desain perancangan dan pemilihan pipa kapiler dan
TRANSCRIPT
1
Desain Perancangan dan Pemilihan Pipa Kapiler dan Evaporator,
Chiller dengan kompresor low temp. 3Hp
Danur Qahari (0906631111), Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia
A = Luas penampang pipa, m2
f = faktor gesekan
h = enthalphy, kJ/kg
hg = enthalpy uap jenuh, kJ/kg
hf = enthalpy cairan jenuh, kJ/kg
ΔL = panjang pipa, m
p = tekanan, Pa
Re = bilangan reynold = ⁄
v = volume spesifik, m3/kg
vf = volume spesifik cairan jenuh, m3/kg
vg = volume spesifik uap jenuh, m3/kg
V = kecepatan refrigerant, m/s
ṁ (ṁref)= refrigerant mass flow, kg/s
µ = viskositas,
µf = viskositas cairan jenuh,
µg = viskositas uap jenuh,
Q = Kapasitas Evaporator
ṁair = mass flow dari air
Cp,air = specific heat
Δtair = perbedaan temperature air dari masuk
evaporator dan keluar evaporator
Δh = perbedaan enthalphy pada saat masuk
evaporator dan keluar evaporator
U = overall koefisien heat transfer
A = luas penampang
LMTD = Log Mean Temperature Differn,
ΔTA = perbedaan temperature air dan
refrigerant pada saat keluar dari evaporator
ΔTB = perbedaan temperature air dan
refrigerant pada saat masuk ke evaporator
ri =resistansi fouling dalam pipa
rw =resistansi dinding pipa
Ao =luas permukaan luar pipa, m2
Ai =luas permukaan dalam pipa, m2
k =konduktifitas termal, W/m oC
d =ketebalan pipa , m
Do =diameter luar pipa, m
Di =diameter dalam pipa, m
ΔTo =beda temperatur sisi keluar dengan
temperatur masuk refrigeran
ho =film koefisien di luar pipa
hi =film koefisien di dalam pipa
ro =resistansi fouling luar pipa
Abstrak
Untuk memindahkan panas dari satu media ke media lain di perlukan suatu
mekanisme alat yang di sebut alat penukar kalor (heat exchanger). Panas ini kadang
menimbulkan masalah tertentu bagi beberapa perangkat kerja dalam perindustrian. Oleh
karena itu di butuhkan sistem perpindahan panas untuk memindahkan atau menyerap panas
yang tidak di inginkan dari perangkat kerja tersebut. Contohnya dalam penggunaan chiller
atau mini chiller untuk menyerap panas dari perangkat kerja yang memerlukan sistem
pendinginan untuk perangkat kerja tersebut. Chiller ini bekerja dengan prinsip mekanisme
refrigerasi atau pendinginan dengan menggunakan fluida penyerap panas (refrigeran) yang
menyerap panas melalui media alat perpindahan panas berupa evaporator. Refrigeran yang
digunakan banyak jenisnya, namun beberapa masih memberikan dampak yang buruk pada
lingkungan jika terjadi kebocoran. Refrigeran yang digunakan adalah jenis R134a atau R22
yang relatif lebih ramah lingkungan. Untuk memperoleh tingkat efisiensi yang maksimum
dalam proses perpindahan panas yang terjadi, diperlukan desain alat perpindahan panas yang
efektif untuk jenis penggunaan dan kapasitas panas yang ingin di serap.
Kata kunci : sistem pendingin, chiller, refrigeran, evaporator, kompresor, kondenser, katup
ekspansi
Latar Belakang
Dewasa ini, dalam dunia perindustrian maupun perkantoran, pengkondisian ruangan
ataupun pengkondisian perlengkapan dan peralatan kerja dari alat-alat kantor atau alat-alat
industri sangat dibutuhkan. Dimana di perlukannya sebuah alat yang dapat mengkondisikan
temperatur tersebut menjadi temperatur yang di harapkan. Peng-kondisian ini bertujuan untuk
menjaga temperatur dari peralatan kerja yang terus menghasilkan panas, agar peralatan kerja
Desain perancangan..., Danur Qahari, FT UI, 2013
2
ini tidak kelebihan panas dan dapat bekerja dengan performa yang stabil dan maksimal. Alat
untuk mengkondisikan temperatur ini adalah alat dengan prinsip kerja pendinginan
(refrigerasi), Chiller salah satunya.
Pengertian Refrigerasi
Pada umumnya refrigerasi adalah
suatu proses dimana pemindahan panas
terjadi, lebih spesifiknya refrigerasi
merupakan salah satu cabang dari ilmu
sains tentang menjaga dan mengatur
temperatur sebuah ruangan atau material
tetap dibawah atau lebih rendah
dibandingkan temperatur lingkungannya.
Mesin Refrigerasi
Mesin Refrigasi adalah peralatan
yang berfungsi untuk memindahkan panas
dari suatu tempat yang temperaturnya
lebih tinggi. Di dalam sistem pendinginan
untuk menjaga temperatur tetap rendah
memerlukan pembuangan kalor dari
produk pada temperatur rendah ke tempat
pembuangan kalor yang lebih rendah. .
Prinsip kerja mesin pendingin adalah
sebagai kerja kompresor dalam siklus
kompresi uap. Panas Q0 diserap di
evaporator melalui proses evaporasi cairan
refrigerant pada tekanan rendah p0, dan
berkorespondensi temperatur saturasi yang
rendah T0. Kemudian uap refrigerant yang
terevaporasi dikompresi sampai tekanan
tinggi pk dalam kompresor dengan
mengkonsumsi daya (kerja) W.
Gambar 1 Skematik Representasi dari
Refrigerasi
Tekanan setelah kompresi
berkorespondensi dengan temperatur
saturasi uap Tk yang lebih tinggi
dibandingkan temperatur lingkungan. Lalu
panas Qk dibuang melalui kondenser ke
lingkungan pada temperatur tinggi Tk.
Klasifikasi Mesin Refrigerasi
Mesin pendingin diklasifikasikan
berdasarkan sistem yang digunakan dalam
proses pendinginannya, yaitu sistem
ekspansi langsung dan sistem ekspansi
tidak langsung.
Sistem ekspansi langsung adalah
dimana proses pendinginan secara
langsung terjadi antara produk dan
refrigeran atau refrigerasi.
Sedangkan sistem ekspansi tidak
langsung adalah proses pendinginan yang
melalui media lain sebelum proses
pendinginan produk.
Salah satu contoh dari sistem
ekspansi langsung adalah Unit pendingin
ruangan (Split Air-Conditioning), karena
udara ruangan yang didinginkan
mengalami kontak langsung dengan bagian
dari mesin refrigerasi. Sedangkan contoh
dari sistem ekspansi tidak langsung adalah
Unit chiller plant, karena menggunakan air
atau media fluida untuk mendinginkan
produk lainnya.
Siklus Refrigerasi Carnot
Siklus Carnot yang ditemukan oleh
Sadi Carnot, mempunyai efisiensi tertinggi
dibandingkan dengan setiap siklus lainnya.
Siklus ini merupakan kebalikan dari mesin
kalor, dimana energi disalurkan dari
temperatur rendah menuju temperatur yang
lebih tinggi. Dengan kata lain siklus
refrigerasi membutuhkan kerja luar untuk
dapat bekerja.
Desain perancangan..., Danur Qahari, FT UI, 2013
3
Gambar 2 siklus refrigerasi carnot
Proses – proses yang membentuk siklus
Carnot adalah :
1 – 2 kompresi adiabatik
2 – 3 pelepasan panas isotermal
3 – 4 ekspansi adiabatik
4 – 1 penyerapan panas isotermal
Siklus Kompresi Uap
Siklus (daur) kompresi uap
merupakan siklus yang terbanyak
digunakan dalam sistem refrigerasi. Pada
siklus ini ditekan dan kemudian
diembunkan menjadi cairan, lalu
tekanannya diturunkan agar cairan tersebut
dapat menguap kembali.
Siklus refrigerasi kompresi
mengambil keuntungan dari kenyataan
bahwa fluida yang bertekanan tinggi pada
temperatur tertentu cenderung menjadi
lebih dingin jika dibiarkan mengembang.
Jika perubahan tekanan cukup tinggi, maka
gas yang ditekan akan menjadi lebih panas
daripada sumber dingin diluar (contoh
udara diluar) dan gas yang mengembang
akan menjadi lebih dingin daripada
temperatur dingin yang dikehendaki.
Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk
mendinginkan lingkungan bertemperatur
rendah dan membuang panas ke
lingkungan yang bertemperatur tinggi.
Gambar 3 siklus kompresi uap
Desain perancangan..., Danur Qahari, FT UI, 2013
4
Siklus refrigerasi ditunjukkan dalam
Gambar 3 dapat dibagi menjadi tahapan-
tahapan berikut:
Proses – proses yang membentuk siklus ini
adalah :
1 – 2 kompresi adiabatik dan reversibel,
dari uap jenuh menuju tekanan
kondenser. Superheated gas
bertekanan tinggi lewat dari
kompresor menuju kondenser.
2 – 3 pelepasan kalor reversibel pada
tekanan konstan, menyebabkan
penurunan panas lanjut
(desuperheating) dan pengembunan
refrigeran.
3 – 4 ekspansi tidak reversibel pada
entalpi konstan, dan cairan jenuh
menuju tekanan evaporator
4 – 1 penambahan kalor reversibel pada
tekanan tetap, yang menyebabkan
penguapan menuju uap jenuh..
Siklus Kompresi Uap Aktual
Siklus ini mengalami pengurangan
efisiensi dibanding dengan siklus standar.
Perbedaan penting antara siklus nyata
dengan siklus standar terletak pada
penurunan tekanan di dalam kondenser
dan evaporator, dalam subcooling cairan
yang meninggalkan kondenser, dan dalam
pemanasan lanjut uap yang meninggalkan
evaporator. Siklus standar dianggap tidak
mengalami penurunan tekanan pada
kondenser dan evaporator. Tetapi pada
siklus nyata, terjadi penurunan tekanan
karena adanya gesekan dan lengkungan
atau belokan pipa. Akibat dari penurunan
tekanan ini, kompresi pada titik 1 dan 2
memerlukan lebih banyak kerja dibanding
dengan siklus ideal
Bahan Pendingin (Refrigeran)
Bahan pendingin atau refrigeran
adalah suatu zat yang mudah diubah
wujudnya dari gas menjadi cair atau
sebaliknya. Untuk dapat terjadinya suatu
proses pendinginan diperlukan suatu bahan
pendingin atau refrigeran yang digunakan
untuk mengambil panas dari sistem
melalui evaporator dan membuangnya
melalui kondenser.
.
Gambar 4 T-s diagram siklus kompresi uap
aktual
Terdapat berbagai jenis refrigeran
yang digunakan dalam sistem kompresi
uap. Temperatur refrigerasi yang
dibutuhkan sangat menentukan dalam
pemilihan fluida refrigeran. Refrigeran
yang umum digunakan adalah yang
termasuk kedalam keluarga chlorinated
fluorocarbons.
Bahan pendingin (refrigeran)
banyak sekali macamnya, tetapi tidak
satupun yang dapat dipakai untuk semua
keperluan pendinginan.
Bagian - Bagian Mesin Refrigerasi
Bagian – bagian mesin refrigerasi
terdiri dari evaporator, kompresor,
kondenser, katup ekspansi atau alat
throttling. Bagian – bagian ini saling
berkorespondensi satu sama lainnya. Jadi,
jika salah satu bagian dari mesin
refrigerasi ini tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, system refrigerasi tidak akan
bekerja secara optimal.
Kompresor
Kompresor merupakan bagian
terpenting dalam mesin refrigerasi, karena
kompresor yang menggerakkan seluruh
bagian dalam mesin refrigerasi. Pada
kompresor kerja dari luar di berikan,
Desain perancangan..., Danur Qahari, FT UI, 2013
5
dalam hal ini adalah daya listrik untuk
menggerakkan motor kompresor. Tanpa
adanya daya dari luar, bisa dikatakan
mustahil untuk memindahkan panas dari
tempat dengan temperatur lebih rendah ke
tempat temperatur lingkungan. Kompresor
ini akan memompa fluida refrigeran agar
tetap bersirkulasi di dalam siklus sistem.
Kompresor berfungsi menaikkan tekanan
dari uap refrigeran sebelum memasuki
bagian kondenser untuk mengurangi
penurunan tekanan berlebih dalam pipa
kondenser. Kompresor ini dibedakan
berdasarkan perpindahannya, yaitu
perpindahan positif dan sentrifugal.
dalam tulisan ini di gunakan kompresor
jenis scrol dengan spesifikasi sebagai
berikut : Daya : 3 Hp (untuk
refrigerant jenis R134a)
Tipe kompresor : Copeland ZF13K4E –
TFD ; Refrigeran : R134a
Spesifikasi :
Power Input :2.18 kW
Pressure range :0.02 (min) – 28 bar (max)
2 – 2800 kPa
Evaporating temp. range :(-40o) –5
o C
Condensing temp. range :25o – 60
o C
Mass flow rate :0.067 kg/s
Kondenser
Kondenser digunakan untuk
membuang energi panas yang ditambahkan
ke refrigeran selama kompresi dan energi
panas yang diserap dalam evaporator.
Energi panas ini biasanya dibuang melalui
media air atau udara. Jumlah energi panas
yang ditambahkan ke refrigeran selama
kompresi tergantung pada daya kompresor
dan menjadi bagian penting dari beban
kondenser untuk sistem dengan temperatur
rendah. Jenis-jenis air-cooled kondenser
termasuk shell-and-tube, shell-dan-coil,
tabung-dalam-tabung, dan dibrazing-plate.
kondenser Shell-dan-coil
Alat Ekspansi / Throttling
Alat ekspansi adalah
elemen dasar yang terakhir dalam siklus
refrigerasi uap. Seteleh kompresor,
kondenser, dan evaporator.
Gambar 5 kondenser shel and tube
Alat ekspansi ini memiliki dua kegunaan,
yaitu menurunkan tekanan dan temperatur
refrigeran cair dan mengatur aliran
refrigeran ke evaporator. Jenis-jenis umum
dari alat ekspansi adalah jens pipa kapiler,
katup ekspansi, katup apung. Lima jenis
perangkat ekspansi dapat ditemukan dalam
sistem pendingin:
(1) katup termostatik ekspansi,
(2) katup ekspansi elektronik,
(3)-tekanan konstan katup ekspansi,
(4) pipa kapiler, dan
(5) restrictors tabung pendek
Pemilihan pipa kapiler
Perancangan suatu unit sistem
refrigerasi baru yang menggunakan pipa
kapiler harus memilih diameter dan
panjang pipa yang sesuai, sehingga
kompresor dan pipa kapiler mempunyai
suatu titik keseimbangan pada suhu
evaporator yang diinginkan.
Perhitungan analisis penurunan
tekanan di dalam pipa kapiler
Gambar 6 titik penambahan panjang pipa kapiler
Persamaan yang digunakan adalah dari
persamaan konservasi massa, konservasi
energi, dan konservasi momentum.
Persamaan konservasi massa merumuskan
bahwa
Desain perancangan..., Danur Qahari, FT UI, 2013
6
ṁ
Dan w/A bernilai konstan untuk
keseluruhan panjang pipa kapiler
Rumusan tentang konservasi energi adalah
Dengan anggapan bahwa perpindahan
kalor ke dalam dan ke luar pipa diabaikan.
Persamaan konversi energi ini digunakan
untuk mendapatkan fraksi uap dalam
campuran.
Pada saat refrigran mengalir
melalui pipa kapiler, tekanan dan suhu
jenuhnya turun secara bertahap, dan fraksi
uap naik secara kontinu di setiap titik.
Dengan kecepatan rata-rata sebagai
berikut.
Persamaan untuk faktor gesekan f adalah
Viskositas untuk refrigerant dua-
fasa pada suatu posisi tertentu di dalam
pipa adalah fungsi dari fraksi uap,
Dengan faktor gesekan rata-rata sebagai
berikut.
Perhitungan pertambahan panjang pipa
Perhitungan panjang ini dilakukan
untuk menentukan panjang ruas ipa kapiler
untuk menurunkan temperatur refrigeran
hingga mencapi temperatur tertentu yang
diinginkan.
Dengan menggabungkan persamaan
kontinuitas dan persamaan energi
(
)
Dengan mensubtitusikan persamaan
( )
[ ( ) ]
(ṁ
)
Nilai bisa kita cari dengan menggunakan
penyelesaian persamaan kuadrat
√
Dengan :
( )
(
ṁ
)
( ) (
) (ṁ
)
( ) (ṁ
)
Evaporator
Evaporator merupakan alat penukar
kalor, dalam sistem refrigerasi evaporator
sebagai alat penyerap panas dari ruangan
atau cairan yang akan didinginkan. Dalam
evaporator terjadi penguapan fluida
refrigeran karena panas yang diserap dari
ruangan yang didinginkan.
Kapasitas Evaporator
Untuk mencari kapasitas
evaporator dengan persamaan-persamaan
sebagai berikut
Q = ṁair Cp,air Δtair
Q = ṁref x (Δh)
Q = U x A x LMTD
(
)
Perpindahan Panas dalam Pipa
Evaporator
Koefisien perpindahan panas
menyeluruh dapat di hitung dengan
persamaan
[(
) (
)
(
)]
Nilai rw untuk jenis bare tube :
* (
)+
Untuk nilai h
(1)(1)
(2)(1)
(3)(1)
(4)
(1)
(5)(1)
(6)(1)
(7)(1)
(8)(1)
(9)(1)
(10)(1)
(11)(1)
(12)(1)
(13)(1)
(14)(1)
(16) (17)
(19)(1)
(20)(3)
(21)(3)
(18)
Desain perancangan..., Danur Qahari, FT UI, 2013
7
[
( )
] [
]
Untuk perhitungan atau film koefisien
luar pipa atau film koefisien sisi produk
(air), properti dari air berdasarkan nilai
METD.
Perhitungan Panjang Pipa Kapiler
Pipa kapiler (temperatur kondensasi
39 )
Data Properties R134a pada
temperatur 390 dan 38
0 C
no. Temp
P
(kPa)
μf
Pa.s
μg
Pa.s
1 39 989.6 163.52 12.323
2 38 963.15 165.61 12.275
vf
(m³/kg)
vg
(m³/kg)
hf
(kJ/kg )
hg
(kJ/kg )
0.000869 0.020541 254.92 418.99
0.000866 0.021135 253.43 418.55
dengan rumus konversi massa, didapatkan
nilai V1 yaitu , ṁ
Friksi yang terjadi pada titik 1
f1 = 0.018938
Untuk mencari nilai fraksi uap refrigerant
dalam pipa, digunakan persamaan (10),
didapat nilai Dengan didpatnya nilai pertama, untuk
nilai dan V di titik ke 2 dapat di
cari dengan menggunakan persamaan (3),
(4), dan (7) didapat nilai
Dengan begitu nilai , dan
sehingga nilai dan
nilai
Dengan didapatnya nilai-nilai di atas,
untuk mencari nilai penambahan panjang
pipa kapiler, digunakan persamaan
* (ṁ
)+
(
)
Penerusan perhitungan penambahan
panjang ruas-ruas selanjutnya, kondisi
pada titik 2 yang baru saja di hitung adalah
kondisi masuk pada ruas selanjutnya, yang
berisikan refrigeran dengan temperatur
yang sudah turun menjadi 38 . Panjang
kumulatif yang didapat untuk menurunkan
temperatur refrigerant hingga (-5) ,.
Tabel panjang pipa kapiler (Tc\Te)
no -5 oC -4
oC -3
oC -2
oC -1
oC 0
oC 1
oC
1 37 oC 14.937 m 14.936 m 14.933 m 14.928 m 14.919 m 14.908m 14.894 m
2 38 oC 15.569 m 15.569 m 15.566 m 15.561 m 15.553 m 15.543m 15.529 m
3 39 oC 16.215 m 16.215 m 16.212 m 16.208 m 16.201 m 16.191m 16.178 m
Perhitungan Kapasitas Beban
Evaporator
Ukuran pipa yang akan di gunakan
adalah pipa dengan diameter luar sebesar
½ “. dan dengan tebal 0.032 “.
Penentuan temperatur produk (water
chilled) yang ingin dicapai yaitu : 0.1, 1, 2,
3, 4, 5, dan 6 oC Dan dengan temperatur
refrigeran masuk ke evaporator –5, 4, -3, -
2, -1, 0, dan 1o C
Temperatur efektif air adalah 11oC.
Penurunan tekanan 0.3 bar 30 kPa. Beda
temperatur superheated 2oC. Debit air
5ltr/s, Jumlah baris pipa 84 baris Jenis
evaporator bare tube, oval trombone coil
(22)(2)
(23)(2)
(24)(2)
(25)(3)
(15)(1)
Desain perancangan..., Danur Qahari, FT UI, 2013
8
Perhitungan beban Evaporator (Watt)
( )
= 0.0669 kg/s
Table perhitungan kapasitas evaporator
No T1 oC T2
oC Qe kW
1 -5 -3 9.8
2 -4 -2 9.9
3 -3 -1 9.9
4 -2 0 9.9
5 -1 1 9.9
6 0 2 10
7 1 3 10.
Grafik dan Analisis
Dari grafik dari perbandingan
antara temperatur kondensasi dengan
panjang pipa kapiler terlihat bahwa
semakin tinggi temperatur kondensasi
maka semakin pendek, panjang dari pipa
kapiler yang di butuhkan. Sedangkan dari
temperatur masuk evaporator di setiap
temperatur kondensasinya hanya berbeda
0.1 mm hingga 14 mm. Dengan besar laju
alir massa yang mengalir dalam sistem
sebesar 0.0669 kg/s, maka dibutuhkan
diameter pipa kapiler yang lebih besar dari
3/16 inchi. Kebutuhan diameter pipa
kapiler yang semakin besar berbanding
lurus dengan besarnya laju alir massa
refrigeran yang mengalir di dalam sistem.
Hasil perhitungan panjang pipa
kapiler untuk menurunkan temperatur
refrigeran hingga temperatur rendah
membutuhkan pipa kapiler yang cukup
panjang. Hal ini terjadi karena properties
dari refrigeran R134a yang memiliki
viskositas, tekanan saturasi, volume
spesifik dan properties lainnya yang relatif
lebih kecil dibandingkan dengan jenis
refrigeran lainnya seperti R22, R404, dan
R701 yang biasa digunakan untuk sistem
refrigerasi dengan temperatur rendah (low
temp refrigeration). Dalam perhitungan
14,814,9
1515,115,215,315,415,515,615,715,815,9
1616,116,216,3
37 38 39
pan
jan
g p
ipa
(m)
temperatur kondensasi
panjang pipa kapiler terhadap temperatur kondesasi
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Desain perancangan..., Danur Qahari, FT UI, 2013
9
untuk penambahan panjang pipa kapiler di
setiap titiknya harus bernilai positif, jika
hasil perhitungan untuk penambahan
panjang pipa kapiler di titik akhir bernilai
negatif, maka perhitungan panjang
kumulatif yang di pakai adalah total
penambahan panjang yang bernilai positif
saja. Penambahan panjang yang bernilai
negatif ini dikarenakan aliran yang
tercerat, atau kecepatan yang sudah
memasuki jenis kecepatan sonic.
Untuk penggunaan pipa kapiler
dengan diameter ¼“, maksimum temp.
terendah yang bisa di capai dengan laju
alir massa fluida refrigeran 0.0669 kg/s,
hanya sampai temperatur -5 oC (minus 5
derajat selsius). Karena ketika temperatur
mencapai -5.5 oC, hasil perhitungan
penambahan panjang pipa kapiler sudah
berharga negatif yang artinya kecepatan
aliran fluida refrigeran sudah memasuki
kecepatan sonic.
Hasil perhitungan panjang pipa
kapiler untuk temperatur kondensasi 39 oC
dan diturunkan temperaturnya hingga
mencapai -5 oC dibutuhkan panjang pipa
kapiler sepanjang 16.215 m.
.
Grafik di atas merupakan grafik
yang terbentuk dari perbandingan panjang
pipa evaporator dengan temperatur outlet
produk (chilled water) dengan temperatur
masuk yang sama, 11 oC. Temperatur
masuk sebesar 11 oC ini merupakan
temperatur efektif yang masuk ke dalam
evaporator (temperatur steady). Dengan
temperatur refrigeran yang bervariasi dari -
5 oC s.d. 1
oC. Dari grafik di atas terlihat
bahwa semakin tinggi temperatur
refrigeran yang masuk ke dalam pipa
evaporator maka panjang yang dibutuhkan
untuk mendinginkan air hingga mencapai
temperatur 0.1 oC semakin panjang,
bahkan nilai yang didapat dari perhitungan
mencapai nilai 2171353.4423 m atau
setara dengan 2141.3 km. Sebuah nilai
yang terlalu besar sekali untuk digunakan
dalam desain alat evaporasi. Dalam
perhitungan ini digunakan perhitungan
untuk tipe evaporator bare tube (pipa
telanjang) dengan bentuk oval trombone
coil atau pipa melingkar tanpa sirip.
Kapasitas evaporator yang di pakai
adalah kapasitas nominal dari evaporator
dengan temperatur refrigeran masuk ke
dalam evaporator mulai dari -5 oC s.d 1
oC.
Kapasitas evaporator dengan temperatur
superheated 2 oC lebih besar dari
temperatur masuk. Kapasitas nominal
evaporator adalah rerata dari nilai
0
50
100
150
200
250
300
350
6 5 4 3 2 1 0,1
Pan
jan
g to
tal p
ipa
eva
po
rato
r (m
)
temperatur outlet produk evaporator (oC)
Panjang Pipa Evaporator Vs Temp. Chilled Water
Te (-5°C)
Te (-4°C)
Te (-3°C)
Te (-2°C)
Te (-1°C)
Te (0°C)
Te (1°C)
Desain perancangan..., Danur Qahari, FT UI, 2013
10
kapasitas yang di dapat, yaitu sebesar
9.925 kW untuk laju alir massa refrigeran
sebesar 0.0669 kg/s. Nilai kapasitas ini di
gunakan untuk menghitung luasan
permukaan pertukaran panas yang di
perlukan untuk mendinginkan air hingga
mencapai temperatur yang di inginkan.
Hasil yang di dapat dari
perhitungan menunjukkan bahwa
temperatur produk (chilled water) yang
semakin rendah atau beda temperatur ΔTo
(beda temperatur refrigeran masuk dengan
temperatur produk) yang semakin rendah
menyebabkan dibutuhkannya luasan
permukaan perpindahan panas yang lebih
besar. ΔTo berbanding terbalik dengan A.
Dengan temperatur masuk steady yang
sama. Hal ini karena semakin rendah
temperatur produk, maka kalor yang harus
di ambil dari media semakin besar. Untuk
mencapai temperatur chilled water 6 oC
dibutuhkan luasan permukaan sebesar
3.5852 m2 dengan temperatur refrigeran
masuk -5 oC. dengan luasan permukaan
yang didapat, kita juga mendapatkan
panjang total dari pipa evaporator yang di
butuhkan untuk mendinginkan air hingga
mencapai temperatur 6 oC, yaitu sepanjang
89.858 m. Kemudian panjang total tersebut
di bagi dengan jumlah baris yang akan di
buat, sebanyak 60 baris. Maka di dapatlah
panjang pipa dalam evaporator sebesar
1.498 m. karena jenis evaporator yang
akan di rencanakan adalah dengan jenis
bare tube - oval trombone coil, pipa tanpa
sirip yang melingkar, diameter lingkaran
evaporator yang terbentuk dari panjang
pipa dalam evaporator 1.498 m adalah
sebesar 0.48 m ≈ 48 cm.
Dari hasil panjang evaporator dan
diameter evaporator yang didapat, nilai
yang paling kecil untuk mendinginkan air
hingga mencapai temperatur 0.1 oC adalah
dengan menggunakan temperature
refrigerant masuk -5 oC. Dengan
temperatur evaporator -5 oC, untuk
mendinginkan air 11 oC menjadi 0.1
oC,
dibutuhkan luasan permukaan perpindahan
panas sebesar 5.116 m2, panjang pipa
evaporator 128.21 m.
Dari panjang total pipa evaporator,
dengan menggunakan 60 baris pipa, di
dapat panjang pipa evaporator tiap
barisnya sebesar 2.137 m dan diameter
lingkaran pipa evaporator sebesar 0.68 m.
KESIMPULAN
Dari metode yang telah di lakukan
untuk mendesain panjang pipa kapiler dan
Evaporator untuk Chiller plant dengan
kompresor Copeland ZF13K4E – TFD,
diperoleh power input untuk refrigerant
tipe R134a sebesar 2.18 kW. Berdasarkan
hasil yang telah di dapat dari perhitungan –
perhitungan dapat di ambil kesimpulan
bahwa :
1. Panjang pipa kapiler yang di
butuhkan untuk menurunkan
temperatur dan tekanan hingga
mencapai titik tertentu, bergantung
dari temperatur kondensasi, nilai
kapasitas Evaporasi yang di desain
dan kerja input yang di gunakan
dalam sistem.
2. Semakin besar kapasitas Evaporasi
dan kerja input kompresor dalam
sistem, maka laju alir massa yang
mengalir dalam sistem juga
semakin besar. Sedangkan semakin
tinggi temperatur kondensasi, maka
semakin panjang pipa kapiler yang
di butuhkan, serta temperatur
masuk evaporator yang diharapkan
rendah, tidak tercapai.
3. Nilai laju alir massa yang
bertambah besar menyebabkan
panjang yang dibutuhkan untuk
menurunkan temperatur
kondensasi, hingga mencapai
temperatur yang di harapkan
menjadi semakin panjang dan nilai
hasil penambahan panjang bernilai
negatif.
4. Panjang pipa kapiler yang
dibutuhkan untuk menurunkan
temperatur kondensasi 39 oC
menjadi -5 oC adalah sepanjang
16.22 m.
Desain perancangan..., Danur Qahari, FT UI, 2013
11
5. Dari temperatur masuk evaporator,
temperatur -5oC adalah yang paling
efektif untuk menurunkan
temperature air dari 11oC hingga
menjadi 0.1 oC
6. Dengan temperatur evaporator -5 oC, untuk mendinginkan air 11
oC
men-jadi 0.1 oC, dibutuhkan luasan
permukaan perpindahan panas
sebesar 5.116 m2, panjang pipa
evaporator 128.21 m.
7. Dari panjang total pipa evaporator,
dengan menggunakan 60 baris
pipa, di dapat panjang pipa
evaporator tiap barisnya sebesar
2.14. Isolasi yang di perlukan agar
panas dari ruangan plant tidak
banyak merambat masuk ke dalam
ruangan tabung evaporator,
minimum setebal 1.5 mm dengan
menggunakan polyurethane foam
sebagai bahan isolasi.
8. Nilai temperatur produk yang di
ambil adalah nilai temperatur yang
terrendah dari , karena kapasitas
yang terbesar.
Saran
1. Dalam perhitungan panjang pipa
kapiler setidaknya diperhatikan
beberapa kriteria dari kompresor
yang akan di gunakan.
2. Pemilihan diameter pipa di
sesuaikan dengan hasil perhitungan
dan target temperatur yang ingin di
capai
3. Panjang pipa evaporator yang di
dapat bisa di jadikan bentuk lain
yang tentunya harus di
pertimbangkan faktor – faktor yang
akan berpengaruh dalam desain itu
sendiri, misalnya faktor gesekan,
penurunan tekanan akibat gesekan,
faktor lingkungan tempat desain
akan di operasikan.
4. Jika pipa kapiler terlalu panjang,
dapat memilih alternatif lain
dengan menggunakan katup
ekspansi termostatik atau
elektronik. Tentu dengan pemilihan
spesifikasi yang tepat.
5. Dalam perakitan komponen-
komponen mesin refrigerasi harus
diperhatikan kriteria – kriteria dari
masing masing komponen. Agar
sistem yang terbentuk dapat
bekerja dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
(1) Wilbert F.Stoecker, Jerold W. Jones, “Refrigerasi dan Pengkondisian Udara”, terj.
Supratman Hara, ed. Ke-2.
(2) Arora, C.P. Refrigerating and Air Conditioning. Tata McGraw Hill
(3) Standards of The Heat Exchanger Manufactures Association, TEMA. Edisi ke 9
(4) Wang S.K. : Handbook of Air Conditioning and Refrigeration, McGraw-Hill,Inc
(5) Mechanical Engineer’s Handbook: Energy and Power, Volume 4, Edisi ke 3. John
Willey & Sons.Inc
(6) Macintire, H.J.& F.N. Hutchinson. Refrigerating Engineering.
(7) Thome, John R. prof. Engineering Data Book III. Wolferine Tube,inc
(8) Kavanaugh, Stephen P. HVAC Simplified. ASHRAE. Inc
(9) Copeland Product Guide
(10) Copeland ScrollTM Wholesaler Product Guide. Form no. 2000 – 46W R1(10/06)
(11) Copeland Scroll Compressors, EmersonTM Climate Technologies.
(12) NIST Refrigerant Properties
Desain perancangan..., Danur Qahari, FT UI, 2013