desain s-box fleksibel menggunakan lfsr sebagai koefisien dan€¦ · desain s-box fleksibel...
TRANSCRIPT
Desain S-Box Fleksibel Menggunakan LFSR Sebagai Koefisien Dan
Konstanta Pada Fungsi Linier
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Oleh:
Andre Pasopati Purba (672013109)
Alz Danny Wowor, S.Si., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
April 2019
1
2
3
4
5
6
7
8
Desain S-Box Fleksibel Menggunakan LFSR Sebagai Koefisien Dan
Konstanta Pada Fungsi Linier
1)Andre Pasopati Purba, 2)Alz Danny Wowor, S.Si, M.Cs.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1) [email protected], 2) [email protected]
Abstract
Cryptography is often used for data protection due to many techniques it has. This
research aims to scrutinize the comparison of s-box static and s-box flexible based on
statistic examination. The result shows that s-box static has the least error score and
the correlation is closer to zero compare to s-box flexible. Therefore, s-box static is
proven to be more effective to use.
Keywords: Cryptography, S-Box, Linear Function, LFSR, Design S-Box Flexible.
Abstrak Kriptografi sering digunakan dalam pengamanan data karena memiliki banyak teknik.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat desain dari penggunaan s-box fleksibel menggunakan
LFSR sebagai koefisien dan konstanta pada fungsi linier berdasarkan pengujian statistic.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain s-box fleksibel memiliki nilai error yang
paling kecil pada pengujian static banyak plainteks dan korelasi yang mendekati angka 0
(nol). Hasil ini menunjukkan bahwa desain s-box fleksibel menggunakan LFSR sebagai
koefisien dan konstanta pada fungsi linier baik untuk dipergunakan.
Kata Kunci: Kriptografi, S-Box, Fungsi Linear, LFSR, Desain S-Box Fleksibel.
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
9
1. Pendahuluan
Kriptografi adalah pengamanan data yang sangat direkomendasikan Dalam
pertukaran informasi yang sangat rahasia. Oleh karena itu sangat di perlukan metode
kriptografi yang dapat menjaga kerahasiaan informasi tersebut. Kriptografi adalah
ilmu atau seni yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan
aspek keamanan informasi, seperti kerahasiaan data, integritas data, autentikasi data.
Oleh karena itu banyak proses yang dapat dipakai dari kriptografi, kriptografi
menyediakan proses yang dapat dipakai untuk mengamankan data. Proses kriptografi
dimulai dengan encryption, yaitu proses yang mengubah sebuah plaintext menjadi
ciphertext dan bisa dikembalikan ke bentuk asli seperti semula atau disebut juga
sebagai proses decryption.
Proses yang di gunakan adalah S-Box. S-Box merupakan satu – satunya proses
yang memberikan hubungan scara non linear pada algoritma, karena operasi pada s-
box menggunakan look-up table [1] dan s-box juga merupakan salah satu prinsip yang
direkomendasikan untuk perancangan block cipher. Pemetaan S-box adalah dengan m
bit masukan menjadi n bit keluaran. Perancangan DES menggunakan delapan inputan
pada S-box, dengan menerima masukan 6 bit dan hanya mengeluarkan 4 bit, sehingga
keseluruhan akan menerima 48 bit dan mengeluarkan 32 bit. Sedangkan AES
merancang hanya satu S-box dan menjadi proses awal transformasi Subbytes.
Pembuatan S-box AES dibuat dalam hexadesimal dengan ukuran 16 x 16, nilainya
dicari berdasarkan perpotongan baris dan kolom [2].
Hal ini yang kemudian menjadi ide dasar dalam penelitian ini yaitu dengan
mendesain algoritma S-Box dengan LFSR (Linear Feedback Shift Register) sebagai
Koefisien dan Konstanta pada fungsi linier .
Penelitian ini mendesain sebuah kriptografi blok cipher menggunakan
beberapa motode yang dirancang dan kemudian dikombinasikan menjadi sebuah
sistem untuk mengamankan informasi berupa teks.
2. Tinjauan Pustaka
Teori Pendukung sangat diperlukan untuk melihat kaitan dengan topik
penelitian yang dapat dijadikan acuan untuk melanjutkan atau membandingkan.
Berikut ada beberapa penelitian yang terkait dengan topik penelitian ini.
10
Berdasarkan penelitiannya Pallo, Susana Fjarwati dan Wowor [2] melakukan
perancang s-box statis dan fleksibel dibuat untuk melihat perbandingan keduanya
dengan pengujian statistik agar dapat dapat ditentukan dari kedua s-box tersebut
manakah yang lebih aman.
Penelitian berikut dilakukan Weyai, Marlesye Olivia dan Wowor [3], Analisis
Dan Rekonstruksi Proses Permutasi ( P-Box) Pada Kriptografi Block Cipher Dengan
Skema Rotor. Perancangan kriptografi ini dibuat untuk melihat keacakan ciphertext
dengan memasukkan fungsi rotor pada proses enkripsi. Proses pembuatan kunci
menggunakan Linear Feedback Shift Register (LFSR). LFSR dibuat sepanjang 8 bit
dengan membentuk sebanyak 256 bilangan acak.
Penelitian Liwandow dan Wowor [4] membuktikan kombinasi algoritma rubik,
CSPRNG, dan s-box fungsi linier terbukti sangat baik dan dapat menghilangkan
hubungan secara statistik antara plainteks dan cipherteks. Hasil ini ditunjukkan dengan
korelasi yang melemah (mendekati atau sama dengan) nol sehingga algortima sangat
baik dalam menghilangkan korespodensi plainteks terhadap cipherteks. Ruang kunci
yang cukup besar membuat algoritma ini sangat kuat terhadap serangan kriptanalisis
brute-force attack. nol korelasi.
Penelitian Liwandow dan Wowor [5] mendesain algoritma dalam perancangan
kriptografi simetris berbasis kubus rubik 4×4×4 merupakan sebuah kriptosistem
karena memenuhi aturan 5-tuple dari Stinson. Selain itu dari percobaan tingkat
keacakan untuk plainteks dengan karakter berbeda diperoleh tingkat keacakan
rancangan lebih baik 7,56% daripada tingkat keacakan AES. Sedangkan untuk
plainteks dengan karakter yang sama tingkat keacakan AES lebih baik 3,45% dari
tingkat keacakan rancangan. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa desain
algoritma berbasis rubik memiliki tingkat keacakan yang baik.
S-Box Fungsi Linear
Penelitian [4] menjelaskan bahwa proses subtitusi yang memetakan inputan
berdasarkan look-up table. Biasanya inputan dari operasi pada s-box dijadikan indeks
dan keluaran adalah entrinya. Terdapat empat pendekatan yang dapat digunakan untuk
perancangan s-box. Dipilih secara acak, dipilih secara acak dan diuji kembali, teknik
man-made, dan cara math-made. Penelitian ini merancang s-box dengan fungsi linier
11
(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏 (1)
Untuk perancangan dari invers s-box digunakan invers dari fungsi linier yang
secara umum diberikan pada Persamaan (2).
𝑔 −1 (𝑥) = (𝑥 −𝑏)/ 𝑎 (2)
LFSR (Linear Feedback Shift Register)
Penelitian [6] Linear Feedback Shift Register (LFSR) adalah suatu mekanisme
untuk menghasilkan sekuens bit biner. Register memiliki sebarisan sel yang ditentukan
oleh vektor inisialisasi yang biasanya menjadi kunci rahasia. Tingkah laku register
diatur oleh sebuah counter (clock). Pada setiap saat isi sel dari register digeser (shift)
ke kanan sejauh satu posisi, dan hasil operasi XOR terhadap subset dari isi sel
ditempatkan pada sel paling kiri.
Koefisien Dan Konstanta
Koefisien adalah bilangan yang memuat variabel dari suatu suku pada bentuk
aljabar. Konstanta sendiri adalah bentuk ajabar yang berupa bilangan dan tidak
memuat variabel.
Kriptografi
Kriptografi merupakan ilmu mengenai teknik enkripsi dimana data diacak
menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca seseorang yang
tidak memiliki kunci dekripsi [7]. Bagian dari kriptografi terdiri dari pesan, plainteks,
cipherteks. Pesan merupakan data atau juga informasi yang dapat dibaca dan
dimengerti maknanya. Plainteks adalah pesan yang dapat dimengerti maknanya,
cipherteks merupakan pesan yang sudah disandikan ke bentuk yang tidak dapat
dimengerti maknanya. Bagian lain dari kriptografi adalah enkripsi dan dekripsi.
Enkripsi merupakan proses pengaman data yang disembunyikan menjadi bentuk tidak
dapat dibaca. Dekripsi merupakan proses mengembalikan pesan dari acak atau tidak
dapat dibaca kembali menjadi pesan yang dapat dibaca atau dimengerti [1].
12
Block Cipher
Block Cipher adalah rangkaian bit- bit plainteks dibagi menjadi blok-blok
dengan panjang sama biasanya 64-bit. Skema Proses enkripsi –dekripsi block Cipher
secara umum dapat digambarkan pada [1] Gambar 1.
Gambar 1. Proses enkripsi – deskripsi Cipher block
Misalkan blok plainteks (P) yang berukuran n bit
P= (p1,p2…..pn) (1)
Blok cipherteks (C) maka blok C adalah
C= (c1,c2,…cn) (2)
Kunci (K) maka kunci adalah
K= (k1,k2,….kn) (3)
Sehingga proses Enkripsi adalah
E K(P) = C (4)
Proses dekripsi adalah
DK(C) = P (5)
13
3. Metode dan Perancangan Algoritma
Dalam Perancangan mendesain S-Box Fleksibel menggunakan LFSR ini,
terdiri dari 6 (Enam) Tahapan, yaitu: (1) Identifikasi dan perumusan masalah. (2)
Pengumpulan Data. (3) Observasi LFSR dan S-Box. (4) Perancangan Kriptografi. (5)
Pengujian Kriptografi. (6) Penulisan Laporan.
Gambar 2. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian pada Gambar 2, dapat dijelaskan sebagai berikut 1) tahap
pertama : Identifikasi masalah pada tahap ini dilakukan Analisa tentang masalah yang
ada, dan kerangka berpikir awal. Identifikasi masalah dilakukan untuk melihat masalah
– masalah kriptografi yang akan menjadi acuan penelitian. 2) tahap kedua:
Pengumpulan Data yaitu melakukan pencarian kebutuhan apa saja yang dibutuhkan
untuk mendesain perancangan Kriptografi S-Box fleksibel menggunakan LFSR. 3)
tahap ketiga: Observasi LFSR dan Proses S-Box, pada tahap ini untuk mengetahui cara
kerja proses LFSR dan S-Box. 4) tahap ke empat: Perancangan kriptografi di tahap
ini perancangan kriptografi menggunakan metode LFSR. Setiap karakter kunci diubah
ke dalam bilangan biner yang kemudian menghasilkan baris di S-Box fleksibel. 5)
tahap kelima: Pengujian Kriptografi, pada tahap ini dilakukan pengujian pada
kriptografi yang dirancang 6) tahap keenam: Penulisan Laporan, pada tahap ini
dilakukan penulisan laporan penelitian yang menjelaskan hasil penelitian.
Dalam tahapan – tahapan penelitian telah dijelaskan dalam paragraf di atas.
Tahapan yang paling penting adalah tahapan keempat, yaitu pengujian. Perancangan
Perancangan
Kriptografi
Identifikasi
Masalah
Pengumpul
an Data
Observasi
LFSR dan Proses S-box
Penulisan
Laporan
Pengujian
Kriptografi
14
kriptografi ini dilakukan untuk mendesain s-box fleksibel dengan mengunakan LFSR
dan melihat error dan korelasi dari setiap contoh inputan plaintext dan kunci. Adapun
rancangan enkripsi kriptografi sebagai berikut ditujukan pada Gambar 3.
Gambar 3. Perancangan Algoritma
4. Hasil dan Pembahasan
Perancangan kriptografi ini dibuat untuk melihat hasil error dan korelasi
dengan memasukan fungsi S-Box Fleksibel. Proses pembuatan kunci menggunakan
Linear Feedback Shift Register (LFSR). LFSR dibuat sepanjang 8 bit dengan
membentuk sebanyak 86 bilangan acak. Bilangan acak yang dibentuk sebanyak 86
tersebut harus sama dengan banyak karakter plainteks yang diinputkan.
Secara matematis, satu putaran DES dinyatakan sebagai berikut:
𝐿𝑖 = 𝑅𝑖−1
𝑅𝑖=𝐿𝑖−1Å𝑓(𝑅𝑖−1,𝐾𝑖)
(3)
Plaintext Kunci
Biner/LFSR
S-Box
Error dan Korelasi
15
dengan rumus pada persamaan 3 maka rancangan kunci dibuat block diagram
dari 8 bit untuk setiap karakter kunci yang dipakai sebagai masukan nilai fungsi linear
S-Box fleksibel.
Gambar 4. Block Diagram XOR kunci
Diagram Pada Gambar 4 menunjukkan proses pengacakan karakter kunci yang
dimasukkan. Setiap karakter kunci yang dimasukkan diubah ke dalam bentuk biner.
Berikut aturan pada diagram di atas:
1. Bit ke-1 terus digantikan dengan hasil dari beberapa proses XOR (seperti pada
diagram) sebanyak 86 bilangan acak.
2. Bit ke-1 bergeser ke posisi bit ke-2, bit ke-3 juga kan bergeser, sampai pada
bit ke-8 dihilangkan.
Berdasarkan diagram pada gambar 3, maka berikut merupakan beberapa
contoh proses pengacakan nilai kunci pada 20 urutan pertama:
X5 X6 X7 X8 X2 X3 X4
Karakter
kunci
X1
XOR1
XOR2
XOR
16
Tabel 1. Contoh 20 bilangan acak pada karakter kunci Pertama
b 01100010 0 1 1 0 0 0 1 0 XOR 1 XOR 2
1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 00110001 49
2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 10011000 152
3 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 11001100 204
4 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 01100110 102
5 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 00110011 51
6 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 00011001 25
7 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 10001100 140
8 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 11000110 198
9 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 11100011 227
10 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 01110001 113
11 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 00111000 56
12 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 00011100 28
13 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 00001110 14
14 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 10000111 135
15 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 11000011 195
16 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 01100001 97
17 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 00110000 48
18 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 00011000 24
19 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 00001100 12
20 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 00000110 6
17
Perancangan kriptografi ini dilakukan untuk melihat hasil desain s-box fungsi
fleksibel menggunakan LFSR. Setiap kunci yang diinputkan tidak lebih dari 8
karakter, dari setiap karakter yang diinputkan dilakukan pengacakan menggunakan
fungsi persamaan (3).
Gambar 5. Contoh inputan kunci
Pada Gambar 4 terlihat inputan kunci yang dimasukkan adalah FTIUKSW, terjadi
penambahan huruf A di belakang kunci karena inputan kunci kurang dari 8 karakter,
maka secara otomatis menjadi huruf A.
Dengan menggunakan kata Kunci “FTIUKSW”, maka berikut merupakan
grafik keacakan setiap karakter kunci :
Gambar 6. Grafik karakter Kunci ke-1
Gambar 7. Grafik karakter Kunci ke-2
Pada Gambar 6 dan 7 grafik keacakan karakter kunci ke 1 dan 2 yaitu F dan T
18
Gambar 8. Grafik karakter Kunci ke-3
Gambar 9. Grafik karakter Kunci ke-4
Gambar 10. Grafik karakter Kunci ke-5
Pada Gambar 8, 9, dan 10 adalah grafik keacakan karakter kunci ke 3, 4, dan 5 yaitu
I, U, dan K
19
Gambar 11. Grafik karakter Kunci ke-6
Gambar 12. Grafik karakter Kunci ke-7
Gambar 13. Grafik karakter Kunci ke-8
Pada gambar 11, 12, dan 13 adalah grafik keacakan karakter kunci ke 6, 7, dan 8
yaitu S, W, dan A
20
S-Box Fleksibel
Hasil pengacakan kunci dimasukkan dalam S-Box Fleksibel, angka yang ada
pada kotak substitusi fleksibel berubah – ubah mengikuti plaintext dan kunci yang
dimasukkan. Pada kotak subtitusi fleksibel juga menggunakan persamaan, yaitu
persamaan fungsi linear berikut:
baxxf )( (4)
Nilai a diambil dari angka pada tabel LFSR, tabel baris pertama pada karakter
kunci pertama, sedangkan nilai x merupakan code dari plainteks yang dimasukkan
dan pengambilan nilai, b adalah setiap hasil karakter kunci pertama kolom pertama
yang ada pada table LFSR dan dijumlahkan dari setiap karakter kunci kesatu sampai
ke delapan dan Nilai – nilai tersebut dimasukkan dalam persamaan fungsi linear,
seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Contoh 20 perhitungan S-Box Fleksibel
21
Nilai rata – rata 86 error untuk s-box fleksibel dengan inputan plainteks FTI
UKSW dan kunci FTI adalah 0.977171 .
Sedangkan untuk pencarian nilai korelasi pada kotak subtitusi fleksibel
dilakukan dengan membandingkan nilai code dengan nilai s-box kedua pada kotak
subtitusi fleksibel, dengan inputan yang sama, nilai korelasi fleksibel adalah
0.0360014.
Pengujian Statistik
Pengujian untuk melihat hasil desain s-box fleksibel menggunakan beberapa
contoh kata yang dipilih secara acak, dengan berbagai macam karakter, huruf, simbol
dan angka. Semakin banyak jenis karakter yang dipakai semakin dapat dilihat nilai
hasil desain S-box fleksibel menggunakan LFSR sebagai koefisien dan konstanta pada
fungsi linier.
Ada beberapa pengujian yang dipakai untuk melihat hasil rata-rata error dan
korelasi, yaitu dengan menggunakan banyak plainteks dengan satu kunci dan
pengujian dengan menggunakan banyak kunci dengan satu plainteks. Pengujian
pertama dengan menggunakan kata – kata biasa, tidak dicampur dengan symbol atau
angka. Pengujian kedua dengan menggunakan karakter huruf tidak bermakna, yang
tidak dicampur dengan symbol atau angka. Pengujian ketiga terdiri dari symbol acak
yang tidak bermakna. Pengujian keempat dengan menggunakan kunci yang terdiri dari
symbol dan plaintext yang terdiri dari huruf acak tidak bermakna. Pengujian kelima
terdiri dari gabungan symbol, huruf dan angka yang menjadi kata yang memiliki
makna.
Kelima pengujian itu dibuat baris kata – kata sebanyak 50 kata di setiap
pengujian. Dari kelima pengujian itu, disetiap pengujian diambil rata – rata error dan
rata – rata korelasi untuk melihat perbandingan nilainya. Seperti yang terlihat pada
Tabel 3 sampai Tebel 7.
22
Pengujian banyak plainteks satu kunci dan banyak kunci satu plainteks dengan
kata atau karakter yang masih bisa di mengerti.
Tabel 3. Contoh 10 kata pada pengujian pertama dengan banyak plaintext dan banyak kunci
Pengujian banyak plainteks satu kunci dan banyak kunci satu plainteks dengan
kata atau karakter yang tidak bermakna.
Tabel 4. Contoh 10 kata pada pengujian pertama dengan banyak plaintext dan banyak kunci
Pengujian banyak plainteks dengan karakter yang tidak bermakna dengan satu
kunci yang karakternya symbol acak dan banyak kunci yang karakternya symbol acak
kemudia satu plainteks yang karakter yang tidak bermakna.
Tabel 5. Contoh 10 kata pada pengujian pertama dengan banyak plaintext dan banyak kunci
23
Pengujian banyak plainteks satu kunci dan banyak kunci satu plainteks dengan
kata atau karakter yang berupa simbol tidak bermakna.
Tabel 6. Contoh 10 kata pada pengujian pertama dengan banyak plaintext dan banyak kunci
Pengujian banyak plainteks satu kunci dan banyak kunci satu plainteks dengan
karakter yang berupa symbol, huruf, dan angka yang tidak memiliki makna
Tabel 7. Contoh 10 kata pada pengujian pertama dengan banyak plaintext dan banyak kunci
Dalam setiap pengujian dengan 50 kata yang berbeda – beda diambil nilai rata
– rata error dan rata – rata korelasi untuk dibandingkan. Seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Nilai rata – rata error dan rata – rata korelasi
24
Dari Tabel 8 maka dibuat grafik untuk melihat perbandingan error dan korelasi
dari desain S-Box fleksibel menggunakan LFSR sebagai koefisien dan konstanta pada
fungsi linier. pengujian menggunakan banyak kunci dengan satu plainteks dan
menggunakan banyak plaintext dengan satu kunci. Berikut merupakan gambar –
gambar grafik perbandingan antara banyak plainteks satu kunci dan banyak kunci satu
plainteks:
Gambar 14. Grafik Error Banyak Plainteks satu Kunci
Gambar 15. Grafik Error Banyak kunci satu Plainteks
Berdasarkan grafik pada Gambar 15 dapat dilihat dengan jelas bahwa error
dengan banyak Kunci memiliki angka yang paling kecil terhadap error banyak
plainteks. Sedangkan grafik pada Gambar 14 menunjukkan error dengan angka yang
besar atau tidak mendekati 0.
25
Gambar 16. Grafik Korelasi Banyak Plainteks satu Kunci
Gambar 17. Grafik Korelasi Banyak kunci satu Plainteks
Sedangkan pengujian korelasi pada banyak plainteks satu kunci dan banyak
kunci satu plainteks menunjukkan grafik pada Gambar 16, korelasi yang memiliki
angka terkecil. Grafik pada Gambar 17 menunjukkan Korelasi fleksibel lebih
mendekati angka 0.
26
5. Simpulan
Dalam desain s-box fleksibel mengunakan LFSR sebagai koefisien dan
konstanta pada fungsi linier dibuat untuk melihat hasil yang baik dengan pengujian
statistik agar dapat ditentukan baik atau tidak aman desain tersebut untuk dipakai.
Dari pengujian yang telah dilakukan, yaitu yang pertama: dengan menggunakan
banyak plaintext digunakan 5 kali pengujian dengan 50 sampel kata. dan yang kedua:
dengan menggunakan banyak kunci juga digunakan 5 kali pengujian dengan 50 sampel
kata.
Dari pengujian tersebut memiliki hasil yang menunjukkan bahwa desain s-box
fleksibe mengunakan LFSR sebagai koefisien dan konstanta pada fungsi linier dengan
kondisi banyak plainteks dan satu kata kunci memiliki hasil kombinasi yang baik
karena menunjukkan bukti nilai error yang terkecil yaitu 0.943030112 dan korelasi
mendekati angka 0 (nol) yaitu -0.015237854. Dalam pengujian yang sama pada
kondisi banyak kata kunci dan satu plainteks memiliki hasil baik karena menunjukkan
bukti nilai error dan korelasi yang memiliki nilai baik karena dengan nilai error
terkecil yaitu 1.180163788 dan korelasi yang mendekati angka 0 (nol) yaitu
0.002773824.
6. Daftar Pustaka
[1] Munir, Rinaldi, 2006. Kriptografi, Bandung: Informatika
[2] Pallo, S. F., dan Wowor, A. D., 2018, Perbandingan S-Box Fungsi Linear Statis Dan
Fleksibel Berdasarkan Pengujian Statistik.
[3] Weyai, M. O., & Wowor, A. Danny., 2018, Analisis Dan Rekonstruksi Proses
Permutasi ( P-Box) Pada Kriptografi Block Cipher Dengan Skema Rotor.
[4] Liwandouw, V. B., & Wowor, A. D., 2010, Kombinasi Algoritma Rubik, Cpsrng Chaos,
Dan S-Box Fungsi Linier Dalam Perancangan Kriptografi Cipher Blok, Seminar
Nasional Sistem Informasi Indonesia (SESINDO) 208.
[5] Liwandouw, V. B., & Wowor, A. D., 2010, Desain Algoritma Berbasis Kubus Rubik
dalam Perancangan Kriptografi Simetris, Seminar Nasional Sistem Informasi
Indonesia (SESINDO).
[6] Triyogo, Anggun. 2013. Pengembangan Algoritma Enkripsi Dekripsi Berbasis LFSR
Menggunakan Polimomial Primitif.
[7] Sentot, Kromodimoeljo.2010. Teori dan Aplikasi Kriptografi, Jakarta: SPK IT
Consulting .