajuan Proyek; dan

2. semua retribusi yang diatur pada Bagian A8‐B2.

B. Selambat‐lambatnya 20 hari kerja sejak pengajuan Dokumen Penyerahan

Proyek Akhir, RFSMU harus menyerahkan dan memasang daftar periksa (lihat

Tambahan F: Daftar Periksa Penyerahan Proyek Akhir) yang menunjukkan

Persyaratan mana yang telah terpenuhi dan mana yang belum. Daftar Periksa

Pengajuan Proyek harus diperbarui setiap 30 hari sekali.

A3‐3 Sertifikat Pengesahan. Selambat‐lambatnya 20 hari kerja sejak penyelesaian

Dokumen Akhir Pengajuan Proyek berdasarkan Persyaratan RFS, RFSMU harus

menerbitkan Sertifikat Pengesahan, yang harus dipasang pada Situs Web RFS.

Sertifikat Pengesahan harus menyatakan Tanggal Pengesahan (yaitu tanggal

diselesaikannya Dokumen Akhir Pengajuan Proyek).

A3‐4 Kunjungan Lapangan

A. Pakar yang Ditugaskan, Penengah. Berdasarkan pemberitahuan logis

sebelumnya kepada Pemrakarsa Proyek, setiap Pakar yang Ditugaskan atau

Penengah boleh mengunjungi lapangan, apabila menurut pertimbangannya

sendiri, kunjungan tersebut diperlukan untuk menjalankan tugas‐tugasnya

berdasarkan The RFS™. Dengan mengajukan Dokumen Pengajuan Proyek Awal

dan Akhir‐nya, Pemrakarsa Proyek sepakat untuk bekerjasama sepenuhnya

Page 159: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 143

dengan Pakar dalam memberinya kemudahan memasuki Daerah Proyek

sebagaimana dimohonkan selama waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan penyelidikannya. Biaya dan pengeluaran untuk kunjungan

lapangan tersebut harus ditanggung oleh Pemrakarsa Proyek, dibayar di depan

sejak menerima pemberitahuan dari Pakar bersama RFSMU yang menjelaskan

kunjungan lapangan tersebut, lamanya, dan pengeluarannya.

B. Pemrakarsa Proyek dapat memohon kunjungan lapangan dilaksanakan oleh

Pakar yang Ditugaskan atau Penengah pada waktu yang dapat diterima oleh

keduanya. Biaya dan pengeluaran kunjungan lapangan yang diprakarsai oleh

Pemrakarsa harus disepakati bersama dan ditanggung oleh Pemrakarsa Proyek,

dibayar di depan.

Page 160: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 144

A4: PEMANTAUAN, PELAPORAN, DAN VERIFIKASI (MRV) TUJUAN:

Menyediakan metode tepercaya dan hemat kepada Pemrakarsa Proyek untuk

memverifikasi pengurangan CO2e dan pemenuhan Persyaratan

keanekaragaman hayati dan QOL yang memberi hak atas RFS Credits™.

Mematuhi jadwal waktu ketat untuk menyiapkan permohonan pemeriksaan

verifikasi Pemrakarsa Proyek.

DASAR PERTIMBANGAN:

Persyaratan pada Bagian ini dirancang untuk kedua hal berikut, yaitu:

Memastikan kepada Pemegang Hak dan masyarakat umum bahwa setiap

Proyek yang memperoleh RFS Credits™ telah memenuhi Persyaratan RFS

mengenai pengurangan CO2e, dan memenuhi kewajiban keanekaragaman

hayati dan QOL.

Memberi Pemrakarsa Proyek proses hemat dan dibatasi oleh waktu untuk

menunjukkan pemenuhannya terhadap Persyaratan RFS.

PERSYARATAN:

A4‐1 Protokol Pemantauan dan Pelaporan diuraikan pada bagian‐bagian Persyaratan

masing‐masing dan harus dipenuhi sebelum penyerahan setiap Permohonan Verifikasi.

A4‐2 Verifikasi

A. Permohonan Verifikasi.

1. Pemrakarsa Proyek harus mengajukan Permohonan Verifikasi yang

mencakup semua dokumen yang diperlukan untuk Verifikasi Kredit

menurut Persyaratan pada semua Bagian The RFS™ (lihat Tambahan A,

Page 161: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 145

Daftar Dokumen Penyerahan Proyek). Permohonan Verifikasi hanya

dianggap diajukan apabila semua dokumen yang diperlukan telah

diserahkan; penyerahan sebagian dokumen tidak dibolehkan.

2. Permohonan Verifikasi harus menyatakan Tanggal Verifikasi, yaitu

tanggal ditetapkannya oleh Pemrakarsa Proyek sebagai tanggal

Verifikasi Kredit yang harus dianggap telah terjadi untuk keperluan

penghitungan RFS Credits™, pemenuhan Kualitas Hidup, pemenuhan

Keanekaragaman Hayati, dan hal‐hal terkait lainnya.

B. Verifikasi

1. RFSMU harus memasang Permohonan Verifikasi selambat‐lambatnya

15 hari kerja sejak diterimanya.

2. Masa Pendapat Masyarakat selama 30 hari harus dimulai sejak

tanggal pemasangan Permohonan Verifikasi.

3. Apabila terjadi Ketidaksepakatan atas Pendapat, ketentuan pada

A2‐2 (Penyelesaian Ketidaksepakatan atas Pendapat) harus

diberlakukan.

4. Selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak Permohonan Verifikasi,

RFSMU harus menunjuk Pakar yang Ditugaskan yang tepat dari Daftar

Pakar untuk mengesahkan Permohonan Verifikasi.

5. Selambat‐lambatnya 15 hari kerja sejak penunjukannya, Pakar yang

Ditugaskan harus menerbitkan Temuan Verifikasi‐nya, yang harus

dipasang selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak diterbitkannya

Temuan Verifikasi.

6. Pemrakarsa Proyek harus mencadangkan 15 hari kerja untuk

menerima atau membantah Temuan Verifikasi secara tertulis secara

keseluruhan atau sebagian.

a. Apabila Pemrakarsa Proyek menerima Temuan Verifikasi

secara keseluruhan, jumlah RFS Credits™ sebagaimana

dijelaskan pada Permohonan Verifikasi harus diterbitkan sesuai

dengan ketentuan pada Bagian A6.

Page 162: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 146

b. Apabila Pemrakarsa Proyek membantah Temuan Verifikasi

secara keseluruhan atau sebagian, maka harus memerinci

perbedaannya dengan Temuan Verifikasi dalam Pemberitahuan

Ketidaksepakatan atas Temuan Verifikasi yang diajukan

selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak dipasangnya Temuan

Verifikasi.

c. Selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak diajukannya

Pemberitahuan Ketidaksepakatan atas Temuan Verifikasi,

seorang Penengah harus ditunjuk berdasarkan Daftar Pakar.

d. Selambat‐lambatnya 15 hari kerja sejak penunjukannya,

Penengah harus memeriksa dokumen Permohonan Verifikasi

dan Temuan Verifikasi dan memberi putusannya dalam Laporan

Akhir Verifikasi, yang harus memilih antara Temuan Verifikasi

atau jumlah atau kedudukannya dalam Pemberitahuan

Ketidaksepakatan atas Temuan Verifikasi.

C. Sertifikat Verifikasi harus diterbitkan selambat‐lambatnya 10 hari kerja

sejak:

1. Temuan Verifikasi apabila dapat diterima secara keseluruhan oleh

Pemrakarsa Proyek; atau

2. Laporan Akhir Verifikasi apabila Pemberitahuan Ketidaksepakatan

atas Temuan Verifikasi telah diajukan.

A4‐3 Kunjungan Lapangan:

A. Pakar yang Ditugaskan, Penengah. Berdasarkan pemberitahuan logis di

depan kepada Pemrakarsa Proyek, setiap Pakar yang Ditugaskan atau

Penengah boleh mengunjungi lapangan, apabila menurut pertimbangannya

sendiri, kunjungan tersebut diperlukan untuk menjalankan tugas‐tugasnya

dalam memverifikasi berdasarkan The RFS™. Dengan mengajukan Permohonan

Verifikasi‐nya, Pemrakarsa Proyek sepakat untuk bekerjasama sepenuhnya

dengan Pakar dalam memberinya kemudahan memasuki Daerah Proyek

Page 163: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 147

sebagaimana dimohonkan selama waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan penyelidikannya. Biaya dan pengeluaran untuk kunjungan

lapangan tersebut harus ditanggung oleh Pemrakarsa Proyek, dibayar di depan

sejak menerima pemberitahuan dari Pakar bersama RFSMU yang menegaskan

kunjungan lapangan tersebut, lamanya, dan pengeluarannya.

B. Pemrakarsa Proyek dapat memohon agar kunjungan lapangan dilaksanakan

oleh Pakar yang Ditugaskan atau Penengah pada waktu yang dapat diterima

oleh keduanya. Biaya dan pengeluaran kunjungan lapangan yang diprakarsai

oleh Pemrakarsa harus disepakati bersama dan ditanggung oleh Pemrakarsa

Proyek, dibayar di depan.

A4‐4 Verifikasi yang Ditangguhkan (QOL; Keanekaragaman Hayati). Apabila Verifikasi

yang Ditangguhkan muncul berdasarkan Bagian S3‐2E, B1‐4E atau bagian lain yang

mungkin ada perihal itu, Sertifikat Verifikasi harus diterbitkan yang memerinci jumlah

kredit terverifikasi yang telah ditangguhkan.

Page 164: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 148

A5: MASA PEMBERIAN KREDIT, MASA PROYEK, MASA PENGURANGAN

EMISI PERMANEN TUJUAN:

Menetapkan Masa Pemberian Kredit, Masa Proyek, dan Masa Pengurangan

Emisi Permanen dan memperjelas perbedaan satu sama lain.

Membuat protokol baku untuk menetapkan kapan sebuah Proyek harus

dianggap dihentikan.

DASAR PERTIMBANGAN: Masa Pemberian Kredit, Masa Proyek, dan Masa Pengurangan Emisi Permanen dapat

tumpang‐tindih dalam hal lamanya dan artinya. Persyaratan dirancang untuk

memperjelas perbedaan satu sama lain.

Untuk menerapkan mekanisme Tanggung‐gugat Pasca‐Proyek, mutlak untuk mampu

tanpa memihak menetapkan tanggal dihentikannya Proyek. Protokol telah ditetapkan

dalam Persyaratan di bawah ini untuk mencapai tujuan tersebut.

PERSYARATAN: A5‐1 Masa Pemberian Kredit

A. Masa Pemberian Kredit didefinisikan sebagai masa di antara dua Tanggal

Verifikasi. Ini adalah masa setelah diterbitkannya RFS Credits™ berdasarkan

setiap Permohonan Verifikasi tertentu. Dengan demikian, lama suatu Masa

Pemberian Kredit dapat beragam yang tergantung pada selang waktu antara

dua Permohonan Verifikasi.

B. Tidak ada batas jumlah Masa Pemberian Kredit yang dapat terjadi selama

suatu Masa Proyek.

Page 165: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 149

A5‐2 Masa Proyek: Jangka waktu bertahun‐tahun sejak Tanggal Mulai Proyek dan

berakhir pada Tanggal Berakhir Proyek.

A. Tanggal Mulai Proyek: Hari ke‐61 sejak Tanggal Pengesahan Proyek.

B. Berakhirnya Proyek

1. Tanggal Berakhir Proyek

a. Pemrakarsa Proyek, berdasarkan kewenangan penuhnya,

harus menetapkan Tanggal Berakhir Proyek dalam Dokumen

Akhir Pengajuan Proyek ‐nya dengan menyertakan

Pemberitahuan Tanggal Berakhir Proyek. Penetapan tersebut

harus mengikat, kecuali jika dan sampai disesuaikan

berdasarkan A5‐2‐B1b di bawah ini.

b. Revisi Tanggal Berakhir Proyek: Setiap saat selama Masa

Proyek, Pemrakarsa Proyek dapat merevisi penetapan semula

mengenai Tanggal Berakhir Proyek dengan menerbitkan Revisi

Pemberitahuan Tanggal Berakhir Proyek, dengan ketentuan

bahwa revisi tersebut:

1. secara tertulis dibuat dalam bentuk yang diatur pada

Bagian ini;

2. mengusulkan Revisi Tanggal Berakhir Proyek karena

lebih dari 12 bulan sejak tanggal diserahkannya

pemberitahuan;

3. disertai dengan bukti dokumen bahwa sebelum

menyerahkan pemberitahuan, semua Pemegang Hak

diberi tahu mengenai Revisi Tanggal Berakhir Proyek

dengan cara yang diatur menurut undang‐undang

apabila kesepakatan tertulis telah dibuat antara

Pemrakarsa Proyek dan Pemegang Hak; dan

4. disertai dengan Keterwakilan oleh Pemrakarsa Proyek

bahwa perubahan Tanggal Berakhir Proyek tidak

Page 166: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 150

melanggar kesepakatan mana pun yang ada dengan

Pemrakarsa Proyek sebagai salah satu pihak ataupun

melanggar undang‐undang atau peraturan mana pun.

2. Penelantaran Proyek ‐ Tanggal Berakhir Proyek karena

Dipersalahkan. Apabila Proyek ditelantarkan sebelum Tanggal Berakhir

Proyek, Tanggal Berakhir Proyek harus secara otomatis direvisi menjadi

tanggal setelah 12 bulan sejak Penelantaran Proyek (Tanggal Berakhir

Proyek karena Dipersalahkan). Penelantaran Proyek harus dianggap

telah terjadi karena salah satu dari hal‐hal berikut:

a. tidak ada Verifikasi Kredit selama masa 5 tahun berturut‐

turut;

b. bukti dokumen bahwa selama 12 bulan berturut‐turut,

Proyek belum dikelola secara aktif atau bahwa pengelola tidak

tanggap terhadap komunikasi dari RFSMU mengenai

pemenuhan Persyaratan; atau tidak menanggapi komunikasi

yang dilakukan sebagaimana mestinya;

c. kepailitan atau pembubaran (atau kematian) Pemrakarsa

Proyek tanpa pengganti yang ditunjuk menurut hukum.

A5‐3 Masa Pengurangan Emisi Permanen: 100 tahun sejak Tanggal Mulai Proyek.

Page 167: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 151

A6: PENDAFTARAN, PENGALIHAN, DAN PENGHENTIAN KREDIT

TUJUAN:

Menyediakan metode yang andal dan transparan untuk mendaftarkan,

mengalihkan, dan menghentikan RFS Credits™.

DASAR PERTIMBANGAN: Transparansi, Situs Web RFS, dan Persyaratan pengalihan dan pendaftarannya

merupakan unsur pokok dalam sistem The Rainforest Standard™ untuk mendaftarkan

RFS Credits™, memantau asal‐usul (rantai pengawasan), dan memverifikasi

penghentiannya.

PERSYARATAN: A6‐1 Pendaftaran Kredit [Bagian ini sebagian tergantung pada metode pendaftaran

kredit yang dipakai setelah mengkaji pilihan pencatatan.]

A. [Setiap Proyek akan memiliki sebuah rekening untuk menyimpan RFS

Credits™ setelah memperoleh dan menerbitkan, yaitu “terdaftar.” Kredit akan

dinomori dan dipasang pada Situs Web RFS dan Laman Web Proyek.]

B. [Sistem penghitungan kredit boleh beragam menurut jenis mekanisme

Penggantian Penuh yang Pemrakarsa Proyek telah pilih untuk memenuhi

Persyaratan ER5; perhitungannya perlu menetapkan mekanisme Penggantian

Penuh dan sejauh mana Kredit Terverifikasi dapat dialihkan. Sebagai contoh,

Penghitungan Ton‐Tahun (ER5‐5), Dana Perwalian Pengurangan Emisi

Permanen (ER5‐6), dan Sistem Penyangga yang Layak (ER5‐7) akan memiliki

kredit terverifikasi yang tidak dapat dialihkan.]

C. [Kredit yang Ditangguhkan harus dicatat, bersama dengan setiap perubahan

statusnya.]

Page 168: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 152

A6‐2 Pengalihan Kredit

A. Pengalihan Kredit RFS dianggap tidak sah, kecuali jika disertifikasi oleh

satuan kerja RFSMU yang telah ditetapkan untuk mengatur Pengalihan kredit.

B. Semua kredit terverifikasi akan dinomori, sekalipun ditangguhkan atau tidak

dialihkan.

C. Laman Web Proyek harus mengidentifikasi pemegang semula dari setiap

Kredit RFS bernomor dan kemudian, setiap Pengalih dan Penerima Pengalihan

(atau Instansi Pemerintah yang Berwenang) dari Kredit RFS bernomor tersebut.

D. Setiap Penerima Pengalihan perlu memverifikasi bahwa Pengalihan Kredit

tersebut sah dan bahwa Penerima Pengalihan itu pembeli yang dapat

dipercaya untuk memperoleh imbalan dengan memeriksa nomor Kredit pada

Laman Web Proyek dan menentukan bahwa Pengalihnya itu Penerima

Pengalihan mutakhir sebagaimana ditunjukkan pada Laman Web.

E. Laporan Pengalihan Kredit. Agar Pengalihan Kredit RFS dianggap efektif,

selambat‐lambatnya 3 hari kerja sejak tanggal berlakunya pengalihan, Pengalih

dan Penerima Pengalihan harus mengajukan laporan kepada satuan kerja

RFSMU yang telah ditetapkan dengan menyatakan: nomor RFS Credits™ yang

dialihkan, tanggal pengalihan, dan nilai utuh dalam bentuk tunai dan jenis

pengalihannya. Laporan Pengalihan Kredit harus dalam bentuk sebagaimana

disediakan pada Formulir A6‐2, yang ditandatangani oleh Pengalih maupun

Penerima Pengalihan dengan Keterwakilan yang disyaratkan. Laporan

Pengalihan Kredit harus dipasang pada Laman Web Proyek dan dicatat pada

Situs Web Proyek selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak diterimanya oleh

RFSMU. Sebagai alternatif, apabila pencatatannya elektronis, Laporan

Pengalihan Kredit dapat dibuat segera melalui Pencatatan.

Page 169: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 153

A6‐3 Penghentian Kredit

A. Pasar sukarela. Apabila seorang penerima pengalihan bermaksud

menyatakan bahwa secara sukarela telah melakukan penggantian karbon atas

emisi CO2e, penggunaan energi atau degradasi lingkungan lain dalam bentuk

apa pun, dia boleh menghentikan kreditnya sebagaimana semestinya dengan

memberi tahu satuan kerja RFSMU yang telah ditetapkan tentang maksudnya

melalui Formulir Penghentian Kredit. Informasi ini harus dipasang pada Laman

Web Proyek. Pengalihan lebih lanjut atas kredit tersebut tidak akan diizinkan.

Sebagai alternatif, apabila pencatatan tersebut elektronis, Formulir

Penghentian Kredit dalam bentuk elektronis yang serupa dapat dibuat secara

otomatis melalui Pencatatan.

B. Pasar yang memenuhi syarat.Apabila seorang penerima pengalihan

menggunakan Kredit RFS dalam melakukan penggantian karbon atas emisi

CO2e sesuai dengan skema dari Instansi Pemerintah yang Berwenang, dia juga

harus menghentikan kreditnya sebagaimana semestinya dengan memberi tahu

satuan kerja RFSMU yang bertanggung jawab mengenai maksudnya melalui

Formulir Penghentian Kredit. Informasi ini harus dipasang pada Laman Web

Proyek. Pengalihan lebih lanjut atas kredit tersebut tidak akan diizinkan.

Sebagai alternatif, apabila pencatatan tersebut elektronis, Formulir

Penghentian Kredit dalam bentuk elektronis yang serupa dapat dibuat secara

otomatis melalui Pencatatan.

A6‐4 Saling dapat dipertukarkannya dengan AAU, CER, ERU, RMU, TCER, lCER atau

kredit‐kredit setara tCO2e lainnya yang diterbitkan oleh pasar yang memenuhi

syarat dan diakui secara internasional akan ditetapkan kemudian.

Page 170: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 154

A7: KELALAIAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN

TUJUAN:

Mencegah informasi yang tidak cermat atau tidak lengkap yang digunakan

sebagai dasar untuk pengesahan, verifikasi atau penerbitan RFS Credits™ untuk

Proyek.

DASAR PERTIMBANGAN:

The RFS™ membedakan kesalahan karena lalai dan karena tanpa sengaja dalam

menyampaikan informasi yang diperlukan untuk memenuhi Persyaratan RFS yang

bersih dari pernyataan keliru karena teledor atau sengaja atau pelanggaran langsung

atas komitmen, kesepakatan atau kesepahaman sebagaimana ditetapkan dalam

dokumen‐dokumen Proyek. Walaupun keduanya dianggap kelalaian, sanksi dan

tindakan perbaikan yang diterapkan berbeda antara kelalaian yang dianggap sebagai

Kelalaian Kecil dan yang dianggap sebagai Kelalaian Besar.

PERSYARATAN:

A7‐1 Kelalaian Kecil

A. Didefinisikan sebagai:

1. Informasi yang disediakan untuk memenuhi Persyaratan ternyata

tanpa sengaja tidak cermat. Sebagai contoh, ada sebuah rujukan untuk

data yang diterbitkan dan ternyata data tersebut tidak cermat.

2. Contoh lain mencakup kesalahan cetak dan kesalahan lain yang tidak

disengaja yang mungkin hanya merugikan sebesar manfaatnya kepada

Pemrakarsa Proyek.

3. Tidak membayar retribusi atau pembayaran lain, termasuk sanksi.

B. Tindakan Perbaikan atas Kelalaian Kecil:

1. Pemastian bahwa Persyaratan diperbaiki

Page 171: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 155

2. Retribusi dan sanksi apa pun dibayar.

C. Sanksi Kelalaian Kecil. Biaya dan pengeluaran administratif dan untuk Pakar

yang Ditugaskan dimintakan penggantiannya.

A7‐2 Kelalaian Besar

A. Didefinisikan sebagai:

1. Penyajian keliru atau pernyataan keliru karena teledor atau sengaja;

2. Pelanggaran komitmen, kesepakatan atau kesepahaman

sebagaimana ditetapkan pada dokumen‐dokumen Proyek; atau

3. Tidak memperbaiki Kelalaian Kecil selambat‐lambatnya 30 hari sejak

pemberitahuannya.

B. Tindakan Perbaikan atas Kelalaian Besar:

1. Penyajian keliru atau pernyataan keliru diperbaiki.

2. Pembayaran Sanksi Uang/Kredit sebagaimana diatur pada A7‐2C.

C. Sanksi Kelalaian Kecil:

1. Permohonan Verifikasi tidak akan diproses selama Kelalaian Besar

belum terselesaikan dan belum diperbaiki.

2. Setiap manfaat yang diterima oleh Pemrakarsa Proyek dari Kelalaian

Besar harus dibayarkan kepada RFSMU selambat‐lambatnya 90 hari

sejak penilaian.

3. Apabila Kelalaian Besar tidak diperbaiki (misalnya Pemegang Hak De

Facto tidak menerima manfaat sebagaimana dijanjikan dan manfaat

tidak lagi tersedia), Permohonan Verifikasi tidak dapat dilakukan selama

jangka waktu 3 tahun sejak tanggal ditemukannya Kelalaian Besar dan

dicatat pada Laman Web Proyek.

4. Apabila terjadi Kelalaian Besar yang kedua kalinya:

a. pengesahan Proyek harus dibatalkan,

b. setiap RFS Credits™ yang diperoleh dan belum dialihkan akan

Page 172: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 156

dialihkan kepada RFSMU sebagai kerugian yang diganti, dan

c. Proyek harus dianggap dihentikan sejak tanggal

ditemukannya Kelalaian Besar yang kedua kalinya.

5. Semua Kelalaian Besar harus dipasang pada Situs Web RFS dan

Laman Web Proyek.

Page 173: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 157

A8: RETRIBUSI

TUJUAN:

Biaya pengembangan Proyek perlu biaya yang transparan dan dapat

diprakirakan oleh Pemrakarsa Proyek.

RFSMU perlu mandiri.

DASAR PERTIMBANGAN: Pengeluaran operasional RFSMU harus tertutup oleh pendapatan operasional.

PERSYARATAN: A8‐1 Retribusi [Untuk ditetapkan.]

A. Pemeriksaan Dokumen Awal Pengajuan Proyek

B. Pemeriksaan Dokumen Akhir Pengajuan Proyek

C. Penengah dan Pakar yang Ditugaskan

D. Sertifikat Pengesahan

E. Pemeriksaan Verifikasi

F. Sertifikat Verifikasi

G. Pemeliharaan Laman Web Proyek

H. Penerbitan Kredit

Page 174: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 158

I. Pengalihan Kredit

J. Penghentian Kredit

K. Pengelolaan Rekening Kredit A8‐2 Metode Pembayaran [Untuk ditetapkan. Sedang dipertimbangkan: tunai atau

setara tunai, kredit yang disimpan dalam rekening, kredit mendatang, dan sebagainya]

Page 175: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 159

A9: LAIN‐LAIN

PERSYARATAN: A9‐1 Setiap lembaga yang diberi kewenangan untuk menyimpan setiap aset guna

dibagikan berdasarkan Rencana Manfaat Pemegang Hak atau Rencana Induk Manfaat

Pemegang Hak menurut Bagian S2‐7 harus memenuhi Persyaratan keuangan

minimum berikut:

A. [Untuk ditetapkan]

Page 176: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 160

DAFTAR ISTILAH

ISTILAH DEFINISI

Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan (

ER3‐1E. Perhitungan yang membandingkan Perubahan Cadangan Karbon Biomassa Pohon Atas Permukaan yang Diamati dengan yang Diharapkan, setelah dikurangi dengan pengaruh Kebocoran. Ini merupakan perkiraan mengenai C, bukan CO2e.

Biomassa Pohon Atas Permukaan (

Semua Biomassa Pohon atas permukaan yang hidup alami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pohon yang dapat diperoleh dari hasil panennya (misalnya kayu, cabang, dedaunan, kulit kayu). Yang tidak termasuk adalah hasil hutan yang tidak dapat diperoleh dari hasil panen pohon (misalnya rerumputan, tanah, kayu mati, kacang‐kacangan dan biji‐bijian, berbagai jenis murbei dan ceri, cendawan, tumbuhan obat, dan semua biomassa hewan. Yang tidak termasuk adalah setiap biomassa yang dikenal telah dibudidayakan oleh manusia sebagai hasil bercocok tanam.

Keberterimaan, Syarat untuk (

ER2‐2. Syarat untuk Keberterimaan adalah syarat yang harus dipenuhi oleh protokol atau metodologi yang diusulkan untuk menjadi pilihan yang dapat diterima atas hal‐hal yang ditentukan dalam The RFS™ bahwa dapat dipilih jika memenuhi kriteria tertentu.

Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan (

Lihat ER4.

Sebagai Nilai Tambah ( Sebuah Proyek merupakan Nilai Tambah apabila telah lulus dari tiga uji Nilai Tambah (Additional) dalam RFS: Uji Nilai Tambah Resmi (, Uji Insentif Ekonomi, dan Uji Insentif yang Ada; atau apabila The RFS™ meniadakan ujian bagi Proyek. Pengurangan emisi Proyek merupakan Nilai Tambah (Additional) apabila kurang dari emisi dasar Proyek yang ditetapkan sesuai dengan Bagian ER2.

Nilai Tambah ( ER1 (Nilai Tambah Proyek/); ER2 (Nilai Tambah Pengurangan Emisi/). Kualitas sebagai Nilai Tambah (Additional).

Laju Akumulasi Tersesuaikan ( ER5‐4C2. Algoritme laju kesetaraan yang dikutip dalam Laporan Laju Akumulasi Alternatif yang lebih absah secara ilmiah daripada Laju Akumulasi Ton‐Tahun baku sebesar 1%.

Laporan Laju Akumulasi Alternatif (

ER5‐4C2. Disusun oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa, laporan yang menunjukkan bukti bahwa Laju Akumulasi Tersesuaikan merupakan algoritme laju kesetaraan yang lebih absah secara ilmiah dan dengan demikian, perlu menggantikan Laju Akumulasi Ton‐Tahun baku sebesar 1% secara linier.

Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti (

ER2‐2A

Pakar yang Ditugaskan Ibidem Lihat A2; Tambahan D dan E. Seorang pakar di peringkat atas Daftar Pakar The RFS™ dengan persyaratan minimum sebagaimana dibutuhkan untuk tugas yang diatur pada Bagian terkait. Rujukan mungkin saja untuk pakar

Page 177: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 161

tertentu seperti Pakar Data Dasar yang Ditugaskan. Pemeriksaan Otomatis A2‐4. Disyaratkan pemeriksaan otomatis atas pengajuan Pakar

dari pihak Pemrakarsa Proyek; Ketidaksepakatan atas Pendapat tidak diperlukan untuk menghasilkan Pemeriksaan Pakar tersebut.

Data Dasar vs. Tolok Ukur ( Dalam penggunaan bahasa Inggris umum, kedua istilah ini sering saling dipertukarkan untuk mengartikan hal yang kira‐kira sama, yaitu keadaan sekarang sebagai dasar untuk mengukur keadaan mendatang. Tetapi, dalam hal penghitungan karbon, kata ”data dasar” (baseline) sering menunjuk pada prakiraan laju deforestasi/degradasi mendatang yang dibandingkan dan diukur berdasarkan laju deforestasi/ degradasi nyata. The Rainforest Standard™ telah memilih untuk menggunakan kata “data dasar” agar seragam dengan yang digunakan dalam penghitungan karbon, untuk mengartikan prakiraan kegiatan mendatang dengan keadaan tanpa proyek. Istilah “tolok ukur” (benchmark) digunakan di seluruh The Rainforest Standard™ untuk mengartikan keadaan nyata sekarang sebagai dasar untuk membandingkan dan mengukur kegiatan mendatang nyata atau yang diprakirakan.

Biomassa Pohon Bawah Permukaan (

ER3. Sistem perakaran Biomassa Pohon Atas Permukaan. Tidak termasuk tanah.

Laporan Penyesuaian Biomassa Bawah Permukaan (

ER3‐4. Laporan diajukan oleh Pakar dari pihak Pemrakarsa yang memohon kenaikan tambahan baku untuk Biomassa Bawah Permukaan.

Tolok Ukur vs. Data Dasar ( Lihat Data Dasar vs. Tolok Ukur di atas. Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur (

IC1‐4

Keanekaragaman Hayati B1: Konsep payung yang menunjuk pada dua dari tiga tingkat dalam organisasi biologi, yaitu tingkat spesies dan tingkat ekosistem. Tingkat genetik, yang umumnya dianggap sebagai salah satu dari tiga unsur keanekaragaman hayati, tidak dimasukkan ke dalam definisi operasional The RFS™ karena perubahan‐perubahan pada tingkat tersebut “terlalu teliti” yang tidak dapat dilaksanakan pada proyek kehutanan.

Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati, Proyek

Lihat Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek

Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati

B1‐5C. Dapat berupa Rencana Pemulihan Habitat atau Rencana Pemulihan Kelompok Indikator Ekologi.

Alasan Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati (

B1‐5F.

Banding Penangguhan Keanekaragaman Hayati (

B1‐5F.

Sistem Penyangga, yang Layak (

ER5‐6; lihat Sistem Penyangga yang Layak mengenai definisi lengkapnya.

Karbon (C) Unsur Karbon. Nomor atom 6. Setara Karbon Dioksida (CO2e)

Karbon (C) x 3.67. Satu ton C = 3.67 tCO2e.

Perubahan Emisi Karbon: Bruto; Neto

ER3‐1

Penyesuaian Cadangan Karbon (

ER3‐1J. Penyesuaian setiap 5 tahun sekali untuk memperhitungkan degradasi yang boleh jadi belum tercakup apabila resolusi data pengindraan jauh yang digunakan untuk

Page 178: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 162

melakukan verifikasi lebih besar dari 1 m. Tolok Ukur Cadangan Karbon ER3‐1, Langkah 1. Perkiraan C pada Biomassa Pohon Atas

Permukaan di Hutan di dalam Daerah Proyek pada Tanggal Mulai Proyek.

Pakar Cadangan Karbon ER3‐1C2, Langkah 3; Tambahan D, Tambahan E Peta Verifikasi Karbon ER3‐1C1a. Peta yang menunjukkan Hutan yang Laik yang

digunakan untuk menghitung Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati antara dua Tanggal Verifikasi.

Persetujuan atas Pendapat A2‐1C Ketidaksepakatan atas Pendapat

A2‐1C

Pemberi Pendapat A2‐1 Tanggapan dari Pemberi Pendapat

A2‐2B

Dokumen Masyarakat Dokumen tertulis yang mewakili putusan masyarakat dalam setiap persoalan yang dipertanyakan, yang ditandatangani oleh pihak yang berwenang secara tradisional, ulayat, dan hukum. Dokumen harus memberi bukti memuaskan bahwa setiap orang yang dimaksudkan dalam dokumen tersebut dan mewakili kepentingannya mengakui diberi kesempatan penuh untuk memahami isi dokumen tersebut, mengajukan pertanyaan mengenai isi dokumen tersebut apabila belum jelas, menerima jawaban yang dianggap memuaskan atas pertanyaannya, dan memberi pendapat mengenai isi dokumen tersebut. Dokumen tersebut harus mewakili sehingga setiap anggota masyarakat mengakui bahwa dokumen tersebut mencerminkan putusan masyarakat dalam hal isi dokumen, termasuk tetapi tidak terbatas untuk setiap kesepakatan, kesepahaman, janji, keterwakilan atau komitmen lain. Pengakuan tersebut harus dilakukan dengan standar yang sama yang berlaku untuk Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan. Dokumen tersebut harus dalam bahasa yang dapat dipahami oleh semua orang di kalangan masyarakat tersebut.

Pemegang Hak Pengusahaan IC1‐2A1c Metode Penggunaan Berdekatan (

ER4‐5A. Metode umum untuk menghitung Kebocoran Pasar.

Defisit Kredit ER5‐5F. Banyaknya RFS Credits™ yang dibutuhkan untuk Penggantian Penuh atas Perubahan yang Merugikan yang melebihi banyaknya RFS Credits™ dalam Rekening PTF Proyek.

Pengurangan Defisit Kredit ER5‐5F. Segera setelah Defisit Kredit terjadi, banyaknya RFS Credits™ yang kemudian diverifikasi guna dimanfaatkan terlebih dahulu untuk mengurangi Defisit Kredit menjadi nol.

Penghentian Kredit A6‐3 Formulir Penghentian Kredit A6‐3 Pengalihan Kredit A6‐2 Laporan Pengalihan Kredit A6‐2 Verifikasi Kredit Verifikasi RFS Credits yang membolehkan penerbitan dan

pengalihannya, dengan ketentuan belum ditangguhkan berdasarkan Persyaratan pada S3‐2E, B1‐4 atau A4‐A1.

Masa Pemberian Kredit A5‐1. Masa antara dua Tanggal Verifikasi. Kebijakan Data A1‐1G. Kebijakan mutakhir mengenai parameter transparansi

Page 179: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 163

dan kualitas data yang digunakan untuk memenuhi Persyaratan The RFS™.

Penyesuaian Kayu Mati ( ER3‐4. Perhitungan CO2e yang disebabkan oleh Biomassa Kayu Mati berdasarkan Laporan Penyesuaian Kayu Mati sebagai pengganti Perubahan Emisi Karbon Kayu Mati baku.

Laporan Penyesuaian Kayu Mati

ER3‐4. Laporan diajukan oleh Pakar dari pihak Pemrakarsa yang memohon kenaikan tambahan baku untuk Biomassa Kayu Mati.

Biomassa Kayu Mati Biomassa dari Biomassa Pohon Atas Permukaan yang sebelumnya hidup dan masih ada di Hutan yang Laik di dalam Daerah Proyek.

Perubahan Emisi Karbon Kayu Mati

ER3‐1G. Perhitungan baku CO2e yang disebabkan oleh Biomassa Kayu Mati.

Pemegang Hak De Facto Didefinisikan pada IC1‐2C2. Klaim Pemegang Hak De Facto

S1‐5 dan S1‐6

Masa Klaim Pemegang Hak De Facto

S1‐5

Daftar Pemegang Hak De Facto

S1‐1

Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto

S1‐2. Pemberitahuan dibuat dan diterbitkan oleh Pemrakarsa Proyek yang membuat daftar semua Pemegang Hak De Facto berdasarkan Daftar Pemegang Hak De Facto untuk diajukan sebagai bagian dari Dokumen Awal Pengajuan Proyek.

Masa Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto

S1‐2

Pemegang Hak De Jure Didefinisikan pada IC2‐1C1. Kelalaian, Besar ( A7‐2. Lihat Kelalaian Besar Kelalaian, Kecil ( A7‐1. Lihat Kelalaian Kecil Tempat Penyimpanan ( ER5‐5A. Badan yang menyimpan RFS Credits yang diterbitkan

atas nama Pemrakarsa Proyek sesuai dengan aturan dan Persyaratan The RFS™. Tempat Penyimpanan tersebut harus memiliki Peringkat Kemampuan Keuangan A.

Pernyataan Tempat Penyimpanan

ER5‐5A. Pernyataan yang sesuai dengan Fomulir ER5‐5_A.

Dokumen Rencana Penebangan (

ER2‐1. Kegiatan‐kegiatan yang telah mendokumentasikan bukti maksud, kemampuan, dan kewenangan untuk menebang Biomassa Pohon.

Data Dasar Dokumen Rencana Penebangan (

ER2‐1A. Laju emisi CO2e yang diharapkan dihasilkan dari Penebangan Biomassa Pohon Terdokumentasikan di Hutan yang Laik di dalam Daerah Proyek selama Masa Pemberian Kredit.

Dasar Pembenaran Dokumen Rencana Penebangan (

ER2‐1A1. Dukungan dokumen untuk Data Dasar Dokumen Rencana Penebangan.

Peta Dokumen Rencana Penebangan

ER2‐1A2. Peta rencana penebangan Biomassa Pohon yang ditumpangtindihkan pada Peta Hutan.

Jadwal Waktu Dokumen Rencana Penebangan

ER2‐1A3. Jadwal waktu untuk semua Dokumen Rencana Penebangan yang sejalan dengan Dasar Pembenaran Dokumen Rencana Penebangan.

Pendorong Deforestasi ER1. Kegiatan manusia yang menambah ancaman deforestasi seperti pembangunan jalan raya atau memperluas kegiatan pertanian dan peternakan.

Kelompok Indikator Ekologi B1‐3. Umumnya, kelompok indikator ekologi adalah taksa atau

Page 180: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 164

kelompok dari organisme yang peka terhadap perubahan‐perubahan lingkungan tertentu dan kemungkinan besar selalu ada di Daerah Proyek selama Masa Proyek. Proses untuk mengidentifikasinya sebagaimana disajikan pada B1‐3.

Rencana Pemulihan Kelompok Indikator Ekologi

B1‐5C2.

Spesies Kelompok Indikator Ekologi

B1‐2E. Bagian spesies yang dipilih di antara Kelompok Indikator Ekologi yang digunakan untuk memantau perubahan‐perubahan dalam keanekaragaman hayati.

Tolok Ukur Spesies Kelompok Indikator Ekologi

Data yang menguraikan kelimpahan relatif Spesies Kelompok Indikator Ekologi yang tercatat ada sejak Tanggal Mulai Proyek.

Uji Insentif Ekonomi ER1‐2. Salah satu dari tiga uji Nilai Tambah Proyek. Selain itu, ada Uji Nilai Tambah Resmi dan Uji Insentif yang Ada.

Hutan yang Laik ( Setiap Satuan Pemetaan Minimum pada Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur yang memiliki lebih dari 30% pikselnya diketahui memiliki tutupan Biomassa Pohon Atas Permukaan. Karena biomassa yang ditanam oleh manusia tidak termasuk definisi Biomassa Pohon Atas Permukaan, setiap Biomassa Pohon Atas Permukaan yang diketahui telah ditanam oleh manusia didefinisikan sebagai Hutan tidak Laik (. Disamping itu, agar selaras dengan Persyaratan Nilai Tambah Resmi, semua daerah pada Peta Penguasaan Lahan Proyek berdasarkan peraturan perundang‐undangan atau kesepakatan yang melarang penebangan Biomassa Pohon sepenuhnya didefinisikan sebagai Hutan tidak Laik.

Nilai Tambah Pengurangan Emisi (

ER2. Ditunjukkan apabila pengurangan emisi karbon melebihi apa yang terjadi seandainya tidak ada Proyek.

Tingkat Pengembalian Sumbangan (

ER5‐5. Peringkat tertinggi, yaitu peringkat AAA yang tersedia, yang dipilih oleh RFSMU dan dipasang pada Situs Web RFS. Peringkat boleh jadi khas di setiap negara.

Uji Insentif yang Ada ER1‐3. Salah satu dari tiga uji Nilai Tambah Proyek. Selain itu, ada Uji Nilai Tambah Resmi dan Uji Insentif Ekonomi.

Pakar Lihat A2‐5. Perorangan atau perusahaan yang pakarnya telah memenuhi persyaratan minimum penugasan Pakar yang dibutuhkan.

Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan

ER3‐1, Langkah 2. Perhitungan Perubahan Cadangan Karbon Biomassa Pohon Atas Permukaan.

Pelepasan Tuntutan Kegagalan (

B1‐5B5.

Banding Pengecualian Kegagalan (

B1‐5B5a

Alasan Pengecualian Kegagalan (

B1‐5B5b

Kelompok Indikator Ekologi Gagal (

B1‐5B5. Setiap Kelompok Indikator Ekologi yang 50% atau lebih dari Spesies Kelompok Indikator Ekologi‐nya merupakan Spesies Gagal menurut Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek.

Tipe Habitat Gagal ( B1‐5B2. Setiap Tipe Habitat yang, menurut Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek, menunjukkan: (a) bertambah atau berkurangnya luas 25% atau lebih dibandingkan dengan Tolok Ukur Tipe Habitat‐nya; atau (b) bertambahnya fragmentasi sewaktu diukur dengan bertambahnya nisbah

Page 181: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 165

keliling/luas melebihi 50% dibandingkan dengan Tolok Ukur Tipe Habitat‐nya.

Spesies Gagal ( B1‐5B4. Spesies Kelompok Indikator Ekologi yang, menurut Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek, boleh jadi tidak ada lagi; atau menunjukkan kecenderungan penurunan searah dalam hal kelimpahan dibandingkan dengan Tolok Ukur Spesies Kelompok Indikator Ekologi (atau Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek tepat sebelumnya).

Tanggal Akhir Pengajuan Proyek

Tanggal sebagaimana dinyatakan pada tanggal pemberitahuan pengajuan yang diatur pada A3‐2A.

Dokumen Akhir Pengajuan Proyek

Lihat Tambahan A. Dokumen‐dokumen yang terdaftar pada Persyaratan yang harus diajukan berdasarkan Protokol Pengesahan Proyek akhir.

Penyusun Laporan Keuangan Perusahaan atau perorangan yang diberi kuasa oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang untuk memeriksa laporan keuangan, yang telah menyusun laporan keuangan Pemrakarsa atau Pengembang Proyek yang terkait.

Peringkat Kemampuan Keuangan

Peringkat Kemampuan Keuangan menurut kriteria yang digunakan oleh A.M. Best (atau perusahaan lain yang ditetapkan oleh RFSMU dari waktu ke waktu) atau yang sederajat di negara tempat Proyek berada.

Konsultasi Pengajuan Akhir S2‐1‐F2 Keadaan Hutan IC1‐4E. Apakah hutan telah ditebang, dewasa, permudaan atau

kategori lain sebagaimana ditetapkan pada Tambahan IC1‐4E dari waktu ke waktu.

Ahli Ekologi Hutan, Pemrakarsa

B1‐5. Lihat Tambahan E mengenai persyaratan.

Masyarakat Rimba IC1‐2A3 Pakar Ekologi Hutan, yang Ditugaskan

B1‐2, B1‐4, B1‐6. Lihat Tambahan E mengenai persyaratan.

Sumberdaya Hutan IC1‐3B. Kayu; Produk Kayu, mati atau hidup; mineral; bahan organik atau anorganik yang dapat digunakan dalam setiap kegiatan manusia.

Tipe Hutan IC1‐4D, IC1‐4E. Apakah hutan di sepanjang sungai, hutan lembap, hutan kering atau kategori lain sebagaimana ditetapkan pada Tambahan IC1‐4D dari waktu ke waktu.

Matriks Stratifikasi menurut Tipe dan Keadaan Hutan

IC1‐4F

Pengguna Hutan IC1‐2A3. Orang‐orang yang menggunakan Hutan untuk: memanen Biomassa Kayu Mati dari Pohon Atas Permukaan guna mencukupi kebutuhan sendiri; bertani guna mencukupi kebutuhan sendiri; memungut bahan organik atau anorganik guna mencukupi kebutuhan sendiri; atau memanen hasil atau sumberdaya Hutan sejenis.

Pakar Pemetaan Hutan IC1‐5A6. Lihat Tambahan E mengenai persyaratan. Laporan Penetapan Nilai Kehutanan (

ER1‐2A1. Laporan oleh Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa untuk menetapkan komponen Uji Insentif Ekonomi untuk Nilai Tambah.

Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (Padiatapa)

S2‐9. Bukti berdasarkan S2‐9B bilamana Pemegang Hak memiliki informasi yang cukup cermat dan lengkap secara tepat waktu dan sesuai dengan budaya setempat yang mengizinkan orang yang pantas untuk membuat putusan yang

Page 182: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 166

dapat dipahami atas setiap persetujuan, pengakuan atau dukungan yang dibutuhkan oleh Pemegang Hak.

Penggantian Penuh ( ER5. Definisi operasional “Pengurangan Emisi Permanen”. Kewajiban untuk mengganti semua RFS Credits yang “berubah menjadi dirugikan” oleh penebangan Biomassa Pohon secara bebas yang sewaktu tanpa penebangan menjadi dasar bagi penerbitan Kredit RFS.

Alternatif Penggantian Penuh ER5‐8 Instansi Pemerintah yang Berwenang

Setiap instansi pemerintah atau administratif yang memiliki kewenangan atas kegiatan‐kegiatan yang berkaitan di tempat Proyek berada.

Data Dasar Penebangan dari Pemerintah (

Laju pengurangan cadangan karbon Biomassa Pohon tahunan yang diharapkan di Hutan yang Laik di dalam Daerah Proyek yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang berwenang (lihat ER2‐2).

Perubahan Emisi Karbon Bruto

ER3‐1D. Perhitungan perubahan perkiraan C dalam Biomassa Pohon Atas Permukaan sebelum dikurangi dengan Kebocoran.

Rencana Pemulihan Habitat B1‐5E1. Rencana untuk memulihkan habitat sampai ke tingkat tolok ukur.

Tipe Habitat B1‐1A. Istilah yang digunakan pada bagian Keanekaragaman Hayati untuk menjelaskan Tipe Hutan menurut Keadaan Hutan yang diketahui dan dipetakan untuk Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur.

Tolok Ukur Tipe Habitat Data yang menggambarkan (sedikit‐dikitnya) tiga peubah sebagaimana terdaftar pada Subbagian B1‐1A yang dianggap ada sejak Tanggal Mulai Proyek.

Tanggal Berakhir Proyek karena Dipersalahkan (

Tanggal ketika Proyek dianggap ditelantarkan menurut kriteria pada Subparagraf A5‐2B2.

Masyarakat Asli atau Masyarakat Adat

Definisi Masyarakat Adat beragam dari waktu ke waktu. RFS mengakui bahwa Masyarakat Adat adalah mereka yang: didefinisikan atau dijelaskan oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang, atau (b) sejalan dengan definisi Masyarakat Adat oleh semua masyarakat adat di negara mana pun.

Hutan tidak Laik ( (a) Setiap Satuan Pemetaan Minimum pada Peta Hutan sebagai Tolok Ukur yang memiliki kurang dari 30% pikselnya diketahui memiliki tutupan Biomassa Pohon Atas Permukaan. (b) Disamping itu, agar selaras dengan Persyaratan Nilai Tambah Resmi, semua daerah pada Peta Penguasaan Lahan Proyek berdasarkan peraturan perundang‐undangan atau kesepakatan yang melarang penebangan Biomassa Pohon sepenuhnya harus didefinisikan sebagai Hutan tidak Laik. (c) Karena biomassa yang ditanam oleh manusia tidak termasuk definisi Biomassa Pohon Atas Permukaan, setiap pohon, semak belukar atau Biomassa Pohon Atas Permukaan lain yang diketahui telah ditanam oleh manusia didefinisikan sebagai Hutan tidak Laik.

Keadaan Awal IC1 – IC3. Umumnya, menunjuk pada keadaan di Daerah Proyek ketika pembangunan proyek dimulai, termasuk batas‐batas resmi, penguasaan lahan, Peserta Proyek, kegiatan, dan keadaan Hutan yang Laik pada Tanggal Awal Pengajuan Proyek.

Tanggal Awal Pengajuan Proyek

Tanggal sebagaimana dinyatakan pada tanggal pemberitahuan pengajuan yang diatur pada A3‐1A.

Page 183: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 167

Dokumen Awal Pengajuan Proyek

Setiap dokumen yang terdaftar pada Tambahan A dan di seluruh The RFS™ yang harus diajukan sebagai bagian dari paket Dokumen Awal Pengajuan Proyek sebagaimana dinyatakan pada A3‐1.

Kebijakan Kekayaan Intelektual

A1‐1H. Kebijakan mutakhir dalam hal kepemilikan dan penggunaan kekayaan intelektual yang disusun oleh Peserta Proyek, Pakar atau Pemberi Tanggapan yang digunakan untuk memenuhi Persyaratan The RFS™.

Perantara ER5‐3. Setiap orang atau badan yang telah dipertimbangkan partisipasinya dalam pengalihan RFS Credit™ dari seorang Peserta Proyek kepada seorang Pembeli Penggantian Karbon, termasuk agen penjual, penasihat hukum, pialang, LSM atau investor. Secara khusus, yang tidak termasuk adalah instansi pemerintah yang berwenang yang semata‐mata mengesahkan pengalihan atau menetapkan retribusi atas pengalihan tersebut; tetapi, sebuah Instansi Pemerintah yang Berwenang yang ikut aktif dalam suatu pengalihan dan telah dipertimbangkan dianggap sebagai Perantara.

Laporan Penebangan tidak Bebas (

Laporan oleh Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa berdasarkan ER5‐9‐B1 yang didukung dengan pernyataan bahwa penebangan itu tidak bebas.

IPCC (Kelompok Pembahas Antarpemerintah mengenai Perubahan Iklim)

Kebocoran ( ER4. Kegiatan yang bergeser ke luar batas Daerah Proyek sebagai akibat dari kegiatan di dalam Daerah Proyek. Apabila digunakan tersendiri, istilah tersebut menunjuk pada dampak yang menumpuk dari Kegiatan Berpindah maupun Kebocoran Pasar.

Laporan Alternatif Pengurang akibat Kebocoran (

ER4‐6. Laporan oleh Pakar Kebocoran dari pihak Pemrakarsa yang didukung dengan pernyataan bahwa Kebocoran yang sebenarnya (Kegiatan Berpindah atau Pasar atau keduanya) lebih rendah daripada pengurang bakunya.

Pengurang akibat Kebocoran (

ER3‐1E, Langkah 5. Pengalian laju Kebocoran yang berlaku dengan Perubahan Emisi Karbon Bruto sama dengan Pengurang akibat Kebocoran.

Uji Nilai Tambah Resmi ( ER1‐1. Salah satu dari tiga uji Nilai Tambah Proyek. Selain itu, ada Uji Insentif Ekonomi dan Uji Insentif yang Ada.

Pendapat Hukum ( Semua Pendapat Hukum harus mematuhi hal‐hal berikut: 1. Persyaratan bagi Penasihat Hukum:

a. Pendidikan: sarjana dari fakultas hukum yang diakui. b. Pengalaman: Diakui telah berpraktik selama 10 tahun di wilayah hukum tempat Proyek berada, dengan praktik:

(i) dalam bidang yang Pendapat Hukum tersebut diberikan, dan (ii) di daerah geografis tempat Proyek berada.

c. Jabatan: mitra di kantor hukum yang terdiri atas sedikit‐dikitnya 3 orang mitra d. CV harus diserahkan

2. Bentuk Pendapat Hukum: a. Disyaratkan Pendapat Hukum tanpa syarat b. Tanpa penafian

3. Pengungkapan publik pada Situs Web RFS dan Laman Web Proyek mengenai:

Page 184: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 168

a. nama penasihat hukum b. nama kantor hukum c. CV penasihat hukum d. CV kantor hukum e. kandungan Pendapat Hukum

Rencana Pengembangan Jangka Panjang (

Dokumen resmi yang dibuat oleh Masyarakat Adat atau masyarakat sesuai dengan Persyaratan tertulis mengenai organisasi Masyarakat Adat dan/atau masyarakat yang organisasinya diakui oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang.

Zonasi Setempat IC1‐3; S1. Praktik sebenarnya di Daerah Proyek. Kelalaian Besar A7‐2 menguraikan kejadian‐kejadian yang didefinisikan

sebagai Kelalaian Besar. Kebocoran Pasar ( ER4. Kebocoran dari permintaan atas produk yang tidak lagi

dihasilkan di Daerah Proyek. Laporan Kebocoran Pasar ER4‐4B Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak (

S2‐5. Dokumen yang diserahkan oleh Pemrakarsa Proyek yang menggabungkan semua Rencana Manfaat Pemegang Hak.

Satuan Pemetaan Minimum Luas bujur sangkar yang tidak lebih dari 900 meter persegi (30 m x 30 m).

Kelalaian Kecil A7‐1 menguraikan kejadian‐kejadian yang didefinisikan sebagai Kelalaian Kecil.

Tindakan Mitigasi yang Tepat secara Nasional (NAMA)

IC3‐2E. Kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang sebagai bagian dari komitmen nasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Laporan Kebakaran Alami ER5‐10A. Laporan dari Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa yang dalam pendapat profesionalnya, kebakaran dianggap disebabkan oleh ketidaksengajaan dan bukan kebakaran karena campur tangan manusia.

Perubahan Emisi Karbon Neto

ER3‐1H. Perhitungan perubahan Cadangan Karbon yang Diamati dibandingkan dengan yang Diperkirakan dalam bentuk C Biomassa Pohon (Atas Permukaan, Bawah Permukaan, dan Kayu Mati), Kebocoran neto. Ini merupakan perkiraan mengenai C, bukan CO2e.

Cadangan Karbon yang Diamati

ER3‐1C1. Perkiraan cadangan karbon sejak Tanggal Verifikasi.

Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati

ER3‐1C2. Perbedaan antara Cadangan Karbon yang Diamati pada Tanggal Verifikasi dan Cadangan Karbon yang Diamati pada Tanggal Verifikasi tepat sebelumnya.

Pembeli Penggantian Karbon (

ER5. Pembeli yang menggunakan kredit sebagai penggantian karbon dalam sistem pemenuhan syarat.

Pengakuan Peserta ( Persyaratan yang setiap Peserta Proyek selain Instansi Pemerintah yang Berwenang mengakui kenyataan‐kenyataan yang diyakini sebagaimana ditetapkan pada Subbagian S2‐3.

Konsultasi Partisipatif ( Lokakarya atau pertemuan (atau bentuk komunikasi lain yang disetujui oleh para anggota Pemegang Hak yang sah) yang diumumkan dan terbuka untuk semua dalam rangka memberi tahu semua Pemegang Hak mengenai hal‐hal tertentu dalam Proyek sebagaimana diwajibkan pada S2‐1.

Kajian Perdesaan Partisipatif (

S3‐1B2b [Untuk ditetapkan].

Kepustakaan Penilaian Sejawat (

Artikel yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang, sebelum diterima untuk diterbitkan, mensyaratkan diperiksa oleh para

Page 185: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 169

ilmuwan independen yang merupakan pakar dalam bidang tersebut.

Pengurangan Emisi Permanen (Permanence)

ER5 (Persyaratan). Dijalankan sebagai Penggantian Penuh kredit yang diterbitkan apabila terjadi Perubahan yang Merugikan selama Masa Pengurangan Emisi Permanen. Lihat Perubahan yang Merugikan dan Penggantian Penuh.

Fomulir Pilihan Pengurangan Emisi Permanen (

Lihat Bagian ER5 dan Fomulir ER5.

Masa Pengurangan Emisi Permanen (

100 tahun sejak Tanggal Mulai Proyek.

Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen (

ER5‐6

Tolok Ukur QOL Terizinkan ( S3‐1B2. Tolok ukur praktik yang ada yang ditetapkan untuk mengukur perubahan dalam Kualitas Hidup, yang didukung dengan Sertifikat Pengesahan QOL yang diserahkan oleh Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa.

Konsultasi Pra-Pengajuan ( Paket yang terdiri atas dua kali Konsultasi Partisipatif yang dilakukan sebelum Tanggal Awal Pengajuan Proyek berdasarkan S2‐1F1.

Tanggung-gugat Pasca-Proyek (

ER5. Selama Masa Pengurangan Emisi Permanen, tanggung‐gugat untuk Penggantian Penuh pada akhir Masa Proyek, yaitu pada Tanggal Berakhir Proyek.

Asas Penyertaan ( IC2. Asas bahwa setiap orang yang berwenang di lapangan untuk menebang Biomassa Pohon di Hutan di dalam Daerah Proyek semestinya merupakan Peserta Proyek dan terlibat selama Masa Proyek.

Asas Konsultasi Partisipatif ( IC2. Asas bahwa semua Peserta Proyek merupakan para pihak yang diperlukan untuk perencanaan dan pelaksanaan Proyek selama umur Proyek.

Proyek Sekumpulan kegiatan di Daerah Proyek yang diusulkan oleh Pemrakarsa Proyek dan disahkan berdasarkan The RFS™ yang dirancang untuk mengurangi emisi CO2e dari penebangan Biomassa Pohon secara bebas di Hutan di dalam Daerah Proyek.

Penelantaran Proyek Didefinisikan pada Subbagian A5‐3b2. Mengakibatkan Tanggal Berakhir Proyek karena Dipersalahkan.

Nilai Tambah Proyek ( ER1. Bukti yang diatur pada The RFS™ bahwa kegiatan pencegahan oleh Proyek tidak diatur menurut peraturan perundang‐undangan atau kontrak; tidak diberi pemacu semangat melalui manfaat ekonomi; dan tidak dilaksanakan berdasarkan sistem insentif selain The RFS™.

Daerah Proyek Didefinisikan pada Subbagian IC1‐1A. Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek

Data peubah Tipe Habitat dan kelimpahan dan sebaran Spesies Kelompok Indikator Ekologi dianggap ada pada Tanggal Mulai Proyek, yang ditetapkan untuk mengukur perubahan‐perubahan dalam Keanekaragaman Hayati di Daerah Proyek selama Masa Proyek.

Penilaian Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek

B1‐1. Penilaian oleh Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa mengenai data peubah Tipe Habitat dan kelimpahan dan sebaran Spesies Kelompok Indikator Ekologi dianggap ada pada Tanggal Mulai Proyek, yang ditetapkan untuk mengukur perubahan‐perubahan dalam Keanekaragaman Hayati di Daerah Proyek selama Masa Proyek.

Protokol Pemantauan B1‐3A. Protokol yang disusun oleh Ahli Ekologi Hutan dari

Page 186: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 170

Keanekaragaman Hayati Proyek

pihak Pemrakarsa untuk pemantauan dampak kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati di Daerah Proyek selama Masa Proyek.

Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek

B1‐3B. Laporan yang disusun oleh Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa yang memerinci hasil Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek.

Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek

B1‐5B. Perbandingan yang dibuat oleh RFSMU mengenai pengukuran‐pengukuran dalam Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek dan Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek dan Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek sebelumnya.

Batas Proyek ER4‐5A. Garis batas ditunjukkan pada Peta Batas Proyek. Peta Batas Proyek Didefinisikan pada IC1‐1. Pengembang Proyek ( IC2‐1B. Orang atau badan hukum yang ditetapkan oleh

Pemrakarsa Proyek yang memiliki kewenangan mengikat secara hukum untuk menyusun dan mengajukan dokumen‐dokumen yang diatur pada The RFS™, untuk bertindak selaku kepanjangan tangan Pemrakarsa Proyek selama proses pengesahan, untuk menyesuaikan pengajuan, untuk melakukan keterwakilan sebagaimana diatur pada The RFS™, dan untuk setidaknya bertindak atas nama Pemrakarsa Proyek selama Protokol Pengesahan Proyek.

Data Dasar Emisi Proyek ( ER2. Laju emisi CO2e yang diharapkan dihasilkan dari Penebangan Biomassa Pohon di Hutan yang Laik di dalam Daerah Proyek selama Masa Pemberian Kredit.

Perubahan Emisi Proyek ER3‐1I. Perubahan dalam perkiraan emisi tCO2e yang diakibatkan oleh Penebangan Biomassa Pohon (Atas Permukaan, Bawah Permukaan, dan Kayu Mati) di Hutan yang Laik di dalam Daerah Proyek selama Masa Pemberian Kredit. Perubahan Emisi Karbon Neto (ukuran dari C dan bukan CO2e) dikalikan dengan 3,67.

Peta Penguasaan Lahan Proyek (

Peta dijelaskan pada ICI‐2A.

Peserta Proyek Didefinisikan pada IC2‐1, yaitu: Pemrakarsa Proyek, Pengembang Proyek, Pemegang Hak (de jure dan de facto), dan instansi pemerintah yang berwenang di wilayah hukumnya.

Dokumen Penetapan Peserta Proyek

IC2. Daftar lengkap semua Peserta Proyek di Daerah Proyek.

Masa Proyek Jangka waktu bertahun‐tahun sejak Tanggal Mulai Proyek dan berakhir pada Tanggal Berakhirnya Proyek.

Pemrakarsa Proyek ( IC2‐1A . Orang atau badan hukum pengusul Proyek yang berhak untuk memperdagangkan pengurangan emisi karbon yang berasal dari pengurangan penebangan Biomassa Pohon dari Hutan yang Laik di Daerah Proyek. Pemrakarsa Proyek dapat bertindak selaku Pengembang Proyek.

Rekening PTF Proyek ER5‐5A. RFS Credits™ yang diterbitkan ditempatkan oleh Tempat Penyimpanan dalam rekening Proyek yang disimpan berdasarkan kepercayaan atau wasiat dan untuk itu, Pernyataan Tempat Penyimpanan triwulanan diserahkan kepada Pemrakarsa Proyek dan dipasang pada Laman Web Proyek.

Tanggapan Proyek A2‐2A. Tanggapan dari Pemrakarsa Proyek atau Pakar dari

Page 187: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 171

pihak Pemrakarsa atas ketidaksepakatan dari Pemberi Pendapat di ruang yang ditetapkan untuk keperluan itu pada Situs Web RFS.

Tanggal Mulai Proyek A5‐2A. Hari ke‐61 sejak Tanggal Pengesahan Proyek. Daftar Periksa Pengajuan Proyek

A3‐1. Lihat Tambahan F.

Berakhirnya Proyek A5‐2B. Cara‐cara yang dianggap penyebab berakhirnya Proyek, baik karena ditetapkan oleh Pemrakarsa Proyek maupun karena ditelantarkannya Proyek tersebut.

Tanggal Berakhir Proyek A5‐2. Tanggal dianggap berakhirnya Proyek; akhir Masa Proyek.

Pemberitahuan Tanggal Berakhir Proyek

A5‐2B1a. Pemberitahuan dari Pemrakarsa Proyek berdasarkan Bagian A5‐2 yang mengingatkan RFSMU mengenai Tanggal Berakhir Proyek.

Revisi Tanggal Berakhir Proyek

A5‐2B1b. Proses yang memungkinkan Pemrakarsa Proyek mengubah Tanggal Berakhir Proyek semula sebagaimana diketahui dari Pemberitahuan Tanggal Berakhir Proyek.

Protokol Pengesahan Proyek [ A3 Laman Web Proyek Setiap Proyek akan memiliki laman web sendiri pada Situs Web

RFS dengan kelengkapan sebagaimana terdaftar pada A1‐2. Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa

ER2‐2. Pakar dari pihak Pemrakarsa yang bertanggung jawab untuk menyusun Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.

Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa

ER3‐1, Langkah 3. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.

Pakar dari pihak Pemrakarsa Ibidem. Seorang pakar yang dipilih oleh Pemrakarsa Proyek dengan persyaratan minimum yang dibutuhkan untuk tugas yang diatur pada Bagian Persyaratan terkait. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.

Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa

ER5‐6, 8, 9. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.

Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

B1‐5. Ahli Ekologi Hutan yang ditetapkan oleh Pemrakarsa Proyek. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.

Pernyataan Informasi Pemrakarsa

Pernyataan tertulis kepada setiap Peserta Proyek yang memberi dokumen dan informasi sesuai dengan semua Persyaratan pada S2‐1.

Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa

ER1‐2. Pakar Penggunaan Lahan yang ditetapkan oleh Pemrakarsa Proyek. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.

Pakar Kebocoran, Pemrakarsa

ER4‐6.

Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa

S3‐1. Pakar Kualitas Hidup yang ditetapkan oleh Pemrakarsa Proyek. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.

Kawasan Konservasi Setiap kawasan yang telah ditetapkan oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang, (termasuk yang disebut dengan kawasan konservasi, taman nasional, hutan nasional atau peruntukan yang setara seperti hutan yang digunakan atau dikelola secara berkelanjutan) untuk kepentingan konservasi alam jangka panjang di kawasan yang memiliki jasa lingkungan yang terkait, dan nilai‐nilai sosial budaya dan sosial ekonomi.

Perkecualian Kawasan ER1‐1D. Perkecualian terhadap Uji Nilai Tambah Resmi yang

Page 188: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 172

Konservasi ( diterapkan hanya pada Kawasan Konservasi. Masa Penebangan Liar di Kawasan Konservasi (

ER1‐1D1. Masa yang dimulai sejak ditetapkannya Kawasan Konservasi, dan tidak lebih dari sepuluh (10) tahun sebelum Tanggal Awal Pengajuan Proyek.

RFS Credit™ (Kredit RFS untuk Kawasan Konservasi)

Formulir khusus RFS Credit™ yang digunakan untuk membantu keuangan pengelola Kawasan Konservasi untuk mengurangi deforestasi dan degradasi, yang sejalan dengan kegiatan‐kegiatan kesejahteraan sosial, lingkungan, dan ekonomi terpadu sebagaimana diatur pada The Rainforest Standard™. (Persyaratan khusus mengenai RFS Credits™ akan diperinci pada The Rainforest Standard™ Versi 3.1 untuk diterbitkan pada bulan Maret 2014.)

Masa Pendapat Masyarakat A2‐1B. Waktu yang disediakan untuk Pendapat Masyarakat mengenai pengesahan, verifikasi atau kegiatan proyek.

Pendapat Masyarakat Pendapat berdasarkan Persyaratan pada A2 mengenai Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir, Permohonan Verifikasi, tanggapan terhadap Pendapat Masyarakat atau hal‐hal lain sebagaimana dijelaskan pada A2.

Publikasi Termasuk “kepustakaan tidak konvensional”, kecuali jika ditetapkan sebaliknya, misalnya sebagaimana disyaratkan untuk diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat.

QOL Singkatan dari Kualitas Hidup. Ibidem. Tolok Ukur QOL S3‐1B1. Dapat berupa Tolok Ukur QOL Absah atau Terizinkan. Dokumen QOL S3‐1. Dokumen dari setiap Peserta Proyek yaitu masyarakat

adat atau tradisional atau kelompok lain yang bergantung pada hutan (dapat berupa Daftar Pemegang Hak De Jure atau Pemegang Hak De Facto) menguraikan rencana mereka, apabila ada, untuk memelihara atau memperbaiki keberlanjutan dari kedua Ranah QOL.

Ranah QOL S3‐1. Masing‐masing dari hal‐hal berikut yang perubahannya diukur, dipantau, dan diverifikasi: pendapatan keluarga; kemudahan memperoleh layanan kesehatan; jenis dan kepastian atas lahan dan penguasaan sumberdaya; pendidikan; Penggunaan Sumberdaya Hutan berkelanjutan; keanekaragaman sumber‐sumber pendapatan; tingkat sengketa atas sumberdaya; hubungan dengan masyarakat luar dan kawasan; sarana dan prasarana; penerapan pengelolaan hutan terpadu secara tradisional.

Tujuan Ranah QOL S3‐1E. Prakiraan perbaikan pada Ranah QOL dalam kaitannya dengan Tolok Ukur QOL.

Rencana Pemantauan QOL S3‐1F. Protokol yang disusun oleh Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa untuk memantau perubahan‐perubahan pada Ranah QOL yang dipilih oleh Peserta Proyek guna diukur selama Masa Proyek.

Laporan QOL S3‐1F3. Laporan yang disusun oleh Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa yang memerinci hasil dari Rencana Pemantauan QOL.

Kartu Laporan QOL S3‐2B. Perbandingan yang dibuat oleh RFSMU mengenai pengukuran‐pengukuran dalam Laporan QOL dan Tolok Ukur QOL pada Ranah QOL yang dipilih oleh Peserta Proyek untuk diukur selama Masa Proyek.

Sertifikat Pengesahan QOL S3‐1B2d. Untuk setiap Tolok Ukur QOL yang dianggap merupakan Tolok Ukur QOL Terizinkan, Sertifikat Pengesahan

Page 189: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 173

QOL harus diberikan oleh Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa. Sistem Penyangga yang Layak (

Sistem penyangga untuk memastikan bahwa Pengurangan Emisi Permanen memenuhi Persyaratan pada Subbagian ER5‐7.

Laporan Sistem Penyangga yang Layak

ER5‐6D. Laporan yang mendukung penggunaan Sistem Penyangga yang Layak yang disusun oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa.

Manfaat Kualitas Hidup (Manfaat QOL)

S3‐1

Penengah ( Seorang Pakar yang perannya adalah bertindak selaku Penengah menurut Protokol Penengah.

Putusan Penengah S2‐3. Protokol Penengah A2‐3. Apabila Ketidaksepakatan dari Pemberi Pendapat masih

ada menurut A2‐2B2, ketidaksepakatan tersebut harus pada akhirnya diselesaikan oleh seorang Penengah menurut Protokol Penengah sebagaimana dijelaskan pada A2‐3B‐D.

Penebangan ( Berkurangnya Biomassa Pohon di antara dua tanggal. Keterwakilan ( Keterwakilan dengan niat baik, yaitu Persyaratan telah

terpenuhi atau fakta yang diwakili cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakini oleh orang atau badan yang menjalani Keterwakilan tersebut setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik.

Keterwakilan, Pribadi Keterwakilan oleh pejabat tertinggi suatu organisasi yang bertanggung jawab secara perorangan dalam kedudukannya sebagai pribadi dan bukan dalam kedudukan secara resmi di organisasinya.

Keterwakilan, Badan Keterwakilan oleh orang atau badan yang berwenang sebagaimana mestinya yang mengikat organisasi tersebut.

Organisasi yang Mewakili ( Perserikatan atau LSM yang ditetapkan secara resmi oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang untuk mewakili sebuah kelompok yang kemungkinan merupakan Pemegang Hak De Facto atau setidaknya telah ditetapkan dalam The RFS™.

Persyaratan Persyaratan khusus sebagaimana dinyatakan pada setiap bagian pada The Rainforest Standard™.

Wilayah Penggunaan Sumberdaya

IC1‐3. Daerah‐daerah Penggunaan Sumberdaya.

Penggunaan Sumberdaya IC1‐3; S1. Sumberdaya alam yang digunakan oleh kelompok‐kelompok masyarakat lokal, terutama yang digunakan berlandaskan kearifan setempat.

Perubahan yang Merugikan ( ER5‐9. Penebangan Biomassa Pohon bebas karena campur tangan manusia yang sebelumnya telah menghasilkan RFS™ Credit karena menyimpan karbon dalam Biomassa Pohon tersebut (misalnya pemanenan dengan sengaja).

Satuan Kerja Pemantauan Rainforest Standard atau RFSMU

Organisasi yang bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi‐fungsi sebagaimana dijelaskan dilaksanakan oleh RFSMU.

RFS Singkatan dari The Rainforest Standard™. RFS Credit™ (Kredit RFS) ER3‐2A. Kredit pengurangan emisi yang dimandatkan untuk

diterbitkan oleh RFSMU sesuai dengan Persyaratan, syarat dan ketentuan The RFS™. Setiap RFS Credit™ mewakili satu ton pengurangan emisi CO2e.

Pembagian Kredit RFS Sekarang (

ER5‐5B. Pembagian RFS Credits™ oleh Tempat Penyimpanan atau kantor catatan resmi, termasuk pencatatan, sesuai

Page 190: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 174

dengan Persyaratan The RFS™ berdasarkan Permohonan Pembagian RFS mutakhir.

Debit RFS ER3‐2B. Debit yang disyaratkan untuk dikurangkan dari neraca RFS Credit™ pada rekening RFS Credit™ Pemrakarsa Proyek sesuai dengan Persyaratan The RFS™. Setiap RFS Credit™ mewakili satu ton pengurangan emisi CO2e.

Permohonan Pembagian RFS ER5‐5B. Dokumen dalam bentuk sebagaimana ditunjukkan pada Formulir ER5_B, yang diajukan oleh Pemrakarsa Proyek atau orang yang diberi kuasa secara resmi.

Alat Bantu Pengurangan Emisi Permanen Interaktif RFS (

Alat bantu interaktif yang memungkinkan untuk membandingkan pilihan Pengurangan Emisi Permanen menurut berbagai peubah, termasuk luas, massa jenis karbon, data dasar laju penebangan terdokumentasikan atau yang diprakirakan, laju kebocoran, harga, persentase penyangga, besarnya dan penetapan waktu Perubahan yang Merugikan, dsb. Lihat Lampiran ER5 mengenai tautannya.

RFSMU Singkatan dari Satuan Kerja Pengelolaan The RFS™ ‐ fungsi operasional dari organisasi yang bertanggung jawab atas The RFS™ sebagaimana dijelaskan pada Persyaratan.

Situs Web RFS Situs web yang dijalankan oleh The RFS™ atau RFSMU‐nya yang memasang informasi mengenai The RFS™ sebagaimana dijelaskan pada A1‐1. Laman Web setiap Proyek juga tersedia pada Situs Web RFS.

Pemegang Hak Istilah yang menunjuk pada Pemegang Hak De Jure dan De Facto sekaligus.

Rencana Manfaat Pemegang Hak (

Secara umum, uraian mengenai semua manfaat dalam bentuk apa pun yang dapat diterima oleh Pemegang Hak selama Masa Proyek. Lihat Subbagian S2‐4 mengenai Persyaratan khusus.

Pengakuan Risiko Pemegang Hak (

Dokumen yang ditandatangani oleh Pemegang Hak De Facto yang mengakui telah diterimanya Rencana Manfaat Pemegang Hak dan bersedia menerima risiko sebagaimana diperinci di situ. Lihat Subbagian S2‐8 mengenai Persyaratan khusus.

Pengungkapan Risiko Pemegang Hak (

Dokumen yang disusun oleh Pemrakarsa Proyek yang memerinci risiko‐risiko yang dapat menimpa pemegang hak. Lihat Subbagian S2‐8 mengenai Persyaratan khusus.

Jaminan Penjual/Penjamin Penjual (

Satu atau lebih orang atau badan yang didefinisikan pada Subbagian ER5‐2 sebagai “Penjual” yang dapat menyediakan semua atau sebagian dari Jaminan Penjual (orang atau badan semacam itu disebut dengan “Penjamin Penjual”). Khusus untuk maksud pada Subbagian ER5‐2, “Penjual” adalah setiap Peserta Proyek dan setiap Perantara antara Peserta Proyek dan Pembeli Penggantian Karbon, maupun setiap mitra Peserta Proyek atau Perantara.

Survei Penilaian Tolok Ukur Tingkat Spesies

B1‐4B. Dalam setiap Kelompok Indikator Ekologi, sekumpulan sampel yang mewakili berupa sedikit‐dikitnya 10 Spesies Kelompok Indikator Ekologi harus dipilih untuk mewakili setiap Kelompok Indikator Ekologi. Ada atau tiadanya dan kelimpahan relatif spesies ini harus dipantau selama Masa Proyek dan dilaporkan dalam survei ini.

Verifikasi Keanekaragaman Hayati yang Ditangguhkan

B1‐5D. Prosedur yang memungkinkan diterbitkannya kredit, ditangguhkan penerbitannya sampai dipatuhinya B1‐4E‐F.

Verifikasi QOL yang S3‐2E. Prosedur yang memungkinkan diterbitkannya kredit ,

Page 191: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 175

Ditangguhkan ditangguhkan penerbitannya sampai dipatuhinya S3‐2E. Penilaian Dampak Keberlanjutan

S3‐1B2b [Untuk dibuat]

Penyusun Laporan Pajak Perusahaan atau perorangan berizin untuk menyusun surat pemberitahuan pajak terutang (SPT) yang telah menyusun SPT Pemrakarsa atau Pengembang Proyek.

Kredit RFS Sementara Dijelaskan dan didefinisikan pada Bagian ER5‐7. Tabel Penguasaan Lahan Tabel sebagaimana tercantum pada ICI‐2B yang sering

menyertai Peta Penguasaan Lahan Proyek. The RFS™ (RFS) Singkatan dari The Rainforest Standard™. Jaminan Pihak Ketiga Dijelaskan dan didefinisikan pada Bagian ER5‐3. Penghitungan Ton-Tahun Mekanisme Pengurangan Emisi Permanen yang dijelaskan

pada Bagian ER5‐4. Laju Akumulasi Ton-Tahun Laju akumulasi kredit tahunan baku sebesar 1% per tahun yang

tidak menyebabkan defisit tahunan kesetaraan CO2e berdasarkan kesimpulan dari pengetahuan ilmiah mutakhir yang masuk akal, konservatif, dan dapat dilaksanakan dalam hal kesetaraan CO2e selama 100 tahun.

Permohonan Kredit Ton-Tahun

ER5‐4A. Pemberitahuan dari Pemrakarsa Proyek yang memilih untuk menggunakan Penghitungan Ton‐Tahun.

Biomassa Pohon Didefinisikan sebagai Biomassa Pohon Atas Permukaan ditambah dengan Biomassa Pohon Bawah Permukaan dan Biomassa Kayu Mati.

Tolok Ukur QOL Absah ( Data yang merupakan data dasar untuk Ranah QOL yang mencakup masyarakat di Daerah Proyek, diterbitkan oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang, LSM yang diakui atau Kepustakaan Penilaian Sejawat dalam waktu tidak lebih dari lima tahun terakhir. Lihat Subbagian S3‐1B1.

Data Dasar Penebangan Absah (

ER2‐2A. Laju tahunan pengurangan cadangan karbon Biomassa Pohon yang diharapkan di Hutan yang Laik di dalam Daerah Proyek yang dapat digunakan apabila tidak tersedia Data Dasar Penebangan dari Pemerintah.

Konsultasi Pengesahan S2‐1F3. Konsultasi antara Pemrakarsa Proyek dan Pemegang Hak De Facto setelah setiap Tanggal Pengesahan.

Sertifikat Pengesahan Dokumen yang diterbitkan oleh RFSMU berdasarkan Subbagian A3‐3, yang menyatakan dengan sebenarnya mengenai penyelesaian Dokumen Akhir Pengajuan Proyek berdasarkan Persyaratan RFS dan Tanggal Pengesahan‐nya.

Tanggal Pengesahan Tanggal disahkannya Proyek berdasarkan Sertifikat Pengesahan.

Sertifikat Verifikasi A5 Konsultasi Verifikasi S2‐1F4. Konsultasi antara Pemrakarsa Proyek dan Pemegang

Hak De Facto setelah setiap Tanggal Verifikasi. Tanggal Verifikasi Dokumen yang diterbitkan oleh RFSMU berdasarkan

Subbagian A4‐2A2 yang menyatakan dengan sebenarnya mengenai tanggal ditetapkan oleh Pemrakarsa Proyek sebagai tanggal Verifikasi Kredit yang harus dianggap telah dipakai untuk keperluan penghitungan RFS Credits™, pemenuhan syarat QOL, pemenuhan syarat Keanekaragaman Hayati, dan hal‐hal terkait.

Laporan Akhir Verifikasi A4‐2‐B6c. Laporan Penengah yang menetapkan antara Temuan Verifikasi dan sikap yang diambil dalam Pemberitahuan Ketidaksepakatan atas Temuan Verifikasi.

Page 192: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 176

Temuan Verifikasi A4‐2B5. Tanggapan Pakar yang Ditugaskan terhadap Ketidaksepakatan atas Pendapat setelah ada Permohonan Verifikasi.

Pemberitahuan Ketidaksepakatan atas Temuan Verifikasi (

A4‐2‐B6b. Pemberitahuan dari Pemrakarsa Proyek yang membantah Temuan Verifikasi dengan memberi alasan atas keberatannya.

Permohonan Verifikasi A4‐2A1. Formulir yang diajukan untuk memohon verifikasi kredit RFS.

Page 193: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 177

TAMBAHAN

Page 194: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 178

TAMBAHAN A: DAFTAR DOKUMEN PENYERAHAN PROYEK

Letak Dokumen Disyarat‐

kan Tidak pasti Awal Akhir

Verifi‐kasi

IC1‐1 Peta Batas Proyek x x IC1‐2 Peta Penguasaan Lahan Proyek x x IC1‐2 Tabel Penguasaan Lahan x x IC1‐3 Peta Kegiatan Proyek x x

IC1‐4 Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur x x

IC1‐4 Matriks menurut Tipe dan Keadaan Hutan x x IC2‐1/2 Dokumen Penetapan Peserta Proyek x x IC3‐1 Bukti Dokumen untuk Peta dan Tabel

Penguasaan Lahan Proyek x x

IC3‐2A‐G Bukti Dokumen untuk Hak Pengalihan Pengurangan Emisi Karbon untuk Memperoleh Imbalan x x

IC3‐2E Apabila sistem pendaftaran sudah disiapkan oleh pemerintah, bukti pemenuhan syarat x x x x

S1‐1 Daftar Pemegang Hak De Facto x x S1‐3 Penyerahan Pemberitahuan kepada Pemegang

Hak De Facto x x

S1‐4 Klaim Pemegang Hak De Facto x x

S2‐1 Pernyataan Informasi Pemrakarsa x x S2‐2A Pemenuhan Syarat Konsultasi Pra‐Pengajuan x x S2‐2B Pemenuhan Syarat Konsultasi Pengajuan Akhir X x S2‐2C Pemenuhan Syarat Konsultasi Pengesahan x x S2‐2C Pemenuhan Syarat Konsultasi Verifikasi x x

S2‐3 Pengakuan Peserta Proyek x x

S2‐4 Rencana Manfaat Pemegang Hak x x S2‐5 Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak x x S2‐6 Pemenuhan Syarat Rencana Induk Manfaat

Pemegang Hak x x S2‐8 Pengungkapan Risiko Pemegang Hak x x S2‐8 Pengakuan Risiko Pemegang Hak x S2‐9 Pemenuhan Syarat Persetujuan atas Dasar

Informasi Awal Tanpa Paksaan x x S3‐1 Dokumen QOL x x S3‐2A Laporan QOL x x B1‐1 Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek x x B1‐3 Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati

Proyek X x Letak Dokumen Disyarat‐ Tidak Awal Akhir Verifi‐

Page 195: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 179

kan pasti kasi

B1‐3B; B1‐4

Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek x x

B1‐4 Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati x x B1‐7 Alternatif Protokol yang Direkomendasikan ‐

Laporan Teknis x x

ER1‐1 Dokumentasi Nilai Tambah resmi x x

ER1‐2 Dokumentasi Penetapan Nilai Ekonomi X x ER1‐3 Dokumentasi Uji Insentif yang Ada x x ER2‐1 Dasar Pembenaran Dokumen Rencana

Penebangan x x

ER2‐2 Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti x x

ER3‐1A Tolok Ukur Cadangan Karbon x x ER3‐1B Perhitungan Cadangan Karbon yang Diharapkan x x ER3‐1C Peta Verifikasi Cadangan Karbon X X ER3‐1D Perubahan Emisi Karbon Bruto X X ER3‐1E Perhitungan Pengurang akibat Kebocoran x X

ER3‐1F Perhitungan Pengurangan Emisi Bawah Permukaan x x

ER3‐1G Perhitungan Pengurangan Emisi Kayu Mati x x

ER3‐1H Perubahan Emisi Karbon Neto X X ER3‐1I Perubahan Emisi CO2e Proyek X X ER3‐1J Penyesuaian Cadangan Karbon setiap 5 tahun x X ER4‐5 Laporan Kebocoran Pasar X x x

ER4‐6 Laporan Alternatif Pengurang akibat Kebocoran x x x ER5 Formulir Pilihan Pengurangan Emisi Permanen:

Formulir untuk menetapkan pilihan Penggantian Penuh. X x

ER5‐5 Permohonan Kredit Ton‐Tahun x x ER5‐9 Laporan Alternatif Penggantian Penuh X x x x ER5‐10 Laporan Kebakaran Alami X x ER5‐10 Laporan Penebangan tidak Bebas (pembalakan) X x

A2‐2 Tanggapan Proyek x x x x A4‐2 Permohonan Verifikasi x A5‐B2 Pemberitahuan Tanggal Berakhir Proyek x x A5‐B2 Revisi Tanggal Berakhir Proyek x x x A6‐2 Laporan Pengalihan Kredit x A6‐3A Laporan Penghentian Kredit x A6‐3B Formulir Penghentian Kredit x

Page 196: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 180

TAMBAHAN B: KETERWAKILAN

Letak Keterwakilan (r = disyaratkan; a = alternatif) Pemrakarsa

Proyek Pengembang

Proyek Lainnya

IC1‐5A5 Peta [r] x x IC1‐5A6 Peta [r]

Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa

IC1‐5B2 Jadwal dan matriks yang menyertai Peta [r] x x IC1‐5B3 Jadwal dan matriks yang menyertai Peta [r]

Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa

IC2‐3 Dokumen Penetapan Peserta Proyek [r] IC3‐3A Persyaratan IC3‐2A‐G telah dipenuhi [r] x x S1‐3B Pemenuhan Syarat Pemberitahuan kepada

Pemegang Hak De Facto [r] x S2‐2A Pemenuhan Syarat Konsultasi Pra‐Pengajuan

[r] x x S2‐2B Pemenuhan Syarat Konsultasi Pengesahan [r] x x S2‐2C Pemenuhan Syarat Konsultasi Verifikasi [r] x x S2‐3D,E Pengakuan Peserta [r] Peserta Proyek S2‐6A1 Pemenuhan Syarat setiap Rencana Manfaat

Pemegang Hak [r] x S2‐8B7 Pemenuhan Persyaratan Persetujuan atas

Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan [r] x B1‐6 Informasi Keanekaragaman Hayati lengkap

dan cermat [r] x

Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

B1‐7A2 Laporan teknis Alternatif Protokol Keanekaragaman Hayati lengkap dan cermat [r]

Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

ER1‐1A1 Tidak ada undang‐undang atau kesepakatan yang melarang penebangan [r] x x

ER1‐2A2 Laporan Penetapan Nilai Hutan cermat [r] x x Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa

ER1‐2A3 Laporan Penetapan Nilai Hutan cermat [r] x x ER1‐3A1 Tidak ada pertimbangan lain yang diterima

mengenai berkurangnya Penebangan [r] x x ER2‐1B1 Dokumen Rencana Penebangan

Terdokumentasikan (a) x x ER2‐2F Model Data Dasar [r] x x ER4‐4B1c Kebocoran Pasar [r]

Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa

Page 197: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 181

Letak Keterwakilan (r = disyaratkan; a = alternatif) Pemrakarsa

Proyek Pengembang

Proyek Lainnya

ER4‐4B1d Laporan Kebocoran Pasar cermat [r] x x ER5‐10A1 Kebakaran tidak disengaja ER5‐10B1 Penebangan tidak bebas ER5‐7A5a Kewajiban dan kemampuan Penggantian

Penuh (a) Sistem Penyangga

ER5‐9 Laporan Alternatif Penggantian Penuh cermat dan lengkap

Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa

A5‐2‐B1b4 Tanggal Berakhir Proyek tidak melanggar kesepakatan yang ada atau undang‐undang atau peraturan apa pun x

A6‐2 Keterwakilan Pengalihan Kredit x

Pengalih/ Penerima Pengalihan

Page 198: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 182

TAMBAHAN C: PENDAPAT HUKUM

Letak Perihal Pendapat Hukum (r = disyaratkan; a = alternatif) IC3‐1C Informasi tentang Peta dan Tabel Penguasaan Lahan Proyek (r)

IC3‐3A2 Hak untuk mengalihkan dan memperdagangkan pengurangan emisi (a) ER1‐1A2 Nilai Tambah Resmi: Undang‐undang dan kesepakatan tidak melarang

Penebangan di Daerah Proyek (r)

ER2‐1B2 Dokumentasi Rencana Penebangan (a) ER5‐9A4 Alternatif Penggantian Penuh (a)

Page 199: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 183

TAMBAHAN D: DAFTAR TUGAS PAKAR DAN PENENGAH

Persyaratan Letak Pakar dari pihak Pemrakarsa

Yang Ditugaskan Penengah

Pakar

Otomatis Hanya jika

ada sengketa

1 Peta Batas Proyek ICI‐1 Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa

R1

2 Peta dan Tabel Penguasaan Lahan Proyek ICI‐2 Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa

R5

3 Peta Kegiatan Proyek IC1‐3 Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa

R7

4 Peta Hutan sebagai Tolok Ukur IC1‐4 Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa

R2

5 Dokumen Partisipasi Peserta Proyek IC2‐1 tidak ada R3

6 Daftar Pemegang Hak De Facto S1‐1 tidak ada R3

7 Pernyataan Informasi Pemrakarsa S2‐1 tidak ada R3

8 Pengakuan Peserta S2‐2 tidak ada R3

9 Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak S2‐5 tidak ada R3

10 Rencana Manfaat Pemegang Hak S2‐7 tidak ada R3

11 Pengungkapan Risiko Pemegang Hak S2‐8 tidak ada

12 Pengakuan Risiko Pemegang Hak S2‐8 tidak ada R3

13 Dokumen QOL S3‐1 Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa R7

14 Tolok Ukur QOL S3‐1 Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa R7

15 Rencana Pemantauan QOL S3‐1F Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa R7

16 Laporan QOL S3‐2B Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa R7

17 Sertifikat Pengesahan QOL S31‐B2c Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa R7

18 Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati B1‐1 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

R2

Kelompok Indikator Ekologi B1‐3 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

x R2

Spesies Kelompok Indikator Ekologi B1‐3 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

x R2

19 Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati

B1‐3 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

R2

20 Laporan Keanekaragaman Hayati B1‐4 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

R2

21 Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati

B1‐4 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

R2

Page 200: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 184

22 Alasan Masa Pemulihan B1‐4G Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

x R2

23 Protokol Alternatif Tolok Ukur atau Rencana Pemantauan

B1‐6 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

x R5

24 Uji Nilai Tambah Resmi ER1‐1 tidak ada R5

25 Perkecualian Nilai Tambah Kawasan Konservasi

ER1‐1 tidak ada R6

26 Uji Insentif Ekonomi ER1‐2 Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa

R6

27 Laporan Penetapan Nilai Hutan ER1‐2B Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa

R5

28 Uji Insentif yang Ada ER1‐3 tidak ada R5

29 Dokumen Rencana Penebangan ER2‐1 tidak ada R5

30 Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti ER2‐2 Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa

x R9

Data Dasar Penebangan dari Pemerintah Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa

x R9

Data Dasar Penebangan Absah Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa

x R9

31 Perhitungan Pengurangan Emisi ER3 Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa

x R10

32 Laporan Penyesuaian Kayu Mati/Bawah Permukaan

ER3‐3 Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa

x R10

33 Laporan Kebocoran Pasar ER4‐5 Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa

R8

34 Alternatif Kebocoran ER4‐6 Pakar Kebocoran dari pihak Pemrakarsa

x R8

35 Alternatif Penggantian Penuh ER5 Pakar Alternatif Penggantian Penuh

x R11

36 Laporan Kebakaran Alami ER5‐10A Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

R4

37 Laporan Penebangan tidak Bebas (pembalakan)

ER5‐10B Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

R5

Page 201: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 185

TAMBAHAN E: PERSYARATAN PAKAR DAN PENENGAH

Persyaratan Minimum yang Dibutuhkan

JABATAN PAKAR DARI

PIHAK PEMRAKARSA

Letak Pendidikan Pengalaman Publikasi Kedudukan Lainnya

Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa

IC1‐5A6; IC1‐5B3; ER3‐1A2

S1 geografi, biologi, kehutanan atau bidang‐bidang terkait

5 tahun dalam 10 tahun terakhir dalam GIS dan pemetaan penggunaan lahan yang berbeda

Sebagai konsultan, peneliti pemetaan hutan atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 2 tahun sebelumnya.

Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi yang terkait dengan pemetaan hutan

Pendidikan + pengalaman + publikasi atau pengalaman + publikasi + kedudukan

Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa

S3‐1B2d; S3‐1F; S3‐2A

S2 antropologi, sosiologi atau ekonomi; atau

5 tahun dalam 10 tahun terakhir

Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam Sosiologi Kuantitatif/ Antropologi

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 2 tahun sebelumnya.

S1 antropologi, sosiologi atau ekonomi; atau

10 tahun Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam Sosiologi Kuantitatif/ Antropologi

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

S1 statistik 3 tahun dalam statistik dalam 10 tahun terakhir; 1 tahun dalam pengembangan masyarakat

Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam Sosiologi Kuantitatif/ Antropologi

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa

B1‐1; B1‐3; B1‐4C,G; B1‐5; B1‐6A; ER5‐10A1(b)

S2 kehutanan (biologi, ekologi atau teknologi)

10 tahun bekerja di hutan dengan sedikit‐dikitnya 80% Tipe Habitat yang sama dengan di Daerah Proyek.

Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam ekologi hutan

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa

ER2‐2A; ER2‐2B2b,c; ER2‐2C3

S2 kehutanan, statistik atau bidang terkait (ekologi, biologi, GIS, geografi, teknologi)

5 tahun dalam pemodelan tata ruang secara jelas

Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai metodologi data dasar yang mencakup pemodelan tata ruang secara jelas.

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa

ER3‐1A1b; ER3‐1A2; ER3‐1C1

S2 kehutanan atau bidang terkait (ekologi, biologi, geografi, teknologi)

10 tahun bekerja dalam penaksiran karbon hutan dengan menggunakan teknik lapangan maupun pengindraan jauh

Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam penaksiran karbon hutan

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Page 202: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 186

JABATAN PAKAR DARI PIHAK

PEMRAKARSA

Persyaratan Minimum yang Dibutuhkan

Letak Pendidikan Pengalaman Publikasi Kedudukan Lainnya

Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa

ER5‐6, 8,9 MBA atau S2 ekonomi; atau

10 tahun dalam penjaminan pembiayaan, termasuk penilaian kredit, uji ketahanan, analisis risiko, uji skenario

Tidak disyaratkan Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Pengacara, Akuntan

10 tahun pengalaman dalam transaksi surat berharga

Tidak disyaratkan Berpraktik profesional selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya

Pakar Kebocoran dari pihak Pemrakarsa

ER4‐6 S2 ekonomi atau MBA

3 tahun dalam pemodelan ekonomi

Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai kebocoran

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 2 tahun sebelumnya.

Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa

ER1‐2A1,3; ER4‐5B1

S1 ekonomi, agronomi atau kehutanan; atau penilai properti bersertifikat

5 tahun dalam 10 tahun terakhir dalam penetapan nilai lahan, termasuk hutan

Tidak disyaratkan Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Page 203: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 187

JABATAN PAKAR DARI PIHAK

PEMRAKARSA

Persyaratan Minimum yang Dibutuhkan

Letak Pendidikan Pengalaman Publikasi Kedudukan Lainnya

Pakar Ekologi Hutan yang Ditugaskan

B1‐3, B1‐4, B1‐6B

S2 kehutanan (biologi, ekologi atau teknologi)

10 tahun bekerja di hutan dengan sedikit‐dikitnya 80% Tipe Habitat yang sama dengan di Daerah Proyek

Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai ekologi hutan

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Pakar Cadangan Karbon yang Ditugaskan

ER3‐3 S2 kehutanan atau bidang terkait (ekologi, biologi, geografi, teknologi)

10 tahun bekerja dalam penaksiran karbon hutan dengan menggunakan teknik lapangan maupun pengindraan jauh

Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam penaksiran karbon hutan

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Pakar Data Dasar yang Ditugaskan

ER2‐2B2,3 S2 kehutanan, statistik atau bidang terkait (ekologi, biologi, GIS, geografi, teknologi)

5 tahun dalam pemodelan tata ruang secara jelas

Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai metodologi data dasar yang mencakup pemodelan tata ruang secara jelas.

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan

ER5‐9; ER5‐9B,C

MBA atau S2 ekonomi

10 tahun dalam penjaminan pembiayaan, termasuk penilaian kredit, uji ketahanan, analisis risiko, uji skenario

Tidak disyaratkan Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Pakar Kebocoran yang Ditugaskan

ER4‐6B S2 ekonomi atau MBA

3 tahun dalam pemodelan ekonomi

Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai kebocoran

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Page 204: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 188

Persyaratan Minimum yang Dibutuhkan

JABATAN PAKAR DARI

PIHAK PEMRAKARSA

Letak Pendidikan Pengalaman Publikasi Kedudukan Lainnya Penengah Peta Batas dan Penguasaan Lahan Proyek R1

IC1‐1; IC1‐2 Pengacara penggunaan lahan; bersertifikat sebagai juru ukur lahan

5 tahun pengalaman profesional dalam menggunakan peta tata guna lahan

Tidak ada Pengacara penggunaan lahan; atau juru ukur lahan selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Penengah Peta Hutan dan Keaneka-ragaman Hayati R2

IC1‐4; B1‐1/3/4

S2 kehutanan (biologi, ekologi atau teknologi)

10 tahun bekerja di hutan dengan sedikit‐dikitnya 80% Tipe Habitat yang sama dengan di Daerah Proyek

Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai ekologi hutan

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Penengah Peserta R3

IC2‐1; S1‐1; S2‐1/2/5/7

S1 antropologi, sosiologi atau ekonomi

5 tahun pengalaman dalam 10 tahun terakhir bekerja dengan masyarakat di Amazon

Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi mengenai kehidupan masyarakat Amazon

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 2 tahun sebelumnya.

Penengah Kebakaran hutan R4

ER5‐10A S3 kehutanan (biologi, teknologi kehutanan)

10 tahun pengalaman bekerja dalam dinamika hutan tropis di Amazon dg menggunakan teknik lapangan & pengindraan jauh

Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai keanekaragaman hayati di Amazon

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Penengah Hukum R5

ER1‐1; ER1‐3; ER2‐1; ER2‐2; ER5‐10B

S1 hukum 10 tahun pengalaman dalam penggunaan lahan dan keuangan

Tidak ada Berpraktik profesional selama sedikit‐dikitnya 10 tahun sebelumnya

Penengah Penetapan Nilai Hutan R6

ER1‐2 S2 ekonomi, agronomi atau kehutanan; atau penilai properti bersertifikat

10 tahun dalam 10 tahun terakhir dalam penetapan nilai lahan, trmsk hutan

Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi mengenai persoalan penetapan nilai hutan

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Penengah QOL R7

IC1‐3; S3‐1; S3‐2

S2 antropologi, sosiologi atau ekonomi

10 tahun pengalaman dalam 10 tahun terakhir dalam bekerja dengan masyarakat di Amazon

Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai Sosiologi Kuantitatif/ Antropologi

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Penengah Kebocoran R8

ER4‐5A4 S2 ekonomi atau MBA

3 tahun dalam pemodelan ekonomi

Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai kebocoran

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Penengah Data Dasar Pengganti R9

S2 kehutanan, statistik atau bidang terkait (ekologi, biologi, GIS, geografi,

5 tahun dalam pemodelan tata ruang secara jelas

Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai metodologi data dasar yang mencakup pemodelan

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Page 205: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 189

teknologi) tata ruang secara jelas

Page 206: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 190

JABATAN PAKAR DARI PIHAK PEMRAKARSA Persyaratan Minimum yang Dibutuhkan

Letak Pendidikan Pengalaman Publikasi Kedudukan Lainnya

Penengah Perhitungan Pengurangan Emisi R10

ER3‐3 S2 kehutanan atau bidang terkait (ekologi, biologi, geografi, teknologi)

10 tahun bekerja dalam penaksiran karbon hutan dg menggunakan teknik lapangan maupun pengindraan jauh

Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam penaksiran karbon hutan

Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Penengah Alternatif Penggantian Penuh R11

ER5‐9; ER5‐9B,C

MBA atau S2 ekonomi

10 tahun dalam penjaminan pembiayaan, termasuk penilaian kredit, uji ketahanan, analisis risiko, uji skenario

Tidak disyaratkan Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.

Page 207: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 191

TAMBAHAN F: DAFTAR PERIKSA PENGAJUAN PROYEK

Page 208: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 192

TAMBAHAN IC1‐1_A: ASOSIASI STANDAR SURVEI YANG DISETUJUI

Page 209: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 193

TAMBAHAN IC1‐4_A: TIPE HUTAN

Page 210: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 194

TAMBAHAN ICI‐4_B: KEADAAN HUTAN

Page 211: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 195

TAMBAHAN S2‐7: PERSYARATAN KEUANGAN

Page 212: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 196

TAMBAHAN S3‐1_A: DAFTAR FORMULIR YANG DISETUJUI: KAJIAN PERDESAAN PARTISIPATIF (PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL) DAN PERNYATAAN DAMPAK

KEBERLANJUTAN PERDESAAN

Page 213: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 197

TAMBAHAN ER1‐1_A: PEMBERIAN KREDIT ATAU IMBALAN UNTUK MENGURANGI PENEBANGAN BIOMASSA POHON (TREE BIOMASS REMOVALS)

Page 214: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 198

TAMBAHAN ER1‐1_B: KONTRAK YANG TERKAIT DENGAN PENEBANGAN

Page 215: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 199

TAMBAHAN ER5‐5_A: DAFTAR TEMPAT PENYIMPANAN (DEPOSITARY)

Page 216: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 200

TAMBAHAN ER5‐5_B: LANGKAH‐LANGKAH PEMBAGIAN KREDIT RFS SEKARANG

Page 217: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 201

FORMULIR

Page 218: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 202

Formulir S2‐4: Unsur‐unsur Rencana Manfaat Pemegang Hak (Rightsholder Benefit Plan)

Page 219: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 203

Formulir S2‐9B: Persyaratan Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (Free, Prior, Informed Consent)

Page 220: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 204

Formulir: Keterwakilan (Representations)

Page 221: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 205

Formulir ER5: Formulir Pilihan Pengurangan Emisi Permanen (Permanence Option)

Page 222: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 206

Formulir ER5‐2: Jaminan Penjual

Page 223: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 207

Formulir ER5‐3: Jaminan Pihak Ketiga

Page 224: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 208

Formulir ER5‐4: Permohonan Kredit Ton‐Tahun

Page 225: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 209

Formulir ER5‐5_A: Pernyataan Tempat Penyimpanan

Page 226: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 210

Formulir ER5‐5_B: Permohonan Pembagian Dana Perwalian Pengurangan Emisi

Permanen (Permanence Trust Fund)

Page 227: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 211

Formulir A2‐5: Kesepakatan Imbalan Pakar

Page 228: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 212

Formulir A6 2: Laporan Pengalihan Kredit

Page 229: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 213

Lampiran ER5: ALAT BANTU PENGURANGAN EMISI PERMANEN INTERAKTIF RFS

Lihat berkas: RFS_Interactive_Permanence_Tool v1‐4.xl

Page 230: Desember 2012 Versi 2.1

The Rainforest Standard™

Versi 2.1 214

AKHIR HALAMAN